• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENDIDIKAN MAKALAH OLEH: KELAS C KELOMPOK VII: FERNANDES ARUNG SARMADAN JUMADIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENDIDIKAN MAKALAH OLEH: KELAS C KELOMPOK VII: FERNANDES ARUNG SARMADAN JUMADIL"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Isu-Isu Kritis dalam Pendidikan yang dipresentasikan di hadapan

dosen pengampu matakuliah

Prof. Dr. Aceng Rahmat, M.Pd.

OLEH:

KELAS C

KELOMPOK VII:

FERNANDES ARUNG

SARMADAN

JUMADIL

PROGRAM PASCASARJANA-DOKTORAL

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN BAHASA

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun oleh Fernandes Arung, Sarmadan, dan Jumadil dalam Mata Kuliah Isu-Isu

Kritis dalam Pendidikan dengan topik pembahasan “Perkembangan Teknologi Informasi dan Pendidikan”.

Hadirnya makalah ini di hadapan kita karena bantuan beberapa pihak. Kepada dosen pengampu Matakuliah Isu-Isu Kritis dalam Pendidikan, Prof. Dr. Aceng Rahmat, M.Pd. kami menghaturkan terima kasih yang tak terhingga atas pencerahan ilmu dan motivasi kepada kami. Kepada teman-teman S3 PB-C Angkatan 2016 terima kasih atas kerjasama, kebersamaan, dan kekeluargaan yang dibangun. Semoga kerjasama ini dapat terjalin sampai tujuan dan mimpi-mimpi kita menjadi nyata.

Tak ada gading yang tak retak, begitupun dengan kami yang tidak pernah lepas dari kekurangan, kesalahan, dan kekhilafan. Makalah yang ada di tangan Anda belumlah sempurna seperti apa yang kita harapkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan, saran, dan kritikan yang konstruktif demi perbaikan dan penyesuaiannya. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin!

Jakarta, Februari 2017

Penyusun

(3)

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II PEMBAHASAN 3 A. Technologi 1. Foundational Concept 3

2. General Strengths and Weaknesses 5

B. Technology and Information 9

C. Information Technology Utilization in Education 12

1. Real Utilization 13

2. Current issues 15

BAB III PENTUP 20

A. Saran 20

B. Rekomendasi 20

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PEDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) merupakan ranah yang tidak dapat terpisahkan sebab kesemuanya bersifat koheren. Ilmu pengetahuan melandasi setiap perkembangan teknologi dan seni sementara perkembangan teknologi dan seni menjadi indikator tentang bagaimana ilmu pengetahuan yang sedang berkembang dengan pesat. Saat ini, perkembangan teknologi sangat jelas terlihat dalam kehidupan manusia sebagai bagian dari peradaban manusia di muka bumi. Salah satu bagian yang sangat tampak jelas adalah sistem informasi. Pada waktu yang lalu, informasi sangat sukar untuk diakses dan didapatkan sebab teknologi informasi belum benar-benar memadai. Segalanya masih dalam bentuk manual dimana seseorang harus menggunakan hewan atau manusia dalam mennyampaikan informasi. Seiring waktu berjalan, digagaslah suatu sistem yang dapat memediasi para pemberi dan penerima informasi. Sistem yang dimaksud dibentuk dalam sebuah lembaga yang disebut ‘pos’dan merupakan media yang sangat populer. Perkembangan selanjutnya, manusia mulai mendasain sebuah sistem pra-digital seperti ‘telegram’ dalam menyampaikan sebuah informasi dengan menggunakan tanda-tanda atau morse tertentu sehingga baik pengirim maupun penerima informasi harus memahami tanda-tanda tersebut. Seterusnya berkembang dalam bentuk persuratkabaran, sistem telekomunikasi konvensional hingga digital.

Namun demikian, perkembangan teknologi informasi dirasakan oleh masyarakat begitu lambat. Masih banyak masyarakat yang belum menikmati sistem teknologi yang modern atau canggih. Sebagian

masyarakat masih mengeluh dengan keterlambatannya dalam

mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Untuk Negara-negara yang benar-benar telah memerhatikan kesejahteraan dan layanan masyarakat, mungkin hal ini tidak dianggap sebagai sesuatu yang lamban sebab

(5)

sebagian besar bahkan seluruh masyarakatnya telah menggunakan sejenis teknologi yang canggih tersebut sehingga mereka tidak mengalami keterlambatan dalam mengakses dan mendapatkan informasi terkini. Lain halnya di Indonesia, sebagian besar masyarakat masih belum dapat menikmati kecanggihan sistem teknologi informasi yang dimaksud yang walaupun kehadirannya telah lama di Indonesia. Hal-hal inilah yang

membuat beberapa lini kehidupan menjadi lamban dalam

perkembangannya. Salah satu lini tersebut seperti dunia pendidikan. Akses informasi secara digital belum merata di seluruh wilayah NKRI sehingga perkembangan pendidikan di Indonesia terkesan lamban di beberapa daerah, khususnya daerah-daerah tertinggal. Pendidikan di beberapa daerah masih sangat memprihatinkan. Segi infrastruktur pun masih sangat minim sehingga tidak dapat dijadikan standar penggunaan sistem informasi berteknologi canggih. Walau Kurikulum menuntut dunia pendidikan memanfaatkan teknologi, namun karena beberapa alasan sepeti yang telah disebutkan sebelumnya tentu menjadi kendala yang sangat berarti.

Oleh karenanya, pemerintah perlu untuk lebih memerhatikan dunia pendidikan Indonesia yang merupakan salah satu pilar pembangunan bangsa. Pendidikan yang baik dan merata akan dapat menghasilkan kemakmuran yang sejati dan merata pula sehingga masyarakat akan cenderung untuk memikirkan hal-hal yang lebih jauh lagi yang bersifat mendukung dan aplikatif dalam kehidupan mereka. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada begitu banyak persoalan yang harus diemban oleh pemerintah, dengan segala keruwetannya, mereka harus memilih skala prioritas. Pendidikan merupakan salah satu skala prioritas dan jika perlu, pendidikan seharusnya menjadi garda terdepan di negeri ini yang dengannya, skala priorotas yang lainnya mendapat dukungan penuh.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Technology

Dalam sesi pendahuluan telah dikatakan bahwa IPTEKS merupakan sesuatu yang sifatnya koheren. Hal ini tentu menjadi bahan perenungan kita semua. Perkembangan teknologi dan seni sangat ditentukan oleh perkembangan kualitas ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan sudah tentu diperoleh melalui sistem pendidikan yang berkualitas pula. Dengan kata lain, ketika sistem pendidikan berkembang dan berkualitas, maka tentu ilmu pengetahuan juga ikut berkembang, dan ketika ilmu pengetahuan berkembang maka teknologi dan seni akan semakin pesat sehingga akan kembali menyokong sistem pendidikan yang ada. Lingkaran ini paling tidak memberikan gambaran bagi kita tentang bagaimana hubungan antara pendidikan dan IPTEKS. Berikut beberapa pembahasan berkaitan dengan IPTEKS dalam dunia pendidikan.

1. Foundational concept

We live in an information age. Technology abounds: information technology, communication technology, learning technology. As a once popular song went, "Something's happening here, but it's just not exactly clear." The world appears to be a smaller, less remote place. We live in it, but we are not necessarily closely tied to it.

(Kumar & Chubin, 2000)1

Pernyataan Kumar & Cubhin tersebut menunjukkan bahwa tidak dapat dipungkiri, suka atau tidak, tahu atau tidak, kita sementara hidup dalam era informasi yang pesat, baik berhubungan dengan teknologi informasi, teknologi komunikasi, maupun teknologi pembelajaran. Perkembangan teknologi mengalir seiring waktu berjalan dan

usaha-usaha manusia dalam mengembangkannya. Kebutuhan dan

keingintahuan manusia menjadi faktor utama mengapa ilmu pengetahuan

1

Sebuah buku kompilasi tentang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Masyarakat yang diterbitkan tahun 2000 oleh penerbit Kluwer Academic/Plenum Publishers, New York

(7)

dan teknologi dapat berkebang seperti saat ini. Pertanyaannya kemudian adalah apakah manfaat teknologi bagi manusia? Sejauh mana manusia menghasilkan dan menikmati teknologi itu? Apakah tujuan manusia mengembangkan teknologi?

Secara substansi, definisi tentang kata ‘teknologi’ sangatlah sederhana yakni usaha atau cara untuk memeroleh atau mendapatkan sesuatu. Kata ini berasal dari bahasa Yunani kuno τεχνολογία [tekhnología], yang berarti perlakuan yang sistematik. Kata ini berasal dari akar kata τέχνη [tékhnē], yang berarti seni; keterampilan; keahlian dan kata λογία [logia], yang berarti kata yang terucapkan di dalam hati (ilmu atau pengetahuan abstrak). Dengan kata lain, Teknologi merupakan ilmu atau pengetahuan tentang cara atau keterampilan yang dengannya manusia menciptakan sesuatu (alat maupun konsep) yang sifatnya praktis dalam upaya memenuhi kebutuhan dan pencapaian kehidupan. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Selwyn2‘At a basic level ‘technology’ is understood as the process by which humans modify nature to meet their needs and wants’. Karena kebutuhan dan keingintahuan manusia, maka manusia memodifikasi konsep alam yang telah ada (konsep maupun alat). Lebih lanjut, Selwyn mengatakan ‘the concept of technology therefore refers to humans’ ongoing use of tools and crafts to adapt and control their

environment’. Hari ini, manusia cenderung mengasosiasikan teknologi

dengan suatu alat yang dapat digunakan untuk mencapai apa yang dibutuhkan dalam kehidupan. Faktanya, teknologi dalam bentuk alat secanggih apapun akan tetap tidak pernah terlepas dari sebuah konsep. Alat yang tercipta hanyalah merupakan perwujudan dari konsep yang abstrak.

Tujuan dari teknologi itu sendiri bagi manusia pada dasarnya adalah untuk sebuah pemenuhan kebutuhan hidup yang mencakup segala lini kehidupan manusia. Selain untuk pemenuhan kebutuhan, teknologi juga

2

Buku yang mengupas tentang hubungan antara Teknologi dan Pendidikan yang terbit di tahun 2011. Baca juga Michael J. Evans (2009, Ed.). Foreign Language Learning with Digital Technology.

(8)

dapat secara tidak langsung mempertajam proses berpikir (analitis dan sintesis), melatih manusia untuk survive (bertahan hidup), mengajar manusia untuk lebih kreatif dalam mencipta-pakai suatu konsep atau alat yang dapat membantu, sehingga manusia dengan mudah melakukan aktivitasnya sehari-hari. Dengan demikian, manusia dapat menikmati apa dulunya tidak mudah untuk dinikmati. Seperti apa yang dikatakan oleh Kumar & Chubin "Something's happening here, but it's just not exactly

clear."3 Ada sesuatu yang sementara terjadi di sini namun kita tidak dapat

melihatnya dengan jelas. Apa yang dahulu sukar untuk dilihat dan dirasakan, sekarang dapat dengan mudah untuk dilihat, diketahui, dan dirasakan melalui kemasan teknologi yang memadai.

Teknologi melahirkan apa yang disebut dengan Invention, Discovery, dan Innovation. Menciptakan sesuatu yang belum hadir di tengah-tengah manusia merupakan sebuah temuan yang sifatnya invensi, menemukan sesuatu yang belum pernah diketahui oleh manusia namun apa yang ditemukan tersebut sebenarnya telah ada di bumi, maka inilah yang disebut dengan temuan yang sifatnya discovery, sedangkan pengembangan demi pengembangan dari apa yang telah ditemukan sehingga menghasilkan sesuatu yang baru lagi, maka inilah yang disebut dengan temuan yang inovatif. Kemampuan manusia dalam berpikir, menemukan, dan berinovasi merupakan dasar dari sebuah teknologi.

2. General Strengths and Weaknesses

Setelah melihat konsep-konsep dasar perihal teknologi, saatnya untuk melihatnya sebagai suatu kekuatan dan kelemahan dari kehadiran dan penggunaan teknologi itu sendiri. Kendati demikian, perlu untuk dipahami dan dibijaki bahwa segala sesuatu pasti memiliki kekuatan dan kelemahan sebagai indikasi dari hakiki manusia bahkan dari apapun yang diciptakan manusia sekalipun. Lebih lanjut, kita tidak juga melihat sesuatu hanya pada kekuatan dan kelemahannya, akan tetapi lebih kepada apa

3 Loc. Cit. Kumar & Chubin, 2000

(9)

yang dapat diambil dari hal itu sebagai sesuatu yang dapat membantu eksistensi kehidupan manusia, bahkan sekalipun hal yang diambil itu merupakan suatu kelemahan. Mengapa demikian, sebab suatu kelemahan justru terkadang dapat menjadi sebuah kekuatan yang tidak dimiliki oleh kekuatan yang lain.

Sehubungan dengan teknologi, debat di antara para teknolog dari latarbelakang bidang ilmu yang berbeda, bahkan dalam lingkup bidang ilmu yang sama, tetap terjadi hingga kini. Perdebatan tersebut paling tidak menunjukkan bahwa teknologi akan jelas berbeda pada konsepnya, prosesnya, penciptaannya, hingga pada penggunaannya. Seperti yang dikatakan oleh Chapelle4 bahwa perdebatan yang dimaksud merupakan perdebatan di antara tiga (3) kubu terhadap technologically-informed

pragmatism (pragmatisme teknologi informasi), yaitu kubu Technologist’s

vision of technical possibilities, kubu Social pragmatist’s view of situated

reality, dan kubu Critical analyst’s perspective of technology as not neutral. Gambar berikut menunjukkan apa yang dimaksud oleh Chapelle.

.

Gambar. Perspektif Kontribusi terhadap Kritik Paham Pragmatisme Teknologi Informasi

4

Pemaparan Carol A. Chapelle perihal tiga kubu paham teknologis yang ia tulis dalam bukunya yang berjudul English Language Learning and Technology, tahun 2003 oleh John Benjamins Publishing Company.

(10)

Kubu Technologist’s vision of technical possibilities (kaum futuris) menganggap diri mereka sebagai kaum futuristik (paham tentang masa depan) yang menguji teknologi yang telah ada dan pola-pola perubahan masa lalu dalam upaya memprediksi masa yang akan datang. Hal ini menyebabkan mereka tersohor di era pertengahan tahun 1900 dengan konsep Artificial Intelligence (AI) mereka. Mereka memandang bahwa tujuan utama dari kecerdasan buatan (AI) adalah untuk membentuk seseorang menjadi sama seperti hewan. Dengan kata lain, mereka menggunakan teknologi komputer lebih berguna dan memahami prinsip-prinsipnya agar intelijensi tersebut dapat menjadi mungkin.

Kubu Social pragmatist’s view of situated reality (kaum sosial pragmatis) yang meragukan konsep visi para teknolog futuris sebelumnya dengan membuat sebuah anekdot bahwa bagaimana mungkin

kemungkinan-kemungkinan teknologi dapat berbaris melawan

pengalaman nyata mereka dalam bekerja dengan teknologi informasi dan komunikasi dalam sebuah bisnis. Kubu ini menganggap bahwa prediksi tentang pesatnya integrasi teknologi berkesan over-estimasi dan karena kaum teknolog futuris hanya berdasar pada pengujian teknologi itu sendiri, sebab kaum teknolog futuris hanya bertujuan mengisolasi informasi serta aspek-aspeknya dan mengabaikan yang lainnya sehingga kaum teknolog futuris menjadi buta terhadap upaya-upaya dalam ranah pekerjaan sosial.

Kubu Critical analyst’s perspective of technology as not neutral (kaum analis kritis) tidak sependapat dengan dua kubu sebelumnya. Kaum analis kritis memandang bahwa teknologi merupakan sebuah keniscayaan, bersifat positif, dan netral secara kultural. Para penggagas kaum analis kritis seperti Franklin dan Bower menganggap bahwa komputer merupakan tempat pembuangan sampah. Data-data dalam komputer seharusnya dianggap sebagai suatu bentuk degradasi pengetahuan.

Sekilas, perbedaan-perbedaan yang ada dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mengada-ada. Bagaimanapun juga, perbedaan itu sangat 7

(11)

membantu kita dalam memandang, menciptakan, dan menggunakan teknologi. Oleh karenanya, kekuatan dan kelemahannya akan menjadi bagian dari masing-masing teknologi dari tiap ilmu yang berbeda.

Secara global, kehadiran teknologi memberikan dampak yang sangat besar bagi peradaban manusia yang walaupun peradaban manusia pertama kali sudah terjadi sejak zaman Yunani kuno, akan tetapi hal itu masih dianggap sebagai teknologi yang sifatnya konvensional. Saat ini, kehadiran teknologi di berbagai Negara menunjukkan bahwa peradaban mereka bisa melebihi dari peradaban Yunani kuno. Sikap kompetitif ini membawa Negara-negara tersebut untuk menunjukkan jati diri bangsanya. Sebagai konsekuensi global, maka beberapa Negara menjadi makmur dan berkembang, sementara beberapa Negara lainnya masih dalam keadaan yang biasa-biasa saja bahkan masih berada dalam kategori Negara miskin. Dengan kata lain, teknologi membawa dampak global dimana terbentuknya negara yang kaya dan kapitalis dan Negara-negara yang miskin. Goldin & Katz ‘By the end of the twentieth century no country could afford not to educate its citizens beyond the elementary grades. The technologies of richer nations have spread throughout the globe. Workers now have to read complicated documents, master blueprints, work computers, solve formulas, and use the Internet, among other tasks. Simple literacy and numeracy are no longer sufficient. To be a full-fledged member of the global economy requires higher levels of education for most workers.’5

Dampak semacam ini memang demikian adanya saat ini dan semua negara telah menyerukan penciptaan dan sekaligus penggunaan teknologi sebagai suatu kewajiban. Bijaksanalah mereka yang memahami makna dan penggunaan teknologi, akan tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak benar-benar memahami makna dan penggunaan teknologi yang di sisi lain dari kehidupan memang benar menspekulasi dan bahkan merusak kultur dalam ekologi masyarakat.

5

Sebuah buku yang menarik yang membahas tentang perlombaan antara Teknologi dan Pendidikan. Ditulis oleh claudia goldin & lawrence f. katz, tahun 2008 oleh Harvard University Press.

(12)

Berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan dari teknologi, terdapat beberapa hal yang sepatutnya diperhatikan dan dipahami dalam konteks budaya-ketimuran Indonesia, secara khusus pada landasan-landasan pendidikan Indonesia.

Kekuatan atau keuntungan dari kehadiran teknologi dalam lini kehidupan manusia Indonesia tentu sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang ada. Pekerjaan yang sukar dan bahkan di luar dari kemampuan manusia dapat dimudahkan dengan penggunaan teknologi. Beberapa konflik sosial dapat terselesaikan dengan segera dan konsisten berkat kehadiran dan penggunaan teknologi. Sistem informasi dan komunikasi terasa begitu dekat dan mudah. Singkatnya, segalanya telah berada di depan mata dan di dalam kepal tangan manusia dengan adanya teknologi.

Pada sisi lain, kelemahan atau kerugian dengan hadirnya teknologi juga benar-benar nyata dialami oleh manusia. Walaupun beberapa pekerjaan yang sukar dapat dengan mudah dilakukan dengan suatu teknologi namun tanpa disadari, keterampilan dari pekerjaan yang dimaksud justru menjadi berada di luar diri manusia yang seharusnya berada di dalam diri manusia sebagai makhluk ciptaan yang memiliki kekayaan Taxonomi Bloom; kognitif, afektif, dan psikomotor, bahkan interpersonal. Berikutnya, walau dapat dikatakan bahwa segalanya telah berada di depan mata dan di dalam kepal tangan, akan tetapi, tanpa disadari pula bahwa apan yang hadir di depan mata dan yang berada di dalam kepal tangan justru membuat manusia semakin tidak menentu dalam kapasitasnya sebagai mahluk sosial sehingga menyebabkan perubahan-perubahan pada pola berpikir, tutur kata, dan tingkah-laku.

B. Technology and Information

Teknologi dan informasi dewasa ini memang sulit untuk dipisahkan, analogi yang dapat dikemukakan segelas kopi dengan rokok yang biasanya digunakan secara bersama-sama, meskipun tidak selamanya 9

(13)

seperti itu. Namun demikian, penggunaan dua benda tersebut harus diatur dan terpola, dan bahkan dikelola dengan suatu manajemen tertentu, baik sederhana maupun kompleks sehingga nilai manfaatnya dapat diperoleh dengan baik. Dalam bahasa lain, penggunaannya tidak boleh serampangan, perlu diatur secara proporsional, sesuai takaran, tidak berlebihan, sehingga kenikmatannya dapat dirasakan secara lebih maksimal.

Pertanyaan muncul kemudian adalah apakah hanya mesin-mesin modern yang dapat dimasukkan dalam kriteria suatu teknologi, serta masuk dalam cakupan teknologi informasi. Apakah sistem, cara kerja dan peralatan tradisional dapat pula dikatakan sebagai teknologi? Oleh karena itu, sedari awal kami memilih untuk mengemukakan di depan bahwa teknologi informasi yang dimaksud dalam makalah ini adalah teknologi informasi yang tidak sebatas pada penggunaan alat-alat, mesin, atau benda-benda modern sebagaimana perkembangannya setelah revolusi industri yang terjadi di Inggris pada akhir abad ke-18, kira-kira antara tahun 1760-1830 itu.

Sengaja dijelaskan pada titik awal dalam bagian ini sebab berbicara mengenai teknologi informasi bahwa ‘makhluk’ ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu kala, bedanya adalah pada zaman dahulu (bisa kita sebut prasejarah) teknologi informasi dipraktikan dengan pola-pola sederhana, dengan semiotika-semiotika, serta alat yang digunakan mengandalkan sumber daya yang disiapkan oleh alam, seperti batu, kulit kayu, dinding gua, dan sebagainya. Adapun di era modern saat ini, teknologi informasi mengalami suatu perkembangan yang signifikan, baik cara maupun alatnya. Kita dapat melihat bagaimana teknologi informasi sudah menggunakan mesin-mesin canggih, seperti komputer, gadget, dan sebagainya.

Dalam UU No. 11 Tahun 2008 dijelaskan bahwa teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan

(14)

informasi6. Pengertian tersebut menyiratkan kepada kita bahwa teknologi informasi memang pada dasarnya tidak selamanya menggunakan mesin atau peralatan modern. Namun demikian, faktanya saat ini bahwa kegiatan-kegiatan yang terkait dengan teknologi informasi kebanyakan menggunakan mesin, alat-alat modern sebagai media penyampai pesan.

Teknologi informasi yang terus berkembang memang tidak dapat dipungkiri terjadi dalam semua lingkup dan lini kehidupan. Hal tersebut terjadi karena kebutuhan masyarakat, kemajuan budaya masyarakat (dari tradisional ke modern), serta daya kreatifitas dan inovasi sebagai hasil akal budi manusia. Penulis masih mengingat bahwa dahulu ketika kita tidak dapat langsung bertemu dengan keluarga atau sahabat karena faktor geografis sebagai pemisah, maka untuk menyampaikan pesan maka digunakanlah surat sebagai media penyampai pesan. Dapat dibayangkan jika jarak tersebut dibatasi lautan bahkan samudera, perlu waktu yang cukup lama sehingga pesan itu dapat diterima oleh si penerima. Akan tetapi, saat ini cukup dengan sebuah alat yang kita sebut handphone kita dapat berbicara bahkan bertatap wajah langsung dengan orang lain di belahan bumi manapun ia berada. Fakta tersebut adalah sebuah gambaran bahwa teknologi informasi berperan penting dalam mendukung aktifitas manusia.

Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa apa yang kita pikirkan selama ini tentang teknologi informasi akan berkenaan dengan istilah ‘informasi elektronik’. Dalam UU No. 11 Tahun 2008 dijelaskan bahwa informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda,

6

Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

(15)

angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Teknologi informasi yang salah satunya mewujud sebagai informasi elektronik yang dihasilkan dan beredar di masyarakat itu diupayakan semaksimal mungkin untuk efektifitas tenaga konvensional sehingga memudahkan pekerjaan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun demikian, terkadang juga disayangkan dan menjadi keprihatinan ketika teknologi informasi justru menjadi malapetaka bagi penggunanya. Teknologi menjadi suatu produk yang dapat membahayakan kehidupan seseorang atau masyarakat jika dipergunakan dengan tidak bijak. Padahal secara konstitusi dalam UU ITE dinyatakan dalam Pasal 4 bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk: a) mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia; b) mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat; c) meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik; d) membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan e) memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara teknologi informasi.

C. Information Technology Utilization in Education

Teknologi informasi didefinisikan sebagai teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi, yang membawa data, suara, dan video. Definisi ini memperlihatkan bahwa dalam teknologi informasi pada dasarnya terdapat dua komponen utama yaitu teknologi komputer dan teknologi komunikasi.7 Teknologi komputer yaitu teknologi yang berhubungan dengan komputer termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan dengan komputer. Sedang teknologi

(16)

komunikasi yaitu teknologi yang berhubungan perangkat komunikasi jarak jauh, seperti telephon, feximil, dan televisi. Definisi teknologi informasi yang lain dikemukakan. Menurutnya teknologi informasi dapat dimaknai sebagai ilmu yang diperlukan untuk memanag informasi agar informasi tersebut dapat ditelusuri kembali dengan mudah dan akurat. 8Isi ilmu tersebut dapat berupa prosedur dan teknik-teknik untuk menyimpan dan mengelola informasi secara efisien dan efektif. Lebih lanjut informasi dipandang sebagai data yang telah diolah dan dapat disimpan baik dalam bentuk tulisan, suara, maupun dalam bentuk gambar, dimana gambar tersebut dapat berupa gambar mati atau gambar hidup. Sedang informasi yang dikelola atau disampaikan melalui teknologi informasi tersebut dapat berupa ilmu dan pengetahuan itu sendiri. Bila informasi tersebut volumenya kecil tentu tidak memerlukan teknik-teknik atau prosedur yang rumit untuk menyimpannya. Namun bila informasi tersebut dalam volume yang cukup besa maka diperlukan teknik atau prosedur tertentu untuk menyimpannya, agar mudah menemukan kembali informasi yang tersimpan. Teknik atau prosedur untuk mengelola informasi itulah yang disebut denganteknologi informasi. Berdasarkan dua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi secara sederhana dapat dipandang sebagai ilmu yang diperlukan untuk mengelola/memanag informasi agar informasi tersebut dapat secara mudah dicari atau ditem ukan kembali. Sementara dalam pelaksanaannya untuk dapat mengelola Informasi tersebut dengan baik, cepat, dan efektif, maka diperlukan teknologi komputer sebagai pengolah informasidan teknologi komunikasi sebagai penyampai informasi jarak jauh.

1. Real Utilization

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang sangat pesat merupakan potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Internet sebagai anak kandung dari teknologi informasi menyimpan informasi

8

Nina W. Syam,

(17)

tentang segala hal yang tidak terbatas, yang dapat digali untuk kepentingan pengembangan pendidikan. Dengan internet belajar tidak lagi dibatasi ruang dan waktu.

Keberadaan TI bagi dunia pendidikan berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pembelajaran baik secara searah maupun secara interaktif. Pemanfaatan TI ini penting mengingat kondisi Geografis Indonesia secara umum berada pada daerah pegunungan yang terpencar ke dalam banyak pulau-pulau. Dengan adanya teknologi informasi memungkinkan diselenggarakannya pendidikan jarak jauh, sehingga memungkinkan terjadinya pemerataan pendidikan di seluruh wilayah bumi Indonesia, baik yang sudah dapat dijangkau transportasi dara maupun yang belum dapat dijangkau dengan transportasi darat. Dengan demikian pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan mempunyai arti penting terutama dalam rangka pemerataan pendidikan dan peningkatan kualitas serta efektifitas penyelenggaraan pe ndidikan di Indonesia.

Untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pendidikan, ada beberapa langkah pengembangan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: (1) merancang dan membuat aplikasi database, yang menyimpan dan mengolah data dan informasi akademik, baik sistem perkuliahan, sistem penilaian, informasi kurikulum, manajemen pendidikan, maupun materi pembelajaran; (2) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis portal, web, multimedia interaktif, yang terdiri atas aplikasi tutor ial dan learning tool; (3) mengoptimalkan pemanfaatan TV edukasi sebagai materi pengayaan dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan; dan (4) mengimplementasikan sistem secara bertahap mulai dari lingkup yang lebih kecil hingga meluas, sehingga mem udahkan managemen pemanfaatan TI dalam proses

penyelenggaraan pendidikan. Sedang pemanfaatan teknologi

informasi dalam proses pendidikan secara garis besar meliputi Manajemen Sistem Informasi Sistem informasi Manajemen (SIM)

(18)

merupakan sebuah sistem informasi keorganisasian yang mendukung proses -proses managemen. SIM yang baik sangat membantu dalam efisiensi waktu dan materi transaksi - transaksi organisasi serta mendukung fungsi operasi, managemen, dan pengambilan keputusan. Pemanfaatan teknologi inform asi untuk menjalankan sitem informasi memungkinkan aliran informasi berjalan dengan cepat dan akurat. Database online yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan sekolah memudahkan terjadinya pertukaran informasi dan data dengan cepat. Kemudahan ini berarti efisiensi pelaksanaan pendidikan dalam segala hal.

Sistem informasi akademik dengan data base online di lembaga pendidikan sangat membantu orang tua untuk mendapatkan informasi perkembangan anaknya setiap saat. Data base online memberikan kemudahan – kemudahan informasi bagi peserta didik, orang tua maupun masyarakat. Keberadaan web interaktif lembaga pendidikan dapat memudahkan komunikasi antara lembaga pendidikan dengan masyarakat pelanggan. Visi, misi dan profil lembaga pendidikan dengan mudah dapat diketahui oleh asyarakat secara umum, sehingga akan berdampak pada meningkatnya minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut. web akademik memberikan kemudahan peserta didik, guru, karyawan, orang tua , dan masyarakat, seperti kemajuan kemajuan kademik pese rta didik, perkembangan harian, kewajiban administrasi, pendaftaran siswa baru dan lain-lain.

2. Current issues a. e-learning

E-learning merupakan bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk maya. Melalui e-learning belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.9 Belajar mandiri berbasis kreativitas peserta didik yang dilak ukan melalui e learning mendorong peserta didik untuk melakukan

9

Onno W. Purbo (2002),

(19)

analisa dan sintesa pengetahuan, menggali, mengolah, dan memanfaatkan informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri. Peserta didik dirasang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan.

E-learning dilakukan melalui jaringan internet, sehingga sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga siapa saja yang ada diberbagai belahan dunia. Fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui e-learning diantara nya: e book, e-library, interaksi dengan pakar, email, mailling list, news group, worl wide web (www), dan lain-lain. Situs-situs yang menyediakan e- learning beberapa diantaranya yaitu: pendidikan.net, educasi.net, ilmu komputer, fisika.net, fisikamu.net u ntuk fisika, cascadeimei untuk matematika, plasa.com, pintar media.com dan banyak lagi situs lainnya.

Pelaksanaan Electronic-learning (E-learning) dapat dilakukan oleh berbagai pihak. Perguruan tinggi dan sekolah diharapkan mampu untuk. Menyelenggarakan E–learning sendiri. Secara sederhana E-learning dapat dilaksanakan oleh guru dengan membuat situs sendiri atau situs sekolah yang dihubungkan dengan situs-situs yang berkaitan dengan pelajarannya. Situs guru sekolah dapat diisi dengan materi pelajaran yang dapat divisualisasikan, tugas-tugas, dan evaluasi.

b. Media Pembelajaran

Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran dapat melalui pemanfaatan internet dalam E–learning maupun penggunaan computers ebagai media interaktif. Diharapkan dengan penggunaan media ini dapat merangsang pikiran, perasaan, minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat terjadi. Selaian itu, proses pembelajaran akan lebih efektif karena penggunaan media pembelajaran memungkinkan teratasinya hambatan dalam proses komunikasi guru-peserta didik seperti hambatan fisiologis, psikologis, kultural, dan lingkungan.

(20)

Para peneliti menemukan bahwa ada berbagai cara peserta didik dalam memproses informasi belajar yang bersifat unik. Sebagian siswa lebih mudah memproses informasi belajar secara visual, sebagian lain lebih mudah memproses informasi melalui suara (auditorial), dan sebagian lain lebih mudah memproses informasi belajar dengan cara melakukan sentuhan/praktek langsung atau kinestetik ().10 Efektifitas belajar sangat dipengaruhi gaya belajar dan bagaimana cara belajar. 10% informasi diserap dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan kita lakukan.11 Sesuai dengan hasil penelitian DePorter tersebut, komputer memenuhi persyaratan sebagai media pembelajaran yang efektif, karena komputer mampu menyuguhkan informasi yang berupa video, audio, teks, grafik, dan animasi, serta penggunaannya melibatkan ketrampilan kinestetik.

Secara umum pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok. Pemanfaatan kelompok pertama, memanfaatkan komputer sebagai media penyampaian materi ajar, yang biasa dikenal dengan istilah Computer Assisted Instruksional (CAI) atau Computer-Based Training (CBT). Pada pemanfaatan jenis ini, informasi (materi belajar) yang hendak disampaikan kepada peserta didik dikemas dalam suatu perangkat lunak (program). Peserta didik kemudian dapat belajar dengan cara menjalankan program atau perangkat lunak tersebut di komputer. Bila dirancang dengan baik, dapat diciptakan paket program pembelajaran untuk melakukan simulasi atau materi praktek, yang juga dapat memberikan umpan balik secara langsung terhadap kemajuan belajar peserta didik tersebut melalui rekaman hasil evaluasi belajar.

Pemanfaatan kelompok kedua memanfaatkan teknologi informasi sebagai media pendistribusian materi ajar melalui jaringan internet. Materi

10

Bobby DePorter & Mike Hernacki, 1999 11 Ibid Bobby DePorter & Mike Hernacki

(21)

ajar dapat dikemas dalam bentuk webpage, atau pun program belajar interaktif (CAI atau CBI). Materi ajar ini kemudian ditempatkan di sebuah server yang tersambung ke internet, sehingga dapat diambil oleh peserta didik baik dengan menggunakan web broser atau file transport protocol (aplikasi pengiriman file).

Pemanfaatan kelompok ketiga memanfaatkan teknologi informasi sebagai media komunikasi dengan pakar, atau nara sumber, atau peserta didik yang lainnya (teleconferences). Momen komunikasi ini dapat digunakan untuk menanyakan hal-hal yang tidak bisa dimengerti, atau mengemukakan pendapat supaya dapat ditanggapi oleh peserta didik yang lain atau oleh guru. Dengan demikian, peserta didik bisa mendapat umpan balik dari pakar atau dari nara sumber serta dari teman peserta didik yang lain mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman materi ajar.

c. Pendidikan Life Skill

Teknologi informasi dengan komputer sebagai jantungnya telah memasuki berbagai aspek kehidupan. Hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan komputer. Pekerjaan yang membutuhkan keterampilan menggunakan komputer terbuka luas. Ketrampilan menggunakan komputer merupakan salah satu kecakapan hidup yang sangat dibutuhkan untuk bersaing dalam sistem ekonomi berbasis ilmu pengetahuan.

Pendidikan teknologi informasi mengandung kecakapan hidup yang dapat dikembangkan baik specific life skill maupun general life skill. Kecakapan dalam mengoperasikan komputer menggunakan program, baik aplikasi maupun bahasa pemrograman merupakan kecakapan hidup yang bersifat vokasional. Sementara ketrampilan menggali informasi internet pada internet, mengolah dan memanfaatkannya merupakan general life skill.

Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa 1) upaya peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas merupakan

(22)

mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, 2) pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan mempunyai arti penting terutama dalam upaya pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan efektifitas pendidikan, 3) untuk pengembangan teknologi informasi di lembaga pendidikan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, antara lain yaitu: (a) merancang dan membuat aplikasi database; (b) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis portal, web, multimedia interaktif, yang terdiri atas aplikasi tutorial dan learning tool; (c) mengoptimalkan pemanfaatan TV edukasi sebagai materi pengayaan dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan; dan (d) mengimplementasikan sistem secara bertahap, dan 4) pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas proses pendidikan antara lain meliputi; managemen sistem informasi (SIM), e-learning, media pembelajaran, dan pendidikan life skill.

(23)

3.1 Saran

Teknologi informasi dalam era globalisasi menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap seseorang, organisasi, dan negara untuk menjamin mereka untuk bisa survive. Teknologi informasi dapat membantu untuk memecahkan suatu masalah, membuka kreativitas, meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan. Jadi dapat dikatakan karena dibutuhkannya pemecahan masalah, membuka kreativitas dan efisiensi manusia dalam melakukan pekerjaan, menjadi penyebab atau acuan diciptakannya teknologi informasi. Dengan adanya teknologi informasi membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan efisien.

3.2 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat kami sampaikan bahwa eksistensi teknologi informasi tidak terlepas dari pencipta dan pengguna dari teknologi informasi tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang dibekali dengan pikiran agar menggunakan pikiran itu untuk tidak sekedar menggunakan dan mengelola teknologi informasi, tetapi yang lebih penting adalah menciptakan teknologi informasi yang dapat digunakan dan bermanfaat untuk kemaslahatan kehidupan manusia beserta seluruh isinya.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, K. & Terra, C.H. (2003). Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Bobby, DePorter. (1999). Quantum Learning. Jakarta: Kaifa.

Chapelle, Carol A. (2003). English Language Learning and Technology. Philadelphia: Benjamins Publishing Company.

Geger, R. (2006). Teknologi Informasi dan Pendidikan di Indonesia.

http://www.e-dukasi.net /artikel.php?id=30.com/. Diakses pada

tanggal 30 Agustus 2006.

Goldin, C. & Katz, Lawrence F. (2008). The Race between Education and Technology. London: Harvard University Press.

Kumar, David D. & Chubin, Daryl E. (2000). Science, Technology, and Society - A Sourcebook on Research and Practice. New York: Kluwer Academic/Plenum Publishers.

Nina, W. Syam. (2004). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Makalah disampaikan dalam diskusi panel tentang Teknologi Informasi pada hari Sabtu, 18 Desember 2004, di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Onno, W. Purbo. (2002). Teknologi E-Learning. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Selwyn, N. (2011). Education and Technology – Key Issues and Debate. New York: Continuum International Publishing Group.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Gambar

Gambar berikut menunjukkan apa yang dimaksud oleh Chapelle.

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan teknologi informasi pada saat ini berkembang dengan sangat pesat, hal ini membuat segala aspek di bidang kehidupan menjadikan komputer sebagai

Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat telah mempengaruhi dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, Oleh karena itu, lembaga

Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia,komputer,teknologi informasi dan prosedur kerja), ada

Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat merambah kedalam berbagai aspek kehidupan tanpa terkecuali dalam bidang pendidikan merupakan suatu upaya untuk menjembatani

Perkembangan teknologi informasi saat ini memungkinkan semua bidang kehidupan manusia dapat semakin ringan dikerjakan dengan bantuan komputer. Demikian halnya

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan kita mengakses internet dengan menggunakan berbagai pilihan teknologi yang ada.. Masing- masing teknologi mengakses

Perkembangan teknologi infomasi mengakibatkan terjadinya perubahan yang mendasar pada pekerjaan di berbagai bidang, misalnya di bidang perkantoran. Kondisi seperti

Paparan jurnal berikut ini mencoba untuk memberikan berbagai aspek tentang pendidikan berbasis Teknologi Informasi Komputer, dimulai dari hal yang mendasar yakni