• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBUAT SEGMENTASI BERDASARKAN LIFE STYLE (GAYA HIDUP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMBUAT SEGMENTASI BERDASARKAN LIFE STYLE (GAYA HIDUP)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBUAT SEGMENTASI BERDASARKAN LIFE STYLE (GAYA

HIDUP)

Angga Sandy Susanto

Alumni Universitas Ma Chung Malang

Abstrak

Dalam perkembangan teori pemasaran yang muktahir, perilaku konsumen mulai menjadi penting karena faktor internal konsumen yang bersifat psikologis disadari akan sangat mempengaruhi keputusan pembelian dari seorang konsumen. Salah satu hal yang penting untuk dibahas ketika merumuskan strategi pemasaran bedasarkan perilaku konsumen adalah gaya hidup. Gaya hidup dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi sedangkan faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan. Gaya hidup seseorang akan menentukan aktivitas, minat dan opini seseorang begitupula indikator-indikator tersebut dapat dijadikan pedoman untuk mengidentifikasi gaya hidup seseorang, setiap gaya hidup memiliki ciri-ciri yang khas yang berujung pada keputusan pembelian terhadap produk tertentu, oleh karena itu life style (gaya hidup) disini dijadikan dasar untuk melakukan segmentasi dengan harapan dapat membantu perusahaan menemukan target pasar yang lebih akurat lagi sehingga dapat tercipta usaha pemasaran yang efisien dan efektif.

Kata-kata kunci: Gaya hidup, segmentasi, pemasaran Abstract

In the most up-to-date development of marketing theory, consumer behavior begins to be important as the internal psychological factors of consumer will greatly influence buying behavior of consumer. One of imporatant things to discuss when formulating a consumer behavior-based marketing strategy is life style. Life style is influenced by both internal and external factors. The internal factors include attitude, experience and observation, personality, self-concept, motive and perception while external factors include reference group, family, social class and culture. The life style of someone will determine their activities, interest and opinion and so the indicators can be used to identify someone’s life style, every life style has their own unique characteristics that result in buying behavior of particular products. Therefore life style is harnessed to conduct segmentation with expectation thatit can help the company to find their market target more accurately that more effective and efficient marketing effort can be created.

Keywords: Life style, segmentation, marketing.

PENDAHULUAN

Dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha pemasaran, diperlukan pengetahuan akan kelompok masyarakat memiliki kebutuhan sesuai dengan produk yang ditawarkan.Pengelompokan konsumen di pasar ini dibutuhkan supaya probabilitas terjadinya transaksi dari usaha pemasaran yang dilakukan bisa meningkat dan kemudian hal ini dikenal sebagai segmentasi.Pengelompokan konsumen di pasar bisa bedasarkan daya beli, gender dan indikator lainnya.Dalam perkembangan teori pemasaran yang muktahir, perilaku konsumen mulai menjadi penting karena faktor internal konsumen yang bersifat psikologis disadari akan sangat mempengaruhi keputusan pembelian dari seorang konsumen. Salah satu hal yang penting untuk dibahas ketika merumuskan strategi pemasaran bedasarkan perilaku konsumen adalah gaya hidup.

Gaya hidup adalah menurut Kotler (2002, p. 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang

diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya, dalam arti bahwa secara umum gaya hidup seseorang dapat dilihat dari aktivitas rutin yang dia lakukan, apa yang mereka pikirkan terhadap segala hal disekitarnya dan seberapa jauh dia peduli dengan hal itu dan juga apa yang dia pikirkan tentang dirinya sendiri dan juga dunia luar. Setiap orang memiliki gaya hidup yang berbeda, kemudian gaya hidup ini akan mempengaruhi budaya konsumsi dan juga barang-barang yang biasa mereka konsumsi, hal ini dapat dimanfaatkan oleh para pemasar untuk bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran mereka. Segmentsi berdasarkan gaya hidup bisa menjadi alat yang bagus untuk meningkatkan penjualan dari suatu produk.

Faktor-Faktor Pembentuk Life Style (Gaya Hidup)

Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat diidentifikasi dari perilaku orang tersebut seperti

(2)

kegiatan-kegiatan dalam pengambilan keputusan, cara mendapatkan dan mempergunakan sesuatu barang atau jasa. Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut :

a.Sikap

Sikap bisa dipahami sebagai cara seseorang dalam memberikan tanggapan terhadap suati hal sesuai dengan keadaan jiwa dan pikirannya yang dipengaruhi oleh pengalaman dan mempengaruhi secara langsung terhadap perilaku orang tersebut. Sikap bisa jadi dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.

b. Pengalaman dan pengamatan

Pengalaman seseorang dapat mempengaruhi cara seseorang dalam mengamati sesuatu sehingga akhirnya dapat membentuk pandangan pribadi mereka terhadap suatu hal, pengalaman ini didapatkan dari semua tindakannya di masa lalu. Pengalaman didapat dari belajar dan juga dapat disalurkan ke orang lain dengan cara mengajarkannya. Hal ini mempengaruhi gaya hidup seseorang, pengamatan atas pengalaman orang lain juga dapat mempengaruhi opini seseorang sehingga pada akhirnya membentuk gaya hidup.

c. Kepribadian

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain. Kepribadian berubah dari waktu ke waktu, sehingga hal itu sangat penting untuk diamati karena mempengaruhi buying behavior dari seorang konsumen. Sebenarnya, kepribadian bukanlah mengenai apa yang kita pakai di tubuh fisik kita, melainkan adalah totalitas perilaku dari seseorang di setiap situasi yang berbeda. Kepribadian meliputi beberapa karakteristik khusus seperti dominasi, keagresifan, rasa percaya diri dan sebagainya yang berguna untuk menentukan perilaku konsumen untuk produk tertentu.

d. Konsep diri

Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri amat berhubungan dengan image merek, cara seseorang memandang dirinya sendiri akan menentukan minat seseorang terhadap suatu objek termasuk juga suatu produk. Konsep diri adalah inti dari pola kepribadian yang akan mempengaruhi cara seseorang dalam mengatasi permasalahan dalam hidupnya, konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.

e. Motif

Perilaku individu terbentuk karena adanya motif kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik, merasa aman, merasa dihargai dan lain sebagainya, pengelompokan kebutuhan manusia telah dibuat teori oleh beberapa orang, salah satunya teori kebutuhan Maslow. Jika motif seseorang cenderung untuk memenuhi kebutuhan akan prestise yang besar, maka akan ada kecenderungan orang tersebut memiliki gaya hidup hedonis sehingga bisa menjadi target pasar yang tepat untuk barang-barang mewah.

f. Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu pemahaman dan gambaran mengenai sesuatu. Persepsi dapat mempengaruhi seseorang untuk memilih suatu produk sebagai contoh adalah green product, setelah adanya informasi yang disosialisasikan secara global mengenai isu global warming, terbentuk interprestasi seseorang terhadap isi sosialisasi tersebut dan terbentuk pemahaman mengenai pentingnya mengkonsumsi produk yang dapat mengurangi dampak global warming, mereka adalah target pasar yang pas untuk green product.

Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan. Faktor-faktor ini sangat juga mempengaruhi pembentukan gaya hidup. Faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut:

a. Kelompok referensi

Kelompok referensi adalah kelompok orang-orang yang dianggap mampu dan memiliki pengetahuan untuk memberikan pengaruh terhadap pembentukan sikap dan perilaku seseorang, pengaruh yang diberikan bisa bersifat langsung dan tidak langsung, masukan dari kelompok referensi bisa mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu produk sehingga akhirnya membentuk gaya hidupnya.Kelompok referensi bisa meliputi orang-orang yang dihormati oleh masyarakat luas karena silsilah, pengetahuan, reputasi dan lain sebagainya.

b. Keluarga

Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Oleh karena itu masukan dari keluarga berupa nasihat dan cerita mengenai pengalaman akan mempengaruhi gaya hidup seseorang, budaya salah satu anggota keluarga dapat menjadi kebiasaan bagi anggota keluarga lainnya yang mengamati setiap harinya, tidak heran jika ada saudara yang memiliki gaya hidup yang sama dengan kita.

c. Kelas sosial

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan

(3)

jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Kelas sosial biasanya dibuat karena adanya kebutuhan akan prestise dan berhubungan dengan kemampuan ekonomi atau diatur oleh budaya, setiap kelas cenderung memiliki gaya hidup yang khas dibandingkan kelas sosial lainnya. Kelas sosial bisa diklasifikasikan sebagai kelas bawah, menengah, atas dan sebagainya.

d. Kebudayaan

Kebudayaan bisa meliputi pengetahuan, keper-cayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang membentuk gaya hidup seseorang dan akhirnya membuat pemasar mudah untuk mengidentifikasi apakah kelompok konsumen dengan kebudayaan tersebut cocok dengan produknya atau tidak. Orang-orang di seluruh dunia menyadari akan budaya merayakan malam tahun baru dengan mensuarakan terompet di setiap malam tahun baru. Hal ini menjadikan pemasar untuk menemukan peluang dalam memproduksi terompet secara masal di setiap menjelang malam tahun baru.

Metode AIOs (Activity, Interest, Opinion)

Menurut Kasali (1998), para peneliti pasar yangmenganut pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikankonsumen berdasarkan variabel-variabelAIO, yaitu aktifitas, interest/minat, dan opini.Joseph Plumer (1974) mengatakan bahwa segmentasigaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam hal:

a. Aktivitas

Suatu cara seseorang menghabiskan waktu dan uangnya untuk pekerjaan yang dia sukai atau hobi yang sering dilakukan, kita dapat mengidentifikasi kepribadian seseorang dari pola kegiatan yang dia lakukan. Jika dia adalah orang yang suka bekerja keras dan suka bermain berbagai macam olah raga diluar rumah maka kita bisa mengklasifikasikannya sebagai seseorang yang aktif dan suka berkomunikasi dengan orang lain namun jika dia adalah operator komputer dan suka olah raga di dalam ruangan (Indoor) maka dia bisa diprediksi sebagai seseorang yang lebih suka berada di rumah dan menghabiskan waktu untuk diri sendiri.

b. Minat

Sesuatu yang membuat seseorang tertarik, seseorang bisa saja tertarik pada makanan, teknologi, barang, fashion atau rekreasi. Pengetahuan akan minat konsumen juga akan membantu pemasar untuk dapat mengkomuni-kasikan dengan tepat apa nilai dari produknya

yang sesuai untuk mendapatkan respon positif dari pembeli potensialnya. Jika anda mempunyai konsumen yang sangat tertarik dengan teknologi, maka kurang efektif jika anda menawarkan sebuah rencana liburan buat dia.

c. Pandangan seseorang terhadap diri sendiri dan orang lain

Pendapat-pendapat yang diucapkan oleh seseorang akan membantu kita untuk mengetahui orang macam apa dia, dan apa yang dia butuhkan untuk memperkuat karakternya. d. Karakter-karakter dasar

Karakter seperti tahap yang dilaluiseseorang dalam kehidupan (life cycle), penghasilan, pendidikan, dan dimana mereka tinggal. Faktor-faktor ini juga mempengaruhi sikap seseorang dan pola pikirnya akan produk yang mereka konsumsi sehari-hari.

VALS (Value and Lifestyle)

VALS (Value and Lifestyle) adalah segmentasi psikografis paling terkenal di dunia. VALS ditemukan oleh perusahaan riset international SRI di tahun 1978, mereka mencoba menemukan cara melakukan segmentasi psikografis dan dipilihlah nilai dan gaya hidup sebagai suatu dasar yang pas untuk melakukan segmentasi. VALS sendiri merupakan singkatan dari Values and

Lifestyles. Setelah sepuluh tahun kemudian, muncullah VALS 2 yang membagi konsumen ke dalam delapan kategori segmen. Garis vertical menunjukkan dimensi sumber daya (resources) sedangkan garis horisontal menunjukkan orientasi hidup.Sumber daya melihat dari sisi pendapatan

(income), pendidikan, kepercayaan diri, kesehatan,

keinginan membelidan energi. Sedangkan orientasi diri dibagi menjadi tiga bagian yakni prinsip (principle), status dan tindakan. Berikut penjelasan untuk segmentasi dalam VALS dan ciri-cirinya:

Gambar 1: VALS

Sumber: Rao dan Steckel, 1998

(4)

Fullfilleds: lebih bijak terhadap hal-hal yang bernilai secara spiritual, tidak terlalu memikirkan image dan gensi, suka belajar dan mengenai sesuatu yang baru. Believers: memiliki pola pikir yang kolot dan tradisional, sulit untuk beradaptasi terhadap hal-hal baru, memiliki suatu rutinitas yang cenderung tetap untuk jangka waktu yang lama.

Status Oriented

Achievers: Peduli image, mudah dipengaruhi, tertarik pada produk-produk mahal dan suka segala hal yang dapat mengangkat status sosialnya.

Strivers: peduli image namun mereka masih memiliki semangat dan ambisi untuk meraih apa yang diinginkannya dengan segala usaha sendiri yang keras, mereka pintar mencari uang.

Action Oriented

Experiencers: mereka adalah orang-orang yang suka mengikuti tren dan mencoba hal-hal baru, perilaku konsumtif mereka terhadap hal-hal baru sangat agresif dan tidak disertai pertimbangan.

Makers: tidak tertarik pada kemewahan dan apa yang orang pikir terhadap mereka namun suka untuk berbelanja hal-hal yang bernilai dan tahan lama untuk kenyamanannya sendiri.

Resourced Oriented

Actualisers: Konsumen dengan tingkat pendapatan yang tertinggi dan memiliki banyak sumber sehingga dapat menuruti keinginannya sendiri, image menjadi sangat penting bagi mereka sehingga cenderung membeli produk yang lebih baik dalam hidup.

Strugglers: Konsumen dengan tingkat pendapatan yang terendah dan sumber yangsedikit untuk diikutkan pada orientasi konsumen. Kemampuan ekonomi yang terbatas membuat mereka mudah untuk loyal terhadap merk produk yang berorientasi pada harga yang murah

SEGMENTASI

Assauri (2008:144) mengemukakan bahwa:”Segmentasi pasar adalah suatu cara untuk membedakan pasar menurut golongan pembeli, kebutuhan pemakai, motif, perilaku, dan kebiasaan pembelian, cara penggunaan produk dan tujuan pembelian produk tersebut.” Dengan mempelajari segmentasi pasar untuk produk yang akan kita pasarkan, maka kita dapat dengan mudah mengalokasikan usaha pemasaran kita pada kelompok pembeli yang paling potensial. Variabel-variabel utama dalam mensegmentasikan pasar konsumen adalah: Segmentasi geografis, Segmentasi demografis, Segmentasi psikografis, Segmentasi Perilaku. (Kotler & Armstrong, 2004:289)

a. Segmentasi geografi: Segmentasi geografi membagi pasar menjadi beberapa unit geografi seperti: bangsa, Negara, daerah, profinsi, kota atau sekitarnya. Misalnya ketika sebuah perusahaan yang memproduksi dupa, mereka menjualnya ke China karena budaya masyarakat disana yang rutin mengkonsumsi dupa untuk melakukan ritual berdoa mereka.

b. Segmentasi demografi: Segmentasi demografi membagi pasar menjadi kelompok beradasarkan factor demografi seperti: umur, jenis kelamin, pendapatan, okupasi, pendidikan, religi, ras dan kebangsaan.

c. Segmentasi psikografis: Segmentasi psiko-grafis membagi pasar menjadi kelompok konsumen berdasarkan kelas sosial, gaya hidup dan kepribadiannya. Orang yang berada dikelompok yang sama bias membuat profil psikografis yang berbeda.

d. Segmentasi perilaku: Segmentasi perilaku membagi kelompok konsumen bedasarkan pengetahuan, sikap dan respon mereka terhadap suatu produk.

Dalam mensegmentasikan pasar terdapat persyaratan-persyaratan agar segmentasi itu efektif.Menurut pendapat para ahli, segmentasi yang baik harus: terukur (Measurability), dapat dijangkau (Accessibility), substansial (Substantiality), dapat dibedakan (Diferentiability), dapat dilakukan tindakan tertentu (Actionability). (Kotler & Armstrong 2004:304). Kemuadian ada lima keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar menurut Kasali (2005:122) yaitu:

1) Mendesain produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar

2) Menganalisis pasar 3) Menemukan peluang

4) Menguasai posisi superior dan kompetitif 5) Menentukan strategi komunikasi yang efektif

dan efisien

Relevansi dari segmentasi dengan gaya hidup adalah bahwa gaya hidup adalah salah satu faktor yang dapat dijadikan variabel dalam menentukan segmen secara psychographic. Dalam segmentasi ini, sekelompok orang dibedakan dengan kelompok orang lainnya dari gaya hidup yang mereka miliki, dan gaya hidup yang paling sesuai dengan produk yang kita produksi akan mengarahkan pemasar kepada target pasar dari produk kita. Cara untuk dapat mengetahui gaya hidup seseorang dapat dilihat dari aktivitas, minat

(5)

dan opini (AIOs) dari orang tersebut dan data tersebut dapat diperoleh dengan cara menyebarkan kuisioner berisi pertanyaan terbuka untuk kemudian dijawab oleh orang tersebut. Selanjutnya kita bisa mengidentifikasi ciri-ciri psikologis mereka, maka kita bisa mengidentifikasi jenis orang seperti apakah mereka bedasarkan pada metode pengukuran VALS. Kini mari kita meliaht pada praktek atau implikasi pemasaran dari teori-teori di atas terhadap sebuah produk yang benar-benar sudah sangat dikenal di masyarakat. Disini akan dilihat jelas bahwa para pemasar akan mendapatkan keuntungan dari pemahaman yang lebih baik tentang gaya hidup, bagaimana pembelian suatu produk dalam gaya hidup mereka, produk lain apa yang mungkin mereka beli, dan jenis tema iklan apa yang akan menarik bagi mereka.

IMPLIKASI PEMASARAN

Contoh implikasi segmentasi bedasarkan

life style (gaya hidup) bisa dilakuan untuk produk

sepeda motor produksi dari perusahaan sepada motor yang terkenal Harley Davidson. Kita bisa mulai melakukan analisis dari teori AIOs untuk produk ini, pertama mari kita lihat dalam tabel sampel psikografis mengenai aktivitas, minat dan opini apa yang relevan dengan Harley Davidson. Tabel di bawah ini merupakan kategori dari aktivitas, minat dan opini yang dapat membantu pemasar untuk mengetahui gaya hidup seseorang, pemasar diharapkan dapat mengindentifikasi gaya hidup seseorang dari informasi mengenai poin-poin di bawah ini.

Tabel 1: Sample Psychographics Categories

Activities Interests Opinions

Work Family Themselves Hobbies Home Social issues Social events Job Politics Vacation Community Business Entertainment Recreation Economics Club

membership

Fashion Education

Community Food Products Shipping Media Future Sport Achievements Culture Sumber: Shank, 2005

Aktivities

Motor ini bagus untuk dikonsumsi sebagai hobby karena motor ini unik dan tidak sema orang dapat memilikinya, Harley Davidson lebih dari sekedar motor biasa karena memberikan sentuhan pengalaman lewat desain, berat dan popularitasnya

di mata dunia sehingga harganya bisa jauh lebih tinggi daripada pasaran. Selain itu, motor ini cocok untuk akses dari masyarakat agar dapat bergabung dalam keanggotaan kelompok pengendara Harley Davidson sehingga cocok untuk orang-orang yang memberi perhatian banyak pada komunitas sosial karena bersosialisasi adalah kebutuhan utama mereka.

Interest

Motor ini cocok untuk orang-orang yang memiliki minat terhadap komunitas dan pencapaian karena harganya yang mahal maka pantas untuk dapat dijadikan target buat usaha mereka, ini akan memenuhi kebutuhan akan prestasi seseorang.

Opinion

Kita dapat mencari tahu mengenai Harley Davidson dari opini seseorang terkait dengan isu ekonomi, sosial dan isu-isu futuristik. Isu ekonomi karena Harley Davidson merupakan suatu produk yang berhasil mendapatkan harga tertinggi untuk produk sepeda motor di pasarnya, selain itu komunitas sosial pengguna Harley Davidson juga dapat diperbincangkan, motor ini adalah motor masa depan yang mungkin karena keunikannya akan menjadi tren yang mendunia di masa yang akan datang. Orang-orang yang suka membicarakan masalah ekonomi, sosial dan masa depan adalah orang-orang yang berpotensi untuk tertarik dengan produk ini.

Dari analisa di atas ditemukan kesimpulan bahwa target pasar dari motor Harley Davidson bedasarkan ukuran VALS adalah sebagai berikut:

Status Oriented

Achievers: Peduli image, mudah dipengaruhi, tertarik pada produk-produk mahal dan suka segala hal yang dapat mengangkat status sosialnya.Orang-orang semacam ini adalah sosialnya.Orang-orang-sosialnya.Orang-orang yang berpotensi untuk membeli Harley Davidson karena motor ini dapat mengangkat image mereka, motor yang besar membuat mereka tampak gagah dan bergengsi. Tindakan Harley Davidson untuk membuat komunitas pecinta Harley Davidson dan retail khusus yang menjual berbagai aksesoris milik Harley Davidson dirasa sudah tepat karena target pasar mereka adalah orang-orang yang mudah dipengaruhi, komunitas pecinta Harley Davidson dapat memperkuat power of recommendation sehingga mempengaruhi achievers lain untuk membeli barang yang sama. Harga produk ini juga sangat mahal sekitar 10x lipat dari motor-motor lain seperti Honda dan Yamaha, dan itu cocok sekali untuk achievers karena mereka adalah orang-orang yang tertarik dengan produk mahal.

(6)

Action Oriented

Experiencers: Mereka adalah orang-orang yang suka mengikuti tren dan mencoba hal-hal baru, perilaku konsumtif mereka terhadap hal-hal baru sangat agresif dan tidak disertai pertimbangan. Orang-orang semacam ini juga cocok dengan produk ini karena mereka dapat memperoleh pengalaman yang luar biasa dengan mengendarai motor ini, motor ini sangat mahal dan tidak bisa dibeli oleh semua orang, dia juga berukuran besar sehingga cocok dengan orang-orang ini.

Resourced Oriented

Actualisers: Konsumen dengan tingkat pendapatan yang tertinggi dan memiliki banyak sumber sehingga dapat menuruti keinginannya sendiri, image menjadi sangat penting bagi mereka sehingga cenderung membeli produk yang lebih baik dalam hidup. Kualitas dari Harley Davidson sudah tidak perlu dipertanyakan lagi karena harganya yang sangat mahal, ini cocok dengan actualisers yang memiliki tingkat pendapatan tinggi.

PENUTUP

Pada tingkat yang lebih kompleks, kepu-tusan pembelian seorang konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor internal yang bersifat psikologis. Pemasar harus memperhatikan gaya hidup konsumen yang cocok untuk produknya sehingga mereka bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemasarannya. Gaya hidup bisa diidenti-fikasi dari aktivitas, minat dan opini terhadap suatu hal, kemudian bisa diidentifikasi mengenai kemung-kinan mereka untuk mengkonsumsi produk yang dijual oleh perusahaan. Segmentasi bedasarkan gaya hidup ini bisa diterapkan ke semua jenis produk namun sayangnya kesadaran dari pihak industri dan akademisi untuk mempelajari lebih jauh mengenai

life style segmentation (segmentasi gaya hidup)

masih kurang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Assauri, Sofyan, 2008, Manajemen Pemasaran, edisi pertama, cetakan kedelapan, Penerbit : Raja Grafindo, Jakarta.

2. Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan Positioning. Gramedia, Jakarta.

3. Kasali, Renald. 2005. Membidik Pasar Indonesia (Segmentasi, Targeting, dan Positioning). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 4. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran;

Edisi Milenium, Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo

5. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2004. Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Kesembilan. Jakarta: PT. Indek Kelompok Media

6. Nugraheni,P.N.A.2003. Perbedaan Kecenderungangaya Hidup Hedonis Pada

Remaja Ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal. Skripsi (tidak diterbitkan).

7. Plumer, Joseph. 1974. “The Concept and Application of Life Style Segmentation” dalam Journal of Marketing, 38 (January) hal33-37 8. Rao, V.R. & Steckel, J.H. (1998).Analysis for

strategic marketing. Addison Wesley Longman, Inc.

9. Shank, M.D., 2005.Sport Marketing: A Strategic Prespective, 2nd ed.pg. 195. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education.

Gambar

Gambar 1:  VALS
Tabel di bawah ini merupakan kategori dari  aktivitas, minat dan opini  yang dapat membantu  pemasar untuk mengetahui gaya hidup seseorang,  pemasar diharapkan dapat mengindentifikasi gaya  hidup seseorang dari informasi mengenai poin-poin  di bawah ini

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi Berbahasa Indonesia 19.. dari ibu, awan itu kan hanya kumpulan uap air. Lautan yang luas pun dapat kulihat dari atas sana. Indah sekali! Kebetulan waktu itu aku duduk

Teknologi informasi dengan komputer sebagai jantungnya telah memasuki berbagai aspek kehidupan. Hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan komputer. Pekerjaan yang

500 tahun 1993 (UCP 500), definisi L/C adalah : ”Setiap perjanjian, apapun namanya atau maksudnya, dimana suatu bank (Issuing Bank atau bank penerbit) bertindak atas permintaan

Analisis mengenai afiks ini hanya dibatasi pada bahasa Inggris saja untuk kemudian dicari variasi afiks apa saja yang muncul dalam pembentukan kata dalam bahasa Inggris

Untuk memberi gambaran menyeluruh terhadap kondisi biofisik lahan gambut, pengambilan contoh tanah gambut dilakukan antara lain : (1) pada hutan rawa gambut yang alami

Rencana anggaran biaya operasional kegiatan Seminar Nasional Kelayakan Usaha Pertanian diperoleh dari kontribusi peserta seminar, kontribusi Laboratorium Sosial Ekonomi,

Dengan menggunakan Virtual Machine, diharapkan setting IP Address, Subnet Mask, Gateway dan Router pada Virtual Machine tidak mengganggu/memiliki efek terhadap jaringan yang

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas V di SDN 2 Talise pada tanggal 16 Februari 2019 diketahui motivasi belajar sangat penting