• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING SEBAGAI PENENTUAN HARGA JUAL (Studi Kasus : Warung Kedai Kopi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING SEBAGAI PENENTUAN HARGA JUAL (Studi Kasus : Warung Kedai Kopi)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING SEBAGAI PENENTUAN HARGA JUAL

(Studi Kasus : Warung Kedai Kopi) Ashar Basyir

Fakulta Ekonomi, Universitas Gunadarma ashar@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK

Warung Kedai Kopi is a Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sector engaged in the culinary sector, especially coffee drinks. This producer is located in the Bekasi area. The formulation of the problem in this research is how to calculate the cost of production of coffee made by the Coffee Shop. Second, how to calculate the cost of production of coffee using the full costing method and how to calculate the cost of production of coffee using the full costing method in determining the selling price.

This study uses primary data as a data source. Data obtained by direct observation at the Bekasi City Coffee Shop which is used as the object of research and also interviews with the Coffee Shop owner regarding the costs that have been incurred during the production process including, raw material costs, direct labor costs, and costs. factory overhead. The variables that the author will use in this study are determining the cost of the product, implementing full costing and determining the selling price.

The analysis technique used in this research is quantitative analysis. The calculation is made from data costs incurred during the production process, which consists of; raw material costs, labor costs, and factory overhead costs. There are two approaches to calculating cost elements into production costs: full costing and variable costing. How to calculate the cost of goods manufactured and to determine the selling price in this study the author uses the full costing method.

The results showed that the selling price according to the Full Costing method has a difference of Rp. 334 for Milk Coffee, Rp. 336 for Hazelnut Coffee and Rp. 333 for Vanilla Coffee. The selling price generated by the company is lower than the Cost Plus Pricing method because the company only includes the elements of raw material costs, auxiliary material costs, labor costs and factory overhead costs in the form of electricity costs and rental costs, while when using the full costing method includes costs with very detailed, namely the cost of raw materials, the cost of supporting materials, labor costs and factory overhead costs which include rental costs, electricity costs and machine depreciation costs.

(2)

2 PENDAHULUAN

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu unit perekonomian yang ada di Indonesia. Bergerak di berbagai sektor bisnis dengan lingkup modal yang relatif kecil tentunya UMKM akan jadi harapan bagi masyarakat untuk membangun jiwa bisnis atau usaha yang ingin dibangun. Seiring dengan berkembangnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia masih memiliki beberapa kendala dan keterbatasan, salah satu kendala dan keterbatasan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah kurangnya pemahaman dalam bidang pembukuan atau akuntansi. Keterbatasan akan pemahaman pembukuan di sektor UMKM tentunya akan menjadi masalah dalam hal keuangan yang pelaku usaha tersebut miliki, dengan didukungnya sistem pencatatan yang bagus akan memperlihatkan bagaimana secara keuangan usaha yang dijalankan tersebut akan ada hasilnya atau nihil.

Penentuan harga pokok produk pada sektor UMKM masih menggunakan metode yang sederhana dan belum sesuai dengan prinsip akuntansi biaya, sehingga berdampak pada ketidaksesuaiaan informasi yang akan menimbulkan pembebanan biaya yang tidak tepat. Hal ini mengakibatkan berbagai macam masalah karena produk yang dihasilkan tidak benar-benar menggambarkan biaya yang sesungguhnya terjadi dalam proses produksi, sebagai dampak ketidaksesuaian biaya tersebut dapat mengakibatkan munculnya perbedaan biaya yang tidak tepat, yang dapat menyebabkan harga pokok produksi pada produk yang terlalu rendah (under costing) atau yang terlalu tinggi (over costing) yang akan mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan. Penentuan harga jual yang tidak tepat juga berakibat fatal pada masalah keuangan perusahaan atau badan usaha dan akan mempengaruhi keberlanjutan usaha tersebut, ketidaktepatan tersebut akan menimbulkan resiko pada perusahaan, misalnya kerugian yang terus menerus atau menumpuknya produk digudang karena macetnya pemasaran.

Warung Kedai Kopi merupakan usaha yang bergerak di bidang kuliner, khususnya minuman kopi yang didirikan pada tahun 2019. Usaha ini menghasilkan produk utama berupa minuman kopi. Penentuan harga pokok produksi perusahaan masih menggunakan cara yang sederhana dan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi biaya, perusahaan belum menghitung seluruh biaya secara terperinci selama proses produksi dalam menghitung harga pokok produksi, hal ini akan menyebabkan harga jual terlalu tinggi atau terlalu rendah dipasaran sehingga akan berpengaruh pada laba yang diperoleh UMKM, untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam perhitungan biaya produksi dan agar menghasilkan biaya yang efisien diperlukan suatu metode yang tepat. Metode yang digunakan dalam menghitung biaya produksi dalam peneltian ini adalah metode full costing. Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan seberapa pentingnya bagi pengusaha/manajemen mengelola dalam menentukan harga pokok produk dan menentukan metode untuk menetapkan harga jual produk penulis tertarik

(3)

3

melakukan penelitian dengan judul ā€œAnalisis Penentuan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing sebagai Penentuan Harga Jual. Studi Kasus Warung Kedai Kopiā€.

Penelitian ini berusaha merumuskan, pertama, bagaimana perhitungan harga pokok produksi kopi yang dilakukan oleh Warung Kedai Kopi?. Kedua, bagaimana perhitungan harga pokok produksi kopi dengan metode full costing dan bagaimana perhitungan harga pokok produks kopi dengan metode full costing dalam menentukan harga jual?. Tujuan penelitian ini, pertama, menganalisis perhitungan Harga Pokok Produksi kopi pada Warung Kedai Kopi dengan menggunakan metode yang digunakan perusahaan. Kedua, menganalisis Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Warung Kedai Kopi dengan menggunakan metode Full Costing. Ketiga, menganalisis perhitungan Harga Pokok Produksi pada Warung Kedai Kopi dengan menggunakan metode Full costing dalam menentukan Harga Jual.

Beberapa studi tentang Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing sebagai dasar penentuan harga jual dilakukan oleh; pertama, Fergiawan Akbar yang berjudul perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing sebagai dasar penentuan harga jual (Studi Kasus UKM Rengginang Sari Ikan di Sumenep). Hasil penelitiannya adalah Perhitungan harga pokok produksi yang selama ini dilakukan oleh UKM Rengginang Sari Ikan masih sangat sederhana. Masih terdapat biaya overhead yang dihitung dalam proses produksi seperti biaya bahan penolong., biaya perawatan dan pemeliharaan peralatan serta biaya penyusutan peralatan. Kedua, Mifta Maghfirah dan Fazli Syam BZ (2016) dengan judul Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Penerapan Metode Full Costing Pada UMKM Kota Banda Aceh. Hasil penelitian ini adalah Hasil menunjukkan bahwa perolehan harga pokok produksi menggunakan metode full costing telah mencakup semua biaya kegiatan produksi selama proses produksi terjadi, sehingga harga pokok produksi menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh usaha tahu kota Banda Aceh, walaupun masih terdapat biaya overhead yang belum dimasukkan seperti biaya tenaga kerja tidak langsung dikarenakan pimpinan usaha juga terlibat langsung dalam proses produksi. Ketiga, Gunawan, Selamat Kurnia, Muhammad Siddik Hasibuan (2016) yang berjudul Analisis Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) Menentukan Harga Penjualan yang Terbaik untuk UKM. Hasil penelitian ini antara lain sistem sebagai indikator untuk mengetahui harga pokok suatu produk. Sistem yang dibuat berdasarkan metode full costing dimana dalam metode ini menghitung seluruh biaya penuh dalam pembuatan produk. Dengan adanya sistem, penentuan harga pokok produksi menjadi stabil, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Sistem mempermudah cara kerja sehingga pemanfaatan waktu dilakukan secara efisien. Sistem mendukung kualitas sumber daya manusia dalam perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.

(4)

4 METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan data primer sebagai sumber data. Data didapatkan dengan cara observasi secara langsung ke Warung Kedai Kopi kota Bekasi yang digunakan sebagai objek penelitian dan juga wawancara kepada pemilik Warung Kedai Kopi tersebut mengenai biaya-biaya yang sudah dikeluarkan selama proses produksi meliputi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.Varibel yang akan digunakan penulis pada penelitian ini adalah penentuan harga pokok produk, penerapan full costing dan penetapan harga jual.

Definisi operasional variabel antara lain; Harga Pokok Produk menurut Hansen dan Mowen (2009) merupakan biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan oleh biaya manukfaktur dari biaya langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Sedangkan, Harga pokok produksi menurut Mulyadi (2014) merupakan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Berdasarkan pengertian kedua para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan harga pokok produksi adalah biaya yang digunakan untuk keperluan atau kepentingan suatu perusahaan dalam kegiatan produksi. Full Costing Method, menurut Mulyadi (2014) metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variable maupun tetap yang dibebankan ke produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Cara penentuan harga jual tersebut dikenal dengan Pendekatan Cost-Plus (Cost Plus Approch). Pengertian Cost Plus, adalah nilai biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (mark-up) yang ditentukan. Penetapan harga jual, menurut Mulyadi (2014) ā€œpada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark-upā€. Menurut Kotler dan Keller (2009) menyatakan harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Laksana (2008) menyatakan beberapa tujuan penetapan harga jual yaitu; Profit maximalization pricing (maksimalisasi keuntungan). Market share pricing (pendapatan laba untuk merebut pangsa pasar), Market skimming pricing, Current revenue pricing (penetapan laba untuk pendapatan maksimal), Target profit pricing dan Promotional pricing (penetapan harga untuk promosi).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu; metode wawancara dan pengamatan. Metode wawancara dilakukan dengan cara mendatangi langsung objek yang akan diteliti dan peneliti akan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan kepada

(5)

5

pihak yang terkait seputar masalah yang akan dibahas pada penelitian. Sedangkan, metode pengamatan dilakukan dengan cara mendatangi perusahaan yang menjadi objek penelitian, untuk mendapatan informasi yang dibutuhkan oleh penulis seputar biaya-biaya yang dikeluarkan, penulis mendatangi langsung perusahaan yang dituju.

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Penghitungan dilakukan dari data biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi yang terdiri dari; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Menurut Mulyadi (2014) metode penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya produksi. Cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi terdapat dua pendekatan: full costing dan variable costing.Cara menghitung harga pokok produksi dan untuk menentukan harga jual pada penelitian ini penulis menggunakan metode full costing, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Biaya Produksi :

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx

Biaya overhead pabrik tetap xx +

Total biaya produksi xx

Biaya Non Produksi

Biaya administrasi dan umum xx

Biaya pemasaran xx +

Total biaya non produksi xx +

Harga Pokok Produksi xx

Setelah menentukan harga pokok produksi. Metode yang akan digunakan untuk menetapkan harga jual. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :

Harga Jual per Unit = Biaya yang Dipengaruhi Langsung dengan Volume (per unit) + Presentase Markup Presentase Markup = Laba yang Diharapkan + Biaya nonproduksi

(6)

6 Hasil Pengumpulan Data dan Uji Data

Warung Kedai Kopi merupakan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) jenis minuman kopi. Produsen ini beralamatkan Jl.Sersan Aswan No.88 RT.001/RW.012 Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur. Upaya untuk memudahkan proses pemasaran dan penjualan. Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian semua jenis kopi yang Warung Kedai Kopi jual. Dibawah ini adalah jenis kopi, unit produksi dan jumlah keseluruhan pada bulan September 2020.

Tabel 1

Jumlah Produksi Warung Kedai Kopi September 2020

No. Jenis Produk Unit (Cup) Harga (Per Cup) Jumlah Presentase 1 Kopi Susu 186 Rp 14.000 Rp 2.100.000 31% 2 Kopi Hazelnut 215 Rp 15.000 Rp 3.750.000 36% 3 Kopi Vanila 199 Rp 15.000 Rp 3.000.000 33% Jumlah 600 Rp 8.850.000 100%

Sumber: Warung Kedai Kopi, 2020 1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku untuk memproduksi kopi dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2

Biaya Bahan Baku September 2020

No Jenis Kopi Bahan Baku Kuantitas Harga (Satuan)

1 Kopi Susu

1. Biji Kopi 2. Susu Fresh Milk 3. Gula Aren Cair

1 kg 7 liter 1 kg Rp 160.000 Rp 19.000 Rp 63.000 2 Kopi Hazelnut 1. Biji Kopi 2. Susu Fresh Milk 3. Perisa Hazelnut 4. Gula Putih 1 kg 10 liter 3 liter 1 kg Rp 160.000 Rp 19.000 Rp 90.000 Rp 18.000 3 Kopi Vanila 1. Biji Kopi 2. Susu Fresh Milk 3. Perisa Vanilla 1 kg 10 liter 3 liter Rp 160.000 Rp 19.000 Rp 90.000

(7)

7

No Jenis Kopi Bahan Baku Kuantitas Harga (Satuan) 4. Gula Putih 1 kg Rp 18.000 Sumber: Warung Kedai Kopi, 2020

Biaya bahan baku untuk memproduksi kopi susu dapat dilihat pada tabel 3 : Tabel 3 :

Perhitungan Biaya Bahan Baku Kopi Susu September 2020

No Bahan Baku Kuantitas Harga (Satuan) Total 1

2 3

Biji Kopi Susu Fresh Milk Gula Aren Cair

1 kg 7 liter 1 kg Rp 160.000 Rp 19.000 Rp 63.000 Rp 160.000 Rp 133.000 Rp 63.000

Total Biaya Bahan Baku Rp 356.000

Sumber: Warung Kedai Kopi, 2020

Biaya bahan baku untuk memproduksi kopi Hazelnut dapat dilihat pada tabel 4 : Tabel 4 :

Perhitungan Biaya Bahan Baku Kopi Hazelnut September 2020

No Bahan Baku Kuantitas Harga (Satuan) Total 1

2 3 4

Biji Kopi Susu Fresh Milk Perisa Hazelnut Gula Putih 1 kg 10 liter 3 liter 1 kg Rp 160.000 Rp 19.000 Rp 90.000 Rp 18.000 Rp 160.000 Rp 190.000 Rp 270.000 Rp 18.000

Total Biaya Bahan Baku Rp 638.000

Sumber: Warung Kedai Kopi, 2020

Biaya bahan baku untuk memproduksi kopi Vanilla dapat dilihat pada tabel 5 : Tabel 5 :

Perhitungan Biaya Bahan Baku Kopi Vanilla September 2020

No Bahan Baku Kuantitas Harga (Satuan) Total 1

2 3 4

Biji Kopi Susu Fresh Milk Perisa Vanilla Gula Putih 1 kg 8 liter 3 liter 1 kg Rp 160.000 Rp 19.000 Rp 65.000 Rp 18.000 Rp 160.000 Rp 152.000 Rp 195.000 Rp 18.000

Total Biaya Bahan Baku Rp 525.000

(8)

8 2. Biaya Bahan Penolong

Biaya penolong atau pembantu dalam proses produksi kopi di Warung Kedai Kopi. Biaya bahan penolong dihitung berdasarkan jenisnya.

Tabel 6 :

Perhitungan Biaya Bahan Penolong Kopi Susu September 2020

No Bahan Penolong Kuantitas Harga (Satuan) Total 1 2 3 4 5 Es Batu Kristal Gelas Plastik Sedotan Sealer Air Mineral 5 kg 250 cup 250 pcs 250 pcs 1 liter Rp 3.000 Rp 600 Rp 300 Rp 40 Rp 5.000 Rp 15.000 Rp 150.000 Rp 75.000 Rp 10.000 Rp 5.000

Total Biaya Bahan Penolong Rp 255.000

Sumber: Warung Kedai Kopi, 2020 Tabel 7 :

Perhitungan Biaya Bahan Penolong Kopi Hazelnut September 2020

No Bahan Penolong Kuantitas Harga (Satuan) Total 1 2 3 4 5 Es Batu Kristal Gelas Plastik Sedotan Sealer Air Mineral 15 kg 250 cup 250 pcs 250 pcs 1 liter Rp 3.000 Rp 600 Rp 300 Rp 40 Rp 5.000 Rp 45.000 Rp 150.000 Rp 75.000 Rp 10.000 Rp 5.000

Total Biaya Bahan Penolong Rp 285.000

Sumber: Warung Kedai Kopi, 2020 Tabel 8 :

Perhitungan Biaya Bahan Penolong Kopi Vanilla September 2020

No Bahan Penolong Kuantitas Harga (Satuan) Total 1 2 3 4 5 Es Batu Kristal Gelas Plastik Sedotan Sealer Air Mineral 10 kg 250 cup 250 pcs 250 pcs 1 liter Rp 3.000 Rp 600 Rp 300 Rp 40 Rp 5.000 Rp 3.000 Rp 150.000 Rp 75.000 Rp 10.000 Rp 5.000

(9)

9

No Bahan Penolong Kuantitas Harga (Satuan) Total

Total Biaya Bahan Penolong Rp 270.000

Sumber: Warung Kedai Kopi, 2020 3. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang digunakan untuk membayar gaji atau upah para pekerja yang terlibat pada proses produksi sampai proses penjualan berlangsung. Berikut data biaya tenaga kerja langsung pada Warung Kedai Kopi:

Tabel 9 :

Biaya Tenaga Kerja Langsung September 2020

Keterangan Upah/hari

Jumlah

Hari Karyawan Jumlah

Produksi Rp 30.000 30 2 Rp 1.800.000

Sumber: Warung Kedai Kopi, 2020 4. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegitan usaha atau produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, berikut adalah biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan:

Tabel 10 :

Biaya Overhead Pabrik September 2020 No Keterangan Total Biaya/Bulan 1 Biaya Sewa Rp 1.500.000 2 Biaya Listrik Rp 500.000 3 Biaya Depresiasi :

1. Dep. Mesin Kopi Ekspreso 2. Dep. Mesin Sealer

3. Dep. Mesin Grinder Kopi 4. Dep. Mesin Alat Vietnam Kopi 5. Dep. Kulkas

Total Biaya Depresiasi

Rp 41.666 Rp 14.583 Rp 16.666 Rp 2.083 Rp 58.750 Rp 133.748 Total Biaya Overhead Pabrik Rp 2.133.748

(10)

10

5. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Warung Kedai Kopi

Perusahaan masih menggunakan cara tradisional. Perusahaan hanya memasukan unsur-unsur yang meliputi biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang meliputi biaya listrik dan biaya sewa tempat saja. Perusahaan tidak memasukan biaya overhead pabrik secara lengkap seperti biaya penyusutan mesin kopi, biaya penyusutan mesin sealer, biaya penyusutan mesin grinder kopi, biaya penyusutan alat Vietnam dan biaya penyusutan kulkas yang seharusnya dialokasikan dalam menghitung harga pokok produksi. Perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 11 :

Perhitungan Harga Pokok Produksi (Perusahaan) September 2020

Keterangan

Perhitungan Perusahaan

Kopi Susu Kopi Hazelnut Kopi Vanila Biaya Bahan Baku Rp 356.000 Rp 638.000 Rp 525.000 Biaya Bahan Penolong Rp 255.000 Rp 285.000 Rp 270.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 558.000 Rp 648.000 Rp 594.000 Biaya Overhead Pabrik Rp 620.000 Rp 720.000 Rp 660.000 Total Rp 1.789.000 Rp 2.291.000 Rp 2.049.000 Jumlah Produksi Kopi 186 (Cup) 215 (Cup) 199 (Cup) Harga Pokok Produksi Rp 9.618 Rp 10.655 Rp 10.296

Sumber: Warung Kedai Kopi, 2020

6. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing

Dalam perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan terdapat kelemahan yaitu tidak memasukan biaya penyusutan mesin kopi, mesin sealer, mesin grinder kopi, alat vietnam dan kulkas. Hal tersebut berdampak pada harga pokok lebih kecil sehingga penulis menyarankan untuk memasukan unsur biaya penyusutan tersebut. Berikut ini adalah perhitungan biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

(11)

11 Tabel 12 : Perhitungan Penyusutan September 2020 No Nama Barang Harga Perolehan Nilai Sisa Umur Ekonomis Depresiasi Per Tahun Depresiasi Per Bulan (0) (1) (2) (3) (4) (5) = (2-3)/4 (6) = 5/12

1. Mesin Kopi Rp 2.000.000 0 4 tahun Rp 500.000 Rp 41.666 2. Mesin Sealer Rp 700.000 0 4 tahun Rp 175.000 Rp 14.583 3. Mesin Grinder Kopi Rp 800.000 0 4 tahun Rp 200.000 Rp 16.666 4. Alat Vietnam Kopi Rp 100.000 0 4 tahun Rp 25.000 Rp 2.083 5. Kulkas Rp 2.820.000 0 4 tahun Rp 705.000 Rp 58.750

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan perhitungan biaya overhead pabrik maka perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 13 :

Perhitungan HPP Menggunakan Metode Full Costing September 2020

Alokasi Biaya

Full Costing

Kopi Susu Kopi Hazelnut Kopi Vanila Biaya Bahan Baku Rp 356.000 Rp 638.000 Rp 525.000 Biaya Bahan Penolong Rp 255.000 Rp 285.000 Rp 270.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 558.000 Rp 648.000 Rp 594.000 Biaya Overhead Pabrik Rp 661.461 Rp 768.149 Rp 704.136 Total Rp 1.830.461 Rp 2.339.149 Rp 2.093.136 Jumlah Produksi Kopi 186 (Cup) 215 (Cup) 199 (Cup) Harga Pokok Produksi Rp 9.841 Rp 10.879 Rp 10.518

Sumber: Data Diolah, 2020

Perhitungan terhadap harga pokok produksi menggunakan metode full costing dapat diperoleh biaya untuk memproduksi kopi susu dengan biaya bahan baku sebesar Rp.356.000, biaya bahan penolong sebesar Rp.255.000, biaya tenaga kerja sebesar Rp.558.000, biaya overhead pabrik sebesar Rp.661.461, oleh karena itu, didapat harga pokok produksi untuk kopi susu adalah sebesar Rp.1.830.461. Biaya untuk memproduksi kopi hazelnut dengan biaya bahan baku sebesar Rp.638.000, biaya bahan penolong sebesar Rp.285.000, biaya tenaga kerja

(12)

12

sebesar Rp.648.000, biaya overhead pabrik sebesar Rp.768.149. Maka didapat harga pokok produksi untuk kopi hazelnut adalah sebesar Rp.2.339.149. Biaya untuk memproduksi kopi vanilla dengan biaya bahan baku sebesar Rp.525.000, biaya bahan penolong sebesar Rp.270.000, biaya tenaga kerja sebesar Rp.594.000, biaya overhead pabrik sebesar Rp 704.136. Maka didapat harga pokok produksi untuk kopi vanilla adalah sebesar Rp.2.093.136.

7. Perbandingan Harga Pokok Produksi Menurut Warung Kedai Kopi dengan Metode Full Costing

Tabel 14 :

Perbandingan HPP Menurut Perusahaan Dengan Metode Full Costing September 2020

Jenis Kopi Perusahaan Full Costing Selisih Kopi Susu Rp 9.618 Rp 9.841 Rp 223 Kopi Hazelnut Rp 10.665 Rp 10.879 Rp 214 Kopi Vanilla Rp 10.296 Rp 10.518 Rp 222

Sumber: Data Diolah, 2020

Data diatas dapat di ketahui adanya selisih harga pokok produksi menurut metode Warung Kedai Kopi dan metode full costing pada Kopi susu sebesar Rp.223. Kopi Hazelnut sebesar Rp.214 dan Kopi Vanilla sebesar Rp.222. perhitungan harga pokok produksi menurut metode full costing lebih besar dari perhitungan menurut Warung Kedai Kopi. Perbedaan ini dikarenakan perusahaan tidak memasukan unsur biaya overhead pabrik secara lengkap seperti biaya penyusutan mesin dalam menghitung harga pokok produksi.

8. Perhitungan Harga Jual Menggunakan Metode Warung Kedai Kopi Tabel 15 :

Perhitungan Harga Jual Menggunakan Metode Warung Kedai Kopi September 2020

Alokasi Biaya

Perusahaan Kopi Susu Kopi

Hazelnut

Kopi Vanila

Biaya Bahan Baku Rp 356.000 Rp 638.000 Rp 525.000 Biaya Bahan Penolong Rp 255.000 Rp 285.000 Rp 270.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 558.000 Rp 648.000 Rp 594.000 Biaya Overhead Pabrik Rp 620.000 Rp 720.000 Rp 660.000 Total Harga Pokok Produksi Rp 1.789.000 Rp 2.291.000 Rp 2.049.000

(13)

13

Melihat hasil perhitungan data di atas Warung Kedai Kopi melakukan estimasi untuk menentukan harga jual produknya. Adapun cara yang Warung Kedai Kopi lakukan untuk menentukan harga jual yaitu dengan cara seperti dibawah ini.

a. Perhitungan Harga Jual Kopi Susu

Biaya Per Cup =

= = HPP / Jumlah Cup Rp 1.789.000 / 186 Cup Rp 9.618 Harga Jual = = = = HPP + (% Laba x HPP) Rp 1.789.000 + (50% x Rp 1.789.000 Rp 1.789.000 + Rp 894.000 Rp 2.638.500 Harga Jual Per Cup =

= =

Harga Jual / Jumlah Cup Rp 2.638.500 / 186 Cup

Rp 14.427 Per Cup (Kopi Susu)

b. Perhitungan Harga Jual Kopi Hazelnut

Biaya Per Cup =

= = HPP / Jumlah Cup Rp 2.291 / 215 Cup Rp 10.665 Harga Jual = = = = HPP + (% Laba x HPP) Rp 2.291.000 + (50% x Rp 2.291.000 Rp 2.291.000 + Rp 1.145.500 Rp 3.436.500 Harga Jual Per Cup =

= =

Harga Jual / Jumlah Cup Rp 3.436.500 / 215 Cup

Rp 15.983 Per Cup (Kopi Hazelnut)

c. Perhitungan Harga Jual Kopi Vanilla

Biaya Per Cup =

= = HPP / Jumlah Cup Rp 2.049.000 / 199 Cup Rp 10.296 Harga Jual = = = HPP + (% Laba x HPP) Rp 2.049.000 + (50% x Rp 2.049.000 Rp 2.049.000 + Rp 1.024.500

(14)

14

= Rp 3.073.500 Harga Jual Per Cup =

= =

Harga Jual / Jumlah Cup Rp 3.073.500 / 199 Cup

Rp 15.444 Per Cup (Kopi Vanilla)

Melihat hasil perhitungan data diatas, perhitungan harga jual menurut Warung Kedai Kopi diatas didapat harga jual per cup kopi susu sebesar Rp. 14.427, harga jual per cup kopi hazelnut sebesar Rp. 15.983 dan harga jual per cup kopi vanilla sebesar Rp. 15.444.

9. Perhitungan Harga Jual Es Kopi Menggunakan Metode Full Costing

Dalam menentukan harga jual produk Kopi penulis menggunakan metode penentuan Cost Plus Pricing. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis mengetahui bahwa Warung Kedai Kopi menginginkan target laba sebesar 50% untuk setiap produk yang akan dijual. Penentuan harga jual dengan metode cost plus pricing merupakan penentuan harga jual yang paling sederhana yaitu dengan menambahan sejumlah mark up atau presentase laba yang diharapkan oleh Warung Kedai Kopi.

Tabel 16 :

Perhitungan Harga Jual Menurut Metode Full Costing September 2020

Alokasi Biaya

Full Costing

Kopi Susu Kopi Hazelnut Kopi Vanila Biaya Bahan Baku Rp 356.000 Rp 638.000 Rp 525.000 Biaya Bahan Penolong Rp 255.000 Rp 285.000 Rp 270.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 558.000 Rp 648.000 Rp 594.000 Biaya Overhead Pabrik Rp 661.461 Rp 768.149 Rp 704.136 Harga Pokok Produksi Rp 1.830.461 Rp 2.339.149 Rp 2.093.136

Sumber: Data Diolah, 2020

a. Perhitungan Harga Jual Kopi Susu (Metode Full Costing)

Harga Jual =

= = =

Biaya Total + (% Laba x Biaya Total) Rp 1.830.461 + (50% x Rp 1.830.461 Rp 1.830.461 + Rp 915.230

Rp 2.745.691 Harga Jual Per Cup =

= =

Harga Jual / Jumlah Cup Rp 2.745.691 / 186 Cup

(15)

15

a. Perhitungan Harga Jual Kopi Hazelnut (Metode Full Costing)

Harga Jual =

= = =

Biaya Total + (% Laba x Biaya Total) Rp 2.339.149 + (50% x Rp 2.339.149) Rp 2.339.149 + Rp 1.169.574

Rp 3.508.723 Harga Jual Per Cup =

= =

Harga Jual / Jumlah Cup Rp 3.508.723 / 215 Cup

Rp 16.319 Per Cup (Kopi Hazelnut) b. Perhitungan Harga Jual Kopi Vanilla (Metode Full Costing)

Harga Jual =

= = =

Biaya Total + (% Laba x Biaya Total) Rp 2.093.136 + (50% x Rp 2.093.136) Rp 2.093.136 + Rp 1.046.568

Rp 3.139.704 Harga Jual Per Cup =

= =

Harga Jual / Jumlah Cup Rp 3.139.704 / 199 Cup

Rp 15.777 Per Cup (Kopi Vanilla)

Tabel 17:

Perbandingan Harga Jual Menurut Perusahaan (Metode Full Costing) September 2020

Jenis Kopi Perusahaan Full Costing Selisih Kopi Susu Rp 14.427 Rp 14.761 Rp 334 Kopi Hazelnut Rp 15.983 Rp 16.319 Rp 336 Kopi Vanilla Rp 15.444 Rp 15.777 Rp 333

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual menurut metode Full Costing memiliki selisih Rp 334 untuk Kopi Susu, Rp 336 untuk Kopi Hazelnut dan Rp 333 untuk Kopi Vanilla. Harga jual yang dihasilkan oleh perusahaan lebih rendah dari metode Cost Plus Pricing karena perusahaan hanya memasukan unsur biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik berupa biaya listrik dan biaya sewa tempat, sedangkan saat menggunakan metode full costing memasukan biaya dengan sangat rinci yaitu biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang meliputi biaya sewa tempat, biaya listrik dan biaya penyusutan mesin.

(16)

16 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan hasil analisis, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa, Warung Kedai Kopi tidak memasukkan seluruh unsur biaya kedalam proses perhitungan harga pokok produksi, sehingga terdapat hasil yang berbeda pada harga jual yang dihasilkan antara harga jual yang dihitung oleh perusahaan dengan harga jual.

Saran

Warung Kedai Kopi dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan guna menentukan harga jual dengan memasukkan seluruh unsur biaya, agar mendapat laba yang lebih maksimal. Perhitungan harga jual yang dilakukan perusahaan saat ini bisa lebih diperbaiki dengan menghitung seluruh unsur biaya kedalam proses perhitungan harga pokok produksi guna menetapkan harga jual yang lebih tepat dan menguntungksan untuk perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, F. 2015. Penghitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing sebagai Dasar Penentuan Harga Jual: Studi kasus UKM Rengginang Sari Ikan di Sumenep (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Gunawan, Selamat K., dan Muhammad Siddik Hasibuan. 2016. Analisis Perhitungan HPP Menentukan Harga Penjualan Yang Terbaik Untuk UKM. Jurnal Teknovasi. Vol.03. Program Studi Teknik Komputer, Politeknik LP3I Medan.

Hansen, Don dan Mowen dalam Deny Arnos. 2009. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta.

Kottler Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran : Edisi 13 Jilid 2. Erlangga, Jakarta

Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran : Pendidikan Praktis. Graha Ilmu, Yogjakarta. Maghfirah Mifta dan Syam Fazli. 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan

Penerapan Metode Full Costing Pada UMKM Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, 1(2), 59-70.

Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. Edisi ke 5. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dari ciri-ciri keluarga tradisional dan modern Amerika yang telah disampaikan di atas, video music James Intveld ā€œRemember Meā€ jelas terlihat lebih banyak menampilkan

Meskipun telah tertulis dengan jelas mengenai tahap yang harus di- lalui, hal tersebut tidak menutup kemungkinan pe- nyelesaian sengketa melalui Badan Mediasi Asu- ransi

Beberapa software tersebut digunakan untuk mendukung proses kegiatan bisnis yang berjalan diseluruh fungsi yang terdapat diperusahaan sehingga data yang masuk dari

(2003a), beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kemandirian pangan adalah: (1) ketergantungan ketersediaan pangan nasional pada produksi pangan domestik;

Setelah lama tinggal di Sengoret, sebagian lagi orang Dayak Ribun tersebut melakukan perpindahan lagi ke daerah Kecamatan Tayan Hilir dan Kecamatan Kapuas hingga sekarang,

Sulit bagi perusahaan untuk bersembunyi dari mata pemerintah, aktivis, masyarakat dan media massa yang merupakan stakeholders yang memiliki kepentingan terhadap

Pada tahap pertama penaksir robust digunakan untuk mengidentiļ¬kasi pengamatan yang diduga sebagai titik high leverage dengan menghitung jarak Mahalanobis robust berdasarkan

Tujuan utama dari analisis faktor adalah untuk menggambarkan hubungan ke- ragaman sejumlah variabel asal yang independen sehingga bisa dibuat kumpulan variabel yang lebih sedikit