• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK A PORTRAID OF M & N DAN TEORI KOGNISI DEPRESI AARON BECK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK A PORTRAID OF M & N DAN TEORI KOGNISI DEPRESI AARON BECK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK A PORTRAID OF M & N DAN TEORI KOGNISI DEPRESI AARON BECK

2.1. Konsep Komik

2.1.1 Definisi Komik

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam Koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku sendiri.

Menurut Scott McCloud dalam buku Understanding Comics bahwa komik merupakan gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas dasar kreasi yang

dipersentasikan secara visual.

Pada tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic Storytelling, dimana ia mendefinisikan komik sebagai tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik. Sebelumnya, ditahun 1986 dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner

mendefinisikan teknis dan struktur komik sebagai sequential art yaitu susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide.

Di Jepang komik disebut dengan “manga”. Perkembangan manga di Jepang tergolong sangat pesat karena ternyata keberadaannya banyak diminati semua kalangan masyarakat

(2)

ditambah lagi manga juga memiliki berbagai jenis genre veriatif dan menarik untuk beragam orang.

Komik merupakan suatu bentuk karya seni yang memilik unsur dalam penciptaannya. Unsur-unsur yang terdapat dalam komik adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsuk. Menurut Nurgiyantoro (1995 : 23), unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik sebuah komik adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur intrinsik dalam sebuah komik meliputi tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang penokohan, dan lain-lain.

a.Tema

Tema adalah pokok pikiran atau persoalan yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui jalinan sebuah cerita yang dibuatnya (Aminuddin, 2000 : 88). Kata tema sering disamakan dengan pengertian topik, padahal kedua istilah tersebut mengandung pengertian yang berbeda. Topik dalam suatu tulisan atau karangan berarti pokok pembicaraan, sedangkan tema itu tercakup persoalan dan tujuan atau amanat pengarang kepada pembaca.

Berdasarkan pengertian diatas, tema yang diangkat dalam komik “A Portrait of M & N” ini adalah tentang sebuah rahasia yang disembunyikan oleh tokoh utama Mitsuru Abe yang mempunyai beban psikologi yaitu masokis yang berpengaruh terhadap karakter serta kepribadiannya.

b.Alur (plot)

Alur atau plot adalah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan menurut hokum sebab akibat dari awal sampai akhir (Aminuddin,

(3)

2000:89). Alur atau plot merupakan suatu rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun untuk menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian alur itu merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga merupakan kerangka utama cerita. Menurut Aminuddin (2000:90) pada umumnya alur pada cerita prosa fiksi disusun berdasarkan urutan sebagai berikut:

1.Perkenalan, pada bagian ini pengarang menggambarkan situasi dan memperkenalkan tokoh-tokohnya.

2.Pertikaian, pada bagian ini pengarang mulai menampilkan pertikaian yang dialami sang tokoh.

3.Perumitan, pada bagian ini pertikaian semakin hebat. 4.Klimaks, pada bagian ini puncak perumitan mulai muncul.

5.Peleraian, pada bagian ini persoalan demi persoalan mulai terpecahkan.

Menurut susunannya, alur terbagi dalam dua jenis yaitu alur maju dan alur mundur. Alur maju adalah alur yang susunannya mulai dari peristiwa pertama, peristiwa kedua, ketiga dan seterusnya sampai cerita itu berakhir. Sedangkan alur mundur adalah alur yang susunannya dimulai dari peristiwa terakhir kemudian kembali ke peristiwa pertama.

Berdasarkan uraian diatas, alur dalam komik “A Portrait of M & N” adalah komik yang menggunakan alur maju, karena peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam novel tersebut dimulai saat tokoh Mitsuru Abe duduk dibangku SMA, yang menceritakan tentang sebuah rahasia besar yang di milikinya.

(4)

c. Latar (setting)

Latar atau setting adalah penggambaran situasi, tempat, dan waktu serta suasana

terjadinya peristiwa (Aminuddin, 2000:94). Latar atau setting yang disebut juga sebagai landasan tempat , hubungan, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgyantoro, 1995:216).

d. Penokohan

Penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam ceritanya dan bagaimana tokoh-tokoh tersebut (Aminuddin, 2000:92). Tokoh dalam karya fiksi tidak hanya berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot dan tema, tokoh juga menepati posisi strategis sebagai pembawa dan menyampaikan pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.

Keberhasilan pengarang menyajikan cerita rekaan atau fiksinya tercermin melalui pengungkapan setiap unsur cerita tersebut. Rupa, pribadi dan watak sang tokoh harus tergambar sedemikian rupa sehingga dapat diterima oleh khalayak ramai. Pengarang melukiskan tokoh melalui imajinasi atau fantasinya dengan cara berikut ini:

1.Pengarang melukiskan secara langsung bentuk lahir tokoh, misalnya raut wajah, kepala, rambut dan ukuran tubuh.

2.Pengarang melukiskan jalan pikiran tokoh atau apa yang terlintas dalam pikirannya. 3.Pengarang melukiskan reaksi tokoh terhadap suatu kejadian.

4.Pengarang melukiskan keadaan sekitar tokoh, misalnya keadaan kamar dan pekarangan rumah tokoh.

(5)

5.Pengarang menggambarkan pandangan seorang terhadap tokoh lain, misalnya tokoh yang dilukiskannya berwatak keras, sabar atau suka menolong.

6.Pengarang menciptakan percakapan (dialog) antartokoh tentang pribadi tokoh lain, misalnya tokoh utama.

Penokohan dalam komik “A Portrait of M & N” adalah tokoh utama yang sangat cantik dan anggun, memiliki rahasia besar dalam dirinya yang selalu disembunyikan agar tidak

ketahuan oleh oranglain. Terdapat dua tokoh dalam komik ini yaitu Mitsuru Abe dan Natsuhiko Amakusa, sedangkan tokoh tambahan lainnya Eiichi Hijiri (senior di sekolah), Ririka Tsuji (teman Mitsuru dari tahun yang sama), dan Reika Abe (Ibu Mitsuru).

e. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam cerita tersebut (Aminuddin, 2000:96). Dengan kata lain posisi pengarang menepatkan dirinya dalam cerita tersebut, dari titik pandang ini pulalah pembaca mengikuti jalan ceritanya dan memahami temanya. Terdapat beberapa jenis sudut pandang, yaitu:

1. Pengarang sebagai tokoh utama. Sering juga posisi yang demikian disebut sudut pandang orang pertama aktif. Disini pengarang menuturkan dirinya sendiri.

2. Pengarang sebagai tokoh bawahan atau sampingan. Pengarang ikut melibatkan diri dalam cerita, akan tetapi ia mengangkat tokoh utama. Dalam posisi yang demikian itu sering disebut sudut pandang orang pertama pasif.

3.Pengarang hanya sebagai pengamat yang berada diluar cerita. Pengarang menceritakan orang lain dalam segala hal.

(6)

Dalam hal ini, sudut pandang Tachibana Higuchi dalam komik A Portrait of M & N hanya sebagai seorang pengarang yang menceritakan orang lain dalam segala hal. Tachibana Higuchi sebagai pengarang yang hanya menjadi pengamat yang berada diluar cerita.

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsure yang berada diluar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organism karya sastra (Nurgiyantoro 1995:23). Unsur ekstrinsik merupakan unsure luar sastra yang mempengaruhi penciptaan karya sastra. Unsur tersebut meliputi latar belakang pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang, adat istiadat yang berlaku, situasi politik, persoalan sejarah, ekonomi dan pengetahuan agama. Unsur ekstrinsik untuk setiap karya sastra sama.

Unsur ini mencangkup berbagai aspek kehidupan sosial yang tampaknya menjadi latar belakang penyampaian amanat dan tema. Selain unsur-unsur yang datang dari luar diri

pengarang, hal-hal yang sudah ada dan melekat pada kehidupan pengarang pun cukup besar pengaruhnya terhadap terciptanya suatu karya sastra.

2.1.2. Setting Cerita Komik A Portrait of M & N

Menurut Soemardjo (1999:75-76) setting dalam cerita bukan hanya sekedar background, artinya bukan hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinya tetapi juga sangat erat dengan karakter, tema dan suasana cerita. Dalam suatu cerita yang baik, setting harus mutlak untuk menggarap tema dan karakter cerita. Jadi jelas bahwa pemilihan setting dapat membentuk tema dan plot tertentu.

(7)

Latar memberikan pijakan cerita secara pasti dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Pembaca dengan demikian merasa dipermudah untuk menggunakan daya

imajinasinya, disamping dimungkinkan untuk berperan serta secara kritis sehubungan dengan pengetahuan tentang latar. Unsur latar dapat dibedakan yaitu latar tempat, dan latar waktu.

Unsur itu walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya (Nurgiyantoro,1999:227).

1.Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan, atau tidak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan.

Deskripsi tempat secara teliti dan realistis ini penting untuk mengesani pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh-sungguh ada dan terjadi yaitu di tempat dan waktu seperti yang diceritakan. Adapun latar tempat terjadinya peristiwa dalam komik “A Portrait of M & N” adalah sekolah, rumah, ballroom hotel dan gereja.

2. Latar Waktu

Menurur Nurgiyantoro (1995:230), latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra fiksi. Masalah “kapan” tersebut

(8)

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual. Latar waktu juga harus dikaitkan dengan latar tempat dan latar sosial sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan. Latar waktu dalam komik A Portrait of M & N ini dilihat dari tokoh Mitsuru dimasa SMA.

2.2. Biografi Pengarang

Biografi yaitu uraian tentang kehidupan seseorang, baik orang itu masih hidup atau sudah meninggal. Biografi berisi tentang perjalanan hidup tokoh tersebut, kehidupan seorang tokoh, deskripsi kegiatan dan prestasi tokoh tersebut, ekspresi tokoh tersebut, serta pandangan tokoh tersebut. Biografi dalam bahasa Indonesia berarti riwayat hidup seseorang. Dalam biografi seorang tokoh biasanya banyak ditemukan suatu pelajaran yang dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari awal hidup sampai menjelang ajal banyak yang ditarik hikimahnya. Tujuan dari penulisan biografi ini adalah agar pembaca dan penulis dapat mengetahui perjalanan hidup seseorang yang dibaca, dapat meneladani dan mengambil pelajaran dari seseorang untuk dipakai dalam kehidupam sehari-harinya, dapat memberikan sesuatu yang berharga pada diri penulis dan pembaca setelah membacanya, serta penulis dan pembaca dapat meniru cara bagaimana tokoh tersebut sukses.

Tachibana Higuchi adalah seorang seniman manga Jepang yang dikenal melalui karya-karyanya dari Alice Academy dan Portrait of M dan N. Tachibana Higuchi lahir pada tanggal 16 Maret 1976 di Kyoto, Jepang. Berbeda dengan kebanyakan masyarakat Jepang pada umumnya, walaupun sudah dianggap dewasa tapi Tachibana Higuchi tetap tinggal dirumah orang tua bersama dengan keluarganya.

Tachibana Higuchi pertama kali mengajukan cerita manga setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Saat SMA Tachibana Higuchi menyibukkan dirinya dengan

(9)

kegiatan-kegiatan olahraga, terutama renang. Setelah itu Tachibana Higuchi di sibukkan dengan persiapan ujian masuk untuk Art University. Ditengah kesibukkannya, Tachibana Higuchi tetap membuat manga dan manga empat-panel atau komik strip.

Faktanya Tachibana Higuchi mulai menggambar manga dengan sungguh-sungguh pada usia nya yang sudah lanjut. Setelah manga karyanya di terbitkan, Tachibana Higuchi mulai putus asa karena dia tidak dapat mengejar waktu yang sudah ditetapkan oleh pihak redaksi. Tachibana Higuchi mulai merasa bahwa gambarnya tidak berkembang, untuk itu Tachibana Higuchi mencari ide dengan cara berjalan-jalan, membaca buku dan terkadang meminta pendapat teman melalui telefon. Selama serialisasi manga, Tachibana Higuchi merasa bahwa ceritanya memiliki teknik yang lebih baik . Akhirnya pada tahun 1999 penerbit Hakusensha menerbitkan manga karya pertama Tachibana Higuchi dengan judul Swan Lake.

Pada tahun 2000-2002 penerbit Hakusensha kembali menerbitkan manga karya Tachibana Higuchi dengan judul A Portrait of M & N dalam bentuk serial bersambung di

majalah Jepang Hana to Yume. Setelah manga ini tamat di tahun 2002, Hakusensha menerbitkan komik ini menjadi komik lepas dengan jumlah 6 jilid. Pada tanggal 9 Februari 2010, Tokyopop mulai menerbitkan komik ini dalam bahasa Inggris. Pada tanggal 22 februari 2002, komik ini meliris CD drama di Jepang dengan nama tokoh yang sama dalam komiknya.

Pada tahun 2003, Tachibana Higuchi mengerjakan komik yang sekarang sangat popular dan banyak peminatnya, yaitu Alice Academy. Komik populer ini juga diadaptasi dalam serial anime produksi Aniplex dan Group TAC dan ditayangkan perdana di NHK BS-2. Anime ini menghabiskan 26 episode dari 30 Oktober 2004 dan 14 Mei 2005. Alice Academy juga

(10)

diadaptasi dalam bentuk Game dan terdapat 3 seri game yaitu Doko Doki Fushigi Taiken (2004), Kira Kira Memory Kiss (2006) dan Waku Waku Happy Friends (2007).

Komik Alice Academy dengan jumlah 29 jilid ini menceritakan tentang seorang anak perempuan berusia 10 tahun, Mikan Sakura yang hancur hatinya ketika teman baiknya Hotaru Imai pindah ke sekolah khusus untuk anak-anak jenius di Tokyo. Mikan kabur dari rumahnya untuk mencari teman baiknya, dan segera menemukan sekolah tempat Hotaru pindah yaitu Alice Academy, tempat anak-anak yang memiliki kemampuan special (Alice). Mikan memulai

petualangannya dan menemukan banyak hal baru di akademi tersebut. Alice dalam cerita ini adalah kekuatan super seperti mampu menerbangkan benda, telekinesis, feromon,

mengendalikan api, menetralkan alice lainnya, ataupun membuat ilusi.

Tachibana Higuchi dalam kolom kecil disetiap komiknya selalu menggambarkan wajahnya dengan sosok babi yang memakai baju lengan pangan berwarna orange dan celana panjang berwarna biru tua. Terkadang sosok ini sering muncul dalam cerita sebagai cameo yang memiliki daya tarik humor tersendiri bagi yang membacanya.

Dalam situs resminya, Tachibana Higuchi terakhir kali mengirimkan berita pada tahun 2010 dan sampai sekarang tidak pernah mengirimkan berita apapun pada situs resminya itu.

2.3. Kognisi Depresi Aaron Beck

Manusia sebagai makhluk hidup yang berakal akan selalu menemukan masalah dalam hidupnya dan semua masalah yang dihadapin memiliki jalan keluar. Dalam proses menemukan

(11)

jalan keluar tersebut seringkali manusia mengalami “depresi” yang tanpa disadari sering dialami dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan ataupun suatu perasaan tidak ada harapan lagi. DR.Jonatan Trisna dalam Hadi Pranowo (2004:15) menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tak berdaya.

Seorang psikiater bernama Enos D. Martin pada bukunya “What is Depression” dalam Wilkinson (1995:24) menyebutkan ada tiga jenis depresi:

1. Normal Grief Reaction (rasa sedih sebagai reaksi normal atas suatu ‘kehilangan’). Jenis ini juga disebut depresi exogenous (depresi raktif). Depresi ini terjadi karena faktor dari dalam dirinya umumnya sebagai reaksi dari ‘kehilangan’ sesuatu atau seseorang, misalnya pension, kematian seseorang yang sangat dikasihi, dll.

2. Endogenous Depression. Penyebabnya datang dari dalam tetapi belum jelas. Bisa karena gangguan hormon, gangguan kimia dalam otak atau susunan saraf.

3. Neurotic Depression (depresi neurotik). Depresi pada tahap ini terjadi apabila depresi reaktif tidak terselesaikan secara baik dan tuntas. Depresi ini merupakan respon terhadap stress dan kecemasan yang telah ditimbun untuk waktu yang lama.

Dalam Hadi (2004:32) dikatakan untuk menemukan penyebab depresi kadang-kadang sulit sekali karena ada sejumlah penyebab dan mungkin beberapa diantaranya bekerja pada saat yang sama. Namun dari sekian banyak penyebab dapatlah dirangkumkan sebagai berikut:

(12)

1. Karena kehilangan. Kehilangan merupakan faktor utama yang mendasari depresi. Archibald Hart menyebutkan empat macam kehilangan: pertama, kehilangan abstrak yaitu kehilangan harga diri, kasih sayang, harapan atau ambisi. Kedua, kehilangan suatu yang konkrit misalnya rumah, mobil, orang atau bahkan binatang kesayangan. Ketiga, kehilangan hal yang bersifat khayal, tanpa fakta mungkin tapi ia merasa tidak disukai atau dipergunjingkan orang. Keempat, kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang misalnya menunggu hasil tes kesehatan atau menunggu hasil tes ujian.

2. Reaksi terhadap stress. 85% depresi ditimbulkan oleh stress dalam hidup.

3. Terlalu lelah atau capek. Karena terjadi pengurasan tenaga baik secara fisik mkaupun emosi.

4. Gangguan atau serangan dari kuasa kegelapan dan makhluk halus. 5. Reaksi terhadap obat.

Pada umumnya penderita depresi dapat dikenali melalui beberapa gejala, misalnya: 1. Secara fisik mereka memiliki beberapa gangguan seperti: gerakan jadi lamban, tidur

tidak nyenyak, nafsu makan menurun atau bahkan meningkat, gairah seksual menurun bahkan bisa hilang sama sekali. Pusing, mulut kering, jantung berdebar cepat biasanya menyertai penderita ini.

2. Kehilangan perspektif dalam hidupnya. Pandangannya terhadap hidup, pekerjaan dan keluarga menjadi kabur. Aaron Beck menggambarkan hal ini sebagai “tiga kognisi”. Pertama, terhadap dunia: cenderung melihat kekalahan, kerugian dan penghinaan. Kedua, terhadap diri sendiri: menganggap diri kurang baik, tidaklayak dan tidak berharga. Ketiga, terhadap masa depan: penuh dengan kesukaran, frustasi dan kerugian.

(13)

3. Perasaan yang berubah-ubah dan sulit dikendalikan. Berbagai perasaan seperti putus asa, kehilangan harapan, sedih, cemas, rasa bersalah, apatis, marah dan sering muncul tak menentu dan menciptakan suasana hampa dan mati.

4. Beberapa gejala psikologis seperti kehilangan harga diri, menjauhkan diri dari masalah atau hidupnya sendiri bahkan menjadi peka secara berlebihan sering dialami oleh mereka yang mengalami depresi.

5. Pikiran dilusi. Pada depresi yang sangat parah muncul pikiran-pikiran dilusi yang bisa merugikan, misalnya “orang akan bunuh saya” atau “seseorang akan meracuni saya”. Dalam Wilkinson (1995:26) mengatakan banyak orang beranggapan bahwa pikiran yang sedih lebih merupakan akibat dari penyebab satu depresi. Namun, baru-baru ini telah

dikemukakan bahwa gagasan itu sendiri (kognisi depresif) yang merupakan penyebab utama depresi, atau yang memperburuk keadaan dan memelihara kondisi tersebut. Jadi, seseorang yang mempunyai pandangan negatif terhadap dirinya, dunia, dan masa depan kemungkinan lebih mudah menderita penyakit depresi daripada orang yang mempunyai pandangan lebih positif. Kognisi depresi dapat dibagi menjadi tiga bagian:

1. Pikiran, misalnya “saya gagal sebagai orang tua”.

2. Harapan, misalnya “saya tidak bahagia kecuali semua orang menyukai saya”.

3. Distorsi, misalnya menarik kesimpulan tanpa ada bukti. “Orang tidak suka bicara dengan saya karena saya membosankan”.

Aaron Beck juga menghubungkan pengembangan depresi dengan adopsi dari cara berfikir yang terdistorsi secara negatif di awal kehidupannya. Konsep ini dikenal dengan istilah ‘segi tiga kognitif dari depresi’ (cognitive triad of depression). Aspek dari segi tiga tersebut

(14)

adalah pandangan negatif tentang diri sendiri, pandangan negatif terhadap lingkungan dan pandangan negatif terhadap masa depan.

Berbagai jenis distorsi kognitif yang diasosiasikan dengan depresi:

a. Cara berfikir “semua atau tidak sama sekali”, memandang kejadian secara hitam putih. Yang ada hanya benar-salah atau baik-buruk.

b. Generalisasi yang berlebihan, mempercayai bahwa bila suatu peristiwa negatif terjadi maka hal itu cenderung akan terjadi lagi pada situasi yang serupa dimasa depan. c. Filter mental, berfokus hanya pada detail-detail negatif dari suatu peristiwa dan

dengan sendirinya menolak unsur-unsur positif dari semua yang pernah dialami. d. Mendiskualifikasikan hal-hal positif.

e. Tergesa-gesa membuat kesimpulan, membentuk interpretasi negatif mengenai suatu peristiwa meskipun kurang bukti.

f. Membesar-besarkan suatu kesalahannya dan mengecilkan suatu kebaikannya.

g. Penalaran emosional, menginterpretasikan perasaan dan peristiwa berdasarkan emosi dan bukan pada pertimbangan-pertimbangan rasional berdasarkan bukti yang ada. h. Pernyataan-pernyataan keharusan, menciptakan perintah personal. Dengan

menciptakan harapan yang tidak realistis dapat menyebabkan seseorang menjadi depresi saat gagal mencapainya.

i. Memberi label dan salah melebel, meletakkan lebel negatif pada diri sendiri dan orang lain.

j. Melakukan personalisasi, kecenderungan untuk mengkonsumsi bahwa diri kita bertanggung jawab atas masalah dan perilaku orang lain.

(15)

Berangkat dari teori Aaron Beck dan teori lain yang mendukung penelitian inilah penulis akan menganalisis psikologi Mitsuru Abe dalam komik A Portrait of M & N, sehingga akan dapat dipaparkan apa penyebab Mitsuru mengalami gangguan secara psikologis dan gangguan psikologis apa yang dialami oleh Mitsuru yang digambarkan oleh Tachibana Higuchi sebagai pengarang komik ini.

2.4. Definisi dan Semiotik Sastra

2.4.1. Definisi Semiotik

Kata semiotik berasal dari berasal dari bahasa Inggris yaitu semiotic, dan bahasa Yunani yaitu dari kata semion yang artinya tanda. Semiotika secara istilah adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu

merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem, aturan, konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Dalam reaksi lain, Preminger dalam Rahmat Djoko

Pradopo (2001:98) mengungkapkan bahwa dalam lapangan kritik sastra, penelitian semiotic meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada sifat yang memnyebabkan macam-macam cara (modus) wacana mempunyai makna.

Tokoh yang dianggap pendiri semiotika adalah dua orang yang hidup sezaman, yang bekerja secara terpisah dan dalam lapangan yang tidak sama (tidak saling mempengaruhi), yang seorang ahli filsafat yaitu Charles Sander Pierce (1839-1914). Saussure menyebutkan ilmu itu dengan nama semiologi, sedangkan Pierce menyebutnya semiotic (semiotics). Kemudian nama itu sering dipergunakan berganti-ganti pengertian yang sama. Di Prancis dipergunakan nama semiologi untuk ilmu itu, sedangkan di Amerika lebih banyak dipakai nama semiotik.

(16)

Semiotik adalah ilmu tanda-tanda. Tanda mempunyai dua aspek yaitu penanda (signfer) dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk formal yang menandai sesuatu yang disebut petanda, sedangkan petanda adalah sesuatu yang ditandai oleh petanda itu yaitu artinya. Contoh kata “ibu” merupakan tanda berupa satuan bunyi yang menandai arti “orang yang melahirkan kita”.

Tanda itu tidak satu macam saja, tetapi ada beberapa berdasarkan hubungan antara petanda dan penanda. Jenis-jenis tanda yang utama adalah ikon, indeks dan symbol. Ikon adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara penanda dan pertandanya. Hubungan itu adalah hubungan persamaan, misalnya gambar kuda sebagai penanda yang

menandai kuda (petanda) sebagai artinya. Potret menandai orang yang di potret, gambar pohon menandai pohon. Indeks adalah tanda yang menunjukan hubungan kausal (sebab-akibat) antara penanda dan pertandanya, misalnya asap menandai api, kompas menunjukkan arah mata angin, dan sebagainya. Sedangkan simbol adalah tanda yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan alamiah antara penanda dan pertandanya, hubungannya bersifat arbitrer (semau-maunya). Arti tanda itu ditentukan oleh konvensi. Kata “ibu” adalah simbol, artinya ditentukan oleh konvensi masyarakat bahasa (Indonesia). Orang Inggris menyebutnya mother, Prancis menyebutnya la

mare, dan lain sebagainya. Dalam bahasa, tanda yang paling banyak digunakan adalah simbol.

Perlu diperhatikan dalam penelitian sastra dengan pendekatan semiotik, tanda yang berupa indeksikallah yang paling banyak dicari, yaitu tanda-tanda yang menunjukkan hubungan sebab akibat (dalam pengertian luasnya). Ilmu semiotika ini banyak dipakai dalam meneliti dan menelaah berbagai hal. Sebagai suatu ilmu yang objeknya berupa tanda-tanda, semiotika dapat dipakai juga untuk melihat sesuatu yang bersifat simbolis. Bidang-bidang penerapan semiotik ini

(17)

antara lain: kesusastraan, film, arsitektur, musik, sandiwara, kebudayaan, interaksi sosial, psikologi, dan media masa.

2.4.2. Studi Semiotik Sastra

Pada prinsipnya, bahasa dan sastra merupakan dua unsure yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Keduanya saling member dan menerima, sebagaimana yang diungkapkan Aftaruddin (1990:9) bahwa sastra suatu seni yang hidup bersama bahasa. Tanpa bahasa, sastra tak mungkin ada. Melalui bahasa ia dapat mewujudkan dirinya berupa sastra lisan maupun tertulis. Disatu pihak, sastra merupakan salah satu bentuk pengungkapan bahasa, dilain pihak biasa akan lebih terasa hidup berkat sentuhan estesis unsure-unsur sastra.

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan dalam kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra pada prinsipnya adalah karya imajinatif sebagai refleksi dari realitas kehidupan manusia dalam lingkungan tertentu dan merupakan bentuk pengungkapan bahasa yang bersifat artistik.

Sastra memiliki karakter dan konvensi sendiri yang membedakannya dengan bentuk-bentuk pengungkapan non sastra. Genre sastra yang sudah dikenal secara umum meliputi

beragam bentuk puisi, prosa, dan karya-karya drama. Dalam perkembangan sastra modern, jenis dan ragam sastra lebih bervariasi lagi. Disamping itu, ada bentuk sastra yang bukan karya seni kreatif-imajinatif yaitu sastra sebagai bidang ilmu.

Sebagai bidang keilmuan, bentuk-bentuk sastra yang lazim dikenal meliputi teori sastra, kritik sastra, sejarah sastra, dan studi sastra bandingan. Dengan demikian, sastra sesungguhnya berada diantara ilmu dan seni. Dalam pengertian ini, sastra menjadi objek pembelajaran

(18)

disekolah. Sastra kreatif merupakan objek telaah, sedangkan ilmu sastra berperan sebagai pendukung atau sarana untuk memahami karya-karya sastra kreatif tersebut.

Dalam karya sastra, arti bahasa ditentukan oleh konvensi sastra atau disesuaikan dengan konvensi sastra. Tentu saja karya sastra, karena bahannya bahasa yang sudah mempunyai sistem dan konvensi itu, tidaklah dapat lepas sama sekali dari sistem bahasa dan artinya. Sastra

mempunyai konvensi sendiri didampingi konvensi bahasa.

Makna sastra ditentukan oleh konvensi sastra atau tambahan itu. Jadi, dalam sastra arti bahasa tidak lepas sama sekali dari arti bahasanya. Dalam sastra bahasa itu mendapat arti tambahan atau konotasinya. Dikemukakan Preminger dalam Pradopo (2001:73) bahwa

penerangan semiotik itu memandang objek-objek sebagai parole (laku tuturan) dari suatu langue (bahasa : sistem linguistik) yang mendasari “tata bahasanya” harus dianalisis. Penelitian harus menyendirikan satuan-satuan minimal yang digunakan oleh sistem tersebut, peneliti harus

menentukan kontras-kontras diantara satuan-satuan yang menghasilkan arti (hubungan-hubungan paradigmatik dan aturan kombinasi) yang memungkinkan satuan-satuan tersebut untuk

dikelompokan bersama-sama sebagai pembentuk-pembentuk struktur yang lebih luas (hubungan-hubungan sigmatik).

Dikatakan selanjutnya oleh Preminger dalam Pradopo (2001:73) bahwa penerangan semiotik itu memandang bahwa studi semiotik sastra adalah usaha untuk menganalisis sebuah sistem tanda-tanda. Oleh karena itu penelitian harus menetukan konvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang mempunyai konvensi-konvensi sendiri. Dalam sastra ada jenis-jenis sastra (genre) dan ragam-ragam. Jenis sastra prosa dan puisi, prosa mempunyai ragam : cerpen, novel, roman (ragam

(19)

utama). Genre puisi mempunyai ragam : puisi lirik, syair, pantun, sonata, balada, dan sebagainya. Setiap ragam itu merupakan sistem yang mempunyai konvensi-konvensi sendiri.

Dalam menganalisis karya sastra, peneliti harus menganalisis tand aitu dan menentukan konvensi apa yang memungkinkan tanda-tanda atau struktur tanda dalam rangka sastra itu

mempunyai makna. Sebagai salah satu bentuk karya sastra, komik merupakan sebuah genre yang dapat mencerminkan adanya psikologi. Komik diartikan sebagai cerita bergambar yang bersifat fiksi. Ciri khas komik adalah kemampuan untuk menyampaikan permasalahan yang kompleks dan mengkreasikan sebuah dunia nyata dalam bentuk gambar.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini didukung oleh penemuan senyawa- senyawa bioaktif golongan fenol yang diisolasi dari ekstrak EtOAc, misalnya morusin dan artonin E dari kulit batang,

(2) Selama Baku Mutu Limbah Cair sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) pasal ini belum ditetapkan, Gubernur dapat menggunakan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran

Apakah Perusahaan Anda atau Pengurus atau Pejabat berwenang pada Perusahaan Anda, merupakan pengurus atau pemegang saham Perusahaan Efek (PE) di Indonesia. Is your company,

Dirjen Imigrasi, Syarat dan ketentuan izin bagi imigran, (Jakarta, 2009) hal 21.. 1) Setiap orang asing yang kehilangan dokumen Imigrasi berupa Kartu Izin Tinggal Terbatas atau

Lakukan langkah seperti diatas sehingga tampilan display seperti gambar-7, kemudian pijit tombol FUNC sampai di layar tampil S-O kemudian pilih maka di layar akan

Di Desa Sumber Rejo, Kecamatan Ngablak, Magelang, Jawa Tengah, lebih dari sebagian petani sayuran melakukan pencampuran 2–5 jenis pestisida dalam satu kali aplikasi, dengan

Sensor MQ-7 untuk gas karbonmonoksida dan sensor MQ-135 untuk gas amonia dapat mendeteksi tiga kategori kandungan gas yaitu : AMAN, WASPADA, dan BAHAYA dalam simulasi beberapa kondisi

Tinjauan Bangunan Kolonial sebagai Preseden yang Kontekstual dengan Kawasan St Purwosari dan Menciptakan Koneksitas.. dengan Kawasan Pusat kota