• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN

PENGKAJIAN TERKAIT PERMASALAHAN OBAT (DRUG

RELATED PROBLEM) HIPERTENSI

1. Pengertian

2. Assesmen Kefarmasian 1. Mengumpulkan data dan informasi spesifik terkait

pengobatan pasien

2. Menentukan problem farmaskoterapi dan farmakoekonomik pasien

3. Menentukan kebutuhan dan tujuan farmakoterapi dan farmakoekonomik pasien

4. Mendesain regimen pengobatan pasien

3. Identifikasi DRP (drug Related Problem) 1. Hentikan sementara obat-obat kortikosteroid/ACTH

yang rutin digunakan pada pasien PGK karena dapat memperburuk kondisi hipertensi

2. Pemilihan OAH (Obat Anti Hipertensi) yang kurang tepat 3. Kegagalan terapi OAH disebabkan karena ketidak

patuhan pasien 4. Potensi interaksi OAH 5. Dosis obat

6. Potensi Efek samping Obat

4. Intervensi Farmasi 1. Rekomendasi obat-obatan yang sebaiknya dihentikan

sebelum penggunaan OAH 2. Rekomendasi pemilihan OAH 3. Pemantauan terapi obat 4. Monitoring Efek samping obat

5. Rekomendasi alternatif terapi jika ada interaksi obat.

5. Monitoring dan evaluasi Monitoring Penggunaan OAH pasien:

1. TTV: Temperatur, Nadi, BP untuk menilai keberhasailan terapi OAH

2. Bandingkan kesesuaian penggunaan OAH dengan yang direkomendasikan di JNC8

6. Edukasi dan Informasi 1. Hentikan penggunaan OAH jika pasien mengalami

ciri-ciri Hipotensi

2. Jangan Hentikan pemakaian OAH karena dapat menyebabkan reaborn hipertensi.

7. Penelaah Kritis Apoteker Klinis

8. Indikator 1. Tekanan darah stabil/ Normal

2. Tidak ada reaksi obat yang tidak di inginkan 3. Interaksi obat dapat di kendalikan jika ada

9. Kepustakaan 1. Dirjen binfar dan alkes, Pharmaceautical care

hipertensi, dirjen binfar dan alkes. 2006 2. Dipiro, Pharmacotherapy Handbook 9th, 2015

3. Kemenkes, Standar Pelayanan Farmasi no 71 Kemenkes RI. 2017

(2)

PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN

PENGKAJIAN TERKAIT PERMASALAHAN OBAT (DRUG

RELATED PROBLEM) PENYAKIT GINJAL KRONIK

1. Pengertian

2. Assesmen Kefarmasian 1. Mengumpulkan data dan informasi spesifik terkait

pengobatan pasien

2. Menentukan problem farmaskoterapi dan farmakoekonomik pasien gagal ginjal kronis

3. Menentukan dosis terapi dengan mempertimbangkan farmako kinetik pasien gagal ginjal kronis

4. Menentukan dan menjamin keseimbangan elektrolit dan tekanan darah pasien

5. Mendesain regimen pengobatan pasien 3. Identifikasi DRP (drug Related

Problem)

1. Lakukan penyesusian dosis dan waktu pemberian obat untuk obat-obatan yang eliminasinya tinggi melalui ginjal.

2. Kombinasi obat-obat golongan penghambat angiotensin dapat (hiperkalemina) menyebabkan peningkatan jumlah kalium dalam darah

3. Penggunaan obat Metformin sebagai anti diabetes dapat memperparah asidosis pasien gagal ginjal kronis 4. Potensi interaksi obat

5. Dosis obat

6. Potensi Efek samping Obat

4. Intervensi Farmasi 1. Rekomendasi obat-obatan yang sebaiknya dihentikan

2. Rekomendasi pemilihan OAH 3. Pemantauan terapi obat 4. Monitoring Efek samping obat

5. Rekomendasi alternatif terapi jika ada interaksi obat.

5. Monitoring dan evaluasi Monitoring Penggunaan OAH pasien:

1. TTV: Temperatur, Nadi, BP untuk menilai keberhasailan terapi OAH

2. Bandingkan kesesuaian penggunaan OAH dengan yang direkomendasikan di JNC8

6. Edukasi dan Informasi 1. Hentikan penggunaan OAH jika pasien mengalami

ciri-ciri Hipotensi

2. Jangan Hentikan pemakaian OAH karena dapat menyebabkan reaborn hipertensi.

7. Penelaah Kritis Apoteker Klinis

8. Indikator 1. Tekanan darah stabil/ Normal

2. Tidak ada reaksi obat yang tidak di inginkan 3. Interaksi obat dapat di kendalikan jika ada

9. Kepustakaan 1. Dirjen binfar dan alkes, Pharmaceautical care

hipertensi, dirjen binfar dan alkes. 2006 2. Dipiro, Pharmacotherapy Handbook 9th, 2015

(3)

PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN

PENGKAJIAN TERKAIT PERMASALAHAN OBAT (DRUG

RELATED PROBLEM) TINDAKAN DOUBLE LUMEN

1. Pengertian

2. Assesmen Kefarmasian 1. Mengumpulkan data dan informasi spesifik terkait

pengobatan pasien

2. Menentukan problem farmaskoterapi dan farmakoekonomik pasien tindakan double lumen 3. Menentukan dosis terapi dengan mempertimbangkan

farmakokinetik pasien

4. Mendesain regimen pengobatan pasien

3. Identifikasi DRP (drug Related Problem) 1. Obat-obatan yang harus dihentikan sebelum operasi

(Aspirin, anti platelet, anti koagulan, NSAID, ACEI dan ARB)

2. Pemilihan Antibiotik Profilaksis yang kurang tepat 3. Kegagalan terapi infeksi luka operasi (ILO)

4. Potensi interaksi obat 5. Dosis obat

6. Potensi Efek samping Obat

4. Intervensi Farmasi 1. Rekomendasi obat-obatan yang sebaiknya dihentikan

sebelum operasi

2. Rekomendasi pemilihan antibiotik profilaksis 3. Pemantauan terapi obat

4. Monitoring Efek samping obat

5. Rekomendasi alternatif terapi jika ada interaksi obat.

5. Monitoring dan evaluasi Monitoring post operasi:

1. TTV: Temperatur, Nadi, BP untuk menilai efektif ILO 2. KK: inflamasi pada daerah insisi tidak teratasi. 3. Adanya mual post operasi

4. Lab: leukosit

6. Edukasi dan Informasi 1. Hentikan pemakaian obat anti koagulan, anti platelet,

aspirin minimal 7 hari sebelum operasi.

2. Hentikan penggunaan obat ACEI dan ARB 24 jam sebelum operasi

7. Penelaah Kritis Apoteker Klinis

8. Indikator 1. Efektifitas terapi ILO

2. Nyeri teratasi

3. Mual muntah teratasi

9. Kepustakaan 1. Widyati, Dr. M. Clin. Pharm, Apt Praktek Farmasi Klinik

Fokus Pada Pharmaceutical Care, Brilian Internasional. 2014

2. Dipiro, Pharmacotherapy Handbook 9th, 2015

3. Kemenkes, Standar Pelayanan Farmasi no 71 Kemenkes RI. 2017

(4)

PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN

PENGKAJIAN TERKAIT PERMASALAHAN OBAT (DRUG

RELATED PROBLEM) INFEKSI SALURAN KEMIH

1. Pengertian Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah

pemberian agen antibakterial yang secara efektif

menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina. Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas : terapi antibiotika dosis tunggal, terapi antibiotika konvensional : 5-14 hari, terapi antibiotika jangka lama : 4-6 minggu, terapi dosis rendah untuk supresi. Pemakaian antimikrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi.

2. Assesmen Kefarmasian 1. Mengumpulkan data dan informasi spesifik terkait

pengobatan pasien

2. Menentukan problem farmaskoterapi dan farmakoekonomik pasien

3. Menentukan kebutuhan dan tujuan farmakoterapi dan farmakoekonomik pasien

4. Mendesain regimen pengobatan pasien

3. Identifikasi DRP (drug Related Problem) 1. Berikan obat antibiotik sesuai kultur mikroba pasien,

jika belum dilakukan kultur berikan antibiotik spektrum luas untuk penanganana sementara.

2. Pada pasien PGK penyesuaian dosis obat agar tidak terjadi akumulasi dan intoksikasi obat

3. Potensi interaksi obat 4. Dosis obat

5. Potensi Efek samping Obat

4. Intervensi Farmasi 1. Menghitung dosis obat antibiotik yang sesuai dengan

kondisi pasien

2. Rekomendasi pemilihan antibiotik 3. Pemantauan terapi obat

4. Monitoring Efek samping obat

5. Rekomendasi alternatif terapi jika ada interaksi obat.

5. Monitoring dan evaluasi Monitoring Penggunaan OAH pasien:

1. TTV: Temperatur, Nadi, BP untuk menilai keberhasailan terapi antibiotik

2. Uji lab: nilai leukosit untuk menilai keberhasilan terapi antibiotik

6. Edukasi dan Informasi 1. Penggunaan terapi antibiotik harus dengan ketentuan

yang berlaku misal (antibiotik diminum 3 kali sehari artinya diminum tiap 8 jam)

2. Jangan Hentikan pemakaian antibiotik sebelum terapi selesai karena dapat menyebabkan resistensi antibiotik

7. Penelaah Kritis Apoteker Klinis

8. Indikator 1. Nilai leukosit menurun

2. Tidak ada reaksi obat yang tidak di inginkan 3. Interaksi obat dapat di kendalikan jika ada

9. Kepustakaan 1. Dipiro, Pharmacotherapy Handbook 9th, 2015

(5)

PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN

PENGKAJIAN TERKAIT PERMASALAHAN OBAT (DRUG

RELATED PROBLEM) DIABETES MILLITUS

1. Pengertian Menurunkan morbiditas dan mortalitas DM dengan :

1. Menjaga agar kadar glukosa plasma dalam kisaran normal

2. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi DM

2. Assesmen Kefarmasian 1. Mengumpulkan data dan informasi spesifik terkait

pengobatan pasien

2. Menentukan problem farmaskoterapi dan farmakoekonomik pasien

3. Menentukan kebutuhan dan tujuan farmakoterapi dan farmakoekonomik pasien

4. Mendesain regimen pengobatan pasien

3. Identifikasi DRP (drug Related Problem) 1. Hentikan sementara obat-obat kortikosteroid/ACTH

yang rutin digunakan pada pasien PGK karena dapat memperburuk kondisi hipertensi

2. Pemberian terapi insulin jika pasien dalam kondisi gangguan fungsi ginjal berat

3. Kegagalan terapi OAD disebabkan karena ketidak patuhan pasien

4. Potensi interaksi OAD 5. Dosis obat

6. Potensi Efek samping Obat

4. Intervensi Farmasi 1. modifikasi gaya hidup untuk mengendalikan perilaku

pasien sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang lebih baik

2. Rekomendasi pemilihan OAD 3. Pemantauan terapi obat 4. Monitoring Efek samping obat

5. Rekomendasi alternatif terapi jika ada interaksi obat.

5. Monitoring dan evaluasi Monitoring Penggunaan OAH pasien:

1. Pemeriksaan kadar gula dalam darah

2. Pemeriksaan HBA1C untuk melihat kepatuhan pasien

6. Edukasi dan Informasi 1. Hentikan penggunaan OAD jika pasien mengalami

ciri-ciri Hipoglikemik

3. Rubah pola hidup pasien agar dapat mengontrol kadar gula darah dalam keadaan normal

7. Penelaah Kritis Apoteker Klinis

8. Indikator 1. Tekanan darah stabil/ Normal

2. Tidak ada reaksi obat yang tidak di inginkan 3. Interaksi obat dapat di kendalikan jika ada

9. Kepustakaan 1. Dipiro, Pharmacotherapy Handbook 9th, 2015

2. Jawetz E. Sulfonamid dan trimetoprim. In: Katzung BG (Ed): Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta, EGC.2002. 3. Kemenkes, Standar Pelayanan Farmasi no 71 Kemenkes

(6)

PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN

PENGKAJIAN TERKAIT PERMASALAHAN OBAT (DRUG

RELATED PROBLEM) HEMODIALISIS

1. Pengertian

2. Assesmen Kefarmasian 1. Mengumpulkan data dan informasi spesifik terkait

pengobatan pasien

2. Menentukan problem farmaskoterapi dan farmakoekonomik pasien

3. Menentukan kebutuhan dan tujuan farmakoterapi dan farmakoekonomik pasien

4. Mendesain regimen pengobatan pasien

3. Identifikasi DRP (drug Related Problem) 1. Pemilihan OAH (Obat Anti Hipertensi) yang kurang tepat

2. Kegagalan terapi disebabkan karena ketidak patuhan pasien

3. Potensi interaksi Obat 4. Dosis obat

5. Potensi Efek samping Obat

4. Intervensi Farmasi 1. Rekomendasi obat-obatan yang sebaiknya dihentikan

sebelum Hemodialisa

2. Rekomendasi pemilihan Obat 3. Pemantauan terapi obat 4. Monitoring Efek samping obat

5. Rekomendasi alternatif terapi jika ada interaksi obat.

5. Monitoring dan evaluasi Monitoring Penggunaan Obat pasien:

1. TTV: Temperatur, Nadi, BP untuk menilai keberhasailan terapi

2. Bandingkan kesesuaian penggunaan OAH dengan yang direkomendasikan di JNC8

6. Edukasi dan Informasi 1. Hentikan penggunaan OAH jika pasien mengalami

ciri-ciri Hipotensi

2. Hindari asupan kalium dan air berlebih

7. Penelaah Kritis Apoteker Klinis

8. Indikator 1. Tekanan darah stabil/ Normal

2. Berat badan terkontrol

3. Tidak ada reaksi obat yang tidak di inginkan 4. Interaksi obat dapat di kendalikan jika ada

9. Kepustakaan 1. Dirjen binfar dan alkes, Pharmaceautical care

hipertensi, dirjen binfar dan alkes. 2006. 2. Dipiro, Pharmacotherapy Handbook 9th, 2015.

3. Kemenkes, Standar Pelayanan Farmasi no 71 Kemenkes RI. 2017

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui potensi drug-related problems pada pasien hipertensi kategori interaksi obat antihipertensi dan ketidaktepatan pemilihan

Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui potensi drug-related problems pada pasien hipertensi kategori interaksi obat antihipertensi dan ketidaktepatan pemilihan obat

Karakteristik dan kinerja pelayanan informasi obat di Apotek di Kecamatan Tenggilis Mejoyo Surabaya Timur dalam hal informasi-informasi yang disampaikan terkait obat lebih

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali

Penanganan DM tidak lepas dari tindakan terapi obat sehingga diperlukan adanya kegiatan pharmaceutical care dalam penanganan drug related problems (DRPs) demi

Peneliti Etika Sulistyaningrum dengan judul penelitian ” Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Kategori Ketidaktepatan Pemilihan Obat Pada Pasien Hipertensi

Analisis Drug Related Problems ( DRPs ) pada kasus hipertensi tanpa komplikasi terhadap pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang Januari - Juni

Penulisan yang terburu-buru dapat menyebabkan problem, sekalipun nama obat jelas. Suatu permintaan vincristin 2.0 mg dibaca salah menjadi 20 mg karena poin decimalnya terletak