• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PROVINSI SULAWESI SELATAN

TRIWULAN-I

2012

(2)

Halaman ini sengaja dikosongkan

(3)

Kata Pengantar

Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang tujuan Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Lebih lanjut, tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank.

Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I-SULAMPUA di dalam era otonomi mempunyai peranan yang strategis, selain sebagai

economic intelligence dan research unit di wilayah kerjanya. Dalam kaitan dengan peran

tersebut, KBI bertugas untuk melakukan pengumpulan data dan informasi (antara lain melalui survei), dan melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi daerah secara terkini dan berkala.

Sejak tahun 2002 , Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I-SULAMPUA telah melakukan Kajian terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah secara triwulanan atau disingkat menjadi KER dengan cakupan daerah Sulawesi Selatan. Sejak ditetapkannya secara resmi pemisahan antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) disusun dan disampaikan dalam buku laporan yang terpisah. Adapun cakupan kajian (KER) tersebut adalah pada aspek makroekonomi, inflasi, moneter-perbankan-sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek ekonomi. Dalam perkembangannya, cakupan ini akan kami kembangkan terus sejalan dengan ketersediaan data ekonomi daerah yang kami peroleh.

Selanjutnya, informasi dan hasil kajian/riset tersebut akan disampaikan ke Kantor Pusat Bank Indonesia, sebagai masukan dalam formulasi kebijakan moneter. Disamping itu, hasil kajian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder Bank Indonesia di daerah antara lain: Pemerintah Daerah, DPRD, akademisi, pihak swasta dan kalangan masyarakat Iainnya.

Saran dan masukan dan semua pihak, sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang. Perlu kami sampaikan pula penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara aktif dalam penyusunan laporan ini, dengan memberikan data dan informasi secara kontinyu, tepat waktu dan

reliable. Selanjutnya, kami mengharapkan kerjasama tersebut dapat terus berlangsung di

masa mendatang guna mendukung kesinambungan penyusunan laporan ini.

Makassar, Mei 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Wilayah I - SULAMPUA

ttd.

Mahmud Direktur Eksekutif

(4)

Halaman ini sengaja dikosongkan

(5)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ~ iii

DAFTAR ISI ~ v

DAFTAR GRAFIK ~ vii

DAFTAR TABEL ~ ix

RINGKASAN EKSEKUTIF ~ 1

INDIKATOR EKONOMI KER Trw. IV-2011 ~5

BAB 1

PERKEMBANGAN KONDISI MAKRO EKONOMI ~ 7

1.1. Permintaan Daerah ~ 7 1.1.1. Investasi ~ 8 1.1.2. Konsumsi ~ 9

1.1.3. Perdagangan Eksternal (Ekspor – Impor) ~ 12 1.2. Penawaran Daerah (Sektoral) ~ 15

1.2.1. Sektor Pertanian ~ 16

1.2.2. Sektor Perdagangan-Hotel-Restauran ~ 17

1.2.3. Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan ~ 18 1.2.4. Sektor Industri Pengolahan ~ 19

1.2.5. Sektor Angkutan-Komunikasi ~ 21 1.2.6. Sektor Konstruksi ~ 21

1.2.7. Sektor Jasa-jasa ~ 22 1.2.8. Sektor Listrik-Gas-Air ~ 23

1.2.9. Sektor Pertambangan-Penggalian ~ 23

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI ~ 25

2.1. Perkembangan Inflasi ~ 25

2.1.1 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa ~ 25 2.1.2 Inflasi Berdasarkan Kota ~ 36

2.2 Disagregasi Inflasi ~ 38

2.3 Pemantauan Inflasi oleh KBI~ 39

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ~ 43

A. Perbankan

~ 43

(6)

3.1. Kondisi Umum ~ 43

3.1.1. Perkembangan Kelembagaan ~ 43 3.1.2. Perkembangan Aset Perbankan ~ 44 3.2. Intermediasi Perbankan ~ 44

3.2.1. Perkembangan Dana Masyarakat ~ 44 3.2.2. Penyaluran Kredit ~ 45

3.2.3. Kredit UMKM ~ 48 3.3. Perbankan Syariah ~ 49 3.4. Perbankan BPR ~ 50

B. Sistem Pembayaran~ 51

3.5. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow) ~ 51 3.6. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ~ 52

3.7. Perkembangan Kliring dan RTGS ~ 53 3.7.1. Perkembangan RTGS ~ 53 3.7.2. Perkembangan Kliring ~ 54

BAB 4

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ~ 55

4.1. Pendapatan Daerah ~ 55

4.2. Belanja Daerah dan Transfer ~ 55

BAB 5

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ~ 57

5.1. Ketenagakerjaan ~ 57 5.2. Kesejahteraan ~ 58

5.2.1. Nilai Tukar Petani ~ 58

5.2.2. Jumlah Penduduk Miskin ~ 60

5.3. Ketersediaan Lapangan Kerja (Survei Konsumen) ~ 61

BAB 6

OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI ~ 63

6.1. Outlook Kondisi Makroregional ~ 64

6.2. Outlook Inflasi ~ 67

6.3. Prospek Perbankan ~ 68

(7)

Daftar Grafik

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB ~ 7

Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Investasi ~ 9 Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi ~ 10 Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor ~ 12 Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor ~ 14

Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian~ 16

Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel Restauran~ 17

Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan ~ 19 Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja Industri Pengolahan ~ 20

Grafik 1.10. Prompt Indikator Kinerja Sektor Angkutan-Komunikasi ~ 21 Grafik 1.11. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan ~ 22

Grafik 1.12. Prompt Indikator Kinerja Sektor Listrik-Gas-Air Bersih ~ 23 Grafik 1.13. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan~ 24 Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan~ 25

Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang ~ 26

Grafik 2.3. Perkembangan Harga Internasioanal: Komoditas Emas~ 26

Grafik 2.4. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Pakaian dan Perlengkapan~ 26 Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang (%;qtq)~ 27

Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 27

Grafik 2.7. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.Farmasi~ 27 Grafik 2.8. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan (%;qtq)~ 28 Grafik 2.9. Perkembangan Inflasi Kel. Listrik-Air-Bahan Bakar ~ 28

Grafik 2.10. Perkembangan Inflasi Kel. Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar (%; qtq)~ 29 Grafik 2.11. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kel. Perlengkapan Rumah

Tangga Lainnya~ 29

Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Sulawesi Selatan ~ 30 Grafik 2.13. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kel. Bahan Makanan Hasil

SPH di Makassar ~ 30

Grafik 2.14. Perkembangan Haraga CPO Internasional~ 31

Grafik 2.15. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan ~ 31

Grafik 2.16. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga (%;qtq)~ 32 Grafik 2.17. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga ~32

Grafik 2.18. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau ~ 33 Grafik 2.19. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau (%;

qtq)~33

Grafik 2.20. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi-rokok Hasil SPH di Makassar ~34

Grafik 2.21. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Makanan dan Tembakau ~34 Grafik 2.22. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi ~ 35

Grafik 2.23. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan Sulawesi Selatan (%; qtq) ~35

Grafik 2.24. Perkembangan Rata-rata Harga Minyak Dunia ~ 36

Grafik 2.25. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Suku Cadang & Aksesori ~ 36 Grafik 2.26. Perkembangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulawesi Selatan ~ 37

Grafik 2.28. Sumbangan Inflasi Inti, Administered, dan Volatile ~ 39 Grafik 2.29. Pertumbuhan Inflasi Inti, Administered, dan Volatile ~ 39

(8)

Grafik 3.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 46 Grafik 3.2. Perkembangan Indeks Penghasilan 6 bln y.a.d ~ 46

Grafik 3.3. Pangsa Kredit/Pembayaran Bank Umum Per Jenis Penggunaan Tw. IV-2011 ~

46

Grafik 3.3. Pangsa Kredit/Pembayaran Bank Umum Per Jenis Sektor Tw. Iv-2011 ~ 46 Grafik 3.5. NPLs Per Sektor Ekonomi Triwulan IV-2011~ 48

Grafik 3.6. Pangsa Kredit/Pembiayaan MKM Bank Umum Per Sektor Ekonomi Tw. IV-2011~ 48

Grafik 3.7. Perkembangan Aset BPR/S~ 50

Grafik 3.8. Perkembangan DPK, Kredit & LDR BPR/S~ 50 Grafik 3.9. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow)~ 51 Grafik 3.10. Aliran Uang Kartal Keluar(Outflow)~ 51

Grafik 3.11. Aliran Uang Kartal Masuk-Keluar(Net Inflow)~ 51 Grafik 3.12. Pemberian Tanda Tidak berharga dan Inflow ~ 52 Grafik 3.13. Temuan Uang Palsu ~ 53

Grafik 3.14. Transakai RTGS-Total Transaksi ~ 53 Grafik 3.15. Transakai RTGS-Incoming ~ 54 Grafik 3.16. Transakai RTGS-Outgoing~ 54

Grafik 5.1. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ~ 58 Grafik 5.2. Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani ~ 59

Grafik 5.3. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Diterima Petani ~ 59 Grafik 5.4. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Dibayar Petani ~ 59 Grafik 5.5. Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Selatan ~ 60

Grafik 5.6. Persentase Jumlah Penduduk Miskin se-Sulampua per Maret 2011 ~ 61 Grafik 5.7. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini ~ 61

Grafik 5.8. Indeks Penghasilan Saat ini Dibandingkan 6 Yang Lalu ~ 61 Grafik 6.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 64

Grafik 6.2. Indeks PDRB SUlsel (yoy) dan Proyeksinya~ 64

Grafik 6.3. Perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi 6 bulan y.a.d ~ 65

Grafik 6.4. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen 6 bulan y.a.d ~ 65 Grafik 6.5. Perkembangan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 6 bulan y.a.d ~ 66 Grafik 6.6. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 66

Grafik 6.7. Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods ~ 66

Grafik 6.8. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan Sulsel dan Proyeksinya ~ 68 Grafik 6.9. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga dalam 3 bulan y.a.d ~ 68 Grafik 6.10. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 68

(9)

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (yoy) ~ 8 Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (yoy) ~ 15

Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, yoy) ~ 25 Tabel 2.2. Inflasi Per-Sub Kelompok Sandang ~ 26

Tabel 2.3. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan ~ 27

Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bahan Bakar ~ 28 Tabel 2.5. Inflasi Per-Sub KelompokBahan Makanan~ 30

Tabel 2.6. Inflasi Per-Sub Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga~ 32

Tabel 2.7. Inflasi Per-Sub Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau~ 33

Tabel 2.8. Inflasi Per-Sub Kelompok Transpor-Komunikasi-Jasa Keuangan~ 35

Tabel 2.8. Sumbangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulawesi Selatan ~ 37 Tabel 3.1. Perkembangan Kelembagaan Bank Umum Sulawesi Selatan ~ 43 Tabel 3.2. Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank ~ 44

Tabel 3.3. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum ~ 45 Tabel 3.4. Penyaluran Kredit /Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan~ 45 Tabel 3.5. Pertumbuhan Tahunan Kredit/Pembiayaan Per Sektor Ekonomi ~ 47 Tabel 3.6. Perkembangan NPLs Net dan Gross Bank Umum ~ 47

Tabel 3.7. Pertumbuhan Kredit/Pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bank Umum (y.o.y)~ 49

Tabel 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah ~ 49 Tabel 3.9. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong ~ 54

Tabel 4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sampai Dengan Semester II-2010~ 56

(10)

Halaman ini sengaja dikosongkan

(11)

Ringkasan Eksekutif

Asesmen Ekonomi

Perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan I-2012 tumbuh cukup baik sebesar 6,25% (y.o.y), meski melambat dibandingkan triwulan I-2011 (7,38%),

namun lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,16%. Pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan laporan sedikit di bawah pertumbuhan nasional yang sebesar 6,30% (y.o.y).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Sulsel terutama masih didukung oleh

kinerja investasi dan konsumsi. Sementara dari sisi penawaran (sektoral), kinerja perekonomian Sulsel didorong oleh sektor industri pengolahan, sektor perdagangan-hotel-restauran, sektor angkutan-komunikasi dan sektor konstruksi.

Asesmen Inflasi

Laju inflasi tahunan Sulsel pada triwulan I-2012, masih sejalan dengan arah proyeksi inflasi (3,85%; yoy) yang diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi pada triwulan I-2012 sebesar 4,06% (yoy), lebih tinggi dari triwulan

IV-2011 sebesar 2,88% (yoy) namun lebih rendah dibandingkan triwulan I-IV-2011 sebesar 6,33% (yoy). Selanjutnya, inflasi tahunan Sulsel tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional sebesar 3,97% (yoy).

Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

Secara umum, kinerja perbankan Sulsel pada triwulan I-2012 masih tumbuh pada level yang tinggi. Indikator perbankan seperti total aset, kredit dan Dana Pihak

Ketiga (DPK) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan total aset didorong oleh peningkatan kredit dan DPK. Sementara peningkatan LDR perbankan Sulsel disebabkan oleh pertumbuhan kredit melebihi pertumbuhan DPK. Kualitas kredit masih terjaga dengan baik, tercermin dari level Non Performing Loans (NPLs) Bank Umum pada

triwulan laporan secara gross tercatat sebesar 2,82%, masih berada dibawah batas aman 5,00%. Perbankan Syariah Sulsel pada triwulan I-2012 juga menunjukkan perkembangan semakin meningkat melebihi pertumbuhan bank umum konvensional Sulsel baik pada sisi pembiayaan maupun DPK.

(12)

Sementara itu, perkembangan aliran uang kartal di Sulsel menunjukkan net inflow, dimana aliran uang masuk ke dalam Bank Indonesia (inflow) melebihi aliran uang keluar dari Bank Indonesia (outflow). Perkembangan aliran uang kartal tersebut berlawanan

dengan kondisi triwulan VI-2011, yang menunjukkan net outflow sebesar Rp0,11 triliun (grafik 3.11). Kondisi net inflow pada triwulan laporan karena faktor musiman sejalan

dengan menurunnya kebutuhan uang kartal karena berakhirnya kegiatan perayaan libur Natal dan Tahun Baru, dan liburan anak sekolah. Di sisi lain, jumlah uang kartal dengan kondisi tidak layak edar yang telah dibukukan sebagai PTTB tercatat sebesar Rp0,89 triliun,

tercatat menurun dibandingkan PTTB pada triwulan VI-2011.

Perkembangan uang kartal pada triwulan I–2012 menunjukkan net inflow, dimana

aliran uang masuk ke dalam Bank Indonesia (inflow) melebihi aliran uang keluar dari Bank Indonesia (outflow). Perkembangan aliran uang kartal tersebut berlawanan dengan kondisi

triwulan VI-2011, yang menunjukkan net outflow sebesar Rp0,11 triliun (grafik 3.11). Kondisi

net inflow pada triwulan laporan karena faktor musiman sejalan dengan menurunnya

kebutuhan uang kartal karena berakhirnya kegiatan perayaan libur Natal dan Tahun Baru, dan liburan anak sekolah.

Dari sisi transaksi non-tunai, nilai transaksi BI-RTGS Sulsel hingga akhir triwulan

I-2012 sebesar Rp41,8 triliun atau tumbuh sebesar 40,0% (y.o.y) dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada sisi lain, pertumbuhan kliring pada triwulan triwulan I-2012 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 14,52% pada triwulan VI-2011.

Asesmen Keuangan Daerah

Pertumbuhan ekonomi Sulsel tahun 2011 yang cukup tinggi memberikan dampak positif pada keuangan daerah, yang tercermin dari meningkatnya target anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi Sulsel tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja keuangan Pemerintah Propinsi Sulsel sampai dengan triwulan I-2012 menunjukkan perkembangan yang cukup baik apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun 2011. Pada sisi penerimaan, realisasi jumlah pendapatan sebesar 24,13% pada triwulan I-2012. Meski demikian, realisasi belanja daerah relatif belum optimum dengan capaian realisasi masih sebesar 15,22%.

Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Daya serap perekonomian Sulawesi Selatan hingga Februari 2012 terhadap angkatan kerja cukup baik, sebagaimana terlihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada

(13)

Februari 2012 (64,6%) yang masih cukup tinggi. Sejalan dengan itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Selatan tercatat mengalami penurunan sebesar 0,2%, dari 6,7% pada Februari 2012 menjadi 6,5% pada Februari 2011. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan masih memberikan kontribusi positif pada tingkat kesejahteraan petani yang tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP), yang masih tumbuh positif meski relatif melambat pada triwulan laporan. Rata-rata pertumbuhan NTP Sulawesi Selatan pada triwulan I-2012 tercatat tumbuh sebesar 2,85% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,25% (yoy).

Prospek Ekonomi Triwulan II-2012

Berdasarkan perkembangan ekonomi daerah Sulawesi Selatan pada tahun 2012 serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, pada triwulan II-2012 perekonomian Sulawesi

Selatan diperkirakan masih tumbuh cukup baik. Pada sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan II-2012 terutama akan didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga-swasta-pemerintah dan investasi, sejalan dengan proyeksi masih tingginya aktivitas perekonomian Sulsel. Pada sisi ekspor-impor, kinerja net ekspor Sulsel diperkirakan masih akan tertahan meski diperkirakan lebih baik dari periode sebelumnya. Pada sisi penawaran,

dorongan pertumbuhan yang cukup besar diperkirakan berasal dari kinerja sektor pertambangan, sektor perdagangan-hotel-restauran dan sektor industri.

Pada triwulan II-2012, laju inflasi tahunan diperkirakan akan meningkat

dibandingkan triwulan I-2012. Tekanan inflasi pada triwulan II-2012 diperkirakan bersumber dari peningkatan inflasi volatile food dan inflasi inti. Tekanan administered inflasi

diperkirakan cukup besar akibat ekspektasi inflasi yang cenderung meningkat sejalan dengan rencana perubahan kebijakan pemerintah terkait dengan harga beberapa komoditas strategis.

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan II-2012 diperkirakan masih tetap

tumbuh positif. Intermediasi perbankan diprediksi masih tumbuh cukup baik sejalan dengan optimisme prospek perekonomian Sulsel yang cukup baik pada 2012. Selain prospek ekonomi yang cukup baik, tren penurunan suku bunga meskipun pada level yang rendah diperkirakan akan mendorong permintaan kredit yang lebih besar. Hal tersebut menyebabkan kinerja perbankan Sulsel diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, baik dari aset, penyaluran kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) termasuk Loan

(14)

Halaman ini sengaja dikosongkan

(15)

INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN

PROPINSI SULAWESI SELATAN

a. INFLASI dan PDRB 4 1 2 3 4 1 MAKRO - Sulawesi Selatan 126.75 127.70 128.50 129.87 130.39 132.89 - Sulawesi Utara 125.27 126.91 125.09 125.03 126.11 128.11 - Gorontalo 127.11 127.14 128.43 130.79 132.30 134.65 - Papua 122.80 123.97 125.03 125.38 126.97 126.38 - Papua Barat 143.34 141.35 143.74 144.65 145.42 144.28 - Maluku 128.22 126.62 133.69 132.65 131.87 137.57 - Sulawesi Tengah 128.70 131.90 130.99 132.18 134.45 135.20 - Sulawesi Tenggara 127.61 130.61 132.76 138.21 134.11 137.27 - Sulawesi Barat 127.59 129.63 130.74 132.64 133.85 134.57 - Maluku Utara 126.78 127.41 129.17 130.62 132.51 133.20 - Sulawesi Selatan 6.57 6.33 6.38 3.37 2.87 4.06 - Sulawesi Utara 6.28 6.90 5.15 1.25 0.67 0.95 - Gorontalo 7.43 5.77 7.11 3.27 4.08 5.91 - Papua 4.48 4.12 3.93 2.82 3.40 1.94 - Irian Jaya Barat 7.41 4.90 4.80 0.66 1.45 2.07 - Maluku 8.78 4.45 10.00 4.24 2.85 8.65 - Sulawesi Tengah 6.40 9.74 7.20 3.09 4.47 2.50 - Sulawesi Tenggara 3.87 6.53 7.53 7.88 5.09 5.10 - Sulawesi Barat 5.12 5.92 6.18 6.05 4.91 3.81 - Maluku Utara 5.32 3.98 6.76 5.25 4.52 4.54 1. Pertanian 3,230.59 3,596.89 3,925.83 3,989.63 3,224.99 3,424.10 2. Pertambangan dan Penggalian 1,111.32 978.85 1,097.64 1,084.23 1,010.13 904.40 3. Industri Pengolahan 1,733.11 1,699.96 1,827.00 1,924.40 1,943.10 2,055.30 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 130.39 128.62 139.26 148.10 159.43 156.90 5. Konstruksi/Bangunan 763.21 753.08 804.58 833.38 859.78 857.70 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,332.69 2,279.30 2,397.06 2,479.63 2,475.87 2,519.60 7. Angkutan dan Komunikasi 1,253.06 1,201.00 1,239.11 1,312.05 1,427.11 1,397.20 9. Keuangan, Persewaan dan Jasa 978.83 1,027.54 1,041.79 1,061.38 1,166.61 1,131.00 10. Jasa-jasa 1,430.44 1,439.82 1,467.59 1,477.10 1,495.06 1,478.20 8.77 7.38 8.61 8.43 6.16 6.25 466.81 448.01 632.12 532.17 368.62 187.40 241.98 222.94 281.98 250.47 445.78 107.99 178.49 174.14 183.41 170.50 173.74 117.61 233.87 225.88 351.82 256.00 231.15 197.49 Catt : Per Trw.II-2008, penghitungan inflasi menggunakan tahun dasar 2007

2012

INDIKATOR 2010 2011

*) Sementara

Volume Impor Non Migas (Ribu Ton) Nilai Impor Non Migas (USD Juta) Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) Volume Ekspor Non Migas (Ribu Ton) PDRB - Harga Konstan (Miliar Rp)

Pertumbuhan PDRB (y.o.y;%)

Indeks Haga Konsumen

(16)

LANJUTAN ... INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN PROPINSI SULAWESI SELATAN

B. PERBANKAN

1 2 3 4 1

Total Aset (Rp. Miliar) 53,491 57,590 60,460 64,662 67,573

37,461.05 39,159.37 41,077.42 45,722.22 46,091.17 Giro 6,515.71 6,714.94 6,835.08 6,607.33 7,893.46 Tabungan 19,647.54 20,907.44 21,923.44 26,429.62 24,969.63 Deposito 11,297.80 11,536.99 12,318.91 12,685.28 13,228.08 46,519.87 50,084.59 53,400.54 56,978.79 58,754.53 - Modal Kerja 17,246.85 18,799.07 20,119.73 22,031.87 22,499.56 - Investasi 9,147.97 10,027.45 10,683.02 11,324.36 11,727.69 - Konsumsi 20,125.05 21,258.07 22,597.79 23,622.56 24,527.27 124.18% 127.90% 130.00% 124.62% 127.47% 46,519.87 50,084.59 53,400.54 56,978.79 58,754.53 - Pertanian 498.92 691.61 782.15 852.94 883.04 -Pertambangan 339.16 417.55 478.44 563.09 567.89 -Industri pengolahan 3,700.81 3,971.28 4,056.51 4,898.50 4,842.46 -Listrik,Gas dan Air 419.63 283.72 374.41 361.61 379.41 -Konstruksi 2,869.88 2,915.15 3,123.11 3,127.32 3,148.22 -Perdagangan 11,994.85 13,682.69 14,257.13 15,461.53 15,854.08 -Pengangkutan 1,040.09 1,267.20 1,425.98 1,743.21 1,827.57 -Jasa Dunia Usaha 1,932.32 2,295.68 2,722.41 3,045.85 3,171.24 -Jasa Sosial Masyarakat 1,684.90 1,591.33 1,650.43 1,565.29 1,583.49 -Lain-lain 22,039.30 22,968.38 24,529.98 25,359.45 26,497.14 15,199.94 15,753.23 16,713.45 17,985.10 18,011.34 2,279.30 2,830.81 3,117.38 3,486.35 3,539.65 - Modal Kerja 1,965.22 2,467.18 2,768.45 3,082.21 3,132.26 - Investasi 314.08 363.64 348.93 404.13 407.39 - Konsumsi - - - - -7,834.56 8,338.30 8,295.29 8,573.14 8,718.14 - Modal Kerja 5,122.02 5,282.13 5,149.41 5,391.16 5,505.91 - Investasi 2,482.85 3,056.17 3,145.87 3,181.98 3,212.23 - Konsumsi 229.69 - - - -5,086.08 4,584.12 5,300.78 5,925.62 5,753.55 - Modal Kerja 4,000.27 3,696.88 4,278.79 4,760.83 4,638.19 - Investasi 1,085.81 887.24 1,021.99 1,164.79 1,115.37 - Konsumsi - - - - -3.25% 3.36% 3.22% 2.63% 2.82% 4.82% 5.43% 4.96% 3.80% 4.20%

BANK UMUM SYARIAH

1,994.61 2,378.58 2,927.33 3,138.84 3,376.67 1,253.51 1,289.01 1,398.57 1,661.65 1,581.29 Giro 162.30 153.40 165.40 218.10 197.24 Tabungan 544.78 569.44 648.90 763.10 757.83 Deposito 546.43 566.17 584.27 680.45 626.22 2,357.99 2,656.38 2,876.48 3,088.84 3,268.49 - Modal Kerja 790.24 762.31 692.88 798.51 892.36 - Investasi 353.25 352.14 404.19 431.88 427.84 - Konsumsi 1,214.50 1,541.93 1,779.40 1,858.46 1,948.28 188.11% 206.10% 205.67% 185.89% 206.70% Catt. * (<Rp. 50 Juta) ** (Rp. 50 < X < Rp. 500 Juta) *** (Rp. 500 Juta < X < Rp. 5 M) **** Data Sementara NPL UMKM gross (%) Kredit UMKM (Rp. Miliar) Kredit Mikro* (Rp. Miliar)

Kredit Kecil ** (Rp. Miliar)

Kredit Menengah *** (Rp. Miliar)

NPL Total gross (%) D P K (Rp. Miliar)

L D R

Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar) Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

INDIKATOR

BANK UMUM :

FDR

Total Aset (Rp. Miliar) D P K (Rp. Miliar)

Pembiayaan - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

2012 2011

(17)

Bab 1

Perkembangan Kondisi

Makroekonomi

Perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan I-2012 tumbuh cukup baik sebesar 6,25% (y.o.y), meski melambat dibandingkan triwulan I-2011 (7,38%), namun lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,16%1. Pertumbuhan ekonomi Sulsel

pada triwulan laporan sedikit di bawah pertumbuhan nasional yang sebesar 6,30% (y.o.y). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Sulsel terutama masih didukung oleh kinerja investasi dan konsumsi. Sementara dari sisi penawaran (sektoral), kinerja perekonomian Sulsel didorong oleh sektor industri pengolahan, sektor perdagangan-hotel-restauran, sektor angkutan-komunikasi dan sektor konstruksi.

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB

1.1 Permintaan Daerah

Pada triwulan I-2012, secara umum seluruh komponen permintaan mengalami pertumbuhan positif, kecuali net ekspor yang masih mengalami pertumbuhan negatif. Kegiatan investasi masih menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel. Sejak triwulan II-2011, peran kinerja investasi lebih dominan dalam memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan perekonomian Sulsel menggeser peran konsumsi. Pertumbuhan investasi pada triwulan I-2012 tercatat sangat tinggi sebesar 28,01% (y.o.y), sehingga

1Sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan 6.25% 6.30% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4* 1** 2009 2010 2011 2012 y.o.y Sulsel y.o.y Nas Sumber : BPS, diolah

(18)

memberikan sumbangan paling besar yaitu 6,24%. Selain itu, konsumsi juga tumbuh cukup tinggi pada triwulan laporan yaitu sebesar 7,16% (y.o.y) atau lebih besar dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,75% (y.o.y). Sejalan dengan itu, sumbangan konsumsi terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan juga meningkat dari 4,02% menjadi 4,89%. Kegiatan perdagangan eksternal baik antar negara maupun antar daerah perlu mendapatkan perhatian karena pertumbuhan ekspor dan impor masih mengalami kontraksi meski relatif membaik dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini menyebabkan pertumbuhan net ekspor terkontraksi 51,52% (yoy) pada triwulan I-2012 dan memberikan sumbangan yang negatif terhadap pertumbuhan sebesar -4,87%.

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y)

1.1.1. Investasi

Investasi menjadi penyumbang terbesar pada sisi permintaan yaitu 6,24% dari total pertumbuhan Sulsel pada periode laporan 6,25%. Kinerja investasi pada triwulan laporan tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 28,01% (y.o.y), namun relatif melambat dibandingkan triwulan IV-2011 sebesar 29,19% (y.o.y), meskipun masih lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 0,32% (y.o.y). Pertumbuhan investasi di Sulsel pada triwulan ini masih lebih banyak didorong oleh lanjutan realisasi proyek-proyek infrastruktur swasta, seperti penyelesaian Tonasa V, pembangunan megaproyek di kawasan Centre Point of Indonesia

(CPI) dan pembangunan Grand Rindra Hotel di sekitar Celebes Convention Centre (CCC).

Selain itu juga terdapat proyek-proyek lanjutan pembangkit listrik, seperti proyek pembangunan PLTU Bosowa, Jeneponto dan PLTA Poso. Meski demikian, realisasi investasi di sektor pemerintah pada awal tahun masih belum optimal, yang tercermin pada realisasi

Kons Inv Eks Imp Net Eksim TOTAL Kons Inv Eks Imp Net Eksim TOTAL

1 6.19% 2.75% 90.54% 98.08% 53.35% 7.35% 4.38% 0.69% 22.98% 20.70% 2.28% 7.35% 2 6.48% 9.64% 57.06% 67.22% 29.55% 9.04% 4.53% 2.13% 17.04% 14.66% 2.38% 9.04% 3 5.63% 7.03% 62.70% 90.42% 20.28% 7.58% 3.88% 1.39% 18.05% 15.75% 2.31% 7.58% 4 5.78% 6.62% 18.27% 13.36% 54.53% 8.77% 4.16% 1.48% 8.77% 5.65% 3.13% 8.77% 1 4.65% 0.32% 6.88% -2.43% 66.18% 7.38% 3.26% 0.08% 3.10% -0.95% 4.05% 7.38% 2 4.09% 18.50% 9.38% 6.94% 17.91% 8.61% 2.79% 4.11% 4.03% 2.32% 1.71% 8.61% 3 4.83% 61.10% -4.55% 15.90% -54.07% 8.43% 3.27% 12.05% -1.98% 4.90% -6.88% 8.43% 4 5.75% 29.19% -22.45% -16.92% -52.38% 6.16% 4.02% 6.40% -11.72% -7.45% -4.27% 6.16% 1 7.16% 28.01% -17.12% -7.93% -51.52% 6.25% 4.89% 6.24% -7.68% -2.81% -4.87% 6.25% 2 3 4

Sumber : BPS & Proyeksi BI

Note: Investasi merupakan penggabungan antara PMTB dan perubahan inventori * Angka Sementara, ** Angka Sangat Sementara & *** Angka Sangat Sangat Sementara

2 0 1 2 * * *

PERIODE PERTUMBUHAN (yoy) SUMBANGAN (yoy)

2 0 1 0 * 2 0 1 1 * *

(19)

belanja modal Pemda baru mencapai 1,11% pada triwulan I-2011 (lihat Bab Keuangan Daerah).

Perkembangan investasi yang cukup tinggi tersebut juga tercermin dari pemakaian listrik dari sektor industri (grafik 1.2.3) dan bisnis (grafik 1.2.4) yang cukup tinggi dan tumbuh meningkat pada triwulan laporan. Namun demikian, pertumbuhan investasi yang relatif tinggi tersebut masih belum optimal yang ditandai relatif tertahannya pengadaan semen (grafik 1.2.1) dan volume impor capital goods (grafik 1.2.2). Sebagaimana diketahui ekspektasi kenaikan biaya BBM pada April 2012 telah mendorong kenaikan biaya semen pada triwulan I-2012.

Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Investasi Grafik 1.2.1.

Realisasi Pengadaan Semen Volume Impor Grafik 1.2.2.

Capital Goods

Grafik 1.2.3.

Konsumsi Listrik Sektor Industri Konsumsi Listrik Sektor BisnisGrafik 1.2.4.

1.1.2. Konsumsi

Konsumsi memberikan sumbangan terbesar kedua yaitu sebesar 4,89% dari total pertumbuhan Sulsel pada periode laporan. Kinerja konsumsi pada triwulan laporan sebesar 7,16% (y.o.y) membaik dibandingkan triwulan IV-2011 sebesar 5,75% (y.o.y), dan triwulan I-2011 sebesar 4,65 % (y.o.y). Pertumbuhan konsumsi yang meningkat tersebut dipengaruhi

-20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 0 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2009 2010 2011 2012 Ri bu an T on

Sulsel y.o.y Sumber : ASI* : Sementara

-200% -100% 0% 100% 200% 300% 400% 500% 600% 700% 800% 900% -5 10 15 20 25 30 35 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4** 1* 2009 2010 2011 2012 Ju ta K g Capital Goods

Capital Goods y.o.y

* Sementara Smb : Cognos - BI -50% -40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 15 35 55 75 95 115 135 155 175 195 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ju ta G W H Industri y.o.y Sbr : PLN Divre VII * Sementara -40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ju ta G W H

(20)

oleh peningktan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Kemudian dari sisi pemerintah, realisasi anggaran pemerintah yang pada triwulan I-2012 juga menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan pertumbuhan sebesar 10,74% (y.o.y). Meski pada triwulan I-2012 realisasi belanja pemerintah baru mencapai sebesar Rp0,73 triliun atau 15,22% dari total anggaran Rp4,77 triliun, namun realisasi pertumbuhan tahunan belanja pemerintah mencapai 163,07% (lihat Bab Keuangan Daerah).

Pertumbuhan konsumsi yang cukup baik tersebut, didukung pula oleh hasil survei konsumen Bank Indonesia Makassar, dimana Indeks Keyakinan Konsumen pada triwulan laporan masih memiliki optimisme yang tinggi meski sedikit menurun dibandingkan triwulan IV-2011 (grafik 1.3.1).

Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi Grafik 1.3.1.

Indeks Keyakinan Konsumen Konsumsi Listrik Sektor IndustriGrafik 1.3.2.

Grafik 1.3.3.

Konsumsi Listrik Sektor Bisnis Volume Impor Consumers GoodsGrafik 1.3.4.

-15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 0 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen y.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-50% -40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 15 35 55 75 95 115 135 155 175 195 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ju ta G W H Industri y.o.y Sbr : PLN Divre VII * Sementara -40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ju ta G W H

Bisnis y.o.y Sbr : PLN Divre VII* Sementara

-500% 0% 500% 1000% 1500% 2000% 2500% 3000% -10 20 30 40 50 60 70 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4** 1* 2009 2010 2011 2012 Ju ta K g Consumer Goods

Consumer Goods y.o.y

* Sementara Smb : Cognos - BI

(21)

Grafik 1.3.5.

Indeks Penj. Eceran Kel. Sk Cdg&Aksesoris

Grafik 1.3.7. Indeks Penjualan Eceran

Kel. Makanan, Minuman dan Tembakau

Grafik 1.3.6.

Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Bakar

Grafik 1.3.8. Indeks Penjualan Eceran Kel. Peralatan & Komunikasi Toko

Grafik 1.3.9. Perkembangan Indeks

Nilai Tukar Petani

Grafik 1.3.10. Indeks Penjualan Eceran Kel. Perlengkapan Rumah Tangga

Prompt indikator yang juga menunjukkan peningkatan konsumsi adalah

perkembangan indeks penjualan eceran untuk kelompok bahan bakar, makanan-minuman-tembakau, peralatan komunikasi toko dan pelengkapan Rumah Tangga (grafik 1.3.6, 1.3.7, 1.3.8 dan 1.3.10) juga tumbuh meningkat dibandingkan triwulan IV-2011. Beberapa indikator lain yang ikut mendorong peningkatan konsumsi adalah pertumbuhan konsumsi listrik sektor industro (grafik 1.3.2) dan sektor bisnis (grafik 1.3.3) yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Di sisi lain, perkembangan volume impor consumer goods

-20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 0 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Sk Cdg&Akssoris yoy Smb : SPE -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 0 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Mkn-Minum&Tmbkau yoy Smb : SPE -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Bhn Bkr Kndr yoy Smb : SPE -100%-50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% 0 50 100 150 200 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Praltan&Kmunikasi Toko yoy -2% -1% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 94 96 98 100 102 104 106 108 110 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2009 2010 2011 2012 NTP y.o.y -50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% 0 200 400 600 800 1,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Prlngkpan RT yoy

(22)

(grafik 1.3.4) dan indeks Nilai Tukar Petani (grafik 1.3.9) cenderung menunjukan penurunan. Sementara, perkembangan indeks penjualan eceran kelompok suku cadang dan aksesoris (grafik 1.3.5) menunjukan pergerakan yang cenderung menurun sehubungan dengan rencana kenaikan BBM pada 1 April 2012.

1.1.3. Perdagangan Eksternal (Ekspor – Impor)

Dari sisi perdagangan eksternal, kinerja net ekspor-impor Sulsel pada triwulan laporan masih mengalami kontraksi sebesar 51,52% (y.o.y), namun lebih baik dibandingkan triwulan IV-2011 yang mengalami kontraksi mencapai 52,38% (y.o.y). Pertumbuhan negatif net ekspor-impor pada triwulan laporan, terutama karena menurunnya volume ekspor antar negara dan antar pulau yang lebih besar dibandingkan periode sebelumnya. Di sisi lain, pertumbuhan impor antar negara dan antar pulau terkontraksi pada level yang lebih kecil (grafik 1.5.4), menyebabkan net ekspor-impor Sulsel masih terkontraksi pada periode laporan.

Kinerja ekspor Sulsel terutama didorong oleh peningkatan ekspor beberapa komoditi Sulsel diataranya ikan-udang-kepiting, biji-bijian dan tanaman obat, garam, belerang, olahan makanan hewan serta kapur dan semen. Peningkatan ekspor komoditi tersebut juga sejalan dengan prompt yang menunjukkan peningkatan volume muat luar negeri via pelabuhan kenaikan (grafik 1.4.3). Namun demikian, peningkatan ekspor komoditi tersebut belum dapat mendorong ekspor Sulsel keluar dari kondisi kontraksi terutama masih tertahan dan menurunnya ekspor beberapa komoditas unggulan Sulsel pada Maret 2012, seperti kayu dan barang dari kayu, kakao, karet, buah-buahan, olahan ikan dan daging, serta nikel2 (grafik

1.4.5, grafik 1.4.6 dan grafik 1.4.7).

Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor Grafik 1.4.1.

Volume Ekspor Luar Negeri Non Migas Total Volume Muat Dalam Neg. via PelabuhanGrafik 1.4.2.

2Tribun News, Maret, Ekspor Sulsel Menurun,

http://www.tribunnews.com/2012/05/01/maret-ekspor-sulsel-menurun, 1 Mei 2012. -60% -50% -40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% -50 100 150 200 250 300 350 400 450 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2008 2009 2010 2011 2012 Ri bu T on

EKSPOR NON MIGAS TOTAL y.o.y

Smb : Cognos - BI * Sementara -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ri bu T on MUAT AP yoy Sumber : Pelindo IV * : Sementara

(23)

Grafik 1.4.3.

Volume Muat Luar Negeri via Pelabuhan

Grafik 1.4.4.

Volume Ekspor Luar Negeri Ikan, Udang, Kerang dan lain-lain

Grafik 1.4.5.

Volume Ekspor Luar Negeri Kopi, Teh, Kakao dan Sejenisnya

Grafik 1.4.6.

Volume Ekspor Luar Negeri Komoditas Nikel

Grafik 1.4.7.

Volume Ekspor Luar Negeri Kayu Olahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USDGrafik 1.4.8.

Meski masih terkontraksi pada triwulan laporan, ekspor Sulsel mulai mengalami pertumbuhan karena meningkatnya kinerja perdagangan antar pulau (ekspor antar pulau), yang tercermin dari meningkat aktivitas muat dalam negeri via pelabuhan (grafik 1.4.2).

Kondisi yang sama juga terjadi pada aktivias impor meski membaik namun masih mengalami kontraksi. Hal tersebut karena relatif meningkatnya permintaan terhadap

consumer goods (grafik 1.5.3) dan intermediate goods (grafik 1.5.4), yang terindikasi dari

-80% -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 0.0 0.0 0.0 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ri bu T on MUAT LN yoy Sumber : Pelindo IV * : Sementara -25% -20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% -1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2008 2009 2010 2011 2012 Ri bu T on

IKAN, UDANG, KERANG, DLL TOTAL

y.o.y Smb : Cognos - BI * Sementara -100% -50% 0% 50% 100% 150% -10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3* 4** 2008 2009 2010 2011 Ri bu T on

KOPI, TEH, KAKAO & SEJENISNYA

TOTAL y.o.y Smb : Cognos - BI * Sementara -400% -200% 0% 200% 400% 600% 800% 1000% 1200% 1400% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2009 2010 2011 2012

Volume Ekspor Nikel Total y.o.y Smb : Cognos - BI * Sementara -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% -2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3* 4** 2008 2009 2010 2011 Ri bu T on

BARANG2 KAYU & GABUS

TOTAL y.o.y Smb : Cognos - BI * Sementara -15.0% -10.0% -5.0% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 6,000 6,500 7,000 7,500 8,000 8,500 9,000 9,500 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Rata-rata Kurs Tengah

(24)

meningkatnya aktivitas bongkar via pelabuhan dari dalam negeri maupun luar negeri (grafik 1.5.5 dan 1.5.6). Sementara itu, belum optimalnya kinerja impor (masih terkontraksi) diduga masih terkait dengan relatif melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD (grafik 1.5.7) pada periode laporan dan juga sejalan dengan melambatnya perekonomian Sulsel pada periode laporan.

Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor Grafik 1.5.1.

Volume Impor Luar Negeri Capital Goods Indeks Penghasilan Saat Ini dibandingkan 6 Grafik 1.5.2.

bln yg lalu

Grafik 1.5.3.

Volume Impor Luar Negeri Consumer Goods Vol. Impor Luar Negeri Intermediate GoodsGrafik 1.5.4.

Grafik 1.5.5.

Volume Bongkar Dalam Negeri via Pelabuhan Volume Bongkar Luar Negeri via PelabuhanGrafik 1.5.6.

-200% -100% 0% 100% 200% 300% 400% 500% 600% 700% 800% 900% -5 10 15 20 25 30 35 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ju ta K g Capital Goods Capital Goods y.o.y

* Sementara Smb : Cognos - BI -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 0 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012

Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bln yg lalu y.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-500% 0% 500% 1000% 1500% 2000% 2500% 3000% -10 20 30 40 50 60 70 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ju ta K g Consumer Goods Consumer Goods y.o.y

* Sementara Smb : Cognos - BI -40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% -50 100 150 200 250 300 350 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ju ta K g Intermediate Goods

Intermediate Goods y.o.y

* Sementara Smb : Cognos - BI -80% -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ri bu T on BONGKAR AP

yoy Sumber : Pelindo IV* : Sementara

-60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0.0 0.1 0.1 0.2 0.2 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ri bu T on BONGKAR LN yoy Sumber : Pelindo IV * : Sementara

(25)

Grafik 1.5.7.

Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD Indeks Penjualan Eceran Grafik 1.5.8.

Kel. Kendaraan dan Suku Cadang

1.2. Penawaran Daerah (Sektoral)

Dari sisi penawaran (sektor ekonomi), secara tahunan (y.o.y) sebagian besar sektor mengalami pertumbuhan positif pada triwulan I-2012, kecuali sektor pertanian dan pertambangan yang mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi). Sektor yang menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan-hotel-restauran, sektor angkutan-komunikasi dan sektor konstruksi.

Selanjutnya sektor yang mengalami mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan I-2012 adalah sektor listrik-gas-air bersih (21,99%), diikuti berturut-turut oleh sektor industri pengolahan (20,90%), angkutan-komunikasi (16,34%), konstruksi (13,89%), sektor perdagangan-hotel-restoran (10,54%) dan keuangan-real estate-jasa perusahaan (10,07%). Sementara sektor jasa-jasa hanya tumbuh sebesar 2,67%. Sektor yang mengalami pertumbuhan negatif adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan-penggalian masing-masing -4.80% dan -7,61% (tabel 1.2).

Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y) -15.0% -10.0% -5.0% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 6,000 6,500 7,000 7,500 8,000 8,500 9,000 9,500 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Rata-rata Kurs Tengah -20% -15% -10% -5% 0% 5%10% 15% 20% 25% 30% 0 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Sk Cdg&Akssoris yoy Smb : SPE

Tani Tambang Industri LGA Komstr PHR Angkom Keu Jasa TOTAL

1 7.22% -13.99% -5.80% 9.25% 15.79% 10.93% 4.77% 5.94% 7.65% 4.09% 2 4.12% -4.51% 6.69% 9.86% 11.74% 10.55% 8.67% 9.16% 6.80% 6.19% 3 6.43% -4.31% 11.78% 13.62% 14.64% 10.28% 10.75% 11.41% 6.71% 8.04% 4 0.84% 5.73% 1.72% 2.47% 14.34% 11.33% 15.99% 18.24% 3.39% 6.53% 1 -6.98% 25.52% 14.12% 5.08% 11.83% 8.99% 17.56% 25.16% 3.25% 7.35% 2 7.68% 17.85% 3.56% 12.58% 9.07% 9.67% 15.44% 15.88% 3.13% 9.04% 3 7.05% 12.52% -0.16% 6.31% 7.33% 10.51% 13.38% 11.82% 4.21% 7.58% 4 1.49% 8.08% 8.74% 8.20% 8.68% 17.15% 13.39% 15.07% 6.44% 8.77% 1 12.54% -15.49% 3.10% 3.99% 8.48% 11.52% 13.11% 10.56% 6.80% 7.38% 2 8.59% -0.38% 4.47% 2.05% 13.46% 14.02% 10.27% 11.94% 7.42% 8.61% 3 4.92% -0.34% 10.69% 6.34% 13.59% 11.70% 11.07% 17.52% 6.21% 8.43% 4 -0.17% -9.11% 12.12% 22.27% 12.65% 6.14% 13.89% 19.18% 4.52% 6.16% 1 -4.80% -7.61% 20.90% 21.99% 13.89% 10.54% 16.34% 10.07% 2.67% 6.25% 2 3 4 20 09 20 10 * 20 11 **

PERIODE PERTUMBUHAN (yoy)

20

12

**

(26)

Berikut ini adalah ulasan masing-masing sektor berdasarkan tingkat pangsa (share) terhadap perekonomian Sulsel dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil.

1.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada triwulan laporan, mengalami kontraksi lebih dalam sebesar 4,80%, atau jauh menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontrasi sebesar 0,17% (y.o.y). Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya produksi sub sektor tabama, perkebunan dan sub sektor perikanan (hasil ikan tangkap) pada triwulan I-2012, yang terkadala akibat proses distribusi pupuk yang terganggu pada awal tahun 2012 dan cuaca yang kurang kondusif.

Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian Grafik 1.6.1.

Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Diterima Petani

Grafik 1.6.2. Perkembangan Rata-rata

Nilai Tukar Petani

Tani Tambang Industri LGA Konstr PHR Angkom Keu Jasa TOTAL 1 2.12% -1.37% -0.81% 0.09% 0.78% 1.69% 0.38% 0.38% 0.85% 4.09% 2 1.20% -0.40% 0.95% 0.10% 0.62% 1.65% 0.70% 0.61% 0.76% 6.19% 3 1.89% -0.38% 1.62% 0.14% 0.77% 1.65% 0.89% 0.73% 0.74% 8.04% 4 0.24% 0.50% 0.24% 0.03% 0.79% 1.81% 1.36% 1.17% 0.39% 6.53% 1 -2.11% 2.07% 1.79% 0.05% 0.65% 1.48% 1.39% 1.64% 0.37% 7.35% 2 2.19% 1.42% 0.51% 0.13% 0.50% 1.57% 1.28% 1.08% 0.35% 9.04% 3 2.04% 0.99% -0.02% 0.07% 0.41% 1.72% 1.14% 0.78% 0.46% 7.58% 4 0.40% 0.70% 1.17% 0.08% 0.51% 2.87% 1.24% 1.08% 0.73% 8.77% 1 3.28% -1.47% 0.42% 0.04% 0.48% 1.93% 1.14% 0.80% 0.75% 7.38% 2 2.42% -0.03% 0.61% 0.02% 0.74% 2.30% 0.90% 0.87% 0.79% 8.61% 3 1.42% -0.03% 1.41% 0.07% 0.76% 1.97% 0.99% 1.20% 0.65% 8.43% 4 -0.04% -0.78% 1.62% 0.22% 0.74% 1.10% 1.34% 1.45% 0.50% 6.16% 1 -1.32% -0.57% 2.71% 0.22% 0.80% 1.83% 1.50% 0.79% 0.29% 6.25% 2 3 4

Sumber : BPS & Proyeksi BI

* Angka Sementara, ** Angka Sangat Sementara & *** Angka Sangat Sangat Sementara

20 09 20 10 * 20 11 **

PERIODE SUMBANGAN (yoy)

20 12 ** * 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% -20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2009 2010 2011 2012

Indeks Yang Diterima Petani y.o.y -2% -1% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 94 96 98 100 102 104 106 108 110 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2009 2010 2011 2012 NTP y.o.y

(27)

Penurunan sektor pertanian dimaksud, juga dicerminkan oleh menurunnya pertumbuhan indeks yang diterima petani dibandingkan periode sebelumnya (grafik 1.6.1 dan 1.6.2) yang dipengaruhi pertumbuhan hasil panen. Secara keseluruhan, kesejahteraan petani masih relatif baik yang tercermin pada Indeks Nilai Tukar Petani yang masih positif meskipun cenderung melambat karena penurunan pertumbuhan indeks yang diterima petani.

1.2.2. Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR)

Pertumbuhan sektor ini relatif cukup tinggi mencapai 10,54% (y.o.y), atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 6,14% (y.o.y). Pertumbuhan sektor ini diindikasikan oleh hasil survei penjualan eceran (SPE) yang menunjukkan penjualan beberapa kelompok komoditas masih tumbuh cukup baik, antara lain kelompok makanan-minuman-tembakau, peralatan-komunikasi toko dan barang budaya-rekreasi (grafik 1.7.3, 1.7.4 dan 1.7.5). Sementara itu meningkatnya pertumbuhan pada sektor ini tercermin dari beberapa prompt indikator seperti volume dan pertumbuhan aktivitas bongkar muat luar negeri dan juga antar pulau yang cenderung meningkat (grafik 1.7.1 dan grafik 1.7.7) dan penjualan kelompok komoditas bahan kimia (grafik 1.7.6) yang tercermin dari hasil SPE yang juga meningkat.

Meski demikian, sub sektor hotel dan restoran diperkirakan belum tumbuh optimal pada triwulan laporan. Hal ini sejalan dengan rata-rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK) berbintang (grafik 1.7.2) dan total hasil indeks penjualan eceran SPE (grafik 1.7.6) yang cenderung melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran Grafik 1.7.1.

Volume Bongkar Muat Luar Negeri Via Pelabuhan

Grafik 1.7.2.

Rata-rata Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ri bu T on BONGKAR LN MUAT LN yoy Sumber : Pelindo IV * : Sementara 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 55.00 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Tingkat Hunian Kmr Sulsel

(28)

Grafik 1.7.3.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Makanan, Minuman dan Tembakau

Grafik 1.7.4.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Peralatan dan Komunikasi Toko

Grafik 1.7.5.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Barang Budaya&Rekreasi

Grafik 1.7.6.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Grafik 1.7.7.

Vol. Bongkar Muat AP Via Pelabuhan

1.2.3. Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan

Sektor ini termasuk sektor yang selalu tumbuh tinggi sejak triwulan II-2009, dan mengalami pertumbuhan tertinggi keenam dibandingkan sektor lainnya. Pada triwulan I-2012, sektor dimaksud masih tumbuh relatif tinggi sebesar 10,07% (y.o.y), namun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2011 sebesar 19,18% (y.o.y) dan dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 10,56% (y.o.y). Masih tingginya pertumbuhan sektor

-60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 0 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Mkn-Minum&Tmbkau yoy Smb : SPE -100%-50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% 0 50 100 150 200 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Praltan&Kmunikasi Toko yoy -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 0 50 100 150 200 250 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012

Brg Budaya & Rekreasi yoy Smb : SPE -20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012

Indeks Penjualaan Riil

In de ks -60% -50% -40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ri bu T on BONGKAR AP MUAT AP yoy Sumber : Pelindo IV * : Sementara

(29)

keuangan-persewaan-jasa perusahaan pada triwulan I-2012, terutama didorong oleh sub sektor keuangan tercermin dari tingginya aktivitas perbankan dan juga lembaga keuangan non-perbankan di Sulsel sejak awal tahun 2012.

Pertumbuhan sektor ini terkonfirmasi dari tingkat pertumbuhan pembiayaan lembaga keuangan non bank dan nilai tambah bruto (NTB) bank umum (grafik 1.8.1 dan 1.8.2) yang cenderung meningkat, meski perkembangan kredit bank umum (grafik 1.8.3) yang relatif melambat pada triwulan I-2012. Kinerja sektor perbankan akan dibahas lebih lanjut pada bab perbankan.

Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan Grafik 1.8.1.

Pembiayaan Lemb. Keuangan Non Bank Nilai Tambah Bruto Bank UmumGrafik 1.8.2.

Grafik 1.8.3.

Perkembangan Kredit Bank Umum

1.2.4. Sektor Industri Pengolahan

Pada triwulan I-2012, sektor ini mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi sebesar 20,90% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 12,12% (y.o.y). Peningkatan pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja industri makanan-minuman, semen dan industri tepung terigu Sulsel. Meningkatnya aktivitas industri makanan dan minuman sejalan dengan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan Kantor Perwakilan BI Wilayah I, untuk kelompok makanan-minuman dan tembakau yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% -100 200 300 400 500 600 700 800 900 1,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 M ill io ns

Sbr : Lembaga Keuangan Non-Bank * Sementara 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 0 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Tr ily un R p NTB SULSEL y.o.y Sbr : LBU - BI 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2009 2010 2011 2012 Tr ili un R p KREDIT Growth (yoy)

(30)

periode sebelumnya maupun tahun sebelumnya. Tinnginya pertumbuhan industri makanan dan minuman diperkirakan berasal dari industri gula refinasi yang tercermin dari peningkatan impor antar pulau raw sugar pada triwulan I-2012 (grafik 1.9.3) yang merupakan bahan

baku industri termasuk industri gula rafinasi dan juga impor gandum3.

Selain itu, realisasi pengadaan semen pada triwulan laporan masih cukup baik, meski cenderung melambat akibat ekspektasi kenaikan harga BBM pada April 2012 (grafik 1.9.2). Hal tersebut masih sejalan dengan masih tingginya permintaan semen untuk penyelesaian proyek-proyek infrastruktur jalan, properti baik pemerintah maupun swasta. Kemudian, pertumbuhan produksi tepung terigu masih pada level yang relatif tinggi, meski cenderung melambat.

Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan Grafik 1.9.1.

Realisasi Produksi Tepung Terigu Realisasi Pengadaan SemenGrafik 1.9.2.

Grafik 1.9.3.

Vol. Bongkar Antar Pulau Via Pelabuhan Perkembangan Indeks Penjualan EceranGrafik 1.9.4.

Kel. Barang Makanan-minuman&tembakau

3Makassar Terkini, Arus Barang Naik,

http://www.makassarterkini.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3578:arus-barang-naik-184-&catid=44:info-terkini, 4 Januari 2012. 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ri bu an T on Produksi-axis kiri yoy-axis kanan Sumber : EFM Mks -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 0 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2009 2010 2011 2012 Ri bu an T on

Sulsel y.o.y Sumber : ASI* : Sementara

-80% -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ri bu T on BONGKAR AP yoy Sumber : Pelindo IV * : Sementara -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 0 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Mkn-Minum&Tmbkau yoy Smb : SPE

(31)

1.2.5. Sektor Angkutan-Komunikasi

Pada triwulan I-2012, sektor angkutan-komunikasi masih tetap tumbuh pada level yang tinggi mencapai sebesar 16,34% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2011 sebesar 13,89% (y.o.y). Pertumbuhan pada sub sektor angkutan diperkirakan didorong oleh aktivitas angkutan darat dan udara. Hal ini sejalan dengan beberapa prompt indicators

seperti jumlah penumpang angkutan udara, maupun hasil survei penjualan eceran kelompok suku cadang-aksesoris dan bahan bakar. Pertumbuhan jumlah penumpang dan lalu lintas pesawat udara cenderung meningkat (grafik 1.10.1 dan 1.10.2). Namun, sebaliknya kinerja angkutan laut cenderung menurun apabila dilihat dari sisi jumlah penumpang, meski masih tumbuh positif dibandingkan periode sebelumnya (grafik 1.10.3). Hasil survei penjualan eceran, terutama pada kelompok bahan bakar juga menunjukan kecenderungan meningkat (grafik 1.10.4).

Grafik 1.10. Prompt Indikator Kinerja Subsektor Angkutan Grafik 1.10.1.

Lalu Lintas Penumpang Angkutan Udara

Grafik 1.10.2. Lalu Lintas Pesawat

Angkutan Udara

Grafik 1.10.3. Lalu Lintas Penumpang

Angkutan Laut

Grafik 1.10.4.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Bakar -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% -200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2008 2009 2010 2011 2012 Ri bu O rg DEP ARR y.o.y

Lalu Lintas Penumpang

Smb : Bandara S. Hasanuddin * : Sementara -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2008 2009 2010 2011 2012 DEP ARR y.o.y

Lalu Lintas Pesawat

Smb : Bandara S. Hasanuddin * : Sementara -50% -40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% -50 100 150 200 250 300 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Embarkasi (keluar) Debarkasi (masuk) Y.O.Y Sumber : Pelindo IV * : Sementara rib u or g -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Bhn Bkr Kndr yoy Smb : SPE

(32)

1.2.6. Sektor Konstruksi

Sektor yang juga mencatat pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan laporan adalah sektor konstruksi yakni sebesar 13,89% (y.o.y), atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 12,65% (y.o.y). Masih tingginya pertumbuhan sektor bangunan/konstruksi, diperkirakan terjadi karena penyelesaian proyek-proyek bangunan baik perkantoran, hotel maupun properti hunian sektor pemerintah maupun swasta di Sulsel. Pertumbuhan sektor ini terindikasi dari masih tingginya realisasi pengadaan semen meski cenderung melambat akibat melonjaknya harga bahan bangunan karena ekspektasi kenaikan harga BBM pada April 2012 (grafik 1.11.1). Tingginya pertumbuhan sektor dimaksud juga sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi pada triwulan laporan (28,01%). Di sisi lain, realisasi proyek-proyek pemerintah masih kurang optimal yang tercermin dari realisasi belanja modal pada triwulan I-2012 baru mencapai 1,11%.

Grafik 1.11. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan Grafik 1.11.1

Realisasi Pengadaan Semen

Selanjutnya, apabila dibandingkan triwulan I-2011 (8,48%), pertumbuhan sektor ini tercatat jauh lebih tinggi. Hal ini menunjukkan perkembangan yang pesat sektor ini seiring dengan meningkatnya pembangunan sarana jalan, perkantoran, hotel maupun properti residensial.

1.2.7. Sektor Jasa-jasa

Pertumbuhan sektor jasa-jasa menunjukkan pertumbuhan yang relatif melambat. Pada triwulan laporan, sektor jasa-jasa tumbuh melambat menjadi 2,67% (y.o.y) dibandingkan triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 4,52%.

Pertumbuhan kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan jasa seperti lembaga pendidikan seperti bimbingan belajar dan berbagai lembaga kursus lainnya di bidang seni,

-20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 0 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2009 2010 2011 2012 Ri bu an T on

(33)

perawatan jasmani-kosmetik dan kesehatan relatif melambat sejalan dengan aktivitas perekonomian Sulsel yang belum optimal.

1.2.8. Sektor Listrik-Gas-Air Bersih

Pertumbuhan sektor listrik-gas-air bersih masih tumbuh sangat tinggi atau tertinggi pada periode laporan yaitu sebesar 21,99% (y.o.y), namun sedikit melambat dibandingkan triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 22,27%. Tingginya pertumbuhan sektor dimaksud bersumber dari meningkatnya kinerja sub sektor listrik di Sulsel (grafik 12.1) yang menyumbang positif bagi pertumbuhan sektor listrik-gas dan air secara keseluruhan.

Grafik 1.12.1.

Penjualan Listrik (Juta Kwh)

Kondisi kelistrikan Sulsel pada triwulan I-2012 semakin membaik, karena adanya dukungan sejumlah pembangkit listrik baru di Sulsel yang sudah mulai beroperasi, antara lain pembangkit listrik tenaga mikro hidro atau PLTMH di Desa Pallawa, Kabupaten Bone4,

dimana PLTMH Pallawa mampu memenuhi energi listrik 140 kepala keluarga (KK) yang bermukim di daerah yang cukup terpencil dimana akses untuk menjangkau daerah tersebut harus melalui tiga kabupaten yakni daerah Maros, Barru dan Soppeng. Kemudian proyek kota gas di Kabupaten Wajo5dan uji coba suplai listrik dari PLTU Bosowa di Jeneponto telah

direalisasikan juga pada pertengahan Maret 20126.

1.2.9. Sektor Pertambangan - Penggalian

Pada triwulan I-2012, sektor ini masih mengalami kontraksi namun membaik dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu menjadi -7,61% (y.o.y) pada triwulan laporan, dari -9,11% pada triwulan IV-2011. Selanjutnya apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan

4Bisnis Indonesia, LISTRIK : Warga Bone kelola PLTMH Pallawa,

http://www.bisnis-kti.com/index.php/2012/01/listrik-warga-bone-kelola-pltmh-pallawa/, 30 Januari 2012. 5

Antra News, Kota Gas Wajo Diresmikan Januari 2012http://makassar.antaranews.com/berita/35262/kota-gas-wajo-diresmikan-januari-2012, 5 Januari 2012.

6

Tribun Timur, PLTU Bosowa di Jeneponto Ujicoba Suplai Listrik,

http://makassar.tribunnews.com/2012/03/18/hari-ini-pltu-bosowa-di-jeneponto-suplai-listrik, 18 Maret 2012. -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% -100 200 300 400 500 600 700 800 900 1,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 Ju ta K W H

Total Pemakaian Listrik

(34)

2011 yang terkontraksi sebesar 15,49% (y.o.y), maka terjadi perbaikan kinerja produksi pada sektor ini.

Masih belum optimalnya kinerja sektor dimaksud diperkirakan disebabkan beberapa faktor antara lain PT.Vale Indonesia Tbk masih melakukan pekerjaan pembangunan kembali Tanur Listrik 2 dan perbaikan pada Tanur Listrik 1 sejak triwulan akhir tahun 2011. Ditambah lagi dengan harga nikel internasional yang kurang menguntungkan sehingga menurunkan kinerja pertambangan nikel Sulsel pada periode laporan (grafik 1.13.2). Kondisi tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan ekspor nikel yang belum optimal (grafik 1.13.1).

Grafik 1.13.1.

Volume Ekspor Luar Negeri Nikel Produksi NikelGrafik 1.13.2.

-400% -200% 0% 200% 400% 600% 800% 1000% 1200% 1400% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2009 2010 2011 2012

Volume Ekspor Nikel

Total y.o.y Smb : Cognos - BI * Sementara -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2009 2010 2011 2012

Produksi nikel dlm matte y.o.y

(35)

Bab 2

Perkembangan Inflasi

2.1. Perkembangan Inflasi

Laju inflasi tahunan Sulsel pada triwulan I-2012, masih sejalan dengan arah proyeksi inflasi (3,85%; yoy) yang diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi pada triwulan I-2012 sebesar 4,06% (yoy), lebih tinggi dari triwulan IV-2011 sebesar 2,88% (yoy) namun lebih rendah dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 6,33% (yoy). Selanjutnya, inflasi tahunan Sulsel tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional sebesar 3,97% (yoy)1.

Grafik 2.1.

Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan

2.1.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa Tabel 2.1.

Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, yoy)

1Sumber : BPS -2 0 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2008 2009 2010 2011 2012 y.o.y - Nas y.o.y - Ss y.t.d - Ss Sumber : BPS diolah % Sumber : BPS diolah % Bahan Makanan Makanan

Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor UMUM 1 2,68 6,22 3,48 2,16 2,98 7,08 1,18 3,45 2 7,64 5,23 4,11 7,56 2,73 7,08 1,06 5,00 3 13,43 6,21 4,13 7,65 2,92 4,07 1,76 6,58 4 14,27 5,90 4,14 7,35 3,06 1,80 1,75 6,56 1 13,96 4,47 4,16 8,30 3,08 1,48 1,84 6,32 2 12,10 5,27 4,57 8,83 6,41 2,43 2,08 6,37 3 1,43 4,40 3,70 10,96 7,60 3,00 0,77 3,37 4 0,23 4,40 3,66 8,69 7,66 2,89 0,72 2,88 1 4,04 1,49 4,18 9,57 7,52 2,93 0,57 4,06 2 - - - -3 - - - -4 - - - -Sumber : BPS, diolah

Ket : Sejak Tahun 2008 menggunakan tahun dasar 2007

20 12 20 11 20 10 TAHUN

Gambar

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y)
Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Investasi Grafik 1.2.1.
Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi Grafik 1.3.1.
Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor Grafik 1.4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dicari nilai hasil penjumlahan ‘sum_a’ yang terkecil jika ditemukan nilai ‘sum_a’ yang bernilai minimum maka, posisi ‘r’ akan dicatat dan nilai vektor

Diantara peraturan peraturan yang mewadahi kebijakan penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia adalah : (1) Undang-Undang 17 Tahun 2004 tentang pengesahan

Lain (TN: LAWRENCE TAN &amp; ASSOCIATES) (1) Rayuan terhadap keputusan Hakim Mah.. DATUK ABDUL KARIM BIN ABDUL JALIL MAHKAMAH TINGGI MALAYA, MELAKA. MAHKAMAH TERBUKA.

Perusahaan yang diundang untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi adalah perusahaan yang masuk dalam calon daftar pendek berdasarkan evaluasi kualifikasi yang dilakukan oleh Tim

1) Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa. 2) Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok. 3) Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa

Dongkelsari Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten bupaten Sleman Provinsi DIY adalah stres sedang yaitu 30 responden (69,8 %) dan kejadian. hipertensi 20 responden

Pada tahap analisis dan perancangan, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analsisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem,

Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah mengetahui potensi keberhasilan seorang calon nasabah kredit menggunakan algoritma klasifikasi berbasis rough set