• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instalasi Wireless Lan Menggunakan Komputer Server Linux Untuk Internet Sharing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Instalasi Wireless Lan Menggunakan Komputer Server Linux Untuk Internet Sharing"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

SERVER LINUX UNTUK INTERNET SHARING

PROPOSAL TUGAS AKHIR

RAHMAD SYAHRI

052406014

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

(2)

TUGAS AKHIR

RAHMAD SYAHRI

052406014

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2007

(3)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program studi D-3 Ilmu Komputer

RAHMAD SYAHRI 052406014

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2007

(4)

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk memberikan suatu fasilitas yang banyak dicari orang dan dapat digunakan dengan mudah dalam melakukan pekerjaan atau memperoleh informasi, serta untuk mendukung dalam pengambilan keputusan. Fasilitas ini dibangun sesuai dengan kebutuhan informasi yang semakin maju seiring dengan perkembangan teknologi komputer yang semakin cepat pula, baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunak. Fasilitas ini dibangun dengan menggunakan beberapa perangkat keras seperti

Access point Linksys Wireless-G Broadband Router, Switch yang berfungsi sebagai

terminal jaringan dalam menghubungkan aneka komputer yang terhubung dalam satu

atau lebih jaringan agar bisa saling berkomunikasi, Modem ADSL sebagai router +

gateway untuk menghubungkan jaringan Internet ke jaringan LAN, Splitter digunakan untuk membagi kabel telepon sehingga bisa digunakan bersama oleh telepon biasa dan modem, sistem operasi Linux Fedora Core 5 sebagai sistem operasi dasar pada server, aplikasi Squid sebagai server proxy yang digunakan untuk mempercepat akses client dalam mengakses internet.

(5)

PERSETUJUAN

Judul : INSTALASI WIRELESS LAN MENGGUNAKAN

KOMPUTER SERVER LINUX UNTUK INTERNET SHARING

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : RAHMAD SYAHRI

Nomor Induk Siswa : 052406014

Program Studi : DIPLOMA (D3) ILMU KOMPUTER

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui oleh :

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Dr. Saib Suwilo, M.Sc. Drs. Marihat Situmorang, M. Kom.

NIP 131769149 NIP 131859487

(6)

PERNYATAAN

INSTALASI WIRELESS LAN MENGGUNAKAN KOMPUTER SERVER LINUX UNTUK INTERNET SHARING

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 28 Juni 2008

RAHMAD SYAHRI 052406014

(7)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmat dan karunia-Nya

yang telah memberikan pengetahuan, kekuatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga

mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tugas akhir yang berjudul “Instalasi Wireless LAN Menggunakan Komputer

Server Linux Untuk Internet Sharing ” ini dimaksudkan adalah sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Komputer Diploma III pada

Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, tentunya penulis tak dapat menyelesaikan

kepercayaan yang diberikan ini dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah

begitu banyak memberikan bantuan. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis

menyampaikan ucapan terima kasih ini kepada :

1. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc. selaku Ketua Departemen Program D3 Ilmu

Komputer dan Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Marihat Situmorang, M.Kom selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesakan

Tugas Akhir ini.

(8)

4. Seluruh staf pegawai dan para Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Sumatera Utara.

5. Teristimewa kedua orang tua Penulis Ayahanda Syahrin Siagian dan Ibunda

Jurianti serta Adikku Ratna Fitri Sariani Siagian yang senantiasa berdoa dan

memberi dukungan moril, spiritual, dan materil yang tidak ternilai harganya.

6. Paman Darwin dan Bibi Misbah yang senantiasa selalu membangkitkan semangat

penulis dan memberikan fasilitas pendukung untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Tersayang, Juni Arbi Sahfitri. Terimakasih untuk setiap dukungan dan

kesabarannya yang tiada henti.

8. Teman-teman sekelas di Komputer A, Komputer B dan Komputer C 2005.

Teristimewa terima kasih kepada sahabat-sahabat terdekat penulis: Titin,

Deshinta, Yatni, Fajar, Andi A.H, Ondo TS, Beta P, Nurainun, Irfan, Dimas DC,

Fadli, Sobri, Ridwan, Edi, A. Nakhwan, Eka S, Nana, Yeni, Dila, Ira, Ayu, Nurul,

Selvy, Irma, Vina, Zuhri, Arifin kelas B dkk atas persahabatan dan dukungannya

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Harapan bersama yang ingin diwujudkan

adalah apabila salah satu diantara kita telah sukses, jangan lupakan nama-nama

yang telah tercantum ini.

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun dari semua pihak untuk membantu menambah wawasan,

pengetahuan dan untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata dengan rasa syukur

dan doa kepada Allah SWT, penulis berharap segala ilmu pengetahuan yang telah penulis

(9)

peroleh selama ini dapat bermanfaat bagi keluarga, teman, orang lain, bangsa, negara dan

agama.

Medan, 28 Juni 2008 Penulis,

Rahmad Syahri 052406014

(10)

DAFTAR ISI

1.1 Latar belakang Masalah 1

1.2 IdentifikasicMasalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan 4

1.5 Metode Penelitian 5

1.6 Sistematika Penulisan 5

Bab 2 Landasan Teori 7

2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer 7

2.1.1 Defenisi jaringan komputer 7

2.1.2 Tipe jaringan komputer 7

2.1.3 Peralatan jaringan yang umum digunakan 8

2.2 Jaringan Komputer Nirkabel/ Wireless LAN 12

2.2.1 Mengenal jaringan wireless 12

2.2.2 Standarisasi jaringan wireless 13

2.2.3 Wi-Fi dan 802.11 15

2.2.4 Topologi jaringan wireless 16

2.2.5 Kecepatan aktual dan jauh jangkauan wireless 18

2.3 Protokol TCP/IP 19

2.3.1 Mengenal TCP/IP 19

(11)

2.3.2 Protokol-protokol TCP/IP 20

2.4 IP Address 21

2.4.1 Mengenal IP address 21

2.4.2 Pengelompokan kelas IP address 22

2.4.3 Network address dan host address 23

2.4.4 Private IP address 23

2.5 Broadcast Address 24

2.6 Subnet Mask dan Subnetting 24

2.7 Mengenal Linux 27

2.8 Mengenal Speedy 29

Bab 3 Perancangan Sistem 30

3.1 Mengenal Fedora Core 5 30

3.2 Setting Ethernet Card 30

3.3 Setting Modem ADSL 35

3.4 Setting Access Point 40

3.5 Setting Koneksi Pada Klien 45

Bab 4 Implementasi Sistem 47

4.1 Tujuan Implementasi Sistem 47

4.2 Komponen Yang Dibutuhkan 47

4.3Internet Sharing 48

4.4Setting Server Linux Sebagai Gateway 49

4.5Internet Sharing Dengan Proxy Server Squid 50

4.5.1 Setting proxy squid 51

4.5.2 Transparent proxy 54

4.6Memblokir Situs 56

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 58

5.1 Kesimpulan 58

5.2 Saran 59

Daftar pustaka 60

Lampiran-Lampiran

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Contoh Gambar Ethernet/ NIC 9

Gambar 2.2 Contoh Gambar Kabel UTP 9

Gambar 2.3 Contoh Gambar Switch 10

Gambar 2.4 Contoh Gambar Modem 11

Gambar 2.5 Contoh Gambar Access Point 11

Gambar 2.6 Contoh Gambar Label Wi-Fi 16

Gambar 2.7 Contoh Ilustrasi Topologi Ad-Hoc 17

Gambar 2.8 Contoh Ilustrasi Topologi Infrastruktur 17

Gambar 2.9 Contoh Empat Lapisan TCP/IP 20

Gambar 2.10 Ilustrasi Pembagian Oktat IP Address 21

Gambar 2.11 Ilustrasi Pengubahan Biner Ke Desimal 22

Gambar 3.1 GUI di Fedora Core 5 31

Gambar 3.2 Tampilan Jendela Network Configuration 32

Gambar 3.3 Tampilan Menu Select Device Type 32

Gambar 3.4 Tampilan Menu Select Ethernet Device 33

Gambar 3.5 Tampilan Menu Configure Network Setting 33

Gambar 3.6 Tampilan Menu Summary 34

Gambar 3.7 Tampilan Sesudah Mengaktifkan Kartu Jaringan 34

Gambar 3.8 Tampilan Pengaturan DNS 35

Gambar 3.9 Sambungan Line Telepon ke Splitter, Modem dan Komputer 37

Gambar 3.10 Login dengan Username dan Password Default Modem 37

Gambar 3.11 Mengisi Encapsulation, VPI dan VCI 38

Gambar 3.12 Memasukkan User ID dan Password Akses Ke ISP 38

Gambar 3.13 Tawaran Untuk Tes Koneksi Modem ke ISP 39

Gambar 3.14 Status Koneksi ke Internet 39

Gambar 3.15 Konfigurasi LAN 40

Gambar 3.16 Menghubungkan Access Point ke Komputer 41

Gambar 3.17 Tampilan Pertama Mengakses AP 42

(13)

Gambar 3.18 Halaman Utama Access Point Merk Linksys 42

Gambar 3.19 Memasukkan Static IP Dari ISP 43

Gambar 3.20 Menentukan Alamat IP LAN dan DHCP server 43

Gambar 3.21 Mengatur Network Mode, SSID, Channel dan SSID Broadcast 44

Gambar 3.22 Memberikan Security Model WEP 44

Gambar 3.23 Mengganti Password Default 45

Gambar 3.24 Setting Alamat IP 45

Gambar 3.25 Klik Kanan Icon Wireless Network Connection 46

Gambar 3.26 Jendela Connect to a network 46

Gambar 4.1 Diagram Jaringan Komputer Untuk Internet Sharing 48

Gambar 4.2 Setting Linux Sebagai Gateway 50

Gambar 4.3 Perintah Menginstal dan menjalankan Squid 52

Gambar 4.4 Setting Proxy Manual di Firefox 53

Gambar 4.5 Konfigurasi File squid.conf 53

Gambar 4.6 Konfigurasi Transparent Proxy 55

Gambar 4.7 Edit File squid.conf Untuk Transparent Proxy 56

Gambar 4.8 Konfigurasi squid.conf Untuk Filter Situs 57

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1: Unit Kerja dan Bidang yang Ditangani oleh Kelompok 802 15

Tabel 2.2: Standarisasi dan Keracuan Jaringan Wireless 19

Tabel 2.3: Rumus Dasar IP Address 21

Tabel 2.4: Pengelompokan Kelass IP Address 22

Tabel 2.5: Tabel Network ID dan Host ID 23

Tabel 2.6: Tabel Rentang IP Private 24

Tabel 2.7: Tabel Pembagian Subnet Mask 25

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi informasi pada saat ini terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memperoleh informasi. Oleh karena itu kemajuan teknologi informasi harus terus diupayakan dan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Salah satu kemajuan teknologi informasi dibidang transmisi pada saat ini yang berkembang selain fiber optik ialah penggunaan perangkat wirelessLAN. Perangkat wirelessLAN ini memungkinkan adanya hubungan para pengguna informasi walaupun pada saat kondisi mobile

(bergerak), sehingga memberikan kemudahan kepada para pengguna informasi dalam melakukan aktivitasnya. Salah satu contoh aplikasi dari perangkat wireless pada saat ini ialah penggunaan hp (handphone cellular).

Istilah Jaringan Nirkabel yang umum didengar saat ini sebenarnya adalah WirelessLAN. WirelessLAN adalah teknologi jaringan yang tidak menggunakan perangkat kabel sebagai media pengantar data yang umum dijumpai didalam sebuah jaringan komputer dewasa ini. Teknologi ini sesuai dengan namanya wireless yang artinya tanpa kabel, memanfaatkan gelombang radio untuk melakukan interaksi atau komunikasi antar unit komputer.

(16)

Pada dasarnya pengguna wirelessLAN pada suatu jaringan tidak berbeda dengan jaringan yang menggunakan kabel sebagai media transmisinya, hanya saja biaya pemasangan akan relatif lebih ringan terutama pada suatu jaringan yang jaraknya cukup berjauhan, sehingga walaupun perangkat tersebut relatif mahal dibanding menggunakan kabel tetapi jika dilihat kemudahan dan total biaya instalasi jaringannya lebih murah khususnya jika jarak yang berjauhan dan medan yang sulit jika menggunakan perangkat kabel.

Kehadiran Linux didalam dunia teknologi informasi tidak hanya sekedar merupakan kehadiran sebuah sistem operasi alternatif belaka, namun lebih jauh lagi merupakan pemicu adanya revolusi pemikiran pada industri perangkat lunak. Dikatakan demikian karena Linux selain sebagai salah satu produk dari berkembangnya lingkungan open source di dunia pemrograman dan perkembangan perangkat lunak, Linux juga telah terbukti sebagai sebuah sistem operasi yang stabil dan memenuhi sejumlah kriteria kualitas yang ada. Dengan konsep pengembangan “dari, oleh, dan untuk komunitas” yang dianut, telah terlihat seberapa besar komunitas yang diuntungkan dengan kehadiran Linux tersebut.

Atas dasar hal tersebut diatas penulis merasa perlu melakukan instalasi wireless LAN menggunakan jaringan komputer server Linux untuk internet sharing

yang dapat dikembangkan menjadi suatu jaringan komputer yang lebih kompleks sehingga dapat didayagunakan secara optimal khususnya bagi kepentingan pribadi maupun kepentingan umum. Selain itu dari hasil pantauan penulis banyak pihak yang menunggu untuk dapat menggunakan teknologi jaringan nirkabel ini, hal ini dapat

(17)

dilihat dari semakin bertambanya pengguna laptop yang menjadi indikator atas jumlah pemakai jaringan wireless LAN.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun bentuk masalah yang akan penulis bahas adalah bagaimana mengimplementasikan sistem jaringan nirkabel dan memberikan koneksi internet via wireless LAN yang diinstal atau dikonfigurasi dalam PC server bersistem operasi Linux.

1.3 Batasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan atas beberapa poin penting yang akan dibahas seputar judul yang diajukan, untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam tujuan penelitian, yaitu :

1. Instalasi dan konfigurasi sistem jaringan wireless yang dibangun menggunakan topologi infrastruktur menggunakan layanan broadband access Speedy yang dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan. Seperti, kebutuhan wireless di rumah, di kantor ataupun untuk kepentingan usaha baik kecil, menengah atau besar

2. Adapun yang akan disampaikan berkenaan dengan judul diatas yaitu dasar jaringan komputer, persiapan apa dan bagaimana instalasi perangkat wireless LAN dalam PC server Linux agar dapat memberikan sambungan/koneksi ke internet.

(18)

3. Prosedur pendaftaran/ berlangganan speedy tidak penulis bahas, mengingat hal ini bersifat relatif bagi setiap pelanggan yang ingin berlangganan speedy dalam paket-paket speedy tertentu. Untuk masalah ini, penulis menyarankan pembaca/ peneliti untuk menanyakan langsung ke bagian layanan teknis speedy dinomor 147 melalui telepon rumah.

1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan

Adapun maksud

1. Mengenal dan memahami lebih jauh teknologi jaringan komputer, khususnya ajaringan nirkabel (tanpa kabel).

penulis memilih judul Instalasi Wireless LAN Menggunakan Komputer Server Linuxuntuk Internet Sharing ini adalah untuk :

2. Memberikan kemudahan khususnya bagi diri sendiri dan kalangan masyarakat umum ataupun untuk kepentigan usaha dalam mengakses informasi lebih banyak, lebih cepat, dan tidak mengenal tempat melalui sistem internet sharing

yang terkoneksi pada jaringan wireless.

3. Memperkenalkan Linux lebih jauh dengan mengimplementasikannya menjadi komputer server yang merupakan pemberi dan pengontrol sumber daya dalam suatu jaringan wireless.

Penulis melakukan penelitian dengan judul diatas untuk 2 Tujuan besar yaitu, memperkenalkan jaringan wireless berbasis server Linux dan menambah pengalaman serta pengetahuan baru bagi Penulis dalam membangun sebuah jaringan nirkabel.

(19)

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang sistematik untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu masalah. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi diatas adalah :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Merupakan jenis metode penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan topik permasalahan yang penulis angkat dari judul diatas yang bersifat teoritis. Hal ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku, makalah, bahan kuliah dan membaca bahan-bahan dari sumber lainnya.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Merupakan metode tanya jawab kepada setiap orang tentang pentingnya jaringan wireless yang memberi akses internet atau sering disebut jaringan Hot Spot. Hal ini dilakukan penulis untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan terhadap jaringan wireless sekarang ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan

Dalam bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penulisan, metode penelitian serta sistematika penulisan.

(20)

Bab 2 : Landasan Teori

Di dalam bab ini diuraikan sekilas teori mengenai sejarah dan dasar jaringan komputer, sejarah Linux, administrasi dasar sistem Linux, dan teori dasar tentang jaringan wireless.

Bab 3 : Perancangan Sistem

Didalam bab ini diuraikan mengenai persiapan instalasi perangkat wirelessLAN, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, dan beberapa persiapan tambahan lainnya yang dibutuhkan.

Bab 4 : Implementasi Sistem

Pada bab ini dijelaskan tentang pengertian dari implementasi sistem, instalas dan implementasi jaringan wireless dengan topologi infrastruktur, dan tahap-tahap dalam mengoneksikan jaringan ke Internet serta melakukan internet sharing..

Bab 5 : Kesimpulan dan Saran

Didalam bab yang terakhir ini diuraikan beberapa kesimpulan dan saran.

(21)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer

2.1.1 Defenisi jaringan komputer

Wahidin (2007, hal: 1) menyatakan bahwa secara sederhana jaringan komputer dapat

diartikan sebagai kumpulan beberapa komputer dan peralatan lain yang saling

terhubung menggunakan aturan-aturan tertentu. Hubungan ini dapat terjadi

menggunakan media fisik berupa kabel ataupun melalui gelombang radio, infrared

bahkan satelit. Setiap peralatan yang tersambung kejaringan disebut node.

2.1.2 Tipe jaringan komputer

Dalam jaringan komputer, terdapat tiga peran yang dapat dijalankan oleh

komputer-komputer didalam LAN (Local Area Network). Peran pertama dapat menjadi client, yaitu hanya sebagai pengguna tetapi tidak menyediakan sumber daya jaringan untuk

di-share atau dibagi pakai oleh anggota jaringan lain. Peran kedua dapat menjadi peer, yaitu menjadi client yang menggunakan sekaligus menyediakan sumber daya jaringan

yang disebut sebagai peer-to-peer. Peran terakhir yaitu yang ketiga dapat menjadi

server yang menyediakan sumber daya jaringan. Berdasarkan tiga peran diatas, selanjutnya jaringan komputer terbagi atas 3 bagian yaitu:

(22)

1. Jaringan berbasis server atau client-server, didefinisikan dengan kehadiran server didalam suatu jaringan yang menyediakan mekanisme pengamanan dan

pengelolaan jaringan tersebut. Jaringan ini terdiri dari banyak klien dan satu

atau lebih server. Klien yang biasa disebut sebagai komputer front-end,

meminta layanan seperti penyimpanan dan pencetakan data ke printer jaringan,

sedangkan server yang sering disebut sebagai komputer back-end

menyampaikan permintaan tersebut ke tujuan yang tepat.

2. Jaringan peer-to-peer. Secara sederhana jaringan ini dideskripsikan, setiap

komputer pada jaringan peer-to-peer berfungsi sebagai client dan server

sekaligus.

3. Jaringan hybrid, adalah jaringan komputer yang memiliki semua yang terdapat

pada dua tipe jaringan diatas. Ini berarti bahwa pengguna dalam jaringan

hybrid ini dapat mengakses sumber daya yang di-share atau dibagi pakai oleh jaringan peer-to-peer, sedangkan diwaktu yang bersamaan juga dapat

memanfaatkan sumber daya yang disediakan oleh komputer server.

2.1.3 Peralatan jaringan yang umum digunakan

Dalam membangun sebuah jaringan komputer, juga dibutuhkan perangkat keras

khusus yang berhubungan dengan kebutuhan jaringan yang akan dibangun. Berikut

adalah beberapa peralatan jaringan yang umum digunakan untuk jaringan berbasis

kabel maupun nirkabel.

(23)

1. Ethernet, merupakan perangkat keras yang sangat dibutuhkan untuk

menghubungkan antara komputer satu dengan komputer lain. Istilah ethernet

juga diartikan sama dengan kartu LAN atau NIC (Network Interface Card).

Gambar 2.1 Contoh Gambar Ethernet/ NIC

2. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair), merupakan salah satu media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan antara komputer/ peralatan jaringan

satu dengan komputer/ peralatan jaringan lain dengan menggunakan port

RJ45-Male.

Gambar 2.2 Contoh Gambar Kabel UTP

3. Switch. Fungsi dari switch yaitu mensentralisasi koneksi jaringan antar

komputer/peralatan jaringan dalam satu jaringan. Berikut salah satu contoh

gambar switch merk Linksys yang penulis gunakan.

(24)

Gambar 2.3 Contoh Gambar Switch

4. Router, merupakan salah satu peralatan jaringan yang digunakan untuk

melewatkan satu informasi dari satu jaringan menuju jaringan lain yang

mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Alat ini mirip dengan

Bridge. Secara fisik, router dapat dibedakan menjadi dua, yaitu router yang dibuat oleh pabrik dan router yang dapat dirancang sendiri menggunakan PC

(Personal Computer). Syarat utama komputer yang akan dijadikan PC router

adalah harus memiliki ethernet lebih dari satu atau minimal memiliki 2

ethernet. Satu ethernet digunakan untuk menerima informasi dan ethernet yang

lain akan difungsikan untuk melewatkan paket IP yang diterimanya.

5. Bridge, merupakan alat yang digunakan untuk menyederhanakan sebuah

jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil, sehingga menjadi lebih

efisien. Selain itu, bridge juga dapat digunakan sebagai perantara atau

jembatan yang menghubungkan beberapa jaringan dengan media transmisi

yang berbeda.

6. Gateway, berfungsi sebagai antarmuka sebuah jaringan skala kecil dengan

jaringan berskala jauh lebih besar, misalnya antara sebuah LAN dengan

jaringan Internet.

7. Modem digunakan sebagai penghubung jaringan LAN dengan Internet.

Berikut salah satu contoh modem merk Allied Telesyn.

(25)

Gambar 2.4 Contoh Gambar Modem

8. Access point (AP), merupakan salah satu perangkat yang dapat mendukung

akses jaringan tanpa kabel atau wirelessLAN. Wireless device jenis AP

menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya. Fungsi utama dari

AP adalah sebagai pusat koneksi. AP dapat dikatakan memiliki fungsi seperti

switch pada jaringan transmisi kabel. AP menyediakan perangkat berupa radio

penerima yang mampu menerima gelombang lain dari AP lain atau media

wireless lain, seperti wireless device. Selain itu, AP juga menyimpan

perangkat lunak yang mampu berkomunikasi dan mengenkripsi data, serta port virtual untuk menghubungkannya dengan jaringan wired (jaringan yang menggunakan kabel).

Gambar 2.5 Contoh Gambar Access Point

9. Microfilter/ Splitter

Microfilter digunakan untuk memfilter frekwensi tinggi sehingga ADSL signal

tidak akan mempengaruhi telepon pada saat digunakan. Sebagai hasilnya

saluran telepon dapat digunakan untuk surfing internet dengan kecepatan

(26)

tinggi dan telepon tetap dapat digunakan secara bersamaan tanpa adanya

interferensi dari High-Speed Internet.

2.2 Jaringan Komputer Nirkabel/ Wireless LAN

2.2.1 Mengenal jaringan wireless

Teknologi wireless sangat cocok dan banyak digunakan sebagai pengganti

kabel-kabel, seperti kabel mouse, kabel jaringan LAN dan bahkan kabel WAN (Wide Area

Network) yang sebelumnya membutuhkan jaringan dari PT Telkom. Teknologi yang digunakan untuk masing-masing kebutuhan pun berbeda-beda sesuai dengan jarak

tempuh yang mampu ditanganinya. Secara kasar, semakin jauh daya jangkauan

wireless, semakin tinggi pula kebutuhan kebutuhan hardwarenya.

Teknologi wireless yang populer untuk kelompok LAN adalah Wi-Fi.

Kecepatan transfer data Wi-Fi yang saat ini sudah mencapai 54 Mbps, termasuk

standarisasi yang sedang dikembangkan untuk mampu mencapai kecepatan 248 Mbps.

Memang masih tidak sebanding dengan kecepatan kabel UTP yang sudah mencapai 1

Gbps. Walaupun demikian, sebagian besar pengguna merasa kecepatan ini sudah

memadai. Beberapa keuntungan utama mengapa wirelessLAN banyak dibutuhkan

orang dan juga penulis memilih topik pembahasan ini sebagai kajian tugas akhir

adalah sebagai berikut:

1. Bila menggunakannya untuk kepentingan internet sharing, akses internet dapat

tersedia 24 jam secara non-stop (Online 24 jam).

2. Tidak ada pulsa telepon yang harus dibayar sehingga tidak perlu takut akan

kenaikan pulsa telepon.

(27)

3. Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh, perangkat wirelessLAN yang

beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz berdasarkan standar 802.11b (2,4 GHz, 11

Mbps) dan 802.11g yang lebih cepat (2,4 GHz, 54 Mbps) telah dibebaskan

oleh Pemerintah dari lisensi sejak 1 januari 2005, melalui Keputusan Menteri

Perhubungan No. 2/2005. (S’to, 2007).

4. Dilengkapi fasilitas WEP data enkripsi yang menggunakan 64/128 bit dan juga

menggunakan WPA. WEP dan WPA merupakan fasilitas keamanan jaringan

yang berada pada sistem setting access point. Selain itu, ada juga fasilitas

Filtering MAC address sehingga memungkinkan untuk memilih station/ klien mana saja yang diperbolehkan masuk kedalam jaringan. Ini merupakan

jaminan penolakan terhadap penyusup yang akan mencoba masuk ke sistem.

5. Akses jaringan dengan wirelessLAN ini sangat sesuai untuk Perusahaan/

Institusi yang memerlukan akses internet untuk lebih dari satu PC/Laptop yang

tidak ingin dipusingkan dengan posisi/letak komputer yang menjadi kliennya,

warung internet atau kebutuhan pribadi yang memerlukan akses dengan waktu

yang lama.

2.2.2 Standarisasi jaringan wireless

Untuk sebuah teknologi yang bersifat massal, sebuah standarisasi sangatlah

dibutuhkan. Standarisasi akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya adalah:

a. Pembuat hardware yang berbeda bisa saling bekerja sama. Tentunya tidaklah

sangat efisien apabila wireless di satu merk laptop hanya bisa berhubungan

dengan peralatan yang berasal dari merek yang sama.

(28)

b. Pembuat hardware tambahan bisa membuat peralatan yang berlaku untuk

semua peralatan berdasarkan informasi dari standarisasi yang telah baku.

c. Penghematan dan perkembangan teknologi yang jauh lebih cepat.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa IEEE

(Institute of Electrical and Electronics Engineers) merupakan organisasi non-profit yang mendedikasikan kerja kerasnya demi kemajuan teknologi. Pada tahun 1980,

IEEE membuat sebuah bagian yang mengurusi standarisasi LAN dan MAN

(Metropolitan Area Network). Bagian ini kemudian dinamakan sebagai 802. Angka 80 menunjukkan tahun dan angka 2 menunjukkan bulan dibentuknya kelompok kerja ini.

(Sto, 2007).

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa ethernet,

wireless adalah sebagian dari hasil kerja 802. Bagian ini dibagi lagi menjadi beberapa

bagian yang lebih kecil dan lebih spesifik yang dinamakan sebagai unit kerja. Unit

kerja ini diberikan nama berupa angka yang berurutan dibelakang 802. Berikut adalah

contoh unit kerja dan bidang yang mereka tangani:

(29)

Tabel 2.1: Unit Kerja dan Bidang yang Ditangani oleh Kelompok 802

Unit Kerja Bidang yang ditangani

802.1 Higher Layer LAN Protocols

802.3 Ethernet Working group

802.11 WirelessLAN Working Group

802.15 Wireless Personal Area Network (WPAN) Working Group

802.16 Broadband Wireless Access Working Group

802.17 Resilient Packet Ring Working Group

802.18 Radio Regulatory TAG

802.19 Coexistence TAG

802.20 Mobile Broadband Wireless Access (MBWA) Working Group

802.21 Media Independent Handoff Working Group

802.22 Wireless Regional Area Networks

Jika diperhatikan urutan angka-angka dari unit kerja, terdapat beberapa

lompatan. Hal ini terjadi karena berbagai sebab seperti bidang yang ditangani sudah

ketinggalan zaman atau disatukan ke unit kerja yang lain. Unit kerja yang mengurusi

tentang wireless LAN dibagi-bagi lagi menjadi beberapa unit, namun tidak lagi

ditandai dengan tanda titik dan angka, tetapi dengan huruf a,b,c sehingga menjadi unit

802.11a, 802.11b, 802.11g, dan seterusnya. (Sto, 2007).

2.2.3 Wi-Fi dan 802.11

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa walaupun IEEE

telah membuat standarisasi jaringan wireless, namun untuk pertama kali

pembuatannya standarisasi ini dirasakan kurang lengkap untuk memenuhi kebutuhan

dunia bisnis. Oleh karena itu, dibentuklah sebuah asosiasi yang dipelopori oleh Cisco

yang dinamakan sebagai Wi-Fi (Wireless Fidelity) yang beralamat di

(30)

fi.org/. Organisasi Wi-Fi ini bertugas memastikan semua peralatan yang mendapatkan label Wi-Fi bisa bekerja sama dengan baik sehingga memudahkan konsumen untuk

menggunakan produknya. Beberapa anggota Wi-Fi diantarnya adalah Cisco,

Microsoft, Dell, Texas Intrument, Apple, AT&T, dan masih banyak lagi yang lainnya.

(Sto, 2007).

Gambar 2.6 Contoh Gambar Label Wi-Fi

2.2.4 Topologi jaringan wireless

Secara teori pada jaringan wireless ada dua topologi yang dapat dibentuk. Topologi

yang dimaksud adalah topologi ad-hoc dan infrastruktur. Berikut penjelasan

singkatnya:

1. Topologi ad-hoc sama seperti topologi pada jaringan peer-to-peer. Artinya

jaringan yang dibangun hanya menggunakan komponen wireless device tanpa

menggunakan access point sebagai penghubung. Ilustrasinya dapat dilihat

seperti gambar dibawah ini:

(31)

Gambar 2.7 Contoh Ilustrasi Topologi Ad-Hoc

2. Topologi infrastruktur. Pada topologi ini dibutuhkan sebuah access point (AP)

sebagai media penghubung. Klien sebagai anggota jaringan harus melalui

access point terlebih dahulu sebelum dapat berhubungan dengan klien lain atau

server. Ilustrasi topologi ini dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.8 Contoh Ilustrasi Topologi Infrastruktur

(32)

2.2.5 Kecepatan aktual dan jauh jangkauan wireless

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dijelaskan bahwa kecepatan

aktual (throughput) yang dapat dihasilkan dari jaringan wireless berstandar 802.11b sebenarnya hanyalah sekitar 4-5 Mbps dan 802.11a sekitar 23 Mbps sedangkan

802.11g sebesar 19 Mbps. Kecepatan ini akan semakin menurun seiring dengan

banyaknya komputer yang terhubung. Kecepatan 5-6 Mbps sebenarnya sudah sangat

mencukupi untuk sebagian besar orang yang menggunakan koneksi wirelessnya untuk

bermain internet. (S’to, 2007).

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan bahwa pada ruang

terbuka, jaringan 802.11b dan 802.11g mempunyai jangkauan sekitar 110 meter

sedangkan 802.11a sekitar 100 meter. Jangkauan ini akan berkurang banyak jika

digunakan pada ruangan tertutup, akibat dari halangan tembok ataupun diakibatkan

oleh benturan sinyal dengan benda-benda yang ada didalam sebuah ruangan. Untuk

memastikan jarak yang bisa ditempuh harus dilakukan survei lokasi, karena setiap

kondisi memiliki karakteristik berbeda. (S’to, 2007).

Untuk meningkatkan kemampuan ataupun jarak tempuh jaringan wireless

dapat menaikkan power atau daya listrik yang digunakan, namun cara ini dibatasi oleh

peraturan pemerintah. Cara yang sering digunakan adalah dengan menaikkan atau

menggunakan antena dengan kemampuan yang lebih tinggi. Dengan menggunakan

antena, kemampuan menangkap signal yang ada diudara dan juga memancarkan

signal menjadi lebih kuat, otomatis akan meningkatkan jarak tempuh jaringan

wireless.

(33)

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, berikut tabel yang

menjelaskan kerancuan yang ada pada jaringan wireless seperti masalah pengkodean

dan standarisasi-standarisasi yang ada pada wireless. (S,to,2007).

Tabel 2.2: Standarisasi dan Keracuan Jaringan Wireless

Spesifikasi Tahun

Komunikasi data antar dua atau lebih network device (peralatan jaringan) atau antar software memerlukan jaminan kompatibilitas. Standar komunikasi data dikenal

dengan istilah protokol komunikasi data. TCP/IP adalah suatu solusi dari masalah

kompatibilas dalam komunikasi data. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui

bahwa TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) merupakan

sekumpulan protokol komunikasi data yang bersifat universal dan digunakan untuk

menyediakan konektivitas antar dua atau lebih perangkat komunikasi jaringan

komputer. (Ari Koeswoyo, 2007).

(34)

2.3.2 Protokol-protokol TCP/IP

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui ada beberapa model pengelompokan

protokol dalam TCP/IP berberntuk layer (lapisan), antara lain model OSI dengan 7 layer, TCP/IP dengan 5 layer, dan TCP/IP dengan 4 layer. Model jaringan TCP/IP

yang terdiri atas 4 layer adalah Application, Transport, Internet, dan Network, seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.9 Contoh Empat Lapisan TCP/IP

Setiap lapisan dalam model jaringan TCP/IP memiliki fungsi dan tugas yang

berbeda. Setiap lapisan dapat terdiri atas berbagai jenis protokol komunikasi. Salah

satu protokol dalam model jaringan TCP/IP empat lapisan yang juga merupakan salah

satu komponen dari istilah TCP/IP yaitu IP (Internet Protocol). Protokol ini berada pada lapisan Internet (lapisan 3) dan bertanggung jawab untuk menjamin bahwa data

yang ditransfer tidak mengalami kerusakan saat tiba di tujuan.

Komponen lainnya dalam TCP/IP adalah TCP (Transmission Control

Protocol) yaitu protokol yang berada dalam lapisan Transport (lapisan 2). TCP bertanggung jawab dalam proses penyampaian datagram yang berasal dari servis-sevis

yang berada pada lapisan diatasnya kepada lapisan IP, dan menyediakan komunikasi

(35)

yang berorientasi pada koneksi (connection-oriented) dan lebih reliebel. Oleh karena itu, TCP lebih banyak digunakan oleh berbagai servis pada layer diatasnya. (Ari

Koeswoyo, 2007).

2.4 IP Address

2.4.1 Mengenal IP address

IP address atau alamat IP ibarat sebuah pengenal bagi komputer atau peralatan lain

yang terhubung ke jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. Dari hasil penelitian

yang dilakukan, dapat dinyatakan bahwa IP address merupakan sekumpulan bilangan

biner 32 bit yang terbagi menjadi 4 bagian dimana setiap bagiannya terdiri atas 8 bit

(oktat) dan dipisahkan dengan tanda titik.

Gambar 2.10 Ilustrasi Pembagian Oktat IP Address

Huruf x diatas dapat diganti dengan angka 1 dan 0, misalnya

11000000.10101000.00001010.00000001. Setiap oktat pada IP address sebenarnya

tersusun dari sekelompok bilangan 128, 64, 32, 16, 8, 4, 2 dan 1 atau dapat

dirumuskan seperti pada table berikut:

Tabel 2.3 Rumus Dasar IP Address

Binner 1 1 1 1 1 1 1 1

255

Desimal 128 64 32 16 8 4 2 1

(36)

Berdasarkan tabel diatas, dapatlah diubah bit bilangan biner sebuah IP Address

11000000.10101000.00001010.00000001 kedalam bentuk desimal untuk

memudahkan pembacaan dan penulisan.

Gambar 2.11 Ilustrasi Pengubahan Biner Ke Desimal

2.4.2 Pengelompokan kelas IP address

Nilai maksimum setiap oktat adalah 255, artinya bila kita hitung jumlah alamat IP

yang seharusnya ada adalah 255 x 255 x 255 x 255 = 4.228.250.625, maka untuk

mempermudah pemakaiannya, IP Address dikelompokan dalam beberapa kelas yaitu

kelas A, B, C, D dan E. Namun yang umum digunakan adalah kelas A, B dan C.

Berikut adalah tabel yang menjelaskan ringkasan pembagian IP Address berdasarkan

kelasnya.

Tabel 2.4 Pengelompokan Kelass IP Address

Kelas Rentang IP Address Format Penulisan

(37)

2.4.3 Network address dan host address

Secara garis besar, sebenarnya oktat-oktat dalam IP Address dibagi menjadi 2 bagian

besar yaitu Network address dan Host address. Network addrress menunjukkan

identitas atau alamat jaringan, sedangkan Host address mengacu pada nomor

komputer atau peralatan lain yang terhubung ke jaringan. Bila boleh diibaratkan

Network ID seperti alamat komplek perumahan sedangkan Host ID adalah nomor rumah yang ada di komplek tersebut.

Tabel 2.5 Tabel Network ID dan Host ID

Kelas Oktat N H H H

2.4.4 Private IP address

Private IP Address yaitu nomor IP Address yang hanya digunakan untuk kalangan

sendiri dan tidak berlaku pada saat terhubung ke internet. Nomor-nomor private IP

Address tersebut adalah:

(38)

Tabel 2.6 Tabel Rentang IP Private

Kelas Range Private IP Address

A 10.0.0.0 s/d 10.255.255.255

B 172.16.0.0 s/d 172.31.255.255

C 192.168.0.0 s/d 192.168.255.255

2.5 Broadcast Address

Apabila suatu paket dikirim dari satu komputer pengirim ke komputer tujuan, maka

setiap paket yang akan dikirim selalu mengandung header yang berisi informasi IP Address dari komputer tujuan. Berdasarkan informasi ini, komputer tujuan akan

memroses paket tersebut, sedangkan komputer lain yang berada dalam jaringan yang

sama akan mengabaikannya.

Sekarang bagaimana jika suatu komputer akan mengirimkan paket ke seluruh

anggota jaringan?. Sangat tidak efisien bila komputer tersebut menuliskan seluruh

header alamat komputer tujuan satu persatu. Disinilah diperlukan satu alamat yang

bertugas meneruskan informasi ke seluruh anggota jaringan. Alamat ini yang sering

disebut sebagai alamat broadcast (broadcast address).

2.6 Subnet Mask Dan Subnetting

Subnet mask digunakan untuk mengetahui kelas mana yang dipakai pada suatu

jaringan serta untuk menentukan apakah suatu alamat IP termasuk kedalam satu

jaringan atau jaringan lain. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan

(39)

bahwa, subnet mask biasanya digunakan oleh router untuk menentukan bagian mana

yang merupakan alamat jaringan (network address) dan bagian mana alamat komputer (host address). Subnet mask adalah suatu bilangan 32 bit sebagaimana alamat IP yang juga ditulis dalam notasi desimal bertitik (Husni, 2004). Subnet mask default untuk

setiap kelas diperlihatkan oleh tabel dibawah ini:

Tabel 2.7 Tabel Pembagian Subnet Mask

Kelas Subnet Mask

A 255.0.0.0

B 255.255.0.0

C 255.255.255.0

Wahidin (2007, hal: 47) menyatakan bahwa subnetting adalah teknik

memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara

mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.

Ilustrasi dari contoh subnetting adalah jika terdapat 150 siswa SMA memilih jurusan

IPA, akan lebih baik bila dari seluruh total siswa tersebut dibagi menjadi 5 kelas

sehingga masing-masing kelas terdiri dari 30 orang siswa daripada satu kelas besar

tanpa ada pembagian.

Pada umumnya, pembahasan tentang subnetting meliputi berapa jumlah

subnet, jumlah host per subnet, rentang IP dan IP yang bisa dipakai. Berikut contoh kasus yang membahas tentang subnetting. Diketahui, alamat IP 192.168.10.0 dengan

subnet mask default 255.255.255.0 diidentifikasi sebagai kelas C yang berarti alamat

IP tersebut tanpa subnetting hanya memiliki satu alamat network dengan 254 buah

alamat IP yang dapat dibuat (192.168.10.1 s/d 192.168.10.254). Sekarang bagaimana

(40)

membagi network yang sudah ada kedalam beberapa sub network menggunakan

teknik subnetting dengan cara mengganti beberapa bit Host ID yang ada pada subnet

mask dengan angka 1.

Penyelesaian,

Sebelum subnetting

IP Address : 192.168.10.1

Subnet Mask dalam Biner : 11111111.11111111.11111111.00000000

Subnet Mask dalam Desimal : 255.255.255.0

Setelah subnettibng

IP Address : 192.168.10.1

Subnet Mask dalam Biner : 11111111.11111111.11111111.11000000

Subnet Mask dalam Desimal : 255.255.255.192

Untuk menentukan jumlah subnet yang baru terbentuk, digunakan rumus 2n -2,

dengan n adalah jumlah bit 1 pada Host ID yang telah dimodifikasi (11000000).

Berdasarkan contoh kasus diatas maka diperoleh 22 – 2 = 2. Jadi IP 192.168.10.0

setelah dilakukan subnetting didapatkan 2 subnet baru. Untuk menentukan jumlah

host per subnet, dapat menggunakan rumus 2h -2, dengan h adalah jumlah bit 0 pada

Host ID yang telah dimodifikasi. Berdasarkan contoh kasus diatas maka diperoleh 26

Blok subnet diperoleh dengan cara mengurangi 256 (2

2 = 62. Dengan demikian, 2 kelompok sub jaringan yang baru terbentuk ,

masing-masing dapat menampung 62 komputer dengan alamat IP yang berbeda.

8

) dengan angka

dibelakang subnet mask yang telah dimodifikasi yaitu 192. sehingga 256 – 192 = 64.

Kemudian dijumlahkan angka hasil pengurangan ini sampai sama dengan angka

(41)

dibelakang subnet mask (192), didapat 64 + 64 = 128, 128 + 64 = 192. Jadi kelompok

IP Address yang dapat diterapkan pada 2 sub jaringan baru tersebut adalah kelipatan

64:

192.168.10.64 s/d 192.168.10.127 Subnet ke 1

192.168.10.128 s/d 192.168.10.191 Subnet ke 2

Dari contoh 2 rentang IP Address pada masing-masing subnet diatas tidak semuanya

dapat digunakan sebagai alamat IP sebuah host, selengkapnya :

Subnet ke 1 :

Alamat Subnet : 192.168.10.64

Alamat Host Pertama : 192.168.10.65

Alamat Host Terakhir : 192.168.10.126

Alamat Broadcast : 192.168.10.127

Subnet ke 2 :

Alamat Subnet : 192.168.10.128

Alamat Host Pertama : 192.168.10.129

Alamat Host Terakhir : 192.168.10.190

Alamat Broadcast : 192.168.10.191

2.7 Mengenal Linux

Benar pepatah yang mengatakan “tak kenal maka tak sayang”, namun untuk kasus

Linux pepatah tersebut bisa berubah menjadi “tak kenal maka sayaaaang sekali”.

Mengapa? Karena Linux merupakan sistem operasi yang luar biasa, maka sangat

disayangkan jika ada yang belum mengenal Linux. Untuk mengenal linux, pertama

ada baiknya jika mengetahui sejarahnya.

(42)

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa Linux merupakan hasil

karya seorang mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Helsinki di Finlandia yang

bernama Linus Benedict Torvalds. Pada awalnya, di tahun 1990 Linus yang gemar

akan program komputer sangat tertarik dengan sistem operasi Unix yang terinstal di

laboratorium kampusnya. Dia dan rekannya Lars Wirzenius dengan serius

mempelajari sistem operasi tersebut.

Pada masa itu, Unix merupakan sistem operasi yang paling stabil dan menjadi

acuan untuk industri komputer pada masa itu. Namun, karena harga Unix yang sangat

mahal, Linus dan rekannya hanya bisa mempelajarinya di kampus. Selain Unix, Linus

pun mempelajari Minix yang merupakan klon dari Unix yang diciptakan oleh Andrew

Tannenbaum, seorang Profesor dari Belanda. Minix memiliki source code yang

terbuka, sehingga Linus dengan leluasa bisa bereksperimen dan memperbaiki

beberapa bug yang ada.

Minix memang datang dengan segala keterbatasannya. Namun, faktor inilah

yang membuat Linus ingin membuat sistem operasi yang serupa, tetapi memiliki

kemampuan lebih. Jalan untuk menciptakan Linux memang tidak semudah

membalikkan telapak tangan. Linus menghadapi banyak kendala. Namun, dengan

kerja kerasnya dan didukung pula oleh kejeniusannya serta bantuan rekan-rekan

sesame programmer di milis para pengguna Minix, akhirnya lahirlah Linux. (Suyanto,

2007).

(43)

2.8 Mengenal Speedy

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dijelaskan bahwa speedy adalah layanan

broadband access dari PT TELKOM dengan basis teknologi ADSL, yang dapat

menyalurkan data dan suara secara simultan melalui satu saluran telepon biasa dengan

kecepatan sampai 384 kbps. Broadband access adalah jaringan akses telepon

pelanggan yang ditingkatkan kemampuannya menjadi jaringan digital berkecepatan

tinggi, sehingga selain mendapat fasilitas telepon (voice) juga dapat melakukan akses internet dengan kecepatan tinggi. (Buku Pintar Speedy).

(44)

BAB 3

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Mengenal Fedora Core 5

Alasan mengapa penulis memilih distro Fedora Core versi 5 ini sebagai server, karena

pada distro ini memiliki kemampuan hardware detection yang sangat bagus,

dilengkapi dengan aplikasi-aplikasi open source yang sangat banyak, cocok digunakan sebagai sistem desktop maupun server. Distro Fedora Core 5 ini merupakan turunan

Redhat 9 yang telah terkenal kestabilan dan kemampuannya. Bagi kantor maupun

perusahaan yang mempertimbangkan migrasi ke open source, distro ini sangat layak dipertimbangkan.

Pada kesempatan ini penulis tidak menuliskan cara-cara instalasinya, penulis

menganggap pembaca/ peneliti sudah bisa melakukannya. Hal ini didukung dengan

banyaknya tutorial-tutorial maupun sumber bacaan lain yang membahas tentang cara

menginstal Linux Fedora Core 5.

3.2 Setting Ethernet Card

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Ethernet card (kartu jaringan) merupakan

perangkat keras jaringan yang sangat dibutuhkan untuk menghubungkan antara

(45)

komputer satu dengan komputer lain. Ethernet card umumnya sudah didukung oleh

Linux, terutama yang memiliki kecepatan 10/100 Mbit.

Ada dua cara mengatur konfigurasi jaringan Ethernet di Linux. Pertama

membuat konfigurasi yang permanen dengan menyimpannya kedalam file

konfigurasi, dan kedua bersifat sementara dengan perintah-perintah di prompt terminal

atau dengan menggunakan menu yang ada di GUI (Graphical User Interface) atau

KDE (K Desktop Environment) sesuai dengan distro Linux yang digunakan.

Gambar 3.1 GUI di Fedora Core 5

Perintah untuk melakukan setting jaringan TCP/IP di desktop Gnome Linux

Fedora adalah SystemAdministrationNetwork. Setelah menjalankan program

pengatur Network melalui menu, akan muncul jendela Network Configuration. Bila

belum otomatis muncul device atau interface jaringan, maka dapat mencoba

mencarinya secara manual dengan meng-klik tab New.

(46)

Gambar 3.2 Tampilan Jendela Network Configuration

Selanjutnya, pada pilihan Device Type dipilih Ethernet connection, kemudian

klik Forward. Pada menu Configuration Network Settings yang muncul setelah

menekan tombol Forward, diatur IP Address secara manual (Statically). Untuk

kesempatan ini, akan dilakukan secara manual dengan mengisikan baris Address

dengan 192.168.1.2 sebagai IP server yang nantinya akan dikoneksikan ke modem

ADSL. Baris Subnet Mask diisi dengan 255.255.255.0 dan baris Default gateway

address diisi dengan peralatan jaringan yang menjadi gateway atau router yaitu modem ADSL, yang memberi akses sharing internet ke komputer server. Contoh

alamat IP gateway adalah 192.168.1.1.

Gambar 3.3 Tampilan Menu Select Device Type

(47)

Gambar 3.4 Tampilan Menu Select Ethernet Device

Gambar 3.5 Tampilan Menu Configure Network Setting

Setelah selesai melakukan pengisian data, selanjutnya di-klik Forward untuk

melanjutkan. Pada menu terakhir, akan diperlihatkan ringkasan dari pengonfigurasian

yang telah dilakukan. Device yang telah dikonfigurasi sekarang dikenali sebagai eth0.

Apabila memiliki dua device atau lebih, maka yang berikutnya akan dikenali sebagai

eth1, eth2, dan seterusnya. Setelah dikonfigurasi, device dalam keadaan Inactive, untuk mengaktifkannya harus klik tombol Activate.

(48)

Gambar 3.6 Tampilan Menu Summary

Gambar 3.7 Tampilan Sesudah Mengaktifkan Kartu Jaringan

Selanjutnya adalah setting server DNS. Server DNS adalah komputer atau

peralatan yang bertugas untuk menerjemahkan nama domain menjadi IP Address dan

sebaliknya. Pada tab DNS, diisikan alamat IP server DNS penyedia jasa akses Internet

(ISP) pada baris Primary DNS dan Secondary DNS bila ada. Selain itu, nama server

DNS dapat diatur pada baris Hostname.

(49)

Gambar 3.8 Tampilan Pengaturan DNS

Apabila semua sudah dikonfigurasi, maka jendela Network Configuration

dapat ditutup, kemudian konfigurasi jaringan direstart. Untuk merestart jaringan,

dipilih device misalnya eth0, kemudian klik Deactivate. Sesudah device menjadi

Inactive, dinyalakan kembali dengan mengklik Activate.

Langkah terakhir adalah menguji koneksi jaringan. Untuk menguji jaringan

kabel melalui ethernet, dapat menggunakan perintah # ping 202.130.206.250.

3.3 Setting Modem ADSL

ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) adalah teknologi akses internet kecepatan tinggi dengan memanfaatkan kabel telepon biasa. Kecepatan dial-up dengan kabel

biasa di Indonesia sekitar 56 kbps. Dengan teknologi ADSL, kecepatan akses

download dapat mencapai 384 kbps atau lebih dan upload mencapai 64 kbps atau

lebih. Dengan konfigurasi yang sederhana, modem ADSL adalah perangkat perantara

atau gateway jaringan lokal dengan Internet.

(50)

Modem ADSL juga dapat di-setup sebagai router. Apabila ini dilakukan,

modem ADSL akan berfungsi sebagai Network Address Translation (NAT) agar

semua komputer di LAN dapat mengakses Internet melalui satu alamat IP public yang

dimiliki modem ADSL. Biasanya modem ADSL juga sudah memiliki server DHCP

yang berfungsi untuk memberikan setting IP secara otomatis ke komputer di LAN

atau wireless LAN. Modem ADSL juga ada yang dilengkapi dengan Access Point

untuk memberikan akses Internet kepada klien melalui wireless atau sistem jaringan

komputer nirkabel. Untuk penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan modem

ADSL Allied Telesyn AT-AR236E yang juga dapat berfungsi sebagai bridge selain

sebagai router atau gateway.

Beberapa modem ADSL menyediakan driver untuk melakukan konfigurasi

modemnya. Biasanya juga disediakan menu konfigurasi melalui web. Konfigurasi

melalui web merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan. Dalam kesempatan

ini akan digunakan cara konfigurasi dengan menggunakan web.

Sebelum men-setup modem ADSL, berikut adalah informasi yang diperlukan

seperti username, password, VPI, VCI, tipe sambungan, dan alamat IP DNS Server.

Beberapa hal tersebut dapat ditanyakan ke bagian teknis dari ISP langganan. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan jasa Internet sharing SPEEDY. Beberapa

informasi penting diatas seperti username dan password, diperoleh bila telah

melakukan registrasi, kemudian VPI, VCI, tipe sambungan, dan alamat IP DNS

Server dapat diketahui secara umum seperti dalam buku panduan yang dibagikan

untuk pelanggan speedy.

(51)

a. Langkah pertama, dihubungkan modem ADSL dengan server Fedora Core 5

menggunakan kabel jaringan UTP jenis straight. Dengan menggunakan

microfilter/ splitter, saluran telepon dibagi dua.

Gambar 3.9 Sambungan Line Telepon ke Splitter, Modem dan Komputer

b. Berikutnya, di-setup komputer sebagai dhcp klien melalui terminal, dengan

menggunakan hak akses root kemudian diketikkan perintah dhclient eth0

dengan asumsi nama Ethernet card adalah eth0. Hal ini dapat dilakukan karena

modem yang digunakan mendukung fasilitas DHCP server. Jika modem tidak

mendukung fasilitas ini, maka pengaturan alamat IP pada eth0 harus dilakukan

secara manual seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

c. Langkah berikutnya, dibuka web browser, lalu diketikkan pada address bar

alamat IP default modem ADSL, kemudian dimasukkan username dan

password default modem sesuai pada buku manual modem.

Gambar 3.10 Login dengan Username dan Password Default Modem

(52)

d. Kemudian, dipilih opsi Quick Start, lalu dipilih Country = Others,

Encapsulation = PPPoE LLC, VPI = 8, dan VCI = 81 untuk wilayah Medan, kemudian diklik Next untuk melanjut.

Gambar 3.11 Mengisi Encapsulation, VPI dan VCI

e. Kemudian akan muncul jendela untuk memasukkan username dan password

yang diberikan oleh ISP saat telah mendaftar. Password yang diberikan oleh

ISP ini hanya sementara dan harus diganti melalui website yang disediakan

ISP, misalnya http.//portal.telkomspeedy.com.

Gambar 3.12 Memasukkan User ID dan Password Akses Ke ISP

f. Langkah selanjutnya, setelah mengisi user dan password dengan benar,

kemudian diklik Connect untuk menguji sambungan ke ISP atau klik

Diagnostic, lalu klik Test. Jika ingin mengkonfigurasi modem lebih lanjut, dapat meng-klik Advance. Untuk mengatur keamanan modem, diklik Security.

(53)

Penjelasan detil cara mengatur keamanan modem tertulis dalam manual PDF

yang ada di CD bawaan modem ADSL.

Gambar 3.13 Tawaran Untuk Tes Koneksi Modem ke ISP

g. Tunggu beberapa saat, modem akan mencoba koneksi ke Internet. Jika gagal,

maka dapat mengulangi langkah sebelumnya untuk memastikan pengisian data

dengan benar. Jika koneksi berhasil, akan keluar status koneksi seperti gambar

berikut. Pada kolom Connection Information harusnya ada IP Address untuk

modem yang digunakan dan alamat Default gateway.

Gambar 3.14 Status Koneksi ke Internet

h. Terakhir, dicek apakah alamat server DNS ISP (Telkom Speedy,

203.130.206.250) sudah dimasukkan ke server Linux. Kemudian, dicoba untuk

(54)

melakukan koneksi ke Internet dengan mengatur modem sebagai router dan

pada konfigurasi web diklik LAN Configuration sehingga tampil halaman

seperti gambar berikut:

Gambar 3.15 Konfigurasi LAN

3.4 Setting Access Point

Wireless Access Point disingkat AP adalah perangkat jaringan wireless yang

menyerupai switch jaringan kabel Ethernet. AP biasanya memiliki fasilitas seperti

yang dimiliki komputer server atau peralatan jaringan kabel, seperti DHCP, router,

gateway, firewall dan lain-lain. AP juga dapat disambungkan dengan jaringan

Ethernet dengan kabel UTP, sehingga dapat menghubungkan perangkat wireless dan

perangkat kabel. Beberapa AP dapat membuat sambungan bersama untuk membuat

jaringan yang besar dan memungkinkan klien untuk roaming.

Jaringan wireless dengan AP umumnya menggunakan mode infrastruktur.

Sebagai perbandingan, jaringan tanpa access point dengan klien saling terhubung dan

(55)

mengatur sendiri penamaan jaringannya disebut mode ad-hoc. Berikut ini contoh konfigurasi AP untuk menyediakan koneksi bersama secara lokal (WLAN) dan

internet. Disini penulis hanya membutuhkan komputer Linux yang telah di-setting

dengan Ethernet dan kabel UTP straight. Perangkat AP yang digunakan dalam praktek

ini adalah Linksys Wireless-G Broadband Router.

a. Langkah awal untuk men-setting Linksys Wireless-G Broadband Router ini

adalah dengan memasangkan kabel UTP itu ke colokan UTP komputer dan ke

salah satu dari empat colokan UTP LAN dari AP. Kemudian memastikan

antena AP sudah terpasang, dan tidak lupa menancapkan power supply ke

jaringan listrik.

Gambar 3.16 Menghubungkan Access Point ke Komputer

b. Berikutnya, mengatur konfigurasi kartu jaringan agar memiliki alamat IP

secara otomatis melalui DHCP seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

kemudian direstart network device-nya.

c. Langkah selanjutnya, dibuka web browser untuk mengakses alamat IP default

AP dan melakukan pengaturan berbasis web. Untuk mengetahui alamat IP AP

yang digunakan dapat melihat manual AP.

(56)

Gambar 3.17 Tampilan Pertama Mengakses AP

d. Setelah berhasil mengakses website lokal AP, selanjutnya akan disodorkan

form login screen untuk meminta username dan password default access point. Jika username dan password benar, maka halaman utama sistem konfigurasi

AP.

Gambar 3.18 Halaman Utama Access Point Merk Linksys

e. Selanjutnya, pada bagian Internet Connection Type, dipilih opsi Static IP

kemudian dimasukkan alamat IP, Subnet Mask, Gateway, Static DNS 1, Static

(57)

DNS 2 yang telah diberikan oleh ISP. Pada bagian Network Setup, diubah nilai

192.168.1.1 menjadi 192.168.0.1 sebagai alamat IP default AP yang baru, dan

pada bagian Network Address Server Settings (DHCP) dipilih Enable agar

calon komputer klien jaringan wireless mendapatkan alamat IP otomatis.

Gambar 3.19 Memasukkan Static IP Dari ISP

Gambar 3.20 Menentukan Alamat IP LAN dan DHCP server

f. Bagian lain yang juga harus diperhatikan adalah pada bagian Wireless

Network Mode dipilih pilihan Mixed. Pilihan ini dipilih karena penulis akan menggunakan peralatan wireless dengan standar 802.11b dan 802.11g. Bagian

selanjutnya adalah menentukan SSID (Service Set Identification). Ini

digunakan sebagai pengenal AP. Kemudian pada bagian Channel, diatur sesuai

dengan standar peralatan wireless yang digunakan. Bagian SSID Broadcast,

dipilih Disable. Ini dilakukan agar SSID tidak ditampilkan di komputer lain yang bukan anggota wireless.

(58)

Gambar 3.21 Mengatur Network Mode, SSID, Channel dan SSID Broadcast

g. Pada bagian selanjutnya yaitu Wireless Security. Pilihan WEP akan

mengharuskan komputer yang masuk ke dalam jaringan wireless untuk

mengisikan kata kunci yang diisikan pada pada bagian Passphrase. Kemudian

ditentukan WEP Encryption misalnya 64 bit dan 128 bit, lalu diklik Generate.

Angka hexdecimal yang muncul adalah key yang harus dimasukkan oleh klien

ketika ingin bergabung ke jaringan wireless.

Gambar 3.22 Memberikan Security Model WEP

h. Bagian selanjutnya yang tidak kalah penting adalah Router Password. Pada

bagian ini penggantian password secara periodik dilakukan, agar orang lain

tidak sembarangan mengakses halaman sistem konfigurasi AP.

(59)

Gambar 3.23 Mengganti Password Default

Pengaturan-pengaturan di atas bersifat standar, artinya setiap access point

biasanya memiliki fitur-fitur seperti di atas. Selanjutnya adalah pengaturan pada sisi

klien agar dapat terkoneksi ke jaringan wireless.

3.5 Setting Koneksi Pada Klien

Agar komputer yang telah dilengkapi oleh peralatan wireless LAN dapat menjadi

anggota jaringan infrastruktur, berikut adalah langkah-langkah yang umum dilakukan

di komputer Windows yang banyak dimiliki orang saat ini.

1. Pastikan computer klien jaringan wireless masih dalam jangkauan sinyal yang

dipancarkan oleh access point. Kemudian diatur alamat IP-nya dengan

menggunakan DHCP server untuk dapat menerima alamat IP otomatis dari

access point.

Gambar 3.24 Setting Alamat IP

(60)

2. Selanjutnya diklik kanan icon Wireless Network Connection, kemudian diklik

Connect to a network.

Gambar 3.25 Klik Kanan Icon Wireless Network Connection

3. Langkah berikutnya, akan muncul jendela Connect to a network seperti

gambar berikut. Jika keberadaan access point belum terdeteksi oleh komputer

klik tombol Refresh network list.

Gambar 3.26 Jendela Connect to a network

4. Berikutnya klik Connect, jika sebelumnya jaringan wireless telah diberikan

pengaturan WEP maka akan disodorkan form yang meminta untuk diisikan

Network key. Jika password benar, maka proses koneksi akan dilanjutkan. jika

tidak ada halangan, maka sistem akan memberikan konfirmasi bahwa koneksi

telah berhasil.

(61)

BAB 4

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Tujuan Implementasi Sistem

Implementasi sistem bertujuan menyelesaikan desain sistem yang telah direncanakan/

disetujui, untuk menguji, menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang

diperbaiki untuk menggantikan sistem yang lama.

4.2 Komponen Yang Dibutuhkan

Agar perancangan yang dikerjakan dapat berjalan baik, maka perlu dilakukan

pengujian terhadap sistem (jaringan wireless). Atas dasar pemikiran itu, penulis

membutuhkan beberapa komponen utama mencakup:

1. Perangkat Keras (Hardware) meliputi :

a. Ethernet card.

b. Kabel UTP.

c. Switch.

d. Modem ADSL.

e. Micro filter/ Splitter.

f. Wireless Router + Access Point.

g. 2 buah PC/Laptop.

(62)

2. Perangkat Lunak (Software) meliputi :

a. Sistem Operasi Linux. Penulis menggunakan distro Linux Fedora Core 5

sebagai server.

b. Proxy server. Penulis menggunakan Squid sebagai penyaring situs porno

yang kini kerap diresahkan masyarakat keberadaannya.

c. DHCP server.

d. Web Browser.

3. Perangkat Operator (Brainware) :

a. Administrator

b. Pengunjung (Klien)

4.3 Internet Sharing

Untuk membagi akses Internet melalui komputer server Linux sebagai gateway atau

router, komputer yang digunakan harus memiliki dua atau lebih kartu jaringan

(ethernet). Satu ethernet terhubung ke jaringan Internet dan satu lagi terhubung ke

jaringan lokal atau ke komputer-komputer klien. Berikut ini merupakan gambar

rancangan dasar penulis dalam mengimplementasikan maksud dan tujuannya.

(63)

Gambar 4.1 Diagram Jaringan Komputer Untuk Internet Sharing

4.4 Setting Server Linux Sebagai Gateway

Ada beberapa hal penting yang harus dikonfigurasi untuk menjadikan komputer server

Linux sebagai gateway ke Internet, yaitu:

1. Konfigurasi alamat IP komputer Linux. Seperti dalam gambar 4.1, modem

ADSL memiliki alamat IP default 192.168.1.1. Dengan mengacu pembahasan

sebelumnya tentang setting ethernet card, ethernet pertama pada komputer

server (eth0) di-setting agar memiliki konfigurasi IP address 192.168.1.2,

Netmask 255.255.255.0, Gateway 192.168.1.1 (alamat IP default modem

ADSL), Primary DNS 203.130.206.250, dan Secondary DNS 202.134.0.155.

2. Berikutnya, setting alamat IP pada ethernet kedua (eth1) yang terhubung ke

access point. Untuk ini harus digunakan alamat IP yang memiliki subnet yang

berbeda dengan jaringan yang menuju ke Internet (eth0). Misalnya subnet

untuk LAN adalah 192.168.0.0 dengan Netmask 255.255.255.0. Gateway dan

DNS interface kedua ini tidak perlu dikonfigurasi. Tetapi, alamat IP harus

(64)

diatur secara static, tidak dengan pengaturan otomatis, misalnya 192.168.0.1

dan netmask 255.255.255.0.

3. Setelah koneksi ke Internet dan ke AP berjalan baik, kemudian pengaturan

supaya klien juga dapat mengakses Internet. Hal ini disebut dengan ip

forwarding. Untuk mengaturnya digunakan perintah yang diketikkan pada terminal yaitu # echo “1” > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward.

4. Setting fasilitas NAT (Network Address Translation) di komputer Linux

dengan iptables dan MASQUERADE, sehingga klien ketika mengakses

jaringan lain atau Internet akan menggunakan alamat IP yang dimiliki server.

Perintahnya adalah # iptables –t nat –A POSTROUTING –d 0/0 –o eth0 –j

MASQUERADE.

Gambar 4.2 Setting Linux Sebagai Gateway

5. Untuk membuat konfigurasi diatas menjadi permanen di Linux, semua

perintah diatas dapat disimpan pada file yang dijalankan saat komputer

booting, yaitu /etc/rc.local untuk distro Linux Fedora.

4.5 Internet Sharing Dengan Proxy Server Squid

Proxy adalah program untuk Internet sharing yang umumnya digunakan untuk

mempercepat akses web. Access point, modem ADSL dan router sederhana biasanya

belum dilengkapi proxy, atas dasar itulah server Linux digunakan. Ada program proxy

(65)

server yang dimiliki Linux bernama squid, dan program klien pengguna proxy seperti

web browser Firefox, Konqueror. Proxy server bekerja mewakili program klien tersebut untuk mengakses Internet atau menjadi perantara dalam mengakses web.

Proxy memiliki fungsi sebagai chace, artinya isi web yang pernah diakses oleh klien juga disimpan (cache) dalam memori atau harddisk server proxy, dengan

demikian akses Internet menjadi lebih cepat dibandingkan tanpa proxy. Proxy juga

berfungsi sebagai penyaring (filter) ketika mengakses alamat-alamat web tertentu dan

hanya memperbolehkan mengakses alamat web lainnya. Salah satu manfaat

penyaringan ini adalah untuk mencegah anak-anak mengakses pornografi di Internet.

Tanpa bantuan program lain seperti iptables, program klien seperti Firefox

harus di-setting secara manual untuk menggunakan server proxy dengan alamat IP dan

port tertentu. Namun, proxy seperti Squid dapat diatur bekerja sama dengan iptables

untuk menghasilkan transparent proxy. Arti transparent disini adalah tidak perlu setting klien, sehingga browser yang menggunakan gateway akan otomatis melewati

proxy pada saat mengakses web. Transparent proxy memudahkan setting klien, dan

dilain sisi proxy bermanfaat untuk memastikan bahwa semua klien pasti melewati

proxy, misalnya dalam penggunaan proxy di jaringan sekolah dan kantor.

4.5.1 Setting proxy squid

Squid merupakan program server proxy yang paling banyak digunakan saat ini.

Alasan penulis memilih squid karena squid telah terbukti baik, lisensinya free

software, tersedia untuk semua distro Linux, dan mudah di-setting. Distro-distro

(66)

Linux besar seperti Fedora, Mandriva, OpenSUSE, dan Ubuntu/Debian dipastikan

telah menyediakan paket program squid khusus didalamya.

Berikut ini adalah perintah menginstal squid di distro Linux Fedora apabila

didapati squid belum otomatis terinstal yaitu # yum install squid. Secara default

setelah diinstal, squid hanya dapat digunakan oleh komputer itu sendiri (server proxy)

dengan port 3128. Untuk menjalankannya digunakan perintah # /etc/init.d/squid

start.

Gambar 4.3 Perintah Menginstal dan menjalankan Squid

Jika server sudah dapat mengakses Internet, maka lakukan uji coba akses

melalui web browser misalnya Firefox dengan di- setting melalui Edit Preferences

General Connection Settings, atau Edit Preferences Advanced

Connections Manual proxy configuration. Pada baris HTTP Proxy diisi dengan localhost dan Port diisi dengan 3128.

Gambar

Gambar 2.7 Contoh Ilustrasi Topologi Ad-Hoc
Gambar 2.9 Contoh Empat Lapisan TCP/IP
Tabel 2.5 Tabel Network ID dan Host ID
Gambar 3.1 GUI di Fedora Core 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kak Siswati Saragi,Sos,MSP, selaku administrator Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan yang telah

dengan Korupsi yang diatur di dalam Undang – undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi dan Undang-undang. Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum,

Berbeda dengan buruh pabrik yang setiap bulannya mendapatkan gaji tetap sesuai dengan UMK Banyumas.Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tingkat

bibit ayam ras hasil produksi pembibitan ayam bibit induk ( parent stock) yang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku untuk tipe pedaging.. Bibit niaga ayam ras

UKM Renjati melakukan strategi untuk spesialisasi produk terhadap olahan dari budidaya jamur tiram menjadi makanan yang dikonsumsi dengan menggunakan konsep bumbu rendang

Rata-rata alokasi dana pengeluaran untuk sektor pertanian sebesar 1,92 persen, dalam lima tahun ini digunakan untuk meliputi kegiatan sektor pertanian, yang dapat meningkatkan

Pengembangan prototipe piranti lunak manajemen informasi pergudangan BBTA3 dilaksanakan mengikuti siklus prototyping, yang terdiri dari empat kegiatan utama, seperti

Lalu alat dirangkai setelah itu dinyalakan power supply lalu diatur tegangan keluaran power supply pada 3 volt, lalu diatur tegangan masuk pada dioda