• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sumpah Pemuda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Sumpah Pemuda"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKATA PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah

Puji syukur kehadirat Allah  subhanahu wa  subhanahu wa ta'alata'ala atas segala karunia-Nya atas segala karunia-Nya dan dengan pertolongan serta atas izin-Nya pula penyusun dapat menyelesaikan dan dengan pertolongan serta atas izin-Nya pula penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam taklupa untuk disampaikan dan semoga tetap makalah ini. Shalawat serta salam taklupa untuk disampaikan dan semoga tetap tercurahlimpahkan kepada

tercurahlimpahkan kepada uswatuna wa qudwatunauswatuna wa qudwatuna,, nabiullah wa rasulullahnabiullah wa rasulullah Muhammad

Muhammad  shallallahu  shallallahu 'alayhi 'alayhi wa wa sallamsallam. Serta kepada keluarganya (. Serta kepada keluarganya (ahlulahlul baiyt 

baiyt ), para shahabat, para tabi’in, tabi’ tabi’in hingga ummatnya yang tetap), para shahabat, para tabi’in, tabi’ tabi’in hingga ummatnya yang tetap istiqamah di seluruh penjuru dunia, penyusun ungkapkan sebuah ucapan terindah istiqamah di seluruh penjuru dunia, penyusun ungkapkan sebuah ucapan terindah yang merupakan sunnah Rasulullah, Assalamu 'alaukum wa rahmatullahi wa yang merupakan sunnah Rasulullah, Assalamu 'alaukum wa rahmatullahi wa  barakatuh.

 barakatuh.

Dalam prakata ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada kedua Dalam prakata ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua atas segala doa dan dukungannya, Ibu Rina A. sebagai dosen mata orang tua atas segala doa dan dukungannya, Ibu Rina A. sebagai dosen mata kuliah SPN ini atas segala arahannya dan kepada seluruh pihak yang telah kuliah SPN ini atas segala arahannya dan kepada seluruh pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini,

membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini,  syukran  syukran katsiran,katsiran,  jazakumullah khaiyr   jazakumullah khaiyr .. Jatinangor, Januari 2007 Jatinangor, Januari 2007 Penyusun Penyusun

(2)

DAFTAR ISI PRAKATA ………... DAFTAR ISI ……… BAB I PENDAHULUAN ……… 1.1 Latar Belakang ……… 1.2 Tujuan ……….. 1.3 Rumusan Masalah ………... 1.4 Metode Penelitian ... 1.5 Sistematika Penulisan ………. BAB II SUMPAH PEMUDA 1928 ………...

2.1 Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda ………... 2.2 Pengaruh Lahirnya Sumpah Pemuda bagi Bangsa

Indonesia ……….. BAB III PENUTUP ……….

3.1 Simpulan ………... 3.2 Saran ………. DAFTAR PUSTAKA ……….. i ii 1 1 2 2 2 3 4 4 8 11 11 11 12

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

Sepanjang sejarah Indonesia, pengertian pemuda berubah dari masa ke masa. Pada masa awal pergerakan nasional, pemuda diartikan kalangan terpelajar,  baik para pelajar sekolah menengah, maupun pelajar sekolah tinggi yang mendapat pendidikan Barat, tinggal di kota, dan mengenyam kebudayaan Barat melalui pendidikan. Mereka datang dari kalangan priyayi, menengah dan rendahan. Mereka inilah yang menjadi motor penggerak tumbuhnya pergerakan nasional. Selain bergerak melalui organisasi kepemudaan, para pemuda juga  bergerak melalui partai politik. PNI dan PSII, dua partai politik yang monumental

dalam sejarah pergerakan nasional, didirikan dan dikelola oleh para pemuda.

Sekarang yang menjadi pertanyaan, kapan sejarah pergerakan pemuda di Indonesia dimulai? Boedi Oetomo, yang disebut-sebut sebagai organisasi  pergerakan nasional pertama, didirikan tanggal 20 Mei 1908 adalah organisasi yang didirikan oleh para pemuda. Soetomo dan para pendiri Boedi Oetomo yang lain masih sekolah di STOVIA. Akan tetapi, tanggal 20 Mei 1908 tidak bisa dijadikan titik awal pergerakan pemuda. Mohamad Tabrani, Ketua Kongres Pemuda Pertama, dalam pidatonya, “Sejarah Satu Nusa, Satu Bangsa, Sa tu Bahasa Indonesia, mengatakan:1

“…kalau bagi Kaum Tua Boedi Oetomo menjadi titik tolaknya (20 mei 1908), yang kemudian diakui sebagai hari kebangkitan nasional, maka bagi Kaum

(4)

Muda perlambang kebangkitan nasionalnya bertitik tolak pada Tri Koro Dharmo  pada tanggal 7 Maret 1915.”

Hal senada diungkapkan oleh Iwa Kusumasumantri, mantan anggota dan  pengurus Perhimpunan Indonesia. Iwa Kusumasumantri (1963 : 45) menulis :

“…lahirlah untuk pertama kalinja pergerakan pemuda dengan nama „Tri Koro Dharmo‟ pada tanggal 15 Maret 1915.”

Keberadaan Tri Koro Dharmo sebagai organisasi pemuda pertama juga dibenarkan oleh A. K. Pringgodigdo (1990 : 24), Surjomihardjo (1979 : 55),  Nugroho Notosusanto (1990 : 190). Hasil monumental dari pergerakan pemuda

tahun 1920-an adalah Sumpah pemuda yang merupakan put usan Kongres Pemuda Kedua, 27 - 28 Oktober 1928.2

2.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah lahirnya Sumpah Pemuda?

2. Siapakah tokoh utama di balik lahirnya Sumpah Pemuda?

3. Bagaiman pengaruh lahirnya Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia?

2.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Sejarah Pergerakan Nasional.

2.4. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk menyusun makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka.

(5)

2.5. Sistematika Penulisan PRAKATA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penulisan 1.4. Metode Penelitian 1.5. Sistematika Penulisan BAB II SUMPAH PEMUDA 1928

2.1. Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda

2.2. Pengaruh Lahirnya Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan 3.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN CATATAN KAKI 1 Lihat www.museumsumpahpemuda.go.id/Tentang_Pemuda.htm 2 ibid.

(6)

BAB II

SUMPAH PEMUDA 1908

2.1. Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda 1908

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda memiliki  peran penting dalam menggoreskan t inta di panggung sejarah Bangsa Indonesia. Dari sinilah bermulanya persatuan para pemuda di seluruh daratan Nusantara untuk melakukan perjuangan atas dasar nasionalisme Indonesia. Dalam  perjalanannya, banyak yang menyatakan jika Sumpah Pemuda di tahun 1928 memiliki sambungan mata rantai dengan gerakan yang telah terbentuk 20 tahun sebelumnya, Boedi Oetomo (1908).

Ide untuk menyatukan seluruh pemuda untuk berjuang di bawah naungan  Nasionalisme Indonesia sebenarnya sudah muncul sejak 1925 melalui  Manifesto  Politik   yang menghasilkan tiga prinsip perjuangan unity  (persatuan), equality (kesetaraan), dan liberty (kebebasan). Bahkan menurut Prof Sartono Kartodirdjo1 sebetulnya Manifesto Politik yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda tahun 1925 lebih fundamental dari Sumpah Pemuda 1928. Sedangkan Sumpah Pemuda sebagaimana ada pada memori kolektif bangsa ini hanya menonjolkan persatuan. Karena memang isi dari Sumpah Pemuda itu sendiri menekankan pada satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.

Satu-satunya tokoh yang berperan aktif dalam dua peristiwa yang menjadi tonggak sejarah nasional itu adalah Prof Mr Soenario. Ketika Manifesto Politik itu dicetuskan ia menjadi Pengurus Perhimpunan Indonesia bersama Hatta. Soenario menjadi Sekretaris II, Hatta bendahara I. Akhir Desember 1925, ia meraih gelar

(7)

 Meester in de rechten, lalu pulang ke Indonesia. Aktif sebagai pengacara, ia membela para aktivis pergerakan yang berurusan dengan polisi Hindia Belanda. Ia menjadi penasihat panitia Kongres Pemuda II tahun 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda. Dalam kongres itu Soenario menjadi pembicara dengan makalah "Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia." Dalam pidatonya, ia mengutip filsuf Perancis Ernest Renant yang kemudian pernah disitir Bung Karno Qu’est -ce qu’une nation? “Apakah Bangsa Itu?” Bangsa itu adalah hasil historis yang ditimbulkan oleh semua deretan kejadian yang menuju ke satu arah. Setelah menguraikan masalah ras, bahasa, agama, persekutuan kepentingan bersama, keadaan alam, Renant pun menyimpulkan bahwasanya „bangsa „ merupakan keinginan untuk hidup bersama (le desir de vivre ensemble).

Bangsa seperti individu-individu, merupakan hasil masa silam yang penuh usaha, pengorbanan, dan pengabdian. Jadi bangsa adalah suatu solidaritas besar yang terbentuk karena adanya kesadaran. Kesadaran bahwa orang telah berkorban  banyak dan bersedia untuk memberikan pengorbanan lebih jauh lagi.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda II berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota  pelajar dari seluruh indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung  Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan

(8)

Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi  pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia   Raya” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh  peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres.

(9)

PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berto empah

Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.

KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa

Jang Satoe, Bangsa Indonesia.

KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa

Persatoean, Bahasa Indonesia.

Salah satu isi dari rumusan itu adalah tentang bahasa. Pada saat kongres hanya sedikit para pemuda tersebut lancar berbahasa Indonesia, yang paling fasih saat itu hanyalah Muhammad Yamin. Gedung Sekretariat PPI di Kramat 106, tempat diputuskannya rencana Kongres Pemuda Kedua saat ini dijadikan  Museum Sumpah Pemuda.

Jika ditilik lebih lanjut, bahwa kelahiran Sumpah Pemuda hanya merupakan penekanan dari pentingnya persatuan yang sebelumnya dicetuskan dalam Manifesto Politik 1905. Kelahiran Sumpah Pemuda merupakan sebuah  peristiwa yang sengaja diselenggarakan oleh para pemuda yang ingin melihat  perjuangan Bangsa Indonesia  –   yang dimotori para pemuda khususnya  –   berdasarkan atas kesadarannya terhadap nasionalisme Indonesia.

Hal tersebut merupakan sebuah kewajaran, apalagi sebagian anggota PPPI sendiri merupakan pelajar yang sedang studi di Eropa. Karena persentuhan ini  pula nuansa westernisasi  begitu kental mewarnai Manifesto Politik 1925 yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda. Tiga prinsip perjuangan yang dicetuskan dalam Manifesto Politik 1925 begitu serupa dengan seruan yang dilontarkan

(10)

masyarakat di Perancis ketika mereka beramai-ramai meruntuhkan Penajara Bastille di abad ke-18.

2.2. Pengaruh Lahirnya Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia

Dengan lahirnya Sumpah Pemuda, perjuangan para pemuda untuk mewujudkan Indonesia merdeka menjadi lebih terarah, karena begitu kentalnya nuansa persatuan di antara para pemuda Indonesia. Hal ini dapat kita cermati dengan adanya penyamaan visi gerakan yang dicetuskan dalam Manifesto Politik 1905 dan kemudian dilanjutkan dengan Sumpah Pemuda yang menekankan  pentingnya sebuah nasionalisme dalam perjuangan.

Sejarah pasti akan berbeda jika tidak adanya sebuah sumpah yang diucapkan oleh sekelompok pemuda yang menginginkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini, kemudian muncullah semangat nasionalisme yang kembali membakar  jiwa-jiwa juang para pemuda di seluruh penjuru Nusantara sehingga muncul sebuah kekuatan yang lebih baik dibandingkan perjuangan tahun-tahun sebelumnya.

Lahirnya Sumpah Pemuda juga menjadi catatan khusus bagi warga Tionghoa di Indonesia.3  Karena pada saat kongres hanya sedikit para pemuda tersebut lancar berbahasa Indonesia, yang paling fasih saat itu hanyalah Muhammad Yamin. Jauh sebelum Sumpah Pemuda sebenarnya warga Tionghoa sudah lebih dulu menggunakan bahasa Melayu di akhir abad ke-19, bahkan termasuk penggunaan aksara Latin sebagai pengganti aksara Arab, terutama dalam surat kabar seperti Soerat Kabar Bahasa Melaijoe (1856), Soerat Chabar  Betawi (1858), Selompret Melajoe (1860), dan Bintang Soerabaja (1860).

(11)

 Namun, Bahasa Melayu jelas memiliki beberapa perbedaan dengan Bahasa Indonesia yang lazim dan resmi digunakan pribumi saat itu.

Pada masa Pergerakan Kebangsaan setelah era Kebangkitan Nasional  beredar dua surat kabar yang cukup penting yaitu  Keng Po  dan Sin Po. Surat kabar Sin Po adalah surat kabar yang pertama menuliskan Indonesia menggantikan nomenklatur  Hindia-Belanda atau Nederlandsch-Indie.

Patut kita akui bahwa Sumpah Pemuda adalah sumpah bagi tegaknya  persatuan Indonesia. Sumpah itu telah mampu menyatukan rakyat yang tersebar

luas dan tercerai-berai akibat politik devide et impera yang dicanangkan penjajah Belanda. Ia menjadi roh pemersatu bangsa. Maka, kemerdekaan yang kita raih dan nikmati hingga detik ini adalah ekses dari sumpah itu.

Generasi 1928 adalah generasi perintis yang berkomitmen tinggi mempersatukan bangsa dan melepaskan rakyat dari segala bentuk pendegradasian manusia, terutama yang berupa penjajahan secara berkepanjangan. Atas dasar itulah, maka dapat dibayangkan betapa kegigihan bangsa yang dipelopori pemuda idealis untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang merdeka, mandiri, dan memiliki jati diri. Gaung Sumpah Pemuda itu memang mampu menginspirasi gerakan para pejuang bangsa sehingga mereka memiliki tekad dan semangat  pantang mundur untuk membela bangsa dan tanah air. Kemerdekaan RI yang  berhasil diraih pada 17 Agustus 1945 tentunya tak lepas dari gaung sumpah ini.4

(12)

CATATAN KAKI

1 Dalam Asvi Warman Adam, artikel “Sunario, Tokoh Sumpah Pemuda dan Manifesto Politik 1925”. www.kompas.com/kompas-cetak/0210/28/opini/suna42.htm

2 Lihat www.museumsumpahpemuda.go.id/Sumpah_pemuda.htm

3 Dalam blog  milik Yulian Firdaus, Jay adalah Yulian, artikel “Sumpah Pemuda”. Dengan alamat site yulian.firdaus.org.id/2004/10/28/sumpah-pemuda.htm

4 Lihat dalam I. B. Putera Manuaba, artikel “Refleksi Sumpah Pemuda 28 Oktober 2003 Sumpah untuk Indonesia”. www.kompas.com/kompas-cetak/0310/28/opini/ref35.htm

(13)

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan

Sumpah Pemuda lahir dari sebuah pemahaman tentang nasionalisme yang sebelumnya pernah dicetuskan dalam Manifesto Politik dengan tiga prinsip  pergerakan di mana salah satu prinsip yang tercantum adalah unity  (persatuan).

Hal inilah yang kemudain menjadi titik tekan lahirnya Sumpah Pemuda. Dimotori oleh tokoh Manifesto Politik, Soenario bersama dengan PPPI-nya berinisiatif untuk mengadakan Kongres Pemuda II yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda memberikan pengaruh yang luar biasa bagi perjuangan Bangsa Indonesia  –   khususnya para pemuda  –   karena dari sinilah awal sebuah  perjuangan yang terarah. Persatuan yang digaungkan lewat Sumpah Pemuda kemudian membakar kembali semangat juang untuk meraih kemerdekaan bagi Indonesia dan cita-cita tersebut tercapai di tahun 1945, tepat 20 tahun setelah adanya Manifesto Politik atau sekitar 17 tahun setelah lahirnya Sumpah Pemuda.

3.2. Saran

Semoga tulisan ini dapat memperkaya khazanah pengetahuan kita dan  peristiwa yang telah terjadi dapat diambil pelajarannya bagi kita semua.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Asvi Warman. Rrtikel “Sunario, Tokoh Sumpah Pemuda dan Manifesto Politik 1925”.  www.kompas.com/kompas-cetak/0210/28/opini/suna42. htm. Diakses tanggal 30 Desember 2006.

Firdaus, Yulian. Artikel “Sumpah Pemuda”. yulian.firdaus.org.id/2004/10/28/ sumpah-pemuda.htm. Diakses tanggal 3 Januari 2007.

Manuaba, I.B. Putera. Artikel “Refleksi Sumpah Pemuda 28 Oktober 2003 Sumpah untuk Indonesia”. www.kompas.com/kompascetak/0310/28/ opini/ref35.htm. Diakses tanggal 30 Desember 2006.

Museum Sumpah Pemuda. Artikel “Sumpah Pemuda”. www. museumsumpahpemuda.go.id/Sumpah_pemuda.htm. Diakses tanggal 30 Desember 2006.

Museum Sumpah Pemuda. Artikel “Tentang Pemuda”. www. museumsumpahpemuda.go.id/Tentang_pemuda.htm. Diakses tanggal 30 Desember 2006.

Wikipedia. Artikel “Sumpah Pemuda”. id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda. Diakses tanggal 3 Januari 2007.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasanya terdapat kontribusi yang signifikan antara nilai-nilai sumpah pemuda terhadap sikap nasionalisme siswa kelas XI SMA Swasta

Setiap kali kita memperingati Han Sumpah Pemuda, maka yang terbayangkan adalah heroisme tanpa kenai lelah dan para pemuda kita untuk mendeklarasikan gagasan

Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah

Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Tanggal 28 Oktober 2022 di mulai • pembina upacara tiba di tempat upacara; • penghormatan kepada pembina upacara; • laporan pemimpin

Latar Belakang Pada tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Semuda .Pada saat itu seluruh pemuda dan pemudi Indonesia, mereka bergabung untuk bersumpah untuk membebaskan

Di Museum Sumpah Pemuda sendiri juga sudah difasilitasi teknologi-teknologi yang bertujuan untuk menambah daya tarik dalam penggunaanya sebagai sumber belajar sejarah, salah satu

Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda, tanggal 28 Bulan Oktober Tahun 2022 segera dimulai,,,,,, 2.. Pemimpin Upacara memasuki tempat upacara;

Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda Semangat Nasionallisme diantara para pemuda yang akhirnya bersepakat untuk mengadakan kongres pemuda Indonesia sebagai bukti mulai munculnya