• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI KAKAO RAKYAT DI DESA LASIROKU KECAMATAN IWOIMENDA KABUPATEN KOLAKA INDRA LESTARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI KAKAO RAKYAT DI DESA LASIROKU KECAMATAN IWOIMENDA KABUPATEN KOLAKA INDRA LESTARI"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

USAHATANI KAKAO RAKYAT DI DESA LASIROKU

KECAMATAN IWOIMENDA KABUPATEN KOLAKA

INDRA LESTARI 105960189715

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

USAHATANI KAKAO RAKYAT DI DESA LASIROKU

KECAMATAN IWOIMENDA KABUPATEN KOLAKA

Oleh

INDRA LESTARI

105960189715

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Produksi Usahatani Kakao Rakyat Di Desa Lasiroku

Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka adalah benar merupakan hasil karya

yang belum pernah di ajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang di terbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Oktober 2019

(6)

ABSTRAK

INDRA LESTARI 105960189715. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi

Usahatani Kakao Rakyat Di Desa Lasiroku. Di bimbing oleh ARIFIN FATTAH dan FIRMANSYAH.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui produksi kakao rakyat dan mengetahui faktor yang mempengaruhi produksi kakao rakyat di Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random

sampling yang bertujuan Untuk mendapatkan sampel, langsung dilakukan random

pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi terkecil, memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.

Hasil uji hipotesis, di peroleh tingkat signifikan 0,001 atau lebih kecil dari 0,05 yang berarti faktor-faktor produksi kakao sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi kakao di Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka.

(7)

KATA PENGANTAR

ِنَم ْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat, hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis dengan penuh ketenangan hati dan keteguhan pikiran untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebahagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.P) bagi mahasiswa program S-1 di program studi Agribisnis Fakultas Pertanian. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan ,oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghanturkan terimakasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun material baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati :

1. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi.,M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P. selaku Ketua Prodi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

(8)

3. Bapak Dr. Ir. Muh Arifin Fattah,M.Si. selaku dosen Pembimbing I skripsi dan bapak Firmansyah,S.P,M.Si. selaku dosen Pembimbing II skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran bimbingan maupun arahan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

4. Teristimewa kepada Orang Tua penulis Syaripuddin dan Harlina yang selalu senantiasa mendoakan, memberikan motivasi dan pengorbanannya baik dari segi moril, materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan segenab keluarga yang selalu memberikan semangat.

5. Bapak/Ibu dosen dan staf di lingkungan Fakultas Pertanian Universitasn Muhammadiyah Makassar, khususnya Program Studi Agribisnis yang telah banyak membantu kami untuk dapat melaksanakan penulis dalam studi

6. Terimakasih kepada TendriAmpa yang selalu memberikan semangat , motivasi untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.

7. Terimakasih juga kepada sahabat-sahabat terlebih kepada Putri wulandari juir dan teman-teman Agribisnis kelas B terlebih kepada Jumarni, nurmila sari dan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu,

atas bantuannya penulis ucapkan terimah kasih.

Tiada imbalan yang dapat penulis berikan, hanya kepada allah Swt. Penulis menyerahkan segaanya dengan penuh keikhlasan dan semoga segala amal

(9)

bakti yang di berikan semuapihak yang berkaitan dengan penyelesaian studi ini bernilai ibadah di sisi Allah Swt.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan.

Makassar , Oktober 2019

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………...

HALAMAN PENGESAHA ………..iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI ………....iv

HALAMAN PERNYATAAN ……….…………...v

ABSTRAK ……….vi

KATA PENGANTAR ………..vii

DAFTAR ISI ………..x

DAFTAR TABEL ……….xii

I PENDAHULUAN ………...1

1.1 Latar Belakang …… ………...1

1.2 Rumusan Masalah ………...6

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………….………...6

II TINJAUAN PUSTAKA ……..………..8

2.1 Tanaman Kakao …...……….8

2.2 Usahatani Kakao ………...………..15

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kakao ………18

2.4 Fungsi Produksi ………..………...25

2.5Kerangka Fikir .………..28

III METODE PENELITIAN ………30

(11)

3.2 Teknik Penentuan Sampel ……….………....30

3.3 Jenis dan Sumber Data ………..……….31

3.4 Teknik Pengumpulan Data ………...………..31

3.5 Teknik Analisis Data ……….……….32

3.6 Definisi Operasional ……….……….………....32

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ………34

4.1 Gambaran Umum Desa Lasiroku ………...34

V HASIL DAN PEMBAHASAN ……….41

5.1 Karakteristik Responden ...……….…41

5.2 Produksi Usahatani Kakao Rakyat di Desa Lasiroku ……….………46

5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kakao Rakyat…47 5.4 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kakao .52 VI PENUTUP .………..57

6.1 Kesimpulan ………57

6.2 Saran ………..57

DAFTAR PUSTAKA ………..59 LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Perkebunan Areal Produksi Kakao di Sulawesi Tenggara (2010-2014) …4 2. Perkembangan Luas Areal Produksi Kakao Rakyat di Kabupaten Kolaka

(2005-2015) ……….5 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun Tahun 2019 ………..34 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019 ……….35 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2018 ……….36 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2018 ………37 7. Sarana dan Prasarana Yang Terdapat di Desa Lasiroku ………...38 8. Luas Wilayah Desa Lasiroku ………39 9. Umur Responden Petani Kakao di Desa Lasiroku, Kecamatan Iwoimenda, Kabupaten Kolaka. ………41 10. Karakteristik Tingkat Pendidikan Petani Kakao Desa Lasiroku ………...42 11. Karakteristik Responden Petani Kakao Dapat Dilihat Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ……….…..43 12. Pengalaman Usahatani Kakao DI Desa Lasiroku, Kecamatan Iwoimenda, Kabupaten Kolaka.……….44 13. Karakteristik Petani Kakao Berdasarkan Luas Lahan di Desa Lasiroku, Kecamatan Iwoimenda, Kabupaten Kolaka ……….45 14. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi

Usahatani Kakao Rakyat di Desa Lasiroku, Kecamatan Iwoimenda, Kabupaten Koaka………...………50

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1.

Kerangka Fikir Faktor-faktor produksi usahatani kakao rakyat di Desa

(14)

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai Negara agrais kurang lebih 60% penduduknya bekerja dalam bidang pertanian. Budidaya tanaman dan ternak menjadi kebudayaan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Petani mempunyai peran penting dalam perekonomian bangsa Indonesia. Pertanian merupakan pendapatan utama dan sumberdevisa Negara.

Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ke-3 di dunia setelah pantai Gading dan Ghana. Perkebunan kakao di Indonesia mendapatkan perhatian intensif dari pemerintah karenamemiliki arti penting bagi kesejahteraan petani, kurang lebih setara dengan 1,4 juta jiwa ( Pancaningtyas, 2013). Pada tahun 2016 luas perkebunan kakao di Indonesia mencapai 1.722.325 Ha, dengan hasil produksi mencapai 730.172 ton per tahun (Anonim 2015).Salah satu daerah Indonesia yangmenghasilkan kakao cukup melimpah yaitu daerah istimewah Yogyakarta.

Area perkebunan kakao di Indonesia pada tahun 2002 tercatat seluas 914.051 hektar (ha). Perkebunan kakao tersebut sebagian besar 87,4% di kelolah oleh rakyat dan selebihnya 6,0% di kelolah perkebunan besar negara serta 6,7% perkebunan besar swasta. Jenis tanaman kakao yang di usahakan sebahagian besar adalah jenis kakao lindak dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi selatan, Sulawesi tenggara dan Sulawesi tengah.Di samping itu juga diusahakan jenis kakao mulai oleh perkebunan besar negara di jawa timur dan di jawa tengah, dari

(15)

segi kualitas kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao Ghana. Kelebihan utama kakao Indonesia adalah titik lelehnya yang tinggi sehingga cocok untuk blending. Sekitar 80% produksi kakao Indonesia di peruntukkan untuk ekspor, kakao pada umumnya di ekspor dalam bentuk biji yang belum di fermentasikan.

Tanaman kakao (theobroma cacao L) berasal dari hutan tropis yang menyebar dari meksiko selatan, brasil, sampai kebahama, populasi terbanyak dan diduga sebagai pusat adalah wilayah amazon dari daerah ini kemudian menyebar keberbagai daerah seperti di beberapa negara asia dan afrika.

Tanaman kakao merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman yang mempunyai peluang cukup besar bagi perdagangan, baik di luar maupun di dalam negri komoditi kakao dimasa yang akan datang di harap akan dapat menduduki tempat yang sejajar dengan komoditi karet dengan kelapa sawit, komoditi kakao mempunyai peuang pasar ekspor, sehingga dapat meningkatkan devisa negara. Untuk itu pemerintah berusaha meningkatkan dan mengembangkannya usaha-usaha yang akan di laksanakan yaitu antara lain peluasan area, rehabilitas, intensifikasi dan desverifikasi.

Saat sekarang ini komoditas non migas mempunyai arti penting dalam ekspor Indonesia terutama tanaman perkebunan, tanaman kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mempunyai arti penting dalam perekonomian Indonesia.Karena merupakan salah satu bidang usaha sebagai sumber penghidupan bagi rakyat.

Perkebunan kakao di Indonesia mengetahui perkembangan pesat sejak awal tahun 2002.Areal perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 914,051 ha.

(16)

Sebagian besar 87,4% perkebunana kakao di kelolah oleh rakyat 6,0% perkebunan besar negara dan 6,7% perkebunan besar swasta. Keberhasilan perluasan areal tersebut telah memberikan hasil nyata bagi peningkatan pangsa pasar kakao Indonesia. Indonesia berhasil menempatkan diri sebagai produsen kakao terbesar ke 2 setelah pantai gading pada tahun 2002, walaupun kembali tergeser ke posisi ke tiga oleh Ghana pada tahun 2003.

Sektor perkebunan merupakan andaan bagi pemerintah Sulawesi Tenggara dan tanaman perkebunan yang potensial serta paling banyak diminati oleh masyarakat adaah tanaman kakao meningkat terus karena adanya kebijakan dari pemda setempat yang memasukkan tanaman kakao sebagai tanaman prioritas. Di samping peningkatan areal tanama, peningkatan produksi juga dapat dipicu melalui peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas ini sudah dilakukan pemerintah daerah denganmemberikan berbagai pelatihan. Hal ini juga dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat, perusahaan swasta, maupun bantuan dari luar negeri. Adanya berbagai program peningkatan kakao bagi petani merupakan langkah nyata untuk ikut memajukan agribisnis kakao, hal ini tergambarkan dari keseriusan dalam mengikuti semua program yang ada bahkan petani yang kebetulan tidak dapat ikut da;am program pelatihan tersebut akan mencapai informasi kepetani peserta.

Selain adanya kebijakan dari berbagai pihak tersebut dari segi lahan pun masih cukup tersedia. Saat ini Provinsi Sulawesi tenggara masih terdapat potensi lahan yang belum di usahakan yaitu sekitar 329 ribu hektar lebih, dan lahan yang

(17)

terluas adalah di kabupaten kendari yaitu hampir 50% dari luas lahan yang ada atau seluas 139.967 ribu hektar.

Sejak tahun 2012 hingga 2016 menurut data statistik perkebunan Sulawesi tenggara, tiap tahunnya menurun pada tahun 2012 menjadi 289.690 Ha pada tahun 2013 276.053 Ha. Dalam pengertian lain untuk setiap tahun rata-rata luas areal tanaman kakao seluas 206.029 Ha, dan rata-rata pertumbuhan 20,5% setiap tahunnya itu menurun. Sejalan dengan luas areal kakao produksi komoditas ini juga menunjukkan penurunan yang cukup tinggi yaitu sekitar 10,1 % pertahun selama 2012-2016. Jika pada tahun 2012 produksi yang di capai baru sekitar 195.065 ton, maka lima tahun ini produksi kakao mengalami penurunan sebesar 145.818 ton, dengan rata-rata produksi pertahunnya sebesar 155.558 ton. Ini berarti respon petani terhadap perkebunan kakao sangat negative karena disebabkan beberapa kendala yang di hadapi.

Tabel 1. Perkebunan Areal Produksi Kakao di Sulawesi Tenggara (2012- 2016)

Tahun Luas Areal (H) Produksi (Ton)

2012 289.690 195.065 2013 276.053 185.201 2014 263.060 140.645 2015 252.071 161.064 2016 209.275 145.818 Rata-Rata 206.029 155.558 Trend (%Thn) 24,5 14,1

Sumber : Statistik Perkebunan Sulawesi Tenggara, 2015

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi besar kecilnya jumlah tingkat tabungan masyarakat. Artinya semakin besar jumlah pendapatan yang dapat di terimah oleh masyarakat maka akan semakin besar pula dana yang dapat di himpun oleh pihak perbankan. Begitu pula sebaliknya apabila

(18)

tingkat pendapatan masyarakat menurun maka kecenderungan untuk menabung juga akan semakin rendah.

Salah satu sentra penghasil kakao di Sulawesi tenggara adalah Kabupaten Kolaka dengan beberapa Kecamatan yang banyak menghasilkan kakao adalah Kecamatan Iwiomenda. Luas areal kakao di Kabupaten Kolaka Pada kurun waktu lima tahun belakangan ini memperlihatkan terjadinya penyempitan luas areal sebesar 6,68% pertahun atau rata-rata areal tanamannya 70, 227 ha/tahun.

Tabel 2. Perkembangan Luas Areal Produksi Kakao Rakyat di Kabupaten Kolaka (2012-2017)

Tahun Areal (Ha) Produksi (Ton)

2012 83,892 902,667 2013 82,980 90,002 2014 80,879 79,675 2015 79,673 78,903 2016 77,890 76,896 2017 75,786 75,790 Rata-Rata Trend (%/th) 70,227 6,68 75,105 6,43 Sumber data : Perkebunan Kabupaten Kolaka, 2016

Pada dasarnya perkebunan rakyat yang mengusahakan tanaman kakao di Kabupaten Kolaka menjadi komoditas sebagai sumber mata pencaharian utama, kegiatan usahatani kakao masih daam skala kecil dan bersifat tradisional. Dalam pengelolaan tanaman kakao hampir sama dengan negara ain yaitu dilakukan secara monokultur maupun polikultur. Secara polikultur tanaman kakao ini sering di budidayakan dengan tanaman perkebunan lain seperti kelapa dan tanaman buah-buahan. Pola tanam dengan cara polikultura ini di lakukan agar petani tetap menerima pendapatan dari tanaman sela sebelum tanaman utama menghasilkan. Tanaman kakao menyebabkan pemerintah setempat tidak menjadikan tanaman ini

(19)

dalam prioritas pengembangan komoditas perkebunan terhadap produksi dan mutu terhadap kakao.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana produksi kakao rakyat di Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi produksi kakao rakyat di Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka?

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1 Untuk mengetahui produksi kakao rakyat di Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka.

2 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produksi kakao rakyat di Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka.

Melalaui pencapaian tujuan tersebut di atas maka diharapkan hasil penelitian dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi petani kakao, dapat memberikan tambahan daam menyikapi kemungkinan timbulnya permasalahan dalam pengambian keputusan dalam usahatani kakao.

2. Bagi instansi terkait, dapat menjadi tambahan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pembangunan sektor pertanian tanaman pangan.

3. Bagi peneliti, peneliti ini sebagai angkah dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dalam pembelajaran di bangku kuliah serta dapat membantu petani dalam memperoleh berbagai informasi tanaman kakao.

(20)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman kakao

Tanaman kakao (Theobroma kakao) adalah jenis tanaman yang berasal dari hutan hujan tropika Amerika Selatan. Di Papua Nugini (PNG), hibrida mulai berhubungan setelah 30 bulan setelah tanam, sedangkan tanaman klonal hanya 15-24 bulan. Produksi pucuk tercapai pada saat pohonmencapai umur 4-5 tahun, dan dapat bertahan selama 20 tahun atau lebih jika pengelolaannya baik (Anonimous, 2009).

Di Indonesia kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Di samping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Pada tahun 2002 perkebunan kakao telah menyediakan lapangan kerja dan sumeber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di kawasan timur Indonesia (KTI) serta memberikan sambungan devisa terbesar ketiga sub sektor perkebunan daerah setelah karet dan minyak sawit dengan nilai US $ 701 juta. (Anonimous, 2008).

Program kebijakan umum pembangunan perkebunan ialah memberdayakan sektor hulu dan memperkuat sektor hilir guna menciptakan nilai tambah dan daya saing usaha perkebunan. Program yang dilakukan antara lain pemberian intensif, penciptaan iklim usaha yang kondusif dan meningkatkan partisipasi masyarakat serta penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akseerasi menggerakkan

(21)

sektor pertanian telah dilakukan oleh pemerintah imdonesia dalam hal ini pemerintah Provinsi Papua sebagai salah satu cara pemanfaatan sumberdaya yang tersedia menjadikan sebagai unggulan yang diharapkan dapat memberikan konstribusi yang lebih besar lagi dalam perekonomian di Kabupaten Jayapura Provinsi Papua (Tangkelayuk, 2008).

Komoditas kakao memberikan kostribusi yang cukup besar terhadap pemerintah devisa negara setelah kelapa sawit, karet kelapa dan kopi, meskipun produksi dan harga kakao di pasar dunia berfluktuasi (Herman,2007). Komoditas kakao merupakan salah satu komoditas unggulan indonesia, komoditas ekspor non migas yang berfusngsi ganda yaitu sebagai sumber devisa negara dan menunjukkan pendapatan asli daerah (PAD). Hal ini cukup mendasar karena harga kakao internasional saat ini cukup tinggi dan momentum yang baik untuk memanfaatkan petani atau pelaku usaha (masyarakat agribisnis).Tren luas panen produksi dan produktivitas kakao cenderung meningkat dalam 10 tahun terakhir.Peningkatan tersebut di ikuti dengan peningkatan volume dan nilai ekspor.Volume dan nilai ekspor komoditas kakao merupakan yang terbesar untuk komoditi perkebunan. Volume ekspor meningkat 20,08%, sedangkan nilai ekspor meningkat sangat besar 87,74%.

Kakao merupakan salah satu hasil pertanian indonesia cukup potensial untuk meningkatkan devisa Negara di tingkat dunia. Kakao Indonesia menempati posisi ketiga setelah pantai gading dan Ghana.Hal ini didukung dengan area tanaman di Indonesia yang masih banyak tersedia, tenaga kerja dan tena ahli kaka. Kakao juga merupakan salah satu komoditas unggulan didaerah sub sector yang

(22)

berkembang disulawesi selatan, sebagian besar di usahakan petani dalam bentuk perkebunan rakyat.

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi pereknmian nasinal, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Di samping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pembangunan agroindustri.Pada tahun 2016, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan pekerjaan dan sumber pendapatan bagi sekitar 1.710.772 ribu kepala keluarga.Pengembangan kakao di Indonesia tersebar dibeberapa wilayah dan termasuk propinsi sentra produksi kakao adalah propinsi Sulawesi selatan, Sulawesi tenggara, lampung dan propinsi bali.

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang terus mendapat perhatian untuk di kembangkan.Upaya pengembangan tanaman kakao di samping masih di arahkan pada peningkatan populasi (luas lahan) juga jumlah produksi dan mutu hasil.Adapun aspek yang paling di pehatikan dalam usaha peningkatan jumlah produksi dan mutu hasi adalah jenis-jenis kakao unggul dalam budidaya tanaman kakao.(Direktorat Jendral Perkebunan, 2009).

Klon-klon kakao unggul, terutama klon Sulawesi 1 dan Sulawesi 2 sudah cukup banyak digunakan petani di daerah Sulawesi Tengah.Klon-klon tersebut telah menjadi klon pilihan dalam perbanyakan bahan tanaman kakao, terutama melalui teknologi sambung samping.Perbanyakan tanaman melalui sambung samping dilakukan dengan cara menempelkan entres pada suatu batang

(23)

tanaman kakao (Winarsihdan Prawoto, 1995). Kualitas tanaman yang dihasilkan melalui teknologi sambung samping sangat bergantung pada mutu genetik dari entres yang digunakan (Muis dan Basri, 2008; Basri, 2009).

Entres yang baik digunakan untuk sambung samping biasanya diperoleh dari cabang plagiotrop yang berwarna hijau kecoklatan hingga coklat, berdiameter0,75-1,50 cm dan memiliki 3-5 mata tunas (Wahyudi dkk., 2008).Namun demikian, penggunaan entres berdasarkan kriteria tersebut masih sering menunjukkan variasi terhadap pertumbuhan tunas yang terbentuk (tumbuh) pada entres tersebut. Adapun aspek yang diduga mempengaruhi variasi atau perbedaan pertumbuhan tunas dari entres-entres tersebut adalah ukuran mata tunas yang terdapat pada setiap ketiak daun kakao. Selanjutnya, ukuran mata tunas pada ketiak daun sangat berhubungan dengan ukuran diameter pangkal tangkai daun.

Kakao merupakan tanaman perkebunan, secara umum tanaman kakao di kelompokkan menjadi tiga jenis yaitu Forastero, Cariollo, dan Trinitario yang merupakan hasil persalingan antara Forasterio dengan Criolo. Varietas kakao hibridah adalah varietas kakao Trinitario yang memiliki kemampuan produksi lebih tinggi dari pada varietas Criollo dan Forasterio (Surti,2012).

Saat ini kakao dapat di kelompokkan menjadi terdapat tiga jenis adalah sebagai berikut :

a. Criollo (Criollo Amerika Tengah dan Amerika Selatan), yang menghasilkan biji kakao bermutu sangat baik dan dikenal sebagai kakao mulia. Criollo memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

(24)

a) Pertumbuhan tanaman kurang kuat dan produksinya relative rendah dan tunas-tunas mudah umumnya berbulu.

b) Masa berbuah lambat

c) Agak peka terhadap serangan hama dan penyakit. d) Kulit buah tipis dan mudah di iris.

e) Terdapat 10 alur yang letaknya berselang seling di mana 5 alur agak dalam, dan 5 alur agak dangkal.

f) Ujung buah umumnya berbentuk tumpul, sedikit bengkok dan tidak memiliki bottle neck

g) Tiap buah berisi 30-40 biji yang berbentuk bulat. h) Proses fermentasi lebih cepat.

i) Warnah buah pada umumnya merah dan bilasudah masak menjadi orens.

b. Forastero, yang menghasilkan biji kakao yang bermutu sedang dan

dikena sebagai ordinary cacao atau buk cacao, tipe forastero memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Pertumbuhan tanaman kuat dan produksinya lebih tinggi b) Masa berbuah lebih awal.

c) Umumnya di perbanyak dengan semaian hibrida

d) Reatif lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit e) Kuat buah agak keras tetapi permukaannya halus

f) Alur-alur pada kulit buah agak dalam

(25)

h) Endospermnya berwarna ungu tua dan berbentuk gepeng i) Proses permentasinya lebih lama

j) Kulit buah berwarna hijau terutaman yang berasal dari amazon dan merah yang berasal dari daerah lain.

c. Trinitario merupakan tipe hibrida yang berasal dari persalingan alami

criollo dan forastero sehingga sangat heterogen dengan biji kering yang di hasilkan bisa endel cacao maupun bulk cacao yang artinya kakao jenis ini dpat menghasilkan biji kakao fine flavor maupun bulk cacao. Ciri-ciri dari kakao jenis ini adalah sebagai berikut :

a) Memiliki masa pertumbuhan yang cepat b) Produktivitas tinggi

c) Bentuk buah bermacam-macam dengan warna kuit kulit buah merah dan hijau

d) Warna kotiledon berwarna ungu dan ungu tua ketika masah basah Berdasarkan bentuk buahnya, jenis trinitario dapat di kelompokkan menjadi empat bagian yaitu :

 Anggoleta

Berbentuk lebih mirip dengan Criollo, kult sangat kasar, tanpa bottle neck, ukuran buah besar, biji bulat, alur dalam warna endosperm ungu serta memiliki kualitas superior.

 Cundeamor

Bentuk buah seperti angoate dengan kulit kasar bentuk bottle neck terlihat jelas, biji gepeng dengan rasa agak manis, alur tidak dalam serta warna

(26)

endosperma berwarna ungu gelap. Kualitas yang dihasikan merupakan kualitas superior.

 Amelonado

Bentuk buah bulat telur dengan tekstur kulit halus, ada yang memiliki bottle neck ada juga yang tidak, biji gepeng dengan rasa yang agak manis, alur jelas dengan endosperm berwarna ungu. Kualitas yang dihasikan merupakan kualitas sedang bahkan superior.

 Calabacillo

Buah pendek dan bulat kuit buah sangat licin tidak memiliki bottle neck, biji gepeng dengan rasa pahit, alur sangat dangka, warna indosperma berwarna ungu. Kualitas yang di hasilkan rendah.

Semua tanaman kakao dalam keadaan aslinya adalah pohon-pohon yang terdapat pada hutan tropis, masalah kelembaban dan temperature agak menonjol pengaruhnya.Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa pohon kakao memerlukan tempat-tempat yang lembab dan panas.Hampir setiap perkebunan kakao di usahakan di daerah-daerah dataran rendah.Di Indonesia perkebunan kakao terletak di dataran rendah atau lereng-lereng gunung dengan ke tinggian 500 mdpl (Waluyo, 2010).

2.2 Usahatani Kakao

Usahatani menurut Djamali (2000), usahatani adalah kesatuan organisasi antara faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, modal dan manjemen yang bertujuan untuk memproduksi komoditas pertanian. Usahatani sendiri pada

(27)

dasarnya merupakan bentuk interaksi antara manusia dan alam dimana terjadi saling mempengaruhi antara manusia dan alam sekitarnya.

Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk memperoleh hasil selanjutnya.Usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di sektor pertanian (Salikin, 2003).Usahatani dilaksanakan agar petani memperoleh keuntungan secara terus menerus dan bersifat komersial (Dewi, 2012).

UsahaTani adalah bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal.Sumber daya itu adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usahatani tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah dalam Acon Sutrisno, 2009).

Usahatani adalah Ilmu yang mempelajari bagaikan mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki petani agar berjalan secara efektif dan efesien dan memanfaatkan sumeberdaya tersebut agar memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya (Soekartawi, 2011). Usahatani adaah pengelolaan sumber daya dan menyelidiki berbagai seluk belut masalah pertanian dan menemukan solusinya (Adiwilaga, 2011). Menurut Kadarsa (2011) usahatani adalah pengelolaan

(28)

sumberdaya alam, tenaga kerja, permodalan dan skil lainnya untuk menghasilkan suatu produk pertanian secara efektif dan efesien.

Menurut Suratiyah (2006), usahatani adaah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefesien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin.

Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelolah aset dan cara dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian (Moehar,2001).

Menurut soekartawi (2002), ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, dan dikatakan efesien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran.

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelolah faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, dan pupuk) dengan efektif, efesiaen dan continue untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat ( Rahim dan Hastuti, 2007). Ditinjau dari segi

(29)

pembangunan hal terpenting mengenai usahatani adalah dalam usahatani hendaknya senantiasa berubag, baik dalam ukuran maupun dalam susunanya, untuk memanfaatkan priode usahatani yang senantiasa berkembang secara lebih efesien.

Dari beberapa definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan usahatani adalah usaha yang dilakukan petani dalam memperoleh pendapatan dengan jalan memanfaatkan sumberdaya alam, tenaga kerja dan modal yang mana sebagian dari pendapatan yang diterima digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berhubungan dengan usahatani.

Saat ini usahtani menjadi sangat penting terutama dalam lingkup pembangunan nasional karena denagan adanya usahatani bisa menyerap tenaga kerja.Usahatani menjadi andalan penyediaan komoditi jadi maupun bahan industry untuk dalam negeri maupun ekspor. Sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya terhadap usahatani dimasa kini maupun masa depan. Penduduk Indonesia adalah penopang pembangunan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, kesejahteraan dan keadilan sosial.

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kakao

Menurut Noor (2007) faktor produksi adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk menghasilkan produksi. Faktor produksi yang sangat penting meliputi luas lahan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam sektor pertanian di mana hasil pertanian di tentukan oleh luas lahan, semakin luas lahan maka semakin besar hasil pertanian yang di peroleh (Manik,2015).

(30)

Faktor produksi dalam usahatani yang mencakup adalah luas lahan, pupuk, dan tenaga kerja merupakan faktor dalam usaha pertanian karena faktor produksi tersebut dikorbankan untuk menghasilkan suatu produk maka di perlukan pengetahuan hubungan antara faktor produksi (input) dan (output), (Soekartawi,2003).

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi usahatani kakao rakyat adalah sebagai berikut :

a. Luas lahan

Luas lahan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sektor pertanian dimana hasil pertanian di tentukan oleh luas atau sempitnya suatu lahan, semakin luas lahan maka akan semakin besar hasil produksi yang di peroleh (Manik,2015). Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian. Dalam usaha tani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas.Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak efisien usaha tani dilakukan.Kecuali bila suatu usaha tani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi yang tepat.Tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada penerapan teknologi.Karena pada luas lahan yang lebih sempit, penerapan teknologi cenderung berlebihan (hal ini berhubungan erat dengan konversi luas lahan ke hektar), dan menjadikan usaha tidak efisien (Moehar Daniel, 2004).

Menurut Arsyad dalam Maryam (2002), lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, flora, fauna serta

(31)

bentukan hasil budaya manusia.Dalam hal ini lahan yang mengandung pengertian ruang dan tempat.Lahan juga diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atasiklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan termasuk didalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lalu dan sekarang.Lahan sebagai subjek penggunaan lahan aktivitas manusia terletak pada suatu batuan atau kelompok batuan dengan struktur geologi tertentu.Di permukaan bumi ini yang merupakan tempat bagi manusia melakukan hampir semua aktivitasnya terhadap berbagai tipe batuan dan struktur geologinya. Tipe batuan dan struktur geologi yang bervariasi tersebut memilik karakteristik tertentu sebagai responnya terhadap aktivitas manusia untuk setiap batuan itu berbeda-beda, oleh sebab itu dalam melakukan evaluasi sumber daya lahan sebagai dasar untuk memanfaatkannya perlu memperhatikan fenomena geologi (Ernawati, 2003).

Atas dasar pengertian lahan dan fungsi lahan diatas, dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan faktor yang penting dalam sektor pertanian ini. Lahan mempunyai nilai ekonomis yang bisa sangat tinggi, dengan begitu akan menguntungkan pemiliknya. Dalam konteks pertanian, penilaian tanah subur mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada tanah tidak subur.

b. Pupuk

Pupuk didefenisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan

(32)

tanaman, dan arang kayu ( Novizan, 2005 ).Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman.Pupuk mengenal istilah makro dan mikro. Meskipun belakangan ini jumlah pupuk cenderung makin beragam dengan aneka merek, kita tidak akan terkecoh dan tetap berpedoman kepada kandungan antara unsur makro dan mikro yang digunakan ( Lingga, 2001 ).Pupuk bagi tanaman sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang.Jika dalam makanan manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk yang beredar saat ini terdiri dari bermacam-macam jenis, bentuk, warna, dan merek. Namun, berdasarkan caraaplikasinya hanya ada dua jenis pupuk akar dan pupuk daun. Manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.Namun, secara lebih terinci manfaat pupuk ini dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan dengan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah.( Marsono, 2005 ).

Pupuk adalah salah satu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik kimia atau biologis tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman pupuk adalah suatu bahan yang mengandung unsur hara tanah.Salah satu usaha petani untuk meningkatkan hasil produksi pertanian adalah melalui pemupukan.Pupuk adalah zat atau bahan makanan yang diberikan kepada tanaman dengan maksud agar zat makan tersebut dapat diserap oleh tanaman.Pupuk merupakan zat yang berisi satu atau lebih nutrisi yang digunakanuntuk mengembalikan unsur-unsur yang habis terhisap tanaman dari

(33)

tanah.Dalam pemberian pupuk harus dengan dosis yang tepat serta waktu yang tepat pula sehingga keseimbangan unsur hara atau zat mineral dapat dipertahankan.

c. Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah permintaan partisipasi tenaga kerja dalam memperoduksi barang atau jasa atas penduduk yang berusia 15-64 tahun. Tenaga kerja termasuk dalam angkatan kerja (orang yang mencari pekerjaan/pengangguran ditambah dengan orang yang bekerja) dan bukan angkatan kerja (orang yang mengurus rumah tangga, bersekolah, dan penerima pendapatan), (Subri,2003).Sumber alam akan dapat bermanfaat apabila telah diproses oleh manusia secara serius. Semakin serius manusia menangani sumber daya alam semakin besar manfaat yang akan diperoleh petani. Tenaga kerja merupakan faktor produksi (input) yang penting dalam usaha tani. Penggunaan tenaga kerja akan intensif apabila tenaga kerja yang dikeluarkan dapat memberikan manfaat yang optimal dalam proses produksi dan dapat menggarap tanah seluas tanah yang dimiliki. Jasa tenaga kerja yang dipakai dibayar dengan upah.Tenaga kerja yang berasal dari keluarga sendiri umumnya tidak terlalu diperhitungkan dan sulitdiukur dalam penggunaannya atau bisa disebut juga tenaga yang tidak pernah dinilai dengan uang.

Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Di Indonesia dipilih batas umur minimal 10 tahun tanpa batas maksimum, dengan

(34)

perkataan tenaga kerja Indonesia adalah setiap penduduk yang berumur minimal 10 tahun atau lebih dalam hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk yang bekerja terutama didesa-desa yang bekerja atau mencari pekerjaan. Demikian di Indonesia tidak memiliki jaminan sosial secara baik hanya sebagian kecil penduduk Indonesia yang menerima tunjangan dihari tua yakni Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Swasta (Payaman J. Simanjuntak, 2005).Tenaga kerja dalam usaha tani merupakan tenaga kerja yang dicurahkan untuk usaha tani sendiri atau usaha keluarga.Dalam ilmu ekonomi yang dimaksud tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi.

Menurut sebagian pakar ekonomi pertanian, tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja, yaitu yang berumur antara 15-64 tahun, merupakan penduduk potensial yang dapat bekerja untuk memproduksi barang atau jasa. Angkatan kerja (labor force) adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja, tetapi siap untuk bekerja atau sedang mencari kerja.Sementara yang bukan angkatan kerja (not in the labor force) adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tetapi tidak terlibat dalam suatu usaha atau tidak terlibat dalam suatu kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa.Penduduk yang termasuk kelompok ini adalah orang yang bersekolah, mengurus rumah tangga, orang jompo, dan atau penyandang cacat. Orang yang bekerja (employed persons) adalah orang yang melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh penghasilan atau

(35)

keuntungan, baik mereka yang bekerja penuh (full time) maupun tidak yang bekerja penuh (part time), sementara yang disebut pencari kerja atau pengangguran (unemployment) adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari kerja menurut referensi waktu tertentu, atau orang yang dibebastugaskan bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan (Moehar Daniel, 2004). Suryana (2000), mengatakan bahwa penduduk dapat berperan sebagai sumber tenaga kerja, tenaga ahli, pimpinan perusahaan, dan tenaga usahawan yang diperlukan untuk memimpin dan menciptakan kegiatan pembangunan ekonomi.Dengan demikian penduduk bukan merupakan salah satu faktor produksi saja, tetapi juga yang paling penting merupakan sumber daya yang menciptakan dan mengembangkan teknologi serta yang mengorganisir penggunaan berbagai faktor produksi.

Di negara-negara yang sudah maju, kemajuan tenaga kerja diukur dengan tingginya produktivitas tenaga kerja, semua diarahkan untuk meningkatkan produktivitas. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang paling terbatas jumlahnya, dalam keadaan ini mesin-mesin penghemat tenaga kerja dapat meningkatkan produktivitas output yang dihasilkan (Mubyarto, 2002).Dalam analisa ketenagakerjaan sering dikaitkan dengan tahapan pekerjaan dalam perusahaan, hal seperti ini sangat penting untuk melihat alokasi sebaran pengguna tenaga kerja selama proses produksi sehingga dengan demikian kelebihan tenaga kerja pada kegiatan tertentu dapat dihindarkan (Soekartawi, 2002).

(36)

2.3 Fungsi Produksi

Fungsi produksi yang terdapat dalam perekonomian adaah dimiliki oleh seseorang. Pemiliknya menjual faktor produksi tersebut kepada pengusaha dan sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapatkan gaji dan upah, tanah memperoleh sewa, modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan.Pendapat yang memperoleh masing-masing jenis faktor produksi tersebut tergantung kepada harga dan jumlah masing-masing faktor produksi yang digunakan. Jumlah pendapatan yang di peroleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang adalah sama dengan harga dari barang tersebut (Sukirno,2002).

Fungsi produksi menggambarkan teknologi yang dipakai oleh perusahaan, industri, atau suatu perekonomian secara keseluruhan. Selain itu, fungsi produksi akan menggambarkan tentang metode produksi yang efisien secara teknis. Metode produksi yang efisien merupakan hal yang sangat diharapkan oleh produsen (Malahayati,2012).Fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya.Tugas utama dari bagian produksi dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha mencapai biaya produksi yang rendah, mutu produk yang tinggi, tanggapan yang cepat atas

(37)

permintaan, dan fleksibilitas untuk membuat beragam barang yang sesuai dengan selera dan spesifikasi pelanggan (Amirullah, 2002).

Fungsi produksi adalah suatu skedul (atau tabel atau persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu pula. Singkatnya fungsi produksi adalah katalog dari kemungkinan hasil produksi (Ari Sudarman, 2004).Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.(Sadono Sukirno, 2008).

Menurut Samuelson (2002) fungsi produksi adalah kaitan antara jumlah output maksimum yang bisa dilakukan masing-masing dan tiap perangkat input (faktor produksi). Fungsi ini tetap untuk tiap tingkatan teknologi yang digunakan.Fungsi produksi ditetapkan oleh teknologi yang tersedia, yaitu hubungan masukan/ keluaran untuk setiap sistem produksi adalah fungsi dari karakteristik teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan dan sebagainya yang dipergunakan perusahaan. Setiap perbaikan teknologi, seperti penambahan satu komputer pengendalian proses yang memungkinkan suatu perusahaan pabrikan untuk menghasilkan sejumlah keluaran tertentu dengan jumlah bahan mentah, energi dan tenaga kerja yang lebih sedikit, atau program pelatihan yang meningkatkan produktivitas tenaga kerja, menghasilkan sebuah fungsi produksi yang baru.

(38)

Fungsi produksi menghubungkan input dengan output dan menentukan tingkat output optimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah input tertentu, atau sebaliknya, jumlah input minimum yang diperlukan untuk memproduksikan tingkat output tertentu. Fungsi produksi ditentukan oleh tingkat teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Karena itu hubungan output input untuk suatu sistem produksi merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan baku dan lain-lain yang digunakan dalam suatu perusahaan (Arsyad, 2003).

Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga di sebut sebagai output. Kegiatan produksi meibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan fungsional atau saling memengaruhi, yaitu :

 Berapa output yang harus diproduksi; dan

 Berapa input yang akan di pergunakan.

Dengan demikian yang disebut fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau sebab akibat antara input dan output. Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output sebagai akibat. Atau input sebagai variabel bebas dan output sebagai variabel tak bebas. Input produksi dikenal juga dengan faktor-faktor produksi, dan output produksi dikenal juga dengan jumlah produksi.Menurut Boediono (2000), fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara faktor-faktor produksi (input) dengan output yang dihasilkan.Secara umum, fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang

(39)

produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan.Jadi hasil produksi merupakan variable tidak bebas.

Efisiensi berhubungan erat dengan proses produksi karena dalam produksi dilakukanproses pengolahan input menjadioutput. Semakin sedikit input yang digunakan dalam menghasilkan output yang sama maka semakin efisien. Produksi adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang (Putong, 2005).Analisa fungsi produksi sering dilakukan para peneliti, karena mereka menginginkan informasi bagaimana sumberdaya yang terbatas seperti tanah, tenaga kerja, dan modal dapat dikelola dengan baik agar produksi maksimum dapat diperoleh Soekartawi (2002)dalam (Sitanggang, 2005).

2.4 Kerangka Fikir

Usahatani kakao khususnya petani kakao yang ada di Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka pada sektor perkebunan terutanama tanaman kakao kita dapat meihat dari produksi kakao sehingga usaha tani kakao dapat membangun produksi dan mutu. Usahatani kakao di Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka sesuai dengan keadaan disana terdapat luas lahan dimana luas lahan sangat menentukan hasi produksi pertanian kakao yang dapat menunjukka perkembangan sehingga kakao merupakan salah satu komoditas yang sangat potensial untuk dapat di kembangkan.Maka dari itu luas lahan suatu lahan dalam usahatani kakao itu sangat penting dimana luas lahan dapat menentukan hasil produksi yang banyak di akibatkan dengan luasnya lahan yang kita miliki sehingga kita dapat memproduksi kakao yang banyak dengan mutu yang baik.Dalam melakukan produksi kakao bukan hanya luas lahan yang

(40)

dapat mempengaruhi akan produksiakan tetapi kita juga melakukan pemupukan dimana kita juga dapat melihat seberapa berkembangnya unsur hara pada tanah terhadap pertumbuhan kakao selama musimnya, sehingga kita dapat dihitung sehingga dalam melihat mutu suatu produksi kakao yang baik dan dalam melakukan produksi kakao kita juga memerlukan tenaga kerja sehingga kita dapat bekerja secara propesional dalam menghitung jam kerja yang di guanakan dalam proses produksi kakao dalam pengembangan sektor pertanian dengan pemanfaatan untuk memperoleh hasil yang maksimal dan meningkat. Dengan pemanfaatan faktor produksi dapat dilakukan dengan kerangka piker petani sebagai berikut : Luas Lahan (X1) Pupuk (X2) Tenaga Kerja (X3)

Gambar 1 : Kerangka Pikir Petani

Produksi Kakao (Y)

(41)

III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini di lakukan di Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara.Waktu penelitian di lakukan pada tanggal 22 Agustus sampai dengan 25 September 2019.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini petani kakao dengan jenis varietas Trinitario adalah sebanyak 356 orang yang berasal dari Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random

sampling yang bertujuan Untuk mendapatkan sampel, langsung dilakukan random

pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi terkecil, memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.

Berdasarkan data yang di peroleh jumah populasi petani kakao di Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 356 orang di ambi sampel sebanyak 10% dari data jumlah sampel yang di ambil sebanyak 35 orang.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini di lakukan dengan jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder.Data primer merupakan sumber data yang di peroleh secara langsung, biasanya data primer di peroeh dengan mewawancarai secara langsung para petani kakao. Sedangkan data sekunder

(42)

berupa data produksi total kakao di Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka.

Sumeber data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari hasil wawancara dengan responden menggunakan kosioner, responden dalam penelitian ini di fokuskan pada petani kakao. Sedangkan data sekunder data yang di ambil dari kantor desa, kecamatan, dan kabupaten data yang berkaitan dengan penelitian.

3.3 Teknik Pengumpuan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi lapangan, yaitu melakukan pengamatan atau peninjauan langsung kelokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang jelas.

b. Wawancara, yaitu mengadakan Tanya jawab langsung kepada responden (petani) dengan menggunakan kusioner yang telah disiapkan dan mengacu kepada kerangka piker.

c. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mencari dokumen-dokumen atau segala sumber terkait dengan cara studi kepustakaan serta pengambilan gambar berupa foto-foto.

3.4 Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data kita menggunakan analisis regresi di gunakan untuk mengetahui luas lahan, tenaga kerja, pupuk, harga terhadap produksi kakao di Desa Lasiroku Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka. Dengan rumus sebagai berikut :

(43)

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3

Dimana :

Y = Produksi kakao (Kg) X1 = Luas lahan (Ha)

X2 = Pupuk (Kg)

X3 = Tenaga kerja a = Konstanta

b1, b2, b3 = Angka parameter yang dicari

3.5 Definisi Operasional

Menurut Sugiono (2014) definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang di gunakan untuk meneliti dan mengoperasikannya konstrak, sehingga memungkinka bagi peneliti untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran kostrak yang lebih baik. 1. Produksi kakao adalah jumah produksi kakao yang di hasilkan oleh petani

pada saat panen yang di hitung dengan satuang kilo gram (Kg).

2. Luas lahan adalah luasnya tanah yang digunakan dalam proses produksi (Ha). 3. Tenaga kerja adalah jumlah jam kerja yang digunakan dalam proses produksi

kakao yang dapat di ukur berdasarkan hari orang kerja (HoK).

4. Pupuk adalah makanan atau unsur hara yang diberikan kepada tanaman kakao per hekter selama musim tanam yang dihitung dengan satuan kilo gram (Kg). 5. Petani adalah seseorang yang bergerak dalam bidang pertanian.

(44)

4.1 Gambaran Umum Desa Lasiroku

4.1.1 Letak Geografis

Desa Lasiroku merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Iwoimenda Kabupaten Kolaka. Desa Lasiroku berada di ketinggian 2 Meter dan kemiringan tanah 30 derajat dengan luas wilayah Desa Lasiroku sekitar 42,5 ha dari luas wilayah, Desa Lasiroku berbatasan dengan :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ladahai. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Iwoimenda. c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Ulukalo. d. Sebelah barat berbatasan dengan laut.

Desa Lasiroku terbagi atas 6 (enam) dusun, jarak dengan ibu kota kecamatan sekitar 3 km dengan jarak tempuh 5 menit apabila kita menggunakan sepeda motor, jarak desa dengan ibukota kabupaten sekitar 68 km dengan jarak tempuh 2 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Jumlah kependudukan Desa Lasiroku sebesar 1.055 jiwa, dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 537 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 518 jiwa.

Keadaan iklim yang terdapat di Desa Lasiroku terdiri dari musim hujan dan musim kemarau hal ini yang membuat Desa Lasiroku dapat memiliki potensi yang besar di bidang pertanian jika kita dapat melihat keadaan dari lahan yang datar, bukit dan pegunungan.

(45)

Kondisi penduduk (Demografis) merupakan suatu hal yang harus menjadi salah satu perhatian kepada pihak pemerintah dan masyarakat daam mengupayakan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.Penduduk mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan suatu daerahnya. Kepadatan penduduk di suatu tempatyang kemudian di imbangi dengan tingginya kualitas sumber daya di berbagai bidang akan dapat mencapai kemajuan terhadap suatu daerah dan sebaliknya, begitu juga yang terdapat di Desa Lasiroku. Oleh karena itu peningkatan kualitas terhadap sumber daya manusia dalam suatu wilayah akan sangat mempengaruhi pentingnya agar dapat meningkatkan suatu persaingan terhadap pembangunan dalam suatu daerah.

Berdasarkan data yang di peroleh jumlah penduduk berdasarkan dusun dapat dilihat pada table 1 berikut :

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun Tahun 2019

No Dusun Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Dusun 1 257 24,00 2. Dusun 2 141 13,00 3. Dusun 3 136 13,00 4. Dusun 4 184 18,00 5. Dusun 5 182 17,00 6. Dusun 6 155 15,00 Jumlah 1.055 100,00

Sumber Data : Data Penduduk Desa Lasiroku Tahun, 2019

Tabel 3 dapat kita lihat bahwa penduduk yang paling banyak terdapat didusun satu sebanyak 257 jiwa dengan persentase 24%, sedangkan penduduk yang paling sedikit terdapat di dusun tiga sebanyak 136 jiwa dengan persentase 13%. Untuk lebih rinci mengenai pembagian penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat peda tabel 4 berikut :

(46)

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Kelurahan/Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah (Jiwa)

Dusun 1 125 132 257 Dusun 2 69 72 141 Dusun 3 76 60 136 Dusun 4 107 77 184 Dusun 5 78 104 182 Dusun 6 82 73 155 Jumlah 537 518 1.055

Sumber Data :Data Penduduk Desa Lasiroku tahun, 2019

Tabel 4 dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan paling banyak di Desa Lasiroku yang terletak di Dusun 1 sebanyak 257 Jiwa, sedangkan penduduk laki-laki dan perempuan yang paling sedikit berada di dusun 3 sebanyak 136 Jiwa.

Keadaan penduduk Desa Lasiroku berdasarkan pendidikan yang dimiliki atau tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5berikut :

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa Persentase (%)

1. Tidak sekolah 70 10,00 2. TK 36 5,00 3. SD 210 30,00 4. SMP 180 25,00 5. SMA 200 27,00 6. S1 25 3,00 Jumlah 721 100,00

Sumber Data : Laporan Profi Desa Lasiroku,2018

Dari tabel 5dapat di lihat bahwa tingkat pendidikan dalam penelitian ini berfariasi mulai dari tidak sekolah, TK sampai dengan S1. Tingkat pendidikan paling banyak adalah SD sebanyak 210 jiwa dengan persentase 30%, sedangkan tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah S1 sebanyak 25 orang dengan

(47)

persentase 3%. Berikutnya keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian atau pekerjaan dapat kita lihat pada tabel 6.

Dari banyaknya penduduk di Desa Lasiroku memiliki mata pencaharian yang hampir mayoritas adalah petani akan tetapi ada juga penduduk yang memiliki mata pencaharian yang lain, hal ini dapat kita lihat pada tabel 6 berikut :

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No . Jenis Pekerjaan Jumlah ( Jiwa) Persentase (%)

1. Petani 343 49,00 2. Pedagang/Wiraswasta 15 3,00 3. Tukang bangunan 8 1,00 4. Pelajar 230 33,00 5. Belum/Tidak Bekerja 100 14,00 Jumlah 696 100,00

Sumber Data : Laporan Profil Desa Lasiroku Tahun, 2018

Berdasarkan tabel di atas kita dapat ketahui bahwa sebahagian besar penduduk di Desa Lasiroku memiiki pekerjaan sebagai petani sebanyak 343 Jiwa, namun di sisi lain ada sebagian penduduk yang belum bekerja sebanyak 100 jiwa, hal ini di karenakan kurangnya tingkat kesadaran terhadap penduduk untuk bekerja atau mungkin sementara mencari pekerjaan yang lain.

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Dalam meningkatkan suatu daerah/Desa, sjumah sarana dan prasarana adalah salah satu hal yang sangat penting dan berpengaruh dalam hal menunjang kegiatan perekonomian.Untuk dapat menjalankan sarana dan prasarana juga harus di tunjang dengan sumber daya alam yang memadai dan sumber daya manusia yang berkualitas.

Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Lasiroku untuk dapat mendukung kegiatan masyarakat dapat dilihat pada tabel 7 berikut :

(48)

Tabel 7. Sarana dan Prasarana Yang Terdapat di Desa Lasiroku

No. Sarana dan Prasarana Jumlah

1. Mesjid 2

2. TK 1

3. SD 1

4. Lapangan sepak bola 1

5. Lapangan takraw 1

6. Lapangan bulu tangkis 1

7. Tenis meja 1

8. Posyandu 1

9. Poskesdes 1

Sumber Data : Laporan Profil Desa Lasiroku,2018

Berhubung Desa Lasiroku tidak cukup luas jadi kondisi keagamaan dapat di gambarkan berdasarkan sarana tempat ibadah yang ada, pelaksanaan aktivitas keagamaan di lakukan di masjid yang ada di Desa Lasiroku. Sarana peribadatan yang tersedia yaitu masjid hanya terdapat satu buah saja, seluruh penduduk Desa Lasiroku beragama islam.

Karena Desa Lasiroku adalah Desa yang merupakan pemekaran dari Desa Iwoimenda, maka dari itu sarana pendidikan yang tesedia baru di tingkat TK dan SD yang berjumlah 1 buah.Oleh karena itu pendidikan dapat kita lihat dari berdasarkan tabel 5 di atas dapat kita ketahui bahwa sarana pendidikan yang ada di Desa Lasiroku berjumlah 1 buah.Keberhasian pembangunan suatu wilayah sangat di pengaruhi atau di tentukan oleh kualitas sumber daya manusia.Salah satunya adalah pendidikan merupakan upaya meningkatkan sumber daya manusia tersebut. Oleh karena itu, peningkatan pendidikan harus terus di upayakan dengan memulai membuka beberapa kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk pendidikan hingga pada peningkatan kuaitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan.

(49)

Sarana dan prasarana dalam bidang olahraga di Desa Lasiroku dapat di katakana cukup berkembang mengapa demikian hal ini berdasarkandengan jumlah lapangan olahraga yang sudah tersedia oleh pemerintah Desa Lasiroku.

4.1.4 Kondisi Pertanian

Potensi ekonomi kecamatan yang paling menonjol dari Desa Lasiroku kita dapat melihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Luas Wilayah Desa Lasiroku

No. Uraian Luas

1. Persawahan 130 Ha 2. Perkebunan 140 Ha 3. Tanaman kakao 165 Ha

Sumber Data : Profil Desa Lasiroku Tahun, 2018

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa lahan yang paling luas di Desa Lasiroku adalah sektor perkebunan sebanyak 140 Ha dan sektor persawahan sebesar 130 Ha, hal ini yang membuat sektor pertanian yang ada bisa dapat kita kelolah dengan baik oleh masyarakat yang ada di Desa Lasiroku.

(50)

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Identitas petani merupakan latar belakang untuk mengetahui kondisi petani dalam penelitian.Penelitian ini dapat di batasi dengan beberapa karakteristik.

Karakteristik di gambarkan berdasarkan umur responden tingkat pendidikan jumlah tanggungan keluarga pengalaman berusahatani dan luas lahan. Adapun karakteristik tersebut di uraikan sebagai berikut :

5.1.1 Umur Responden

Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi salah satu aktifitas seseorang dalam melakukan suatu bidang usaha, pada umumnya seseorang yang masih muda dan masih sehat dapat memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat di bandingkan dengan yang memiliki umur yang lebih tua. Dan seseorang yang lebih cepat dapat menerima hal-hal yang baru, lebih berani mengambil resiko dan lebih dinamis, sedangkan seseorang yang lebih tua dapat memiliki kapasitas yang matang dan lebih bijak dalam melakukan pengelolaan dalam usaha tani. Dari hasil penelitian, umur petani dapat di ketahui antara 30 tahun sampai dengan 60 tahun. Adapun Tabel umur petani kakao dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah :

(51)

Tabel 9. Umur Responden Petani Kakao di Desa Lasiroku, Kecamatan Iwoimenda, Kabupaten Kolaka.

No Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 30 - 45 15 42,81

2. 46 - 53 16 45,73

3. 54 - 60 4 11,46

Jumlah 35 100

Sumber. Data Primer setelah diolah, 2019

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa umur petani kakao daam penelitian ini beragam, umur petani kakao masih bisa dikatakan masih produktif.

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu yang sangat penting dalam kehidupan bukan hanya buat para pelajar tetapi petani juga harus mempunyai pendidikan agar dapat tetap melakukan usahatani pada era revolusi industry 4.0.pada umumnya pendidikan dapat mempengaruhi cara berfikir para petani, pendidikan yang tinggi dengar umur yang masih muda akan dapat menyebabkan petani lebih dinamis (Tuwo,2011).

Petani yang memiliki pendidikan yang tinggi pasti memiliki pengetahuan sehingga dapat mengkondisikan kebutuhannya. Dan petani yang mempunyai pendidikan formal yang tinggi mungkin besar akan mudah menerima ha baru serta perubahan dalam berusaha tani.

Tingkat pendidikan pada responden dapat dilihat pada tabel 10 berikut :

(52)

Tabel 10. Karakteristik Tingkat Pendidikan Petani Kakao di Desa Lasiroku No Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

1. SD 9 25,73

2. SMP 11 31,46

3. SMA 10 28,54

4. S1 5 14,27

Jumlah 35 100

Sumber : Data Primer Seteah Diola, 2019

Berdasarkan dari Tabel 10 di atas dapat kita liahat bahwa ada sebagian dari petani kakao tingkat pendidikan tertinggi yang dialui oleh responden adalah tingkat S1 sebanyak 2 orang dari total responden 35 orang.

5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumah tanggungan keluarga merupakan salah satu yang dapat memberikan sumbangan yang sangat besar untuk menentukan perilaku terhadap seseorang dalam bidang usahanya. Semakin besar jumlah tanggungan keluarga seorang petani akan semakin dinamis juga seseorang dalam berusaha karena memiliki dorongan oleh rasa tanggung jawab terhadap anggota keluarga. Selain itu tanggungan keluarga juga merupakan beban yang harus di tanggung dalam menyiapkan kebutuhan rumah tangga.

Karakteristik tanggungan keluarga responden petani kakaodapat dilihat pada Tabel 11 berikut :

(53)

Tabel 11. Karakteristik Responden Petani Kakao Dapat Dilihat Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

No. Tanggungan Keluaga (Jiwa) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. 2 - 4 20 57,19

2. 5 - 8 15 42,81

Jumlah 35 100

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019

Dari Tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa petani kakao bahwa responden dengan jumah tanggungan keluarga yang paling banyak adalah 8 dimana mereka memiliki istri dan anak-anaknya,sedangkan tanggungan keluarga yang paling sedikit adalah 2 di mana dia hanya dapat menanggung jawapi istri dan anaknya satu orang.

5.1.4 Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani dapat dilihat dari lamanya bertani, dimana responden meakukan kegiatan usahataninya, petani yang memilki pengalaman berusahatani maka mereka ebih lama mempunyai kapasitas yang lebih baik dan memiliki banyak pengalaman sehingga dapat bersikap sangan hati-hati dalam bertindak, petani yang memiliki pengalaman usahatani yang banyak dapat memiliki pengetahuan dan keterampian tentang inovasi.

Petani kakao mempunyai pengalaman yang berbeda-beda, untuk melihat karakteristik petani kakao berdasarkan pengalaman usahataninya dapat kita lihat pada Tabel 12 berikut di bawah ini :

(54)

Tabel 12. Pengalaman Usahatani KakaoDI Desa Lasiroku, Kecamatan Iwoimenda, Kabupaten Kolaka.

No. No. Pengalaman Jumlah

(orang) Persentase (%) 1. 10 - 20 5 14,38 2. 21 - 35 22 62,81 3. 36 - 59 8 22,81 Jumlah 35 100,00

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa responden petani kakao pada Tabel 10 dari total responden sebanyak 35 orang, pengalaman usahatani paling sedikit antara 10-20 tahun dengan jumlah responden 5 orang dan pengalaman responden paing lama 36-59 tahun dengan responden 8 orang.

5.1.5 Luas Lahan

Lauas lahan dalam berusahatani merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting tanpa mengabaikan kualitas lahan, luas lahan sangat menentukan besar kecilnya suatu penghasilan yang didapat dari hasil kegiatan usahatani dan mempengaruhi pendapatan petani. Semakin luas lahan usahataninya yang dimiliki maka akan semakin besar pendapatan yang akan di perolehnya. Luas lahan yang dimiliki oleh responden kakao berbeda-beda mulai dari 1 Ha sampai dengan 2,5 Ha.

Luas lahan petani yang menjadi responden kakao di Desa Lasiroku, Kecamatan Iwoimenda, Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada tabel 13berikut :

Gambar

Tabel  1. Perkebunan Areal Produksi Kakao di Sulawesi Tenggara      (2012-  2016)
Tabel  2.  Perkembangan  Luas  Areal  Produksi  Kakao  Rakyat  di  Kabupaten  Kolaka (2012-2017)
Gambar 1 : Kerangka Pikir Petani
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun Tahun 2019  No  Dusun  Jumlah (Jiwa)  Persentase (%)
+7

Referensi

Dokumen terkait

menunjukkan jika plat resin akrilik yang direparasi dengan penambahan E- JODVV ¿EHU dengan volumetrik 7,4% menghasilkan kekuatan transversal tertinggi dibandingkan

Perlindungan Saksi dan Korban telah memberikan sedikit kelegahan bagi para saksi untuk memberikan keterangan di depan pengadilan tanpa adanya suatu ancaman yang dapat

Tesis Pengaruh Karakteristik Individu, Pekerjaan Dan Organisasi.. Arifin

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan informasi terbaru guru dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang akan di terapkan di kelas. Dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi mempunyai pengaruh terhadap disiplin kerja, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa pengaruh terdapat

The study analyzed denotative and connotative meaning of the texts appears in the advertisement by using semiotic analysis purposed by Pierce and Rolland Barthes in interpreting

Oleh sebab pembinaan sesebuah perkaedahan penyelidikan perlu berasaskan paradigma atau tasawumya , maka kajian bagi mcndalami perbahasan konsep bebas nilai dalam penyelidikan

Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian ini, konsentrasi ekstrak daun Bintaro ( Cerbera odollam ) yang ditambahkan pada pakan (daun cabai rawit) yang