• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAMPINGAN PELAKSANAAN PENELITIAN PENGEMBANGAN BAGI GURU-GURU SD DI KOTA SINGARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAMPINGAN PELAKSANAAN PENELITIAN PENGEMBANGAN BAGI GURU-GURU SD DI KOTA SINGARAJA"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAMPINGAN PELAKSANAAN PENELITIAN PENGEMBANGAN BAGI

GURU-GURU SD DI KOTA SINGARAJA

Oleh:

Dr. I Made Tegeh, M.Pd. Dr. I Made Kirna, M.Si. Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd. Dr. I Komang Sudarma, M.Pd.

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 0795/023-04.2.01/20/2012 revisi 1,

tanggal 27 Februari 2012

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Tahun 2012

(2)

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN P2M DIPA UNDIKSHA

1. Judul:

Pendampingan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Bagi Guru SD di Kota Singaraja

2. Ketua Peneliti:

a. Nama Lengkap : Dr. I Made Tegeh, M.Pd.

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Pangkat Golongan dan NIP. : Penata, III.c 19710815 200112 1 001

d. Jabatan Fungsional : Lektor

e. Sedang melakukan pengabdian : ya/tidak

f. Fakultas : Ilmu Pendidikan

g. Jurusan : Teknologi Pendidikan

h. Bidang Keahlian : Teknologi Pendidikan

i. Alamat Kantor/Telp/Fax/E-mail: Jl Udayana Singaraja/0362-31372/-

j.Alamat Rumah/Telp/Fax/E-mail: Jl. Ki Barak Panji, Dusun Kelod Kauh, Desa Panji, Kec. Sukasada, Kab. Buleleng /0362-29268/- imadetegehderana@yahoo.com

3. Personalia

a. Jumlah Anggota Pelaksana : 3 orang b. Jumlah Pembantu Pelaksana : -

4. Jangka Waktu Kegiatan : 6 bulan

5. Bentuk kegiatan : Pendampingan

6.Sifat Kegiatan : Terprogram

7. Biaya yang Diperlukan

a. Sumber dari DIPA Undiksha : Rp. 5.000.000 (Lima Juta Rupiah)

b. Sumber lain : Tidak ada

Jumlah : Rp. 5.000.000 (Lima Juta Rupiah)

Singaraja, 8 Nopember 2012

Mengetahui Ketua Pelaksana,

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha

Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd. Dr. I Made Tegeh, M.Pd.

NIP. 195508181983031002 NIP. 197108152001121001

Menyetujui

Ketua Lembaga P2M Universitas Pendidikan Ganesha,

Prof. Dr. Ketut Suma, M.S.

(3)

Pendampingan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan bagi Guru Guru SD di Kota Singaraja

ABSTRAK

Berdasarkan identifikasi masalah, maka secara umum masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut. Bagaimanakah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam melaksanakaan penelitian melalui Pendampingan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan bagi Guru-guru SD di Kota Singaraja? Tujuan kegiatan P2M ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan penelitian pengembangan melalui Pendampingan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan bagi Guru-guru SD di Kota Singaraja.

Khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan P2M ini adalah para guru SD di Kota Singaraja sebanyak lima orang.. Kegiatan ini berupa pemdampingan pelaksaaan penelitian pengembangan dengan menekankan pada keterampilan melaksanakan penelitian pengembangan.

Kegiatan P2M ini telah mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru untuk melaksanakan penelitian pengembangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian produk buku ajar yang dihasilkan oleh para guru. Nilai rerata buku ajar yang dihasilkan oleh para guru adalah 85,00 berada pada kategori sangat baik.

Terdapat beberapa saran yang diajukan terkait dengan pelaksanaan P2M ini adalah sebagai berikut. (1) Para guru SD yang telah didampingi melaksanakan penelitian pengembangan hendaknya mencoba melaksanakan penelitian pengembangan untuk mata pelajaran lain dengan produk yang berbeda, seperti Lembar Kerja Siswa, mdul, media, dan lain-lain. (2) Hasil yang diperoleh oleh para guru perlu diimbaskan kepada para guru yang lainnya agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, khususnya para guru yang berminat melakukan penelitian pengembangan.

(4)

TIM PELAKSANA

1. Ketua Pelaksana

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd. b. Golongan, Pangkat, dan NIP : III.c, Penata,

197108152001121001 c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Bidang Keahlian : Teknologi Pendidikan e. Jurusan/Fakultas : Teknologi Pendidikan/FIP f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha g. Waktu untuk Kegiatan ini : 8 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. I Made Kirna, M.Si.

b. Golongan, Pangkat, dan NIP : IVa, Penata Tk. I, 196412311991031026 c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

d. Bidang Keahlian : Pendidikan Kimia dan Kimia Fisika e. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Kimia/FMIPA

f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha g. Waktu untuk Kegiatan in : 4 jam/minggu

3. Anggota Pelaksana

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd.

b. Golongan, Pangkat, dan NIP : IVa, Pembina, 196512291990032002 c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

d. Bidang Keahlian : Pendidikan Matematika e. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Matematika/FMIPA f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha g. Waktu untuk Kegiatan ini : 4 jam/minggu

4. Anggota Pelaksana

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. I Komang Sudarma, M.Pd.

b. Golongan, Pangkat, dan NIP : III.c, Penata, 197204202001121001 c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Bidang Keahlian : Teknologi Pendidikan e. Jurusan/Fakultas : Teknologi Pendidikan/FIP f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha g. Waktu untuk Kegiatan ini : 4 jam/minggu

(5)

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat karunia dan perlindungan Beliau, P2M ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Suksesnya pelaksanaan P2M ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Prof. Dr. Ketut Suma, M.S., Kepala Unit Pelaksana Pendidikan Kecamatan Buleleng, Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Buleleng, para guru peserta P2M, semua pihak yang membantu kegiatan ini, dan tim pengabdian kepada masyarakat Undiksha. Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan sebagai bahan penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.

Akhirnya pelaksana berharap semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas proses dan hasil belajar.

Singaraja, 9 Nopemer 2012

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN………...……….. i

RINGKASAN………...…….. ii

TIM PELAKSANA... iii

PRAKATA... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Analisis Situasi... 1

1.2 Perumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penerapan P2M... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran... 5

2.2 Prinsip-prinsip Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran... 8

2.3 Hakikat Penelitian Pengembangan... 10

BAB III MATERI DAN METDE PELAKSANAAN... 14

3.1 Kerangka Pemecahan Masalah... 14

3.2 Realisasi Pemecahan Masalah... 14

3.3 Khalayak Sasaran... 15

3.4 Metode yang Digunakan... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 17

4.1 Hasil………. 18

4.2 Pembahasan………. 19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 20

5.1 Kesimpulan………. 20

5.2 Saran………... 20

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Perjanjian Kerja Pengabdian Masyarakat

2. Surat Undangan Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat 3. Surat Undangan Pelatihan

4. Daftar Hadir Peserta

5. Halaman Judul Laporan Penelitian Pengembangan 6. Foto-foto Kegiatan P2M

7. Logbook Kegiatan

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Penjabaran dari Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, mendasarkan pada profesionalisme guru tentang standar kompetensi yang harus dikuasai seorang pendidik (guru) mencakup empat jenis kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Dirjen Dikti, 2005). Persyaratan kompetensi guru tersebut dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi.

Sertifikasi guru dalam jabatan telah berlangsung sejak tahun 2006. Pada awalnya sertifikasi guru dalam jabatan melalui jalur portofolio. Tampaknya jalur portofolio memiliki banyak kelemahan, sehingga jalur portofolio hanya diperuntukkan bagi guru-guru yang berprestasi saja. Saat ini sertifikasi gutu dalam jabatan dapat melalui empat jalur, yakni: (1) jalur prestasi melalui portofolio secara online, (2) jalur Pendidikan Profesi Guru, (3) jalur langsung (bila memenuhi syarat tertentu), dan (4) jalur Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Keempat jalur tersebut mensyaratkan guru memiliki keterampilan menulis karya

(9)

ilmiah, termasuk di dalamnya kemampuan menulis bahan ajar dan kemampuan melakukan kegiatan penelitian.

Hasil observasi terhadap karya tulis guru di beberapa SD di Kota Singaraja menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas guru dalam bidang penulisan karya ilmiah masih perlu ditingkatkan. Jika aturan kenaikan pangkat terbaru diberlakukan, maka akan banyak guru yang susah naik pangkat karena tidak memiliki karya ilmiah. Para guru jarang sekali memperoleh kesempatan untuk mengikuti pelatihan tentang kegiatan penelitian.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap lima orang guru di Kecamatan Buleleng dapat diketahui bahwa mereka tidak pernah melakukan penelitian. Alasan mereka tidak pernah melakukan penelitian karena mereka tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk meneliti. Mereka sangat berharap agar suatu hari ada pihak yang membimbing mereka untuk melakukan suatu penelitian.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru-guru SD di Kota Singaraja diketahui bahwa para guru SD banyak yang tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menulis bahan ajar dan melakukan kegiatan penelitian. Melihat kenyataan tersebut, kami sebagai dosen Undiksha tergugah untuk turut menyumbangkan tenaga dan pikiran kepada para guru SD dalam upaya peningkatan kemampuan menulis bahan ajar dan kemampuan melakukan penelitian. Oleh karena itu tampaknya perlu dilakukan suatu kegiatan yang mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan para guru dalam bidang karya pengembangan profesi, khususnya penelitian. Hal ini akan dilakukan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (P2M) sebagai salah satu kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mutlak dilakukan oleh dosen. Kegiatan P2M ini akan dilakukan pada guru-guru sekolah dasar. Khalayak yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah para guru SD di Kota Singaraja. Kegiatan ini berupa pendampingan pelaksanaan penelitian pengembangan sebagai tindak lanjut pengabdian kepada masyarakat yang kami laksanakan sebelumnya.

Tahun 2010 kami melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) dalam bentuk pelatihan menulis bahan ajar bagi guru-guru SD di Kota Singaraja. Para guru sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan dan menghasilkan produk bahan ajar. Selanjutnya, tahun 2011, kami kembali

(10)

melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan penulisan proposal penelitian pengembangan. Alasan pemilihan penelitian pengembangan dalam kegiatan tersebut adalah: (1) pengabdian ini merupakan lanjutan dari pengabdian masyarakat tahun 2010, karena oreintasi penelitian pengembangan adalah menghasilkan suatu produk yang berkaitan dengan upaya memecahkan masalah pembelajaran, (2) para guru yang dilibatkan dalam pengabdian 2010 sudah mengenal penelitian tindakan kelas, sehingga mereka menginginkan dilatih melakukan penyusunan proposal penelitian pengembangan, dan (3) para guru sudah memiliki produk berupa bahan ajar, sehingga mereka memilki modal yang memadai untuk melakukan penelitian pengembangan. Sebagai tindak lanjut pengabdian masyarakat tahun 2011 yang menghasilkan proposal penelitian pengembangan, maka tahun 2012 kami kembali melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarkat berupa pendampingan pelaksanaan penelitian pengembangn.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi para guru di sekolah dasar agar mau melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar secara lebih efektif dan inovatif. Di samping itu, agar para guru khususnya dalam mengajar mau melakukan inovasi-inovasi sebagai bagian dari tugas profesionalismenya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah melakukan kegiatan penelitian. Melalui kegiatan penelitian pengembangan para guru SD dapat menghasilkan produk tertentu yang mampu memecahkan masalah pembelajaran di kelas masing-masing. Dengan demikian, guru diharapkan dapat meningkatkan profesionalimenya yang bermuara pada peningkatan proses dan hasil belajar yang lebih berkualitas.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi di atas, maka masalah yang berhasil diidentifikasi adalah adalah sebagai berikut.

1. Karya pengembangan profesi guru dalam bentuk karya ilimiah sangat jarang.

(11)

3. Pengetahuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan penelitian sangat rendah.

Berdasarkan identifikasi masalah, maka secara umum masalah yang dapat dirumuskan adalah: Bagaimanakah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam melaksanakaan penelitian melalui Pendampingan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan bagi Guru-guru SD di Kota Singaraj?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penerapan P2M 1.3.1 Tujuan

Tujuan kegiatan P2M ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan penelitian pengembangan melalui Pendampingan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan bagi Guru-guru SD di Kota Singaraja.

1.3.2 Manfaat

Manfaat pelaksanaan P2M ini adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan penelitian pengembangan.

2. Guru akan memperoleh pengalaman langsung bagaimana cara melaksanakan penelitian pengembangan, sehingga akan memumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi untuk terus berkarya menulis karya ilmiah.

3. Laporan penelitian yang dihasilkan akan dapat digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengembangan profesi guru seperti kenaikan pangkat dan sertifikasi guru jalur portofolio..

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Terdapat tiga jenis penelitian bersifat terapan yang digunakan dalam penelitian peningkatan kualitas pembelajaran. Ketiga jenis penelitian tersebut adalah (1) Penelitian Tindakan Kelas, (2) Penelitian Eksperimen Semu, dan (3) Penelitian Pengembangan. Berikut ini dipaparkan secara singkat karakteristik ketiga penelitian tersebut.

(1) Penelitian Tindakan Kelas

Fokus masalah dalam penelitian tindakan kelas adalah permasalahan pembelajaran yang spesifik dan kontekstual, sehingga tidak terlalu merisaukan tentang kerepresentatifan sampel untuk generalisasi. Orientasi penelitian ini adalah pemecahan masalah pembelajaran yang menggunakan siklus secara spiral. Kegiatan penelitian meliputi identifikasi masalah, analisis masalah (pemilihan masalah yang urgen untuk dpecahkan), perumusan masalah yang layak untuk ditindaki. Kegiatan selanjutnya adalah perumusan hipotesis tindakan, diikuti dengan perencanaan dan pelaksanaan tindakan, pengumpulan data yang sistematik, analisis data, evaluasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil refleksi akan ditentukan apakah perlu dilakukan tindakan dalam siklus berikutnya.

Pada umumnya rencana pada siklus kedua tidak sama dengan rencana siklus pertama. Dengan ungkapan lain, rencana berikutnya merupakan penyempurnaan dari rencana sebelumnya berdasarkan hasil refleksi. Akhirnya penentuan kembali masalah pembelajaran (identifikasi masalah), analisis masalah, perumusan masalah yang layak untuk diberikan tindakan, dan seterusnya.

Tujuan penelitian tindakan kelas bukanlah untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat diperlakukan secara luas. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki praksis secara langsung, di sini, dan sekarang. Dengan

(13)

demikian, hasil penelitian ini secara langsung digunakan untuk memperbaiki kelemahan pembelajaran di kelas yang bersangkutan pada saat itu juga.

Pada umumnya penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif. Dosen bekerja sama dengan dosen lain, guru bekerja sama dengan teman sejawat, dosen bekerja sama dengan mahasiswa, dan sebagainya. Kolaborasi ini dilakukan dalam bentuk merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian. Penelitian perlu dilakukan oleh guru/dosen pengampu mata pelajaran/mata kuliah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan kadang-kadang menjadi proyek pengembang staf dimana mereka mengembangkan kepakarannya dalam pengembangan kurikulum dan dalam pemikiran yang reflektif.

Sesuai dengan namanya, yakni penelitian tindakan kelas, istilah “tindakan” dan “penelitian” menunjukkan karakteristik esensial dari metode yang digunakan. Penelitian ini mencobakan gagasan dan praktik sebagai satu cara untuk meningkatkan pengetahuan tentang kurikulum, mengajar, dan belajar. Fokus penelitian ini adalah untuk memperluas peran guru/dosen sebagai peneliti kegiatan belajar-mengajar melalui penelitian dalan ruang belajar/kuliah atau laboratorium.

Pendekatan penelitian tindakan kelas adalah naturalistik, menggunakan teknik participant-observation dari penelitian etnografik dan dilakukan secara kolaboratif, serta memasukkan karakteristik metodologi studi kasus. Dengan melaksanakan secara berkelanjutan penelitian jenis ini, maka guru/dosen dapat mengeliminasi isolasi yang telah lama dengan guru/dosen lain dalam pembelajaran. Selain itu, penelitian ini dapat meningkatkan dialog profesional dan menciptakan budaya profesional dalam lembaga pendidikan atau lembaga pendidikan tenaga kependidikan.

(2) Penelitian Eksperimen Semu

Penelitian ini memiliki karakteristik khas dari subyek penelitian. Suatu penelitian eksperimen merupakan situasi penelitian yang memiliki minimal satu variabel bebas. Variabel bebas yang disebut juga variabel eksperimental, dimanipulasi atau diubah oleh peneliti untuk dikenakan pada subjek penelitian. Penelitian eksperimental yang dalam penentuan subyek untuk dikenai perlakuan dipilih secara acak dinamakan penelitian eksperimen murni.

(14)

Apabila semua subjek dalam kelompok belajar digunakan dalam penelitian eksperimen, maka penelitian ini disebut penelitian eksperimen semu. Dengan demikian, penelitian eksperimen semu mencakup penggunaan seluruh subjek dalam kelompok belajar dan bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak untuk dikenai suatu perlakuan. Oleh karena itu, dalam penelitian eksperimen semu generalisasi hasil penelitian tidak dapat dilakukan, keterbatasan hasil penelitian harus diidentifikasikan secara jelas, dan subjek dalam kelompok yang dikenai perlakuan perlu dideskripsikan.

Dalam penelitian eksperimen semu ada bermacam-macam rancangan penelitian yang memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Pemilihan rancangan penelitian diadasarkan pada masalah dan tujuan penelitian.

(3) Penelitian Pengembangan

Karakteristik khas penelitian pengembangan terletak pada orientasinya. Penelitian ini berorientasi pada pengembangan produk pembelajaran yang akan digunakan untuk pemecahan masalah pembelajaran. Produk pembelajaran yang dihasilkan dapat berupa modul, bahan ajar, media pembelajaran, model pembelajaran, instrumen asesmen, simulator, lembar kerja siswa, dan lain sebagainya.

Sebagainya penelitian lainnya, penelitian pengembangan dimulai dari adanya masalah pembelajaran yang dialami guru/dosen dalam mengampu mata pelajaran/mata kuliah yang bersangkutan. Selanjutnya masalah pembelajaran dianalisis dan direfleksi untuk ditemukenali penyebabnya, kemudian dirumuskan masalah yang akan dicarikan penyebabnya. Misalnya untuk menunjukkan suatu proses yang kompleks diperlukan media video pembelajaran. Dengan media video pembelajaran, gerakan yang cepat bisa diperlambat, proses yang penting dapat diberhentikan sementara (pause), serta proses yang kompleks dapat ditunjukkan secara lebih sederhana.

Prosedur penelitian pengembangan berkaitan dengan produk pengembangan yang akan dihasilkan. Setelah prototype produk pengembangan dihasilkan, selanjutnya dilakukan validasi atau evaluasi formatif. Tujuan validasi adalah untuk menyempurnakan produk pengembangan melalui serangkain

(15)

penilaian oleh ahli bidang studi atau mata kuliah, ahli media pembelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli bahasa, dan sebagainya. Validasi produk pengembangan merupakan proses yang penting karena menyangkut pengembangan dan prosedur pengoperasian produk serta pelaksanaan ujicoba produk pengembangan.

2.2 Prinsip-prinsip Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Penelitian untuk peningkatan kualitas pembelajaran didasarkan atas beberapa prinsip. Prinsip-prinsip ini hendaknya diperhatikan dan dijadikan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan penelitian untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Karyadi (2005) mengemukakan delapan prinsip penelitian untuk peningkatan kualitas pembelajaran sebagai berikut.

(1) PPKP pada prinsipnya merupakan penelitian yang didasarkan atas identifikasi masalah-masalah aktual yang dihadapi guru/dosen dalam konteks pembelajaran mata pelajaran/mata kuliah yang diampunya. Bila penentuan masalah didasarkan pada kajian akademik atau kajian literatur semata, maka penelitian tersebut dipandang sudah melanggar prinsip keotentikan masalah.

(2) Subjek penelitian yang akan dikenai perlakuan pada prinsipnya adalah siswa/mahasiswa dari guru/dosen peneliti itu sendiri. Hal ini mengingat bahwa masalah yang akan dicarikan pemecahannya melalui penelitian ini adalah masalah riil yang dihadapi oleh guru/dosen pengampu mata pelajaran/mata kuliah.

(3) PPKP pada dasarnya merupakan penelitian terapan dan deskriptif yang bersifat kualitatif naturalistik dan bukan bersifat kuantitatif (kecuali penelitian eksperimen semu). Oleh karena itu, penggunaan sampel secara acak dan penggunaan statistik inferesial dalam pengolahan data perlu dihindarkan (kecuali pada penelitian eksperimen semu). Penelitian ini bersifat deskriptif, artinya semua kejadian dalam proses pembelajaran perlu dijelaskan/diuraikan secara rinci.

(4) Pelaksanaan penelitian PPKP pada prinsipnya dilakukan oleh lebih dari satu orang, khususnya penelitian yang menekankan pada proses pembelajarannya dimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru/dosen pengampu

(16)

mata pelajaran/mata kuliah merupakan subjek yang diteliti. Guru/dosen lain yang merupakan mitranya sebagai pengamat dan bukan sebagai teman yang diminta untuk menyediakan semua peralatan penelitian yang dibutuhkan. (5) Pembelajaran dan penelitian mempunyai kaitan yang kuat. Guru/dosen yang

berkualitas selalu memiliki keinginan untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya secara terus-menerus. Perbaikan dalam pembelajaran menjadi dapat dipertanggungjawabkan bila didasarkan atas hasil penelitian. (6) PPKP merupakan jenis penelitian yang berupaya untuk mencari dan

menemukan penyebab timbulnya permasalahan dalam pembelajaran, baik itu di ruang kelas maupun di laboratorium. Dengan mengetahui faktor penyebab itu, peneliti dapat melakukan upaya perbaikan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, PPKP merupakan bagian integral dari pembelajaran. PPKP dilaksanakan dalam waktu atau jam pembelajaran yang telah ditetapkan.

(7) Pembelajaran yang dilakukan oleh guru/dosen seyogyanya merupakan penerapan ilmu pendidikan termasuk teori-teori belajar-mengajar yang telah dipelajari. Oleh karena itu, PPKP pada prinsipnya adalah suatu upaya yang bersifat akademik untuk memilih dan menerapkan ilmu pendidikan yang sesuai dengan masalah pembelajaran aktual yang dihadapi guru/dosen dalam pembelajaran. Hasil penelitian secara tertulis dan lisan dilaporkan secara sistematis dan secara ilmiah kepada teman guru/dosen lainnya.

(8) Kebutuhan dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini penting karena apay peningkatan kualitas pembelajaran ini menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang sungguh-sunguh. Oleh karena itu, motivasi untuk memperbaki kualitas harus tumbuh dari dalam diri guru/dosen itu sendiri (motivasi instrinsik).

Dengan memahami kedelapan prinsip penelitian untuk peningkatan kualitas pembelajaran tersebut, diharapkan para guru/dosen, mahasiswa serta para praktisi pendidikan dapat tergugah untuk mencoba melakukan kegiatan penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

(17)

2.3 Hakikat Penelitian Pengembangan

Dalam upaya mencari strategi pemecahan masalah yang berbasiskan fakta-fakta empirik, banyak pendidik kadang-kadang tidak bisa membedakan apakah kegiatan yang sedang dilakukan merupakan suatu penelitian atau bukan. Untuk mengatasi masalah di atas, Gephart tahun 1972 mengusulkan taksonomi (klasifikasi) strategi pemecahan masalah yang memiliki bentuk sama, tetapi memiliki tujuan yang berbeda. Ketiga strategi tersebut adalah: penelitian, evaluasi, dan pengembangan. Ketiganya memiliki banyak persamaan, di samping tentu saja perbedaan, terutama dilihat dari segi tujuan yang ingin dicapai. Setidak-tidaknya ada empat persamaan yang dapat diidentifikasikan.

1. Ketiganya merupakan suatu strategi yang bertujuan. Artinya, setiap strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Hanya saja masing-masing memiliki tujuan yang berbeda. Tujuan utama penelitian adalah menciptakan pengetahuan yang dapat diterapkan secara umum. Tujuan utama evaluasi adalah memberikan informasi dalam upaya pengambilan keputusan, sedangkan tujuan utama pengembangan adalah menghasilkan piranti (tools) dan prosedur yang diperlukan dalam melakukan sesuatu pekerjaan.

2. Ketiga strategi ini memiliki landasan empirik, artinya setiap strategi melibatkan pengumpulan dan mencatatkan hasil-hasil observasi langsung dalam upaya mendapatkan data atau bukti-bukti empirik.

3. Ketiga strategi ini saling berhubungan dan saling berinteraksi (interaktif) dalam upaya untuk mengatasi masalah-masalah nyata di lapangan. Memenuhi kebutuhan pendidikan memerlukan penciptaan pengetahuan yang dapat digeneralisasikan (penelitian), memilih alternatif-alternatif (evaluasi), dan penciptaan piranti atau prosedur (pengembangan).

4. Ketiga strategi tersebut dapat diuraikan dalam empat tingkatan wacana atau pembahasan yang berbeda. Artinya, ketiganya dapat dilukiskan secara abstrak dan umum (tingkat filsafat ilmu dan metodologi umum) atau dari segi yang bersifat spesifik dan khusus.

Untuk lebih mudah memahami ciri-ciri penelitian, evaluasi, dan pengembangan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.

(18)

Tabel 2.1 Ciri-ciri Penelitian, Evaluasi, dan Pengembangan

Dimensi Penelitian Evaluasi Pengembangan

Tujuan Membangun basis

pengetahuan masyarakat Memudahkan pengambilan keputusan dalam program-program pendidikan Memberikan

piranti bagi praktik pendidikan

Proses Identifikasi masalah; Rancangan penelitian; Pengumpulan data; Analisis data; Laporan Identifikasi keputusan; Spesifikasi parameter keputusan; Rancangan evaluasi; Pengumpulan data; dan Pelaporan Penetapan fungsi; Rancangan sistem ideal; Pengumpulan informasi; Saran-saran mengenai sistem alternatif; Pemilihan keputusan yang mungkin dilaksanakan; Pengujian rancangan; Pelaksanaan keputusan; Membangun standar unjuk kerja

Produk Pengetahuan yang

dapat digeneralisasikan Informasi untuk suatu keputusan tertentu Prosedur atau

produk yang dapat dilaksanakan Kriteria Standar kecermelangan ilmiah Relevansi keputusan, kekomprehensifan, kredibilitas, kehematan waktu, keefisienan, standar objektivitas ilmiah Standar unjuk kerja, perbedaan fungsi biaya, banyaknya hasil yang tidak diinginkan pada produk Sumber: Ardhana (1998)

Setelah diperoleh gambaran tentang perbedaan ketiga hal tersebut, selanjutnya dipaparkan apa yang dimaksud dengan penelitian pengembangan. Soenarto (2005) memberikan batasan tentang penelitan pengembangan sebagai suatu proses untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang akan digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitian pengembangan adalah upaya untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk berupa materi,

(19)

media, alat dan atau strategi pembelajaran, digunakan untuk mengatasi pembelajaran di kelas/laboratorium, dan bukan untuk menguji teori. Pengertian yang hampir sama juga dikemukakan oleh Borg & Gall (1983) bahwa penelitian pengembangan sebagai usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang akan digunakan dalam pendidikan. Seel & Richey (1994) juga memberikan pengertian pengembangan sebagai proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Pengembangan atau sering disebut juga sebagai penelitian pengembangan, dilakukan untuk menjembatani antara penelitian dan praktik pendidikan (Ardhana, 2002).

Penelitian Pengembangan Inovasi Pembelajaran dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu: 1) Penelitian Tindakan Kelas, 2) Penelitian Eksperimen Semu, dan 3) Penelitian Pengembangan (Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2008). Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) atau sering disebut „pengembangan“ adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik pembelajaran. Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau memperbaiki produk-produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan (Direktorat Tenaga Kependidikan dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 2008). Santyasa (2009) mengemukakan bahwa penelitian pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut.

(1) Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggungjawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.

(2) Pengembangan model, pendekatan, dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.

(3) Proses pengembangan produk validasi yang dilakukan melalui uji ahli dan uji lapangan secara terbatas perlu dilakukan, sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan,

(20)

validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

(4) Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.

(21)

BAB III

MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Masalah yang terjadi di lokasi P2M ini adalah motivasi para guru di Kota Singaraja dalam melakukan penelitian sangat rendah. Hal ini diakibatkan oleh pengetahuan dan pemahaman mereka tentang penelitian sangat kurang. Padahal melalui pengetahuan tentang penelitian, khususnya penelitian pengembangan, para guru bisa melakukan berbagai inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga kualitas proses dan hasil belajar siswa akan lebih baik. Penelitian pengembangan merupakan salah satu cara penting yang perlu dikembangkan oleh guru untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya di kelas. Kegiatan penelitian merupakan salah satu tugas guru dalam hal pengembangan karya profesi guru. Selain itu, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru untuk melakukan berbagai inovasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan sekaligus mendapatkan kredit poin untuk kenaikan pangkat atau sebagai komponen portofolio dalam kegiatan sertifikasi.

3.2 Realisasi Pemecahan Masalah

Berdasarkan masalah yang dialami oleh para guru di lokasi P2M yang akan dilaksanakan ini, maka hal yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan memberikan kegiatan pendampingan pelaksanaan penelitian pengembangan. Kegiatan pendampingan akan dilakukan secara intensif selama lima bulan. Sekali waktu para guru diundang ke kampus untuk mendapat pembimbingan proposal. Pembimbingan secara lebih intensif dilakukan oleh tim P2M dengan cara berkunjung ke SD-SD tempat P2M dilaksanakan. Dengan demikian para guru akan mendapat pemahaman secara menyeluruh, tidak sekadar pemahaman secara teoretis saja. Bahkan produk penelitian yang dihasilkan oleh para guru nantinya bisa diakui kredit poinnya.

(22)

3.3 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan P2M ini adalah para guru SD di Kota Singaraja sebanyak lima orang. Guru yang dijadikan sasaran P2M ini adalah guru-guru yang: (1) sudah memiliki bahan-bahan penelitian pengembangan seperti materi buku ajar, media pembelajaran, lembar kerja mahasiswa, dan lain-lain, (2) belum mengikuti program sertifikasi guru, dan (3) memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan penelitian pengembangan. Kelima guru SD tersebut diberikan pendampingan dalam melaksanakan penelitian pengembangan. Diharapkan guru yang mengikuti kegiatan pelatihan ini bisa mendeseminasikan pengalamannya kepada guru lain di sekolahnya masing-masing.

3.4 Metode yang Digunakan

P2M ini akan dilaksanakan dalam bentuk pendampingan yang terdiri dari dua tahap yaitu: tahap pertama, penjelasan dan pemantapan pemahaman pelaksanaan penelitian pengembangan dan tahap kedua, pendampingan pelaksanaan penelitian pengembangan.

Pelaksanaan masing-masing tahap diuraikan sebagai berikut.

1) Tahap Penjelasan dan Pemantapan Pemahaman Penelitian Pengembangan

Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut.

a. Merencanakan tempat penjelasan dan pemahaman pada satu lokasi yang disepakati bersama para guru yang dijadikan khalayak sasaran.

b. Penjelasan dan pemahaman pelaksanaan penelitian pengembangan. c. Diskusi dan tanya jawab antara pelatih dengan peserta.

2) Tahap Pendampingan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan

a. Tahap pendampingan pelaksanaan penelitian pengembangan dilakukan selama tiga bulan, yakni bulan Juli sampai dengan September.

b. Melakukan penilaian terhadap laporan penelitian pengembangan yang dihasilkan oleh para guru.

(23)

Kegiatan P2M ini, direncanakan dilakukan selama 6 bulan. Rencana dan jadwal kerja yang akan dilakukan adalah seperti pada tabel 3.1berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Kerja Pelaksanaan P2M

No Kegiatan Bl i Bl ii Bl iii Bl iv Bl v Bl vi 1 Menyiapkan instrumen P2M

2 Penjelasan dan pemantapan pemahaman

3 Kegiatan pendampingan

4 Penyusunan draf. laporan P2M

5 Seminar hasil P2M

6 Penyusunan laporan

(24)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah laporan penelitian pengembangan. Laporan penelitian pengembangan yang dhasilkan oleh kelima orang guru dinilai. Penilaian laporan penelitian menggunakan instrumen berupa rubrik penilaian.

Rubrik penilaian terhadap kualitas laporan penelitian yang dihasilkan, adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Rubrik Penialaian Kualitas Laporan Penelitian

No. Komponen yang Dinilai Skor

1 2 3 4 5 1 Kejelasan judul penelitian

2 Ketepatan perumusan masalah 3 Kejelasan tujuan penelitian 4 Kesesuaian manfaat penelitian 5 Kesesuaian daftar pustaka 6 Kejelasan metode penelitian

7 Ketepatan instrumen yang digunakan 8 Ketepatan sistematika laporan penelitian 9 Kejelasan hasil dan pembahasan

10 Kesesuaian simpulan 11 Kejelasan saran

12 Tata tulis dan bahasa laporan

Jumlah Jumlah Skor Total

Keterangan:

Setiap kriteria diberi skor 1, 2, 3, 4 atau 5 Sangat kurang skor 1

Kurang skor 2

Cukup skor 3

Baik skor 4

Sangat baik skor 5

Nilai = (Total skor : SMI) x 100%

Keterangan: SMI = skor maksimal ideal = 12 x 5 = 60

(25)

Tabel 4.2 Pedoman Konversi PAP Skala Lima Tingkat Penguasaan (dalam %) Kriteria 85-100 Sangat Baik 70-84 Baik 55-69 Cukup Baik 40-54 Kurang Baik

0-39 Sangat Kurang Baik

4.1 Hasil

Peserta terdiri atas lima orang guru SD. Setiap guru menghasilkan satu laporan penelitian pengembangan. Berikut adalah hasil penilaian terhadap laporan penelitian pengembangan yang dhasilkan oleh para guru.

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Laporan Penelitian

No. Nama Judul Penelitian Nilai Kriteria (PAP Skala 5) 1 Made Krisnaningsih, S,Pd. Pengembangan Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI Semester I dengan Model Dick & Carey.

86,67 Sangat Baik

2 Luh Suarniti, S,Pd. Pengembangan Buku Ajar Pendidikan Matematika Kelas III Semester I dengan Model Dick & Carey.

81,67 Baik 3 Nyoman Suarmika, S.Pd. SD Pengembangan Bahan Ajar Matematika SD Kelas IV Semester I dengan Model Dick & Carey.

88,33 Baik

4 Putu Sukerni, S.Pd.. Pengembangan Buku Ajar IPA Kelas IV Semester I SD No. 4 Kaliuntu dengan Model Dick & Carey.

83,33 Baik

5 I Gusti Agung Harry Chandra, S.Pd..

Pengembangan Buku Ajar IPA Kelas V

(26)

Semester I SD No. 1 Banjar Tegal dengan Model Dick & Carey.

Jumlah 425,00

Rerata 85,00 Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa dua laporan penelitian pengembangan yang dihasilkan oleh guru berada pada kriteria sangat baik dan tiga laporan penelitian pengembangan berada pada kriteria baik. Secara umum produk laporan penelitian pengembangan yang dihasilkan dalam P2M ini berada pada kategori atau kriteria sangat baik dengan rerata 85,00.

4.2 Pembahasan

Kegiatan P2M ini telah mampu memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan tentang pelaksanaan penelitian pengembangan kepada para peserta. Hal ini dapat dilihat dari produk laporan penelitian pengembangan yang dihasilkan oleh para peserta. Keberhasilan ini patut disyukuri bersama karena berkat kerjasama berbagai pihak, baik itu tim P2M, guru, dan kepala sekolah, serta Unit Pelaksana Pendidikan Kecamatan Buleleng.

Faktor pendukung kegiatan ini adalah motivasi para peserta yang tinggi untuk mengikuti kegiatan P2M ini. Selain itu, kemampuan guru untuk mengoperasikan komputer sangat membantu dan memudahkan pelaksanaan dan penulisan laporan penelitian pengembangan..

Walaupun kegiatan ini telah terlaksana dengan baik, terdapat pula faktor-faktor penghambat. Faktor penghambat yang ditemui antara lain: (1) para guru belum pernah melakukan penelitian pengembangan, sehingga di awal agak berat mendampinginya dan (2) kesibukan para guru untuk mengikuti berbagai kegiatan dan pelaksanaan berbagai tugas cukup menyulitkan untuk melaksanakan penelitian pengembangan.

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kegiatan P2M ini telah mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru untuk melaksanakan penelitian pengembangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian produk buku ajar yang dihasilkan oleh para guru. Nilai rerata buku ajar yang dihasilkan oleh para guru adalah 85,00 berada pada kategori sangat baik.

5.2 Saran

Terdapat beberapa saran yang diajukan terkait dengan pelaksanaan P2M ini adalah sebagai berikut. (1) Para guru SD yang telah didampingi melaksanakan penelitian pengembangan hendaknya mencoba melaksanakan penelitian pengembangan untuk mata pelajaran lain dengan produk yang berbeda, seperti Lembar Kerja Siswa, mdul, media, dan lain-lain. (2) Hasil yang diperoleh oleh para guru perlu diimbaskan kepada para guru yang lainnya agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, khususnya para guru yang berminat melakukan penelitian pengembangan.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, I W. 2002. Konsep Penelitian Pengembangan dalam Bidang Pendidikan dan Pembelajaran. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Angkatan II Metodologi Penelitian Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran, Malang, 22-24 Maret

Ardhana, I W. 1998. Metodologi Penelitian dan Pengembangan. Bahan Sajian Program Pendidikan Akta Mengajar III-IV, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang

Borg & Gall. 1983. Educational Research: An Introduction. London: Longman Inc.

Direktorat Tenaga Kependidikan dan Direktorat Jenderal Penigkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. 2008. ”Pendekatan, Jenis, dan

Metode Penelitian Pendidikan”. Tersedia pada

http://lpmpjogja.diknas.go.id/materi/fsp/2009-Pembekalan-

Pengawas/25%20--%20KODE%20--%2005%20-%20B1%20Pendekatan,%20Jenis,%20Metode%20Penelitian%20Pendidik an.pdf (diakses tanggal 25 Maret 2010).

Dick, W. & Carey, L. 1990. The Systematic Design of Instruction. New York: Harper Collin Publishers

Karyadi, B. 2005. Konsep Dasar dan Karakteristik Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran (PPKP). Makalah disampaikan dalam Pelatihan Metodologi Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Penelitian Tindakan Kelas bagi Dosen-Dosen LPTK se-Indonesia, Batam, 8-11 Agustus.

Kemp, J. E. 1977. Instructional Design. Belmont: Fearon Tilman Publishers, Inc.

Leasing, C. B. Polloock, J., & Reigeluth, C. M. 1992. Instructional Design Strategies and Tactic. New Jersey: Educational Technology Publishers Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:

Prenada Media

Santyasa, I W. 2009. ”Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pembuatan

Modul”. Tersedia pada

http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/METODE_PENELITIAN.pdf,

(diakses tanggal 25 Maret 2010).

Santyasa, I W. 2006. Metodelogi Penelitian Peningkatan Kualitas Pembelajaran (PPKP) Research for Instruction Improvement (RII). Makalah disajikan

(29)

dalam Pelatihan Para Dosen Universitas Pendidikan Ganesha tentang Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Singaraja, 2 November.

Seels,B. B. dan Richey R. C.. 2002. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Terjemahan. Jakarta: IPTPI.

Soenarto. 2005. Metodologi Penelitian Pengembangan untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran (Research Metodology to the Improvement of Instruction). Makalah disajikan pada Pelatihan Nasional Penelitian Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Penelitian Tindakan Kelas (PPKP dan PTK), bagi Dosen LPTK, Batam, 8-11 Agustus.

Sutopo, A. H. 2003. Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tegeh, I M. 2006. Pengembangan Paket Pembelajaran dengan Model Dick & Carey Mata Kuliah Sinetron Pendidikan Program S1 Teknologi Pendidikan IKIPN Singaraja. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Universitas Negeri Malang. 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Biro Administrasi Akademik, Perencanaan, dan Sistem Informasi, dan Penerbitan Universitas Negeri Malang

Gambar

Tabel 2.1 Ciri-ciri Penelitian, Evaluasi, dan Pengembangan
Tabel 3.1 Jadwal Kerja Pelaksanaan P2M
Tabel 4.1 Rubrik Penialaian Kualitas Laporan Penelitian
Tabel 4.2 Pedoman Konversi PAP Skala Lima  Tingkat Penguasaan  (dalam %)  Kriteria  85-100  Sangat Baik  70-84  Baik  55-69  Cukup Baik  40-54  Kurang Baik

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini data Runway utama yang digunakan di Bandar udara Sultan Hasanuddin Makassar adalah runway 03/21, namun keberadaan runway 13/31 tidak dapat dipandang

Penilaian tertinggi terdapat pada beberapa komponen, antara lain aspek akurasi materi, kegiatan yang mendukung materi, rangsangan untuk mencari tahu, penelitian

Batuan beku / sedimen / metamorf yang paling banyak disusun oleh mineral yang terbentuk sebelum kuarsa dalam reaksi Bowen adalah

Grafik persentase adsorbsi maksimum logam berat Cu, Cd dan Pb untuk perlakuan yang berbeda-beda yaitu dengan sampel serbuk karbon, serbuk karbon ditambah nano

Alasan pemilihan penelitian pengembangan dalam kegiatan tersebut adalah: (1) pengabdian ini merupakan lanjutan dari pengabdian masyarakat tahun 2010, karena oreintasi

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat berupa pelatihan pengembangan perangkat pembelajaran bagi guru-guru IPA SD Bangkinang kota kabupaten kampar

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemanfaatan ICT dan komputer bagi guru-guru di lingkungan SD di desa Peliatan dalam

Heterogenitas bahwa orang yang memiliki pengetahuan berbeda memungkinkan mereka untuk menggabungkan dan sebagai sumber daya tukar, meningkatkan probabilitas perusahaan dari