• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor 29 Tahun 2002 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

PENATAAN, PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN AREAL PERTAMANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG,

Menimbang : a. bahwa areal pertamanan sebagai bagian dari ruang terbuka hijau yang telah diatur terlebih dahulu melalui Instruksi Mendagri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan sebagai program nasional;

b. bahwa untuk menindaklanjuti program nasional tersebut huruf a di atas, perlu dibentuk Peraturan Daerah sebagai program lanjutannya, yang diharapkan mampu berfungsi sebagai program pendukung;

c. bahwa agar terwujud adanya pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam rangka mengamankan dan mengoptimalkan asset daerahnya dibidang pertamanan, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang tentang Penataan, Pemeliharaan dan Pemanfaatan Areal Pertamanan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3196) ;

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3169 ) ;

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 184, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3239) ;

(2)

6. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1999 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup di Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang

7. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 6 Tahun 1987 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pajak Reklame.

9. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Izin Mendirikan Bangunan.

10. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 3 Tahun 1996 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.

11. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TENTANG PENATAAN, PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN AREAL PERTAMANAN

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: a. Daerah adalah Kabupaten Tangerang;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tangerang; c. Bupati adalah Bupati Tangerang

d. Dinas adalah dinas teknis yang menangani masalah pertamanan;

e. Penataan adalah penataan terhadap areal pertamanan yang berada dalam wilayah Kabupaten Tangerang.

f. Pemeliharaan adalah pemeliharaan terhadap areal pertamanan yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang;

g. Pemanfaatan adalah pemakaian terhadap lokasi taman dan jalur hijau untuk suatu atau beberapa kegiatan;

(3)

h. Areal adalah areal pertamanan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Tangerang; i. Taman adalah hasil segala kegiatan dan atau usaha penataan ruang yang

memanfaatkan unsur-unsur alam dan unsur binaan manusia yang bertujuan untuk menciptakan keserasian, keteduhan, keindahan, kesegaran lingkungan, kenyamanan dan pembentukan wadah kegiatan rekreasi ruang luar;

j. Jalur Hijau adalah ruang terbuka hijau untuk keserasian lingkungan dengan tujuan konservasi tanah, lingkungan, peresapan air, perlindungan areal khusus dan penyegaran udara serta kestabilan habitat fauna;

k. Ruang Terbuka Hijau adalah bagian dari kota yang tidak didirikan bangunan atau sedikit mungkin unsur bangunan, terdiri dari unsur alami (antara lain vegetasi dan air) dan unsur binaan (antara lain produksi budidaya, pemakaman, pertanian kota, taman kota, jalur hijau kota, tempat satwa, rekreasi ruang luar, berbagai upaya pelestarian lingkungan) yang berfungsi meningkatkan kualitas lingkungan;

l. Taman Kota adalah sebidang tanah yang merupakan bagian dari ruang terbuka hijau kota termasuk taman parkir, trotoar, badan jalan, pinggir jalan, saluran dan sempadan (jalan, pagar dan bangunan) yang mempunyai batas tertentu, ditata dengan serasi, lestari dan indah dengan menggunakan material tanaman, material buatan dan unsur-unsur alam untuk menjadi areal penyerapan air;

m. Tepian air adalah bagian dari ruang terbuka hijau yang ditentukan sebagai daerah pengaman, terdapat disepanjang batas badan air ke arah darat seperti sungai, danau, dan pantai serta endapan galian tertentu.

n. Taman rekreasi adalah bagian dari ruang terbuka hijau kota dan wilayah alam maupun buatan yang dapat digunakan untuk kegiatan rekreasi;

o. Keindahan Kota adalah sesuatu yang timbul dari upaya penataan keindahan bagian dari kota secara serasi, bersih, tertib dan teratur dari paduan unsure alam dan unsure binaan.

p. Utilitas Kota adalah segala kegiatan jaringan fasilitas kota yang berada di dalam areal taman dan jalur hijau kota;

q. Kelengkapan Taman adalah segala perangkat yang melengkapi taman dan ditata guna membuat taman menjadi nyaman dan menyenangkan seperti bangku taman, pedestrian, air mancur, kolam, lampu taman, pagar taman, pagar pengaman jalan rambu-rambu, papan iklan, marka-marka, meredian dan lain-lain;

r. Dekorasi Kota adalah suatu hasil dari segala upaya dan atau kegiatan sementara atau permanen yang ditujukan untuk memperindah kota dengan menggunakan elemen artistik yang terdiri dari soft material (tanaman) dan hard material (umbul-umbul, bendera, pencahayaan dan kelengkapan dekorasi kota lainnya);

s. Instalasi adalah perangkat kelistrikan, gas, air (bersih/kotor) dan mekanis dalam taman dan jalur hijau kota;

t. Elemen Dekorasi Kota adalah segala ornamen kota dan kelengkapan keindahan kota yang terdiri dari air mancur, patung, jam kota, tugu, dan kelengkapan dekorasi kota lainnya;

(4)

u. Pengembangan Kawasan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas suatu areal dengan pertimbangan untuk aspek ruang terbuka hijau;

v. Lampu Taman adalah segala jenis lampu yang berfungsi sebagai penerangan yang berada di areal taman dan jalur hijau, yang dibuat dengan bentuk-bentuk khusus dengan pencahayaan disesuaikan kondisi taman;

w. Taman Hutan atau Hutan Kota adalah bentuk taman dan jalur hijau kota yang dibangun dengan penanaman kerapatan tinggi serta jenis spesies tanaman tertentu;

BAB II

PENGGOLONGAN AREAL PERTAMANAN Pasal 2

(1) Pemerintah Daerah melalui Dinas melakukan pembinaan kepada masyarakat untuk terwujudnya program Ruang Terbuka Hijau Kota secara makro melalui pengendalian; (2) Perencanaan dan pembangunan ruang terbuka hijau secara mikro pada areal

pekarangan adalah tanggung jawab pemilik/penghuni bangunan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan pasal 1;

(3) Perencanaan dan pembangunan ruang terbuka hijau secara mikro pada areal Kawasan adalah tanggung jawab pengembang dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan pasal 1.

Pasal 3 Penggolongan Taman pada dasarnya meliputi: a. Taman Umum, yang terdiri dari:

1. Taman Kota (Taman Pasif), meliputi: - Taman Kota

- Taman Wilayah/Lingkungan - Taman Tugu Batas Kota/Wilayah 2. Taman Rekreasi (Taman Aktif), meliputi:

- Taman Rekreasi

- Taman Olahraga/Bermain - Taman Kebun Binatang - Taman Khusus lainnya b. Taman Jalur Hijau, yang meliputi:

1. Taman Bahu Jalan

2. Taman Median dan Separator Jalan 3. Taman Pulau Jalan

4. Taman Parkir

c. Taman Jalur Pengaman, yang meliputi:

1. Taman Jalur Pengaman Tegangan Tinggi (Lebar 40 meter) 2. Taman Jalur Pengaman Lintas Kereta Api (Lebar 12 meter) 3. Taman Jalur Pengaman Tepian Air, yang meliputi:

- Tepian Sungai

- Tepian Waduk, Situ, Danau dan Rawa - Tepian Pantai

3. Taman Pengaman Jalan Raya/Tol

d. Kebun Pembibitan (Nursery) dan Taman Kebun e. Bumi Perkemahan dan Penyuluhan

(5)

f. Taman Pemakaman Umum

g. Elemen Dekorasi Kota, yang meliputi Taman Kering: 1. Ornamen Kota, seperti:

- Patung, Tugu, Monumen dan Prasasti

- Air Mancur, Lampu Taman, Jam Kota, Neon Sign dan Panggung Reklame milik Pemerintah Daerah dan swasta.

- Wajah gedung/pagar halaman dan pintu gerbang serta kanopi/grevel 2. Kelengkapan Dekorasi Kota, seperti:

- Panggung umbul-umbul, Spanduk, Gapura Hias, Banner, Baliho, Bendera, Pamflet temple dan papan coret.

- Bangku Taman, Pot Bunga, Rambu Taman dan kelengkapan lain. Pasal 4

Berdasarkan kepemilikannya, taman tergolongkan menjadi:

a. Taman milik Pemerintah Daerah, termasuk didalamnya fasilitas social, areal pertamanan milik pengembang perumahan yang sudah diserah terimakan;

b. Taman milik Swasta Pemerintah, seperti: - Areal Taman disepanjang jalan Tol

- Kebun Botani Puspiptek seluas ± 350 ha di Serpong

c. Taman milik swasta murni atau perorangan, termasuk didalamnya taman di pekarangan bangunan.

BAB III

PENATAAN AREAL PERTAMANAN Pasal 5

(1) Setiap masyarakat berkewajiban untuk secara aktif berperan serta dalam kegiatan penataan areal pertamanan serta menjaga, melindungi dan memelihara.

(2) Setiap kegiatan penataan areal pertamanan, sesuai pasal 4 harus mendapat persetujuan Bupati melalui dinas.

(3) Peningkatan kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau, perlu dilakukan kegiatan penataan areal pertamanan yang dilakukan pengembang kawasan.

Pasal 6

(1) Penghijauan adalah merupakan usaha untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan taman dengan maksud agar dapat tercapai fungsi taman sebagaimana yang diprogramkan;

(2) Kriteria penghijauan haruslah mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Karakteristik tanaman

b. Jenis dan Ketinggian c. Kecepatan Tumbuh d. Jarak Penanaman e. Habitat Tanaman Lokal

(3) Perbandingan Luasan Penghijauan untuk mendukung Ruang Terbuka Hijau kota adalah prosentase dari sisa KDB yang telah diijinkan yaitu :

a. Penghijauan untuk rumah tinggal:

Luasan penghijauannya antara 40% - 75% dengan perkerasan yang mampu meresap air.

(6)

b. Penghijauan untuk industri:

Luasan penghijauannya minimal 50% dengan perkerasan yang mampu meresap air, dan terdapat pohon/tegakan setiap 30 meter persegi.

c. Penghijauan untuk perkantoran:

Luasan penghijauannya minimal 30% dengan perkerasan yang mampu meresap air, dan terdapat pohon/tegakan untuk setiap 30 meter persegi.

d. Penghijauan untuk Sekolah/Kampus;

Luasan penghijauannya lebih dari 80% dengan perkerasan yang mampu meresap air, dan terdapat pohon/tegakan untuk setiap 30 meter persegi.

e. Penghijauan untuk Perdagangan;

Luasan penghijauannya minimal 20% dengan perkerasan yang mampu meresap air, dan terdapat pohon/tegakan setiap 30 meter persegi.

(4) Penghijauan untuk konservasi hutan buatan disesuaikan dengan RUTRK sebagai paru-paru kota.

(5) Fungsi dari penghijauan adalah: a. Fungsi Arsitektural, yaitu sebagai:

- pembentuk ruang

- penghalang pemandangan bentang alam yang kurang baik - pembentuk urutan ruang

b. Fungsi Rekayasa, yaitu:

- pengendali dan pencegah efek silau - pengendali erosi

- pengarah - peredam suara - habitat fauna - lab. Luar botani

c. Fungsi Pengendali Iklim, yaitu: - peneduh

- pembatas

- penyerap gas Karbon Dioksida (CO2)

d. Fungsi Estetika, yaitu:

- pemberi kesan visual/pandangan - membingkai pemandangan e. Fungsi Konservas, yaitu:

- paru-paru kota - peresapan air

- kesinambungan habitat flora/fauna BAB IV

PEMELIHARAAN AREAL PERTAMANAN Pasal 7

(1) Setiap warga masyarakat berkewajiban untuk memelihara, mempertahankan dan melindungi areal pertamanan yang ada dilingkungannya;

(2) Pemeliharaan areal pertamanan, meliputi: a. Pemeliharaan Areal, meliputi:

1. Pembabatan rumput dan pembersihan sampah/angkut 2. Penyiraman

3. Pengetrikan rumput

(7)

b. Pemeliharaan Tanaman, meliputi: 1. Penyiraman

2. Pemangkasan/toping

3. Pendangiran tanah dan penyiangan rumput liar 4. Bongkar bonggol

c. Perlindungan Tanaman, meliputi: 1. Pengendalian hama dan penyakit 2. Pemupukan

3. Pengawasan kerusakan oleh manusia dan alam d. Pemeliharaan Elemen Dekorasi Kota, meliputi:

1. Ornamen Kota

2. Kelengkapan Dekorasi Kota

(3) Pengaturan ijin pemeliharaan ditentukan melalui Keputusan Bupati BAB V

PEMANFAATAN AREAL PERTAMANAN Pasal 8

(1) Obyek yang dapat dilakukan dalam pemanfaatan areal pertamanan adalah setiap perlakuan terhadap areal tertentu, yang mendapat ijin Bupati.

(2) Pemanfaatan areal pertamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Pemakaian lokasi taman dan jalur hijau.

b. Pemberian saran teknis pembuatan taman. c. Pemakaian Kelengkapan Dekorasi Kota

d. Penebangan pohon pelindung maupun pohon buah atau memetik daun, bunga dan buah milik Pemerintah Daerah tanpa ijin;

e. Penanaman pohon pada jalur hijau maupun sempadan jalan/sungai oleh umum, menjadi milik Daerah/Pemda.

BAB VI

LARANGAN, KEWAJIBAN DAN SANKSI Bagian Pertama

Larangan Pasal 9

Untuk maksud Jaminan Keamanan terhadap areal pertamanan tanpa ijin, setiap orang dilarang untuk :

a. Memasuki areal bukan umum, dengan maksud untuk tidur atau bertempat tinggal b. Melakukan perbuatan yang berakibat pada rusaknya areal beserta kelengkapannya; c. Berbuat selain duduk istirahat di atas bangku taman milik Pemerintah Daerah; d. Bertingkah laku tidak sopan di dalam areal;

e. Memanjat, memotong, memetik (daun, bunga dan buah) menebang pohon/tanaman yang tumbuh di dalam areal;

f. Mengambil air dari lokasi Air Mancur, Kolam dan tempat sejenisnya;

(8)

g. Menempatkan benda-benda dengan maksud untuk melakukan suatu usaha di dalam Areal, kecuali di tempat-tempat yang diijinkan;

h. Menjajakan dagangan, membagikan selebaran atau melakukan usaha-usaha tertentu dengan mengharapkan imbalan di dalam Areal tanpa ijin;

i. Mendirikan bangunan atau benda lain yang menjulang, menanam atau membiarkan tumbuh pohon atau tumbuh-tumbuhan lain di dalam Areal tanpa ijin.

j. Dilarang menggembala binatang/hewan.

Bagian Kedua Kewajiban

Pasal 10

(1) Setiap pemilik, penghuni bangunan atau rumah diwajibkan:

a. Memelihara pagar pekarangan dan memotong ketinggian pagar hidup yang berbatasan dengan jalan, maksimal 1 (satu) meter;

b. Ketinggian maksimum pagar pekarangan bukan pagar hidup adalah 1,5 (satu setengah) meter dengan 1 (satu) meter bagian atasnya harus tembus pandang. c. Membuang bagian dari pohon dipekarangan yang dapat menimbulkan bahaya dan

keselamatan umum.

(2) Setiap pemilik/penghuni bangunan wajib menanan dan memelihara pohon di dalam pekarangannya.

(3) Pemilik persil yang belum terbangun di areal sepanjang jalan protokol wajib mengadakan penataan dan memelihara pohon di areal persil.

Bagian Ketiga Sanksi Pasal 11

(1) Barang siapa melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.5.000.000,- (Lima Juta Rupiah).

(2) Tindak pidana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah Pelanggaran. BAB VII

KETENTUAN LAIN Pasal 12

(1) Semua kegiatan yang melibatkan pihak ketiga yang diberlakukan pada Areal Pertamanan, baik berupa Penataan, Pemeliharaan maupun Pemanfaatan harus mendapat ijin Bupati.

(2) Ijin dimaksud harus mengacu kepada ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(9)

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 13

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Bupati.

Pasal 14

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang.

Ditetapkan di Tigaraksa Pada tanggal 7-10-2002 BUPATI TANGERANG TTD H. AGUS DJUNARA Diundangkan di Tigaraksa Pada tanggal 14-10-2002 SEKRETARIS DAERAH TTD H. ISMET ISKANDAR

(10)

NOMOR 11 TAHUN 2002

TENTANG

PENATAAN, PEMELIHARAAN DAN PEMANFAATAN AREAL PERTAMANAN

I. UMUM

Bahwa berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan telah diatur bahwa setiap daerah diharuskan untuk turut mensukseskan Program Ruang Terbuka Hijau yang telah dicanangkan sebagai Program Nasional.

Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang tentang Penataan, Pemeliharaan dan Pemanfaatan Areal Pertamanan adalah merupakan salah satu Rancangan Peraturan Daerah yang dipersiapkan sebagai pelaksanaan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 dimaksud.

Ruang Terbuka Hijau adalah bagian dari kota yang tidak didirikan bangunan atau sedikit mungkin unsur bangunan, terdiri dari unsur alami (antara lain vegetasi dan air) dan unsur binaan (antara lain produksi budidaya, pemakaman, pertanian kota, taman kota, jalur hijau kota, tempat satwa, rekreasi ruang luar, berbagai upaya pelestarian lingkungan) yang berfungsi meningkatkan kualitas lingkungan.

Areal pertamanan adalah merupakan bagian dari Ruang Terbuka Hijau, yang juga dimaksudkan sebagai hasil segala kegiatan dan atau usaha penataan ruang yang memanfaatkan unsur-unsur alam dan unsur binaan manusia yang bertujuan untuk menciptakan keserasian, keteduhan, keindahan, kesegaran lingkungan, kenyamanan dan pembentukan wadah kegiatan rekreasi ruang luar didalam areal yang masuk dalam wilayah Kabupaten Tangerang.

Penataan areal pertamanan adalah penataan terhadap areal pertamanan yang berada dalam wilayah Kabupaten Tangerang.

Pemeliharaan areal pertamanan adalah pemeliharaan terhadap areal pertamanan yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang.

Sedangkan pemanfaatan areal pertamanan adalah pemakaian lokasi taman dan jalur hijau untuk suatu atau beberapa kegiatan.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup Jelas Pasal 2

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan upaya pembinaan kepada masyarakat untuk terwujudnya program Ruang Terbuka Hijau Kota secara makro melalui pengendalian adalah bahwa pemerintah daerah melalui Dinas melibatkan partisipasi dan senantiasa meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti penting dan manfaat tertib taman dan jalur hijau terhadap lingkungannya; sedang pengendalian disini lebih dimaksudkan sebagai pemberian ijin-ijin yang lebih terarah.

(11)

Ayat (2) dan (3)

Yang dimaksud dengan perencanaan dan pembangunan ruang terbuka hijau secara mikro pada areal Pekarangan adalah tanggung jawab pemilik/penghuni bangunan, serta pada areal kawasan adalah tanggung jawab pengembang; bahwasanya pemerintah daerah sangat mengharapkan partisipasi serta kesadaran akan pentingnya tertib taman dan jalur hijau mulai dari masyarakat itu sendiri. Pasal 3 s/d 5

Cukup Jelas

Pasal 6

Yang dimaksud dengan persentase luasan penghijauan adalah perbandingan perseratus (persentase) dari luasan lahan pekarangan diluar bangunan.

Pasal 7 Ayat (2)

huruf d : 1. Ornamen Kota meliputi:

- Patung, tugu, monumen dan prasasti

- Air mancur, lampu taman, jam kota, neon sign dan panggung reklame milik pemerintah daerah.

2. Kelengkapan Dekorasi Kota meliputi:

- Panggung umbul-umbul, spanduk, gapura hias, banner, baliho, bendera, balon udara, panflet tempel

- Plasa dan pedestrian - Saluran taman - Pot/bak bunga - Pagar

- Bak sampah, bangku taman, rambu taman dll. Pasal 8

Ayat (2)

Butir a. Pemakaian Lokasi Taman dan Jalur Hijau, misalnya untuk

- Shooting Film dan pengambilan gambar/foto untuk tujuan komersial.

- Bazaar, pameran, perlombaan, sarasehan, panggung dan opera serta kegiatan lain yang sejenis.

- Perkemahan

- Penempatan material proyek (Direksikeet) Butir b. Pemberian saran teknis pembuatan taman, yaitu:

- Taman Rumah Tinggal

- Taman Bangunan Usaha - Taman Bangunan Sosial

- Taman Banguan Umum (termasuk kantor milik Pemerintah Daerah)

Butir c. Pemakaian Kelengkapan Dekorasi Kota, yaitu:

- Panggung umbul-umbul, spanduk, gapura hias, banner, baliho, bendera, balon udara dan panflet temple.

- Plasa dan pedestrian - Pot/bak bunga dll. Pasal 9 s/d 14

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 2902

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengamatan pemberian pupuk kompos murni (kulit ubi kayu) dan pupuk kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) terhadap pertumbuhan tinggi, diameter batang dan

Sedangkan pada pengujian objek kontur tertutup tanpa tapis (variasi 6) memiliki presentase kesalahan minimum 0,472% dan presentase kesalahan maksimum yang cukup

Pedoman Penerapan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi selanjutnya disebut Pedoman Penerapan SRIKANDI adalah serangkaian petunjuk penerapan sistem

Pemberian mulsa organik seperti jerami akan memberikan suatu lingkungan mencegah penyinaran langsung sinar matahari yang berlebihan terhadap tanah serta kelembaban

Pada Penelitian yang dilakukan oleh Mannorahmah, et.al (2014) mengenai analisis pengukuran tingkat kesehatan bank dengan pendekatan metode RGEC pada PT Bank Centra

Akan tetapi, yang menjadi persoalan dalam ritual setiap tarekat yang ada adalah bahwa hampir mayoritas ritual tarekat mencitrakan Tuhan dalam bentuk atau citra laki-laki dan

moving class pada penelitian ini kegiatan belajar dan mengajar menitik beratkan pada siswa untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan mata pelajaran

Proses filterisasi dilakukan karena kandungan minyak transformator berada pada kondisi yang dapat mengakibatkan kerusakan transformator. Proses filterisasi ini bertujuan