• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA SENTRA SENI PADA ANAK USI 5-6 TAHUN DI TK MUJAHIDIN II PONTIANAK TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA SENTRA SENI PADA ANAK USI 5-6 TAHUN DI TK MUJAHIDIN II PONTIANAK TIMUR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA SENTRA SENI

PADA ANAK USI 5-6 TAHUN DI TK MUJAHIDIN II

PONTIANAK TIMUR

Vizza Novian Ulfa, Muhamad Ali, Sutarmanto

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP UNTAN

Email : Vizzanovianulfa@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, masalah yang dihadapi guru dan upaya yang dilakukan guru dalam mengelola sentra seni pada anak usia 5-6 tahun di TK Mujadihin II Pontianak Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sampel penelitian ini adalah 1 kepala TK, 2 guru sentra seni dan 2 guru kelompok B1. Hasil analisis data menunjukkan bahwa perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan guru cukup baik. Sedangkan evaluasi yang dilakukan guru terlihat cukup baik. Adapun masalah yang dihadapi guru dalam mengelola sentra seni adalah kurangnya media pembelajaran yang ada di sentra seni dan kurangnya kreativitas guru dalam menyediakan media pembelajaran. Upaya yang dilakukan guru dalam menghadapi masalah tersebut adalah mengadakan pertemuan dengan seluruh guru dan memberikan motivasi kepada guru agar lebih kreatif dalam menyediakan media pembelajaran dengan mengikuti beberapa pelatihan.

Kata Kunci : Kemampuan Guru dan Mengelola Sentra Seni

Abstract: This study aimed to describe the planning, implementation, evalution, problem faced by the teachers and the efforts of teachers in managing arts centers in children aged 5-6 years in kindergarten Mujahidin II East Pontianak. Methods research is descriptive method with qualitative approach. The sample was firsthead of the kindergarten, 2 teachers dan 2 teacher art center group B1. Results of data analysis showed that the palnning and execution of the teachers quite well. While evalution by the teacher lookspretty good. The problems faced by teachers in managing arts centers is the lack of media center of learning in the art and the lack of creativity of teachers in providing instructional media. Effors that teachers do in the face of such problems is to hold encounters with all teachers and motivating teachers to be more creative in providing instructional media by following some training.

Keywords: The Ability of Teachers and Managing Art Center

alam kegiatan belajar mengajar, guru selain berperan sebagai pemimpin belajar (learning leader) juga sekaligus manajer kelas. Peran guru sebagai

(2)

seorang manajer di kelas sangat penting sebab kebersihan kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas.

Pengelolaan merupakan salah satu dari keterampilan dalam kompetensi profesional yang harus dimiliki guru. Pengelolan sering juga disebut dengan manajemen. Menurut Arikunto (dalam Djamarah 2010:177) “Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pertanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan seperti yang diharapkan”. Sedangkan menurut Wiyani (2013:59) “Manajemen kelas adalah keterampilan guru sebagai seorang leader sekaligus manajer dalam menciptakan iklim kelas yang kondusif untuk meraih keberhasilan kegiatan belajar-mengajar”.

Selain itu, menurut Rusdinal (2005:7) “Pengelolaan kelas adalah sebagai suatu upaya menciptakan suasana atau kondisi kelas memungkinkan murid dalam kelas tersebut dapat berjalan dengan efektif”. Jadi, Pengelolaan kelas adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif agar anak merasa nyaman pada saat proses pembelajaran sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Guru harus dapat melakukan proses pengelolaan kelas dengan baik untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan kondusif. Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembelajaran pun akan dapat dicapai tanpa kendala yang berarti seorang guru harus memiliki kemampuan pengelolaan kelas yang baik. Tanpa kemampuan pengelolaan kelas yang baik, segala kemampuan guru yang lain dapat menjadi netral, dalam arti kurang memberikan pengaruh atau dampak kelas yang positif terhadap pembelajaran anak. Oleh karena itu guru harus mempunyai strategi dalam mengajar.

Model pembelajaran yang sekarang ada di dalam pendidikan anak usia dini adalah pembelajaran sentra. Seperti yang kita ketahui pembelajaran sentra yaitu pembelajaran yang berpusat pada anak yang biasa disebut dengan BCCT. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2006:10) “Pendekatan Sentra dan Lingkaran (BCCT) adalah pendekatan penyelenggaraan PAUD yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan (scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak, yaitu (1) pijakan lingkungan main; (2) pijakan sebelum main; (3) pijakan selama main; dan (4) pijakan setelah main”. Untuk itu seorang guru harus menguasai pembelajaran sentra tersebut. Salah satunya yaitu sentra seni.

Pengelolaan sentra seni adalah sebagai bagian atau sistem dari pengelolaan kelas maka dengan pengelolaan sentra seni diharapkan akan dapat mengembangkan imajinasi, kreatif, sosial emosional dan fisik motorik. Dalam mengembangkan imajinasinya anak dapat menggambar dan mewarnai sesuai dengan imajinasinya. Kemudian untuk mengembangkan kreativitas anak dalam sentra seni seperti dapat menciptakan hasil karya melalui kegiatan finger painting. Selanjutnya, untuk mengembangkan sosial emosional anak seperti

(3)

dapat berinteraksi dengan teman. Selain itu, dalam mengembangkan fisik motorik anak seperti dapat melatih jari tangan anak dalam kegiatan mewarnai.

Untuk itu seorang guru TK harus dapat mengelola sentra seni agar menciptakan lingkungan belajar kondusif sehingga anak merasa nyaman dan pada saat proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Apabila lingkungan belajar tidak kondusif kemungkinan proses pembelajaran tidak akan efektif dan mengalami hambatan.

Namun berdasarkan pengamatan sementara (observasi) yang peneliti lakukan di TK Mujahidin II Pontianak Timur, peneliti menemukan guru belum maksimal dalam mengelola sentra seni sehingga dalam proses pembelajaran belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada saat memasuki kelas ada permainan yang belum disiapkan ketika pembelajaran akan dimulai sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan kreativitas anak, media yang digunakan guru masih kurang sehingga dalam proses pembelajaran ada anak yang berebut mainan, selain itu dalam melaksanakan pembelajaran guru belum bisa menyesuaikan dengan waktu yang telah dialokasikan. Dari pengalaman tersebut terbukti seorang guru kurang mampu dalam mengelola sentra seni dengan baik sehingga dapat mempengaruhi perkembangan anak.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui lebih jauh mengenai “Kemampuan Guru Dalam Mengelola Sentra Seni pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Mujahidin II Pontianak Timur” untuk diadakan penelitian.

METODE

Menurut Winarno dalam Nurhayati “Metode adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan”. Dengan demikian yang dimaksud dengan metode penelitian adalah cara yang teratur berdasarkan alat dan teknik yang tertentu untuk kepentingan penelitian.

Hadari Nawawi dalam Nurhayati (2010:22) menyatakan “Ada berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam suatu penelitian adalah metode filisofis, metode deskriptif, metode historis, dan metode eksperimen”.

Oleh karena penelitian ini bermaksud untuk menganalisis tentang kemampuan guru dalam mengelola sentra seni pada anak 5-6 tahun di TK Mujahidin II Pontianak Timur. Maka metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengambarkan atau menjelaskan secara apa adanya tentang keadaan subjek atau obyek penelitian. Dengan alasan bahwa permasalahan yang diteliti adalah peristiwa yang sedang terjadi berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Pendekatan penelitian adalah seperangkat asumsi yang saling berkorelasi satu dengan yang lain. Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan kualitatif, hal ini disebabkan karena peneliti ingin mendeskripsikan secara jelas dan rinci tentang kemampuan guru dalam mengelola sentra seni serta mendapatkan data yang mendalam mengenai data yang menjadi fokus penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, bukan angka-angka.

(4)

Dalam penelitian ini, data dimaksudkan sebagai hasil yang diperoleh selama penelitian berlangsung yang kemudian diolah menjadi hasil akhir dalam penelitian. Adapun data dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari sumber primer dan sekunder.

Menurut Sugiyono (2008:308) “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.

Data primer diperoleh berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan sumber data (kepala TK dan guru yang menjadi sumber data), dan hasil observasi peneliti di lapangan. Selain itu data sekunder yang peneliti dapatkan berdasarkan arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang berasal dari tata usaha Mujahidin II Pontianak Timur.

Proses analisis data selama di lapangan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:338-345) yaitu terdiri dari :

Pengumpulan data (Data collection)

Data atau informasi yang berhasil dikumpulkan dari proses penelitian biasanya berupa narasi yang jumlahnya bisa ratusan halaman. Agar informasi “bahan mentah” ini tidak membingungkan peneliti maka perlu uraian atau laporan terinci dalam tahap selanjutnya yaitu reduksi data.

Reduksi Data(Data Reduction)

Merupakan proses berfikir sensitif yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok. Memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pemeriksaan kembali data-data yang sudah terkumpul baik dari hasil observasi, hasil wawancara, catatan lapangan, dokumen dan daftar cek. Data-data yang telah dikumpulkan akan direduksi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hasil penelitian yang dilakukan. Aspek yang peneliti reduksi adalah yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab anak menjadi tidak mandiri pada usia 5-6 tahun di Raudatul Athfal Babussalam Pontianak Utara.

Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dimaksudkan untuk menyusun segala informasi yang diperoleh agar mempermudah peneliti menganalisis data-data yang sudah dikumpulkan. Dalam penelitian ini, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pigtogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut maka data akan dapat terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan mudah dipahami. Tetapi yang paling sering digunakan dalam menyajikan data yaitu dengan teks bersifat naratif.

Pengambilan keputusan dan verifikasi (Conclusion Drawing/ verification) Yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya kurang jelas sehingga di teliti menjadi jelas.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Mujahidin II yang beralamat di Jalan Tekam Gang Jelutung Dalam. Peneliti mengadakan wawancara dengan guru kepala TK, guru sentra seni dan guru kelompok, menyusun pedoman observasi berupa check list, dokumentasi dan catatan lapangan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala TK, guru sentra seni dan guru kelompok B1 bahwa perencanaan yang dilakukan guru dalam mengelola sentra seni membuat RKH pada satu hari sebelum pelaksanaan pembelajaran dan RKH tersebut mengarah ke PERMEN No. 58 Tahun 2009 sesuai dengan tujuan pembelajaran, aspek perkembangan dan tahap usia perkembangan anak. Pada saat anak datang ke TK, guru menyapa anak dengan menanyakan kabar dan memuji penampilan anak.

Sebelum memulai pembelajaran sentra seni guru melakukan pijakan lingkungan main dan menata media pembelajaran dengan rapi sesuai dengan tema pembelajaran. Di dalam menyiapkan media pembelajaran guru melakukannya secara bersama-sama antar guru wali kelompok dan guru pendamping.

Selanjutnya pelaksanaan yang dilakukan guru dalam mengelola sentra seni yaitu guru melakukan pijakan sebelum main kepada anak agar anak mengerti dan tertib pada saat main. Di dalam pelaksanaan pembelajaran guru mengatur posisi duduk anak sesuai dengan permainan yang dilakukan anak baik dikursi atau dilantai. Media yang digunakan adalah origami, pensil crayon, pewarna makanan, bantalan, pencocok, buku gambar, penghapus dll. Guru menjelaskan dan menyampaikan materi pembelajaran dengan jelas kepada anak karena guru menguasai materi sesuai tema pembelajaran.

Pada saat penyampaian pembelajaran guru menggunakan metode bercerita dan metode penjelasan langsung kepada anak. Setelah itu guru membuat peraturan dalam bermain bersama anak seperti anak melakukan kegiatan permainan dengan bergiliran tetapi anak harus menyelesaikan terlebih dahulu permainannya dan setelah main anak harus membereskan media permainan ke lemari penyimpanan. Apabila anak tidak mau menaati peraturan tersebut guru langsung bertanya kepada anak, memberikan motivasi dan memberikan pujian kepada anak.

Evaluasi yang dilakukan guru sentra seni adalah setelah kegiatan pembelajaran melakukan tanya jawab kepada anak tentang kegiatan apa saja yang dilakukannya. Guru mencatat hasil kerja anak pada saat proses pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran. Pada saat memberikan penilaian kepada anak, guru mencatat hasil kerja dengan bentuk portofolio dan mengarah pada standar penilaian PERMEN No.58 Tahun 2009.

Masalah yang dihadapi guru dalam mengelola sentra seni adalah kurangnya media yang ada disentra seni dan guru kurang kreatif dalam membuat media pembelajaran. Adapun upaya yang dilakukan guru untuk menghadapi masalah dalam mengelola sentra seni yaitu dengan cara mengadakan pertemuan dengan seluruh guru, menyediakan media pembelajaran yang belum ada dan guru harus lebih kreatif dalam membuat media.

(6)

Dari hasil observasi yang dilakukan dengan guru selama 9 kali pertemuan pada perencanaan guru dalam mengelola sentra seni bahwa pada setiap awal pembelajaran sampai selesai yang telah diberikan kepada anak, terlihat bahwa guru sebelum melakukan pembelajaran dengan membuat rencana kegiatan harian yang indikatornya dibuat sesuai usia perkembangan anak serta dalam memilih bahan main guru memilih sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai karakteristik dan aman bagi anak. Namun sebelum melakukan pembelajaran guru kurang memeriksa kesiapan anak dan kurang menyiapkan media pembelajaran. Selain itu dari hasil wawancara dan hasil observasi, peneliti juga melakukan dokumentasi terhadap kegiatan yang dilakukan guru pada saat sebelum atau saat pembelajaran sentra seni berlangsung.

Pembahasan

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 24 Maret 2014 sampai dengan tanggal 10 April 2014 di TK Mujahidin II yang beralamat di jalan Tekam gang Jelutung Dalam Pontianak Timur.

Perencanaan yang dilakukan guru dalam mengelola sentra seni pada anak usia 5-6 tahun di TK Mujahidin II Pontianak Timur dimulai dengan membuat RKH pada satu hari sebelum pembelajaran dan mengarah ke PERMEN No. 58 Tahun 2009. RKH tersebut dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran, aspek perkembangan dan tahap usia perkembangan anak. Menurut Sarbini (2011:17) bahwa “Perencanaan adalah usaha untuk menggali pihak yang bertanggung jawab terhadap berbagai aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama”.

Selain itu menurut Khodijah (2010:55) bahwa yang dapat dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu a) dapat dilakukan dengan membuat kalender kegiatan selama 1 bulan berdasarkan jadwal perputaran sentra, sehingga guru siap menerima tiap-tiap kelompok anak yang akan bermain/bekerja bersama di sentra seni; b) mempersiapkan terlebih dahulu informasi yang berhubungan dengan tema, dari buku-buku sumber, pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada anak, serta kegiatan yang disusun dalam perencanaan pembelajaran; c) Setelah itu guru menata lingkungan main (alat dan bahan yang dipilih sesuai tema yang ditata sesuai rencana); dan d) guru memberikan pijakan awal main, pada anak untuk mendukung keberhasilan anak.

Dengan demikian, guru harus membuat perencanaan pada satu hari sebelum kegiatan dan mengarah ke Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009. Pelaksanaan yang dilakukan guru dalam mengelola sentra seni pada anak dengan cara menentukan posisi duduk anak sesuai dengan kegiatan pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran dan memberikan materi pembelajaran kepada anak sesuai dengan tema pembelajaran. Menurut Khodijah (2010:55) bahwa “Pelaksanaan sentra meliputi persiapan guru, penataan lingkungan, pijakan awal main, saat main, beres-beres dan recalling”.

Dalam pelaksanaan yang dilakukan guru dalam mengelola sentra seni pada anak, guru perlu melakukan pelaksanaan sentra tersebut agar pelaksanaan pembelajaran dapat dicapai. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam mengelola sentra seni pada anak usia 5-6 tahun di TK Mujahidn II Pontianak

(7)

maka perlu disusun suatu perencanaan pembelajaran setiap anak maupun kelompok, yang dapat mendukung dan mengembangkan minat atau keterampilan anak yang disebut dalam domain perkembangan di sentra seni. Untuk membantu memudahkan guru dalam membuat perencanaan, dapat dilakukan dengan membuat kalender kegiatan selama satu bulan berdasarkan jadwal perputaran sentra senim sehingga perlu siap menerima tiap-tiap kelompok anak yang akan bermain/bekerja bersama di sentra seni.

Guru dapat mempersiapkan terlebih dahulu informasi yang berhubungan dengan tema, dari buku-buku sumber, pertanyaan-pertanyan yang akan diberikan pada anak, serta kegiatan yang disusun dalam perencanaan pembelajaran. Materi apa saja yang akan dialirkan melalui kerja seni anak. Setelah itu guru menata lingkungan main (alat dan bahan dipilih sesuai tema yang ditata rencana). Kegiatan berikutnya adalah memberikan pijakan awal main pada anak, untuk mendukung keberhasilan setiap anak. Guru memilih alat atau bahan yang digunakan saat pijakan awal ini, sebagai alat untuk memotivasi anak, belajar tentang topik yang akan dipelajari. Sebelum guru memberikan pijakan awal main, penting bagi guru untuk menguasai materi yang akan disampaikan pada anak dan tujuan dari sentra seni, pengetahuan tentang tahapan perkembangan anak saat ini.

(b) Penataan Lingkungan. Penataan lingkungan main/kerja seni terbagi menjadi 2, yaitu bersifat permanen dan dinamis. Bersifat permanen adalah semua perlengkapan yang dimiliki disentra seni ditata sedemikian rupa dengan memperhatikan klasifikasi, simetri, kerapihan dan keindahan yang sifatnya menetap dalam waktu cukup lama, seperti: loker tempat alat-alat dan bahan, sekaligus sebagai pembatas antar sentra yang lain. Sedangkan bersifat dinamis adalah penatan alat-alat dan bahan serta meja kerja disesuaikan dengan kondisi anaj yang akan masuk ke sentra seni.

Untuk memudahkan kerja guru dalam menata letak meja kerja diperlukan juga membuat denah atau play space. Alat dan bahan yang ditata disesuaikan denga tema yang sedang dibahas mulai dari buku-buku, alat peraga yang akan digunakan ayau objek langsung untuk pembahasan, hendaknya dipilih secara cermat oleh guru. Penataan lingkungan main/kerja yang bermutu di sentra seni, seharusnya memperhatikan densitas dan intensitas, serta mengundang anak untuk bekerja sesuai ide tema. Guru sentra dapat menyiapkan sendiri penataan lingkungan, atau bisa juga dibantu oleh guru pendamping/guru bantu dengan cara guru sentra menyiapkan rencana pembelajaran yang lengkap dengan denah tempat main). Penataan lingkungan yang baik adalah guru ke tiga bagi anak, saat anak masuk dan sebelum guru bicara, mereka dapat belajar dengan mengamati lingkungan serta membuat prediksi apa yang akan mereka lakukan dan apa yang akan mereka pelajari.

(c) Pijakan Awal Main. Guru menyambut anak dan berkumpul di tempat yang sudah ditentukan, di mulai dengan nyanyian ”Salam”. Guru memastikan kesiapan anak untuk terlibat main/kerja di sentra seni, dengan pertanyaan “bagaimana perasaan anak-anak hari ini”. Guru berusaha menarik perhatian anak menyanyikan lagu-lagu sesuai tema, sebelum menjelaskan tentang topik atau konsep-konsep yang akan dipelajari. Setelah perhatian anak sudah berfokus guru

(8)

memulai diskusi tentang topik tema bersama anak, melakukan pengamatan dengan objek langsung atau menggunakan alat pendukung yang telah disiapkan, memperhatikan gambar-gambar atau poster/membacakan buku. Selanjutnya guru menjelaskan kesempatan main yang tersedia, mendiskusikan perilaku yang diharapkan seperti 5 langkah prosedur kerja (pilih satu kegiatan, main dengan tuntas, lapor, beres-beres dan pilih kegiatan lain), aturan main sehingga mereka sukses dalam main baik main sendiri maupun main bersama teman.

(d) Saat Main. Saat anak main di sentra seni, guru perlu memebrikan pijkan individual untuk membawa anak ke arah main yang lebih tinggi. Dalam memberikan pijakan pada anak dalam proses kerja mereka, guru hendaknya dapat memahami benar keadaan anak saat mereka bekerja. Sehingga guru dapat mengatur kapan saat masuk dan keluar dalam kesibukan anak, agar tidak salah dalam memberikan dukungan atau pijakan secara individu. (1) Saat main, guru mempunyai peran-peran, yaitu sebagai berikut: (a) Guru sebagai pengamat (observer); (b) Guru sebagai pendamping main (cooplayer); (c) Guru sebagai penilai (evaluator.)

(e) Beres-beres. Beres-beres adalah kegiatan untuk mengembalikan tempat kita bekerja, kembali seperti semula (seperti sebelum kita bekerja) rapi kembali. Beres-beres merupakan hal yang sangat penting dan merupakan bagian dari belajar kerapian dan keindahan, kebersihan dan kesehatan, klasifikasi, tanggung jawab dan kepedulian, serta kontribusi kita terhadap lingkungan. Saat anak beres-beres, mereka menggunakan kemampuan untuk mengklasifikasikan alat-alat dan bahan, memisahkan bahan yang masih terpakai atau tidak, satu demi satu sampah kecil-kecil mereka buang ke tempat sampah, atau membersihkan meja bekas kerja mereka, juga mencuci kuwas yang telah merekan gunakan. Dari tempat yang semula bersih dan rapi, kemudian berantakan dan kotor saat mereka kerja, dan sekarang bersih kembali setelah mereka melakukan bersih-bersih secara seksama, akhirnya anak-anak merasakan kenyaman dan kepuasan atas kerja mereka. Anak juga belajar tentang konsep sebelum, sedang berlangsung dan setelah, dari sebuah proses kerja.

(f) Recalling. Menceritakan kembali dari proses kerja seni adalah sangat penting dan mendasar. Di sini anak diharapkan dapat menggunaka kemampuan kognisinya (mengingat/berpikir secara sistematis) dan keterampilan dalam berbahasa (bagaimana anak menggunakan pembendaharaan kata yang dimiliki untuk menjelaskan kronologis pekerjaan dan karya seni mereka, sekaligus sebagai alat evaluasi bagi guru mengenal ketercapaian tujuan yang telah direncanakan. Dengan demikian, guru dapat melaksanakan kegiatan pelaksanaan dalam mengelola sentra seni melalui pijakan-pijakan yang dilakukan disentra seni sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Di dalam evaluasi yang dilakukan guru dalam mengelola sentra seni pada anak yakni guru harus menilai kemajuan anak di setiap bidang pengembangan akan tetapi di dalam melakukan penilaiaan harus mempunyai informasi atau data. Menurut Tangyong (2009:8) bahwa untuk memperoleh informasi dapat dilakukan dengan cara yaitu sebagai berikut: (1) Langsung melalui pengamatan

(9)

tulisan, gambar, maupun ungkapan lainnya yang terkumpul sebagai portofolio anak; dan (3) Melihat tingkat pencapaian perkembangan anak dari kemampuan yang sederhana sampai yang kompleks.

Dengan demikian guru sentra seni memberikan penilaian kepada anak pada sebelum atau saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan bentuk portolio dan mengarah ke PERMEN No. 58 Tahun 2009. Selanjutnya di dalam mengelola sentra seni guru menghadapi masalah yaitu kurangnya media pembelajaran yang ada di sentra seni dan guru kurang kreatif dalam membuat media pembelajaran. Adapun upaya yang dilakukan guru untuk menghadapi masalah dalan mengelola sentra seni yaitu dengan cara mengadakan pertemuan dengan seluruh untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi guru sentra seni contoh kurangnya media pembelajaran sentra seni agar dapat ditambah atau diperbaharui dan memotivasi guru dalam membuat pembelajaran dengan cara mengikutkan berbagai macam pelatihan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai kemampuan guru dalam mengelola sentra seni pada anak usia 5-6 tahun di TK Mujahidin II Pontianak Timur adalah cukup baik. Alasannya adalah karena dalam melakukan pembelajaran guru kurang memeriksa kesiapan anak dan kurang bisa menggunakan alokasi waktu dengan baik sehingga pembelajaran tidak bisa berlangsung dengan baik.

Jika dijabarkan secara spesifik dapat digambarkan sebagai berikut: (1) Perencanaan yang dilakukan guru dalam mengelola sentra seni pada anak usia 5-6 tahun di TK Mujahidin II Pontianak Timur sudah dilakukan cukup baik. Dimana guru membuat RKH pada satu hari sebelum pembelajaran yang mengarah ke PERMEN No. 58 Tahun 2009 sesuai dengan tujuan pembelajaran; (2) Pelaksanaan yang dilakukan guru dalam mengelola sentra seni pada anak usia 5-6 tahun di TK Mujahidin II Pontianak Timur sudah dilakukan cukup baik. Pelaksanaan yang dilakukan guru melalui pijakan-pijakan pada saat proses pembelajaran berlangsung; (3) Evaluasi yang dilakukan guru dalam mengelola sentra seni pada anak usia 5-6 tahun di TK Mujahidin II Pontianak Timur terlihat cukup baik. Penilaian yang dilakukan guru kepada anak dalam bentuk portofolio yang mengarah ke PERMEN No. 58 Tahun 2009; (4) Masalah yang dihadapi guru dalam mengelola sentra seni pada anak usia 5-6 tahun di TK Mujahidin II Pontianak Timur adalah kurangnya media pembelajaran yang ada di sentra seni dan kurangnya kreativitas guru dalam menyediakan media pembelajaran; dan (5) Upaya yang dilakukan guru dalam mengelola sentra seni pada anak usia 5-6 tahun di TK Mujahidin II Pontianak Timur adalah mengadakan pertemuan dengan seluruh guru dan memberikan motivasi kepada guru agar lebih kreatif dalam menyediakan media pembelajaran dengan mengikuti beberapa pelatihan.

(10)

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah peneliti uraikan diatas, peneliti ingin memberikan saran adapun saran-saran tersebut: (1) Dalam penggunaan bahan main, guru hendaknya memperhatikan banyaknya bahan main yang digunakan disesuaikan dengan jumlah anak pada sentra seni dan (2) Guru harus lebih kreatif lagi dalam menyiapkan dan menciptakan bahan main yang baru agar anak tidak mudah bosan dan lebih tertarik lagi dengan proses pembelajaran serta mudah memahami materi yang diajarkan.

DAFTAR RUJUKAN

Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Pedoman Penerapan BCCT pada Anak Usia Dini. (online). (http://pedoman-bcct-bagian-1.pdf diakses 6 Januari 2014).

Nurhayati. (2010). Studi Tentang Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Anak Di Tk Islam Harapan Indah Pontianak. Skripsi. Pontianak: Universitas Muhammadiyah.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: CV. Alfabeta.

---. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Khodijah, Siti & Miswiati. (2010). Panduan Pendidikan Sentra Untuk PAUD:

Sentra Seni. Jakarta: Pustaka Al-Falah.

Sarbini dan Lina Neneng. (2011). Perencanaan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Bandung.

Tanyong, Agus dkk. (2009). Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penelitian ini peneliti berusaha untuk memecahkan masalah sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka peneliti mendeskripsikan kualitas soal Penilaian Akhir Semester

Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) Pada jenis kesalahan membaca siswa melakukan kesalahan yang disebabkan ketika siswa tidak bisa membaca soal secara benar

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan mengenai pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, maka skema pemikiran tentang pengaruh opini

Oleh itu meneroka dan mengenalpasti semua elemen tempat yang berupaya ditonjolkan adalah suatu yang kritikal kerana ia berupaya dijelmakan menjadi pelbagai sumber tarikan

Dari pemaparan di atas yang perlu dipersiapkan dalam membangun semangat nasionalismedisekolah melalui kearifan lokal yaitu sumber daya daya manusia yang mampu untuk

Penemuan ini diperkuat penelitian yang dilakukan oleh Newman dan Newman (1995) mendukung hasil penelitian yang dilakukan peneliti yang menyatakan bahwa dukungan

a) Pelajar yang menggunakan komputer dalam matematik mempunyai sikap yang lebih positif terhadap dirinya sebagai ahli matematik dan berkeupayaan menyelesaikan masalah yang

Pahandut dan Jekan Raya kota Palangka Raya itu seperti “hidup segan mati tak mau” karena sampai sekarang belum ada SK mengenai struktur organisasinya; Kedua, prosedur dalam