Oleh:
GITA MONICA MEAN
NIM. 110 500 163
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2014
Oleh:
GITA MONICA MEAN
NIM. 110 500 163
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2014
Oleh:
GITA MONICA MEAN
NIM. 110 500 163
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah : Pemetaan Objek Wisata dan Fasilitas di Samarinda,
Bontang, dan Tenggarong Menggunakan ARC GIS 10.
N a m a : Gita Monica Mean
N I M : 110 500 163
Program Studi : Geoinformatika
Jurusan : Manajemen Pertanian
Ir. Suparjo, MP
Menyetujui, Mengesahkan,
Ketua Program Studi GeoInformatika Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Dyah Widyasasi, S.Hut, MP Ir. Hasanudin, MP
NIP. 19710103 199703 2 001 NIP. 19630805 198903 1 005
Lulus ujian pada tanggal : . . . Penguji I, Andrew Stefano, ST, MT NIP. 19760315 200912 1 002 Pembimbing, Yulianto,S.Kom,M. MT NIP. 198307 19200712 1 007 Penguji II, Ir. Suparjo, MP NIP. 19620817 198903 1 003
GITA MONICA MEAN . Sistem Informasi Geografis Pemetaan Objek Wisata di
Samarinda, Bontang, dan Tenggarong Menggunakan ARC GIS 10. (dibawah bimbingan YULIANTO).
Latar belakang penelitian ini adalah Di Provinsi Kalimantan Timur yaitu Samarinda, Bontang, dan Tenggarong memiliki banyak daya tarik wisata alam maupun buatan. Namun masih banyak wisatawan yang belum mengetahui adanya tempat wisata tersebut, oleh karena itu perlu adanya penelitian mengenai informasi tempat wisata kepada masyarakat umum mengenai informasi objek wisata di Provinsi Kalimantan Timur.
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara objek wisata dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan data titik-titik tempat wisata lalu diolah di Software Arc GIS 10 untuk menampilkan titik tersebut.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diketahui tempat wisata di Kota Samarinda, Bontang, dan Tenggarong serta Fasilitas tempat wisata.
GITA MONICA MEAN . Lahir pada tanggal 26 Oktober 1993 di
Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Anak Pertama dari dua bersaudara oleh pasangan Bapak Abdul Karim dan Ibu Nuara.
Pendidikan Dasar dimulai di Sekolah Dasar Negeri Utama 1 Nunukan, pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2005, kemudian pada tahun yang sama melanjutkan ke SMP Negeri 1 Nunukan dan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya pada tahun yang sama melanjutkan ke SMA Hang Tuah Tarakan dan berijazah pada tahun 2011.
Kemudian melanjutkan kuliah pada tahun 2011 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi Geoinformatika.Penulis juga aktif dalam organisasi menjabat sebagai bendahara di Himpunan Mahasiswa Geoinformatika 2012 - 2014. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan Bina Akrab tahun 2011.
Pada tanggal 3 Maret 2014 s/d 9 Mei 2014 mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapang) di Kantor Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Geoinformatika pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemn Pertanian.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Adapun maksud penyusunan Karya Ilmiah ini adalah salah satu peryaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (A.md) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan dan kelancaran dalam penulisan Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, baik dari segi moril maupun materil kepada penulis.
2. Bapak Yulianto ,S.Kom, M.MT selaku dosen pembimbing.
3. Ibu Dyah Widyahsasi, S.Hut, MP selaku Ketua Program Studi Geoinformatika. 4. Bapak Andrew Stefano ST,MT selaku Penguji I.
5. Bapak Ir. Suparjo, MP selaku Penguji II.
6. Bapak Ir. Hasanudin,MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian 7. Bapak Ibu Dosen Program Studi Geoinformatika.
8. Seluruh staf dan teknisi Geoinformatika.
9. Seluruh teman-teman yang telah membantu dalam penulisan Karya Ilmiah ini. Semoga amal baik dan keikhlasanya akan mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Amin!. Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Ilmiah ini masih banyak sekali kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis khususnya.
Mean Gita Monica
Halaman
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Maksud dan Tujuan ... 2
C. Hasil yang diharapkan ... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Geografis ... 4
B. Peta ... 8
C. Objek Wisata dan Fasilitas ... 16
D. Keadaan Umum 3 Objek Wisata ... 24
E. Global Posisitioning System ... 32
F. Software Arc GIS10 ... 34
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
B. Alat dan Bahan ... 39
C. Prosedur Kerja ... 40
BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL A. Hasil ... 45
B. Pembahasan ... 46
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Tampilan ArcMap 10 ... 35 2. Table Of Contents ... 36 3. Search Tool ... 37 4. Basic Tools ... 37 5. Toolbar Standart... 38 6. ArcCatalog 10... 38
7. Jendela Menyimpan data. ... 42
8. Memilih Bentuk Digitasi ... 42
9. Digitasi ... 43
10. Diagram Jumlah Wisata Yang Aktif dan Tidak Aktif ... 54
Lampiran 11. Pengambilan Data di Lapangan ... 60
Nomor Tubuh Utama Halaman
1. Tempat Wisata di Samarinda, Bontang, dan Tenggarong ... 45
2. Tempat Wisata Samarinda dan Fasilitas ... 48
3. Kondisi Objek Wisata Samarinda ... 49
4. Tempat Wisata Bontang dan Fasilitas ... 51
5. Kondisi Objek Wisata Bontang ... 51
6. Tempat Wisata Tenggarong dan Fasiitas... 52
7. Kondisi Objek Wisata Tenggarong ... 53
Lampiran 8. Data Koordinat Tempat Wisata... 59
A. Latar Belakang
Obyek wisata yang ada di Indonesia merupakan salah satu dari kekayaan alam yang patut untuk dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan baik dari segi keindahannya maupun adat istiadat yang ada di daerah tersebut sehingga menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.
Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan adanya daya tarik wisata cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya dan kehidupan masyarakat.
Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara obyek wisata dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata.
Di Propinsi Kalimantan Timur yaitu Samarinda, Bontang, dan Tenggarong memiliki banyak daya tarik wisata alam maupun buatan. Namun masih banyak wisatawan yang belum mengetahui adanya tempat wisata tersebut, oleh karena itu perlu adanya penelitian mengenai informasi tempat wisata kepada masyarakat umum mengenai informasi sarana dan prsarana serta fasilitas pendukung tempat wisata tersebut.
Banyak Tempat Wisata yang mulai mengalami kerusakan sarana dan prasarana sehingga tempat wisata tidak berfungsi lagi. Hal ini disebabkan karena banyak wisatawan yang kurang menjaga kebersihan dan kurangnya perawatan ditempat wisata tersebut, ini akan menyebabkan berkurangnya kunjungan wisata. Sebaiknya uang masuk wisata yang ada diolah untuk perawatan fasilitas di tempat wisata tersebut, jika tempat wisata bersih maka kunjungan wisata ramai dan dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar tempat wisata. Untuk menarik wisatawan lokal maupun internasional perlu adanya peningkatan fasilitas di tempat wisata tersebut.
Dengan menggunakan peta, dapat mengetahui segala hal yang berada di permukaan bumi, seperti letak suatu wilayah, jarak antar kota, lokasi pegunungan, sungai, danau, lahan persawahan, jalan raya, bandara, dan sebagainya. Di era yang moderen ini dikenal adanya peta digital (digital map), yaitu peta yang berupa gambaran permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer. Biasanya peta digital ini dibuat dengan menggunakan software GIS (Geography Information
System) (Anonim, 2005).
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan penelitian ini adalah menyusun informasi tentang peta objek wisata di Samarinda, Bontang, dan Tenggarong sedangkan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Mendapatkan data geografis tempat wisata.
2. Mendapatkan informasi tentang fasilitas tempat wisata.
C. Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam Penelitian ini adalah :
1. Tesedianya peta sebaran objek wisata di Kota Samarinda, Bontang, dan Tenggarong.
2. Tersedianya informasi tentang fasilitas di Kota Samarinda, Bontang, dan Tenggarong.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)
Menurut Barus (1997), definisi Sistem Informasi Geografis selalu berkembang dan bervariasi karena Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu dan berkembang dengan cepat. Beberapa penulis mendefinisikan Sistem Informasi Geografis sebagai berikut :
a. SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi, SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis obyek-obyek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakter yang penting atau kritis untuk dianalisis.
b. SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras, komponen perangkat lunak, data geografis dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi.
c. SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang didukung oleh
perkembangan teknologi komputer yang pesat dan oleh bidang-bidang lain seperti pemetaan, topografi, kartografi, tematik, teknik sipil, geografis, studi matematis dari variasi keruangan, ilmu tanah, ilmu geodesi, geologi,
perencanaan pedesaan dan perkotaan, jaringan sarana prasarana (jalan) dan teknik penginderaan jauh.
2. Komponen Sistem Informasi Geografis
Komponen utama SIG dibagi dalam empat kelompok yaitu perangkat keras, perangkat lunak, organisasi (manajemen) dan pemakai.
a. Perangkat Keras
Komponen dasar perangkat keras SIG dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsinya antara lain adalah (a) peralatan pemasukan data, misal papan dijitasi, penyiam (scanner), keyboard, disket dll, (b) peralatan penyimpanan dan pengolahan data yaitu komputer, dan perlengkapannya seperti monitor, papan ketik, CPU, hard disk, floopy disk, (c) peralatan untuk mencetak hasil seperti printer dan plotter.
b. Perangkat Lunak
Perangkat lunak komputer merupakan berbagai program komputer yang menangani manajemen database, interface, pengguna dan fungsi analisis. Komponen perangkat lunak yang tepat dari suatu SIG sebenarnya bersifat relatif dan sangat ditentukan oleh tujuan dibentuknya SIG tersebut. Secara umum hampir semua perangkat lunak SIG mempunyai komponen yang fungsinya seperti di atas. Beberapa perangkat lunak dan nama pembuatnya diantaranya sebagai berikut:
1) ARC/INFO (ESRI) 2) ArcView (ESRI)
c. Data
Sebuah data set spasial yang bereferensi terdiri dari 2 tipe informasi, yaitu data geometrik dan data atribut. Data geometrik terdiri dari 3 dimensi koordinat yang didefinisikan secara distribusi spasial, yaitu titik, garis dan poligon. Sedangkan data atribut adalah atribut dari titik, garis dan poligon. SIG dapat menyimpan data geografis dalam struktur data raster dan vektor. Data raster disimpan dalam bentuk grid atau pixel yang menunjukkan beberapa sistem koordinat, sedangkan format data vektor diwakili oleh vektor atau polygon yang menggunakan kumpulan titik (koordinat x,y) untuk menunjukkan bata obyek.
3. Komponen-komponen dalam SIG
Setiap pengguna yang menggunakan arc view akan memiliki beberapa komponen yang sering disebut dokumen. Paling tidak arcview memiliki lima jenis dokumen yaitu: View, Table, Layout, Grafik (Chart), dan Script. Setiap dokumen ini memiliki antar muka (GUI) tersendiri dan menyediakan menu, button, dan tool yang dapat digunakan untuk mengatur dokumen yang bersangkutan (Prahasta, 2004).
Fungsi-fungsi kegunaan dari komponen SIG sebagai berikut: a. View
View berfungsi untuk mempersiapkan data spasial dari peta yang akan dibuat atau diolah. Dari view ini dapat ilakukan input data dengan digitasi atau pengolahan (editing) data spasial. View dapat menerima image.jpg,
CAD, Arc Info, atau software pengolahan data spasial lain. View juga dapat
menerima data atau citra satelit.
b. Table
Table merupakan data atribut dari data spasial. Data atribut ini
digunakan sebagai dasar analisis dari data spasial tersebut. Arc View dapat membentuk jaringan basis data dengan menggunakan fasilitas tabel ini. Arc View dapat menerima tabel dari basis data lain seperti dBase III, dBase IV, atau INFO. Hubungan relasional dapat dilakukan sehingga memudahkan analisis spasialnya. Hubungan yang terbentuk ini memungkinkan pengguna data untuk mengambil dari berbagai sumber data yang berupa tabel, teks, peta, atau gambar.
c. Grafik (Chart)
Grafik merupakan alat penyaji data yang efektif. Dengan menggunakan grafik ini, Arc View dapat digunakan sebagai alat analisis yang baik terhadap sebuah fenomena. Arc View memiliki variasi grafik yang yang beraneka ragam. Masing-masing grafik tersebut memiliki sifat atau karakteristik terhadap tipe data yang disajikan. Grafik terhubung dengan data atribut tabel yang berupa data numerik.
d. Layout
Layout merupakan tempat mengatur tata letak dan rancangan dari peta akhir. Penambahan berbagai simbul, label, dan atribut peta lain dapat dilakukan pada Layout.
e. Script
Script adalah makro dalam Arc View. Dengan makro ini kemampuan Arc View dapat diperluas dengan membuat sebuah program aplikasi yang
nantinya dapat di Add Ins pada Arc View. Program aplikasi yang dapat dibuat dengan script, misalnya otomasi analisis data spasial dan lain-lain.
B. Peta 1. Pengertian Peta
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu. Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas (Anonim, 2012).
Peta dapat didefinisikan sebagai gambaran dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar dengan skala dan sistem proyeksi tertentu.
2. Macam-macam Peta
Berdasarkan kegunaannya peta dibagi menjadi 5 yaitu : peta umum, peta topografi, peta chorografi, peta tematik, dan peta khusus (Basuki, 2006).
a. Peta umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau, dan lainya.
Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainya. Peta umum ada dua jenis yaitu : peta topografi dan peta chorografi.
b. Peta Topografi
Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas, diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkiraan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur. Peta topografi menampilkan semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan di alam bebas, termasuk peta untuk kepentingan militer, teknik sipil dan arkeologi.
c. Peta Chorografi
Peta Chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil yakni antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1000.000 atau bahkan lebih. Perbedaan chorografi dengan topografi terletak pada penggunan garis-garis kontur, kerena peta topografi itu lebih kepada penggambaran bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi, skala yang digunakan sendiri lebih kepada skala besar. Peta chorografi mengambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara,
benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi di gambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain.
d. Peta Tematik
Peta tematik juga disebut sebagai peta statistik ataupun peta khusus, yaitu peta dengan obyek khusus. Tujuan utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan konsep data. Contoh peta tematik yang biasa digunakan dalam perencanaan termasuk peta kadastral (batas pemilikan), peta zona (peta rancangan legal penggunan lahan), peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan dan peta produktivitas pertanian. Pemilihan sumber data disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatan peta serta keadaan medan yang dihadapi. Terdapat beberapa sumber data yang digunakan pada pemetaan yaitu dengan pengamatan langsung di lapangan, dengan pengindraan jauh atau dari peta yang sudah ada (base map). Secara khusus, peta pengelolahan hutan berisikan tentang kejelasan pemilikan (batas-batas kadastral maupun administrasi), wilayah itu sendiri dan hasil inventarisasi yang menujukan unit-unit tegakan yang seragam. Kerena kegiatan survey lapangan umumnya sangat mahal, maka peta hutan biasanya digambarkan dari potret udara dengan penafsiran kegiatan dilapangan hanya diperlukan untuk pembuktian
apakan penafsiran sudah betul apa belum dan juga melengkapi rincian di lapangan yang tidak dapat dilihat secara langsung pada potret.
e. Peta Khusus
Peta khusus adalah peta yang menampakan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya adalah peta persebaraan hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya. disebut Peta khusus atau tematik kerena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan dengan kata lain, yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu. Peta khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur penerbangan atau pelayaran) (Anonim,
2009).
3. Jenis Peta Berdasarkan Skala
Peta tidak sama besarnya (ukuranya). Ada peta yang berukuran besar dan ada peta yang berukuran kecil. Besar-kecilnya peta ditentukan oleh besar-kecilnya skala yang digunakan. Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (lapangan) (Hidayat, 2010).
Selanjutnya dinyatakan berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1:100 sampai 1:5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah, oleh karena itu banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri, pada Dinas Agrarian (Badan Pertahanan Nasional).
b. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1:5.000 sampai 1:250.000. Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relative sempit, misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.
c. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1:250.000 sampai 1:500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi Maluku.
d. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1:500.000 sampai 1: 1000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia.
4. Proyeksi Peta
Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, dalam ukuran (luas dan jarak) bentuk permukaan bumi pada peta, maka dalam pembuatan peta digunakan proyeksi peta. Proyeksi peta adalah teknik pemindahan bentuk permukaan bumi yang lengkung (bulat) ke bidang datar. Uraian mengenai proyeksi peta akan dibahas lebih rinci (Supriadi, 2010).
Menurut Supardi (2010), Proyeksi peta adalah suatu aturan dalam menggambarkan posisi di permukaan bumi ke bidang datar dengan
rumus-rumus matematik atau ilmu yang mempelajari cara pemindahan data topografi dari atas permukaan bumi ke atas permukaan peta, sehingga bentuk dan perubahan besaran data tersebut dapat dirumuskan dengan formula tertentu. Kerena perbedaan di atas, maka diperlukan pembahasan yang mendasar, sehingga untuk dapat memindahakan data di permukaan bumi ke atas bidang proyeksi peta diperlukan beberapa ilmu pengetahuan yang menunjang, antara lain: Matematika, Fisika, Geodesi, Astronomi, Kartografi, Geografi, Fotogrametri, dll.
a. Syarat peta yang baik (Anonim, 2012): 1) Tidak boleh membingungkan
2) Harus mudah di mengerti (ditangkap maknanya) 3) Memberikan gambaran yang sebenarnya
4) Harus indah (rapi dan bersih) b. Jenis-jenis bidang proyeksi
1) Proyeksi bidang datar (azimuthal / zenithal) merupakan jenis proyeksi peta yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.
2) Proyeksi kerucut merupakan jenis proyeksi peta yang mengunakan bidang kerucut sebagai bidang proyeksinya. Bidang kerucut ini merupakan bidang. Lengkung yang dapat di datarkan tanpa perubahan lebih lanjut, sehingga tidak mengubah bentuk dan besaran data yang disajikan di atas. 3) Proyeksi silinder merupakan jenis proyeksi peta yang menggunakan
bidang lengkung yang dapat didatarkan tanpa ada perubahan lebih lanjut, sehingga tidak mengubah bentuk dan besaran data yang disajikan di atasnya.
5. Fungsi-fungsi Peta
Fungsi peta adalah menyajikan suatu informasi tentang suatu objek kepada pembaca peta. Agar informasinya mudah diterima dan cepat dipahami, maka cara penyampaianya harus jelas, dengan bahasa sederhana. Bahasa peta adalah sismbol-simbol (titik, garis dan luasan/areal, kualitatif/kuantitatif, warna, notasi, arsir) yang merupakan sistem komunikasi antara pembuat peta dengan pembaca peta. Pokok permasalahanya adalah bagaimana membuat simbol-simbol dan menempatkan ke dalam ruang peta sehingga pembaca peta dapat membacanya dengan mudah dan menafsirkan artinya dengan benar
(Supriadi, 2010).
Selanjutnya dinyatakan bahwa sehubungan dengan informasi yang akan disajikan kedalam peta, perlu kejelasan, mana informasinya utama dan mana informasinya tambahan agar peta mudah dipahami isinya. Dalam hal ini, informasinya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok:
1) Informasi dasar, yaitu unsur-unsur pada peta dasar yang perlu atau tidak perlu disajikan sebagai latar peta tematik (berhubungan dengan generalasi). 2) Informasi pokok, yaitu informasi yang berkaitan dengan tema tematik.
Apakah hutan perlu diklasifikasikan atau distratifikasi. Apakah batas fungsi hutan atau batas administrasi perlu dicantumkan.
3) Informasi penunjang, yaitu informasi yang diharapkan dapat melengkapi informasi pokok da nada relevasinya untuk dicantumkan dalam peta.
Informasi apa saja yang perlu dicantumkan pada peta tematik sulit dirinci. Hal ini sangat tergantung kepada tema peta, tersedianya data dan kerateristik serta relevansinya. Apabila unsur-unsur dan informasinya terlalu banyak, maka petanya akan menjadi ruwet dan sukar dibaca, sedangkan kalau informasinya terlalu sedikit, peta menjadi kurang informatif.
6. Komponen-komponen atau Kelengkapan Peta
Menurut Anonim (2012), komponen-komponen peta atau kelengkapan peta ada 5 yang harus di utamakan yaitu:
a. Judul Peta
Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum pembaca memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya. Judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta. Judul peta biasanya diletakan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat juga diletakan di bagian lain dari peta, asalkan tidak menggangu kenampakan dari keseluruhan peta. Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta kita dapat segera mengetahui data dan daerah mana yang tergambar dalam peta tersebut contoh:
1) Peta penyebaran penduduk pulau jawa. 2) Peta bentuk muka bumi asia.
b. Skala Peta
Selain judul kita juga akan menemukan skala pada peta. Skala merupakan ciri yang membedakan peta dengan gambar lain. Skala peta sangat erat kaitanya dengan data yang membedakan peta dengan gambar lain. Skala peta sangat erat kaitanya dengan data yang disajikan dengan secara rinci.
1) Legenda atau Keterangan Peta
Legenda merupakan komponen penting pada peta. Kerena peta tanpa legenda. Keterangan petanya, sulit untuk dibaca, jadi agar mudah dibaca dan ditafsirkan, peta harus dilengkapi dengan legenda atau keterangan. Legenda menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta contoh : legenda atau keterangan peta. Legenda biasanya diletakan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakan pada bagian lain peta, sepanjang tidak menggangu kenampakan peta secara keseluruhan.
2) Petunjuk Arah atau Tanda Orientasi
Petunjuk arah juga penting artinya pada peta. Gunanya untuk menunjukan arah utara, selatan, timur dan barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruhan. Petunjuk arah pada biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk kearah utara. Petunjuk ini diletakan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak menggangu kenampakan peta.
C. Objek Wisata dan Fasilitas 1. Konsep Pariwisata
Di dalam membina atau meningkatkan kesadaran masyarakat dibidang kepariwisataan dibutuhkan penyebarluasan berbagai pengertian yang berhubungan dengan segala macam atau bentuk peristilahan yang sering digunakan dalam dunia kepariwisataan. Hal tersebut sangat penting sebagai sarana untuk menambah wawasan. Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata tadi antara lain adalah mengenai apa itu pariwisata dan apa saja yag dibutuhkan para wisatawan. Hal ini penting mengingat bagaimana juga dengan semakin berkembangnya pariwisata Nasional maka masyarakat akan bersinggungan dengan dunia pariwisata dan sekaligus mendapat pelajaran tentang manfaatnya, baik langsung maupun tidak langsung.
Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain, seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun belajar.
Suwantoro (1997) Wisatawan merupakan seseorang atau kelompok
orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourit), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara dikunjungi
dengan kurang waktu dalam 24 jam maka mereka disebut dengan pelancong (excursionist). Pengunjung (visitor), yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Pariwisata memiliki definisi yang bermacam-macam, yang dikemukakan oleh beberapa ahli sesuai dengan tinjauan mereka masing-masing.
Suwantoro (1997) menyatakan, Pariwisata berhubungan erat denagn
pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan dan keperluan usaha yang lainnya.
Spillance (1987) menyatakan, “Pariwisata adalah perjalanan dari satu
tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan per orangan atau kelompok, sebagai usaha untuk mencari keseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan lingkungan
2. Tinjauan Geografi Pariwisata tentang Obyek Wisata
a. Pengertian Obyek wisata
Pariwisata terlahir terlahir dari bahasa Sanskerta yang komponen-komponen terdiri dari (a) pari yang artinya penuh, lengkap, berkeliling, (b) wis (man) yang artinya rumah, property, kampong, komunitas, (c) ata yang artinya pergi terus-menerus, mengembara (roaming about) yang bila dirangkai menjadi satu kata melahirkan pariwisata, berarti: pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus menerus. Dalam oprasionalnya istilah pariwisata sebagai pengganti istilah asing “tourism” atau “travel” diberi makna oleh Pemerintah Indonesia. ’mereka yang meninggalkan rumah untuk mengadakan perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang dikunjungi sambil menikmati kunjungan mereka’ Pendit (2002).
Tempat yang dikunjungi oleh wisatawan tersebut merupakan tempat-tempat yang memiliki daya tarik tinggi, sehingga wisatawan tertarik untuk mengunjunginya. Tempat-tempat tersebutlah yang dikenal dengan istilah obyek wisata. Menurut Hunziger dan karft Pendit (2002) mengemukakan ,bahwa objek wisata adalah suatu tempat atau lokasi yang memiliki potensi untuk menarik minat seseorang untuk mengunjunginya.
Yoeti (1999), mengemukakan bahwa objek wisata merupakan suatu
areal atau wilayah yang terdapat di muka bumi yang memiliki ciri khas berupa keindahan alamnya.
Tentunya sesuatu atau suatu wilayah dapat dijadikan sebagai obyek wisata tidak hanya tergantung pada keindahan fenomenanya , melainkan juga karena kekhasan yang dimiliki oleh obyek tersebut. Obyek wisata adalah suatu tempat atau benda yang memilki cirri khas tersendiri dan memiliki daya tarik tersendiri, sehingga mengundang perhatian banyak orang untuk menyaksikannya” Richard (1996). Begitu pula halnya seperti yang yang diungkapakan Munadi (1953) bahwa objek wisata adalah “ suatu tempat yang memiliki daya tarik baik itu karena keindahanya atau pun nilai historis yang terkandung di dalamnya”.
Jadi berdasarkan uraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa obyek wisata adalah suatu suatu lokasi atau obyek yang memilki daya tarik minat wisatawan untuk berkujung ke tempat tersebut. Daya tarik tersebut dapat berupa keindahan ataupun riligius yang terdapat di dalam suatu objek tersebut.
b. Jenis Obyek wisata
Perbedaan jenis obyek wisata akan memberikan kenikmatan dan kepuasan tersendiri terhadap pengunjungnya. Berdasarkan perbedaan tersebut, menurut Pendit (1999) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana” mengemukakan beberpa jenis pariwisata yang dikenal dewasa ini adalah sebagi berikut .
1) Wisata Religi
Wisata Religi merupakan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan mendekatlan diri pada Tuhan, dengan mengaggumi keindahan lokasi itu.
2) Wisata Budaya
Wisata Budaya merupakan perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup, budaya dan seni mereka. 3) Wisata Kesehatan
Wisata Kesehatan merupakan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan tersebut untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan.
4) Wisata Sosial
Wisata Sosial merupakan pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberikan kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan rekreasi.
5) Wisata Pendidikan
Merupakan perjalanan wisata yang mendidik dan mendapat pengetahuan tentang sejarah dan ilmu baru.
6) Wisata Pertanian
Wisata Pertanian merupakan pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan.
7) Wisata Bahari
Wisata Bahari merupakan jenis wisata yang banyak dikaitkan dengan olah raga air, berkeliling melihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air, menikmati keindahan pantai dan keadaan di sekitar pantai seperti pegunungan, bukit yang ada di sekitarnya yang banyak dilakukan di negara-negara marirtim seperti Indonesia.
8) Wisata Cagar Alam
Wisata Cagar Alam merupakan wisata yang banyak dilakukan oleh para pencinta alam dalam kaitannya denagn kegemarannya memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan dan kembang beraneka warna yang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat.
Sedangkan pariwisata menurut Spillance (1987), membedakan pariwisata berdasarkan tujuan wisatawan berkun jung ke suatu rangkaian pariwisata di suatu tempat anatar lain:
a) Pariwisata untuk menikmati perjalanan b) Pariwisata untuk rekreasi
d) Pariwisata untuk menikmati olah raga e) Pariwisata untuk urusan usaha
f) Pariwisata untuk upacara keagamaan maupun untuk penyelenggaraan adat istiadat.
3. Fasilitas
a. Fasilitas dan Pelayanan Wisata (Amenities)
Disamping daya tarik wisata, wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata juga membutuhkan adanya fasilitas yang menunjang perjalanan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan perjalanan tersebut, perlu disediakan bermacam-macam fasilitas, mulai dari pemenuhan kebutuhan sejak berangkat dari tempat tinggal wisatawan, selama berada di destinasi pariwisata dan kembali ke tempat semula. "Attractions bring people to the
destination; facilities service them when they get there. Because they ara away from home,the visitor requires certain things-a place to stay, something to eat and drink" Mill (1990).
Fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan perjalanan wisatawan tersebut muncul dalam satu kesatuan yang saling terkait dan melengkapi satu sama lain, sehingga dalam suatu perjalanan wisata, seluruh komponen yang digunakan tidak dapat dipisahkan, tergantung pada karakteristik dan bentuk perjalanan wisata yang dilakukan oleh wisatawan.
Komponen fasilitas dan pelayanan perjalanan biasanya terdiri dari unsur alat transportasi, fasilitas akomodasi, fasilitas makan dan minum dan
fasilitas penunjang lainnya yang bersifat spesifik dan disesuaikan dengan kebutuhan perjalanan. Komponan ini tidak terlepas dari adanya komponen prasarana atau infrastuktur, yaitu suatu komponen yang menjamin bagi tersedianya kelengkapan fasilitas. Fasilitas transportasi baru dapat disediakan apabila ada jaminan bahwa prasarana jalan sudah tersedia, demikian juga fasilitas telekomunikasi dapat disediakan apabila prasana jaringan penghubung ke destinasi pariwisata tersebut sudah tersedia.
b. Kondisi Objek Wisata
Kondisi objek wisata, fasilitas-fasilitas sosial objek wisata, kemudahan transportasi untuk pencapaian ke objek wisata, keamanan dan ketertiban di objek wisata, dan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan sektor pariwisata. Objek wisata yang baik adalah berbagai objek wisata yang menarik dan memiliki ciri khas, serta didukung oleh fasilitas-failitas sosial yang memadai.
Fasilitas-fasilitas sosial yang dibutuhkan pada objek wisata antara lain sebagai berikut :
1) Fasilitas olah raga dan sarana ibadah yang layak.
2) Fasilitas pemandu wisata, yang senantia siap untuk mengantar dan memberikan penjelasan kepada para wisatawan.
4) Terdapatnya areal penjualan cinderamata (souvenir), baik berupa barang-barang maupun makanan khas yang dapat dibeli untuk oleh-oleh wisatawan.
5) Keramahan penduduk yang tinggal di sekitar objek wisata.
Berdasarkan keterhubungannya jalur jalan raya dibedakan menjadi : 1) Jalan negara, yaitu jalan yang menghubungkan antar ibukota provinsi; 2) Jalan provinsi, yaitu jalan yang menghubungkan ibukota provinsi dengan
ibukota kabupaten atau kota;
3) Jalan kabupaten atau kota, yaitu jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten atau kota dengan ibukota kecamatan;
4) Jalan desa, yaitu jalan yang menghubungkan ibukota kecamatan dengan desa-desa di sekitarnya. Adapun sarana transportasi darat dapat berupa kendaraan roda empat, roda dua, atau kereta api.
Prasarana transportasi air bisa memantaatkan sumber daya sungai, danau, dan laut. Sungai-sungai yang biasa dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas antara lain sungai-sungai besar di Sumatra, Kalimantan, dan Papua, seperti Sungai Musi, Batanghari, Indragiri, Mahakam, Kapuas, Barito, dan Membramo.
Adapun pelayaran laut terdiri atas pelayaran lokal (antar pelabuhan dalam satu wilayah), interinsuler (antar pulau), dan pelayaran samudra.
Untuk menghubungkan daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau, kita dapat memanfaatkan pelayaran perintis. Jenis sarana transportasi
perairan yang bisa kita jumpai antara lain menggunakan kapal ferry, Pelni (Pelayaran Nasional Indonesia), kapal penyebrangan lokal yang dikelola oleh masyarakat setempat. Sarana transportasi yang paling cepat dan nyaman adalah jalur udara, namun biaya atau ongkosnya jauh relatif mahal. Beberapa perusahaan nasional yang melayani jalur penerbangan antara lain Garuda, Merpati, Mandala, Bouraq, dan Batavia Air (Bambang,2012).
D. Keadaan Umum 3 Objek Wisata 1. Samarinda
a. Kota Samarinda
Kota Samarinda adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Seluruh wilayah kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota Samarinda dapat dicapai dengan perjalanan darat, laut dan udara. Dengan Sungai Mahakam yang membelah di tengah Kota Samarinda, yang menjadi "gerbang" menuju pedalaman Kalimantan Timur. Kota ini memiliki luas wilayah 718 kilometer persegi dan berpenduduk 726.223 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010), menjadikan kota ini berpenduduk terbesar di seluruh Kalimantan. b. Sejarah
Samarinda yang dikenal sebagai kota seperti saat ini dulunya adalah salah satu wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Di wilayah tersebut belum ada sebuah desa pun berdiri, apalagi kota. Sampai pertengahan abad ke-17, wilayah Samarinda merupakan lahan persawahan
dan perladangan beberapa penduduk. Lahan persawahan dan perladangan itu umumnya dipusatkan di sepanjang tepi Sungai Karang Mumus dan sungai Karang Asam.
Pada tahun 1668, rombongan orang-orang Bugis Wajo yang dipimpin La Mohang Daeng Mangkona (bergelar Pua Ado) hijrah dari tanah Kesultanan Gowa ke Kesultanan Kutai. Mereka hijrah ke luar pulau hingga ke Kesultanan Kutai karena mereka tidak mau tunduk dan patuh terhadap Perjanjian Bongaya setelah Kesultanan Gowa kalah akibat diserang oleh pasukan Belanda. Kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari Kerajaan Gowa itu diterima dengan baik oleh Sultan Kutai.
Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampung melantai, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha pertanian, perikanan dan perdagangan. Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama di dalam menghadapi musuh. Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Karang Mumus (daerah Selili seberang) tetapi daerah ini menimbulkan kesulitan di dalam pelayaran karena daerah yang berarus putar (berulak) dengan banyak kotoran sungai. Selain itu dengan latar belakang gunung-gunung (Gunung Selili). Sekitar tahun 1668, Sultan yang dipertuan Kerajaan Kutai memerintahkan Pua Ado bersama pengikutnya yang asal tanah Sulawesi membuka perkampungan di Tanah Rendah. Pembukaan perkampungan ini dimaksud Sultan Kutai,
sebagai daerah pertahanan dari serangan bajak laut asal Filipina yang sering melakukan perampokan di berbagai daerah pantai wilayah kerajaan Kutai Kartanegara. Selain itu, Sultan yang dikenal bijaksana ini memang bermaksud memberikan tempat bagi masyarakat Bugis yang mencari suaka ke Kutai akibat peperangan di daerah asal mereka. Perkampungan tersebut oleh Sultan Kutai diberi nama Sama Rendah. Nama ini tentunya bukan asal sebut. Sama Rendah dimaksudkan agar semua penduduk, baik asli maupun pendatang, berderajat sama. Tidak ada perbedaan antara orang Bugis, Kutai, Banjar dan suku lainnya.
Dengan rumah rakit yang berada di atas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lainnya, melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah bangsawan atau tidak, semua "sama" derajatnya dengan lokasi yang berada di sekitar muara sungai yang berulak dan di kiri kanan sungai daratan atau "rendah". Diperkirakan dari istilah inilah lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan Samarenda atau lama-kelamaan ejaan Samarinda. Istilah atau nama itu memang sesuai dengan keadaan lahan atau lokasi yang terdiri atas dataran rendah dan daerah persawahan yang subur. c. Letak Geografis
Dengan luas wilayah 718 km², Samarinda terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 0°21'81"–1°09'16" LS dan 116°15'16"–117°24'16" BT. Kota Samarinda memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Bagian Utara : Kecamatan Muara Badak dan Kutai Kertanegara. Bagian Selatan: Kecamatan Loa Janan dan Kutai Kertanegara. Bagian Barat : Kecamatan Tenggarong Seberang dan Muara Badak.
Bagian Timur : Kecamatan Muara Badak, Anggana, dan Sanga-sanga di kabupaten Kutai Kertanegara.
d. Objek Wisata
1) Taman Budaya Pampang 2) Air Terjun Tanah Merah 3)
Kebun Raya Samarinda
4)
Cagar Budaya Rumah Adat
5) Masjid Shiratal Mustaqiem 6) Taman Tepian Mahakam
7) Masjid Islamic Center Samarinda
2. Bontang
a) Kota Bontang
Kota Bontang adalah sebuah kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 120 kilometer dari Kota Samarinda, berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Timur di utara dan barat, Kabupaten Kutai Kartanegara di selatan dan Selat Makassar di timur.
b) Sejarah
Dalam perjalanan sejarah, Bontang yang sebelumnya hanya merupakan perkampungan yang terletak di daerah aliran sungai, kemudian
mengalami perubahan status, sehingga menjadi sebuah kota. Ini merupakan tuntutan dari wilayah yang majemuk dan terus berkembang.
Pada awalnya, sebagai kawasan permukiman, Bontang memiliki tata pemerintahan yang sangat sederhana. Semula hanya dipimpin oleh seorang yang dituakan, bergelar Petinggi di bawah naungan kekuasaan Sultan Kutai di Tenggarong. Nama-nama Petinggi Bontang tersebut adalah: Nenek H. Tondeng, Muhammad Arsyad yang kemudian diberi gelar oleh Sultan Kutai sebagai Kapitan, Kideng dan Haji Amir Baida alias Bedang.
Bontang terus berkembang sehingga pada 1952 ditetapkan menjadi sebuah kampong yang dipimpin Tetua Adat. Saat itu kepemimpinan terbagi dua: hal yang menyangkut pemerintahan ditangani oleh Kepala Kampung, sedangkan yang menyangkut adat-istiadat diatur oleh Tetua Adat. Jauh sebelum menjadi wilayah Kota Administratif, sejak 1920 Desa Bontang ditetapkan menjadi ibu kota kecamatan yang kala itu disebut Onder Distrik
van Bontang yang diperintah oleh seorang asisten wedana yang bergelar
Kiyai. Adapun Kyai yang pernah memerintah di Bontang dan masih lekat dalam ingatan sebagian penduduk adalah: Kiai Anang Kempeng, Kiai Hasan, Kiai Aji Raden, Kiai Anang Acil, Kiai Menong, Kiai Yaman dan Kiai Saleh.
Sebelum menjadi sebuah kota, status Bontang meningkat menjadi kecamatan dibawah pimpinan seorang asisten wedana dalam Pemerintahan Sultan Aji Muhammad Parikesit, Sultan Kutai Kartanegara XIX (1921-1960), setelah ditetapkan Undang-undang No. 27 Tahun 1959 tentang pembentukan
Daerah Tingkat II di Kalimantan Timur dengan menghapus status Pemerintahan Swapraja.
c) Letak Geografis
Secara Geografis Kota Bontang terletak antara 117º23’ Bujur Timur sampai 117º38’ Bujur Timur serta diantara 0º01’ Lintang Utara dan 0º12’ Lintang Utara. Kota Bontang menempati wilayah seluas 497,57 km2 Wilayah Kota Bontang didominasi oleh lautan, yaitu seluas 349,77 km2 (70,30 %), sedangkan wilayah daratannya hanya 147,8 km2 (29,70 %).
Bontang berbatasan sebagai berikut :
Bagian Utara : Berbatasan dengan Kutai Timur Bagian Timur : Berbatasan dengan Selat Makasar Bagian Selatan : Berbatasan dengan Kutai Kartanegara Bagian Barat : Berbatasan dengan Kutai Timur
d) Objek Wisata 1) Bontang Kuala 2) Pantai Beras Basah 3) Taman danau PKT 4) Wisata alam Teluk Kaba 5) Tugu Equator
3. Tenggarong
a) Kabupaten Tenggarong
Tenggarong (disingkat: TGR) merupakan sebuah kota kecamatan sekaligus ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Wilayah Tenggarong yang terbagi dalam 13 kelurahan ini memiliki luas wilayah
mencapai 398,10 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 72.458 (BPS
2007).
b) Sejarah
Tenggarong juga merupakan ibu kota Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Kota ini didirikan pada tanggal 28 September 1782 oleh Raja Kutai Kartanegara ke-15, Aji Muhammad Muslihuddin, yang dikenal pula dengan nama Aji Imbut.
Semula kota ini bernama Tepian Pandan ketika Aji Imbut memindahkan ibukota kerajaan dari Pemarangan. Oleh Sultan Kutai, nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti rumah raja. Namun pada perkembangannya, Tangga Arung lebih populer dengan sebutan "Tenggarong" hingga saat ini.
Menurut legenda Orang Dayak Benuaq dari kelompok Ningkah Olo, nama/kata Tenggarong menurut bahasa Dayak Benuaq adalah "Tengkarukng" berasal dari kata tengkaq dan bengkarukng, tengkaq berarti naik atau menjejakkan kaki ke tempat yang lebih tinggi (seperti meniti anak tangga), bengkarukng adalah sejenis tanaman akar-akaran. Menurut Orang
Benuaq ketika sekolompok orang Benuaq (mungkin keturunan Ningkah Olo) menyusuri Sungai Mahakam menuju pedalaman mereka singgah di suatu tempat dipinggir tepian Mahakam, dengan menaiki tebing sungai Mahakam melalui akar bengkarukng, itulah sebabnya disebut Tengkarukng oleh aksen Melayu kadang "keseleo" disebut Tengkarong, lama-kelamaan penyebutan tersebut berubah menjadi Tenggarong. Perubahan tersebut disebabkan Bahasa Benuaq banyak memiliki konsonan yang sulit diucapkan oleh penutur yang biasa berbahasa Melayu/Indonesia.
c) Letak Geografis
Kota Tenggarong terletak pada 116°47' - 117°04' Bujur Timur dan 0°21' - 0°34' Lintang Selatan. titik pusat tertinggi kota tenggarong dari permukaan laut ± 500 m. Tenggarong di lewati oleh aliran sungai Mahakam yang merupakan salah atu sungai terbesar di Kalimantan timur. kondisi lahan di tenggarong cenderung lahan rawa di daerah dataran dekat tepian sungai dan berbukit. suhu udara rata-rata di kota tenggarong adalah 30 °C, dengan curah hujan tahunan rata-rata 1500-2000 mm per-tahun.
d) Objek Wisata
1) Museum Mulawarman 2) Museum Kayu Tuah Himba 3) Pulau Kumala
4) Planetarium Jagad Raya 5) Waduk Panji Sukarame.
E. Global Positioning System (GPS) 1. Pengertian GPS
Menurut Hartanto (2003), Global Positioning System atau sering di singkat GPS adalah suatu sistem navigasi yang menggunakan satellite informasi dan informasi waktu di hampir semua tempat di muka bumi, setiap saat dan dalam kondisi apapun. Pada dasarnya, GPS merupakan aplikasi yang harus menunggu terlebih dahulu permintaan dari pengguna. Aplikasi ini menyediakan akurasi positioning atau penentuan posisi yang berkisar antara 100 meter (95% dari waktu), 5 hingga 10 meter, juga sampai pada akurasi relative pada submeter, dan bahkan pada tingkat subcentimeter. Secara umum semakin tinggi akurasi yang dihasilkan akan memerlukan infrastruktur yang lebih canggih dan tentunya berhubungan dengan biaya yang harus di keluarkan.
Menurut Budiyanto (2010), perangkat GPS yang digunakan dalam pengambilan data sebenarnya adalah perangkat penangkap sinyal (receiver) dari beberapa satellite GPS yang mengorbit di atas lokasi survey. Panduan dari
satellite GPS memberikan informasi lokasi receiver GPS tersebut. Berbagai
permasalahan sering muncul dengan perangkat bantu GPS ini, seperti masalah akurasi pengukuran. Keraguan sering muncul atas data yang didapatkan pada
receiver GPS yang digunakan untuk pengukuran, kondisi atmosferik, kondisi
keterbukaan lokasi pengukuran, topografi dan lain – lain. Dalam kondisi tertentu nilai kesalahan yang ada dapat ditolerir. Nilai kesalahan yang sering muncul dapat diminimalisir dengan memaksimalkan pemilihan waktu pengambilan data
yang tepat seperti dengan memperhatikan kondisi cuaca atau atmosfer, pengunaan jenis receiver yang baik daan lain – lain.
Penggunaan GPS untuk penentuan posisi saat ini diantaranya adalah navigasi untuk kegiatan pribadi (hiking, pelayaran, berburu, petunjuk ketika mengemudi, dan lain sebagainya) navigasi pesawat, survey di lepas pantai dan navigasi kapal, fleet tracking, pengendalian mesin, teknik sipil, survey daratan, GIS dan pemetaan, analisis dan lain sebagainya.
Easting adalah titik sumbu garis di permukaan bumi yang diambil dari arah
timur barat, sedangkan northing adalah titik sumbu garis dipermukaan bumi yang diambil di arah utara ke selatan dan titik elevation adalah titik garis yang diambil dari arah atas ke bawah atau bisa dikatakan titik ketinggian.
2. Kemampuan GPS
Garmin GPS Navigasi 60 CSX adalah salah satu receiver GPS tipe navigasi yang dapat menentukan posisi dengan koordinat, yang dilengkapi
dengan Kompas Digital. Alat ini punya kemampuan sebagai berikut :
a. Dapat menentukan posisi (koordinat) dalam format geografis (lintang dan bujur), koordinat pada proyeksi peta.
b. Dapat menentukan ketinggian suatu tempat. c. Dapat menentukan waktu, kecepatan dan arah.
d. Dapat menyimpan koordinat sebanyak 3000 titik (waypoint)
3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan GPS
Menurut Ariyanto (2010), keuntungan dan kekurangan penggunaan GPS: a. Kelebihan yang dimiliki GPS
1) Informasi dapat diperoleh secara cepat 2) Informasi yang dihasilkan cukup akurat 3) Up to date
4) Biaya pengambilan data murah 5) Mudah dipindahkan – pindah/dibawah
6) Terus berkembang sesuai kebutuhan (banyak pilihan model) b. Kelemahan pengunaan GPS
1) Dipengaruhi oleh cuaca dan tempat (terjadi bias) 2) Pengambilan data harus dilakukan di tempat terbuka 3) Tergantung dengan keberadaan satelit GPS
4) Koordinat yang dihasilkan terkadang tidak pas jika diplotkan di peta 5) Harga alat masih relatif mahal
6) Tempat penyimpanan data masih terbatas
F. Software Arc Gis 10. 1. ArcMap 10
ArcMap merupakan menu utama dalam ArcGis yang digunakan untuk membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing, composing dan publishing peta (GIS Consortium Aceh – Nias, 2007).
Gambar 1. ArcMap 10
Komponen-komponen ArcMap antara lain : a. Table Of Contents (TOC)
Merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan dalam Map Area. TOC terdiri atas Data Frame yang berisi layer-layer yang mempresentasikan data yang ada. Beberapa fungsi yang dapat dilakukan dalam TOC antara lain :
1) Menyusun susunan layer
2) Mengaktifkan layer dan me-nonaktifkan layer
3) Melihat system koordinat yang digunakan (Layer Properties) 4) Membuka table attribute data spasial (Open Attribute Table)
TOC juga menyediakan fasilitas symbology yang merepresentasikan muka bumi yang diwakili oleh symbol (baik bentuk maupun warna) dari
feature (point, line, maupun polygon) berdasarkan attribute dapat di
sesuaikan melalui TOC.
Selain symbology TOC juga dapat melakukan fungsi labeling yang mana fasilitas ini berungsi untuk mempermudah user dalam memahami isi peta tersebut.
Gambar 2. Table Of Contents
b. Arc Toolbox
ArcToolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk melaksanakan operasi-operasi tertentu pada ArcGis. Tampilan ArcToolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan pada folder-folder ArcToolbox berdasarkan fungsi.
b. Search
Satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas search. Fasilitas ini menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari. Melalui fasilitas ini, user dapat mencari data spasial, data project. dan tools local
server.
Gambar 3. Search Tool c. Toolbar
Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu.
Berikut ini beberapa contoh tools standart yang terdapat pada ArcMap 10.
1) Toolbar Tools
Gambar 4. Basic Tools
2) Toolbar Standart
Gambar 5. Toolbar Standart 2. ArcCatalog 10
ArcCatalog merupakan bagian dari ArcGis yang digunakan untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution), dan menyimpan (documentation) data-data SIG. Secara sederhana fungsi dari ArcCatalog ialah manajemen data.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di Samarinda, Bontang, dan Tenggarong sebagai obyek yang dikaji. Sedangkan data lapangan akan diolah di laboratorium Geomatika dan SIG Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
2. Waktu
Penelitian ini memerlukan waktu selama 6 bulan terhitung dari tanggal 17 Januari 2014 sampai dengan 20 Juni 2014 meliputi orientasi lapangan dan pengambilan data lapangan, penyusunan proposal, pengolahan data di laboratorium, penulisan laporan penelitian.
B. Alat dan Bahan 1. Peralatan yang digunakan
a. GPS Garmin 60 CSx , digunakan untuk menggambil koordinat b. Komputer/laptop intel Pentium, digunakan untuk mengolah data c. Kamera, digunakan untuk dokumentasi.
2. Bahan
a. Baterai, digunakan untuk mengaktifkan GPS Garmin 60 CSx.
b. Peta Dasar, yaitu peta dasar Kecamatan dan Jaringan Jalan Kalimantan Timur.
C. Prosedur Kerja 1. Persiapan
Persiapan meliputi orientasi lapangan, alat yang akan digunakan, penyusunan rencana kerja dan konsultasi pembimbing, serta pengumpulan data – data yang diperlukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan, berupa koordinat dari objek wisata dan jalan menuju tempat wisata.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penunjang dari data primer. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan antara lain :
1) Daftar Objek Wisata
2) Data Sarana dan Prasarana Objek Wisata
2. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung di lapangan meliputi koordinat posisi X, Y dan Z. Pengambilan data tersebut dilakukan
menggunakan GPS Navigasi Garmin 60 CSX dengan mengambil
koordinat-koordinat objek yang akan dipetakan atau dengan kata lain dapat disebut sebagai metode waypoint dan tracking.
Adapun langkah-langkah penggunaan GPS dalam pengambilan data lapangan yaitu:
1) Persiapan menuju lokasi yang akan dipetakan, 2) Hidupkan GPS,
3) Tunggu sampai di layar GPS muncul 4 satelit kemudian display,
4) Simpan koordinat ke dalam memori yaitu tekan tombol MARK > beri nama pada menu Point Name > tekan tombol Record > pilih Avg > setelah Estimated Accuracy berada dibawah 3 meter tekan Enter.
5) Jika tracking > Menu > Tracks > On > Enter. b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan informasi yang diperoleh dari masing-masing Lokasi Wisata berupa data tabular yang berfungsi sebagai data
attribute.
3. Pengolahan data
Data yang sudah diambil dari lapangan diolah
a. Mengunduh data GPS dengan menggunakan MapSource 1) Buka sofware MapSource.
2) Hubungkan USB GPS ke Laptop.
3) Pilih transfer > receive from device maka akan muncul data apa yang ada di GPS, pilih waypoint dan tracks karena data yang diambil adalah titik koordinat dan data jalan.
Gambar 7. Jendela Menyimpan data
b. Digitasi
1) Add Data > Pilih Data Add >Arc Catalog > Pilih Folder yang Akan Menyimpan data > Klik Kanan > New > Shapefile.
2) Create New Shapefile > Name (Polygon) > Feature Type (Polygon) > Select > Ubah UTM > OK.
3) Pilih Lokasi yang akan Didigitasi > Editor > Start Editing > Mulai Digitasi.
Gambar 9. Digitasi 4. Menggabungkan Data Primer dan Data Sekunder
Merupakan langkah-langkah dalam menggabungkan data primer dan data sekunder yang akan menjadi data yang lengkap dengan informasi – informasi yang di tampilkan.
5. Pembuatan Layout Peta
Langkah-langkah pembuatan layout yaitu sebagai berikut:
a. Clik icon Layout View > atur ukuran kertas, File > Print and Page Setup >
Size (A3) > Orientasi (Lanscape),
b. Buat garis astronomi, klik kanan di area peta > Properties > Grids > New Grid
> pilih Measured Grid > Next > Finish,
1) Text untuk memberi judul peta, sistem proyeksi, sumber peta, tahun pembuatan, nama pembuat,
2) North untuk memilih jenis arah mata angin, 3) Scale untuk mengatur skala peta,
4) Scale Bar untuk mengatur skala garis, 5) Legend untuk mengatur legenda peta, 6) Insert untuk membuat insert peta.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Samarinda, Bontang, dan Tenggarong mendapatkan informasi jumlah objek wisata, sarana dan prasarana tempat wisata, fasilitas yang ada, dan waktu ketempat wisata .
Dari Kegiatan Penelitian mendapatkan hasil tempat wisata di Samarinda, Bontang, dan Tenggarong berjumlah 18 sebagai berikut:
Tabel 1. Tempat Wisata di Samarinda, Bontang, dan Tenggarong
No Nama Tempat Wisata Alamat
Samarinda
1 Rumah Adat Jalan. Pangeran Bendahara 2 Masjid Shiratal Mustaqiem Jalan. Pangeran Bendahara 3 Tepian Mahakam Jalan. Gajah Mada
4 Citra Niaga Jalan. Komplek Citra Niaga 5 Islamic Center Jalan. Slamet Riadi
6 Kebun Raya Jalan. Poros Samrinda-Bontang Km.8
7 Air Terjun Tanah Merah Jalan. Poros Samarinda-Bontang KM.12
8 Taman Budaya Pampang Jalan. Poros Samarinda-Bontang KM.24
Bontang
1 Tugu Equator Jalan. Poros Samarinda-Bontang KM.80
2 Danau PKT Jalan. Komplek Perumahan PKT 3 Bontang Kuala Jalan.Bontang Kuala Gg.Batu
Sasha 4 Pantai Beras Basah Beras Basah
5 Teluk Kaba Jalan. Poros Bontang-Sanggata KM.56
Tenggarong
1 Pulau Kumala Jalan. Timbau 2 Museum Mulawarman Jalan. Diponegoro 3 Planetarium Jagad Raya Jalan. Diponegoro 4 Waduk Panji Jalan. Rondong Demang 5 Museum Kayu Tua Himba Jalan. Rondong Demang
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil data pengambilan langsung di lapangan berupa koordinat X, Y, dan Z menggunakan GPS navigasi Garmin tipe 60 CSx dengan metode waypoint.
Diketahui bahwa di Samarinda, Bontang, dan Tenggarong terdapat 18 tempat wisata yang menjadi tujuan wisatawan domestik dan internasional. Dari 18 tempat wisata tersebut ada 2 lokasi wisata yang tidak berfungsi sedangkan 16 lokasi wisata masih berfungsi tetapi mulai mengalami kerusakan.
1. Samarinda
a. Keadaan Tempat Wisata Samarinda
Samarinda merupakan kota pusat yang menjadi tempat singgah dari daerah sekitarnya, padatnya bangunan serta saluran pembuangan air yang kurang tepat mengakibatkan Kota ini selalu banjir di saat hujan dan air pasang yang menimbulkan kemacetan saat berpergian. Tetapi hal ini tidak menjadi penghalang wisatawan untuk Berwisata. Banyak tempat wisata di Kota Samarinda yang fasilitasnya mulai rusak, kurangnya perhatian pengunjung pada lingkungan mengakibatkan tempat wisata itu kurang menarik. Berikut adalah informasi wisata diKota Samarinda :
1) Islamic Center
Islamic Center termasuk jenis wisata religi. Wisata ini adalah
tempat wisata yang paling baik fasilitas dan bersih karena tempat Ibadah, Keadaan sekitar sangat indah dan bersih.
2) Masjid Shiratal Mustaqiem
Masjid Tua termasuk jenis wisata religi. Tempat wisata satu ini memiliki keadaan lingkungan yang bersih namun fasilitas wisata ini sudah mulai kusam karena umur bangunan yang cukup lama.
3) Taman Budaya Pampang
Pampang Termasuk jenis wisata budaya. Wisata ini adalah wisata mengenal Budaya Suku Dayak, Wisata ini akan ramai pada saat acara Adat, Keadaan fasilitas di tempat ini masih baik serta lingkungan yang bersih.
4) Rumah Adat
Rumah Adat termasuk jenis wisata budaya. Rumah Adat ini mulai jarang dikunjungi wisatawan, tempat ini terkenal akan Rumah Tenun Khas Kalimantan Timur. Keadaan tempat wisata ini masih memiliki fasilitas yang baik.
5) Kebun Raya
Kebun Raya termasuk jenis wisata cagar alam. Tempat ini selalu ramai pada saat liburan, namun keadaan tempat banyak yang sudah tidak berfungsi/rusak. Lokasinya lumayan bersih, karena adanya tempat sampah hampir disetiap tempat.
6) Air Terjun Tanah Merah
Air Terjun Tanah Merah termasuk jenis wisata cagar alam. Tempat ini sering dikunjungi wisatawan yang camping, Lokasinya bersih karena adanya tempat sampah, namun keadaan fasilitasnya yang mulai rusak.
7) Tepian Mahakam
Tepian Mahakam termasuk jenis wisata bahari. Wisata ini ramai dikunjungi setiap hari, namun keadaan lingkungan air mahakam kurang bersih serta sebagian tempat terkikis oleh air sehingga rusak.
8) Citra Niaga
Citra Niaga termasuk jenis wisata sosial. Tempat ini memiliki lingkungan yang kurang bersih, dikarenakan banyaknya bangunan penduduk yang berjualan di tempat itu.
Tabel 2. Tempat Wisata Samarinda dan Fasilitas
b. Keadaan Sarana dan Prasarana Tempat Wisata
Samarinda Merupakan sebuah Ibu Kota yang memiliki penduduk dan bangunan yang padat, hal ini mengakibatkan jalanan sekitar samarinda menjadi macet. Samarinda juga menjadi tempat banyaknya
No Tempat Wisata Fasilitas Transport asi Waktu Tempuh Biaya Jam Operasi onal KET 1 Islamic Center a) 10 Kamar Mandi/WC b)6 Tempat Wudhu c)Taman d)Tower/Menara e)Klinik Darat 20 Menit dari Pusat Kota - Setiap Hari Berfung si 2 Masjid Shiratal Mustaqiem a)2 Kamar Mandi/WC b)Tempat Parkir Darat 20 Menit dari Pusat Kota
- Setiap Hari Berfungsi
3 Taman Budaya Pampang a) 2Kamar Mandi/WC b)Rumah Adat Suku Dayak c)Warung d)Toko Souvennir Khas Kalimantan Darat 50 Menit dari Pusat Kota a)Karcis Motor = Rp.2000,- b)Karcis Mobil=Rp.5000,- c)Karcis Rumah Adat=Rp.20.000,- d)Foto dengan Pakaian Adat=Rp.50.000,- e)Foto dengan Suku Asli = Rp. 50.000,- Sabtu & Minggu (08.00. 17.00) Berfung si 4 Rumah Adat a)2 Kamar Mandi/WC b)Tempat Parkir Darat 20 Menit dari Pusat Kota - 08.00-17.00 Berfung si 5 Kebun Raya a) 6 Kamar Mandi/WC b) Tempat Parkir c)Taman d)Arena Bermain e)Tempat Hewan f)Pemancingan g)1 Loket Tiket Darat 1Jam dari Pusat Kota a)Dewasa = Rp.10.000,- b)Anak-anak=Rp.5000,- 10.00-18.30 Berfung si
6 Air Terjun Tanah Merah
a)4Kamar Mandi/WC b)Tempat Parkir c)Taman d)Arena Bermain e)Camping f)1 Loket Tiket Darat 1 Jam dari Pusat Kota a)Dewasa = Rp.5.000,- b)Anak-anak=Rp.2000,- 10.00-18.30 Berfung si 7 Tepian Mahakam a)Taman b)Arena Bermain c)Pedagang Kaki Lima Darat 15 Menit dari Pusat Kota - 24 Jam Berfung si 8 Citra Niaga a)Setiap tempat memiliki Kamar Mandi/WC b)Menjual Souvenir Khas Kalimantan dll. Darat 20 Menit dari Samarind a-Bontang - Setiap Hari Berfung si
industri-industri besar sehingga kendaraan-kendaraan besar sangat banyak menggunakan jalan umum di kota dan tidak pada waktu yang telah ditetapkan oleh pemerintah kota, sehingga banyaknya jalan di samarinda mengalami kerusakan yang cukup parah. Selain jalan menuju tempat wisata bangunan wisata juga mulai mengalami kerusakan, hal ini menyebabkan berkurangnya minat wisatawan untuk berkunjung.
Tabel 3. Kondisi Objek Wisata Samarinda
No Nama Tempat Wisata Sarana dan Prasarana 1 Islamic Center Memadai 2 Masjid Shiratal Mustaqiem Memadai 3 Taman Budaya Pampang Cukup Memadai
4 Rumah Adat Memadai
5 Kebun Raya Cukup Memadai 6 Air Terjun Tanah Merah Cukup Memadai 7 Tepian Mahakam Cukup Memadai
8 Citra Niaga Memadai
2. Bontang
a. Keadaan Tempat Wisata Bontang
Bontang merupakan daerah yang bersih serta indah. Di daerah ini banyak taman yang menarik wiatawan untuk berkunjung, dari Samarinda ke Bontang dapat menempuh waktu 3 jam. Berikut tempat wisata di Bontang :
1) Tugu Equator
Tugu Equator Termasuk Jenis Wisata Pendidikan. Keadaan wisata ini kurang diperhatikan oleh Pemerintah dan Penduduk, sehingga keadaan tempatnya kurang menarik.
2) Pantai Beras Basah
Beras Basah Termasuk Jenis Wisata Bahari. Wisata ini banyak menarik wisatawan karena keadaan tempat yang indah dan bersih, namun fasilitasnya sudah mulai rusak seperti arena bermain dan tugu nama Beras Basah sudah hancur.