2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1. Branding
2.1.1. Pengertian Brand
The American Marketing Association dalam Kotler & Keller (2016)
mendefinisikan brand atau merek sebagai, ˝A name, term, sign, symbol, or design,
or a combination of them, intended to identify the goods or services of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competitors.˝ (p. 321). Jika
diartikan, maka brand atau merek adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan suatu barang atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari kompetitor lain.
Menurut Carolina Rogoll (2015) dalam bukunya yang berjudul Star Brand, brand yang baik harus mampu membangun sebuah hubungan dengan konsumennya dalam waktu yang panjang, membuat ikatan emosional dan membangun loyalitas
brand yang sifatnya jangka panjang.
Dalam bukunya tersebut, ia menjelaskan bahwa brand yang baik memiliki kriteria sebagai berikut :
• Clarity (Kejelasan)
Sebuah brand yang baik memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dan pengetahuan yang baik akan “dirinya” sendiri. Brand yang dibaik memahami kebutuhan konsumennya, insight yang berhubungan dengan konsumen dan
marketing mix yang efektif untuk komunikasi mereka. Jika sebuah brand
mengerti posisinya, rencana komunikasi dan penawaran produk akan menjadi lebih baik.
• Consistency (Konsistensi)
Konsistensi merupakan sebuah kewajiban dalam pembuatan sebuah brand. Pengalaman sebuah brand didefinisikan dengan “touch points”, semua point
yang bisa disampaikan kepada konsumen. Para brand besar merangkul konsumennya dengan tidak hanya merasakan kejutan dan keindahan mereka, namun juga tampilan, atmosfer, suara hingga aroma dari brand tersebut. Semua “touch points” itu harus dijalankan secara konsisten. Konsistensi ini akan membantu dalam menghasilkan sebuah brand – recognition dan brand –
awareness yang kuat dan akan membantu brand untuk menjadi lebih baik
kedepannya.
• Emotional Connections (Koneksi Emosional)
Hubungan brand dengan konsumennya juga seperti hubungan manusia, mereka memerlukan proses untuk menentukan brand tersebut layak dibeli hingga pada pembelian jangka panjang. Brand besar akan membangun relasi jangka panjang dan bermakna dengan konsumennya. Brand-brand tersebut akan membuat konsumen mereka puas dan membangun koneksi emosional.
• Superior Benefits (Manfaat Lebih)
Keunikan sebuah brand diperlukan untuk membedakan kita dengan kompetitor. Semakin unik sebuah brand, maka semakin banyak konsumen yang bisa digapai. Keunikan ini tidak selalu harus sepenuhnya berfungsi bagi konsumen, bisa juga dalam bentuk yang lebih estetik, emosional atau lebih stylish.
• Commitment to Learning (Komitmen untuk Belajar)
Sebuah brand harus memiliki pikiran yang lebih terbuka, hal ini akan membantu sebuah brand untuk beradaptasi dengan perubahan dan kondisi pasar serta membantu brand untuk berkembang seiring dengan waktu. Sebuah brand harus belajar untuk beradaptasi dengan cepat dengan kompetisi pasar sehingga bisa menjadi brand terdepan.
2.1.2. Brand Essence dan Consumer Insight
Dalam membentuk sebuah brand ada brand essence dan consumer insight yang akan sangat membantu untuk menentukan brand proposition. Brand Essence adalah hati dan jiwa dari brand yang kita punya. Dalam buku Star Brand karya
Carolina Rogoll (2015), insight dijelaskan sebagai sebuah intuisi yang kuat dan akurat unyuk memahami kebenaran manusia. Dengan menggabungkan pengetahuan dan sedikit aksi untuk mendekatkan diri dengan konsumen. Insight yang didapatkan akan sangat membantu kedepannya. Insight ini yang akan membantu brand untuk mendapatkan “tempat” tersendiri dihati konsumen. Insight yang baik didapatkan melalui komunikasi langsung dengan konsumen, memperhatikan kegiatan mereka, berbicara dan mendengarkan mereka. Insight ini akan membantu untuk membentuk iklan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
2.1.3. Brand Positioning
Dalam buku Marketing Management, Global Edition Kotler dan Keller (2016), Positioning dijelaskan sebagai sebuah usaha untuk mendesain kelebihan dan image perusahaan agar bisa mendapatkan “tempat” tersendiri pada hati target
market. Goal dari positioning ini adalah untuk menempatkan brand kedalam benak
konsumen untuk memaksimalkan keuntungan yang diberikan kepada mereka.
Brand Positioning ini akan membantu untuk menentukan keputusan bagi
perusahaan.
Penentuan positioning ini membantu masyarakat untuk membedakan sebuah brand dengan brand kompetitor yang lainnya. Cara menentukan Brand
Positioning adalah sebagai berikut :
1. Menentukan dan mengidentifikasi target market dan kompetitor yang relevan Pada tahap ini, informasi dari kompetitor sangat dibutuhkan untuk membantu menentukan rencana penjualan kedepannya, karena bisa jadi konsumen dalam lingkup yang kita inginkan sudah pernah melihat brand lain yang setipe. Langkah awal yang baik adalah dengan mencari kompetitor yang yang menjual produk atau jasa yang bisa menggantikan posisi brand kita di masyarakat. Setelah mendapatkan daftar kompetitor, barulah identifikasi strategi dari kompetitor utama.
2. Mengidentifikasi keunikan dari brand yang sesuai
Dalam mengidentifikasikan keunikan brand, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu Point of Difference dan Points of Parity. Point of Difference (PODs) adalah keunggulan yang langsung menggambarkan sebuah brand dan
tidak dapat ditemukan pada kompetitor. Sedangkan Point of Parity (POPs) adalah keuntungan dari brand yang tidak terlalu unik namun bisa mempengaruhi kompetitor. POPs dibagi menjadi 3 bentuk yaitu kategori, korelasi dan kompetitif.
3. Buatlah sebuah mantra yang mampu menggambarkan positioning dan essence dari brand
Brand mantra adalah tiga sampai lima kata yang merupakan hati dan jiwa dari
sebuah brand yang berhubungan dengan konsep branding, seperti “brand
essence” dan “core brand promise”. Mantra ini berfungsi untuk membantu
untuk mengkomunikasikan seperti apa brand kita. Dalam membentuk brand
mantra ada tiga kriteria, yaitu :
• Communicate
Mantra yang baik harus bisa sesuai dengan keunikan dari brand. Mantra tersebut juga harus bisa memberikan petunjuk mengenai kategori perusahaan.
• Simplify
Mantra yang baik harus selalu bisa diingat. Sehingga, mantra harus dibuat secara singkat, menarik dan memiliki arti yang kuat.
• Inspire
Mantra harus bisa memiliki arti yang dalam dan relefan
2.1.4. Membangun Sebuah Brand
Setelah membahas mengenai bagian-bagian brand, maka perlu juga diketahui tentang langkah-langkah membuat sebuah brand. Menurut koinworks (2017), ada 7 langkah untuk membangun sebuah brand, yaitu :
1. Kenali Target Audience dan Kompetitor
Pelajari dan kenali target terlebih dahulu, ini akan membantu untuk membuat brand yang diinginkan target. Jika tidak bisa mencari target audience secara langsung, maka bisa dimulai dengan mempelajari kompetitor. Sehingga, brand yang dihasilkan mampu menjawab kebutuhan dari masyarakat yang menjadi target kita. Mencari informasi bisa dimulai dari internet dan melakukan wawancara setra observasi terhadap target dan kompetitor
2. Tentukan Fokus dan Karakteristik dari Brand yang akan ditawarkan
Hal ini sangat pentung untuk membantu membangun semua elemen yang terdapat dalam brand. Mulai dari menentukan value dari brand, cara menyampaikan value tersebut dan masyarakat golongan mana yang menjadi target. Setelah menentukan hal-hal itu, maka secara tidak langsung akan terbantu untuk menciptakan karakteristik tersendiri. Karakteristik ini yang akan membantu untuk menciptakan konsistensi disetiap media dan promosi yang akan dilakukan kedepannya.
3. Tentukan Nama Brand
Pemilihan nama bisa menjadi sesuatu yang krusial, terkadang karakteristik sebuah brand ditentukan dari namanya. Bisa saja semua bagian brand merupakan bagian dari penjabaran nama brand tersebut. Pilihlah nama yang mudah diingat dan sukar untuk ditiru oleh kompetitor
4. Tentukan Slogan untuk Brand
Selain menentukan nama brand yang menarik, membangun sebuah slogan yang menarik dan unik juga sangat dibutuhkan. Slogan juga menjadi kalimat yang mewakili visi dan misi dari brand. Slogan bisa berubah jika dirasa memang sudah tidak cocok dengan kondisi pasar.
5. Tentukan Gaya Brand
Setelah menentukan nama dan slogan brand, waktunya menentukan penampilan visual dari brand. Mulai dari warna, font yang digunakan, hingga
tone and manner dari brand.
6. Mulailah untuk Mendesain Visual dari Brand
Hasil dari ketiga elemen diatas adalah visualisasi brand. Mulai dari logo hingga kepada penyampaian melalui media-media yang akan digunakan.
7. Kembangkan Terus
Membangun sebuah brand tidak berhenti sampai sekedar membuat logo dan visualnya saja, tapi harus tetap terus dievolusikan dan ditingkatkan untuk kepentingan pasar. Menjaga reputasi brand di masyarakat sangat diperlukan sehingga akan ada pelanggan loyal terhadap brand. Pelanggan loyal ini akan membantu brand untuk terus bertahan dan hidup.
2.2. Teori Perancangan Komunikasi Visual
Setelah membahas branding pada sub-bab sebelumnya, pada sub-bab ini akan dibahas mengenai teori yang digunakan uantuk merancang sebuah komunikasi visual. Hal ini bertujuan untuk membantu menghasilkan visual yang baik sehingga mampu menjelaskan branding secara keseluruhan dan prinsip yang ada diharapkan mampu membantu masyarakat atau konsumen mengenal brand lebih dekat.
2.2.1. Prinsip Dasar Desain
Saat mendesain, ada prinsip yang bisa dijadikan sebagai panduan saat mendesain. Panduan ini akan membantu untuk menghasilkan desain yang baik. Berikut ini prinsip dasar desain menurut Klimchuk dan Krasovec dalam buku Desain Kemasan (2007) ;
1. Keseimbangan
Keseimbangan ini diperuntukkan agar mampu menampilkan desain secara keseluruhan secara asimetris maupun asimetris.
2. Kontras
Kontas ini berhubungan dengan semua elemen yang terdapat dalam desain sehingga bisa menghasilkan penekanan yang berbeda
3. Intensitas
Intensitas lebih menekankan pada keseimbangan semua elemen yang nanti akan memunculkan sebuah ketertarikan visual dengan memberikan penekanan pada bagian tertentu
4. Positif dan Negatif
Bagian positif dan negatif ini memiliki hubungan yang kuat dalam suatu komposisi. Objek atau elemen merupakan bagian dari elemen positif, sedangkan ruang atau lingkungan merupakan bagian dari elemen negative
5. Nilai
Nilai lebih dipengaruhi oleh gelap – terangnya warna, warna ini yang membantu kontrol perhatian konsumen melalui kontras warna pada desain
6. Bobot
Bobot mengacu pada keseluruhan elemen yang terdapat dalam desain
7. Posisi
Posisi mengacu pada peletakkan elemen-elemen desain yang nanti akan membantu mengarahkan mata konsumen
8. Urutan (alignment)
Penyusunan elemen vidual untuk membantu menghasilkan desain yang nyaman bagi persepsi mata manusia dan secara visual mendukung alur informasi
9. Hirarki
Pengorganisasian elemen visual sesuai tingkatan urutan kepentingannya dalam desain
10. Tekstur
Tekstur akan membantu untuk menghasilkan kedalaman dan dapat mensimulasikan kualitas fisik
2.2.2. Bahasa Rupa Warna
Selain prinsip dasar yang harus ada saat mendesain, warna juga menjadi elemen penting dalam sebuah desain. Warna akan lebih mempengaruhi mood dari sebuah desain. Dalam buku Colorful Emotions : Visual Vibrancy in Web UI Design, menjelaskan bahwa dalam warna memiliki ikatan dengan perasaan. Warna yang dipilih bisa menghasilkan atmosfer dan moods yang diinginkan. Namun, disetiap negara warna memiliki pengertian yang berbeda.
Persepsi warna yang dijelaskan pada buku tersebut adalah sebagai berikut (Cousins, 2017; Cao et al., 2015) :
• Merah
Merah merupakan warna yang melambangkan kekuatan, hal yang penting dan masa muda. Menurut Carrie Cousins dalam Color and Cultural Design
Considerations (2017), Merah dijelaskan sebagai warna dari gairah dan
kegembiraan. Warna ini juga bisa mengacu pada acara tertentu seperti natal atau perayaan imlek. Merah juga bisa digambarkan sebagai warna yang melambangkan kebahagiaan, kegembiraan dan selebrasi. Warna ini juga diartikan sebagai warna yang membawa keberuntungan, umur panjang dan kebahagiaan.
• Orange
Warna orange digambarkan sebagai warna yang berenergi, unik dan kreatifitas. Warna yang merupakan turunan dari warna merah ini memiliki arti sebagai simbol kekuatan dan cinta.
• Kuning
Kuning memiliki arti sebagai warna yang melambangkan kebahagiaan, antusiasme dan kesan jadul (darker shades). Warna kuning yang lebih terang
memberikan kesan yang lebih cerah dan bersemangat. Warna kuning yang sedikit gelap memiliki kesan yang menenangkan namun tetap menyegarkan. Warna yang lebih gelap (termasuk emas) bisa memberikan kesan antiquity, dan bisa juga memberikan kesan abadi, kebebasan dan keingintahuan.
• Hijau
Warna hijau lebih mengacu pada pertumbuhan, keseimbangan, tema-tema finansial dan tema-tema tentang lingkungan. Warna ini merupakan waran peralihan dari warna panas ke warna dingin. Hijau sendiri termasuk pada warna dingin. Warna ini memiliki efek relaks sama seperti biru, namun masih memiliki efek penyemangat seperti warna kuning.
• Biru
Warna biru menggambarkan suasana tenang, aman, keterbukaan (lighter
shades), bisa diandalkan (darker shades). Seperti warna kuning, warna ini
memiliki banyak arti tergantung pada gradasinya. Secara universal, warna ini memiliki arti yang santai dan aman.
• Ungu
Warna ungu menggambarkan suasana mewah, romantis (lighter shades) dan misteri (darker shades). Warna ini secara umum menggambarkan nuansa kemewahan dan kekayaan.
• Pink
Menurut Carrie Cousins dalam Color and Cultural Design Considerations (2017), pink adalah warna dari feminitas, yang juga menggambarkan rasa manis, masa kanak-kanak dan rasa senang.
• Coklat
Menurut Carrie Cousins dalam Color and Cultural Design Considerations (2017), Coklat adalah warna yang bersahaja, tapi bisa juga digambarkan sebagai warna yang menggambarkan kesehatan.
• Ivory
Warna ini memiliki nuansa tenang, elegan dan kesederhanaan. Ivory memilki sifat warna yang kurang lebih sama dengan putih. Namun, warna ini memiliki kesan lebih hangat dari putih.
• Putih
Warna putih memiliki kesan bersih, sederhana dan kebajikan. Warna ini juga merupakan warna yang melambangkan kesucian dan kepolosan.
2.2.3. Pengertian Tipografi
Tipografi merupakan elemen yang tidak kalah penting dalam sebuah desain. Tipografi akan membantu menjelaskan visual yang ada dalam desain. Selain itu, tipografi juga membantu menghasilkan sebuah mood dalam sebuah desain bersama dengan warna serta visual yang ada. Dalam buku “Everything There Is To Know
About Logo Design” (2013) juga menjelaskan mengenai tipografi. Typography is the art of designing and arranging letters in order to create a word. Depending on its weight, width or height, a letter needs to convey a different feeling, yang jika
diatikan Tipografi adalah seni untuk mendesain dan mengatur huruf sesuai urutannya untuk menciptakan sebuah kata. Tergantung pada lebar. ketebalan atau tinggi, sebuah huruf bisa memberikan kesan yang berbeda. (p. 15)
Practical Responsive Typography (2016) menjelaskan bahwa typeface dan font
memiliki arti yang berbeda. “Typeface: A typeface is a set of symbols, numbers, or
letters that define the family”, yang artinya adalah typeface adalah satu set simbol,
angka atau huruf yang digolongkan dalam satu keluarga. “Font: A font on the other
hand is the complete character set within a style and a particular weight of that typeface”, yang artinya adalah font adalah karakter komplit yang memiliki style dan
2.2.3.1. Typeface Classification
Dalam Practical Responsive Typography (2016) tipografi terdapat beberapa klasifikasi typeface, pembagian tersebut didasarkan secara teknikal (bentuk dan tebal huruf). Berikut adalah beberapa pembagiannya:
• Serifs
Serifs adalah bagian detail kecil yang sedikit keluar pada bagian akhir setiap
bentuk pada setiap karakter. Arti dari kata serifs sendiri belum bisa dipastikan berasal dari mana, walaupun sudah banyak sumber yang menjelaskannya.
Typeface ini memiliki kesan yang tradisional, serius namun bisa juga modern
untuk tipe yang lebih modern. Berikut jenis typeface yang tergolong kedalam
serifs :
• Old Style or Humanist • Tradisional Serifs • Modern Serifs • Slab Serifs
• Sans Serifs
Nama typeface ini diambil dari bahasa Perancis “Sans” yang artinya “tanpa”. Jenis ini lebih terlihat modern karena baru ditemukan sekitar abad ke-18. Sans
Serif biasanya terkesan lebih modern dan up-to-date sehingga kesan
keseluruhannya lebih informal jika dibandingkan dengan serifs. Berikut jenis
typeface yang tergolong dalam Sans Serifs :
• Grotesque Sans • Neo-Grostesque Sans • Humanist Font • Geometric Font
• Script
Jenis typeface ini digolongkan menjadi dua sub yang didasarkan pada jenis tulisan tangan, yang dipenggaruhi oleh faktor kelengkungan huruf serta kesinambungan hurufnya. Untul formal scripts kesannya akan lebih elegan,
halus, dan memberikan kesan menghargai. Sedangkan casual scripts memiliki kesan lebih informal, kurang bisa menyampaikan perasaan. Berikut jenis
typeface yang tergolong pada script :
• Formal Scripts • Casual Scripts
• Monospaced
Jenis typeface ini sedikit berbeda dari typeface sebelumnya yang sudah disebutkan. Typeface ini memiliki tebal huruf yang sama untuk setiap karakternya, sehingga menghasilkan ruang kosong yang lebih banyak. Namun, jenis ini tidak disarankan untuk digunakan sebagai typeface untuk tulisan yang banyak, karena akan memberikan kesan tidak seimbang. Kesan yang dimiliki dari typeface ini juga dipengaruhi oleh faktor ketebalan huruf dan style-nya.
• Display Typefaces
Jenis ini tidak berdasarkan pada jenis typeface manapun. Mereka memiliki keunikan tersendiri tergantung pada mood seperti apa yang ingin ditonjolkan. Kesan dari typeface ini juga dipengaruhi oleh ketebalan serta style dari typeface tersebut.
2.2.4. Pengertian Layout
Dalam kelasdesain.com, layout adalah menyusun elemen-elemen desain yang saling berhubungan kedalam sebuah bidang kerja sehingga membentuk kesatuan yang artistik. Layout ini akan mempengaruhi visual desain secara keseluruhan, hingga kepada kesan saat melihat sebuah desain. Ada 3 tips untuk membentuk sebuah desain menurut building blocks of visual hierarchy, yaitu :
1. Cari 1 focal point
Pilihlah satu elemen penting dalam desain yang dibuat. Ada banyak cara untuk menentukan focal point tersebut, namun yang ditekankan disini adalah hal yang paling penting untuk diketahui oleh konsumen.
2. Menggunakan grid
Grid akan membantu untuk memastikan bahwa desain tetap terlihat seimbang.
Mendesain dengan menggunakan grid akan membantu semua elemen tetap tertata dengan rapi dan seimbang.
3. Ikuti pattern membaca pengguna
Dengan mengetahui pattern membaca dari konsumen saat melihat sebuah iklan, sehingga penyampaian pesan kepada konsumen akan lebih baik.
2.2.5. Pengertian Logo
Setelah membahas semua prinsip dasar desain, selanjutnya adalah prinsip dalam membuat sebuah logo yang didalamnya terdapat perpaduan antara visual, warna dan tipografi. Logo akan menjadi wajah awal bagi sebuah brand, sehingga sebaiknya dibuat sesuai dengan warna dan jiwa dari brand tersebut. Dalam buku “Everything There Is To Know About Logo Design” (2013) dijelaskan bahwa logo adalah simbol, tanda atau ciri khas yang membantu untuk mengidentifikasikan sebuah perusahaan. Logo tidak harus menjelaskan bisnis apa yang dijalankan, tapi itu harus menampilkan cerita dibalik brand dan perusahaan. Mungkin logo memang tidak menjual perusahaan, namun dengan berjalannya waktu, logo akan membantu konsumen untuk membentuk kepercayaan terhadap produk atau pelayan dari sebuah perusahaan.
Logo korporat dibutuhkan untuk menjadi “wajah” dari sebuah perusahaan. Mereka menjadi pembeda yang unik dari sebuah perusahaan, melalui warna, fonts, dan gambar. Logo juga merupakan jalan-pintas untuk membantu konsumen untuk mengidentifikasi perusahaan melalui iklan dan unsur marketing yang lainnya.
Dalam mendesain logo, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan brand message. Hal ini akan membantu untuk menghasilkan konsistensi dari perusahaan yang dibangun. Sehingga, logo yang dihasilkan nantinya akan menjelaskan “lebih banyak” tentang perusahaan kita lebih dari yang kita bayangkan dan mendesain sebuah logo harus berdasarkan pada brand message.
2.2.6. Pengertian Kemasan
Dalam bagian branding, selain logo juga terdapat kemasan yang menjadi bagian penting untuk memberikan pengalaman saat membeli kepada konsumen. Menurut Klimchuk dan Krasovec dalam buku Desain Kemasan (2007, p. 33), desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar. Dalam dunia kemasan terdapat dua istilah, yaitu mengemas dan kemasan. Mengemas merupakan tindakan membungkus atau menutup suatu barang atau sekelompok barang. Sedangkan kemasan mengacu pada objek fisik itu sendiri-karton, container atau bungkusan. Kemasan bisa menjadi motivasi bagi pembeli. Pada saat kemasan memberikan informasi yang jelas, spesifik dan memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan kompetitor.
2.3. Marketing Mix
Setelah membahas teori branding dan prinsip dasar desain, dibutuhkan teori
marketing guna menunjang promosi dan pemasaran dari branding yang sudah
dibentuk. Dijelaskan dalam buku Star Brand karya Carolina Rogoll (2015),
Marketing Mix adalah proses membuat strategi agar bisa meningkatkan penjualan
dan membangun brand. Cara ini dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai taktik dan sumber-sumber yang ada untuk membangun sebuah brand awareness. Didalam marketing mix terdapat 4P yaitu, product, place, price dan promotion. Berikut penjelasan dari 4P:
2.3.1. Product (Produk)
Produk merupakan barang yang ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan mereka. Tidak seperti jaman dulu, produk yang ditawarkan pada jaman modern ini harus memiliki penampilan yang baik. Karena untuk jaman berteknologi seperti sekarang, sudah tidak ada lagi barang dengan kualitas rendah yang beredar diluar. Setiap elemen akan membantu produk untuk mendapatkan hati konsumen, seperti kemasan, pelayanan hingga pengalaman konsumen saat mengonsumsi brand.
Berikut beberapa pertanyaan yang dapat membantu untuk menentukan karakteristik dari produk atau pelayanan brand kita :
1. Performance – seberapa baik produk kita dalam memuaskan kebutuhan pelanggan ?
2. Packaging – seberapa atraktif produk kita ?
3. Service and Support – apa keuntungan setelah membeli atau saat menggunakan jasa/ produk kita ?
Memiliki produk yang baik akan membantu perusahaan baru untuk memenangkan hati konsumen. Keseluruhan pengalaman konsumen terhadap produk harus mampu bersaing dengan kompetitor. Idealnya sebuah produk harus memiliki kelebihan yang mampu secara unik memuaskan pelanggan. Mulai dari brand, kemasan dan yang terpenting adalah memenuhi ekspektasi dari pelanggan.
2.3.2. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan elemen dalam marketing mix yang membantu menggabungkan komunikasi dan taktik yang berguna untuk mempengaruhi konsumen dalam membeli produk atau jasa. Promosi sangat dibutuhkan untuk menaikkan penjualan dan tidak membiarkan produk atau jasa “menjual” dirinya sendiri. Strategi promosi yang paling awam meliputi periklanan dan media, harga promosi dan sampling. Berikut penejelasannya:
1. Periklanan dan Media
Iklan membantu produk untuk memberikan pesan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli, dan media membantu untuk menyampaikan pesan tersebut.
2. Harga Promosi
Promosi bisa dilakukan jika harga produk tidak menjadi masalah jika dibandingkan dengan harga produksi. Promosi bisa dilakukan dalam bentuk apapun, namun lebih bersifat sementara dan mengikuti event-event tertentu. Pemberian promosi ini harus diatur dengan baik, jika terlalu sering akan
berimbas pada citra brand sehingga produk atau jasa yang kita tawarkan akan terkesan terlalu murahan.
3. Sampling
Jika memiliki produk yang baik dan pelayanan yang baik dan jika produk yang dijual memiliki harga yang tinggi, sampling produk dibutuhkan dalam
marketing. Sampling memberikan kesempatan bagi konsumen untuk merasakan
produk atau jasa dari brand sebelum melakukan keputusan pembelian. Sample yang disediakan harus cukup untuk membantu konsumen membentuk sebuah pengalaman untuk membantu keputusan pembelian. Strategi ini sangat efektif untuk produk yang unik dan memiliki keuntungan yang nyata.
2.3.3. Placement (Tempat)
Tempat dimasukkan dalam marketing mix sebagai tempat fisik atau virtual (internet) yang digunakan sebagai tempat berjualan. Waktu yang tepat dan jumlah pengeradaran yang tepat akan membantu membentuk pengalaman yang baik bagi konsumen. Penempatan produk juga sangat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk yang tawarkan, contohnya jika produk hadir dengan kualitas tinggi, konsumen tidak akan senang melihat produk kita berada dipasar swalayan yang menjual barang massa. Lebih baik jika barang tersebut didistribusikan di
department store yang menjual barang berkualitas tinggi. 2.3.4. Price (Harga)
Harga merupakan jumlah tertentu yang dibayarkan oleh konsumen terhadap produk atau jasa yang tawarkan. Faktor harga mempengaruhi langsung kepada kuangan dan keuntungan dari brand. Harga bisa menjadi sebuah komponen yang kritikal bagi brand proposition dimata konsumen. Konsumen memiliki pandangan jika produk yang memiliki harga rendah maka akan memiliki kualitas yang rendah, begitu juga sebaliknya.
2.4. Teori Analisis SWOT dan USP
2.4.1. Analisis SWOT
Menurut Carolina Rogoll (2015) dalam bukunya yang berjudul Star Brand, analisa SWOT dibutuhkan untuk menganalisis pasar untuk brand kita. Analisis ini didasarkan pada kekuatan serta kelemahan brand kita, serta kesempatan dan ancaman yang berasal dari luar brand kita.
Langkah-langkah untuk melakukan analisa SWOT adalah dengan menjabarkan kompetitor dari brand yang kita miliki. Jabarkan semua brand yang bisa menjadi
brand pengganti yang memungkinkan ditukar dengan brand yang kita tawarkan.
Kemudian, brand yang telah dijabarkan akan dikurangi seiring dengan spesifikasi pasar dan distribusinya.
SWOT terdiri dari 4 kuadran yaitu Strengths (Kekuatan), Weakness (Kelemahan),
Opportunities (Kesempatan) dan Threats (Ancaman).
• Strengths (Kekuatan)
Strengths atau kekuatan adalah faktor internal yang mampu menawarkan
keunggulan yang kompetitif pada konsumen. Kekuatan ini adalah faktor-faktor yang bisa dibandingkan dengan kompetitor dan menjadi karakteristik tersendiri bagi sebuah brand.
• Weakness (Kelemahan)
Weakness atau kelemahan adalah faktor internal yang dapat menghentikan atau
memperlambat berkembangnya sebuah brand. Kelemahan ini bisa menjadi sebuah kerugian bagi brand yang dimiliki jika dibandingkan dengan kompetitor.
• Opportunities (Kesempatan)
Opportunities atau kesempatan adalah faktor eksternal yang mampu membantu brand untuk berkembang. Kesempatan ini bisa menjadi tren baru yang bisa
• Threats (Ancaman)
Threats atau ancaman adalah faktor eksternal yang bisa mempengaruhi brand untuk
berkembang kedepannya, misalnya perubahan kondisi market yang membuat brand susah untuk bersaing.
2.4.2. USP (Unique Selling Proposition)
Selain mengenali SWOT dari sebuah brand, dibutuhkan juga sebuah USP yang akan membantu sebuah brand memperkuat posisinya dipasar yang dipenuhi oleh kompetitor serupa. Menurut Business Lounge Journal, USP (Unique Selling
Proposition) adalah hal yang membedakan produk atau jasa dengan kompetitor
yang lainnya, keunikan ini yang juga menjadikan brand lebih spesial. USP ini akan membantu brand dalam bersaing ditengah masyarakat dan mampu bersaing dengan kompetitor. Dengan memiliki USP perusahaan akan meningkatkan positioning dan pangsa pasar karena :
1. Unique – hal yang membedakan dengan kompetitor
2. Selling – membujuk pelanggan untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan
3. Proposition – proposal atau susulan untuk diterima
Cara mengembangkan USP ada beberapa langkah : 1. Kenali Pelanggan
Saat mengembangkan sebuah USP, mengenal pelanggan sangat dibutuhkan. Kenali apa yang menghalangi pelanggan membeli produk atau jasa, apa yang membuat produk menjadi pilihan utama dari pelanggan. Jangan menjual sesuatu yang memang tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan oleh pelanggan. Jangan juga menjual sesuatu yang dibutuhkan tapi tidak diinginkan, sama saja sia-sia. dapat menemukan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan dengan wawancara, diskusi ataupun melakukan survey dengan pelanggan.
2. Manfaatkan keunggulan untuk membedakan diri dari kompetitor
Kenali kelebihan jasa dan produk yang ditawarkan. Kunci utama untuk mendorong pelanggan membeli jasa atau produk yang ditawakan adalah dengan menawarkan keuntungan yang lebih dari pesaing yang ada. USP harus difokuskan pada hal-hal berikut :
• Keuntungan yang paling penting yang bisa didapatkan oleh pelanggan • Keuntungan yang tidak bisa ditawarkan oleh kompetitor
• Berikan kalimat pendek dan unik, namun masih mudah untuk dipahami
3. Penuhi USP yang ditawarkan
Penuhi semua USP ditawarkan kepada pelanggan. USP boleh dibuat semenarik, seunik dan sekuat mungkin untuk menarik pelanggan, namun tidak boleh membohongi konsumen. Akibatnya akan membuat reputasi produk atau jasa menjadi jelek dimata konsumen
2.5. Data Perusahaan
2.5.1. Nama Perusahaan dan Sejarah Perusahaan
Che’s Bakery adalah salah satu bakery di Samarinda yang menjual roti dan kue modern. Bakery ini terletak di jalan Danau Semayang no 84, Samarinda, Kalimantan Timur. Sejak pembukaannya tahun 2007, bakery ini fokus pada penjualan roti dan kue dengan kualitas premium. Sebelum tahun 2007, bakery yang buka di Samarinda hanya bakery lokal seperti Sweet, Fresh dan Lit Sen. Ketiga
bakery ini memiliki keunggulan masing-masing. Seperti Sweet dan Fresh yang
memfokuskan pada penjualan kue dan roti modern. Sedangkan Lit Sen lebih fokus pada penjualan kue tart pernikahan. Setelah itu, dengan melihat peluang ini, pemilik Che’s Bakery melihat adanya peluang untuk membuka bakery dengan keunggulan menjual kue dan roti premium. Penggunaan bahan dasar untuk pembuatan produk sangat diperhatikan oleh pemilik Che’s Bakery, sehingga roti dan kue bisa dinikmati sepenuhnya oleh pelanggan. Dari awal pembuatannya, Che’s Bakery hadir sebagai bakery dengan interior yang modern dan minimalis.
2.5.2. Pengelola Perusahaan
Owner : Yuliawati Canuri
Head Baker : Indah
Baker : Bambang, Leo dan Wita
Waitress : Airin
Kurir : Bambang
Jam Operasional : Setiap Hari, 09.00 – 20.00. Tutup Hari Libur Nasional
2.5.3. Produk-produk yang dipasarkan
Che’s Bakery menawarkan produk-produk bakery yang memenuhi selera semua kalangan. Produk-produk tersebut meliputi, roti modern, kue modern, coklat
praline dan parcel roti. 2.5.4. Potensi Perusahaan
Che’s Bakery merupakan bakery yang menjual produk berkualitas premium yang masih tergolong jarang di Samarinda. Bakery ini buka pada tahun 2007, tepatnya pada bulan juni. Dari awal penjualannya, Che’s Bakery berfokus pada penjualan kue dan roti modern. Seiring dengan berkembangnya jaman, Che’s Bakery mulai melakukan inovasi setiap tahun. Inovasi yang dilakukan biasanya lebih berfokus pada pengembangan variasi rasa kue tart yang ditawarkan. Inspirasi untuk membuat variasi kue tart tersebut biasa didapatkan melalui perkembangan kue tart dari Jakarta maupun dari luar negeri.
Produk andalan yang ditawarkan oleh Che’s Bakery adalah roti Ponska dan kue Fla. Kedua resep ini adalah resep otentik dari pemilik sendiri. Sehingga, tidak akan didapatkan pada bakery lain. Selain itu, inovasi kue setiap tahunnya juga membantu konsumen untuk bisa mencoba varian kue “popular” dengan lebih cepat. Konsumen juga tidak perlu takut akan produk yang berstatus discontinue, karena
bakery ini dikelola secara pribadi sehingga semua kue dan roti bisa terus diproduksi.
Hal ini tentu sangat berbeda dengan Breadlife, Breadtalk ataupun Holland yang merupakan perusahaan franchise yang variasi kue serta rotinya tergantung dari pusat utama bakery tersebut.
Selain dari segi produk, letak dari Che’s Bakery juga tergolong strategis. Jalan Danau Semayang merupakan jalan besar kedua setelah jalan utama, yaitu jalan Agus Salim. Jalan tersebut merupakan jalan utama di Samarinda. Sehingga, akses masuk menuju ke Che’s Bakery juga tidak terlalu susah karena dekat dengan jalan utama. Dari segi interior, Che’s Bakery menekankan pada interior yang
modern dan tertata. Bentuk lemari display juga dibuat tidak terlalu panjang,
sehingga konsumen bisa melihat produk dengan lebih jelas tanpa perlu memutari semua rak untuk roti.
2.5.5. Lokasi Perusahaan
Che’s Bakery terletak pada di jalan Danau Semayang no. 84, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia.
Gambar 2.1. Peta Lokasi Che’s Bakery
Sumber :
https://www.google.com/maps/place/Che's+Bakery/@-0.492361,117.1506983,17z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2df67f6d763d9f37:0xd 59d82988710a3f3!8m2!3d-0.492361!4d117.152887
2.5.6. Data Visual
Data visual yang dikumpulkan digunakan untuk menunjang perancangan ini yang meliputi gerai, lingkungan sekitar gerai, produk serta kompetitor.
2.6. Data Produk
2.6.1. Spesifikasi Produk
Jenis produk yang ditawarkan oleh Che’s Bakery tidak ada bedanya dengan
bakery pada umumnya, yaitu roti dan kue tart. Hanya variasi kue dan roti yang
membedakan bakery yang satu dengan yang lain. • Roti Donat Besar Rp. 8.000,- Donat Sate Rp. 8.000,- Butter Ballen Rp. 8.000,- Bun-bun Rp. 8.000,- Picio Ches Rp. 8.000,- Coffee Butter Rp. 8.000,- Coffee Ches Rp. 8.000,- Blueberry Rp. 8.000,- Kacang Rp. 8.000,- Cokelat Kacang Rp. 8.000,- Cokelat Rp. 8.000,- Cokelat Keju Rp. 8.000,- Strawberry Rp. 8.000,- Butter Rp. 8.000,- Chocochip Rp. 8.000,- Mocca Chip Rp. 8.000,- Pisang Keju Rp. 8.000,- Pisang Cokelat Rp. 8.000,- Pisang Mix Rp. 8.000,- Fleo Ches Rp. 8.000,- Sandwich Cokelat Rp. 8.000,- Sandwich Keju Rp. 8.000,- Sandwich Mix Rp. 8.000,- Coco Sandwich Rp. 8.000,- Kismis Rp. 8.000,-
Ponska Susu Rp. 10.000,- Ponska Keju Rp. 10.000,- Ponska Kopi Rp. 10.000,- Ponska Mocca Rp. 10.000,- Keju Susu Rp. 10.000,- Cinnamon Rp. 10.000,- Abon Daging Rp. 12.000,- Abon Ayam Rp. 12.000,- Abon Pedas Rp. 12.000,- Sisir Besar Rp. 22.500,- Roti Manis Rp. 22.500,- Tawar Kupas Rp. 15.000,- Tawar Gandum Rp. 37.500,- • Kue
Lamoya / Spikuk / Lapis Pandan (lapis 3)
Ukuran 18 Rp. 450.000,- Ukuran 22 Rp. 525.000,- Ukuran 24 Rp. 680.000,- Ukuran 26 Rp. 800.000,- Ukuran 28 Rp. 900.000,- Ukuran 30 Rp. 1.000.000,- Chocomilk (lapis 2) Ukuran 18 Rp. 250.000,- Ukuran 22 Rp. 325.000,- Chocomilk (lapis 3) Ukuran 24 Rp. 480.000,- Ukuran 26 Rp. 650.000,- Ukuran 28 Rp. 700.000,- Ukuran 30 Rp. 800.000,-
Mocca Ukuran 18 Rp. 200.000,- Ukuran 22 Rp. 275.000,- Ukuran 24 Rp. 375.000,- Ukuran 26 Rp. 450.000,- Ukuran 28 Rp. 525.000,- Ukuran 30 Rp. 675.000,-
Blackforest / Choco Ganace / Fla / Fruits Tart
Ukuran 18 Rp. 300.000,- Ukuran 22 Rp. 400.000,- Ukuran 24 Rp. 575.000,- Ukuran 26 Rp. 725.000,- Ukuran 28 Rp. 850.000,- Ukuran 30 Rp. 1.100.000,-
2.6.2. Positioning dan USP Produk
Che’s Bakery hadir sebagai bakery yang menjual kue dan roti premium. Fokus utama Che’s Bakery adalah menyajikan citarasa produk yang bisa memberikan kepuasan kepada konsumen. Motto dari Che’s Bakery adalah memberikan citarasa terbaik hingga ketangan konsumen, sehingga konsumen bisa menikmati kue dan roti sepenuhnya. Tidak hanya itu, untuk membantu konsumen untuk menikmati lebih banyak varian kue dan roti, Che’s Bakery terus melakukan inovasi berkala setiap tahunnya. Terutama inovasi pada kue tart yang terus mengikuti perkembangan jaman.
2.6.3. Konsumen (Target Market)
Target Market dari Che’s Bakery adalah masyarakat Samarinda usia 20
2.6.4. Target Audience
a. Demografis
Gambaran nyata mengenai usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan serta sosial budaya yang menjadi target dari Che’s Bakery. Berikut spesifikasinya :
Usia : 20 tahun keatas atau yang sudah memiliki penghasilan sendiri
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA keatas
Status : Lajang sampai yang sudah berkeluarga Pekerjaan : Semua Bidang
b. Psikografis
Faktor psikografis ini dijabarkan berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian. Target Audience dari perancangan ini adalah masyarakat dengan kecenderungan yang sama serta memiliki kesamaan sifat, yaitu :
• Memiliki gaya hidup modern
Masyarakat di Samarinda memiliki gaya hidup yang mengarah kearah
modern. Lingkungan tempat tinggal, pergaulan, aktifitas dan pekerjaan
sedikit banyak akan mempengaruhi gaya hidup mereka.
• Gaya hidup yang cepat dan efektif
Masyarakat Samarinda yang rata-rata memiliki tingkat kerja yang cukup tinggi, sehingga menuntut mereka untuk bisa mengambil keputusan dengan cepat. Pengambilan keputusan ini juga dipengaruhi oleh kondisi kota Samarinda yang semakin maju dan berkembang.
• Sadar akan teknologi
Masyarakat Samarinda sekarang sudah mulai mengenal teknologi dengan cepat, apalagi sekarang sudah mulai banyak aplikasi kendaraan online
seperti Go-jek, Uber dan Grab yang membuat masyarakat semakin sadar pentingnya teknologi untuk mempermudah pekerjaan mereka.
c. Behavioral
Faktor behavioral diidentifikasi dari kebiasaan masyarakat Samarinda. Kebiasaan tersebut meliputi :
• Gemar menghabiskan waktu diluar rumah
Karena kota Samarinda tidak terlalu besar seperti Surabaya, masyarakat lebih senang menghabiskan waktu diluar. Mereka tidak perlu menghabiskan banyak waktu dijalan jika ingin pergi kesuatu tempat. Sehingga, mereka lebih sering berkeliling kota untuk mencari kuliner baru atau sekedar menghabiskan waktu.
• Gemar berbelanja dan wisata kuliner
Masyarakat Samarinda juga mulai gemar untuk berbelanja. Namun mereka lebih banyak berbelanja untuk makanan. Mereka akan sering berkumpul untuk menghabiskan waktu dengan teman-temannya dengan makan dan bercengkramah.
• Gemar merayakan event-event tertentu
Masyarakat Samarinda lebih banyak kumpul-kumpul untuk menghabiskan waktu mereka dengan keluarga dan teman-teman. Tidak jarang mereka merayakan event-event kecil yang menurut mereka bisa dirayakan bersama, seperti pindah rumah, ada berita baik dikeluarga, aqiqah, natal, lebaran dan perayaan-perayaan lainnya.
d. Geografis
Secara geografis, target dari Che’s Bakery adalah masyarakat seluruh Samarinda dan masyarakat yang tinggal disekitar Samarinda, seperti Balikpapan, Tenggarong, Tanah Merah, Melak dan daerah sekitarnya.
2.6.5. Data Visual Produk
Gambar 2.2. Kue Tart Che’s Bakery
Gambar 2.3. Roti Che’s Bakery
2.6.6. Kegiatan dan Media Promosi
Che’s Bakery sekarang belum melakukan promosi yang konsisten. Hal ini disebabkan karena belum adanya branding yang konsisten dari Che’s Bakery sendiri. Sehingga, promosi melalui media cetak maupun online belum bisa dijalankan dengan baik. Tahun 2016, Che’s Bakery membuka akun Instagram namun belum dikelola dengan baik.
Gambar 2.4. Instagram Che’s Bakery
Sumber : https://www.instagram.com/ches_bakery/
2.7. Kompetitor Primer
2.7.1. Nama Perusahaan
Fresh adalah bakery yang menjual roti dan kue modern. Bakery ini sudah berdiri sejak awal tahun 2000-an. Bakery ini dari awal memfokuskan pada penjualan roti dan kue yang bisa dinikmati oleh semua kalangan dengan harga yang bersahabat. Dari dulu hingga sekarang tempat berjualannya tidak pernah pindah dan tidak memiliki cabang. Dari segi desain logo hanya berwarna merah dan putih. Sedangkan pada plastik roti, warna dari logonya hanya menggunakan warna merah.
2.7.2. Produk yang dipasarkan
Produk yang dipasarkan kurang lebih sama seperti bakery-bakery lainnya. Mereka juga menerima pesanan untuk kue tart custom. Produk roti yang menjadi andalan mereka adalah Fresh Bun, Cokelat Kacang dan Kacang Merah. Sedangkan kue tergantung dari permintaan pelanggan mereka. Harga roti mereka berkisar antara Rp. 7.000,- hingga Rp. 10.000,-. Sedangkan kue tart berkisar antara Rp. 80.000,- hingga Rp. 450.000,-.
2.7.3. Potensi Perusahaan
Fresh Bakery terkenal dengan kuenya yang cukup enak dan memiliki harga yang bersahabat. Letak bakery yang tidak jauh dari pusat kota dan masih berada dijalan utama membuat bakery ini lebih mudah untuk diakses. Ditambah lagi produk mereka memiliki daya tahan penyimpanan yang lebih lama dari roti pada umumnya. Jika roti hanya bisa disimpan dalam rentang 3-4 hari jika tidak dimasukkan ke kulkas, roti mereka bisa tahan hingga 1 minggu tanpa disimpan dikulkas. Sehingga, pelanggan merasa lebih diuntungkan jika bisa disimpan dalam kurun waktu selama itu.
2.7.4. Lokasi Perusahaan
Lokasi Fresh Bakery adalah dijalan Imam Bonjol No.14, Pelabuhan, Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75242. Lokasi ini sangat dekat dengan daerah perkantoran pemerintah dan sekolah.
Gambar 2.5. Peta Lokasi Fresh Bakery
Sumber :
https://www.google.com/maps/place/Fresh+Bakery/@-0.5002609,117.1502701,16z/data=!4m5!3m4!1s0x2df67f7466dab6bf:0x27d06f3c 57ffb16b!8m2!3d-0.500077!4d117.152852
2.7.5. Data Visual
Gambar 2.6. Gerai Fresh Bakery
Gambar 2.7. Produk Fresh Bakery
2.7.6. Positioning Produk
Fresh bakery dari awal hadir sebagai bakery yang menjual produk dengan harga bersahabat. Slogan mereka adalah “Fresh from the Oven”. Dengan slogan tersebut, mereka ingin tampil sebagai bakery yang menyediakan roti dan kue baru setiap harinya.
2.7.7. Konsumen Produk
Konsumen dari produk Fresh juga tidak jauh berbeda dengan bakery lainnya. Konsumen yang datang juga rata-rata dari usia 20 tahun keatas atau yang memang sudah memiliki penghasilan sendiri. Target audience mereka lebih berfokus pada orang dewasa, mereka jarang membuat promosi yang mentargetkan pada anak-anak.
2.7.8. Promosi
Sejauh ini, Fresh tidak melakukan promosi melalui media sosial maupun cetak seperti spanduk, brosur dan kupon promosi. Mereka hanya mengandalkan pada konsumen setia mereka yang sudah mengenal mereka dari dulu.
2.8. Kompetitor Sekunder
Kompetitor Sekunder dari Che’s Bakery adalah Sweet Bakery yang juga menjual roti dan kue modern.
2.8.1. Nama Perusahaan
Sweet Bakery merupakan bakery modern pertama yang buka di Samarinda. Pada saat itu belum ada bakery yang menjual roti dan kue modern, sehingga Sweet Bakery menjadi bakery favorit banyak orang. Sweet hadir sebagai bakery yang memperkenalkan kue dan roti modern kepada masyarakat Samarinda yang dulu belum pernah melihat bakery yang menjual produk seperti itu.
2.8.2. Produk yang dipasarkan
Produk yang dipasarkan oleh Sweet bakery juga tidak jauh berbeda dari
bakery-bakery lainnya. Produk yang menjadi andalan mereka adalah roti sosis
pedas dan muffin. Harga produk roti mereka berkisar antara Rp. 5.000,- hingga Rp. 13.000,-.
2.8.3. Potensi Perusahaan
Sweet Bakery memiliki cita rasa dan kue yang memiliki nuansa kuno, karena sudah buka dengan waktu yang cukup lama. Masyarakat banyak mencari produk mereka saat ingin menikmati produk dengan resep lama. Dari segi lokasi
sebenarnya kurang strategis semanjak Fresh Bakery buka, karena kedua toko ini berada pada jalan yang sama dengan jarak tidak sampai 1 km.
2.8.4. Lokasi Perusahaan
Sweet Bakery terletak pada jalan Imam Bonjol No. 21 dan di jalan Jendral Sudirman No. 8. Bakery utama mereka adalah yang terletak dijalan Imam Bonjol No. 21.
Gambar 2.8. Lokasi Sweet Bakery
Sumber : https://www.google.com/maps/search/sweet+bakery/@-0.4999795,117.1509149,17z
2.8.5. Data Visual
Gambar 2.10. Produk Roti Sweet Bakery
2.8.6. Positioning Produk
Sweet Bakery hadir sebagai bakery dengan resep roti dan kue modern yang original, karena bakery ini buka lebih dulu daripada bakery yang lainnya. Selain itu, mereka juga menunjukkan eksistensi mereka sebagai bakery dengan nuansa kuno yang selalu ingin dinikmati semua kalangan.
2.8.7. Konsumen Produk
Konsumen dari produk ini adalah masyarakat dari semua kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Targer market dari bakery ini juga masyarakat yang berumur diatas 20 tahun atau yang sudah memiliki penghasilan sendiri. Target
Audience mereka lebih berfokus pada semua kalangan mulai dari anak-anak hingga
orang dewasa.
2.8.8. Promosi
Sejauh ini belum banyak promosi yang dilakukan oleh Sweet Bakery. Mereka masih mempercayai kekuatan promosi mulut ke mulut dan memegang kepercayaan konsumen mereka. Namun, mereka membuka beberapa cabang untuk memperluas jangkauan pemasaran mereka. Sweet Bakery juga tidak terlalu memfokuskan pada penjualan kue untuk event-event tertentu.
2.9. Analisis Data
Berdasarkan teori serta data yang diperoleh dari observasi dan wawancara, maka didapatkan analisa SWOT sebagai berikut:
SWOT Che’s Bakery Fresh Bakery Sweet Bakery
Strength • Roti dan kue tart tidak
mengandung bahan pengawet
• Produk bisa bertahan lebih lama daripada bakery lainnya
-
• Roti dan kue tart menggunakan resep otentik dari pemiliknya. Sehingga, memiliki cita rasa tersendiri
- • Produk memiliki
rasa yang otentik dan jadul
• Kue tart tersedia dalam special edition
menyesuaikan dengan hari raya tertentu • Inovasi produk yang
berkala setiap tahunnya • Memiliki cita rasa susu yang lebih dari bakery yang lainnya
• Variasi produk tergolong lebih banyak daripada bakery lainnya
• Memiliki cabang yang letaknya juga ditengah kota
Weakness • Belum branding yang
khas dan khusus
• Belum branding yang khas dan khusus
-
• Promosi baru dari mulut ke mulut saja
• Promosi baru dari mulut ke mulut saja
• Promosi baru dari mulut ke mulut saja • Harga dinilai terlalu
mahal untuk beberapa kalangan
- -
- • Belum ada usaha untuk memperbaiki branding dan promosi mereka menjadi lebih baik
• Belum ada usaha untuk memperbaiki branding dan promosi mereka menjadi lebih baik
Opportunity • Letak di tengah kota sehingga lebih mudah untuk diakses
• Letak di tengah kota sehingga lebih mudah untuk diakses
• Letak di tengah kota sehingga lebih mudah untuk diakses • Bisa membuka cabang
lebih banyak karena sudah dikenal masyarakat
• Bisa membuka cabang lebih banyak karena sudah dikenal masyarakat
-
• Dekat dengan daerah perkantoran pemerintah
• Dekat dengan daerah perkantoran pemerintah
• Dekat dengan daerah perkantoran
pemerintah
- • Masyarakat menyukai
harga produk mereka yang bersahabat
-
Threat • Banyaknya kompetitor
yang menjual produk serupa dengan identitas visual yang lebih baik
• Banyaknya kompetitor yang menjual produk serupa dengan identitas visual yang lebih baik
• Banyaknya kompetitor yang menjual produk serupa dengan identitas visual yang lebih baik
• Masyarakat merasa produk masih terlalu mahal walaupun memiliki kualitas yang baik
- -
Tabel 2.1. Analisis SWOT
2.10. Kesimpulan Analisis Data
Che’s Bakery merupakan bakery di Samarinda yang sudah buka sejak tahun 2006. Dari awal pembukaannya, penjualan Che’s Bakery cukup baik, namun cukup menurun setelah masuknya bakery-bakery nasional seperti Bread Life, Bread Talk dan Holland. Usaha promosipun belum dilakukan secara maksimal karena belum ada branding yang konsisten. Kompetitor utama dari Che’s Bakery sendiri adalah Fresh Bakery dan Sweet Bakery. Dari data SWOT yang telah dikumpulkan dari
Che’s Bakery dan kedua kompetitornya, dapat dilihat ada beberapa persamaan kondisi. Namun, yang terlihat jelas perbedaannya adalah pada bagian strength, masing-masing bakery memiliki keunggulan tersendiri yang membuat mereka unik. Che’s Bakery hadir sebagai bakery yang menawarkan dan menjual produk premium dan menawarkan inovasi produk sehingga masyarakat tidak bosan dengan varian rasa yang ada. Sedangkan Fresh Bakery hadir sebagai bakery dengan harga bersahabat dan memiliki ketahanan produk yang lebih lama daripada bakery lainnya. Sweet Bakery hadir sebagai bakery dengan rasa jadul dan nostalgianya, mereka juga memiliki toko cabang yang letaknya ditengah kota.
Ketiga bakery ini terletak ditengah kota namun, posisi dari Fresh Bakery dan Sweet Bakery lebih strategis karena teletak pada jalan utama dan dekat dengan daerah kantor pemerintahan. Che’s Bakery juga sebenarnya terletak ditengah kota dan dekat dengan kantor pemerintahan, hanya saja bukan terletak pada jalan utama. Sehingga tidak banyak terlihat oleh masyarakat.
Jika dilihat ketiga bakery tersebut belum ada usaha untuk memperbaiki
branding dan promosinya. Mereka tetap bertahan dengan branding yang sekarang
karena mereka merasa masih memiliki konsumen. Promosi yang dilakukan sampai sekarang baru sebatas dari mulut ke mulut. Ada promosi lain pun sebatas promosi melalui radio dan sampai sekarang jarang sekali terdengar.
Sehingga, untuk membantu Che’s Bakery untuk tampil sebagai bakery yang memiliki wajah tersendiri dibutuhkan sebuah visual branding dan promosi yang sesuai. Visual branding diharapkan bisa membantu Che’s Bakery untuk memperkuat brand image di masyarakat, serta menarik keinginan konsumen untuk membeli dan mengonsumsi produk dari Che’s Bakery. Promosi ini juga diharapkan mampu membantu Che’s Bakery untuk dikenal oleh masyarakat yang lebih luas.