• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. Minat bisa terbentuk dan berkembang karena pengaruh dan pembawaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. Minat bisa terbentuk dan berkembang karena pengaruh dan pembawaan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Permasalahan

Minat bisa terbentuk dan berkembang karena pengaruh dan pembawaan lingkungan. Minat secara terus menerus mengalami perubahan dan dipengaruhi oleh kondisi fisik, mental dan keadaan emosi, serta perubahan lingkungan sosial dimana setiap manusia itu mempunyai perbedaan. Proses perubahan minat terjadi hampir sepanjang garis kehidupan, perubahan minat dalam proses ini disebabkan oleh perubahan pola kehidupan.

Bila dilihat dari fase perkembangan, minat berkembang secara bertahap mengikuti perkembangan manusia sejak lahir hingga masa dewasa. Minat yang terbentuk akibat perkembangan dari kematangan. Sedangkan minat terbentuk karena adanya keinginan dan cita-cita, hal ini memberikan makna bahwa minat tersebut karena adanya tujuan. Pada dasarnya minat berubah dan berkembang sesuai dengan bertambahnya usia pada seorang manusia.

Pada setiap fase perkembangan terhadap pertambahan objek minat dan semakin dewasa seseorang maka minatnya juga cenderung leih stabil, sekalipun kemungkinan terjadi perubahan.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mappiare (1982:62) “bahwa beberapa bentuk minat remaja, yang dalam masa kanak-kanaknya yang kuat, maka dalam masa remaja awal berubah lemah dan ditinggalkan”.

(2)

Pada dasarnya minat tidak bersifat statis tetapi berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan fisik dan kognitif individu. Hal ini sesuai pendapat Mappiare (1982:6) “bahwa ada kencenderungan minat individu akan menjadi stabil sesuai dengan pertumuhan dan pertambahan umur yang bersangkutan”.

Begitupun pada nak usia prasekolah, harus ditumbuhkan minatnya saedini mungkin, karena pada usia ini disebut masa keemasan.

Minat tumbuh sebagai hasil kebiasaan membaca. Agar pembentukan diri dan kepribadian lebih mudah.

Tingginya angka buta huruf berkolerasi langsung terhadap rendahnya minat baca masyarakat. Adapun rendahnya minat baca berkaitan erat dengan ketersediaan buku dan akses terhadap keluhkan dengan mahalnya harga buku.

Menurut dat Education For All (EFA) Global Monitoring Report tahun 2005, Indonesia adalah negara ke-8 juta orang buta huruf di Indonesia.

Sedangkan minat membaca pada usia prasekolah umumnya baik (di sekolah yang penulis observasi) anak-anak sangat senang, antusias apabila berkunjung/bermain ke perpustakaan sekolah walaupun sebagian besar anak-anak ada yang belum bisa membaca tetapi melihat minatnya guru harus memotivasi dan memberikan stimulus kepada anak salah satunya dengan buku cerita bergambar, tentu saja dengan gambar yang menarik buat anak dengan warna-warna yang mencolok, ramai. Adapun syarat-syarat gambar salah satunya yaitu gambar-gambar yang cukup besar untuk dapat dilihat dari tempat anak sampai ke detailnya. Anak lebih berminat pada gambar-gambar yang penuh warna, arti dari setiap gambar, hubungan antara dengan gambar yang berikutnya dapat terlihat

(3)

jelas. Tiap gambar sifatnya merangsang untuk ingin mengetahui kelanjutannya. Hal ini dapat dicari pada gambar yang berikutnya. Tak lupa gambar-gambar itu sebaiknya diberi warna yang hidup.

Selain dengan media gambar melalui bermain sangat efektif untuk anak lebih ingin tahu (penasaran) dalam mengenal huruf/kata/minat membacanya.

Bermain adalah sifat yang melekat langsung pada kodrat anak jika ada anak yang tidak mau bermain, itu menunjukkan adanya suatu kelainan dalam diri anak tersebut… Mengabaikan kenyataan ini, apabila mengingkai jelas bertentangan dengan kebutuhan perkembangan jiwa anak (Depdikbud, 1994/1995)

Bermain itulah metode yang paling tepat untuk mengajarkan beraksara sekaligus memasok stimulus bagi otak anak. Dengan cara bermain yang idektik dengan aktivitas yang menyenangkan, yang menggembirakan makan anak usia dini tidak akan menganggap proses pembelajaran beraksara sebagai sebuah aktivitas yang membosankan, menyebalkan bahkan menyakitkan (karena dirasa sebagai sebuah pemaksaan/kekerasan). Metode bermain, membuat proses pembelajaran beraksara menjadi lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak.

Mengajarkan membaca/menumbuhkan minat membaca pada anak usia dini tentu ada tekniknya. Sebelum memulai mengajari membaca, lebih baik jika kita mengenali dahulu bagaimana karakter setiap anak karena anak itu unik, mereka memiliki kemampuan untuk dikembangkan. Banyak anak yang mengalami kesulitan membaca, padahal masalah sebenarnya ada di teknik mengajar. Untuk mengajarinya membaca, seorang pengajar harus bisa

(4)

memanfaatkan kekuatan visualnya. Selain dengan permainan bisa juga mempergunakan gambar-gambar dan logo. Ajak mereka untuk memvisualisasikan apa saja yang dibaca.

Yang terpenting untuk anak usia dini bukanlah mengajar membacanya, tetapi mengajarkan budaya membaca (membiasakan anak mengenal membaca sejak dini). Belum tentu anak yang bisa membaca lebih dahulu akan suka membaca.

Penggunaan media sangat bermanfaat untuk belajar mengajar. Pada dasarnya media yang digunakan harus dapat menarik perhatian anak sehingga mereka merasa senang serta dapat mempertinggi motivasi belajarnya. Media gambar adalah media yang tidak diproyeksikan yang mempunyai arti, uraian dan tafsiran juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau menjelaskan suatu masalah.

Gambar dapat mempermudah anak dalam mengemukakan ide atau gagasan. Usia prasekolah merupakan masa yang sangat menentukan bagi pertumbhan dan perkembangan anak. Usia ini merupakan pondasi yang memegang peranan yang sangat penting untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

B. Alternatif Pemecahan Masalah

Setiap orang harus memiliki minat terhadap membaca. Untuk menanamkan minat membaca, maka harus ditanamkan sejak usia dini. Karena minat ini tumbuh sebagai hasil kebiasaan membaca. Agar pembentukan diri dan kepribadian lebih mudah. Peran orangtua, terutama ibu, sangat penting dalam

(5)

meningkatkan minat baca anak. Kalau biasanya sebelum tidur anak-anak didongengi secara verbal, mulailah sekarang mendongeng dengan membacakan sebuah buku. Jadi anak melihat sang ibu membaca sambil mendengarkan apa yang dibaca. Kemudian mulai anak diminta membaca sendiri jika anak sudah bisa membaca. Sebagai pembuktian anak diminta pula menceritakan kembali apa yang telah dibacanya. Anak perlu dibatasi waktu bermainnya dengan alternatif membaca buku secara santai.

Calkins, 1996, Greany, 1980, Krasher, 1994 mengungkapkan “…siswa yang banyak membaca secara sukarela memperlihatkan berbagai sikap positif terhadap membaca, yang pada gilirannya akan menghantarkan mereka mejadi pembaca-pembaca yang handal saat mereka dewasa. (Chuzaimah Dahlan Diem: XVIII dalam Yuliani 2004:30)

Oleh karena itu, agar seseorang memiliki minat membaca, maka harus ditanamkan sejak dini umumnya pada usia prasekolah untuk perkembangan kecerdasan.

Tumbuhnya minat baca dipengaruhi oleh situmulus lingkungan sekitar anak. Lingkungan yang dimaksud diantaranya adalah perilaku orang tua baik secara fisik maupun psikologis dalam mengupayakan dan mengarahkan anak agar senang membaca.

Banyak sekali metode atau cara yang dapat digunakan orang tua dalam menumbuhkan minat baca dan mencintai buku pada anak sejak dini. Orang tua dapat menerapkan metode tersebut sesuai dengan keinginan. Beberapa metode atau cara yang dapat menumbuhkan minat baca pada anak antara lain adalah:

(6)

1. Biasakan membacakan buku sejak anak dalam kandungan

Berdasarkan penelitian anak sudah dapat mendengar suara ibu dan ayahnya sejak dalam kandungan. Dengan membacakan buku sejak anak masih dalam kandungan, orang tua menjalin hubungan emosi dengan bayi yang masih dalam kandungan. Jadi setelah lahir, bayi sudah terbiasa dengan suara orang tuanya.

2. Biasakan membacakan buku setelah anak lahir

Seorang bayi setelah lahir mampu menerima informasi dengan cepat dan mudah, karena otak bayi masih fresh, belum menerima apa-apa dari luar. berdasarkan penelitian, bayi yang sejak lahir dibiasakan diajak berkomunikasi dan dibacakan buku cerita akan mempunyai kemampuan berbahasa yang realtif lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Membacakan buku kepada anak yang belum mampu membaca sendiri merupakan suatu cara yang paling efektif dalam rangka menanamkan minat baca sejak dini pada anak. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan membacakan buku kepada anak, yaitu antara lain:

 Meningkatkan pertumbuhan mental anak.

 Mempererat hubungan batin orang tua dengan anak.  Meningkatkan rasa ingin tahu dan semangat anak.

 Menciptakan perasaan bahwa membaca itu menyenangkan.  Memberikan dasar-dasar kecintaan membaca.

 Mengembangkan minat anak untuk membaca sendiri buku yang digemari.

(7)

Sebagai langkah awal membacakan buku kepada anak perlu diadakan pendekatan-pendekatan yang dapat mengakrabkan anak-anak dengan buku. Cobalah memberi buku kepadanya. Biarkan saja jika anak-anak merobek-robek buku tersebut. Karena hal itu adalah proses mereka dalam mengenal buku. berikan buku-buku yang kira-kira sudah tidak terpakai untuk media bermainnya. Seiring dengan bertambahnya usia, anak akan bersikap lebih tenang dan tidak merobek-robek buku lagi.

Ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan. Yang bertujuan agar anak memperoleh perasaan senang, menikmati, dan gembira dengan dibacakannya buku. Sebelum membacakan buku pada anak, perlu diketahui bahwa cara dan jenis buku yang akan dibacakan tersebut hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan usia nak. Untuk anak-anak yang berumur sekitar 1-3 tahun, buku-buku yang baik dan sesuai adalah buku-buku dengan gambar sederhana dan teks yang singkat disertai dengan pengulangan kata. Tema yang bagus adalah hal-hal yang mudah ditangkap anak dan sering didengar anak seperti buku tentang binatang. Untuk anak usia 4-6 tahun, buku-buku yang sesuai adalah buku yang sedikit lebih kompleks dari sebelumnya. Buku dengan gambar yang menarik dan berwarna cerah sangat disukai. Tema atau cerita juga lebih berkembang sedikit, seperti cerita yang dapat merangsang imajinasi dan rasa ingin tahu anak. Untuk anak usia di atas 6 tahun, buku-buku yang sesuai adalah buku yang dapat menarik minat anak atau dapat merangsang kejiwaan anak seperti nilai-nilai kebenaran dan kekeluargaan.

(8)

Adapun beberapa teknik membacakan buku untuk anak antara lain: a. Sebelum membacakan buku kita perlu melakukan persiapan. Persiapan

dilakukan untuk menentukan buku apa yang sesuai dengan usia dan kebutuhan anak. Baca dahulu buku yang akan diberikan kepada anak agar kita dapat mengetahui isinya dan improvisasi apa yang nanti dapat dilakukan.

b. Duduk dekat anak dan bacakan buku cerita tersebut. Ajaklah anak untuk melihat-lihat dan menyentuh buku tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan anak pada sebuah buku.

c. Dalam bercerita ekspresi wajah dan suara disesuaikan dengan karakter tokoh dalam buku cerita tersebut. hal ini berguna untuk merangsang daya imajinasi anak dalam memahami cerita tersebut. Anak akan merasa gembira, bahwa kegiatan bercerita/membaca itu sangat menyenangkan.

d. Bila dalam buku-buku yang dibacakan tersebut ada hal-hal yang dianggap membosankan maka kita bisa berimprovisasi. Kita bisa menambahkan cerita yang dapat membangkitkan rasa ingim tahu anak sehingga anak menjadi penasaran ingin mengetahui cerita selanjutnya. Dengan demikian kita dapat membuat suasana menjadi lebih menyenangkan bagi anak. Kegiatan membacakan buku cerita bergambar ini, juga berguna untuk menyatukan emosi anak dengan emosi orang tua. Sering membacakan buku cerita pada anak dengan menunjukkan rasa kasih sayang akan membuat anak merasa dekat

(9)

dengan orang tua dan akan selalu merindukan suasana seperti itu. Dengan demikian diharapkan anak akan menyukai buku dan saat-saat bersama orang tua.

3. Meminta Anak Menceritakan Ulang

Anak-anak yang bersemangat dan senang dengan cerita yang kita bacakan, akan hafal dengan alur cerita dan tokoh yang ada dalam cerita tersebut. Anak berdiskusi, misalnya menanyakan pada anak, mereka suka tokoh yang mana dan mengapa. Dengan demikian kita bisa mengetahui sejauh mana pemahaman anak terhadap cerita tersebut, untuk merangsang imajinasi anak. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pemahaman anak terhadap cerita tersebut, mintalah anak untuk mencoba menceritakan kembali apa yang telah dilihat dan didengarnya.

4. Mengajak Anak ke Toko Buku atau Perpustakaan

Jika anak sudah mulai tertarik dengan buku-buku, ajaklah anak ke toko buku. Biarkan anak memilih buku kesukaannya, namun tetap dalam pengawasan orang tua. Orang tua harus menanamkan sikap selektif terhadap buku sejak dini pada anak. Dengan begitu kita dapat mengarahkan mana buku yang sesuai untuk anak. Selain ke toko buku kita dapat mengajak anak-anak untuk mengunjungi perpustakaan-perpustakaan yang ada.

5. Membeli buku yang sesuai dengan minat atau hobi anak

Terkadang orang tua terlalu memaksakan kehendaknya agar anak membaca buku pilihan orang tuanya. Hal ini dapat menganggu dan

(10)

menghambat minat baca anak, karena buku yang baik atau bermutu menurut pendapat kita belum tentu menarik bagi anak kita. Kita harus mengetahui terlebih dahulu buku apa yang diminatinya, kemudian barulah kita membelikan buku tersebut. Contohnya, bila anak-anak menyukai dunia binatang, maka kita carikan buku-buku yang berisi tentang dunia binatang. Cari buku dengan ilustrasi atau gambar yang menarik dan teks bahasa yang sesuai dengan usia dan kemampuan membaca anak. Bila anak mempunyai hobi memelihara ikan, dapat kita carikan buku-buku yang berisi perihal memelihara ikan yang baik, dan masih banyak contoh buku lain yang sesuai dengan hobi dan minat anak. Dengan demikian anak akan semakin ingin tahu mengenai apa yang diminatinya dengan membaca buku. Jadi yang penting adalah kita harus mengerti akan minat atau hobi anak dan membelikan buku sesuai minatnya sebagai pendukung apa yang menjadi minatnya tersebut.

6. Perpustakaan keluarga

Perpustakaan keluarga sangat besar peranannya dalam menumbuhkan minat baca. Selain itu perpustakaan keluarga juga membantu memudahkan anak-anak dalam mencari materi bacaan. Kita bisa membuat perpustakaan yang sederhana dengan koleksi buku-buku yang sederhana dan bermanfaat kita tidak harus mengoleksi buku-buku yang banyak. Atur buku sesuai keinginan, yang penting buku mudah dilihat dan dapt dijangkau oleh anak-anak. Buatlah aturan-aturan sederhana untuk menjaga keberadaan perpustakaan tersebut, seperti aturan menata buku, membersihkan, dan

(11)

merawat buku. Ciptakan suasana nyaman dan menyenangkan untuk kegiatan membaca keluarga supaya keberadaan perpustakaan keluarga ini lebih bermanfaat.

7. Saling bertukar buku

Salah satu cara untuk menanamkan minat baca pada anak sejak dini adalah dengan tersedianya buku-buku bacaan dalam keluarga. Dengan adanya banyak buku maka anak akan semakin senang membaca. Namun upaya pengadaan buku-buku tersebut terkadang terhambat oleh dana yang tidak cukup untuk membeli buku-buku. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu bertukar buku dengan teman. Dengan demikian kegiatan membaca akan dapat berlangsung terus, sekalipun kondisi keuangan sedang surut.

8. Beri penghargaan untuk menambah semangat membaca

Untuk menambah semangat anak membaca buku, orang tua dapat memberikan suatu penghargaan kepada anak. Penghargaan ini dapat diberikan orang tua kepada anak apabila anak sudah dapat membaca dengan baik aatau sudah menyelesaikan membaca beberapa bagian atau menyelesaikan suatu buku. Anak-anak biasanya sangat senang dengan penghargaan yang diberikan oleh orang tua. Penghargaan ini dapat berupa pujian atau berupa materi. dengan penghargaan tersebut anak akan merasa percaya diri dalam membaca diharapkan anak akan lebih menyukai kegiatan membaca tersebut.

(12)

9. Jadikan buku sebagai hadiah

Untuk lebih mendekatkan anak pada buku, kita dapat menjadikan buku sebagai hadiah untuk anak. Hadiah ini dapat diberikan karena prestasi anak di sekolah memuaskan atau dapat diberikan karena anak sudah dapat mengerjakan perintah orang tua/guru. Sudah menjadi tabiat manusia termasuk anak bahwa mereka senang dengan hadiah. Maka akan lebih baik bila hadiah tersebut adalah sesuatu yang dapat bermanfaat untuk anak, salah satunya adalah buku. Jika anak sudah mencintai buku maka hadiah buku akan sangat menyenangkan hatinya.

Dengan memberikan hadiah berupa buku, maka anakpun akan menganggap bahwa buku adalah sesuatu yang baik dan berharga.

10. Jadikan kegiatan membaca sebagai kebiasaan setiap hari

Anak selalu mencontoh apa yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Kita melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak baik dan tidak bermanfaat maka nantinya anak-anak akan mencontohnya. Sebaliknya, bila kita sering melakukan aktivitas yang bermanfaat dan dapat dicontoh, dijadikan kebiasaan anak. Salah satu contohnya adalah kegiatan membaca. Kegiatan membaca yang sering kita lakukan akan dicontoh anak. Dengan demikian kegiatan tersebut dapat menumbuhkan minat baca anak sejak dini. Jadikan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan bersama anak. Anak-anak akan merasa senang dengan kegiatan membaca ini. Dampingi anak dan ajak anak membaca bersama. Kegiatan ini tidak harus berlangsung lama. Yang penting disini kita harus menjadi teladan yang baik untuk anak kita.

(13)

Lakukan kegiatan membaca tersebut di saat yang tepat. Salah satunya adalah saat menjelang tidur. Dengan menjadikannya sebagai kebiasaan atau rutinitas maka hal ini akan membawa pengaruh positif bagi anak di kemudian hari. Sayangnya, banyak orang tua malas melakukan hal ini . 11. Membuat buku sendiri

Kita sebagai orang tua dapat mencari cara tersendiri agar anak senang dengan buku. Dalam hal ini kita gunakan kreativitas dan imajinasi. Salah satu caranya adalah dengan membuat buku sendiri. Kita bisa ajak anak untuk mencoba hal yang baru yaitu membuat buku sendiri. Sebelumnya kita harus mengetahui dulu buku apa yang ingin dibuat anak. Buku yang dibuat hendaknya sederhana, jangan terlalu kompleks dan dengan hal-hal yang ada di sekitar anak. Contohnya buku tentang keluarga. Mulai dari ayah, ibu, kakak dan seterusnya. Atau membuat buku tentang binatang-binatang yang ada di sekitarnya. Dimulai dari binatang-binatang yang kecil-kecil dulu, kemudian baru yang besar. Dapat juga disertai dengan gambar-gambar sederhana yang dapat digunakan untuk menerangkan objek cerita. Kemudian warnai gambar tersebut. Jadilah buku buatan sendiri. Masih banyak lagi cerita yang dapat dibuat untuk dijadikan buku. Kegiatan ini selain dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak. Pada akhirnya nanti anak diharapkan menyukai kegiatan tulis-menulis.

12. Menempatkan buku pada tempat yang mudah dijangkau

Menempatkan buku-buku mereka di tempat-tempat yang mudah dijangkau, seperti di tempat mereka bermain dan di setiap ruang bila perlu.

(14)

Usahakan agar di ruang tamu, di ruang keluarga, di kamar tidur, dan di ruang mana saja anak berada, mereka akan dapat dengan mudah menemukan buku-buku mereka dan terbiasa dengan keberadaan buku.

Sebuah rumah yang “bersih” dari buku menunjukkan bahwa penghuningnya kurang begitu mencintai buku. Adapun rumah seorang pecinta buku maka buku-bukunya akan “bertebaran” dimana-mana. Itulah ciri keluarga yang menyukai dan mencintai buku. Anda akan melihat bahwa di ruang mana saja senantiasa ada buku.

13. Menunjukkan tinginya penghargaan kita kepada buku dan kegiatan membaca

Penting sekali untuk menunjukkan kegembiraan dan pujian kepada anak-anak ketika mereka mau membaca buku atau membeli buku. Anak-anak harus mengetahui bahwa kita sebagai orang tua sangat menyukai mereka yang mencintai buku. Menanamkan image ini pada anak-anak sangat penting karena hal ini akan tertanam kuat sampai anak-anak dewasa. Bagaimanapun juga anak-anak sebenarnya sangat suka dipuji, karena pujian merupakan bentuk pengakuan kemampuan dan eksistensi mereka.

Pujilah mereka ketika mereka ingin membeli buku, ingin membaca buku dan mau mendengarkan cerita dari buku.

14. Jadilah orang tua yang gemar dan rajin bercerita

Manusia sangat menyukai cerita, buktinya hiburan berupa cerita sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan telah menjadi hiburan yang sangat disukai

(15)

dan menjadi favorit masyarakat, misalnya seperti kethoprakdi Jawa Tengah, ludruk di Jawa Timur, lenong pada masyarakat Betawi, wayang kulit maupun wayang orang dan masih banyak lagi jenis hiburan lainnya. Ini menunjukkan bahwa cerita adalah sesuatu yang amat disukai oleh manusia. Karena itu, salah satu metode jitu untuk mendidik anak-anak adalah dengan membawakan cerita kepada mereka, terutama cerita-cerita atau kisah-kisah nyata yang banyak mengandung hikmah dan pelajaran.

Jadilah orang tua yang tekun untuk selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak dengan cerita, karena anak-anak sangat menyukai cerita. Lewat cerita kita lebih mudah dalam menanamkan banyak kebaikan pada anak-anak kita daripada lewat kata-kata yang berupa perintah.

Ketekunan kita bercerita kepada anak seiap menjelang tidur secara tidak langsung telah memperkenalkan anak pada buku, bahkan akan membuat mereka menyukai buku. Anak-anak cenderung lebeh menyukai kisah-kisah yang berkesan baginya. Bahkan anak akan mengulanginya beberapa kali tanpa bosan.

Ketekunan bercerita kepada anak-anak inilah yang merupakan modal besar untuk menanamkan kecintaan mereka terhadap buku. Sebenarnya tidak sulit untuk membiasakan hal ini. Cukuplah sebentar akan tetapi rutin, yaitu setiap kali menjelang waktu tidur.

Ajaklah anak-anak mencintai buku dengan cara/metode yang menyenangkan dan menghibur hati mereka, bukan sebaliknya. Jangan sampai tertanam di dalam benaknya bahwa membaca adalah beban.

(16)

Hendaknya kita menyadari bahwa dunia anak-anak adalah dunia bermain, penuh keceriaan dan kegembiraan. Bukan dunia yang serius sebagaimana yang ada pada diri orang dewasa. Ini adalah suatu persepsi yang kita tidak boleh keliru memahaminya, karena tidak sedikit orang tua yang terlalu “menekan” anak-anak dengan maksud agar mereka menjadi anak-anak yang pintar. Tetapi orang tua lupa bahwa mereka bukan orang dewasa. Akhirnya anak-anak pun akan mengalami kejenuhan mental dan pikiran.

Dunia anak-anak sangat berbeda dengan dunia orang dewasa. Jangan sampai kita paksakan mereka mengikuti ‘gaya’ dan ‘target-target’ kita yang sekadar materialistis dan haus dengan kejayaan duniawi yang palsu.

Sebagai catatan, waspadalah dengan cerita yang tidak mendidik. Cerita fantasi yang tidak logis secara sepintas menyenangkan dan memang banyak disukai anak-anak. Akan tetapi, Anda harus waspada akan efek negatif dari cerita-cerita fiksi tersebut bagi perkembangan kejiwaan dan mental anak di kemudian hari. Yang menjadi masalah adalah bahwa jiwa anak-anak amat mudah terpengaruh dan terobsesi oleh sesuatu yang mereka dengar, mereka lihat dan mereka ketahui baik dari kejadian-kejadian nyata maupun dari cerita-cerita buku.

Dalam cerita fantasi berbagai cara penyelesaian masalah di dalamnya tidaklah bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga cerita-cerita tersebut hanya akan membuat anak-anak kita berangan-angan dengan sesuatu yang tidak mungkin bisa terjadi. Ini adalah sesuatu yang tidak baik, bahkan justru meracuni mental mereka kelak.

(17)

Maka, sebaiknya kita pilih kisah-kisah yang masuk akal dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar anak kita tumbuh menjadi anak yang realistis dan kreatif.

Terlepas dari masalah di atas minat dan daya baca para pelajar di Indonesia pun masih rendah. Oleh karena itu, sebelum mendirikan perpustakaan yang bagus minat membaca anak perlu ditumbuhkan terlebih dahulu.

Dulu guru sering memberikan pekerjaan rumah untuk membaca, tetapi guru-guru sekarang, hampir tidak ada yang memberikannya. Seiring dengan perkembangan jaman Auditif (daya dengar) anak-anak sekarang sangat bagus. Hal ini terlihat dari banyaknya anak yang mampu menghafal lagu hanya sekali dengar. Sayangnya, daya bacanya sangat lemah.

Dalam kaitan itu, para guru berusaha menumbuhkan minat bca anak didiknya. Ada perpustakaan tetapi anak-anak didiknya tidak berminat untuk membaca, ini akan sia-sia, jadi yang penting adalah menumbuhkan minat baca, agar visi dan misi pendirian perpustakaan bukan hanya slogan saja. Adanya peraturan Mendiknas yang melarang jual beli buku di sekolah, menurut Dana Setia (dalam Ekspose Perpustakaan Binaan Disdik Kota Bandung) Ketua Dewan Pendidikan Kota Bandung menjadikan guru tidak kreatif dalam memberikan referensi buku kepada siswa. Akhirnya, guru tidak mengenali buku-buku baru yang layak baca bagi anak. Anak didikpun menjadi tidak tergugah untuk membaca, mau tidak mau minat baca harus sedikit ‘dipaksakan’ pada awalnya.

Usia prasekolah adalah usia bermain. Di dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting dan merupakan ciri khas seorang anak

(18)

sehingga dapat dikatakan bahwa setiap anak yang sehat selalu mempunyai kebutuhan untuk bermain.

Melalui bermain anak dapat mengekspresikan apa yang dilihatnya dan sebagai sarana optimalisasi proses perkembangan dan belajar anak. Ekspresi merupakan hal terpenting yang diperoleh anak dalam kegiatan bermain.

Begitupun dalam menumbuhkan minat membaca pada anak usia prasekolah bisa menggunakan media-media yang menarik bagi anak. Setiap anak itu unuk dan berkembang secara unik pula. Dalam menumbuhkan minat baca pada anak, Guru dituntut untuk lebih kreatif karena setiap anak berbeda, begitu pula dengan kemampuan anak. Disini guru harus memahami kemampuan setiap anak didiknya.

Minat membaca anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama dalam keluarga ini salah satu hambatan bagi Guru dalam menumbuhkan minat membaca anak.

Ada orangtua yang tidak suka membaca dan tidak memberi contoh pada anak, karena kesibukan orangtua yang bekerja karena menumbuhkan minat baca anak harus ada kerjasama antara guru dan orangtua.

Banyaknya jenis hiburan, permainan dan tayangan di TV sangat sulit sekali bagi guru untuk bersaing dengan media ini, maka dari itu disini dituntut kreativitas guru. Sarana dan bahan bacaan yang terbatas salah satu hambatan bagi guru terutama sekolah yang berada jauh di pedesaan karena terbatasnya informasi dan media. Rendahnya wawasan orangtua tentang penting buku.

(19)

Peran guru juga yang menuntut wawasan, kreativitas, kesabaran dalam mendidik dan mengajar anak-anak.

Minat baca sangat penting ditumbuhkan pada anak-anak sedini mungkin karena banyak sekali mafaatnya baik bagi anak-anak itu sendiri maupun bagi kita sebagai orang tua dalam menjalankan peranan kita sebagai orang tua yang bertanggung jawab mendidik anak-anak kita.

Jika kita bisa menumbuhkan minat baca anak, sebenarnya kita sudah meletakkan fondasi untuk menolong anak kita menjadi pembelajaran sepanjang hayat adalah lifelong learner karena buku adalah jendela dunia yang akan membawa kita kemana saja kita suka. Kita perlu menumbuhkan minat belajar anak yang tanpa batas yang bisa dicapai melalui kegiatan membaca baik melalui buku maupun media elektronik.

Buku merupakan guru yang paling setia dan tak pernah marah. Dimanapun kita membutuhkannya dan kapan saja kita bisa belajar darinya. Jika anak hanya belajar lewat guru, penyerapannya terhadap ilmu pengetahuan akan sangat terbatas baik karena terbatasnya jam sekolah maupun keterbatasan guru. Jika anak sudah terbaisa membaca dan belajar secara mandiri dari buku, aktivitas belajar itu takkan terhenti meskipun jenjang sekolahnya bisa terhenti.

Membaca bukan hanya bermanfaat buat anak-anak tetapi juga buat orang dewasa karena kita juga perlu asupan mental yang bergizi supaya kita bisa bertahan di dunia yang persaingannya semakin ketat dan itu bisa didapat dari buku-buku yang kita baca apakah buku itu yang mengembangkan kepribadian kita maupun buku-buku yang mengasah keahlian dan keterampilan.

(20)

Minat baca harus sudah ditumbuhkan pada anak tanpa harus menunggu seorang anak dapat membaca atau mempunyai keterampilan membaca, sebab anak-anak kecil bahkan balita sudah bisa ditumbuhkan kecintaannya pada buku lewat orangtua yang menceritakan buku kepadanya. Tetapi keterampilan untuk menghubungkan huruf dan merangkai kata menjadi suatu makna tetap perlu dilatih supaya anak dapat membaca buku sendiri. Buku selain berguna untuk menambah minat baca pada anak, juga bisa melatih keterampilannya untuk membaca.

Minat anak terhadap suatu tema adalah suatu hal tertentu ini sangat penting karena lewat minatnya ini kita bisa menjejali dengan berbagai ilmu pengetahuan.

Jadi minat itulah yang akan menjadi kunci kita untuk mengajarkan hal-hal yang lainnya dan anakpun akan menerimanya dengan antusias karena anak sedang melakukan sesuatu yang sesuai minatnya.

Kemampuan membaca merupakan wahana utam yang dapat menjunjung martabat suatu bangsa ke kedudukannya yang paling tinggi, sudah menjadi keyakinan yang tidak diragukan lagi dalam era informasi yang tengah kita jalani ini. Kata Iqro’ (bacalah) tidak akan diletakkan Allah SWT pada awal kalimat perintah-Nya yang pertama jika makna yang dikandungnya itu tidak sedemikian pentingya.

Menumbuhkan minat membaca pada anak usia pra sekolah, seorang guru harus memahami perkembangan dan kemampuan anak didiknya. Salah satu metode yang digunakan adalah bercerita dengan menggunakan gambar tentu saja

(21)

gambar tersebut harus menarik buat anak disamping gambar yang menarik bagi anak cara penyampaian cerita juga guru membawakannya harus ekspresif. Selain dengan bercerita, cara menumbuhkan minat baca bagi anak yaitu dengan kartu gambar (di bawah gambar ada kata-katanya) pengenalan gamabr secara terus menerus, minimal diharapkan anak mengenal gambar dan katanya.

Selain orangtua, guru juga memegang peranan penting untuk menumbuhkan minat baca anak. Guru bisa mulai mendongeng, menceritakan adalah membacakan buku untuk anak. Jika ada ‘big book’ sangat baik yaitu buku yang berukuran besar dengan gambar-gambar berwarna menarik dan teks yang tercetak dengan yang besar, sehingga cukup jelas untuk dilihat oleh anak-anak secara bersama-sama. Tetapi kenyataannya buku seperti itu masih jarang, kalaupun ada kebanyakan adalah buku import yang berbahasa Inggris. Untuk mengatasi kendala tersebut peran gurulah dituntut untuk lebih kreatif dengan membuat ‘big book’ sendiri.

Rendahnya minat baca anak, tentu tidak hanya sebatas masalah kuantitas dan kualitas buku saja, melainkan berhubungan juga pada banyak hal. Misalnya, mental anak dan lingkungan keluarga/masyarakat yang tidak mendukung. Orang kota mungkin kesulitan membangkitkan minat baca anak karena di pelosok desa, anak lebih suka jalan-jalan daripada membaca, sebab disana lingkungan desa/tradisi membaca tidak tercipta. Orang lebih suka ngerumpi atau menonton acara televisi daripada menunggui anak belajar.

Gambar

Gambar  dapat  mempermudah  anak  dalam  mengemukakan  ide  atau  gagasan.  Usia  prasekolah  merupakan  masa  yang  sangat  menentukan  bagi  pertumbhan  dan  perkembangan  anak
gambar  tersebut  harus  menarik  buat  anak  disamping  gambar  yang  menarik  bagi  anak cara penyampaian cerita juga guru membawakannya harus ekspresif

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka mengemban misi dan tugas yang terkandung dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004, Pemerintah daera.h

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kuantitas persediaan bahan baku yang ekonomis dalam setiap hari produksi, untuk mengetahui tingkat efisiensi biaya persediaan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap atmosfer toko

Dalam beberapa literatur pendekatan SFBT juga disebut sebagai Terapi Konstruktivis (Constructivist Therapy), ada pula yang menyebutnya dengan Terapi Berfokus Solusi

Pada pembongkaran junction box lama dengan cara menurunkan kabin ke posisi yang ditentukan sehingga pemasangan panel junction box baru dapat dilakukan langsung di

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH UNTUK KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

definisi gaya pacaran sehat menurut Iwan dapat dijelaskan sebagai berikut 19 Pacaran yang sehat adalah pacaran yang baik serta dapat dipengaruhi oleh 4 faktor antara

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek