• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan. Beberapa kesimpulan yang menjadi perhatian dari penelitian ini disusun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kesimpulan. Beberapa kesimpulan yang menjadi perhatian dari penelitian ini disusun"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang menjadi perhatian dari penelitian ini disusun

dalarn rangkaian berikut ini:

(1) Karakteristik Personal:

Sernua peternak, baik peternak ayarn buras maupun ayam broiler,

rata-rata berumur lebih dari 40 tahun pada semua skala usaha. Rataan

umur peternak ayarn buras skala usaha kecil berbeda nyata dengan skala

usaha besar, sedangkan peternak ayarn broiler tidak mengindikasikan

demikian. Walaupun demikian, garnbaran hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa bisnis peternakan baik broiler maupun ayam buras

belum mampu menarik lebih banyak rninat kelompok usia muda terjun

dalam bisnis ini.

Tingkat pendidikan peternak ayam buras umumnya lulus SD dan

minimal lulus SLTA bagi petemak ayam broiler. Ada indikasi pada peter-

nak ayam broiler bahwa skala usaha yang semakin tinggi dikelola oleh

peternak dengan pendidikan yang lebih tinggi pula. Hasil uji Mann

Whitney menunjukkan bahwa pendidikan dapat dijadikan pembeda skala

usaha, baik pada ayam buras rnaupun broiler. Oleh karena itu, dapat

ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan ayam dengan skala semakin besar

membutuhkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang lebih tinggi

yang umumnya dimiliki oleh orang yang memiliki pendidikan yang makin

(2)

sistem agribisnis, maka ada kecenderungan bahwa dalam sistem

agribisnis dibutuhkan peternak-peternak generasi baru yang mernbutuh-

kan pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar minimum agar bisnisnya

dapat dikelola dengan baik.

Keragaman latar belakang pendidikan peternak ayam

rnenunjukkan bahwa pengelolaan ayam sangat fleksibel, relatif lebih

mudah serta rnemberikan prospek yang menarik. Karena itu, usaha

ternak ayam sudah rnulai dirninati oleh lulusan perguruan tinggi, yaitu

sekitar 17 persen pada peternak ayam buras dan mencapai 30 persen

pada peternak ayarn broiler.

Peningkatan skala usaha ayam buras febih disebabkan oleh makin

terampilnya peternak dan masuknya peternak baru yang karena sesuatu

alasan mengembangkan ayam buras, sedangkan pada skala usaha ayam

broiler lebih disebabkan oleh peningkatan keterampilan teknis dan mana-

jemen peternaknya. Keberhasilan mengatasi masalah on fann dan off

firm menjadi alasan peternak ayam broiler untuk mengembangkan

usahanya.

Pekejaan pokok peternak ayam buras masih sebagai petani dan

beternak ayam buras merupakan pekejaan tambahan. Di lain pihak,

beternak broiler merupakan pekejaan pokok, walaupun ada beberapa

peternak skala kurang dari 5000 ekor yang pekejaan pokoknya masih

bertani. Sernakin besar skala usahanya, ada indikasi sernakin kuat adanya

peralihan beternak ayarn buras dan broiler menjadi pekejaan pokok,

namun secara statistik tidak menunjukkan indikasi tersebut.

Penghasilan peternak ayam buras berkisar antara Rp. 150.000,-

(3)

berkisar antara Rp. 250.000,- sarnpai Rp. 750.000,-. Pada peternak ayam

buras dan ayam broiler ada indikasi sernakin besarnya skala usaha,

sernakin besar pula pendapatan rata-rata setiap bulannya, walaupun

peningkatan di ayam buras masih lebih rendah dibanding d i ayam broiler.

Bahkan, uji statistik (Mann-Whitney, a0.05) rnenunjukkan bahwa

penghasilan rata-rata perbulan dapat rnenjelaskan perbedaan skala

usaha, baik skala usah ayam buras rnaupun skala usaha brolier.

Perilaku Kornunikasi:

Radio dan televisi merupakan media yang disukai oleh peternak

ayam buras dan ayam broiler, namun rnasih pada taraf sebagai hiburan

bagi peternak ayarn buras dan sudah rnenjadi surnber inforrnasi bagi

peternak ayam broiler. Untuk rnernperoleh informasi peternakan, peter-

nak ayam broiler mernanfaatkan jaringan komunikasi interpersonal

dengan ternan sesama peternak, dengan PPL/KCD dan melalui buku

peternakan. Ketergantungan pada PPL/KCD dalarn memperoleh inforrnasi

peternakan ini terutarna bagi peternak ayam broiler skala kecil. Uji Mann-

Whitney menunjukkan bahwa keterdedahan peternak terhadap media

komunikasi sernakin tinggi dengan sernakin tingginya skala usaha, baik

itu peternak ayam buras maupun ayarn broiler, namun cenderung

sernakin kecil keterdedahan pada PPL/KCD.

Ujin Mann-Whitney juga rnenunjukkan bahwa sernakin tinggi

sekata usaha ternak ayam buras, sernakin besar pula keterlibatan

peternaknya dalam kegiatan sosial. Namun, peternak ayam broiler tidak

begitu besar aktivitasnya dalarn kelornpok, terutama dalam kelompok

(4)

Topik-topik pembicaraan antar sesama peternak dan PPUKCD

yang disukai peternak ayam buras adalah topik kesehatan, terutama bagi

peternak dengan skala kurang dari 25 ekor dan beralih ke topik pakan

dan pernasaran untuk peternak dengan skala di atasnya. Ketiga topik

tersebut juga rnerupakan topik pembicaraan sesama peternak ayam broil-

er, bahkan semakin tinggi intensitasnya dengan sernakin besar skala

usahanya. Topik pengembangan usaha masih rnerupakan topik yang

belurn begitu diminati oleh peternak ayam buras untuk didiskusikan,

sedangkan peternak ayam broiler sudah rnendiskusikannya dengan inten-

sitas yang lebih besar dengan meningkatnya skala usaha.

PPIJKCD masih besar perannya dalam pengembangan peternakan

ayam buras dan broiler. Sernua peternak merasa yakin bahwa

penyuluhan yang disarnpaikan PPIJKCD membenkan darnpak pada

keuntungan usahanya, pada perubahan tata nilai dalarn beternaknya, dan pada pernbuktian hasilnya.

Perilaku Wirausaha:

Beternak ayam buras mulai beralih tujuannya untuk rnenarnbah

penghasilan, sedangkan beternak ayam broiler justru sudah bertujuan

untuk usaha rnandiri. Sernakin besar skala usaha ternak, baik buras

rnaupun broiler, tujuan usahanya sernakin rnengarah pada beningkatan

pendapatan total keluarga.

Ada indikasi bahwa semakin tinggi skala usaha ternak, baik buras

rnaupun broiler, rnaka semakin besar pula alokasi keuntungannya untuk

rnemperbesar usaha dan jiwa wirausahanya (berdasarkan uji t-student,

(5)

bawah 25 persen, dan peternak ayam broiler berkisar antara 25-50

persen untuk penyambung usahanya.

Peternak ayarn buras skala usaha kurang dari 25 ekor, rnengalarni

kegagalan disebabkan kurangnya pengetahuan dan serangan penyakit.

Namun semakin tinggi skala usahanya, kegagalan tersebut lebih dise-

babkan oleh adanya fluktuasi harga jual ayarn hidup dan harga makanan.

Fluktuasi harga makanan ini, rnenyebabkan peternak ayam broiler di

sernua skala usaha mengalami kegagalan atau rnerugi.

Pengalaman dan pengetahuan dijadikan alasan keberhasilan

beternak ayam buras oleh peternak skala kurang dari 25 ekor dan

stabilitas harga, perencanaan, dan pengelolaan yang baik rnenjadi alasan

peternak skala usaha di atasnya. Faktor-faktor tersebut rnerupakan faktor

yang mendukung keberhasilan peternak broiler d i semua skala usaha.

Dengan demikian, jiwa wirausaha peternak ayam buras sernakin besar

dengan semakin besarnya skala usaha.

(4) Hubungan Faktor-faktor Perilaku kornunikasi, Faktor-faktor dalam Fungsi

Agribisnis dengan Perilaku Wirausaha:

Perilaku berwirausaha peternak ayam buras dan ayam broiler

dipengaruhi oleh perilaku kornunikasi peternak, yaitu dalam ha1 pernilikan

media komunikasi, partisipasi- sosial, keterdedahan media rnassa, kontak

antar sesama peternak, aktivitas peternak dalarn kelornpok, dan kontak

dengan penyuluh pada taraf yang berbeda.

Selain itu, juga dipengaruhi oleh karakteristik peternak, seperti

urnur peternak, tanggungan keluarga, lama beternak, pendidikan dan

(6)

Perilaku berwirausaha peternak dibentuk dari tiga aspek, yaitu

pengetahuan berwirausaha, sikap mental berwirausaha, dan keterarnpilan

berwirausaha. Perilaku berwirausaha peternak ayam buras skala

menengah dan peternak ayam broiler skala kecil lebih dominan

dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan faktor sikap mental

berwirausahanya, sedangkan peternak ayam broiler skala besar lebih

dominan dipengaruhi oleh keterampilannya.

Perilaku berwirausaha dipengaruhi oleh fungsi agribisnis, baik itu

pada tingkat off-firm hulu, on-fann dan off-fam hitir. Variabel

berpengaruh di off-farm hulu adalah luas kandang dan luas lahan.

Variabel on-hrm adalah rutinitas vaksinasi, pencatatan atau recording,

dan umur panen ayam, sedangkan o f f - h m hilir adatah bobot jual dan

selang menjual.

( 5 ) Model Penyuluhan Peternakan Ayam Menuju Sistem Agribisnis

Peternakan Ayam yang Tangguh:

Penyuluhan tidak lagi berorientasi pada produksi semata, tetapi

-

lebih kepada orientasi bisnis yang menempatkan faktor perilaku kewirau-

sahaan sebagai penggerak dan penentu keberhasitan usaha, terutarna

dengan perubahan paradigrna pertanian ke agribisnis.

Sistern penyuluhan pada peternak ayam buras skala kecil rnene-

kankan pada model individual rnetalui komunikasi interpersonal dengan

tingkat penekanan dan dorongan yang intensif pada level tertentu, pada

peternak ayam buras skala rnenengah lebih dominan pada aspek

ekonomis. KeLompok peternak ayam buras berskala makin besar

(7)

lengkap berdasarkan sistem agribisnis ayarn buras yang keseluruhan

aspek dalarn sistem agribisnis dibutuhkan oleh mereka secara seirnbang.

Model penyuluhan pada peternak ayam broiler skala kecil hingga

rnenegah hampir mirip dengan penyuluhan pada peternak ayarn buras

skala besar, karena ciri peternak dan perilaku kornunikasinya hampir

sama. Peternak ayarn broiler skala besar tidak memerlukan penyuluhan

jika model penyuluhan dan penyuluhnya masih seperti saat ini, tetapi

mereka rnasih rnemerlukan konsultan yang merniliki kapasitas tertentu

yang sebenarnya bertindak sebagai penyuluh juga.

Saran

Secara urnum disarankan ada perbaikan model penyuluhan peternakan,

terutama penyuluhan bagi petemak broiler dan ayam buras terutama sejak

dikernbangkannya paradigma agribisnis. Secara khusus di-sarankan sebagai

berikut :

(1) Harus ada perbedaan sistern penyuluhan yang didasarkan pada sistem pertanian dengan sistem penyuluhan yang diarahkan untuk menunjang

agribisnis. Pada agribisnis ayarn, model penyuluhannya harus mern-

perhatikan jenis ternak dan skala usaha ternaknya, serta karakter dan

perilaku kornunikasi peternaknya. .

(2) Penyuluhan direkomendasikan mengalami perubahan orientasi, sejalan

dengan perubahan pertanian ke agribisnis, sehingga orientasi penyuluhan

juga pada agribisnis dalarn konteks sistem. Dalam kaitan ini aspek

kewirausahaan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) peternak rnenjadi

faktor dominan yang perlu diperhatikan. Kewirausahaan menjadi salah

(8)

dan memperoleh kesempatan dalam menangkap peluang-peluang bisnis

di sektor perunggasan khususnya ayarn.

(3) Ada semacam tuntutan dasar dalam pengembangan model penyuluhan

untuk menyelaraskan dengan perkembangan bisnis yang mobilitamya

tinggi dan cepat perubahannya. Untuk itu, faktor pendidikan dan

pelatihan peternak rnenjadi kata kunci bagi kemajuan berusaha.

Pendidikan dasar, rnenengah dan tinggi yang relwan dan baik sangat

berperanan dalam menunjang usaha terutama agar peternak mau,

mampu dan memperoleh kesempatan dalarn meraih bisnis di sektor

perunggasan khususnya ayarn. Sudah saatnya dirumuskan mata ajaran

kewirausahaan yang cocok dalam pendidikan dan pelatihan untuk

menunjang pengembangan agribisnis nasionat.

(4) Perlunya keIenturan sistem penyuluhan baik yang bersifat horizontal

maupun vertikal. Perlunya mengembangkan model farm yang ter-

integrasi, khususnya untuk sistem agribisnis ayam, baik ayam broiler

maupun ayam buras, sehingga secara horizontal, peternak dapat saling

belajar di antara mereka. Secara vertikal perlu dikaitkannya lebih erat

hubungan perguruan tinggi peternakan dengan peternaknya, sehingga

dalam sistem penyuluhan yang baru kelak jaringan ini dapat lebih

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai akurasi dan kecepatan optimal pengenalan citra tanda tangan menggunakan metode 2DPCA dan 2DLDA yaitu dengan menggunakan jumlah data training 160 dari 200 data

Analisa lebih ditekankan pada perbaikan faktor daya listrik menggunakan kontrol logika fuzzy polar ang dig nakan nt k mengat r tegangan o tp t yang digunakan untuk mengatur

Maka dari itu, penulis mengadakan suatu penelitian untuk dapat memahami lebih lanjut tentang Evaluasi Kinerja BPBD Kabupaten Badung dan faktor pendukung serta penghambat

Sasaran Rencana Strategis Balai Besar KSDA Jawa Barat tahun 2010 -2014 adalah tercapainya penurunan konflik dan tekanan terhadap kawasan konservasi (CA, SM, TWA)

Simposium lahan gambut internasional ini dimaksudkan untuk memperkuat momentum dan menjadikannya menjadi aksi untuk mentransformasi restorasi lahan gambut dari fase

Selain itu diplomasi yang dilakukan oleh Menteri Ali Alatas ini lebih dititik beratkan pada perbaikan citra bangsa Indonesia di mata dunia Internasional, sedangkan upaya

9 sifat seperti ini tidak hanya terdapat pada Bani Israil saja, akan tetapi, ini merupakan sifat semua golongan manusia yang belum matang pendidikan imannya,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam bentuk tidak tutur ilokusi dalam novelSurga yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia terdapat 5