• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEKTIVITAS HAIR TONIC ANTIKUTU RAMBUT EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.)SECARA IN-VITRO. STIKES Mandala Waluya Kendari ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI EFEKTIVITAS HAIR TONIC ANTIKUTU RAMBUT EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.)SECARA IN-VITRO. STIKES Mandala Waluya Kendari ABSTRAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EFEKTIVITAS HAIR TONIC ANTIKUTU RAMBUT EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.)SECARA IN-VITRO

Titi Saparina L1Jastria Pusmarani 2, Elisa 3

titisaparina.stikesmw@gmail.com1,triapusmarani20@gmail.com2,

STIKES Mandala Waluya Kendari

ABSTRAK

Pediculus humanus capitis atau kutu kepala merupakan ektroparasit penyebab

pedikulosis pada manusia. Selama ini kutu kepala dapat dimatikan dengan obat pedikulus kimiawi yaitu Hexachlorocyclohexane 0,5% tetapi menimbulkan efek samping timbulnya resitensi serangga terhadap insektisida. Secara empiris masyarakat bombana biasa menggunakan Daun sirsak untuk mengatasi kutu rambut. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui daun sirsak mempunyai kandungan acetogenin diantaranya asimisin, bulatasin, squamosin, saponin, flavanoid dan tannin yang digunakan sebagai insektisida nabati. Tujuan penelitian untuk melihat efektivitas hair tonic ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas kutu rambut..

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Pengujian dilakukan menggunakan hair tonic ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi 1%, 3% dan 5% pada 10 sampel kutu yang telah memenuhi syarat uji viskositas,uji organoleptik,uji homogenitas, uji pH, dan cycling test.

Penelitian ini dibuat 3 formula sampel dengan bahan aktif ekstrak daun sirsak dengan konsentrai 1%,3%,5% (kontrol negatif) dan obat peditox (kontrol positif) perlakuan dilakukan dengan diteteskan sebanyak 0,5 mL dan diamati pergerakan kutu setiap 5 menit pertama selama 30 menit.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hair tonic ekstrak daun sirsak pada konsentrasi 1%, 3% dan 5% memberikan mortalitas yang baik yang diuji kurang dari 30 menit. Hair

tonic ekstrak daun sirsak formula A memberikan tingkat mortalitas tercepat dengan

waktu 10 menit. Berdasarkan uji Anova maka hipotesis diterima kemudian dilanjutkan Uji BNT dan diperoleh hair tonic ekstrak daun sirsak pada konsentrasi 1% lebih efektif dan efisien dalam memberikan mortalitas kutu.

(2)

PENDAHULUAN

Rambut merupakan salah satu bagian vital pada tubuh yang berasal dari ektoderm di kulit dan juga sebagai pelengkap ataupun pelindung pada tubuh (aksesoris). Oleh karena itu, rambut merupakan bagian penting yang dapat dijadikan daya tarik oleh seseorang (Mahataranti, 2012). Masalah yang masih merupakan penyebab kerpercayaan diri seseorang berkurang dalam beraktivitas ialah kutu rambut pada kepala. Kutu yaitu serangga utama sebagai ektroparasit pada manusia dan hanya menghisap darah dari kulit kepala, kutu ini berukuran sangat kecil yaitu 2,0 sampai dengan 4,0 mm dengan memiliki bagian mulut penghisap (Rassami dan Soonwera. dkk., 2011). Kutu rambut (Pedikulosis humanus kapitis) akan memberikan gejala klinis gatal. Gejala pada kulit kepala akan bertambah parah bila digaruk dan dapat menyebabkan infeksi sekunder (Suwandi dan Sari, 2017).

Kutu rambut yang umumnya terjadi pada anak sekolah dasar dapat menyebabkan anemia yang dapat mengakibatkan anak-anak menjadi lesu, mengantuk di kelas dan mempengaruhi kinerja belajar, selain itu anak-anak yang terinfestasi juga mengalami gangguan

tidur di malam hari karena rasa gatal dan sering menggaruk (Suwandi dan Sari., 2017). Kutu dapat menyebar dengan melalui kontak langsung seperti penggunaan topi, sisir, pita rambut, juga pengunaan bantal untuk bersama dan kurangnya menjaga kebersihan rambut. Selain itu, cuaca panas dan lingkungan juga dapat menyebabkan munculnya kutu rambut (Rassami dan Soonwera, 2011).

Banyak bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk bahan aktif pembuatan

hair tonic. Bahan-bahan alami tersebut

berfungsi menyuburkan rambut dan

mencegah gangguan kutu rambut seperti daun lidah buaya, ekstrak daun kelor dan ekstrak daun sirsak (Biotech, 2008)

Penggunaan obat kutu dalam bentuk sediaan obat banyak beredar di pasaran. Pengobatan kutu rambut biasanya diatasi dengan menggunakan obat kutu yang mempunyai kandungan kimia yaitu

Hexachlorocyclohexane 0,5% yang pada

umumnya lambat membunuh dan tidak

disarankan penggunaannya karena

resistensi, sehingga perlu dicari antikutu baru yang berasal dari bahan alam namun antikutu dari bahan alam untuk obat kutu masih kurang ( Durand, dkk., 2007)

(3)

Secara empiris masyarakat di

daerah Poleang Selatan Kabupaten

Bombana Sulawesi Tenggara

memanfaatkan daun sirsak sebagai

altrenatif dalam mengatasi kutu rambut dengan cara beberapa daun sirsak dibersihkan dan dihaluskan, setelah itu diaplikasikan kepermukaan rambut secara merata dan dibiarkan selama 25 menit, kemudian dibersihkan rambut dengan air.

Penelitian yang dilakukan oleh Badi’atul, 2016 pada konsentrasi 100 % rebusan daun sirsak memiliki senyawa- senyawa yang mampu menghambat aktivitas kutu rambut diantaranya senyawa saponin, flavanoid, alkaloid dan tannin.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai uji efektivitas hair tonic antikutu rambut ekstrak daun sirsak (Annonna muricata l.) secara in vitro.

METODE

Jenis penelitian yaitu penelitian Eksperimen dengan rancangan Formula

Hair Tonic ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) dengan analysis menggunakan

uji Evaluasi kestabilan Fisik terdiri atas

Uji Organoleptis, Uji PH, Uji

Homogenitas, Uji Viskositas. Uji

Efektivitas Anti Kutu terdiri atas preparasi hewan uji efektivitas anti kutu.

HASIL PENELITIAN

1. Hasil Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) Tabel 3.Hasil Pembuatan Ekstrak Daun sirsak (Annona muricata L.)

Berat Simplisia Awal Hasil Ekstrak %Rendemen ekstrak

1 kg 42,07 gr 4,20%

2. Hasil Uji Organoleptik

Hasil uji organoleptik terhadap sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) berdasarkan bentuk, bau, dan warna sediaan dapat dilihat pada tabel berikut:

(4)

Tabel 4. Hasil UjiOrganoleptik Berdasarkan Lama Penyimpanan Pemeriksaa n Pengamatan Organoloptik Formula Hasil A Khas etanol

Aroma B C Aroma khas daun sirsak Aroma khas daun sirsak

D Aroma khas daun sirsak

A Bening Warna B Kuning C Kuning kehijauan D Kuning kehijauan A Cair Bentuk B Cair C Cair D Cair A = Blanko

B = Hair tonic ekstrak daun sirsak 1% C = Hair tonic ekstrak daun sirsak 3% D = Hair tonic ekstrak daun sirsak 5%

3. Hasil Uji Homogenitas

Hasil uji homogenitas terhadap sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) berdasarkan lama penyimpanan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Berdasarkan Lama Penyimpanan Pemeriksaa

n Formula Hasil Rata-Rata

A Homogen Homogen

Homogen B C Homogen Homogen Homogen Homogen

D Homogen Homogen

A = Blanko

B = Hair tonic ekstrak daun sirsak 1% C = Hair tonic ekstrak daun sirsak 3% D = Hair tonic ekstrak daun sirsak 5%

(5)

4. Hasil Uji pH

Hasil uji pH terhadap sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L.) berdasarkan lama penyimpanan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Hasil Uji pH Berdasarkan Lama Penyimpanan Pemeriksaa

n Formula Hasil Rata-Rata

A 6 6

pH B C 6 6 6 6

D 6 6

A = Blanko

B = Hair tonic ekstrak daun sirsak 1% C = Hair tonic ekstrak daun sirsak 3% D = Hair tonic ekstrak daun sirsak 5

5. Hasil Uji Viskositas

Hasil uji viskositas terhadap sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) berdasarkan lama penyimpanan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Hasil Uji Viskositas Berdasarkan Lama Penyimpanan

Pengamatan Viskositas(c.Pas)

Formula Minggu Ke-

I II III IV 0,4 0,4 0,4 0,4 Kontrol Positif 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 Blanko 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Formula I 1% 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Formula II 3% 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Formula III 5% 0,3 0,3 0,3 0,3

(6)

0,3 0,3 0,3 0,3

0,3 0,3 0,3 0,3

6. Cycling Test

a. Hasil Evaluasi Organoleptik

Hasil evaluasi organoleptik terhadap sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) berdasarkan cycling test dengan mengamati bentuk, bau, dan warna sediaan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Hasil Evaluasi Organoleptik Berdasarkan Cycling Test

Pemeriksaan Formula Pengamatan Organoloptik

Sebelum cycling test Sesudah cycling test

A Khas etanol Khas etanol

B Aroma khas daun sirsak Aroma khas daun sirsak Aroma

C Aroma khas daun sirsak Aroma khas daun sirsak D Aroma khas daun sirsak Aroma khas daun

sirsak

A Bening Bening

Warna B Kuning Kuning

C Kuning kehijauan Kuning kehijauan

D Kuning kehijauan Kuning kehijauan

A Cair Cair

Bentuk B C Cair Cair Cair Cair

D Cair Cair

A = Blanko

B = Hair tonic ekstrak daun sirsak 1% C = Hair tonic ekstrak daun sirsak 3% D = Hair tonic ekstrak daun sirsak 5%

b. Hasil Evaluasi Homogenitas

Hasil evaluasi homogenitas terhadap sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) berdasarkan cycling test dapat dilihat pada tabel berikut:

(7)

Tabel 9. Hasil Evaluasi Homogenitas Berdasarkan Cycling Test Pengamatan Homogenitas

Formula Siklus Ke-

I II III IV V VI Kontrol Positif + + + + + + Blanko + + + + + + Formula I 1% + + + + + + Formula II 3% + + + + + + Formula III 5% + + + + + + Keterangan : (+) : Homogen (-) : Tidak Homogen c. Hasil Evaluasi pH

Hasil evaluasi pH terhadap sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) berdasarkan cycling test dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10. Hasil Evaluasi pH BerdasarkanCycling Test

Formula Pengamatan pH

Sebelum Cycling Test Setelah Cycling Test

Blanko 6 6

Formula I 1% 6 6

Formula II 3% 6 6

Formula III 5% 6 6

Kontrol positif 6 6

d. Hasil Evaluasi viskositas

Hasil evaluasi viskositas terhadap sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) berdasarkan cycling test dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11. Hasil Evaluasi viskositas Berdasarkan Cycling Test

Pengamatan Viskositas(c.Pas)

Formula Minggu Ke-

I II III IV

Kontrol Positif 0,4 0,4 0,4 0,4

(8)

0,4 0,4 0,4 0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 Blanko 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Formula I 1% 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Formula II 3% 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Formula III 5% 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

7. Uji Efektivitas Kutu

Hasil uji efektivitas kutu sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L.) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12. Hasil Uji Efektivitas Kutu

Formula Jumlah Kutu Yang Mati Tiap Menit(')

5' 10' 15' 20' 25' 30' Kontrol Positif 6 4 Blanko 1 3 2 1 3 Formula I 1% 3 7 Formula II 3% 1 4 1 2 2 Formula III 5% 2 1 2 1 3 1

Grafik uji efektivitas kutu sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak (Annona

(9)

Gambar 9.Hasil Uji Efektivitas Hair Tonic Antikutu Rambut Ekstrak Daun Sirsak

PEMBAHASAN

Penelitian formulasi dan uji efektivitas antikutu hair tonic ekstrak daun sirsak (Annonna muricata L.) bertujuan untuk menghasilkan sediaan hair tonic daun sirsak. (Annonna muricata L.) yang memiliki efektivitas sebagai antikutu rambut serta mampu memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan. Sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak (Annonna muricata L.) dibuat dengan tiga variasi formula, dimana tiap formula memiliki konsentrasi eksrak yang berbeda yaitu formula I (1%), II (3%), III (5%), hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan sediaan hair tonic yang optimal. Sebelum dilakukan formulasi hair

tonic ekstrak daun sirsak (Annonna

muricata L.) terlebih dahulu dilakukan

proses ekstraksi terhadap daun sirsak (Annonna muricata L.) untuk memperoleh ekstrak daun sirsak (Annonna muricata L.) yang akan digunakan sebagai bahan aktif dalam formula.

Daun sirsak tekstur yang lunak, sehingga pengambilan dilakukan secara manual. Pengambilan daun sirsak dilakukan pada pukul 07.00-09.00 (Marur dan Faria, 2006). Selanjutnya dirajang untuk mempercepat proses pengeringan.

Semakin kecil ukuran daun maka akan cepat pengupan air sehingga mempercepat waktu pengeringan, tetapi irisan yang terlalu tipis dapat menyebabkan hilangnya zat yang mudah menguap. Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air, sehingga dapat mencegah terjadinya reaksi enzimatik dan mencegah terjadinya penurunan mutu dari daun sirsak.

Ekstraksi daun sirsak menggunakan metode maserasi. Proses ekstraksi dilakukan selama lima hari pada temperatur kamar dan terlindungi dari cahaya dengan sesekali pengadukan untuk mencegah kejenuhan (Senja, dkk., 2014). Metode maserasi dipilih karena alat yang digunakan sederhana dan dalam prosesnya tanpa mengalami pemanasan sehingga dapat menghindari rusaknya senyawa- senyawa yang bersifat termolabil (Mukhriani, 2014). Daun sirsak yang digunakan sebanyak 1000 gram dengan pelarut etanol 96%, sebanyak 7500 mL. Pelarut etanol 96% merupakan pelarut yang umum digunakan dan dapat melarutkan senyawa polar maupun nonpolar karena sifatnya yang semi polar sehingga diharapkan senyawa metabolit sekunder

(10)

yang terkandung dalam sirsak dapat tertarik kedalam pelarut (Wullur dkk., 2013).

Ekstrak cair yang diperoleh, diuapkan menggunakan rotavapor pada suhu 70 ℃ (Senja dkk., 2014). Suhu

rotavapor tergantung dari titik didih pelarut

yang digunakan, titik didih etanol yaitu 78℃. Ekstrak kental yang diperoleh digunakan sebagai zat aktif untuk pembuatan hair tonic antikutu rambut dengan konsentrasi 1%, 3% dan 5%. Konsentrasi ini dipilih karena pada penelitian Kusumaningtyas pada tahun 2008 bahwa pada ekstrak daun sirsak konsentrasi 0,1 % sudah memberi efek antikutu,. Untuk mempermudah penggunaan maka dibuat dalam bentuk sediaan hair tonic antikutu rambut. Pembuatan hair tonic dibuat 3 formulasi dengan 3 variasi zat aktif yaitu 1%, 3%, dan 5%. Zat aktif yang digunakan yaitu ekstrak daun sirsak yang mengandung flavanoid, dan saponin yang berfungsi sebagai insektisida alami pembasmi kutu rambut (Pediculus

humanus capitis) yang aman bagi

kesehatan dan lingkungan.

Banyaknya kandungan air dalam

hair tonic berpotensi untuk mendukung

pertumbuhan mikroorganisme, hal tersebut dikarenakan tanaman merupakan

nutrisi atau makan bagi mikroorganisme, selain itu adanya kontaminan sekunder menambah kontaminasi sediaan seperti dari tangan dan lingkungan sekitar (Gungor, 2010). Pada formulasi ini perlu ditambahkan pengawet agar dapat mencegah dan mengambat pertumbuhan mikroorganisme dalam pengguanaan lama. Pengawet yang digunakan yaitu metil paraben (Faradiba, 2013).

Setelah dibuat tiga formula dengan konsentrasi zat aktif yang berbeda, dilakukan pengujian kestabilan berdasarkan empat parameter pada kondisi sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat diantaranya pemerikasaan organoleptik, homogenitas, uji pH, dan uji viskositas serta dilakukan uji efektifitas antikutu. Pengujian kestabilan dilakukan dengan penyimpanan pada suhu 43ºC selama 4 siklus dengan masing masing siklus berdurasi 12 jam. Tujuan dari penyimpanan dipercepat adalah untuk mempercepat proses perurairan dari bahan-bahan dan untuk mempersingkat waktu pengujian selain itu, penyimpanan pada kondisi ekstrim mampu menginduksi terjadinya ketidakstabilan lebih cepat dari penyimpanan pada suhu ruangan (Thanasukanrn, dkk., 2004).

(11)

Pemeriksaan organoleptis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penyimpanan pada warna, bau, dan bentuknya. Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari ketiga formula sampo ekstrak daun sirsak, sebelum atau sesudah penyimpanan dipercepat, baik formula dengan konsentrasi ekstrak daun sirsak 1%, 3%, dan 5%, tidak memperlihatkan perubahan baik dari segi warna, bau, maupun bentuknya (Rahmah, 2018)

Hasil pengamatan organoleptik dari hair tonic ekstrak daun sirsak (Annonna muricata L.) dengan berbagai konsentrasi menunjukan bentuk yang cair dan bening, warna kuning bening pada formula A (1%), warna kuning pekat pada formula B (3%) dan warna kuning pekat formula C (5%) dimana semakin tinggi konsentrasi dari ekstrak daun sirsak (Annonna muricata L.) maka semakin pekat pada sediaan hair tonic(Setiawan, dkk., 2017). Pewangi yang digunakan pada sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak yaitu mentol tetapi aroma yang dihasilakan oleh

hair tonic ekstrak daun sirsak yaitu aroma

khas daun sirsak, dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirsak yang terkandung dalam sediaan hair tonic maka semakin kuat bau khas dari ekstrak

tersebut, sehingga menutupi bau dari pewangi yang digunakan yaitu menthol.

Pengujian selanjutnya yaitu uji homogenitas, Uji Homogenitas dilakukan dengan menggunakan alat objek glass dan deck glass. Masing-masing sediaan ditetesi diatas objek sebanyak 1-2 tetes dengan menggunakan pipet tetes dan ditutup dengan deck glass, untuk mengamati adanya partikel-partikel (Siti,dkk., 2018). Sehingga, formula dalam penelitian ini yaitu formula I dengan konsentrasi ekstrak 1%, formula II dengan konsentrasi ekstrak 3%, dan formula III dengan konsentrasi ekstrak 5% dinyatakan memiliki homogenitas yang stabil.Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa seluruh sediaan hair tonic yang dibuat homogen. Berdasarkan warna yang dihasilkan merata dan tidak adanya partikel-partikel kasar selama pengamatan dilakukan.

Pengukuran pH dari sediaan hair

tonic harus dilakukan sebelum maupun

sesudah kondisi dipercepat. pH pada hair

tonic dapat ditoleransi pada range 3-7.

Kertas pH universal adalah media yang digunakan dalam pengukuran pH hair

tonic ekstrak daun sirsak (Annonna

muricata L.). Adapun hasil yang

diperoleh pada hair tonic dari sediaan ekstrak daun sirsak 1 %, hair tonic

(12)

ekstrak daun sirsak 3%, hair tonic ekstrak daun sirsak 5 % berada dalam rentang pH 5-6 sehingga masih masuk kedalam rentang pH fisiologis kulit yaitu antara 4,2-6,5 atau 5-6,5 (Febriyenti, 2014) yang tidak mengalami perubahan yang signifikan baik sebelum penyimpanan maupun sesudah penyimpanan dipercepat.

Pengukuran viskositas sediaan menggunakan viskometer Brookfield. Viskositas diukur menggunakan spindle no 3 dengan kecepatan 62,5 rpm sebanyak tiga kali. Hasil analisis menunjukan bahwa dari formula A, B, dan C dengan pembanding tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Selain menggunakan pembanding viskositas hair tonic ekstrak daun sirsak menunjukkan viskositas yang masih berada dalam rentang yang diperbolehkan oleh SNI yaitu 5 cPa.S.

Uji efektivitas antikutu ini menggunakan tanaman herbal sebagai insektisida nabati yaitu tanaman daun sirsak yang mengandung senyawa acetogenin, antara lain asimisin, bulatasin, squamosin, saponin, flavanoid, dan tannin (Palntus, 2008), senyawa tersebut bersifat toksik yang dapat mematikan serangga hama tertentu.

Hair tonic Ekstrak daun sirsak dibuat

dalam 3 variasi konsentrasi ekstrak daun sirsak (A, B, dan C), 1 kontrol negatif yaitu tanpa ekstrak daun sirsak dan 1 kontrol positif yaitu obat peditox.

Kutu kepala yang digunakan (Pediculus humanus capitis yang diuji sebanyak sepuluh ekor untuk masing masing pengujian. Uji pembanding dilakukan dengan menggunakan obat peditox dengan kandungan ekstrak daun sirsak. Pengamatan dilakukan pada lima menit pertama yang kemudian diamati setiap 5 menit pertama selama 30 menit.

Hasil uji efektivitas terhadap kutu rambut (Pediculus humanus capitis) dapat dilihat pada table 12.

Selama proses pemeriksaan pada kontrol negatif, semua kutu kepala dewasa yang diuji dengan jumlah sepuluh ekor tidak hidup bahkan sampai kurang lebih 30 menit setelah pengujian. Hasil uji pembanding obat peditox sebagai pembanding didapat hasil kurang dari 5 menit sampai terjadi 100% mortalitas kutu kepala yang diuji.

Berdasarkan waktu yang dibutuhkan dalam mebunuh 100 % ketiga

hair tonic antikutu yang diujikan dalam

penelitian yaitu formula A menunjukan hasil dengan waktu tercepat yaitu 10

(13)

menit, sedangkan pada formula B dan C mempunyai rata- rata 15 menit hal ini dikarenakan formula B dan C mempunyai konsentrasi ekstrak yang lebih rendah dari konsentrasi A. Pada pembanding hair

tonic obat peditox mempunyai waktu

membunuh kurang dari 5 menit sehingga obat peditox ini lebih efektif dibandingkan dengan hair tonic ekstrak daun sirsak akan tetapi, kelebihan dari

hair tonic ekstrak daun sirsak ini

merupakan hair tonic herbal yang tanpa bahan antiseptik sedangkan pada obat peditox mempunyai zat tambahan antiseptik.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hair tonic antikutu ekstrak daun sirsak memiliki nilai signifikan 0,001 (<0,05) atau H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada perbedaan yang signifikan dari hair tonic antikutu ekstrak daun sirsak dalam memberikan efek terhadap kutu rambut. Sehingga hipotesis diterima yaitu ada efektifitas hair tonic antikutu ekstrak daun sirsak terhadap kematian kutu rambut.

Apabila dalam ANOVA diperoleh hasil yang berbeda nyata, maka analisis dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 % (Aini, 2017). Uji BNT bertujuan untuk

membandingkan antar kelompok perlakuan secara statistik. Uji BNT secara keseluruhan hair tonic ekstrak daun sirsak memiliki nilai signifikan yang berbeda. Tetapi dilihat perbedaan antar ekstrak pada konsentrasi 1% tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 3 %, sedangkan konsentrasi 1% dengan 5 % berbeda nyata. Pada konsentrasi 3% dan 5% memiliki efektifitas yang tidak berbeda sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi 1% lebih efektif dan Efisien terhadap mortalitas kutu.

KESIMPULAN

Ekstrak daun sirsak (Annonna

muricata L.) dapat dibuat dalam bentuk

sediaan hair tonic antikutu yang memenuhi syarat uji cycling test..Hair tonic ekstrak daun sirsak konsentrasi 1 % mempunyai efektivitas antikutu.

SARAN

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan optimasi pada hair tonic ekstrak daun sirsak dengan menambahkan uji iritas Perlu dilakukan uji efektivitas antikutu rambut hair tonic ekstrak daun sirsak dengan menggunakan metode lain DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2013. Penggunaan metode role playing berbantuan media audiovisional untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Skripsi,

(14)

Universitas Negri Semarang : Semarang.

Ansyah , A. 2013. Hubungan personal hygiene dengan angka kejadian pedikulosis capitis pada santri putri pondok pesantren modern islam assalaam surakarta. Skripsi,

Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhamidayah Surakarta. Apriyani,D. dan Marwiyah. 2014.

Pengaruh nanas (Ananas comosus)

terhadap rambut berketombe

(dandruff) pada mahasiswa

pendidikan tata kecantikan,

Universitas Negri Semarang : Semarang.

Badi’atul, A. 2016. Uji potensi rebusan daun sirsak (Anonna muricata linn) terhadap aktivitas kutu rambut pediculus humanus capitis. KTI. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surabaya: Surabaya.

Bohl, B. 2015.Clinical practice update:

Pediculosis capitis, Pediatric

Nursing, 41(5):227–34.

Budiman A. dan Yuliana M. 2015. Uji

aktivitas sediaan gel shampo minyak

atsiri buah lemon(citrus limun

burm), Stikes Bakti Tunas Husada

Tasikmalaya : Bandung.

Centers for Disease Control and Prevention., 2007. Antimicrobial resistance. Central For Disease

Control And Prevention.

http://www.cdc.gov. [Diakses pada 30 Maret 2013]

Dewi P.V dan Lia Aulia R.2016. Efektifitas

beberapa merk minyak kayu putih

humanus capitis secara invitro.

Stikes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya : Bandung.

Desriani, dkk. 2018. Formulasi hair tonic ekstrak buah mentimun (cucumis sativus) sebagai solusi ketombe dan rambut rontok pada wanita berhijab. Fakultas Farmasi Universitas Haluoleo : Kendari.

Ditjen POM,. 1985. Formularium kosmetika indonesia. Halaman 225-

286. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Dolcas Biotech. 2008. Moringa oleifera. http// Info@Dolcas biotech.com Durand R, Millard B, ouges- Michel C,

Bruel C, ouvresse S, Izria. 2007. Detection of pyrethiroid resistance gone in head lice inschoolchildren from Bobigny, France, J Med Entomol. 44: 796-8.

Faizatun, Kartika ningsih dan Liliyana, 2008, Formulasi Sediaan Ekstrak

etanol Bunga ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) pada streptococcus mutans ATCC 35660.

Majalah kedokteran gigi Indonesia. 01:1-7.

James S.A. Review of the regulation of head lice treatments in australia.

Medicines Evaluation Committe.

Departemen Of Health And Ageing Therapeutic Goods Administration.

Australian Goverment, October: 2003

Mahataranti N., I.Y.Astuti, and B. Asriningdhiani. 2012. Formulasi shampo antiketombe ekstrak etanol seledri (apium graveolens l) dan aktivitasnya terhadap jamur

(15)

pityrosporum ovale. jurnal pharmacy. 9: 128-138.

Mardiana, L., dan Ratnasari, J. 2011.

Ramuan dan khasiat sirsak. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Umborowati, M. dan Rahmadewi. 2012.

Environment and cosmetic induced

hair loss. Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga : Surabaya. Michigan Deperteen of Education. 2013.

Michigan Head Lice manual.

Lansing: Michigan depertement of community healt

Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan

senyawa, dan identifikasi senyawa aktif. Jurnal kesehatan. Volume VII

No.2

Ni made, D.D,. I made D.S,. dan I putu. S. 2016. Uji efektivitas dan identifikasi

senyawa aktif ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati terhadap mortalitas kutu daun persik (myzus persicae sulz) pada tanaan cabai merah (capsipeum annum l.). Jurnal

Kimia 10. 01: 1-6

Nurhasnawati, H., Sukarmi dan Fitri H., 2017. Perbandingan metode ekstraksi maserasi dan sokletasi

terhadap aktivitas antioksidan

ekstrak etanol daun jambu bol (syzygium malaccense l.). Jurnal Ilmiah Manuntung. Vol.3 No.1: 3

Nurmalia, S. and Norisea, A.P. 2017.

Aktivitas antikutu rambut (Pediculus

humanus capitis) dari minyak

esensial tanaman nimba, the, saga rambat dan srikaya secara in vitro.

Farmaka. 15: 241-250

Rowe, dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition. Pharmaceutical Press, London.

Sunarjono H. 2005. Sirsak dan

srikaya:Budidaya untuk

menghasilkan buah prima. Penebar

Swadaya: Depok.

Sutanto.2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran : Edisi Keempat, Jakarta. Suwandi J. Fatriyadi dan Sari D.2017.

Dampak infestasi pedikulosis kapitis

terhadap anak usia sekolah.

Universitas Fakultas Kedokderan Lampung : Lampung.

Tan H.T dan K rahardja. 2010. Obat-

obatan sederhana untuk gangguan sehari- hari. Jakarta: Gramedia.

Tranggono, S.R. 1992. Kiat-kiat apik

tampil sehat dan cantik. 15-20, 70-

71.Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Tranggono, R. I dan Latifah, F. (2007).

Pengantar Kosmetologi. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama. Halaman 68-71.

Van Steenis,C.G.G.J. 2013. Flora. Penerjemah : M Soeryowinoto, Dkk. Cetakan 5. PT. Pradnya Paramita : Jakarta.

Verawati, dkk. 2017. Pengaruh metode

ekstraksi terhadap kadar fenolat total dan aktivitas antioksidan daun salam (syzygium polyanthum (wight) walp.). jurnal katalisator. Vol 2 No. 2.

Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh

(16)

Soendani N. S. UGM Press: Yogyakarta.

Walkinson J. B. 1982. Macoro, R. J.

Harry’s Cosmemetology 7th. Edition:

397-651. George Goedwin, New York.S

Weems, H. V., dan Fasullo, T. R. 2007.

Human Lice : Body Louse, Pediculus humanus humanus Linnaeus and

Head Louse. IFAS

Extension.10(4):1–5.

Yossy C.E. Siti Nurbaya dan Silasahi. 2018. Penggunaan daun kelor (moringao oleifera) sebagai sediaan hair tonic. Universitas Sari Mutiara

Gambar

Tabel 4. Hasil UjiOrganoleptik Berdasarkan Lama Penyimpanan  Pemeriksaa  n     Pengamatan Organoloptik Formula Hasil  A  Khas etanol
Tabel 7. Hasil Uji Viskositas Berdasarkan Lama Penyimpanan  Pengamatan Viskositas(c.Pas)
Tabel 9. Hasil Evaluasi Homogenitas Berdasarkan Cycling Test  Pengamatan Homogenitas
Grafik uji efektivitas kutu sediaan hair tonic ekstrak daun sirsak (Annona  muricata L.) dapat dilihat pada grafik berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikesimpulan bahwa terdapat korelai positif antara ukuran lingkar perut dan lebar dada dengan bobot badan Domba Ekor Gemuk,

Penulisan tugas akhir ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Keperawatan DIII Fakultas Ilmu Kesehatan

Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapital akan semakin meningkat,

Bagian ini menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan yang meliputi kesediaan masyarakat peduli dan menjaga aliran drainase,

Hal tersebut membuktikan bahwa batu andesit dapat digunakan sebagai media penyangga untuk pertumbuhan terlekat pada tray bioreactor untuk penyisihan parameter COD dan TSS

Pada Stasiun VIII konsentrasi klorofil- a tinggi sedangkan kelimpahannya tinggi, hal ini disebabkan karena kandungan klorofil yang cenderung stabil, karena

Adanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (selanjutnya disebut dengan UU SPPA), memuat beberapa perubahan penting, salah satu

Sebagai kemungkinan lain, atau jika larut dalam air, menyerap dengan memakai bahan kering yang tidak giat dan masukkan ke wadah bahan buangan yang tepat.. Buang melalui kontraktor