• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN KACANG TANAH DI SUMATERA UTARA. Friska Juliana Simbolon (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN KACANG TANAH DI SUMATERA UTARA. Friska Juliana Simbolon (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

37

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN KACANG TANAH DI SUMATERA UTARA

Friska Juliana Simbolon(1)

Dosen Tetap Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia(1) Email : simbolonfriska16@gmail.com

ABSTRAK

Kacang tanah adalah komoditi pangan yang memiliki nilai gizi tinggi dan lezat rasanya. Di Sumatera Utara, produksi kacang tanah belum mampu memenuhi konsumsi kacang tanah. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan harga kacang tanah. Dari sisi produsen, kenaikan harga mendorong petani sebagai produsen kacang tanah untuk meningkatkan dan mengoptimalisasi areal panen tanaman kacang tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kacang tanah di daerah Sumatera Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan rangkaian waktu (time series), yakni data kuartalan selama 16 tahun (tahun 1998-2013). Metode analisis yang digunakan adalah model penyesuaian parsial Nerlove berupa persamaan regresi linear berganda dengan dengan menggunakan teknik estimasi Ordinary

Least Square (OLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel luas areal

panen kacang tanah, harga kacang tanah, harga pupuk TSP dan penawaran kacang tanah pada periode sebelumnya berpengaruh nyata dan positif terhadap penawaran kacang tanah, sedangkan harga jagung pipilan berpengaruh nyata dan negatif terhadap penawaran kacang tanah di Sumatera Utara.

Kata kunci : kacang tanah, penawaran, Nerlove, luas areal panen, harga. ABSTRACT

Groundnuts are food commodities that have high nutritional value and delicious taste. In North Sumatera, production of groundnuts has not been able to meet the consumption of groundnuts. This led to an increase in the price of groundnuts. From the producer side, rising prices encourage farmers as groundnuts producers to improve and optimize the acreage harvested of groundnuts plants. The purpose of this research is to analyze the factors that influence the supply of groundnuts in North Sumatera. The data used in this research is secondary data with time series, i.e. the quarterly data for 16 years (from 1998 to 2013. The analytical method used is Nerlove’s partial adjustment model as equation multiple linear regression by using the technique of estimation Ordinary Least Square (OLS). The results of the research showed that the variables of acreage harvested of groundnuts, price of groundnuts, price of TSP fertilizer and supply of groundnuts in the previous period are real influential and positively to supply of groundnuts, while the price of corn is real influential and negatively to supply of groundnuts in North Sumatera.

(2)

38 PENDAHULUAN

Kacang tanah merupakan tanaman palawija yang secara ekonomis berperan penting bagi kehidupan manusia. Tanaman kacang tanah biasanya ditanam di sawah atau tegalan secara tunggal atau ganda dalam sistem tumpang sari. Umumnya para petani mengusahakan tanaman kacang tanah untuk pemanfaatan areal yang kosong, setelah panen tanaman utama. Padahal kacang tanah sebenarnya merupakan tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang relatif rendah. Usaha pertanian kacang tanah dalam skala besar (100 - 1.000 Ha) memberikan prospek yang sangat baik, karena luasnya pasaran hasil kacang tanah (Suprapto, 2000).

Luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman kacang tanah di Sumatera Utara dalam tujuh tahun terakhir (2007-2013) mengalami fluktuasi. Penurunan luas panen menyebabkan jumlah produksi kacang tanah juga menurun. Pada tahun 2012 dan tahun 2013, produktivitas kacang tanah meningkat. Hal ini disebabkan karena para petani kacang tanah sudah mulai menerapkan rekayasa ekonomi, rekayasa sosial dan teknologi yang efisien dan spesifik lokasi, serta didukung oleh penerapan alat mesin pertanian dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

Di sisi lain, jumlah kebutuhan atau konsumsi kacang tanah di Sumatera Utara lebih banyak daripada jumlah produksi kacang tanah, artinya produksi kacang tanah di Sumatera Utara masih belum mampu memenuhi konsumsi kacang tanah daerah Sumatera Utara itu sendiri. Produksi kacang tanah yang lebih kecil dibandingkan dengan konsumsi kacang tanah menyebabkan peningkatan harga kacang tanah itu sendiri. Dari sisi produsen, kenaikan

harga mendorong petani/ produsen kacang tanah untuk meningkatkan dan mengoptimalisasi areal panen tanaman kacang tanah.

Harga produsen kacang tanah di Sumatera Utara selama kurun waktu tujuh tahun terakhir (2007-2013) terus mengalami kenaikan. Dengan semakin naiknya harga kacang tanah maka akan meningkatkan jumlah kacang tanah yang ditawarkan, yang pada akhirnya dapat merangsang petani untuk meningkatkan produksi kacang tanah tersebut. Hal ini juga dapat menyebabkan peningkatan pendapatan petani kacang tanah.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran kacang tanah di Sumatera Utara?”

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: “Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kacang tanah di Sumatera Utara.”

METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan rangkaian waktu (time series), yakni data kuartalan (triwulan) yaitu bulan Januari - Maret, April - Juni, Juli - September, Oktober - Desember selama 16 tahun yakni dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2013.

Data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini antara lain data penawaran kacang tanah, luas areal panen kacang tanah, harga riil kacang tanah yang sudah dikupas, harga riil jagung pipilan, dan harga riil pupuk TSP di Sumatera Utara.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis model

(3)

39 penyesuaian parsial Nerlove yang sering digunakan untuk studi mengenai respon penawaran berbagai komoditi pertanian berupa persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan teknik estimasi Ordinary Least Square (OLS). Model Penawaran Kacang Tanah

Secara matematis, model penawaran kacang tanah adalah sebagai berikut: Yt = δ Y*t + (1-δ) Yt-1, dimana: Y*t = b0 + b1 LAt + b2 HKTt + b3 HJt + b4 HTSPt, maka: Yt = δ (b0 + b1 LAt + b2 HKTt + b3 HJt + b4 HTSPt) + (1- δ) Yt-1 Yt = δb0 + δ b1LAt + δ b2HKTt + δ b3HJt + δ b4HTSPt + (1- δ) Yt-1 Yt = a0 + a1 LAt + a2 HKTt + a3 HJt + a4 HTSPt + a5 Yt-1 Keterangan:

Yt = Penawaran kacang tanah

pada saat periode ke-t (ton)

LAt = Luas areal panen kacang

tanah pada periode ke-t (ha)

HKTt = Harga riil kacang tanah pada

saat periode ke-t (Rp/Kg)

HJt = Harga riil jagung pipilan

pada saat periode ke-t (Rp/Kg)

HTSPt = Harga riil pupuk TSP pada

saat periode ke-t (Rp/Kg)

Yt-1 = Penawaran kacang tanah

pada saat periode sebelumnya (ton) a0 = intercept / konstanta

a1,…, a5 = koefisien regresi

a0 = δb0; a1 = δb1; a2 = δb2 ; a3 = δb3 ; a4

= δb4 ; a5 = 1- δ

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Estimasi Fungsi Penawaran Kacang Tanah

Berikut ini akan diuraikan hasil estimasi fungsi penawaran kacang tanah di Sumatera Utara dalam bentuk linear,

dengan persamaan sebagai berikut: Yt = a0 + a1 LAt + a2 HKTt + a3 HJt

+ a4 HTSPt + a5 Yt-1

Uji Akar Unit (Unit Root Test)

Uji akar unit adalah salah satu cara untuk menguji kestasioneran suatu data runtun waktu. Apabila dalam suatu data runtun waktu ada data yang tidak stasioner, maka hasil regresi akan menyebabkan regresi palsu (spurious regression). Ciri-ciri spurious regression adalah memiliki R-squared tinggi, memiliki nilai signifikansi (t) tinggi, dan memiliki nilai D/W (Durbin-Watson) rendah (Mariani et al, 2011)

Salah satu konsep formal yang dipakai untuk mengetahui stasioneritas data adalah melalui uji akar unit (unit root test). Uji akar unit dapat dilakukan dengan metode Phillips- Perron Fisher Unit Root Test.

Diperoleh bahwa terdapat tiga variabel yang stasioner pada tingkat level, yakni variabel penawaran kacang tanah (Yt), luas areal panen kacang tanah

(LA), dan penawaran kacang tanah pada periode sebelumnya (Yt-1). Dan terdapat

tiga variabel yang tidak stasioner pada tingkat level yaitu variabel harga kacang tanah (HKTt), harga jagung pipilan (HJt)

dan harga pupuk TSP (HTSPt). Oleh

karena lebih banyak variabel yang tidak stasioner pada tingkat level maka perlu dilanjutkan dengan uji derajat integrasi. Uji Derajat Integrasi

Uji derajat integrasi merupakan kelanjutan dari uji akar unit, apabila setelah dilakukan pengujian akar unit ternyata data belum stasioner, maka dilakukan pengujian ulang dan menggunakan data nilai perbedaaan pertamanya (first difference). Apabila dengan data first difference belum juga stasioner, maka selanjutnya dilakukan pengujian data dari perbedaan kedua (second difference) dan seterusnya hingga data stasioner.

Diperoleh bahwa semua variabel, yakni variabel penawaran kacang tanah (D(Yt), luas areal panen kacang tanah

(4)

40 (D(LA), harga kacang tanah (D(HKTt),

harga jagung pipilan (D(HJt), harga

pupuk TSP (D(HTSPt) dan penawaran

kacang tanah pada periode sebelumnya (D(Yt-1), sudah stasioner pada tingkat

first difference. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa semua variabel yang digunakan pada penelitian ini terintegrasi/ sudah stasioner pada derajat satu (first difference).

Uji Statistik

Tabel 1. Hasil Estimasi Fungsi

Penawaran Kacang Tanah di Sumatera Utara

N

o Notasi Variabel Koefisien Probability

1 D(LA) Luas areal panen kacang tanah 1,0621 11 0,0000 2 D(HK Tt) Harga kacang tanah 0,2862 77 0,0356 3 D(HJt) Harga jagung pipilan -2,7165 93 0,0059 4 D(HTS Pt) Harga pupuk TSP 0,5048 46 0,0105 5 D(Yt-1) Penawaran kacang tanah pada periode sebelumny a 0,0574 77 0,0231 6 C Konstanta 12,215 62 0,7769 7 R2 (R-Square d) Koefisien determinas i 0,9718 86 - 8 Prob (F-statisti c) Uji F - 0,000000

Diketahui bahwa model penawaran kacang tanah di Sumatera Utara mempunyai koefisien determinasi (R-Squared) sebesar 0,971886. Hal ini berarti bahwa sebesar 97,189 % perubahan variabel-variabel bebas yaitu, luas areal panen kacang tanah, harga kacang tanah, harga jagung pipilan, harga pupuk TSP dan penawaran kacang

tanah pada periode sebelumnya mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikatnya yaitu penawaran kacang tanah. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 2,811 % dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Uji F-statistik digunakan untuk melihat apakah variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara nyata/ signifikan terhadap variabel terikat. Dapat diketahui bahwa nilai probabilitas F-statistiknya adalah 0,000000. Oleh karena nilai F-statistik < α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima atau dengan

kata lain bahwa variabel-variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model secara bersama-sama berpengaruh secara nyata/ signifikan terhadap variabel terikatnya, yakni variabel penawaran kacang tanah. Uji parsial (uji t-statistik) bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang terdapat dalam model secara individu atau parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Dapat diketahui bahwa semua variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki nilai probabilitas < α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya semua variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini secara parsial berpengaruh nyata/ signifikan terhadap variabel terikatnya, yaitu penawaran kacang tanah (D(Yt).

Pembahasan

Dari Tabel 1, dapat diketahui bahawa semua variabel bebas yang digunakan dalam model penawaran kacang tanah, secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikatnya yaitu penawaran kacang tanah (D(Yt). Kelima

variabel bebas tersebut adalah variabel luas areal panen kacang tanah (D(LA), harga kacang tanah (D(HKTt), harga

(5)

41 (D(HTSPt), dan penawaran kacang tanah

pada periode sebelumnya (D(Yt-1).

Fungsi penawaran kacang tanah di Sumatera Utara pada persamaan linear, dapat ditulis dengan persamaan:

D(Yt) = 12,2156 + 1,0621

D(LA) + 0,2863 D(HKTt) –

2,7166 D(HJt) + 0,5048

D(HTSPt) + 0,0574 D(Yt-1)

Penjelasan mengenai pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap penawaran kacang tanah di Sumatera Utara dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Luas Areal Panen Kacang Tanah

Diketahui bahwa variabel luas areal panen kacang tanah mempunyai nilai koefisien sebesar 1,0621 dan signifikan pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel luas areal panen kacang tanah berpengaruh nyata dan positif terhadap penawaran kacang tanah di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan luas areal panen sebesar 10 hektar maka penawaran kacang tanah akan meningkat sebesar 10,621 ton, dan sebaliknya apabila terjadi penurunan luas areal panen sebesar 10 hektar maka penawaran kacang tanah akan menurun sebesar 10,621 ton.

Luas areal panen berhubungan dengan jumlah penawaran, apabila variabel yang lain dianggap konstan (ceteris paribus) maka peningkatan luas areal panen akan meningkatkan jumlah penawaran. Oleh sebab itu, salah satu upaya petani untuk meningkatkan jumlah penawaran kacang tanah yaitu dengan cara meningkatkan luas areal yang ditanami tanaman kacang tanah.

2. Harga Kacang Tanah

Diketahui bahwa variabel harga kacang tanah mempunyai nilai koefisien sebesar 0,2863 dan signifikan pada α = 5%.Hal ini berarti bahwa variabel harga kacang tanah berpengaruh nyata dan positif terhadap penawaran kacang tanah

di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan harga kacang tanah sebesar Rp 10/kg, maka penawaran kacang tanah akan meningkat sebesar 2,863 ton, dan sebaliknya apabila terjadi penurunan harga kacang tanah sebesar Rp 10/kg, maka penawaran kacang tanah akan menurun sebesar 2,863 ton.

Hal ini sesuai dengan hukum penawaran yang menyatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu barang, maka semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual, dan sebaliknya. Ketika harga kacang tanah tinggi maka petani akan tertarik untuk membudidayakan kacang tanah, dengan harapan harga kacang tanah pada panen yang akan datang akan lebih tinggi daripada panen sebelumnya.

3. Harga Jagung Pipilan

Diketahui bahwa variabel harga jagung pipilan mempunyai nilai koefisien sebesar -2,7166 dan signifikan pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel harga jagung pipilan berpengaruh nyata dan negatif terhadap penawaran kacang tanah di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan harga jagung pipilan sebesar Rp 10/kg, maka penawaran kacang tanah akan menurun sebesar 27,166 ton, dan sebaliknya apabila terjadi penurunan harga jagung pipilan sebesar Rp 10/kg, maka penawaran kacang tanah akan meningkat sebesar 27,166 ton.

Hal ini disebabkan karena tanaman jagung dan kacang tanah merupakan merupakan barang bersaing karena dapat dihasilkan dengan menggunakan lahan yang sama. Tanaman jagung dan kacang tanah merupakan dua jenis tanaman yang sesuai untuk ditumpangsarikan. Oleh karena itu, jika harga jagung naik maka petani akan berusaha menambah jumlah penawaran jagung dengan menambah pemanfaatan lahan untuk tanaman jagung, sehingga pada luas

(6)

42 lahan yang tetap jumlah penawaran jagung akan meningkat, dan sebaliknya jumlah penawaran tanaman kacang tanah akan berkurang.

4. Harga Pupuk TSP

Diketahui bahwa variabel harga pupuk TSP mempunyai nilai koefisien sebesar 0,5048 dan signifikan pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel harga pupuk TSP berpengaruh nyata dan positif terhadap penawaran kacang tanah di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan harga pupuk TSP sebesar Rp 10/kg maka penawaran kacang tanah akan meningkat sebesar 5,048 ton, dan sebaliknya apabila terjadi penurunan harga pupuk TSP sebesar Rp 10/kg maka penawaran kacang tanah akan menurun sebesar 5,048 ton.

5. Penawaran Kacang Tanah pada Periode Sebelumnya

Diketahui bahwa variabel penawaran kacang tanah pada periode sebelumnya mempunyai nilai koefisien sebesar

0,0574 dan signifikan pada α = 5%. Hal ini berarti bahwa variabel

penawaran kacang tanah pada periode sebelumnya berpengaruh nyata dan positif terhadap penawaran kacang tanah di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan penawaran kacang tanah pada periode sebelumnya sebesar 10 ton maka penawaran kacang tanah akan meningkat sebesar 0,574 ton, dan sebaliknya apabila terjadi penurunan penawaran kacang tanah pada periode sebelumnya sebesar 10 ton maka penawaran kacang tanah akan menurun sebesar 0,574 ton.

Dapat disimpulkan bahwa dalam membudidayakan kacang tanah, para petani kacang tanah di Sumatera Utara selalu mempertimbangkan jumlah penawaran kacang tanah pada periode sebelumnya. Apabila penawaran kacang tanah pada periode sebelumnya tinggi,

maka petani tertarik untuk membudidayakan kacang tanah lagi di musim tanam berikutnya, dengan harapan kacang tanah yang ditanam selanjutnya akan memberikan hasil produksi yang lebih tinggi daripada musim tanam sebelumnya. Oleh sebab itu, akan semakin bertambah banyak para petani yang tertarik untuk membudidayakan kacang tanah, sehingga akan terjadi peningkatan jumlah penawaran kacang tanah di Sumatera Utara.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

“Variabel luas areal panen kacang tanah,

harga kacang tanah, harga pupuk TSP dan penawaran kacang tanah

pada periode sebelumnya berpengaruh nyata dan positif terhadap penawaran kacang tanah, sedangkan harga jagung pipilan berpengaruh nyata dan negatif terhadap penawaran kacang tanah di Sumatera Utara.”

Saran

1. Para petani dapat melakukan perluasan dan optimalisasi areal panen agar jumlah produksi kacang tanah yang dihasilkan dapat meningkat, dan memanfaatkan serta mengembangkan daerah-daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan budidaya tanaman kacang tanah.

2. Perlu diadakan upaya untuk tetap menjaga kestabilan ataupun meningkatkan jumlah penawaran kacang tanah di Sumatera Utara pada setiap periode-nya. Yaitu melalui penggunaan benih varietas unggul, ketersediaan sarana produksi harus memadai, pengembangan cara tanam (pemeliharaan/ perbaikan sistem budidaya kacang tanah), penggunaan pupuk organik, dan penerapan teknologi budidaya kacang tanah.

(7)

43 3. Perlu diadakan upaya untuk meningkatkan harga kacang tanah yaitu melalui upaya peningkatan nilai tambah (value added) dan daya saing kacang tanah, yakni dengan cara pengembangan agroindustri produk olahan berbahan baku kacang tanah, dan memperbaiki bentuk makanan olahan berbahan baku kacang tanah yaitu harus memiliki bentuk yang menarik, rasa dan kemasan yang dapat menarik selera konsumen, serta penguatan industri pedesaan skala kecil maupun industri besar yang bermitra dengan produsen kacang tanah. DAFTAR PUSTAKA

AAK (2000) Kacang Tanah, Penerbit Kanisius, Jakarta.

Adnyana, M (2000). ‘Penerapan Parsial Nerlove Dalam Proyeksi Produksi dan Konsumsi Beras’, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor.

Ajija, Shochrul, Dyah W. Sari, Rahmat H. Setianto, Martha R. Primanti (2011) Cara Cerdas Menguasai Eviews, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (2012) ‘Konsumsi Kacang Tanah di Sumatera Utara Tahun 2007 – 2012’ dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (2013) ‘ Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan di Sumatera Utara Tahun 2007 - 2013’ dalam Statistik Tanaman Padi dan Palawija Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (2013) ‘ Luas Panen,

Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan di Sumatera Utara Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2012 - 2013’ dalam Statistik Tanaman Padi dan Palawija Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (2013) ‘Perkembangan Harga Produsen Jagung Pipilan di Sumatera Utara pada Tahun 2007-2013’ dalam Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian di Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (2013) ‘Perkembangan Harga Produsen Kacang Tanah yang Sudah Dikupas di Sumatera Utara pada Tahun 2007-2013’ dalam Statistik Harga Produsen

Sektor Pertanian di Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (2013) ‘Perkembangan Harga Pupuk TSP di Sumatera Utara pada Tahun 2007-2013’ dalam Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian di Sumatera Utara.

Caraka, Rezzy Eko (2011) Analisis Regresi dan Uji Asumsi Regresi Linier, Statistika Universitas Diponegoro, Semarang.

Danarti dan Sri Najiyanti (1998) Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Penerbit Swadaya, Jakarta.

Gujarati, Damodar (2004). Basics Econometrics, Fourth Edition. The Mc Graw-Hill Companies.

Kadariah (1994) Teori Ekonomi Mikro, Lembaga Penerbit Fakultas

(8)

44 Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Kementerian Pertanian (2013) ‘Perluasan Areal Tanam dan Optimalisasi Lahan serta Peningkatan Produktivitas’ dalam Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang Tahun 2013, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Jakarta: 8-9.

Koutsoyiannis, A. (2001). Theory of Econometrics: an Introductory Expostion of Econometric Methods Second Edition. Harper & Row Publishers, Inc. USA.

LaFrance, Jeffrey and Oscar R. Burt. (1983) ‘A Modified Partial Adjustment Model of Aggregate U.S. Agricultural Supply’, Western Journal of Agricultural Economics 8 (1): 1-12.

Lipsey, Richard, Peter O. Steiner, Douglas D. Purvis (1995). Economics Eight Edition. Harper & Row Publishers. Diterjemahkan oleh Jaka Wasana dan Kirbrandoko (1995) Pengantar Ekonomi Edisi Kedelapan Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nariswari, Tias Arum (2009) ‘Analisis

Faktor- Faktor Yang

Mempengaruhi Respon Penawaran Kacang Tanah di Indonesia’,

Skripsi S1, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung (2006) Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Ritonga, Edison (2004) ‘Analisis Keefektifan Kebijakan Harga Dasar Beras’, Tesis S2, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sarman, S. (2001) ‘Kajian tentang kompetisi tanaman dalam sistem tumpangsari di lahan kering’, Jurnal Agronomi 5.

Sukirno, Sadono (2008) Mikro Ekonomi

Teori Pengantar Edisi Ketiga, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suprapto (2000) Bertanam Kacang

Tanah, Penebar Swadaya, Jakarta. Winarno, Wing Wahyu (2009) Analisis

Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews Edisi Kedua, UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Wipf, Larry J and James P. Houck. (1967) ‘Milk Supply Response In The United States An Aggregate Analysis’, Department of Agricultural Economics, Institute of Agriculture, University of Minnesota.

Referensi

Dokumen terkait

yang merupakan perbuatan haram untuk menyalurkan nafsu dan dilakukan dengan kesadaran bukan karena sesuatu kekeliruan. Lihat H.E Hasan Saleh, Ed.. bagi anak hasil zina

Penyusunan lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Penilaian Siswa (LPS) Penyusunan LKS dan LPS dilakukan peneliti bersama guru bahasa Indonesia. Hasil catatan yang

Berdasarkan Penetapan Pemenang Pelelangan Nomor : 98/Pan-PBJ/KEMENAG/IX/2012, Tanggal 19 September 2012 Panitia Lelang Rehab Rumah Dinas Kepala Kankemenag Kabupaten Barito selatan

-Proven leadership skills and ability to motivate BS in Information and Communications Engineering (2010 – 2015). Rizal Technological University Boni Avenue,

Penelitian ini bertujuan antara lain untuk menemukan mekanisme kerja perkuatan lereng dengan perbandingan daya dukung tanah (respon) lereng pasir tanpa perkuatan

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran rugi

kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi Sempadan Danau sebagai kawasan

Dari hasil perhitungan uji korelasi dengan menggunakan rumus product moment didapatkan hasil p &lt; 0,04 maka ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara Mutu