• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

58 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dengan Subyek Penelitian Siswa kelas 4(a) sebanyak 24 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Kalibeji 01 berada di Wilayah Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya Sekolah Dasar Negeri Kalibeji 01 ini letaknya tidak jauh dari Jalan muncul salatiga KM 6, karena letaknya tidak jauh dari kota salatiga dan mudah dijangkau dan suasananya jauh dari kebisingan kendaraan maka sangat mendukung untuk kegiatan pembelajaran. disamping itu hal ini menjadikan anak lebih aman dalam perjalanan berangkat, istirahat, maupun pulang sekolah.

4.1.1 Gambaran Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas 4(a) Sekolah Dasar Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan pada mata pelajran IPA materi pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan.

4.2. Uji Pra Syarat 4.2.1. Uji Validitas

Sugiyono (2007) menyatakan bahwa uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Analisis untuk validitas item instrumen menggunakan perhitungan korelasi item total (Corrected Item-Total Correlation).

(2)

Selanjutnya untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman Ali (1987) dapat digunakan pedoman nilai koefisien korelasi sebagai berikut:

0,0 0– 0,20 = dianggap tidak ada validitas 0,21 – 0,40 = validitas rendah

0,41 – 0,60 = validitas sedang 0,61 – 0,80 = validitas tinggi 0,81 – 1,00 = validitas sempurna

Soal tes yang akan diujikan pada penelitian ini, dilakukan uji coba terlebih dahulu pada 24 siswa di kelas 4b SD Negeri Kalibeji 01, item soal yang diuji validitasnya ada 40 item soal terdiri dari 20 soal untuk siklus I dan 20 soal untuk siklus II. Pada uji coba siklus I terdapat 15 item soal yang valid dan 5 item soal yang tidak valid dan pada uji coba siklus II terdapat 17 item soal yang valid dan 3 item soal yang tidak valid. Perhitungan validitas soal uji validitas dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.1

Validitas Instrumen Soal Siklus I Soal Siklus I

Valid Tidak Valid

1, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18,

20

2, 3, 8, 17, 19

Tabel 4.2

Validitas Instrumen Soal Siklus II Soal Siklus I

(3)

1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,

18, 19, 20

4, 8, 17

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat realibilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha croncbrach. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows(statistical product and service solutions).

Reliabilitas dapat diartikan sejauh mana instrument dapat diandalkan, Azwar (2000). Uji reliabilitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik Alpha yang dikembangkan oleh George dan Mallery (1995) untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut :

α≤ 0,7 : tidak dapat diterima 0,7< ≤ 0,8: dapat diterima

0,8< ≤ 0,9 : reliabilitas bagus α > 0,9 : reliabilitas memuaskan

Uji reliabilitas soal siklus I besar Alpha 0,924 berarti reliabilitas bagus dan siklus II besar Alpha 0,998 berarti reliabilitas memuaskan, Hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.

(4)

Tabel 4.3

Uji Reliabilitas Soal Siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,924 15

Tabel 4.4

Uji Reliabilitas Soal Siklus II

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .998 17 4.3 Pelaksanaan Tindakan 4.3.1 Pra Siklus

Penelitian dilakukan di kelas 4(a)SD Negeri Kalibeji 01Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 24 siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Pada tahap ini peneliti belum memberikan tindakan terhadap pembelajaran, peneliti hanya mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa untuk kemudian di lakukan suatu tindakan.

4.3.2 Siklus I

4.3.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan

Setelah memperoleh data mengenai hasil belajar siswa kelas 4(a) pada kondisi awal. Maka, peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas untuk

(5)

melanjutkan pelaksanaan siklus I. Pada siklus I peneliti melakukan 3 kali pertemuan kegiatan belajar mengajar.Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar peneliti menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan pada saat mengajar yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), alat peraga, lembar kerja siswa,menyiapkan soal tes dan lembar observasi.Lembar observasi bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan oleh peneliti. Hasil observasi tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pertemuan berikutnya.

4.3.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama siklus I

Dilaksanakan tanggal 4 Maret 2014 dengan kompetensi dasar mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang air laut). Indikatornya faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan fisik yang disebabkan oleh angin danhujan. Adapun langkah-langkah kegiatan pada pertemuan pertama yaitu dimulai dari salam pembuka, perkenalan dengan siswa, doa, mengabsen siswa, apersepsi dan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi rasa keingintahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari. Selanjutnya menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung, memberikan materi berupa handout. Setelah itu, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, guru menjelaskan sedikit tentang materi dan mengadakan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa. Setelah itu guru membagikan LKS, dalam setiap kelompok siswa disuruh mengerjakan LKS secara individu terlebih dahulu, setelah itu siswa diberi kesempatan untuk diskusi berpasangan dengan teman kelompoknya mengenai tugas yang telah diberikan oleh guru. Guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi. Selanjutnya kedua pasangan ini kemudian bertemu kembali ke kelompok besarnya untuk mengsharekan hasil diskusi kelompoknya dan setiap kelompok mengsharekan hasil diskusi di depan kelas kepada kelompok lain, kelompok lain menanggapi hasil diskusi temannya yang telah dibacakan

(6)

di depan kelas. Setelah itu guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok dengan menggunakan alat peraga yang sudah guru persiapkan. Setelah itu guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan akhir guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami. Setelah itu guru dan siswa membuat simpulan bersama, selanjutnya guru memberi penguatan dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

Selama proses belajar mengajar berlangsung, observer merekam jalanya pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Dari rekaman tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi dari siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut: pada pertemuan pertama siklus I hasil observasi yang diperoleh guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan runtut, sudah menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan sudah menggunakan alat peraga dengan maksimal serta melibatkan siswa dalam penggunaan model pembelajaran Contexstual Teaching and Learning (CTL) akan tetapi dalam memotivasi siswa masih kurang dan pengontrolan siswa dalam diskusi kelompok masih belum terkendali, masih ada siswa yang sibuk sendiri. Pada pengamatan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, belum memadai yang diharapkan peneliti dengan mewujudkan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa belum terbiasa pada model yang digunakan sehingga menyebabkan siswa tidak aktif dalam belajar, dalam bersosialisasi dan bekerjasama dalam kegiatan belajar kelompok.

Pertemuan Kedua Siklus I

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2014 pada jam pertama. Pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari petemuan pertama. Guru melanjutkan materi dengan kompetensi dasar yang sama yaitu mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang air laut). Namun dengan indikator yang

(7)

berbeda diantaranya memahami manfaat yang didapat dan kerugian yang dapat ditimbulkan dari adanya angin dan hujan. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, doa, mengabsen siswa, apersepsi: guru bertanya “Anak-anak tahukah kalian manfaat yang didapat dari adanya angin dan hujan?. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru mengingatkan pembelajaran minggu lalu kepada siswa. Selanjutnya menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung, memberikan materi berupa handout. Setelah itu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan sedikit tentang materi dan mengadakan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa. Guru memberikan LKS. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk diskusi berpasangan dengan teman kelompoknya mengenai tugas yang telah diberikan oleh guru. Guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi, kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk menshare hasil diskusinya. Setiap kelompok mengsharekan hasil diskusi di depan kelas kepada kelompok lain, kelompok lain menanggapi hasil diskusi temannya yang telah dibacakan di depan kelas. Setelah itu guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok dengan menggunakan alat peraga yang sudah guru persiapkan. Guru memberikan penguatan/penghargaan terhadap hasil diskusi tiap kelompok. Setelah itu guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan akhir guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami. Setelah itu guru dan siswa membuat simpulan bersama, dan memberikan kesempatan siswa mencatat hasil kesimpulan selanjutnya guru menutup pelajaran dan mengakhiri dengan mengucapkan salam.

Selama proses belajar mengajar berlangsung, observer merekam jalannya pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Dari rekaman tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan

(8)

selama pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi dari siklus I pertemuan kedua adalah sebagai berikut:

Pada pertemuan kedua siklus I kegiatan belajar mengajar terlihat sudah baik anak-anak mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan cara guru memotivasi siswa juga sudah terlihat lebih baik dan membuat siswa lebih tertarik dalam belajar. Namun masih ada kekurangan yang diperlihatkan siswa, keaktifan belajar siswa belum menunjukkan sebagaimana layaknya kelompok, masih malu bertanya kepada teman kelompok dan masih ada siswa yang suka mengolok temannya pada saat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Pertemuan Ketiga Siklus I

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2014 pada jam ke-3. Pada pertemuan ketiga ini tidak ada kegiatan proses belajar mengajar. Guru hanya memberikan soal evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus I. Saat kegiatan evaluasi masih terdapat beberapa siswa yang berusaha untuk membuka catatan nanum guru menegaskan kembali untuk tidak membuka catatan.

4.3.2.3 Refleksi Siklus I

Berdasarkan observasi pada pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara:

Guru perlu lebih dekat dengan siswa agar proses pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan siswanya menjadi lebih aktif lagi. Guru perlu memberi arahan dan motivasi agar siswa tidak malu bertanya kepada anggota kelompoknya dan juga memberikan semangat. Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan-kesalahan dan kesulitan yang dihadapi siswa, pada saat siswa melakukan diskusi kelompok. Memberikan pengertian pada siswa bahwa saat teman berbicara atau menjelaskan hasil dari kerja kelompoknya harus kita hargai.

(9)

4.3.3 Siklus II

4.3.3.1 Tahap Perencanaan Tindakan

Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pada siklus II ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), alat peraga, lembar kerja siswa (LKS),menyiapkan soal tes dan lembar observasi serta lebih mempersiapkan dengan baik-baik agar hasil belajar siswa lebih bagus dan dapat meningkat dibanding pada siklus I.

4.3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama Siklus II

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2014. Guru melanjutkan materi dengan kompetensi dasar mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor), indikatornya menyebutkan kerusakan lingkungan dengan penyebabnya. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, doa, mengabsen siswa, apersepsi: guru bertanya “Anak-anak pernahkah kalian melihat kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh banjir?” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan digunakan selama proses belajara mengajar berlangsung, memberikan materi berupa handout. Setelah itu Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan sedikit tentang materi dan mengadakan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa. Guru memberikan LKS. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk diskusi berpasangan dengan teman kelompoknya mengenai tugas yang telah di berikan oleh guru. Guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi, kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk menshare hasil diskusinya. Setiap kelompok mensharekan hasil diskusi di depan kelas kepada kelompok lain, kelompok lain menanggapi hasil diskusi temannya yang telah dibacakan di depan kelas. Setelah itu guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok dengan menggunakan alat peraga yang sudah guru persiapkan. Guru memberikan penguatan/penghargaan terhadap hasil diskusi tiap kelompok.

(10)

Setelah itu guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan akhir guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami. Setelah itu guru dan siswa membuat simpulan bersama, dan memberikan kesempatan siswa mencatat hasil kesimpulan selanjutnya guru menutup pelajaran dan mengakhiri dengan mengucapkan salam.

Selama proses belajar mengajar berlangsung, dari hasil observasi dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi dari siklus II pertemuan pertama adalah sebagai berikut: pada pertemuan pertama siklus II kegiatan belajar mengajar terlihat sudah semakin baik dan berjalan sesuai yang telah direncanakan. Anak-anak semakin asik dengan model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan tidak ragu lagi saat mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami siswa dan guru dalam mengajarnya sudah merasa tidak kesulitan dalam mengontrol jalannya kegiatan siswa saat melakukan diskusi.

Pertemuan Kedua Siklus II

Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 21maret 2014. Pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama siklus II. Guru melanjutkan materi dengan kompetensi dasar yang sama yaitu mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor), tetapi dengan indikator yang berbeda yaitu memahami cara-cara mencegah banjir dan tanah longsor. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, doa, mengabsen siswa, apersepsi: Guru bertanya “Anak-anak bagaimana cara untuk mencegah terjadinya banjir?” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung, memberikan materi berupa handout. Setelah itu Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan sedikit tentang materi dan mengadakan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa. Guru

(11)

memberikan LKS. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk diskusi berpasangan dengan teman kelompoknya mengenai tugas yang telah diberikan oleh guru. Guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi, kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk menshare hasil diskusinya. Setiap kelompok mensharekan hasil diskusi di depan kelas kepada kelomopk lain, kelompok lain menanggapi hasil diskusi temannya yang telah dibacakan di depan kelas. Setelah itu guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok dengan menggunakan alat peraga yang sudah guru persiapkan. Guru memberikan penguatan/penghargaan terhadap hasil diskusi tiap kelompok. Setelah itu guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan akhir guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami. Setelah itu guru dan siswa membuat simpulan bersama, dan memberikan kesempatan siswa mencatat hasil kesimpulan selanjutnya guru menutup pelajarandan mengakhiri dengan mengucapkan salam.

Selama proses belajar mengajar berlangsung, hasil observasi yang didapatdari siklus II pertemuan kedua adalah sebagai berikut: Pada pertemuan kedua siklus II kegiatan belajar mengajar sudah memuaskan. siswa sudah terbiasa bekerjasama untuk berdiskusi kelompok. Dalam diri siswa sudah terlihat semangat dan kebernian untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok kepada teman di depan kelas.

Pertemuan Ketiga Siklus II

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 24maret 2013 pada jam ke-2.Pada pertemuan ketiga, disini guru hanya memberikan soal evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus II.Siswa dengan penuh konsentrasi mengerjakan soal evaluasi yang telah diberikan guru.

(12)

4.3.3.3 Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil observasi yang ada pada pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga pada siklus II, pembelajaran dikatakan sudah baik dan kondusif sesuai yang diharapkan peneliti dan hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian tindakan ini serta kualitas pembelajaran sudah meningkat dengan bentuk partisipasi aktif siswa, setiap siswa telah dapat membagi pengetahuannya dengan belajar kelompok. Sehingga suasana kelas yang awalnya cenderung pasif menjadi lebih aktif, siswa dalam belajarnya dapat dikatakan tuntas belajar, terlihat dalam nilai rata-rata kelas sudah mencapai kriteria baik yaitu 84,95. Oleh karena itu penelitian tindakan ini dihentikan pada siklus II.

4.4 Hasil Analisis Data 4.4.1 Hasil Analisis Pra Siklus

Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.5

Daftar Hasil Nilai Ulangan Harian Siswa Pra Siklus

No Nilai Pra Siklus Keterangan

Jumlah Siswa Persentase ( ) 1 96-100 - 0 Tuntas 2 91-95 - 0 Tuntas 3 86-90 - 0 Tuntas 4 81-85 1 3 Tuntas 5 76-80 3 15 Tuntas 6 71-75 2 9 Tuntas 7 67-70 6 23 Tuntas 8 ≤66 12 50 Tidak Tuntas 9 Jumlah 24 100

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan pembelajaran belumlah efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya, sebanyak 12 orang siswa dari 24 siswa belum memenuhi KKM (KKM = 67) dan sebanyak 12 orang siswa sudah memenuhi KKM (KKM = 67).

(13)

Sebaran sebagai berikut diketahui untuk nilai 96 s/d 100 sebanyak tidak ada siswa dengan persentase 0%, untuk nilai 91 s/d 95 sebanyak tidak ada siswa dengan persentase 0%, nilai 86 s/d 90 sebanyak tidak ada siswa dengan persentase 0%, nilai 81 s/d 85 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3%,nilai 76 s/d 80 sebanyak 3 siswa dengan persentase 15%, nilai 71 s/d 75 sebanyak 2 siswa dengan persentase 9%,untuk nilai 67 s/d 70 sebanyak 6 siswa dengan persentase 23%,dan yang memiliki nilai ≤ 66sebanyak 12 siswa dengan persentase 50%. Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas 4(a) SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Berdasarkan tabel 4.5. dapat digambarkan dalam gambar 4.5

Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Ulangan Siswa Pra Siklus

4.4.2 Hasil Analisis Siklus I

Setelah pembelajaran menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang terdiri dari 3kali pertemuan pada siklus I diperoleh hasil belajar pada akhir siklus I pada pertemuan ke-3 seperti pada tabel 4.6

≤66 67-70 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95 96-100 12 6 2 3 1 0 0 0 Rentangan Nilai JUMLAH SISWA

(14)

Tabel 4.6

Daftar Hasil Nilai Tes Siswa Pada Siklus I Mapel IPA Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

No Nilai Pra Siklus Keterangan

Jumlah Siswa Persentase ( ) 1 96-100 2 9 Tuntas 2 91-95 - 0 Tuntas 3 86-90 2 9 Tuntas 4 81-85 2 9 Tuntas 5 76-80 5 17 Tuntas 6 71-75 3 15 Tuntas 7 67-70 3 15 Tuntas 8 ≤66 7 26 Tidak Tuntas 9 Jumlah 24 100

Berdasarkan tabel 4.6. dapat dilihat bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pembelajaran pada siklus I diketahui dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata sebelum diadakan tindakan 65,54 menjadi 76,08 pada rata-rata nilai siklus I. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara signifikan pra siklus lebih rendah dari siklus I. Sebaran untuk nilai 96 s/d 100 sebanyak 2 siswa dengan persentase 9%, nilai 91s/d 95 sebanyak tidak ada siswa dengan persentase 0%, nilai 86 s/d 90 sebanyak 2 siswa dengan persentase 9%, nilai 81 s/d 85 sebanyak 2 siswa dengan persentase 9%, nilai 76 s/d 80 sebanyak 5 siswa dengan persentase 17%, nilai 71 s/d 75 sebanyak 3 siswa dengan persentase 15%, nilai 67 s/d 70 sebanyak 3 siswa dengan persentase 15%,dan untuk nilai ≤66 sebanyak 7 orang siswa dengan persentase 26%. Jadi dengan KKM 67 jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 siswa.

Namun belum mampu mencapai tujuan yang diharapkan oleh peneliti dikarenakan masih ada siswa yang belum tuntas yaitu sebanyak 7 orang siswa dari 24 siswa, ini berarti peneliti akan melaksanakan penelitian lagi terhadap hasil belajar siswa pada siklus II.Untuk mengatasi kekurangan

(15)

dari tiap pertemuan yang telah dilakukan pada siklus I, maka peneliti perlu melakukan tindakan perbaikan pada rencana pembelajaran yang akan dilakukan padasiklus II.

Berdasarkan tabel 4.6 dapat digambarkan dalam gambar 4.6

Gambar 4.6 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Siklus I 4.4.2 Hasil Analisis Siklus II

Setelah pembelajaran menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang terdiri dari 3 kali pertemuan pada siklus II diperoleh hasil belajar pada akhir siklus II pada pertemuan ke-3 seperti pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Daftar Hasil Nilai Tes Siswa Pada Siklus II Mapel IPA Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

No Nilai Pra Siklus Keterangan

Jumlah Siswa Persentase ( ) 1 96 - 100 3 13 Tuntas 2 91 - 95 3 13 Tuntas 3 86 - 90 6 22 Tuntas 4 81 - 85 3 13 Tuntas 5 76 - 80 4 15 Tuntas 6 71 - 75 - 0 Tuntas 7 67 - 70 3 13 Tuntas 8 ≤ 66 2 11 Tidak Tuntas 9 Jumlah 24 100 ≤66 67-70 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95 96-100 7 3 3 5 2 2 0 2 Rentangan Nilai JUMLAH SISWA

(16)

≤66 67-70 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95 96-100 2 3 0 4 3 6 3 3 Rentangan Nilai JUMLAH SISWA

Berdasarkan tabel 4.7. dapat dilihat bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk nilai 96 s/d 100 sebanyak 3 siswa dengan persentase 13%, nilai 91 s/d 95 sebanyak 3 siswa dengan persentase 13%, nilai 86 s/d 90 sebanyak 6 siswa dengan persentase 22%, nilai 81 s/d 85 sebanyak 3 siswa dengan persentase 13%,nilai 76 s/d 80 sebanyak 4 siswa dengan persentase 15%, nilai 71 s/d 75 sebanyak tidak adasiswa dengan persentase 0%, nilai 67 s/d 70 sebanyak 3 siswa dengan persentase 13%, dan nilai ≤ 66 sebanyak 2 siswa dengan persentase 11%.Jadi dengan KKM 67 dari 24siswa hanya ada 2 siswa yang belum tuntas dalam belajarnya dengan persentase 11% dan ada 22 siswa yang tuntas dalam belajarnya dengan persentase keseluruhan yaitu 89%. Hasil ini sudah sesuai dengan target yang diharapkan oleh peneliti yaitu 85% dari jumlah 24 siswa untuk memperoleh nilai diatas KKM 67 dari sekolah. Dapat disimpulkan hasil belajar siswa SDN Kalibeji 01 termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian tujuan penelitian “Penggunaan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014” telah tercapai.

Dari keterangan pada tabel 4.7 dapat digambarkan dalam gambar 4.7

(17)

4.4.4 Hasil Analisis Pra siklus, Siklus I dan Siklus II

Perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Perbandingan Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : IV / II

Kriteria Ketuntasan Minimal : 67

No Pencapaian Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 Jumlah Nilai 1598 1826 2039 2 Nilai Rata-rata 66,58 76,08 84,95 3 Nilai tertinggi 85 100 100 4 Nilai terendah 50 64 64 5 Siswa tuntas 12 17 22

6 Siswa belum tuntas 12 7 2

7 Persentase ketuntasan 50% 74% 89%

Berdasarkan tabel 4.8 Perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus I dan siklus IIdapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal ada 12 siswa (50%) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM (67), sedangkan 12 siswa (50%) telah tuntas karena mendapat nilai di atas KKM.Nilai tertinggi yang dicapai 85 dan nilai terendahnya 50. Setelah menggunakan model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)pada siklus I jumlah siswa yang belum tuntas ada 7 siswa (26%), sedangkan 17 siswa (74%) telah tuntas karena mendapatkan nilai di atas KKM. Nilai tertinggi yang dicapai 100 dan nilai terendah 64. Pada siklus II sebanyak 22 siswa dari 24 siswa telah mencapai nilai di atas KKM dengan persentase (89%), dan ada 2 siswa yang berada di bawah KKM dengan persentase (11%). Nilai tertinggi yang dicapai 100 dan nilai terendah 64.

(18)

Berdasarkan data tabel 4.8 perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa dapat digambarkan pada grafik berikut:

Gambar 4.8

Diagram Batang Perbandingan Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV berdasarkan Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Dari grafik di atas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai ≥ KKM pada pra siklus ada 12 siswa atau sekitar 50% yang tuntas meningkat menjadi 17 siswa atau sekitar 74% pada siklus I, kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 22 siswa atau 89% siswa kelas 4 tuntas. Terbukti bahwa “Penggunaan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014”.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian sebelum diadakan tindakan hasil belajar siswa masih relatif rendah terdapat 12 siswa dari 24 siswa belum memenuhi KKM yang ditentukan (KKM 67) dan 12 siswa telah memenuhi KKM yang

0 5 10 15 20 25

Pra Siklus Siklus I Siklus II

12 7 2 12 17 22 Belum Tuntas Tuntas

(19)

ditentukan dengan persentase ketuntasan 50%. Setelah diadakan tindakan dengan menggunakan model pembelajarn Contextual Teaching and Learning (CTL) pokok bahasan “Pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan” diperoleh hasil belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II meningkat. Dapat dilihat pada siklus I terdapat 17 orang siswa dari 24 siswa sudah memenuhi KKM, dengan persentase ketuntasan 74%, dan pada siklus II terdapat 22 siswa dari 24 siswa sudah memenuhi KKM dengan persentase ketuntasan 89%..

Sehingga dapat dinyatakan dengan “Penggunaan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Gambar

Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Ulangan Siswa Pra Siklus
Gambar 4.6 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Siklus I  4.4.2  Hasil Analisis Siklus II
Gambar 4.7 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Siklus II.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa senyawa yang terkandung pada Ulva lactuta yaitu terdapat senyawa flavonoid, dan senyawa polisakarida yang berperan sebagai imunostimulan yang ditandai

efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Pada dasarnya permainan sepakbola merupakan suatu usaha untuk menguasai bola dan

Pada dasarnya koperasi mempunyai beberapa kegiatan usaha dan salah satunya adalah usaha simpan pinjam.Usaha simpan pinjam KPRI Tansmigrasi Surabaya diperuntukkan

makanan menciptakan jenis makanan cepat saji, salah satunya adalah mie instan. Mie instan merupakan salah satu makanan pelengkap, bahkan bagi sebagian besar masyarakat,

Gejala lanjut penyakit layu Fusarium pada Bawang putih (daun mulai.. dari ujung menguning, layu mengering dengan cepat). Selanjutnya Gambar 2 menyajikan makrokonidia Fusarium

Stakla koja se danas koriste za staklena pročelja vrlo su napredna (eng. high tech) i složeniju strukturu. Stakla za pročelja građevina moraju zadovoljiti sva svojstva

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah dan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran koopertatif