• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAT UKUR KADAR KURKUMIN BERBASIS CAHAYA MONOKROMATIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALAT UKUR KADAR KURKUMIN BERBASIS CAHAYA MONOKROMATIS"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

i

TUGAS AKHIR

ALAT UKUR KADAR KURKUMIN

BERBASIS CAHAYA MONOKROMATIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Oleh :

MARITO DOS SANTOS NIM : 085114019

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

FINAL PROJECT

Curcumin’s Amount Measurement Instrument

Monochromatic Light Based

Presented as partial fulfillment of the requirements To obtain the sarjana teknik degree

In electrical engineering study program

MARITO DOS SANTOS NIM : 085114019

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

(3)
(4)

iv

(5)
(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP

MOTTO

BERUSAHA MELAKUKAN SESUATU YANG

BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN

Dengan ini kupersembahkan karyaku ini untuk

Yesus Kristus Pembimbingku yang setia,

Keluargaku tercinta,

Teman-teman seperjuanganku,

Dan semua orang yang mengasihiku

Terima Kasih untuk

semuanya...

(7)
(8)

viii

INTISARI

Kunyit merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak ditemukan di Indonesia. Di dalam kunyit terkandung kurkumin yang berguna untuk bahan baku obat-obat tradisional. Sampai saat ini masih ada beberapa kelompok petani penghasil rimpang kunyit (Curcuma domestica) yang masih mengalami permasalahan dalam pengukuran kadar kurkumin yang terkandung dalam rimpang kunyit. Alat ukur kadar kurkumin berbasis cahaya monokromatis memberikan solusi agar setiap orang dapat mengukur kadar kurkumin sesuai kebutuhan.

Alat ukur kadar kurkumin berbasis cahaya monokromatis menggunakan sumber cahaya LED dan laser sebagai pemancar dan menggunakan fotodioda sebagai penerima cahaya dari LED atau laser. Setiap orang yang ingin melakukan pengukuran kadar kurkumin hanya perlu meletakkan larutan kurkumin di antara pemancar dan penerima, baik menggunakan LED atau laser. Hasil pengukuran kadar kurkumin ditampilkan pada LCD.

Alat ukur kadar kurkumin berbasis cahaya monokromatis belum dapat bekerja dengan baik, karena error rata-rata yang dihasilkan pengukuran larutan kadar kurkumin menggunakan sumber cahaya laser mencapai 15,463%. Sedangkan error rata-rata yang dihasilkan menggunakan sumber cahaya LED mencapai 19,099%.

Alat ukur kadar kurkumin berbasis cahaya monokromatis dapat mengukur larutan 1ppm-5ppm tetapi tingkat keberhasilannya belum presisi dengan spektrofotometer standar.

(9)

ix

ABSTRACT

Turmeric is one of the plantation products in Indonesia. Turmeric contains curcumin which used as a raw materials for traditional medicine. until this day there are still some groups of turmeric (Curcuma domestica)’s farmers still having problem in measuring curcumin’s amount in turmeric. Curcumin’s amount measurement instrument monochromatic light based was expected to give solutions so everyone could measure curcumin’s amount.

Curcumin’s amount measurement instrument monochromatic light based using LED light source and laser as transmitter and using photodiode as light receiver from LED or laser. everyone who wants to measure curcumin’s amount only need to put curcumin’s liquid between the transmitter and receiver, even using LED or laser as well. Curcumin’s amount will be showed on LCD.

Curcumin’s amount measurement instrument monochromatic light isn’t working well yet, because average error on curcumin’s amount measurement using laser light source with error reach 15,463% and using LED light source with error reach 19,099%.

Curcumin’s amount measurement instrument monochromatic light can measure 1ppm to 5 ppm liquid but successful level was not precise yet with standar spectrometer.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena telah memberikan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. B. Wuri Harini, S.T., M.T., dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberi bimbingan, kritik, saran, serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

4. Ir. Tjendro, M.Kom dan Dr. Linggo Sumarno dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan, dan saran dalam merevisi skripsi ini.

5. Kedua orang tua tercinta, Mario Dos Santos dan Eliza De Oliveira atas perhatian, kasih sayang, dukungan dan doa yang tiada henti.

6. Adek-adek saya, om Jorge, om Jaime dan seluruh keluarga Oliveira atas dukungan, doa, cinta, perhatian, kasih sayang yang begitu besar kepada penulis.

7. Staff sekretariat Teknik Elektro, yang dengan sabar dan ramah telah memberikan kemudahan dalam berbagai urusan sehingga penulis tidak menghadapi rintangan yang berarti.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 Teknik Elektro, teman terdekatku Intan, teman-teman kos, dan semua teman yang mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas semua dukungan yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

(11)
(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

... i

HALAMAN PERSETUJUAN

... iii

HALAMAN PENGESAHAN

... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

... v

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP

... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

... vii

INTISARI

... viii

ABSTRACT

... ix

KATA PENGANTAR

... x

DAFTAR ISI

... xii

DAFTAR GAMBAR

... xvi

DAFTAR TABEL

... xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 2

1.4. Metodologi Penelitian ... 3

BAB II DASAR TEORI

2.1. Kunyit ... 5

2.2. Prinsip Kerja alat ukur ... 6

2.3. Kuvet ... 7

2.4. Spektrum Cahaya ... 7

2.5. Spektrofotometer Visible ... 9

2.6. Mikrokontroler AVR ATmega8535 ... 10

2.6.1. Arsitektur dan Konfigurasi pin ATmega8535 ... 10

(13)

xiii

2.6.4. Reset dan Osilator Eksternal ... 12

2.7. Analog to Digital Converter (ADC) ... 12

2.8. Liquid Crystal Display (LCD) ... 13

2.9. Laser ... 14

2.10. Light Emitting Diode (LED) ... 15

2.11. Fotodioda ... 16

2.12. Regresi Linier ... 17

BAB III PERANCANGAN

3.1. Arsitektur Sistem ... 19

3.1.1.Penjelasan Sistem ... 19

3.1.2. Proses Pengukuran ... 21

3.2. Pengukuran Tegangan ... 21

3.2.1. Pengukuran Tegangan Larutan Konsentrasi untuk Kurva Baku ... 21

3.2.2. Pengukuran Tegangan Sampel Kunyit ... 23

3.2.3. Perhitungan Nilai ADC dan Tegangan (Vin) ... 25

3.3. Perancangan Subsistem Hardware ... 25

3.3.1. Perancangan Sistem Minimum Mikrokontroler ATmega8535 ... 25

3.3.2. Perancangan Rangkaian LCD ... 28

3.3.3. Rangkaian Pemancar LED ... 29

3.3.4. Rangkaian Pemancar Laser ... 30

3.3.5. Rangkaian Penerima ... 31

3.3.6. Rangkaian Indikator LED ... 31

3.3.7. Desain Kotak Alat Ukur ... 32

3.4. Perancangan Software... 34

3.4.1. Flowchart Utama ... 34

3.4.2. Flowchart Pengukuran Menggunakan LED ... 36

3.4.3. Flowchart Pengukuran Menggunakan Laser ... 37

3.5. Perancangan Tampilan LCD ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Bentuk Alat Ukur dan Hardware Elektronik ... 39

4.1.1. Bentuk Fisik Alat Ukur ... 39

(14)

xiv

4.2. Hardware Elektronik Alat Ukur ... 41

4.3. Cara Penggunaan Alat ... 43

4.4. Pengujian Hardware ... 44

4.4.1. Pengujian Minimum Sistem ... 44

4.4.2. Pengujian Regulator 5V ... 44

4.4.3. Pengujian Sensor Fotodioda ... 45

4.5. Proses Pengukuran ... 46

4.5.1. Pengukuran Tegangan Keluaran Larutan Etanol Menggunakan Sumber Cahaya Laser dan Sumber Cahaya LED ... 46

4.5.2. Pengukuran Tegangan Keluaran Larutan Kurva Baku Menggunakan Sumber Cahaya Laser dan Sumber Cahaya LED ... 47

4.5.3. Pengukuran Tegangan Keluaran Larutan Kunyit Menggunakan Sumber Cahaya Laser dan Sumber Cahaya LED ... 49

4.6. Proses Kalibrasi dengan Spektrofotometer Standar ... 50

4.6.1. Perhitungan Nilai error Larutan Kadar Kurkumin Menggunakan Sumber Cahaya Laser ... 54

4.6.2. Perhitungan Nilai error Larutan Kadar Kurkumin Menggunakan Sumber Cahaya LED ... 57

4.6.3. Perhitungan Nilai error Larutan Kunyit Menggunakan Sumber Cahaya Laser dan Sumber Cahaya LED ... 59

4.6.4. Perhitungan Persentase Larutan Kadar Kurkumin Menggunakan Sumber Cahaya Laser dan Sumber Cahaya LED ... 62

4.7. Pengujian Software ... 66

4.8. Pengujian Program Utama ... 67

4.8.1. Pengujian Program Pengukuran Etanol ... 67

4.8.2. Pengujian Program Pengukuran Larutan Kadar Kurkumin dengan Sumber Cahaya Laser ... 70

4.8.3. Pengujian Program Pengukuran Larutan Kadar Kurkumin dengan Sumber Cahaya LED ... 73

4.8.4. Pengujian Program Pengulangan Pengukuran Larutan Kadar Kurkumin ... 75

(15)

xv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 79 5.2. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA

... 81

LAMPIRAN

LAMPIRAN A Data Hasil Pengukuran dengan Sumber Cahaya Laser ... L1 LAMPIRAN B Data Hasil Pengukuran dengan Sumber Cahaya LED ... L10 LAMPIRAN C Error Perbandingan Perhitungan Manual Persentase Larutan Kadar

Kurkumin Alat Ukur Laser dan Alat Ukur LED dengan Spektrofotometer Standar ... L21 LAMPIRAN D Listing Program Mikrokontroler ... L24 LAMPIRAN E Petunjuk Penggunaan Alat Ukur Kadar Kurkumin Berbasis Cahaya

Monokromatis ... L35 LAMPIRAN F Spesifikasi Alat Ukur Kadar Kurkumin Berbasis Cahaya

Monokromatis ... L37 LAMPIRAN G Rangkaian Keseluruhan Perancangan Alat Ukur Kadar Kurkumin

Berbasis Cahaya Monokromatis ... L38 LAMPIRAN H Hasil Pengukuran Absorban Kurva Baku dan Larutan Kunyit

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Serapan Cahaya oleh Sampel ... 6

Gambar 2.2. Kuvet (tempat sampel)... 7

Gambar 2.3. Spektrum Cahaya ... 8

Gambar 2.4. Konfigurasi pin ATmega8535 ... 10

Gambar 2.5. Rangkaian Reset ... 12

Gambar 2.6. LCD character ... 13

Gambar 2.7. Laser ... 15

Gambar 2.8. LED ... 16

Gambar 2.9. Simbol fotodioda ... 17

Gambar 3.1. Arsitektur Sistem ... 19

Gambar 3.2. Grafik hubungan Vout dengan rata-rata larutan kadar kurkumin untuk pengukuran Laser ... 22

Gambar 3.3. Grafik hubungan Vout dengan rata-rata larutan kadar kurkumin untuk pengukuran LED ... 23

Gambar 3.4. Grafik hubungan Vout dengan rata-rata larutan kadar kunyit untuk untuk pengukuran Laser ... 24

Gambar 3.5. Grafik hubungan Vout dengan rata-rata larutan kadar kunyit untuk pengukuran LED ... 24

Gambar 3.6. Rangkaian osilator ATmega8535 ... 26

Gambar 3.7. Rangkain Reset ATmega8535 ... 26

Gambar 3.8. Sistem Minimum Mikrokontroler AVR ATmega8535 ... 28

Gambar 3.9. Rangkaian LCD (Liquid Cristal Display) ... 29

Gambar 3.10. Rangkaian Pemancar LED... 30

Gambar 3.11. Rangkian Pemancar Laser ... 30

Gambar 3.12. Rangkaian Penerima ... 31

Gambar 3.13. Rangkaian Indikator LED ... 32

Gambar 3.14. Tampak dalam ... 32

Gambar 3.15. Tampak samping kiri ... 33

(17)

xvii

Gambar 3.18. Tampak atas ... 34

Gambar 3.19. Flowchart utama ... 35

Gambar 3.20. Flowchart untuk pengukuran LED ... 36

Gambar 3.21. Flowchart untuk pengukuran laser ... 37

Gambar 3.22. Tampilan pada LCD ... 38

Gambar 4.1. Tampak atas alat ukur ... 39

Gambar 4.2. Tampak belakang alat ukur... 40

Gambar 4.3. Penerima dan pemancar ... 41

Gambar 4.4. Hardware elektronik ... 42

Gambar 4.5. Mikrokontroler ... 42

Gambar 4.6. Penyearah 5 volt ... 42

Gambar 4.7. Rangkaian penerima dan pemancar ... 43

Gambar 4.8. Hasil pengujian pada LCD ... 44

Gambar 4.9. Sensor fotodioda ... 45

Gambar 4.10. Hasil pengukuran tegangan keluaran etanol menggunakan sumber cahaya Laser ... 47

Gambar 4.11. Hasil pengukuran tegangan keluaran etanol menggunakan sumber cahaya LED... 47

Gambar 4.12. Tampilan tegangan etanol ... 47

Gambar 4.13. Hasil pengukuran tegangan keluaran kurva baku menggunakan sumber cahaya Laser ... 48

Gambar 4.14. Hasil pengukuran tegangan keluaran kurva baku menggunakan sumber cahaya LED... 48

Gambar 4.15. Hasil pengukuran tegangan keluaran larutan kunyit menggunakan sumber cahaya Laser ... 49

Gambar 4.16. Hasil pengukuran tegangan keluaran larutan kunyit menggunakan sumber cahaya LED... 50

Gambar 4.17. Tampilan pengukuran tegangan dan absorban larutan kadar

kurkumin menggunakan sumber cahaya laser ... 51

Gambar 4.18. Tampilan pengukuran tegangan dan absorban larutan kadar kurkumin menggunakan sumber cahaya LED... 52

(18)

xviii

Gambar 4.19. Grafik kurva baku alat ukur menggunakan sumber cahaya laser ... 52

Gambar 4.20. Grafik kurva baku alat ukur menggunakan sumber cahaya LED ... 52

Gambar 4.21. Grafik kurva baku spektrofotometer standar pada rentang

1 ppm – 5 ppm ... 53

Gambar 4.22. Grafik kurva baku spektrofotometer standar pada rentang 2 ppm – 5 ppm ... 54

Gambar 4.23. Grafik hubungan kalibrasi antara absorban kurva baku alat ukur

dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar ... 55

Gambar 4.24. Grafik hubungan kalibrasi antara absorban kurva baku alat ukur dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar pada rentang

2 ppm – 5 ppm ... 56

Gambar 4.25. Grafik hubungan kalibrasi antara absorban kurva baku alat ukur

dengan absorban kurva baku spektrofotometer standar ... 58

Gambar 4.26. Tampilan pengukuran tegangan dan absorban larutan kunyit ... 60

Gambar 4.27. Tampilan pengukuran tegangan dan absorban larutan kunyit ... 60

Gambar 4.28. Hasil persentase larutan kadar kurkumin... 63

Gambar 4.29. Tampilan pengukuran etanol LED dan laser ... 70

Gambar 4.30. Tampilan pengukuran kurkumin laser ... 73

Gambar 4.31. Tampilan pengukuran kurkumin LED ... 75

Gambar 4.32. Tampilan mengukur lagi ... 77

Gambar 4.33a. Saat sensor penerima laser tidak terhalang ... 77

Gambar 4.33b. Saat sensor penerima laser terhalang ... 77

Gambar 4.34a. Saat sensor penerima LED tidak terhalang... 78

(19)

xix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Hasil Standarisasi kadar kurkumanoid total dari berbagai bentuk sampel

rimpang kunyit ... 5

Tabel 2.2. Spektrum cahaya ... 8

Tabel 2.3. Sinar tampak ... 9

Tabel 2.4. Tegangan dan frekuensi kerja ... 12

Tabel 2.5. Fungsi pin LCD 2x16 character ... 14

Tabel 3.1. Pengukuran tegangan (Vin) kurva baku dan nilai ADC dengan sumber cahaya Laser ... 22

Tabel 3.2. Pengukuran tegangan (Vin) kurva baku dan nilai ADC dengan sumber cahaya LED ... 23

Tabel 3.3. Pengukuran tegangan (Vin) kunyit dan nilai ADC dengan sumber cahaya Laser ... 24

Tabel 3.4. Pengukuran tegangan (Vin) kunyit dan nilai ADC dengan sumber cahaya LED ... 25

Tabel 3.5. Penggunaan port-port pada mikrokontroler AVR ATmega8535 ... 28

Tabel 4.1. Hasil pengujian tegangan output pada penyearah 5V ... 46

Tabel 4.2. Hasil pengujian sensor fotodioda pada LED ... 47

Tabel 4.3. Hasil pengujian sensor fotodioda pada laser ... 47

Tabel 4.4. Hasil perhitungan absorban pengukuran etanol dengan larutan kadar kurkumin menggunakan sumber cahaya laser ... 53

Tabel 4.5. Hasil perhitungan absorban pengukuran etanol dengan larutan kadar kurkumin menggunakan sumber cahaya LED ... 53

Tabel 4.6. Besar absorban kurva baku larutan kurkumin menggunakan spektrofotometer standar pada rentang 1 ppm – 5 ppm ... 55

Tabel 4.7. Hubungan kalibrasi antara absorban kurva baku alat ukur dengan absorban kurva baku spektrofotomete standar ... 57

Tabel 4.8. Hasil pengujian kalibrasi absorban kurva baku alat ukur ... 58

Tabel 4.9. Hasil pengujian kalibrasi absorban kurva baku alat ukur pada rentang 2 ppm – 5 ppm ... 60

(20)

xx

Tabel 4.10. Hubungan kalibrasi antara absorban kurva baku alat ukur dengan

absorban kurva baku spektrofotometer standar ... 61 Tabel 4.11. Hasil pengujian sensor fotodioda pada LED ... 62 Tabel 4.12. Hubungan kalibrasi antara absorban larutan kunyit menggunakan

sumber cahaya laser dengan kurva baku spektrofotometer standar ... 63 Tabel 4.13. Hubungan kalibrasi antara absorban larutan kunyit menggunakan

sumber cahaya LED dengan kurva baku spektrofotometer standar ... 64 Tabel 4.14. Hasil pengujian kalibrasi absorban kurva baku alat ukur menggunakan

sumber cahaya laser ... 64 Tabel 4.15. Hasil pengujian kalibrasi absorban kurva baku alat ukur menggunakan

sumber cahaya LED ... 64 Tabel 4.16. Hasil perhitungan larutan kadar kurkumin dan persentase kadar

kurkumin menggunakan sumber cahaya laser ... 65 Tabel 4.17. Hasil perhitungan larutan kadar kurkumin dan persentase kadar

kurkumin menggunakan sumber cahaya LED ... 66 Tabel 4.18. Perhitungan manual presentase larutan kadar kurkumin

spektrofotometer standar ... 66 Tabel 4.19. Error perbandingan perhitungan manual persentase kadar kurkumin

alat ukur laser dengan spektrofotometer standar ... 67 Tabel 4.20. Error perbandingan perhitungan manual persentase kadar kurkumin

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dalam kehidupan sekarang ini, manusia tidak terlepas dari suatu alat untuk mempermudah dalam menyelesaikan pekerjaan. Karena manusia tidak terlepas dari alat bantu tersebut maka manusia berusaha untuk menciptakan bermacam-macam alat bantu yang mudah, efisien, dan aplikatif dalam pemakaian alat.

Kunyit merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak ditemukan di Indonesia. Di dalam kunyit terkandung kurkumin yang berguna untuk bahan baku obat-obat tradisional seperti jamu, rempah-rempah, dan sebagai bahan baku untuk pembuatan obat-obat suplemen dibidang farmasi. Sampai saat ini masih ada beberapa kelompok petani penghasil rimpang kunyit (Curcuma domestica) yang masih mengalami permasalahan dalam pengukuran kadar kurkumin yang terkandung dalam rimpang kunyit (Curcuma

domestica). Hal ini disebabkan karena belum tersedia alat ukur yang cukup praktis dan

sederhana yang bisa digunakan bagi para kelompok petani untuk bisa melakukan pengukuran kandungan kurkumin yang terkandung dalam rimpang kunyit (Curcuma

domestica). Banyak penelitian yang memanfaatkan spektrofotometer visible untuk

melakukan pengujian kandungan kadar kurkumin, namun hingga saat ini para peneliti hanya memanfaatkan alat yang sudah ada yaitu spektrofotometer visible yang beredar di pasaran untuk mengukur absorbansi tetapi tidak langsung memperoleh besarnya kandungan kadar kurkumin. Peneliti tersebut tidak merancang sendiri sebuah alat ukur yang khusus digunakan untuk mengetahui kandungan kadar kurkumin yang terkandung dalam kunyit. Salah satu penelitian yang sudah ada adalah yang dilakukan oleh Cahyono dkk., berjudul ”Pengaruh Proses Pengeringan Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorriza

Roxb) terhadap Kandungan dan Komposisi Kurkuminoid” [1].

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan suatu alat ukur yang mudah digunakan, efektif dan handheld bagi petani penghasil rimpang kunyit (Curcuma

domestica) yang langsung mengukur persentase kadar kurkumin. Alat ini dapat digunakan

(22)

2

melakukan pengukuran kadar kurkumin tanpa harus menuju laboratorium terlebih dahulu, karena untuk mengukur kadar kurkumin di laboratorium sangat mahal dan tidak efisien.

Pada perancangan tugas akhir ini, akan dirancang suatu alat ukur kadar kurkumin berbasis cahaya monokromatis. Sistem ini akan bekerja dengan dua pengukuran yang bekerja secara bersamaan yaitu pengukuran dengan LED berwana ungu dan cahaya laser berwarna ungu. Sistem ini menggunakan cahaya warna ungu karena larutan kadar kurkumin hanya dapat diserap oleh cahaya warna ungu. Mikrokontroler akan melakukan pengukuran jika user memasukkan kuvet yang berisi larutan kadar kurkumin ke tempat kuvet yang akan menekan limit switch/on, kemudian cahaya akan melewati kuvet yang berisi larutan kadar kurkumin dan akan diterima oleh sensor fotodioda. Data hasil pengukuran akan diolah dalam mikrokontroler melalui ADC (Analog to Digital

Converter). Hasil pengolahan data akan ditampilkan pada LCD (Liquid Cell Display)

berupa presentase kadar kurkumin dalam kunyit. Alat ukur kadar kurkumin berbasis cahaya monokromatis akan dibuat menjadi alat ukur yang efektif dan praktis dalam penggunaan alat.

1.2

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan alat ukur yang dapat digunakan untuk mendeteksi kadar kurkumin berbasis cahaya monokromatis.

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu dan memudahkan masyarakat dalam mengetahui tinggi rendahnya kadar kurkumin rimpang kunyit (Curcuma domestica) secara cepat dan praktis.

1.3

Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Sumber cahaya menggunakan LED berwarna ungu dan cahaya laser warna ungu. b. Menggunakan mikrokontroler AVR ATmega8535.

c. Keluaran dari alat ukur tersebut berupa persentase larutan kadar kurkumin.

d. Menggunakan sensor fotodioda untuk pengukuran konsentrasi yang menggunakan sumber cahaya tampak (monokromatis)

e. Menggunakan LCD untuk menampilkan hasil pengukuran larutan kadar kurkumin. f. Menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai indikator alat ukur.

(23)

g. Menggunakan tombol on/off untuk mengaktifkan alat ukur.

h. Menggunakan saklar limit switch untuk mengetahui adanya kuvet dalam alat ukur.

1.4

Metodologi Penelitian

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

a. Studi literatur berupa pengumpulan refrensi dari buku-buku serta referensi dari internet berupa jurnal-jurnal dan artikel-artikel.

b. Studi kasus terhadap alat yang telah dibuat sebelumnya. Tahap ini dilakukan guna memahami prinsip kerja dari alat yang telah dibuat sebelumnya.

c. Perancangan sistem hardware dan software.

Sumber Cahaya Monokromatis Molekul Penyerapan Cahaya Sensor Fotodioda

Limit Switch Mikrokontroler

ATmega8535 Regulator 5V

Tombol On/Off LCD 2X16 Indikator/LED

Gambar 1.1 Diagram blok perancangan

d. Pembuatan sistem hardware dan software. Pada sistem ini pengolahan data akan dilakukan oleh mikrokontroler ATmega8535 dan kemudian hasil pengolahan data akan ditampilkan pada LCD.

e. Proses pengambilan data dilakukan dengan cara mengambil data yang dikeluarkan oleh sensor fotodioda berupa tegangan. Perubahan tegangan sebelum dan sesudah ada larutan kurkumin ini disebut serapan atau absorban. Setelah itu, mikrokontroler ATmega8535 akan mengolah data absorban tersebut melalui ADC agar memperoleh data digital sehingga dapat dibaca oleh mikrokontroler. Data percobaan yang diperoleh kemudian dikalibrasikan dengan hasil yang diukur

(24)

4

dengan spektrofotometer standar. Selanjutnya dihitung besar kadar kurkumin dalam satuan µg/ML dan diubah dalam satuan mikro persen (µg %).

f. Analisa dan kesimpulan hasil perancangan dapat dilakukan dengan cara mengecek keakuratan data. Setelah itu, data hasil percobaan atau perancangan akan dibandingkan dengan hasil perhitungan teori dan alat spektrofotometer di laboratorium farmasi. Penyimpulan hasil perancangan dapat dilakukan dengan cara menghitung error yang terjadi.

(25)

5

BAB II

DASAR TEORI

2.1

Kunyit [2]

Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu bahan rempah-rempah yang mengandung zat kurkumin dan minyak atsiri. Zat kurkumin adalah suatu senyawa anti bakteri yang berkhasiat mengobati berbagai jenis penyakit. Senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai anti tumor promoter, anti oksidan, anti mikroba, anti radang, anti virus, dan dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh. Sedangkan minyak atsiri dalam kunyit dapat mencegah keluarnya asam lambung yang berlebihan dan mengurangi gerak prestaltik usus yang terlalu kuat [2]. Berikut ini adalah tabel kisaran kandungan kurkuminoid dari berbagai sampel umur dan asal rimpang:

Tabel 2.1 Hasil standarisasi kadar kurkuminoid total dari berbagai bentuk sampel umur dan asal rimpang kunyit [3].

NO Bentuk sampel/umur/asal Kisaran (% B/B) Kadar kurkuminoid Rata-rata (% B/B) I Kunyit segar

* Muda (8 bulan) eks Limbangan * Tua (11 bulan) eks Limbangan

4,323 – 5,463 5,627 – 6,648

5,012 ± 0,374 6,108 ± 0,358

II Kunyit Kering

* Muda (8 bulan) eks Limbangan * Tua (11 bulan) eks Limbangan

5,423 – 5,811 7,799 – 8,452

5,609 ± 0,110 8,107 ± 0,186

III Ekstrak pekat

* Eks. Produksi RG 530 A3 (SC = 21.32% b/b) * Eks Risbang RG 610 A (SC = 23.00% b/b) 7,584 – 8,484 7,133 – 9,707 7,932 ± 0,248 7,936 ± 0,940 IV Sediaan jadi * Alternatif formula-1 * Sediaan - 1 * Sediaan - 2 0,158 – 0,203 0,081 – 0,106 0,100 – 0,115 0,180 ± 0,017 0,93 ± 0,009 0,108 ± 0,005

(26)

6

2.2

Prinsip Kerja Alat Ukur Kadar Larutan

Prinsip kerja pengukuran sampel ditunjukkan dalam gambar 2.1. Cahaya dengan intensitas Io yang melewati sampel yang mengandung molekul sepanjang b, sebagian cahaya tersebut akan diserap oleh molekul. Hal ini mengakibatkan intensitasnya turun menjadi I.

Gambar 2.1 Serapan cahaya oleh sampel

Kedua nilai intensitas cahaya tersebut (Io dan I) diukur dengan fotodetektor. Cahaya dengan intensitas Io, setelah melewati penyerap dengan konsentrasi c, sepanjang b, intensitasnya akan turun menjadi I mengikuti hubungan. [4], [5].

log ( Io / I ) = є b c (2.1) dengan:

є adalah absorptivitas molar

Absorptivitas molar merupakan konstanta yang tergantung pada jenis molekul dan panjang gelombang. Persamaan 1 dapat dinyatakan dalam bentuk

log ( Io / I ) = A (2.2)

dengan A: absorban maka persamaan 1 menjadi

(27)

2.3 Kuvet [6]

Kuvet adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau sampel yang akan diukur. Kuvet harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya. 2. Permukaannya secara optis harus benar-benar sejajar.

3. Harus tahan (tidak bereaksi) dengan bahan-bahan kimia.

4. Mempunyai bentuk (design) yang sederhanadan tidak boleh rapuh.

Kuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastik dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1x1cm dan tinggi 5cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai kuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan kuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam kuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).

Gambar 2.2 Gambar kuvet (tempat sampel)

2.4

Spektrum Cahaya [7]

Cahaya (Spektrum optik, atau spektrum terlihat atau spektrum tampak) adalah bagian dari spektrum elektromagnet yang tampak oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik dalam rentang panjang gelombang ini disebut sebagai cahaya tampak atau cahaya saja. Tidak ada batasan yang tepat dari spektrum optik; mata normal manusia akan dapat menerima panjang gelombang dari 400 nm sampai 700 nm, meskipun beberapa

(28)

8

orang dapat menerima panjang gelombang dari 380 nm sampai 780 nm. Mata yang telah beradaptasi dengan cahaya biasanya memiliki sensitivitas maksimum disekitar 555 nm, di wilayah kuning dari spektrum optik.

Gambar 2.3 Gambar spectrum cahaya

Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan spektral jendela optik, wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer bumi sebagian besar tanpa dikurangi (meskipun cahaya biru dipencarkan lebih banyak dari cahaya merah, salah satu alasan mengapai langit berwarna biru). Radiasi elektromagnetik diluar jangkauan panjang gelombang optik, atau jendela transmisi lainnya, hampir seluruhnya diserap oleh atmosfer. Meskipun spektrum optik adalah spektrum yang kontinu sehingga tidak ada batas yang jelas antara satu warna dengan warna lainnya, tabel berikut memberikan batas kira-kira untuk warna-warna spektrum :

Tabel 2.2 Spektrum cahaya.

Warna Panjang gelombang (nm)

Ungu 380 – 450 nm Biru 450 – 495 nm Hijau 495 – 570 nm Kuning 570 – 590 nm Jingga 590 – 620 nm Merah 620 – 750 nm

(29)

2.5

Spektrofotometri Visible [8]

Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400 – 800 nm dan memiliki energi sebesar 299 –149 kJ/mol.

Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.

Tabel 2.3 Spektrofotometri visible (sinar tampak)

Panjang gelombang (nm)

Warna-warna yang diserap

Warna komplementer (warna yang terlihat)

400 – 435 Ungu Hijau kekuningan

435 – 480 Biru Kuning

480 – 490 Biru kehijauan Jingga

490 – 500 Hijau kebiruan Merah

500 – 560 Hijau Ungu kemerahan

560 – 580 Hijau kekuningan Ungu

580 – 595 Kuning Biru

595 – 610 Jingga Biru kehijauan

(30)

10

2.6

Mikrokontroler AVR ATmega8535

2.6.1 Arsitektur dan Konfigurasi Pin ATmega8535 [9]

Mikrokontroler ATmega8535 adalah mikrokontroler berjenis RISC 8 bit dengan delapan kilobyte flash memori, high performance dan low power. Piranti dapat diprogram secara in-system programming (ISP) dan dapat diprogram berulang-ulang selama 10.000 kali baca / tulis didalam sistem. Gambar 2.4 menunjukkkan konfigurasi pin dan blok diagram ATmega8535.

Gambar 2.4 Konfigurasi pin ATmega8535

2.6.2 Konfigurasi pin ATmega8535 sebagai berikut :

1. VCC merupakan kaki masukan catu daya positif.

2. GND merupakan kaki masukan catu daya negatif (ground). 3. AVCC merupakan kaki masukan tegangan untuk ADC.

4. AREF merupakan kaki masukan tegangan referensi untuk ADC. 5. XTAL 1 dan XTAL 2 merupakan kaki masukan untuk kristal luar. 6. RESET merupakan kaki untuk me-reset mikrokontroler.

(31)

8. PORT B merupakan kaki saluran I/O dua arah dengan fungsi khusus seperti

komparator analog, timer / counter, dan SPI.

9. PORT C merupakan kaki saluran I/O dua arah dengan fungsi khusus seperti

komparator analog, timer oscillator, dan TWI.

10. PORT D merupakan kaki saluran I/O dua arah dengan fungsi khusus seperti

komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.

2.6.3 Fitur-fitur ATmega8535 [9]

1. Berperformen tinggi dan dengan konsumsi daya rendah (low power) 2. Fitur Peripheral

a. Dua Timer/Counter 8-bit dengan Separate Prescaler (sumber clock yang dapat diatur) dan Mode pembanding

b. Satu Timer/Counter 16-bit dengan Separate Prescaler, Mode pembanding dan

Capture Mode

c. Real Time Counter dengan sumber osilator terpisah

d. Terdapat delapan saluran ADC dengan resolusi sepuluh bit ADC e. Empat saluran Pulse Width Modulation (PWM)

f. Terdapat Two Serial Interface g. Programmable serial USART h. Master/Serial SPI Serial Interface

i. Programmable Watchdog Timer dengan On-Chip Oscillator

j. On-Chip Analog Comparator

3. I/O dan kemasan

a. 32 programmable saluran I/O

b. 40 pin PDIP, 44 pin TQFP, 44 pin PLCC dan 44 pin MLF 4. Tegangan Kerja a. 2,7 – 5,5V untuk ATmega8535L b. 4,5 – 5,5V untuk ATmega8535 5. Kelas Kecepatan a. 0 – 8 Mhz untuk ATmega8535L b. 0 – 16 Mhz untuk ATmega8535

(32)

12

2.6.4

Reset dan Osilator Eksternal

Chip akan reset jika tegangan catu nol atau pin RST dipaksa 0 [9]. Jika

membutuhkan tombol reset, dapat ditambah dengan rangkaian reset seperti pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Rangkaian reset

Tabel 2.4. Tegangan dan frekuensi kerja [9]

Tabel 2.4 menunjukkan tegangan dan frekuensi kerja pada mikroprosesor ATmega. Tegangan kerja chip tipe L dapat beroperasi 2,7V – 5,5V.

2.7

Analog to Digital Converter (ADC) [9]

ADC pada AVR ATmega8535 merupakan ADC 10-bit tipe Successive

Approximation, yang terhubung ke sebuah multiplekser analog yang akan memilih satu

dari delapan kanal. Terdapat 8 kanal ADC masing-masing selebar 10 bit. ADC dapat digunakan dengan memberikan masukan tegangan pada port ADC yaitu port A.

ADC memiliki dua jenis mode yang dapat digunakan yaitu single conversion dan

free running. Pada mode single conversion, pengguna harus mengaktifkan setiap kali ADC

akan digunakan, sedangkan pada mode free running, pengguna cukup sekali mengaktifkan, sehingga ADC akan terus mengkonversi tanpa henti.

(33)

ADC mempunyai rangkaian untuk mengambil sampel dan hold (menahan) tegangan input ADC, sehingga dalam keadaan konstan selama proses konversi. ADC mempunyai catu daya yang terpisah yaitu pin AVcc – AGND. AVcc tidak boleh berbeda ± 0,3V dari Vcc. Sinyal input ADC tidak boleh melebihi tegangan referensi. Nilai digital sinyal input :

Untuk resolusi 10 bit (1024) : Kode Digital = v𝑖𝑛

v𝑟𝑒𝑓 x 1024 (2.4) Untuk mencari nilai 𝑣𝑖𝑛 :

V𝑖𝑛 = Nilai ADC

1024 x V𝑟𝑒𝑓 (2.5)

2.8 LCD (Liquid Crystal Display) [9]

LCD (Liquid Crystal Display) adalah komponen yang berfungsi untuk menampilkan suatu character pada suatu tampilan (display) dengan bahan utama yang digunakan berupa

Liquid Crystal. Apabila diberi arus listrik sesuai dengan jalur yang telah dirancang pada

konstruksi LCD, Liquid Crystal akan berpendar menghasilkan suatu cahaya dan cahaya tersebut akan membentuk suatu character tertentu.

LCD yang sering digunakan adalah jenis LCD M1632. M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan 2x16 (2 baris, 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD memiliki CGROM (Character General Read Only Memory), CGRAM (Character General

Random Access Memory), dan DDRAM (Display Data Random Access Memory). LCD charcter ditunjukkan pada gambar 2.6 serta kofigurasi pin LCD dan fungsinya pada tabel

2.5

(34)

14

Tabel 2.5 Fungsi pin LCD 2x16 character

No pin Simbol Fungsi

1 Vss Ground Voltage

2 Vcc +5V

3 VEE Contrast Voltage

4 RS Register Select 0 = Instruction Register 1 = Data Register 5 R/W Read/Write 0 = write mode 1 = read mode 6 E Enable 7 DB0 Data bit 0 (LSB) 8 DB1 Data bit 1 9 DB2 Data bit 2 10 DB3 Data bit 3 11 DB4 Data bit 4 12 DB5 Data bit 5 13 DB6 Data bit 6 14 DB7 Data bit 7 (MSB)

15 BPL Back Plane Light

16 GND Ground Voltage

2.9 Laser [10]

Laser merupakan singkatan dari (light amplification by stimulated emission of

radiation). Berkas laser umumnya sangat koheren, yang mengandung arti bahwa cahaya

yang dipancarkan tidak menyebar dan rentang frekuensinya sempit (monochromatic light). Laser merupakan bagian khusus dari sumber cahaya. Sebagian besar sumber cahaya, emisinya tidak koheren, spektrum frekuensinya lebar, dan fasenya bervariasi terhadap waktu dan posisi. Daerah kerja divais laser tidak terbatas pada spektrum cahaya tampak

(35)

saja tetapi dapat bekerja pada daerah frekuensi yang luas, salah satunya laser Xray, atau laser visible.

Gambar 2.7 Gambar laser

2.10 LED (Light Emitting Diode) [11]

LED adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mampu memancarkan cahaya. LED mampu menghasilkan cahaya yang berbeda menurut semi konduktor yang digunakan dan jenis bahan semikonduktor tersebut akan menghasilkan panjang gelombang yang berbeda sehingga cahaya yang dihasilkan berbeda pula.

LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2 kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terbalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. LED memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa arus yang diperbolehkan 10mA-20mA dan pada tegangan 1,6V-3,5V menurut character warna yang dihasilkan. Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka LED akan terbakar. Untuk menjaga agar LED tidak terbakar perlu digunakan resistor sebagai penghambat arus. LED ditunjukkan pada gambar 2.8.

(36)

16

Gambar 2.8 Gambar LED

Tegangan kerja/jatuh tegangan pada sebuah LED menurut warna yang dihasilkan [12]: 1. Infra merah : 1,6 V 2. Merah : 1,8 V – 2,1 V 3. Oranye : 2,2 V 4. Kuning : 2,4 V 5. Hijau : 2,6 V 6. Biru : 3,0 V – 3,5 V 7. Putih : 3,0 – 3,6 V 8. Ultraviolet : 3,5 V

Rumus umum yang digunakan untuk mencari besar nilai resistor yang akan digunakan sebagai penghambat arus adalah

V=I.R (2.6)

dengan V adalah tegangan, I adalah arus listrik, dan R adalah resistor Apabila kita mencari nilai resistor maka:

R = V

I (2.7)

R = Vs – Vd

I (2.8)

dengan Vs adalah tegangan sumber dan Vd adalah tegangan kerja LED.

2.11 Fotodioda [13]

Fotodioda adalah dioda yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, jika fotodioda terkena cahaya maka fotodioda bekerja seperti dioda pada umumnya, tetapi jika tidak mendapat cahaya maka fotodioda akan berperan seperti resistor dengan nilai tahanan yang besar sehingga arus listrik tidak dapat mengalir. Fotodioda merupakan sensor cahaya

(37)

semikonduktor yang dapat mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh fotodioda ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X.

Gambar 2.9 Simbol fotodioda

2.12 Regresi Linier [14]

Secara garis besar, regresi merupakan suatu metode statistik yang biasa digunakan untuk mencari persamaan kurva linear. Terdapat dua rumus utama dalam penentuan garis singgung linear ini yaitu:

1. Pencarian besar Slope b

Dalam hal ini rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

𝑏 =𝑁  𝑥𝑁 𝑥𝑖𝑦𝑖 −  𝑥𝑖  𝑦𝑖 𝑖2 −  𝑥𝑖 2

(2.9)

Berdasarkan rumus di atas dapat diterangkan bahwa untuk mencari besarnya nilai

slope b maka diperlukan beberapa nilai variabel diantaranya variabel N sebagai banyak

data, variabel xi sebagai deretan data pada sumbu x dan variabel yi sebagai deretan data pada sumbu y.

2. Pencarian besar intercept a

Rumus umum yang digunakan untuk mencari besar nilai intercept a adalah sebagai berikut :

𝑎 = 𝑦 − b𝑥 (2.10) Berdasarkan rumus diatas, sesuai dengan langkah sebelumnya, yaitu menentukan besarnya nilai slope b, maka dapat juga ditentukan besarnya nilai intercept a dengan mencari rata-rata Y(𝑌 ) dan rata–rata X(𝑋) .

Sehingga persamaan least squares regression line dapat ditemukan dengan

(38)

18

Persamaan 2.11 digunakan untuk membuat persamaan kurva baku. Pembuatan kurva baku ini merupakan hal pokok yang akan dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan sampel berdasarkan perbandingan penyerapan sinar oleh larutan sampel.

Kurva baku ini diukur dengan menggunakan spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur konsentrasi suatu larutan. Nilai b dan a yang diperoleh pada kurva baku tersebut kemudian disimpan dalam mikrokontroler alat yang akan dibuat.

(39)

19

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1

Arsitektur Sistem

Perancangan alat ukur kadar kurkumin berbasis cahaya monokromatis dibagi dalam dua subsistem yaitu subsistem software dan subsistem hardware. Subsistem hardware terdiri dari mikrokontroler AVR ATmega8535, LCD character, pemancar LED, pemancar laser, penerima LED, penerima laser dan penambahan limit switch pada bagian kuvet. Sedangkan untuk subsistem software, berhubungan dengan program yang akan digunakan untuk menjalankan alat ukur ini. Arsitektur sistem ditunjukkan pada gambar 3.1.

Sumber Cahaya LED Mikrokontroler ATmega8535 LCD character Fotodioda Kuvet Limit switch LED LED Indikator Tombol on/off Sumber Cahaya Laser Kuvet Fotodioda Limit switch Laser

Gambar 3.1 Arsitektur sistem

3.1.1 Penjelasan Sistem

Alat ukur kadar kurkumin akan diaktifkan dengan menggunakan tombol on-off dan ditandai dengan lampu indikator berupa LED warna merah. Setelah alat ukur aktif, sumber cahaya monokromatis berupa laser dan LED akan mengenai larutan kadar kurkumin yang terisi didalam kuvet (tempat sampel yang akan diukur). Suatu cahaya apabila dilewatkan pada suatu bahan maka intensitas cahaya yang diterima oleh fotodioda akan lebih kecil daripada ketika cahaya tersebut langsung diterima oleh fotodioda.

(40)

20 Pada awalnya, mikrokontroler akan menerima tegangan dari fotodioda ketika tidak ada kuvet di antara sumber cahaya dan fotodioda, yang disimpan sebagai variabel YA. Pada bagian bawah tempat kuvet terdapat limit switch yang berfungsi sebagai penanda adanya kuvet. Apabila kuvet yang berisi larutan kadar kurkumin mengenai limit switch, proses pengukuran larutan kadar kurkumin dilakukan dan LED indikator hijau akan menyala sebagai penanda proses pengukuran larutan kadar kurkumin berlangsung. Proses selanjutnya, cahaya monokromatis yang menembus larutan kadar kurkumin dalam kuvet akan mengenai fotodioda. Keluaran fotodioda berupa nilai tegangan akan digunakan sebagai masukan ke portA ADC mikrokontroler dan disimpan sebagai variabel YB. Perbedaan antara variabel YA dan YB disimpan sebagai variabel y yang merupakan serapan atau absorban larutan kurkumin. Berdasarkan persamaan kurva baku 𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎 dari persamaan 2.9, di mana nilai a dan b diperoleh dari pembuatan larutan seri oleh

pharmacyst, maka akan diperoleh nilai konsentrasi X. Seluruh perhitungan dilakukan oleh

mikrokontroler dan ditampilkan di LCD.

Pada perancangan tugas akhir ini, output yang dihasilkan adalah nilai persentase kandungan kadar kurkumin yang terdapat di dalam kuvet. Salah satu contoh output yang ditampilkan pada LCD yaitu 50%, nilai persentase tersebut menunjukkan cairan yang terdapat pada kuvet terdiri dari 50% air dan 50% kandungan kadar kurkumin.

Prosedur kalibrasi yang digunakan untuk pengukuran larutan kunyit sama dengan prosedur untuk pengukuran larutan kadar kurkumin yang akan dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :

1. Menyediakan larutan kunyit dan larutan kurkumin yang akan diukur kadar kurkumin yang terdapat di dalamnya.

2. Mengukur tegangan kuvet yang berisi larutan etanol (YA) dan kuvet yang berisi larutan kadar kurkumin (YB) di antara rangkaian pemancar Laser dan rangkaian penerima Laser pada alat yang dibuat.

3. Mengukur tegangan kuvet berisi larutan etanol (YC) dan kuvet yang berisi larutan kadar kurkumin (YD) di antara rangkaian pemancar LED dan rangkaian penerima LED pada alat yang dibuat.

4. Menghitung besar absorban larutan etanol dan larutan kadar kurkumin pada pengukuran Laser pada alat ukur yang dibuat dengan persamaan Y1 = YB-YA

5. Menghitung besar absorban larutan etanol dan larutan kadar kurkumin pada pengukuran LED pada alat ukur yang dibuat dengan persamaan Y2 = YD-YC

(41)

7. Nilai kurva baku a dan kurva baku b diperoleh dari hasil pengukuran absorban menggunakan spektrofotometer standar yang dilakukan oleh parmacyst.

8. Nilai absorban spektrofotometer standar akan digunakan sebagai data tabel

software excel dengan menggunakan fungsi garis lurus. Grafik tersebut akan

menghasilkan persamaan y = bx+a, dimana x merupakan nilai absorban alat ukur hasil perancangan.

3.1.2

Proses Pengukuran

Proses pengukuran akan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : 1. Pengukuran tanpa kuvet.

Pada saat tombol on-off ditekan, sistem alat ukur akan aktif dan melakukan pengukuran awal dengan kondisi tidak ada kuvet. Tahap ini berfungsi untuk mendapatkan tegangan yang terbesar.

2. Pengukuran larutan kadar kurkumin menggunakan sumber cahaya laser dan LED. Ketika kuvet yang berisi larutan kadar kurkumin dimasukkan ke tempat kuvet dimana dibagian bawah terdapat limit switch yang berfungsi untuk men-on/off-kan pengukuran larutan kadar kurkumin, sistem alat ukur akan melakukan pengukuran secara berurutan dengan kondisi kuvet yang sudah diisi oleh larutan kadar kurkumin. Pengukuran ini merupakan tahap kedua dan ketiga dari proses pengukuran. Pengukuran ini akan mendapatkan nilai serapan dari sebuah larutan sehingga akan didapatkan nilai tegangan yang diterima. Data hasil pengukuran akan disimpan di dalam mikrokontroler ATmega8535. Kemudian, hasil pengukuran yang pertama, kedua dan ketiga akan dicari selisih tegangannya sehingga besar kadar kurkumin pada larutan dapat dihitung. Besar kadar kurkumin inilah yang akan diubah menjadi nilai persentase kadar kurkumin dan ditampilkan pada LCD

character.

3.2

Pengukuran Tegangan

3.2.1 Pengukuran Tegangan Larutan Konsentrasi untuk Kurva Baku

Apabila cahaya laser dipancarkan langsung ke larutan kadar kurkumin dengan konsentrasi yang berbeda, ternyata menghasilkan tegangan yang sama. Hal ini dikarenakan intensitas dengan laser yang terlalu besar, sehingga tidak bisa membedakan konsentrasi yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan penambahan nilai resistor untuk mengurangi

(42)

22 intensitas cahaya laser. Adapun rangkaian penerima laser dijelaskan lebih lanjut pada Bab 3.3.4. Hasil pengukuran tegangan dan nilai ADC untuk larutan kadar kurkumin dengan sumber cahaya laser ditunjukkan pada tabel 3.1. Sedangkan hasil pengukuran tegangan dan nilai ADC untuk larutan kadar kurkumin dengan sumber cahaya LED ditunjukkan pada tabel 3.2.

Tabel 3.1 Pengukuran tegangan (Vin) dan nilai ADC dengan sumber cahaya

Laser No Larutan Kurkumin Nilai ADC Laser Hasil perhitungan Tegangan Laser (volt)

1 tanpa kuvet 1006 4,91 2 1 ppm 1002 4,89 3 2 ppm 999 4,88 4 3 ppm 996 4,86 5 4 ppm 992 4,84 6 5 ppm 979 4,78

Gambar 3.2 Grafik hubungan Vout fotodioda dengan rata-rata larutan kadar kurkumin untuk pengukuran laser

Tabel 3.2 Pengukuran tegangan (Vin) dan nilai ADC dengan sumber cahaya

LED No Larutan Kurkumin Nilai ADC LED Hasil Perhitungan Tegangan LED (volt)

1 tanpa kuvet 973 4,75 3 1 ppm 934 4,56 4 2 ppm 846 4,13 5 3 ppm 652 3,18 6 4 ppm 494 2,41 7 5 ppm 449 2,19 4.7 4.75 4.8 4.85 4.9 4.95 tanpa kuvet 1 ppm 2 ppm 3 ppm 4 ppm 5 ppm

Nilai Tegangan (Volt)

(43)

Gambar 3.3 Grafik hubungan Vout fotodioda dengan rata-rata larutan kadar kurkumin untuk pengukuran LED

Dari data hasil pengukuran diatas, dapat disimpulkan alat ukur menghasilkan pengukuran yang linear pada pengukuran larutan kadar kurkumin 2 ppm sampai 5 ppm. Oleh karena itu sampel kunyit akan dibuat pada rentang 2 ppm sampai 5 ppm. Dari hasil pengukuran tersebut menunjukkan nilai tegangan yang diperoleh sudah linier sehingga pada perancangan alat ukur ini tidak membutuhkan pengondisi sinyal untuk menguatkan tegangan yang didapatkan oleh sensor penerima. Grafik hubungan tegangan keluaran fotodioda dengan rata-rata kadar larutan kurkumin untuk pengukuran LED ditunjukkan pada gambar 3.3.

3.2.2 Pengukuran Tegangan Sampel Kunyit

Tabel 3.3 Pengukuran tegangan (Vin) dan nilai ADC dengan sumber cahaya

laser No Larutan Kunyit dari Daerah Nilai ADC Laser Hasil Perhitungan Tegangan Laser (volt)

1 tanpa kuvet 979 4,78 2 Karang Anyar 1002 4,89 3 Magelang 1006 4,91 4 Imogiri 1006 4,91 5 Wonosobo 999 4,88 6 Wonogiri 1004 4,90 0 1 2 3 4 5 tanpa kuvet 1 ppm 2 ppm 3 ppm 4 ppm 5 ppm

Nilai Tegangan (Volt)

(44)

24

Gambar 3.4 Grafik Hubungan Vout fotodioda dengan rata-rata larutan kadar kunyit untuk pengukuran laser

Tabel 3.4 Pengukuran Tegangan (Vin) dan Nilai ADC dengan sumber cahaya

LED No Larutan Kunyit dari Daerah Nilai ADC LED Hasil Perhitungan Tegangan LED (volt)

1 tanpa kuvet 979 4,78 2 Karang Anyar 492 2,4 3 Magelang 600 2,93 4 Imogiri 530 2,59 5 Wonosobo 729 3,56 6 Wonogiri 566 2,76

Gambar 3.5 Grafik hubungan Vout fotodioda dengan rata-rata larutan kadar kunyit untuk pengukuran LED

4.7 4.75 4.8 4.85 4.9 4.95

Nilai Tegangan (Volt)

Nilai Tegangan (Volt) 0 1 2 3 4 5 6

Nilai Tegangan (Volt)

(45)

pengukuran sampel kunyit menggunakan sumber cahaya laser dan sumber cahaya LED.

3.2.3 Perhitungan Nilai ADC dan Tegangan (

𝑽

𝒊𝒏

)

Pada perancangan tugas akhir ini, digunakan ADC mikrokontroler ATmega8535 yang memiliki 8 kanal. ADC mikrokontroler ATmega8535 terletak di PortA.0 sampai dengan PortA.7 dengan tegangan masukan dari pin AVCC sebesar 5V dan tegangan referensi (𝑣𝑟𝑒𝑓) dari pin AREF sebesar 5V. Resolusi yang digunakan pada perancangan tugas akhir ini adalah 10 bit. Contoh perhitungan nilai ADC dengan resolusi 10 bit sebagai berikut:

Tegangan masukan dari sensor sebesar 5V, tegangan referensi sebesar 5V. Nilai ADC yang akan dihasilkan adalah 1024, berdasarkan persamaan 2.4.

Nilai ADC = 𝑉𝑖𝑛

𝑣𝑟𝑒𝑓 x 1024 =5

5 𝑥 1024 = 1024

Contoh perhitungan tegangan (𝑉𝑖𝑛) dengan resolusi 10 bit sebagai berikut:

Jika nilai ADC sebesar 979, tegangan referensi sebesar 5V. Nilai tegangan (𝑉𝑖𝑛) yang akan dihasilkan adalah 4,78 V, berdasarkan persamaan 2.5.

𝑉𝑖𝑛 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝐷𝐶 1024 x 𝑉𝑟𝑒𝑓 = 979 1024 x 5 = 4,78V

3.3

Perancangan Subsistem Hardware

3.3.1 Perancangan Sistem Mikrokontroler AVR ATmega8535

Rangkaian sistem minimum berfungsi sebagai I/O untuk mengolah data dari rangkaian penerima laser dan LED, kemudian melakukan pengukuran untuk mengetahui nilai persentase kadar kurkumin. Mikrokontroler membutuhkan sistem minimum yang terdiri dari rangkaian eksternal yaitu, rangkaian osilator dan rangkaian reset.

(46)

26 Rangkaian osilator ditunjukkan pada gambar 3.6. Perancangan rangkaian osilator digunakan kristal dengan frekuensi 12Mhz dan menggunakan kapasitor 22pF (datasheet) pada pin XTAL 1 dan XTAL 2 di mikrokontroler.

Gambar 3.6 Rangkaian osilator ATmega8535

Gambar 3.7 menunjukkan rangkaian reset mikrokontroler ATmega8535. Rangkaian

reset bertujuan untuk memaksa proses kerja pada mikrokontroler diulang dari awal. Jika

tombol reset ditekan, maka pin reset akan mendapat input logika rendah, sehingga mikrokontroler akan mengulang proses eksekusi program dari awal. Pada perancangan rangkaian reset digunakan reseistor sebesar 10kΩ dan kapasitor sebesar 10µF berdasarkan gambar 3.7

Gambar 3.7 Rangkaian reset ATmega8535

Perancangan pengunaan port sebagai input dan output pada mikrokontroler disesuaikan dengan kebutuhan. Port yang akan digunakan adalah port A, port B, dan port C. Port A digunakan sebagai port input dari rangkaian penerima laser dan penerima LED.

(47)

sebagai port data, sedangkan port B.4 dan B.5 digunakan sebagai port pengatur interface LCD. Port C.0 digunakan sebagai port input limit switch LED, sedangkan port C.1 digunakan sebagai port input limit switch laser. Port C.2 output indikator LED warna hijau, sedangkan Port C.3 digunakan sebagai output indikator LED warna merah. Tabel 3.5 menunjukkan pengunaan port pada mikrokontroler ATmega8535.

Tabel 3.5 Penggunaan port-port pada mikrokontroler AVR ATmega8535

NO Nama Port Keterangan

1 Port A.0 Penerima Laser 2 Port A.1 Penerima LED 3 Port B.0 DB 1 LCD 4 Port B.1 DB 1 LCD 5 Port B.2 DB 1 LCD 6 Port B.3 DB 1 LCD 7 Port B.4 Enable LCD 8 Port B.5 R/W LCD 9 Port B.6 RS LCD

10 Port C.0 Limit swicth LED

11 Port C.1 Limit swicth Laser

12 Port C.2 Indikator LED hijau 13 Port C.3 Indikator LED merah

(48)

28

Gambar 3.8 Sistem minimum mikrokontroler AVR ATmega8535

3.3.2 Perancangan Rangkaian LCD (Liquid Cristal Display)

Pada perancangan tugas akhir ini, digunakan LCD character yang berfungsi untuk menampilkan tegangan keluaran berupa persentase kadar kurkumin. Perancangan ini menggunakan sebuah resistor variabel/potensiometer sebesar 10KΩ yang berfungsi mengatur kontras LDC character. Tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian LCD character adalah sebesar 5V. Rangkaian LCD character ditunjukkan pada gambar 3.9.

(49)

Gambar 3.9 Rangkaian LCD (Liquid Cristal Display)

3.3.3 Rangkaian Pemancar LED

Pada perancangan tugas akhir ini, LED akan digunakan sebagai sumber pemancar cahaya. Tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian ini adalah sebesar 5V. Perhitungan nilai resistor yang digunakan adalah sebagai berikut:

Warna LED yang digunakan adalah ungu yang mempunyai tegangan bias maju sebesar 3,5V dan arus yang diperbolehkan antara 10mA – 20mA. Persamaan 2.8 akan digunakan untuk mencari nilai resistor, sehingga

R1 = (Vs – Vd) / I R1 = (5 – 3,5) / 10mA R1 = 150 Ω

Resistor 150 Ω tidak ada di pasaran, sehingga digunakan resistor 220 Ω . Rangkaian pemancar LED ini ditunjukkan pada gambar 3.10.

(50)

30

Gambar 3.10 Rangkaian pemancar LED

3.3.4 Rangkaian Pemancar Laser

Pada perancangan tugas akhir ini, nilai resistor (R2) yang digunakan pada rangkaian pemancar laser sebesar 680Ω. Pada rangkaian pemancar laser akan ditambahkan potensiometer yang berfungsi untuk mengatur terang redupnya cahaya laser agar bisa diterima oleh sensor fotodioda. Rangkaian pemancar laser ditunjukkan pada gambar 3.11.

(51)

3.3.5 Rangkaian Penerima

Pada perancangan tugas akhir ini, fotodioda akan digunakan sebagai sensor penerima cahaya. Tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian penerima adalah sebesar 5V. Rangkaian penerima ini ditunjukkan pada gambar 3.12.

Gambar 3.12 Rangkaian penerima

3.3.6 Rangkaian Indikator LED

Pada perancangan tugas akhir ini, digunakan LED warna sebagai indikator alat ukur. LED warna merah dan warna hijau sebagai indikator alat ukur ON (siap digunakan). Tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian ini adalah sebesar 5V. Warna LED yang digunakan adalah hijau dan merah yang mempunyai tegangan bias maju sebesar 2,6V dan 1,8V dan arus yang diperbolehkan antara 10mA – 20mA. Perhitungan nilai resistor yang digunakan untuk rangkaian indikator, dipeoleh berdasarkan persamaan 2.8.

R1 = (Vs – Vd) / I R1 = (5 - 2,6) / 10mA R1 = 240 Ω

Resistor 240 Ω tidak ada di pasaran, sehingga digunakan resistor 220 Ω . Rangkaian LED indikator ditunjukkan pada gambar 3.13.

(52)

32

Gambar 3.13 Rangkaian indikator LED

3.3.7 Desain Kotak Alat Ukur

Pada perancangan desain kotak alat ukur, bahan yang digunakan adalah aclyric yang akan didesain dengan ukuran 20cm x 18cm x 15cm. Gambar desain kotak alat ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

(53)

Gambar 3.15 Tampak samping kiri

(54)

34

Gambar 3.17 Tampak luar

Gambar 3.18 Tampak atas

3.4

Perancangan Software

3.4.1 Flowchart Utama

Flowchart utama ditunjukkan pada gambar 3.20. Flowchart utama menunjukkan

proses mikrokontroler secara keseluruhan. Setelah start, program melakukan inisialisasi terhadap port-port mikrokontroler yang digunakan untuk proses pengendalian alat. Untuk pengukuran menggunakan LED, pada saat kotak alat tidak diberi kuvet, mikrokontroler akan menghitung nilai ADC.0 dan disimpan sebagai variabel YC, kemudian mikrokontroler akan mengubah nilai ADC.0 tersebut kedalam bentuk tegangan. Sedangkan untuk pengukuran menggunakan laser, pada saat kotak alat tidak diberi kuvet, mikrokontroler

(55)

A akan mengubah nilai ADC.1 tersebut kedalam bentuk tegangan.

Jika user meletakkan kuvet yang berisi larutan kadar kurkumin diantara LED dan fotodioda, maka mikrokontroler akan mendeteksi adanya kadar kurkumin didalam kuvet dengan ditandai lampu indikator warna merah. Sedangkan, jika kuvet yang berisi larutan kadar kurkumin diletakkan diantara laser dan fotodioda, maka mikrokontroler akan mendeteksi adanya kadar kurkumin didalam kuvet dengan ditandai lampu indikator warna hijau.

Inisialisasi Port Mikrokontroler

LED merah On LED hijau On

Ubah nilai YC ke dalam bentuk tegangan

Limit switch LED on Start

Stop Ukur nilai ADC 0

(tampa kuvet) dan disimpan sebagai variabel YC

A

A

Ukur nilai ADC 1 (tampa kuvet) dan disimpan

sebagai variabel YA

Ubah nilai YA ke dalam bentuk tegangan Limit switch laser on Ya Tidak Ya Tidak Pengukuran dengan LED Pengukuran dengan Laser Tampilkan di LCD Tampilkan di LCD

(56)

36

3.4.2 Flowchart Pengukuran Menggunakan LED

Flowchart pengukuran menggunakan LED ditunjukkan pada gambar 3.21. Subrutin

ini digunakan untuk melakukan pengukuran kadar kurkumin menggunakan LED. Pada saat

user meletakkan kuvet yang berisi larutan kadar kurkumin diantara LED dan fotodioda,

mikrokontroler akan menonaktifkan indikator LED hijau. Setelah itu, mikrokontroler akan mengukur nilai ADC.0 dan disimpan sebagai variabel YD, kemudian mikrokontroler akan mengubah nilai ADC.0 tersebut kedalam bentuk tegangan. Setelah diperoleh nilai tegangan, dilakukan perhitungan untuk mencari nilai absorban dengan persamaan 𝑌1 = 𝑌𝐶− 𝑌𝐷. Proses selanjutnya, mikrokontroler akan menghitung besar kadar kurkumin dengan persamaan 𝑌1 = 𝑏 ∗ 𝑋1+ 𝑎 dan menampilkannya pada LCD. Untuk mengulang proses pengukuran, user harus menekan tombol reset.

Start

LED merah on LED hijau off

Ukur nilai ADC 0 (kuvet isi) dan disimpan sebagai variabel YD Ubah nilai YD dalam bentuk tegangan B B Hitung nilai absorban Y1=YC-YD

Hitung besar kadar kurkumin pada larutan

X1=(YI-a):b (ug/mL)

Hitung Persentase Kadar Kurkumin (mg%) Reset=On Ya Tidak Kalibrasi nilai absorban Y1 Tampilkan di LCD Tampilkan di LCD Stop

(57)

3.4.3 Flowchart Pengukuran Menggunakan Laser

Flowchart pengukuran menggunakan laser ditunjukkan pada gambar 3.22. Subrutin

ini digunakan untuk melakukan pengukuran kadar kurkumin menggunakan laser. Pada saat

user meletakkan kuvet yang berisi larutan kadar kurkumin diantara laser dan fotodioda,

mikrokontroler akan menonaktifkan indikator LED merah. Setelah itu, mikrokontroler akan mengukur nilai ADC.1 dan disimpan sebagai variabel YB, kemudian mikrokontroler akan mengubah nilai ADC.1 tersebut kedalam bentuk tegangan. Setelah diperoleh nilai tegangan, dilakukan perhitungan untuk mencari nilai absorban dengan persamaan 𝑌2= 𝑌𝐴− 𝑌𝐵. Proses selanjutnya, mikrokontroler akan menghitung besar kadar kurkumin dengan persamaan 𝑌2 = 𝑏 ∗ 𝑋2+ 𝑎 dan menampilkannya pada LCD. Untuk mengulang proses pengukuran, user harus menekan tombol reset.

Start

LED merah off LED hijau on

Ukur nilai ADC 1 (kuvet isi) dan disimpan sebagai variabel YA Ubah nilai YA dalam bentuk tegangan C C Hitung nilai absorban Y2=YA-YB

Hitung besar kadar kurkumin pada larutan

X2=(Y2-a):b (ug/mL)

Hitung Persentase Kadar Kurkumin (mg%) Reset=On Ya Tidak Kalibrasi nilai absorban Y2 Tampilkan di LCD Tampilkan di LCD Stop

(58)

38

3.5

Perancangan Tampilan LCD

Data hasil pengukuran larutan kadar kurkumin berupa persentase akan ditampilkan pada LCD character. Pada tampilan LCD akan ditampilkan berapa hasil persentase larutan kadar kurkumin yang diperoleh. Contoh tampilan hasil pengukuran pada LCD yang akan dibuat di tunjukkan pada gambar 3.23.

(59)

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan tentang hardware dan software yang dibuat. Untuk mengetahui hardware dan software dapat bekerja dengan baik, diperlukan pengujian terhadap hardware atau software tersebut. Melalui pengujian tersebut, akan diperoleh hasil berupa data-data yang dapat memperlihatkan bahwa alat yang telah dirancang dapat bekerja dengan baik atau tidak. Berdasarkan data-data yang diperoleh dapat dilakukan analisis terhadap proses kerja alat yang telah dibuat.

4.1 Bentuk Fisik Alat Ukur dan Hardware Elektronik

4.1.1 Bentuk Fisik Alat Ukur

Hasil perancangan alat secara keseluruhan ditunjukkan pada gambar 4.1 dan gambar 4.2. Gambar 4.1 menunjukkan hasil perancangan alat tampak dari atas dan gambar 4.2 menunjukkan hasil perancangan alat tampak dari belakang.

(60)

40 Keterangan gambar 4.1

1. LED indikator pengukuran menggunakan LED 2. Tombol reset

3. LED indikator pengukuran menggunakan laser 4. Penampil LCD

Gambar 4.2 Tampak belakang

Keterangan gambar 4.2 1. Tegangan input 220V 2. Tombol ON/OFF

4.1.2 Pemancar dan Penerima

Pemancar dan penerima yang digunakan sebagai alat ukur kadar kurkumin ditunjukkan pada gambar 4.3. Gambar 4.3 (a) menunjukkan pemancar dan penerima menggunakan laser dan gambar 4.3 (b) menunjukkan pemancar dan penerima menggunakan LED.

Gambar

Tabel 4.10.   Hubungan kalibrasi antara absorban kurva baku alat ukur dengan
Tabel 2.1 Hasil standarisasi kadar kurkuminoid total dari berbagai bentuk sampel  umur dan asal rimpang kunyit [3]
Tabel  3.1  Pengukuran  tegangan  (V in )  dan  nilai  ADC  dengan  sumber  cahaya  Laser  No  Larutan  Kurkumin  Nilai ADC Laser  Hasil perhitungan  Tegangan Laser (volt)
Gambar 3.3 Grafik hubungan Vout fotodioda dengan rata-rata larutan kadar    kurkumin untuk pengukuran LED
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kami berharap kita semua tidak mengkomersielkan diri kita yang cantik atau tampan demi kenikmatan fisik, social atau emosional, melainkan fungsikan secara spiritual, artinya

Hipotesis yang menjadi dugaan sementara untuk penelitian ini adalah ada hubungan positif antara Adversity Quotient dengan kepuasan berwirausaha pada wirausaha

Rencana ini harus menjabarkan skenario pengembangan kota dan pengembangan sektor bidang Cipta karya, usulan kebutuhan investasi yang disusun dengan berbasis demand ataupun

Laporan Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat penyelesaian pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Dalarn hal ini penulis

Adapun temuan di lapangan pada saat proses penelitian dilakukan terdapat beberapa faktor penyebab dari proses perlakuan yang diberikan yang dapat meningkatkan

Faktor yang memengaruhi atopi seperti genetik, yaitu riwayat adanya atopi dalam keluarga dan faktor lingkungan, seperti karpet, asap rokok, dan cara persalinan tidak

Sebaliknya kinerja penyisihan COD dan BOD 5 pengolahan limbah artificial dengan HRT 8 jam pada konsentrasi Sedang lebih baik dari kinerja pengolahan greywater Kelurahan

Informasi rahasia termasuk, namun tidak terbatas pada, semua rahasia dagang, hak milik intelektual, pemasaran, rencana penjualan dan bisnis, daftar pelanggan dan