• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH OPINI PUBLIK BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH OPINI PUBLIK BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH

OPINI PUBLIK

BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS

Modul Standar untuk

digunakan dalam Perkuliahan

di Universitas Mercu Buana

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

FIKOM

PT.Indeks Humas

03

MK10230 Helena Olii, MM Novi Erlita, Sos.M.A

Abstract

Kompetensi

Petunjuk Penggunaan Template Modul Standar untuk digunakan dalam modul perkuliahan Universitas Mercu Buana

Dosen Pengampu dapat menerapkan dan menggunakan template modul standar untuk modul-modul yang akan dipergunakannya

(2)

Standarisasi Modul

POKOK BAHASAN : PEMBENTUKAN OPINI

DESKRIPSI : Modul 3 menjelaskan pembentukan opini dilihat dari hubungan antara sikap

dan opini, opini dan modernisasi, hubungan opini dan propaganda.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :

Setelah mempelajari modul 3 ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan hubungan antara sikap dan opini

2. Menjelaskan pembentukan opini dan modernisasi 3. Menjelaskan hubungan opini publik dan propaganda.

(3)

A. Hubungan antara Sikap dan Opini

Santoso Sastropoetro (1990) mengutip Cutlip dan Center (1961), opini adalah

pernyataan tentang sikap mengenai masalah tertentu yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda. Lalu, bagaimana dengan sikap ? Menurut Cutlip & Center, sikap (attitude), adalah kecenderungan memberikan respons terhadap masalah atau situasi tertentu.

Opini dan sikap memiliki pengertian yang berbeda. Akan tetapi, kedua istilah itu sama-sama mengacu ke interaksi yang berkesinambungan. Sikap ada di dalam diri seseorang, sedangkan opini (ekspresi) keluar dari seseorang. Dengan demikian, sikap dan opini mengacu ke kerja sama yang berkesinambungan di dalam diri manusia dalam menghadapi masalah atau situasi tertentu.

Sikap masyarakat diupayakan agar bisa menguntungkan dan mendukung penyebaran opini baru. Sikap yang bertentangan diusahakan dinetralisir ataupun dibelokkan, sehingga opini baru itu menang.

(4)

B. Pembentukan Opini dan Modernisasi

Masyarakat di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia (terutama di daerah-daerah terpencil) sering memiliki tradisi yang buruk. Akibatnya modernisasi lebih sukar diwujudkan.

Komunikator kearah modernisasi harus memiliki kecakapan mengidentifikasikan kemungkinan penolakan yang disebabkan oleh sikap yang dialaminya. Komunikator harus menyelidiki dan mengetahui sikap kelompok. Komunikator harus menggunakan sikap masyarakat yang mendukung opini baru. Komunikator harus bertindak dengan teknik persuasi.

Penggunaan sikap dan tradisi masyarakat yang mendukung penyebaran opini akan mampu menyumbangkan dan mewujudkan pembaruan secara harmonis dan demokratis. Penyebaran opini dengan menggunakan sikap masyarakat akan menghasilkan partisipasi pada pihak yang diajak bicara (komunikan). Dengan demikian, tujuan pembaruan tercapai

Banyak komunikasi dan penyebaran opini yang dilakukan pihak swasta maupun pemerintah mengalami kegagalan karena mengandalkan persuasi yang sekedar sebagai pemberian data. Stimuli yang diterima masyarakat bermanfaat untuk mencari pemecahan masalah. Komunikator menggunakan pengetahuannya untuk memberikan stimuli kepada masyarakat. Jelas, pemecahan persoalan dapat dilakukan dengan komunikasi yang serasi. Kedudukan ilmu komunikasi ada di antara sosiologi dan psikologi sosial. Ilmu komunikasi menyelidiki dan memengaruhi keadaan masyarakat.

(5)

Penentu Keberhasilan Pembentukan Opini

1. Diskusi dan Pembentukan Opini

Pembentukan opini atas persoalan tertentu diawali dengan diskusi. Keberhasilan mencapai opini yang benar atau baik untuk pemecahan persoalan tergantung sekali pada : a) Apakah minoritas dapat juga berbicara yang berbeda dari mayoritas ?

b) Apakah informasi yang cukup dan benar dapat dipakai sebagai landasan atau titik tolak pembentukan opini ?

c) Apakah ada keberpihakan ?

Komunikator yang memahami ilmu komunikasi cenderung menciptakan kondisi yang kondusif dan memberikan informasi yang memadai dan secara jujur. Komunikator seperti itu biasanya mampu bersikap berdiri di atas semua golongan dan kepentingan pribadi serta memberikan informasi yang benar. Komunikator dapat memberikan stimuli atau rangsangan kepada publik sebelum terbentuknya “public opinion” dengan menggunakan persuasi. Dengan demikian, komunikator mampu memengaruhi publik agar mewujudkan proses sosial menuju masyarakat yang harmonis.

(6)

2. Perbedaan Opini

Bernard Hennessy dalam buku Pendapat Umum (1990) menguraikan para ilmuwan

sosial, wartawan, mahasiswa, dan pihak lain sering tertarik memelajari perbedaan opini. Para sosiolog mungkin tertarik pada alasan dan sejauh mana opini penduduk kota berbeda dengan opini penduduk pinggiran kota. Para ilmuwan politik mungkin tertarik mengapa konstituen partai Golkar dan PDIP mempunyai pandangan yang berbeda. Para ekonom tertarik pada perbedaan sudut pandang antara pembeli dan penjual tentang harga produk tertentu.

Setiap orang ambil bagian ke dalam sejumlah opini bersama orang lain. Opini mereka dapat menyatu meskipun mereka berasal dari latar belakang masyarakat atau keluarga yang berbeda-beda. Akan tetapi, opini tentang isu tertentu tidak selalu bersifat tunggal. Konflik dan ketidaksepakatan opini sering dijumpai di masyarakat. Substrata kesepakatan begitu banyak muncul di masyarakat. Fakta dan opini banyak bermunculan, dan itu bukan untuk dipertanyakan tetapi untuk dihayati.

Perlu disadari kadang-kadang banyaknya opini mendorong munculnya pertengkaran antarorang atau antar kelompok masyarakat. Pertimbangan atas banyaknya opini sangat bermanfaat ketika kita menganalisis kebijakan pemerintah dan upaya gerakan ke perubahan sosial. Yang perlu digarisbawahi adalah pembuat kebijakan tidak mampu mengendalikan munculnya banyak opini. Yang dapat dilakukan oleh pembuat kebijakan adalah memahami banyak opini yang muncul dan mengambil kebijakan yang selaras dengan banyak opini tersebut.

Beberapa individu mempunyai opini pribadi yang saling bertentangan secara simultan dari waktu ke waktu. Demikian pula, kelompok sosial mempunyai anggota yang memiliki opini yang tidak sesuai dengan opini anggota lain dalam kelompok bersangkutan. Komunikator dituntut untuk :

1) mampu mencari cara mencapai kesepakatan atas sejumlah opini; 2) mampu menggolong-golongkan opini antar kelompok kebudayaan; dan

(7)

c. Proses Pembentukan Opini

Proses pembentukan opini dalam setiap kasus mungkin cepat, lambat, atau ditangguhkan. Faktor-faktor tertentu membatasi dan memengaruhi sejumlah fakta, pengalaman, dan penilaian yang menjadi dasar perumusan opini. Ada kemungkinan terjadi sejumlah kombinasi antarfaktor yang berakhir dengan berbagai intensitas dan berbagai macam hasil. Ada sejumlah faktor yang menguatkan kesamaan opini, tetapi ada sejumlah faktor lain yang menguatkan keanekaragaman opini.

Dalam beberapa kasus, satu atau beberapa faktor memberikan pengaruh yang tertentu. Dalam kasus lain, sejumlah faktor memberikan pengaruh yang melemahkan pembentukan opini.

Akhirnya, proses pembentukan opini dapat ditangguhkan karena tidak adanya informasi, atau karena tidak ada resolusi yang kuat. Yang ada hanyalah pengaruh yang saling bertentangan. Dalam kasus demikian, dikatakan tidak terjadi pembentukan opini.

E. Hubungan Opini Publik dan Propaganda

Apakah ada hubungan antara komunikasi dan propaganda ? Propaganda merupakan salah satu bagian dari komunikasi. Dengan kata lain propaganda adalah salah satu metode komunikasi.

1. Pengertian Propaganda

Apa propaganda itu ? Propaganda berasal dari bahasa Latin propagare yang artinya mengembangkan atau memekarkan. Dari sejarahnya, propaganda awalnya mengembangkan dan memekarkan agama Katholik Roma baik di Italia maupun di negara-negara lain. Sejalan dengan perkembangan manusia, selain digunakan dalam bidang keagamaan, propaganda juga digunakan dalam bidang pembangunan, politik, bisnis, pendidikan, kehumasan, kampanye politik, dan periklanan.

Beberapa pengertian mengenai propaganda :

a. Dalam Ensiklopedia Internasional dikatakan propaganda adalah jenis komunikasi yang berusaha memengaruhi pandangan dan reaksi orang tanpa mengindahkan nilai benar atau tidaknya pesan yang disampaikan.

b. Everyman’s Encyclopedia menyatakan propaganda adalah seni yang menyebarkan dan meyakinkan kepercayaan tertentu, khususnya kepercayaan agama atau politik.

c. Qualter mengatakan propaganda adalah usaha yang dilakukan secara sengaja oleh beberapa individu atau kelompok untuk membentuk, mengawasi, atau mengubah sikap

(8)

kelompok-kelompok lain dengan menggunakan media komunikasi dengan tujuan bahwa setiap situasi yang tersedia dan reaksi dari mereka yang dipengaruhi akan seperti yang diinginkan si propagandis.

d. Barnays mengatakan propaganda modern adalah usaha yang bersifat konsisten dan terus menerus untuk menciptakan atau membentuk peristiwa-peristiwa guna memengaruhi hubungan publik terhadap dunia bisnis atau kelompok tertentu.

e. Leonard W. Dobb mengatakan propaganda adalah usaha sistematis yang dilakukan individu yang masing-masing berkepentingan mengontrol sikap kelompok atau individu lainnya dengan cara menggunakan sugesti dan sebagai akibatnya mengontrol kegiatan tersebut.

Dari definisi tersebut dapat dikemukakan beberapa komponen propaganda yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

a. Ada pihak yang menyebarkan pesan.

b. Penyebaran pesan dilakukan secara terus menerus (kontinyu). c. Terjadi proses penyampaian ide/gagasan, kepercayaan, atau doktrin.

d. Mempunyai tujuan mengubah opini, sikap, dan perilaku individu atau kelompok.

e. Menggunakan cara yang sistematis prosedural dan dengan perencanaan yang matang. f. Memiliki program yang mempunyai tujuan konkret.

(9)

2. Propaganda dan Opini Publik

Propaganda dan opini publik mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Menurut Nurudin (2001), Laswell (1927) mengatakan propaganda semata-mata merupakan alat pengontrol opini publik. Propaganda dilakukan untuk memengaruhi atau mengontrol opini publik yang menjadi sasaran propaganda.

Contohnya, pada Pemilu Presiden 2004 di Indonesia, sejumlah orang mencalonkan diri sebagai presiden dan memilih pendamping sebagai wakil presiden. Partai-partai berebutan mencalonkan mereka. Partai menjadi tim sukses bagi mereka.

Para calon presiden berjanji akan menegakkan “demokrasi” yang selama ini diabaikan. Para calon mendukung sepenuhnya kebebasan mengeluarkan pendapat demi mengangkat derajat orang lain. Slogan-slogan ini bergema selama kampanye di seantero persada Indonesia. Berkat para propagandis dari tim sukses, terbentuklah opini publik bahwa calon presiden X akan melakukan kebaikan ini dan itu. Dengan berbagai slogan, para calon presiden menciptakan citra baik atas dirinya di mata masyarakat.

Jelas, propaganda menjadi perantara dari perubahan sikap dan perilaku masyarakat yang mengarah ke opini publik yang diinginkan oleh para propagandis. Propaganda dipersiapkan dulu untuk memengaruhi opini publik. Opini publik yang sudah terbentuk secara baik dapat menjadi kekuatan bagi demokrasi.

Masalahnya, opini publik yang dibentuk lewat propaganda kadang-kadang digunakan pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab. Di Indonesia banyak contoh propaganda digunakan secara tidak bertanggung jawab untuk memengaruhi opini publik. Pada masa Orde Baru, opini publik digunakan untuk memaksakan konsep Dwi Fungsi ABRI, mayoritas tunggal, asas tunggal, sakralisasi Pancasila dan

UUD ’45 yang dijadikan mantra melebihi kitab suci, kekuasaan pemimpin yang dianggap titisan dewa karena menjadi simbol ratu adil, penggunaan jargon-jargon keagamaan untuk mendukung dan mengabsahkan kekuasaan politik. Berbagai propaganda ini digunakan oleh pembentuk opini secara tidak bertanggung jawab hanya untuk tujuan dan target kekuasaan politik semata.

(10)

PERTANYAAN LATIHAN :

1. Mengapa Penciptaan Proses Komunikasi Menimbulkan Opini Publik?

2. Pengalaman membuktikan bahwa pergesaran opini publik dari satu opini ke opini lain disebabkan oleh beberapa factor. Sebutkan factor-faktor tersebut?

3. Apakah opini public dapat menghancurkan atau mempertashankan kelangsungan budaya? Berikan contohnya?

(11)

DAFTAR BACAAN

Susanto, Astrid Dr. Phil. 1975. Pendapat Umum. Bandung: Karya Nusantara. (hlm. 1-7) Bauhofer, Oskar. 1946. Rechenschaft der Demokratie. Luzern. (hlm. 73-76)

Ernest, Barker. 1963. Principles of Social and Political Theory. London. (hlm. 143-150, 170) Siebert, Fred S. 1954. The Role of Mass Communication in American Society. Dalam kumpulan tulisan Mass Media and Education, NSSE, Chicago-Illinois (hlm. 15-16)

Sumber ilustrasi :

http://advokasirakyat.blogspot.com http://forum.banjarmasinpost.co.id http://prbsicengkareng.wordpress.com

Referensi

Dokumen terkait

4.8.1.1 Peserta didik dapat mengumpulkan data dan informasi tentang satelit geostasioner (kegunaan, kemampuan, kedudukan, dan kecepatan geraknya) dari berbagai sumber secara

Turbin generator adalah sumber yang populer pembangkit listrik yang bersih di kapal, karena kebanyakan tidak menggunakan jenis bahan bakar minyak yang memeng berat

Berdasarkan hasil visualisasi pada Gambar 2, dari sepuluh sampel yang diuji- kan proses PCR menggunakan primer cyt b mampu mengamplifikasi DNA babi dan ho- molognya pada sampel

• Script tidak bisa dilihat oleh pengguna, sehingga tidak dapat di-copy-paste • Cocok untuk akses data atau aplikasi database. • Untuk membuat fitur-fitur tertentu yang

Namun, reaksi polikondensasi konvensional asam laktat ini tidak cukup dapat meningkatkan bobot molekulnya dan pada metode ini dibutuhkan waktu yang sangat lama

SINAR RONTGEN / SINAR X (con’t) Filamen (katoda) dipanaskan dulu 2000 ºC (Awan elektron) disertai pelepasan elektron Tegangan tinggi (step-up trafo) Lompatan atau

Sebuah STU sederhana ideal menggunakan air sebagai fluida kerjanya, bekerja pada tekanan kondensor 0,01 MPa dan tekanan boiler 10 MPa. Kondisi uap masuk turbin adalah

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah yang meliputi perencanaan pengadaan, penyaluran,