MODUL
ROADMAP KEGIATAN BELAJAR
MENGAJAR PADA LKP
PENANGGUNG JAWAB DR. ADE KUSMIADI
PENYUSUN
AGUS WIJATMOKO, M.PD BIROWO DWI CHONDRO, S.KOM DRA. DOES ICHWANI
DRA. NUR RATNAWATI DRA. RETNO WIHARTATI
IR. SONY KOESHARSONO HADI W, M.Pd HERU PRIAMBODO, M.KOM
KARDIYANTO, M.PD TULUS SUKO BAGIO, S.KOM
PEMBIMBING
PROF. DR. IR. SONY HERU PRIYANTO, MM DR RIFAI RC, MPD
DESAIN COVER DAN LAY OUT RAHMAT GUNARJA, S.PD
PRODUKSI
PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL (PP PAUDNI) REGIONAL II SEMARANG
TAHUN 2015
ii
Fra
n
ci
s
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL II SEMARANG
2015
Roadmap Kegiatan
Belajar Mengajar
Pa-da LKP
iii
Ju
d
u
l M
o
d
u
l
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal mempunyai tugas untuk melaksanakan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan program dan model pendidikan, supervisi, fasilitasi penyusunan dan
pelaksanaan program, penerapan model dan pengembangan sumber daya serta kemitraan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal. Berkaitan dengan tugas dan fungsi lembaga tersebut maka setiap tahun PP PAUDNI mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh lembaga maupun satuan pendidikan non formal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di lembaganya masing-masing.
Tahun 2014 terbit Permendikbud No 90 Tahun 2014 tentang standar kualifikasi dan kompetensi Instruktur pada Kursus dan Pelatihan. Instruktur pada kursus dan pelatihan wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi yang berlaku secara nasional. Standar kompetensi instruktur meliputi : (1)Standar kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial yang bersifat umum dan berlaku untuk semua instruktur; dan (2) Standar kompetensi profesional sesuai dengan bidang keahlian/ketrampilan yang diajarkan. Oleh karena itu pada tahun 2014 mulai diadakan uji kompetensi bagi pendidik (instruktur) kursus dan pelatihan.
Hasil penilaian uji kompetensi yang diselenggarakan oleh Direktorat P2TK yang diselenggarakan tahun 2014 kepada instruktur kursus di wilayah regional Semarang menunjukkan hasilnya kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya belum tersedianya berbagai perangkat pendukung peningkatan kompetensi pendidik kursus antara lain belum tersedia bahan ajar, instrumen uji kompetensi, media pembelajaran dan diklat untuk menunjang peningkatan uji kompetensi instruktu kursus.
Oleh karena itu pada tahun 2015 PP PAUDNI berusaha mengembangkan model peningkatan kompetensi instruktur kursus dan pelatihan berbasis e-learning Secara bertahap pada tahun pertama dikembangkan Bahan Ajar bagi Instruktur Kursus untuk meningkatkan kompetensi instruktur kursus. Kami harapkan bahan ajar ini dapat digunakan sebagai sarana peningkatan kompetensi instruktur kursus dan pelatihan.
Kepala PP PAUDNI Regional II Semarang
Dr. Ade Kusmiadi NIP. 195512291983031001
KATA PENGANTAR
iv
K
ata
Pen
ga
n
tar
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ...…... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR TABEL ...….. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Penulisan ... 2
B. Manfaat... 3
C. Strategi Penggunaan ... 3
D. Hasil yang Diharapkan ... 3
E. Peta Konsep... 4
BAB II BAHAN AJAR UNIT 1—Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar A. Pengertian Pembelajaran... 6
B. Prinsip Pembelajaran... 7
C. Manfaat Pembelajaran... 8
D. Fungsi Pembelajaran... 9
E. Komponen Pelaksanaan Pembelajaran... 9
F. Pelaksanaan Pembelajaran ... 13
UNIT 2 - Membuat Laporan Hasil Belajar A. Tipe hasil belajar bidang kognitif... 16
B. Tipe hasil belajar bidang afektif... 17
C. Tipe hasil belajar psikomotor... 18
UNIT 3 Dampak Kegiatan Belajar Mengajar A. Hasil Karya Lulusan Peserta Didik... 20
B. Pendapatan Peserta Didik... 21
C. Membelajarkan pada Orang Lain... 22
D. Pemasaran Produk Keterampilan... 22
BAB III PENUTUP A. Rangkuman ... ... 24 B. Evaluasi... ... 24 C. Kunci Jawaban ... 26 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI
v
Da
ftar
Is
i
vi
Da
ftar
Is
01
PENDAHULUAN
BAB
1
A. Tujuan Penulisan
Roadmap dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai peta jalan yang akan membimbing pengendara sampai tujuan yang dia kehendaki. Demikian pula buku ini kami beri judul ―Roadmap Kegiatan Belajar Mengajar Pada LKP‖ yang akan membimbing kepada instruktur LKP hakekat sebenarnya pembelajaran kursus dan pelatihan dari hulu sampai akhir, bagaimana dampak langsung dan tidak langsung kegiatan pembelajaran baik kepada lembaga maupun kepada peserta didik sendiri.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, pendidik mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan peserta didik melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas pendidik akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang pendidik dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada para pendidik agar dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas dari materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan melihat betapa penting pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran kursus di LKP, maka perlu memahami pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar, dan dampak pelaksanaan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat memberikan pengetahuan yang berarti bagi peserta didik. Modul ini akan menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
02
B
ab
1
Pe
n
d
ah
u
lu
an
pembelajaran. Yang pertama disajikan adalah pelaksanaan pembelajaran yang mencakup: pengertian, prinsip, manfaat, fungsi, komponen dan pelaksanaan pembelajaran. Yang kedua adalah hasil belajar, yang mencakup tipe hasil belajar bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Selanjutnya, yang ketiga adalah dampak pelaksanaan pembelajaran .
Tujuan yang hendak dicapai setelah mempelajari modul ini adalah Anda diharapkan dapat :
a. Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran.. b. Menjelaskan hasil belajar.
c. Menjelaskan dampak pelaksanaan pembelajaran kursus.
B. Manfaat
Manfaat yang dapat Anda peroleh setelah mempelajari modul ini adalah Anda akan (1) mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang pelaksanaan pembelajaran, (2) mempunyai pengetahuan tentang hasil belajar, dan (3) mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang dampak pelaksanaan pembelajaran kursus.
C. Strategi Penggunaan
Guna mencapai tujuan dan manfaat di atas, disarankan Anda mempelajari modul ini dengan cara membaca setiap konsep, uraian, dan contoh-contoh untuk masing-masing materi seperti telah disebutkan di atas. Kemudian, jika mengalami kesulitan, Anda bisa membahasnya dengan teman sejawat, membuka kamus/ensiklopedi, bertanya kepada nara sumber, dan lain-lain. Selanjutnya, bila penguasaan materi telah Anda capai, cobalah menjawab soal-soal pelatihan. Jangan terburu untuk segera membaca kunci/rambu jawaban. Anda bisa melakukan pembacaan ulang bagian yang belum Anda kuasai.
D. Hasil Yang diharapkan
Melalui modul ini dan kegiatan yang telah Anda lakukan, diharapkan Anda akan lebih siap untuk melaksanakan pembelajaran kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah dipelajarinya, karena telah memahami teori tentang pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar, dan dampak pelaksanaan pembelajaran kursus.
03
B
ab
1
Pe
n
d
ah
u
lu
an
E. Peta Konsep
04
B
ab
1
Pe
n
d
ah
u
lu
an
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Perubahan Pengetahuan, ketrampilan dan sikap pesertaDampak Pelaksananaan Pembelajaran BERFUNGSI SEBAGAI Kognitif Psikomotor Afektif Membelajarkan orang Pemasaran
Hasil Karya lulusn Pendapatan Peserta didik Pelaksananaan Pembelajaran
Hasil Belajar
IMPLEMENTASI
05
B
ab
1
Pe
n
d
ah
u
lu
an
BAHAN AJAR
BAB
2
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, namun mempunyai arti yang berbeda. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pendidik saja. Pendidik berceramah sedangkan peserta didik hanya sebagai pendengar sehingga interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam proses pengajaran masih belum maksimal.
Pembelajaran yang baik harus ada interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Untuk memperoleh pembelajaran yang baik sehingga terjadi interaksi berupa tanya jawab
UN
IT 1
STANDAR KOMPETENSI:
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar
KOMPETENSI DASAR:
Menjelaskan definisi pembelajaran
Menjelaskan prinsip pembelajaran
Menjelaskan manfaat pembelajaran
Menjelaskan fungsi pembelajaran
Menjelaskan komponen-komponen pelaksanaan pembelajaran
Menjelaskan Pelaksanaan pembelajaran
06
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
antara pendidik maupun peserta didik membutuhkan suatu alat bantu pembelajaran berupa media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dan dapat mempermudah pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran maupun saat ingin mengilustrasikan cara kerja maupun ilustrasi yang lainnya
B. Prinsip Pembelajaran.
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada peserta didik apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. peserta didik yang memiliki minat terhadap sesuatu materi belajar tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari materi pembelajaran tersebut. Motivasi dapat bersifat internal maupun eksternal.
2. Keaktifan
Peserta didik mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri, pendidik hanya sebagai pembimbing dan pengarah Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila peserta didik aktif mengalami sendiri.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak hanya menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi. Menurut teori ini peserta didik memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Peserta didik mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya.
3. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Dalam belajar melalui pengalaman langsung peserta didik yang tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung dalam pembuatan, bukan hanya melihat bagaimana orang membuat tempe, apalagi hanya mendengar cerita bagaimana cara pembuatan tempe. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri
atau melakukan aktivitas sendiri.
Dalam konteks ini,peserta didik belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh
07
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
pengetahuan, pemahaman,
4. Pengulangan
Pada teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme mengungkapkan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggapi, mengingat, mengkhayal, merasakan, hingga berfikir yang akan membuat daya-daya tersebut berkembang.
5. Tantangan
Agar pada diri peserta didik timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka materi pelajaran harus menantang. Tantangan yang dihadapi dalam materi belajar membuat peserta didik bersemangat untuk mengatasinya. Materi pelajaran yang baru yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat peserta didik tertantang untuk mempelajarinya.
6. Balikan atau Penguatan
Peserta didik belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, peserta didik yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik level, karena takut tidak naik level ia terdorong untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif.
7. Perbedaan Indiviual
Peserta didik yang merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang peserta didik yang sama persis, tiap peserta didik memiliki perbedaan yang khas satu dengan yang lainnya., seperti perbedaan intelegensi, minat bakat, hobi, tingkah laku maupun sikap, mereka berbeda pula dalam hal latar belakang kebudayaan, sosial, ekonomi dan keadaan orang tuanya. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta didik. pndidik harus memahami perbedaan peserta didik secara individu, agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu.
C. Manfaat Pembelajaran
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya;
2. Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasional;
3. Timbulnya dorongan dalam diri peserta didik untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya;
4. Peningkatan kemampuan peserta didik untuk mengatasi stress, frustasi dan konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya pada diri sendiri;
08
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
5. Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh peseerta didik dalam rangka pertumbuhan masing-masing secara teknikal dan intelektual;
6. Meningkatkan kepuasan kerja;
7. Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang; 8. Makin besarnya tekad peserta didik untuk lebih mandiri; dan
9. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan.
D. Fungsi Pembelajaran
1. Adanya transformasi pengetahuan dan keterampilan. 2. Adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik. 3. Peserta didik dapat belajar secara langsung.
4. Perubahan pengetahuan dan sikap peserta didik dapat diketahui secara langsung oleh pendidik.
5. Pembimbingan terus dilakukan bagi semua peserta didik.
E. Komponen Pelaksanaan Pembelajaran
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses sudah tentu harus dapat mengembangkan dan menjawab beberapa persoalan yang mendasar. Keempat persoalan ( tujuan, bahan, metode dan alat, serta penilaian ) menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam proses belajar – mengajar. Secara skematis keempat komponen tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
09
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
TujuanMetode Dan Alat Bahan
1. Tujuan
Tujuan dalam proses belajar – mengajar merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan dalam proses pengajaran yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran. Tujuan ini pada dasarnya adalah rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki peserta didik seteleh mereka menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Isi tujuan pengajaran pada intinya adalah hasil belajar yang diharapkan
Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka ada tujuan yang dibuat oleh pendidik, untuk mencapai tujuan pembelajaran maka pendidik harus memperhatikan beberapa hal antara lain ( Nana Sudjana, 2010 : 63 ) :
a. Luas dan dalamnya bahan yang akan di ajarkan. b. Waktu yang tersedia
c. Sarana belajar seperti buku pelajaran, alat bantu dan lain – lain d. Tingkat kesulitan bahan dan tingkat permasalahan peserta didik.
Ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi dalam merumuskan tujuan pembelajaran antara lain :
a. Rumusan tujuan harus berpusat pada perubahan tingkah laku peserta didik. b. Rumusan tujuan pembelajaran harus berisikan tingkah laku oprasional yang
artinya dapat diukur saat itu juga.
c. Rumusan tujuan berisikan tentang makna dari pokok bahasan yang akan diajarkan saat itu.
2. Bahan
Tujuan yang jelas dan oprasional dapat ditetapkan bahan pelajaran yang harus menjadi isi kegiatan belajar – mengajar. Bahan pelajaran inilah yang diharapkan dapat mewarnai tujuan, mendukung tercapai tujuan atau tingkah laku yang diharapkan untuk dimiliki peserta didik. Menurut nana sudjana (2010 : 69 ), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan bahan pembelajaran antara lain :
a. Bahan harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan
b. Bahan yang ditulis dalam perencanaan mengajar terbatas pada konsep saja sehingga tidak perlu ditulis secara rinci
c. Menetapkan bahan pembelajaran harus sesuai dengan urutan tujuan.
d. Urutan bahan hendaknya memperhatikan kesinambungan antara bahan yang satu dengan bahan yang lain.
e. Bahan disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang sulit, dari yang konkrit menuju yang abstrak.
f. Sifat bahan ada yang faktual dan ada yang konseptual, bahan yang faktual sifatnya konkret dan mudah diingat, sedangkan bahan yang konseptual berisikan konsep – konsep abstrak dan memerlukan pemahaman.
10
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
3. Metode
Metode dan alat yang digunakan dalam pengajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode dan alat berfungsi sebagai jembatan atau media transformasi pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai. Metode dan alat yang digunakan harus betul – betul efektif dan efisien.
a. Metode ceramah
Langkah – langkah dalam penggunaan metode caramah menurut Nana sudjana ( 2010 : 77 ) :
1) Tahap persiapan, artinya pendidik menciptakan kondisi yang baik sebelum mengajar dimulai.
2) Tahap penyajian, artinya tiap pendidik menyampaikan bahan ceramah. 3) Tahap asosiasi, artinya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterimanya.
4) Tahap generalisasi atau kesimpulan, pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah, umumnya peserta didik mencatat bahan yang telah diceramahkan. 5) Tahap evaluasi. Tahap terahir ini diadakan penilaian terhadap pemahaman
peserta didik mengenai bahan yang telah diberikan pendidik. b. Metode demonstrasi
Petunjuk penggunaan metode demonstrasi menurut Nana sudjana ( 2010 : 84 ) adalah sebagi berikut :
1) Persiapan / perencanaan, tetapkan tujuan demonstrasi, tetapkan langkah – langkah pokok demonstrasi dan siapkan alat – alat yang diperlukan.
2) Pelaksanaan demonstrasi, usahakan demonstrasi dapat diamati oleh seluruh peserta didik, tumbuhkan sikap kritis peserta didik, beri kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba sehingga peserta didik yakin akan kebenaran suatu proses, buat penilaian dari kegiatan peserta didik.
3) Tindak lanjut demonstrasi, setelah demonstrasi selesai berikan peserta didik tugas baik secara tertulis maupun lisan.
c. Metode latihan
Menurut Nana sudjana ( 2010 : 86 ) prinsip dan petunjuk penggunaan metode latihan adalah :
1) Peserta didik harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diberi latihan tertentu.
2) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. 3) Latihan tidak perlu lama asal serimg dilakukan.
4) Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan peserta didik.
5) Proses latihan hendaknya mendahulukan hal – hal yang esensial dan
11
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
berguna.
d. Metode pemberian tugas
Langkah – langkah menggunakan metode pemberian tugas menurut Nana sudjana ( 2010 : 81 ) adalah sebagai berikut :
1) Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada peserta didik hendaknya mempertimbangakan : a) Tujuan yang akan dicapai
b) Jenis tugas jelas dan tepat.
c) Sesuai dengan kemampuan peserta didik.
d) Ada petunjuk / sumber yang dapat membantu pekerjan peserta didik e) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. 2) Langkah pelaksanaan tugas
a) Diberikan bimbingan dan pengawasan oleh pendidik. b) Diberikan dorongan sehingga peserta didik mau bekerja. c) Diusahakan / dikerjakan oleh peserta didik sendiri.
d) Dianjurkan peserta didik mencatat hasil – hasil yang diperoleh dengan baik. 3) Fase mempertanggung jawabkan tugas
a) Laporan peserta didik baik lisan / tulisan dari apa yang sudah dikerjakan. b) Ada tanya jawab diskusi kelas
c) Penilaian hasil belajar pesrta didik baik secara tes maupun non tes. 4. Alat
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting untuk membantu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif. Sebab dengan adanya alat peraga, bahan yang akan disapaikan kepada peserta didik akan lebih mudah diterima dan dipahami peserta didik.
Prinsip – prinsip menggunakan alat peraga menurut Nana sudjana (2010 : 104 ) adalah :
a. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat.
b. Menetapkan atau memperhitunghkan subjek dengan tepat. c. Menyajikan alat peraga dengan tepat.
d. Menempatkan atau memperliahatkan alat peraga pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
5. Penilaian
Untuk menetapkan apakah tujuan belajar telah tercapai atau tidak maka penilaianlah yang harus memainkan peran dan fungsinya. Dengan perkataan lain bahwa penilaian berperan sebagai barometer untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. Itulah sebabnya fungsi penilaian pada dasarnya untuk mengukur tujuan. Beberapa hal yang harus diperhatikan pendidik dalam penilaian menurut nana sudjana ( 2010 : 117 ) antara lain :
a. Penilaian harus dilakukan secara berlanjut.
12
B
ab
1
Pe
n
d
ah
u
lu
an
b. Dalam proses mengajar penilaian dapat dilakukan dengan tiga tahap yaitu Pre-test yaitu tes kepada peserta didik sebelum pelajaran dimulai, Mid-Pre-test yaitu tes yang diberikan pada pertengahan pelaksanaan pembelajaran dan Post-test yaitu tes yang diberikan setelah proses pembelajaran berlangsung.
c. Penilaian dilakukan tidak hanya didalam kelas melainkan juga diluar kelas terutama pada tingkah laku.
d. Untuk memperoleh gambaran objektif penilaian sebaiknya dilakukan penilaian tes dan non tes.
F. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah – langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan (Nana Sudjana, 2010 : 136 ). Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2010 : 1) pelaksanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai
Dalam pelaksanaan pembelajaran, pendidik melakukan beberapa tahap pelaksanaan pembelajaran antara lain:
1. Kegiatan awal.
Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan peserta didik siap secara mental untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. pada kegiatan ini pendidik harus memperhatikan dan memenuhi kebutuhan peserta didik serta menunjukan adanya kepedulian yang besar terhadap keberadaan peserta didik.
Dalam membuka pelajaran pendidik biasanya membuka dengan salam dan presensi peserta didik, dan menanyakan tentang materi sebelumnya ,Tujuan membuka pelajaran adalah :
a. Menimbulkan perhatian dan memotifasi peserta didik.
b. Menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari dan batasan – batasan tugas yang akan dikerjakan peserta didik.
c. Memberikan gambaran mengenai metode atau pendekatan – pendekatan yang akan digunakan maupun kegiatan pembelajaran yang akn dilakukan peserta didik. d. Melakukan apersepsi, yakni mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi
yang akan dipelajari.
e. Mengaitkan peristiwa aktual dengan materi baru.
2. Kegiatan Inti
Penyampaian materi pembelajaran merupakan inti dari suatu proses pelaksanaan
13
B
ab
1
Pe
n
d
ah
u
lu
an
pembelajaran. Dalam penyampaian materi pendidik menyampaikan materi berurutan dari materi yang paling mudah terlebih dahulu, untuk memaksimalkan penerimaan peserta didik terhadap materi yang disampaikan pendidik maka pendidik menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan materi dan menggunakan media sebagai alat bantu penyampaian materi pembelajaran.
Tujuan penyampaian materi pembelajaran adalah :
a. Membantu peserta didik memahami dengan jelas semua permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.
b. Membantu peserta didik untuk memahami suatu konsep atau dalil. c. Melibatkan peserta didik untuk berpikir
d. Memahami tingkat pemahaman peserta didik dalam menerima pembelajaran.
3. Kegiatan Penutup.
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan pendidik untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini pendidik melakukan evaluasi terhadap materi yang telah disampaikan. Tujuan kegiatan menutup pelajaran adalah : a. Mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi
pembelajaran.
b. Mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
c. Membuat rantai kompetensi antara materi sekarang dengan materi yang akan datang.
Berdasarkan beberapa pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah berlangsungnya proses interaksi peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar.
14
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
Dimyati Mahmud (1989: 12-122) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung. Dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman. Secara ringkas, Morgan mengatakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata Hendroyuwono, 1982/1983:3). Menurut Moh. Surya (1981:22) belajar ialah: suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya.
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran baik secara kualitas maupun kuantitas ( Nana Sudjana, 2010 : 35 ). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran yang tampak dari hasil penilaian pada awal dan akhir pembelajaran.
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), dan bidang psikomotor (kemampuan/ ketrampilan/ berperilaku ). Berikut ini merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek tersebut ( Nana Sudjana, 2010 : 50 – 54 ) :
15
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
UN
IT 2
STANDAR KOMPETENSI:
Membuat laporan hasil belajar
KOMPETENSI DASAR:
Menjelaskan tipe hasil belajar kognitif
Menjelaskan tipe hasil belajar afektif
Menjelaskan tipe hasil belajar psikomotor
A. Tipe Hasil Belajar Bidang Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu:
1. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan ( Knowledge )
Pengetahuan hafalan dimaksutkan sebagai terjemahan dari Knowledge dari Bloom. Cakupan dalam pengetahuan hafalan termasuk juga pengetahuan yang sikapnya faktual, disamping pengetahuanya pada hal – hal yang perlu diingat kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, fakta, bab, ayat dan lain – lain.
2. Tipe hasil belajar pemahaman (Comprehention)
Ada tiga macam tipe belajar pemahaman yaitu : 1) pemahaman terjemahan yakni kesanggupan memahami makna yang ada di dalamnya. 2) pemahaman penafsiran , misalnya memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan yang pokok dan yang tidak pokok. 3) pemahaman ekstrapolasi, yakni kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, terisarat dan tersurat, meramalkan sesuatu atau memperluas wawasan.
3. Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru.
4. Tipe hasil belajar analisis (analysis)
Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian – bagian yang mempunyai arti atau mempunyai tingkatan /. Hirarki
5. Tipe hasil belajar sintesis (syntesis)
Sintesis adalah lawan analisis, bila pada analisis ditekankan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur-unsur bagian menjadi suatu integritas.
6. Tipe hasil belajar evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya, dan kriteria yang dipakainya.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut peserta didik untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu penilaian.
Teori Perkembangan Kognitif,
16
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
Dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya—dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
a. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun) b. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun) c. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
d. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
B. Tipe Hasil Belajar Bidang Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: 1. Receiving atau attending ( menerima atau memperhatikan)
Receiving, yakni semacam kepekaan menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada peserta didik, baik dalam bentuk masalah situasi/ gejala.
2. Responding (menanggapi) mengandung arti ―adanya partisipasi aktif‖
Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap situasi yang datang dari luar.
3. Valuing (menilai atau menghargai)
Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi.
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai)
17
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
C. Tipe Hasil Belajar Psikomotor
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya, melukis, menari, menjahit, memasak, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1)pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
Hasil belajar psikomotor tampak pada bentuk ketrampilan (skill), dan kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada enam tingkatan dalam ketrampilan, antara lain :
1. Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar). 2. Ketrampilan pada gerakan – gerakan dasar.
3. Kemampuan konseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain – lain.
4. Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. 5. Gerakan – gerakan skill, mulai dari ketrampilan yang sederhana sampai ketrampilan
yang kompleks.
6. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif, interpretatif.
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor-faktor dari dalam diri peserta didik dan faktor dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri peserta didik terutama adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik, faktor kemampuan besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik seperti yang dikemukakan Clark yang dikutip dalam buku Nana sudjana ( 2010 : 39 ), bahwa hasil belajar peserta didik di lembaga pendidikan 70 % dipengeruhi oleh kemampuan peserta didik 30 % dipengaruhi oleh lingkungan.
Disamping faktor kemampuan yang dimilikki peserta didik, juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Selain faktor-faktor tersebut hasil belajar juga tergantung dengan faktor lingkungan, artinya ada faktor-faktor yang berpengaruh di luar dirinya yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.
18
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
Kegiatan pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan non formal dalam pelaksanaan kursus dan pelatihan, bagi peserta didik merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik sehingga diharapkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan dapat mengoptimalkan kemampuannya dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, mereka dapat bekerja secara lebih produktif dan mampu meningkatkan kualitas pekerjaanya.
Dampak pembelajaran adalah hasil belajar yang segera dapat diukur, yang terwujud dalam hasil evaluasi pembelajaran. Dampak pembelajaran dapat dibedakan atas dampak intruksional (instructional effeck) dan dampak tak langsung atau dampak iringan (nurturant effeck). Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan sebelumnya, sedangkan dampak iringan muncul sebagai pengaruh atau terjadi sebagai pengalaman dari lingkungan belajar. Menurut (Kartadinata (1997), dampak ringan dapat berwujud dalam bentuk pemahaman, apresiasi, sikap, motivasi, kesadaran , keterampilan, dan perilaku sejenis lainnya.
Di dalam proses pembelajaran pendidik tidak sekedar bertugas mentransfer pengetahuan, sikap dan keterampilan. Proses pembelajaran dipandang sebagai proses
UN
IT 3
STANDAR KOMPETENSI:
Dampak kegiatan belajar mengajar
KOMPETENSI DASAR:
Menjelaskan hasil karya lulusan peserta didik
Menjelaskan dampak terhadap pendapatan peserta didik
Menjelaskan dampak terhadap lingkungan
Menjelaskan dampak terhadap pemasaran produk lembaga
19
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
membantu peserta didik belajar, membantu peserta didik mengembangkan dan mengubah perilaku (kognitif, afektif dan psikomotorik); membantu menerjemahkan semua aspek tersebut ke dalam perilaku-perilaku yang berguna dan bermakna.
A. Hasil Karya Lulusan Peserta Didik
Untuk melihat kreativitas para lulusan peserta didik, dapat dilihat dari dimensi proses, person dan produk seperti yang dijelaskan oleh Supriadi (2001). Dimensi proses kreatif peserta didik, dapat dilihat dari kemampuan dan motivasi mereka untuk mampu memproses keterampilan yang mereka peroleh dalam pembelajaran kursus sampai akhir, dengan berbagai hambatan yang dihadapi mereka mampu berfikir untuk berusaha agar dapat menguasai teknik-teknik dan langkah-langkah keterampilan yang mereka peroleh. Hasil dari proses tersebut, peserta didik sudah mampu membuat keterampilan sampai pada tingkat akhir.
Dimensi person sangat erat kaitanya dengan kepribadian seseorang, yaitu peserta didik. Peserta didik yang kreatif akan memiliki kepribadian yang kreatif juga. Supriadi (2001) menjabarkan kepribadian kreatif kedalam dua dimensi yaitu dimensi kognitif dan dimensi non kognitif,
1. Dimensi kognitif, meliputi : a. Kelancaran
adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. Beradasarkan hasil penelitian pada proses berlangsungnya program, peserta didik mampu berinisiatif memberikan gagasan-gagasan yang mendukung dalam mencapai tujuan belajar mereka sendiri, dalam merancang desain keterampilan yang mereka pelajari, peserta didik mencoba untuk menerapkan ide yang mereka miliki, walaupun terkadang hanya sebagai percobaan saja .
b. Keluwesan (flexibility)
adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah. Dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi peserta didik sudah mampu memecahkan permasalahan yang ada, ketika bahan yang digunakan kurang mencukupi dan harga bahannya yang sedikit mahal, mereka mampu berinisiatif untuk membuat bahan baku sendiri. Ketika bahan baku yang digunakan membutuhkan berbagai jenis sedangkan bahan yang disediakan kurang, mereka mampu memberikan gagasan, membuat misalnya pewarna dalam berbagai warna menggunakan induk warna yang dicampur bahan sebagai media campuran sehingga dari segi biaya penyediaan bahan baku pewarna tidak terlalu membutuhkan biaya yang cukup besar.
20
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
c. Keaslian (originality)
adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, Menghasilkan ide dengan cara yang asli, peserta didik sudah mampu mengungkapkan gagasan atau ide yang mereka miliki dengan cara berkomunikasi yang baik dengan nara sumber dan dengan peserta didik yang lainnya sehingga gagasan yang muncul baik dalam memahami proses suatu keterampilan dan dalam upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Dengan berkomunikasi yang baik, tujuan dari program akan terwujud dan dapat diterima maupun bermanfaat bagi mereka sendiri.
d. Penguraian
adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara rinci. Peserta didik sebelum mengikuti program ini, mereka belum mampu merinci langkah-langkah dalam proses suatu keterampilan. Setelah mengikuti, mereka mampu merinci langkah langkah proses keterampilan dan mampu mempraktekan pengetahuan dan keterampilan yang didapat tersebut dalam usaha yang mereka tekuni.
2. Dimensi Non Kognitif.
Dimensi non kognitif lebih kepada aspek sikap yang dimiliki oleh peserta didik. Setelah mengikuti penyelenggaraan program kursus keterampilan ini peserta didik : a. Memiliki keterbukaan akan hal-hal baru dalam hal ini mau menerima pengetahuan
dan keterampilan tentang suatu keterampilan,
b. Berani mengambil resiko dalam memecahkan hal yang baru tentang proses suatu keterampilan yang sebelumnya merupakan sesuatu yang asing bagi mereka.
c.
Kepercayaan diri yang tumbuh dalam diri peserta didik dapat dilihat dari inisiatif peserta didik dalam mengemukakan idea atau gagasan dan hal-hal yang belum dimengerti serta berdiskusi pada saat pembelajaran.
d. Percaya diri dalam mendesain keterampilan.
e. Mampu membuat barang dengan tampilan yang relatif baru yaitu kerajinan yang sudah dimodifikasi sehingga tampil lebih menarik.
B. Pendapatan Peserta Didik
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dipaparkan, diketahui bahwa sebelum peserta didik mengikuti program kursus keterampilan ini, peserta didik sudah melakukan usaha suatu keterampilan, setelah mengikuti program kursus mereka menjadi seorang yang terampil di bidangnya yang mampu memproduksi barang hasil keterampilannya sampai pada tingkat sempurna. Secara hitungan harga jual untuk suatu hasil keterampilan ada peningkatan pendapatan.
21
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
C. Membelajarkan pada Orang Lain
Peserta didik yang sudah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam Lembaga kursus dan pelatihan secara otomatis dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada saudaranya dan tetangganya yang termotivasi dan merasa berminat akan keahlian yang ditekuninya. Hal ini menunjukan bahwa sudah dapat memberikan pengaruh kepada orang lain selain dirinya dalam membelajarkan tentang membuat suatu keterampilan.
D. Pemasaran Produk Keterampilan
Dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan akan berpengaruh pada produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan akan banyak dinikmati masyarakat dan di cari masyarakat, sehingga berpengaruh pada pemasaran. Peluang pasar yang besar dalam pemasaran akan dimonopoli oleh orang orang yang selalu kreatif dan selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
22
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
23
B
ab
2
B
ah
an
A
ja
r
PENUTUP
BAB
3
A. RANGKUMAN
Pembelajaran yang baik merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, dengan menggunakan strategi, teknik mengajar maupun media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat mempermudah pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran maupun saat ingin mengilustrasikan cara kerja maupun ilustrasi yang lainnya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, pendidik melakukan beberapa tahap pelaksanaan pembelajaran antara lain: membuka pelajaran, menyampaikan materi, dan menutup pembelajaran. Komponen yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran antara lain tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian.
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran yang tampak dari hasil evaluasi pada awal dan akhir pembelajaran. Hasil belajar meliputi tipe hasil belajar bidang kognitif, tipe hasil belajar afektif, dan tipe hasil belajar psikomotor.
Dampak pembelajaran adalah hasil belajar yang segera dapat diukur, yang terwujud dalam hasil evaluasi pembelajaran. Dampak pembelajaran dapat dibedakan atas dampak intruksional (instructional effeck) dan dampak tak langsung atau dampak iringan (nurturant effeck). Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan sebelumnya, sedangkan dampak iringan muncul sebagai pengaruh atau terjadi sebagai pengalaman dari lingkungan belajar.
B. Evaluasi
Pilihlah jawaban yang paling benar dalam soal latihan di bawah ini :
1. Proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, disebut …..
a. Proses belajar b. Pembelajaran c. Mengajar d. interaksi sosial
2. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai, disebut : ……..
a. Edukasi sosial
b. Interaksi timbale balik antara pendidik dan peserta didik. c. Interaksi yang bernilai edukatif
d. Tujuan pembelajaran.
3. Membuka pelajaran, penyampaian materi, dan menutup pembelajaran, adalah tahap……
a. Tahap pelaksanaan pembelajaran b. Proses belajar mengajar
c. Kegiatan belajar mengajar
24
B
ab
3
Pe
n
u
tu
p
d. Laporan mengajar
4. Tujuan, bahan, metode, alat, serta penilaian merupakan …….. a. Perangkat pembelajaran
b. Pelengkap pembelajaran
c. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran d. Komponen pelaksanaan pembelajaran.
5. Sesuatu yang dicapai peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran yang tampak dari hasil evaluasi pada awal dan akhir pembelajaran disebut ….. a. Dampak belajar b. Tujuan belajar
c. Evaluasi belajar d. Hasil belajar.
6. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dikategorikan menjadi tiga bidang yaitu :… a. Kognitif, afektif, psikomotor
b. Afektif, etika, keterampilan c. Keterampilan, ilmu social, exacta d. Kognitif, afektif, kepribadian.
7. Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh….. a. Usia peserta didik
b. Lingkungan tempat tinggal pendidik.
c. Factor dari dalam dan faktor dari luar peserta didik. d. Motivasi belajar peserta didik.
8. Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan sebelumnya disebut…..
a. Dampak langsung b. Dampak iringan
c. Pengaruh pembelajaran. d. Nurturant effeck.
9. Kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan masalah/ pendekatan terhadap masalah, hal tersebut termasuk kebpribadian yang ……
a. Kelancaran
b. Keaslian (originality) c. Penguraian
d. Keluwesan (flexibility)
10. Dalam dimensi non kognitif dampak yang ditimbulkan dari pembelajaran kursus dan pelatihan yaitu ……
a. Pemikiran yang positif terhadap keterampilan. b. Pemahaman yang realistis
c. Aspek sikap yang dimiliki peserta didik yang terbuka terhadap pengetahuan baru. d. Selalu ingin mengetahui hal baru.
25
B
ab
3
Pe
n
u
tu
p
C. KUNCI JAWABAN
1. B 2. C 3. A 4. D 5. D 6. A 7. C 8. A 9. D 10. C PENSKORANCocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian, gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda.
Skor:
Jumlah jawaban yang benar Tingkat penguasaan = --- X 100 Jumlah Soal
Arti skor tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 - 100 : baik sekali
80 - 89 : baik 70 - 79 : sedang < 70 : kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80% ke atas, Anda dapat berbangga hati. Bagus! Namun, bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi membaca lagi, terutama bagian yang belum Anda kuasai!
26
B
ab
3
Pe
n
u
tu
p
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, M Dimyati. 1989. Psikologi Pendidikan, Yogjakarta: BPEF.
Irma Hadiasurya. 2011. Kamus Mode Indonesia. Jakarta. Gramedia pustaka Utama.
Mulyasa, E. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2010. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung. Sinar Baru Algensindo.
Nasa Alwi. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Rdisi Ke 3 Depdiknas. Jakarta. Balai pustaka.
Sugiharono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY press.
Syaiful Bahri & Azwan Zain. 2010. Setrategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Syaiful Sagala. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Problematika Belajar Dan Mengajar. Bandung. Alfabeta.
Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005. Bab I ayat 13
Yamin Martinis ,H. 2007. profesionalisasi Guru Dan Implementasi KTSP. Jakarta. Guang Persada Press.
27
B
ab
3
Pe
n
u
tu
p
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL II SEMARANG