• Tidak ada hasil yang ditemukan

AN ANALYSIS OF ACCOUNTS RECEIVABLE MANAGEMENT (A STUDY ON CV ARJUNA CREATIVE, SERVICE INDUSTRY)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AN ANALYSIS OF ACCOUNTS RECEIVABLE MANAGEMENT (A STUDY ON CV ARJUNA CREATIVE, SERVICE INDUSTRY)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

AN ANALYSIS OF ACCOUNTS RECEIVABLE MANAGEMENT (A STUDY ON CV ARJUNA CREATIVE, SERVICE INDUSTRY)

by:

Muhammad Abdil Aziz NIM. 125020300111070

Helmy Adam, MSA., Ak., CPMA NIP. 19790403 200501 1 002

ABSTRACT

In a profit oriented company, accounts receivable is vital as it may boost the company’s profit making; however, a corporate collapse may occur in the case of accounts uncollectible. Thus it is highly dependent on how the company manage its accounts receivable. Every company has its own method of managing its accounts receivable due to their diverse sources of income. As such, CV Arjuna Creative, an event organizer company, has its unique accounts receivable management in which it focuses on maintaining relationship with clients instead of managing such meager accounts receivable. In addition, brokers who distribute accounts receivable risk, contribute to uniqueness of the industry. This study applies qualitative approach as it involves interviews with the director, vice director, and accounting department staff of the company, and brokers. The results of this study indicate that the company has implemented the management of accounts receivable and the internal control. However, the company deals with the absence of accounts receivable reserve, accounting software, clear task division, and board of auditors.

Keywords: accounts receivable management, internal control, event organizer company

PENDAHULUAN

Perusahaan sering mendapatkan kendala saat menagih piutang, padahal arus kas sangat penting bagi kelangsungan usaha. Di sisi lain, piutang berperan penting dalam peningkatan pendapatan dan laba. Hal ini menjadikan pengelolaan piutang memiliki peranan yang sangat vital (Basalamah, 2017). Beberapa contoh permasalahan piutang yang telah ditemui oleh peneliti terdahulu yaitu sistem tidak mampu menunjukkan umur piutang secara jelas (Basalamah, 2017; Mulyaningtyas, 2017; Permatasari, 2015), tidak konsistennya hukuman bagi pelaku penunggakan (Permana, 2014), dan dokumen penunjang penagihan dan birokrasi internal memperlambat proses penagihan (Basalamah, 2017; Putra, 2016; Ricatur, 2015; Wijayanti, 2017).

Pada beberapa penelitian terdahulu dijelaskan tentang fokus penelitian terkait piutang, di lihat dari segi manajemen piutang, termasuk pengelolaan piutangnya, dan

(2)

sistem pengendalian internal terkait piutang. Hal inilah yang menjadikan bahasannya menjadi sama dengan penelitian ini. Jika pada penelitian terdahulu ada beberapa objek seperti rumah sakit, perusahaan umum jasa tirta, perusahaan telekomunikasi, perusahaan pelabuhan, dinas koperasi, UMKM, pasar dan perguruan tinggi negeri, sedangkan pada penelitian ini menggunakan perusahaan jasa event organizer sebagai objek penelitian.

Pada salah satu jenis perusahaan, yaitu perusahaan jasa di bidang jasa event organizer akun piutang dapat dikatakan sebagai akun yang rentan. Penyebabnya adalah pada perusahaan jasa event organizer sering menghadapi kendala pembayaran atas event yang telah dikerjakan, terutama apabila event yang dikerjakan berasal dari broker yang berlapis lebih dari dua. Hal inilah yang menjadikan perlu adanya perhatian terkait pengelolaan akun piutang bagi perusahaan jasa event organizer.

Salah satu kendala yang dihadapi perusahaan dalam melakukan penagihan piutang adalah, klien mengalami kesulitan dalam pembayaran piutang. Hal ini merupakan hambatan yang paling sulit dan yang paling tidak dinginkan. Apalagi dengan keberadaan broker berlapis yang tidak memiliki kantor atau badan hukum yang bisa dituntut melalui pengadilan. Broker-broker ini juga tidak menggunakan sistem otomatis sehingga bisa menyebabkan human eror.

Untuk meminimalisir keterlambatan pembayaran piutang perlu diterapkan manajemen dan juga pengendalian internal yang baik di dalam perusahaan. Keduanya bertujuan agar penerimaan melalui piutang dapat dimaksimalkan. Perusahaan yang melakukan pengelolaan manajemen piutang dengan baik dapat menurunkan risiko keterlambatan pembayaran piutang. Selain itu, pengendalian internal yang baik dapat mencegah atau meminimalisir kemungkinan terjadinya kecurangan dan kesalahan. Mengingat pentingnya manajemen piutang dan pengendalian internal dalam menimalisir risiko piutang, apabila keseluruhan hal di atas tidak ditindak lanjuti secara tepat dan cepat, maka dapat menghambat arus kas perusahaan. Sedangkan perusahaan mempunyai kewajiban jangka pendek yang harus dibayar kepada pihak lain. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Manajemen Piutang (Studi pada CV Arjuna Creative, Industri Jasa)”. Pada Perusahaan ini, terdapat suatu keunikan tingkat industri. Maksudnya, praktik ini sudah

(3)

umum dilakukan oleh pelaku industri jasa event organizer dan penyewaan perlengkapan event. Hanya saja belum bisa di generalisasi apakah menjadi praktik sampai di perusahaan tingkat nasional atas atau hanya menengah, mengingat perusahaan yang menjadi objek penelitian berada di tingkat menengah. Keunikan tersebut adalah, adanya broker berantai, dan penagihan tidak bisa dilakukan langsung ke konsumen, melainkan melalui broker yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Tentu saja perusahaan dan tiap-tiap broker menanggung risiko gagal bayar, sehingga, detail manajemen risiko dari perusahaan dan broker akan menjadi keunikan penelitian ini.

TINJAUAN PUSTAKA

Pendapatan

Pendapatan sering menjadi sorotan utama kinerja suatu perusahaan. Menurut Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan yang disahkan oleh DSAK IAI tanggal 28 September 2016 paragraf 4.25 (a) penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomik selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan pada ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Di KKPK yang sama, paragraf 4.29 definisi penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dikenal dengan sebutan berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, deviden, royalti, dan sewa. Menurut PSAK No 23 : Pendapatan tahun 2014, paragraf 7 Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomik yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus kas masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Penjualan kredit

Penjualan kredit dianggap sebagai salah satu metode efektif untuk meningkatkan penjualan. Definisi penjualan kredit menurut (Mulyadi, 2016:167) “Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut”. Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit Prosedur Penjualan, Prosedur Kredit, Prosedur Gudang, Prosedur Penagihan, Prosedur Akuntansi

(4)

Unsur-Unsur Kredit

Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Firdaus dan Maya, 2009:3). Adanya badan atau orang yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain. Orang atau barang demikian lazim disebut kreditur, adanya pihak yang membutuhkan/meminjam uang, barang atau jasa. Pihak ini lazim disebut debitur, adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur, adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur, adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur, adanya risiko yaitu sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu seperti di atas, dimana masa yang akan datang merupakan suatu yang belum pasti, maka kredit itu pada dasarnya mengandung risiko, termasuk penurunan nilai uang karena inflasi dan sebagainya, adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun ada kredit yang tidak berbunga).

Piutang

Dengan melakukan penjualan kredit maka akan muncul piutang. Pengertian piutang menurut Siahaan (2010) yaitu klaim dari pihak yang akan memperoleh pembayaran kepada pihak yang memiliki kewajibannya membayar yang pembayarannya secara umum dalam bentuk uang. Weygant, Kimmel dan Kiesso (2018:533) mendefinisikan piutang sebagai klaim uang, barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Keberhasilan atau kegagalan dalam penagihan piutang akan mempengaruhi pendapatan perusahaan. Piutang usaha tak tertagih merupakan kerugian pendapatan. Menurut Irton (2009:262) piutang merupakan hak atau klaim dalam bentuk moneter terhadap entitas lain, termasuk klaim terhadap karyawan , perusahaan bisnis, dan organisasi lain. Menurut Weygant, Kimmel dan Kiesso (2013:368), piutang adalah jumlah yang dapat ditagih dalam bentuk tunai dari seseorang atau perusahaan lain. Piutang ini merupakan hasil dari penjulan barang atau jasa.

PSAK nomor 1 tahun 2014 (mulai berlaku tahun 2017) paragraf 66 menjelaskan suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika aset tersebut : (a) entitas memperkirakan akan merealisasikan aset, atau memiliki intensi untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal (b) entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan (c) entitas memperkirakan akan merealisasikan aset dalam jangka

(5)

waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan (d) aset merupakan kas atau setara kas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 2: Laporan arus kas), kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. Aset lancar termasuk persediaan dan piutang yang dijual, dikonsumsi, dan direalisasi sebagai bagian siklus normal operasi perusahaan walaupun aset tersebut tidak diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca..

Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas, pada penelitian ini yang dimaksud dengan piutang adalah tagihan kepada pihak di luar perusahaan biasanya konsumen yang diharapkan dapat diterima dalam bentuk uang yang besarnya sesuai invoice / dokumen tagihan dari pengerjaan event. Piutang diakui setelah melakukan pengiriman dokumen tagihan ke pelanggan yang berisi tentang adanya transaksi antara perusahaan dengan pihak luar yang berupa penjualan atau penyerahan barang atau jasa. Klasifikasi Piutang

Piutang tidak hanya terdiri dari satu jenis, menurut Weygant, Kimmel dan Kiesso (2013:369) piutang terdiri dari : Current (short-term), Noncurrent (long-term). Berdasarkan transaksi penyebab terjadinya, menurut Irton (2009:262), piutang dapat digolongkan menjadi tiga yaitu, piutang dagang, Piutang Lain-lain.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Piutang

Menurut Riyanto (2016:85), beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap besar kecilnya investasi dalam piutang meliputi, Volume Penjualan Kredit Tingkat penjualan secara kredit dari total penjualan yang dilakukan perusahaan. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit Persyaratan persetujuan kredit yang semakin ketat, risiko akan semakin rendah. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit Kebijakan penetapan batas maksimum atas kredit yang akan diberikan kepada pelanggan. Kebijakan dalam Mengumpulkan Piutang Keaktifan suatu perusahaan dalam mengumpulkan piutang dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan. Kebiasaan Membayar dari Para Pelanggan Kecenderungan membayar dari masing-masing para pelanggan untuk melakukan pembayaran pada suatu periode.

(6)

Risiko yang Mungkin Timbul dalam Piutang

Risiko piutang menurut Agustina (2009) muncul disebabkan tidak tertagihnya piutang sehingga menimbulkan credit cost (biaya kredit), biaya kredit tersebut meliputi : Kerugian akibat piutang macet, biaya proses penagihan lebih tinggi dari jumlah piutang, keterlambatan pembayaran piutang, sehingga mengakibatkan rata-rata jangka waktu penagihan menjadi lebih panjang

Risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para pelanggan (Riyanto, 2016:87). Risiko ini berkaitan dengan piutang yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, berikut ini dijelaskan risiko yang mungkin timbul dalam piutang, diantaranya, Risiko Tidak Dibayarnya Seluruh Piutang, Risiko Tidak Dibayar Sebagian Piutang, Risiko Keterlambatan Pelunasan, Risiko Tertanam Modal

Manajemen Piutang

Manajemen piutang adalah sebuah proses yang mendata, mengumpulkan, dan menagih piutang dari tangan konsumen. Sistem manajemen piutang yang baik akan menghindarkan perusahaan dari kekurangan dana akibat dana yang macet di tangan konsumen. Fasilitas kredit kadang bisa menjadi satu daya tarik yang ampuh untuk menarik konsumen namun jika perusahaan tidak melindunginya dengan sistem yang baik maka dapat menyebabkan perusahaan mengalami kerugian (Basalamah, 2017).

Menurut Weygant, Kimmel dan Kiesso (2013:370–372) terdapat dua metode yang digunakan dalam akuntansi piutang tak tertagih, yaitu Metode Penghapusan langsung (Direct Write-off Method), Metode Penyisihan (allowance method)

Tujuan Manajemen Piutang

Manajemen piutang tidak berlaku begitu saja tanpa adanya tujuan, berikut ini merupakan tujuan dari manajemen piutang. Menurut Putra (2016) tujuan manajemen piutang diantaranya Meminimalisir piutang yang tidak dapat ditagih. Meminimalisir panjang waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan piutang setiap pelanggan. Meminimalisir biaya pemberian kredit dan biaya pengumpulan piutang.

Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah komponen yang sangat penting bagi sebuah organisasi. Menurut Mulyadi, (2016:129) sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga

(7)

aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian internal tersebut menekankan pada tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Unsur pokok sistem pengendalian intern menurut Mulyadi, (2016:130-133) adalah : Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung Jawab fungsional secara tegas dengan melakukan pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap aset, utang, pendapatan dan beban. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalannya yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dokumen yang dihasilkan dalam pembukuan dapat dipercaya. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, apabila dalam sebuah organisasi atau perusahaan dalam pembagian tanggung jawab fungsional dan dalam sistem wewenang atau prosedur pencatatan sudah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara yang sehat dalam pelaksanaannya. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab merupakan unsur sistem sistem pengendalian intern yang paling penting karena di antara tiga unsur yang lain sangat tergantung dengan manusia yang melaksanakannya.

Komponen Pengendalian Internal

Menurut kerangka kerja (framework) Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (2013) terdapat lima komponen kunci dalam pengendalian internal. Empat komponennya berkaitan dengan desain dan pengoperasian pengendalian internal, yaitu: lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, dan aktivitas pengendalian. Sedangkan komponen kelima merupakan komponen yang dirancang untuk memastikan bahwa pengendalian internal terus beroperasi secara efektif, komponen kelima tersebut yaitu pengawasan. Kelima komponen tersebut saling berhubungan dalam suatu pengendalian internal. Lima komponen dalam suatu pengendalian berdasarkan COSO yaitu. Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penaksiran Risiko (Risk Assessment), aktivitas Pengendalian (Control Activities), Informasi dan Komunikasi (Information and Communication), dan Pengawasan (Monitoring).

(8)

Unsur-unsur Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi, (2016:130) untuk menciptakan sistem pengendalian internal yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara lain, Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional secara Tegas, Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan Perlindungan yang Cukup terhadap Aset, Utang, Pendapatan, dan Beban. Praktik yang Sehat Dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap Unit Organisasi, Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya

Pengendalian Internal Piutang

Hery (2014:206) menyatakan bahwa pengendalian internal atas piutang adalah pengamanan yang efisien dan efektif terhadap piutang, baik dari segi atas pengamanan atas Perolehan fisik kas, pemisahan tugas (termasuk masalah otorisasi persetujuan kredit), sampai pada tersedianya data catatan akuntansi yang akurat.

Manajemen piutang pada industri event organizer

Event organizer secara spesifik memang seharusnya memiliki manajemen piutang tersendiri. Literatur tentang industri ini memang jarang yang berbahasa Indonesia, sehingga referensi penulis semuanya berbahas Inggris. Smith dkk (2015) menyatakan bahwa perusahaan, termasuk yang bergerak industri event organizer, yang menerapkan integrasi ERP, CRM, dan kemampuan bisnis lainnya akan dapat langsung memperbarui akun piutang sehingga lebih menguntungkan apabila terintregasi dan di eksekusi oleh satu aplikasi. Bui dan Tran (2017), menyatakan bahwa, budgeting adalah bagian dari manajemen piutang dalam industri event organizer, di dalamnya harus ditentukan kapan akan membayar utang dari supplier dan kapan penerimaan piutang dari klien. Feridinand dan Kitchin (2012:140) menyatakan pada kejadian event yang menggunakan tiket dan sponsorship maka akun piutang hampir nol karena budgeting berdasarkan penjualan tiket dan pemasukan dari sponsor. Hal ini tentu berbeda dengan perusahaan event organizer yang mengkhususkan kliennya pada organisasi atau perorangan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan studi kasus (case study), pendekatan studi kasus adalah studi yang meng-eksplorasi suatu

(9)

masalah dengan batasan yang terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi (Creswell, 2010). Dalam perkembangannya ada beberapa istilah mengenai penelitian kualitatif. Moleong (2007) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data yang disajikan secara deskriptif. Penelitian bersifat kualitatif memiliki beberapa karakteristik yaitu dilakukan pada kondisi yang alamiah, menekankan pada proses, analisis data secara induktif, serta lebih menekankan pada makna (Sugiyono, 2011). Penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, tidak hanya menekankan pada angka (Sugiyono, 2013). Penelitian dilakukan melalui pengkajian terhadap manajemen piutang dan pengendalian internal yang sedang berjalan.

Berdasarkan rumusan masalah yang hendak diteliti Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui pengkajian terhadap manajemen piutang dan pengendalian internal yang sedang berjalan. Alasan peneliti memilih pendekatan kualitatif adalah karena objek penelitian yang akan diteliti adalah sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang event organizer yang merupakan suatu Lembaga, buka merupakan sampel dari populasi tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif agar peneliti dapat memperoleh informasi secara detail mengenai Manajemen Piutang yang dilakukan oleh CV Arjuna Creative sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa event organizer

Penelitian dilakukan dengan cara wawancara kepada Kepala Perusahaan CV Arjuna Creative yang juga sebagai Pemilik Perusahaan, Bapak Achmad Abidin. Wakil Pemimpin Perusahaan, Bagian Pencatatan keuangan perusahaan dan seorang Broker. Peneliti menggunakan alat perekam suara yang akan dijadikan sebagai data empiris untuk dianalisa. Penelitian ini dimulai dari mengkaji data dengan teori dari tahap – tahap manajemen dalam siklus piutang dan komponen pengendalian internal berdasarkan COSO sebagai teori acuannya, selanjutnya yaitu melakukan evaluasi atas fakta yang ada sehingga dapat dijadikan sebagai kesimpulan serta menghasilkan saran.

(10)

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum

Arjuna Creative adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang event organizer, penyewaan alat event, jasa desain, jasa perekaman dan editing video serta jasa lain di bidang industri kreatif. Perusahaan sudah berkecimpung lama di industri event organizer sehingga walaupun bergerak juga di bidang industri kreatif, tetap cocok untuk dijadikan objek penelitian tentang industri event organizer.

CV Arjuna Creative belum menetapkan standar khusus untuk jaminan mutu seperti ISO 9001 atau SNI, tetapi prinsip dasar usaha selalu diterapkan yaitu jujur, saling menguntungkan, menepati janji, kerja keras, kerja cerdas, rukun, kompak dan kerja sama yang baik. Penetapan prinsip dasar ini telah membuat CV Arjuna Creative berkembang pesat.

Struktur Organisasi beserta Tugas dan Tanggung Jawab

Sejak berdiri sampai sekarang, CV Arjuna Creative belum menerapkan pemisahan tanggung jawab selain bagian pencatatan keuangan. Maka bila di perinci tugas pemimpin perusahaan merangkap menjadi penanggung jawab pemasaran, operasional dan keuangan.

Tanggung jawab pemasaran : pemimpin perusahaan bertugas untuk mengembangkan jaringan perusahaan baik kemitraan berkelanjutan dengan broker dan end user maupun konsumen baru.

Tanggung jawab operasional : pemimpin perusahaan bertugas merencanakan semua kebutuhan alat event, mengatur pengiriman dan perjalanan kembali alat even, dan mengatur jalannya penggunaan alat event. Tanggung jawab keuangan : pemimpin perusahaan bertugas menentukan mitra atau konsumen yang bisa mendapatkan fasilitas kredit dan penggolongan calon konsumen berdasarkan historis konsumen. Pemimpin perusahaan bertugas menagih konsumen atau broker apabila bagian pencatatan keuangan dan administrasi sudah menagih tapi belum dibayar juga. Bagian pencatatan keuangan dan administrasi : Bertugas membuat dokumen transaksi yaitu surat kontrak, surat penerimaan penawaran atau quotation, surat tagihan / invoince dan kuitansi serta surat jalan

(11)

Manajemen Piutang di CV Arjuna Creative

Pembahasan mengenai jenis-jenis piutang dan pengelolaan manajemen piutang di CV Arjuna Creative akan dijelaskan di bawah ini. Piutang adalah tagihan kepada pihak di luar perusahaan biasanya pelanggan yang diharapkan dapat diterima dalam bentuk uang yang besarnya sesuai invoice / dokumen penagihan.

Berdasarkan data-data yang sudah diperoleh sebelumnya melalui wawancara kepada pemimpin perusahaan, bagian pencatatan keuangan dan broker maka selanjutnya dilakukan analisis terhadap data tersebut berdasarkan teori pada tinjauan pustaka mengenai tahap-tahap manajemen piutang dan unsur pengendalian internal. Berikut adalah pembahasan lebih lanjut.

Tahap Penilaian Calon Konsumen

Tidak ada klasifikasi baku tapi perusahaan akan mengklasifikasikan calon konsumen berdasarkan historis konsumen terhadap perusahaan dan historis konsumen sejenis. Perbedaan ini mengakibatkan pada perbedaan manajemen piutang pula. Tidak ada prosedur tetap dalam pengklasifikasian calon konsumen. Tetapi sudah ada beberapa ketentuan tidak tertulis tentang klasifikasi calon konsumen. Inti klasifikasi adalah konsumen dengan risiko gagal bayar rendah dan risiko gagal bayar tinggi.

Penilaian ini didasarkan pada dua hal yaitu histori piutang calon konsumen dengan perusahaan dan histori calon konsumen sejenis. Histori piutang calon konsumen dengan perusahaan maksudnya, selama berhubungan dengan perusahaan bagaimana histori pembayaran piutang calon konsumen tersebut. Dari sini perusahaan membagi menjadi dua golongan yaitu calon konsumen langsung dan calon konsumen broker. Calon konsumen langsung bisa perorangan atau lembaga.

Histori calon konsumen sejenis maksudnya adalah bila ada konsumen baru yang belum diketahui latar belakang kemampuan bayarnya atau metode pembayaran yang dimiliki, perusahaan akan melihat histori dari konsumen lain dari jenis yang sama misalnya kantor pemerintah, organisasi nirlaba, dan perusahaan swasta. Broker memiliki metode klasifikasi calon konsumen yang hampir sama dengan perusahaan. Perbedaannya broker kebanyakan tidak memiliki barang untuk disewakan sama sekali, sehingga broker harus jauh lebih berhati hati dalam memilih calon konsumen.

(12)

Dari semua penelitian terdahulu tahap ini tidak terlalu ditonjolkan bahkan terkesan semua pengajuan piutang diterima. Hanya pada penelitian Martina (2015), perusahaan yang diteliti menerapkan locking system, penerapannya mirip dengan tahap penilaian calon konsumen. Berdasarkan teori yang ada, tahap ini termasuk pada manajemen piutang bagian analisis pemohon kredit (Barlian & Sundjaja, 2003), sedangkan dari 5 aspek yang ada, hanya 2 aspek yang dipakai oleh CV Arjuna Creative yaitu karakter dan kapasitas. Seharusnya untuk lebih mengurangi risiko gagal bayar dan piutang macet, ke 5 aspek harus digunakan dalam tahap ini, 3 sisanya yaitu kapital, kolateral dan kondisi.

Tahap Penerimaan Order

Tahap penerimaan ini adalah lanjutan dari penilaian awal. Prosedur selanjutnya selalu berdasarkan pada penilaian awal. Pembahasan tahap ini dan tahap selanjutnya juga sangat berdasarkan pada penilaian awal.

Untuk calon konsumen perorangan dan lembaga yang historinya baik, perusahaan langsung menyetujui permintaan pembayaran tempo. Sedangkan untuk yang histori buruk, perusahaan meminta uang muka 50% sebelum pengiriman unit alat event. Keunikannya, jumlah konsumen seperti ini hanya mencakup kurang dari 1 % dari total konsumen. Data ini berdasarkan perkiraan karena belum otomatisnya sistem pencatatan keuangan.

Untuk konsumen broker biasanya hanya broker dengan histori yang baik yang kembali menjadi broker. Artinya broker dengan histori buruk akan pergi tidak berhubungan lagi dengan perusahaan. Kecuali ada broker dengan histori buruk tetapi berniat memperbaiki hubungan dengan perusahaan maka broker tersebut diminta untuk menyelesaikan kewajiban yang lama terlebih dahulu. Dalam beberapa kejadian, ada yang langsung melunasi, ada yang hanya memberikan 80% dari total kewajiban kemudian perusahaan melunak dan menyetujui piutang baru. Kejadian yang seperti ini dikarenakan pertimbangan perusahaan bahwa daripada alat event tidak menghasilkan maka lebih baik menghasilkan walau sedikit.

Dibandingkan penelitian terdahulu, CV Arjuna Creative telah menerapkan sistem penerimaan yang lebih baik karena menggunakan penilaian calon konsumen sebagai dasar otorisasi kredit. Hanya penelitian (Martina, 2015) yang menerapkan otorisasi yang baik. Selain itu perusahaan di penelitian terdahulu cenderung langsung

(13)

mengotorisasi sehingga pencegahan risiko tergolong rendah dan meningkatkan risiko gagal bayar (Basalamah, 2017; Permatasari, 2015; Putra, 2016). Pada tahap ini seharusnya syarat kredit diselesaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari. Perusahaan hanya memberikan surat perjanjian pada konsumen tertentu, berarti menunjukkan pengendalian internal yang rendah, seharusnya semua konsumen mendapatkan surat perjanjian kredit semuanya.

Tahap Pembuatan Dokumen dan Catatan Akuntansi

Pembuatan dokumen di mulai saat penerimaan order selesai. Dibuat invoice yang berisi penagihan piutang berdasarkan klasifikasi konsumen. Konsumen dengan histori yang baik akan mendapat invoice dengan pembayaran 100% di akhir event atau pasca event. Konsumen dengan histori piutang buruk atau konsumen baru akan mendapatkan invoice non piutang, yaitu uang muka 50% sebelum pengiriman dan 50% pelunasan setelah alat event sampai di lokasi.

Dokumen yang terkait di dalam surat tagihan adalah sebagai berikut : 1. Surat kontrak dan penawaran

2. Surat quotation atau penerimaan penawaran. 3. Surat tagihan / invoice

4. Kuitansi / Receipt 5. Surat Jalan

Berikutnya adalah membuat catatan akuntansi terkait transaksi atas piutang yaitu. Pada saat penandatanganan kontrak sampai pengiriman tidak dicatat dalam jurnal. Hal ini berbeda dengan SAK 30 yaitu pendapatan sewa barang diakui pada saat persetujuan kontrak. Hal ini disebabkan karena belum ada pembayaran DP maupun kegiatan nyata di perusahaan dan masih bisa di urungkan sewaktu-waktu oleh konsumen.

Pencatatan jurnal baru dilakukan setelah barang sampai di lokasi dengan ditandatanganinya surat penerimaan barang yang disewa oleh konsumen. Adapun jurnalnya adalah sebagai berikut

(14)

Jurnal Umum

1. Untuk transaksi DP 0%

Tgl Keterangan Debet Kredit

Piutang Usaha (nama konsumen) xxx

Pendapatan xxx

2. Untuk transaksi DP 50 %

Tgl Keterangan Debet Kredit

Piutang Usaha (nama konsumen) xxx

Kas xxx

Pendapatan xxx

3. Pada saat pelunasan

Tgl Keterangan Debet Kredit

Kas xxx

Piutang xxx

4. Jurnal Pajak

Perusahaan tidak memakai pajak PPN karena bukan PKP, tapi menyerahkan PPh badan secara tahunan saja

5. Jurnal Pencadangan Piutang

Perusahaan tidak menerapkan pencadangan piutang. Semua piutang macet masih ditetapkan sebagai piutang sampai kapan pun.

Berdasarkan pendapat Weygandt dkk (2013) seharusnya perusahaan tetap menerapkan cadangan piutang dengan menetapkan piutang macet usia tertentu sebagai penerapan allowance method atau langsung mengurangkan dengan piutang tanpa melalui pencadangan untuk tiap tahunnya sebagai penerapan Direct Write-off Method. Tentu saja ini agar tidak terjadi over valued terhadap aset piutang.

Antar broker tidak membuat satu pun dokumen karena broker kebanyakan adalah orang sudah saling kenal sebelumnya dan memiliki tingkat saling percaya yang

(15)

tinggi. Broker juga memiliki kode etik tidak tertulis untuk kembali menggunakan jasa broker tersebut dan tidak langsung loncat ke pemilik barang walaupun di nota terdapat kontak pemilik barang. Ini menjadi keunikan industri yang menunjukkan kuatnya hubungan sosial antar pelaku bisnis. Kepercayaan seperti ini tidak bisa ditemui di industri penjualan barang dan jasa dari perseorangan.

Dibandingkan penelitian terdahulu, CV Arjuna Creative menerapkan pembuatan dokumen paling sedikit. Penelitian Basalamah (2017) menggunakan 8 dokumen, Putra (2016) menggunakan 4 dokumen. Sementara penelitian lainnya tidak merinci berapa dokumen yang digunakan dalam satu kali siklus kredit. Ini menunjukkan keunikan industri, bahwa dengan dokumen sedikit sudah bisa menerapkan manajemen piutang yang selama ini berjalan.

Tahap Penagihan dan Catatan Akuntansi

Dengan pembagian histori konsumen maka hampir pasti yang diberi otorisasi adalah konsumen dengan histori yang baik. Prosedur tidak tertulisnya adalah bagian keuangan mengirimkan email penagihan kepada konsumen. Biasanya email ini sudah cukup untuk konsumen dan konsumen akan mentransfer pembayarannya. Biasanya ini terjadi untuk konsumen lembaga dan perorangan.

Konsumen broker yang biasanya membuat perusahaan menerapkan langkah berikutnya. Yaitu bagian akuntansi menelepon kepada broker tersebut untuk menagih. Apabila masih belum dibayar juga, maka pemimpin perusahaan yang akan menelepon. Apabila masih belum dibayar juga, pemimpin perusahaan akan mendatangi broker tersebut untuk menagih langsung. Di sini kadang terjadi piutang tak tertagih yang perlakuannya akan dibahas berikutnya.

Broker tidak melakukan pencatatan akuntansi sedikit pun. Ketika perusahaan menjadi broker dan mendapatkan fee broker, juga tidak dimasukkan ke dalam pencatatan akuntansi, hal ini dikarenakan perusahaan tidak bergerak di bidang broker dan transaksi bentuk ini jarang terjadi

Perusahaan menerapkan hal yang sama dengan hasil penelitian terdahulu. Hal ini dikarenakan akuntan perusahaan mendapatkan ilmu yang sama dengan akuntan di perusahaan lain yang telah diteliti.

(16)

Dibandingkan dengan teori yang ada (Barlian dan Sundjaja, 2003) perusahaan tidak menerapkan langkah menggunakan jasa penagih dan hukum perdata. Ini merupakan keunikan perusahaan dan keunikan industri karena menurut perusahaan tidak akan pernah setimpal antara biaya yang dikeluarkan dan hasil yang diperoleh. Dari segi industri, langkah ini dipakai karena secara hitungan barang, perusahaan tidak mengalami kerugian, hanya pendapatan yang seharusnya diterima tapi tidak diterima, karena tidak terbayar ini tidak mengakibatkan kurangnya nilai barang di sewakan karena masih bisa disewa konsumen lainnya tanpa mengurangi umur peralatan secara signifikan. Rugi tapi tidak besar, dan ruginya akan semakin besar kalau menggunakan jasa penagih dan jalur perdata. Hal ini berbeda dengan penelitian terdahulu karena ada penyerahan barang dagangan yang dilakukan sehingga kalau tidak tertagih nilai kerugian lebih besar daripada industri event organizer dan penyewaan barang.

Unsur-unsur Penagihan Piutang yang Efektif

Penagihan dilakukan berdasarkan unsur - unsur yang mendukung sebagai berikut :

1. Adanya surat tagihan / invoice yang menerangkan detail informasi yang dibutuhkan secara lengkap dan terinci.

2. Dokumen tagihan ditujukan kepada orang yang tepat, yaitu orang yang benar – benar berwenang dalam penerimaan dokumen tagihan sehingga dalam proses pembayaran piutang tersebut bisa berjalan dengan lancar 3. Melakukan komunikasi secara berkelanjutan dengan PIC (Person in

Charge) sebagai penerima langsung dokumen tagihan. Sehingga dalam percakapan bisa lebih terarah dengan cepat.

4. Memberikan perlakuan khusus pada konsumen dengan histori piutang buruk atau tidak dikenali, sebagai berikut :

5. Untuk konsumen dengan histori buruk atau belum diketahui kemampuannya maka metode non piutang adalah yang paling efektif yang selama ini diterapkan. Sistem ini dimasukkan ke dalam pembahasan penagihan piutang yang efektif karena metode ini berhasil menurunkan piutang tidak tertagih secara signifikan. Setelah order diterima dan uang muka 50% sudah diserahkan maka dilakukan pengiriman. Dan 50% sisanya ketika alat event sudah di tempat event sebelum di operasikan. Jika ternyata

(17)

50% sisa tidak dibayar, maka alat event akan ditinggal di tempat event sampai dibayar. Alat event memang tidak semuanya bisa mengoperasikan, maka konsumen akan langsung mengusahakan sisa pembayaran. Setelah pembayaran selesai, kru baru diperintahkan oleh pemimpin untuk mengoperasikan sesuai kebutuhan. Keunikannya, tidak ada pengalokasian cadangan piutang karena perusahaan percaya akan dibayar suatu saat nanti. Dan berdasarkan perkiraan wakil pemimpin, kredit kurang lancar ini hanya 1% dari total pendapatan.

Broker dari awal melakukan transaksi sudah berdasarkan kepercayaan. Yang menjadi jaminan di antara para broker ya kepercayaan itu. Sehingga apabila end user dari broker mengalami gagal bayar maka antar broker akan mengalami deadlock penagihan. Maka tidak bisa lagi diterapkan apapun dalam hal penagihan piutang. Hal ini diperparah dengan tidak adanya dokumen apapun antar broker.

Dibandingkan dengan Basalamah (2017), CV arjuna Creative menerapkan penagihan yang lebih efisien karena tidak perlu direktur untuk otorisasi penagihan. Kebijakan ini sama dengan hasil penelitian (Effendy, 2015; Permatasari, 2015; Putra, 2016; Ricatur, 2015). Kebijakan ini juga menambah keunikan industri, bahwa tidak perlu manajemen tingkat atas untuk melakukan penagihan piutang karena kuatnya hubungan antar pelaku industri untuk menjaga kelangsungan industri.

Hambatan-hambatan dalam Proses Penagihan Piutang

Hambatan – hambatan yang sering terjadi dalam proses penagihan piutang adalah sebagai berikut :

1. Bagian pencatatan keuangan dan administrasi (akuntansi) dan keuangan (bendahara) berada pada satu naungan, tidak dipisah. Hal ini menyebabkan tidak adanya spesifikasi pada masing-masing pekerjaan.

2. Proses pembuatan dokumen penagihan dan input catatan akuntansi dilakukan secara manual tidak menggunakan software khusus. Sehingga risiko kesalahan antara dokumen satu dengan yang lain cukup tinggi.

3. tidak adanya software khusus untuk pencatatan umur piutang.

4. Hambatan penagihan piutang berdasarkan jenis pelanggan yaitu lembaga dan broker. Di konsumen lembaga, hambatan yang sering terjadi adalah anggaran untuk pembayaran belum dianggarkan di tahun order sehingga harus

(18)

menunggu sampai anggaran tahun berikutnya. Kejadian ini paling sering terjadi untuk order di akhir tahun. Maka biasanya perusahaan akan menolak untuk menerima order atau menerapkan kebijakan non piutang. Konsumen broker biasanya merupakan yang paling sulit untuk ditagih karena broker ini juga sedang menagih broker yang lain atau end user.

Hambatan yang sama juga ditemui di penelitian (Basalamah, 2017; Effendy, 2015; Martina, 2015; Mulyaningtyas, 2017; Permana, 2014; Ricatur, 2015). Penggunaan software khusus akuntansi menunjang penentuan umur piutang akan sangat meningkatkan pengendalian internal dan manajemen piutang.

Sistem Pengendalian Internal atas Piutang

Di dalam menjalankan usahanya CV Arjuna Creative menerapkan sistem pengendalian internal. Sistem yang diterapkan dalam perusahaan antara lain adalah sistem pengendalian internal terhadap penerimaan pendapatan dari event. Penerimaan pendapatan dari event adalah suatu aktivitas yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan, yang merupakan aktivitas pokok yang menjadi sumber pendapatan utama bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Sistem pengendalian internal sangat dibutuhkan pada kegiatan penerimaan pendapatan dari event. Terutama kegiatan kredit yang bertujuan memperluas dan memperbesar omzet penjualan. Oleh Karena itu di dalam kegiatan kegiatan penerimaan pendapatan dari event secara kredit sangat dibutuhkan pengendalian yang efektif untuk menghindari risiko-risiko yang timbul dari transaksi kredit.

Sistem pengendalian internal ditinjau dari komponennya menurut COSO ada 5 diantaranya adalah lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, pengawasan. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

Dari ke 5 framework perusahaan telah menerapkan kelimanya walaupun masih terjadi piutang macet, hal itu dikarenakan faktor eksternal. Penelitian terdahulu juga sudah menerapkan pengendalian internal yang sesuai dengan COSO Framework ini. Hanya saja pada (Duru, 2014; Effendy, 2015; Wijayanti, 2017) belum menerapakan COSO Framework.

Sistem pengendalian internal terbentuk atas berbagai unsur – unsur. Menurut Mulyadi (2016) untuk menciptakan sistem pengendalian internal, yang baik dalam

(19)

perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara lain struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas;

sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap aset, utang, pendapatan, dan beban; praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi; karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi di CV Arjuna Creative belum terbagi ke departemen apapun selain bagian pencatatan keuangan dan administrasi. Struktur organisasi seperti ini menyebabkan pengendalian internal sangat rendah dan rentan terjadi kesalahan manusia. Jumlah karyawan yang lebih dari 10 seharusnya diberi tanggung jawab dobel untuk melakukan pemisahan tanggung jawab dari pemimpin perusahaan. Pada awalnya memang butuh pelatihan tetapi dengan pemisahan tanggung jawab akan memperkuat pengendalian internal. Pemimpin perusahaan tidak mengetahui pentingnya pemisahan ini, karena bagian pencatatan keuangan dan administrasi memiliki tugas lebih mirip dengan sekretaris pribadi bagi pemimpin perusahaan, hal ini dikarenakan sebenarnya tanggung jawab keuangan masih di pegang penuh oleh pemimpin perusahaan, hanya saja pencatatan dilakukan oleh orang lain. Saran untuk perusahaan adalah mengikuti seminar singkat tentang administrasi keuangan atau melaukan konsultasi pada KJA atau KAP agar bisa segera dilakukan pengembangan terhadap perusahaan dengan tetap bisa melakukan kontrol penuh dari pemimpin perusahaan.

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap aset, utang, pendapatan, dan beban. Hal ini berkaitan dengan pemberian otorisasi didalam CV Arjuna Creative yang sudah cukup baik karena dipusatkan pada 1 orang yakni pemimpin Perusahaan. Setiap transaksi di perusahaan khusunya yang melibatkan piutang, semua dokumennya harus diketahui dan disetujui oleh pemimpin perusahaan.

Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi Praktik yang sehat juga termasuk dalam komponen pengendalian internal mengenai aktivitas pengendalian yaitu terkait dokumen-dokumen yang dikeluarkan atas setiap transaksi yang terjadi di perusahaan. Terutama yang menjadi perhatian adalah transaksi bernominal besar yang berasal dari piutang. Oleh karena itu dokumen yang berkaitan dengan piutang dibuat secara tersusun dan serinci mungkin baik bagi pihak CV Arjuna

(20)

Creative maupun pihak konsumen. Salah satunya yaitu dengan memberikan nomor pada setiap event yang dikerjakan.

Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Karyawan merupakan salah satu kunci penting bagi perusahaan. Tapi di CV Arjuna Creaive belum menerapkan seleksi yang cukup ketat dalam pemilihan karyawannya dan krunya. Hal ini dapat berakibat nantinya pada saat telah terpilih menjadi bagian karyawan atau kru di perusahaan ini belum bisa secara maksimal bersama-sama mewujudkan cita-cita perusahaan dengan praktik yang bersih melalui pelaksanaan tanggung jawabnya. Walaupun seperti itu, dengan pendekatan yang baik dari pemimpin perusahaan, semua karyawan dan kru selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk konsumen.

PENUTUP Kesimpulan

Pada penelitian ini membahas tentang piutang CV Arjuna Creative berkaitan dengan event yang diterima. Manajemen piutang dan sistem pengendalian internal yang baik sangat diperlukan guna meminimalisir risiko tersebut. Tahapan-tahapan dalam manajemen piutang menunjukkan bahwa CV Arjuna Creative sudah dilaksanakan, tetapi masih ada beberapa masalah di perusahaan yaitu pembuatan dokumen, pencatatan akuntansi masih tanpa software khusus yang bisa saja memunculkan human error, birokrasi di perusahaan pelanggan yang harus dilalui cukup rumit. Dari segi sistem pengendalian internal CV Arjuna Creaive masih ada kekurangan di antaranya tidak komitmen pada penempatan petugas yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, tidak ada dewan audit, tidak ada pemisahan tugas yang jelas termasuk departemen pencatatan keuangan dan administrasi (akuntansi) dan keuangan (bendahara) yang masih menjadi satu kesatuan, dan tidak ada aktivitas pengawasan

Keterbatasan Penelitian

Dalam proses sampai selesainya penelitian ini tentunya terdapat berbagai kekurangan dan keterbatasan dari peneliti. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

(21)

2. Tidak adanya observasi partisipatif dari peneliti saat proses penilaian calon konsumen dan proses manajemen piutang lainnya untuk mendapatkan gambaran dari perilaku konsumen dan broker.

Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti bagi penelitian berikutnya adalah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yakni dalam jurusan akuntansi, khususnya yang membahas piutang di jenis perusahaan serupa maupun perusahaan yang industrinya berbeda

Saran yang dapat diberikan peneliti bagi CV Arjuna Creative :

1. Perusahaan bisa menggunakan software yang berkaitan dengan pembuatan dokumen-dokumen piutang dan untuk pencatatan akuntansinya. Sehingga bisa juga untuk menunjukkan umur piutang

2. Lebih selektif lagi dalam memilih calon pelanggannya.

3. Melakukan pemisahan antara bagian pencatatan keuangan dan administrasi (akuntansi) dan keuangan (bendahara), menjadi spesifikasi masing-masing yaitu departemen akuntansi dan departemen keuangan.

4. Menulis semua ilmu atau ketentuan tidak tertulis perusahaan menjadi SOP sehingga bisa segera melakukan kaderisasi untuk mempercepat pengembangan perusahaan

5. Menerapkan salah satu standar ISO maupun SNI untuk meningkatkan standar mutu perusahaan

6. Melakukan konsultasi pada KJA atau KAP

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Ria. 2009. Analisis Efektivitas Manajemen Piutang, study kasus PT Unitex Tbk Bogor. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Basalamah, Aisyah (2017) Analisis Manajemen Piutang (Studi Kasus Pada Pt Baltec Exhaust Dan Inlet System Indonesia) Jurnal ilmiah mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Bui, Quyen Hue dan Fa Mi Tran, (2017) Planning and Managing a Corporate event, Case : Event Activation Galaxy Studio Samsung S7/S7 Edge. Bachelor’s Thesis Laurea University of Applied Science. Vantaa. Finlandia

(22)

Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, danMixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Darmawan, Arky (2019) Perilaku Profesional Akuntan Publik Sebagai Auditor Dalam Perspektif Etika Kerja Islam (Studi Pada Auditor Di Kantor Akuntan Publik S&L Kota Malang Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

DSAK Ikatan Akuntan Indonesia-IAI. (2014). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) . Jakarta: IAI.

Duru, Anastasia Nwakaego (2014) Accounts Receivable Management And Corporate Performance Of Companies In The Food & Beverage Industry: Evidence From Nigeria . European Journal of Accounting Auditing and Finance Research. Nigeria.

Effendy, Siendy Natalia (2015) Analisis pengendalian internal atas piutang usaha (Studi kasus pada perusahaan pengangkutan). Undergraduate thesis, Widya Mandala Catholic University Surabaya.

Feridinand, Nicole dan Paul Kitchin (2012). Event Management: An International Approach. SAGE Publishing. UK.

Firdaus, Rachmat dan Maya, Ariyanti.2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasi Lengkap dengan Analisis Kredit. Bandung: Alfbeta.

Irton. (2009). Handbook of Accounting (Buku Pegangan Akuntansi). Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Kieso, Donald E., dkk, (2018). Intermediate Accounting. IFRS Edition 3E. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Kieso, Donald E., dkk. (2013). Financial Accounting IFRS Edition 2E. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Laurita, Lia. 2006. Kajian Manajemen Piutang Koperasi Pegawai Arta Sarana Jahtera Departemen Keuangan Republik Indonesia. Bogor : Institut Pertanian Bogor Martina, Sheila Fitria (2015) “Pengendalian Piutang dengan Locking System : Study

Kasus Pada PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB vol 3 no 2, Universitas Brawijaya, Malang. Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. 2018. Qualitative Data

Analysis(terjemahan).Jakarta : UI Press

Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyaningtyas (2017) Analisis Efektifitas Pengelolaan Piutang Pembiayaan Konsumen Pada Perusahaan Pembiayaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Majalah Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXII No. 1_Juli 2017. Mojokerto.

(23)

Permana, Rio Dwie. (2014). Evaluasi Manajemen Piutang Mahasiswa Badan Layanan Umum Perguruan Tinggi : Studi Kasus Pada Universitas X .Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB vol 2 no 2, Universitas Brawijaya, Malang.

Permatasari, Ervin. (2015). Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Terhadap Piutang Usaha Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Jatim Selatan : Malang Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Putra, Rendy Fadhlan. (2016). Analisis Manajemen Piutang Pendapatan Jasa Layanan Pada RSUS Dr. Soetomo Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Ricatur R.N., Devi. (2015). Efektivitas Pengelolaan Piutang Pasien BPJS : Studi Kasus Pada RSUD Dr. Saiful Anwar Malang . Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB vol 3 no 2, Universitas Brawijaya, Malang.

Risandi, Sofyan (2018) “ Evaluasi Kinerja Supply Chain Management Pada Perusahaan Pola Produksi Make-To-Order (MTO) Dengan Menggunakan Model Scor Versi 10.0” (Studi Kasus Perusahaan Machining Pt. Bcs Pada Klien Pt.X) Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Riyanto, B. (2016). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE.

Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1. Jakarta:Salemba Empat.

Siahaan, Debora. 2010. Analisis Penerapan Kebijakan Manajemen Piutang Serta Pengaruhnya Terhadap Cash Ratio, Net Profit Margin dan Earning Power Pada PT. Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industry Cabang Setia Budi Medan. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitain Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta

Suhardji, Kevin Budiman. (2015) Peranan Audit Internal Dalam Kaitannya Dalam Kaitannya Dengan Kolektibilitas Piutang (Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan . Jurnal STIE Kesatuan. Bogor

Sundjaja, R. S., Barlian, I., & Sundjaja, D. P. (2013). Manajemen Keuangan 1.Jakarta: Literata Lintas Media

Wibowo, M. 2010. Analisis Pengelolaan Piutang Asuransi dan Perusahaan Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Bogor Tahun 2008-2009. Tesis. Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit, Depok: Universitas Indonesia.

Wijayanti, Nanik Dyah (2017) Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penjualan Kredit Pada Al-Ikhlas Stationery Surakarta . Jurnal Uniska vol 2 no 2. Surakarta

Referensi

Dokumen terkait

Lakon Melarung Sengkuni dalam cerita pewayangan juga untuk mengambil falsafah kehidupan, yang diambil dari falsafah wayang setiap kejahatan akan kalah dengan

Penelitian yang dilaksanakan di Desa Gading Sari Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar Provinsi Riau tentang Keanekaragaman Tumbuhan Paku yang ada di kebun sawit ditemukan 8

Persentase aktivitas siswa berada pada kategori baik ini disebabkan karena siswa sudah memiliki pengalaman sebelumnya pada pelaksanaan siklus-1 dan siklus-2 dalam

Tujuan penelitian ini adalah, (1) untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar dari metode eksperimen pada materi metabolisme sub konsep foto sintesis

Berarti ‘ngalam’, ‘yang bersinar terang’, atau terang/gaib Tuhan YME yang mengadakan sinar terang. Demikianlah huruf Jawa yang 20 itu dan ternyata dapat digunakan sebagai

Tujuan Penelitian: (1) Mendeskripsikan penerapan layanan bimbingan kelompok dengan teknik live modeling dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan bagi pengurus OSIS SMA

Jenis pupuk organik yang memberikan pengaruh terbaik yaitu pupuk kotoran kambing terhadap tinggi tanaman, pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran kambing memberikan

Namun demikian, meskipun telah muncul teori Kecerdasan Majemuk, perlu disadari bahwa standar kecerdasan yang selama ini diagung-agungkan masih lebih berasosiasi