• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANTANGAN REVOLUSI INDUSTRI KE 4 (i4.0) BAGI PENDIDIKAN VOKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TANTANGAN REVOLUSI INDUSTRI KE 4 (i4.0) BAGI PENDIDIKAN VOKASI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

TANTANGAN REVOLUSI INDUSTRI KE 4 (i4.0) BAGI PENDIDIKAN

VOKASI

Moch Bruri Triyono

ABSTRACT

ABSTRAK

Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta Email: bruritriyono@uny.ac.id

Changes in current and future labor needs fast reaction as a result of the fourth industrial revolution (i4.0). The 4th industrial revolution has technological features that blend with society and the human body, robotics, computational quantum, biotechnology, 3D printing, automation of vehicles, internet, blended virtual and physical systems. These conditions will affect the performance of vocational education that is ready for graduates to work, especially in terms of curriculum development, how to adapt and change readiness of the educators. Changes in learning in accordance with the era of i4.0 will have an impact on the role of ideal vocational education roles educator. If the role of educators is retained as a deliver of knowledge, they will lose their role by enhancing their technology and learning methods. These conditions must be addressed by increasing the competence of educators who support knowledge for exploration and creation through independent learning. The definition of new offenders should be immediately discovered through searching and research on seven domains in the vocational teacher's teaching competence. Vocational education must learn and work with industry through various data. In addition, educators should develop their own expertise including how the learners' data, career guidance through big data utilization, so that educators and learners can immediately adapt to the changes of i4.0.

Keywords: Industrial Revolution, Vocational Education, New Competencies

Perubahan kebutuhan tenaga kerja saat ini dan masa depan sudah mulai terlihat perubahannya akibat revolusi industri ke empat (i4.0). Revolusi industri ke 4 mempunyai ciri teknologi yang menyatu dengan masyarakat dan tubuh manusia, robotik, quantum komputasi, bioteknologi, 3D printing, otomasi kendaran, internet, sistem virtual dan fisik bekerjasama yang secara global. Kondisi ini akan memengaruhi kinerja pendidikan vokasi yang menyiapkan lulusannya untuk bekerja, khususnya dalam hal pengembangan kurikulum, penyesuaian perangkat pembelajaran dan kesiapan berubah para pendidiknya. Perubahan dalam pembelajaran sesuai dengan era i4.0 akan berdampak pada peran pendidikan vokasi khususnya peran pendidiknya. Jika peran pendidik masih mempertahankan sebagai penyampai pengetahuan, maka mereka akan kehilangan peran seiring dengan perkembamgan teknologi dan perubahan metode pembelajarannya. Kondisi tersebut harus diatasi dengan menambah kompetensi pendidik yang mendukung pengetahuan untuk eksplorasi dan penciptaan melalui pembelajaran mandiri. Definisi kompetensi baru harus segera ditemukan melalui penelusuran dan penelitian tentang tujuh domain dalam kompetensi mengajar guru vokasi. Pelaku pendidikan vokasi harus belajar cepat berubah bekerjasama dengan industri dan mengenali kompetensi baru seperti apa yang dibutuhkan oleh industri melalui pemanfaatan berbagai data. Selain itu, pendidik harus mengembangkan keahliannya sendiri termasuk bagaimana mengelola data peserta didik, bimbingan karir melalui pemanfaatan big data, sehingga pendidik dan peserta didik dapat segera beradaptasi terhadap perubahan i4.0.

(2)

2

PENDAHULUAN

Pendidikan vokasi yang berada di jalur

professional mempunyai tujuan yang

berbeda dengan pendidikan jalur akademi. Pendidikan vokasi lebih mengutamakan menyiapkan tenaga kerja terampil baik untuk lulusan jenjang pendidikan menengah

(SMK) maupun pendidikan tinggi

(Diploma). Sifatnya yang harus

menyesuaikan dengan kebutuhan di dunia kerja menyebabkan sifat pendidikan vokasi yang lebih lentur dan harus cepat beradaptasi terhadap perubahan. Kurikulum yang terlalu kaku akan berdampak pada kualifikasi dan kompetensi yang menjauh dari tuntutan dunia kerja. Tidak terkecuali pendidikan

guru vokasi di LPTK yang harus

memikirkan dan bertindak cepat dimulai dari penyesuaian paradigma pembelajaran yang memasukkan literasi digital pada semua

mata kuliah, terutama mata kuliah

vokasional.

Dunia kerja saat ini dan masa depan sudah

terlihat semakin mengarah pada

pemanfaatan berbagai perangkat digital, perubahan yang sangat cepat dari dunia kerja atau industri baik industri barang maupun jasa sudah dimulai dengan adanya revolusi industri ke 4. Revolusi industri ke 4 mempunyai ciri teknologi yang menyatu dengan masyarakat dan tubuh manusia, robotik, quantum komputasi, bioteknologi, 3D printing, otomasi kendaran, internet, sistem virtual dan fisik bekerjasama secara global.

Menghadapi dunia kerja yang perubahannya tidak lagi dapat diprediksi secara liner, sekaligus menghadapi revolusi industri ke 4, maka sudah saatnya pendidikan vokasi mulai menyesuaikan dengan berbagai perubahan agar siap melayani para peserta

didik yang berasal dari generasi milenial dari

sisi pedagogi, sekaligus pengaruh

digitalisasi pada teknologi di dunia kerja dari sisi i4.0. Michael Härtel:2015, “Today in all social areas, extensive digital skills are a key qualification. Like reading, writing and arithmetic, information and communication technologies (ICT), above all the internet, represent a cultural technique”, pernyataan tersebut mempertegas bahwa keterampilan digital sejajar dengan kualifikasi dasar pada

umumnya yaitu membaca, menulis,

berhitung yang harus dikuasai oleh siapapun tak terkecuali pendidik dan para peserta didik.

REVOLUSI INDUSTRI KE-EMPAT

A. REVOLUSI INDUSTRI

• Revolusi industri pertama dimulai pada abad 18-19 melalui industri pertanian, besi, tekstil, mesin uap, pertumbuhan masyarakat perkotaan dan pingiran, serta pertumbuhan penduduk yang mebutuhkan tempat tinggal yang meluas.

• Revolusi industri kedua tahun

1870-1914, berkembangnya tenaga

mekanik, baja, minyak, tenaga listrik (sampai saat ini masih ada 17% bagian dunia tanpa listrik), produksi

masal, telepon, lampu pijar,

telegram, mesin mobil,

ketenagkerjaan.

• Revolusi industri ketiga tahun 1980

sd sekarang, ditandai dengan

revolusi digital atau computer, perubahan dari analog ke digital teknologi, semi-conductor, main frame, PC, internet, otomasi, TIK meskipun saat ini masih sekitar 50% dunia kekurangan akses internet. Sedangkan revolusi industri ke empat seperti yang tersebutkan di

(3)

3

depan berciri teknologi yang

menyatu dengan masyarakat dan tubuh manusia, robotik, quantum

komputasi, bioteknologi, 3D

printing, otomasi kendaran, internet, sistem virtual dan fisik bekerjasama secara global.

Revolusi industri selalu berdampingan

dengan munculnya ekonomi baru,

perpaduan antara digitalisasi, generasi

milenial, serta revolusi industri

memunculkan industri kreatif yang kunci ada pada kreatifitas individu yang didukung

oleh perkembangan teknologi digital.

Industri kreatif sering disebut sebagai industri budaya atau ekonomi kreatif yang termasuk dalam ciri-ciri revolusi indusri keempat tentang teknologi yang menyatu dengan masyarakat, internet dan system virtual dan fisik yang bekerjasama secara global. Beberapa contoh yang bercirikan i4.0 adalah perusahaan Uber, Grab, Gojek, Gofood, Traveloka, Alibaba, Facebook, online shop, serta berbagai industri dan otomasi yang memanfaatkan digitalisasi dalam aktifitas kerjanya.

Revolusi industri ke empat melalui

digitalisasi diberbagai bidang akan

menghubungkan jutaan manusia melalui web, secara tajam meningkatkan efesiensi bisnis dan organisasi, serta memperbarui lingkungan hidup melalui manajemen asset yang lebih baik (Klaus Schwab: 2017). Selain itu, revolusi industri yang sangat cepat perkembangannya, telah merubah disiplin keahlian yang mengkombinasikan multiple teknologi untuk kinerja otomasi sehingga menggeser bidang keahlian yang bersifat mono seperti teknik mesin, listrik, bangunan serta lainnya, selanjutnya akan

memunculkan bidang keahlian yang

dibutuhkan untuk mengatasi dan

menerapkan teknologi baru sehingga kondisi

ini dapat merubah seluruh system

pembelajaran yang sudah biasa

dilaksanakan.

Keuntungan atau manfaat yang besar dari revolusi industri ke empat dari sisi konsumen adalah selalu ada produk baru dan paling baru artinya perubahan jenis dan kualitas produk terus dan cepat berkembang

seiring dengan peningkatan layanan,

efisiensi dan produktifitas. Selain itu tantangan besar dalam hal ketidak setaraan keadilan antara pemilik dan pekerja, memunculkan keadaan apakah hidup saya

akan tergangu?, apakah saya akan

kehilangan pekerjaan?. Kondisi ini akan

berlangsung seiring dengan mulainya

revolusi i4.0, kegamangan untuk mulai menyesuaikan melalui diri sendiri dan lingkungan akan semakin menjauhkan kualifikasi seseorang dengan kebutuhan

kerjanya yang pada akhirnya akan

meningkatkan ketidakmampuan seseorang terhadap perubahan di dunia kerja. Padahal trends 2025 (world economic forum 2017) akan ditandai dengan 10% masyarakat akan menggunakan baju yang terkonesi dengan internet, 10% kacamata baca akan terhubung dengan internet, digitalisasi pajak, 90% penduduk menggunakan smart phone, 80% masyarakat akan menggunakan internet untuk interaksi hariannya.

Penggerak revolusi industri i4.0 secara fisik dapat dilihat melalui penggunaan mobil yang mampu bergerak sendiri artinya bukan sekedar otomasi gerak kendaran, akan tetapi termasuk manajemen kinerja kendaraan itu sendiri. Selain itu printing 3D akan nyata digunakan untuk memproduksi barang, sehingga produk barang tersebut tidak selalu harus masal akan tetapi lebih bersifat seperti yang diinginkan oleh pelanggan atau konsumennya. Perkembangan robot yang terus berkolaborasi antara manusia dengan mesin serta penggunaan material cerdas

yang ringan, bersih dan

(4)

4 penggerak i4.0. Di sisi lain, peran digital dalam hal internet untuk berhubungan antar manusia, sensor, remote monitor serta uang digital dan peran biologi dalam hal genetika, biologi sintetik, dan rekayasa juga sebagai penggerak i4.0.

Dampak i4.0 pada ketenagakerjaan

merupakan data yang sangat bermanfaat untuk pengembangan dan penyesuaian pendidikan dan pelatihan di pendidikan vokasi. Dampak tersebut antara lain sifat

pekerjaan, kemampuan beradaptasi,

kecepatan untuk berubah, dan pekerja pengganti. Sementara itu dampak yang lain adalah tidak menciptakan pekerjaan baru, ada pemohon sebagai pekerja baru untuk kerja yang sudah ada,, pertumbuhan pekerja dengan gaji tinggi, pekerja kognitif dan

kreatif, mengurangi pekerjaan yang

berpenghasilan rendah, bersifat rutin atau

pengulangan kerja, keterampilan

rendah/bayaran rendah vs keterampilan tinggi / bayaran tinggi.

Dampak terhadap keterampilan adalah

bagaimana menyesuaikan keterampilan

yang sudah mereka punyai dengan

kebutuhan di dunia kerja. Kebutuhan kritis untuk mengantisipasi trend dan kebtuhan tenaga kerja masa depan, variasi trend tersebut diciptakan oleh industri dan kondisi geographi. Selain itu persentase kebutuhan keterampilan di tahun 2020 antara lain diprediksi: • Kemampuan kognitif 52% • Keterampilan system 42% • Mengatasi masalah komplek 40% • Keterampilan konten 40% • Keterampilan proses 39% • Keterampilan social 37% • Keterampilan manajemen sumber daya 36% • Keterampilan teknik 33% • Kemampuan yang bersifat fisik 31% Persentase tersebut merupakan data yang dapat digunakan untuk menyesuaikan kurikulum serta strategy pembelajarannya di semua program studi pendidikan vokasi.

B. PERAN DAN KOMPETENSI BARU DI PENDIDIKAN VOKASI

Perubahan dalam pembelajaran sesuai dengan era i4.0 akan berdampak pada peran

pendidikan vokasi khususnya peran

pendidiknya. Jika peran pendidik masih

mempertahankan sebagai penyampai

pengetahuan, maka mereka akan kehilangan

peran seiring dengan perkembamgan

teknologi dan perubahan metode

pembelajarannya. Kondisi tersebut harus diatasi dengan menambah kompetensi pendidik yang mendukung pengetahuan untuk eksplorasi dan penciptaan melalui pembelajaran mandiri. Definisi kompetensi baru harus segera ditemukan melalui penelusuran dan penelitian tentang tujuh domain dalam kompetensi mengajar guru vokasi (Ye-weon Jeon, dkk: 2017) yaitu teaching design, teaching and learning guidance, research on teaching content, research on teaching methods, career and

interpersonal relationship guidance,

management support for school and class, cooperation

Selain peran pendidik, pendidikan vokasi harus menyiapkan bimbingan karir dan pengembangan karir peserta didik, lebih mengutamakan kompetensi lulusannya nanti seperti apa daripada ijasahnya, membentuk akses untuk pendidikan yang global,

meningkatkan personal development

khususnya tentang keterampian sosial. Selain itu untuk penataan kelembagaan, program studi yang ada tidak perlu diganti dengan yang baru akan tetapi lebih pada

(5)

5 menyesuaikan sesuatu yang baru kedalam

program studi yang sudah ada,

meningkatkan kinerja pendidikan vokasi pada level yang lebih tinggi dengan menerapkan model pembelajaran problem

solving dan berpikir system, serta

keterhubungan dengan pihak industri yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Dalam kontek pembelajaran abad 21, pembelajaran yang menerapkan kreativitas, berpikir kritis, kerjasama, keterampilan

komunikasi, kemasyarakatan dan

keterampilan karakter, tetap harus

dipertahankan bahwa sebagai lembaga pendidikan vokasi peserta didik tetap

memerlukan kemampuan teknik.

Pemanfaatan berbagai aktifitas

pembelajaran yang mendukung i4.0

merupakan keharusan dengan model

resource sharing dengan siapapun dan dimanapun, pembelajaran kelas dan lab dengan augmented dengan bahan virtual,

bersifat interaktif, menantang, serta

pembelajaran yang kaya isi bukan sekedar lengkap.

Melalui kesadaran terhadap tantangan yang sudah ada di dunia kerja melalui revolusi i4.0, dan kesiapan untuk berubah akan

mendekatkan pendidikan vokasi pada

kondisi ketenagakerjaan sekarang dan masa depan.

SIMPULAN

Revolusi industri ke empat sedang

berlangsung, masyarakat dihadapkan pada

perubahan gaya hidup, perubahan industri, pasar kerja, dan pendidikan. Pendidik harus mampu menanggapi perubahan ini, peran penyampai pengetahuan segera berubah

menjadi peran pendamping untuk

menemukan dan menciptakan melalui belajar mandiri. Untuk hal tersebut pendidik

vokasi harus belajar cepat berubah

bekerjasama dengan industri dan mengenali

kompetensi baru seperti apa yang

dibutuhkan oleh industri melalui

pemanfaatan berbagai data. Selain itu,

pendidik harus mengembangkan

keahliannya sendiri termasuk bagaimana mengelola data peserta didik, bimbingan karir melalui pemanfaatan big data, sehingga pendidik dan peserta didik dapat segera beradaptasi terhadap perubahan.

DAFTAR RUJUKAN

Global Risk Report, World Economic Forum

Michael Härtel:

www.unevoc.unesco.org/up/ICT_TV ET_UNEVOC_Haertel_ELA2015.pd f

Klaus Schwab: word economic forum: https://www.weforum.org/about/the- fourth-industrial-revolution-by-klaus-schwab

Ye-weon Jeon, dkk, 2017 Developing the competencies of vocational teachers in the age of 4th industrial revolution, the 13th AASVET annual conference 22 Oktober 2017, Seoul

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendapatkan parameter tanah yang tidak diujikan oleh konsultan tanah sebagai data masukan pada program Plaxis maka dilakukan korelasi antara parameter tanah

Hasil penelitian menggunakan metode pipesim dan dilakukan simulasi dengan skenario pertama yaitu memanfaatkan fasilitas yang telah ada dan dilakukan dengan Pad yang terdekat

Penelitian lain dilakukan oleh (Kurniati et al., 2018) yang menunjukan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dapat melatih keterampilan berpikir

Data didapatkan dengan cara observasi secara langsung ke Warung Kedai Kopi kota Bekasi yang digunakan sebagai objek penelitian dan juga wawancara kepada pemilik

Sebagaimana GKI Kebayoran Baru memaknai dirinya sebagai gereja yang misioner, bagaimana selanjutnya enam konstanta misi yang dipahaminya tersebut diletakkan dalam artikulasi

Pemilihan populasi tersebut karena standar mahasiswa profesi kedokteran gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk lulus, yaitu

Oleh karena itu dalam rangka Dies Natalis Universitas Diponegoro ke 55 pada tanggal 15 September 2012 telah diselenggarakan Seminar Nasional Ilmu Komputer dengan tema

• Nilai semua variabel keputusan pada solusi sub masalah 1 bernilai integer dengan nilai Z = 9 sehingga nilai ini menjadi batas bawah (lower bound).. Oleh karena itu,