• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN AJAR PENGANTAR SUPERVISI AKADEMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN AJAR PENGANTAR SUPERVISI AKADEMIK"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAHAN AJAR

PENGANTAR SUPERVISI AKADEMIK

Pengarah

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Penanggung Jawab

Dr. Santi Ambarrukmi, M.Ed.

Penyusun

Hari Santosa, M.Pd.; 081380604449; harrisantosa@ymail.com Drs. Nusyirwan, M.Si.; 08127978261; nusyir1010@gmail.com

Penelaah

Dr. Cepi Triatna, M.Pd.; 08122399262; cepitriatna@gmail.com Wendhie Prayitno, M.T.; 081328273939; wendhies@gmail.com

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Copyright ©2019

Edisi ke-1: Juni 2019

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang menyalin sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan individu maupun komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

(3)

i

KATA PENGANTAR

Integrasi konsep dan tahapan kegiatan program kemitraan antara guru dan kepala sekolah pada tahun 2019 ini dilakukan untuk menghasilkan percepatan pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan salah satunya melalui perbaikan mutu pembelajaran. Peran strategis Kepala Sekolah diharapkan berjalan optimal melalui penguatan kompetensinya dalam malaksanakan tugas pada aspek supervisi kepada guru.

Supervisi akademik yang melekat pada tugas Kepala Sekolah diberikan penguatan secara teknis dan implementatif dalam program Kemitraan melalui kegiatan Pembekalan Kepala Sekolah Inti yang selanjutnya diharapkan dapat mengimbaskan pengalaman baik dan hasil belajarnya kepada Kepala Sekolah Mitra.

Bahan ajar ini disusun sebagai pengantar bagi Kepala Sekolah yang terlibat dalam program kemitraan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilannya dalam melaksanakan supervisi pembelajaran. Penyesuaian dan pengembangan terhadap bahan ajar ini sangat mungkin dilakukan dengan mempertimbangkan tuntutan peraturan, kebijakan dan kondisi yang mengharuskan adanya penyesuaian tersebut dalam penerapannya di sekolah.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan bahan ajar ini diucapkan terimakasih. Semoga bahan ajar ini dapat menjadi pintu masuk bagi terbukanya wawasan dan meningkatnya pengetahuan serta keterampilan Kepala Sekolah yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas mutu Pendidikan.

Jakarta, Juni 2019

Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan

Dr. Santi Ambarrukmi, M.Ed NIP 196508101989022001

(4)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR... iii

A. DESKRIPSI MATERI ... 1

B. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 3

C. URAIAN MATERI ... 3

1. Konsep Dasar ... 3

2. Tahap Pertemuan Awal ... 6

3. Tahap Observasi Pembelajaran ... 7

4. Tahap Pertemuan Balikan ... 7

D. IMPLEMENTASI ... 9

1. Perencanaan Supervisi Akademik ... 9

2. Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 19

3. Evaluasi Dan Analisis Hasil Supervisi Akademik ... 35

4. Umpan Balik Supervisi Akademik ... 37

5. Rencana Tindak Lanjut Supervisi Akademik ... 40

6. Laporan Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 43

E. REFLEKSI... 44

F. LAMPIRAN ... 45

(5)

iii

DAFTAR

GAMBAR

Gambar 1. Tiga Tujuan Supervisi………. ………. Gambar 2. Siklus Supervisi Klinis……….…. Gambar 3. Siklus Supervisi Akademik……….………..…………

4 6 8

(6)

1

A. DESKRIPSI MATERI

Supervisi berasal dari kata ‘super dan vision’. Super berarti tinggi, atas dan vision artinya melihat sehingga supervisi adalah melihat dari atas. Artinya orang yang melihat itu mempunyai kemampuan yang lebih (tinggi) dari yang dilihat. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Glickman, et al; 2007). Demikian pula menurut Sujana (2008), yang menyatakan bahwa supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar kompetensi peserta didik mencapai hasil yang optimal.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 menyatakan bahwa satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020. Ketentuan ini memberi kesempatan kepada sekolah untuk melakukan pengelolaan implementasi Kurikulum 2013.

Panduan bahan ajar Supervisi Akademik disusun dengan mengintegrasikan keterampilan yang diperlukan peserta didik agar mampu bertahan pada Abad 21, yakni literasi dasar (bagaimana peserta didik menerapkan keterampilan berliterasi untuk kehidupan sehari-hari), kompetensi (bagaimana peserta didik menyikapi tantangan yang kompleks), dan karakter (bagaimana peserta didik menyikapi perubahan lingkungan mereka).

Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan “melek” dalam berbagai hal. Pencapaian kompetensi peserta didik diukur melalui penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar merupakan proses pengumpulan informasi/data tentang capaian belajar peserta didik. Penilaian tersebut dapat dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan

(7)

2

pemerintah. Kepala sekolah mengelola pendidik (guru) melakukan pemantauan proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan pengukuran pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar (KD). Dalam lingkup karakter, penguatan pendidikan karakter (PPK) di Indonesia mengacu pada lima nilai utama, yakni (1) religiositas, (2) nasionalisme, (3) kemandirian, (4) gotong royong, dan (5) integritas. Implementasi PPK dapat dilakukan dengan tiga pendekatan utama, yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Ketiga pendekatan ini saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Pendekatan ini dapat membantu satuan pendidikan dalam merancang dan mengimplementasikan program dan kegiatan PPK.

Panduan Bahan Ajar Supervisi Akademik dalam jenjang SMP,SMA dan SMK memfasilitasi kepala sekolah untuk belajar menyusun perencanaan supervisi akademik, melaksanakan supervisi akademik, menganalisis data supervisi akademik, menentukan umpan balik dan tindak lanjut, serta menyusun laporan hasil supervisi akademik. Supervisi akademik oleh kepala sekolah dilaksanakan sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut:

Pada tahap perencanaan supervisi, kepala sekolah akan menentukan tujuan, menyusun jadwal, menentukan pendekatan dan teknik yang tepat, serta mengidentifikasi instrumen-instrumen yang digunakan dalam melakukan supervisi. Tahap selanjutnya, kepala sekolah akan mempelajari cara melaksanakan supervisi akademik, baik supervisi perangkat pembelajaran, supervisi pelaksanaan pembelajaran, maupun supervisi penilaian hasil belajar. Pembelajaran dilanjutkan dengan menganalisis data supervisi untuk menentukan umpan balik dan tindak lanjut yang diperlukan sehingga dapat dilakukan perbaikan pembelajaran. Penyusunan laporan supervisi juga akan dipelajari pada bahan ajar ini.

Kepala sekolah akan mengembangkan kompetensi supervisi akademik dengan melakukan pembelajaran bersama dengan sesama kepala sekolah atau secara individu dengan dipandu oleh fasilitator. Kepala sekolah yang dimaksud adalah Kepala Sekolah Inti, Kepala Sekolah Mitra, dan kemudian dilimpahkan kepada

(8)

3

Kepala Sekolah Imbas. Pada akhir pembelajaran, Kepala Sekolah akan menyusun rencana tindak lanjut sebagai tugas yang melekat sebagai kepala sekolah sehari-hari.

Setelah mempelajari panduan ini, kepala sekolah dapat mengimplementasikan hasil belajar tersebut di sekolah dengan tetap mengintegrasikan literasi, kompetensi 4Cs, HOTs dan karakter sebagai bekal keterampilan peserta didik agar mampu bertahan di Abad 21.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menerima Bahan Ajar Supervisi Akademik ini, kepala sekolah diharapkan mampu:

1. Menyusun perencanaan supervisi akademik. 2. Melaksanakan supervisi akademik.

3. Menganalisis data supervisi akademik.

4. Menentukan umpan balik dan tindak lanjut hasil supervisi akademik.

C. URAIAN MATERI 1. Konsep Dasar

Supervisi akademik merupakan salah satu fungsi mendasar (essential function) dalam keseluruhan program sekolah (Glickman, et al. 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru. Guru diharapkan mampu:

a. Membantu guru mengembangkan kompetensinya,

b. Mengembangkan kurikulum 2013, terintegrasi PPK, GLS, 4C, HOTs

c. Mengembangkan kelompok kerja guru dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) dan menyusun best practise (Glickman, et. al. 2007, Sergiovanni, 1982). Gambar tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

(9)

4 Gambar 1. Tiga Tujuan Supervisi

Adapun tujuan Supervisi Akademik yaitu :

a. Supervisi akademik dilaksanakan untuk membantu guru meningkatkan kemampuan profesionalnya, yang mencakup pengetahuan akademik, pengelolaan kelas, ketrampilan proses pembelajaran dan dapat menggunakan semua kemampuannya ini untuk memberikan pengalaman belajar yang berkualitas bagi peserta didik.

b. Supervisi akademik dilakukan untuk memeriksa atau memastikan atau memastikan proses pembelajaran di sekolah berjalan sesuai ketentuan dan tujuan yang ditetapkan. Kegiatan pengawassan ini dapat dilakukan melalui kunjungan ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan peserta didik.

c. Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru meningkatkan kompetensinya, melaksanakan tugas mengajarnya dengan lebih baik dengan menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya, dan memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru (Kemdiknas, 2017)

Supervisi akademik berkaitan erat dengan pembelajaran berkualitas, karena proses pembelajaran yang berkualitas memerlukan guru yang profesional, dan guru profesioanl dapat dibentuk melalui supervisi akademik yang efektif. Guru sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan profesionalitasnya melalui supervisi akademik sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Melalui supervisi akademik, refleksi praktis untuk penilaian unjuk kerja guru dapat dilaksanakan, kesulitan dan permasalahan dalam proses pembelajaran dapat diidentifikasi, informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dapat diketahui, dan program tindak lanjut

(10)

5

untuk pengembangan profesionalisme guru dapat disusun (Kemendiknas, 2007). Dengan demikian supervisi akademik adalah bagian dari proses pengembangan profesionalisme guru agara semakin mampu menyediakan layanan belajar yang berkulitas bagi peserta didik.

Dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik kepala sekolah perlu memperhatikan prinsip-prinsip supervisi akademik agar tercipta hubungan yang baik antara kepala sekolah, guru dan semua pihak yang terlibat. Adapun prinsip-prinsip supervisi akademik dijelaskan dalam sebagai berikut:

a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.

b. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan sesuai tujuan pembelajaran.

c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen. d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang memungkinkan terjadi.

f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara kepala sekolah dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.

h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.

i. Demokratis, artinya kepala sekolah tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.

j. Aktif artinya guru dan kepala sekolah harus aktif berpartisipasi.

k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.

l. Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan (Kemdiknas, 2010a. h. 6-7).

Supervisi akademik yang menggunakan model pendekatan berbasis permintaan/kebutuhan guru, disebut supervisi klinis. Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka antara kepala sekolah dan guru. Yang menjadi fokus pengamatan pada saat supervisi klinis adalah hal yang menjadi

(11)

6

permasalahan bagi guru yang disupervisi, dan pengamatan harus dilakukan secara teliti dan mendetail. Hubungan antara kepala sekolah sebagai supervisor dan guru juga harus dijaga sebagai hubungan kolegial, bukan otoriter, karena supervisi klinis dilakukan secara bersama antara kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah melakukan supervisi klinis atas dasar permintaan guru yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Karena itu, kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi ini haruslah didasarkan pada semangat tolong menolong.

Siklus supervisi klinis (Kemdikbud, 2014) dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2. Siklus Supervisi Klinis

Adapun tahapannya dijelaskan pada sub bab berikutnya.

2. Tahap Pertemuan Awal

Pertemuan awal, disebut juga dengan pre observation conference atau planning

conference, yang bertujuan agar kepala sekolah dan guru

bersama-samamengembangkan kerangka kerja observasi kelas yang akan dilaksanakan. Guru yang akan disupervisi menyiapkan RPP, dan kepala sekolah sebagai supervisor mempelajari dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai (Quiroz, 2015), menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan supervisi proses pelaksanaan pembelajaran, dan menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi

(12)

7

dan cara mengobservasinya. Hasil akhir pertemuan awal ini adalah kesepakatan (contract) kerja antara kepala sekolah dan guru. Tujuan supervisi klinis dapat dicapai apabila dalam pertemuan awal tercipta kerja sama, hubungan kemanusiaan dan komunikasi yang baik antara kepala sekolah sebagai supervisor dengan guru yang akan disupervisi. Kualitas hubungan yang baik antara kepala sekolah dan guru akan berdampak secara signifikan terhadap kesuksesan tahap berikutnya dalam proses supervisi klinis.

Ada tujuh kegiatan teknis yang penting diperhatikan dan dilaksanakan dalam pertemuan awal ini, yaitu:

1) menciptakan hubungan yang akrab dan terbuka antara kepala sekolah dan guru.

2) mengidentifikasi hal yang perlu dikembangkan guru dalam proses pembelajaran.

3) menerjemahkan permasalahan guru dalam perilaku yang bisa diobservasi,

4) menentukan langkah-langkah untuk memperbaiki proses pembelajaran guru,

5) membantu guru menentukan tujuan perbaikannya sendiri,

6) menentukan waktu pelaksanaan dan instrumen observasi kelas,

7) memperjelas konteks proses pembelajaran dengan menentukan data apa yang akan peroleh.

3. Tahap Observasi Pembelajaran

Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah mengamati proses pembelajaran secara sistematis dan objektif, di mana kepala sekolah atau pengawas sekolah mengamati guru mengajar sebagaimana digariskan dalam RPP (Quiroz, 2015). Aspek-aspek yang akan diobservasi harus sesuai dengan hasil diskusi antara kepala sekolah dan guru pada pertemuan awal.

4. Tahap Pertemuan Balikan

Pertemuan balikan atau pertemuan pemberian umpan balik dilakukan segera setelah melaksanakan observasi proses pembelajaran, dengan ketentuan bahwa hasil observasi sudah dianalisis terlebih dahulu. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah bersama-sama membahas hasil pengamatan proses belajar-mengajar

(13)

8

yang dilakukan oleh kepala sekolah. Inti pembicaraan dalam pertemuan balikan ini difokuskan pada identifikasi dan analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan murid yang diharapkan dengan perilaku aktual guru dan murid, serta membuat keputusan tentang apa dan bagaimana langkah yang seharusnya diambil untuk menindaklanjuti perbedaan tersebut.

Ada lima manfaat pertemuan balikan bagi guru (Goldhammer, Anderson, & Krajewski, 1981), yaitu:

a. guru bisa termotivasi dalam pekerjaannya dengan diberikannya penguatan dan kepuasan;

b. kepala sekolah dan guru dapat bersama-sama mendefinisikan secara tepat isu-isu dalam pengajaran;

c. bila perlu dan memungkinkan, kepala sekolah dapat mengintervensi secara langsung untuk memberikan bantuan didaktis dan bimbingan bagi guru;

d. guru bisa dilatih untuk melakukan supervisi terhadap dirinya sendiri; dan e. guru bisa diberi pengetahuan tambahan untuk dapat memperbaiki dan

meningkatkan kemampuan analisis diri secara profesional pada masa yang akan datang.

Secara umum kegiatan supervisi akademik itu merupakan suatu siklus yang terdiri dari 5 (lima) tahap (gambar 1).

(14)

9

D. IMPLEMENTASI

1. Perencanaan Supervisi Akademik

Tahap pertama adalah perencanaan supervisi. Tahap perencanaan sangat penting dipelajari karena perencanaan yang baik akan membantu kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik secara baik, efektif, efisien, bermakna dan berkelanjutan. Melalui supervisi akademik, guru diharapkan dapat meningkatkan kompetensinya secara terus menerus sehingga proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik meningkat.

Untuk memulai perencanaan supervisi akademik, kepala sekolah harus melakukan serangkaian kegiatan secara berurutan. Para kepala sekolah diminta untuk mengerjakan aktivitas yang ada pada kegiatan pembelajaran.

Kegiatan 1. Langkah perencanaan supervisi akademik

Contoh temuan kasus dibawah ini sebagai bahan untuk mengisi format Perencanaan Supervisi Akademik. Analisis terhadap Perencanaan Supervisi Akademik dalam menganalisis kasus.

”SMP Kemitraan di Desa Ketukaran mempunyai 12 rombel. Pada saat ini proses pembelajaran di sekolah tersebut telah berlangsung selama tiga bulan. Bapak Saiful Hidayat selaku kepala sekolah ingin melakukan supervisi akademik terhadap Ibu Anita, guru matematika yang sudah bertugas selama 3 tahun di SMP Kemitraan dan berkualifikasi S1 pendidikan. Bapak Saiful Hidayat ingin memprioritaskan perbaikan nilai matematika peserta didik-peserta didik SMP Kemitraan, terutama karena selama 2 tahun berturut-turut 40% nilai matematika peserta didik tidak memenuhi ketuntasan minimal (KKM). Berdasarkan hasil supervisi akademik semester lalu, proses pembelajaran yang dilakukan Ibu Anita terkesan monoton, dan cenderung mengunakan metode ceramah, pemberian contoh soal pun hanya mengandalkan soal yang ada pada LKS”.

Contoh F.1. Perencanaan Supervisi Akademik

Langkah Yang Diperlukan Hal Yang Diperlukan Unsur Yang Terlibat Waktu Pelaksanaan Tempat (1) (2) (3) (4) (5) Menentukan tujuan Hasil supervisi sebelumnya,Bu Anita belum menggunakan model variatip 1. Kepala sekolah 2. Wk. kepala sekolah

(15)

10 Langkah Yang Diperlukan Hal Yang Diperlukan Unsur Yang Terlibat Waktu Pelaksanaan Tempat Membuat jadwal Disesuaikan dengan jadwal Sie. Kurikulum sekolah

15 Juni 2019 R. kepala sekolah

Menentukan pendekatan dan teknik Hasil identifikasi pelaksanaan pembelajaran. Pendekatan langsung dan teknik kunjungan kelas. Sie. kurikulum

sekolah 15 Juni 2019 R. kepala sekolah

Memilih instrumen Instrumen supervisi yang terintegrasi Sie. kurikulum

sekolah 15 Juni 2019 R. kepala sekolah

Data temuan hasil supervisi di atas dijadikan sebagai rujukan untuk melakukan kegiatan merumuskan tujuan dan menyusun jadwal kegiatan supervisi yang akan dilakukan pada Kegiatan 2, yaitu merumuskan tujuan supervisi akademik.

Kegiatan 2. Merumuskan Tujuan dan Kriteria Output Supervisi Akademik Tujuan supervisi akademik ditujukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Antara lain dengan cara memberi masukan, bimbingan, dan mengembangkan kemampuan guru sehingga kompetensi guru meningkat. Pada kegiatan ini kepala sekolah diminta untuk merumuskan tujuan dan kriteria output supervisi akademik secara berkelompok dengan merujuk pada hasil Kegiatan 1.

Perumusan tujuan dilakukan secara musyawarah mufakat antara kepala sekolah dengan guru yang hendak disupervisi untuk menyatukan pendapat dalam merumuskan tujuan dengan mempertimbangkan permasalahan guru yang disupervisi sehingga terwujud komitmen bersama. Di samping itu, kriteria output dibuat secara logis, dapat dikerjakan, dan terukur untuk menghindari standar ganda. Hal ini dilakukan untuk menerapkan prinsip anti diskriminasi dan memberi pelayanan yang adil terhadap guru.

Berdasarkan kasus pada Kegiatan 1, tentukan tujuan kegiatan supervisi akademik dan rumuskan kriteria output-nya pada tabel di bawah ini.

(16)

11

F.2. Tujuan Kegiatan Supervisi Akademik dan Kriteria Pencapaian Tujuan No Nama Guru Mata Pelajaran Tujuan Supervisi Kriteria Output

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Anita Matematika Peningkatan kompetensi paedagogik guru

terutama dalam model-model pembelajaran Meningkatnya profesionalisme guru dalam bidang paedagogik Dst.

Catatan: Kriteria tersebut diatas untuk merumuskan tujuan dan kriteria output supervisi akademik

Kegiatan 3. Menyusun Jadwal Supervisi Akademik

Setelah kepala sekolah menyusun rencana dan merumuskan rumusan tujuan supervisi akademik, kegiatan selanjutnya adalah menyusun jadwal supervisi akademik. Jadwal pelaksanaan supervisi akademik meliputi informasi seperti nama guru yang disupervisi, mata pelajaran, hari dan tanggal pelaksanaan, jam pelajaran, kompetensi dasar, dan pokok bahasan/materi.

Sebagai contoh, berdasarkan data perkembangan pembelajaran di sekolah dan setelah berdiskusi dengan pihak terkait seperti pengawas sekolah, komite sekolah, dan guru, Saudara menemukan bahwa guru tersebut adalah yang paling membutuhkan bimbingan akademik. Dalam konteks ini, kepala sekolah perlu mendiskusikan dan menentukan bersama guru tersebutu, hal apa saja yang perlu diperbaiki melalui supervisi akademik dan kapan akan dilaksanakan.

F.3. Jadwal Supervisi Akademik

No Hari/Tanggal Nama Guru

Mata Pelajaran/ Pokok Bahasan/ KD

Kelas Jam Ke Fokus Masalah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Senin/ 5 Maret 2018 Anita Matematika/Bangun Ruang/Menentukan Volume Bangun Ruang 9 A 3-4 Metode Pembelajaran Tidak Bervariatif, Berdasarkan hasil supervisi semester lalu, proses

(17)

12 No Hari/Tanggal Nama

Guru

Mata Pelajaran/ Pokok Bahasan/ KD

Kelas Jam Ke Fokus Masalah pembelajaran yang dilakukan Ibu Anita terkesan monoton, dan cenderung menggunakan metode ceramah, pemberian contoh soal pun hanya

mengandalkan soal yang ada pada LKS Dst.

………...,...……..…….…… Kepala Sekolah,

………...………… NIP.

Kegiatan 4. Menentukan Pendekatan dan Teknik Supervisi Akademik

Aspek penting dalam menyusun rencana supervisi akademik adalah pendekatan dan teknik yang akan digunakan. Pada kegiatan ini, sebelum kepala sekolah menentukan pendekatan dan teknik supervisi akademik. Untuk memperkaya pemahaman Saudara tentang berbagai pendekatan dan teknik supervisi akademik, pelajarilah berbagai teori yang relevan dari berbagai sumber, selain regulasi-regulasi terbaru. Saudara akan memiliki wawasan terkini dengan menjadi pembelajar sepanjang hayat sehingga dapat memberikan layanan supervisi sesuai kebutuhan guru dan sesuai perkembangan zaman. Diskusikanlah tentang pendekatan dan teknik yang dapat digunakan dalam supervisi akademik.

Pendekatan adalah cara atau perbuatan untuk mendekatkan diri kepada suat objek atau langkah-langkah menuju objek (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016). Dalam hal ini pendekatan supervisi akademik adalah strategi untuk melakukan kegiatan supervisi akademik. Supervisi akademik dapat dilaksanakan dengan dua cara atau pendekatan, yaitu pendekatan langsung (direct contact) dan pendekatan tidak langsung (indirect

(18)

13

pendekatan tatap muka, sementara pendekatan tidak langsung menggunakan perantara, seperti melalui surat menyurat, media massa, media elekronik, radio, rekaman, internet dan lain-lain.

Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi, sebenarnya juga sangat bergantung pada karakteristik orang yang disupervisi.

Ketiga pendekatan di atas dijabarkan kembali seperti berikut ini:

a. Pendekatan langsung (direktif), yaitu cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Kepala sekolah memberikan arahan langsung kepada pendidik. Sudah tentu pengaruh perilaku kepala sekolah lebih dominan.

b. Pendekatan tidak langsung (non-direktif), yaitu cara pendekatan terhadap permasalahan yang menggunakan media perantara. Perilaku kepala sekolah dalam pendekatan non-direktif adalah: mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah.

c. Pendekatan kolaboratif, yaitu pendekatan supervisi yang dilakukan oleh sesama guru (Abanil, 2014). Pendekatan kolaboratif ini menekankan prinsip bahwa sesama guru bertanggung jawab terhadap pengembangan keprofesian mereka, belajar kooperatif dan secara kolegial, serta saling bekerja sama.

Selain ke-3 pendekatan supervisi akademik tersebut, terdapat 3 pendekatan lain dalam supervisi akademik menurut Achecon, Keith A, at al, 1997 seperti dikutip dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014: 78 adalah: a. Saintifik (Scientific), didasarkan atas data (hasil pengamatan dan

pencatatan yang teliti, objektif dan valid) untuk selanjutnya diambil langkah perbaikan yang diperlukan.

b. Artistik (Artistic), dilakukan secara tidak langsung pada persoalan (to the

point) tetapi kepala sekolah menggunakan seni tertentu. Pendekatan artistik

(19)

14

mengapresiasikan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Langkah-langkah pendekatan artistik, yaitu:

1) Ketika hendak melakukan supervisi, kepala sekolah tidak boleh mempunyai pretensi apa pun tentang pengajaran yang akan diamati. 2) Melakukan pengamatan terhadap guru dengan cermat, teliti, utuh,

menyeluruh serta berulang-ulang.

3) Memberikan interpretasi atas hasil pengamatan secara formal, setelah pengajaran selesai.

4) Menyusun hasil interpretasi dalam bentuk narasi.

5) Menyampaikan hasil interpretasi yang sudah dinarasikan kepada guru. 6) Menerima umpan balik dari guru terhadap pengamatan yang telah

dilakukan.

c. Klinis (Clinic), didasarkan atas diagnosis kekurangan (kelemahan/penyakit) untuk langkah perbaikan selanjutnya (Kemdikbud, 2014).

d. Satu pendekatan tidak dapat diaplikasikan pada semua kondisi atau tujuan supervisi akademik. Satu pendekatan yang dipilih harus dapat memenuhi kebutuhan dan kesulitan individual guru (Abanil, 2014). Oleh karena itu, memilih pendekatan merupakan proses harus dilakukan secara hati-hati, harus dipertimbangkan pendekatan mana yang efektif dan mengapa (Quiroz, 2015).

Teknik supervisi adalah cara spesifik yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi yang pada akhirnya dapat melakukan perbaikan proses pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Menurut Gwyn seperti dikutip dalam Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:23, ada dua macam teknik supervisi akademik, yaitu: individual dan kelompok (Kemdiknas, 2010).

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang dilakukan terhadap guru secara perorangan. Supervisor berhadapan dengan seorang guru untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut. Teknik supervisi individual ini dapat dilakukan dengan lima cara, yaitu

(20)

15

kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri sendiri. Berikut uraian ke-5 macam teknik supervisi individual. a. Kunjungan kelas

Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah sebagai supervisor untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk menolong guru mengatasi kesulitan dan masalah di dalam kelas.

Kunjungan kelas dapat dilaksanakan:

1) dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang hendak disupervisi, tergantung sifat tujuan dan masalahnya,

2) atas permintaan guru yang akan disupervisi,

3) bila instrumen atau catatan-catatan sudah disiapkan, dan 4) setelah menentukan tujuan kunjungan kelas.

Ada empat tahap dalam melaksanakan kunjungan kelas.

1) Tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu dan sasaran, menyiapkan instrumen, dan cara mengobservasi proses pembelajaran.

2) Tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengimplementasikan perencanaan tersebut, yaitu mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung.

3) Tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi. 4) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

Dalam melaksanakan kunjungan kelas, digunakan enam kriteria yaitu: 1) memiliki tujuan-tujuan tertentu;

2) mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru;

3) menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang obyektif;

4) terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian;

(21)

16

dan

6) pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.

b. Observasi kelas

Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data objektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.

Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah:

1) usaha-usaha dan aktivitas guru-peserta didik dalam proses pembelajaran,

2) cara menggunakan media pengajaran 3) variasi metode,

4) ketepatan penggunaan media dengan materi

5) ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan

6) reaksi mental para peserta didik dalam proses belajar mengajar. 7) pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap:

a) persiapan, b) pelaksanaan, c) penutupan,

d) penilaian hasil observasi; dan e) tindak lanjut.

Supervisor dalam observasi kelas sudah siap dengan instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi, serta observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.

c. Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor guru. Tujuannya adalah:

1) memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi;

(22)

17

3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan 4) menghilangkan atau menghindari segala prasangka.

Terdapat empat jenis pertemuan (percakapan) individual (Swearingen, 1962) sebagai berikut:

a. classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat); b. office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di

ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru;

c. casual-conference, yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru;

d. observational visitation, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.

Pada pelaksanaan pertemuan individual, supervisor harus berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan.

Pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik pertemuan individual sebaiknya melalui tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan: mengumpulkan informasi tentang guru yang akan disupervisi, mengidentifikasi masalah guru, dan menetapkan tujuan supervisi.Pelaksanaan: mengkonfirmasi permasalahan yang dihadapi guru dan tujuan supervisi, mendiskusikan permasalahan yang dihadapi guru dan beberapa alternatif pemecahan masalahan.

b. Akhir pertemuan: menyepakati waktu dan tempat pertemuan untuk pemecahan masalah

c. Tindak lanjut: menindaklanjuti kesepakatan.

d. Kunjungan antar kelas

(23)

18

lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran.

Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas: a) harus direncanakan;

b) guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi; c) tentukan guru-guru yang akan mengunjungi; d) sediakan segala fasilitas yang diperlukan;

e) supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat;

f) adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai, misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu;

g) segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;

h) adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.

e. Menilai diri sendiri

Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri secara objektif. Untuk maksud itu diperlukan kejujuran diri sendiri.

Cara-cara menilai diri sendiri diuraikan sebagai berikut.

• Kuesioner: suatu daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid- murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut nama.

• Menganalisis tes-tes terhadap unit kerja.

• Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara individu maupun secara kelompok.

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi

(24)

satu/bersama-19

sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi, ada tiga belas teknik supervisi kelompok yaitu: kepanitiaan-kepanitiaan (pembentukan komite), kerja kelompok, laboratorium dan kurikulum, membaca terpimpin, demonstrasi pembelajaran, darmawisata, kuliah/studi, diskusi panel, perpustakaan, organisasi profesional, buletin supervisi, pertemuan guru, lokakarya atau konferensi kelompok.

Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat, seorang kepala sekolah harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina dan karakteristik setiap teknik di atas serta sifat atau kepribadian guru, sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik.

Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil seperti dikutip dalam Kementerian Pendidikan Nasional, 2007:43 menyarankan agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru, temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatik guru/aktivitas fisik (Kemdiknas, 2007).

2. Pelaksanaan Supervisi Akademik

Tahap kedua adalah pelaksanaan pembelajaran. Setelah menyelesaikan penyusunan perencanaan supervisI akademik, kepala sekolah akan melaksanakan supervisi akademik. Melalui kegiatan ini, kepala sekolah dapat menemukan kekuatan dan kelemahan guru dalam proses pembelajaran. Hasil temuan ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pemberian feedback guna meningkatkan profesionalisme guru. Guru yang professional akan mampu memberikan pembelajaran yang bermutu sehingga prestasi belajar peserta didik meningkat.

Dalam pelaksanaan supervisi perencanaan pembelajaran ada 3 hal yang perlu dijadikan dasar awal bagi kepala sekolah untuk melaksanakan supervisi akademik.

1) Telaah Perangkat administrasi pembelajaran

(25)

20

( program tahunan, program semesterm silabus , RPP, kalender pendidikan, jadwal pelajaran daftar nilai, Dll )

2) Menelaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Di dalam menelaah RPP didasarkan pada pedoman sebagai berikut: a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP).

b. Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c. Format rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) sesuai standar Proses (Permendikbud No 22 Tahun 2016)

3) Menyusun instrumen supervisi.

Instrumen supervisi akademik merupakan perangkat yang digunakan oleh kepala sekolah untuk mengidentifikasi profil kemampuan guru dalam pembuatan rencana dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian pembelajaran. Kepala Sekolah dapat menggunakan instrumen yang sudah ada,baik instrumen yang telah digunakan dalampengawasan sekolah sebelumnya maupun berupa instrumen baku literatur yang relevan. Terdapat dua cara dalam mengembangkan instrumen yaitu:(1) dengan mengembangkan sendiri; dan (2) dengan cara menyadur (adaptation).

Dalam melaksanakan supervisi akademik, kepala sekolah dapat memanfaatkan teknologi informasi seperti komputer/laptop untuk menyusun instrumen. Selain itu, dalam melakukan observasi kepala sekolah dapat memanfaatkan media digital seperti alat perekam suara dan atau kamera. Tujuan pemanfaatan teknologi informasi agar pelaksanaan supervisi akademik dapat berjalan lebih efektif.dan proses pembelajaan yang berkualaitas.

Proses pembelajaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas mencakup 5 unsur (UNICEF, 2000), yaitu:

a. Peserta didik yang berkualitas: sehat jasmani dan rohani dan siap untuk berpartisipasi dan belajar, proses belajarnya didukung oleh keluarga dan lingkungannya.

b. Lingkungan belajar yang berkualitas: sehat, aman, protektif dan

(26)

21

memadai.

c. Konten yang berkualitas: tercermin dalam kurikulum dan materi ajar yang relevan demi tercapainya keterampilan dasar, khususnya di bidang literasi, numerasi dan kecakapan hidup, pengetahuan dalam hal gender, kesehatan, nutrisi, pencegahan HIV/AIDS dan perdamaian.

d. Proses pembelajaran yang berkualitas: guru yang terlatih menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik di dalam kelas yang dikelola dengan baik, penilaian yang baik untuk memfasilitasi belajar dan mengurangi kesenjangan.

e. Outcomes yang berkualitas: lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap, dan terarah pada pencapaian tujuan pendidikan nasional, serta berpartisipasi positif di dalam masyarakat.

Pada uraian tentang proses pembelajaran berkualitas di atas, jelas terlihat bahwa proses pembelajaran berkualitas sangat ditentukan oleh guru yang berkualitas. Lalu, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apa yang dimaksud dengan guru yang berkualitas. Menurut Darling-Hammond (1997) seperti dikutip oleh UNICEF (2000), guru yang berkualitas adalah guru yang menguasai materi pelajaran (konten) yang diajarkan dan pedagogi. Namun, seiring perkembangan teknologi, guru yang berkualitas sekarang diartikan sebagai guru yang menguasai pengetahuan teknologi pedagogi dan konten, yang dikenal dengan istilah TPACK (Technological Pedagogical Content

Knowledge) (Koehler & Mishra, 2009).

Menurut Heick (2014), suatu pembelajaran dikatakan aktif, efektif, dan berkualitas bila memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. peserta didik aktif bertanya – pertanyaan yang baik; b. pertanyaan dihargai lebih dari jawaban;

c. gagasan atau ide datang dari berbagai sumber; d. berbagai model pembelajaran digunakan;

e. penilaian dilakukan secara persisten, otentik, transparan, dan tidak bersifat menghukum;

(27)

22

g. ada kesempatan untuk mempraktekkan pengetahuan (Heick, 2014).

Di samping itu, Muhtadi (2005) mengemukakan 6 iklim kelas yang kondusif dan berkualitas yaitu:

a. pendekatan pembelajaran yang student-centered; b. guru menghargai partisipasi aktif dari peserta didik; c. guru bersikap demokratis;

d. guru mengutamakan dialog dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dengan peserta didik;

e. lingkungan kelas yang memotivasi peserta didik untuk belajar dan berpartisipasi dalam kelas;

f. berbagai sumber belajar tersedia (Muhtadi, 2005).

Efektivitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peranan guru dalam pembelajaran. Guru harus berusaha agar peserta didik mendapatkan layanan yang sama tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran.

Untuk menjamin terselenggaranya proses pembelajaran yang berkualitas di sekolah, pelaksanaan supervisi akademik menjadi sangat penting. Peningkatan kualitas pembelajaran yang bermuara pada capaian belajar peserta didik yang optimal menjadi fokus pelaksanaan supervisi akademik (Kotirde, 2014). Dengan kata lain, supervisi akademik menjadi suatu alat untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas, yakni dengan cara mensupervisi guru melalui perangkat pembelajarannya, proses pembelajaran serta penilaian. Kepala sekolah adalah pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan supervisi akademik di sekolah. Namun dalam pelaksanaannya, untuk alasan tertentu, kepala sekolah dapat menugaskan guru senior untuk melaksanakan supervisi akademik di sekolah (Kotirde, 2014).

Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh seseorang (biasanya kepala sekolah) kepada guru, yang bertujuan untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah,

(28)

23

dan pada gilirannya akan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas proses belajar peserta didik (Fischer, n.d.). Melalui kegiatan supervisi akademik, kepala sekolah memastikan bahwa guru melaksanakan tugas mengajar mereka dengan baik dan peserta didik menerima layanan pembelajaran yang terbaik. Melalui supervisi akademik, guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dan kepala sekolah juga dapat membuat program pengembangan profesionalisme guru (Tyagi, 2009). Hal ini dapat dicapai bila guru mendapatkan bantuan dari kepala sekolah dalam mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah harus berlaku adil terhadap semua guru tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.

Pengembangan profesionalisme guru dalam konteks supervisi akademik tidak hanya fokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, tetapi juga pada pembaharuan komitmen (commitment), kemauan (willingness), dan motivasi (motivation) guru (Kemdiknas, 2007). Peningkatkan pada kemampuan dan motivasi kerja guru tentu akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Tugas kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik adalah penting dan strategis oleh karena perlu kepala sekolah memahami tentang perlengkapan administrasi dalam persiapan melaksanakan supervisi. Kepala sekolah harus memahami pendekatan dan teknik dalam melaksanakan supervisi, Selain pendekatan dan teknik, hal selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam menyusun pelaksanaan supervisi perencanaan pelaksanaan pembelajaran adalah;

1. Menelaah perangkat administrasi pembelajaran 2. Menelaah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 3. Memilih instrumen supervisi.

(29)

24

Instrumen berkaitan dengan supervisi digunakan untuk menjaring data pengamatan. Untuk itu pada Kegiatan ini, Saudara diminta memahami unsur-unsur yang ada dalam instrumen supervisi akademik yang sudah disediakan dibawah ini.

Format pelaksanaan supervisi perencanaan pelaksanaan pembelajaran Contoh F.4. Instrumen Telaah Perangkat Pembelajaran

Berilah tanda cek (√) pada kolom (kondisi dan skor) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan perangkat pembelajaran sesuai penilaian Saudara

Nama Sekolah : ………..

Nama Guru : ………..

Pangkat/Golongan : ………..

Mata Pelajaran : ………..

Jumlah jam tatap muka : ………..

Semester/Kelas : ………..

Tahun Ajaran : ………..

No Komponen Administrasi

Pembelajaran

Kondisi Skor Keterangan

ketercapaian

Ada Tidak 4 3 2 1

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Program Tahunan 4 = sangat

baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang 2 Program Semester 3 Silabus 4 RPP abad 5 Kalender Pendidikan 6 Jadwal Pelajaran 7 Agenda Harian

8 Daftar Nilai (sikap, pengetahuan, keterampilan)

9 Dokumen KKM

10 Daftar Hadir Peserta didik 11 Buku Pedoman Guru

(30)

25

No Komponen Administrasi

Pembelajaran

Kondisi Skor Keterangan

ketercapaian

Ada Tidak 4 3 2 1

12 Buku Teks Pelajaran

Keterangan: Nilai akhir =

Kriteria:

Amat baik (A) : 90 < A ≤ 100 Baik (B) : 80 < A ≤ 90 Cukup (C) : 70 < A ≤ 80 Kurang : ≤ 70

Guru Yang Disupervisi, Kepala Sekolah

……….. ……….

NIP. NIP.

Contoh instrumen telaah rencana pelaksanaan pembelajaran.

1. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor (0, 1, 2) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Saudara.

2. Isilah Identitas RPP yang ditelaah. Isilah instrumen ini berdasarkan Dokumen RPP guru Saudara. Sertakan dokumen RPP guru Saudara sebagai pendukung dan bukti instrumen ini. Jika Saudara tidak memiliki dokumen RPP guru Saudara, gunakan RPP yang disediakan di dalam modul ini untuk ditelaah.

F.5. INSTRUMEN TELAAH RPP Nama : ……….. Mata Pelajaran : ……….. Kelas/Semester : ……….. Materi : ……….. Pertemuan ke : ………...

(31)

26 No. Komponen/Aspek Hasil Telaah Catatan Tidak Ada/ Tidak Sesuai Kurang Lengkap/ Kurang Sesuai Lengkap/ Sesuai 0 1 2 A Identitas RPP

1 Terdapat: nama satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, dan alokasi waktu

B Komponen Utama RPP

2 Memuat 9 komponen utama yaitu: (a) KI, (b) KD dan IPK, (c) Tujuan pembelajaran, (d) Materi pembelajaran, (e) Metode pembelajaran, (f) Media Pembelajaran, (g) Sumber belajar , (h) Langkah-langkah pembelajaran, (i) Penilaian hasil pembelajaran,

dan Lampiran pendukung RPP (materi pembelajaran, instrumen penilaian, dan lain-lain).

C Kelengkapan Komponen RPP

C1 Rumusan KI, KD, dan IPK

3 Mencakup KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 sesuai dengan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018

4 Kompetensi Dasar (KD) mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (khusus PPKn dan PABP) sedangkan mata

pelajaran lain mencakup pengetahuan dan keterampilan

5 Menjabarkan IPK berdasarkan KD dari KI-3, KD dari KI-4, KD dari KI-1 dan KD dari KI-2 (khusus PPKn dan PABP) sedangkan mata pelajaran lain KD dari KI-3 dan KD dari KI-4.

6 IPK disusun menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur/dilakukan penilaian sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

7 IPK dari KD pengetahuan menggambarkan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan. 8 IPK dari KD keterampilan memuat

(32)

27 No. Komponen/Aspek Hasil Telaah Catatan Tidak Ada/ Tidak Sesuai Kurang Lengkap/ Kurang Sesuai Lengkap/ Sesuai 0 1 2 keterampilan konkret

C2 Rumusan Tujuan Pembelajaran

9 Mencerminkan pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan 10 Memberikan gambaran proses

pembelajaran

11 Memberikan gambaran pencapaian hasil pembelajaran

12 Dituangkan dalam bentuk deskripsi, memuat kompetensi yang hendak dicapai oleh peserta didik

C3 Materi Pembelajaran

13 Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan cakupan materi yang termuat pada IPK atau KD.

14 Memuat materi yang bersifat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan. 15 Cakupan materi sesuai dengan alokasi

waktu yang ditetapkan

16 Mengakomodasi muatan lokal, dapat berupa keunggulan atau kearifan lokal, kekinian dan lain-lain yang sesuai dengan cakupan materi pada KD.

C4 Metode Pembelajaran

17 Menggunakan pendekatan ilmiah dan/atau pendekatan lain yang relevan dengan karakteristik mata pelajaran.

18 Menerapkan pembelajaran aktif yang bermuara pada pengembangan HOTS 19 Menuliskan model pembelajaran yang

relevan.

20 Metode yang dituliskan sesuai dengan pencapaian tujuan pembelajaran

(33)

28 No. Komponen/Aspek Hasil Telaah Catatan Tidak Ada/ Tidak Sesuai Kurang Lengkap/ Kurang Sesuai Lengkap/ Sesuai 0 1 2

C5 Media Pembelajaran dan Sumber

Belajar

21 Media pembelajaran yang digunakan relevan untuk pencapaian kompetensi, karakteristik peserta didik dan materi. 22 Media pembelajaran mendukung

pembelajaran aktif dengan pendekatan ilmiah

23 Sumber belajar yang digunakan dapat berupa bahan cetak, elektronik, teknologi informasi dan komunikasi, alam, dan sumber belajar lainnya

C6 Langkah kegiatan pembelajaran

24 Memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup

25 Kegiatan pendahuluan memuat : pengkondisian peserta didik, kegiatan religius, apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran, urutan kegiatan, dan penilaian yang akan dilakukan 26 Kegiatan Inti

a. Bentuk kegiatan pembelajarannya berupa pembelajaran aktif (active

learning) dengan menggunakan

berbagai model dan/atau metode pembelajaran dengan pendekatan ilmiah maupun pendekatan lain yang relevan.

b. Sesuai dengan sintaks/ tahapan model dan/atau metode pembelajaran yang digunakan

c. Menggambarkan proses pembelajaran yang menimbulkan interaksi multi-arah, antar peserta didik, interaksi peserta didik dengan guru, dan interaksi dengan bahan/alat/lingkungan belajar

d. Menggambarkan proses pembelajaran yang menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik

e. Mengintegrasikan keterampilan hidup abad ke-21 (PPK, literasi, kompetensi/4C)

(34)

29 No. Komponen/Aspek Hasil Telaah Catatan Tidak Ada/ Tidak Sesuai Kurang Lengkap/ Kurang Sesuai Lengkap/ Sesuai 0 1 2

27 Kegiatan penutup meliputi:

a. refleksi dan evaluasi terhadap seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran. b. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam

bentuk pemberian tugas individual atau kelompok

c. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

C7 Penilaian Hasil Belajar

28 Memuat penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

29 Memuat jenis/teknik penilaian, bentuk penilaian, instrumen, dan rubrik penilaian. 30 Sesuai dengan IPK dan atau KD

31 Memuat soal HOTS Jumlah Skor Keterangan: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚𝑥 100 Skor maksimum = 36 x 2 = 72 Kriteria

Amat baik (A) : 90 < A ≤ 100

Baik (B) : 80 < B ≤ 90

Cukup (C) : 70 < C ≤ 80

Kurang (K) : ≤ 70

..., ... 2019 Guru yang disupervisi, Kepala Sekolah,

... ...

(35)

30

Contoh Instrumen Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran F.6. INSTRUMEN PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : ... Nama Guru : ... Kelas/ Semester : ... Mata pelajaran : ... Hari/Tanggal : ... Petunjuk:

1. Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran.

2. Berikan catatan atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran. 3. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK. 4. Tentukan nilai dengan menggunakan rumus yang telah disediakan.

Aspek Yang Diamati Ya Tidak Catatan

I. Kegiatan pendahuluan

A. Orientasi

1. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam (religius)

2. Berdoa bersama peserta didik (religius)

3. Memeriksa kehadiran B. Apersepsi dan Motivasi

1. Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya

2. Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi (literasi)

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Menyampaikan manfaat materi

pembelajaran

5. Menyampaikan rencana penilaian C. Penyampaian Kompetensi dan rencana

Kegiatan

1. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik

2. Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi

II. Kegiatan inti

A. Penguasaan Materi Pelajaran 1. Materi yang disampaikan sesuai

(36)

31

Aspek Yang Diamati Ya Tidak Catatan

2. Materi yang disampaikan sesuai dengan dimensi pengetahuan (Faktual, Konseptual, Prinsip, Prosedural) yang benar B. Penerapan Pembelajaran

1. Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, sederhana ke kompleks, konkrit ke abstrak) 2. Melaksanakan aktivitas

pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP

3. Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat (berpikir kritis) (Literasi)

4. Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam memecahkan masalah (kreatifitas) (HOTS) 5. Melaksanakan pembelajaran yang

menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam bekerjasama antar peserta didik (kolaborasi) (gotong royong)

6. Memfasilitasi peserta didik untuk mengomunikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya (komunikasi)

C. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran

1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar yang bervariasi

2. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran 3. Melibatkan peserta didik dalam

pemanfaatan sumber belajar pembelajaran

4. Memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

III. Kegiatan Penutup A. Penutup pembelajaran

1. Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merangkum materi pelajaran

2. Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan materi pelajaran 3. Melakukan evaluasi pembelajaran

(37)

32

Aspek Yang Diamati Ya Tidak Catatan

sesuai dengan perangkat penilaian yang telah direncanakan

4. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya

Jumlah Keterangan:

Nilai = Skor Perolehan

Skor Maksimum x 100 %

Skor maksimum = 40 Kriteria:

Amat baik (A) : 90 < A ≤ 100 Baik (B) : 80 < B ≤ 90 Cukup (C) : 70 < C ≤ 80 Kurang (K) : ≤ 70

..., ... 2019

Guru yang disupervisi, Kepala Sekolah,

... ...

(38)

33

Setelah melaksanakan supervisi gunakan format refleksi hasil pengamatan pembelajaran untuk merefleksi kegiatan supervisi dalam upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran.

F.7. FORMAT REFLEKSI HASIL PENGAMATAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : ... Nama Guru : ... Mata Pelajaran : ... Kelas : ... Jam ke : ... Petunjuk.

Berilah catatan temuan dan berikan rekomendasi sesuai dengan aspek yang ada pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan pembelajaran sesuai penilaian Saudara

No. Aspek Temuan-Temuan Rekomendasi

1

Kegiatan Pendahuluan

2 Kegiatan Inti

3 Kegiatan Penutup

Contoh Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Setelah Saudara melaksanakan supervisi pembelajaran, selanjutnya Saudara akan melakukan supervisi penilaian hasil belajar peserta didik. Supervisi pelaksanaan penilaian hasil belajar ini dilakukan sebagai bagian dari evaluasi diri sekolah.

(39)

34

Hasil Belajar Peserta Didik. Saudara juga dapat memperkaya pemahaman dengan melakukan telaah kisi-kisi soal, telaah soal pilihan ganda, telaah soal uraian, dan telaah soal HOTS.

F.8. Melaksanakan Supervisi Penilaian Hasil Belajar Contoh Lembar Supervisi Penilaian Hasil Belajar

Nama Sekolah : ………..………. Nama Guru : ………..………. Kelas/Semester : ………..………. Mata Pelajaran : ………..………. Hari/Tanggal : ………..………. Petunjuk:

Amatilah dokumen penilaian hasil belajar peserta didik yang dimiliki guru Saudara. Berilah tanda cek (√) pada kolom „Ya‟ bila ada/dilaksanakan, dan pada kolom “Tidak‟ bila tidak ada/tidak dilaksanakan.

No. Aspek Yang Diamati Ya Tidak Catatan

1 Dokumen KKM 2 Buku Nilai 3 Melakukan Tes

a. Penilaian Harian

b. Penilaian Tengah Semester c. Penilaian Akhir Semester 4 Penilaian Sikap

1) Observasi (jurnal) 2) Penilaian diri

3) Penilaian antarpeserta didik 5 Penilaian Pengetahuan 1) Tes Tulis 2) Tes Lisan 3) Penugasan 6 Penilaian Keterampilan 1) Unjuk kerja/praktik/kinerja 2) Proyek 3) Produk 4) Portofolio

7 Analisis Penilaian Harian 8 Remedial

(40)

35

No. Aspek Yang Diamati Ya Tidak Catatan

9 Pengayaan

10 Analisis Butir Soal Penilaian 11 Bank Soal Jumlah Skor Catatan : ... ... ………, ………...

Guru yang disupervisi, Kepala Sekolah,

………... ………...

NIP NIP

Keterangan:

Nilai = Skor Perolehan

Skor Maksimum x 100 %

Skor maksimum = 20

Kriteria:

Amat baik (A) : 90 < A ≤ 100 Baik (B) : 80 < B ≤ 90 Cukup (C) : 70 < C ≤ 80 Kurang (K) : ≤ 70

Setelah Saudara melakukan supervisi proses pembelajaran maka langkah selanjutnya adalah melakukan pertemuan dengan guru yang disupervisi. Pertemuan ini bertujuan untuk melakukan refleksi bersama atas supervisi proses pembelajaran yang dilakukan.

3. Evaluasi Dan Analisis Hasil Supervisi Akademik

Saudara telah berhasil dengan baik melaksanakan supervisi akademik. Sekarang, saatnya Saudara menganalisis data hasil supervisi akademik yang telah terkumpul. Hal ini penting sebagai dasar pemberian masukan/umpan balik dan merencanakan tindak lanjut untuk peningkatan kinerja guru dalam

(41)

36

pembelajaran. Saudara dapat berdiskusi dengan sesama peserta dan atau narasumber jika ada hal yang tidak jelas dan memerlukan bantuan dalam melakukan analisis data.

Berdasarkan data pada instrumen supervisi di atas, lakukanlah analisis data hasil supervisi. Saudara dapat melakukan analisis hasil supervisi akademik sekembalinya ke sekolah. Analisis dilakukan untuk menemukan kelebihan dan kelemahan guru, termasuk masalah dan faktor-faktor penyebabnya sehingga ditemukan prioritas perbaikan yang diperlukan. Upaya Saudara dalam melakukan perbaikan berdasarkan hasil analisis akan membantu guru meningkatkan kualitas pembelajaran. Saudara perlu juga menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi sehingga menumbuhkan keyakinan yang kuat dari para guru terhadap kompetensi Saudara.

Berikut ini adalah contoh data hasil supervisi akademik berupa instrumen yang telah diisi. Silakan baca dan cermati.

Untuk melakukan analisis data supervisi akademik terhadap Dra. Nining Nurlina dengan menggunakan format di bawah ini.

F.9. Analisis Data Supervisi Akademik

Sekolah : SMP ANGGREK

Nama Guru : Dra. Nining Nurlina Kelas, Semester : VII/1

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Hari/Tanggal : Kamis, 4 September 2018

No Komponen Pengamatan Supervisi Akademik Kelebihan Kelemahan Masalah Yang Ditemukan Faktor Penyebab Prioritas Perbaikan 1 RPP*) Sistematika RPP sudah sesuai dengan acuan 1. Agenda harian tidak diisi. 2. KKM belum tersedia. 3. Program tahunan belum mencantum kan jadwal penilaian tengah 1. Agenda harian 2. Dokume n KKM 3. Pencant uman jadwal penilaian tengah semeste r dalam prota Kompetensi guru masih kurang dalam penyusunan RPP Perlu bimbingan Penyusun an RPP

(42)

37 No Komponen Pengamatan Supervisi Akademik Kelebihan Kelemahan Masalah Yang Ditemukan Faktor Penyebab Prioritas Perbaikan semester. 2 Pelaksanaan Pembelajaran A. Apersepsi dan Motivasi B. Kegiatan Inti Penguasaan materi pelajaran Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik Penerapan pendekatan saintifik Pemanfaatan sumber belajar/ media dalam pembelajaran C. Kegiatan Penutup Merangkum Refleksi Penilaian**) Keterangan: *) dari LK 6 **) dari LK 8

Guru yang disupervisi,

... NIP ..., ... Kepala Sekolah, ... NIP

4. Umpan Balik Supervisi Akademik

Umpan balik pada hakikatnya merupakan komentar terhadap suatu hasil pekerjaan, dalam hal ini adalah proses pembelajaran, yang dapat dilakukan secara tertulis ataupun lisan yang langsung kepada guru. Setiap guru, apapun latar belakang dan status sosialnya (jenis kelamin, status sosial ekonomi, agama, suku, dan yang berkebutuhan khusus) harus mendapatkan layanan umpan balik yang sama. Umpan balik diberikan sedemikian rupa sehingga

(43)

38

guru dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang diberikan.

Seorang supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi dilakukan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah meliputi:

1. penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; dan

2. pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

Secara umum ada 2 metode pemberian umpan balik yang efektif.

1. Verbal (lisan), pemberian komentar terhadap hasil pengamatan proses pembelajaran secara langsung melalui tatap muka tidak ada jarak atau peralatan yang digunakan. Metode ini biasanya dilakukan dengan cara saling berbicara/berdialog, wawancara, rapat, pidato, dan diskusi. Selain itu, pemberian komentar juga dapat dilakukan secara tidak langsung melalui perantara alat seperti telepon, dan lain sebagainya karena adanya jarak si pembicara dengan lawan bicara.

2. Nonverbal (tertulis), pemberian komentar terhadap hasil pengamatan proses pembelajaran dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Metode ini dapat berupa surat-menyurat, sms, e-mail, foto pembelajaran, dan lain sebagainya.

Umpan balik adalah upaya supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut supervisi. Dalam pemberian umpan balik, diharapkan tercipta suasana komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan ataupun menonjolkan otoritas yang mereka miliki namun memberi kesempatan dan mendorong guru memperbaiki kinerja.

(44)

39

Setelah Saudara menyelesaikan tentang Analisis Hasil Supervisi Akademik, Saudara akan mempelajari dan berlatih menggunakan hasil analisis data supervisi akademik untuk memberikan umpan balik (feedback) bagi peningkatan profesionalisme guru. Guru yang profesional dan berkualitas akan mendorong proses pembelajaran yang berkualitas dengan menjunjung tinggi keberagaman dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal terhadap peserta didik, sehingga prestasi hasil belajar peserta didik meningkat. Strategi pembelajaran yang digunakan pada kegiatan pembelajaran ini adalah diskusi dan simulasi. Saudara akan melakukan dua kegiatan yaitu merancang pemberian umpan balik dan menyusun rencana tindak lanjut supervisi akademik

Berdasarkan hasil analisis supervisi akademik yang telah Saudara lakukan, rancanglah umpan balik yang dapat direkomendasikan untuk guru. Gunakan format Rekapitulasi Hasil Pemberian Umpan Balik berikut.

Contoh F. 10 . Rekapitulasi Hasil Pemberian Umpan Balik

Nama Sekolah : SMP ………. Hari/Tanggal : ……… No. Nama Guru Mapel Mengajar Di Kelas Keberhasilan

Hal-Hal Yang Harus

Diperbaiki*) Rekomen- dasi Alternatif Pemecahan Masalah/ Tindak Lanjut 1 2 3 1 2 dst *) 1. RPP 2. Pelaksanaan Pembelajaran 3. Penilaian

Guru yang disupervisi,

... NIP ..., ... Kepala Sekolah, ... NIP

(45)

40

Jangan lupa mengamati respon guru yang diberi umpan balik setelah dilakukan supervisi akademik. Apakah Saudara dan guru yang dibantu menemukan kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran? Silakan tinjau kembali strategi yang lebih tepat untuk membantu guru dalam meningkatkan kemampuannya.

5. Rencana Tindak Lanjut Supervisi Akademik

Selanjutnya susunlah rencana tindak lanjut untuk memperbaiki proses pembelajaran, kemudian menyusun dampak (outcome) supervisi akademik. Penyusunan rencana tindak lanjut dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab Saudara dalam perbaikan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang berhasil akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hasil belajar peserta didik. Rencana tindak lanjut dapat berupa pemberian penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja memenuhi atau melampaui standar.

Rencana tindak lanjut yang disusun perlu mempertimbangkan berbagai faktor dan telah didiskusikan secara terbuka dengan guru yang disupervisi. Hindari memaksakan kehendak saat menyusun rencana tindak lanjut, sehingga guru dapat melaksanakan rencana tersebut dengan penuh tanggung jawab.

(46)

41

Contoh F.11. Rencana Tindak Lanjut Supervisi Akademik

Nama Sekolah : SMP ………

No Nama Guru Mata

Pelajaran Hasil Pelaksanaan Supervisi Akademik*) Bentuk Tindak Lanjut Waktu/ Tempat 1 2 3 1 2 Dst

*) 1. RPP 2) Pelaksanaan Pembelajaran 3) Penilaian

Guru yang disupervisi,

... NIP Kepala Sekolah, ... NIP

Menyusun Dampak (Outcome) Supervisi Akademik

Contoh Instrumen F.12. Dampak Supervisi Akademik

Nama Sekolah :... Nama Guru : ... Kelas : ... Mata Pelajaran : ... Tanggal/Waktu : ...

No. Dampak/Outcome Skor

4 3 2 1

1 Motivasi belajar peserta didik 2 Nilai hasil belajar peserta didik 3 Kualitas pembelajaran 4 Kompetensi guru 5 Prestasi sekolah 6 Dst Jumlah skor Total

Gambar

Gambar 2.  Siklus Supervisi Klinis
Gambar 3.  Siklus Supervisi Akademik

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan dan menganalisis; 1) Perencanaan supervisi akademik kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo; 2) Implementasi supervisi akademik kepala

Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan dan menganalisis; 1) Perencanaan supervisi akademik kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo; 2) Implementasi supervisi akademik kepala

Paparan diatas, menunjukan urgensi supervisi akademik di lembaga pendidikan, yang didalamnya ada supervisor (pengawas, kepala madrasah) dalam melaksanakan supervisi

Manajemen kepala sekola dalam melaksanakan supervisi akademik di SMA Negheri 5 Lubuklinggau, Tindak lanjut supervisi akademik yang di mamksut di sini adalah untuk menindak

Supervisi akademik berpengaruh kepada kegiatan membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran baik dalam menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian pembelajaran

Hal inilah yang mendasari keinginan peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan sekolah dengan judul “Penerapan supervisi akademik dengan teknik observasi kelas

Dalam melaksanakan supervisi hendaknya dapat mengembangkan usaha bersama untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Konstruktif

Hal ini berarti, melalui supervisi akademik, supervisor mempengaruhi perilaku mengajar guru sehingga perilakunya semakin baik dalam mengelola proses belajar