• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Tahun 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Tahun 2020"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2020 sebagai wujud komitmen dan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan berdasarkan pada sumber daya keuangan, sumber daya manusia dan sarana prasarana yang dimiliki secara transparan dipercayakan dalam mencapai tujuan dan sasaran selama penggunaan anggaran tahun 2020.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2020 sebagai wujud dalam rangka memenuhi ketentuan pada diamanatkan dalam Undang-Undang nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2020-2024.

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia menjadi salah satu unit pusat yang berperan sebagai dukungan manajemen (supporting unit) Kementerian Hukum dan HAM dalam hal perumusan kebijakan di bidang hukum dan hak asasi manusia. Diharapkan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Think Tank

(3)

kebijakan dengan pengelolaan pengetahuan, dan menyusun proses bisnis perumusan kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy making). Dengan begitu, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia akan dapat menjadi salah satu instansi pemerintah yang memiliki fondasi tata kelola kebijakan yang mapan, yang pada gilirannya dapat berkontribusi terhadap pelayanan, penegakan, dan pembentukan hukum, serta pemajuan hak asasi manusia yang lebih berkualitas kepada masyarakat luas.

Atas terselesaikannya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2020 ini, kami mengucapkan terima kasih atas kontribusi dari semua pihak dalam proses penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Disadari bahwa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini sebagai media informasi kinerja dan alat evaluasi kinerja yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, diharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan evaluasi perbaikan di masa yang akan datang.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia,

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia selama tahun 2020 dalam rangka melaksanakan perwujudan prinsip transparansi dan akuntabilitas kinerja atas pencapaian tujuan dan sasaran yang dijabarkan dalam Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia telah menetapkan peta strategis tahun 2020 dengan Sasaran Program (SS) yaitu Terwujudnya perumusan kebijakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berbasis Riset. Kedepannya diharapkan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Think Tank Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia secara konseptual, analisis dan rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dengan melibatkan empat proses utama, yakni (1) mapping, (2) analyse, (3) visualise, dan (4) share.

Untuk mendukung capaian kinerja tahun 2020, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia telah berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan yang ditandai dengan semakin meningkatnya capaian Kinerja beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator Kinerja Utama tersebut digunakan sebagai ukuran keberhasilan/kegagalan

(5)

dalam penyusunan perencanaan, penganggaran kinerja, pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Pada tahun 2020 Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia memiliki target kinerja 60% berupa rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum yang dimanfaatkan sebagai sebagai bahan perumusan kebijakan oleh unsur-unsur organisasi Kementerian Hukum dan HAM. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia menghasilkan 190 buah rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia yang telah disampaikan dalam bentuk policy brief dan policy paper kepada stakeholders dari masing-masing judul penelitian. Capaian kinerja sebesar 93,16 % dan realisasi kinerja sebesar 155,27% atau 177 rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum telah dimanfaatkan dalam penyusunan perumusan kebijakan.

Dalam mendukung pencapaian target kinerja di atas, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia memperoleh alokasi anggaran dengan pagu awal sebesar Rp 40.400.863.000 (empat puluh milyar empat ratus juta delapan ratus enam puluh tiga ribu rupiah) dan setelah penghematan pagu menjadi 36.375.008.000 (tiga puluh enam milyar tiga ratus tujuh puluh lima ribu delapan ribu rupiah) serta pada akhir tahun 2020 direalisasikan sebanyak Rp 36,004,793,098 (tiga puluh enam milyar empat juta tujuh ratus sembilan puluh tiga ribu sembilan puluh delapan rupiah) sudah direalisasikan, atau sebesar 98.98% dari total anggaran yang diberikan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia ini diharapkan dapat memberikan informasi yang komprehensif atas capaian kinerja organisasi dalam menghadapi tantangan yang akan datang. Atas capaian ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia tetap berkomitmen dalam melaksanakan upaya perbaikan secara terus-menerus atas pengelolaan kinerja agar dapat berkontribusi terhadap pelayanan, penegakan, dan pembentukan hukum yang lebih berkualitas dalam kerangka upaya merealisasikan sebuah tata pemerintahan yang baik (good governance).

(6)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...2 RINGKASAN EKSEKUTIF ...4 DAFTAR ISI ...6 BAB I ...8 PENDAHULUAN ...8 1.1 Latar Belakang ...8

1.2 Maksud dan Tujuan ...9

1.3 Dasar Hukum ...9

1.4 Gambaran Umum Organisasi...10

1.5 Isu Strategis/ Permasalahan Organisasi ...15

1.6 Sistematika Penyajian Laporan ...16

BAB II ...19

PERENCANAAN KINERJA ...19

3.1 Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Tahun 2015-2019 ...19

3.2 Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Tahun 2020-2024 ...20

3.3 Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Tahun 202026 BAB III ...37

AKUNTABILITAS KINERJA ...37

3.1 Capaian Kinerja Organisasi ...37

3.2 Realisasi Anggaran ...80

3.3 Capaian Keberhasilan Kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2020...84

BAB IV ...94

PENUTUP...94

4.1 Simpulan ...94

4.2. Hasil Rencana Tindak Lanjut LKIP Balitbang Hukum dan HAM Tahun 2019 ...95

(7)
(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada siklus manajemen, pelaksanaan evaluasi merupakan unsur penting yang memberi input balik bagi perencanaan, karena evaluasi dapat menilai kinerja sebuah organisasi dalam satu kurun waktu tertentu. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut diharapkan arah program dan kebijakan yang dituangkan ke dalam kegiatan akan mampu memenuhi tujuan organisasi dan kebutuhan dari pemangku kepentingan/stakeholders. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas yang berfungsi, antara lain sebagai alat penilaian kinerja, wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia dan wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat serta merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja. Capaian kinerja tersebut kemudian dilaporkan secara berkala sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas), sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Permen PAN dan RB nomor 53 tahun 2014, bahwa setiap Kementerian/Lembaga (K/L) diwajibkan melaporkan pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai tujuan organisasi.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia ini menyajikan perencanaan dan capaian serta analisis pelaksanaan program dan kegiatan. Penyusunan LKj IP dimaksudkan sebagai upaya menciptakan pemerintahan yang, bersih, akuntabel, berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Secara terarah kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia diukur atas dasar penilaian indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2019. Laporan kinerja ini diharapkan mampu menyimpulkan secara utuh kendala yang dihadapi dan

(9)

mendeskripsikan keberhasilan dalam pencapaian kinerja serta menjadi bahan evaluasi perbaikan bagi perencanaan kinerja yang berkualitas pada tahun berikutnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun 2020 merupakan salah satu bentuk media informasi atas pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia. Adapun tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dimaksud adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja serta sasaran Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia selama tahun 2020. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan suatu simpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja.

1.3 Dasar Hukum

1. Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

3. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

4. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 5. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015-2019;

(10)

8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM tahun 2015-2019;

9. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2020-2024;

10. Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor: M.HH.-04.PR.03.01 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja Di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM; 11. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Badan Penelitian dan Pengembangan Hak

Asasi Manusia Tahun Anggaran 2020 Nomor: DIPA-013.11.1.635549/2020 Tanggal 12 November 2019.

1.4 Gambaran Umum Organisasi

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai unit eselon I mempunyai peran yang sangat strategis sebagai dukungan manajemen (supporting unit) Kementerian Hukum dan HAM dalam hal perumusan kebijakan di bidang hukum dan hak asasi manusia. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2018 tentang perubahan ketika Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia. Sebagai lembaga penelitian di bidang hukum dan hak asasi manusia mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendukung kualitas produk hukum dan kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran, pengkajian, penelitian, dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia;

b. pelaksanaan pengkajian, penelitian, dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia;

(11)

d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Dalam pelaksanaan tugas, Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia sebagaimana tercantum dalam struktur berikut ini:

Pada tingkatan di bawah Badan terdapat 4 eselon II sebagai unit teknis dan 1 (satu) eselon II sebagai unit pendukung/fasilitatif, yang masing-masing mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang hukum. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM

Sekretariat Badan

Pusat Pengembangan Data dan Informasi Penelitian Hukum dan Pusat Pengkajian dan

Pengembangan Kebijakan Pusat Penelitian dan

Pengembangan HAM Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hukum

Kelompok Jabatan Fungsional

(12)

a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan di bidang substansi hukum, struktur hukum, masyarakat dan budaya hukum;

b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang substansi hukum, struktur hukum, masyarakatdan budaya hukum;

c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangandi bidang substansi hukum, struktur hukum, masyarakat dan budaya hukum;

d. pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional; dan

e. pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang hak asasi manusia. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusiamenyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan di bidang hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta resolusi konflik;

b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya, serta resolusi konflik;

c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya, serta resolusi konflik;

d. pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional; dan

e. pelaksanaan urusan tata usaha pada Pusat Penelitian danPengembangan Hak Asasi Manusia.

3. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pengembangan kebijakan di bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan, sumber daya manusia, pelayanan hukum, hak asasi manusia, pemasyarakatan, dan imigrasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan menyelenggarakan fungsi:

(13)

a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran pengkajian dan pengembangan kebijakan di bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan, sumber daya manusia, pelayanan hukum, hak asasi manusia, pemasyarakatan, dan imigrasi;

b. pelaksanaanpengkajian dan pengembangan kebijakan di bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan, sumber daya manusia, pelayanan hukum, hak asasi manusia, pemasyarakatan, dan imigrasi;

c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan kebijakan di bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan, sumber daya manusia, pelayanan hukum, hak asasi manusia, pemasyarakatan, dan imigrasi;

d. pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional; dan

e. pelaksanaan urusan tata usaha pada Pusat Pengkajian danPengembangan Kebijakan.

4. Pusat Pengembangan Data dan Informasi Penelitian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Pusat Pengembangan Data dan Informasi Penelitian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan pengembangan data dan informasi penelitian hukum dan hak asasi manusia. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Pengembangan Data dan Informasi Penelitian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran meta analisis data dan informasi, pengembangan teknologi dan sistem informasi, serta fasilitasi publikasi hasil penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia;

b. pelaksanaan meta analisis data dan informasi, pengembangan teknologi dan sistem informasi, serta fasilitasi publikasi hasil penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia;

c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan meta analisis data dan informasi, pengembangan teknologi dan sistem informasi, serta fasilitasi publikasi hasil penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia;

d. pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional; dan

e. pelaksanaan urusan tata usaha pada Pusat Pengembangan Data dan Informasi Penelitian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(14)

5. Sekretariat Badan

Sekretariat Badan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat Badan menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran; b. pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian;

c. pelaksanaan urusan keuangan;

d. pengelolaan urusan barang milik negara dan umum; e. pelaksanaan hubungan masyarakat dan tata usaha;

f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan program dan anggaran; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Badan.

Dalam penyelenggaraan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Penelitian Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia didukung oleh sumber daya manusia (SDM) dari multidisiplin keilmuan dan berbagai tingkat pendidikan mulai dari SMA, S1, S2 dan S3 yang meliputi pejabat struktural, fungsional tertentu (peneliti, analis kebijakan, fungsional medis, pranata komputer, analis kepegawaian) dan fungsional umum yang berjumlah 197 (seratus sembilan puluh tujuh) pegawai dan terdapat 2 (dua) pegawai yang diperbantukan terdiri dari:

a. Jumlah pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan

2

67

112 10 8

(15)

b. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan

1.5 Isu Strategis/ Permasalahan Organisasi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi di bidang hukum dan hak asasi manusia, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berupaya memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan inovatif, namun pada praktiknya masih terdapat berbagai permasalahan yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam pelaksanaan tugas baik di bidang pembentukan regulasi, otoritas hukum, pelayanan hukum, maupun dukungan manajemen. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai institusi pemerintahan turut serta dituntut untuk membentuk kebijakan yang tepat guna serta berbasis bukti (evidence-based policy). Sebagai konsekuensi, kondisi tersebut mengisyaratkan pentingnya keberadaan lembaga yang mampu memaksimalkan pemanfaatan bukti (evidence) dalam siklus kebijakan publik di lingkup Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Berkaitan dengan hal tersebut, peran Badan Penelitian Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam menyajikan rekomendasi kebijakan atas hasil penelitian dan pengembangan tentu dibutuhkan dalam hal pemberian alternatif rumusan suatu kebijakan dari unit teknis untuk mendukung proses formulasi kebijakan sebagai bukti (evidence) dan sekaligus menjadi dasar ilmiah yang dapat menjadi bahan pertimbangan perumusan kebijakan di masa mendatang.

Namun pada praktiknya, pada pelaksanaan tugas dan fungsi masih ditemukan beberapa kendala/permasalahan yang mempengaruhi pencapaian target kinerja maupun

1 5 17 39 74 63 0 10 20 30 40 50 60 70 80

(16)

1. Belum dimanfaatkan secara maksimal hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan oleh Badan Penelitian Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia baik oleh pimpinan Kementerian maupun oleh pimpinan unit Eselon I terkait sebagai bahan perumusan kebijakan. Pengukuran manfaat (outcome) penelitian dan pengembangan belum maksimal karena pemanfaatan hasil litbang tidak dapat dilakukan secara langsung oleh unit terkait pada waktu yang singkat. Rekomendasi Hasil pengkajian dan pengembangan yang telah dilaksanakan, terkadang belum dapat dilaksanakan oleh stakeholders pada tahun berjalan karena menyangkut arah kebijakan stakeholders dan timeframe pelaksanaan rekomendasi;

2. Belum adanya kepakaran peneliti yang sesuai dengan tugas dan fungsi, masih terdapat ketidaksesuaian antara topik pengkajian/penelitian. Hal ini diduga berdampak terhadap penguasaan materi kajian/penelitian tersebut;

3. Dengan adanya Pandemi Covid - 19 berpengaruh dalam pengumpulan data, berubahnya sistematika penelitian, metode dan anggarannya;

4. Dalam hal ini ketua tim masih ada kendala dengan adanya anggota Tim yang memegang Jabatan Ketua Tim pada Penelitian yang lain dan mengalami kesulitan dalam hal membahas laporan, mengingat kesibukan yang dialami anggota Tim yang juga sebagai ketua Tim pada penelitian lain;

5. Dalam penentuan topik pengkajian/penelitian berdasarkan hasil inventarisir masalah di lingkungan Unit Eselon I, terkadang penyampaian permasalahan kurang jelas sehingga rekomendasi yang diberikan kurang tepat guna dan pemanfaatannya rendah;

6. Sebagai think thank dalam perumusan kebijakan di lingkungan Hukum dan HAM, eksistensi Badan Penelitian Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia masih dianggap belum nyata. Kondisi ini diduga menyebabkan rendahnya pemanfaatan rekomendasi hasil pengkajian/penelitian;

7. Terdapat beberapa kajian yang penugasan pelaksanaannya di tengah tahun berjalan, hal ini menyebabkan sulitnya untuk memenuhi capaian kinerja tepat waktu.

1.6 Sistematika Penyajian Laporan

(17)

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi selama periode Januari-Desember 2020. Analisis atas capaian kinerja yang dituangkan dalam LKj IP ini merupakan analisis terhadap capaian IKU Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun 2020.

(18)
(19)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

3.1 Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Tahun 2015-2019

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa visi adalah kondisi masa depan yang ingin dicapai oleh organisasi. Sedangkan Perumusan misi instansi pemerintah dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk perubahan/ penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategik. Berdasarkan Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM tahun 2015-2019 yang telah disempurnakan menjadi Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Tahun 2018-2019, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM mempunyai visi yaitu: ”Lembaga Penelitian dan

Pengembangan yang profesional dan terpercaya bagi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia”. Selanjutnya adapun Misi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum

dan Hak Asasi Manusia adalah:

1. Menyediakan data dan informasi berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang mendukung prioritas Kepastian dan Penegakan Hukum;

2. Menghasilkan rekomendasi kebijakan dari hasil penelitian dan pengembangan Hukum dan HAM sebagai bahan pembangunan hukum dan nasional dan perumusan kebijakan hukum dan HAM;

3. Menyediakan sumber daya manusia yang profesional dalam mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan.

Sasaran strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM tahun 2018-2019 adalah: “Terwujudnya Pembangunan Hukum dan Kebijakan berbasis Riset”. Adapun capaian strategis diukur melalui indikator kinerja berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi

(20)

Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH-04.PR.01.03 Tahun 2018 tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM. Berikut merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM tahun 2019:

Program/Kegiatan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program/ Kegiatan

Target

Program penelitian dan pengembangan

Kementerian Hukum dan HAM

Terwujudnya

Pembangunan Hukum dan Kebijakan Berbasis Riset

Persentase rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia yang dimanfaatkan sebagai bahan pembangunan hukum nasional dan perumusan kebijakan hukum dan hak asasi manusia

20%

3.2 Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Tahun 2020-2024

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai unit eselon I mempunyai peran yang sangat strategis sebagai dukungan manajemen (supporting unit) Kementerian Hukum dan HAM dalam hal perumusan kebijakan di bidang hukum dan hak asasi manusia. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2018 tentang perubahan ketika Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang hukum dan hak asasi manusia. Sebagai lembaga penelitian di bidang hukum dan hak asasi manusia mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendukung kualitas produk hukum dan kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, harus memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan misi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2020-2024.

(21)

Misi Kemenkumham:

1 Membentuk peraturan perundang-undangan yang berkualitas dan melindungi kepentingan nasional 2 Menyelenggarakan pelayanan publik dibidang hukum yang berkualitas

3 Mendukung Penegakan hukum di bidang kekayaan intelektual, keimigrasian, administrasi hukum umum dan pemasyarakatan yang bebas dari korupsi, bermartabat dan terpercaya

4 Melaksanakan Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia Yang Berkelanjutan.

5 Melaksanakan peningkatan kesadaran hukum masyarakat

6 Ikut serta menjaga stabilitas keamanan melalui peran keimigrasian dan pemasyarakatan

7 Melaksanakan tata laksana pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi dan kelembagaan.

Berdasarkan Visi dan Misi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun 2020-2024, Badan Penelitian dan Pengmbangan Hukum dan Hak Asasi Manusia mengemban misi

nomor 7, dengan Tujuan ke 7 Kemenkumham yaitu “Mewujudkan ASN Kementerian Hukum dan HAM yang kompeten dan terlaksananya reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM” dan hal ini berorientasi pada capaian prioritas nasional dan standar pelayanan publik yang berkualitas sesuai Sasaran Strategis ke 8 Kemenkumham yaitu “Membangun budaya kerja yang berorientasi kinerja organisasi yang berintegritas, efektif dan efisien”.

Pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun

VISI KEMENKUMHAM:

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang Andal, Profesional, Inovatif, dan Berintegritas dalam Pelayanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden

“Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong

(22)

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS PROGRAM SASARAN PROGRAM INDIKATOR SASARAN PROGRAM SASARN KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN TARGET SS 8 Membangun budaya kerja yang berorientasi kinerja organisasi yang berintegritas, efektif dan efisien

Persentase KTI yang disitasi Program Dukungan Manajemen SP1C Terwujudnya perumusan kebijakan Kementerian Hukum dan HAM berbasis riset. Persentase rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan sebagai bahan pembangunan hukum nasional dan perumusan kebijakan Kementerian Hukum dan HAM SK1 Termanfaatkann ya rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum sebagai bahan pembangunan hukum nasional dan perumusan kebijakan Kementerian Hukum dan HAM Persentase rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum yang dimanfaatkan sebagai bahan pembangunan hukum nasional dan perumusan kebijakan Kementerian Hukum dan HAM

60 % SK2 Termanfaatkann ya rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan HAM sebagai bahan pembangunan hukum nasional dan perumusan kebijakan Kementerian Hukum dan HAM Persentase rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan HAM yang dimanfaatkan sebagai bahan pembangunan hukum nasional dan perumusan kebijakan Kementerian Hukum dan HAM

60%

SK3 Termanfaatkann ya rekomendasi hasil pengkajian dan pengembangan hukum dan HAM dalam penyusunan perumusan kebijakan teknis Kementerian Hukum dan HAM

Persentase rekomendasi hasil pengukuran Tingkat Kepuasan Layanan Publik, Persepsi Anti Korupsi dan Indeks Integritas di Kementerian Hukum dan HAM yang dimanfaatkan sebagai bahan peningkatan layanan publik Kementerian Hukum dan HAM 60% Persentase rekomendasi hasil penelitian dan

(23)

bahan perumusan kebijakan Kementerian Hukum dan HAM SK4 Termanfaatkann

ya rekomendasi hasil meta analisis data penelitian hukum dan HAM sebagai bahan perumusan kebijakan Kementerian Hukum dan HAM

Persentase pemanfaatan data dan informasi produk Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM berbasis Teknologi Informasi

20%

SK8 Rekomendasi hasil kajian di wilayah sebagai bahan penelitian dan pengembangan hukum dan HAM

Persentase rekomendasi hasil kajian di wilayah sebagai bahan penelitian dan pengembangan hukum dan HAM 60% Persentase peningkatan sitasi KTI yang dipublikasikan di Jurnal SK5 Publikasi hasil penelitian dan pengembangan hukum dan HAM

Persentase peningkatan sitasi KTI yang

dipublikasikan di Jurnal 50%

SK 6 Layanan teknologi dan sistem informasi penelitian hukum dan HAM

Persentase kepuasan masyarakat pengguna terhadap akses layanan sistem informasi dan kualitas informasi publik 60% SK 7 Terwujudnya Layanan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya untuk Mendukung Tugas dan Fungsi Badan Penelitian dan

Presentase Layanan Dukungan Manajemen Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM

(24)

Persentase Capaian Kinerja Reformasi Birokrasi 85% Persentase kepuasan masyarakat terhadap layanan perpustakaan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM 90% Persentase capaian kinerja pelaksanaan anggaran yang akuntabel, efektif dan tepat waktu

95%

Persentase Opini Positif terhadap Pemberitaan Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM 90% SK 8 Sosialisasi hasil penelitian hukum dan HAM di wilayah

Hasil penelitian hukum dan HAM yang disosialisasikan di wilayah

(25)

Arah Kebijakan dan Strategi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM

Pada pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia, terdapat kebijakan pokok yang disusun berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai dari visi dan misi Kementerian Hukum dan HAM, yaitu pada poin k. Terwujudnya Kementerian Hukum dan HAM menjadi organisasi yang solid, bertanggung jawab, efisien dan efektif dan dapat bersinergi secara konstruktif. Adapun pelaksanaan Strategi bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM (3) sebagai berikut:

1) melaksanakan audiensi bersama Unit Eselon I Kementerian Hukum dan HAM dalam upaya mengidentifikasi masalah di masing-masing unit kerja Eselon I untuk kemudian digunakan sebagai bahan penyusunan program dan anggaran Balitbang Hukum dan HAM tahun anggaran mendatang;

2) meningkatkan akses publik pada hasil-hasil penelitian/kajian Balitbang Hukum dan HAM;

3) meningkatkan jumlah publikasi karya tulis ilmiah Balitbang Hukum dan HAM pada jurnal ilmiah terindeks scopus;

4) mendorong pemanfaatan Corporate University dalam rangka pengembangan kompetensi SDM Balitbang Hukum dan HAM;

5) melaksanakan survei penilaian kualitas pelayanan publik pada satuan unit kerja Kementerian Hukum dan HAM;

6) evaluasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan publik Kementerian Hukum dan HAM dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik;

7) evaluasi terhadap sistem pelayanan publik berbasis teknologi informasi di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM; dan

8) melakukan pemetaan dan evaluasi SDM pada unit kerja penyelenggara pelayanan publik Kementerian Hukum dan HAM.

(26)

3.3 Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Tahun 2020

Perjanjian Kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen perjanjian kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Pada penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia masih mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015-2019 karena pada saat penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2020, Renstra Kemenkumham Tahun 2020-2024 masih berupa draft dan baru disahkan pada bulan Desember Tahun 2020. Adapun Sasaran strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM tahun 2018-2019 adalah: “Terwujudnya Pembangunan Hukum dan Kebijakan berbasis Riset”.

Sebagai unit yang berkontribusi dalam hal dukungan manajemen pelaksanaan tugas pokok Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bidang penelitian dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia mengemban satu program yaitu Program Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Program/Kegiatan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program/ Kegiatan

Target

Program penelitian dan pengembangan Kementerian Hukum dan HAM

Terwujudnya perumusan kebijakan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berbasis riset.

Persentase rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan sebagai bahan perumusan kebijakan oleh unsur-unsur organisasi Kementerian HAM

(27)

Pagu awal yang dialokasikan pada unit Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun 2020 yaitu sebesar Rp 40.400.863.000 (empat puluh milyar empat ratus juta delapan ratus enam puluh tiga ribu rupiah) dan setelah penghematan pagu menjadi 36.375.008.000 (tiga puluh enam milyar tiga ratus tujuh puluh lima ribu delapan ribu rupiah), hal ini dikarenakan dengan adanya penghematan penggunaan anggaran (terutama pada anggaran konsumsi biaya rapat dan perjalanan dinas) sebagai wujud kontribusi kepedulian pada penangangan dan upaya pencegahan pandemi covid-19.

No. Program/Kegiatan Pagu (Rp)

1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan

Penelitian dan Pengembangan Ham 29,185,480,000

2 Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan HAM di Wilayah 2,124,373,000

3 Penelitian dan Pengembangan Hukum 611,892,000

4 Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia 653,975,000

5 Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan 2,918,890,000

6 Pengembangan Data dan Informasi Penelitian Hukum dan Hak Asasi

Manusia 880,398,000

(28)
(29)

Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, IKU Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia dibagi ke dalam Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) sebagai berikut:

1. Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum

NO. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET (1) (2) (3) (4) 1. Termanfaatkannya rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum dalam penyusunan perumusan kebijakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

1. Persentase rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hukum yang dimanfaatkan sebagai bahan perumusan kebijakan oleh unsur-unsur organisasi

Kementerian Hukum dan HAM

60%

2. Jumlah pemakalah di pertemuan ilmiah terindeks global

4 Pemakalah

3. Jumlah KTI yang diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional

20 KTI

4. Jumlah KTI yang diterbitkan di prosiding ilmiah terindeks global

1 Prosiding

5. Jumlah KTI yang diterbitkan di prosiding ilmiah nasional

1 Prosiding

6. Jumlah KTI yang diterbitkan oleh penerbit eksternal dalam bentuk buku ilmiah

25 Buku

7. Jumlah Dokumen Pendukung Pertimbangan Akademis Pembentukan Regulasi

2 DP2APR

KEGIATAN ANGGARAN

(30)

2. Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia NO. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET (1) (2) (3) (4) 1. Termanfaatkannya rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hak asasi manusia dalam penyusunan

perumusan kebijakan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

1. Persentase rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hak Asasi Manusia yang dimanfaatkan sebagai bahan perumusan kebijakan oleh unsur-unsur organisasi Kementerian Hukum dan HAM

60%

2. Jumlah pemakalah di pertemuan ilmiah terindeks global

1 Pemakalah

3. Jumlah pemakalah di pertemuan ilmiah eksternal instansi

6 Pemakalah

4. Jumlah KTI diterbitkan di Jurnal Ilmiah terakreditasi nasional

2 KTI

5. Jumlah KTI diterbitkan di

Prosiding Ilmiah Nasional 2 Prosiding

6. Jumlah buku ilmiah yang diterbitkan oleh penerbit eksternal 7 Buku 7. Dokumen pendukung pertimbangan akademis pembentukan regulasi 1 DP2APR KEGIATAN ANGGARAN

(31)

Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan NO. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET (1) (2) (3) (4) 1. Termanfaatkannya rekomendasi hasil pengkajian dan pengembangan kebijakan dalam penyusunan perumusan kebijakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

1. Persentase rekomendasi hasil pengkajian dan

pengembangan Pusat Pengkajian dan

Pengembangan Kebijakan yang dimanfaatkan sebagai bahan perumusan kebijakan oleh unsur-unsur organisasi Kementerian Hukum dan HAM.

60%

2. Jumlah pemakalah di pertemuan ilmiah eksternal instansi

12 pemakalah

3. Jumlah KTI yang diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi nasional

20 KTI

4. Jumlah KTI yang diterbitkan di

prosiding ilmiah nasional 1 Prosiding

5. Jumlah KTI yang diterbitkan oleh penerbit eksternal dalam bentuk Buku Ilmiah

2 Buku

KEGIATAN ANGGARAN

(32)

3. Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Pengembangan Data dan Informasi Penelitian Hukum dan Hak Asasi Manusia

NO. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET (1) (2) (3) (4) 1. Termanfaatkannya rekomendasi hasil meta analisis data penelitian hukum dan hak asasi manusia dalam penyusunan perumusan kebijakan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

1. Persentase peningkatan pemanfaatan data dan informasi produk Badan Penelitian dan

Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia berbasis Teknologi Informasi

20%

2. Jumlah KTI yang diterbitkan di Jurnal Ilmiah terakreditasi nasional

2 Jurnal

3. Jumlah KTI yang diterbitkan oleh penerbit eksternal dalam bentuk Buku Ilmiah

2 Buku

2. Publikasi hasil penelitian dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia

4. Jumlah publikasi penelitian dan

pengembangan hukum dan hak asasi manusia dalam jurnal

Balitbangkumham

45 KTI

Ʃ hasil penelitian dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia yang dipublikasikan

dalam jurnal Balitbangkumham

5. Persentase peningkatan sitasi KTI yang

dipublikasikan di Jurnal Balitbangkumham

(33)

6. Jumlah publikasi hasil penelitian dan

pengembangan hukum dan hak asasi manusia dalam buku

BALITBANGKUMHAM Press

25 KTI

Ʃ Hasil penelitian dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia yang

dipublikasikan dalam jurnal

3. Layanan Teknologi dan Sistem Informasi penelitian hukum dan hak asasi manusia

7. Jumlah layanan teknologi dan sistem informasi penelitian hukum dan hak asasi manusia

12 bulan layanan

8. Persentase (%) kepuasan pegawai terhadap

layanan teknologi informasi dan akses internet 60% Rumus Indeks %: Total Skor / Y x 100 9. Persentase (%) kepuasan masyarakat pengguna terhadap akses layanan sistem informasi dan kualitas informasi publik

60%

Rumus Indeks %: Total Skor / Y x 100

KEGIATAN ANGGARAN

Pengembangan Data dan Informasi Penelitian Hukum dan Hak Asasi Manusia

(34)

4. Indikator Kinerja Kegiatan Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia

NO. SASARAN

KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET

(1) (2) (3) (4)

1. Terwujudnya layanan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya untuk mendukung tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia

1. Persentase layanan dukungan manajemen Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia

80%

2. Persentase opini positif terhadap pemberitaan kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia

90%

3. Persentase kepuasan masyarakat terhadap layanan perpustakaan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia

90%

4. Persentase capaian kinerja reformasi birokrasi 85%

5. Persentase capaian kinerja pelaksanaan

anggaran yang akuntabel, efektif dan tepat waktu 95%

KEGIATAN ANGGARAN

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan tugas teknis lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia

(35)

6. Indikator Kinerja Kegiatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM

NO.

SASARAN

KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET

(1) (2) (3) (4)

1. Terwujudnya perumusan kebijakan Hukum dan Hak Asasi Manusia berbasis riset

1. Persentase rekomendasi hasil di wilayah sebagai bahan penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia

60%

2. Hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia yang disosialisasikan di wilayah

1 buku

KEGIATAN ANGGARAN

Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Ham di wilayah

(36)
(37)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Pada penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia masih mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015-2019 karena pada saat penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2020, Renstra Kemenkumham Tahun 2020-2024 masih berupa draft dan baru disahkan pada bulan Desember Tahun 2020. Adapun Sasaran strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM tahun 2018-2019 adalah: “Terwujudnya Pembangunan Hukum dan Kebijakan berbasis Riset”. Sasaran strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM menjadi indikator outcome capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM dari sisi pemangku kepentingan atau stakeholder perspective.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2020 dengan realisasi pencapaiannya. Upaya meningkatkan kualitas rekomendasi kebijakan yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-04.PR.01.03 Tahun 2018 tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, perhitungan IKU Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia menjadi Pengukuran capaian kinerja dihitung sampai dengan tahap pemanfaatan rekomendasi oleh stakeholders, yang berarti bahwa perhitungan IKU telah berbasis outcome. Sehingga dalam pelaksanaan penentuan topik penelitian dilakukan dengan berkoordinasi dengan unit eselon I di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Tingkat capaian nilai kinerja berdasarkan hasil pengukurannya dapat diuraikan dengan formulasi sebagai berikut:

(38)

∑ 𝒓𝒆𝒌𝒐𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒔𝒊 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒍𝒊𝒕𝒃𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒎𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒃𝒊𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒖𝒏𝒔𝒖𝒓−𝒖𝒏𝒔𝒖𝒓 𝒐𝒓𝒈𝒂𝒏𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝑲𝒆𝒎𝒆𝒏𝒌𝒖𝒎𝒉𝒂𝒎 ∑ 𝒓𝒆𝒌𝒐𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒔𝒊 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒍𝒊𝒕𝒃𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒎𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒃𝒊𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒖𝒏𝒔𝒖𝒓−𝒖𝒏𝒔𝒖𝒓 𝒐𝒓𝒈𝒂𝒏𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝑲𝒆𝒎𝒆𝒏𝒌𝒖𝒎𝒉𝒂𝒎 x 100%

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Capaian Realisasi (1) Terwujudnya

perumusan kebijakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berbasis riset

Persentase rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan sebagai bahan perumusan kebijakan oleh unsur-unsur organisasi Kementerian Hukum HAM

60% 177/190X100% (93,16%) 93,16/60X100% (155,27%)

No PROGRAM / KEGIATAN Jumlah rekomendasi yang dihasilkan

Jumlah rekomendasi yang dimanfaatkan

1 Penelitian dan Pengembangan Hukum

57 56

2 Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia

75 66

3 Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

51 48

190 177

REKOMENDASI HASIL LITBANG YANG DIHASILKAN REKOMENDASI HASIL LITBANG YANG DIMANFAATKAN

Pemanfaatan Hasil Litbang Tahun 2020

(39)

4 Pengembangan Data dan Informasi Penelitian Hukum dan Hak Asasi Manusia

7 7

JUMLAH 190 177

Pada tahun 2020 Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia memiliki target kinerja 60% berupa rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum yang dimanfaatkan sebagai sebagai bahan perumusan kebijakan oleh unsur-unsur organisasi Kementerian Hukum dan HAM. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia menghasilkan 190 buah rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia yang telah disampaikan dalam bentuk policy brief dan policy paper kepada stakeholders dari masing-masing judul penelitian, baik itu internal maupun eksternal Kementerian Hukum dan HAM. Perbandingan capaian kinerja tahun 2019 dan tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Tahun IKU Target Capaian Realisasi

2019

Persentase rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia yang dimanfaatkan sebagai

bahan pembangunan hukum nasional dan perumusan kebijakan hukum dan hak asasi manusia

20% 51,68% 258,4 %

2020

Persentase rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan sebagai bahan perumusan kebijakan oleh

unsur-unsur organisasi Kementerian Hukum HAM

60% 93,16% 155,27 %

Adapun perbedaan realisasi yang dicapai pada Tahun 2019 lebih tinggi disebabkan target yang ditetapkan hanya 20% sedangka tahun 2020 telah dinaikkan targetnya menjadi 60%. Tahun 2019 telah dihasilkan 149 rekomendasi kebijakan dan sebanyak 77 rekomendasi telah dimanfaatkan oleh stakeholders, sedangkan tahun 2020 menghasilkan 190 rekomendasi dan sebanyak 177 rekomendasi telah dimanfaatkan oleh stakeholders.

Pengukuran capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan

(40)

Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tahun 2020 sebesar capaian kinerja sebesar 93,16 % dan realisasi kinerja sebesar 155,27 %. Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing perspektif sebagai berikut:

Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Balitbangkumham Tahun 2020

Sebagai lembaga penelitian di bidang hukum dan hak asasi manusia mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendukung kualitas produk hukum dan kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pelaksanaan penelitian di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia diarahkan untuk memberikan rekomendasi kebijakan dalam penyusunan perumusan kebijakan oleh Unit Eselon I pada Kementerian Hukum dan HAM dalam bentuk policy brief dan policy paper sebagai hasil analisis ilmiah terhadap isu strategis yang berkembang dan memberikan alternatif kebijakan beserta pertimbangan akademis bagi policy maker sebagai solusi persoalan yang dihadapi. Dalam pengertian, penelitian yang dikerjakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia berasal dari penugasan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, permintaan unit teknis di internal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan berdasarkan permintaan K/L lainnya. Disamping itu penelitian atas inisiatif Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk menanggapi isu-isu strategis di bidang hukum dan hak asasi manusia. Selanjutnya perumusan hasil penelitian dalam bentuk rekomendasi kebijakan dilakukan

Kinerja Balitbangkumham 2020 Capaian : 93,16 % || Realisasi : 155,27%

Jumlah rekomendasi yang dihasilkan : 190 Jumlah rekomendasi yang dimanfaatkan: 177

Kinerja Puslitbang Hukum Jumlah rekomendasi yang dihasilkan : 57 Jumlah rekomendasi yang dimanfaatkan: 56 Kinerja Puslitbang HAM Jumlah rekomendasi yang dihasilkan : 75 Jumlah rekomendasi yang dimanfaatkan: 66 Kinerja Pusjianbang Kebijakan Jumlah rekomendasi yang dihasilkan : 51 Jumlah rekomendasi yang dimanfaatkan: 48 Kinerja Pusbangdatin Litkumham Jumlah rekomendasi yang

dihasilkan : 7 Jumlah rekomendasi yang

(41)

yang diteliti/dikaji untuk menjaga kualitas hasil penelitian agar hasil penelitian lebih berhasil guna dan memiliki manfaat.

Berikut realisasi capaian IKK Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2020:

1. Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum

No IKK Target Realisasi Capaian Keterangan Capaian

1. Persentase

rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hukum yang dimanfaatkan sebagai bahan bahan perumusan kebijakan oleh unsur-unsur organisasi Kementerian Hukum dan HAM 60 % 56/57x100% (98,24%) 163,73 % Judul/topik penelitian:

1. Penegakan Hukum dalam Memerangi Pelanggaran (Infringement) dan Pemalsuan (Counterfeiting) Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) terutama di Pasar E-commerce;

2. Membangun Strategi dalam rangka Meningkatkan Hasil Produksi pada Kegiatan Industri di Lembaga Pemasyarakatan;

3. Deteksi Dini Penelitian Deteksi Dini dalam Mencegah Gangguan Keamanan dan Ketertiban di Lapas/Rutan; 4. Efektivitas Regulasi terkait Layanan Badan Usaha di

Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum; 5. Implementasi Penyelesaian Disharmoni Peraturan

Perundang-Undangan Melalui Jalur Mediasi;

6. Optimalisasi Peran dan Fungsi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;

7. Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Korporasi di Direktorat Jenderal AHU Kementerian Hukum dan HAM;

8. Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Kenotariatan di Direktorat Jenderal AHU Kementerian Hukum dan HAM;

(42)

2. Jumlah pemakalah di pertemuan ilmiah terindeks global

4 Pemakalah 7 Pemakalah 7/4 x 100%= (175%)

1. Muhar Junef melakukan presentasi pada International Conference on Law and Human Rights: “Reimagining the vision on Law and Human Rights dengan makalah “A Regulatory Model to Fight Plague Attack” pada tanggal 26-27 Oktober 2020 di Jakarta.

2. Yuliyanto melakukan presentasi pada International Conference on Law and Human Rights: “Reimagining the vision on Law and Human Rights dengan makalah “Legal Aspects Of The Implementation Of Criminal Sanctions In Regional Regulations In The Era Of The Pandemic Covid-19 And Its Problems” pada tanggal 26-27 Oktober 2020 di Jakarta.

3. Sujatmiko melakukan presentasi pada International Conference on Law and Human Rights: “Reimagining the vision on Law and Human Rights dengan makalah “Protection Children From Violence In The Age Of The New Life Order” pada tanggal 26-27 Oktober 2020 di Jakarta.

4. Ahyar melakukan presentasi pada International Conference on Law and Human Rights: “Reimagining the vision on Law and Human Rights dengan makalah “Legitimation of Qanun In The Indonesian Law System” pada tanggal 26-27 Oktober 2020 di Jakarta.

5. Henry Donald melakukan presentasi pada International Conference on Law and Human Rights: “Reimagining the vision on Law and Human Rights dengan makalah “Settlement of consumer disputes through virtual mediation, especially on banking and buying services online” pada tanggal 26-27 Oktober 2020 di Jakarta.

6. Nevey Varida Ariani melakukan presentasi pada International Conference on Law and Human Rights: “Reimagining the vision on Law and Human Rights dengan makalah “The Implementation Of Criminal Procedure In Judicial Process During The Covid-19 Pandemic” pada tanggal 26-27 Oktober 2020 di Jakarta.

(43)

The 4th Bali International Tourism Conference (online) dengan makalah “The Aspect of Immigration Law in the Marathon race (Sport Tourism Indonesia)” pada tanggal 7 November 2020 di Bali.

3. Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang diterbitkan di Jurnal Ilmiah terakreditasi nasional 20 KTI 20 KTI 20/20x 100% (100%)

1. Aspek Hukum Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Oleh Korporasi dalam Bidang Perpajakan. Vol 20 Nomor 3 (2020): Edisi September, Oleh: Marulak Pardede

2. Aspek Hukum Surat Keterangan Dokter Dalam Sistem Peradilan Pidana (Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada Era Covid-19). Vol 20 Nomor 3 (2020): Edisi September, Oleh: Suharyo

3. Eksekusi Ideal Perkara Perdata Berdasarkan Asas Keadilan Korelasinya Dalam Upaya Mewujudkan Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan. Vol 20 Nomor 3 (2020): Edisi September, Oleh: Syprianus Ariesteus

4. Beneficial Owner : Mengenali Pemilik Manfaat dalam Tindak Pidana Korporasi. Vol 20 Nomor 1 (2020): Edisi Maret, Oleh: Nevey Varida Ariani

(44)

5. Pembinaan Anak yang Berkonflik dengan Hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung. Vol 20 Nomor 1 (2020): Edisi Maret, Oleh: Yuliyanto

6. Penanganan Korupsi dan Penerapan Konvensi Anti Korupsi di Indonesia. Vol 20 Nomor 4 (2020): Edisi Desember, Oleh: Ulang Mangun Sosiawan

7. Mekanisme Penerapan Intervensi Kemanusiaan Dalam Hukum Nasional Indonesia. Vol 20 Nomor 2 (2020): Edisi Juni, Oleh: Hilmi & Nurangga F

8. Penetapan Tersangka Tidak Ada Batas Waktu. Vol 20 Nomor 2 (2020): Edisi Juni, Oleh: Muhaimin

(45)

9. Optimalisasi Peran Rumah Penyimpanan Barang Sitaan Negara (Rupbasan) sebagai Sumber Keuangan Negara. Vol 14 Nomor 2 (2020): Edisi Juli, Oleh: Henry Donald

10. Legalitas Keberadaan Majelis Pengawas Notaris dan Majelis Kehormatan Notaris. Vol 20 Nomor 3 (2020): Edisi September, Oleh: Henry Donald

11. Perkawinan ‘Pada Gelahang’ Serta Aspek Hukum Pembagian Harta Warisannya di Bali. Vol 20 Nomor 3 (2020): Edisi September, Oleh: Evi Djuniarti

12. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Dari Pelaku Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Vol 20 Nomor 4 (2020): Edisi Desember, Oleh: Diana Yusyanti

(46)

13. Analisis Yuridis, Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan Terhadap Masyarakat Sekitar. Vol 20 Nomor 4 (2020): Edisi Desember, Oleh: Yul Ernis

14. Urgensi Omnibus Law Dalam Percepatan reformasi Regulasi Dalam Perspektif Hukum Progresi. Vol 20, Nomor 2: Edisi Juni, Oleh: Eko Noer Kristiyanto

15. Pembatalan Putusan Arbitrase. De Jure Vol 20, No 4, Desember 2020 Oleh: Mosgan Situmorang

16. Optimalisasi Pelayanan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin. Vol 20, Nomor 3: Edisi September, Oleh: Ahyar Gayo

(47)

17. Penyelesaian Korupsi Dengan Menggunakan Restoratif Justice. De Jure Vol 20, No 4, Desember 2020 Oleh Fuzi Narindrani

18. Rekonstruksi Penggunaan Dana Desa Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat. De Jure Vol 20, No 4, Desember 2020 Oleh: Muhaimin

19. Optimalisasi Mediasi Kekayaan Intelektual di Kementerian Hukum dan HAM. Vol 20, Nomor 1: Edisi Maret, Oleh: Jamilus

20. Kajian Praktik Penyelundupan Manusia di Indonesia. Vol 20, Nomor 1: Edisi Maret, Oleh: Muhar Junef

(48)

4. Jumlah KTI yang diterbitkan di prosiding ilmiah terindeks global

1 Prosiding 1 prosiding 1/1 x 100% (100%)

Surat/Nota Dinas akan segera diterbitkan prosiding ilmiah internasional/terindeks global dari penyelenggara The 3th APRISH 2019, Universitas Indonesia, dengan nomor ND-042/UN2.F16.D6/PPM.00.04/2020 tanggal 25 September 2020 hal Informasi Publikasi Prosiding The 3th APRISH 2019.

Catatan:

Nota dinas terlampir dikeluarkan proses publikasi prosiding sedang dalam proses memperpanjang kontrak dengan Atlantis sebagai publisher. Prosiding sendiri sudah dalam tahap editing final dan siap dikirimkan ke

publisher.

5. Jumlah KTI yang diterbitkan di prosiding ilmiah nasional

1 prosiding 1 prosiding 1/1 x 100% (100%)

1. IKK berupa KTI yang diterbitkan di prosiding ilmiah Nasional semula akan dihasilkan pada kegiatan konferensi nasional yang diselenggarakan Puslitbang Hukum namun berdasarkan arahan yang tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM No. PPH-745.LT.01.02 Tahun 2020 Tentang Tim Panitia Pertemuan Ilmiah/Konferensi Internasional Balitbang Hukum dan HAM, ditingkatkan skalanya menjadi konferensi internasional.

2. International Conference on Law and Human Rights: “Reimagining the vision on Law and Human Rights” dilaksanakan pada tanggal 26-27 Oktober 2020, namun prosiding ilmiah terindeks global akan diterbitkan pada tahun 2021.

3. Mengingat IKK yang berupa prosiding ilmiah nasional tidak dapat diubah menjadi prosiding ilmiah terindeks global maka pegawai pada Puslitbang Hukum

(49)

Konferensi Nasional NCOLS 2020 Tema Legal Development Towards Digital Society Era, 18 November 2020, diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, dimana diinformasikan oleh penyelenggara bahwa prosiding akan terbit tahun 2020.

6. Jumlah buku ilmiah yang diterbitkan oleh penerbit eksternal dalam bentuk buku ilmiah

25 Buku 25 Buku 25/25 x 100% (100%)

1. Kewenangan Kementerian Hukum dan HAM dalam Penyelesaian Disharmoni Regulasi melalui Mediasi (Suharyo dkk)

2. Peranan Mahkamah Agung sebagai Benteng Terakhir dalam Penegakan Hukum pada Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Suharyo)

3. Mengukur Efektivitas Layanan Badan Usaha: Kemudahan Berusaha di Indonesia (Nevey Varida Ariani dkk)

(50)

5. Peran Penasehat Hukum dalam Penegakan Hukum Pidana (Yuliyanto)

6. Perkawinan Masyarakat Gelahang di Bali (Evi Djuniarti)

7. Perlindungan Hukum Tersangka atas Penghentian Penyidikan (Evi Djuniarti,)

8. Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja (Rachmat Trijono)

9. Perspektif Pengawasan, Pendidikan dan Perbuatan Pidana (Ahyar Ari Gayo)

10. Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Korporasi di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM (Jamilus, dkk) 11. Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Kenotariatan di Direktorat Perdata-Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Henry Donald, dkk) 12. Penerapan Hukuman Cambuk di Aceh Dalam

Perspektif HAM (Ahyar)

13. Peranan Direktorat Kekayaan Intelektual Dalam Perlindungan Hak Eksklusif Klub Sepakbola Profesional di Indonesia (Eko Noer Kristiyanto) 14. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Akibat

Terjadinya Kebakaran Lahan (Syprianus Ariesteus) 15. Perspektif Pengadilan Khusus Penyelesaian

Sengketa Kerusakan Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup (Marulak Pardede)

16. Penegakan Tindak Pidana Korporasi Lingkungan Hidup dengan Pendekatan Multidoor (Mosgan Situmorang)

17. Arah Pengaturan dan Kebijakan Politik Hukum terkait dengan Pengelolaan SDA Batubara (Diana Yusyanti) 18. Penegakan hukum Pidana Terhadap Korporasi

Sebagai Pelaku Tindak Pidana Perpajakan (Marulak Pardede)

19. Pentingnya Perlindungan Hukum Terhadap Kemandirian Otonomi Desa. (Syprianus Ariesteus) 20. Penyelenggaraan Bantuan Hukum dalam Rangka

Akses Atas Keadilan (Nevey Varida)

21. Optimalisasi Peran dan Fungsi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan

(51)

Kristianto)

22. Sistem Hukum Nasional Teori dan Praktek. (Rachmat Trijono)

23. Optimalisasi Pencegahan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Bisnis Perkebunan Yang Merusak Lahan, Hutan dan Lingkungan. (Diana Yusyanti)

24. Mediasi sebagai Penyelesaian Alternatif Sengketa. (Muhar Junef)

25. Evaluasi Deteksi Dini terhadap gangguan Keamanan dan Ketertiban di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara. (Yuliyanto)

7. Jumlah Dokumen Pendukung Pertimbangan Akademis Pembentukan Regulasi (DP2ADR) 2 DP2ADR 2 DP2ADR 2/2 x 100% (100%)

1) Urgensi Perubahan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum.

2) Kebijakan Pengembangan Kompetensi SDM di Kementerian Hukum dan HAM

2. Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia

No IKK Target Realisasi Capaian Keterangan Capaian

1. Persentase rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan hak asasi manusia yang dimanfaatkan sebagai bahan bahan perumusan kebijakan oleh unsur-unsur organisasi Kementerian Hukum dan HAM 60 % 66/75 x 100%= (88 %) 146.66 % Judul/topik penelitian:

1. Aktualisasi Tata Nilai PASTI Kementerian Hukum dan HAM;

2. Ekspektasi Pemangku Kepentingan dalam Rezim Kekayaan Intelektual yang Responsif;

3. Mekanisme Pengawasan Lalu Lintas Keimigrasian dalam Penanggulangan Terorisme;

4. Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Pelayanan dan Pengawasan Keimigrasian di Pos Lintas Batas; 5. Pembentukan Pos Pelayanan Komunikasi Masyarakat

Sebagai Wujud Pemerintah Terhadap Hak Asasi Manusia;

(52)

Corporate University;

7. Pelaksanaan Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil Penyandang Disabilitas di Kementerian Hukum dan HAM;

8. Kebijakan Pemerintah Dalam Rangka Ketahanan Pangan dan Antisipasi Pelambatan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Optimalisasi Lahan dan Pemberdayaan Narapidana;

9. Evaluasi Kebijakan Pemberian Perlakuan Khusus bagi Narapidana Lanjut Usia di Lembaga Pemasyarakatan. 2. Jumlah pemakalah di

pertemuan ilmiah terindeks global

1 Pemakalah 3 Pemakalah 3/1 x 100% (300%)

1. International Symposium on Religious Life (ISRL)

2020 pada 2 - 5 November 2020 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama R.I., APAI, ICRS dan LIPI atas nama Arief Rianto Kurniawan dengan judul makalah “Examining The Facts of

Religious Freedom in A Nation of Law: Findings from the Development of the Case "Indonesian Christian Church (GKI) Yasmin"“;

2. SEAHRN Human Rights and Peace in Southeast Asia Series Launch and Seminar 2020 dengan topik

“Online Launch of SEAHRN's Southeast Asia Series 7:

Relighting the Torch and Special Panel on Navigating New Normal Protecting Vulnerable Groups" pada 14

Juli 2020 yang diselenggarakan oleh SEAHRN, FHUI dan Djokosoetono Reserach Center atas nama Harison Citrawan Damanik dengan judul makalah “The

Promise of Reconciliation: The Limits of Amnesty Law in Post-Conflict Aceh”;

3. The Director's Seminar Series Law And Humanities in a Pandemic: Movement, Security and Lockdown pada

8 Desember 2020 yang diselenggarakan oleh Institute of Advanced Legal Studies (IALS), University of

London, United Kingdom

(https://ials.sas.ac.uk/events/event/22838) atas nama Harison Citrawan dan Sabrina Nadilla dengan judul makalah “Penal System and Biopolitics in the time of

Referensi

Dokumen terkait

Pratama Prima Bajatama dengan menggunakan data 3 tahun terakhir perusahaan dan memberikan perhitungan perencanaan agregat yang tepat untuk meminimalisasi biaya dan

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2020 Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat merupakan hasil kinerja Tahun 2020 atau tahun pertama

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik tahun 2020 dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja

Untuk dapat menyelesaikan suatu persamaan kuadrat dengan cara melengkapkan kuadrat sempurna, syarat utama yang harus dipenuhi adalah koefisien x harus sama dengan

Berdasarkan hasil analisa pada tahap selanjutnya diperoleh nilai performansi dari biaya investasi pembelian mesin sanding, maka nilai tersebut akan dibandingkan sehingga

1 AA 73 P Furunkel Streptococcus pyogenes Regio abdominalis 2 AB 77 L Furunkel Streptococcus pyogenes Generalisata 3 AC 38 P Abses Karbunkel Staphylococcus aureus

Eksistensi titik tetap pemetaan Kannan- dijamin dengan memberikan syarat domain pemetaan tersebut merupakan himpunan yang terbatas- dan konstanta pemetaan

Indikator Tingkat ketersediaan data perencanaan dipilih karena perlunya ketersediaan data perencanaan yang lengkap sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan daerah mengingat