• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN DI INDONESIA. Dosen Pengampu. Dhita Prihatna Wati, M. Pd.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN DI INDONESIA. Dosen Pengampu. Dhita Prihatna Wati, M. Pd."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

1 MAKALAH

INOVASI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan Sekolah Dasar Dosen Pengampu

Dhita Prihatna Wati, M. Pd.

Disusun Oleh :

Daradinanti Ansori (2101025215) Resfin Alfian (2101025298) Syrly Yarnas (2101025134)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2021

(2)

2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya. Sehingga dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok kami untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan Sekolah Dasar yang berjudul “Inovasi Pendidikan Di Indonesia”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat teseleasaikan. Kami sangat berharap semoga makal ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap jauh lagi agar dari makalah ini, dapat di preaktekkan dalam kehidupan sehari-hari

Kami menyadari sebelum nya makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatas nya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 20 Desember 2021

Kelompok 6

(3)

3 DAFTAR ISI

COVER...1 KATA PENGANTAR ……….2 DAFTAR ISI ………3 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…....……….4 B. Rumusan Masalah………....5 C. Tujuan Umum………...5 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Pendidikan……….6 B. Tujuan Inovasi Pendidikan………....………...8 C. Masalah Yang Menuntut Diadakan Inovasi Pendidikan di

Indonesia………...…9 D. Berbagai Upaya Inovasi Pendidikan di Indonesia…………..….17 E. Kurikulum Yang Digunakan Serta Kelebihan dan

Kekurangannya………..…..19 F. Jenis dan Pendekatan Dalam Pembelajaran Dalam

Pendidikan………...…45 BAB III PENUTUP

A. Simpulan………...50 B. Saran………...….50 DAFTAR PUSTAKA………..…51

(4)

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Inovasi atau pembaharuan merupakan ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok masyarakat, baik berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan nasional (Subadi, 2011 : 01).

Gabungan antara inovasi dan teknologi dapat sangat membantu untuk belajar lebih banyak dan lebih baik tentang banyak hal. Pasalnya di tengah pandemi seperti ssat ini, pendidikan masih menjadi salah satu kebutuhan masyarakat banyak yang harus tetap berjalan seperti biasanya. Oleh karenanya, dibutuhkannya inovasi baru yang dapat mengakomodir kebutuhan pendidikan masyarakat meskipun di tengah kondisi seperti ini.

Adanya tujuan inovasi tersebut menjadikan guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaaan pendidikan kurikulum memiliki ide yang dapat digunakan dalam rangka memecahkan permasalaah pendidikan di Indonesia khusus lagi permasalahan yang di sekolah. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain metode mengajar, seusia dengan situasi dan kondidi murid, hubungan antar individu, serta penguasaaan materi yang diajarkan (Subadi, 2011 : 08).

Pentingnya seorang guru dalam penguasaan materi dangat diharpakan dapat menyampaikannya kepada siswa dengan baik, runtut dan menyeluruh agar tujuannya tercapai dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Disamping penyampaian materi dari guru, siswa dapat memperoleh tambahan materi dari buku pegangan yang dipinjamkan kepada peserta dari sekolah agar mempermudah mereka untuk belajar.

(5)

5

Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat merambah kedalam berbagai aspek kehidupan tanpa terkecuali dalam bidang pendidikan merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang membawa kecenderungan menuju efisiensi dan efektifitas.

Suatu pembaharuan berjalan seiring dengan perputaran zaman yang tidak ada hentinya dan terus berputar sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Dalam hal ini kebutuhan mengenai layanan individual terhadap peserta didik dan segala macam perbaikan terhadap kesempatan belajar bagi mereka telah menjadi faktor pendorong utama timbulnya suatu pembaharuan dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Apa pengertian serta tujuannya dari inovasi pendidikan?

2. Apa saja masalah yang menuntut diadakan inovasi pendidikan di Indonesia?

3. Bagaimana cara mengupayakan inovasi pendidikan yang terdapat di Indonesia?

C. Tujuan Umum

1. Agar mengetahui serta memahami pengertian dan tujuannya diadakannya inovasi pendidikan.khususnya di Indonesia

2. Agar dapat menganalisa dan mengetahui masalah apa saja yang menuntut adanya inovasi pendidikan di Indonesia

3. Agar dapat menyelasaikan serta mengetahui bagaimana caranya mengupayakan inovasi pendidikan di Indonesia

(6)

6 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Inovasi Pendidikan

Inovasi secara etimologi berasal dari kata latin “innovation” kata kerjanya

“innovo”, artinya pembaharuan atau perubahan. Inovasi, suatu perubahan yang baru menuju perbaikan, yang lain atau berbeda dari sebelumnya.yang dilakukan dengan sengaja dan berencana tidak secara mendadak atau kebetulan).

Istilah perubahan dan pembaharuan ada perbedaaan dan persamaannya.

Perbedaannya, pada pembaharuan ada unsur kesengajaan, sedangkan persamaannya, sama-sama memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya. Kata “baru” dapat diartikan apa saja yang baru diterima dan dipahami oleh penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang lain. Namun, setiap yang baru belum tentu baik setiap situasi, kondisi dan tempat.

Inovasi Pendidikan menurut Ibrahim (1988), mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan amsalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan itu suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru babi seseorang atau kelompok masyarakat, baik hasil penemuan baru atau baru ditemui orang, yang digunakan mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan nasional.

Pembaharuan terkait dengan invetion dan discovery. Invetion adalah suatu penemuan yang benar-benar baru, hasil kreasi manusia. Penemuan benda itu sebelumnya belum pernah ada, kemudian diadakan dengan bentuk kreasi baru.

Discovery adalah suatu penemuan, yangbenda itu telah ada sebelumnya, tetapi semua belum diketahui orang. Jadi, inovasi adalah usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan usaha. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau masyarakat. Inovasi dapat berupa hasil dari

(7)

7

inevntion atau discovery. Inovasi dilakkukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah (Subandiyah 1992:80).

Pelaksanaan inovasi pendidikan seperti kurikulum tidak dapat dipisahkan dari innovator dan pelaksana itu sendiri. Inovasi pendidikanseperti yang dilaukan di Depdiknas yang di sponsori oleh lembaga-lembaga asing cenderung merupakan ‘Top- Down Inovation”. Inovasi ini diciptakan sebagai usaha meningkatkan mutu pendidikan untuk memperoleh pendidikan ataupun sebagai usaha meningkatkan efisiensi dan sebagainya.

Menurut Roger, inovasi adalah suatu gagasan, objek benda atau kegiatan baru.

Bagi Drucker, Inovasi adalah perubhan, ide atau gagasan yang mendorong seseorang sebagai konsumennya bekerja dan bekarya dan lebih baik dari sebelumnya atau menghasilkan dimensi kerja baru. Inovasi terjadi secara beriringan dengan timbulnya rintangan, karena setiap inovasi menyebabkan orang berada dalam situasi berbeda dan memerlukan penyesuaian diri (Prawiradilaga, 2012. Hal 212).

Menurut Roger suatu inovasi dapat diterima oleh masyarakat banyak, sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan. Persyartan yang dimaksud sifat khusus yang dapat mempermudah penebaran inovasi itu sendiri, antara lain:

Manfaat Relatif

Inovasi mempunyai keuntungan ekonomis serta dapat menaikkan gengsi sosial terhadap orang tertentu yang menggunakan inovasi itu.

Sesuai

Semakin sesuai inovasi dengan nilai dan masyarakat semakin mudah menerimanya,

Dapat dicoba

Masyarakat diberi kesempatan melaksanakan uji coba inovasi. Demikian masyarakat melihat dan memutuskan kegunaan itu bagi mereka.

(8)

8 Dapat diamati

Inovasi berwujud dan nyata membuat itu dapat diamati masyarakat. Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam pendidikan.

Inovasi pendidikan mencakup yang berhubungan dengan komponen system dalam pendidikan, baik dalam arti kecilnya tingkat lembaga pendidikan maupun besarnya system pendidikan nasional.

Kemajuan suatu lembaga pendidikan berpengaruh untuk outputnya sehingga muncul pengakuan yang rill dari para siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/lembaga pendidikan tidak akan meraih pengakuan rill apabila terhadap warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada

Adapun contoh dari Inovasi Pendidikan di Indonesia:

 Pendidikan Berbasis Kompetensi

Konsep dibalik pndidikan berbasis kompetensi yaitu pembelajaran paling baik diukur dari penguasaan siswa terhadap pembelajaran, nukan jumlah jam yang dihabiskan di ruang kelas. Pendidikan berbasis kompetensi dilakukan padda tingkat yang lebih dalam di lebih banyak sekolah dan kabupaten setiap tahun, dan negara bagian mulai menyesuaikan kebijakan untuk memungkinkan inovasi penddikan berbasis kompetensi.

 Flipped Classrom (Pembelajaran Terbalik)

Di mana pada bagian ini materi pembelajarannya diperkenalkan ke siswa ketika dirumah dan berlatih mengerjakannya di sekolah. Dalam pendekatan pembelajran campuran ini, interaksitatap muka dicapur dengan studi independen biasanya melalui teknologi.

(9)

9

 E-Learning

Sebagai pembelajaran elektronik, perolehan pengetahuan yang terjadi melalui teknologi dan media elektronik. Biasanya, e-learning dilakukan di internet, di mana siswa dapat mengakses materi pembelajaran mereka secara online di mana saja dan kapan saja.

 Buku Teks Digital (Digital Text Book)

Buku digital dimaksudkan sebagai buku teks dalam proses pembelajaran. Buku teks digital juga dikenal sebagai komponen utama dalam reformasi pendidikan berbasis teknologi.

 Kurikulum Terbuka

Kurikulum terbuka adadalah salah satu di mana terdapat:

1. Sangat sediikit tidak ada persyaratan mata pelajaran/mata kuliah tertentu. Hal ini mempermudah siswa/mahasiswa dengan reputasi akademi yang baik untuk lulus tepat waktu

2. Tidak ada persyaratan distribusi.

3. Tidak ada persyaratan untuk memiliki jurusan.mereka yang ingin merancang sendiri program akademik tidak perlu berkomitmen pada jurusan yang ditawarkan.

 Pop Up Book

Hadirnya pop up book seolah membuat kesempatan pada siswa walaupun prestasinya minimal adalah tugas seorang guru khususnya guru TK dan PAUD, alasannya karena seorang guru harus menerima semua siswanya dan membuat pengalaman belajar kepada mereka.

(10)

10

Cara Membuat Inovasi dalam Bidang Pendidikan

Selain inovasi-inovasi dalam bidang pendidikan seperti yang telah disebutkan di atas, berikut ini upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk menciptakan ruang belajar yang inovatif. Antara lain;

1. Pola Pikir

Perubahan pola pikir, suasana hati, dan suasana kelas secara keseluruhan dimulai dari guru. Guru menentukan suasana kelas sejak siswa masuk ke gedung. Jika guru bersemangat dengan materi pelajaran mereka, siswa akan cenderung untuk mengikuti. Guru harus memiliki minat terhadap mata pelajaran yang mereka ajarkan.

Namun, pola pikir seorang guru tentang bagaimana merancang dan menyampaikan konten sangat penting untuk proses pembelajaran yang inovatif.

Kebanyakan guru dilatih untuk mendidik hanya dari sudut pandang guru.

Untuk mengubah jenis penyampaian ini dan membuat kelas lebih inovatif, mereka juga perlu memikirkan siswa mereka, yaitu bertindak sebagai pemandu daripada mengajar konten.

2. Refleksi Diri

Refleksi diri di kelas adalah cara bagi pendidik untuk melihat kembali strategi pengajaran mereka untuk menemukan bagaimana dan mengapa mereka mengajar dengan cara tertentu dan bagaimana tanggapan siswa mereka.

Refleksi diri dapat menawarkan kesempatan penting pada guru untuk melihat apa yang berhasil dan apa yang gagal di kelas mereka. Guru dapat menggunakan pengajaran reflektif sebagai cara untuk menganalisis dan mengevaluasi praktik pengajaran mereka sendiri sehingga mereka dapat fokus pada praktik pengajaran yang berhasil.

3. Mengajukan Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan tanpa jawaban buku teks. Ketika guru mengajukan pertanyaan terbuka, terdapat berbagai jawaban dan sudut pandang.

Jawaban siswa dapat mengarah pada kolaborasi yang kuat, percakapan yang mengasyikkan, ide-ide baru, serta mendorong keterampilan kepemimpinan.

Latihan ini juga dapat membantu siswa menyadari potensi yang tidak pernah mereka temukan dalam diri mereka. Melalui pertanyaan terbuka, mereka juga dapat membuat hubungan dengan kehidupan mereka sendiri, dalam cerita lain, atau ke peristiwa dunia nyata.

(11)

11

4. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Fleksibel

Dengan berbagai metode pengajaran, penting bagi guru untuk mempertimbangkan cara menggunakan ruang kelas mereka. Misalnya, ketika guru dapat memindahkan furnitur di sekitar kelas dengan mudah, mereka dapat menemukan bahwa itu adalah variabel penting untuk meningkatkan pembelajaran siswa.

Seiring perkembangan pengajaran, ruang kelas harus menyediakan cara bagi siswa untuk bekerja sendiri, berinteraksi dengan teman sebayanya, dan menyediakan area kolaborasi. Banyak ruang kelas saat ini masih penuh sesak, berantakan, ruang bising yang tidak memiliki ruang untuk bergerak dengan mudah, menyebabkan kesenjangan sosial dan berkomunikasi dan akhirnya menimbulkan hambatan saat siswa perlu berkonsentrasi.

5. Kepribadian Itu Penting: Ciptakan Tempat Untuk Semua Siswa

Dalam buku Susan Cain, Quiet: The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking, salah satu perbedaan penting antara introvert dan ekstrovert adalah bahwa ekstrovert cenderung mendapatkan energi mereka dari interaksi sosial dan introvert mendapatkan energi dari ruang yang sunyi dan waktu untuk berpikir dan merenung sendiri.

Oleh karena itu, ketika kelas hanya berfokus pada kerja kelompok – yang menekankan pada diskusi kelompok secara keseluruhan, kerjasama dalam kelompok kecil, mengumpulkan umpan balik dari teman (semua yang membutuhkan banyak interaksi sosial), ekstrovert di kelas dapat tumbuh dan mendapatkan energi, sementara siswa introvert akan merasa kurang termotivasi untuk berpartisipasi.

Juga, ketika sebuah proyek hanya berfokus pada refleksi yang tenang atau penelitian individu, hal yang sebaliknya mungkin terjadi. Introvert dapat berkembang dengan baik, sedangkan membuat siswa ekstrovert merasa gelisah dan tersesat.

Jika memungkinkan, guru dapat menawarkan kepada siswa pilihan untuk bekerja dalam kelompok atau secara mandiri. Siswa yang ekstrovert bisa menyelesaikan beberapa proyek sendirian, sedangkan siswa yang introvert bisa memilih untuk berkolaborasi. Kedua cara mengajar menjadi hal yang sangat penting untuk memenuhi arti kebutuhan siswa dengan makna karakter yang berbeda.

Guru yang memberikan kegiatan yang paling melibatkan, menginspirasi dan mendukung kecintaan siswa untuk belajar lebih cenderung melakukan upaya terbaik mereka, menikmati proses dan menemukan hasil yang positif.

(12)

12 B. Tujuan Inovasi Pendidikan

Tujuan utama inovasi adalah;

 Meningkatkan kualitas

 Memperluas jangkauan produk

 Menyesuikan diri dengan undang-undang

 Mengurangi kerusakan lingkungan

Menurut Santoso (1974) tujuan utama inovasi, meningkatkan sumber-sumber tenaga, yang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar- besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil- kecilnya.

Tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu:

1. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan diIndonesiamakin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.

2. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga Negara, misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.

Adapun tujuan inovasi pendidikan di Indonesia pada umumnya:

1. Lebih meratnya pelayanan pendidikan 2. Lebih serasinya kegiatan belajar

3. Lebih efisien dan ekonomisnya pendidikan 4. Lebih efektif dan efisiensinya system penyajian 5. Tumbuhnya masyarakat gemar belajar

(13)

13

Upaya pembaharuan pendidikan yang dilakukan pada umumnya mempunyai kecenderungan mengemban misi untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan, permasalahan-permasalahan itu antara lain meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi pendidikansecaraefektifefisien.Dari berbagai perkembangan inovasi yang ada Poensoen dalam Santoso,S Hamijoyo (1974) terdapat tiga kecenderungan misi inovasi pendidikan, yaitu :

1. Inovasi pendidikan mengemban misi meninggalkan konsepsi pendidikan yang terbatas bagi kepentingan elite tertentu, menuju konsepsi pendidikan yang lebih demokratis.

2. Inovasi pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi pendidikan yang berat sebelah dalam peningkatan kemampuan pribadi antara pengetahuan, sikap dan keterampilan menuju pada konsepsi pendidikan yang mengembangkan pola dan isi yang lebih komperhensif dalam rangka mengembangkan segenap potensi manusia dengan cakupan keseluruhan aspek kepribadiannya.

3. Inovasi pendidikan mengemban misi cenderung bergerak dari konsepsi pendidikan yang bersifat individual menuju ke arah konsepsi pendidikan yang menggunakan pendekatan yang lebih kooperatif, dari konsepsi pendidikan yang boros menuju pada konsepsi pendidikan yang lebih efektif, efisien dan relevan dengan kebutuhan pembangunan dunia pendidikan.

Terdapat dua sumber utama inovasi:

1. Secara tradisional, inovasi fobrikasi untuk sumbernya. Karena agen (orang atau bisnis) berinovasi menjual inovasiannya.

2. Inovasi pengguna, orang atau bisnisnya mengembangkan inovasi sendiri pribadi, hal ini dilakukan karena produk dipakainya tidak memenuhi yang dibutuhkan.

(14)

14

Berbagai model inovasi pendidikan telah banyak dilontarkan dalam berbagai bentuk, tujuannya untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, antara lain: usaha pemerataan pendidikan,peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan, dan relevansi pendidikan. Hal itu ditujukan agar inovasi yang dilakukan dapat diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan problematika pendidikan di Indonesia (Senduk, 2003).

C. Masalah Yang Menuntut Diadakan Inovasi Pendidikan di Indonesia Inovasi dalam pendidikan merupakan reaksi ahli pendidikan dan perencanaan pembangunan pada tekanan masalah sosial, ekonomi dan pendidikan sendiri yang dari tahun-ketahun makin dirasakan berat dan mendesak (Suryobroto, 1990 :129).

Secara nasional maupun global masalaah-masalah ini berkisar pada pokok sebagai berikut (Hasbullah, 2001 : 189, 190, 191)

1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi

Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan tidak bisa dipungkiri, mengakibatkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan Bangsa Indonesia.

Diakui system pendidikan yang kita punya dan dilakukan selama ini belum mampu mengikuti kemajuan tersebut, sehingga dunia pendidikan belum dapat mnghasilkan tenaga pembangunan yang terampil, kreatif dan aktif yang sesuai tuntutan dan keinginan masyarakat luas.

2. Pertambahan Penduduk

Laju eksplosi penduduk cukup pesat tentunya menuntut adanya perubahn-perubahan sekaligus bertambahnya keinginan mereka untuk mendapatkan pendidikan yang secara komulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.

(15)

15

Kenyataan tersebut menyebabkan daya tamping, ruang dan fasilitas pendidikan sangat tidak seimbang. Hal ini yang menyebabkan sulit menentukan bagaimana relevansi pendidikan dengan dunia kerja sebagai akibat tidak seimbangnya antara output lembaga pendidikan dengan kesempatan

3. Meningkatnya Animo Masyarakat Memperoleh Pendidikan Yang Baik

Munculnya gerakan inovasi pendidikan berkaitan erat dengan adanya berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi dunia pendidikan dewasa, salah satunya adalah kemajuan IPTEK.

Kemajuan Iptek yang terjadi senantiasa mempengaruhi aspirasi masyarakat, dimana pada umumnya mereka mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahaal disatu sisi kesempatan untuk itu sangat terbatas, sehingga terjadilah kompetisi atau persaingan yang sangat ketat. Berkenan dengan ini pula sekarang bermunculan sekolah favorit, plus dan ungguan.

4. Menurunnya Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan dirasakan semakin menurun, belum mapus mengikuti perkembangan IPTEK menuntut sejumlah perubahan, sebab bila tidak demikian, jelas berakibat fatal dan terus tertinggal.

5. Kurang Adanya Relevasi Antara Pendidikan dan Kebutuhan Masyarakat yang Membangun

Di era modern saat ini, masyarakat dituntut adanya lembaga pendidikan yang benar mampu diharapkan, terutama yang siap pakai dengan dibekali skill yang diperlukan dalam pembangunan.

Umumnya kurang sesuainya materi pendidikan dengan kebetulan masyarakat telah diatasi dengan menyusun kurikulum baru. Oleh karena itu, perkembangan di Indonesia telah mengalami beberapa kali

(16)

16

perubahan kurikulum. Hal ini dilakukan dalam upaya mengatasi masalah relevansi di Pendidikan.

6. Belum Mekarnya Alat Organisasi yang Efektif

Belum timbulnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang. Pernyataan seperti ini disebabkan masih minimnya pengetahuan dan wawasan masyarakat untuk membangun dirinya kepada kemajuan-kemajuan. Secara lebih terperinci dengan contoh-contoh dan agka-angka, masalah pokok tersebut sering diterangkan dalam berbagai pernyataan dan laporan resmi pimpinan Departemen Pendidikan.

Masalah-masalah semua itu menuntut kita meninggalkan konsepsi-konsepsi dan cara kerja tradisional dan linier, dan terus berani mengembangan pendekatan alternative yang inovatif, dengan jalan menjelajahi, mencobakan dan menetapkan orientasi dan struktur baru dalam pendidikan.

Karena padangan tradisional itu maka banyak tumbuh daerah- daerah "angker” atau mitos, dan kalau ada orang yang meobohnya, maka ramailah yang mempergunjingkan tanpa mempertimbangkan informasi dan pengalaman rill yang mendesak kini dan masa yang akan datang, dan yang diubah sesungguhnya tidak akan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang mendesak kini dan masa yang akan datang serta yang perlu diubah segera dengan cara yang baik.

Mitos-mitos ini misalnya ialah, bahwa keadaan pendidikan sekarang biarpun belum baik belum tentu bertambah baik kalau diadakn pembaharuan, bahwa umur permulaan belajar ialah umur 7 tahun bahwa pendidikan dasar harus berlangsung 6 tahun bahwa bkal pelajaran yang baik harus diberikan selama 5 sampai 6 jam sehari, bahwa dengan mendirikan sekolah kejuruan sebanyak-banyaknya, tanpa

(17)

17

memperhatikan factor-faktor lain, akan membantu pembangunan negara, alat (learning) paling baik terjadi di sekolah, dan karenanya sekolah disamakan dengan pendidikan, dan masih banyak lagi, termasuk mitos yang menyatakan bahwa prestasi murid perempuan, akan terganggu kalau jambul rambutnya menutupi sebagian dahi dan matanya (Suryobroto, 1990 : 130, 131).

D. Berbagai Upaya Inovasi Pendidikan di Indonesia 1. Sistem PAMONG

PAMONG adalah singkatan dari PEndidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua dan Guru dan telah dipergunakan sejak kegiatan pencarian alternative atau pelengkap bagi pendidikan dasar pada umumnya. Salah satu prinsip sistem PAMONG adalah bahwa belajar dapat berlangsung diberbagai tempat, artinya sistem PAMONG berusaha untuk mengubah pandangan bahwa belajar hanya dapat terjadi di dalam gedung sekolah dan bahwa jika anak putus sekolah juga berarti putus belajar. Dengan demikian sistem PAMONG di samping merupakan usaha serta kegiatan lain untuk meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, juga berusaha menciptakan wadah dan kesempatan bagi anak yang karena satu dan lain hal; terpaksa tidak dapat belajar di sekolah biasa.

2. Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Tujuan proyek KKN adalah melengkapi para mahasiswa dengan pengalaman praktis tentang kebutuhan dan masalah pembangunan masyarakat pedesaan, serta penyediaan tenaga kerja terdidik. Jelas bahwa KKN akan menyediakan tenaga-tenaga akademik yang terampil, berpengalaman langsung secara praktis tentang kebutuhan dan masalah pembangunan masyarakat pedesaan dan bukan sekedar berpengetahuan teori dari bangku kuliah saja.

(18)

18 3. Program Penerimaan Bakat

Proyek ini bertujuan untuk membantu murid dan mahasiswa yang berbakat serta berprestasi tinggi dalam belajar. Bantuan dan beasiswa diberikan kepada pelajar di setiap jenis dan tingkat pendidikan.

4. Proyek Pendidikan Guru

Proyek ini sebagai bagian dari suatu kerangka menyeluruh dari karir guru, tidak hanya meliputi pendidikannya tetapi juga pengabdiannya terhadap masyarakat dan pendidikan profesionalisme yang didukung oleh suatu penelitian. Tujuan proyek ini ialah dimilikinya lembaga pendidikan guru untuk segala jenis dan tingkat, baik yang bersifat in-service maupun pre-service yang terkoordinsasi dalam suatu jaringan yang saling mengisi. Proyek tersebut direncanakan akan mampu mendorong secara mantap perkembangan pendidikan guru, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, terutama kurikulumnya. Kegiatan konsultasi untuk pengembangan model Sekolah Menengah Umum yang semula adalah untuk menciptakan beberapa sekolah model untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus.

6. Sistem KBK dalam Perkuliahan

Tuntutan KBK, bagi dosen mampu memformulasikan komponen desain instruksional, penguasaan materi dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai sarana pembelajaran yang terintegrasi dalam upaya mengembangkan semua potensi mahasiswa. Konsekuensinya, inovasi dan kreatifitas dosen dalam mengembangkan model-model pembelajaran sangat dibutuhkan dalam rangka menghasilkan peserta didik yang sanggup bersaing di era globalisasi.

(19)

19

E. KURIKULUM YANG DIGUNAKAN SERTA KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Kurikulum 1947

Kurikulum 1947 merupakan kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan lebih tepatnya dua tahun setelah merdeka dengan menggunakan istilah dalam bahasa Belanda “leer plan” yang berarti

“rencana pelajaran”. Pendidikan pada masa-masa awal kemerdekaan berada di bawah kendali Suryadi Suryaningrat yang menjabat sebagai Menteri Pengajaran dan menyusun kurikulum 1947. Kurikulum 1947 di Indonesia pada saat itu masih dipengaruhi oleh sistem pendidikan colonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Kurikulum 1947 yang berjalan saat itu dikenal dengan sebutan

“Rentjana Pelajaran 1947”, dan yang baru dilaksanakan disekolah-sekolah

pada tahun 1950, Asas pendidikannya ditetapkan oleh Pancasila.

Kurikulum pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh belanda karena pada saat itu bangsa Indonesia sedang merasakan suasana kehidupan yang berbangsa dalam semangat juangnya untuk merebut kemerdekaan. Sehingga pendidikan sebagai development conformism atau ciri utama pada kurikulum ini menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di dunia. Kemudian kurikulum 1947 tidak mengutamakan pikiran, namun pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

Di dalam kurikulum 1947 hanya memuat dua hal pokok saja, yaitu daftar mata pelajaran beserta jam pengajaran dan garis-garis besar pengajarannya. Materinya berhubungan dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari dan perhatiannya kepada kesenian dan pendidikan jasmani. Di masa itu terdapat 16 mata pelajaran untuk tingkat Sekolah Rakyat yang khususnya berada di Jawa, Sunda, dan Madura. Antara lain, Bahasa

(20)

20

Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung,Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah, Menggambar, Menulis, Seni Suara, Pekerjaan Tangan, Pekerjaan Keputrian, Gerak Badan, Kebersihan dan Kesehatan, Didikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Agama.

Silabus mata pelajarannya lebih menekankan seorang guru mengajar satu mata pelajaran, pada masa itu dibentuklah kelas masyarakat yaitu sekolah khusus bagi lulusan sekolah rakyat 6 tahun yang tidak melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama (SMP). Pada kelas masyarakat tersebut mengajarkan berbagai keterampilan seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar anak mampu memilki kemampuan yang setara seperti jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan bisa langsung bekerja.

Kelemahan dan Kelebihan Kurikulum 1947

Dalam mengembangkan suatu kurikulum tentunya memiliki suatu kelemahan dan kelebihan yang terdapat dalam kurikulum tersebut.

Beberapa kelemahan dari kurikulum 1947, yaitu :

 Kelemahan

Dalam pengajarannya mengarah pada pola pengajaran penjajahan karena masih dalam masa penjajahan kolonial Belanda dan Jepang.

Orientasi yang terdapat kurikulum 1947 lebih kepada ranah afektif dan belum mengarah pada ranah kognitif dan psikomotorik.Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Peserta didik bergantung sepenuhnya kepada pendidik sehingga tidak terjadi pengembangan secara individual. Belum diterapkan di sekolah-sekolah sehingga belum memberikan dampak pada terlaksananya pendidikan dan terbentuknya bangsa Indonesia hingga secara resmi dilaksanakan pada tahun 1950.

(21)

21

 Kelebihan

Mencerminkan kesadaran sebagai bangsa yang berdaulat, dan mendudukan pendidikan sebagai faktor penting dalam memperkokoh berdirinya negara indonesia melalui persatuan dan kesatuaan untuk mengusir penjajah. Memiliki fungsi strategis yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia melalui pendidikan.

Mengadopsi pengalaman pendidikan Indonesia yang telah lalu dari penjajahan sehingga dapat memudahkan penyusunan kurikulum. Disusun dengan landasan filosofis masyarakat indonesia sebagai suatu sistem yang dapat menentukan arah hidup serta menggambarkan nilai-nilai apa yang paling dihargai dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Kurikulum 1947 merupakan kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan lebih tepatnya dua tahun setelah merdeka. Kurikulum pendidikan 1947 adalah suatu kurikulum yang mendapat pengaruh dari penjajahan kolonial Belanda dan Jepang. Kurikulum ini masih sangat sederhana dan lebih mengutamakan watak para murid dibandingkan dengan kecerdasannya karena masih dalam masa penjajahan sehingga memiliki sikap patrotisme yang lebih tinggi, namun justru ituah kelemahan dari kurikulum tahun1947 yang masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial belanda dan jepang.

2. Kurikulum 1952

Kurikulum 1952 adalah kurikulum penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, kurikulum 1947. Kurikulum ini lahir dengan nama yang cukup unik. Yakni rentjana pelajaran terurai 1952. Seperti itu karena kurikulum 1952 lebih merinci semua mata pelajarannya ada. Jika kurikulum 19 empat tujuh adalah kurikulum pertama setelah kemerdekaan maka kurikulum

(22)

22

setelahnya adalah kurikulum pertama yang mempunyai dasar hukum operasional. Oleh sebab itu dalam catatan sejarah selalu dicari.

3. Landasan Yuridis Kurikulum 1952

Landasan yuridis kurikulum 1952 tidak berbeda jauh dari kurikulum 1947. Landasan idiil adalah Pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, sedangkan konstitusionalnya adalah UUD 1945. Landasan operasionalnya adalah UU No. 4 tahun 1950 dan UU No. 12 tahun 1954.

Tujuan Pendidikan:

Dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1950 terdapat beberapa rumusan tujuan pendidikan. Di antaranya:

Tujuan pendidikan dalam skala nasional yang disebut tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional berdasarkan UU nomor 4 Tahun 1950 Bab II pasal 3 adalah membentuk manusia yang susila dan cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

Tujuan pendidikan setiap jenjang yang mencakup tujuan pendidikan sekolah rendah, tujuan pendidikan sekolah menengah, dan tujuan sekolah tinggi. Tujuan pendidikan sekolah menengah berdasarkan undang-undang nomor 4 tahun 1950 Bab V pasal 7 dirumuskan bahwa pendidikan dan pengajaran menengah (umum dan kejuruan) bermaksud melanjutkan dan meluaskan pendidikan dan pengajaran yang diberikan di sekolah rendah untuk mengembangkan cita-cita hidup serta membimbing kesanggupan murid menjadi anggota masyarakat, mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat dan/atau mempersiapkan bagi pendidikan dan pengajaran tinggi.

(23)

23

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan di sekolah menengah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan kurikulum pendidikan menengah adalah untuk menyiapkan siswa ke pendidikan tinggi serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus, sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan belajar.

 Isi dan Struktur Kurikulum

Isi kurikulum 1952 jauh lebih rinci dibandingkan kurikulum 1947. Oleh karena itu kurikulum 1952 disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. Berikut ini rincian isi kurikulum 1952:

 Kelompok Bahasa a. Bahasa Indonesia b. Bahasa Inggris c. Bahasa Daerah

 Kelompok Ilmu Pasti 1. Berhitung dan aljabar 2. Ilmu ukur

 Kelompok Pengetahuan Alam 1. Ilmu Alam/kimia

2. Ilmu Hayat

 Kelompok Pengetahuan Sosial 1. Ilmu Bumi

2. Sejarah

 Kelompok Ekonomi 1. Hitung dagang

2. Pengetahuan dagang

(24)

24

 Kelompok ekspresi 1. Seni suara

2. Menggambar

3. Pekerjaan tangan/kerajinan wanita.

 Pendidikan jasmani&rohani 1. Budi pekerti

2. Agama

 Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai model yang menerapkan etika, moral, nilai, dan aturan-aturan yang berlaku. Kedisiplinan, kerajinan, sopan-santun, dan jiwa nasionalisme ditanamkan melalui tingkah laku guru dan penegakan peraturan sekolah yang tegas. Sayangnya proses belajar mengajar berpusat pada guru. Siswa ditempatkan sebagai objek yang menerima informasi sebanyak-banyaknya dari guru.

 Penilaian

Sistem Penilaian pada kurikulum 1952 hampir sama dengan kurikulum 1947, yakni dilakukan melalui ulangan harian, ulangan umum catur wulan, dan ujian Negara. Ulangan harian dan ulangan umum catur wulan dipakai sebagai dasar untuk menentukan apakah seorang siswa naik atau tinggal kelas. Ujian penghabisan yang kemudian diubah namanya menjadi Ujian Negara pada sekitar tahun 1958 digunakan untuk menentukan kelulusan.

Seorang siswa SMP dapat dinyatakan lulus jika memiliki maksimal nilai 5 sebanyak 4 mata pelajaran atau equivalennya (nilai 4 equivalen dengan dua nilai 5, nilai 3 equivalen dengan nilai angka 5)

(25)

25

Kekurangan dan kelebihan kurikulum 1952

 Kelebihan :

Kelebihan yang ada pada kurikulum 1952 yaitu ; Kurikulum ini sudah mengarah kepada suatu system Pendidikan nasional

 Kelemahan

Kelemahan pada kurikulum 1952 yaitu masih kurangnya tenaga pengajar, dan tidak adanya dukungan fasilitas yang memadai pada saat itu.

4. Kurikulum 1964, “Rentjana Pendidikan 1964”

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/

artistik, keprigelan, dan jasmani. Ada yang menyebut Panca wardha berfokus pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral.

Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah.

Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

Kelebihan dan kelemahan kurikulum 1964

 Kelebihan

Bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004),

(26)

26

yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani. Perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1964 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.

 Kelemahan

Masih sentralistik (sistem masih diatur oleh pusat/pemerintah) jadi tiap satuan pendidikan tidak dapat mengatur sistem pendidikannya secara mandiri. Jumlah pelajarannya hanya 9. Djauzak menyebut Kurikulum 1964 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

5. Kurikulum 1968

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Dalam kurikulum ini tampak dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

(27)

27

Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok. Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. "Hanya memuat mata pelajaran pokok saja,"

 Struktur kurikulum 1968 : a. Pembina jiwa Pancasila

Kelompok jiwa Pancasila ialah kelompok segi Pendidikan yang terutama ditujukan kepada pembentukan mental dan moral Pancasila serta pengembangn manusia yang sehat dan kuat fisiknya dalam rangka Pembina bangsa.

1. Pendidikan agama

2. Pendidikan kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia

4. Bahasa daerah 5. Pendidikan olahraga

b. Pengembangan pengetahuan dasar

Kelompok pengembangan pengetahuan dasar ialah kelompok maat pelajaran yang ditujukan pada penguasaan pengetahuan dasar untuk melanjutkan Pendidikan dan pembinaan kecakapan khusus.

1. Berhitung 2. Ipa

3. Pendidikan kesenian

4. Pendidikan kesejahteraan keluarga c. Pembinaan kecakapan khusus

Kelompok pembinaan kecakapan khusu ialah mata pelajaran yang terutama ditunjukan kepada penguasaan keterampilan yang praktis

(28)

28

fungsional. Sebgai alat formal dipegunkan mata pelajaran terbagi dalam tiga kejuruan, yaitu :

1. Kejuruan agrarian, dengan segi Pendidikan pertanian, peternakan, dan perikanan

2. Kejuruan Teknik, dengan segi Pendidikan pekerjaan tangan dan perbengkelan

3. Kejuruan ketatalaksanaan/ jasa , dengan segi Pendidikan koperasi tabungan dan PKK

Kelebihan dan kekurangan kurikulum 1968:

 Kelebihan a. Bersifat poitis

b. Tujuannya pada pembentukan manusia sejati

 Kelemahan

Hanya memenuhi mata pelajaran pokok pokok saja

6. Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan efisien. latar belakangi lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu," Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan istilah "satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

(29)

29

Asas asas pengembangan kurikulum sekolah dasar 1975 yang disempurnakan berpedoman pada asas pengembangan kurikulum sebagai berikut :

1. Relevansi

2. Pendeketan pengembangan 3. Pendidikan seumur hidup 4. Keluwesan

Pada sekolah dasar hanya terdapat satu jenis program yang wajib diikuti oleh semua murid, yaitu meliputi 9 bidang studi , yaitu

1. Agama

2. Pendidikan moral Pancasila 3. Bahasa Indonesia

4. Ilmu pengetauan social 5. Matematika

6. Ilmu pengetahuan alam 7. Olah raga dan kesehatan 8. Kesenian

9. Keterampilan

Kelebihan dan kekurangan kurikulum 1975:

 Kelebihan

a. Menekankan pada Pendidikan yang lebih efektif dan efisien dalam hal daya dan waktu

b. Menganut system yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa

(30)

30

 Kelemahan

a. Banyak sekolah kurang mamapu menafsirkan CBSA b. Yang menyolok guru tak lagi mengajar model ceramah c. Penolakan CBSA bermunculan

7. Kurikulum 1984, “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.

Kurikulum 1984, meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum 1975 yang disempurnakan". Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.

Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya disekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah.

Akhiran penolakan CBSA bermunculan.

Kurikulum 1984 memeiliki ciri ciri sebgai berikut :

 Berorientasi kepada tujuan intruksional. Didasari olrh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar benar fungsional dan efektif.

 Pendeketan pengjarannya berpusat pada anak didikn melalui cara belajar siswa aktif ( CBSA ) . CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memeberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secra fisil, mental, intelektual, dan emosional, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.

(31)

31

 Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan yang spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran

 Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaraan berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjanf sekolag dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunkan pendekatan induktif dari contoh contoh ke kesimpulan

 Menggunakan kedekatan keterampilan proses. Keterampilan poses adalah pendekatan belajar mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukan keterampilan memperoleh penegtahuan dan mengkomunikasikan perolehnya

Kelebihan dan kelemahan kurikulum 1984 :

 Kelebihan

Pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor

 Kelemahan

a. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar

b. Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan , yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tidak lagi mengajar model berceramah

(32)

32

8. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984.

Sayang, perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.

Kelebihan dan kelemahan kurikulum 1994

 Kelebihan

a. Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan social

b. Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang kompleks

 Kelemahan

a. Diberlakukannya system sentralistik sehingga memerlukan penyusuaian penyesuaian di daerah

b. Pada masa itu, adanya keterbatasan dana yang menjadi alasan klasikal dalam pelaksanaan kurikulum tersebut

9. Kurikulum 2004, “KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)”

Sebagai pengganti kurikulum 1994 adalah kurikulum 2004, yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu:

pemilihan kompetensi yang sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi; dan pengembangan pembelajaran. KBK memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual

(33)

33

maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci dalam komponen aspek, kelas dan semester. Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dan dibagi menurut aspek dari mata pelajaran tersebut.

Kelebihan dan kelemahan kurikulum 2004

 Kelebihan

a. Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.

b. KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge).

c. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.

Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat

(34)

34

dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.

d. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa (student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu.

Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

e. Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang diajarkan.

f. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

g. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada konten.

(35)

35

h. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan ketrampilan.

 Kelemahan

1. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungan.

2. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan

3. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.

4. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, padahal kompetensi merupakan ” a complex combination of knowledge,attitudes, skills and values displayed in the context of task performance “. ( Gonczi,1997), sistem pengukuran perilaku yang menggunakan paradigma behaviorisme ditengarai tidak mampu mengukur sesuatu perilaku yang dihasilkan dari pembelajaran bermakna (significant learning) (Barrie dan Pace,1997), dan kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan KBK adalah waktu,biaya dan tenaga yang banyak.

(36)

36

10. Kurikulum 2006, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)”

Pelaksanaan KBK masih dalam uji terbatas, namun pada awal tahun 2006 uji terbatas tersebut dihentikan. Dan selanjutnya dengan terbitnya permen nomor 24 tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan permen nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi kurikulum dan permen nomor 23 tahun 2006 tentang standar kelulusan, lahirlah kurikulum 2006 yang pada dasarnya sama dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan.

Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun menjadi sebuah perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah di bawah binaan dan pemantauan dinas pendidikan daerah dan wilayah setempat.

Kelebihan dan kelemahan 2006 1. Kelebihan

 Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak dapat diungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu ialah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai atau meninjau potensi keunggulan local yang ada bias dimunculkan sekolah didaerah atau provinsi.

 Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam

(37)

37

penyelenggaraan program-program pendidikan dan dapat tercapainya pendidikan karakter.

 KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa.

 Untuk mengantisipasi permasalahan pendidikan ,namun secara umum,KTSP bias diandalkan menjadi patokan mengadapi tantangan masa depan dengan pembekalan keterampilan peserta didik.

 Peserta didik juga diajak bicara,diskusi,wawancara dan membahas masalah – masalah yang kontekstual ,yang dalam kenyataanya memang diperlukan sehingga peserta didik menjadi lebih mengerti dan menjiwai permasalahannya karena sesuai dengan keadaanpeserta didik dalam kehidupan sehari- hari.

 Peserta didik tidak hanya dituntun menghafal namun yang lebih penting sudah adalah belajar proses sehingga mendorong peserta didik untuk meneliti dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.

 KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20 persen.

 KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhannya.

 Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.

 Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan peserta didik dan kondisi daerahnya masing-masing.

(38)

38

 Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.

 Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.

 Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar peserta didik

 Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.

 Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.

 kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan

 Menggunakan berbagai sumber belajar.

 Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.

 Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar siswa.

b). Kelemahan:

 Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekola

 Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP .

(39)

39

 Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan

 Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.

 pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas guru.

 Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif juga merupakan kendala yang banyak dijumpai di lapangan, banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan KTSP.

 Diperlukannya waktu yang cukup oleh pedidik dalam membina perkembangan peserta didiknya,terutama peserta didik yang berkemampuan dibawah rata – rata.Kenyataan membuktikan ,kondisi social,dan ekonomi yang menghimpit kesejahteraan hidup para guru.

 Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluasi dengan prtofolio.karena ketidakpemahaman ini mereka kembali kepada pola assessment lama dengan tes –tes dan ulangan – ulangan yang cognitive based semata.

11. Kurikulum 2013

Pemerintah melakukan pemetaan kurikulum berbasis kompetensi yang pernah diujicobakan pada tahun 2004 (curriculum based competency).

Kompetensi dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan; pengetahuan,

(40)

40

keterampilan, dan sikap dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaianya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan.

Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik menguasai sekurang-kurangnya tingkkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan Tema utama kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui pengamatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi kurikulum, guru dituntut secara profesional merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna, mengorganisir pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan.

 Kelebihan :

Kurikulum 2013 sudah diteliti oleh para pakar pendidikan. Sehingga, harapannya kurikulum ini akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di masa mendatang. Oleh karena itu, ada beberapa kelebihan dari kurikulum 2013 ini yang dinilai dari para ahli pendidikan. Berikut rincian dari kelebihan tersebut:

(41)

41

1. Lebih Menekankan Kepada Pendidikan Karakter

Kelebihan pertama dari kurikulum 2013 adalah adanya kesempatan bagi lembaga pendidikan untuk lebih maksimal dalam membentuk karakter peserta didik. Menariknya, upaya pembangunan karakter dan juga budi pekerti luhur ini ditekankan pada semua program studi yang ada. Sehingga, memungkinkan karakter anak bangsa semakin terbentuk.

2. Memungkinkan Siswa Lebih Aktif, Inovatif dan Kreatif

Selain memudahkan proses pembentukan karakter, kurikulum 2013 juga memiliki keunggulan dari sisi mendorong siswa untuk lebih aktif. Karena kurikulum ini didesain secara khusus agar siswa lebih inovatif dan kreatif di dalam berbagai hal. Khususnya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi saat proses pembelajaran.

3. Lebih Responsif Terhadap Fenomena Sosial yang Ada

Tidak hanya itu, kelebihan lain dari kurikulum 2013 adalah dapat menjadikan siswa yang responsif dalam berbagai hal. Peserta didik akan diajari untuk lebih mandiri dan tanggap dalam berbagai fenomena sosial.

Baik di tingkat lokal, daerah ataupun nasional. Hal ini sangat penting dalam rangka memupuk kepedulian terhadap nasib dan masa depan bangsa.

4. Proses Penilaian Dilakukan Dari Semua Aspek

Keunggulan menarik lainnya dari kurikulum 2013 adalah adanya proses penilaian yang komprehensif. Jika pada kurikulum sebelumnya penilaian hanya dilakukan dari sisi intelektual siswa, maka kurikulum 2013 ini juga membuat suatu indikator penilaian dari aspek yang lainnya. Di antaranya adalah dari sisi kecerdasan, sikap dan karakter, sosial bahkan aspek religius.

(42)

42

5. Lembaga Memperoleh Pendampingan dari Pusat

Selain beberapa kelebihan yang telah disebutkan di atas, ada juga kelebihan lain dari kurikulum ini yang wajib Anda ketahui. Yaitu adanya pendampingan dan arahan langsung dari pemerintah pusat. Sehingga, konsepnya pun lebih mudah dan memungkinkan adanya koordinasi yang baik dengan pihak pusat. Pihak pusat pun juga akan memberikan arahan secara langsung kepada lembaga.

6. Mendorong Guru untuk Semakin Kreatif Sebagai Fasilitator Pembelajaran

Kurikulum 2013 ini juga mendorong guru agar semakin kreatif di dalam memberikan pengajaran kepada para siswa. Dimana, inovasi dan keahlian guru diperlukan agar materi yang dimaksud dapat tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami siswa. Dalam hal ini, penting bagi seorang guru untuk terbuka dan selalu berupaya mengembangkan diri menjadi lebih baik.

7. Penyediaan Fasilitas Belajar Semakin Efisien

Dengan adanya kurikulum 2013, berbagai fasilitas belajar dapat diperoleh dengan baik dan efisien. Misalnya mengenai buku ajar dan berbagai fasilitas yang lain. Dalam hal ini, sekolah sudah tidak perlu kebingungan mencari fasilitas pembelajaran yang tepat. Karena kurikulum 2013 sudah dilengkapi dengan perangkat dan fasilitas belajar yang sesuai dengan kurikulumnya.

 Kekurangan:

Meskipun ada berbagai kelebihan kurikulum 2013, tentu saja tidak lepas dari kelemahan. Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh kurikulum ini.

Kelemahan-kelemahan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari faktor kurangnya kompetensi guru, faktor materi pembelajaran untuk siswa

(43)

43

hingga faktor lembaga sekolah dan pemerintahan. Berikut adalah beberapa di antara kelemahan kurikulum ini:

1. Guru Tidak Dilibatkan dalam Pembuatan Kurikulum 2013

Kelemahan yang pertama adalah pihak guru yang cenderung tidak dilibatkan dalam proses pembuatan kurikulum. Sementara guru adalah pihak yang berinteraksi secara langsung dengan para peserta didik.

Sehingga, alangkah lebih baiknya juga kurikulum yang disusun melibatkan peran guru. Dengan demikian, hasilnya pun akan maksimal sesuai dengan kondisi lapangan.

2. Banyak Sekolah yang Masih Menerapkan KBM Konvensional Selain itu, kelemahan dari kurikulum 2013 ini adalah masih banyaknya sekolah atau lembaga pendidikan yang menerapkan kegiatan belajar mengajar konvensional. Sedangkan KBM konvensional harusnya sudah tidak diterapkan dalam kurikulum ini. Kurikulum 2013 menghendaki adanya metode dan konsep belajar yang baru dan inovatif seiring dengan berkembangnya zaman.

3. Banyaknya Guru yang Belum Memiliki Kesiapan Mental

Kelemahan lain dari kurikulum ini adalah banyaknya guru yang sebenarnya masih belum siap mental menghadapi kurikulum baru ini. Salah satu sebabnya adalah karena kurangnya kompetensi dan kapasitas guru dalam memberikan pengajaran. Sehingga, capaian dari kurikulum inipun menjadi terhambat. Maka, dibutuhkan pelatihan dan bimbingan khusus kepada semua guru.

(44)

44

4. Guru Banyak Salah Faham sehingga Kurang Memberikan Penjelasan

Selain beberapa kelemahan yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi kelemahan berikutnya yang membutuhkan evaluasi dan perbaikan. Yaitu banyaknya guru kurang tepat dalam memahami konsep kurikulum ini.

Sehingga, guru kurang memberikan penjelasan materi karena terlalu fokus kepada konsep pembelajaran aktif dan mandiri yang ditawarkan oleh kurikulum ini.

5. Dalam Menyusun RPP Guru Kurang Kreatif

Berikutnya, kelemahan kurikulum ini juga ditandai dengan masih banyaknya guru yang kurang kreatif di dalam penyusunan RPP. Padahal, RPP di sini sangat mempengaruhi hasil pembelajaran. Semakin baik RPP yang dibuat, maka hasil pembelajarannya juga akan semakin maksimal.

Lagi-lagi hal ini disebabkan karena kemampuan dan kualitas guru yang masih kurang.

6. Materi yang Wajib Dikuasai oleh Siswa Terlalu Banyak

Kelemahan berikutnya yang dimiliki oleh kurikulum 2013 adalah terlalu banyaknya materi yang diberikan kepada siswa. Bahkan, banyak yang menganggap bahwa ada beberapa materi belajar yang terlalu berat untuk usia sekian. Sehingga, beban belajar siswa menjadi semakin besar dan berat.

Dan ini akan berdampak pada terlalu tertinggalnya siswa yang berkemampuan rendah.

7. Sekolah Kurang Mandiri di dalam Menyikapi Kurikulum yang Ada Di samping itu, kurikulum 2013 juga memiliki kelemahan tersendiri dari sisi kemandirian lembaga. Jika pada kurikulum yang sebelumnya sekolah sangat independen dan dapat menentukan kurikulum sendiri, maka pada

Referensi

Dokumen terkait

Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan akhir-akhir ini telah merambah seluruh aspek bidang kehidupan umat manusia,

Inovasi pendidikan suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja.. diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai

Internet telah menciptakan sebuah ekonomi baru. Teknologi internet menimbulkan berbagai dampak dalam aspek kehidupan, tidak terkecuali perkembangan dunia bisnis dan

Globalisasi menyebabkan perkembangan teknologi informasi di era dewasa ini begitu cepat, hal ini membuat berbagai aspek kehidupan pun harus menyesuaikan diri dengan

Perkembangan teknologi informasi yang belangsung sangat pesat dalam dua dekade belakangan ini telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, tak terkecuali aktivitas belajar

Seiring dengan berkembangnya Teknologi Informasi, yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam berbagai aspek kehidupan. Kita dituntut untuk bergerak cepat

Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan besar pada berbagai segmen kehidupan masyarakat, tidak terkecuali pada bidang pendidikan yakni dengan adanya

Teknologi informasi dengan komputer sebagai jantungnya telah memasuki berbagai aspek kehidupan. Hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan komputer. Pekerjaan yang