Mekanisme Trauma Mekanisme Trauma
1.
1. Mekanisme TraumaMekanisme Trauma
Mekanisme cedera mengacu pada bagaimana proses orang mengalami cedera. Mekanisme cedera mengacu pada bagaimana proses orang mengalami cedera. Cedera mungk
Cedera mungkin in disebabkan oleh disebabkan oleh kecelakaan kendaraan kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, tembakbermotor, jatuh, tembakanan dan sebagainya. Kemampuan menganalisa mekanisme cedera akan membantu anda dan sebagainya. Kemampuan menganalisa mekanisme cedera akan membantu anda memperkirakan keadaan dan tingkatan dari cedera sebagai dasar prioritas keputusan memperkirakan keadaan dan tingkatan dari cedera sebagai dasar prioritas keputusan anda untuk melakukan pengkajian lanjutan, penanganan kegawat daruratan dan anda untuk melakukan pengkajian lanjutan, penanganan kegawat daruratan dan transportasi.
transportasi. a.
a. Kinetika TraumaKinetika Trauma
Trauma sebagian besar disebabkan oleh hasil benturan dua obyek atau tubuh Trauma sebagian besar disebabkan oleh hasil benturan dua obyek atau tubuh dengan yang lainnya. Kinetis, adalah “cabang dari ilmu mekanika mengenai dengan yang lainnya. Kinetis, adalah “cabang dari ilmu mekanika mengenai pergerakan dari suatu
pergerakan dari suatu benda atau badan”. Jbenda atau badan”. Jadi mengerti akan adi mengerti akan proses kinetis proses kinetis sangatsangat membantu dalam memahami mekanisme cedera dan trauma. Seberapa parah membantu dalam memahami mekanisme cedera dan trauma. Seberapa parah cedera seseorang tergantung pada kekuatan dan dengan benda apa ia berbenturan cedera seseorang tergantung pada kekuatan dan dengan benda apa ia berbenturan atau sesuatu yang membenturnya. Kekuatan ini tergantung pada energi yang ada atau sesuatu yang membenturnya. Kekuatan ini tergantung pada energi yang ada benda
benda atau atau tubuh tubuh yang bergerak. yang bergerak. Energi Energi yang terdapat yang terdapat pada pada tubuh tubuh yang bergerakyang bergerak disebut sebagai energi kinetis.
disebut sebagai energi kinetis. b.
b. Massa dan KecepatanMassa dan Kecepatan
Besarnya energi kinetis pada tubuh yang bergerak tergantung pada dua factor: Besarnya energi kinetis pada tubuh yang bergerak tergantung pada dua factor: Massa (berat) tubuh dan kecepatan tubuh. Energi kinetis dihitung dengan cara ini: Massa (berat) tubuh dan kecepatan tubuh. Energi kinetis dihitung dengan cara ini: Massa (berat dalam pounds), aktu kecepatan (speed in feet per second/ kecepatan Massa (berat dalam pounds), aktu kecepatan (speed in feet per second/ kecepatan dalam kaki perdetik) pangkat dua dibagi dua. Secara singkat rumusnya adalah : dalam kaki perdetik) pangkat dua dibagi dua. Secara singkat rumusnya adalah : Energi Kinetis = (Massa x
Energi Kinetis = (Massa x Kecepatan2)/2 Rumus ini Kecepatan2)/2 Rumus ini mengilustrasikan bahwa bilamengilustrasikan bahwa bila massa benda yang
massa benda yang bergerak adalah dua kali (doubergerak adalah dua kali (double) lebih besar ble) lebih besar aka energi kinetisaka energi kinetis juga
juga akan akan dua dua kali kali lebih lebih besar. besar. Anda Anda bisa bisa terluka terluka dua dua kali kali lebih lebih parah parah jika jika andaanda terkena 2 pound batu dibandingkan jika terkena 1 pound batu yang dilempar terkena 2 pound batu dibandingkan jika terkena 1 pound batu yang dilempar dengan kecepatan yang sama Namun kecepatan ternyata merupakan factor yang dengan kecepatan yang sama Namun kecepatan ternyata merupakan factor yang lebih berpengaruh daripada massa. Misalkan anda terkena lemparan batu dengan lebih berpengaruh daripada massa. Misalkan anda terkena lemparan batu dengan kecepatan 1 kaki per detik, kemudian terkena lemparan batu dengan jarak 2 kaki kecepatan 1 kaki per detik, kemudian terkena lemparan batu dengan jarak 2 kaki perdetik.
perdetik. Batu Batu yang yang dilempar dilempar 2 2 kaki kaki perdetik perdetik tidak tidak akan akan menyebabkan menyebabkan dua dua kalikali lebih parah daripada satu kaki perdetik, tapi empat kali lebih parah karena factor lebih parah daripada satu kaki perdetik, tapi empat kali lebih parah karena factor kecepatan yang dipangkatkan dua.
c. Biomekanik Trauma adalah proses / mekanisme kejadian kecelakaan pada sebelum, saat dan setelah kejadian.
1) Akselerasi
Kerusakan yang terjadi merupakan akibat langsung dari penyebab trauma. Gaya perusak berbanding lurus dengan massa dan percepatan (akselerasi); sesuai dengan hukum Newton II (Kerusakan yang terjadi juga bergantung pada luas jaringan tubuh yang menerima gaya perusak dari trauma tersebut. 2) Deselerasi
Kerusakan yang terjadi akibat mekanisme deselerasi dari jaringan. Biasanya terjadi pada tubuh yang bergerak dan tiba-tiba terhenti akibat trauma. Kerusakan terjadi oleh karena pada saat trauma, organ-organ dalam yang mobile (seperti bronkhus, sebagian aorta, organ visera, dsb) masih bergerak dan gaya yang merusak terjadi akibat tumbukan pada dinding toraks/rongga tubuh lain atau oleh karena tarikan dari jaringan pengikat organ tersebut.
d. Mekanisme Trauma tumpul
1) Trauma kompresi atau crush injury terhadap organ viscera akibat pukulan langsung. Kekuatan seperti ini dapat merusak organ padat maupun orang berongga dan bisa mengakibatkan ruptur, terutama organ-organ yang distensi,
dan mengakibatkan perdarahan maupun peritonitis.
2) Trauma tarikan (shearing injury) terhadap organ visceral sebenarnya adalah crush injury yang terjadi bila suatu alat pengaman tidak digunakan dengan benar.
3) Trauma decelerasi pada tabrakan motor dimana terjadi pergerakan yang terfiksir dan bagian yang bergerak, seperti suatu ruptur lien ataupun ruptur hepar (organ yang bergerak ) dengan ligamennya (organ yang terfiksir). Trauma tumpul pada pasien yang mengalami laparotomi.
e. Trauma Thoraks
Trauma thoraks terdiri atas trauma tajam dan trauma tumpul. Pada trauma tajam, terdapat luka pada jaringan kutis dan subkutis, mungkin lebih mencapai jaringan otot ataupun lebih dalam lagi hingga melukai pleura parietalis atau perikardium parietalis. Dapat juga menembus lebih dalam lagi, sehingga merusak jaringan paru, menembus dinding jantung atau pembuluh darah besar di
Trauma tumpul toraks, bila kekuatan trauma tajam lainnya, karena faktor kerusakan jaringan yang lebih besar akibat rotasi berkecepatan tinggi tidak cukup besar, hanya akan menimbulkan desakan terhadap kerangka dada, yang karena kelenturannya akan mengambil bentuk semula bila desakan hilang. Trauma tumpul demikian, secara tampak dari luar mungkin tidak memberi gambaran kelainan fisik, namun mampu menimbulkan kontusi terhadap otot kerangka dada, yang dapat menyebabkan perdarahan in situ dan pembentukan hematoma inter atau intra otot, yang kadang kala cukup luas, sehingga berakibat nyeri pada respirasi dan pasien tampak seperti mengalami dispnea.
Trauma tumpul dengan kekuatan cukup besar, mampu menimbulkan patah tulang iga, mungkin hanya satu iga, dapat pula beberapa iga sekaligus, dapat hanya satu lokasi fraktur pada setiap iga, dapat pula terjadi patahan multiple, mungkin hanya melibatkan iga sisi unilateral, mungkin pula berakibat bilateral.
Trauma tumpul jarang menimbulkan kerusakan jaringan jantung, kecuali bila terjadi trauma dengan kekuatan cukup besar dari arah depan, misalnya : akibat dorongan kemudi atau setir mobil yang mendesak dada akibat penghentian mendadak mobil berkecepatan sangat tinggi yang menabrak kendaraan atau bangunan didepannya. Desakan setir mobil tersebut mampu menimbulkan tamponade jantung, akibat perdarahan rongga pericardium ataupun hematoma dinding jantung yang akan meredam gerakan sistolik dan diastolik.
Meskipun secara morfologis hanya di dapat fraktur sederhana dan tertutup dari iga dalam kedudukan baik, namun mampu menimbulkan hematotoraks atau pneumotoraks, bahkan tidak tertutup kemungkinan terjadi “Tension Pneumotorax”, karena terjadi keadaan dimana alveoli terbuka, pleura viseralis dengan luka yang berfungsi “Pentil” dan luka pleura parietalis yang menutup akibat desakan udara yang makin meningkat di rongga pleura. Tension pneumotoraks selanjutnya akan mendesak paru unilateral, sehingga terjadi penurunan ventilasi antara 15 – 20 %. Bila desakan berlanjut, terjadi penggeseran mediastinum kearah kontralateral dan selanjutnya bahkan akan mendesak paru kontralateral yang berakibat sangat menurunnya kapasitas ventilasi.
Hemotoraks maupun hemopneumotoraks adalah merupakan keadaan yang paling sering dijumpai pada penderita trauma toraks, pada lebih dari 80% penderita dengan trauma toraks didapati adanya darah pada rongga pleura. Penyebab utama dari hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh
darah interkostal atau arteri mamaria internal yang disebabkan oleh trauma tajam atau trauma tumpul. Dislokasi fraktur dari vertebra torakal juga dapat menyebabkan terjadinya hemotoraks. Biasanya perdarahan berhenti spontan dan tidak memerlukan intervensi operasi.
Trauma yang sering terjadi pada kecelakaan lalu lintas adalah a. Trauma kepala
b. Fraktur
- Terbuka : bisa dilihat dengan adanya tulang yang menusuk kulit dari dalam dan biasanya diikuti dengan perdarahan
- Tertutup : bisa diketahui dengan melihat bagian yang dicurigai mengalami pembengkakkan, terdapat kelainan bentuk berupa sudut yang bisa mengarah ke samping, depan atau belakang. Disertai dengan nyeri gerak, nyeri tekan dan adanya pemendekan tulang
Fraktur biasnya terjadi pada ekstremitas baik atas maupun ektremitas bawah c. Trauma dada
Paling sering adalah fraktur iga, kontusio paru, hemothoraks
Trauma yang terjadi dalam kasus ini adalah trauma tumpul.
Mekanisme trauma bertujuan mencari cedera lain yang saat ini belum tampak dengan mencari tahu:
a. Dimana posisi penderita saat kecelakaan: pengemudi
b. Posisi setelah kecelakaan: terlempar keluar, tergeletak di jalan
c. Kerusakan bag luar kendaraan: bag depan hancur, kaca depan pecah, d. Kerusakan bag dalam mobil: tidak di jelaskan
e. Sabuk pengaman, jarak jatuh, ledakan dll: tidak di jelaskan Dari skenario diketahui.
Mobil kijang pick-up melaju kencangnabrak tiang listrik sampai bengkok bagian depan mobil hancur dan kaca depan pecah sopir terlempar keluar multipel trauma(kemungkinan cedera seluruh tubuh)
Pada kasus: