• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN MANAGEMENT PLAN PT. RIZKI KACIDA REANA. PT. Rizki Kacida Reana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN MANAGEMENT PLAN PT. RIZKI KACIDA REANA. PT. Rizki Kacida Reana"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PT. Rizki Kacida Reana

RINGKASAN

MANAGEMENT PLAN

(2)

SEJARAH KEGIATAN IUPHHK-HA PT. RIZKI KACIDA REANA

PT. Rizki Kacida Reana mendapatkan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK pada Hutan Alam) melalui proses lelang berdasar Surat Menteri Kehutanan No. S.298/MENHUT-VI/2007 tanggal 7 Mei 2007 tentang Pengesahan Pemenang Penawaran dalam Pelelangan IUPHHK-HA Tahun 2006/2007, jo Surat Menteri Kehutanan No. S.260/MENHUT-VI/BRPHP/2007 tanggal 14 Mei 2007 tentang Surat Perintah Pemenuhan Kewajiban IUPHHK-HA an. PT. Rizki Kacida Reana di Provinsi Kalimantan Timur.

PT. Rizki Kacida Reana memperoleh Rekomendasi Bupati Berau No. 500/859-Ek.I/2007 tanggal 30 Mei 2007 dan Rekomendasi dari Bupati Bulungan No. 522/340/Dishut-II/2007 tanggal 5 Juni 2007. Selanjutnya Rekomendasi dari Gubernur Kalimantan Timur No. 522.21/5615/Ek tanggal 8 Agustus 2007, serta Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 660.1/K.134/2008 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Bidang Kehutanan untuk Rencana Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Ijin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam oleh PT. Rizki Kacida Reana dengan Luas ± 56.100 HA, secara Administratif Berlokasi di Kelompok Hutan Sungai Lati, Sungai Birang, Kabupaten Berau dan Sungai Mangkupadi Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Timur.

Setelah PT. Rizki Kacida Reana memenuhi semua kewajiban yang tertuang dalam Surat Menteri Kehutanan S.260/MENHUT-VI/BRPHP/2007 tersebut di atas serta pembayaran Iuran Pemanfaatan Hasil Hutan (IUPHH), maka terbitlah Surat Menteri Kehutanan No. SK.60/MENHUT-II/2009 tanggal 16 Februari 2009, tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam Kepada PT. Rizki Kacida Reana Atas Areal Hutan Produksi Seluas ± 55.150 HA Di Provinsi Kalimantan Timur.

V I S I

Menjadi perusahaan pengelola hutan alam produksi yang mampu mempertahankan kelestarian hutan alam produksi yang dicerminkan dengan terciptanya kelestarian lingkungan, sosial, dan sumber daya/produksi serta memberikan manfaat bagi Stake Holder.

(3)

MANAGEMENT PLANT

1. a. Melakukan pengembangan internal perusahaan menjadi perusahaan pengelolaan hutan yang matang, berbasiskan pada kelestarian lingkungan, kelestarian sosial dan kelestarian sumberdaya/produksi.

b. Melakukan pengembangan usaha dan industri terkait, dan secara berkelanjutan dapat menghasilkan produk dalam jangka panjang.

2. Melaksanakan ketentuan pengelolaan hutan produksi alam secara lestari. 3. a. Menjamin kelangsungan profit perusahaan dalam jangka panjang.

b. Menjamin kelangsungan nilai perusahaan melalui pengembangan skala usaha dan kemampuan fungsional. 4. Menyediakan pasokan hasil hutan secara konstan dari pengelolaan hutan lestari, untuk memenuhi kebutuhan

industri.

5. Memperoleh sertifikasi Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) dan atau Forest Stewardship Council. 6. Memberi kesempatan bagi pegawai untuk belajar dan menjadi ahli di bidangnya.

M I S I

LOKASI UNIT MANAJEMEN

Letak Geografis : Blok I : 117o 20’ 29” – 117o 28’ 2” Bujur Timur Kelompok Hutan 02o 22’ 16” – 02o 33’ 5” Lintang Utara S. Birang

Blok II : 117o 38’ 11” – 118o 01’ 2” Bujur Timur Kelompok Hutan 02o 19’ 15” – 02o 32’ 19” Lintang Utara S. Lati– S. Mangkupadi

Letak Ekologis : Sub DAS Birang-DAS Segah dan Wilayah aliran Sungai (WS) diantaranya : S. Mangkupadi, S. Pedada, S. Kalaputan dan S. Bakau.

Letak Administratif :

Kecamatan : Tanjung Palas Timur, Kabupaten : Bulungan

Kecamatan : Gunung Tabur dan Pulau Derawan, Kabupaten : Berau

Provinsi : Kalimantan Timur

Batas-batas areal IUPHHK PT. Rizki Kacida Reana : Blok I

Sebelah Utara : Hutan Negara

Sebelah Timur : Areal Penggunaan Lain

Sebelah Selatan : Areal IUPHHK-TI PT. Tanjung Redeb Hutani

Sebelah Barat : Areal IUPHHK-HA PT. Inhutani I (Unit Sambarata). Blok II

Sebelah Utara : Hutan Negara

Sebelah Timur : Areal Penggunaan Lain

Sebelah Selatan : Areal Eks. IUPHHK-HA PT. Puji Sempurna Raharja.

Sebelah Barat : Areal IUPHHK-TI PT. Tanjung Redeb Hutani dan IUPHHK-HA PT. Widya Artha Perdana.

(4)

Maksud disusunnya management plan adalah tersedianya-tersusunnya perencanaan jangka panjang sebagai suplemen dari rencana kerja jangka panjang yaitu RKU-PHHK-HA untuk kurun waktu 10 tahun kegiatan pengelolaan hutan.

Tujuan disusunnya management plan adalah agar tersedia rencana yang lebih terperinci dan bersifat makro sebagai kelengkapan dan arahan atau acuan dalam penyusunan rencana kerja yang lebih operasional, yaitu rencana kerja tahunan (RKT), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Operasional (RO). Secara substansi Management Plan tersebut mencakup materi dalam aspek-aspek : kelola produksi, kelola sosial, kelola lingkungan-konservasi dan monitoring maupun evaluasi.

Sasaran disusunnya management plan adalah :

1. Tersusunnya management plan dalam Kegiatan Perencanaan Hutan (Forest Planing)

2. Tersusunnya management plan dalam Kegiatan Produksi (Road Construction, Felling, Skidding, Hauling) dan Penjualan (Sales)

3. Tersusunnya management plan Pembinaan Hutan

4. Tersusunnya management plan Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 5. Tersusunnya management plan Kelola Sosial

6. Tersusunnya management plan High Conservation Value Forest (HCVF) 7. Tersusunnya management plan Monitoring dan Evaluasi

Status Kawasan Hutan

Berdasarkan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Kalimantan Timur skala 1 : 250.000 (Lampiran Kep. Menhut No. 718/Kpts-II/ 2014 tanggal 29 Agustus 2014),

Tabel 1. Luas Areal UPHHK PT. Rizki Kacida Reana Unit II Berdasarkan Fungsi Hutannya.

No FUNGSI HUTAN Blok I Blok II Jumlah

1 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 14.896 9.686 24.582

2 Hutan Produksi Tetap (HP) 769 29.799 30.568

JUMLAH 15.665 39.485 55.150

Penutupan Lahan

Berdasar Peta Hasil Penafsiran Citra Landsat8 OLI Band 653 Path/Row : 116/58 Liputan 6 Juli 2016, dan Path/Row : 117/58 Liputan 15 September 2016

(5)

Tabel 2. Kondisi Penutupan Lahan Menurut Fungsi Hutan

Topografi

Tabel 3. Keadaan Topografi Areal UPHHK PT. Rizki Kacida Reana Kabupaten Berau dan Bulungan

NO. KELAS LERENG KELERENGAN PERSENTASE SCORE LUAS

1. 2. 3. 4. 5. Datar Landai Agak Curam Curam Sangat Curam 0 – 8 >8 – 15 >15 – 25 >25 – 40 >40 20 40 60 80 100 35.542 14.579 1.906 102 3.021

Sumber : Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50.000

Geologi dan Tanah

1) Geologi

Tabel 4. Satuan Geologi Areal UPHHK PT. Rizki Kacida Reana Kabupaten Berau dan Bulungan

No. KODE FORMASI GEOLOGI (Ha) LUAS (%)

Blok I

1. Tomb

Formasi Birang : batu napal, batu pasir, konglomerat, batu lempung dan batu bara bagian bawah,

perselingan batu gamping, napal dan tuf

13.335,7 24,18

2. Tes

Formasi Sembakung : batu lempung, batu lanau, dan batu pasir di bagian bawah dan bagian atas batu pasir kuarsa, batu gamping pasiran, batu rijang dan tuf

2.619,6 4,75

Blok II

1. TQps Formasi Sajau : perselingan batu lempung, batu lanau, batu pasir, konglomerat, disisipi lapisan batu 33.602,8 60,93

HP HPT

1 Hutan Lahan Kering Primer 3 1,185 - 1,188 2.2 2 Hutan Lahan Kering Sekunder 13,790 35,142 382 49,314 89.4 3 Hutan Lahan Kering Sekunder Rawa 164 - 68 232 0.4 4 Belukar Tua 1,641 1,052 140 2,833 5.1 5 Belukar Muda dan Semak 177 - - 177 0.3 6 Kebun - - 183 183 0.3 7 Tanah Terbuka 309 6 10 325 0.6 8 Tertutup Awan 153 742 3 898 1.6 Jumlah 16,237 38,127 786 55,150 100.0 Persen (%) No Penutupan Lahan Fungsi Hutan (Ha) APL Jumlah (Ha)

(6)

No. KODE FORMASI GEOLOGI (Ha) LUAS (%)

bara, mengandung moluska, kuarsit dan mika.

2. Qa

Dataran Aluvium : lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan gambut berwarna kelabu sampai kehitaman.

5.591,9 10,14

TOTAL 55.150 100,00

2) Tanah

Tabel 5. Jenis Tanah Areal UPHHK PT. Rizki Kacida Reana Kabupaten Berau dan Bulungan

No. KODE JENIS TANAH LUAS

(Ha) (%) Blok I 1. 17 Kambisol Distrik, 6.586 10,31 2. 19 Podsolik Kandik, 11.134 18,56 Blok II 1. 1 Organosol Hemik, 624 1,13 2. 4 Aluvial Gleiik, 3.340 6,06 3. 17 Kambisol Distrik, 10.827 19,63 4. 19 Podsolik Kandik, 6.016 10,91 5. 21 Podsolik Ortik, 16.623 1,13 TOTAL 55.150 100,00

Sumber : Peta Tanah eksplorasi Kalimantan skala 1 : 1.000.000, PPT, Bogor, 1964

Penentuan Zonasi/Pembagian Areal Kerja

Guna memperoleh areal efektif untuk produksi, maka pada areal IUPHHK seluas 55.150 ha dilakukan analisis dengan menggunakan prinsip Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) yang berpijak pada :

Kelestarian fungsi produksi

: Pengelolaan hutan yang mampu menjamin kelestarian usaha melalui pengaturan hasil dari sumberdaya yang berkelanjutan (sustainable forest management).

Kelestarian fungsi ekologi/lingkungan

diartikan sebagai terpeliharanya viabilitas dan fungsi ekosistem hutan dan ekosistem-ekosistem di sekitarnya pada level yang sama atau lebih tinggi. Ekosistem hutan harus mendukung kehidupan organisme yang sehat, tetap mempertahankan produktivitas, dan kemampuannya untuk pulih kembali.

(7)

Kelestarian fungsi sosial

mencerminkan keterkaitan hutan dengan budaya, etika, norma sosial dan pembangunan. Suatu aktivitas dikatakan lestari secara sosial apabila sesuai dengan etika dan norma-norma sosial atau tidak melampaui ambang batas toleransi komunitas setempat terhadap perubahan akibat pengelolaan hutan.

Tabel 6. Zonasi /Pembagian Areal Hutan PT. Rizki Kacida Reana di Kabupaten Berau dan Bulungan

No Uraian

Luas Penutupan Lahan (ha) Virgin Forest Log Over Area Non Hutan Mangrove Jumlah (Ha)

I LUAS AREAL HPH SELURUHNYA 1.137 51.392 1.621 214 54364

II Kawasan Lindung

a. Kelerengan > 40 % 1.089 1.932 0 0 3.021

b. Sempadan Sungai dan badan

sungai 8 1.118 0 0 1.126

c. Buffer Zone 0 0 0 0 0

d. Pengungsian Satwa (PSL) 0 428 0 0 428

e. Konservasi Insitu 0 561 0 214 775

Jumlah Kaw asan Lindung 1.097 4.039 0 214 5.350

III Kawasan Tidak Efektif untuk Produksi

a. Sarana Prasarana 0 307 0 - 307

- persemaian 0 100 0 - 100

b. Petak Ukur Permanen * 0 600* 0 0 600*

c. Kebun Benih/Tegakan Benih 0 581 0 0 581

Jumlah Areal Tidak Produktif untuk

Produksi 0 988 0 0 988

IV Kaw asan Tidak Efektif (II + III) 1.097 5.027 0 214 6.238

V Areal Efektif untuk Produksi ( I - IV) 40 46.365 1.621 0 48.026

- Berhutan 46.505

- Non Hutan (Rehabilitasi) 1.621

Keterangan : * Petak Ukur Permanen (PUP) tidak mempengaruhi luas efektif tebangan.

Pemilihan sistem silvikultur TPTI ini ditinjau setelah dilakukan analisis terhadap potensi tegakan, struktur tegakan, jenis vegetasi, kondisi bio fisik lapangan, kondisi sosial masyarakat yang ada disekitar areal kerja IUPHHK-HA PT. Rizki Kacida Reana.

Tahapan kegiatan dalam sistem silvikultur TPTI akan dilaksanakan dengan mengacu kepada turunan dari Permnhut No P.11/2009, yaitu Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No. P.09/VI-BPHA/2009 tanggal 21 Agustus 2009 (sebagai perubahan dari SK. Dirjen Pengusahaan Hutan No. 151/Kpts/IV-BPHH/1993) yang secara rinci tahapan-tahapannya sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.

(8)

Tabel 7. Tahapan Kegiatan Sistem Silvikultur TPTI

Sistem Silvikultur TPTI yang diterapkan PT Rizki Kacida Reana

No. Kegiatan Tahun Tahapan TPTI

1 a Et – 2 Penataan Areal Kerja (PAK)

2 b Et – 2 Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan 3 c Et – 1 Pembukaan Wilayah Hutan

4 d Et Pemanenan

Pemanenan dengan penerapan Reduce Impact Logging (RIL)

Et + 1, Et+2 Perapihan dan Inventarisasi tegakan paska penebangan

5 E Penanaman dan Pemeliharaan tanaman Pengayaan/Rehabilitasi Et + 1 Pengadaan Bibit

Et + 2 Penanaman

Et + 2 Pemeliharaan Tanaman I

Et + 3 Pemeliharaan Tanaman II

6 f Pembebasan Pohon Binaan

Et + 2 Pembebasan Tahap I

Et + 4 Pembebasan Tahap II

Et + 6 Pembebasan Tahap III

g Sepanjang

Tahun Perlindungan dan Pengamanan Hutan

Keterangan : PWH yang dimaksud adalah Trace jalan/Rencana pembuatan jalan, sedangkan pelaksanaan pembuatan jalan baru (jika diperlukan) dilaksanakan pada Et bersamaan dengan RKT.

Tabel 8. Rencana Penataan Areal Kerja IUPHHK-HA PT. Rizki Kacida Reana Tahun 2012 – 2021 HP HPT JUMLAH 2013 614 1,106 1,720 2014 39 1,494 1,533 2015 16 1,676 1,692 2016 1,203 384 1,587 3 2014 2017 1,483 100 1,583 4 2015 2018 1,200 1,200 5 2016 2019 1,577 1,577 6 2017 2020 125 1,260 1,385 7 2018 2021 1,374 1,374 8 2019 2022 12 2,056 2,068 9 2020 2023 1,572 1,572 10 2021 2024 1 1,702 1,703 4,867 14,127 18,994

BLOK RKT LUAS EFEKTIF

JML 2012-2021 2012 2013 1 2 NO KEGIATANTAHUN

(9)

Dari hasil inventarisasi hutan yang dilaksanakan oleh perusahaan, baik Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) dalam rangka penysunan Rencana Karya Tahunan (RKT) atau Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Usaha Jangka panjang (10 tahunan), terdapat pohon yang mempunyai potensi menghasilkan HHBK, antara lain sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :

Tabel 9. Rangkuman jenis pohon yang berpotensi menghasilkan HHBK

No. Nama Pohon Kelompok Jenis Pohon Potensi HHBK

1. Meranti merah/putih/kuning Kelompok Meranti Damar/Resin

2. Keruing Kelompok Meranti Minyak keruing

3. Kapur Kelompok Meranti Resin

4. Banggeris Kayu dilindungi Penghasil madu

5. Nyatoh Kelompok Meranti Getah, bahan kerajin

an tangan

6. Benuang Rimba campuran Tumbuhan obat

7. Jelutung Kayu dilindungi Getah

8. Durian Rimba campuran Buah

9. Gaharu Kayu dilindungi Minyak atsiri

10. Keledang Rimba campuran Buah

11. Tengkawang Pohon dilindungi Lemak,minyak

Sumber : Hasil IHMB (diolah)

Pemanenan

Maksud dan tujuan kegiatan Pemanenan adalah untuk mendapatkan hasil produksi/eksploitasi kayu sebagai keuntungan perusahaan, berupa kayu bulat dengan jumlah yang cukup dan mutu yang memenuhi persyaratan.

Tabel 10. Rancangan Blok dan Perkiraan Produksi 10 Tahun

PT. Rizki Kacida Reana Kabupaten Berau dan Bulungan.

HP HPT JUMLAH HP HPT JUMLAH I 2012 95 1,430 1,525 9,334.14 133,744.67 143,078.81 - 143,078.81 80,124.13 II 2013 614 1,106 1,720 37,855.98 80,181.00 118,036.98 1,720 119,756.98 67,063.91 III 2014 39 1,494 1,533 1,473.45 131,681.37 133,154.82 3,066 136,220.82 76,283.66 IV 2015 16 1,676 1,692 2,913.28 116,599.81 119,513.09 5,076 124,589.09 69,769.89 V 2016 1,203 384 1,587 118,882.56 11,907.07 130,789.63 6,348 137,137.63 76,797.07 VI 2017 1,483 100 1,583 133,832.03 7,145.79 140,977.82 7,915 148,892.82 83,379.98 VII 2018 1,200 1,200 - 138,844.58 138,844.58 7,200 146,044.58 81,784.96 VIII 2019 1,577 1,577 - 134,297.64 134,297.64 11,039 145,336.64 81,388.52 IX 2020 125 1,260 1,385 23,735.47 148,401.39 172,136.86 11,080 183,216.86 102,601.44 X 2021 1,374 1,374 154,558.37 - 154,558.37 12,366 166,924.37 93,477.65 4,949 10,227 15,176 482,585.28 902,803.32 1,385,388.60 65,810 1,451,198.60 812,671.22 SEDIAAN TEG PD TH TEBANG TKSIRN VOL TEBANG JML 2012-2021 NO NO PETAK

LUAS EFEKTIF STANDING STOCK RIAP SD TEBANGA

(10)

Limbah pemanenan di areal kerja (konsesi) PT. Rizki Kacida Reana.

Dalam Kegiatan ini yang dimaksud dengan limbah pemanenan adalah seluruh bagian pohon sisa penebangan yang ditinggalkan di petak tebangan yang terdiri dari tunggak, sisa pembagian batang, batang utama tajuk, cabang dan ranting serta pohon rebah akibat tertimpa pohon tebangan. Pohon rusak/rebah yang diukur adalah pohon-pohon yang berada di sekitar pohon tebang yang rusak karena tertimpa pohon tebang. Hasil pengukuran limbah di lapangan dari 75 pohon sampel di atas diperoleh rerata volume limbah penebangan adalah : berupa tunggak 15,47%, dari kegiatan bucking 6,84%, volume batang utama tajuk 47,31%, cabang 24,68% dan berupa ranting 14,79%. Secara grafis pembagian volume limbah dari 75 pohon contoh tersebut sebagaimana Gambar berikut :

Jenis Jumlah Jenis Agathis 3 Bangkirai 13 Keruing 23 Keruing Batu 1 Meranti Batu 8 Meranti Kuning 5 Meranti Merah 17 Mersawa 3 Mersolo 1 Nyatoh 1 Total 75

(11)

Kelestarian produksi merupakan bagian penting dari sistem pengelolaan hutan alam produksi secara lestari (PHPL-sustainable forest management-SFM). Untuk dapat menjamin terwujudnya kelestarian fungsi produksi, maka upaya yang selalu dan harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas dan produktivitas tegakan pasca pemanenan melalui kegiatan pembinaan hutan.

Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Pengayaan/Rehabilitasi 1) Pengadaan Bibit (Et+1)

Tabel 12. Rencana Pengadaan Bibit UPHHK PT. Rizki Kacida Reana Kabupaten Berau dan Bulungan

No. Pelaksanaan Tahun KODE

Pengadaan Bibit (bt) (Et+2) Jumlah

Pengayaan Rehabilitasi Rehabilitasi Penanaman Kebutuhan LOA RKT LOA Non-Hutan Ka-Ki Jalan Bibit

1 2012 - - - 2 2013 - - - 3 2014 I 146,400 203,333 221,333 3,894 74,961 4 2015 II 165,120 229,333 221,333 1,864 17,650 5 2016 III 147,168 204,400 221,333 2,310 75,211 6 2017 IV 162,432 225,600 221,333 1,904 11,270 7 2018 V 152,352 211,600 221,333 1,900 87,185 8 2019 VI 151,968 211,067 221,333 1,819 86,187 9 2020 VII 145,536 202,133 221,333 1,774 70,776 10 2021 VIII 141,888 197,067 221,333 2,015 62,303 1,212,864 1,684,533 1,770,667 17,479 4,685,543

Keterangan : 1. Pengayaan LOA : 20 % dari Luas Blok tebangan jarak tanam 5 x 5 m 2. Rehabilitasi LOA RKT : 10 % dari Luas Blok Tebangan, jarak Tanam 3 x 3 m 3. Penanaman Kiri Kanan Jalan 100 m dari jalan angkutan (PWH) jarak tanam 5 x 5 m 4. Rehabilitasi Non Hutan Luas : 575 ha di tanam selama 5 tahun ,jarak tanam 3 x 3 m 5. Jumlah bibit tiap kegiatan telah mempertimbangkan sulaman ± 20 %

2) Penanaman (Et+2)

Tabel 13. Rencana Penanaman Pengayaan/Rehabilitasi UPHHK PT. Rizki Kacida Reana Kabupaten Berau dan Bulungan

No. Pelaksanaan Tahun LOKASI KODE

Luas Penanaman & Pengayaan (Ha) Jumlah Luas (ha) Penanama

n Pengayaan Rehabilitasi Rehabilitasi Penanaman

LOA RKT LOA RKT Non-Hutan Ka-Ki Jalan

1 2012 - - - - 2 2013 - - - - 3 2014 - - - - 4 2015 I 305.0 152.5 166.00 3.50 627 5 2016 II 344.0 172.0 166.00 1.68 684 6 2017 III 306.6 153.3 166.00 2.08 628

(12)

No. Pelaksanaan Tahun LOKASI KODE

Luas Penanaman & Pengayaan (Ha) Jumlah Luas (ha) Penanama

n Pengayaan Rehabilitasi Rehabilitasi Penanaman

LOA RKT LOA RKT Non-Hutan Ka-Ki Jalan

7 2018 IV 338.4 169.2 166.00 1.71 675

8 2019 V 317.4 158.7 166.00 1.71 644

9 2020 VI 316.6 158.3 166.00 1.64 643

10 2021 VII 303.2 151.6 166.00 1.60 622

Jumlah 2,231 1,116 1,162.00 13.92 4,523

Keterangan : 1. Pengayaan LOA : 20 % dari Luas Blok tebangan (estimasi) jarak tanam 5 x 5 m 2. Rehabilitasi LOA RKT : 10 % dari Luas Blok Tebangan (estimasi), jarak Tanam 3 x 3 m 3. Penanaman Kiri Kanan Jalan 100 m dari jalan angkutan (PWH) (estimasi), jarak tanam 5 x 5 m 4. BKT Tahun 2012 sehingga Penanaman dimulai Tahun 2014 (ET+2).

Kegiatan Safety, Health & Environment (SHE)

Penggunaan peralatan keselamatan kerja yang berupa Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja di lapangan merupakan hal yang wajib dilakukan, dan menjadi bagian dari prosedur pelaksanaan setiap kegiatan. PT. Rizki Kacida Reana akan menyediakan peralatan keselamatan kerja sesuai standar yang dipersyaratkan. Disamping itu, PT. Rizki Kacida Reana juga telah dan akan terus memberikan fasilitas dan sarana prasarana kesehatan kepada para karyawan secara memadai.

Keselamatan Kerja berdasarkan SMK3 Kesiapan Penanganan Tanggap Darurat Sistem Kerja Pengadaan, Pemeliharaan, dan Perbaikan Pengawasan Pelayanan

Seleksi & Penempatan Lingkungan Kerja P P P K

(13)

Pada dasarnya terdapat 3 hal aspek pokok yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyusunan SMK3. Ketiga aspek tersebut adalah :

a. Komitmen dan kebijakan (Kepemimpinan dan komitmen dan Tinjauan awal K3,

b. Perencanaan (Manajemen Resiko, Peraturan Perundangan, Tujuan dan Sasaran, Indikator Kinerja dan Perencanaan awal dan yang sedang berlangsung);

c. Penerapan (Jaminan kemampuan, Jaminan kemampuan dan Jaminan kemampuan).

Tenaga Kerja

Perencanaan SDM adalah langkah-langkah yang akan dilakukan departemen SDM di masa yang akan datang dalam mengelola Sumber Daya Manusianya. Perencanaan SDM dapat lebih mengoptimalkan SDM yang sudah ada dalam organisasi; produktivitas kerja meningkat; jumlah dan kualitas SDM untuk masa yang akan datang dapat diperkirakan; informasi tentang SDM dapat selalu tersedia; pasar tenaga kerja dapat lebih cepat diketahui; serta sebagai acuan untuk menyusun program-program pengembangan SDM dalam organisasi.

Tabel 14. Ketersediaan Tenaga Teknis Kehutanan (P.16/PHPL-IPHH/2015)

Sumber : HRD PT. Rizki Kacida Reana, 2018

Kelola Sosial

Berdasar kriteria dan indikator PHAPL tersebut, pengelolaan sosial mencakup 5 aspek utama, yakni :

o Kepastian kawasan (batas partisipatif antara areal IUPHHK-HA dengan lahan masyarakat), o Pengembangan kesepakatan dengan masyarakat,

o Pendistribusian insentif kepada masyarakat,

o Penghormatan hak-hak tradisional masyarakat, dan o Peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan.

Lokasi kegiatan pengelolaan sosial diprioritaskan pada desa-desa yang lokasinya berada di sekitar areal IUPHHK-HA PT. Rizki Kacida Reana, yaitu desa Mangku padi ; kecamatan Tanjung

SEDIA KURANG

1 Pengukuran dan Pemetaan (Kurpet) 1 0

2 Perencanaan Hutan (Canhut) 4 0

3 Pemanenan Hutan (Nenhut) 4 0

4 Pembinaan Hutan (Binhut) 5 0

5 Pengukuran Kayu Bulat Rimba(PKBR) 5 0

Jumlah 19 0

(14)

Palas kabupaten Bulungan. Kampung Kasai dan Tanjung Batu ; kecamatan Pulau Derawan, kampung Batu-batu dan Merancang hulu serta Birang ; kecamatan Gunung Tabur ; Kabupaten Berau.

Kegiatan kelola sosial akan dilakukan secara partisipatif, yakni dengan melibatkan masyarakat setempat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai monitoring dan evaluasi. Karena dilakukan secara partisipatif maka jenis kegiatan secara rinci akan ditentukan bersama antara perusahaan dengan masyarakat setempat.

Tabel 15. Rencana Kegiatan Pengelolaan Sosial PT. Rizki Kacida Reana Tahun 2012– 2021.

Tahapan/Alternatif Kegiatan Kegiatan Volume

Proyeksi Biaya (x Rp. 1000) Waktu Pelaksanaan Lokasi & Keterangan I. PERENCANAAN

• Penyusunan data base Kelola Sosial)

• Studi Sosial Impact Assesment • Perencanaan kegiatan kelola sosial

secara partisipatif • 1 Paket • 1 Paket • 1 Paket • 150.000 • 100.000 • 300.000 • 2012-2021 • 2012-2021 • 2012-2021 Desa Mangku padi, Kampung Kasai, Tanjung Batu , Batu-Batu, Meran-cang Ulu, dan Birang II. PELAKSANAAN

1.Pembuatan batas areal IUPHHK-HA dengan areal penggunaan masy. : • Pendataan & pemetaan lokasi-2

pemanfaatan ekonomi subsisten, konservasi, dan situs budaya;

• Penataan batas areal kerja dengan lahan masyarakat (batas partisipatif). • 3 Desa • 3 Desa • 150.000 • 450.000 • 2012-2021 • 2012-2021 2.Pembuatan perjanjian/kesepakatan dgn masyarakat hukum adat/ setempat terkait pengelolaan hutan;

• 1 Desa +2 (dua) kelompok Punan

• 296.000 • Tiap Tahun

3.Distribusi insentif kegiatan IUPHHK-HA kepada masyarakat setempat; • Bantuan keg. & sarana-prasarana

umum masyarakat, meliputi al. : a. Bantuan Bidang Keagamaan b. Bantuan Bidang Pendidikan c. Bantuan Bidang Olah Raga &

Kepemudaan

d. Bantuan Bidang Kesehatan e. Bantuan Bibit

f.

4. Penghormatan dan akomodasi hak masyarakat adat / setempat • Identifikasi dan pemetaan serta

• 6 Desa • 100.000 • Tiap Tahun • Bantuan dalam bidang sosekbud diberikan sesuai kebutuhan & aspirasi masy.

(15)

Tahapan/Alternatif Kegiatan Kegiatan Volume Proyeksi Biaya (x Rp. 1000)

Waktu

Pelaksanaan Keterangan Lokasi &

pembuatan tanda pada hak-hak tradisional masyarakat setempat; • Akomodasi hak-hak masyarakat ke

dalam dokumen-dokumen SOP & dokumen perencanaan;

• Pengawasan dan pelaporan kegiatan pemanfaatan hutan yang potensial mengganggu hak-hak masy. setempat.

5. Peningkatan peran serta masya rakat hukum adat/setempat dalam kegiatan IUPHHK-HA: • 1 Paket • 1 Paket • 1 Paket • 50.000 • 20.000 • 25.000 • 2012-2021 • Tiap Tahun • Tiap Tahun (Keg. rutin) Ds. Mangkupadi, dan Birang 6. Upaya menekan laju perambahan

hutan dan lahan.

• Patroli Pengamanan Hutan • Patroli Kebakaran Hutan &

Lahan

• 600 • Tiap 2 Bulan

Mangkupadi, Birang dan Tanjung Batu • Penerimaan tenaga kerja lokal;

• Penyuluhan Kehutanan;

• Pengembangan kemitraan dgn masyarakat dalam kegiatan ter-kait IUPHHK-HA dan lain-lain (persemaian, penanaman, pe-meliharaan, budidaya rotan, dsb). • 60% dr kebut. • 2 kali. • 6 Desa PM • 5.000 PM Tiap Tahun • 2 kali/Tahun Tiap Tahun PM: disesuaikan dg kebutuhan Desa 7. Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Areal Kerja IUPHHK-HA PT. Rizki KR.

• Pelatihan Pengolahan Sumber Daya Laut/Ikan

• Pelatihan Budidaya Lada bagi Punan.

• Pelatihan Budi Daya Buah buahan.

• Pemurnian, pengemasan dan Pemasaran Hasil Hutan Madu

• 2 kali • 3 Desa • 15.000 • 7.500 • 7.500 • 25.000 Tahun 2018 Tahun 2019 • Kp. Tanjung Batu • Punan Lati • Punan Birang

III. MONITORING & EVALUASI • 1 Paket PM • Tiap Tahun

(16)

Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Sasaran pengelolaan lingkungan diarahkan pada kawasan lindung, areal tidak efektif untuk produksi dan areal efektif untuk produksi yang terdiri atas komponen lingkungan yang terkena dampak dan kegiatan sumber dampak. Kegiatan pengelolaan lingkungan dilaksanakan melalui pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi dan pendekatan institusi.

Tabel 16. Rencana Pengelolaan Lingkungan IUPHHK-HA PT. Rizki Kacida Reana 2012 – 2021.

No. Komponen Lingkungan Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Lokasi Frekuensi

A Kawasan Lindung

1 Sempadan Sungai &

Badan Sungai Tidak merusak sempadan sungai, membuat Sedimen Trap

Sungai – sungai di

dalam areal kerja Berkelanjutan 2 Sempadan Mata air Tidak merusak sempadan Mata

Air Mata air mata air di Areal Kerja Berkelanjutan 3 Konservasi Pelestarian

Plasma Nutfah Pengelolaan & Pemantauan Plasma Nutfah Areal Plasma Nutfah 1 kali/Tahun 4 Kawasan Pengungsian

Satwa Liar (KPSL) Pengelolaan & Pemantauan KPSL Areal KPSL di Blok I 2 kali/Tahun 5 Kelerengan > 40% Tidak melakukan penebangan

pada Lereng > 40% Lereng > 40% di Blok I dan Blok II 1 kali/Tahun 6 Kawasan Mangrove Tidak merusak, melakukan

penanaman mangrove Di Tanjung Bohe, Sungai Pimping 1 kali/tahun

B Fisik - Kimia

1 Laju Erosi dan Laju

Sedimentasi • Penanaman areal terbuka bekas tebangan • Penanaman areal non hutan • Perencanaan trace jalan yg

tepat berdasarkan hasil survei dan pemetaan topografi

• Pembuatan bangunan teras kontur, tanam pohon komersil dan cover crop • Pembukaan tanah pada

kemiringan <15 % • Perbaikan teknik penyaradan LOA Areal NH (1.621 ha) Lokasi jln angkutan Kika jalan yg rawan erosi TPn/TPK Jalan sarad (Et+2) pasca penebangan 2012-2021 Tiap tahun (keg. Rutin) Tiap tahun (keg. rutin) Pd wkt buat TPn/TPK Terus mnrs C Biologi

1. Strukutur & Komposisi

Tegakan Hutan • Menerapkan sistem pembalakan berdampak rendah (RIL)

• Pembuatan jalan sarad berdasarkan hasil pemetaan topografi skala operasional • Pelatihan tenaga kerja

(operator) Blok RKT Blok Tebangan/ jalan sarad Terus menerus Terus menerus Tiap tahun

(17)

No. Komponen Lingkungan Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Lokasi Frekuensi • Pembentukan divisi kelola

lingkungan 2010

2. Satwa Liar • Mempertahankan

keberadaan pohon pakan satwa

• Monitoring dan

pengawasan terhadap habitat dan populasi satwa dilindungi

• Penanaman Pohon Pakan Satwa • Pengawasan perburuan • Pemasangan papan larangan • Penyuluhan Di seluruh areal Di tempat2 yang menjadi habitat satwa Di sempadan sungai, tanah terbuka Di seluruh areal Di lokasi strategis Di camp dan di desa terdekat Terus menerus Terus menerus Terus menerus Tiap tahun 2 kali/th Tiap tahun 2 kali/th D Sosekbud 1 Sosial Ekonomi

a. Kesempatan Kerja Meningkatkan jumlah dan

ketrampilan TK Lokal Desa Mangku

padi, Kampung Kasai, Tanjung Batu , Batu-batu, Merancang Ulu, Birang Tiap tahun b. Pendapatan

Penduduk • Pembinaan Peladang • Pengembangan Koperasi • Fasilitasi pemasaran hasil

pertanian Desa Mangku padi, Kampung Kasai, Tanjung Batu , Batu-batu, Merancang Ulu, Birang Tiap tahun

2 Sosial Budaya • Pengembangan adat & budaya

• Bantuan sarana pendidikan, olahraga & kesehatan

Desa Mangku padi, Kampung Kasai, Tanjung Batu , Batu-batu, Merancang hulu, Birang Tiap tahun

High Conservation Value Forest

Berdasarkan bantuan pendanaan kemitraan (partnership program) dari The Borneo Initiative (TBI) dan dengan bekerjasama dengan PT. Meganesia Tirta Foresta (MeTTa), PT. Rizki Kacida

(18)

Reana telah berhasil melaksanakan studi revisi High Conservation Value Forest (HCVF) di areal kerja dan sekitarnya.

Studi revisi HCVF tersebut dilaksanakan di areal konsesi perusahaan dan desa sekitar, jumlah desa yang terdapat di sekitar lokasi Blok I meliputi 1 (satu) Kampung, yaitu: Kampung Birang. Jumlah desa yang terdapat di sekitar lokasi Blok II meliputi 1 (satu) Desa, yaitu: Desa Mangkupadi, dan 4 (empat) Kampung terdiri Kampung Tanjung Batu, Kampung Kasai, Kampung Batu Batu, dan Kampung Merancang Ulu. Secara garis besar hasil identifikasi kawasan yang bernilai konservasi tinggi (NKT) di areal kerja PT. Rizki Kacida Reana dapat disajikan dalam berikut :

Tabel 17. Hasil ringkas Identifikasi NKT di area kelola PT. Rizki Kacida Reana

NKT Definisi/Pengertian

Status

NKT Atribut Luas (Ha)

NKT 1 Kawasan yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang penting

NKT 1.1 Kawasan yang mempunyai atau memberikan fungsi pendukung keanekaragaman hayati bagi kawasan lindung dan/atau konservasi

Ada Kawasan dengan kelerengan curam (>40%), kawasan buffer sungai, kawasan karst, kawasan lindung, kawasan pelestarian plasma nutfah, kawasan perlindungan satwa liar, daerah embung dan mata air. Sehingga dipastikan bahwa area kelola IUPHHK-HA PT. Rizki Kacida Reana terdapat NKT ini.

7.435

NKT 1.2

Spesies hampir punah Ada Ditemukannya jenis-jenis yang termasuk Critically Endangered (CR) atau jenis-jenis yang hampir punah di area kelola IUPHHK-HA PT. Rizki Kacida Reana, diantaranya trenggiling (Manis javanica), Dipterocarpus cornutus, D. Kunstleri, Hopea nutans, Shorea acuminatissima, S. gibbosa, S. johorensis, S. lamellata, S. smithiana, dan Vatica venulo.

4.283

NKT 1.3

Kawasan yang merupakan habitat bagi populasi spesies yang terancam, penyebaran terbatas atau dilindungi yang mampu bertahan hidup (viable population)

Ada Areal ini juga merupakan habitat dari spesies-spesies yang memiliki status konservasi penting, meliputi 48 jenis burung, 33 jenis Mamalia, 6 jenis Reptil; serta 28 jenis tumbuhan.

(19)

NKT 1.4

Kawasan yang merupakan habitat bagi spesies atau sekumpulan spesies yang digunakan secara temporer

Ada Keberadaan gua-gua pada kawasan karst di dalam wilayah kajian yang digunakan sebagai habitat bagi burung walet dan keberadaaan jenis migran dara kumis yang ditemukan di areal pesisir dekat dengan muara sungai Bakau.

4.879

NKT 2 Kawasan bentang alam yang penting bagi dinamika ekologi secara alami

2.1 Kawasan bentang alam luas yang memiliki kapasitas untuk menjaga proses dan dinamika ekologi

Tidak Ada

Berdasarkan identifikasi daerah inti dan daerah penyangga wilayah hutan berdasarkan data tutupan lahan tahun 2014, dan hasil deliniasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) pada wilayah kajian IUPHHK-HA- HA PT. Rizki Kacida Reana

2.2 Kawasan alam yang berisi dua atau lebih ekosistem dengan garis batas yang tidak terputus (berkesinambungan

Ada Keberadaan zona ecotone yang masih berpenutupan hutan antar masing - masing dua tipe ekosistem di wilayah kajian NKT. Ekosistem-ekosistem tersebut diantaranya adalah ekosistem mangrove, ekosistem hutan dataran rendah, ekosistem hutan dipetero campuran, dan ekosistem karst

8.955

2.3 Kawasan yang mengandung populasi dari perwakilan spesies alam

Ada Temuan jenis-jenis predator (Felidae, Acipiteridae, dan Falconidae), beberapa jenis mamalia seperti Owa kelawat (H. muelleri), Lutung bangat (P. hosei), dan Lutung merah (P. rubicunda)) yang sangat

tergantung pada keberadaan tajuk hutan. Rekomendasi pengelolaan yang dapat dilakukan diantaranya adalah kesepakatan antar pihak terkait dalam pengelolaan bentang lahan agar tidak terjadi perubahan yang signifikan, juga pengurangan kegiatan pada sempadan sungai serta pemetaan kawasan lindung dan konservasi.

7.426

(20)

NKT 3 Kawasan yang mempunyai ekosistem langka atau terancam punah

Ada Dilihat dari pendekatan sistem lahan dari RePPProT, data tutupan lahan tahun 1990 - 2014, dan informasi lapangan, serta analisis dengan kehati-hatian sesuai Toolkit HCV 2008, terdapat lima ekosistem yang termasuk ekosistem langka, antara lain, ekosistem bakau, ekosistem karst, ekosistem kerangas, dan

ekosistem riparian.

4.965

NKT 4 Kawasan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan alami

NKT

4.1 Kawasan atau ekosistem yang penting sebagai penyedia air dan pengendalian banjir bagi masyarakat hilir

Ada terdapat beberapa anak sungai utama yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air yang mengalir ke Sungai Samba dan Sungai Katingan. Selain itu, terdapat daerah tangkapan air (lereng E (>40%) beserta areal karst). Segala kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan hutan/lahan di wilayah kajian secara ekologis dan hidrologis akan memberikan pengaruh terhadap kondisi kuantitas dan kualitas terhadap daerah hilir

4.251

NKT 4.2

Kawasan yang penting bagi pengendalian erosi dan sedimentasi

Ada Pada wilayah IUPHHK-HA PT. Rizki Kacida terdapat daerah-daerah dengan tingkat bahaya erosi yang berat hingga sangat berat yang peka dan sangat peka erosi apabila tutupan vegetasi di atasnya hilang.

1.583

NKT

4.3 Kawasan yang berfungsi sebagai sekat alam untuk mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan

Ada areal IUPHHK-HA PT. Rizki Kacida Reana yang masih memiliki hutan yang cukup baik akan mampu berfungsi sebagai sekat alam untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan dalam skala besar.

1.924

NKT 5 Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat lokal

NKT 5 Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk

pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat lokal

Ada Masyarakat yang terdapat di sekitar kawasan IUPHHK-HA- HA yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap air bersih yang bersumber dari sungai-sungai yang mengalir dari areal IUPHHK-HA PT. Rizki Kacida Reana, baik yang terdapat pada Blok I maupun Blok II . Pada lokasi Blok I terdapat sungai Birang, Beduri, Sungai Ruyu,

(21)

Dari gabungan kawasan NKT 1 sampai dengan NKT 6 di atas, terlihat bahwa dalam areal kerja PT. Rizki Kacida Reana merupakan kawasan NKT yang masih diperbolehkan adanya kegiatan pemanenan (logging), karena status (fungsi hutan) areal kerja PT. Rizki Kacida Reana termasuk “hutan produksi terbatas (HPT)” dan “Hutan Produkisi Tetap (HP)”. Namun demikian pelaksanaan kegiatan pemanenan harus dilakukan dengan cara kehati-hatian yaitu sistem yang ramah lingkungan (misalnya dengan konsep RIL).

Dari hasil identifikasi dan deliniasi kawasan NKT dalam konsesi PT. Rizki Kacida Reana selanjutnya berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan operasional di lapangan yang meliputi : a. kegiatan inventarisasi hutan, b. penataan hutan, c. pembukaan wilayah hutan, d. penebangan dan e. Penyaradan, perlu diantisipasi dampak berupa ancaman dari kegiatan-kegiatan tersebut terhadap komonen ekosistem hutan. Secara fisik kegiatan-kegiatan operasional tersebut mempenagruhi kondisi komponen ekosistem hutan, baik kondisi tegakan dan bentang alam (landscape). Tabel 3-34 berikut menyajikan rangkuman hasil analisis jenis-jenis ancaman terhadap masing-masing NKT 1 sampai NKT 6.

Sungai Oot Kalop dan sungai Binai, kemudian pada lokasi Blok II terdapat sungai Mangkupadi, Pindada, Lawey dan sungai Kalaputan. Kemudian keberadaan gua-gua yang terdapat pada kawasan karst di BlokI yang menjadi sumber pekerjaan masyarakat desa Birang yang di pekerjaan oleh PT. Walesta untuk memanen Sarang burung Walet.

NKT 6 Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya tradisional komunitas lokal

NKT 6 Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya tradisional komunitas lokal

Tidak Ada

(22)

Tabel 18. Rangkuman hasil analisis ancaman kawasan NKT di konsesi PT. Rizki Kacida Reana NKT Jenis Ancaman-Ancaman Rencana Pengelolaan Jumlah kegiatan RIL Lain-Lain NKT 1 : Kawasan yang Mempunyai Tingkat KeanekaragamanHayati yang Penting

1.1. Perubahan fungsi kawasan terutama yang berada di sepanjang sungai Mangkupadi (Blok II) dan Binai (Blok I) untuk ladang atau kebun; 2) metode pemanenan hutan yang tidak menerapkan konsep ramah lingkungan atau konsep Reduce Impact Log ging (RIL).

2 1 1

1.2. Perburuan Satwa Liar yang dilakukan masyarakat

di dalam areal konsesi untuk ladang; dan metode pemanenan hutan yang tidak menerapkan konsep RIL

6 1 5

1.3. Ancaman terpenting terhadap keberadaan kawasan NKT 1.3 diantaranya adalah metode penebangan dan perambahan illegal serta perburuan liar

terutama oleh pendatang dan karyawan harian yang memburu satwa liar, baik untuk dikonsumsi, dijual serta dipelihara.

6 2 4

1.4. Perburuan burung tidak terkendali yang dilakukan oleh masyarakat /karyawan dan metode

pemanenan hutan yang tidak menerapkan konsep Reduced Impact Logging (RIL).

2 1 1

NKT 2. Kawasan Bentang Alam yang Penting bagi Dinamika Ekologi Secara Alami

2.1. Tidak Ada

2.2. Perubahan ekosistem alami menjadi ekosistem buatan tanpa memperhatikan kondisi bentang lahan dan kapasitas daya dukung lingkungan dan kegiatan penebangan yang tidak sesuai dengan sistem penebangan ramah lingkungan, penebangan dan penyaradan dipinggir bahkan menyebrang sungai, keterbukaan lahan yang terlalu lebar sebagai akibat terlalu banyaknya traktor bermanuver.

6 1 3

2.3. Ancaman terpenting terhadap keberadaan kawasan NKT 2.3 diantaranya adalah perubahan fungsi dari hutan menjadi kawasan non hutan.

3 1 2

NKT 3. Kawasan yang Mempunyai Ekosistem Langka atau Terancam Punah

(23)

NKT Jenis Ancaman-Ancaman Rencana Pengelolaan Jumlah kegiatan RIL Lain-Lain

hutan menjadi kawasan non hutan pada masing masing tipe ekosistem.

NKT 4. Kawasan yang Menyediakan Jasa-jasa Lingkungan Alami

4.1.

Perubahan peruntukan dan penggunaanlahan dari hutan menjadi kawasan non hutan terutama di daerah resapan air seperti pada daerah sempadan sungai dan sekitar mata air

4 1 3

4.2.

Perubahan penggunaan dan tutupan lahan dari kawasan berhutan menjadi areal areal non hutan terutama pada daerah daerah yang rawan terhadap erosi.

3 3 1

4.3.

Perubahan penggunaan lahan oleh masyarakat untuk non kehutanan terutama tutupan lahan ataupun bentang alam yang berfungsi sebagai pencegahan terhadap meluasnya bencana kebakaran.

2 - 3

NKT 5. Kawasan yang Mempunyai Fungsi Penting untuk Pemenuhan Kebutuhan Dasar bagi Masyarakat Lokal

Limbah rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai menjadi ancaman bagi kualitas air yang digunakan masyarakat hilir sungai.

3 1 2

NKT 6. Kawasan yang Mempunyai Fungsi Penting untuk Identitas Budaya Tradisional Komunitas Lokal

Tidak Ada _ _ _

Dari Tabel 17. di atas dapat disimpulkan bahwa :

 Dari jumlah kegiatan pengelolaan yang direncanakan terdapat 38 kegiatan dan 6 kegiatan (15, 79%) diantaranya merupakan kegiatan dengan menerapkan konsep RIL,

 Penerapan konsep RIL dalam kegiatan fisik dilapangan dari PWH sampai dengan Skidding merupakan “kebutuhan” untuk dilaksanakan untuk mengatasi ancaman-ancaman untuk semua NKT.

Gambar

Tabel 1. Luas Areal UPHHK PT. Rizki Kacida Reana Unit II       Berdasarkan Fungsi Hutannya
Tabel 4. Satuan Geologi Areal UPHHK PT. Rizki Kacida Reana   Kabupaten Berau dan Bulungan
Tabel 5. Jenis Tanah Areal UPHHK PT. Rizki Kacida Reana    Kabupaten Berau dan Bulungan
Tabel 6. Zonasi /Pembagian Areal Hutan PT. Rizki Kacida Reana di Kabupaten Berau dan Bulungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sementara Gruber (2011) menyatakan bahwa paling sedikit terdapat 12 prinsip organisasi yang diperlukan untuk menjamin efektivitas dan kelestarian pengelolaan sumberdaya alam

Sistem silvikultur adalah rangkaian kegiatan berencana dari pengelolaan hutan yang meliputi penebangan, peremajaan, dan pemeliharaan tegakan hutan guna menjamin kelestarian

Sementara Gruber (2011) menyatakan bahwa paling sedikit terdapat 12 prinsip organisasi yang diperlukan untuk menjamin efektivitas dan kelestarian pengelolaan sumberdaya alam

membentuk sistem/model pengelolaan sumberdaya hutan dan lahan yang bijaksana dan berkelanjutan, dengan tujuan spesifik adalah memberikan bantuan dan memfasilitasi pembentukan

Untuk menjamin kelangsungan produksi yang berkesinambungan dalam setiap kegiatan operasional hutan tanaman industry (HTI), PT SUMBER HIJAU PERMAI (PT

Mitra Hutani Jaya dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan hutan lestari yang memperhatikan aspek produksi, aspek ekologi, dan aspek sosial.. Pengelolaan

Untuk menjamin kelangsungan usaha pemanfaatan dan kelestarian sumberdaya ikan perlu diupayakan manajemen yang tepat.Ketersediaan data yang memadai mutlak diperlukan

2015 "Integrated sustainable mangrove forest management." Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Journal of Natural Resources and Environmental Management 5.1 : 1 Macintosh,