• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR KONFIGURASI MIKROTIK ROUTER PORT SEBAGAI HOTSPOT SERVER DENGAN MENGGUNAKAN KABEL LAN BELDEN CAT5 DAN CONNECTOR RJ45

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR KONFIGURASI MIKROTIK ROUTER PORT SEBAGAI HOTSPOT SERVER DENGAN MENGGUNAKAN KABEL LAN BELDEN CAT5 DAN CONNECTOR RJ45"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

KONFIGURASI MIKROTIK ROUTER PORT SEBAGAI HOTSPOT SERVER DENGAN MENGGUNAKAN KABEL LAN BELDEN CAT5 DAN CONNECTOR RJ45

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Pelaksanaan Laporan Tugas Akhir Pada Konsentrasi S1 Teknik Elektro

Di Universitas Semarang

Oleh:

ADAM PRAKOSO C.431.14.0153

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEMARANG

2019

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

ABSTRACT

Name : Adam Prakoso NIM : C.431.14.0153

Title : ROUTER PORT MICROTIC CONFIGURATION AS A HOTSPOT SERVER USING CAT5 BELDEN LAN CABLES AND RJ45 CONNECTORS

Setting up an internet connection can be done centrally and makes it easy to manage. LAN configuration can be done by only relying on PC Mikrotik Router OS with very low hardware requirements. Blocking banned sites using proxies on proxy.

RJ45 is an ethernet cable connector that mostly has a function as a connector on a LAN (Local Area Network) computer network topology and other network topologies. The RJ45 connector has 8 pins.

Winbox is a utility used for connectivity and configuration of MikroTik using the MAC Address or IP protocol. With Winbox we can configure MikroTik RouterOS to use GUI mode quickly and simply.

Keywords: proxy, connectorRJ45, winbox software.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

( Assalamu’ alaikum Wr.Wb )

Dengan mengucap segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya, penulis diberi kekuatan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul :

“ KONFIGURASI MIKROTIK ROUTER PORT SEBAGAI HOTSPOT SERVER DENGAN MENGGUNAKAN KABEL LAN BELDEN CAT5 DAN CONNECTOR RJ45 “

Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir. Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Jenjang Pendidikan Sarjana ( S-1 ) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang.

Dengan telah selesainya Laporan Tugas Akhir ini yang tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Andi Kridasusila, SE. MM, selaku Rektor Universitas Semarang.

2. Bapak Purwanto, ST, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Semarang.

3. Ibu Titik Nurhayati, ST, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang.

4. Ibu Budiani Destyningtyas, ST, M.Eng, selaku Dosen Wali

(7)

vii

5. Ibu Ari Endang Jayati, ST, MT, selaku Pembimbing I 6. Ibu Roni Kartika P., ST, MT, selaku Pembimbing II

7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral.

8. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak sesempurna sebagaimana yang diharapkan, untuk itu saran dan kritik sangat diharapkan demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk para akademisi, praktisi ataupun untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Akhir kata penulis mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan yang ada pada penyusunan laporan ini. Semoga laopran ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pihak yang berkepentingan.

( Wassalamu’alaikum Wr.wb )

Semarang, 06 Februari 2019 Penulis,

Adam Prakoso

(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Pengesahan Tugas Akhir ... ii

Pernyataan Orisinalitas ... iii

Abstrak ... iv

Abstract ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Tabel... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat Tugas Akhir ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Metode Penulisan ... 3

1. Metode keperpustakaan dan Metode Observasi ... 3

2. Metode Bimbingan ... 3

3. Metode Perancangan ... 3

4. Metode Analisa ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

(9)

ix BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Hotspot ... 6

2.2 Fungsi dari Hotspot ... 7

2.3 Jenis-jenis Hotpot ... 8

2.3.1.Hotspot Gratis ... 8

2.3.2.Hotspot Berbayar ... 8

2.3.3.Hotspot Berbayar ke Operator Wifi Hotspot ... 9

2.4 Pengertian Mikrotik... 9

2.4.1.Fungsi Mikrotik ... 10

2.5 Kabel LAN Belden Cat5 ... 11

2.6 Fungsi Kabel UTP ... 12

2.7 Jenis-jenis Kabel UTP ... 13

2.7.1.Kabel straight-through ... 13

2.7.2. Kabel cross-over ... 14

2.7.3. Kabel roll-over ... 14

2.8 Kategori Kabel UTP ... 15

2.8.1. Kategori 1- CAT1 ... 15

2.8.2. Kategori 2- CAT2 ... 16

2.8.3. Kategori 3- CAT3 ... 16

2.8.4. Kategori 4- CAT4 ... 16

2.8.5. Kategori 5- CAT5 ... 17

2.8.6. Kategori 5e- CAT5e ... 17

2.8.7. Kategori 6- CAT6 ... 17

2.8.8. Kategori 6a- CAT6a ... 18

(10)

x

2.8.9. Kategori 7- CAT7 ... 18

2.9 Karakteristik Kabel UTP ... 19

2.10 Software Winbox ... 20

2.11 Fungsi Winbox ... 21

2.12 Pengertian Konektor RJ45 ... 21

BAB III PERENCANAAN ALAT 3.1 Tahap-tahap Perancangan Mikrotik ... 23

3.2 Gambar Jaringan Mikrotik ... 25

3.3 Tahap Perancangan Mikrotik RB750 ... 25

3.4 Tabel Spesifikasi Mikrotik ... 26

3.5 Connector RJ45... 27

3.6 Tang Krimping ... 28

3.7 LAN Tester ... 28

3.8 Cara Krimping Straight, cross, dan rool-over ... 29

3.8.1. Krimping Kabel Straight ... 29

3.8.2. Krimping Kabel Cross ... 30

3.8.3. Krimping Kabel Roll-Over ... 31

3.9 Hasil Pemasangan Kabel LAN ... 32

3.10 Access Point ... 33

3.11 Modem Huawei ... 33

3.12 Software Winbox ... 34

(11)

xi BAB IV Analisa dan Pembahasan

4.1 Analisa Software Winbox ... 35

4.2 Tahap Konfigurasi pada Software Winbox ... 36

4.3 Menghubungkan Access Point ke Modem ... 42

4.3.1. Pengaturan Firewall ... 42

4.3.2. Pengaturan DHCP Server ... 44

4.4 Konfigurasi Hotspot Server ... 46

4.4.1. User Profile ... 46

4.4.2. User ... 48

4.4.3. Server Profile ... 50

4.5 Hasil Login Mikrotik ... 51

4.6 Login Sukses ... 52

4.7 Hasil Lease Time ... 52

4.8 Login User1 ... 53

4.9 Login User2 ... 54

4.10 Login User3 ... 55

4.11 Analisa Perbandingan UTP dengan Fiber Optic ... 55

4.11.1. Standartd UTP ... 55

4.11.2. Indetifikasi UTP ... 56

4.11.3. Komponen RJ45 ... 59

4.11.4. Kabel Fiber Optic ... 60

4.11.5. Konektor Fiber Optic ... 61

4.11.6. Studi Kasus ... 61

4.11.7. Perlakuan Praktis Terbaik ... 62

(12)

xii

4.12 Analisa Perbandingan dengan Provider lain ... 64

4.12.1. Mikrotik Interface ... 64

4.12.2. Axis Statistic ... 64

4.12.3. Trafic Mikrotik ... 65

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kabel LAN Belden Cat5 ... 11

Gambar 2.2 Kabel straight-through ... 13

Gambar 2.3 Kabel cross-over ... 14

Gambar 2.4 Kabel roll-over... 15

Gambar 2.5 Winbox Panel ... 20

Gambar 2.6 Konektor RJ45 ... 22

Gambar 3.1 Flowchart Konfigurasi Mikrotik ... 24

Gambar 3.2 Jaringan Mikrotik ... 25

Gambar 3.3 Mikrotik RB750 ... 25

Gambar 3.4 Konektor RJ45 ... 27

Gambar 3.5 Tang Krimping... 28

Gambar 3.6 LAN Tester ... 28

Gambar 3.7 Krimping LAN Belden Cat5 ... 29

Gambar 3.8 Hasil Krimping Kabel LAN Belden ... 33

Gambar 3.9 Access Point ... 33

Gambar 3.10 Modem Huawei... 34

Gambar 3.11 Tampilan Software Winbox ... 34

Gambar 4.1 Tampilan Awal Software Winbox ... 36

Gambar 4.2 Nama Ether1 ... 36

Gambar 4.3 Nama Ether5 ... 37

Gambar 4.4 Keterangan Ether1 dan Ether5 ... 37

Gambar 4.5 Add IP Address ... 38

(14)

xiv

Gambar 4.6 Test IP Address ... 39

Gambar 4.7 Test IP Address Mikrotik ke Access Point... 39

Gambar 4.8 Server DNS ... 40

Gambar 4.9 Routing Gateway... 41

Gambar 4.10 Ping Google.com ... 41

Gambar 4.11 DNS Cache ... 42

Gambar 4.12 Pengaturan Firewall NAT ... 43

Gambar 4.13 Keterangan Firewall ... 43

Gambar 4.14 IP Poll ... 44

Gambar 4.15 DHCP Network ... 45

Gambar 4.16 DHCP Server ... 46

Gambar 4.17 Paket 1Mbps ... 47

Gambar 4.18 Paket User Profile ... 48

Gambar 4.19 User1 Paket 1Mbps ... 49

Gambar 4.20 User Paket ... 49

Gambar 4.21 Server Profile ... 50

Gambar 4.22 Servers ... 51

Gambar 4.23 Login Hotspot Server ... 51

Gambar 4.24 User1 Success Login ... 52

Gambar 4.25 Hasil Lease Time ... 52

Gambar 4.26 login User1 ... 53

Gambar 4.27 Trafic login User1 ... 53

Gambar 4.28 login User2 ... 54

Gambar 4.29 Queue List ... 54

(15)

xv

Gambar 4.30 login User3 ... 55

Gambar 4.31 Warna Kabel UTP... 57

Gambar 4.32 Wiring Cat5 ... 58

Gambar 4.33 Penggunaan cross atau straight UTP cable ke piranti jaringan 59 Gambar 4.34 Keystone Jack 45 ... 59

Gambar 4.35 Penampang kabel Fiber Optic ... 60

Gambar 4.36 Konektor Optik... 61

Gambar 4.37 Gambar Drop cable ... 62

Gambar 4.38 Gambar Rangkaian Jaringan ... 63

Gambar 4.39 Interface List ... 64

Gambar 4.40 Graphic Interface ... 64

Gambar 4.41 Trafic Kecepatan ... 65

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Kabel UTP ... 19 Tabel 3.1 Spesifikasi Mikrotik RB750... 26

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hotspot System digunakan untuk memberikan layanan akses jaringan (Internet/Intranet) di Public Area. Dengan media kabel maupun wireless. Hotspot menggunakan Autentikasi untuk menjaga Jaringan tetap dapat dijaga walaupun bersifat public. Proses Autentikasi menggunakan protocol http/https yang bisa dilakukan oleh semua webbrowser. Hotspot System ini merupakan gabungan atau kombinasi dari beberapa fungsi dan fitur RouterOS menjadi sebuah system yang sering disebut 'Plug-n-Play' Access.

Pengertian Hotspot adalah lokasi fisik dimana orang dapat mendapatkan akses Internet, biasanya menggunakan teknologi Wi-Fi, melalui jaringan area lokal nirkabel (Wireless Local Area Network, disingkat WLAN) menggunakan router yang terhubung ke penyedia layanan internet (Internet Service Provider, disingkat ISP).

Hotspot biasanya ditemukan di bandara, toko buku, cafe, mall, hotel, rumah sakit, perpustakaan, restoran, supermarket, stasiun kereta api, dan tempat umum lainnya. Selain itu, banyak juga sekolah dan universitas yang menyediakan fasilitas hotspot untuk siswa/mahasiswa mereka.

Banyak hotel di seluruh dunia termasuk di Indonesia menyediakan fasilitas hotspot untuk tamu mereka, atau cafe yang menyediakan hotspot sebagai

(18)

layanan tambahan untuk kenyamanan pelanggan mereka, atau perusahaan yang menyediakan hotspot di area tertentu untuk tujuan komersial, misalnya saja Wifi.id milik telkom.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana membuat hotspot server dengan Login menggunakan kabel LAN Belden Cat5, Connector RJ45, dan Software Winbox.

2. Apakah konfigurasi yang dilakukan berjalan dengan baik dan berhasil.

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Membuktikan bahwa konfigurasi mikrotik yang dilakukan penulis dapat bekerja dengan baik.

2. Dapat menghasilkan hotspot server dengan menggunakan login.

Manfaat dari penilitian ini adalah dapat menghasilkan hotspot server dengan mengunakan login dan dijadikan sumber penghasilan sendiri.

1.4 BATASAN MASALAH

Untuk pembatasan masalah agar tidak terjadi pelebaran, maka penulis membuatnya sebagai berikut :

(19)

3. Konfigurasi Mikrotik 4. Hotspot server dengan login

5. Lan belden cat5 dan Konektor RJ45

1.5 METODE PENULISAN

1. Studi keperpustakaan dan Metode Observasi

Studi ini dilakukan dengan cara mencari dan membaca literatur yang ada untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penilitian yang dilakukan. Selain itu juga melakukan pengamatan dan mempelajari komponen agar dapat memberikan gambaran yang jelas untuk dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan dan proses penelitian yang akan dilakukan.

2. Metode Bimbingan

Metode ini dilakukan guna mendapat saran – saran dari dosen pembimbing, karena saran dan masukan dapat menjadi bahan penyempurna penelitian ini.

3. Metode Perancangan

Pada konfigurasi mikrotik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu pemasangan mikrotik yang benar, pastikan modem sudah terkoneksi dengan Access Internet lalu patikan juga konfigurasi yang dilakukan dengan Software Winbox telah benar-benar berhasil dengan menggunakan pengecekan ke google atau website.

(20)

4. Metode Analisa

Proses analisa dilakukan setelah proses pengujian dilakukan.

Analisa dilakukan untuk mengetahui konfigurasi yang dilakkukan sesuai yang diharapkan.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah :

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini berisi uraian singkat tentang tugas akhir yang akan dibuat, uraian tersebut antara lain : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Pembatasan Masalah, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II Dasar Teori

Dalam bab ini diuraikan penjelasan tentang dasar teori yang menjadi dasar timbulnya gagasan tema Proposal Tugas Akhir, penjelasan landasan teori antara lain : pengertian hotspot, fungsi kabel LAN Belden CAT5, Konektor RJ45, dan Software Winbox.

(21)

BAB III Metodologi Penelitian

Dalam bab ini diuraikan penjelasan yang terdiri dari : cara pemasangan mikrotik, proses krimping, dan langkah sebelum pengkonfigurasian hotspot server dengan login.

BAB IV Analisa dan Pembahasan

Dalam bab ini diuraikan data hasil uji coba konfigurasi mikrotik router port dan analisa software winbox.

BAB V Penutup

Dalam bab ini diuraikan tentang penjelasan mengenai kesimpulan yang berasal dari hasil konfigurasi dan saran yang didapat dari pembahasan.

(22)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Hotspot

Hotspot adalah sebuah istilah yang dapat digunakan bagi sebuah area dimana orang tersebut atau user dapat mengakses jaringan internet tersebut. Biasanya menggunakan teknologi Wi-Fi, melalui jaringan area lokal nirkabel (Wireless Local Area Network, disingkat WLAN) menggunakan router yang terhubung ke penyedia layanan internet (Internet Service Provider, disingkat ISP). Asalkan di perangkat lainnya seperti PC, Laptop, Notebook atau pun perangkat lainnya dengan adanya fitur WiFi tersebut, sehingga dapat mengakses jaringan internet tanpa menggunakan media tambahan seperti kabel – kabel. Jangkauan dari sebuah hotspot tersebut kurang lebih dari beberapa ratus frekuensi atau signalnya tersebut. Oleh karena itu penggunaan hotspot tersebut tidak dapat berjauhan dengan perangkat yang mengaktifkan hotspot tersebut.

Hotspot pun lebih mudah digunakan dari pada WiFi. Walaupun keuntungan dari menggunakan WiFi lebih banyak dari pada sebuah jaringan hotspot tersebut, tetapi jika anda menggunakan WiFi, anda tidak dapat membawa kemana pun perangkat tersebut. Karena penggunaan dari WiFi tersebut harus menjalani beberapa tahapan. WiFi tersebut pun harus diinstal pada tahapan tertentu yang mengharuskan perangkat kerasnya

(23)

diletakkan diarea yang tidak tergantung dan lebih baik tidak jauh dari televisi.

2.2 Fungsi dari Hotspot

Ada pun beberapa fungsi dari sebuah perangkat hotspot tersebut yang pastinya belum banyak mengetahui. Salah satu fungsi umumnya yaitu dapat menjalankan jaringan internet pada perangkat lainnya. Mari simak fungsi – fungsi lainnya mengenai hotspot tersebut sebagai berikut.

1. Dapat menggunakan hotspot dengan koneksi internet seperti halnya browsing, mengirimkan email, chattingan, mengunduh film maupun lainnya, dan lain sebagainya.

2. Tidak menggunakan nirkabel yang membuat agak ribet.

3. Jangkauannya paling kurang seratus meter

4. Sangat fleksibel

5. Dapat digunakan dimana pun, kapan pun dan siapa pun.

Adapun beberapa tips yang dapat anda gunakan agar hotspot anda menjadi aman, yaitu sebagai berikut:

Jangan anda aktifkan file yang sharing folder pc tersebut atau pada laptop kamu juga, karena apa bila anda terhubung dengan jaringan publik lainnya, anda akan memungkinkan bagi orang lain untuk dapat mengakses folder yang anda sharing tersebut.

Jangan lupa matikan sharing printer pc atau pun pada laptop kamu tersebut.

Jangan lupa aktifkan anti virus yang harus terupdate di versi terbaru.

(24)

Jangan pernah sekali – sekali anda memberikan username dan juga password anda pada orang lain.

2.3 Jenis-jenis Hotspot

2.3.1 Hotspot Gratis

Hotspot gratis atau free hostspot ini merupakan jenis hotspot yang biasanya dapat diakses secara publik dimana semua orang yang berada di area hostspot bebas untuk mengaksesnya.

Fasilitas hostspot gratis ini biasanya disediakan sebagai tambahan fasilitas pelanggan yang dioperasikan di hotel, di restoran, taman bermain, stasiun kreta, kedai kopi, atau di kafe. Kadang fasilitas hostspot gratis ini merupakan instalasi semi permanen di acara pameran komputer.

2.3.2 Hotspot Berbayar

Tidak semua Hotel, Cafe atau perusahaan mau memberikan layanan hotspot secara gratis dikarnakan biaya sewanya yang cukup mahal. Sebab itulah, mereka biasanya memutuskan untuk menyediakan fasilitas hotspot berbayar kepada pengguna untuk menutupi biaya layanan internet yang mereka sewa dari Internet Service Provider (ISP).

(25)

2.3.3 Hotspot Berbayar ke Operator WiFi Hotspot

Jenis Hotspot berbayar ini seperti Hyper Hotspot, Biznet Hotspot, Maxindo, NusaNet, D~NET merupakan layanan jaringan internet Indonesia yang memiliki banyak pengguna mobile. Jenis Hotspot ini biasanya sangat diminati oleh orang-orang yang sering bepergian jauh seperti traveler atau pengusaha yang sering melakukan bisnis.

2.4 Pengertian Mikrotik

Mikrotik adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP, provider hotspot dan warnet.

Mikrotik didesain untuk mudah digunakan dan sangat baik digunakan untuk keperluan administrasi jaringan komputer seperti merancang dan membangun sebuah sistem jaringan komputer skala kecil hingga yang kompleks sekalipun. Belakangan ini banyak usaha warnet yang menggunakan mikrotik sebagai routernya, dan hasilnya mereka merasa puas dengan apa yang diberikan mikrotik. Terlebih kemajuan dunia wireless yang menyajikan berbagai macam pelayanan mulai melirik benda yang satu ini. Berbagai fitur ditawarkan pada mikrotik diantaranya :

(26)

Tools SNMP UPnP

MNDP NTP Monitoring/Accounting

Firewall dan NAT  Point-to-Point tunneling protocols

VRRP

 Routing – Static routing

 Universal Client DHCP

Data Rate Management

IPsec Caching DNS client

Hotspot Simple tunnels Web proxy

2.4.1 Fungsi Mikrotik

1. Pengaturan koneksi internet dapat dilakukan secara terpusat dan memudahkan untuk pengelolaannya.

2. Konfigurasi LAN dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan PC Mikrotik Router OS dengan hardware requirements yang sangat rendah.

3. Blocking situs-situs terlarang dengan menggunakan proxy di mikrotik.

4. Pembuatan PPPoE Server.

5. Billing Hotspot.

6. Memisahkan bandwith traffic internasional dan local, dan lainnya.

(27)

2.5 Kabel LAN Belden CAT5

UTP merupakan singkatan dari Unshield Twisted Pair. Sesuai namanya “Unshield”, yang berarti kabel ini tidak dilengkapi dengan pelindung aluminium sehingga jenis kabel ini kurang tahan dengan interferensi elektromagnetik, berbeda dengan saudaranya STP (Shield Twisted Pair). Nama Twisted Pair merujuk pada bentuk dari isi kabel tersebut yang saling berlilitan pada setiap pasang.

Gambar 2.1 Kabel LAN Belden Cat5

( https://www.nesabamedia.com )

Kabel UTP dilengkapi dengan 8 buah kabel dengan warna unik di tiap kabel, lalu disusun berlilitan pada tiap pasang warna hingga menjadi 4 pasang. Lilitan kabel tersebut berfungsi untuk mengurangi induksi dan kebocoran pada kabel.

Setiap Warna pada kabel memiliki fungsi yang berbeda. Dari 8 warna kabel UTP, masing-masing memiliki perannya sendiri, adapun fungsinya, yaitu:

(28)

Jingga: Kabel warna jingga memiliki fungsi sebagai penghantar paket data.

Putih-Jingga: Kabel warna putih-jingga memiliki fungsi sebagai

penghantar paket data.

Hijau: Kabel warna hijau memiliki fungsi sebagai penghantar paket data.

Putih-Hijau: Kabel warna putih-hijau memiliki fungsi sebagai penghantar

paket data.

Biru: Kabel warna biru memiliki fungsi sebagai penghantar paket suara.

Putih-Biru: Kabel warna putih-biru memiliki fungsi sebagai penghantar

paket suara

Coklat: Kabel warna coklat memiliki fungsi sebagai penghantar tegangan

DC.

Putih-Coklat: Kabel warna putih-coklat memiliki fungsi sebagai

penghantar tegangan DC 2.6 Fungsi kabel UTP

Kabel UTP digunakan pada jaringan LAN untuk menghubungkan komputer ke perangkat jaringan atau komputer ke komputer ataupun antara perangkat jaringan itu sendiri. Dalam penerapannya, kabel UTP memiliki aturan dalam penyusunan kabel berdasarkan kegunannya.

Selain itu, fungsi kabel UTP dapat dibagi menjadi lebih spesifik lagi berdasarkan jenis dan kategorinya. Untuk jenis-jenisnya, misal kabel straight-through, kabel cross-over dan roll-over. Sedangkan jika dilihat dari kategorinya, misal Kategori 1 (CAT1) sampai dengan Kategori 7 (CAT7).

(29)

2.7 Jenis-jenis kabel UTP

Adapun jenis-jenis kabel UTP yang perlu anda ketahui. Ada yang bernama straight-trough, cross-over maupun roll-over. Anda bisa menyimak penjelasan mengenai ketiga jenis kabel UTP tersebut dibawah ini:

2.7.1 Kabel straight-through

Untuk kabel tipe straight through memiliki aturan penyusunan yang sama antara ujung konektor yang satu dengan lainnya.

Tipe kabel straight through biasanya digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang berbeda, misalnya antara router dengan switch/hub, komputer ke switch dan komputer ke hub. Adapun urutan kabel straight through sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kabel straight-through

( https://www.nesabamedia.com )

(30)

2.7.2 Kabel cross-over

Untuk kabel tipe crossover memiliki aturan penyusunan yang berbeda antara tiap ujung konektor. Tipe cross over biasanya digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang sama.

Misalnya antara komputer dengan komputer, router dengan router, switch dengan switch, hub dengan hub. Adapun urutan kabel cross over sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kabel cross-over

( https://www.nesabamedia.com )

2.7.3 Kabel roll-over

Dan yang terakhir adalah kabel tipe roll over. Kabel tipe roll over memiliki aturan penyusunan terbalik antara ujung konektor satu dengan ujung konektor lainnya.

Kabel tipe roll over digunakan untuk menghubungkan dua perangkat jaringan yang berbeda, hampir sama dengan tipe straight through namun tipe kabel ini lebih kepada menghubungkan perangkat yang memiliki konsol, misalnya switch dengan printer,

(31)

switch dengan proyektor. Adapun urutan kabel roll over sebagai berikut:

Gambar 2.4 Kabel roll-over

( https://www.nesabamedia.com )

2.8 Kategori Kabel UTP

Kabel UTP di kelompokan menggunakan istilah Category atau biasa kita menyebutnya CAT. Kabel UTP dikategorikan berdasarkan kualitas transmisi data yang tersedia. Semakin tinggi kategorinya maka semakin cepat transmisi data yang dilakukan. Di antara semua kategori kabel UTP, kabel CAT5e dan CAT5 merupakan yang paling populer yang banyak digunakan pada jaringan Ethernet.

( https://www.nesabamedia.com ) 2.8.1 Kategori 1 – CAT1

Kabel UTP dengan kategori 1 merupakan kabel dengan kualitas transmisi terendah yaitu sebesar 1 Mbps. Kabel dengan kategori ini hanya mendukung komunikasi suara analog saja sehingga kurang cocok untuk sistem modern saat ini. Kabel CAT1

(32)

dulunya digunakan pada tahun 1983 untuk menghubungkan telephone analog Plain Old Telephone Service (POTS).

2.8.2 Kategori 2 – CAT2

Kabel UTP kategori 2 memiliki kecepatan transmisi data hingga 4 Mbps. Kabel dengan kategori ini telah mendukung data dan suara digital. Umumnya kabel ini digunakan pada jaringan dengan teknologi Token Ring oleh IBM, namun seiring perkembangan jaman kabel tipe ini sudah tidak cocok lagi digunakan pada sistem modern saat ini.

2.8.3 Kategori 3 – CAT3

Kabel UTP kategori 3 memiliki kecepatan transmisi data hingga 10 Mbps dan mendukung komunikasi data dan suara digital. Bila ditinjau dari segi perkembangan teknologi Ethernet, kabel CAT3 memiliki kemampuan yang terendah, karena memang hanya mendukung jaringan 10BASE-T saja. Umumnya kabel jenis ini digunakan pada jaringan IBM Token Ring dengan kecepatan 4 Mbps sebagai pengganti CAT2

2.8.4 Kategori 4 – CAT4

Kabel UTP kategori 4 memiliki kecepatan transmisi data hingga 16 Mbps dan mendukung komunikasi data dan suara digital. Umumnya kabel ini juga digunakan pada jaringan IBM Token Ring 16 Mbps dan juga didukung pada jaringan Ethernet 10BASE-T.

(33)

2.8.5 Kategori 5 – CAT5

Kabel UTP kategori 5 memiliki kecepatan transmisi data hingga 100 Mbps dan mendukung komunikasi data dan suara digital. Kabel jenis CAT5 ini juga dapat berjalan pada kecepatan transmisi data hingga 1Gbps tetapi dengan syarat panjang kabel harus lebih pendek dari 100 meter. Umumnya, kabel jenis ini mendukung jaringan Token Ring, Ethernet (10BaseT) dan Fast Ethernet (100BaseT). Kabel kategori ini merupakan kabel yang paling populer yang banyak digunakan pada instalasi jaringan.

2.8.6 Kategori 5e – CAT5e

Kabel UTP kategori 5e ini merupakan bentuk peningkatan dari kabel UTP CAT5 dengan kemampuan transmisi data hingga 1 Gbps atau pada kecepatan 10/100/1000Mbps. Kabel jenis ini direkomendasikan pada penggunaan jaringan Gigabit Ethernet, meskipun kabel UTP CAT 6 lebih direkomendasikan untuk kinerja yang maksimal.

2.8.7 Kategori 6 – CAT6

Kabel UTP kategori 6 memiliki kecepatan transmisi data hingga 10 Gbps dengan frekuensi komunikasi 250Mhz dan mendukung komunikasi data dan suara digital. Umumnya kabel jenis ini digunakan pada jaringan Gigabit Ethernet dan 10G Ethernet dengan panjang hingga 55 meter.

(34)

2.8.8 Kategori 6a – CAT6a

Kabel UTP kategori 6a ini merupakan bentuk peningkatan dari kabel UTP CAT6 dengan frekuensi komunikasi yang lebih besar yaitu sebesar 500 Mhz.

2.8.9 Kategori 7 – CAT7

Kabel UTP kategori 7 memiliki kecepatan transmisi data hingga 10 Gbps dengan frekuensi komunikasi hingga 600 Mhz dan mendukung komunikasi data dan suara digital. Umumnya kabel jenis ini digunakan pada jaringan Gigabit Ethernet dan 10G Ethernet dengan panjang hingga 100 meter.

Agar anda lebih memahami masing-masing kategori pada kabel UTP, anda bisa menyimak tabel dibawah ini:

(35)

Tabel 2.1 Kategori Kabel UTP

( https://www.nesabamedia.com )

2.9 Karakteristik Kabel UTP

Terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki kabel UTP, yaitu :

Bagian dalam terdiri dari 8 buah kabel dengan warna berpasang- pasangan

Tiap pasang warna dililit sehingga menghasilkan 4 pasang kabel

Tidak memiliki pelindung (shield)

Maksimal panjang kabel yang disarankan yaitu 100 meter

Menggunakan konektor RJ-45

Kecepatan transmisi hingga 1000 Mbps

Memiliki impedansi sekitar 100 ohm

(36)

2.10 Software Winbox

Winbox adalah sebuah utility yang digunakan untuk melakukan remote ke server mikrotik kita dalam mode GUI. Jika untuk mengkonfigurasi mikrotik dalam text mode melalui PC itu sendiri, maka untuk mode GUI yang menggunakan winbox ini kita mengkonfigurasi mikrotik melalui komputer client.

Mengkonfigurasi mikrotik melaui winbox ini lebih banyak digunakan karena selain penggunaannya yang mudah kita juga tidak harus menghapal perintah-perintah console. Untuk mendapatkan winbox anda bisa mendownloadnya atau bisa juga mendapatkan dimikrotik anda.Caranya buka browser anda, tuliskan di address bar.

Gambar 2.5 Winbox Panel

( https://www.delhendro.com )

(37)

2.11 Fungsi Winbox

Fungsi utama winbox adalah untuk setting yang ada pada mikrotik, berarti tugas utama windox adalah untuk menyetting atau mengatur mikrotik dengan GUI, atau tampilan dekstop

fungsi winbox lebih rinci adalah :

1. Setting mikrotik routher

2. Untuk setting bandwidth jaringan internet

3. Untuk setting blokir sebuah situs

4. Dan masih banyak yg lainnya.

2.12 Pengertian Konektor RJ45

RJ itu sendiri adalah singkatan dari Registered Jack yang merupakan standard peralatan pada jaringan yang mengatur tentang pemasangan kepala konektor dan urutan kabel, yang digunakan untuk menghubungkan 2 atau lebih peralatan telekomunikasi (Telephone Jack) ataupun peralatan jaringan (Computer Networking). Juga merupakan suatu interface fisik dari jaringan kerja (network), untuk kegunaan

telekomunikasi dan komunikasi data.

Konektor ini dapat anda temukan pada ujung kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) atau kabel STP (Shielded Twisted Pair) yang terhubung ke transceiver. Konektor RJ45 memiliki fungsi untuk memudahkan penggantian pesawat telephone atau memudahkan untuk di pindah-pindah serta mudah untuk di cabut tanpa khawatir tersengat aliran

(38)

listrik dan menghubungkan konektor LAN melalui sebuah pusat network. Konektor RJ45 memiliki 8 buah pin. Pin pertama terdapat di paling kiri apabila pin RJ45 menghadap ke anda, di ikuti pin nomor 2, 3, 4 dan seterusnya.

Gambar 2.6 Konektor Rj45

( http://hariantkj.blogspot.com )

(39)

23

BAB III

PERENCANAAN ALAT

Dalam Tugas Akhir ini perancangan alat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

2. Perancangan Perangkat Lunak (Software)

3.1 Tahap-tahap Perancangan Mikrotik

Mikrotik yang digunakan adalah Mikrotik RB750 dengan 5 port sebagai inti dari konfigurasi dengan menggunakan kabel LAN Belden Cat5 dan Konektor Rj45. Software winbox juga digunakan karena sebagai pembagi IP Address dan membuat Login pada hotspot server nantinya.

Berikut adalah tahap-tahap yang diperlukan untuk mengkonfigurasi sebuah mikrotik router port :

1. Penyusunan mikrotik

2. Pemasangan kabel LAN Belden Cat5 pada Konektor Rj45 dengan sesuai warna

3. Konfigurasi pada software winbox

(40)

Gambar 3.1 Flowchart Konfigurasi Mikrotik start

Modem ( Internet Access )

Kabel LAN BELDEN CAT5 Terhubung ke Mikrotik “port1”

MIKROTIK ROUTER PORT

Kabel LAN BELDEN CAT5 Terhubung ke Mikrotik “port5”

AccessPoint

Softare Winbox di Konfigurasi

END Jika kabel LAN

Belden Cat5 Connect

YA

TIDAK

(41)

3.2 Gambar Jaringan Mikrotik

Gambar 3.2 Jaringan Mikrotik

( www.rapani-id.com )

3.3 Tahap Perancangan Mikrotik RB 750

Siapkan Mikrotik RB750. Dapat dilihat pada Gambar 3.3 Mikrotik RB750.

Gambar 3.3 Mikrotik RB750

(42)

3.4 Tabel Spesifikasi Mikrotik

Tabel 3.1 Spesifikasi Mikrotik RB750

Spesifikasi RB750

Product Code RB750

Architecture MIPS-BE

CPU AR7241 400MHz

Current Monitor No

Main Storage/NAND 64MB

RAM 32MB

SFP Ports 0

LAN Ports 5

Gigabit No

Switch Chip 1

MiniPCI 0

Integrated Wireless No

MiniPCIe 0

SIM Card Slots No

USB No

Memory Cards No

Power Jack 10-28V

802.3af Support No

POE Input 10-28V

POE Output No

Serial Port No

Voltage Monitor No

Temperature Sensor No

Dimentions 113x89x28mm

Operating System RouterOS

Temperature Range -40C .. +55C

RouterOS License Level4

( http://sandyagatha21.blogspot.com )

(43)

3.5 Connector RJ45

Konektor dengan tipe RJ45 adalah konektor yang banyak digunakan dalam industri jaringan internet, meskipun sekarang sudah banyak jenis konektor pada industry jaringan internet contohnya : FC ( Fiber Connector ), SC ( Subciber Connector), dan masih banyak yang lain. Tapi kenapa penulis lebih menggunakan konektor tipe RJ45 adalah dengan alasan biaya yan lebih murah dan cara pemasangan yang lebih mudah.

Gambar 3.4 Konektor RJ45

( http://sandyagatha21.blogspot.com ) Kabel RJ-45 adalah kabel Ethernet yang biasa digunakan dalam topologi jaringan komputer LAN maupun jaringan komputer tipe lainnya. Konektor RJ-45 ini memiliki konfigurasi dua macam, sesuai dengan perangkat yang ingin dihubungkannya.

(44)

3.6 Tang Krimping

Crimp tool / Crimping tool adalah alat untuk memasang kabel UTP

ke konektor RJ-45 / RJ-11 tergantung kebutuhan. Bentuknya macam- macam ada yang besar dengan fungsi yang banyak, seperti bisa memotong kabel, mengupas dan lain sebagainya. Ada juga yang hanya diperuntukan untuk krimping RJ-45 atau RJ-11 saja. Contoh gambarnya seperti ini.

Fungsi Tang Krimping Gambar 3.5 Tang Krimping.

Gambar 3.5 Tang Krimping

( http://sandyagatha21.blogspot.com )

3.7 LAN Tester

Gambar 3.6 LAN Tester

( http://sandyagatha21.blogspot.com ) digunakan untuk menguji atau mengetes connect kabel nya sudah benar apa belum. Kalau sudah jalan masing masing lampu di LAN tester kedip secara bergantian dan berurutan.

(45)

3.8 Cara Mengkrimping Kabel RJ45 Dengan Cara Straight, Cross dan Roll Over

Gambar 3.7 Krimping LAN Belden Cat5

( http://sandyagatha21.blogspot.com ) 3.8.1 Krimping Kabel Straight

1. Memotong kabel sesuai yang anda butuhkan menggunakan tang krimping.

2. Mengupas terlebih dahulu kabel utp dengan tang krimping kemudian urutkan warna kabel seperti perintah dibawah ini:

Konektor A Konektor B 1. Putih Orange 1. Putih-Orange 2. Orange 2. Orange 3. Putih-Hijau 3. Putih-Hijau

4. Biru 4. Biru

5. Putih-Biru 5. Putih-Biru 6. Hijau 6. Hijau

7. Putih-Coklat 7. Putih-Coklat 8. Coklat 8. Coklat

3. Mengurutkan kabel atau meratakan dengan memotong lagi kabelnya, jika sudah teliti lagi urutan warnanya ,jika sudah benar

(46)

kemudian tancapkan kabel utp nya ke rj-45 tancapkan sampai mentok di rj-45 ( kabel nya lebih baik ikut kekrimping biar kuat ).

4. Mengkrimping kabel rj-45 mengkrimping kabel dengan menggunakan tang krimping , tempatkan rj-45 di lubang tang krimping kemudian tekan .

5. Mengetes connect kabel nya sudah benar apa belum. Caranya tancapkan masing masing rj-45 kedalam lubang LAN tester kemudian nyalakan power LAN tester . jika sudah benar pastikan berkedip semua NO : 1~8 secara bergantian dan berurutan, jika masih ada 1 NO saja yang tidak berkedip atau berkedip tidak urut 1~8 berarti masih salah, ulangi lagi krimping nya sampai benar.Urutan lampu yang besar 1 yang kecil 3 yang besar 2 yang kecil 6 yang besar 3 yang kecil 1 4,5,8 sama.

3.8.2 Krimping Kabel Cross

1. Memotong kabel sesuai yang anda butuh kan menggunakan tang krimping

2. Mengupas dahulu kabel utp dengan tang krimping kemudian mengurutkan warna kabel seperti perintah dibawah ini:

Konektor A Konektor B 1. Putih-Orange 1. Putih-Hijau 2. Orange 2. Hijau

3. Putih-Hijau 3. Putih-Orange

4. Biru 4. Biru

5. Putih-Biru 5. Putih-Biru

(47)

6. Hijau 6. Orange 7. Putih-Coklat 7. Putih-Coklat 8. Coklat 8. Coklat

3. Mengurutkan kabel atau meratakan dengan memotong lagi kabelnya, teliti lagi urutan warnanya, jika sudah benar kemudian tancapkan kabel utp nya ke rj-45 tancapkan sampai mentok di rj-45 ( kabel nya lebih baik ikut kekrimping biar kuat ).

4. Mengkrimping kabel rj-45 krimping kabel dengan menggunakan tang krimping, tempatkan rj-45 di lubang tang krimping kemudian tekan.

5. Mengetes connect kabel nya sudah benar apa belum. Caranya menancapkan masing masing rj-45 kedalam lubang LAN tester kemudian nyalakan power LAN tester . kalau sudah benar pastikan berkedip semua NO : 1~8 secara bergantian dan berurutan, kalau masih ada 1 NO saja yang tidak berkedip atau berkedip tidak urut 1~8 berarti masih salah, ulangi lagi mengkrimping nya hingga benar.

3.8.3 Crimping kabel Roll Over

Cara Pemasangan dengan Tipe Roll Over Fungsi Pemasangan dengan Tipe Roll Over adalah :

Pada umumnya digunakan untuk mengkonsole router dari terminal komputer ke router console port. Untuk mengingat susunan kabel ini sangat mudah karena kita hanya perlu hafal susunan kabel straight saja untuk ujung kabel yang pertama, karena untuk ujung

(48)

yang satunya merupakan kebalikannya. Untuk lebih jelas lihat urutan warnanya.

Urutan Warna :

Konektor A Konektor B 1. Putih-Orange 1. Coklat

2. Orange 2. Putih-Coklat

3. Putih-Hijau 3. Hijau

4. Biru 4. Putih Biru

5. Putih-Biru 5. Biru

6. Hijau 6. Putih Hijau

7. Putih-Coklat 7.PutihOrange

8. Coklat 8. Orange

kalau sudah benar pastikan berkedip semua NO : 1~8 secara bergantian dan berurutan, kalau masih ada 1 NO saja yang tidak berkedip atau berkedip tidak urut 1~8 berarti masih salah, mengulangi lagi krimping nya sampai benar.Urutan lampu adalah yang kecil kebalikan dari yang besar.

3.9 Hasil Pemasangan Kabel LAN

Pasang kabel LAN Belden Cat5 pada Konektor RJ45 sesuai warna pemasangan UTP. Dapat dilihat pada Gambar 3.8 Hasil Krimping Kabel LAN Belden Cat5 pada Konektor Rj45.

(49)

Gambar 3.8 Hasil Krimping Kabel LAN Belden Cat5 pada Konektor Rj45

3.10 Access Point

Gambar 3.9 Access Point

3.11 Modem Huawei

Sambungkan Modem pada Mikrotik RB750. Dapat dilihat pada Gambar 3.10 Modem Huawei.

(50)

Gambar 3.10 Modem Huawei

3.12 Software Winbox

Gambar 3.11 Tampilan Software Winbox

(51)

35

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Software Winbox

Analisa winbox dilakukan agar dapat membuktikan kinerja dari konfigurasi Software Winbox dari metode teori dan simulasi yang sebelumnya telah dilakukan. Metode teori dan simulasi merupakan metode penyederhanaan dan idealisasi dari kenyataan yang sebenarnya, hal ini dilakukan karena tidak mungkin untuk menjelaskan secara tepat banyak variable yang diteliti secara langsung. Analisa akan membandingkan hasil dari metode teori simulasi dan keadaan nyata Konfigurasi Mikrotik yang dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk mendapat Hotspot Server yang diharapkan.

Mikrotik yang digunakan adalah tipe RB750, sebenarnya semua mikrotik dapat digunakan dalam proses konfigurasi hanya saja pada penelitian ini penulis menggunakan tipe RB750 dikarenakan tipe mikrotik jenis ini sangat mudah di cari dibanding mikrotik jenis lain. Selain itu dengan harga yang terjangkau.

(52)

4.2 Tahap Konfigurasi pada Software Winbox 1. Tampilan awal pada Software Winbox.

Gambar 4.1 Tampilan Awal Software Winbox

Pada tampilan awal Software Winbox dapat dilihat ada beberapa panel- panel yang nantinya digunakan dalam proses Konfigurasi.

2. Beri nama pada ether1 dan ether 5 lalu diberi keterangan pada masing- masing ether.

Gambar 4.2 Nama ether1

(53)

Gambar 4.3 Nama ether5

Pada ether1 diberi nama Internet dan keterangan “ether1 terhubung ke modem” sedangkan pada ether5 beri nama WIFI lalu beri keterangan “ether5 terhubung ke WIFI”.

Gambar 4.4 Keterangan pada ether1 dan ether5

(54)

3. Untuk menambah IP Address pilih menu IP Addresses

Lalu pilih tombol ( + ) selanjutnya pilih interface ether1- internet.

Lalu pada textbox Address isikan IP ( 192.168.1.150/24 ) setelah menulis IP Address, lalu tekan Apply. maka pada kolom Network akan muncul IP Address secara otomatis yaitu ( 192.168.1.0 ) lalu tekan OK.

Gambar 4.5 Add IP Address

Untuk mengecek apakah IP Address sudah terhubung ke Modem atau belum, kita cek dengan cara : pilih menu New Terminal ketik ping 192.168.1.1 setelah itu akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.6 Test IP Address. Dan jika sudah muncul pemberitahuan atau tampilan seperti Gambar 4.6 Test IP Address berarti modem sudah terhubung.

(55)

Gambar 4.6 Test IP Address

4. Buat IP Address untuk Mikrotik terhubung ke Access Point dengan cara : pilih menu IP Addresses Lalu pilih tombol ( + ) selanjutnya pilih interface ether5- WIFI. Lalu pada textbox Address isikan IP ( 192.168.150.1/24 ) setelah menulis IP Address, lalu tekan Apply. maka pada kolom Network akan muncul IP Address secara otomatis yaitu ( 192.168.150.0 ) lalu tekan OK.

Gambar 4.7 IP Address Mikrotik ke Access Point

(56)

5. Setelah selesai membuat IP Address langkah selanjutnya buat DNS untuk IP Modem dengan cara : pilih menu IP DNS Lalu pada textbox servers masukan IP Modem ( 192.168.1.1 ) jangan lupa pada check button pada Allow Remote Requests Apply OK.

Maka akan muncul tampilan seperti Gambar 4.8 Server DNS.

Gambar 4.8 Server DNS

6. Langkah selanjutnya kita ke Proses Routing untuk membuat Default Gateway dengan cara : pilih menu IP Routes Lalu pilih ( + ) pada Gateway masukan IP Modem ( 192.168.1.1 ) lalu tekan Apply maka akan muncul secara otomatis reachable ether1- Internet pilih OK.

Dapat dilihat pada Gambar 4.9 Routing Gateway.

(57)

Gambar 4.9 Routing Gateway

Setelah Proses Routing selesai kita dapat mengetes apakah Mikrotik sudah terhubung ke internet atau belum dengan cara pilih menu New Terminal ketik ping google.com setelah itu akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.10 ping google.com. Dan jika sudah muncul pemberitahuan atau tampilan seperti Gambar 4.10 ping google.com berarti Mikrotik sudah terhubung.

Gambar 4.10 ping google.com

(58)

Kita juga dapat cek pada DNS Cache apakah internet sudah terkoneksi pada Mikrotik yang sudah kita ping google. Dengan cara : IP DNS Cache Dapat dilihat pada Gambar 4.11 DNS Cache.

Gambar 4.11 DNS Cache

4.3 Menghubungkan Access Point ke Modem

Cara menghubungkan Access Point ( Client ) ke Modem ( Internet Access ) ada beberapa langkah mulai dari DHCP Server lalu pengaturan Firewall untuk NAT.

4.3.1 Pengaturan Firewall

Pengaturan Firewall untuk NAT adalah sebagai berikut : IP Firewall NAT ( + ) lalu Out. Interface biarkan pada ether1- Internet kemudian pilih menu Action pilih “ masquerade “ Apply OK. Dapat dilihat pada Gambar 4.12 Pengaturan Firewall NAT.

(59)

Gambar 4.12 Pengaturan Firewall NAT

Setelah selesai untuk pengaturan Firewall kita bisa beri keterangan agar mudah dikenali saat tertumpuk dengan Hotspot lain . lihat Gambar 4.13 Keterangan Firewall.

Gambar 4.13 Keterangan Firewall

(60)

4.3.2 Pengaturan DHCP Server

Client ketika connect ke WIFI harus mendapat IP Address secara otomatis maka dari itu kita buat DHCP Server untuk menanganinya agar si client tidak perlu input IP Address secara manual. Langkah pertama yang kita lakukan adalah :

1. Buat IP Pool dengan cara : pilih menu IP Pool ( + ) pada textbox Addresses masukan IP Address ( 192.168.150.2 - 192.168.150.50 ). Jangan lupa beri nama “ Pool WIFI “ lalu tekan Apply OK. Penulisan IP Address tersebut bertujuan untuk membatasi jumlah IP Address yang dibagikan ke client. Dapat dilihat pada Gambar 4.14 IP Pool.

Gambar 4.14 IP Pool

2. Buat DHCP Server dengan cara : pilih menu IP DHCP Server pilih menu network ( + ) pada textbox Addresses masukan IP Network ( 192.168.150.0/24 ), sedangkan pada pada textbox Gateway masukan IP Mikrotik (

(61)

192.168.150.1 ), pada textbox Netmask masukan 24, lalu pada DNS Servers masukan IP Mikrotik ( 192.168.150.1 ) setelah itu tekan Apply OK. Dapat dilihat pada Gambar 4.15 DHCP Network.

Gambar 4.15 DHCP Network

Setelah kita setting pada menu Networks langkah selanjutnya kita setting pada menu DHCP. Dengan cara : pilih menu IP DHCP Server pilih menu DHCP ( + ) pada textbox Name beri nama “ dhcp- WIFI “, sedangkan pada pada textlist Interface pilih option ether5- WIFI, Lease Time “ 00:60:00 ( 1 jam ), Address Poll “ poll- WIFI “ lalu chek button pada Add ARP For Leases dan Always Broadcast pilih Apply OK. Dapat dilihat pada Gambar 4.16 DHCP Server.

.

(62)

Gambar 4.16 DHCP Server

4.4 Konfigurasi Hotspot Server

Konfigurasi Hotspot Server, pada konfigurasi ini ada beberapa tahapan untuk mengkonfigurasi sebuah Hotspot Server antara lain : User Profile, Users, Server Profiles, dan Servers.

4.4.1 User Profile

User Profile, buat User Profile dengan cara : IP Hotspot ( + ) pilih menu General setelah itu buat paket internet dengan cara mengisi beberapa kolom pada menu General.

(63)

Pada textbox Name beri nama “ Paket 1MBps “, sedangkan pada pada textlist Shared Users masukan angka “ 1 “, Rate Limit (rx/tx)

” 1m/1m “ lalu tekan Apply OK. Dapat dilihat pada Gambar 4.17 Paket 1MBps.

Gambar 4.17 Paket 1MBps

Pada bagian User Profile kita buat beberapa paket antara lain : Paket 1Mbps, Paket 5Mbps, Paket 10Mbps, dan Paket UNLIM ITED. Dengan cara yang sama seperti pada paket 1Mbps. Dapat dilihat seperti pada Gambar 4.18 Paket User Profile.

(64)

Gambar 4.18 Paket User Profile

4.4.2 User

User, buat User dengan cara : IP Hotspot ( + ) pilih menu General setelah itu buat User dengan cara mengisi beberapa kolom pada menu General.

Pada textlist Server pilih “ all “, sedangkan pada pada textbox name tulis “ user1 “, Password ” user1 “, Profile “ Paket 1 Mbps “. lalu tekan Apply OK. Dapat dilihat pada Gambar 4.19 User1 Paket 1Mbps.

(65)

Gambar 4.19 User1 Paket 1Mbps

Pada bagian User kita buat beberapa User antara lain : User1 dengan Paket 1Mbps, User2 dengan Paket 10Mbps dan dibatasi kuota, User3 Paket UNLIMITED dan dibatasi oleh waktu ( Limit Uptime), buat ketiga user Dengan cara yang sama seperti pada user1. Dapat dilihat seperti pada Gambar 4.20 User Paket.

Gambar 4.20 User Paket

(66)

4.4.3 Server Profile

Server Profiles, setting default dengan cara : pada menu General masukan inputan di kolom textbox Name tulis “ profile- WIFI “, textbox Hotspot Address tulis IP Address pada Mikrotik yaitu ( 192.168.150.1 ) Apply lalu OK. Dapat dilihat pada Gambar 4.21 Server Profile.

Gambar 4.21 Server Profile

Servers, Pada textbox Name tulis “ hotspot- WIFI “, sedangkan pada pada textlist Interface pilih “ ether5- WIFI “, profile pilih ” profile-WIFI “ Apply lalu tekan OK. Lihat pada Gambar 4.22 Servers.

(67)

Gambar 4.22 Servers

4.5 Hasil Login Mikrotik

Berikut adalah tampilan dari hasil konfigurasi yang sudah dilakukan.

Dapat dilihat pada Gambar 4.23 Login Hotspot Server.

Gambar 4.23 Login Hotspot Server

(68)

4.6 Login Sukses

Login Success. Gambar 4.24 User1 Success Login

Gambar 4.24 User1 Success Login

4.7 Hasil Lease Time

Gambar 4.25 Hasil Lease Time

(69)

Dari hasil Lease Time pada konfigurasi dapat dilihat jika Lease Time yang diberikan 1 jam sudah benar dapat dilihat antara Lease Obtained ke Lease Expires berjarak 1 jam dapat dilihat pada Gambar 4.25 Hasil Lease Time.

4.8 Login User1

Gambar 4.26 Login User1

Hasil dari login menunjukan paket 1Mbps dengan menggunakan User1 berhasil dapat dilihat pada Gambar 4.26 Login User1.

Gambar 4.27 Trafic Login User1

(70)

Pada Gambar 4.27 Trafic Login User1 dapat dilihat bahwa kecepatan User1 adala 1Mbps.

4.9 Login User2

Pada User2 yang telah kita buat mempunyai kecepatan 5Mbps dan batas kuota yaitu sebesar 1GB.

Gambar 4.28 Login User2

Batas kuota dapat dilihat pada Gambar 4.29 Queue List

Gambar 4.29 Queue List

(71)

4.10 Login User3

Pada User3 yang telah kita buat mempunyai kecepatan 10Mbps Lease Up Time selama 7 hari dan tanpa batasan Kuota ( UNLIMITED ).

Dapat dilihat pada Gambar 4.30 Login User3.

Gambar 4.30 Login User3

4.11 Analisa Perbandingan UTP dengan Fiber Optik

4.11.1 Standard UTP

1. Kabel lan UTP Cat 1, dipakai untuk jaringan telpon.

2. Kabel lan UTP Cat 2, kecepatan maksimum 4 Mbps, aslinya dimaksudkan untuk mendukung Token Ring lewat UTP.

3. Kabel lan Cat 3, dengan kecepatan maksimum 10 Mbps. Kabel lan ini bisa dipakai untuk jarigan telpon dan merupakan pilihan kabel lan UTP masa silam.

4. Kabel lan UTP Cat 4, kecepatan maksimum adalah 16 Mbps, umum dipakai jaringan versi cepat Token Ring.

(72)

5. Kabel lan Cat 5, kecepatan maksimum 100 Mbps, sangat popular untuk kabel lan desktop.

6. Kabel lan UTP Cat 5e, dengan kecepatan maksimum 1 Gigabps, tingkat emisi lebih rendah, lebih mahal dari Cat 5 akan tetapi lebih bagus untuk jaringan Gigabit.

7. Kabel lan UTP Cat 6, kecepatan maksimum adalah 10 Gigabps, dimaksudkan sebagai pengganti Cat 5e dengan kemampuan mendukung kecepatan-2 multigigabit.

4.11.2 Identifikasi UTP

Anda harus terbiasa dengan baik untuk bisa mengidentifikasikan cabling ini dengan memeriksa pin-2 nya. Sebenarnya ada dua macam standard yaitu:

1. T568-A adalah kabel lan UTP jenis straight through, kedua ujung penempatan kabel pada pin-2 konektor RJ-45 adalah sama.

2. T568-B adalah kabel lan UTP jenis cross-over. Anda bisa perhatikan dengan seksama pada kabel cross-over ini, pasangan pin 2 dan 6 dan pasangan pin 1 dan 3 bertukar tempat.

(73)

Gambar 4.31 Warna Kabel UTP

Lihat susunan pasangan warna dan penempatan masing-masing warna pada pin- pin jack RJ45 dalam tabel warna kabel berikut ini:

(74)

Pasangan warna kabel UTP

Gambar 4.32 Wiring Cat5

Meghubungkan piranti

Aturan main dari pemakaian kabel ini adalah sebagai berikut, jika untuk menghubungkan dua jenis piranti yang berbeda, gunakan kabel lan UTP straight- through. Sementara jika anda menghubungkan dua piranti yang sejenis, gunakanlah kabel lan cross-over.

(75)

Gambar 4.33 Penggunaan cross atau straight UTP cable ke piranti jaringan

4.11.3 Komponen rj45

Dalam instalasi kabel UTP ini, ada dua macam jack RJ-45 yang kita perlukan yaitu keystone jack RJ45 dan Amphenol RJ45. Perhatikan gambar berikut ini:

Sebelah kiri Keystone jack dan kanan Amphenol RJ45 Gambar 4.34 Keystone Jack 45

Keystone jack kita perlukan pada pemasangan di tembok biar 59omputer biasanya dimasukkan kedalam outbow atau inbow box kemudian ditutup dengan faceplate. Modular keystone jack RJ45 juga digunakan pada patch panel kabel

(76)

UTP sebagai sentral distribusi kabel ke dalam gedung. Faceplate ini ada dudukan tempat dipasangkan modular keystone jack RJ45.

4.11.4 Kabel Fiber optic

Fiber optic merupakan media transmisi terkini untuk standard Ethernet dalam kabel lan. Perbedaan utama dalam hal fungsi antara kabel fiber optic dan kabel electric adalah sebagia berikut:

Jarak lebih jauh

Jauh lebih mahal

Kurang interferensi magnetic, membuatnya lebih aman

Dapat menunjang kecepatan sampai 10Gigabits

Gambar 4.35 Penampang kabel Fiber Optic

Ada dua macam kabel lan dalam piranti optic ini:

Multimode (MM), menggunakan ukuran diameter fiber optic lebih luas

Single mode (SM), menggunakan diameter fiber optic sangat kecil. Jenis ini sangat mahal dikarenakan proses fabrikasinya lebih presisi. Kabel optic ini bisa mencapai jauh lebih panjang dari pada jenis optic MM.

(77)

4.11.5 Konektor Fiber Optic

Untuk mentransmisikan data lewat kabel lan optic ini anda memerlukan sebuah strand optic tunggal untuk satu arah. Anda memerlukan dua strand optic untuk kedua arah masing-2 untuk kirim dan terima. Konektor untuk masing ujung dari fiber optic ini umumnya seperti gambar berikut:

Gambar 4.36 Konektor Optik

4.11.6 Studi kasus

Pada studi kasus ini saya lakukan dirumah saya sendiri. Kita kembali ke scenario awal kita, bagaimana menghubungkan setiap bangunan dengan menggunakan kabel lan berdasarkan pengetahuan kita tentang kabel lan diatas?

Gambar berikut ini adalah gambar best practice cara menghubungkan dua gedung dengan kabel lan, dalam scenario kita menggunakan kabel lan outdoor UTP Cat5.

Anda bisa menggunakan kabel lan UTP crossover. Kabel crossover saling disambungkan pada port trunk dari switch yang akan disambungkan. Anda perlu mengkonfigure port ini agar berfungsi sebagai port trunk. Untuk lebih jelasnya lihat artikel selanjutnya konfigurasi jaringan.

(78)

Gambar 4.37 Gambar Drop cable

Drop cable adalah kabel yang menghubungkan setiap computer dengan switch.

Kabel lan ini seharusnya memakai kabel UTP Cat5 dengan ujung masing-2 mempunyai konektor RJ-45. Kabel lan minimum adalah 0.6 meter dan maksimumnya adalah 100 meter.

4.11.7 Perlakuan Praktis terbaik

Bagaimana konfigurasi best practice yang lebih popular dalam jaringan 62omputer untuk menghubungkan antar computer dengan switch ini? Gambar berikut ini gambaran sederhana tentang cara menghubungkan kabel lan antara switch dengan 62omputer dalam jaringan anda.

(79)

Gambar 4.38 Gambar Rangkaian Jaringan

Wall jack adalah titik hubung sejenis dengan yang sering kita dapati dalam telepon, sehingga bisa menghubungkan jaringan kabel lan UTP RJ-45.

Patch cable adalah segmen kabel UTP yang dipakai untuk menghubungkan kartu interface jaringan ke wall jack atau untuk menghubungkan bagian-2 lain dari instalasi kabel jaringan ini.

Patch panel merupakan panel penghubung yang menyediakan multi port yang menyalurkan kabel-2 ke piranti-2 atau hardware penghubung lainnya seperti switch.

(80)

4.12 Analisa Perbandingan dengan Provider Lain 4.12.1 Mikrotik Interface

Gambar 4.39 Interface List

4.12.2 Axis Statistic

Gambar 4.40 Graphic Interface

(81)

4.12.3 Trafic Mikrotik

Gambar 4.41 Trafic Kecepatan

(82)

66

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil Perancangan dan Konfigurasi Mikrotik yang dilakukan, maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Pada Tugas Akhir ini telah berhasil membuat Hotspot Server dengan menggunakan Login.

b. Membuat Paket Internet dengan beberapa kriteria antara lain : membuat Paket Internet dengan batas kuota, Paket Internet dengan masa aktif, dan Paket Internet tanpa batas kuota ( UNLIMITED ).

c. Telah dibuktikan bahwa konfigurasi dengan menggunakan mikrotik RB750 dan Konektor RJ45 dapat menghasilkan koneksi yang tidak kalah dengan Fiber Optik ditunjukan pada hal.64.

5.2 SARAN

Saran untuk penulis agar dapat mengembangkan penelitianya dengan baik adalah:

(83)

a. Pengunaan bahan atau perangkat yang lebih terbaru agar mendapakan hasil yang maksimal.

b. Bisa membuat Hotspot Server yang bersaing dengan Provider yang lebih dahulu, unggul dan ternama.

c. Agar penulis dapat lebih mengembangkan penelitianya.

(84)

68

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Setiawan, "Portal Komputer dan Teknologi," 6 Agustus 2013. [Online].

Available: http://www.transiskom.com/2013/06/pengertian-wireless- network.html. [Accessed 28 Mei 2016].

[2] H.Irawan,"Sharing Teknologi Informatika, "[Online].

Available:http://www.delhendro.com/2012/11/pengertian-dan-fungsi winbox.html.[Accessed 20 Februari 2016].

[3] Muria, "Portal Belajar Indonesia," 13 Februari 2013. [Online].

Available:http://www.jejaring.web.id/perbedaan-routerboard-dan- routeros/. [Accessed 28 Mei 2016].

[4] M. L. H. d. A. C. L., in Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan Menggunakan Mikrotik RouterOS, Yogyakarta, Penerbit ANDI, 2008.

[5] P. P. Ariangga, "Manajemen User Hotspot," [Online]. Available:

https://www.academia.edu/14598001/BAB_VI_Manajemen_User_Hotspot_

dengan_User_Manager. [Accessed 28 Mei 2016].

[6] S. R. E. S. Rizal Fakhrudin Lubis, "Analisa Perbandingan Easyhotspot Dan Mikrotik Dalam Penerapan Hotspot Area Dengan Sistem AAA," 2 Januari 2014.

[7] abangnetwork.blogspot.com/2014/09/pengertian-dan-fungsi-winbox.html [8] hariantkj.blogspot.com/2015/09/pengertian-hotspot.html

[9] http://ferdiprastio-albahri.blogspot.com/2016/05/pengertian-hotspot-pada- mikrotik.htm

(85)

[10] http://www.solusibuntu.com/2017/11/pengertian-dan-fungsi-konektor- rj45.html

[11] http://www.nesabamedia.com/2012/01/pengertian-LANbelden.html

(86)

LAMPIRAN PERAKITAN MIKROTIK

(87)
(88)

LAMPIRAN PROSES LOGIN

Gambar

Tabel 2.1  Kategori Kabel UTP ....................................................................
Gambar 2.1  Kabel LAN Belden Cat5
Tabel 2.1 Kategori Kabel UTP
Gambar 3.3 Mikrotik RB750
+7

Referensi

Dokumen terkait