• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PEMUPUKAN TANAH SAWAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PEMUPUKAN TANAH SAWAH"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMUPUKAN TANAH SAWAH

Oleh:

Golongan B/Kelompok 7B

Jihad Akbar Alhakim (171510501053) Irma Sari EkaSafitri (171510501067) Evi Cristian Purba (171510501071)

L A B O R A T O R I U M A G R O T E K N O L O G I PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

F A K ULTAS P E R TANIAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman padi memerlukan unsur hara untuk tumbuh hingga menghasilkan produksi yang baik. Apabila tanaman padi kekurangan salah satu dari unsur hara, maka akan menghambat pertumbuhan tanaman padi, akibatnya produksi padi pun menurun. Nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) adalah tiga unsur hara makro yang banyak diperlukan tanaman terutama padi, namun ketersediaannya dalam tanah kurang. Oleh karena itu, untuk mencukupi kebutuhan tanaman padi terhadap hara, tanah diberi pupuk. Baik dari pupuk organik maupun pupuk anorganik (Jufri dan Rosjidi, 2013).

Pupuk merupakan bahan yang diberikan ke dalam tanah dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Sedangkan pemupukan merupakan salah satu bagian dari proses pemeliharaan dalam budidaya tanaman padi. Penggunaan pupuk mampu meningkatkan kesuburan tanah. Pemberian pupuk umumnya disesuaikan dengan kemampuan petani karena hal tersebut berpengaruh dalam proses pemupukan. Apabila seorang petani tidak mampu melakukan pemupukan dalam arti tidak paham takaran pupuk maupun waktu yang tepat untuk dilakukannya pemupukan, maka akan berdampak buruk bagi tanaman padi.

Pemupukan pada tanaman padi biasanya dilakukan pada umur 15 – 30 hari atau ketika tinggi tanaman sudah dirasa cukup untuk diberi pupuk. Cara pemupukan biasanya pada petani tradisional disebar secara merata, penyebaran pupuk dapat dilakukan di lorong atau jarak tanam pada tanaman tersebut. Pemberian pupuk pada tanaman padi untuk umur 15 – 30 menggunakan pupuk urea, pupuk SP36, dan pupuk phonska. Penggunaan dosis mengikuti kebutuhan dari tanaman. Pemupukan dilakukan secara bertahap agar produksi padi meningkat dan pupuk tidak terbuang.

Penggunaan pupuk dalam meningkatkan produksi padi memang sangat penting, namun penggunaan pupuk anorganik terlalu berlebihan dan terus menerus dapat mengganggu keseimbangan sifat tanah. Selain itu, dapat juga

(3)

2

menurunkan produktivitas lahan dan mempengaruhi produksi padi. Hal tersebut disebabkan karena adanya penurunan kandungan bahan organik tanah, sehingga tanah menjadi padat dan keras. Oleh karena itu, perlu adanya kombinasi antara pupuk anorganik dan pupuk organik, sehingga tanaman padi maupun tanah tidak terlalu berlebihan dalam memperoleh dosis dari pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan efisiensi penggunaan pupuk baik di lahan sawah maupun lahan kering.

Takaran atau dosis pupuk yang digunakan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam pemupukan. Dosis pupuk sebetulnya tergantung pada jenis tanah, dan varietas padi yang ditanam. Pada umumnya dosis pupuk yang dianjurkan yaitu 200 kg urea/ha, 75-100 kg SP-36/ha, dan 75-100 kg KCl/ha. Urea diberikan 2-3 kali yaitu 14 HST, 30 HST, dan 50 HST, sedangakan pupuk SP-36 diberikan saat tanam. Namun dosis-dosis pupuk tersebut masih perlu disesuaikan dengan keadaan potensi dan daya dukung tanah setempat.

Pemberian pupuk yang tepat dan seimbang pada tanaman padi akan memberikan manfaat, yaitu : menurunkan biaya pemberian pupuk, takaran pupuk juga lebih rendah, hasil padi relatif sama, tanaman lebih sehat, mengurangi hara yang terlarut dalam air, dan menekan unsur berbahaya yang terbawa dalam makanan. Saat ini masih terdapat beberapa petani yang kurang paham atau pengetahuannya masih minim mengenai dosis pemupukan yang benar. Sehingga menyebabkan penggunaan pupuk menjadi berlebihan dan kurang tepat. Hal ini mengakibatkan kualitas hasil produksi panen padi menurun karena pemakaian pupuk tanpa aturan. Selain itu, penggunaan pupuk anorganik secara intensif juga dapat menyebabkan menurunnya kualitas hasil produksi serta kandungan bahan organik dalam tanah (Syahri dan Somantri, 2013).

1.2 Tujuan

1. Mengetahui cara pemupukan tanah sawah.

2. Menerapkan 5 tepat pemupukan di sawah dengan rekomendasi pemupukan yang telah diuraikan.

(4)

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Unsur yang dibutuhkan oleh tanaman salah satunya adalah unsur hara. Unsur hara sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Salah satu upaya petani untuk peningkatan produktivas tanaman padi adalah dengan mencukupkan kebutuhan haranya yang diperlukan oleh tanaman melalui pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur hara yang terdapat di dalam tanah tidak selalu mencukupi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman secara optimal. Oleh karena itu para petani menambahkan unsur hara melalui pemberian pupuk pada tanaman padi (Salikin dalam Supartha, 2012).

Pemupukan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencukupi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, supaya tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga menghasilkan produksi dan mutu hasil dari tanaman dapat maksimal, dengan cara memberikan subuah pupuk melalui daun (disemprotkan pada daun) dan akar (dibenamkan ke dalam tanah), baik pupuk organik maupun anorganik. Besar pupuk yang diberikan ditentukan berdasarkan kadar unsur hara yang dibutuhkan oleh masing-masing tumbuhan, karena jika pemberian pupuk terlalu banyak atau terlalu sedikit juga kurang dapat memaksilkan pertumbuhan atau malah dapat mengakibatkan tanaman menjadi mati (Yousaf, 2017).

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Pengertian ini termasuk misalnya pemberian bahan kapur dengan maksut meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin bersama benih tanaman kacang-kacangan, dan pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Pada pengertian khususnya pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Berdasarkan asalnya pupuk dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu pupuk alam dan pupuk buatan dan berdasarkan senyawa yang terkandung pupuk juga dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu pupuk organik dan anorganik (Mala, 2013).

(5)

4

Pemupukan dasar dilakukan sehari sebelum tanam yaitu dengan pemberian SP-36 dan KCl semua dosis. Selain pemberian SP-36 dan urea juga diberikan pada saat padi telah berumur 3 hari setelah tanam. pupuk diberikan setiap 15 kali sehari. Pemupukan pertama dilakukan bertujuan agar bibit padi dapat beradaptasi dengan lingkungan. Pupuk kedua diberikan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tanaman padi dan pertumbuhan anakan yang akan dihasilkan oleh tanaman padi tersebut. Pemupukan dilakukan dengan dosis yang telah disarankan pada label kemasan pupuk tersebut. Jika pupuk diberikan secara berlebihan bukan malah meningktkan produktivitas tanaman padi malah akan merugikan petani karena padi yang dibudidayakan gagal panen. Pupuk harus diberikan sesuai dosis yang dibutuhkan oleh suatu tanaman padi tersebut agar produktivitas tanaman padi dapat optimal (Jamilah dan Safridar, 2012).

Petani meyakini bahwa pemberian pupuk dapat meningkatkan kesuburan tanah. tanah yang memiliki kesuburan yang tinggi akan menumbuh kembangkan tanaman yang hidup di atasnya dengan baik sehingga dapat menghasilkan produktivitas yang optimal. Petani memberikan pupuk sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan setempat yang telah ada sejak turun – temurun. Mereka tidak berpedoman pada apapun dalam menggunakan dosis pupuk secara spesifik lokasi yang menjadi acuan pemupukan meraka (Firmansyah dan Harmini, 2012).

Pupuk organik adalah pupuk yang dapat berbentuk padat atau cair yang berasal dari tanaman dan atau hewan. Digunakan pupuk organik sebagai alternatif dari penggunaan pupuk anorganik, karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, pupuk organik secara ekonomis jauh lebih terjangkau dari pupuk anorganik, sehingga dapat mengurangi biaya produksi pertanian. Digunakan pupuk organik berbentuk cair, yaitu cairan lumpur dari kotoran sapi yang telah melalui proses fermentasi dari digester dengan terlebih dahulu dipisahkan antara padatan dan cairan atau disebut dengan sludge. Sludge dapat memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan produksi tanaman, karena mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman (Hartono, dkk., 2014).

(6)

5

Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan yang meliputi pupuk nitrogen, pupuk kalium, pupuk fosfor, pupuk, majemuk, dan pupuk daun. Pupuk nitrogen. Pupuk anorganik memiliki beberapa keuntungan yaitu pemberiannya dapat terukur dengan tepat, kebutuhan hara tanaman dapat terpenuhi dengan perbandingan yang tepat, dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Sedangkan kelemahan dari pupuk anorganik yaitu sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro, dalam jangka panjang menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak, dan mengakibatkan pencemaran lingkungan, dan jika hal ini terus berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan lingkungan. Pupuk anorganik biasanya digunakan secara luas di pertanian modern, urea merupakan salah satu contoh pupuk kimia yang paling banyak digunakan oleh petani (Nidhi, dkk., 2014).

(7)

6

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu & Tempat

Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian acara 5 tentang “ Pengolahan Tanah Sawah” dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 April 2018 pukul 09.00-12.00 WIB di Agrotechnopark Jubung Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat & Bahan

3.2.1 Alat 1. Timba 3.2.2 Bahan 1. Pupuk Urea 2. Pupuk SP36 3. Pupuk Phonska 3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan masing-masing pupuk yang akan digunakan sesuai dengan jenis dan dosisnya.

2. Melakukan pemupukan ke areal pertanaman/sawah dengan cara ditebar secara merata

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum, selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistika dekskriptif.

(8)

7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel Hasil Pekerjaan Pemupukan Tanah Sawah

1. Tepat Jenis (Macam)

Pertanyaan Urea SP36 Phonska

Unsur hara apa? N (46%) - Nitrogen(15%), Kalium (15%), Fosfor (15%), Sulfur (9%) Sifat-sifat pupuk apa? Higroskopis (Mudah menguap)

- Tidak mudah menguap

Fungsinya apa?

Pertumbuhan vegetatif sebagai perpanjangan sel

- Pertumbuhan vegetatif sebagai perpanjangan sel-membuka/menutup stomata.

2. Tepat Dosis (Takaran)

Pertanyaan Urea SP36 Phonska

Berapa per ha? 300 kg - 150 kg Berapa per petak? 1000 x 300/10.000 = 30 kg/petak - 1000 x 150/10.000 = 15 kg/petak Berapa per tanaman / kelompok tanaman? Jumlah populasi

=luas lahan/jarak tanam =1000/0,04= 25.000 Dosis per petak / jumlah populasi

=300/25.000

= 0,012 kg/tanaman = 12 gr/tanaman

Jumlah populasi

=luas lahan/jarak tanam =1000/0,04= 25.000 Dosis per petak/jumlah populasi

= 150/25.000 =0,006 kg/tanaman =6 gr/tanaman

3. Tepat Waktu

Pertanyaan Urea SP36 Phonska

Pagi, siang, atau sore? Pagi - Pagi Dasar, vegetatif, atau generatif? Vegetatif - Vegetatif

Saat ada atau tidak ada tanaman?

(9)

8 4. Tepat Tempat

Pertanyaan Urea SP36 Phonska

Tanah atau tanaman? Tanah - Tanah Permukaan (oksidasi) atau dalam tanah (subsoil) atau reduksi?

Dalam tanah (reduksi) - Dalam tanah (reduksi)

5. Tepat Cara

Pertanyaan Urea SP36 Phonska

Tebat atau tugal? Tebar - Tebar Sendiri, bersamaan dengan biji, pestisida? Sendiri - Sendiri Manual atau semprot? Manual - Manual 4.2 Pembahasan

Pupuk merupakan bahan yang ditambahkan ketanaman untuk memenuhi hara yang belum tercukupi dan tanah belum mampu mencukupi unsur tersebut. Banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan, terutama nitrogen di praktik budidaya padi. Berdasarkan kandungan unsur haranya, pupuk digolongkan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut :

1. Pupuk Tunggal merupakan pupuk dengan kandungan unsur hara satu macam. Biasanya pupuk ini berupa unsure hara makro primer.

Contoh pupuk tunggal yaitu Urea yang hanya mengandung satu unsur hara N (Nitrogen), Superfosfat, FMP, dan Alumunium fosfat.

2. Pupuk Majemuk merupakan pupuk dengan kandungan unsur haranya lebih dari satu macam.

Contoh pupuk majemuk yaitu NPK, Phospat, Ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan Kalium klorida (KCL).

Pupuk urea merupakan pupuk tunggal atau pupuk anorganik yang mengandung nitrogen (N). Pupuk urea merupakan pupuk yang sangat mudah

(10)

9

menguap dan mudah larut dan diserap tanaman atau bersifat higroskopis. Pupuk urea memiliki bentuk berupa butir-butir kecil berwarna putih. Pupuk urea sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk urea dibutuhkan tanaman untuk membuat daun tumbuhan menjadi lebih hijau dan segar. Daun yang hijau banyak mengandung klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Pupuk urea juga berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk urea yang baik dan seimbang dapat membuat tanaman menjadi tumbuh lebih baik dan menghasilkan anakan yang banyak serta tidak merusak tanah.

Pupuk phonska merupakan pupuk majemuk yang terdiri dari unsur nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan sulfur (S). Pupuk phonska ini memiliki sifat yang sama dengan pupuk urea yaitu higroskopis atau mudah larut dan diserap tanaman. Pupuk phonska memiliki ciri berbentuk bulir kecil yang berwarna merah muda. Pupuk phonska bermanfaat dalam meningkatkan unsur hara. Pupuk phonska juga dapat menjadikan daun tanaman lebih hijau dan mengandung banyak klorofil yang berfungsi untuk proses fotosintesis. Pupuk phonska juga dapat memacu pembentukan bungan, meningkatkan kandungan pada padi serta menghasilkan padi yang berbulir penuh berisi. Penggunaan pupuk urea dan phonska ini sangat direkomendasikan untuk petani serta sangat sesuai untuk budidaya padi. Kedua pupuk ini memiliki manfaat yang sangat penting yaitu sebagai penembah unsur hara tanah, sehingga tanaman dapat tercukupi kebutuhan unsur haranya. Rekomendasi pemupukan juga memberikan pengaruh positif terhadap penurunan intenstas serangan hama dan penyakit padi (Syahri dan Somantri, 2013).

Menurut Patti, dkk (2013) nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman. Fungsi nitrogen yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif, meningkatkan jumlah anakan dan meningkatkan jumlah bulir/rumpun serta menambah ukuran gabah padi. Pemberian pupuk umumnya dilakukan pada fase vegetatif tanaman padi. Pada fase vegetatif tanaman padi memerlukan banyak nutrisi seperti unsur hara N mengingat fungsi unsur hara N sangat penting bagi pertumbuhan tanaman padi. Unsur N berfungsi sebagai awal untuk mencapai

(11)

10

pertumbuhan optimal dan persiapan dalam fase reproduktif atau sampai dengan pengisian biji.

Pemupukan N, P, dan K adalah pemberian pupuk yang sesuai dengan target hasil yang ingin dicapai, dengan tetap mempertahankan status kesuburan lahan. Proses pemupukan harus memperhatikan lima tepat pemupukan. Lima tepat pemupukan tersebut harus sesuai agar hasil yang didapatkan juga sesuai sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Lima tepat pemupukan jika tidak sesuai maka akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Lima tepat pemupukan tersebut adalah tepat jenis yaitu jenis pupuk yang akan digunakan disesuaikan dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Tepat dosis atau jumlah takaran pupuk yaitu pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan dengan jumlah unsur hara yg dibutuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan tanaman. Tepat waktu yaitu pemupukan harus sesuai dengan masa kebutuhan hara pada setiap fase/umur tanaman, dan kondisi iklim/cuaca. Pemupukan tanaman secara tepat waktu dan tepat jumlah secara berimbang menjadi faktor penentu dalam peningkatan produktivitas. Tepat cara yaitu cara penggunaan pupuk disesuaikan dengan bentuk fisik pupuk, pola tanam, kondisi lahan dan sifat-sifat fisika, kimia tanah dan biologi tanah. Tepat tempat yaitu pemupukan harus tepat pada tempat atau sasaran yang ingin dipupuk. Jika yg ingin dipupuk adalah tanaman, maka pemberian pupuk harus berada didalam radius daerah perakaran tanaman. Limat tepat pemupukan tersebut perlu diperhatikan sebab apabila lima tepat pemupukan tersebut tidak diperhatikan maka yang terjadi adalah tanaman akan mengalami overdosis, tanaman rentan terhadap penyakit, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada tanaman (Zakaria, 2014).

Pengaplikasian pupuk atau tata cara pemupukan dapat dilakukan dengan cara ditebar dan ditugal. Pengaplikasian dengan cara ditebar ke permukaan tanah biasanya dilakukan pada tanaman yang memiliki jarak tanam yang rapat. Pemupukan dengan cara ditebar dapat dilakukan pada saat awal sebelum pengolahan tanah, serta dapat dilakukan dengan cara ditebar langsung ke tanaman pada tanaman yang sudah tumbuh. Pupuk yang diaplikasikan dengan cara ditebar nantinya akan terinjak-injak dan kemudian tereduksi didalam tanah, hal ini dinilai

(12)

11

sangat efektif untuk membantu meningkatkan unsur hara dalam tanah. Pemupukan dengan ditebar dan injak mudah dilakukan dan dapat berperan sebagai mulsa. Kekurangan dari cara ini ialah dapat merangsang pertumbuhan gulma dan kemungkinan pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah lebih tinggi. Pengaplikasian pupuk dengan cara ditebar adalah boros pada penggunaan pupuk tersebut serta apabila pupuk tidak terinjak maka yang terjadi pupuk akan menumpuk dipermukaan tanah saja dan kemudian menguap. Pengaplikasian pupuk dengan cara ditugal yaitu pengaplikasian pupuk dengan cara menempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman dan ditanam di dekat perakaran karena pada perakaran terdapat tajuk dan serabut akar yang mampu menyerap unsur dalam pupuk (Sutejo dalam Sugiatno, 2013).

(13)

12

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pupuk merupakan bahan atau zat yang diberikan pada tanaman untuk mengganti kehilangan unsur hara dalam tanah, sedangakan pemupukan merupakan suatu proses dalam memberikan atau menambhakan pupuk dalam tanah.

2. Berdasarkan kandungan unsur haranya, pupuk dibagi menjadi pupuk tunggal dan majemuk.

3. Lima tepat pemupukan meliputi tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat cara.

4. Kelebihan pemupukan dengan ditebar adalah mudah dilakukan dan dapat berperan sebagai mulsa. Kekurangan dari cara ini ialah dapat merangsang pertumbuhan gulma dan kemungkinan pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah lebih tinggi.

5. Pupuk urea dan phonska diberikan pada saat fase vegetatif yang bertujuan dalam pembentukan protein yang tinggi untuk meningkatkan tinggi tanaman, perluasan daun, dan persiapan dalam fase reproduktif, dan sebagai awal untuk mencapai pertumbuhan optimal, agar mampu menyediakan karbohidrat bagi pertumbuhan.

5.2 Saran

Praktikum acara 5 “Pemupukan Tanah Sawah” telah berjalan dengan baik dan lancar. Diharapkan hal ini berlaku untuk acara praktikum selanjutnya.

(14)

13

DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, M. A., dan Harmini. 2012. Rekomendasi Pemupukan Spesifik Lokasi

Tanaman Padi. Kalimantan Tengah: Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian.

Hartono, R., R. Wirosoedarmo., L. D. Susanawati. 2014. Pengaruh teknik dan dosis pemberian pupuk organic dari Sludge Bio-Digester terhadap prosuksi tanaman jagung (Zea mays L.) varietas bima. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan 1 (2): 1-5.

Jamilah dan Safridar, N. 2012. Pengaruh Dosis Urea, Arang Aktif dan Zeolit Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (oryza sativa l.). Agrista, 16(3): 153 – 162.

Mala, DR. P. 2013. Fertilizer Scenario in India. Department of Economic

Government Arts College Udumalpet Taminadu. 2(1): 62-72.

Patti, P. S. Kaya E. dan Silahooy C.2013. Aalisis Status Nitrogen Tanah Dalam Kaitannya Dengan Serapan N Oleh Tanaman Padi Sawah di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat.

Agrologia.2(1): 51-58

Rai, N., Priyanka, A., dan Devendra, S. R. 2014. Comperative Study of the Effect of Chemical Fertilizers and Organic Fertilizers on Eisenia Foetida.

Certified Organization. 3(5): 12991-12998.

Sugianto. 2013. Pengaruh Cara Aplikasi Dan Dosis Pupuk Kandang Pada Pertumbuhan Tanaman Nilam. Jurnal Agrotropika. 18(2): 52-55

Supartha, I. N. Y., Wijana, G., dan Adnyana, G. M. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk Organik Pada Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik. Agroekoteknologi

Tropika, 1(2): 98 – 106.

Syahri, Somantri, R.U.2013. Respon Pertumbuhan Tanaman Padi terhadap

Rekomendasi Pemupukan PUTS dan KATAM Hasil Litbang Pertanian di Lahan Rawa Lebak Sumatera Selatan. Jurnal Lahan Suboptimal.2(2): 170-180

Yousaf, M., Jifu, L., Jianwei, L., Teo, R., Rihuan, C., Shah, F., dan Xiaoku, L. 2017. Effects of Fertilization on Crop Production and Nutrient-Supplying Capacity Under Rice-Oilseed Rape Rotation System. Scientific reports. 7(1270): 1-9.

Zakaria, A.K.2014. Evalusi Adopsi Teknologi Budidaya dan Kelayakan Usahatani Padi di Provinsi Sulawesi Selatan. SEPA.10(2): 217-228

(15)

14

DOKUMENTASI

Gambar 1. Pupuk yang akan disebarkan ke tanaman padi

Gambar

Tabel Hasil Pekerjaan Pemupukan Tanah Sawah  1.  Tepat Jenis (Macam)
Gambar 1. Pupuk yang akan disebarkan ke tanaman padi

Referensi

Dokumen terkait

penyerapan bunyi yang kurang baik telah menyebabkan gangguan bunyi dalam bilik kuliah. Susunatur kerusi yang terdapat dalam bilik kuliah juga tidak baik kerana ia boleh

Wild Abortive , Kalinga, dan Gambiaca memiliki umur berbunga dengan kategori genjah, serta memiliki karakter bunga yang lebih baik dibandingkan dengan IR58025A, antara lain

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan

- Teknik pemisahan sampah antara bahan yang mampu bakar dan yang sulit untuk dibakar sangat berperan dalam proses pengolahan memakai teknologi incenerator, karena berpengaruh

Penyakit ini disebabkan oleh kuman tuberkulosis (TBC). Kuman ini dapat menyerang tulang sehingga tulang menjadi lemah dan bernanah. Akibat penyakit ini penderita merasakan sakit

Pengujian yang akan dilakukan yaitu memonitor dan menyalakan sistem pompa air dan pemanas air dari jarak jauh sesuai dengan suhu dan tinggi air yang diinginkan

Pada tahapan pasca produksi penulis sebagai kameramen memberikan semua stok shoot hasil produksi kepada editor untuk kemudian dilakukan penyuntingan gambar oleh

Berdasarkan hasil analisa variabel di atas, dapat disimpulkan bahwa Job Description, Pengalaman kerja dan Penempatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan