• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia industri semakin berkembang dan kompetitor saling berkompetisi untuk menjadi yang terbaik dalam pemberian kualitas produk yang dihasilkan. Berbagai industripun terlibat dalam persaingan ini, salah satunya adalah industri manufaktur baja. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Perindustrian optimis sektor industri kawat akan terus tumbuh positif pada tahun 2014 dilihat dari cukup baiknya sektor kawat dalam tiga tahun terakhir yakni 2011-2013. Perindustrian diketahui sepanjang tahun 2013 industri logam dasar kawat tumbuh mencapai 8,93%, pada tahun 2014 kebutuhan logam kawat di Tanah Air diperkirakan sebanyak 13 juta ton, prognosis permintaan sejumlah 143 juta ton pada tahun 2015 menunjukkan adanya pertumbuhan sekitar 10,3% terhadap target tahun 2014. Pasar kawat Indonesia pada 2013 ditaksir mencapai Rp. 71,05 triliun, naik 7% dari 2012 sebesar Rp. 66,4 triliun. Tim duniaindustri.com memperhitungkan nilai pasar kawat Indonesia di tahun 2013 sesuai prediksi Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) yang menargetkan konsumsi kawat di dalam negeri pada tahun 2013 meningkat 7% menjadi 10,97 juta ton dari 10,25 juta ton pada tahun 2012.

Usaha di bidang manufaktur, khususnya usaha kawat merupakan usaha yang sedang berkembang di Indonesia. Kawat mempunyai banyak variasi, salah satu contohnya adalah, kawat baja (Wiremesh). Wiremesh adalah produk jaring-jaring baja (jaring-jaring baja kawat las) dengan ukuran yang mengikuti Standar Internasional yaitu lebar 210 cm, panjang 540 cm (Sheet). Diameter produk Wiremesh ini bervariasi mulai dari 4 mm sampai dengan 12 mm, baik ulir (Deformed Wire) maupun polos (Smooth Wire). Umumnya Wiremesh digunakan sebagai dasar untuk pelabuhan laut dan udara, pembuatan jalan, gedung

(2)

bertingkat, kolam renang dan konstruksi lainnya yang membutuhkan dasar (konstruksi) yang kuat.

PT. Pratama Prima Bajatama merupakan produsen jaring baja las seperti Wiremesh. Proses pembuatan produknya didukung oleh mesin berteknologi tinggi dari Eropa dan di produksi dengan menggunakan sistem komputerisasi sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan memenuhi standar International. PT. Pratama Prima Bajatama mempunyai prinsip yaitu “Memberikan Pelayanan yang Cepat dan Memuaskan”. Produk barang lainnya adalah Barbed Wire, Paku (Nail), dan Pagar IRC. Menurut hasil wawancara dengan Ibu Hauw Hoa Eng selaku pemilik dari PT. Pratama Prima Bajatama, perusahaan ini paling sering memproduksi Wiremesh karena banyaknya permintaan konsumen akan produk tersebut. Adapun data pendukung atas wawancara tersebut yang diberikan oleh narasumber, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data Pendukung Penjualan pada Juli 2014 – Juni 2015

BULAN Penjualan Pagar IRC (Lembar) Penjualan Paku (Kg) Penjualan Barbed Wire (Roll) Penjualan Wiremesh (Lembar) Juli 1649 101 2687 8927 Agustus 844 326 1563 7288 September 2087 651 2971 8824 Oktober 4905 392 1675 8322 November 1966 1574 2975 8676 Desember 1822 3714 2544 8254 Januari 650 1837 2524 7982 Februari 1118 1614 2434 8897 Maret 2747 1702 2189 7814 April 3745 2706 2007 8211 Mei 2516 606 1547 8280 Juni 1116 219 2088 8450 TOTAL 25.165 15.442 27.204 99.925

Sumber : PT. Pratama Prima Bajaama, 2015

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, PT. Pratama Prima Bajatama adalah perusahaan yang melakukan produksi dengan adanya permintaan konsumen.

(3)

Namun, permintaan yang diterima oleh perusahaan cukup fluktuatif dan sulit diprediksi sehingga ada beberapa permintaan yang tidak dapat terpenuhi. Karena permintaan yang tidak menentu pada beberapa kondisi maka perusahaan memerlukan pengaturan bisnis dengan peramalan permintaan dan perencanaan agregat dengan alternatif strategi. Berikut adalah data penjualan produk Wiremesh perusahaan selama 3 tahun pada PT. Pratama Prima Bajatama.

Gambar 1.1 Grafik Penjualan Wiremesh Sumber : Diolah Penulis

Dari data penjualan selama 3 tahun terakhir, dalam keadaan normal produksi pada PT. Pratama Prima Bajatama tidak dapat memenuhi permintaan konsumen yang tidak menentu sehingga perusahaan membutuhkan biaya tambahan agar permintaan konsumen dapat terpenuhi dan konsumen akan tetap loyal pada PT. Pratama Prima Bajatama. Berikut adalah data pendukung yang menjelaskan bahwa permintaan fluktuatif dan tidak menentu. Data pendukung ini adalah data permintaan yang diperoleh dari PT. Pratama Prima Bajatama.

(4)

BULAN Jumlah Permintaan (Lembar) Jumlah Penjualan (Lembar) Juli 8520 8927 Agustus 8321 7288 September 8850 8824 Oktober 8325 8322 November 9300 8676 Desember 9310 8254 Januari 8010 7982 Februari 8921 8897 Maret 8000 7814 April 8312 8211 Mei 8478 8280 Juni 8542 8450 TOTAL 102.889 99.925

Sumber : PT. Pratama Prima Bajatama

Terdapat data permintaan dan penjualan selama 1 tahun terakhir pada tahun 2014, diketahui bahwa permintaan konsumen terhadap PT. Pratama Prima Bajatama tidak menentu. Terkadang perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen akibat kurangnya jumlah produksi Wiremesh atau bisa juga kelebihan produksi. Hal ini disebabkan karena permintaan konsumen yang tidak menentu dan sulit untuk di prediksi, maka perusahaan dapat mengalami kerugian karena beralihnya konsumen kepada perusahaan pesaing. Selama ini, perusahaan tidak pernah menggunakan strategi penambahan dan pengurangan tenaga kerja yang disebabkan kekurangan dan kelebihan produksi karena perusahaan dapat mengalokasikan tenaga kerja ke divisi lain dan untuk keperluan lainnya. PT. Pratama Prima Bajatama juga memberikan kebijakan bahwa pekerja paruh waktu (Part-time) tidak diperlukan. Strategi yang pernah dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan lembur dan subkontrak dengan perusahaan lain. Berikut adalah data pendukung mengenai jumlah produsi yang dihasilkan dengan menggunakan jam lembur dan subkontrak.

(5)

Tabel 1.3 Data Lembur dan Subkontrak PT. Pratama Prima Bajatama 2013-2014

BULAN Lembur Subkontrak

Juli 2013 0 0 Agustus 2013 0 0 September 2013 0 135 Oktober 2013 0 70 November 2013 0 251 Desember 2013 0 878 Januari 2014 560 0 Februari 2014 561 0 Maret 2014 880 0 April 2014 681 0 Mei 2014 285 0 Juni 2014 0 0 TOTAL 2967 1334

Sumber : PT. Pratama Prima Bajatama, 2015

Dari data di atas diketahui bahwa perusahaan pernah memberlakukan jam lembur dan subkontrak dengan perusahaan lain, namun hal tersebut terkadang belum dapat memenuhi permintaan konsumen yang sulit di prediksi. Oleh karena itu, dibutuhkannya suatu sistem produksi yang efektif dan efisien pada perusahaan seperti dilakukannya perencananan dan pengendalian sistem produksi, dimana perencanaan dan pengendalian ini bertujuan agar perusahaan dapat menentukan jumlah produksi sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen atas dari peramalan yang telah diramalkan (forecasting).

Menurut Heizer dan Render (2009:157) perencanaan agregat dapat dilakukan dengan melakukan pilihan atas 2 strategi, yaitu strategi Chase (Chase CURRENT Demand) dan strategi Penjadwalan Bertingkat (Level Scheduling Strategy atau Average GROSS Demand). Dan menurut Sukendar dan Kristomi (2008), pada dasarnya untuk menyelesaikan permasalahan biaya dan alternatif produksi untuk memenuhi permintaan

(6)

berlebih atau permintaan yang fluktuatif, terdapat dua alternatif yaitu subkontrak dan overtime (lembur) yang dapat diolah dan dihitung dengan menggunakan metode perencanaan agregat.

Dan berdasarkan permasalahan perusahaan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini akan dilanjutkan guna melakukan perhitungan peramalan dan perencanaan agregat untuk meminimalkan biaya produksi pada PT. Pratama Prima Bajatama.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka formulasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peramalan permintaan periode Juli 2015 atas produk Wiremesh pada PT. Pratama Prima Bajatama?

2. Bagaimanakah perhitungan perencanaan agregat yang dapat diterapkan oleh PT. Pratama Prima Bajatama dalam meminimalkan biaya produksi?

3. Rekomendasi strategi apa yang dapat diterapkan oleh PT. Pratama Prima Bajatama untuk meminimalkan biaya produksi dilihat dari hasil perhitungan agregat?

1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Melihat dari identifikasi masalah di atas, maka penelitain ini terlingkup hanya untuk menghitung peramalan permintaan pada PT. Pratama Prima Bajatama dengan menggunakan data 3 tahun terakhir perusahaan dan memberikan perhitungan perencanaan agregat yang tepat untuk meminimalisasi biaya dan mengoptimalkan biaya produksi. Alat yang digunakan untuk penelitian ini dengan software POM-QM for Windows 3. Metode perencanaan agregat yang penulis gunakan adalah Chase CURRENT Demand dan Average GROSS Demand dengan alternatif overtime (Lembur) dan subkontrak.

1.4 Tujuan Penelitian

Selanjutnya, dari formulasi masalah serta ruang lingkup dan batasan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memberikan perhitungan peramalan permintaan periode Juli 2015 atas produk Wiremesh pada PT. Pratama Prima Bajatama.

(7)

2. Untuk memberikan perhitungan perencanaan agregat yang dapat diterapkan oleh PT. Pratama Prima Bajatama dalam meminimalkan biaya produksi.

3. Untuk memberikan rekomendasi strategi yang dapat diterapkan oleh PT. Pratama Prima Bajatama untuk meminimalkan biaya produksi dilihat dari hasil perhitungan agregat

1.5 Manfaat Penelitian

Berikut adalah beberapa manfaat dari penelitian ini: 1. Bagi pihak PT. Pratama Prima Bajatama

- Sebagai referensi dan pertimbangan dalam peramalan permintaan untuk periode selanjutnya dan perencanaan agregat pada produk Wiremesh.

- Sebagai referensi dan pertimbangan dalam menerapkan strategi-strategi yang sesuai dengan perencanaan agregat perusahaan.

2. Bagi pihak penulis

- Menambah pengetahuan mengenai perencanaan agregat dan implementasinya. - Dapat menjadi bahan perbandingan antara teori dan praktek mengenai metode

yang diteliti. 3. Bagi pihak umum

- Menambah wawasan mengenai perencanaan agregat dan strategi-strategi yang dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi perusahaan.

(8)

1.6 State of Art

Tabel 1. 4 State of Art

Metode Penelitian Jurnal Nama Pengarang Hasil Penelitian Aggregate Planning TEACHING

AGGREGATE PLANNING IN OPERATIONS MANAGEMENT, ISSN: 2163-9280 Spring,2015 Volume 14, Number 1 Johnny C. Ho, Francisco J. López, David Ang (2015) Aggregate planning digunakan untuk menyelesaikan permasalahan agar sumber daya yang dipakai optimal dan tidak mengurangi produksi. Aggregate planning, seasonal demand, forecast demand, Bachtiar H. Simamora, Desty Natalia, “Aggregate Planning for Minimizing Costs: A Case Study of PT XYZ in Indonesia.” Bachtiar H. Simamora, Desty Natalia (2015) Peramalan permintaan dari 3 tahun data lalu dilakukan sebuah analisis untuk melakukan perencanaan agregat sehingga dapat merekomendasikan strategi dari 3 strategi : chase strategy, level schedule strategy,

(9)

Metode Penelitian Jurnal Nama Pengarang Hasil Penelitian Aggregate Planning Modeling of

Information Systems for Manufacturing Enterprises Aggregate Planning Using ARIS Framework Radwan, A. dan Majid Aarabi (2010) Penerapan Chase Strategy berhasil memaksimalkan produktivitas waktu.

Aggregate Planning Aggregate Planning: Opportunities and Challenges between Developed and Developing

Countries. Ilham Kissani and Asmae El Mokrini. (2012)

Ilham Kissani and

Asmae El Mokrini. (2012) Perencanaan dapat membantu peneliti untuk menentukan strategi pengoptimalan persediaan, lembur, produksi, dan tenaga kerja dan untuk memaksimalkan keuntungan. Aggregate Planning Aggregate

Production Planning in the Automotive Industry with Special Consideration of Workforce Flexibility Sillekens Thomas, Koberstein

Achim, and Suhl Leena (2010)

Metode Heuristik adalah metode yang tepat untuk menyelesaikan masalah biaya produksi.

Gambar

Gambar 1.1 Grafik Penjualan Wiremesh  Sumber : Diolah Penulis
Tabel 1.3 Data Lembur dan Subkontrak PT. Pratama Prima Bajatama 2013-2014

Referensi

Dokumen terkait

Logo merupakan lambang yang dapat memasuki alam pikiran/suatu penerapan image yang secara tepat dipikiran pembaca ketika nama produk tersebut disebutkan (dibaca),

Seperti halnya dengan pengetahuan komunikasi terapeutik perawat, kemampuan perawat yang sebagian besar pada kategori cukup baik tersebut kemungkinan karena adanya

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan