• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

ANALISA DAN INTERPRETASI

Dalam bab ini akan dianalisis dan interpretasi hasil penelitian mengenai pemilihan mesin sanding dengan menggunakan pendekatan rekayasa nilai (value engineering).

5.1. Tahap Kreatif

Pada tahap ini akan dimunculkan sebanyak mungkin alternatif-alternatif mesin sanding yang selanjutnya alternatif tersebut akan diseleksi untuk mendapat alternatif yang potensial untuk dilakukan penghematan biaya pemilihan mesin sanding berdasarkan hasil penelitian lapangan dimana semua jenis mesin sanding yang dapat diambil sebagai alternatif pilihan.

Setelah diadakan survey/penelitian lapangan, maka didapatkan jenis mesin sanding yang diambil sebagai kombinasi alternatif yang berpotensi untuk dapat disusun sebagai berikut :

Tabel 5.1. Alternatif mesin sanding yang diambil

No Type Model Power Daya

1 I 56815 9.000 – 12.000 rpm 6,2 bars 2 II 13400 1.500 – 3.400 rpm 6,2 bars 3 III 57910 11.000 – 15.000 rpm 6,2 bars

5.2. Tahap Analisa

Pada tahap analisa akan dilakukan analisa terhadap alternatif-alternatif mesin sanding yang muncul, analisa tersebut meliputi analisa keuntungan dan kerugian dari tiap-tiap alternatif-alternatif yang diusulkan.

(2)

5.2.1. Analisa Keuntungan dan Kerugian

Pada pengambaran analisa keuntungan dan kerugian dari mesin sanding yang diambil dilakukan penilaian meliputi :

1. Kehandalan (tahan lama) 2. Biaya investasi pembelian 3. Kemampuan penghalusan 4. Kemudahan spare part

Seperti telah dijelaskan, bahwa segala penilaian yang dilakukan lebih berorientasi kepada tim yang bertujuan untuk lebih mempertajam analisa, adapun para ahli yang bertindak sebagai respon adalah mereka-mereka yang terdiri dari :

1. Karyawan (operator mesin) 2. Maintenance (listrik) 3. Maintenance (mekanik) 4. Kabag Maintenance 5. Staf Pembelian 6. Kabag Produksi 7. Staf Produksi

Pada tahap ini, akan diberikan kuisioner yang berisikan pertanyaan tentang urutan tingkat prioritas kriteria dan memilih tingkat keputusan berdasarkan tingkat prioritas yang telah dipilih.

5.2.2. Penentuan Tingkat Kepentingan Untuk Tiap Kriteria

Pada tahun ini responden diminta untuk memilih tingkat kepentingan yang diinginkan untuk tiap-tiap mesin sanding yang diambil dengan jalan memberikan pendapat sesuai dengan bidang ilmu serta kenyataan-kenyataan dilapangan.

Hasil penentuan tingkat kepentingan untuk ke tiga alternatif mesin sanding, bisa dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil penentuan tingkat kepentingan tersebut, maka dapat dianalisa keuntungan dan keinginan dari tiap-tiap alternatif mesin sanding diambil.

(3)

5.2.3. Perhitungan Matrik Kelayakan

Tujuan dilakukannya perhitungan dengan menggunakan matrik kelayakan adalah untuk menyeleksi alternatif-alternatif yang diambil agar lebih memenuhi tujuan yang diinginkan. Didalam analisa ini perlu ditetapkan terlebih dahulu kriteria-kriteria yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dan penetapan kriteria tersebut. Kriteria-kriteria yang diambil sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut :

1. Kehandalan (tahan lama) 2. Biaya pemeliharaan 3. Kemampuan penghalusan 4. Kemudahan spare part

Hasil penilaian matriks kelayakan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.2. Hasil akhir penilaian matrik kelayakan Kriteria

Alternatif

Type 1 3 2 4 Jumlah Ranking

I 93 67 69 101 330 1

II 87 59 65 97 308 2

III 85 61 68 93 307 3

Untuk lebih jelasnya mengenai penilaian tingkat prioritas atau skor bisa dilihat pada lampiran.

5.2.4. Matrik Evaluasi

Pada analisa matrik evaluasi akan dilakukan analisa terhadap beberapa alternatif terpilih yang diambil berdasarkan urutan ranking terbaik yang telah dihasilkan pada matrik kelayakan.

Pada matrik evaluasi ini akan diambil sebanyak empat alternatif terbaik dan ditambah dengan alternatif awal yang telah ditetapkan sebelumnya. Maksud ditampilkannya alternatif awal adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kelebihan yang dimilikinya terhadap alternatif-alternatif lain. Pada analisa matrik

(4)

evaluasi akan digunakan 4 (empat) kriteria sebagai bahan pertimbangan didalam memberikan penilaian. Keempat kriteria yang diambil berdasarkan pada kuisioner yang telah diedarkan. Keempat kriteria tersebut adalah :

1. Kemampuan penghalusan 2. Kemudahan spare part 3. Kehandalan (tahan lama) 4. Biaya pemeliharaan

Cara penilaian yang dilakukan pada matrik evaluasi dengan kriteria yang diambil terhadap alternatif-alternatif yang dipilih adalah sebagai berikut :

Sangat baik dikonversikan dengan angka 5 Baik dikonversikan dengan angka 4 Cukup baik dikonversikan dengan angka 3 Kurang baik dikonversikan dengan angka 2 Sangat kurang dikonversikan dengan angka 1

Penilaian dilakukan keempat alternatif terbaik yang dipilih dan ditambah dengan alternatif awal dengan menggunakan kriteria tersebut diatas adalah sebagai berikut :

Tabel 5.3. Penilaian Matrik Tingkat Kepuasan Kriteria No Alternatif Type 1 2 3 4 1 I 46 40 39 46 2 II 43 37 36 46 3 III 39 31 33 45 5.2.5. Pembobotan Kriteria

Pembobotan kriteria dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan atau analitic hierarchi proces berdasarkan tingkat kepentingannya. Hasil perbandingan kepentingan untuk tiap-tiap kriteria dapat di lihat sebagai berikut :

(5)

™ Kriteria kemampuan penghalusan = 3 x kriteria spare part mudah didapat ™ Kriteria kemampuan penghalusan = 3 x kriteria kehandalan (tahan lama) ™ Kriteria kemampuan penghalusan = 3 x kriteria biaya pemeliharaan ™ Kriteria spare part mudah didapat = 3 x kriteria kehandalan (tahan lama) ™ Kriteria spare part mudah didapat = 1 x kriteria biaya pemeliharaan ™ Kriteria kehandalan (tahan lama) = 1 x kriteria biaya pemeliharaan

Skor perbandingan berpasangan pada kriteria-kriteria tersebut diatas, dapat digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 5.4. Skor Perbandingan Berpasangan

Kriteria 1 2 3 4

1 1 3 3 3

2 1/3 1 3 1

3 1/3 1/3 1 1

4 1/3 1 1 1

Selanjutnya hasil banding berpasangan kriteria matrik kelayakan dijumlahkan menurut kolom. Hasil tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 5.5. Penjumlahan skor perbandingan berpasangan menurut kolom Kriteria 1 2 3 4 1 1 3 3 3 2 1/3 1 3 1 3 1/3 1/3 1 1 4 1/3 1 1 1 Jumlah 6/3 16/3 8 6

(6)

Keterangan :

− Kriteria kemampuan penghalusan ( 1 ) − Kriteria spare part mudah didapat ( 2 ) − Kriteria kehandalan (tahan lama) ( 3 ) − Kriteria biaya pemeliharaan ( 4 )

Setelah itu dilakukan penentuan nilai (bobot) dari masing-masing kriteria, hasil penentuan nilai (bobot) dari masing-masing kriteria sebagai berikut :

Tabel 5.6. Hasil penentuan nilai Eugen vector masing-masing kriteria Kriteria 1 2 3 4 Jumlah rata-rata baris

1 3/6 9/16 3/8 3/6 1,938 : 4 = 0,4845 2 1/6 3/16 3/8 1/6 0,894 : 4 = 0,2235 3 1/6 1/16 1/8 1/6 0,52 : 4 = 0,13 4 1/6 3/16 1/8 1/6 0,644 : 4 = 0,161

Jumlah = 0,999

Bedasarkan hasil normalisasi diatas, maka didapat bobot untuk tiap-tiap kriteria/nilai Eugen vector sebagai berikut :

1. Kemampuan penghalusan = 0,4845 2. Spare part mudah didapat = 0,2235 3. Kehandalan (tahan lama) = 0,13 4. Biaya pemeliharaan terjangkau = 0,161

5.2.6. Consistensi Ratio/ CR

Jika CR ≤ 0,10 Data konsisten Jika CR > 0,10 Data tidak konsisten

Sehingga perlu dilakukan perulangan dari awal (berpasangan) Rumus : CR = CI / RV

Dimana : CR = Consistensi ratio CI = Consistensi indeks RV = Random value

(7)

Tabel 5.7. Random Value Ordo matriks ( n ) R V 1 0,00 2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 11 1,51 12 1,48 13 1,56 14 1,57 15 1,59

Tabel 5.8. Penjumlahan Entri

1 2 3 4 Kriteria 0,4845 0,2235 0,13 0,161 Jumlah 1 0,4845 0,6705 0,39 0,483 2,028 2 0,1615 0,2235 0,39 0,161 0,936 3 0,1615 0,0745 0,13 0,161 0,527 4 0,1615 0,2235 0,13 0,161 0,676

Untuk lebih jelasnya mengenai penjumlahan entri bisa dilihat pada halaman lampiran.

(8)

# Eugen Value (λ max)

Rumus : λ max = Jumlah λ max Ordo ( n ) 1. 2,028 : 0,4845 = 4,186 2. 0,936 : 0,2235 = 4,188 3. 0,527 : 0,13 = 4,054 4. 0,676 : 0,161 = 4,199 Jumlah = 16,627 λ max = 16,627 / 4 = 4,157 # Consistensi indeks ( CI ) Rumus : CI = λ max – n n - 1 CI = 4,157 - 4 4 - 1 = 0,157 3 = 0,052 # Consistensi ratio ( CR ) Rumus : CI = Diketahui : CI = 0,052 RV = 0,90 ( ordo 4 ) CR = 0,052 CI R . V 0,90 = 0,058 CR = 0,058 ≤ 0,10

(9)

5.2.7. Perhitungan Performansi

Berikut ini akan diberikan nilai performansi untuk alternatif-alternatif terpilih dan alternatif awal, hasil perhitungan performansi untuk alternatif awal dan alternatif yang diusulkan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.9. Hasil Perhitungan Performansi Kriteria evaluasi

1 2 3 4

Bobot tiap-tiap kriteria Alternatif 0,4845 0,2235 0,31 0,161 Pn Ranking Type I 46 40 39 46 43,703 1 Type II 43 37 36 46 41,189 2 Type III 39 31 33 45 37,359 3 Keterangan :

− Kriteria 1 = kemampuan penghalusan − Kriteria 2 = spare part mudah didapat − Kriteria 3 = kehandalan (tahan lama) − Kriteria 4 = biaya pemeliharaan terjangkau

Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan performansi bisa dilihat pada lampiran .

5.3. Tahap Pengembangan

Pada tahap pengembangan akan dilakukan analisa biaya dan perhitungan value dengan menggunakan nilai performansi yang diperoleh dari hasil analisa dengan menggunakan matrik kelayakan untuk setiap alternatif terpilih dan alternatif awal.

5.3.1. Analisa Biaya

Dalam analisa biaya ini akan dijelaskan mengenai biaya investasi pembelian dari mesin mesin sanding untuk dipakai dalam penentuan nilai (value). Biaya investasi pembelian dari setiap alternatif terpilih dan alternatif awal adalah sebagai berikut :

(10)

Tabel 5.10. Biaya Investasi Pembelian Mesin Sanding Alternatif Model Harga jual

1 (awal) 2 3 56815 13400 57910 Rp. 3.500.000 Rp. 5.600.000 Rp. 6.100.000 5.3.2. Penentuan Nilai

Berdasarkan hasil analisa pada tahap selanjutnya diperoleh nilai performansi dari biaya investasi pembelian mesin sanding, maka nilai tersebut akan dibandingkan sehingga diperoleh suatu nilai (value) sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan alternatif mesin sanding yang terbaik. Perhitungan akan ditentukan dengan menggunakan

Rumus : V =

Dimana : V = Nilai (value)

P = Performansi

C = Biaya

Nilai P merupakan angka bersama, maka perlu dikonversikan menjadi satuan biaya. Pengkonversian diperoleh dengan melakukan perbandingan performasi alternatif awal dengan alternatif ke – n yaitu :

Vo = Vn

Po = Pn

Co Cn C’n = Pn / Co

Po

C’n adalah satuan besaran nilai rupiah untuk performansi sebesar Pn.

C’n = Pn C’n

P C

(11)

Dimana : Vo = Nilai (value) alternatif awal

Vn = Nilai (value) alternatif produk ke-n Po = Performansi alternatif awal

Pn = Performansi produk ke n

Co = Biaya investasi penjualan alternatif awal Cn = Biaya investasi penjualan alternatif ke – n C’n = Performansi alternatif produk ke-n dalam rupiah

Berdasarkan rumus diatas, nilai alternatif awal adalah sebesar 1, yang nantinya dapat dipakai sebagai bahan acuan untuk memilih alternatif terbaik, sehingga untuk suatu perfomansi dalam rupiah dihargai n, nilai (value). Alternatif awal dapat ditentukan dengan rumus :

Vo = Po x n Co I = N = Co Po 43,703 x n 3.500.000 = = 80086,0353

Maka alternatif terpilih dapat diketahui dengan rumus : V = Pn x Co / Po Cn 3.500.000 43,703 Vn = Pn x n Cn

Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan nilai (value) dapat dilihat pada lampiran.

(12)

Tabel 5.11. Perhitungan nilai (value)

Alternatif Type Pn Cn Vn 1 (Awal) I 43,703 Rp. 3.500.000 1

2 II 41,189 Rp. 5.600.000 0,59 3 III 37,359 Rp. 6.100.000 0,49

Berdasarkan hasil perhitungan nilai (value), maka dapat diketahui selisih nilai dari kedua alternatif terpilih dengan alternatif awal selisihnya tidak terlalu jauh, dapat dilihat pada alternatif awal dengan alternatif 1 dan 3. Dengan demikian, maka pada tahap pengembangan ini alternatif yang dipilih adalah alternatif type I.

5.4. Tahap Presentasi

Tahap presentasi merupakan tahap terakhir dari pada rencana kerja rekayasa nilai, dimana pada tahap ini akan dipresentasikan alternatif terbaik yang dipilih yaitu : alternatif type I dengan spesifikasi sebagai berikut :

Model = 56815

Power = 9.000 – 12.000 rpm Daya = 6,2 bars

Alternatif tersebut dipilih karena memiliki nilai (value) tertinggi dibandingkan dengan alternatif yang lain. Ditinjau dari segi biaya investasi pembelian alternatif 1 model 56815 biaya pembelian lebih murah dibandingkan dengan alternative lain yaitu sebesar Rp 3.500.000,-

(13)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan tujuan penulisan dan pembahasannya, maka kesimpulan akhir yang dapat diambil antara lain

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin sanding antara lain kemampuan penghalusan, biaya pemeliharaan, kemudahan spare part, dan kehandalan.

2. Alternatif mesin sanding yang dipilih sebagai alternatif terbaik adalah alternatif mesin sanding dengan spesifikasi sebagai berikut :

Model = 56815

Power = 9.000 – 12.000 rpm Daya = 6,2 bars

Apabila dibandingkan dengan alternatif awal, alternatif mesin model 56815 lebih murah serta dapat menghemat biaya pemeliharaan dan biaya daya listrik yang diperlukan sebesar 6,2 bars. Apabila dibandingkan dengan alternatif-alternatif yang lain type II Vn = 0,59 dan type II Vn = 0,49.

6.2. Saran

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mengimplementasikan studi rekayasa nilai ini, maka perlu dipertimbangkan beberap hal sebagai berikut : 1. Metode rekayasa nilai perlu diterapkan lebih awal dalam menganalisa suatu

desain atau produk

2. Untuk menyempurnakan hasil suatu analisa, perlu dibentuk suatu tim kerja yang terdiri dari beberapa ahli atau yang berhubungan dengan mesin tersebut sehingga dapat menghasilkan suatu analisa yang optimal

3. Hasil analisa ini merupakan suatu usulan pemilihan produk mesin sanding

Gambar

Tabel 5.1. Alternatif mesin sanding yang diambil
Tabel 5.2. Hasil akhir penilaian matrik kelayakan  Kriteria
Tabel 5.3. Penilaian Matrik Tingkat Kepuasan  Kriteria  No  Alternatif  Type  1 2 3 4  1 I 46  40  39  46  2  II  43 37 36 46  3 III 39  31  33  45  5.2.5
Tabel 5.5. Penjumlahan skor perbandingan berpasangan menurut kolom  Kriteria 1  2  3  4  1 1  3  3  3  2 1/3  1  3  1  3 1/3  1/3  1  1  4 1/3  1  1  1  Jumlah   6/3  16/3  8  6
+6

Referensi

Dokumen terkait

Mulai edisi Mei 2014, jurnal ini akan dikelola oleh UMS-KAL (Universiti Malaysia Sabah – Kampus Labuan Antarabangsa) di Malaysia dan Laboratorium Sejarah dan Budaya, Fakultas

Sebelum melakukan prosedur, tenaga kesehatan maupun dokter lebih komunikatif lagi terhadap klien ataupun keluarga klien, supaya informasi yang mereka dapat jelas dan

Menyatakan Pasal 7 huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara

bahwa untuk memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha Perusahaan Perseroan (Persero) PT Boma Bisma Indra serta untuk mendukung program

Salah satu model desain pembelajaran yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda pada tahun 1990-an ini difungsikan salah satunya untuk menjadi pedoman dalam

Rencana pengajaran yang perlu mendapat perhatian adalah penentuan tugas yang harus dilakukan siswa dalam kerjasama kelompok harus disesuaikan dengan alokasi waktu, pola

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 10 Penggunaan kosakata pada yang terdapat pada tabel adalah variasi bahasa berupa penggunaan kosakata yang