AGUS MUSTIKA 10 BAB 2
DESKRIPSI PROYEK
2.1. Deskripsi Umum Proyek
Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah: Judul proyek : Galeri Seni Lukis Medan
Tema proyek : Arsitektur Realisme Lokasi proyek : Jl. Sudirman Luas site : ±1,8 Ha Status proyek : Fiktif Pemilik proyek : Swasta
2.2. Terminologi Judul
Pada pembahasan ini akan diuraikan pengertian judul Galeri Seni Lukis Medan.
Pengertian Galeri
Galeri adalah:
- Ruangan/ gedung tempat untuk memamerkan benda/ karya seni3 - Sebuah ruang kosong yang digunakan untuk pameran kesenian4
- Sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan hasil karya seni, sebuah area yang memajang aktifitas publik yang kadangkala digunakan untuk keperluan khusus5
Pengertian Seni Lukis
Seni lukis adalah:
- Seni lukis adalah penggabungan dari berbagai garis, warna, volume, dan semua unsur lainnya (kecuali pokok soal yang dilukis) yang membangkitkan suatu tanggapan berupa perasaan estetis6
- Salah satu cabang dari seni rupa (sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar)7
3
Pusat Bahasa Departemen Nasional 4 www.Wikipedia.com
5
Dictionary of architecture and Construction
6
Clive Bell, 1914
AGUS MUSTIKA 11 Batasan pengertian judul Galeri Seni Lukis Medan:
Adalah ruang atau gedung yang digunakan sebagai tempat kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan seni lukis berlokasi di kota Medan yang bersifat edukatif non-formal dan rekreatif. Dalam hal ini bersifat komersil.
2. 3. Tinjauan Umum
Tinjauan umum membahas tentang galeri secara keseluruhan dan seni lukis secara umum.
2.3.1. Galeri
Secara umum galeri adalah tempat memajangkan atau memamerkan suatu karya seni agar para kolektor-kolektor seni maupun masyarakat awam dapat menikmati karya seni.
Menurut ektimologinya kata gallery atau galeri , berasal dari bahasa latin: Galleria dapat diartikan sebagai ruang beratap dengan satu sisi terbuka. Di Indonesia, galeri sering diartikan sebagai ruang atau bangunan tersendiri yang digunakan untuk memamerkan karya seni8
Galeri merupakan suatu fasilitas yang berisi ruang pamer yang mengkomunkasikan karya-karya visual art atau seni visual. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengkomunikasikan karya-kaya seni secara visual yaitu sebagai berikut: - Standar jarak pengamat terhadap objek lukisan
o Tinggi rata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman.
Tinggi rata-rata Pandangan mata
Pria 165 cm 160 cm
Wanita 155 cm 150 cm
Anak-anak 115 cm 110 cm
Tabel 5. Tinggi rata-rata manusia
AGUS MUSTIKA 12
Gambar 2: jarak pandang mata terhadap lukisan
Gambar 3: kemampuan gerak anatomi manusia
o Daerah visual pandangan mata
AGUS MUSTIKA 13
Pandangan yang nyaman ke arah objek lukisan adalah pandangan di dalam daerah visual 30° ke arah atas, 30° ke arah bawah, 30° ke arah kiri. Hal tersebut dikarenakan pada daerah tersebut merupakan daerah dimana mata kita dapat mengenali warna atau membedakan daerah dimana kita dapat mengenali warna.
o Jarak pengamat dan jarak lukisan
Jarak pengamat= ½ X (tinggi lukisan/tan 30°)
Jarak antar lukisan=(jarak pengamat) X tan 45° X (tinggi lukisan)9
- Pencahayaan yang memberikan kesan ruang dan meningkatkan kualitas karya seni Pencahayaan dalam galeri seni lukis dapat berupa cahaya alami dan buatan (dengan menggunakan spotlight).
- Pencahayaan alami (daylight)
Pencahayaan alami harus diperhitungkan agar pengguna ruangan yang berada di dalamnya merasa nyaman dan lukisan terhindar dari sinar matahari. Berikut adalah cara yang digunakan untuk menyaring sinar matahari.
Gambar 5: penyaringan sinar matahari
Sinar dan cahaya yang diterima apabila tidak menggunakan shading dan filter hampir 97% mengakibatkan ruang tidak nyaman. Pada gambar di tengah, cahaya yang diterima apabila menggunakan shading adalah 80% mengakibatkan ruang nyaman. Pada gambar di kanan, cahaya yang diterima adalah 72% sehingga ruang lebih nyaman.
9 data arsitek, J. Paneri, 1979.
AGUS MUSTIKA 14
- Pencahayaan buatan (dengan menggunakan spotlight)
Pencahayaan buatan yang digunakan sebagai penerangan untuk lukisan adalah spotlight dengan pure white light karena sinar yang berwarna putih tidak akan mengubah warna sebuah lukisan.
Gambar 6: sistem Pencahayaan buatan
Faktor-faktor dalam mengkomunikasikan karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan karya itu sendiri harus memperhatikan environmental control (pengontrolan lingkungan) yaitu dengan :
- Climate Control
Merupakan pemeliharaan atmosfir lingkungan yang stabil, yaitu dengan control terhadap temperature dan kelembaban ruang, kualitas udara dan vibrasi ruang. Implementasi climate control ini meminimalkan resiko kerusakan terjadap karya-karya seni yang ada dan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan.
- Temperature and Relative Humidity
Fluktuasi dalam temperature dan kelembaban dapat merusak karya-karya seni yang ada, dengan faktor yang paling kritis adalah kelembaban. Perubahan kelembaban ruang/ lingkungan dapat mengakibatkan pengerutan dan penyusutan dimana kondisi
AGUS MUSTIKA 15
lingkungan sangat kering, sedangkan dalam kondisi sebaliknya dapat mengakibatkan karya-karya seni yang ada mengembung dan berjamur.
Temperature dan kelembaban standard pada daerah tropis seperti daerah kita ini adalah
Temperature ± 21° C Kelembaban 55%
- Air Filtration (penyaringan udara)
Udara yang tidak tersaring mengandung polusi gas dan partikel dimana dapat merusak karya-karya seni dan yang paling penting adaah kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan. Penyaringan udara ini dapat dikontrol melalui suatu sistem ducting dengan efisiensi penyaringan standard 80-98%.
- Light
Pencahayaan merupakan faktor penting dalam sebuah galeri sebab sangat mempengaruhi pengalaman pengunjung dalam mengapresiasikan karya-karya seni yang ada dan penciptaan suatu suasana/atmosfir ruang. Dengan kata lain melalui pencahayaan dapat mengakibatkan emosi pengunjung. Pencahayaan buatan maupun alami dapat mengakibatkan kerusakan jika tidak diperhatikan intensitasnya. Untuk cahaya buatan, intensitas cahaya tergantung dari bahan/material dari karya-karya seni tersebut.
Contoh:
Karya dengan bahan kertas: 50 lux
Karya lukisan kanvas, kayu dan kain: 150-200 lux Metal, keramik, glass dan batu: 300 lux
Tingkat intensitas cahaya di atas adalah berdasarkan survey galer-galeri seni professional di Australia. Untuk cahaya alami, penyinaran tidak boleh langsung jatuh pada karya-karya seni yang ada. Caranya adalah penggunaan cahaya alami dari atas dan samping.
Adapun kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan merawat koleksi karya seni adalah sebagai berikut:
AGUS MUSTIKA 16
- Penyimpanan
Koleksi karya-karya seni disimpan di dalam sebuah ruang penyimpanan yang disesuaikan dengan persyaratan karya seni tersebut seperti: AC, panel geser dan panel kayu, dan untuk pengamanan dibantu dengan sistem alarm.
- Pendokumentasian
Selain dicatat dan difoto, koleksi karya-karya seni tersebut juga didokumentasikan dalam bentuk katalog.
- Konservasi dan restorasi
Perawatan/konservasi yang dilakukan pada kasus ini bersifat cepat dan ringan yaitu pembersihan karya seni dari debu atau kotoran dengan peralatan sederhana sedangkan perbaikan/ restorasi yang dilakukan berupa perbaikan ringan yaitu perbaikan karya seni berupa penggantian pigura lukisan. Kalau koleksi tersebut sudah tergolong tua maka diperlukan konservasi yang lebih lanjut (professional) oleh tenaga ahli konservator.
Secara umum, selain sebagai tempat yang mewadahi kegiatan transferisasi perasaan dari seniman kepada pengunjung, berfungsi juga sebagai:
- Tempat memamerkan karya seni (exhibition room) - Tempat membuat karya seni lukis (workshop)
- Tempat mengumpulkan karya seni lukis (stock room) - Tempat memelihara karya seni (restoration room)
- Tempat mempromosikan lukisan dan tempat jual beli lukisan (auction room) - Tempat berkumpulnya para seniman
- Tempat pendidikan masyarakat yang bersifak non-formal (sanggar).
Ditinjau dari kegiatan dan barang koleksinya, galeri dibagi atas: - Galeri tetap
Kegiatan yang ada di dalamnya bersifat terjadwal dengan baik secara regular dan koleksi lukisan di dalamnya bersifat tetap (tidak akan keluar dari galeri itu sendiri)
AGUS MUSTIKA 17
Kegiatan di dalamnya hanya terjadwal dalam waktu-waktu tertentu dan berubah-ubah koleksi lukisan yang dipamerkan.
Semua pameran yang dilakukan baik di galeri tetap maupun temporer harus terlebih dahulu disetujui oleh kurator. dimana seorang kurator bertanggung jawab untuk mengadakan eksibisi. Adapun tugas kuratorial adalah memelihara, menjaga semua koleksi benda seni dari institusi yang bersangkutan, mengumpulkan objek, membuat proses atau pengawasan untuk mendapatkan perawatan atas benda seni secara lebih efektif, konservasi, dokumentasi, research, menampilkan koleksi.10
2. 3. 2. Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu bagian dari karya seni tertua di dunia, selalu menjadi ciri dan bagian dari seni rupa yang tidak terlepaskan. Baik untuk pendidikan, komersil, maupun bagian dari kebutuhan manusia saat ini.
Seni lukis adalah seni menyusun pigmen di atas bidang seperti kanvas, kertas, kayu, tembok, kain, kaca, dan sebagainya untuk menghasilkan efek-efek berupa:
- representasi objek atau pemandangan, baik melalui alam maupun imajinasi
- komposisi tektur, garis, raut, dan warna - bentuk dengan makna simbolik
- kecenderungan abstrak melalui alam atau pengalaman manusia11
Lingkup batasan untuk seni lukis dalam kasus ini adalah kegiatan melukis yang dilakukan di atas kanvas (canvas painting), kaca (glass painting), kayu dan kain (craft painting). Adapun lukisan yang dilukis di media kanvas, kayu, kain, serta kaca adalah lukisan portrait, pemandangan alam ataupun sesuai kehendak senimannya sendiri. Aliran lukisannya pun bebas sesuai selera, tetapi aliran yang banyak diterapkan adalah lukisan dengan aliran realisme. Hal ini
10
http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cyberjob/detail.aspx?x=Professions&y=cyberjob%7C0%7C0%7C5%7C31
11
AGUS MUSTIKA 18
disebabkan karena masyarakat Kota Medan cenderung menyukai lukisan yang beraliran realisme. Karena lukisan beraliran realisme lebih mudah untuk dipahami.
2.3.2.1. Alat-alat melukis12
Berikut adalah alat-alat yang digunakan untuk melukis, diantaranya:
Media Gambar
Media gambar yang digunakan dalam seni lukis yang dilakukan dalam Galeri Seni Lukis Medan ini adalah kanvas, kaca, kayu, dan kain.
Kanvas
Untuk media kanvas, media ini banyak ditemukan di toko-toko dalam bentuk meteran maupun dalam bentuk yang sudah dibingkai. Besarnya bingkai juga bermacam-macam. Disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan si pelukis.
Gambar 7: kanvas
Kaca (glass painting)
Media ini berupa bahan-bahan yang terbuat dari kaca yang kemudian dilukis, seperti pot bunga, piring, gelas/ mug, stoples dan mangkuk.
12 http://www.anneahira.com/peralatan-melukis.htm
AGUS MUSTIKA 19
Gambar 8: contoh karya glass painting
Kain
Media ini berupa kaos, tas, dan sepatu yang dilukis dengan menggunakan cat anti luntur. Hasil dari lukisan dengan media kain ini dapat dipakai.
Gambar 9: contoh karya lukis dengan media kain
Kayu
Media ini dapat berupa pernak-pernik yang terbuat dari kayu yang difinishing dengan lukisan.
AGUS MUSTIKA 20 Kuas Lukis
Kuas digunakan sebagai salah satu alat bantu menorehkan cat di kanvas. Ukuran kuas lukis bermacam-macam. Demikian pula bahan kuas dan pegangannya. Seorang pelukis dapat memilih kuas sesuai ukuran yang diperlukan. Kuas yang besar biasa digunakan untuk mewarnai bidang yang besar. Sebaliknya untuk bagian detil seperti benang sari bunga, tepi helaian kelopak daun atau bulu mata obyek manusia, digunakan kuas berukuran kecil.
Cat
Cat yang digunakan untuk melukis juga bermacam-macam, namun pada umumnya pelukis menggunakan cat minyak. Berbagai macam dan merek cat minyak tersedia di pasaran. Harganya pun bervariasi. Walau kelihatannya sama, harga cat biasanya berpengaruh pada mutu cat.
Cat yang kurang bagus biasanya berpengaruh pada hasil lukisan. Seiring berjalannya waktu, cat tersebut kadang mengelupas atau retak di permukaan kanvas.
Warna cat minyak pun sangat bervariasi. Untuk menghemat, biasanya seorang pelukis hanya membeli cat dengan warna primer seperti merah, kuning dan biru. Ketiga warna tersebut dapat dihasilkan jenis warna lainnya. Warna hitam dan putih juga digunakan untuk menghasilkan tua dan mudanya suatu warna.
Pengencer Cat
Pengencer minyak digunakan untuk mengencerkan cat minyak sebelum ditorehkan di kanvas. Namun ada pula pelukis yang tidak menggunakan peralatan melukis ini. Mereka langsung membubuhkan cat ke kanvas.
Palet
AGUS MUSTIKA 21
sebagai tempat untuk meletakkan cat, mencampur warna dan mengencerkan cat minyak. Ada berbagai jenis bentuk palet dan bahannya. Ada yang terbuat dari kayu maupun plastik.
Pisau Palet
Ada pula pelukis yang menggunakan pisau palet sebagai pengganti kuas untuk melukis. Ukuran pisau palet juga bermacam-macam.
Standing/ Easel
Alat ini digunakan untuk meletakkan kanvas sehingga memudahkan pelukis saat melukis. Terdapat baut untuk menyetel posisi nyaman bagi pelukis. Tentu saja untuk bidang gambar yang besar, alat ini tidak bisa digunakan. Bahan pembuatnya pun macam-macam, namun umumnya terbuat dari kayu.
Alat Bantu Peralatan Melukis Lainnya
Selain peralatan melukis seperti disebutkan di atas, masih banyak alat bantu yang sering digunakan untuk melukis. Misalnya thinner, pensil untuk sketsa, tempat cat, kursi lukis, lap, dan lain-lain.
2.3.2.2. Sejarah Seni Lukis
Kehidupan melukis sangat erat kaitannya dengan gambar. Dalam penelusuran sejarahnya, sejak zaman prasejarah ternyata sudah banyak ditemukan berbagai peninggalan berupa gambar-gambar nenek moyang di gua-gua, bibir pantai, sebagai representasi bagian penting dari sekuel kehidupannya. Ketika itu, lukisan dibuat dengan menggunakan perlengkapan seadanya saja, seperti arang, batu, kapur, dsb. Satu teknik yang terkenal dari orang-orang purba ketika melukis yakni dengan
AGUS MUSTIKA 22
menempelkan telapak tangannya di dinding gua dan kemudian menyemburnya dengan kunyahan dedaunan sehingga akan tampak jelas siluet atau sketsa telapak tangan tersebut.
Dari sanalah rupanya teknik seni lukis berkembang cukup signifikan dibandingkan dengan jenis seni rupa yang lainnya, semisal seni keramik atau seni patung. Seperti halnya menggambar, kegiatan melukis juga banyak dilakukan dalam bidang datar seperti kanvas, atau kertas. Mungkin karena itu, seringpula disebut dengan dwi-matra atau dua dimensi.
Hal yang patut diperbincangkan berikutnya yakni mengenai objek yang sering dimunculkan dalam setiap karya manusia purba, seperti manusia, binatang hutan, pohon, bukit, dsb. Bentuk dari lukisan tak harus serupa dengan objek aslinya yang digambar. Dan ini yang disebut dengan citra dimana sangat dipengaruhi oleh interpretasi dan daya imajinasi si pelukis sendiri untuk membuat sebuah tema lukisan yang lebih menarik dan mempunyai daya imaji yang terasa.13
2.3.2.2.1. Sejarah Seni Lukis di Indonesia14
Kebudayaan melukis di Indonesia telah dimulai sejak Belanda masuk ke wilayah tanah air untuk melakukan imperialisme. Ketika itu, di Eropa tengah bergejolak aliran lukisan romantisme dan dikembangkan oleh Belanda di Indonesia sehingga banyak warga pribumi yang juga memperlebar aliran tersebut.
Raden Saleh Syarif Bustaman merupakan segelintir nama ketika itu yang beruntung karena bisa merasakan pendidikan seni lukis di Eropa, ketika ia menjadi asisten pelukis asal Belanda. Setelah belajar melukis di Belanda, ia kembali ke Indonesia dan makin mengembangkan karier melukisnya sehingga ia pun sangat tersohor sebagai pelukis ternama. Raden Saleh pun sempat menjadi pelukis yang cukup disegani di istana beberapa negara Eropa yang telah menggunakan jasanya.
13
http://www.anneahira.com/melukis-12813.htm
AGUS MUSTIKA 23
Kegiatan melukis sampai kapanpun, selama di bumi ini masih ada manusia maka selama itu pula melukis akan tetap bertahan eksistensinya.
2.3.2.2.2.Perkembangan Seni Lukis di Medan15
Di Medan tahun 1945 berdiri Angkatan Seni Rupa Indonesia (ASRI 45), tempat berhimpunannya para pelukis dengan berbagai aktivitas pameran dan melukis bersama. Kondisi ini merupakan awal pertumbuhan kehidupan seni lukis di Sumatera Utara. Tetapi kemudian, pada tahun 1960-an kehidupan seni mulai menghadapi berbagai tantangan di mana peranan partai politik sangat dominan sehingga kebebasan kreatif terbelenggu, puncaknya dengan meletusnya peristiwa G30S/PKI.
Setelah peristiwa politik itu, kehidupan seni mengalami kekosongan dan para pelukis trauma dengan kondisi yang ada. Di masa kekosongan tahun 1967, di Medan berdiri organisasi Simpaian Seniman Seni Rupa Indonesia (Simpassri).
Kehadiran Simpassri memberi semangat dan dorongan moril bagi para pelukis untuk bangkit. Pada dekade 1970-an para pelukis mulai tampil dalam berbagi kegiatan pameran baik dilakukan secara kelompok maupun individu. Dari sinilah kemudian muncul figur-figur pelukis muda potensial mewarnai maraknya perkembangan kehidupan seni lukis di daerah itu.
Sepanjang era 1980-an sampai 2000-an kehidupan seni lukis di Medan memperlihatkan pertumbuahan yang positif salah satunya ditandai munculnya sanggar seni rupa, komunitas seni rupa dan galeri. Aktivitas ini merupakan langkah positif untuk mengisi perkembangan seni lukis Indonesia sebagai Titik Sambung.
Membicarakan seni lukis modern di Medan tentunya untuk melihat dan mengamati pertumbuhan dan keberadaannya sebagai titik sambung bagian kehidupan seni lukis modern di Indonesia. Keberagaman etnis yang melatari kehidupan para pelukisnya, tentunya akan memberi nuansa dalam ungkapan karya-karyanya.
15
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2010/11/07/6798/catatan_perjalanan_seni_lukis_di_medan/
AGUS MUSTIKA 24 2.3.2.2.3. Aliran Seni Lukis
Berikut adalah aliraan-aliran yang ada dalam seni lukis:
Surrelisme
Aliran yang menggambarkan segala sesuatu penuh dengan khayalan dan imajinasi, kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Aliran ini dinilai sebagai bentuk protes terhadap lingkungan.
Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
Romantisme
Aliran ini umumnya ditandai oleh tema-tema yang fantastis, penuh khayal, atau petualangan para pahlawan purba. Juga banyak menampilkan berbagai perilaku dan karakter manusia yang dilebih-lebihkan.
Abstraksionisme
Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Abstraksi berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya.
Ekspresionisme
Aliran yang cenderung mendistorsikan kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan music. Istilah ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.
Realisme
Aliran dalam seni lukis yang menggambarkan segala sesuatu sesuai dengan kenyataan, tanpa dibuat-buat, atau dibesar-besarkan.
AGUS MUSTIKA 25 Impresionisme
Aliran seni lukis yang mengutamakan cahaya atau sinar yang dipantulkan oleh benda yang dilukiskan.
Fauvisme
Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Pemahaman pada aliran ini dilakukan secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis.
Naturalisme
aliran dalam seni lukis yang menggambarkan segala sesuatu yang mirip dengan bentuk-bentuk alam.
Dadaisme
Adalah aliran seni modern yang memiliki kecendrungan menihilkan hukum–hukum keindahan yang ada.Ciri utama gaya ini adalah paduan dari berbagai karya lukisan, patung atau barang tertentu dengan menambahkan unsur yang tak lazim sebagai protes pada keadaan sekitarnya. 16
2. 4. Tinjauan Lokasi
Pembahasan lokasi meliputi kondisi lingkungan, persyaratan dan kriteria lokasi, kriteria desain tapak, analisa pemilihan lokasi, pemilihan lokasi, dan deskripsi lokasi.
2. 4. 1. Kondisi Lingkungan
Letak geografis kota Medan berada pada 2o27’-2o47’ lintang utara dan 98o 35’-98o44’ bujur timur. Berada 2.5-37.5 meter diatas permukaan laut. Topografi site datar (tidak berkontur), iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3oC-24.4oC dan suhu
16 http://wapedia.mobi/id/Seni_lukis
AGUS MUSTIKA 26
maksimum antara 30.7oC-33.2oC. Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan terdiri dari 5 WPP, beserta wilayah per WPP, seperti terlihat pada tabel berikut:
WPP Cakupan Kecamatan Pusat
Pengembangan
Sasaran Peruntukkan
A 1. Kec. Medan Belawan 2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan
Belawan Pelabuhan, industri, pemukiman, rekreasi, maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia Kawasan perkantoran, perdagangan,
rekreasi indoor, pemukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, dan sarana pendidikan
C 1. Kec. Medan Timur 2. Kec. Medan perjuangan 3. Kec. Medan Tembung 4. Kec. Medan Area 5. Kec. Medan Denai 6. Kec. Medan Amplas
Aksara Pemukiman, perdagangan, dan
rekreasi, pembangunan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan
D 1. Kec. Medan Johor 2. Kec. Medan Kota 3. Kec. Medan Baru 4. Kec. Medan Maimoon 5. Kec. Medan Polonia
Inti Kota Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman, dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan
E 1. Kec. Medan Barat 2. Kec. Medan Petisah 3. Kec. Medan Sunggal 4. Kec. Medan Helvetia 5. Kec. Medan Selayang 6. Kec. Medan Tuntungan
Sei Sikambing Kawasan pemukiman, perdagangan, dan rekreasi dengan program kegiatan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan
Tabel 6: potensi pengembangan wilayah Kota Medan
2. 4. 2. Persyaratan dan Kriteria Lokasi
Pemilihan lokasi site didasarkan atas beberapa kriteria, seperti:
1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK). Lokasi site harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan.
AGUS MUSTIKA 27
2. Lingkungan tapak berada di lokasi yang strategis, lingkungan dengan image yang bagus dan berbudaya sesuai fungsinya dengan lingkungan sekitarnya yang dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun. 3. Aksesbilitas lokasi tapak yang mudah dicapai, dan adanya sarana
transportasi umumnya yang melewati lokasi site.
Beberapa pertimbangan pemilihan lokasi bagi Galeri Seni Lukis Medan: - Galeri Seni Lukis Medan direncanakan sebagai fasilitas pelatihan yang
lengkap dan bermutu yang mampu mengadakan pameran ditempatkan di pusat kota.
- Seni musik, tari, lukis dan fotografi merupakan bagian dari seni yang diminati oleh semua kalangan usia terutama remaja, sehingga diutamakan terletak dengan fasilitas sekolah, permukiman dan juga perkantoran.
- Pertimbangan lokasi yang memiliki lahan yang cukup luas yang dapat menampung seluruh kebutuhan ruang dan kebutuhan parkir yang tidak mengganggu lalu lintas sekitar.
- Galeri Seni Lukis Medan diharapkan dapat membangkitkan minat masyarakat akan seni sehingga diusahakan lokasi terletak di pusat kota. - Terletak pada daerah yang tenang, jauh dari kebisingan dan polusi udara - Kondisi lingkungan sehat dan segar
- Tersedia sarana air bersih, jaringan listrik, dan jaringan telepon - Lokasi tidak menyalahi peraturan pemerintah yang berlaku
- Berada di kawasan pendidikan dengan tujuan menciptakan kondisi yang mudah bagi kalangan pelajar untuk dapat mengakses fasilitas dan informasi.
Seni merupakan kegiatan yang banyak diminati oleh semua kalangan terutama remaja. Oleh sebab itu, Galeri Seni Lukis Medan ini direncanakan dekat dengan fasilitas permukiman, pendidikan, serta perkantoran. Sehingga mudah di jangkau dari mana saja. Serta harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam RUTRK Kota Medan.
AGUS MUSTIKA 28 2. 4. 3. Analisis Pemilihan Lokasi
Galeri Seni Lukis Medan merupakan bangunan yang memiliki fungsi sebagai sarana rekreasi indoor dan sarana pendidikan non-formal yang berhubungan dengan seni lukis. Berdasarkan peraturan yang ada, Galeri Seni Lukis Medan ini lebih cocok berada di WPP B dan D. hal ini dikarenakan bahwa di WPP B dan D merupakan kawasan perkembangan rekrasi indoor dan sarana pendidikan.. Maksud dan tujuan Galeri Seni Lukis Medan ini adalah untuk memperkenalkan seni lukis kepada masyarakat luas, oleh sebab itu galeri seni lukis ini direncanakan di pusat kota yaitu WPP D di Kecamatan Medan Baru dengan alasan karena WPP D berada di pusat kota yang merupakan pusat pengembangan rekreasi indoor dan sarana pendidikan dengan image kawasan yang tergolong elite.
Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat pada peta di bawah ini:
Gambar 11. Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan WPP A
Pelabuhan, industri, pemukiman, rekreasi, maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan
WPP B
Kawasan perkantoran, perdagangan, Rekreasi Indoor, pemukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, dan Sarana Pendidikan
WPP C
Pemukiman, perdagangan, dan rekreasi, pembangunan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan
WPP E Kawasan pemukiman, perdagangan, dan rekreasi dengan program kegiatan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana
pendidikan dan kesehatan
WPP D
Kawasan perdagangan, perkantoran, Rekreasi Indoor dan pemukiman, dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan Sarana Pendidikan
AGUS MMUSTIKA Gam Gambar Gamba Alasan merupa mbar 12 . Peta r 13: kawasan ar di atas ad pemilihan akan pusat p a lokasi Kecam yang dipilih s dalah gamb kedua kel pengembang matan Medan sebagai altern ar peta kaw lurahaan in gan rekreasi Baru natif site wasan Kelur ni adalah k i indoor dan rahan Darat karena pada n sarana pen t dan Petisa a kedua ke ndidikan. 29 ah Hulu. elurahan 9
AGUS MMUSTIKA Gambar Keterang 1: alterna 2: alterna 3: alterna - 14. Peta alter gan: atif 1(Jl. S. Pa atif 2 (Jl. Sud atif 3 (Jl. K. P Aletrnatif 1 o o o o rnatif lokasi G arman) dirman) Patimura) 1 Berada pad Batas-batas Batas U Batas T Batas S Batas B pemuki Luas Lahan Potensi Lah Berada Berada perkant Luas sit Memili Eksisting s tidak perma Galeri yang be da persimpa s: Utara Timur Selatan Barat iman n : ± 1Ha han : di Pusat Ko pada kaw toran te menduku iki jalur util site ini meru
anen. 2 1 3 erada di Kelur angan Jl. S. P : pemukima : Sungai Ba : Jalan Sud : Jalan S a (± 10.000 ota wasan pen ung ± 1Ha itas yang ba upakan pem rahan Darat d Parman dan an abura dirman . Parman, M2) ndidikan, aik. mukiman ak dan Petisah H n Sudirman perkantora pemukim ktif, tidak a 30 Hulu. an, dan man dan aktif dan 0
AGUS MMUSTIKA - Gambar Alternatif 2 o o o o 15. Peta alter 2 Berada pad Batas-batas Batas U Batas T Batas S Lama Batas B Luas Lahan Potensi Lah Berada Berada perkant Transpo Luas sit Memili Eksisting s kosong dan SITE rnatif 1 da Jl. Sudirm s: Utara Timur Selatan Barat n : ± 1,8 han : di Pusat Ko pada kaw toran ortasi lancar te menduku iki jalur util
site ini me n rumah ting man : Rumah pe : Sungai Ba : Rumah : Rumah pe Ha (± 18.0 ota wasan pen r dan baik ung ± 1,8 H itas yang ba erupakan p ggal (under enduduk dan abura penduduk enduduk dan 00 M2) ndidikan, Ha aik. pemukiman construstio n Sungai Ba dan Jalan n Rukan permukim tidak akti on) 31 abura Babura man dan f, lahan 1
AGUS M - MUSTIKA Alternati o f 3 o o Eksisting penduduk. . Berada pad Batas-batas Utara : Jal Timur : La Selatan : Jl. Barat : Jl. Potensi Lah Terletak Berada Luas sit Memili site ini m . Gamb da Jl. K. Pat s : lan Babura ahan kosong Kampung K. Patimur han : k di pusat k pada kawa te menduku iki jalur util merupakan bar 16. Alter timura Lama dan p g dan Sunga Mandailing ra kota san permuk ung ± 1.9 H itas yang ba lahan kos SITE rnatif lokasi 2 permukiman ai Babura g kiman, dan a a aik. song, kanto 2 n tidak aktif area komers or dan per 32 f sil rumahan 2
AGUS M K Lu Ti Pe Lo Ja ter ko Fu pe se MUSTIKA Pen KRITERIA uas Lahan ingkatan Jalan encapaian k okasi angkauan rhadap struktu ota ungsi endukung ekitar lokasi Gambar 17 nilaian altern A n Jalan Art ke Mudah diakses d Medan kendaraa dengan an ur Berada d merupaka pengemb permukim perdagan indoor Perkantor pendidika masyarak atas, SPB 7. Alternatif lo natif lokasi Alternatif 1 (1) ± 1 Ha (3) teri Primer (3) karena m dari segala p baik d an pribadi m ngkutan umum (3) di pusat kot an d bangan pendi man ngan, re (3) ran, res an, pemu kat menenga BU, Petronas SIT okasi 3 J mudah enjuru dengan maupun m Mud diak Med kend deng ta dan daerah idikan, dan ekerasi Bera meru peng pend dan indo storan, ukiman ah ke Perk pend masy atas, TE LOKASI Alternatif (3) ± 1,8 Ha (3) Jalan Arteri P (3) dah karena
ses dari segal dan baik daraan pribad gan angkutan u (3) ada di pusat upakan gembangan didikan, per perdagangan, oor (3) kantoran, didikan, pe yarakat mene , SPBU, Petro f 2 a rimer mudah la penjuru dengan di mapun umum M se b p u kota dan daerah rmukiman , rekerasi B m p p d re restoran, emukiman engah ke onas P p m at Alternat (2) ± 1.9 H (3) Jalan arteri (3) Mudah diak egala penjur aik dengan ribadi maupu umum (3) Berada di pusa merupakan engembangan endidikan, pe dan pe ekerasi indoor (3) Perkantoran, endidikan, p masyarakat me tas, SPBU, Pe 33 tif 3 Ha i primer kses dari ru Medan kendaraan n angkutan at kota dan daerah n ermukiman erdagangan, r restoran, pemukiman enengah ke etronas 3
AGUS MUSTIKA 34 RUTRK (pengembangan perdidikan dan Rekreasi) (3) Sesuai (3) Sesuai (3) Sesuai Fungsi eksisting (3)
pemukiman permanen, tidak permanen dan rumah tinggal tidak aktif/ tidak dihuni
(3)
Rumah tinggal(under
construction), lahan
kosong dan pemukiman yang tidak aktif/ tidak
dihuni
(2)
Pemukiman permanen, kantor AXA, dan lahan
kosong Kontur pengenalan entrance (3) Relatif datar (3) Relatif datar (3) Relatif datar View dari dan
ke dalam site (3) Baik (3) Baik (1)
Kurang baik, karena sisi bagian depan yang mengahadap jalan terlalu kecil sehingga bangunan Galeri tidak begitu terlihat dari jalan
Suasana sekitar (1)
Kurang tenang, karena berada di persimpangan jalan S. Parman dan
Sudirman (2) Tenang (3) Tenang Tingkat kemacetan (1) Macet (3) Tidak macet (3) Tidak macet Pemanfaatan lokasi site (1) Tidak terlalu dapat digunakan, karena bentuk lahan tidak beraturan dan dipotong dengan GSS, sehingga lahan tidak dapat digunakan secara maksimal.
(3) Baik (3) Baik Orientasi bangunan (2)
Barat dan selatan, karena terletak di persimpangan jalan (3) Utara (1) Barat Total nilai 32 38 31 Peringkat I II III
Tabel 7. penilaian alternatif lokasi
AGUS MUSTIKA 35
(1) : kurang (2) : cukup (3) : baik
Berdasarkan potensi kawasan yang ada dan juga berbagai pertimbangan atas dasar kriteria pemilihan lokasi proyek maka tapak pada alternatif 2, yaitu
Jalan Sudirman.
2. 4. 4. Deskripsi Lokasi Sebagai Lokasi Proyek
o Lokasi Proyek : Jln. Sudirman, Kecamatan Medan Baru, Medan o Batas – Batas Site
o Batas Utara : Rumah penduduk dan Sungai Babura o Batas Timur : Sungai Babura
o Batas Selatan : Rumah penduduk dan Jalan Babura Lama o Batas Barat : Rumah penduduk dan Rukan
o Luas Lahan : ± 1,8 Ha (± 18.000 m2) o Kontur : Datar o KDB : 80% o KLB : 3-5 lantai o Lebar Jalan : Jln. Sudirman : 17 meter Jln. Babura lama : 7,4 meter
o GSB :
Jln. Sudirman : 9,5 meter Jln. Babura lama : 4,7 meter
o GSS :
Sungai Babura : 15 meter
o Bangunan Eksisting : rumah tinggal(under construction) dan tanah kosong, pemukiman tidak aktif
o Potensi Lahan :
Berada di pusat kota
Berada pada Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman, dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan
AGUS MUSTIKA 36
Transportasi lancar dan baik Luas site mendukung ± 1,8 Ha Memiliki jalur utilitas yang baik.
2.5. Tinjauan Pengguna Bangunan 2.5.1. Deskripsi Pengguna
Pelaku kegiatan yang terlibat dalam fasilitas Galeri Seni Lukis ini adalah: - Seniman
Adalah orang yang mempunyai bakat seni dan banyak menghasilkan karya seni.17 Pelukis di dalam galeri seni lukis bertugas memberikan pengarahan tentang seni lukis dan mempraktekkan langsung kegiatan melukis (dalam sanggar sebagai pengajar).
- Pengunjung
17 kamus pelajar, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
AGUS MUSTIKA 37
Adalah penggemar seni lukis. Adapun kegiatan yang dilakukan: o Melihat pameran seni lukis
o Membeli (ikut pelelangan) lukisan o Menikmati makanan yang ada di cafe o Rekreasi
o Belajar melukis
o Membaca buku di perpustakaan o Dll
- Pengelola
Sekelompok orang yang bertugas mengelola (mengatur) tentang semua kegiatan yang berlangsung dan yang akan berlangsung di galeri seni lukis. Pengelola Galeri Seni Lukis Medan dapat dillihat pada tabel di bawah ini:
No Jabatan Jumlah
1 Pimpinan galeri 1 orang
2 Wakil pimpinan galeri 1 orang
3 Sekretaris 1 orang
4 Koordinator pelatihan 1 orang
5 Staf pengajar 10 orang
6 Staf koleksi dan perawat karya seni 10 orang
7 Kepala bagian pameran 1 orang
8 Staf pameran 8 orang
9 Koordinator sanggar 1 orang
10 Koordinator gudang 1 orang
11 Kepala bagian koleksi 1 orang
12 Bendahara 1 orang
13 Wakil bendahara 1 orang
14 Kepala administrasi 1 orang
15 Kepala keamanan 1 orang
16 Kepala bagian teknik dan pemeliharaan gedung 1 orang 17 Staf bagian teknik dan pemeliharaan gedung 2 orang
AGUS MUSTIKA 38
18 Staff keamanan 6 orang
19 Kabag perpustakaan 1 orang
20 Staff perpustakaan 6 orang
21 Staff kebersihan 4 orang
22 Koordinator penjualan 1 orang
23 Staff penjualan 5 orang
24 Staff kesehatan 2 orang
25 Kepala publikasi 1 orang
26 Staff publikasi 4 orang
27 Kepala koleksi 1 orang
Jumlah 74 orang
Tabel 8. pengelola galeri
Sedangkan pengertian dan fungsi dari personil yang ada di Galeri Seni Lukis ini adalah:
o Pimpinan galeri
Orang yang bertanggung jawab atas semua kegiatan yang ada di dalam galeri.
o Wakil pimpinan galeri
Orang yang membantu tugas pimpinan terutama urusan di dalam galeri.
o Koordinator pelatihan
orang yang bertugas untuk mengkoordinasikan aktivitas belajar mengajar (staf/ pengajar dan murid) di dalam galeri.
o Staf pengajar
Orang yang bertugas dalam membina/mengajar anak didik dalam sanggar (proses melukis/ berkarya), dilakukan langsung oleh para seniman lukis.
o Staf perawat karya seni
Orang yang bertugas dalam merawat dan memelihara karya seni lukis (lukisan).
AGUS MUSTIKA 39
Orang yang bertanggung jawab atas segala kegiatan pameran dalam galeri.
o Staf pameran
Orang yang bertugas mempersiapkan segala sesuatunya saat dilaksanakannya pameran.
o Koordinator sanggar
Orang yang bertanggung jawab atas kegiatan di bagian sanggar. o Koordinator gudang
Orang yang bertanggung jawab ata keberadaa barang/ karya seni yang ada dalam gudang.
o Kepala Bagian Koleksi
Orang yang membuka dan mencari pasar dan peluang karya seni lukis. o Bendahara
Orang yang bertanggung jawab atas laporan keuagan galeri. o Wakil bendahara
Orang yang bertugas untuk membantu kerja bendahara dalam hal laporan keuangan.
o Kepala administrasi
Orang yang mengurus masalah surat-menyurat, pendataan dala sanggar.
o Kepala keamanan
Orang yang bertanggung jawab atas kondisi keamanan di lokasi galeri. o Kepala bagian teknik dan pemeliharaan gedung
Orang yang bertanggung jawab mengatur dan menjaga hal-hal yang berhubungan dengan pemeliharaan peralatan listrik, audio dan gedung. o Staf bagian teknik dan pemeliharaan gedung
Orang yang bertugas menjaga hal-hal yang berhubungan dengan pemeliharaan peralatan listrik, audio dan gedung.
o Staf keamanan
Orang yang melakukan penjagaan keamanan di lokasi galeri. o Kepala bagian perpustakaan
AGUS MUSTIKA 40
Orang yang bertanggung jawab mengatur dan menjaga hal-hal yang berhubungan dengan perpustakaan.
o Staff perpustakaan
Orang yang bertugas menjaga hal-hal yang berhubungan dengan perpustakaan.
o Staff kebersihan
Orang yang bertugas membersihkan lingkungan gedung o Kepala publikasi
Orang yang mengkoordinir hal-hal yang berhubungan dengan pempublikasian informasi.
o Staff publikasi
Orang yang bertugas mempublikasikan informasi mengenai pameran/ karya seni.
o Staff kesehatan
Orang yang bertugas memberikan pelayanan medis
Adapun struktur organisasi sebuah Galeri adalah sebagai berikut:
Gambar19 .Struktur Organisasi Galeri
Berbagai jenis kegiatan yang merupakan kegiatan dari pemakai gedung antara lain sebagai berikut:
AGUS MUSTIKA 41
Kegiatan pameran merupakan kegiatan memamerkan karya seni lukis seniman, yang terdiri dari:
o Ruang pameran(galeri) temporer, hanya pada waktu tertentu saja o Ruang pamer tetap, berlangsung setiap saat (bersifat menetap)
- Kegiatan Latihan melukis
Merupakan kegiatan latihan melukis, ruangan yang dibutuhkan adalah ruang sanggar.
- Kegiatan Perawatan
Merupakan kegiatan merawat lukisan seperti: menyimpan, pendokumentasian, konservasi dan restorasi.
- Perpustakaan
Menyediakan berbagai jenis buku kesenian, khususnya seni lukis yang mendukung proses pembelajaran seni lukis, wawasan dan ilmu seni lukis bagi masyarakat luas.
- Pengelolaan
Berupa kegiatan segala kegiatan yang terjadi di dalam Galeri Seni Lukis berupa kegiatan administrasi, perawatan, dan pembersihan.
AGUS MUSTIKA 42 2.6. Studi Banding arsitektur dan Fungsi Sejenis
2.6.1. Galeri Nasional Indonesia
Gambar 20: Galeri Nasional Indonesia
Galeri Nasional Indonesia merupakan salah satu lembaga kebudayaan yang berfungsi untuk perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan asset seni-budaya atau karya seni rupa sebagai sarana edukasi-kultural dan rekreasi serta pengembangan kreativitas dan apresiasi seni. Galeri Nasional Indonesia merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan kementrian budaya dan pariwisata, kedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, yang sehari-hari dilaksanakan oleh Direktur kesenian. Galeri Nasional Indonesia memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan, pengumpulan, pendokumentasian, registrasi, analisis, pemeliharaan, perawatan, pengamanan, penyajian, penyebarluasan informasi dan bimbingan edukatif terhadap karya seni rupa.18
Berdiri pada tanggal 8 Mei 1999. Luas tanah dan bangunan Galeri Nasional Indonesia adalah 17.600M² terdiri dari berbagai gedung dan fasilitas penunjuang lainnya, seperti: kantor, pameran temporer, pameran permanen (menetap), perpustakaan, auditorium, storage, laboratorium, wisma seniman, galeri shop. Lokasi Galeri Nasional Indonesia ini cukup strategis, yaitu berada di pusat ibukota Indonesia (Jakarta).
Galeri Nasional Indonesia bertugas melaksanakan pengumpilan, pendokumentasian, pendaftaran, penelitian, pemeliharaan, perawatan,
18 http://www.galeri-nasional.or.id/ 18 :http://info.indotoplist.com/?YldWdWRUMWtaWFJoYVd3bWFXNW1iMTlwWkQweU1qRT0= 20 : http://www.galeri-nasional.or.id/
AGUS MUSTIKA 43
pengamanan, penyajian, penyebara informasi dan bimbingan edukatif tentang karya seni rupa.19
Saat ini Galeri Nasional Indonesia memiliki sekitar 1770 koleksi karya seniman Indonesia dan mancanegara.
Galeri Nasional Indonesia ini memiiliki fasilitas yang dapat memadai unutk mendukung kegiatan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai lembaga yang mengkoleksi karya seni rupa, pameran, dan seminar maupun pelatihan seni rupa dalam kapasitasnya sebagai institusi resmi pemerintahan Indonesia terhadap pelestarian nilai-nilai budaya, khususnya seni rupa.
Ruang pameran
Galeri Nasional Indonesia memiliki empat ruang pameran, yaitu: - gedung A (1.350M²),
- gedung (2.800M²), - gedung C (750M²), dan - gedung D (600 M²).
Hingga saat ini luas tanah Galeri Nasional Indonesia mencapai 28.620 m.
Gambar 21: R. pamer Galeri Nasional Indonesia
Masing-masing gedung/ ruang dikhususkan untuk memajang karya seni rupa modern dan temporer, seperti: lukisan, patung, kria, grafis, fotografi, instalasi, seni media baru, dan lain-lain.
AGUS MUSTIKA 44
Dalam Galeri Nasional Indonesia ini dilakukan beberpa jenis pameran seperti: - pameran tetap (permanent exhibition)
menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia secara periodik yang ditata berdasarkan konsep kuratorial dan diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia dan waktu penyelenggaraan Pameran Tetap
berlangsung minimal 1 kali dalam satu tahun
Gambar 22. R. pameran tetap
- pameran temporer (temporary exhibition)
Pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain, [ameran ini berlangsung minimal selama 10-30 hari.
Gamba 23. R. pameran temporer
- pameran keliling (ttaveling exhibition)
Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia maupun karya di luar koleksi Galeri Nasional Indonesia ke berbagai daerah di Indonesia dan atau di luar negeri yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain. Waktu penyelenggaraan Pameran Keliling minimal berlangsung selama 10 hari.
AGUS MUSTIKA 45 Ruang Seminar
Galeri Nasional Indonesia ini memiliki fasilitas ruang seminar (serba guna) untuk mendukung kegiatan seminar, diskusi pembahasan karya seni rupa. Ruang seminar ini dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC), agar suasana seminar atau diskusi terasa nyaman.
Gambar 24. Ruang seminar/R. serba guna
Ruang Restorasi
Pekerjaan konservasi-restorasi dilakukan pada laboratorium konservasi dengan fasilitas penerangan lamu polikhromatis dan ultra-violet. Bersikulasi udara, ber-AC, dan dialiri air distilasi. Laboratorium ini juga dilengkapi tabung-tabung gelas yang berfungsi sebagai wadah atau alat ukur/ analisa, alat-alat ukur elektronik dan computer pendukung untuk analisa dan simulasi pekerjaan teknis. Alat mikrokopis, alat control klimotologi, ruang fumigasi serta alat pendingin untuk membasmi jamur atau serangga juga melengkapi laboratorium ini.
Karya-karya seni rupa koleksi Galeri Nasional Indonesia sebagian besar ditempatkan di ruang penyimpanan (storage) yang sudah dilengkapi dengan fasilitas mesin penyejuk kayu, serta dilengkapi juga dengan alarm system sebagai sarana pengamanannya.20
Gambar 25. Ruang restorasi
20
http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/ceritasukses/read/galeri-nasional-indonesia
AGUS MUSTIKA 46 Ruang Penyimpanan
Karya-karya seni rupa koleksi Galeri Nasional Indonesia ini sebagian besar ditempatkan di ruang penyimpanan (storage) yang sudah memenuhi persyaratan penyimpanan tersebut sudah dilengkapi dengan fasilitas mesin penyejuk ruangan, alat pengatur suhu udara, lemari kayu, panel geser, panel kawat dan panel kayu, serta dilengkapi juga dengan alarm system sebagai sarana pengamannya.
Gambar 26. Ruang penyimpanan karya
2.6.2. kompleks seni Affandi, Yogjakarta21
Gambar 27. Kompleks Seni Affandi
Museum/Galeri Affandi ini terletak di Jl. Laksda Adisucipto 167, yaitu jalan utama yang menghubungkan kota Yogjakarta dan Solo, di tepi Sungai Gajahwong. Letaknya sangat strategis sebagai salah satu kompleks seni lukis di yogjakarta. Kompleks ini menduduki tanah seluas 3.500 meter² yang terdiri atas tiga buah galeri, dan bangunan rumah tinggal pelukis Affandi dan keluarganya. Pembangunan kompleks seni ini dirancang sendiri oleh Affandi.
Galeri I
21
AGUS MUSTIKA 47
Pada tahun 1962, Affandi selesai membangun galeri I dengan luas bangunan 314,6 m² yang digunakan untuk ruang pameran bagi sejumlah hasil karya lukisnya. Bangunan galeri ini kemudian diresmikan oleh direktur Jenderal Kebudayaan pada tahun 1974. Lukisan yang ada pada galeri ini di lukis di atas kertas dengan cat air, pastel, serta cat minyak di atas kanvas. Lukisan yang berada di galeri I ini adalah lukisan karya Affandi sendiri.
Gambar 28. Suasana galeri I
Galeri II
Pada tahun 1987, presiden Soeharto memberikan bantuan berupa pendirian sebuah bangunan galeri II, yang menempati area tanah seluas 351,5 m². bangunan galeri II ini kemudian diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1988. Pada galeri II lukisan yang dipajang adalah lukisan karya berbagai seniman.
Gambar 29. Suasana galeri II
Galeri III
Galeri III ini didirikan pada tahun 1997 dan diresmikan oleh Sri Sultan HB X pada tahun 2000 dan dibangun atas ide yang sama dengan bangunan lainnya antara kompleks museum yang menggunakan bentuk garis melengkung dengan atap yang membentuk pelepah daun pisang. Galeri III ini terdiri atas tiga lantai, lantai I digunakan untuk ruang pameran, lantai II untuk ruang perawatan/perbaikkan lukisan,
AGUS MUSTIKA 48
dan ruang bawah tanah sebagai penyimpanan lukisan. Dalam galeri ini dipajang karya keluarga Affandi, sulaman Maryati, Kartika dan Rukmini.
Gambar 30. Suasana galeri III
2.6.3. Gana Art Center atau Galeri Seni Gana22
Gambar 31. Galeri Seni Gana, Seoul
Gana Art Center atau galeri seni Gana ini terletak di kecamatan Pyungchang, Jongno-gu, Seoul. Bangunan galeri ini terdiri dari tiga lantai yang dilengkapi dengan alun-alun dan kebun yang luas. Galeri ini dibuka pada tahun 1983 dan dianggap sebagai salah satu galeri yang berusaha untuk mengembangkan seni lukis di Korea lewat kegiatan pameran atau keikutsertaan dalam acara seni lukis baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Bangunan galeri ini berwarna abu-abu yang memberikan kesan modern dan ruangan dalam di galeri seni Gana ini cukup luas, maka galeri ini sangat cocok untuk menikmati seni lukis atau pemandangan indah di sekitar bangunan. Lantai pertama dan kedua bangunan galeri ini digunakan sebagai ruang pameran. Dan lantai ketiga digunakan sebagai ruang workshop para seniman.
22
AGUS MUSTIKA 49
Dalam Galeri Seni Gana ini juga terdapat Gana Art Shop yaitu sejenis toko souvenir dengan suasana yang tenang. Di toko souvenir ini menjual berbagai jenis barang-barang seperti keramik, cermin, dasi, buku catatan dan sebagainya yang dibuat sendiri oleh senimannya. Dalam galeri seni Gana ini juga terdapat kafe yang bernama Motte yang merupakan ruangan yang penuh pesona. Dari dalam bangunan galeri ini juga pengunjung dapat menikmati keindahan pemandangan kecamatan Pyung chang melalui kaca lebar di kafe yang sering juga disebut sebagai sebuah lukisan yang indah.
Gambar 32. Suasana interior galeri seni Gana, Seoul
2.6.4. Solomon R. Guggenheim Museum23
Solomon R. Guggenheim Museum merupakan museum karya seni berupa lukisan, foto, sculpture, dll. Museum yang terletak di Manhattan, New York ini, mulai dibangun pada
23
file:///C:/Documents%20and%20Settings/Windows_Xp/My%20Documents/‐.‐ /GUGGENHIM%20MUSEUM/viewtopic.php.htm
AGUS MUSTIKA 50
tahun 1943 dan selesai pada tahun 1959. Dengan luas 51,000 sq. ft. dan tinggi 92 feet, museum ini merupakan karya arsitek Frank Lloyd Wright.
Gambar 33. Eksterior Solomon R. Guggenheim Museum
Gambar 34. Denah Solomon R. Guggenhiem Museum
AGUS MUSTIKA 51
Gambar 36. Proses konstruksi Solomon R. Guggenheim Museum
Di dalam bangunan, terdapat spiral berkelok-kelok lembut dengan ceruk kecil dan lampiran, berisi berbagai karya Modern, Kontemporer dan seni impresionis, banyak yang di Solomon R. Guggenheim 'koleksi pribadi. Semua ini dibatasi oleh sebuah skylight yang indah yang memungkinkan untuk cahaya alami untuk bersinar ke dalam museum.
Gambar 37. Interior ruang pamer Solomon R. Guggenheim Museum
Dari studi banding proyek sejenis di atas, dapat disimpulkan bahwa: No. Studi Banding Kesimpulan
1 Galeri Nasional Indonesia Galeri Nasional Indonesia berfungsi untuk
perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan asset seni-budaya atau karya seni rupa sebagai sarana edukasi-kultural dan rekreasi serta pengembangan kreativitas dan apresiasi seni.galeri ini memiliki fasilitas yang lengkap seperti: ruang konservasi, restorasi, ruang serba gunan, pameran baik tetap, temporer, dan keliling, ruang penyimpanan, dll.
2 kompleks seni Affandi,
Yogjakarta
Komplek seni yang memiliki penzoningan fungsi yang baik sehingga mempermudah alur sirkulasi. Kompleks seni ini bersifat mencari keuntungan
AGUS MUSTIKA 52
yang didapat dari tiket masuk pengunjung.
3 Gana Art Center atau
Galeri Seni Gana
Galeri ini bergaya arsitektur modern. Hasil dari kegiatan seni yang dilakukan senimannya dijual di souvenir shopnya (bersifat mencari keuntungan)
4 Guggenhien Museum Merupakan bangunan exhibition, yang
memamerkan karya-karya seni lukis, patung dan fotografi. Memiliki sirkulasi yang jelas arahnya (berupa ramp).