• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Survey Pada BPR di Wilayah Tasikmalaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Survey Pada BPR di Wilayah Tasikmalaya)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

“PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN”

(Survey Pada BPR di Wilayah Tasikmalaya)

Oleh

YOSEP ADITYA 103403124

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jalan Siliwangi No.24 Tasikmalaya – Jawa Barat

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tanggapan perusahaan BPR mengenai Sistem Informasi Akuntansi, Penerapan Good Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan serta pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan baik secara parsial amupun secara simultan pada perusahaan BPR wilayah Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi kasus, dan kuesioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik penarikan sampel Non Probability Sampling dengan jenis Purposive Sampling, ukuran sampel sebanyak 6 responden. Alat analisis yang digunakan adalah Path Analysis.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Path Analysis dapat disimpulkan baik secara simultan maupun secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan Sistem Informasi Akuntansi dan Penerapan Good Cororate Governance terhadap Kinerja BPR wilayah Tasikmalaya.

ABSTRACT

The purpose of this study was to investigate and analyze the responding companies BPR on Accounting Information Systems, Implementation of Good Corporate Governance and Firm Performance, and the effect of accounting information systems and the application of good corporate governance of the Company's performance either partially amupun simultaneously on the company BPR Tasikmalaya. The method used in this research is survey research methods, while the technique of data collection is done through interviews, case studies, and questionnaires. Sampling technique using sampling techniques Non-Probability Sampling with type purposive sampling, a sample size of 6 respondents. The analytical tool used is the Path Analysis.

Based on the analysis by using Path Analysis can be inferred either simultaneously or partially significant influence of Accounting and Information Systems Implementation of Good Governance to Performance Cororate BPR Tasikmalaya.

(2)

PENDAHULUAN

Banyaknya permasalahan yang belakangan ini dihadapi oleh beberapa perusahaan perbankan di Indonesia menyebabkan keresahan masyarakat atas keamanan uang mereka yang tersimpan di bank. Salah satunya adalah masalah Bank Century yang dinyatakan sebagai bank gagal, sehingga Bank Century tidak mampu mengembalikan dana dari para nasabah yang tersimpan di bank tersebut, walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bill out sebesar 6,7 triliun rupiah terhadap bank tersebut. Selain kasus tersebut, industri perbankan juga dikejutkan dengan kasus pembobolan rekening nasabah melalui ATM ( Automatic Teller Machine ) yang dialami oleh bank-bank besar di Indonesia. Kejadian tersebut menyebabkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja perbankan.

Dengan adanya masalah tersebut, maka kinerja yang optimal dari para manajer sangat diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan tentunya sangat diperlukan informasi yang dapat memberikan penjelasan bagi penggunanya. dalam hal ini terutama bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Dikaitkan dengan kondisi yang tidak menentu seperti saat ini, kejadian di masa mendatang sulit diprediksi sehingga proses perencanaan untuk mencapai tujuan perusahaan menjadi lebih berat. Para manajer membutuhkan alat untuk mengkoordinasikan dan merencanakan sumber daya yang terbatas agar mampu bersaing dalam kondisi lingkungan yang selalu berubah.

Untuk membantu aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer bank. Perencanaan sitem informasi akuntansi perlu mendapat perhatian, sehingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung

(3)

keberhasilan tujuan perusahaan. Informasi mempunyai nilai potensial karena informasi memberikan kontribusi langsung dalam menentukan berbagi alternatif tindakan yang bisa dijadikan pertimbangan dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.

Kejadian diatas menyadarkan indonesia bahwa sangat penting untuk menerapkan suatu sistem dimana sistem tersebut dapat mencerminkan transparansi dan akuntabilitas dari suatu prosedur atau metode yang digunakan, sistem yang dimaksud adalah sistem informasi akuntansi yang telah dijelaskan di atas serta penerapan prinsip-prinsip good corporate governance. Penerapan Good Corporate Governance ( GCG ) yang baik merupakan sebuah konsep yang menekankan pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat dan tepat waktu. Perusahaan publik maupun perusahaan tertutup harus memandang good corporate governance bukan sebagai aksesoris belaka, tetapi sebagai upaya peningkatan kinerja dan nilai perusahaan ( Tjager, 2003 dalam Darmawati 2004 ). Good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik membantu terciptanya hubungan yang kondusif dan dapat dipertanggungjawabkan diantara elemen di dalam perusahaan (Dewan komisaris, Dewan Direksi dan para pemegang saham) dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan

Sementara itu sektor perbankan yang berperan dalam membantu perekonomian masyarakat Tasikmalaya adalah BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Sebagaimana diketahui bahwa di Tasikmalaya banyak industri baik besar maupun kecil dan mereka membutuhkan bantuan lembaga keuangan dalam menjalankan usahanya. Seperti menyimpan uang di bank ataupun melakukan pinjaman ke bank. Meskipun ada beberapa lembaga keuangan (Bank) yang gagal dalam memenuhi kepercayaan masyarakat, namun manfaat yang diberikan BPR justru sangat maksimal, setidaknya bagi para pengusaha yang selama ini selalu kesulitan

(4)

Dari latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan.

METODE PENELITIAN

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei. Metode survei yaitu suatu metode yang menggunakan pengumpulan data utamanya dengan menggunakan kuesioner dari sampel terpilih (Sekaran,2003:250).

 Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Independen (X)

Variabel Independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,2007:4).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Sistem Informasi Akuntansi (X1) dan Good Corporate Governance (X2).

2. Variabel Dependen (Dependent Variable)

Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2007:4).

(5)

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

1 2 3 4 5 (Sistem Informasi Akuntansi ) Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan transaksi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Krismiaji (2002 : 4) Formulir/ dokumen Catatan Prosedur Laporan Sumber daya manusia Peralatan

- Adanya dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi.

- Transaksi yang dicatat dan diproses lebih lanjut seperti yang tercakup dalam laporan keuangan.

- Adanya buku besar dan arsip transaksi yang digunakan untuk meringkas data keuangan.

- Kesesuaian program dengan tujuan perusahaan.

- Kualitas laporan keuangan yang wajar dan sehat.

- Setiap karyawan harus mengetahui sistem informasi akuntansi dengan baik dan benar.

- Penerapan SIA pada setiap kerja karyawan.

- Setiap karyawan harus dapat mengetahui sistem

penggunaan komputer.

(6)

1 2 3 4 5 (Penerapan Good Corporate Governace) Good corporate governance adalah

suatu sistem yang mengatur hubungan peran Dewan Komisaris, peran Direksi, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Tata keola perussahaan yang baik juga disebut sebagai suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapainannya dan penilaian kinerjanya (Sukrisno Agoes, 2006). Keterbukaan (transparancy) Akuntabilitas (Accountability Pertanggung jawaban (Responsibility) Kewajaran (Fairnes) Kemandirian (Independency)

- Evaluasi penyediaan informasi secara lengkap, tepat waktu dan akurat.

- Memastikan para pengelola perusahaan menjalankan prinsip keterbukaan dalam penyampaian informasi.

- Memastikan adanya kejelasan fungsi dan pelaksanaan setiap organ perusahaan.

- Membina sistem akuntansi yang efektif untuk menhasilkan laporankeuangan yang dapat dipercaya.

- Memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

- Evaluasi tanggungjawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

- Adanya pertanggung jawaban dari setiap pengelola atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan.

- Memastikan adanya perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan primer ( pemegang saham, pelanggan, dll) dan

kepentingan sekunder ( pemerintah, masyarakat, dll).

- Adanya kebebasan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan.

- Memastikan setiap pengambilan keputusan dilakukan secara profesional, bebas dari tekanan dan pengaruh dari manapun.

(7)

Prosedur Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan metode survei menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian meliputi dua jenis data, yaitu :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian terhadap suatu objek penelitian dan hasil wawancara dengan pihak kantor/Dinas terkait. Juga diperoleh hasil pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan topik suatu penelitian.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak luar perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data ini dapat diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu mencari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik penelitian.

Penentuan Sampel

Mengingat metode ini menggunakan metode survei, maka untuk menentukan sampelpenelitian akan digunakan teknik penarikan sampel Non Probability Sampling dengan Kinerja (Y) Kinerja adalah

penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi,2001:29) Aspek Keuangan Aspek non keuangan - Jumlah laba

- Laba atas investasi (ROI) - Pertumbuhan laba

- Ukuran dari sisi pelanggan, pangsa pasar dan pertumbuhan pasar

- Proses bisnis internal

- Inovasi dan pembelajaran SDM

(8)

jenis Purposive Sampling, dengan alasan keterbatasan dalam pengumpulan data dan kesediaan bank untuk menjadi sampel.

Maka dari itu, penulis memilih 10 kantor pusat BPR yang ada di wilayah Tasikmalaya yang bersedia dijadikan sampel penelitian, sebagaimana yang disajikan dalam tabel 3.2.

Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 2009 : 63). Pada penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu Sistem Informasi Akuntansi (X1) dan Good Corporate Governance (X2), serta variabel dependen yaitu Kinerja Perusahaan (Y).

ρYX2

Teknik Analisis Data

Data mentah yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrumen penelitian (kuesioner) yang disebar harus diolah menjadi data baku, instrumen penelitian yang dibuat bertujuan untuk mentransformasi data kualitatif agar dapat dianalisis dengan metode statistik yang diterapkan.

ɛ1

(9)

Formula kuesioner untuk memuat pernyataan responden berbentuk multiple choice dengan kelebihan mudah ditabulasi dan tepat untuk kuesioner yang diisi sendiri. Untuk analisis kuantitatif maka pembrian skor untuk setiap item kuesioner digunakan skala linkert yang jumlahnya ganjil dari nilai 1 sampai 5.

Pemberian skala pengukuran untuk setiap jawaban responden adalah menggunakan skala interval, yaitu skala yang menggunakan angka untuk suatu set objek dengan jarak yang sama antara satu ciri atau sifat objek maupun kejadian yang diukur. Pemberian skala ini mengacu pada pernyataan Uma Sekaran (2006:197) : “Angka-angka dalam skala Linkert dapat dirancang menunjukan skala interval”.

Item-item yang disusun terdiri dari item positif dan negatif. Adapun daftar penyataan dengan menetapkan skala Linkert pada alternatif jawaban yang dapat dinilai dengan skor sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skor Untuk Setiap Pertanyaan

Jawaban untuk Nilai Positif Jawaban untuk Nilai Negatif

5 1 4 2 3 3 2 4 1 5 Sumber : Sugiyono, 2007

3.4.2 Uji Kualitas Data

3.4.2.1 Pengujian Validitas Alat Ukur (Test Of Validity)

Pengujian validitas alat ukur penelitian dapat mewujudkan sejauh mana alat yang digunakan dalam penelitian mampu mengukur variabel yang terdapat dalam penelitian.

(10)

akurasi alat ukur tersebut. Alat ukur yang salah akan mempunyai validitas yang rendah, begitu pula sebaliknya.

Pengujian alat ukur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasi Pearson’s Product Moment yang meliputi tahapan-tahapan.

1. Penentuan Nilai Korelasi

Untuk menentukan nilai korelasi digunakan persamaan sebagai berikut :

r

xy = (Sugiyono, 2007:248)

Keterangan :

r

xy= koefisien korelasi product moment

x = skor setiap item soal y = total skor pertanyaan n = ukuran sampel

2. Penentuan uji signifikansi korelasi product moment (penentuan nilai hitung) untuk menentukan uji signifikansi korelasi product moment, secara statistik angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan ttabel dengan derajat bebas (db)=n – 2 pada α= 0,05 dengan menggunakan persamaan :

t =

dimana,

r = Koefisien korelasi n =Jumlah responden

(11)

3. Penarikan kaidah keputusan dan kriteria penafsiran

Nilai thitung yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai ttabel untuk kesalahan 5% (a = 0,05) dan derajat kebebasan (db) = n – 2. Setelah dibandingkan kemudian diambil keputusan dengan kaidah:

1) Jika thitung > ttabel, maka instrumen tersebut valid 2) Jika thitung ≤ ttabel, maka instrumen tersebut tidak valid

Dilihat dari kriteria pengujian diatas, maka koefisien validitas dianggap signifikan apabila thitung lebih besardaripada ttabel (1 – a); (n – 2). Alat ukur yang signifikan adalah valid, sedangkan yang tidak signifikan tidak valid.

3.4.2.2 Pengujian Reliabilitas Alat Ukur (Test of Reliability)

Pengujian reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Alfa Crochbach. Statistik ini berguna untuk mengetahui apakah pengukuran yang dibuat reliabel. Jika nilai Alfa Cronbach mendekati 1, maka pengukuran yang digunakan adalah reliabel atau jawaban responden akan cenderung sama walaupun diberikan kepada orang yang berbeda. Alfa Croncbach dihitung dengan rumus sebagai berikut:

α =

Keterangan:

r = Nilai rata-rata korelasi item k = Jumlah item

3.5 Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis

3.5.1 Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data diperlukan agar penelitian dapat menghasilkan

(12)

Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis data dengan analisis jalur (path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh antara Sistem Informasi Akuntansi dan Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan.

Menurut Ating Somantri Sambas Ali Muhidin (2206,259) mengemukakan bahwa analisis jalur (Path Analysis):

“ Analisis jalur (path analysis) digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat. Tujuannya adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya ynag merupakan variabel akibat.”

Dari struktur path analysis, terdapat langkah-langkah yang digunakan : 1. Menghitung Koefisien Korelasi (r)

Koefisien korelasi ini akan menentukan tingkat keeratan hubungan antara variabel yang diteliti. Menghitung koefisien korelasi antara X1 dan X2 menggunakan koefisien sederhana yaitu:

rXiXj =

Keterangan :

rXiXj = Koefisien korelasi Xi = Variabel independen Xj = Variabel dependen n = Jumlah responden

Jika tingkat hubungan antar variabel kuat , maka nilai r akan besar. Demikian pula sebaliknya jika tingkat hubungan antara variabel rendah nilai r akan kecil. Besar koefisien korelasi ini akan diinterprestasikan sebagai berikut:

2. Pengujian secara simultan dengan rumus sebagai berikut:

(13)

3. Pengujian Faktor Residu / Sisa

ρYiɛ = (Kusnaedi, 2005:18)

Dimana R2YiX1X2...Xk =

4. Pengujian Hipotesis Operasional

Menguji keberartian (signifikan) dari hubungan variabel X1 dengan variabel X2 Ho : RX2X1 < 0

Ha : RX2X1 ≥ 0

Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel a) Pengujian secara simultan

Hipotesis operasional : Ho : ρYX1 = ρYiX2 = 0

Ha : sekurag-kurangnya terdapat ρYXi ≠ 0 Dengan kriteria penolakan Ho jika Fhitung > Ftabel Uji signifikansi menggunakan rumus :

F = (Kusnaedi, 2005:11)

b) Pengujian secara parsial Hipotesis operasional: Ho : -t ½ α ≤ thitung ≤ t ½ α Ha : -t ½ α > thitung atau > t ½ α

Kriteria penolakan Ho jika thitung > t tabel Uji statistik menggunakan rumus :

(14)

Keterangan :

ρYiXi = Koefisien jalur (besarnya pengaruh) variabel Xi terhadap Yi

R2YX..Xk = koefisien yang menyatakan determinasi total dari semua variabel penyebab terhadap akibat.

R2XiX1...(X1)...(Xk) =koefisien yang menyatakan determinasi multiple antara Xi dengan X1,...,Xk tanpa X1

PEMBAHASAN

1. Uji validitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan yang kecil sehingga data yang terkumpul merupakan data yang memadai. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel penelitian. Pertanyaan-pertanyaan kuesioner berkaitan dengan indikator masing-masing variabel yaitu sistem informasi akuntansi, penerapan good corporate governance dan kinerja. Setelah data terkumpul maka untuk dapat menghitung besarnya point yang didapat yang merupakan gambaran tentang hasil yang dicapai dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi, penerapan good corporate governance dan kinerja yang dicapai pada BPR wilayah Tasikmalaya maka dilakukan uji validitas dengan tujuan untuk melihat kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang akan diukur.

2. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas digunakan pendekatan Alfa Croncbach dilakukkan dengan bantuan program SPSS 17.0, hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada

(15)

Informasi Akuntansi) sebesar 0,892dengan tingkat reliabilitasnya adalah reliabel, untuk variabel X2 (Penerapan Good Corporate Governance) nilai alphasebesar 0,886 dengan tingkat reliabilitasnya adalah reliabel dan untuk variabel Y (Kinerja Perusahaan) nilai alpha sebesar 0,849 dengan tingkat reliabilitasnya adalah reliabel. Nilai alpha untuk semua variabel tersebut berada pada kisaran 0,849 – 0,892maka dapat disimpulkan bahwa semua item untuk setiap variabel mempunyai tingkat reliabilitas yang reliabel, artinya pertanyaan tersebut konsisten dalam mengukur gejala yang sama.

Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Good Corporate Governance BPR

Wilayah Tasikmalaya

Hubungan sistem informasi akuntansi dengan good corporate governance BPR wilayah Tasikmalaya dilakukan dengan pengujian korelasi dari dua variabel tersebut. Hipotesis yang diajukan adalah sistem informasi akuntansi berhubungan dengan penerapan good corporate governance pada BPR wilayah Tasikmalaya. Untuk menguji hipotesis tersebut dilakukan melalui uji statistik koefisien korelasi. Koefisien korelasi ini akan menentukan tingkat hubungan variabel X1 ( sistem informasi akuntansi) dengan X2 (good

corporate governance). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 17.0 diperoleh hubungan. Hasil dari pengolahan data dari hasil analisis yang dapat dilihat pada lampiran SPSS bahwa nilai koefisien sebesar 0,682. Hal ini berarti bahwa antara variabel X1

(sistem informasi akuntansi) dengan variabel X2 (good corporate governance) memiliki

hubungan yang kuat. Hal ini artinya bahwa sistem informasi akuntansi berhubungan kuat terhadap keberhasilan penerapan good corporate governance.

Pengaruh Secara Parsial Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja BPR Wilayah Tasikmalaya

(16)

Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kinerja perusahaan, maka dilakukan uji hipotesis. Hipotesis yang disajikan adalah “Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Perusahaan pada BPR wilayah Tasikmalaya”. Yang berarti bahwa sistem informasi akuntansi dilakukan dengan baik, maka sistem informasi akuntansi menyebabkan kinerja perusahaan semakin baik pula.

Untuk menguji hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan data atas hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficients) diperoleh nilai koefisien beta atau koefisien standar (standardizerd coeffisients)untuk variabel X1 (Sistem Informasi Akuntansi) terhadap variabel Y (Kinerja Perusahaan) adalah sebesar 0,631. Ini berarti antara sistem informasi akuntansi dengan kinerja perusahaan mempunyai hubungan yaitu 63,1% dengan kategori kuat (Sugiyono,2009:250) sedangkan nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,398 (0,6312), menunjukan bahwa besarnya pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kinerja perusahaan adalah sebesar 39,8%. Artinya 39,8% variabilitas variabel kinerja perusahaan dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yaitu sistem informasi akuntansi.

Dengan kriteria tolak Ho jika thitung> ttabel maka berdasar perhitungan SPSS diperoleh nilai thitung sebesar 4,020. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 0,05 maka ttabel sebesar 2,036 sehingga thitung> ttabel (4,020 > 2,036) dengan tingkat signifikansi 0,005< 0,05 dikarenakan thitung> ttabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kidah keputusannya adalah tolak Ho atau terima Ha, artinya Sistem Informasi Akuntansi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian, apabila sistem informasi akuntansi pada BPR wilayah Tasikmalaya dilaksanakan dengan baik, maka kinerja perusahaan juga akan semakin meningkat.

(17)

Pengaruh Secara Parsial Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja BPR Wilayah Tasikmalaya

Untuk mengetahui pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan, maka dilakukan uji hipotesis. Hipotesis yang disajikan adalah “Penerapan Good Corporate Governance berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Perusahaan pada BPR wilayah Tasikmalaya”. Yang berarti bahwa good corporate governance dilakukan dengan baik, maka good corporate governance menyebabkan kinerja perusahaan semakin baik pula.

Untuk menguji hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan data atas hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficients) diperoleh nilai koefisien beta atau koefisien standar (standardizerd coeffisients)untuk variabel X1 (penerapan good corporate governance) terhadap variabel Y (Kinerja Perusahaan) adalah sebesar 0,403. Ini berarti antara good corporate governance dengan kinerja perusahaan mempunyai hubungan yaitu 40,3% dengan kategori sedang (Sugiyono,2009:250) sedangkan nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,162 (0,4032), menunjukan bahwa besarnya pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kinerja perusahaan adalah sebesar 16,2%. Artinya 16,2% variabilitas variabel kinerja perusahaan dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yaitu good corporate governance

Dengan kriteria tolak Ho jika thitung> ttabel maka berdasar perhitungan SPSS diperoleh nilai thitung sebesar 2,565. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 0,05 maka ttabel sebesar 2,036 sehingga thitung> ttabel (2,565 > 2,036) dengan tingkat signifikansi 0,037< 0,05 dikarenakan thitung> ttabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kidah keputusannya adalah tolak Ho atau terima Ha, artinya Penerapan Good Corporate Governance secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan

(18)

demikian, apabila penerapan good corporate governance pada BPR wilayah Tasikmalaya dilaksanakan dengan baik, maka kinerja perusahaan juga akan semakin meningkat.

Pengaruh Secara Simultan Sistem Informasi Akuntansi dan Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja BPR Wilayah Tasikmalaya

Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi dan penerapan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan, maka dilakukan uji hipotesis. Hipotesis yang disajikan adalah “Sistem Informasi Akuntansi dan Penerapan Good Corporate Governance secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan pada BPR wilayah Tasikmalaya”. Yang berarti bahwa sistem informasi akuntansi dan penerapan good corporate governance dilakukan dengan baik, maka sistem informasi akuntansi dan penerapan good corporate governance menyebabkan kinerja perusahaan semakin baik pula.

Untuk menguji hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan data atas hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficients) diperoleh data mengenai nilai R ( koefisien korelasi) dan R square/R2 (koefisien determinasi). Nilai R menunjukan besarnya hubungan atau korelasi antara sistem informasi akuntansi dan penerapan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan sebesar 0,953 dengan kategori sangat kuat, ini berarti antara sistem informasi akuntansi dan penerapan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan mempunyai hubungan yaitu sebesar 95,3% dengan kategori sangat kuat (Sugiyono,2006:214). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukan besarnya pengaruh antara sistem informasi akuntansi dan penerapan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan, yaitu sebesar 0,908 atau sebesar 90,8%. Artinya 90,8% variabilitas variabel kualitas pelayanan publik dipengaruhi secara simultan oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah sistem informasi akuntansi dan penerapan good corporate governance. Pengaruh faktor lainnya (faktor residu) terhadap kinerja perusahaan selain

(19)

sistem informasi akuntansi dan penerapan good corporate governance adalah sebesar 1 – 0,908 = 0,092 atau 9,2%.

Dengan kriteria tolak Ho jika fhitung> ftabel maka berdasar perhitungan SPSS diperoleh nilai fhitung sebesar 34,371. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 0,05 maka ftabel sebesar 4,74 sehingga fhitung> ftabel (34,371 > 4,74) dengan tingkat signifikansi 0,000< 0,05 dikarenakan fhitung> ftabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kidah keputusannya adalah tolak Ho atau terima Ha, artinya Sistem Informasi Akuntansi dan Penerapan Good Corporate Governancesecara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Dengan demikian, apabila sistem informasi akuntansi dan penerapan good corporate governance pada BPR wilayah Tasikmalaya dilaksanakan dengan baik, maka kinerja perusahaan juga akan semakin meningkat.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem informasi akuntansi, dan penerapan good corporate governance BPR wilayah Tasikmalaya telah dilaksanakan dengan baik dan kinerja BPR wilayah Tasikmalaya telah mencapai hasil yang baik. Ini tercermin dari telah berjalannya keseluruhan prinsip dari sistem informasi akuntansi diantaranya adanya catatan dan dokumen dari semua transaksi, kesesuaian program dengan tujuan perusahaan, laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku, serta setiap karyawan yang mengetahui dan mampu menjalankan sistem informasi akuntansi. Selanjutnya penerapan good corporate

(20)

keterbukaan, laporan keuangan yang dapat dipercaya, adanya pertanggungjawaban atas semua tindakan seluruh karyawan, adanya perlakuan yang setara pada setiap pemangku kepentingan, dan pengambilan keputusan yang profesional. Selanjutnya kinerja perusahaan yang telah mencapai hasil baik tercermin dari adanya pertumbuhan laba, pelayanan yang memadai, produk dan jasa perusahaan yang telah dioperasikan dengan baik, dan adanya peningkatan kinerja karyawan.

2. Sistem informasi akuntansi berhubungan kuat dengan penerapan good corporate governance pada BPR wilayah Tasikmalaya.Untuk mencapai tatakelola perusahaan yang baik sangat dibutuhkan dukungan sistem informasi akuntansi. Dimana dua dari lima prinsip good corporate governance, yaitu transparansi dan akuntabilitas sangat berhubungan erat dengan sitem informasi akuntansi. Ini tercermin dari adanya dokumen transaksi yang membuktikan prinsip keterbukaan pada perusahaan BPR telah berjalan dengan baik, serta prinsip akuntabilitas yang dimana pengelola wajib membina sistem informasi akuntansi yang efektif untuk mengahasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

3. Sistem informasi akuntansi dan penerapan good corporate governance secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan BPR wilayah Tasikmalaya.

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan kinerja BPR wilayah Tasikmalaya. Adapun saran tersebut sebagai berikut:

1. Bagi BPR wilayah Tasikmalaya

Diharapkan BPR wilayah Tasikmalaya mempertahankan dan lebih meningkatkan lagi pelaksanaa sistem informasi akuntansi berupa peningkatan sumber daya manusia,

(21)

kualitas kinerja perusahaan dan penerapan good corporate governance berupa terlaksananya prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kewajaran dan kemandirian, jadi dengan terlaksananya penerapan prinsip dari kedua variabel tersebut tatakelola perusahaan yang baik akan dapat tercapai dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai sehingga kinerja BPR akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

2. Bagi BPR Nusumma Singaparna

Dari proses kuesionering dan wawancara bahwa belum adanya satuan pengendalian intern dari suatu sistem, dimana masing-masing fungsi manajemen masih terpisah dimana hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya profesional kerja sehingga efektifitas dan efisiensi kerja sulit untuk tercapai. Mengingat indenpedensi sangat penting maka aspek SPI tersebut harus lebih diperhatikan supaya kinerja BPR akan semakin meningkat

3. Bagi Pemerintah

Diharapkan pemerintah harus lebih memperhatikan pertumbuhan dunia perbankan, karena perbankan merupakan penghimpun dan penyalur dana keuangan utama bagi masyarakat dan merupakan penyokong kemajuan perekonomian masyarakat. Dengan majunya dunia perbankan maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat, dan juga perekonomian negara akan semakin stabil dan akan semakin kuat.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disrankan untuk mencari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan selain sistem informasi akuntansi dan penerapan good corporate governance, faktor tersebut misalnya audit operasional, implementasi strategi, kepuasan pelanggan atas cakupan pelayanan dan lain sebagainya.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Daniri Mas. 2006.Good Corporate Governance.Jakarta:PT Ray Indonesia.

Agoes, Sukrisno.2006.Hubungan antara Good Corporate Governance dengan Etika Bisnis dan Profesi.Jakarta: Salemba Empat

Anggi fawzi .2012. Pengawasan Intern dan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Pemerintahan.(Survey pada organisasi perangkat daerah (OPD) pemerintah kota Tasikmalaya).

Bank Indonesia Regulation Number 8/4/2006 concerning Good Corporate Governance Implementation by Commercial Bank.

Bodnar, George H. dan William S. Hopwood. 2000. Sistem Informasi Akuntansi: Buku 1. Edisi 6. Salemba Empat. Jakarta.

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance. 2006. Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia. Jakarta : KNKCG.2006

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen,Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat

National Commitee on Governace.2006. Indonesia Code of Good Corporate Governance.

http://www.governance-indonesia.or.id

Rizal Pahlevi Zarkasih.2010. Pengaruh Audit Operasional dan Penerapan Good Ccorporate Governance Terhadap Kinerja Bank (Survey pada Bank Umum Konvensional di Tasikmalaya). Skripsi Unsil.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. CV Alfabeta Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta

Theresia Dwi Hastuti .2005. hubungan antara good corporate governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja keuangan perusahaan.(survey pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta).Solo : Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Wilkinson, Joseph W., Michael J. Cerullo. et al. 2000. Accounting Information Systems: Essential Concepts and Applications. 4th Edition. John Wiley and Sons, Inc. USA. Peraturan:

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tanggal 30 Januari 2006 Tentang Implementasi GCG oleh Bank-bank KOmersi

Referensi

Dokumen terkait

Apabila kesepuluh perilaku dan sikap tadi dilaksanakan secara baik dan benar serta totalitas, maka tidak mustahil pengadilan yang bersih akan terwujud, mengingat hakimnya berani

bolavoli yang diperuntukkan anak Sekolah Dasar, atau yang setara dengannya. Dewasa ini permainan bolavoli termasuk permainan yang populer diantara cabang olahraga yang lainnya.

Secara umum, pada tahun 2015, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung tercapainya target pembangunan tercukupi melalui alokasi anggaran yang ada. Persentase

Dilihat dari tingkat pendidikan responden yang sebagian besar adalah SMA yaitu berjumlah 127 responden (100%) dan mayoritas responden berumur 17-18 tahun yaitu 65

(4) Tim Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memiliki tugas melakukan penilaian kinerja dengan cara melakukan evaluasi hasil kerja, capaian kinerja

Pembentukan AMF tertuang dalam APSC (ASEAN Political- Security Comunit) Blueprint (2009-20015) yaitu dalam butir A.2.5 Mempromosikan Kerja Sama Maritim ASEAN