• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten KUTAI KARTANEGARA. A. Gambaran Wilayah. A.2 Tofografi. A.1 Kondisi Geografis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kabupaten KUTAI KARTANEGARA. A. Gambaran Wilayah. A.2 Tofografi. A.1 Kondisi Geografis"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Peluang Investasi Daerah 1

A. Gambaran Wilayah

A.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas wilayah 27.263,10 km² terletak antara 115º26’ Bujur Timur dan 117º36’ Bujur Barat serta diantara 1º28’ Lintang Utara dan 1º08’ Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Kutai Karta Negara adalah :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan,  Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar,

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Penajam Pasir Utara,  Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat.

A.2 Tofografi

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 31 sungai besar dan kecil, Dari sungai-sungai tersebut yang tersebar dan terpanjang adalah Sungai Mahakam sebagai Wilayah Sungai Strategis Nasional dengan DAS meliputi DAS Mahakam, DAS Semboja, DAS Senipah, dan DAS Semoi.

Kabupaten Kutai Kartanegara juga memiliki banyak danau. Beberapa danau yang cukup besar yang ada di wilayah ini antara lain Danau Semayang dan Danau Melintang. Kedua danau ini cukup terkenal karena merupakan habitat Pesut Mahakam yang dilindungi.

(2)

Peluang Investasi Daerah 2

Selain danau, terdapat juga beberapa waduk yang tersebar di beberapa lokasi yaitu Waduk Panji Sukarame di Kecamatan Tenggarong, Waduk Marangkayu di Kecamatan Marangkayu, dan Waduk Samboja di Kecamatan Samboja. Keberadaan waduk ini selain sebagai kawasan konservasi dan sumber air baku, juga digunakan sebagai alat untuk pengendali banjir di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Jaringan irigasi di Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu jaringan irigasi kewenangan provinsi dan jaringan irigasi kewenangan kabupaten. Jaringan irigasi dengan kewenangan provinsi terdapat sebanyak 8 (delapan) unit yaitu Daerah Irigasi Samboja 1.167 hektar, Daerah Irigasi Sabintulung 1.000 hektar, Daerah Irigasi Marangkayu 2.000 hektar, Daerah Irigasi Limpahung 1.500 hektar, Daerah Irigasi Sukabumi 1.000 hektar, Daerah Irigasi Sidomukti 1.000 hektar, Daerah Irigasi Bunga Jadi 1.500 hektar, dan Daerah Irigasi Rampak Lambur 1.000 hektar.

A.3 Iklim dan Cuaca

Iklim wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat dipengaruhi oleh iklim tropis basah yang bercirikan curah hujan cukup tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang jelas. Iklim di Kabupaten Kutai Kartanegara dipengaruhi oleh letak geografinya yakni iklim hutan tropika dengan suhu udara rata-rata 260C, dimana perbedaan antara suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 50–70C. Jumlah curah hujan wilayah ini berkisar 2.000-4.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 130-150 hari/tahun. Curah hujan terendah yaitu dari 0 – 2.000 mm/tahun tersebar di wilayah pantai dan semakin meningkat ke wilayah pedalaman atau kearah barat.

Curah hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dibagi kedalam 6 (enam) klasifikasi curah hujan, yaitu :

Curah hujan antara 0 – 2.000 mm per tahun.

Meliputi luas 12.376,532 Km atau 47,39% luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Muara Badak, Anggana, Loa Janan, Loa Kulu, Tenggarong, Sebulu dan Muara Kaman. Pada kawasan ini terdapat 2 (dua) bulan lembab yaitu pada bulan Agustus dan bulan September.

Curah hujan antara 2.000 – 2.500 mm per tahun.

Meliputi Luas 5.979,52 Km2 atau 22,90% wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, sebagian kawasan ini terdapat di Kecamatan Kota Bangun. Kawasan ini mempunyai 2 (dua) bulan lembab yaitu bulan Juli dan Agustus.

Curah hujan antara 2.500 – 3.000 mm per tahun

Meliputi luas 1.986,40 Km2 atau 7,61% luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kawasan ini terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten membujur dari utara ke selatan, yang meliputi Kecamatan Kembang Janggut. Pada kawasan ini hanya terdapat satu bulan lembab yaitu pada bulan Juli.

(3)

Peluang Investasi Daerah 3 Curah hujan antara 3.000 – 3.500 mm per tahun

Meliputi luas 1.344,35 Km2 atau 5,15% luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kawasan ini terletak agak ke barat wilayah Kabupaten dengan penyebaran di sekitar Kecamatan Kembang Janggut membujur ke utara dan pada kawasan ini tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering.

Curah hujan antara 3.500 – 4.000 mm per tahun

Meliputi luas 1.425,15 Km2 atau 5,46% luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kawasan ini terdapat di sebagian wilayah Kecamatan Tabang, membujur dari selatan ke utara, dan pada kawasan ini tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering. Curah hujan lebih dari 4.000 mm per tahun, meliputi luas 3.004,96 Km2 atau 11,51% luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, terletak pada ujung barat wilayah Kabupaten yaitu di sebagian Kecamatan Tabang, dan pada kawasan ini tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering.

A.4 Pembagian Wilayah

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 18 Kecamatan dengan total luas wilayah adalah 27.263 km2. Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah kecamatan Muara Kaman (3.410 Km2) dan kecamatan dengan wilayah terkecil adalah kecamatan Sanga-sanga (233,4 km2).

Tabel A-1 Luas Wilayah, Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk dan Kepadatan Tahun 2010

No. Kecamatan Luas Wilayah / Area (Km²) Rumah Tangga / Household Penduduk / Population Kepadatan / Density RT / Km² Penduduk /Km² 1 Samboga 1,045.90 13,510 54,515 12.92 52.12 2 Muara Jawa 754.5 8,258 33,923 10.94 44.96 3 Sanga - Sanga 233.4 4,442 17,588 19.03 75.36 4 Loa Janan 644.2 14,392 56,071 22.34 87.04 5 Loa Kulu 1,405.70 10,468 39,938 7.45 28.41 6 Muara Muntai 928.6 4,730 17,588 5.09 18.65 7 Muara Wis 1,108.16 2,200 8,557 1.99 7.72 8 Kota Bangun 1,143.74 7,816 31,292 6.83 27.36 9 Tenggarong 398.1 23,489 96,209 59 241.67 10 Sebulu 859.5 9,232 36,420 10.74 42.37 11 Tenggarong Seberang 437 15,927 61,441 36.45 140.6 12 Anggana 1,798.80 7,971 32,688 4.43 18.17 13 Muara Badak 939.09 9,588 39,834 10.21 42.42 14 Marang Kayu 1,165.71 5,479 23,394 4.7 20.07 15 Muara Kaman 3,410.10 8,679 33,909 2.55 9.94 16 Kehonan 1,302.20 2,265 9,861 1.74 7.57 17 Kembang Janggut 1,923.90 6,626 23,817 3.44 12.38 18 Tabang 7,764.50 2,158 9,908 0.28 1.28 Jumlah / Total 27,263.10 157,230 626,680 5.77 22.99

(4)

Peluang Investasi Daerah 4

B. Potensi Wilayah Kutai Kartanegara

B.1 Perekonomian

Nilai PDRB Kutai Kartanegara tahun 2010 mencapai Rp 29,084 trilyun (mengalami peningkatan sebesar 3,37 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 28,051 trilyun di tahun 2009). Jika minyak bumi dan gas alam (migas) dikeluarkan dari penghitungan PDRB, maka nilai PDRB Kutai Kartanegara juga mengalami peningkatan sebesar 12,2 persen. Tahun 2009, PDRB tanpa migas mencapai Rp 9,3 triliun dan meningkat menjadi Rp 10,4 triliun di tahun 2010. Ada empat sektor dominan yang berpengaruh tinggi terhadap PDRB dengan migas yaitu sektor Pertambangan (berperan 77,5% terhadap ekonomi Kutai Kartanegara), sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan (7,36%), sektor Bangunan (4,7%), dan sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (4,7%).

Tabel B-1 PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2005 – 2010 (juta)

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. Pertanian 2.058.335 2.067.586 2.075.552 2.058.509 2.071.810 2.141.619 2. Pertambangan dan Penggalian 22.942.467 21.971.922 20.604.464 21.508.257 21.851.748 22.529.237 3. Industri Pengolahan 573.981 598.78 633.305 643.901 667.118 700.938 4. Listrik, Gas

dan Air Bersih 17.431 19.000 20.715 22.671 25.136 26.549

5. Bangunan 933.411 989.032 1.082.532 1.214.710 1.296.581 1.394.557 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 855.914 979.981 1.056.532 1.179.238 1.236.775 1.380.289 7. Pengangkutan dan Komunikasi 162.564 175.023 186.174 198.953 212.145 229.623 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 188.026 184.714 189.491 200.148 208.742 221.304 9. Jasa-Jasa 276.357 313.912 354.499 401.306 426.962 459.983 PDRB Dengan Migas 28.008.486 27.299.950 26.203.219 27.427.692 28.051.628 29.084.100 PDRB Tanpa Migas 6.650.958 7.437.449 8.148.206 8.678.089 9.288.655 10.421.950

Perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2010 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2009. Pertumbuhan ekonominya sebesar 3,88 persen di tahun 2010, dan 2,08 persen tahun 2009. Di tahun 2010, hampir semua sektor mengalami percepatan pertumbuhan, kecuali Sektor Listrik, Gas & Air Bersih.

B.2 Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Penduduk Kutai Kartanegara tahun 2010 adalah 626.680 jiwa yang terdiri atas 330.173 laki‐laki dan 296.507 perempuan. Pada tahun 2010 sebagian besar penduduk Kutai Kartanegara berada di ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu Kecamatan Tenggarong (15,35%). Selanjutnya berada di Kecamatan Tenggarong Seberang

(5)

Peluang Investasi Daerah 5

(9,8%), Kecamatan Loa Janan (8,95%) dan di Kecamatan Samboja (8,7%). Selebihnya tersebar di empat belas kecamatan lainnya.

Tabel B-2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Rasio dan Kecamatan, Tahun 2010 No. Kecamatan Laki - laki Perempuan Jumlah Rasio

1 Samboga 28,982 25,533 54,515 133.51 2 Muara Jawa 17,711 16,212 33,923 109.25 3 Sanga - Sanga 9,128 8,460 17,588 107.9 4 Loa Janan 28,829 27,242 56,071 105.83 5 Loa Kulu 20,845 19,093 39,938 109.18 6 Muara Muntai 9,089 8,226 17,315 110.49 7 Muara Wis 4,491 4,066 8,557 110.45 8 Kota Bangun 16,336 14,956 31,292 109.23 9 Tenggarong 50,432 45,777 96,209 110.17 10 Sebulu 19,305 17,115 36,420 112.8 11 Tenggarong Seberang 32,933 28,508 61,441 115.52 12 Anggana 17,353 15,335 32,688 113.16 13 Muara Badak 20,918 18,916 39,834 110.58 14 Marang Kayu 12,284 11,110 23,394 110.57 15 Muara Kaman 18,030 15,879 33,909 113.55 16 Kehonan 5,200 4,661 9,861 111.56 17 Kembang Janggut 12,968 10,849 23,817 119.53 18 Tabang 5,339 4,569 9,908 116.85 Jumlah / Total 330,173 296,507 626,680 111.35

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara (*Hasil Sementara SENSUS PENDUDUK 2010)

Angkatan Kerja di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2010 sebanyak 294.620 orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat dari 65,96 persen di tahun 2009 menjadi 67,65 persen pada tahun 2010. Menurut jenis kelamin, TPAK laki‐laki dan perempuan juga mengalami peningkatan. TPAK Perempuan meningkat dari 42,12 persen (2009) menjadi 45,75 persen (tahun 2010). Sedangkan TPAK laki‐laki juga mengalami peningkatan dari 86,87 persen (2009) menjadi 86,88 persen (tahun 2010). Penduduk yang bekerja sebanyak 260.640 orang, sedangkan penduduk yang pengangguran sebanyak 33.980 orang. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kutai Kartanegara sebesar 11,53 persen.

Tabel B-3 Angkatan Kerja di Kabupaten Kutai Kartanegara menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin PENDIDIKAN < SD SMTP SMTA UMUM SMTA KEJURUAN Diploma I/II/III / AKADEMI UNIVERSITA S Laki - laki 77.46 53.088 61.749 10.797 3.653 8.492

(6)

Peluang Investasi Daerah 6 Perempuan 39.862 16.301 18.534 5.257 4.244 6.752

Jumlah 117.322 69.389 80.283 16.054 7.897 306.189 Sumber : BPS , Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus 2011 di olah Pusdatinaker

B.3 Upah Minimum Regional

Upah minimum merupakan upah Bulanan terendah yang terdiri dari Upah pokok dan Tunjangan Tetap. Perkembangan Upah mimimum Kabupaten Kutai Kartanegara Selama 5 Tahun Terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel B-4 Upah minimum Regional Kabupaten Kutai Kartanegara

No Tahun Upah Minimum Regional Kabupaten Kutai Kartanegara

1 2007 665.973 2 2008 815.000 3 2009 1.002.000 4 2010 1.084.000 5 2011 1.131.300

B.4 Prasarana Wilayah

Infrastruktur Jalan

Pengembangan Jalan Kabupaten Kutai Kartanegara diselaraskan dengan pembangunan jalan trans Kalimantan ini dimulai dari Kelurahan Sungai Merdeka Kecamatan Samboja, sampai Loa Janan, selanjutnya dari batas Kota Samarinda sampai ke Kota Bontang. Pembangunan Jembatan Kutai Kartanegara telah membuka jalur transportasi Tenggarong - Tenggarong Seberang - Samarinda dengan jarak ± 25 Km. Jembatan Martadipura yang telah selesai dibangun dengan panjang 395 Meter dan Lebar 6 Meter, terletak di Desa Liang Kota Bangun yang membuka isolasi daerah pedalaman di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan menghubungkan jalur darat antara Kota bangun, Kembang Janggut, Tabang, dan Kenohan.

Tabel B-5 Kondisi jalan Menurut Status Jalan (Km)

Status Jalan Panjang (km)

2008 2009

Jalan Negara 367.55 367.55

Jalan Provinsi 353.9 353.9

(7)

Peluang Investasi Daerah 7 Tabel B-6 Panjang jalan Menurut Jenis dan Permukaan (Km)

No. Kecamatan Jenis Permukaan Jalan / Type of Surface Rencana Jalan Jumlah

Aspal Kerikil batu Tanah Beton

1 Samboga 18.12 - 10.96 17.96 18.41 - 65.45 2 Muara Jawa 9.87 - 1.78 - - - 11.65 3 Sanga - Sanga 20.18 - 2.79 - 11.66 - 34.63 4 Loa Janan 10.45 7.59 2.21 1.77 0.78 - 22.8 5 Loa Kulu 59.51 32.56 8.47 22.89 4.23 - 127.66 6 Muara Muntai - - 41.27 - - - 41.27 7 Muara Wis - - 19.45 33.05 - 14.15 66.65 8 Kota Bangun 13.02 - 49.2 14.04 - - 76.26 9 Tenggarong 93.4 1 6.82 20.11 28.56 62.41 212.3 10 Sebulu 25.81 18.51 13.92 48.46 - - 106.7 11 Tenggarong Seberang 87.71 1 7.96 32 17.52 - 146.19 12 Anggana 13.09 10.44 2.3 4.84 8.39 - 39.06 13 Muara Badak 5.47 32.24 - 2.74 37.25 24 101.7 14 Marang Kayu 18 24 5.3 42.84 32.38 - 122.52 15 Muara Kaman 29.54 61.41 6.1 34.69 11.61 - 143.35 16 Kehonan - 96.37 - 40.93 24.8 31.96 194.06 17 Kembang Janggut - - - 13.14 - - 13.14 18 Tabang 18.12 - 10.96 17.96 18.41 - 65.45 Jumlah / Total 404.17 285.12 178.53 329.46 195.59 132.52 1,525.39

Total panjang jaringan jalan yaitu 1.117,94 Km, dimana panjang jalan berdasarkan Tipe Permukaan Jalan yaitu tipe permukaan jalan aspal 379,48 Km, batu 123,6 Km, semen 47,56 Km, kerikil 192,95 Km, tanah 374,35 Km. Panjang Jalan berdasarkan Kondisi Jalan yaitu kategori baik sekitar 131,11 Km, kategori sedang 269,73 Km, rusak 474,81 Km, dan rusak berat 242,29 Km.

Infrastruktur Angkutan

Pada tahun 2010, jumlah kendaraan bermotor sebanyak 30.809 unit, yang terdiri atas 28.336 unit sepeda motor, 1.252 mobil penumpang, dan sisanya adalah mobil bus dan barang. Dilihat dari jenis kendaraan untuk mobil penumpang, jumlah terbanyak adalah jenis minibus yaitu 1.200 unit pada tahun 2010. Untuk jenis kendaraan mobil barang terbanyak adalah kendaraan jenis pick up sebanyak 575 unit. Sedangkan jenis mobil bus terbanyak jenis micro bus sebanyak 24 unit. Jenis kendaraan sepeda motor yang terbanyak jenis sepeda motor solo sebanyak 28.336 unit yang seluruhnya adalah kendaraan bukan umum baik negara maupun swasta.

Pendidikan

Di tahun 2010, jumlah SD NEGERI di Kutai Kartanegara sebanyak 441 buah, sedangkan SMP NEGERI sebanyak 97 buah, dan SMA NEGERI sebanyak 29 buah. Untuk sekolah swasta, ada 42 SD swasta, 69 SMP swasta, dan 36 SMA

(8)

Peluang Investasi Daerah 8

swasta. Rasio murid guru pada Sekolah Dasar (SD) di bawah Diknas dalam periode 2009/2010 berkisar antara 7‐15, artinya seorang guru dalam mengajar harus menghadapi 7‐15 orang murid. Sedangkan beban yang harus dihadapi oleh seorang guru SLTP adalah 7‐22 murid, dan beban yang harus dihadapi guru SMU adalah 4 ‐ 25 murid.

Kesehatan

Pada tahun 2010 tercatat jumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara tercatat 2 (dua) buah yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) A.M. Parikesit di Kecamatan Tenggarong dan RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kecamatan Samboja. Sedangkan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang telah didirikan di berbagai kecamatan sebanyak 30 dan 180 buah. Jumlah dokter yang melayani di puskesmas sebanyak 93 dokter umum dan 35 dokter gigi.

Sarana Ibadah

Sarana ibadah terdiri atas 534 Masjid, 677 Langgar, 62 Musholla, 151 Gereja Protestan, 36 Gereja Katholik, dan 15 Pura yang masing‐masing tersebar merata hampir di seluruh kecamatan.

Kantor Pos

Kantor Pos Tenggarong tahun 2010 sekitar 7.304.845 surat. Dari jumlah tersebut, terinci ke dalam: 8.489 surat biasa, 10.806 surat kilat, dan 7.285.550 surat kilat khusus.

B.5 Sektor Perkebunan

Potensi dan peluang investasi sub sektor Perkebunan diarahkan pada beberapa komoditas, terutama komoditas yang kurang mendapat perhatian. Adapun titik berat dari pengembangan dan pemberdayaan sub sektor

Perkebunan adalah Kelapa Sawit, Kakao, Karet, Tebu, Pisang Abaca, Lada dan Rami.

Kelapa Sawit merupakan komoditas ekspor andalan yang dijadikan bahan baku minyak goreng. Saat ini tengah diteliti untuk dijadikan bahan bakar kendaraan bermotor pengganti minyak bumi yang kini kian menipis. Komoditi Kelapa Sawit menjadi andalan bagi masuknya investasi ke Kabupaten Kutai. Hingga kini jumlah investor yang berminat mengelola komoditas Kelapa Sawit masih sangat kurang. Areal Kelapa sawit Hampir menyeluruh di seluruh kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kakao merupakan- komoditas ekspor yang juga menjadi andalan bagi Kabupaten Kutai. Selama ini budidaya Coklat hanya dilakukan secara tradisional oleh penduduk dalam jumlah terbatas. Padahal kalau dikelola secara modern komoditi Kakao akan menjadi salah satu barang dagangan yang memiliki prospek cerah.

Karet merupakan komoditas ekspor yang cukup penting bagi Kabupaten Kutai. Saat ini hanya dibudidayakan secara tradisional oleh penduduk berupa Karet Alam. Memang telah ada perkebunan Karet modern di Tanjung

(9)

Peluang Investasi Daerah 9

Santan, narnun areal itu masih dalam jumlah terbatas. Investasi di bidang komoditi Karet melalui pola PIR dan PLASMA memiliki prospek yang cerah. Areal perkebunan Karet Hampir menyeluruh di seluruh kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara

Tebu merupakan bahan baku guia yang sangat vital. Saat ini tanaman Tebu di Jawa sangat menipis akibat para petani tidak lagi berminat menanam Tebu yang masa panennya relatif lama yakni sekitar (1 tahun). Sehingga banyak pabrik Tebu tutup kekurangan bahan baku. Di Kalimantan tebu telah dibudidayakan secara baik dan sukses di Pleihari (Kalsel). Sedangkan di Kalimantan Timur khususnya di Kabupaten Kutai, komoditas ini belum pernah dikelola. Dengan kondisi tanah yang hampir sama dengan Kalsel, Kabupaten Kutai memiliki prospek yang cukup cerah bagi investasi Perkebunan Tebu dan pabrik gula. Baik melalui pola perkebunan PIR maupun PLASMA. Beberapa daerah di Sumatra berhasil membudidayakan Pisang Abaca sebagai bahan industri serat kulit pisang untuk kebutuhan ekspor. Berkaitan dengan hal diatas, tanaman Pisang di Kabupaten Kutai bisa dijadikan salah satu komoditi andalan bagi penanaman investasi. Baik dalam bentuk pola PIR maupun PLASMA.

Lada telah lama dibudidayakan secara tradisional oleh penduduk Kabupaten Kutai, khusus nya di Kecamatan Loa Janan. Hasil penelitian menunjukkan produksi lada di daerah tersebut cukup baik, namun karena penanganan paska panen yang masih tradisional menjadikan komoditas tersebut berkualitas kurang baik (berwarna kehitaman). Jika komoditas lada di budidayakan secara intensif dan ekstensif dengan penanganan paska panen yang tepat, maka komoditas tersebut dapat diandalkan sebagai peluang investasi yang memiliki prospek yang cukup cerah.

Tabel B-7 Inventarisasi Potensi Lahan Sub Sektor Perkebunan

No Komoditi Total Lahan (Ha) Perkebunan Rakyat (Ha) Perusahaan Besar (Ijin Lokasi) / Ha Perusahaan Besar (Realisasi) / Ha Belum Digunakan (Ha) 1 Kelapa Sawit 774.342,00 14.582,49 768.459,00 90.995,57 145.998,16 2 Lada 21.300,00 7.160,13 9.360,34 6.803,00 14.139,87 3 Karet 61.734,00 9.360,10 - - 54.415,74 4 Kakao 17.048,00 756,50 - - 16.291,50 5 Kopi 21.116,00 2.356,50 - - 18.759,50 6 Kelapa Dalam 32.359,00 9.738,50 - - 22.630,50

Sumber Data : Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2011

B.6 Sektor Industri

Potensi dan Peluang Investasi pada sektor industri diarahkan pada tiga sasaran, yaitu pengembangan industri kecil, industri menengah dan industri besar. Katagori industri kecil adalah kerajinan kayu kerajinan rotan, kerajinan manik, kerajinan tenun ulap doyo, kerajinan bambu. Katagori industri menengah adalah Industri Rotan Sortir, Industri Kayu Gergajian, Pengolahan Ikan, Pakan Ikan dan Ternak, Briket Batubara, Ban dan Vulkanisir,

(10)

Peluang Investasi Daerah 10

Udang Beku, Serat Pisang Abaca, Remiling Karet dan Pabrik Busa, Crumb Rubber serta Industri Penyamakan dan Pengawetan Kulit Reptil.

Industri besar telah mulai bermunculan di Kabupaten Kutai. Akan tetapi industri besar yang ada sebagian besar bergerak dalam bidang eksplorasi hutan dan tambang. Selama ini industri yang berorientasi pada pengolahan dari bahan dasar menjadi bahan jadi baru dilakukan oleh Industri Perkayuan, Plywood, Moulding dan lain-lain. Maka penanaman investasi yang berbasis proses pengolahan dari bahan dasar menjadi bahan setengah jadi maunpun bahan jadi sangat memiliki prospek cerah. Yang termasuk industri besar adalah : Industri Perkapalan, Kayu lapis, Peralatan Pertanian, Minyak Goreng Sawit, Pulp dan Kertas, Polyester dan Batubara serta Suku Cadang dan Komponen Industri Dari Logam.

Tabel B-8 Potensi Industri Di Kabupaten Kutai Kartanegara

NO LOKASI JENIS USAHA BAHAN

BAKU KUALITAS SARANA PENUNJANG SAKALA USAHA PENGUSAHAAN 1 Tenggaro ng Seberang Genteng Press, Tegel, Batu Bata, Kerajinan, Moulding dan Bahan Bangunan Cukup Tersedia Baik Jalan, Listrik, Air, Telepon, Lembaga Keuangan

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan 2 Tenggaro ng Seberang Pakan Ternak, Pengawetan Kayu, Moulding & Bahan Bangunan, Agro Industri, Batu Bata Cukup Tersedia Baik Jalan, Listrik, Air, Telepon, Lembaga Keuangan

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan 3 Muara Jawa Galangan Kapal, Meubel, Hasil Perikanan Laut Cukup Tersedia Baik Jalan, Listrik, Air, Telepon

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan 4 Muara Muntai Pengolahan Hasil Perikanan Sungai & Danau, Makanan & Minuman, Service Mesin Ces Cukup Tersedia Baik Transportasi Sungai & Darat, Listrik, Lembaga Keuangan

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan 5 Kota Bangun Makanan, Galangan Kapal Kayu, Meubel Kayu, Agro Industri Cukup Tersedia Baik Jalan, Listrik, Air, Telpon, Lembaga Keuangan

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan

6 Samboja Agro Industri,

Batu Bata, Sawit Cukup Tersedia Baik Jalan, Listrik, Air, Telepon, Lembaga Keuangan

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan

(11)

Peluang Investasi Daerah 11 Makanan & Minuman, Moulding & Bahan Bangunan, Galangan Kapal Besi, Agro Industri

Tersedia Listrik, Air,

Telepon, Lembaga Keuangan

Perorangan

8 Anggana Galangan Kapal

Besi & Kayu, Agro Industri, Udang Beku Cukup Tersedia Baik Jalan, Listrik, Air, Telepon, Lembaga Keuangan

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan

9

Sanga-Sanga

Galangan Kapal Besi & Kayu, Agro Industri Cukup Tersedia Baik Jalan, Listrik, Air, Telepon, Lembaga Keuangan

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan

10 Sebulu Galangan Kapal

Kayu, Penggergajian Kayu, Agro Industri, Service Alsintan Cukup Tersedia Baik Jalan, Listrik, Air, Telepon, Lembaga Keuangan

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan 11 Marang Kayu Agro Industri, Tahu Tempe, Pengolahan Karet Cukup Tersedua Baik Jalan, Listrik, Air, Telepon, Lembaga Keuangan

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan

12 Muara

Badak

Agro Industri, Hasil Perikanan Laut & Tambak

Cukup Tersedia Baik Jalan, Listrik, Air, Telepon, Lembaga Keuangan

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan

13 Loa Janan Moulding &

Bahan Bangunan, Penggergajian Kayu, Buah-Buahan Cukup Tersedia Baik Jalan, Listrik, Air, Telepon, Lembaga Keuangan

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan 14 Tabang Penggergajian Kayu, Pengolahan Rotan, Pengolahan Kelapa Sawit Cukup Tersedia

Baik Jalan UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan 15 Kembang Janggut Pengolahan Kalapa Sawit Cukup Tersedia

Baik Jalan UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan

16 Kenohan Hasil Perikanan

Sungai & Danau

Cukup Tersedia

Baik Jalan UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan 17 Muara Wis Hasil Perikanan Sungai & Danau, Kerupuk Ikan, Agro Cukup Tersedia

Baik Jalan UMKM Koperasi, Perusahaan,

(12)

Peluang Investasi Daerah 12 Industri 18 Muara Kaman Galangan Kapal Kayu, Agro Industri, Moulding & Komponen Bahan Kayu, Service Alsintan Cukup Tersedia Baik Jalan, Listrik, Air, Telepon, Lembaga Keuangan

UMKM Koperasi, Perusahaan,

Perorangan

Sumber Data : DISPERINDAGKOP Kabupaten Kutai Kartanegara, 2011

B.7 Sektor Peternakan

Potensi dan Peluang investasi pada sub sektor Peternakan dititik beratkan pada beberapa komoditas. Terutama komoditas yang diarahkan untuk memenuhi swasembada kebutuhan konsurnsi temak di Kalimantan Timur. Jenis komoditi temak yang menjadi produk unggulan di Kabupaten Kutai adalah temak Sapi Potong, Sapi Perah, Temak kambing dan Ayam Ras, Petelur dan Kerbau Kalang. Sapi potong merupakan komoditas yang masih diimpor untuk memenuhi konsumsi penduduk. Saat ini lebih dari 30.000 ekor Sapi didatangkan dari Nusa Tenggara dan Sulawesi Selatan untuk memenuhi permintaan daging sapi di Kabupaten Kutai. Sementara jumlah populasi sapi di Kalimantan Timur hanya sekitar 36.000 ekor. Hingga kini temak sapi masih diusahakan secara tradisional oleh penduduk sebagai mata pencaharian sampingan atau dijadikan tabungan. Belum ada investor yang menanamkan modalnya membudidayakan temak Sapi Potong secara modem. Maka Sapi Potong merupakan komoditas yang memiliki peluang investasi yang sangat cerah. Sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat banyak dikonsumsi oleh masyarakat, terutama susu segar yang diminum langsung tanpa proses pengolahan pabrik. Beberapa daerah di Jawa yang memiliki iklim panas telah sukses membudidayakan Sapi Perah di Kaltim yang didatangkan dari Australia. Selama ini belum ada budidaya ternak Sapi Perah yang secara komersial ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar susu segar. Sehingga dipasaran tidak tersedia susu segar. Maka Sapi Perah memiliki prospek investasi yang sangat cerah.

Kambing merupakan penghasil daging yang cukup diminati pasar. Kambing Potong telah diusahakan penduduk secara tradisional dalam jumlah yang sangat terbatas. Sementara permintaan Kambing di pasaran lokal Kalimantan Timur terus meningkat, terutama saat menjelang Hari Raya Haji. Maka komoditas ternak Kambing memiliki prospek investasi yang cukup cerah. Ayam Potong dan Petelur merupakan komoditas penghasil daging dan telur yang sangat laku keras di pasaran lokal. Saat ini telah ada beberapa investor yang bergerak dalam bidang budidaya ternak ayam potong dan petelur dalam jumlah terbatas. Meningkatnya permintaan daging Ayam Potong dan Telur Ayam Ras untuk keperluan rumah - tangga/restoran menjadikan daerah Kalimantan Timur pengimpor daging ayam dan telur yang cukup besar. Maka Ayam Potong dan Petelur merupakan komoditas yang memiliki prospek investasi yang cukup cerah.

(13)

Peluang Investasi Daerah 13

Kerbau Kalang bisa hidup sehat di daerah rawa-rawa yang memiliki cadangan rumput melimpah ruah. Saat ini kerbau kalang hanya dibudidayakan penduduk secara tradisional. Padahal jika komoditi ini dibudidayakan secara komersial memiliki prospek investasi yang sangat cerah.

Tabel B-9 Inventarisasi Potensi Lahan Sektor Peternakan

No Komoditi Total Lahan (Ha) Sudah

Digunakan (Ha) Belum Digunakan (Ha) 1 Sapi 440.943,00 24.245,00 416.698,00 2 Kerbau 52.955,00 1.971,00 50.984,00 3 Kambing 19.682,00 2.594,00 17.088,00 4 Babi 31.005,00 2.026,00 28.979,00 5 Ayam Buras 1.955,00 8,90 1.946,10

6 Ayam Ras Petelur 8.812,00 8.575,00 237,00

7 Ayam Ras Pedaging 1.143,00 53,65 1.089,35

8 Itik 5.204,00 109,00 5.095,00

Jumlah 4.530.199,00 39.582,55 4.490.616,45

Sumber Data : Dinas Peternakan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2008

B.8 Peluang Investasi Sektor Perikanan

Terdapat 4 (empat) jenis ikan yang merupakan komoditi andalan dengan nilai ekonomi tinggi, selain dari empat jenis ikan itu, diuraikan juga data mengenai hasil-hasil pada sektor perikanan. Adapun empat jenis ikan yang dimaksud adalah :

1. Udang Windu (Panaeous Monodon).

Udang windu merupakan penyumbang devisa terbesar dari sektor perikanan. Potensi ini merupakan investasi mulai dari sektor industri hulu sungai sampai akhir.

Guna mendukung budidaya udang windu dengan potensi : - Luas Tambak Potensial : 20 Ha.

- Luas Fungsional : 3,893 Ha (12%)

- Kebutuhan Benur : 2,4 M Ekor/Tahun, yang sudah dipenuhi dengan Hatchery skala Rumah Tangga sekitar 50.000.000 ekor

 Peluang Usaha di bidang Budidaya Udang Windu Adalah :

(14)

Peluang Investasi Daerah 14

Kebutuhan benur yang cukup besar kurang lebh 2,4 Milyar Ekor/Tahun yang bisa dipenuhi 50.000.000 ekor dan ini merupakan peluang usaha yang dapat diandalkan. Untuk diperlukan investor dalam rangka memenuhi kebutuhan benur yang lebih murah, sehingga tidak perlu didatangkan dari luar pulau.

b. Sarana Produksi Tambak (Saprotan)

Untuk memenuhi kebutuhan budidaya udang faktor pakan sangat dominan, karena 60% investasi budidaya udang pada pakan, mulai ari awal penebaran sampai panen. Demikian pula kebutuhan sarana produksi lainnya yang lebig murah dan efisien apabila tersedia pabrik yang dapat memenuhi kebutuhan dengan harga yang memadai.

c. Pemanfaatan Limbah Kepala Udang

Peluang bisnis dari limbah kepala udang yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal dapat diolah menjadi produk yang bernilai cukup tinggi, antara lain ;

- Petis Udang - Kecap Udang - Terasi Udang - Tepung Udang, dll.

2. Kepiting (Skylla serrata)

Potensi budidaya kepiting cukup besar dan terbuka luas untuk peluang pasarnya, baik lokal maupun ekspor. Peluang bisnis kepiting ditunjang dengan luasnya hamparan tambak rakyat dan dukungan dari Pemerintah Daerah Kutai Kartanegara.

Produksi kepiting pada tahun 2001 adalah sebesar 38,4 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 268.800.000.

3. Ikan Patin (Pangasius Sutchi F) .

Ikan Patn merupakan ikan yang banyak dibudidayakan sepanjang aliran sungai Mahakam, secara teknis pemeliharaan ikan ini tidak sulit, sehingga dibudidayakan semua orang.

Tahun 2002 diperkirakan terjadi kenaikan produksi yang tinggi karena adanya penyaluran bantuan keramba, pakan dan benih berjumlah 1.125.500 ekor. Dengan perkiraan tingkat mortalitas 30%, maka akan diperoleh hasil panen 1.125.500 - 30% = 788.850 ekor dengan berat rata-rata 800gr/ekor, sehingga diperoleh hasil panen 631 ton ikan patin.

Sentra produksi ikan patin adalah : Kecamatan Muara Muntai sebesar 79.500.000 ekor. Kota Bangun sebesar 69.750.000 ekor, dan Muara Kaman 68.750.000 ekor. (Data Statistik Perikanan dan Kelautan Tahun 2001).  Peluang Usaha di bidang Budidaya Ikan Patin

(15)

Peluang Investasi Daerah 15

Jumlah Produksi yang besar tidak terserap seluruhnya oleh pasar lokal dan antar pulau. Untuk peluang investor adalah menanamkan modalnya untuk pembelian dan pemasaran serta pembangunan pabrik pengolahan hasil perikanan seperti pembuatan sosis ikan dan lain-lain. Kemudahan yang didapat adalah menjangkau sentra-sentra produksi tersebut dengan transportasi darat dan sungai sangat mudah dan murah.

4. Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata Blkr) .

Ikan Betutu merupakan spesies ikan air tawar yang dapat dibudidayakan dalam keramba di perairan umum. Kapasitas produksi sebagai berikut :

- Muara Muntai : 6,1 Ton - Muara Wis : 4,7 Ton - Kota Bangun : 5,3 Ton - Kenohan : 7,5 Ton

- Kembang Janggut : 3,15 Ton - Muara Kaman : 4,4 Ton - Daerah Lain : 2,5 Ton

 Peluang Usaha di bidang Budidaya Ikan

Ikan ini diminati oleh pasar luar negeri dan setiap tahunnya permintaan meningkat. Negara-negara pengimpor ikan betutu adalah seperti Singapura, Hongkong, Taiwan, Cina dan Amerika. Untuk budidaya ikan betutu di wilayah-wilayah pengembangan tersebut masih terbuka peluang-peluang investasi karena kondisi alam yang luas masih memberikan prospek yang baik, yang didukung sarana transportasi yang lancar dan relatif murah untuk menjangkau kantong-kantong produksi yang dimaksud.

Tabel B-10 Inventarisasi Potensi Lahan Sektor Perikanan

No Komoditi Kecamatan Lahan Yang Tersedia (Ha) Lahan Produksi (Ha) Lahan Potensial (Ha)

1 Udang Muara Jawa 6,940,00 3.198,00 3.742,00

2 Udang Samboja 1.616,00 808,00 808,00

3 Udang Anggana 79.212,00 29.374,00 49.838,00

4 Udang Muara Badak 4.970,00 4.430,00 540,00

5 Udang Marang Kayu 1.300,00 1.190,00 110,00

6 Nila / Ikan Mas Loa Janan - 60,40 - 7 Nila / Ikan Mas Loa Kulu - 55,10 - JUMLAH 94.038,00 39.115,50 55.038,00

(16)

Peluang Investasi Daerah 16

C. Peluang Investasi Sektor Food And Rice Estate

C.1 Profil Investasi Jagung

Jagung selama ini belum banyak diperhatikan sebagai komoditi yang dibudidayakan secara komersial, memang telah ada budidaya jagung di beberapa wilayah Kabupaten Kutai, namun sasaran konsumsi dari komoditas itu hanya sebatas pemenuhan kebutuhan jagung muda. Sedangkan jagung pipilan kering selama ini masih belum dibudidayakan. Dengan demikian jagung menjadi komoditas yang memiliki prospek cerah.

Tabel C-1 Inventarisasi Potensi Lahan

Komoditi Total Lahan Sudah Digunakan Belum Digunakan

Jagung 498.432 2.097 496.335

Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2010

Padi

Perkembangan luas panen padi sawah di Kutai Kartanegara pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 3,05% dan padi ladang mengalami penurunan sebesar 3,39%. Secara riil luas panen padi sawah naik dari 37.514 ha (tahun 2009) menjadi 38.658 ha (tahun 2010). Sedangkan luas panen padi ladang menurun dari 5.220 ha (tahun 2009) menjadi 5.043 ha (tahun 2010).

Di sektor padi sawah, Tenggarong Seberang adalah peringkat pertamanya. Luas panen padi sawah sebesar 7.763 ha dan produksinya mencapai 41.949 ton dengan produkstivitas 54,04 kw/ha. ini berarti 20,69% produksi padi sawah di Kutai Kartanegara dihasilkan oleh Kecamatan Tenggarong Seberang.

Di sektor padi ladang, Tabang adalah daerah yang memiliki luas panen dan produksi terbesar di tahun 2010, yaitu luas panen 1.822 ha dan produksi padi ladang mencapai 5.340 ton.

C.2 Peluang Pasar

Pada tahun 2011 jumlah penduduk di Kalimantan Timur mencapai 3.631.306 jiwa dan untuk itu diperlukan konsumsi beras sebanyak 410.338 ton, sedangkan produksi beras hanya 369.669 ton. Hal itu berarti bahwa Kalimantan Timur defisit sebesar 40.668 ton beras, sehingga untuk mencapai swasembada pangan beras, maka provinsi Kalimantan Timur perlu meningkatkan luas areal tanam tanaman pangan.

Kebutuhan beras di Kalimantan Timur dari tahun 2009-2014 bila dilihat dari produksi gabah kering giling (GKG) menunjukkan ke arah positif yaitu produksi semakin meningkat, dan bila dikonverasi ke beras maka terlihat pula angka minus semakin menyusut dan diharapkan pada tahun 2014 Kaltim surplus beras.

(17)

Peluang Investasi Daerah 17 Tabel C-2 Perkembangan produksi beras Kalimantan Timur th 2009 s/d 2014

Tahun Jumlah Penduduk Produksi GKG (ton) Produksi siap konsumsi (ton) Kebutuhan Konsumsi (ton Surplu/ Minus (ton) 2009 3.164.800 555.561 319.514 357.622 (38.108) 2010 3.550.586 588.111 338.234 401.216 (62.982) 2011 3.631.306 642.769 369.669 410.338 (40.668) 2012 3.714.560 685.986 394.524 419.745 (25.221) 2013 3.800.451 734.750 422.570 429.451 (6.881) 2014 3.886.085 789.776 454.216 439.467 14.749

Keterangan : Konsumsi beras 113 kg/per kapita/tahun untuk Kaltim. Potensi Kabupaten Kutai Kartanegara Terkait Tanaman Pangan

1. Pencanangan lahan untuk rice and food estate seluas 36.347 ha. 2. Kecukupan curah hujan.

3. Tersedianya infrastruktur (jalan, telekomunikasi, listrik dan air bersih).

Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan dititik beratkan pada komoditas padi, jagung, kedelai, kacang, singkong dan buah-buahan. Khusus untuk tanaman padi, Pemerintah Kabupaten Kutai bertekad menjadikan Kutai sebagai "Lumbung Padi Kalimantan Timur".

Jagung selama ini belum banyak diperhatikan sebagai komoditi yang dibudidayakan secara komersial. Memang

telah ada budidaya jagung di beberapa wilayah Kabupaten Kutai, namun sasaran konsumsi dari komoditas itu hanya sebatas pemenuhan kebutuhan jagung muda. Sedangkan jagung pipilan kering selama ini masih belum dibudidayakan. Dengan demikian jagung menjadi komoditas yang memiliki prospek cerah.

Kedelai merupakan komoditas bahan baku tahu dan tempo yang sekarang menjadi makanan rakyat yang sangat

populer. Saat ini kedelai masih diimpor dari luar negeri. Di Kabupaten Kutai kedelai belum pernah di budidayakan secara komersial, maka komoditas kedelai memiliki prospek yang cerah.

Kacang tanah tumbuh subur di tanah bertekstur gembur. Di Kabupaten Kutai tanaman kacang yang

dibudidayakan secara komersial masih dalam jumlahyang sangat terbatas, khususnya hanya dijadikan kacang rebus dan kacang goreng. Sedangkan hingga kini Kaltim masih mengimpor kacang tanah daiam jumlah sangat besar.

Singkong merupakan bahan pangan rakyat yang bisa tumbuh di berbagai media tanah kering. Tamanam ini

mudah dibudidayakan tanpa perawatan khusus. Produksi singkong penduduk saat ini sangat melimpah ruah. Hasil potensi singkong beium diolah menjadi bahan industri sehingga peluang investasi pada komoditas singkong sangat cerah. Buah-buahan merupakan komoditas yang cukup penting. Selama ini Propinsi Kaltim, khususnya Kabupaten Kutai masih mendatangkan buah-buahan dari Pulau Jawa dan impor dari luar negeri. Beberapa jenis buah-buahan telah dibudidayakan secara tradisional dan terbatas oleh penduduk Kabupaten Kutai, misalnya

(18)

Peluang Investasi Daerah 18

Durian, Rambutan, Salak, Langsat, Manggis dll. Produktivitas dari buah-buahan lokal ini belum bisa mencukupi permintaan pasar. Maka penanaman investasi pada budidaya buah-buahan memiliki prospek yang cukup cerah.

C.3 Ketersediaan Lahan

Berkaitan dengan kegiatan Food and Rice Estate dapat disampaikan calon lahan yang terdapat di lokasi Kabupaten Kutai Kartanegara.

Calon lahan Rice/Food Estate seluas 23.845,61 hektar berlokasi di Kecamatan Muara Kaman Desa Sabintulung dengan rincian lahan:

1. Lahan 12.617 ha. Fungsi hutan Areal Penggunaan Lain (APL) seluas 11.817 ha dan hutan produksi seluas 800 ha.

Klarifikasi status kawasan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara atas permohonan Koperasi Serba Usaha Mitra Abadi.

2. Lahan 11.228,61 ha. Fungsi hutan Areal Penggunaan Lain (APL) seluas 19,96 ha dan hutan produksi/Kawasan Budidaya Kehutanan seluas 11.208,65 ha.

Klarifikasi status kawasan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara atas permohonan Koperasi Jasa “Selendong Jaya” .

Klarifikasi luasan dan lokasi potensi lahan untuk pengembangan rice estate 200.000 ha yang berlokasi di 10 (sepuluh) Kabupaten, Provinsi Kalimantan Timur. Rencana pengembangan pertanian lahan basah di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi:

a. Lahan sawah beririgasi seluas kurang lebih 14.224 hektar berada di :

1. Kecamatan Tenggarong Seberang; 6. Kecamatan Muara Badak;

2. Kecamatan Sebulu; 7. Kecamatan Marangkayu;

(19)

Peluang Investasi Daerah 19

4. Kecamatan Kota Bangun; 9. Kecamatan Kenohan;

5. Kecamatan Muara Wis; dan 10. Kecamatan Muara Muntai.

b. Lahan sawah tidak beririgasi seluas kurang lebih 10.776 hektar tersebar di seluruh wilayah kecamatan. Lahan potensial untuk Lahan Pertanian Tanaman Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang ada di wilayah kabupaten seluas kurang lebih 36.347 hektar.

Tabel C-3 Inventarisasi Potensi Lahan Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan

NO KOMODITI TOTAL LAHAN (Ha) SUDAH DIGUNAKAN (Ha) BELUM DIGUNAKAN (Ha) 1 Kedelai 498.432,00 675,00 497.757,00 2 Padi Sawah 84.735,00 25.925,00 58.810,00 3 Jagung 498.432,00 2.097,00 496.335,00 4 Ubi Kayu 498.432,00 1.540,00 496.892,00 5 Kacang Tanah 498.432,00 599,00 497.833,00 6 Kacang Hijau 498.432,00 182,00 498.250,00 Jumlah 2.078.463,00 31.018,00 2.047.445,00 Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2010 C.4 Besaran Investasi

ANALISA USAHA TANI PADI

Biaya Tetap Volume Satuan Harga Satuan Jumlah

1 Sewa Lahan Sawah 1 Musim 1 Ha 3,500,000 3,500,000

2 Pengadaan sarana produksi -

- Benih 10 Kg 10,000 100,000

-Pupuk Organik Padat 6000 Kg 500 3,000,000 -Puput Organik Cair 40 liter 15,000 600,000

3 Penyiapan Lahan Sampai Siap Tanam

(20)

Peluang Investasi Daerah 20

-Pengolahan Tanah 1 Unit 800,000 800,000 -Perbaikkan Pematang 16 HOK 30,000 480,000 -Penaburan Pupuk Organik 12 HOK 30,000 360,000

4 Persemaian dan Penanaman -

- Media Semai 1 Unit 100,000 100,000

-Persemaian 2 HOK 30,000 60,000

-Tanam 30 HOK 30,000 900,000

5 Pemeliharaan dan Panen -

-Penyiangan dan penyemprotan MOL

20 HOK 30,000 600,000

-Pengendalian OPT dengan Pestisida Nabati 2 HOK 30,000 60,000 - Panen 20 HOK 35,000 700,000 - 6 Lain-lain 1 Ha 2,000,000 2,000,000 BIAYA PRODUKSI 13,260,000

7 Penjualan Hasil Panen Keuntungan hasil sampai Gabah Kering Panen

- Hasil Panen 7000 kg 3000 21,000,000

- Total Biaya Produksi GKP 1 unit 13,260,000 13,260,000

Keuntungan ( Hasil Panen-Biaya produksi)

7,740,000

Persentase Keuntungan 58.37%

8 Keuntungan Hasil Sampai Beras

- Hasil penjualan Beras (55% x GKP)

3,850 kg 8000 30,800,000

- Biaya Produksi GKP 1 ha 13,260,000 13,260,000 - Biaya Produksi Beras (drying,

giling dll)

7000 kg 500 3,500,000

Keuntungan (Hasil Penjualan Beras-Biaya produksi)

14,040,000

Gambar

Tabel A-1 Luas Wilayah, Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk dan Kepadatan Tahun 2010
Tabel B-1 PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2005 – 2010 (juta)
Tabel B-2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Rasio dan Kecamatan, Tahun 2010  No.  Kecamatan  Laki - laki  Perempuan  Jumlah  Rasio
Tabel B-7 Inventarisasi Potensi Lahan Sub Sektor Perkebunan
+6

Referensi

Dokumen terkait

(1) Penyelenggaraan PON XVIII Tahun 2008 di Kabupaten Kutai Kartanegara sesuai dengan Nota Kesepahaman Antara Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Kabupaten Kutai

Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 7 Tahun 2011 Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 14 Tahun 2003 tentang Pembentukan

Dengan mempertimbangkan pentingnya pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya disparitas tenaga kesehatan dan topografi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang

Posisi geografis wilayah Kabupaten Boyolali merupakan kekuatan yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan daerah karena berada pada segitiga wilayah Yogyakarta

Keaksaraan Fungsional oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara di Desa Makarti Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara belum terlaksana dengan baik dan

Berdasarkan surat yang dikeluarkannya SK Gubernur tentang Penegasan Batas Wilayah Kota Samarinda denga Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2012 dan keepakatan tentang

Penetapan Pusat Pertumbuhan Wilayah Dengan mengacu pada hasil analisis skalogram dan sentralitas di atas, maka wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dapat ditetapkan sebanyak tiga 3

DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara dalam membuat Perda sesuai Undang-Undang sesungguhnya memiliki kewenangan yang lebih besar dari pada eksekutif, karena DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara