• Tidak ada hasil yang ditemukan

Informasi Bapak Bayudono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Informasi Bapak Bayudono"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Rapat Koordinasi Gugus Tugas Forum PRB 

Dukungan Upaya Tanggap Darurat Merapi 

Sekretariat Forum PRB DIY, 12 Nopember 2010 pukul 19.15 – 21.15 WIB  Fasilitator: Juli E. Nugroho (Koordinator Gugus Tugas Tanggap Bencana Erupsi Merapi Forum PRB DIY)   Peserta tercatat: 82 orang 

 

  Agenda:  1. Informasi Bapak Bayudono (Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan)  2. Laporan Perkembangan Gugus Tugas (GT) / Klaster  3. Persoalan dan Penyelesaian  4. Informasi Penting      Juli: Agenda pertama adalah informasi dari Pak Bayudono. Agenda kedua laporan  perkembangan GT/klaster yang dilengkapi dengan informasi kapasitas yang dimiliki  GT yang selama ini belum dilakukan. Agenda ketiga berkaitan dengan persoalan dan  penyelesaian masalah dan agenda terakhir informasi‐informasi penting.   

Informasi Bapak Bayudono 

 

Ada beberapa hal yang akan saya sampaikan:   Kalau membaca tulisan di KOMPAS, ada pernyataan Sultan bahwa  Pemerintah akan menyiapkan rehabilitasi, mohon dipahami itu bukan  relokasi.    Saya gambarkan siklusnya:    TANGGAP DARURAT  REHABILITASI  REHAP REKON     Kita belum tahu tanggap darurat sampai kapan dan jika menunggu, ini bisa  lama. Itu sebabnya Gubernur meminta kami menyiapkan rehabilitasi.   Rehabilitasi lebih berkaitan dengan penghidupan, bagaimana anak‐anak  dapat bersekolah lagi, Puskesmas berfungsi kembali, dll.   Rehap/rekon berkaitan dengan perbaikan bangunan dan lainnya.   Kesulitan kami adalah masalah data karena titik‐titik pengungsi selalu  berpindah. Saya pikir kami bisa meminta bantuan pada Teman‐teman di sini.   Jika teman‐teman ada kesulitan, mohon juga menghubungi kami. Saya  melakukan mediasi untuk kebutuhan Forum PRB dengan pemerintah karena  tidak semua pihak memiliki interaksi dengan pemerintah.   Saya tidak bisa lama karena sudah ditunggu untuk rapat yang lain.             

(2)

 

Laporan Perkembangan Gugus Tugas (GT) 

 

1. Gugus Tugas Kesehatan (Koordinator: Soepritjahjono) 

 

 

Soepritjahjono (PKBI):   Dari hari ke hari saya memetakan kapasitas bersama anggota.    Ada 8 lembaga; Handicap International, YEU, PKBI DIY, Mercy Corps, GER,  Sheep, ACF dan KU UGM Angkatan 2007.   Ruang yang dipakai oleh GT adalah ruang yang tidak direspon oleh  pemerintah atau pihak lain.   

Ruang Lingkup

1. Layanan Kesehatan.

2. Advokasi ibu hamil (biaya persalinan) 3. Pendampingan ibu hamil, Ibu Menyusui,

Bayi, Balita (pemeriksaan, persalinan, konsultasi, makanan bergizi)

4. Layanan difable dan Lanjut Usia

     Handicap International (HI) menyediakan tenaga fisioterapis dan limited NFIs.   Posko HI berada di GOR Maguwoharjo, Youth Center, GOR Pangukan Sleman  dan Pendopo Kab. Klaten.   

Wilayah

• Sleman

– Stadion (layanan difabel dan lanjut usia, Pos Khusus Ibu hamil dan menyusui, Pos Dapur Umum gizi bayi dan balita)

– GOR Pangukan (layanan kesehatan difabel, pantauan ibu hamil) – UGM (layanan kesehatan di Gelanggang dan Purnabudaya) – Kalasan (layanan kesehatan umum)

– Mlati (pantauan ibu hamil) – Berbah (pantauan ibu hamil)

• Klaten

– Pendopo (layanan difabel dan usia lanjut)

   

(3)

   

Stadion Maguwoharjo

Pos Ibu hamil

• Bertempat di ruang utama Stadion Maguwoharjo. • Ibu hamil : 25

• Ibu menyusui : 125

• Sistem jaga 24 jam (data dan logistik)

• Sistem medis di siang hari, kecuali mendekati HPL.

Dapur Umum

• Untuk bayi dan balita

     Di GOR Maguwoharjo ada 25 ibu hamil dan dari hari ke hari pasti ada yang  melahirkan. Kemarin ada 1 ibu yang dirujuk ke RS Sardjito.    Dari catatan kami ada 60 ibu hamil yang tersebar di beberapa titik. Informasi  kami dapat dari sms. Kami menggunakan kendaraan dengan posisi terdekat  untuk mobilitasnya.   Masalah: setelah persalinan akan kemana? Saat ini saja masih ada 6 ibu yang  masih berada di rumah sakit.   Kami mencatat sudah 7 ibu melahirkan sejak erupsi pertama tanggal 26  Oktober 2010.   Kami butuh shelter untuk ibu pasca persalinan.   

Hasil 2 hari terakhir

1. Pemeriksaan kesehatan di 2 dusun desa Purwomartani. 2. Pendirian dapur umum bayi dan balita di Stadion

Maguwoharjo.

3. Pendampingan 3 persalinan. 4. Pemetaan ibu hamil.

5. Distribusi alat mandi 6. Distribusi selimut bayi.

7. Layanan difabel dan usia lanjut.

8. Pemetaan satelit layanan kesehatan (tidak dilanjutkan karena mahasiswa KU UGM Angkatan 2007 masuk kuliah) 9. Mobilisasi obat.

10. Koordinasi dengan penanggung jawab relawan perawat dari Bogor.      Gelanggang Emergency Response (GER) stand by di Gelanggang UGM dan  Gedung Kusnadi Hardjasoemantri.   Merci Corps melakukan konseling laktasi, pendampingan ibu hamil,  pendampingan ibu menyusui dan pemenuhan gizi bayi dan balita serta ada  1.000 porsi makanan untuk penyintas setiap hari. 

(4)

 KU UGM melakukan pemetaan satelit untuk asesmen dan penyediaan  informasi. Sekarang mereka pamit karena sudah hampir kuliah.   YEU memberikan pengobatan, dulunya di Disaster Oasis tapi sudah turun.         

Rencana

• Pengadaan Obat.  AmeriCare Fondation  DPD Provinsi DIY

 Komunitas Mhs KU UGM angkatan 2007

• Mobilisasi relawan untuk Pos KIA Maguwoharjo.

 Bantuan tenaga dari SPK di Bogor.

• Kesehatan Keliling  Komunitas Padmanaba.      Forum mendapat banyak pertanyaan apakah ada stok obat dan kami tidak  mempunyai stok obat.   Kami melihat ada banyak ambulans tapi kalau diajak bergerak agak susah.    Juli: Kita mempunyai kebutuhan untuk mobilitas. Ada yang terlupa, jumlah selimut  yang dibagikan dimana saja? Ada pertanyaan atau tanggapan?    Lilik (Oxfam GB):   Apakah memungkinkan jika GT Kesehatan melakukan observasi dan analisa  yang berkaitan dengan tren penyakit misal karena buruknya sanitasi dan  lingkungan. Apakah bisa GT melihat hal ini? Hal ini terkait juga dengan  prediksi masalah kesehatan ke depan sehingga bisa juga mengingatkan GT  lain untuk kesiapsiagaan.    GT WASH punya agenda untuk promosi kesehatan dan ini bisa  disambungkan.    Saya pikir juga penting untuk melihat tindakan preventif‐nya bukan hanya  pada tindakan kuratif. Menurut saya tindakan teman‐teman masih kuratif  sifatnya.    Soepritjahjono:   Kalau boleh saya katakan, misal untuk posko di GOR Maguwoharjo, jika ada  yang sakit, harus dibawa ke pos kesehatan. Ada cerita anak yang batuk tapi  tidak bisa batuk. Kami mendiskusikan dengan tim kesehatan untuk  membahas masa depan mereka. Sistemnya selama ini dokter jaga dan tidak  24 jam. Memang ini sifatnya masih kuratif belum preventif.    Terkait dengan informasi kesehatan, hari ini di Dinkes ada rapat koordinasi  tapi saya tidak bisa hadir tapi saya bisa mendapatkan informasinya malam ini.  

(5)

      Rosio (Unicef):    Saya ikut rapat di Dinkes Provinsi jam 13.30 siang tadi. Rapat tersebut  menghadirkan Kepala Dinas dari 4 kabupaten sehingga banyak hal dapat  didiskusikan bersama.   Mereka sudah punya agenda dan saya pikir bisa koordinasi dengan mereka.    Soepritjahjono:    Siap koordinasi.    Juli: Berikutnya untuk Gugus Tugas WASH.     

2. Gugus Tugas Kesehatan (Koordinator: Arham Bahar) 

  Arham (BMP):   Sebelumnya, kami sampaikan bahwa anggota GT ini terus bertambah.  Jumlahnya sekarang 28 lembaga.   

Anggota Wash Cluster

1. PDAM Sleman 2. BLH DIY

3. Kimpraswil Sleman 4. PU DIY

5. Kadiv Cipta Karya DIY 6. SNVT Air Minum DIY 7. UNICEF 8. OXFAM 9. Plan International 10. ACF 11. Care 12. IRD 13. BMP 14. PSB 1. World Vision 2. Kypa 3. Child Fund 4. Save The Children 5. IOM 6. GNI 7. ECB 8. GWG 9. GTZ/IA ITB 10. ARKOM 11. UN OCHA 12. KOMPIP 13. AmCross 14. PMI  

(6)

 

 Ruang lingkup aktivitas dan progres sebagai berikut:   

Ruang lingkup aktivitas & Progress

 Menyiapkan informasi relevan bagi anggota

Ruang lingkup, standar dan indikator respon Siapa, melakukan apa, dimana

Informasi kebutuhan

Informasi kapasitas anggota

Data titik lokasi (Barak ) pengungsi Menyediakan informasi spasial

Isu-isu seputar kegiatan tanggap darurat merapi

     Poin 2: Siapa, melakukan apa dan dimana. Asesmen dapat dilakukan ulang  untuk mendapatkan data yang akurat.   Poin 3: Informasi kebutuhan. Informasi yang kami terima baru 30. Jika sudah  melakukan asesmen, Teman‐teman harap langsung melihat dari sisi WASH  dan melakukan kontak GT WASH.     

Menjalin komunikasi sesama anggota

Milis grup wash Cluster

Pertemuan reguler (4 kali pertemuan) Media informasi lainnya

Menjembatani relasi sinergis dengan pemerintah

dan cluster lainnya (PU dan PDAM)

Menyusun Database Intervensi untuk keperluan

matriks 4W (

intervention form

)

Mendorong kerjasama antar anggota dalam

merespon kebutuhan mendesak pengungsi

Ruang lingkup aktivitas Cluster

   

(7)

   Informasi sudah saya sebarkan untuk anggota GT.   Saya mendapat informasi bahwa erupsi Merapi bisa berlangsung lama  sehingga Teman‐teman perlu mempersiapkan energi yang besar.    Informasi dari Metro TV: 5 toilet dipakai untuk 1.000 pengungsi. GT perlu  melakukan klarifikasi. Jika tidak benar, saya akan klarifikasi langsung pada  Metro TV.   Kami juga melakukan database intervention untuk matriks 4W dengan  intervention form.    Esthi (IOM):   Saya melakukan asesmen di lapangan dan saya mencatat dari beberapa  asesmen di titik‐titik pengungsian, ketika kami bertanya kepada pengungsi  apakah mereka membutuhkan latrine, mereka menjawab “tidak” karena  mereka juga tidak tahu sampai kapan akan berada di lokasi dan bahkan  kabarnya masih akan dipindahkan lagi.    Saya minta pendapat Teman‐teman mengenai hal ini.    Claire (Unicef):   It relates to WASH Cluster. We need detailed information where the  temporary schools dan the actors are. For instance from Save The Children.   We also need the information on what is called tempat cuci tangan. It is  important so that we can coordinate well.    Arham:   Kami akan melakukan analisis kebutuhan dan kami mungkin juga melakukan  asesmen ulang.    Kami mohon dibantu kaitannya dengan informasi.     Juli: Ada pertanyaan?    Zamzam (Perkumpulan Kerlip):   Untuk kasus WASH‐nya, mereka tidak dapat mengakses air. Waktu belajar  hingga jam 15 dan kebutuhan airnya belum ada lembaga yang mengukur.     Agus Hartono (LESTARI):   Saya baru pertama kali ini mengikuti pertemuan Forum PRB sehingga saya  belum begitu tahu sebenarnya. Saya mendengar informasi tentang  pertemuan ini dan saya tertarik untuk ikut.    Kami melakukan pengelokaaan sampah di GOR Maguwoharjo terutama  untuk sampah dari dapur. Kami sebenarnya mengusulkan pengelolaan  keseluruhan tapi belum memungkinkan. Saya terlambat dan belum tahu GT  yang ada.    Kami ada di pojok GOR, silakan jika Teman‐teman ingin datang ke sana.   Kami sudah berhasil mengelola 9 ton sampah organik. Sampah non‐organik  juga cukup banyak.   

(8)

Juli: Teman‐teman LESTARI silahkan mengisi formulir yang ada. Bagi Teman‐teman  yang belum mengisi daftar hadir mohon untuk mengisi dan menulis alamat email  sehingga kami bisa kirim formulir atau informasinya.    Arham:   Saya usul untuk Perkumpulan Kerlip dan LESTARI masuk di GT WASH.    Juli:   Barak pengungsian belum ada informasi akan bagaimana. Pak Bayu sampaikan untuk  rehabilitasi bukan relokasi. Berita buruknya, peristiwa ini mungkin akan lama. Ini  adalah tindakan yang sebenarnya 3 tindakan yang dijadikan satu; tanggap darurat,  rehabilitasi dan kesiapsiagaan.     Sekarang ada 300 ribu pengungsi yang tersebar. Di Timor Leste dulu sekitar 100 ribu,  ini angka yang besar untuk Tanah Jawa.    Berikutnya, GT Pendidikan. Silakan.     

3. Gugus Tugas Pendidikan (Koordinator: Ignasius Kendal) 

  Kendal (Hijau GPL):   Saya sampaikan perkembangan GT Pendidikan sebagai berikut: 

SU ASAN A

• W ilayah Kabupaten Sleman :

a. sekolah yang lumpuh : 19-28 unit (153-217 unit)

b. siswa yang terkena dampak : 2.051 anak (15.000 -185.000an anak) • W ilayah Kabupaten Magelang :

a. sekolah yang lumpuh : b. siswa yang terkena dampak : • W ilayah Kabupaten Klaten :

a. sekolah yang lumpuh : b. siswa yang terkena dampak : • W ilayah Kabupaten Boyolali :

a. sekolah yang lumpuh : 23 gedung sekolah dipakai untuk menampung penyintas

b. siswa yang terkena dampak : 12.234 anak

   

 Kami mencoba mendeteksi daerah mana yang melakukan perpindahan  secara wilayah administratif, misal dari Boyolali ke Klaten atau sebaliknya.  Mungkin akan dapat diatasi jika di sana sudah ada GT Pendidikan. 

(9)

 

Latar Belakang Kluster Pendidikan :

A. Meletakkan pada kepentingan anak. B. Mengupayakan tetap terjaminnya layanan

penyelenggaraan pendidikan :

1. untuk institusi pendidikan yang  mengalami dampak, dan

2. institusi pendidikan yang mengalami imbas. 

di kawasan bencana erupsi gunung Merapi. C. Landasan : hak anak atas pendidikan dan rasa

aman (prinsip pemerataan layanan)

   Pendidikan bukan hanya mendapatkan dampak terutama ketika zona aman  menjadi 20 km, misal Kab. Bantul jadi harus berpikir untuk peyintas yang ada  di JEC. Untuk JEC, Senin besok sekolah darurat bisa jalan.   Ketika zona aman bergeser menjadi 25 km tentu akan ada masalah serius  sehingga ke depan kami akan menyusun kerangka kerja. GT ini perlu energi  besar dan tentunya kebutuhan akan air.   Untuk 3 kabupaten lain, kami masih perlu membaca siapa yang bisa  mendorong hal ini. Mereka bahkan tidak tahu setelah ini akan melakukan  apa. Ke depan juga akan ada ujian dan ini akan seperti apa perlu dipikirkan.   

Tujuan :

• Mendukung Pemerintah daer ah, khususnya bidang pendidikan, di kawasan bencana di wilayah DIY dan Jawa Tengah dalam menyediakan bantuan r esponsif dan pemulihan tempat belajar sementar a yang ramah anak (inklusif dan per spektif gender ), termasuk di dalamnya :

a. aktifitas psikososial

b. menyediakan sarana (sekolah sementar a) dan peralatan pendukung kegiatan belajar mengajar (KBM PLS & Formal),

b. induksi (pelatihan) kesiapsiagaan untuk pengajar/gur u tentang “ PRB Gunung Api” ,

c. Membangun pengarusutamaan “ PRB bencana er upsi gunung ber apai” sejak usia sekolah dasar , serta menciptakan komunitas belajar bagi anak, guru, dan masyarakat yang terkena dampak erupsi Merapi 2010.

Solusi : “ Rapid assessment” tempat KBM/aktifitas psikososial dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan, dan “ gap” terutama untuk daer ah yang membutuhkan per hatian khusus (sifat : lintas administratif).

   Kami mencatat bahwa anak perlu identitas sehingga kami memetakan 

kebutuhan apa yang ada di DIY dan kami sepakat membuat back to school  campaign dengan slogan “Ayo Sekolah Meneh!” 

(10)

Amri (FKPN):   SMP 1 dan SMA 3 Yogyakarta sudah menerima penyintas. Guru dapat diambil  dari penyintas juga sehingga dapat menjadi kegiatan bagi guru.    Yanti (Perkumpulan Kerlip):    Dari tiga dari sekolah yang dijadikan sebagai tempat pengungsian sudah  mulai terlihat adanya masalah, misalnya ada anak yang mulai suka melamun.   Saya pikir untuk GT ini perlu memikirkan bukan hanya hal yang terkait  dengan kebutuhan anak terhadap pendidikan tapi juga hak anak. Bukan  bagaimana dia kembali sekolah tapi bagaimana kebutuhannya sebagai anak  terpenuhi.    Dalam hal ini, mengaktifkan sumber daya yang ada menjadi sangat penting.  Penyintas ini rawan trafiking dan bullying. Anak berkebutuhan khusus juga  perlu perhatian khusus karena tidak bisa langsung masuk ke sekolah yang  ada.   PRB saya pikir dapat diajarkan selama diajarkan melalui cara yang  menyenangkan akan baik. Kami juga bekerja dengan Himpaudi yang sudah  biasa melakukan kegiatan pembelajaran dengan model seperti ini.    Yoga (YEU):   Ada 2 pertanyaan: Apakah masing‐masing provinsi mempunyai kebijakan  yang sama tentang pendidikan darurat dengan kerjasama antara provinsi dan  kabupaten? Apakah sekolah darurat itu juga ada tingkatannya; TK, SD, SMP,  SMA.    Di lokasi kami banyak anak dengan beragam latar belakang pendidikan.    Agus Muntohar (Pusat Studi Lingkungan dan Bencana UMY):   Maaf saya baru hadir kali ini. Kami menerima tamu hingga 1.000 termasuk  anak. Jika ada pesan berantai saya pikir Teman‐teman dapat menghubungkan  ke sekolah yang ada.    Anak juga mengalami minder karena posisinya sebagai penyintas.     Kendal:   Ada yang masuk sekolah reguler, ada yang dengan sistem shift dan ada yang  diindukkan. Untuk DIY, sekolah tidak boleh menolak. Kami sedang  mendorong untuk Jateng. Untuk DIY bukan hanya kita sendiri tapi ada dinas‐ dinas terkait di provinsi bahkan dari Kab. Gunung Kidul.    Harapannya Jateng bisa mengeluarkan kebijakan bukan hanya meliburkan  sampai pada waktu yang tidak tentu, itu merugikan.   Untuk tingkatan, kami ingin mendukung semua tingkat dan itu menjadi kerja  bersama. Kita perlu melakukan koordinasi agar juga agar kerja‐kerja tidak  tumpang tindih.    Kita juga mencoba menjembatani masalah‐masalah psikologis yang muncul.  Untuk SMK ada kebijakan dari dinas bahwa mereka dapat difasilitasi untuk  melakukan kegiatan belajar di sekolah yang sama dan ini dilakukan langsung  oleh dinas sendiri. 

(11)

 Untuk sinergi, kami akan melakukan dengan WASH dan kesehatan. Kami juga  bekerja dengan psikolog‐psikolog dari luar untuk kebutuhan kami.      

4. Gugus Tugas Livelihood: Mata Pencaharian, Penghidupan dan 

Ketahanan Pangan (Koordinator: Adam S. Agus) 

  Adam (Bina Swadaya):   Saya sampaikan perkembangan per 11 Nopember 2010.   

DINAS PERTANIAN KABUPATEN SLEMAN

Jumlah Ternak, Radius 20 KM di Kecamatan Pakem dan Kecamatan Cangkringan :

1. Sapi Perah : 4.844 ekor 2. Sapi Potong : 10.363 ekor 3. Kuda : 38 ekor 4. Kambing : 8.632 ekor 5. Domba : 12.057 ekor 6. Kerbau : 580 ekor      Berikut informasi ternak yang sudah dievakuasi:   

Ternak yang sudah dievakuasi,

per 11 November 2010

Sapi perah : 540 ekor Sapi potong : 564 ekor Kambing : 152 ekor Domba : 102 ekor

Titik evakuasi : 28 tempat

   

   

(12)

 

 Lalu, apa yang dilakukan oleh anggota GT sebagai berikut:  YP2SU

1. Asesmen program pertanian (peternak, salak pondoh)

2. Asesmen pemulihan koperasi/LKM di 3 Kecamatan ( Turi, Pakem, Cangkringan) 3. Asesmen program ekonomi kaum ibu. 4. Fasilitasi sapi Merapi menjadi sapi

Qurban dengan harga pasar.

   

PSB

• Asesmen di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan untuk peternak sapi.

• Asesmen usaha kelompok perempuan Desa Kepuharjo dan Glagaharjo.

• Asesmen kelompok petani kopi di Desa Petung.

• Asesmen petani salak di Kecamatan Turi, rata-rata luas lahan 1000 – 5000 M2/KK.

   

Jogja Trust Fund

• Mobilisasi sumber daya terkait kegiatan mata pencaharian / penghidupan dan ketahanan pangan di Provinsi Jawa Tengah dan DIY.

• Capacity building • Fasilitasi

• Advokasi

   

(13)

FAO

Asesmen terkait kegiatan mata pencaharian / penghidupan dan

ketahanan pangan di Kabupaten Klaten, Boyolali, Magelang, Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.

   

KARINA

1. Asesmen di Kabupaten Sleman, Magelang dan Boyolali.

2. Distribusi suplemen dan logistik.

   

Bina Swadaya

1. Asesmen di Kabupaten Sleman, Klaten, Magelang dan Boyolali. 2. Distribusi suplemen dan logistik.

   

Dinas Pertanian Provinsi DIY

1. Menggerakkan kelompok tani.

2. HMT: mengajak penyintas untuk terlibat langsung dala penyediaan HMT.

3. Distribusi pakan.

4. Penangangan kesehatan ternak.

5. Pengendalian penyakit ternak. Setiap 3 hari penyemprotan kotoran ternak dengan prebiotik.

(14)

 

Kerja yang akan dilakukan:

1. Kampanye dengan bahasa-bahasa positif. 2. Kerjasama dengan Forum Pakar JTF. 3. Advokasi.     Juli: Saya buka 4 pertanyaan pertama, singkat saja ya..    Aziz (PSB):   Untuk info sapi yang mati, penyintas belum punya info kapan akan mendapat  ganti rugi yang pernah disampaikan oleh pemerintah. Pemerintah perlu  melakukan upaya yang konkret terkait hal ini.    Harapan saya ada advokasi untuk sapi yang mati ini.    Yoga (YEU):   Ini berkatian dengan tempat untuk evakuasi ternak. Tadi disebutkan ada  beberapa tempat untuk barak ternak. Penyintas memilih berada di barak  yang dekat dengan titik evakuasi ternak.    Apakah ada kerjasama dengan dinas terkait hal ini?     M. Sobirin (ICAN):   Untuk sampah‐sampah organik bisa dimanfaatkan misalnya untuk campuran  pakan. Saya melihat banyak dari mereka yang kembali ke rumah karena  berpikir bahwa ternak mereka kurang makan.    Jika Teman‐teman membutuhkan informasi,  bisa datang ke posko Pak Agus ‐  LESTARI.    Agus Hartono (LESTARI):   Kaitannya dengan informasi pemerintah tentang ternak ini perkembangannya  bagaimana? Adanya livelihood ini berangkat dari asumsi apa? Saya melihat ini  berkaitan dengan sumber penghidupan. Sementara untuk mereka, lokasi saja  masih belum jelas.    Adam:   Saya tertarik untuk sapi mati tadi. Mas Agus saya tawari untuk bergabung di  GT Livelihood. Tujuan kami menjamin kehidupan penyintas, menciptakan  landasan untuk sumber penghidupan dan akselerasi saat rehabilitasi. Ini akan  berkelanjutan.     

(15)

 

5. Gugus Tugas Logistik dan Transportasi (Koordinator: Yohan Rahmat 

Santosa) 

  Yohan (IOM):    Berikut saya sampaikan laporan dari GT Logistik dan Transportasi:    Update Data Supply dan Distribusi Logistik yang telah masuk :    

IOM  ASB  KARINAKAS  JRS 

NFI : 4.000 unit;  1.000 paket  keperluan bayi; 200  cleaning tools kits;   Wilayah: Sleman &  Boyolali  NFI: 1.170 emergency  kits; 150 cleaning kits;  1.100 selimut ; 600  terpal  F & NFI: 1.200   Wilayah:   ‐ Gunungkidul  ‐ Boyolali  ‐ Kalasan  ‐ Medari  ‐ Mlati  ‐ Klepu    F & NFI: 2..665   Wilayah: seluruh DIY  dan Klaten, Boyolali,  Magelang     Juli: Sambil menunggu, saya melihat beberapa GT membuatnya tidak sistematis.  Coba melihat apa yang telah dibuat oleh WASH. Lalu, capaian‐capaian hari ini  sebenarnya di Kerangka Kerja sudah ada. Jika ada yang ingin bergabung dapat  mendiskusikan kerangka ini atau mengkritisinya sehingga tidak lagi mebahasnya di  dalam pertemuan ini agar lebih efektif diskusi kita.    Yohan:   Kami mendapat pertanyaan, ada pihak‐pihak yang ingin membantu  transportasi tapi tidak punya logistiknya.   Rencana Tindak Lanjut: besok pagi kami akan koordinasi dengan Teman‐ teman di BNPB. Ini penting agar kerja kita tidak tumpang tindih karena kita  masih belum tahu ini akan sampai kapan.   Kami masih mengundang teman‐teman yang sudah kami kirimi formulir agar  diisi secepatnya. Tadi juga ada masukan bahwa dari WFP ada 2 gudang yang  dapat menampung logistik yang lokasinya dekat dengan GOR Maguwoharjo.    Juli: Ada tanggapan? Saya berikan untuk 3 orang.    Agus Muntohar (PSLB UMY):   Saya pikir dapat dipikirkan bagaimana agar arus keluar masuk barang dapat  tercatat dengan baik sehingga dapat diaudit setiap diperlukan.    Yanti (Perkumpulan Kerlip):   Saya memberikan apresiasi untuk SMK yang memasak untuk 4 lokasi dengan  jumlah berkisar 1.300 nasi bungkus. Dana stimulan hanya cukup untuk 1 hari  dan selebihnya swadaya guru‐guru dan komponen sekolah.    Ini berkaitan dengan sumber daya dan kepedulian yang dapat didorong lagi.  

(16)

  Bambang (SMA 6 Yogyakarta):   Kami tergerak untuk melakukan kegiatan atas inisiasi dari SMK. Awalnya kami  mengirim logistik dari tanggal 28 Nopember 2010. Setiap hari 1.800 nasi  bungkus. Kami bukan mengesampingkan penyintas yang lain tapi kami baru  bisa melakukan untuk SMK di beberapa tempat. Kami dari kelompok SMK  Peduli. Kami baru arahkan kelompok SMK.   Relawan adalah murid dibantu guru yang ada. Fasilitas difungsikan untuk  memasak nasi bungkus. Sarana transportasi menggunakan sarana yang ada di  SMA 6.   Untuk Hari Raya Idul Kurban, kami akan menyembelih 1 ekor sapi tanggal 16,  17 dan 18 Nopember dan akan dibagikan kepada pengungsi yang ada di SMK.     Yohan:    Kami akan membuat formulir standar untuk melacak barang yang masuk dan  keluar. Kita harus menyesuaikan juga dengan kemampuan pos‐pos penyintas.  Hal ini juga terkait dengan audit.   Kedua tentang peran SMK, saya pikir hampir sama antara kedua dan ketiga.  Saya apresiasi sekali karena dapat mendukung kegiatan untuk pemenuhan  kebutuhan makan.   Saya tuliskan email saya: [email protected]   Ke depan harapananya kita dapat bekerja lebih baik lagi.     

7. Gugus Tugas Shelter (Koordinator: Aziz) 

  Aziz (PSB)   Anggota: LPBI NU Habitat   Asesmen sudah dilakukan di 4 wilayah.   Pernyataan di KOMPAS hari ini: Teman‐teman NU sudah mengecek bahwa  penyintas di area Sultan Ground sedang mencari tempat relokasi.    Desa Umbulharjo, Glagaharjo dan Kepuharjo sedang meningkatkan  koordinasi.   Sampai hari ini kami mengindentifikasi di SD Pogungharjo dan Gemawang  untuk bisa menambahkan kamp karena pengungsi masih tercerai berai.    Kami juga perlu menggali informasi dari bapak ibu terkait dengan shelter.  Hasil dapat dikirimkan melalui email ke sekretariat.    Soepritjahjono PKBI):   Saya tidak tahu ini perlu untuk DIY atau Jateng. Teman‐teman penyintas itu  posisinya dimana dalam forum kita. Saya pikir kita perlu diskusikan ini.    Agus Muntohar (PSLB):    Sekarang kan masuk fase tanggap darurat yang kedua yang harusnya  dimanfaatkan untuk pemberdayaan penyintas.    Kami akan masuk ke wilayah shelter. Kami akan sebarkan ke PITB, sebelah  Pusdalops. Nanti shelter akan dipusatkan dalam ring 15 km, sesuai info dari 

(17)

Pak Sekda. Pusat studi kami fokus di shelter dan kami punya teknologi yang  juga sudah dipraktikkan di Padang.    Aziz (PSB):   Penyintas akan ada satu dialog dengan warga untuk mencari rekomendasi  bersama.    Kami mengucapkan terimakasih dan semoga lembaga Pak Agus dapat terlibat  dalam GT ini.    Juli: Agenda terakhir terkait dengan masalah‐masalah yang belum terselesaikan. Jika  ada, silakan..    Yanti (Perkumpulan Kerlip):   Mengingatkan saja tentang cross‐cutting issue, data dasar masih lemah  karena belum memisahkan misalnya saja tingkatan umur.    Yusra (KYPA):   Saya melihat tampilan ini update ke berapa? Apakah Teman‐teman masih  menunggu formulir yang belum dikembalikan?    Asisi (UNDP):   Saya menyambung tentang advokasi terkait dengan pengorganisasian warga.  Saya yakin kita bisa melakukan ini karena Teman‐teman banyak yang masuk  ke desa‐desa.    Juli:   Masih banyak GT yang belum menggunakan format dengan sistematis kecuali WASH  yang menggunakan matriks. Catatan dari GT mohon dimasukkan dan dikirim  selambatnya jam 16.00 setiap harinya agar data dapat langsung masuk.    Saya pikir untuk landasan GT, Teman‐teman sudah menentukan indikator apa yang  dipakai sehingga kita bisa lebih efektif.    Dalam periode tanggap darurat ini kita akan menerbitkan kegiatan ini. Jangan  menyalahkan kami jika data dari Teman‐teman tidak lengkap hanya karena belum  mengumpulkan kepada kami.    Lilik (Oxfam GB):   Saya menambahkan usulan, bagaimana jika berikutnya tiap GT  menyampaikan 4 isu penting; situasi terkini dan potensi masalah, apa yang  sudah dilakukan untuk merespon dan apa kelemahan di GT tersebut,  bagaimana GT tersebut merekomendasikan pada GT lain dan bagaimana kita  mendapatkan pembelajaran dari perjalanan kita setiap hari.    Juli: Terimakasih, itu poin penting. Jika ada informasi penting yang belum muncul,  silahkan..   

(18)

Informasi Penting 

  Gogon (IOM):   Kami mendapat permintaan untuk kendaraan yang lebih kecil dari truk dan  jika Teman‐teman butuh dapat menghubungi sehari sebelumnya.    Zamzam (Perkumpulan Kerlip):   Kami mempunyai panduan yang dapat dimanfaatkan GT. Jika berminat  silakan menghubungi.    Asisi (UNDP):   Saya mendapat informasi dari Mas Trias bahwa peta yang telah dibuat telah  dipresentasikan dalam rapat sore tadi di Magelang.    Juli: Ada lagi?    Anggoro (IHAP):   Untuk Gugus Tugas Anak, Gender dan Difabilitas, kami ingin membuat  panduan tentang prinsip karena kami sebenarnya bisa masuk di GT manapun.  Kami minta anggota datang kepada kami. Kami ada panduang untuk anak  dalam pengungsian pasca benca dari Kementrian.    Juli: Baik, jika tidak ada lagi saya tutup pertemuan hari ini. Terimakasih.              Notulis: Camelia Tri Lestari   

Referensi

Dokumen terkait

Rancang Bangun Alat Bantu Pengeboran Benda Melingkar (Proses Pembuatan).. (2016 : x + 55 + Daftar Gambar + Daftar Tabel + Lampiran) Nama : Raden Moh

Pengembangan yang dimaksud disini adalah suatu upaya yang dilakukan oleh lembaga zakat dalam program pengembangkan ekonomi masyarakat Islam dengan cara memberikan

Sehubungan dengan hal tersebut kami mohon sudi kiranya Bapakllbu berkenan mengiiinkan untuk menyebarkan angket di tempat Bapak/lbu yang selanjutnyd akan digunakan

Bahan pembuatan bata merah dapat digunakan pada jenis tanah liat, namun tanah liat yang terdapat kandungan pasir lebih baik digunakan sebagai campuran bahan

Muslichah dan Hidayatulloh, 2014, “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

Gambar 4.6 Histogram Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pasir Kulon

Adapun konstruksi tersebut telah menghasilkan capaian penting dalam di tiga aspek reformasi demokrasi Maroko, yaitu adanya komitmen Kerajaan Maroko terhadap pemisahan

biaya modal atas ekuitas yang terus menurun sejak tahun 2002 sampai dengan 2005, dapat mendukung. penurunan WACC dan capital charge inenjadi