• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN POLA ASUH ORANG TUA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN POLA ASUH ORANG TUA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

53

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN

WAKTU DENGAN POLA ASUH ORANG TUA

PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BINA

NUSANTARA

Shafira

Universitas Bina Nusantara, safra.safira@gmail.com (Shafira, Katarina Ira Puspita, S.Psi., M.Psi)

ABSTRACT

This study aimed to determine the relationship between time management with

parenting style (authoritarian, authoritative , permissive, and neglectful) among student

colleges in Bina Nusantara University. This study uses quantitative methods. 222

respondents of student colleges in Bina Nusantara University, consist of 109 male and

113 female, aged 17-24 years, were participated in this study. Time management was

measured using Time Management Behavior (TMB) developed by Macan et al. (2006),

while parenting style was measure by instrument of parenting style built by sari (2014).

Results showed that time management associated with long-term period of study in Bina

Nusantara University students.

Keywords: Time management, Parenting style, Authoritarian, Authoritative,

Permissive, Neglectful.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara manajemen waktu dengan

gaya pengasuhan ( otoriter, otoritatif, memanjakan, dan mengabaikan ) antara

perguruan tinggi mahasiswa di Universitas Bina Nusantara. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif. 222 responden dari perguruan tinggi mahasiswa di

Universitas Bina Nusantara, terdiri dari 109 laki-laki dan 113 perempuan, berusia

17-24 tahun, yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Manajemen waktu diukur dengan

menggunakan Time Management Behavior (TMB) yang dikembangkan oleh Macan et

al. ( 2006 ), sedangkan pola asuh diukur dengan instrumen pola asuh yang dibangun

oleh sari (2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen waktu berhubungan

dengan jangka panjang studi (angkatan) pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara.

Kata Kunci: Manajemen Waktu, Pola Asuh Orang Tua, Otoriter, Otoritatif,

(2)

PENDAHULUAN

Sebagai mahasiswa yang sudah melalui berbagai jenjang pendidikan sebelumnya, mahasiswa seharusnya dapat mengembangkan keyakinan akan kemampuan yang ia miliki untuk berhasil secara akademis dan sejauh mana usahanya dapat berdampak dalam mencapai tujuan yang diinginkan (Hirsch, 2013). Pada kenyataannya belum semua mahasiswa dapat mengembangkan hal tersebut. Masih terdapat mahasiswa yang mengalami ketidaksuksesan dalam area akademik, seperti nilai yang buruk, mengulang matakuliah karena dengan mudahnya melewatkan kehadiran dikelas yang menyebabkan mereka tidak lulus tepat waktu. Menurut hasil wawancara dengan salah satu pihak Student Advisory Center (SAC) Universitas Bina Nusantara yaitu Ibu Dede Mardiana, kriteria mahasiswa yang perlu untuk diberikan bimbingan adalah mahasiswa yang memiliki IPK dibawah 2,00 serta yang belum lulus tepat pada waktunya. Selain itu permasalahan akademik mahasiswa biasanya seputar masalah pribadi dari keluarga hingga teman, kesadaran akan pentingnya perkuliahan, hingga seputar bagaimana mengatur waktu mahasiswa agar kegiatan perkuliahan mereka dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan website Universitas Northern Illinois (www.cedu.niu.edu), salah satu hal paling sulit yang dialami oleh mahasiswa adalah memanajemen atau mengatur waktu mereka sendiri, karena kuliah merupakan hal yang berbeda dengan sekolah menengah. Secara umum mahasiswa mengeluh akan sulitnya akademis pada perkuliahan, mereka tidak menyadari bahwa manajemen waktu yang buruklah yang merupakan penyebab utamanya (Hirsch, 2013). Selain itu hal yang selalu sulit disesuaikan oleh mahasiswa adalah menyesuaikan kelas dengan waktu yang mereka miliki serta dengan keinginan mereka (www.cedu.niu.edu).

Waktu merupakan sumber daya yang terbatas bagi pelajar sehingga agar penggunaannya dapat efektif waktu harus diatur dengan sebaik-baiknya (Britton &Tesser, 1991). Manajemen waktu yang buruk dapat menyebabkan munculnya masalah akademis, karena mahasiswa tidak mengetahui bagaimana cara mengatur dan menentukan prioritas dalam menggunakan waktu (www.cedu.niu.edu). Hal ini sejalan dengan pendapat Santrock (2009) bahwa manajemen waktu yang buruk berdampak pada penundaan akademis mahasiswa. Ferrari (2010) mengungkapkan masih banyak mahasiswa menunda-nunda tugas akademis untuk mendahulukan aktifitas yang dianggap menyenangkan hingga tanggal pengumpulan (dateline) atau sesudahnya. Prokrastinasi atau penundaan berhubungan dengan manajemen waktu pelajar karena mereka tidak mengetahui bagaimana langkah untuk belajar dengan memanfaatkan waktu yang mereka miliki (Balduf, 2009).

Agar waktu dapat berjalan dengan efektif seseorang harus dapat memprediksikan kebutuhan akan waktu yang dimiliki (Kelly dalam Eynolghozat, 2013). Berdasarkan penelitian Britton & Tesser (1991) akan manajemen waktu, diketahui bahwa manajemen waktu yang baik dapat berkontribusi terhadap pencapaian prestasi mahasiswa. Grave (dalam Denlinger, 2012) melanjutkan salah satu kontribusi mahasiswa dalam memanajemen waktunya agar mencapai prestasi adalah dengan menghadiri perkuliahan. Manajemen waktu juga merupakan faktor non-akademik yang berhubung dengan

keterampilan belajar seseorang (Lotkowski, Robbins, & Noeth, 2004). Penelitian lain yang dilakukan Denlinger (2012) menyatakan bahwa mahasiswa yang dapat mengontrol akan jadwal dari tugas-tugas mendapatkan prestasi akademik yang tinggi. Selain itu, ditemukan juga hubungan pada penelitian manajemen waktu dengan karakteristik berbeda lainnya seperti self-esteem, tujuan hidup, kecenderungan untuk menunda-nunda (Bond & Feather, 1988; Francis-Smythe & Robertson dalam Grissom, Loeb & Mitani, 2012), hingga perbedaan gender serta tingkat usia seseorang (Macan, Shahani, Dipboye, & Phillips, 1990).

Macan (dalam Claessens, Van Earde, Rutte, Roe, 2007) mengidentifikasi kedalam empat komponen manajemen waktu yaitu menetapkan tujuan dan prioritas (goal setting and prioritizing), mekanisme manajemen waktu (mechanics of time manajement), preferensi untuk mengatur (preference

for organization) persepsi untuk menegontrol waktu (Perception control over time).

Covey (2000) menyatakan bahwa kemampuan manajemen waktu merupakan bagian dari pengaturan atau regulasi diri. Manajemen waktu merupakan aplikasi dari proses regulasi diri pada wilayah temporal (Griffiths dalam Claessens, Van Earde, Rutte, Roe, 2007). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Zimmerman (dalam Zimmerman, 1998) bahwa siswa yang memiliki regulasi diri

(self-regulation) cenderung dapat merencanakan waktu dengan lebih efektif daripada siswa yang tidak.

Menurut Zimmerman (1998) regulasi diri (self-regulation) merupakan kemampuan diri seseorang untuk membangkitkan pikiran, perasaan dan perilaku untuk mencapai tujuan akademik. Regulasi diri

(self-regulation) terdiri dari pembangkitan diri, pemantauan diri akan pikiran, perasaan dan perilaku yang

(3)

satu proses dari regulasi diri seseorang adalah dengan mengatur serta memperkirakan waktu yang dimiliki agar berjalan efektif serta efisien (Zimmerman, 1998).

Salah satu faktor yang mempengaruhi regulasi diri seseorang ialah bimbingan dari orang tua (Parke & Gauvain, 2009). Orang tua merupakan kunci pendorong anak untuk mengembangkan kemampuan regulasi diri seseorang yang dapat mendukung kesuksesan akademis (Larkin dalam Tsemrekal, 2012). Regulasi diri anak berkembang melalui pengamatan mereka akan keluarga, pola asuh serta iklim emosi keluarga karena orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi akan kepercayaan, nilai-nila serta norma untuk berperilaku yang tepat (Moilanen, shaw & Fitzpatrick, 2009). Menurut Tsemrekal (2013) seorang anak menerima dukungan positif dari orang tuanya khususnya dari ibu, selain itu orang tua memiliki peran dalam regulasi diri anak serta pencapaian prestasi anak.

Interaksi awal seorang ialah dengan keluarga karena keluarga merupakan suatu sistem atau kesatuan yang terbentuk dari awal bayi hingga dewasa (Santrock, 2013). Perkembangan seseorang sebagiannya

dipengaruhi oleh keluarga dan strategi yang digunakan oleh orang tuanya (Huey, Sayler, & Rinn dalam Schilling, Sparfeldt, & Rost, 2013). Menurut Santrock (2013) orang tua memiliki peran penting dalam manajerial anak dari bayi hingga dewasa. Peran managerial orang tua ketika anak mulai beranjak dewasa adalah menetapkan jam malam, memantau kuliah, hingga minat karier seseorang (Santrock, 2013). Peran managerial dalam pengasuhan biasanya lebih dominan dilakukan oleh ibu daripada ayah (Santrock, 2013). Ketika seseorang tumbuh menjadi remaja dan dewasa remaja cenderung untuk menghabiskan waktunya lebih sedikit dengan orang tua. Namun walaupun begitu anak pada tahap perkembangan remaja tetap menganggap orang tua menjadi agen sosialisasi yang penting dalam kehidupannya (Collins, Harris, & Susman dalam Santrock, 2009 ; Kopko, 2007). Santrock (2009) juga mengungkapkan bahwa ketika anak mulai beranjak dewasa peran managerial orang tua lebih kepada pemantauan efektifitas seorang anak. Jadi, peran pengasuhan dari orang tua masih berguna dan berpengaruh ditahap perkembangan remaja akhir ini walaupun tidak seintens ketika masih anak-anak.

Secara umum dalam penelitian terkait pola asuh orang tua, pola asuh memiliki variasi gaya yang diidentifikasi oleh Baumrind (dalam Turner, Chandler, Heffer, 2009) kedalam empat pola yaitu otoritatif (authoritative), otoriter (authoritarian), memanjakan (Permissive) serta mengabaikan (neglectful) (Santrock, 2013). Pola asuh merupakan peran penting dalam pencapaian prestasi mahasiswa walaupun sedang dalam masa transisi untuk tidak bergantung dengan orang tua lagi. Mereka memiliki pengalaman dengan orang tuanya yang dapat mempengaruhi kesuksesannya dibangku kuliah ( Turner,Chandler & Heffer, 2009). Selain itu pada penelitian lain juga ditemukan bahwa terdapat karakteristik dari pola asuh orang tua yang menyebabkan seseorang mengembangkan gaya regulasi diri yang kemudian memunculkan identitas serta emosi dari diri seseorang (Grundman, 2010).

Kemampuan memanajemen waktu merupakan bagian dari regulasi diri seseorang

(Zimmerman,1996). Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen waktu yang baik dapat berkontribusi terhadap pencapaian prestasi mahasiswa (Britton and Tesser, 1991; Macan, Shahani, Dipboye, & Phillips, 1990). Selain manajemen waktu, hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa pola asuh memiliki peranan penting dalam mencapai prestasi akademik mahasiswa (Turner, Chandler & Heffer, 2009). Belum terdapat penelitian yang secara lebih spesifik menghubungkan bagian dari regulasi diri, yaitu manajemen waktu, dengan pola asuh orang tua. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui hubungan secara langsung antara manajemen waktu dengan pola asuh orang tua.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Penelitian ini juga merupakan penelitian korelasional karena akan mencari tahu dua ukuran yang berbeda dari seseorang, kejadian-kejadian atau benda-benda yang hasilnya mungkin dapat saling berhubungan (Shaughnessy, 2012).

peneliti menggunakan teknik non-probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampling (Sugiyono, 2011). Tehnik ini digunakan peneliti karena peneliti tidak mengetahui jumlah populasi penelitian. Tehnik non-probability sampling yang digunakan adalah accidental sampling dimana partisipan didapatkan secara kebetulan ditemui dan sesuai dengan karakteristik subjek, serta berdasarkan ketersediaannya untuk menjadi partisipan pada penelitian ini (Sugiyono, 2011). Data penelitian dikumpulkan dari subjek atau reponden dengan data primer dengan membagikan dua jenis kuisioner yaitu mengenai manajemen waktu dan pola asuh orang tua.

(4)

Penelitian ini menggunakan adaptasi alat ukur manajemen waktu berdasarkan teori Macan et al. (1990) bernama Time Management Behavior TMB (copyright 2006) yang sudah memiliki izin untuk digunakan sebagai alat ukur pada penelitian ini melalui email yang disertakan oleh pemilik alat ukur dengan lampiran dari dimensi serta item-itemnya. Alat ukur ini menggunakan bahasa Inggris, sehingga peneliti melakukan adaptasi dengan mengubahnya kedalam bahasa Indonesia yang kemudian diubah kembali terjemahan bahasa Indonesia tersebut ke bahasa asli alat ukur. Tehnik tersebut disebut dengan tehnik back translation (Shiraev & Levy, 2004). Alat ukur ini juga menggunakan lima skala pengukuran

Likert dari tidak pernah (1) hingga selalu (5) sesuai pedoman aslinya. Pada pilot study diketahui

reliabilitas sebelum butir item manajemen waktu dieliminasi adalah 0,80 yang memiliki arti bahwa alat ukur manajemen waktu ini dikatakan reliabel lalu, setelah item tidak valid dieliminasi adalah 0,83 yang memiliki arti bahwa alat ukur manajemen waktu ini reliabel. Pada field study diketahui reliabilitas item sebesar 0,82 yang memiliki arti bahwa alat ukur manajemen waktu ini reliabel.

Penelitian ini mengadaptasi alat ukur yang sudah dibangun oleh peneliti sebelumnya yaitu Sari (2014) berdasarkan teori dari Baumrind (dalam santrock, 2009) akan pola asuh orang tua. Skala pengukuran untuk item dari pola asuh terdiri atas empat pilihan jawaban dari Sangat Sesuai (SS; 4), Sesuai (S; 3), Tidak Sesuai (TS; 2) dan Sangat Tidak Sesuai (STS; 1) untuk alat ukur pola asuh orang tua. Pada pilot study diketahui reliabilitas sebelum butir item tiap dimensi pola asuh orang tua dieliminasi adalah sebagai berikut; dimensi otoriter 0,73, dimensi otoitatif 0,67, dimensi permisif 0,72, dan dimensi mengabaikan adalah 0,76 . Lalu reliabilitas ketika item setiap dimensi dieliminasi adalah sebagai berikut dimensi otoriter 0,74, dimensi otoritatif 0,77 dimensi permisif 0,78, dan dimensi mengabaikan 0,78. Untuk reliabelitas ketika field study pada setiap dimensi pola asuh orang tua adalah sebagai berikut; otoriter 0,72, otoritatif 0,73 permisif 0,73 memanjakan 0,75.

Tehnik pengolahan data yang digunakan adalah korelasional Pearson Product-Moment

Correlation (r) karena akan mengkorelasikan dua data yang berdistribusi normal. Analisis statistik

penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Product And Service Solution) versi 20.

HASIL DAN BAHASAN

Gambaran Subyek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Bina Nusantara dengan karakteristik usia dari 17-24 tahun yang masih aktif berkuliah di Universitas. Responden juga terdiri dari laki-laki dan perempuan yang tinggal dengan orang tua, kost ataupun dengan sanak keluarga lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penyebaran kuisioner dan mendapatkan 222 responden, 200 responden didapat dengan menyebarkan menggunakan kuesioner berbentuk cetak (booklet) dan 22 responden didapat dari kuesioner berbentuk online.

Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin

Pada Penelitian ini responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 109 orang (49.1 %) dan responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 113 (50.9%), sehingga dapat disimpulkan bahwa responden wanita dan pria dalam penelitian ini hampir seimbang dengan selisih perbedaan frekuensi keduanya yaitu 4 orang responden wanita lebih bayak daripada responden pria.

Gambaran umum responden berdasarkan usia

Pada penelitian ini responden yang berusia 17 tahun sebanyak 8 orang (3.6%), responden usia 18 tahun sebanyak 24 orang (10.8%), responden 19 tahun sebanyak 62 orang (27.5%), responden 20 tahun sebanyak 36 orang (16.2%), responden 21 tahun sebanyak 41 orang (18.5%), responden 22 tahun sebanyak 22 orang (9.9%), responden 23 tahun sebanyak 14 orang (6.3%), responden 24 tahun sebanyak 15 orang (6.8%).

Gambaran umum responden berdasarkan tahun binusian

komposisi Binusian dari responden penelitian ini tersusun dari Binusian 2018 sebanyak 30 orang (13.5%), Binusian 2017 sebanyak 88 orang (39.6%), Binusian 2016 sebanyak 21 orang (9.5%), Binusian 2015 sebanyak 39 orang (17.6%), Binusian 2014 sebanyak 35 orang (15.8%), Binusian 2013 sebanyak 6 orang (2.7%), Binusian 2012 sebanyak 3 orang (1.4%). Hasil ini menunjukan bahwa jumlah responden

(5)

terbanyak ialah pada Binusian 2017 yaitu 88 orang (39%), sedangkan responden yang paling sedikit pada Binusian 2012 sebanyak 3 orang (1.4%).

Gambaran umum responden berdasarkan status tinggal

Pada penelitian ini, terdiri dari jurusan psikologi sebanyak 48 responden (21.6%), marketing komunikasi sebanyak 5 responden (2.3%), jurusan Sistem Informasi (SI) sebanyak 23 responden (10.4 %), Tekhnik computer (IT) sebanyak 22 responden (9.9%), komputerisasi akutansi (KA) 24 responden (10.8%), teknik industris dan system informasi (TD-SI) sebanyak 6 responden (2.7%), sastra korea (SK) sebanyak 2 responden (0.9%), sastra inggris (S.Ing) sebanyak 2 responden (0.9%), DKV sebanyak 9 responden (4.1%), Bisnis hukum sebanyak 2 responden (0.9%), sastra cina (SC) sebanyak 1 responden (0.5%), sastra jepang sebanyak 12 responden (5.4%), tekhnik industry (TD) sebanyak 2 responden (0.9%), akutansi-sistem informasi (akun-SI) sebanyak 4 responden (1.8%), manajemen sebanayak 47 responden (21.2%), hubungan internasional (HI) sebanyak 11 responden (5.0%), Hotel menejemen (HM) sebanyak 2 responden (0.9%). Berdasarkan jurusan kuliah responden ini diketahui bahwa responden terbanyak berasal dari jurusan psikologi 48 orang (21.6%) dengan selisih 1 orang dari jurusan manajemen yaitu 47 orang (21.2%).

Gambaran manajemen waktu responden

Pada penelitian ini49% responden ( 109 orang ) memiliki kemampuan memanajemen waktu yang rendah/buruk dan 51% responden ( 113 orang) memiliki kemampuan memanajemen waktu yang tinggi/baik.

Gambaran pola asuh orang tua responden

komposisi responden dengan pola asuh otoriter berjumlah 50 orang (22.5%), responden dengan pola asuh otoritatif berjumlah 74 orang (33,3%), responden dengan pola asuh permisif (memanjakan) berjumlah 49 orang (22,%) dan responden dengan pola asuh neglectful (memanjakan) berjumlah 49 orang (22.1%). Hasil ini menunjukan bahwa responden terbanyak berasal dari pola asuh otoritatif 74 orang dan responden dengan jumlah paling sedikit ialah responden dengan pola asuh memanjakan (permissive) dan mengabaikan (neglectful).

Hasil

Uji normalitas manajemen waktu

Setelah dilakukan uji normalitas manajemen waktu diketahui bahwa hasil yang didapatkan ialah nilai sig variabel manajemen waktu sebesar 0.431 menunjukkan skor signifikansi lebih dari 0.05. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, skor signifiikansi yang menunjukkan lebih dari 0.05 menunjukkan bahwa distribusi tes bersifat normal, sehingga perhitungan statistik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perhitungan statistik parametrik. Maka dari itu teknik pengolahan data yang digunakan adalah

Pearson Product-Moment Correlation (r).

Uji normalitas pola asuh

Setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa hasil yang didapatkan ialah nilai sig dimensi otoriter sebesar 0.096, nilai sig dimensi otoritatif sebesar 0.052, nilai sig dimensi memanjakan sebesar 0.305 dan nilai sig dimensi mengabaikan sebesar 0.110 menunjukkan skor signifikansi lebih dari 0.05. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, skor signifiikansi yang menunjukkan lebih dari 0.05

menunjukkan bahwa distribusi tes bersifat normal, sehingga perhitungan statistik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perhitungan statistic parametrik. Maka dari itu teknik pengolahan data yang digunakan adalah Pearson Product-Moment Correlation (r).

(6)

Hasil uji korelasi

Berikut ini adalah hasil uji korelasi menggunakan Pearson Product-Moment Correlation (r): Tabel 4.11 Korelasi Antara Manajemen Waktu Dengan Pola Asuh Otoriter

Correlations manajemen waktu otoriter manajemen waktu Pearson Correlation 1 .202 Sig. (2-tailed) .159 N 50 50 otoriter Pearson Correlation .202 1 Sig. (2-tailed) .159 N 50 50

Sumber: Output Pengolahan Data SPSS

Tabel 4.11 merupakan hasil uji korelasi dengan menggunakan Pearson Product-Moment

Correlation (r). Hasil uji korelasi tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara manajemen waktu dengan pola asuh orang tua otoriter pada mahasiswa Bina Nusantara, dengan nilai r =0.202, signifikansi (p) = 0.159 lebih besar dari 0.05 maka H01 diterima dan Ha1 ditolak.

Tabel 4.12 Korelasi Antara Manajemen Waktu Dengan Pola Asuh Otoritatif Correlations TM2 otoritatif TM2 Pearson Correlation 1 .099 Sig. (2-tailed) .403 N 74 74 otoritatif Pearson Correlation .099 1 Sig. (2-tailed) .403 N 74 74

Sumber: Output Pengolahan Data SPSS

Tabel 4.12 merupakan hasil uji korelasi dengan menggunakan Pearson Product-Moment

Correlation (r). Hasil uji korelasi tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara manajemen waktu dengan pola asuh orang tua otoritatif pada mahasiswa Bina Nusantara, dengan nilai r =0.099, signifikansi (p) = 0.403 lebih besar dari 0.05 maka H02 diterima dan Ha2 ditolak.

Tabel 4.13 Korelasi Antara Manajemen Waktu Dengan Pola Asuh Memanjakan Correlations TM3 memanjakan TM3 Pearson Correlation 1 .234 Sig. (2-tailed) .106 N 49 49 memanjakan Pearson Correlation .234 1 Sig. (2-tailed) .106 N 49 49

Sumber: Output Pengolahan Data SPSS

Tabel 4.13 Merupakan hasil uji korelasi dengan menggunakan Pearson Product-Moment

Correlation (r). Hasil uji korelasi tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara manajemen waktu dengan pola asuh orang tua permisif (memanjakan) pada mahasiswa Bina Nusantara, dengan nilai r =0.234, signifikansi (p) = 0.106 lebih besar dari 0.05 maka H03 diterima dan Ha3 ditolak.

(7)

Tabel 4.14 Korelasi Antara Manajemen Waktu Dengan Pola Asuh Mengabaikan Correlations TM4 mengabaikan TM4 Pearson Correlation 1 .017 Sig. (2-tailed) .906 N 49 49 mengabaikan Pearson Correlation .017 1 Sig. (2-tailed) .906 N 49 49

Sumber: Output Pengolahan Data SPSS

Tabel 4.14 Merupakan hasil uji korelasi dengan menggunakan Pearson Product-Moment

Correlation (r). Hasil uji korelasi tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara manajemen waktu dengan pola asuh orang tua neglectful (mengabaikan) pada mahasiswa Bina Nusantara, dengan nilai r =0.017, signifikansi (p) = 0.906 lebih besar dari 0.05 maka H04 diterima dan Ha4 ditolak.

Analisa Tambahan

Pada penelitian ini, disamping menguji hipotesis utama, peneliti juga melakukan analisis tambahan. Penemuan penelitian lain yang berhasil peneliti dapatkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14 Korelasi Antara Manajemen Waktu Dengan Tahun Binusian Responden ANOVA

Manajemen Waktu

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1608.289 6 268.048 2.389 .030

Within Groups 24119.531 215 112.184

Total 25727.820 221

Sumber: Output Pengolahan Data SPSS

Tabel 4.14 merupakan hasil uji perbedaan dengan anova. Dari data diatas dapat dilihat nilai sig 0.030 < 0.05 (alpha) sehingga data ini signifikan, jadi dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan manajemen waktu pada tahun binusian mahasiswa Universitas Bina Nusantara.

Pembahasan

Dari hasil penelitian ini merujuk pada hasil yang tidak signifikan, tidak terdapat korelasi antara manajemen waktu dengan pola asuh orang tua (otoriter, otoritatif, permisif, memanjakan) mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Beberapa penelitian mengenai manajemen waktu menunjukan bahwa manajemen waktu berhubungan dengan faktor-faktor internal individu seperti regulasi diri (Mulyani, 2013), tujuan hidup, kepercayaan diri dan tipe kepribadian seseorang (Bond & Feather dalam Claessens et al, 2005). Faktor eksternal yang berhubungan dengan manajemen waktu adalah pelatihan program manajemen waktu (Claessens etl al, 2005). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan manajemen waktu. Pola asuh orang tua dapat dikategorikan sebagai faktor yang berasal dari luar individu (eksternal). Peneliti menduga hal ini berhubungan dengan karakteristik perkembangan remaja dimana pada tahap ini lingkungan dari faktor eksternal yang lebih berperan adalah teman sebaya dibandingkan dengan orang tua. Namun hal ini perlu didukung oleh penelitian lebih lanjut.

Menurut Papalia & Old (2004) remaja lebih banyak menghabiskan waktu senggang mereka dengan teman daripada orang tua, karena mereka merasa lebih nyaman dan dapat menjadi diri sendiri. Sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk bergaul dan berhubungan dengan teman-teman sebaya mereka. Hal ini berdampak pada perkembangan sosial remaja. Mereka biasanya lebih cenderung dekat dengan teman mereka dan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan kelompok mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat Yusuf & Sugandhi (2012) bahwa teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat penting ketika seseorang berada pada tahap perkembangan remaja. Selain itu hubungan remaja dengan

(8)

teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang

perilakunya. Hal ini menarik untuk diteliti lebih lanjut dengan melihat hubungan antara manajemen waktu dengan peran teman sebaya.

Berdasarkan hasil analisa data demografis diketahui bahwa terdapat perbedaan manajemen waktu pada tahun binusian mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Angkatan mahasiswa yang memiliki manajemen waktu paling baik adalah binusian 2013. Angkatan pada Universitas Bina Nusantara menggunakan tahun rencana kelulusan yaitu tujuh tahun dari tahun masuk kuliah. Contohnya Binusian 2014, artinya angkatan ini direncanakan tahun 2014 akan lulus dari tahun masuk 2010. Peneliti menduga hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap manajemen waktu mahasiswa Universitas Bina Nusantara binusian 2013. Mereka merasa terpacu untuk segera lulus karena bila dilihat dari tahun rencana kelulusan mereka memang sudah melebihi dari batas yang sudah direncanakan. Mahasiswa angkatan ini berada dibawah tekanan atau presure karena mereka harus cepat lulus dari jenjang kuliah sesuai batas waktu atau

drop out karena system kebijakan kampus. Untuk mengkonfirmasi asumsi peneliti ini perlu penelitian

lanjutan yang bersifat kualitatif mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap manajemen waktu mahasiswa Universitas Bina Nusantara binusian tahun 2013. Selain itu dapat juga dilakukan penelitian lanjutan yang terfokus pada perbedaan manajemen waktu mahasiswa yang berada pada akhir masa studi yang sudah ditetapkan dengan mahasiswa yang baru memulai studi.

Selain itu peneliti ingin mencoba memberikan saran untuk penelitian selanjutnya serta peneliti merasa masih terdapat beberapa kekurangan pada penelitian ini.

SIMPULAN & SARAN

Dari hasil pengolahan data untuk membuktikan masing-masing dari hipotesis penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut ini :

a. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen waktu dengan pola asuh orang tua otoriter pada mahasiswa Bina Nusantara, karena nilai signifikansi (p) = 0.159 lebih besar dari 0.05.

b. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen waktu dengan pola asuh orang tua otoritatif pada mahasiswa Bina nusantara, karena nilai signifikansi (p) = 0.403 lebih besar dari 0.05.

c. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen waktu dengan pola asuh orang tua permisif (memanjakan) pada mahasiswa Bina nusantara, karena nilai signifikansi (p) = 0.106 lebih besar dari 0.05.

d. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen waktu dengan pola asuh orang tua neglectful (mengabaikan) pada mahasiswa Bina nusantara, karena nilai signifikansi (p) = 0.906 lebih besar dari 0.05.

Lalu pada analisis tambahan terdapat perbedaan manajemen waktu pada tahun binusian mahasiswa Universitas Bina Nusantara.

Selain itu peneliti ingin mencoba memberikan saran untuk penelitian selanjutnya serta peneliti merasa masih terdapat beberapa kekurangan pada penelitian ini. Oleh karenya itu peneliti akan menjabarkan hal tersebut dalam saran-saran sebagai berikut ini.

a. Sampel penelitian

Sample penelitian ini dirasakan oleh peneliti kurang representatif berdasarkan jurusan responden di Universitas Bina Nusantara. Pada penelitian ini jumlah responden berdasarkan jurusan sangat beragam, karena peneliti kesulitan mengidentifikasi responden pada saat membagikan kusioner serta memiliki keterbatasan dari segi waktu dan biaya. Ketika suatu penelitian memiliki kendala ini penelitian menjadi memiliki kelemahan dan keterbatasan. Oleh karena itu, peneliti memberikan saran agar bagi penelitian selanjutnya untuk mempertimbangkan pengambilan sampel yang lebih representative berdasarkan jurusan yang ada di Universitas Bina Nusantara. Sampel akan lebih mudah dan lebih baik didapat jika penelitian selanjutnya mengajukan kerjasama dengan lembaga universitas ataupun pendidikan yang ingin diteliti.

b. Alat ukur penelitian

Untuk alat ukur pola asuh orang tua peneliti memberikan saran bagi peneliti selanjutnya untuk membuat atau menggunakan alat ukur yang dapat membedakan pola asuh yang digunakan oleh ayah dan pola asuh yang digunakan oleh ibu, sehingga hasil yang di dapat lebih jelas dan dapat terlihat

perbedaanya. Karena menurut kopko (2006) pola asuh yang dikembangkan orang tua kepada anak mereka bisa saja berbeda antara ayah dan ibu.

(9)

c. Metode penelitian

Untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian seputar manajemen waktu, dapat mencoba metode lain seperti metode experiment dengan membandingan kemampuan memanajemen waktu seorang sebelum mengikuti training atau pembelajaran akan pentingnya memanajemen waktu dan sesudah mengikuti training akan pentingnya memanajemen waktu.

d. Lembaga pendidik

Lembaga pendidik dapat menyiapkan seminar serta training akan pentingnya memanajemen waktu agar kegiatan perkuliahan dapat berjalan dengan baik serta sesuai dengan target kelulusan.

e. Peneliti selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya dapat mencoba mencari korelasi manajemen waktu dengan variabel lain yang mungkin menjadi faktor-faktor lain diluar penelitian ini, dari baik tidaknya kemampuan manajemen waktu mahasiswa di Universitas.

REFERENSI

Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Azwar.S. 2012. Reliabilitas dan Validitas, Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Brook.J.B(2011)The Proses of Parenting (8th Ed). New York : McGraw-Hill.

Balduf.M.(2009). Underachievement Among College Student. Journal of Advaneed Academics volume 20, 274-294.

Britton & Tesser. (1991). Effects of Time Management Practices on College Grades. Journal of Educational Psychology: The American Psychologycal Association,Inc. Vol. 83, No. 3, 405-410. Covey, S. (2000). The Seven Habits of Highly Effective People. Victoria: The Business Library. Claessens.B. Eerde.W. Roe.A & Rutte.C. (2007). A Review of The Time Management Literature. Emerald Group Publishing Limited, 255-276.

Denlinger.J. (2012). The Effect of Time Management on College Student’ on academic performance. Disertasi tidak diterbitkan : Ball State University.

Djaali, P. M. (2008). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.

Eynolghozat.M. (2013). Exploring Time Management and its Impact on Stress Management: a

comparative case study in universities. International Journal of The Academy of Organizational Behavior

Management , 36-64.

Ferrari, J. (2010). Still Procrastinating: The No Regrets Guide to Getting It Done. New Jersey: John Wiley & Sons.

Ghozali, I. (2002). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Grissom.J. Loeb.S. & Mitani.H. (2012). Principal Time Management Skills: Explaining Patterns in

Principals’ Time Use and Effectiveness. Disertasi tidak diterbitkan.

Grundman.J. (2010). Does Prenting Style Predict Identity and Emotional Outcomes in Emerging

Adulthood?. Disertasi tidak diterbitkan: Gustavus Adolphus Collage.

Gunarsah.S dan Yulia. (2008). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia. Hagell.A, Coleman.J, & Brooks.F (2013). Key data on adolacence 2013 london: Assosiation fo Young People Health.

Huey. L,. Sayler. F and Rinn. N. (2013). Effects of Family Functioning and Parenting Style on Early

Entrants’ Academic Performance and Program Completion. Journal for the Education of the Gifted, 418–

432.

Hirsch.G. (2013). Helping College Students Succeed: A Model for Effective Intervention. Philadelphia: Brunner- Routledge.

Hellsten,L. (2012) What Do We Know, About Time Management? A Review of the Literature and a

Psychometric Critique of Instrumen Assessing Time Management. Croatia: InTech.

Herdiansyah. H. 2013. Wawancara, Observasi dan Focus Group: Sebagai Instrumen Penggalian Data

Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo.

Hofer,M., Schmid,S., Fries, S., Dietz, F., Clausen,M., Reinders, H. 2007. Individual Values, Motivational

(10)

Kastory. G. (-). The Solution to Academic Problems in College. diakses 15 Oktober 2014 dari www.cedu.niu.edu, Northern Illinois University.

Kopko.K. (2007). Parenting Style and Adolescents. Disertasi tidak diterbitkan kota; Conell University Cooperative Extension.

Kumar, R. (2010). Research methodology: A step-by-step guide for beginners. India: Sage Publication India Pvt Ltd.

Lotkowski.V, Robbins.S & Noeth.R. (2004). The Role of Academic and Non-Academic Factors in

Improving College Retention. Act Policy Report, 1-41.

Moilanen.K, Shaw.D, & Fitzpatrick.A(2009) Self-Regulation in Early Adolescence: Relations with

Mother–Son Relationship Quality and Maternal Regulatory Support and Antagonism. Nih public Access :

J Youth Adolesc, 1357-1367.

Macan,T. (1994). Time Management: Test of a Process Model. Journal of Applied Psychology: The American Psychologycal Association,Inc. Vol.79. No.3, 381-391.

Macan.T, Shahani.C, Dipboye,R., and Phillips,A. (1990). College Students’ Time Management:

Correlation With Academic Performance and Stress. Journal of Educatonal Psychology, vol. 82, no. 4,

hal. 760-765.

Marnat,G. (2010). Handbook of Psychological Assessment Edisi 5. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyani, M. (2013) Hubungan Antara Manajemen Waktu dengan Self-Regulated Learning Pada Mahasiswa. Educational Psychology Journal. Universitas Negeri Semarang. Hal. 43-48. Nazir.M. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Noor, D. (2011). Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah (edisi pertama). Jakarta: Prenada Media.

Parke, R. D. & Gauvain, M. (2009). Child Psychology: A Contemporary Viewpoint Seventh Edition. New York: McGraw-Hill.

Parke, R. D. & Gauvain, M. 2009. Child Psychology: A Contemporary Viewpoint Seventh Edition. New York: McGraw-Hill.

Papalia.D Old.S & Feldman.R. (2008). Human Development 11th Edition. U.S : McGraw-Hill Education.

Papalia, D.E. (2004). Human Development 9th Edition. Mc Graw Hill: New York.

Santrock,J. (2009). Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga. Santrock,J. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika. Santrock.J. (2013). Life-span Development Edisi 13 Jilid 2. Jakarta Erlangga.

Sari.I. 2014. Hubungan Persepsi Pola Asuh dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja di Jakarta. Disertasi tidak diterbitkan. Jakarta: Program Sarjana Universitas Bina Nusantara.

Sarwono,J.W (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Press.

Schilling, Sparfeldt, & Rost, .(2013). Effects of Family Functioning and Parenting Style Journal for the

Education of the Gifted . Sage Journal: Early Entrants’ Academic Performance and Program Completion,

418-432.

Shiraev,E,. & Levy, D. (2004). Cross-cultural Psychology, Critical Thinking, and Contemporary Application (Edisi 2). Boston : Allyn & Bacon.

Shaughnessy.J. 2012. Metode Penelitian Psikologi, Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat/Humanika. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tsemrekal. T. (2013). The Relationship Between Parenting Style, Self- Regulated Learning and Academic

Achievement in Selected Primary Schools in Ethiopia. Disertasi tidak diterbitkan kota; universitas.

Tunner, Chandler & Heffer. (2009). The influence of Parenting Styles, Achievement Motivation, and

Self-Efficacy on Academic Performance in College Students. Journal of College Student Development,

337-346.

Usia,N., Siaputra,I., & Sutanto,N. (2013). Prokrastinasi Akademik dan Self-Control pada Mahasiswa

Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Makara seri sosial Humaniora 17(1): 1-18.

Vienažindien, M. (2014). The Concept Model of Time Management, Mediterranean Journal of Social

Sciences: MCSER Publishing, Vol. 5. No. 13, 42-48.

Wahyuning. W.(2003). Mengkomunikasikan Moral. Jakarta: Elex media computindo. Wade.C & Travris.C. 2008. Psikologi, Jilid 1, Edisi 9. Jakarta: Erlangga.

Yusuf.S & Sugandhi. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta Rajawali Pres.

Zimmerman.J (1998) Academic Studying and The Development of Personal Skill: A Self- Regulation

(11)

RIWAYAT PENULIS

Winda Karnila, lahir di kota Jakarta pada tanggal 19 Agustus

1992. Penulis menamatkan pendidikan S1di Universitas Bina Nusantara dalam

bidang ilmu psikologi tahun 2015

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Sampai tahun 2013, jumlah tenaga kependidikan untuk menunjang kegiatan administrasi akademik, administrasi keuangan dan kepegawaian serta administrasi umum pada

Kisi-kisi ini disajikan dengan maksud untuk memberikan informasi mengenai butir-butir yang didrop dan setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas serta analisis

Keunggulan dari sistem yang dibuat ini adalah menerapkan HTML 5 dan WebGL pada sistem penjualan online (E-commerce) untuk transaksi ikan, sehingga user dapat melihat

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode CALDEA dan metode EVAMECAL merupakan suatu kakas yang dapat digunakan untuk menganalisis sistem

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN DIRECT INSTRUCTION TERHADAPPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN. MATEMATISDITINJAUDARITINGKAT

Terdapat 11 responden atau sebesar 73,3 % melakukan cuci tangan 6 langkah benar setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media video hal ini

hal ini dibuktikan secara statisik dari analisis korelasi chi-square, hasil uji analisis diperoleh nilai p = 0,01 maka dapat disimpulkan ada hubungan

Penderajatan utk NSCLC ditentukan menurut International Staging System For Lung Cancer berdasarkan sistem TNM. Pengertian T tumor yg dikatagorikan atas