• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR BERBASIS KOMPETENSI Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Kompetensi (Studi Situs SD N Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR BERBASIS KOMPETENSI Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Kompetensi (Studi Situs SD N Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR

BERBASIS KOMPETENSI

(Studi Situs SD N Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Studi Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan

Oleh: SUWANTO NIM : Q.100.100.236

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR

BERBASIS KOMPETENSI

(Studi Situs SD N Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang)

Oleh:

Suwanto1, Markhamah2, Syamsudin3

1

Kepala Sekolah, 2Staff Pengajar UMS Surakarta,

3

Staff Pengajar UMS Surakarta

Abstract

The paper addressed to describe and explain the principal leadership based competencies. This research conducted at Elementary School State Bergas Kidul 03 Semarang Regency. Data collection techniques used observation, interview and documentation. Validity of data in this research includes credibility, transferability, dependability, and conformability. The results is the implementation of financial management is conducted in accordance with the principles of management that is accountable, transparent and efficient. Funds that owned by schools is derived from government that is BOS funds. In the process of schools financial management is beginning with the fund budget of school. School finance allocation process is based on the priority scale. Principal conducted supervises activities as much as 2 times a month. Supervision includes classroom observation and classroom visits. Learning supervision conducted by the principal as part of the management process that preceded the beginning of each school year planning. Learning supervision is done by learning observation and then communicates it with the teacher. The social competence of principal can be seen from the attitude of principals skilled to work together with others based on the principle of mutual benefit and to give benefit the school.

Key words: principal leadership, the principal competencies

PENDAHULUAN

Diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru Menjadi Kepala Sekolah melengkapi peraturan sebelumnya yaitu UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang di antaranya mengatur

(4)

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah baik itu prestasi akademis maupun non akademis, dibutuhkan kompetensi kepala sekolah yang sangat mumpuni. Dengan kompetensi tersebut apa yang dinginkan oleh masyarakat dan orangtua murid yakni tercapainya keberhasilan pendidikan di sekolah dapat terwujud, sekolah dengan apa yang dimiliki oleh sekolah tersebut

dapat berjalan dari berbagai bidang.

Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang diperlihatkan seseorang ketika melakukan sesuatu. Memahami visi dan misi serta memiliki integritas yang baik saja belum cukup. Agar berhasil, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk dapat mengemban tanggung

jawabnya dengan baik dan benar. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah?

Menurut Agus Dharma (2003, diadaptasi dari CCSSO: The Council of Chief Schoool Officer, 2002) ada enam kompetensi kepala sekolah yang dinyatakan sebagai berikut (1) memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung

oleh komunitas sekolah, (2) membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan program pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan staf, (3) menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif, (4)

bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat, menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat, (5) memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas, dan (6) memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi,

dan budaya yang lebih luas.

Sebagai pejabat formal, kepala sekolah diangkat melalui proses, prosedur, dan peraturan yang berlaku. Sebagai manajer, kepala sekolah merupakan seorang perencana, organisator, dan pengendali. Kepala sekolah bersal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata kepala dapat diartikan ketua atau

(5)

lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelejaran. Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana tempat menerima dan memberi pelajaran. Wahjosumidjo (2008:83) mengartikan bahwa: “Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah tempat diselenggarakannya proses

belajar mengajar, atau tempat terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

Kepala sekolah harus memerhatikan tiga hal, yaitu proses, pendayagunaan seluruh sumber organisasi, dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus mampu mendorong

timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing. Juga memberikan bimbingan dan pengarahan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.

Kepala sekolah harus bertanggung jawab atas jalannya lembaga sekolah

dan kegiatan yang ada di sekolah. Kepala sekolah mempunyai kegiatan pokok yang harus diemban yaitu merencanakan, mengoragisasi, mengadakan staf, mengarahkan/orientasi sasaran, mengoordinasi, memantau dan menilai/evaluasi (Mulyono, 2008: 147). Siapapun kepala sekolah yang memimpin suatu sekolah apabila mampu melakukan fungsi komunikasi yang baik dengan semua pihak,

maka penilaian yang umum diberikan oleh guru, siswa, staf dan masyarakat sudah cukup untuk menyatakan bahwa kepala sekolah tersebut adalah kepala sekolah yang ideal.

Pemimpin memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi.

(6)

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi (Mulyasa, 2007: 107). Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah, pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Permadi dan Arifin (2007: 64) menyatakan bahwa

kepemimpinan kepala sekolah dalam mengarahkan dan memanfaatkan segala sumber daya yang tersedia sangat menentukan keberhasilan proses belajar di sekolah. Guna mewujudkan tanggung jawab tersebut, maka kepala sekolah sangat berperan dalam mengendalikan keberhasilan kegiatan pendidikan, meningkatkan pelaksanaan administrasi. Kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu bentuk

komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin segala sumber daya ayang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah, setiap kepala sekolah harus

memenuhi lima aspek kompetensi, yaitu kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan. Banyaknya kepala sekolah yang kurang memenuhi standar kompetensi ini tak terlepas dari proses rekrutmen dan pengangkatan kepala sekolah yang berlaku saat ini. Di sejumlah negara, untuk menjadi kepala sekolah, seseorang harus menjalani training dengan minimal waktu yang ditentukan.

Sebagai contoh di Malaysia, menetapkan 300 jam pelatihan untuk menjadi kepala sekolah, Singapura dengan standar 16 bulan pelatihan, dan Amerika, yang menetapkan lembaga pelatihan untuk mengeluarkan surat izin atau surat keterangan kompetensi.

Kepala sekolah yang memiliki kompetensi tinggi mutlak dibutuhkan untuk membangun sekolah berkualitas, sekolah efektif, karena kepala sekolah sebagai pemegang otoritas dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah perlu memahami proses pendidikan di sekolah serta menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah dapat berjalan sesuai dan

(7)

efisien. Begitu strategisnya kedudukan kepala sekolah dalam menjalankan manajemen sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki berbagai kompetensi yang memadai.

Menurut Usman (2006: 14) Kompetensi adalah merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Kompetensi

merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus sehingga memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam bidang tertentu. Kompeten mempunyai arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.

Sudrajat (2008: 2) membagi 4 kompetensi kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Sedangkan dalam Kompetensi Kepala Sekolah Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April 2007, kompetensi kepala sekolah di bagi menjadi lima kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi,

kompetensi sosial, dan kompetensi kewirausahaan.

Pengelolaan keuangan sekolah adalah segala aktivitas organisasi yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola aset sesuai dengan tujuan organisasi secara menyeluruh. Kegiatan pengelolaan memerlukan suatu kegiatan perencanaa, pengorganisasian, bimbingan

dan pengarahan, kontrol, komunikasi bahkan juga ketatausahaan. Terkait dengan itu, pengelolaan keuangan dapat dilihat dari dua aspek. Pertama, pengelolaan keuangan dalam arti sempit. Pada aspek ini pengelolaan mengandung pengertian segala pencatatan masuk dan keluarnya keuangan dalam membiayai kegiatan

(8)

Kompetensi supervisi kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai kemampuan kepala sekolah dalam memberikan pembinaan kepada guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Mulyasa (2007:112) menjelaskan kepala sekolah sebagai supervisor diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan melaksanakan supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya.

Kompetensi sosial disebut juga dengan istilah human relations skill, dan human skill. Keragaman istilah tersebut tercermin dari pendapat para ahli berikut ini. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan

melaksanakan tanggung jawab sosial.

Berdasarkan uraian di atas maka fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana Kepemimpinan kepala sekolah dasar berbasis kompetensi di SD N Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) Kepemimpinan kepala sekolah dalam kompetensi manajemen Keuangan di SDN Bergas Kidul 03, (2)

Kepemimpinan kepala sekolah dalam kompetensi supervisi di SDN Bergas Kidul 03, (3) Kepemimpinan kepala sekolah dalam kompetensi sosial di SDN Bergas Kidul 03.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang pendidikan, yang mengacu pada

kepemimpina pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah. Manfaat bagi kepala sekolah, hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam memimpin sekolah dan dapat menjadi panutan bagi anggota sekolah. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk melakukan

penelitian yang lebih mendalam.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menghasilkan deskripsi analitik tentang fenomena-fenomena secara murni bersifat

(9)

(Sukmadinata, 2007: 107), maka jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif. Analisis data secara induktif ini digunakan karena beberapa alasan (Moleong, 2006: 10). Strategi penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah etnografi. Penelitian etnografi melibatkan aktivitas belajar mengenai dunia orang yang telah belajar melihat,

mendengar, berbicara, berpikir, dan bertindak dengan cara yang berbeda. Jadi etnografi tidak hanya mempelajari masyarakat, tetapi lebih dari itu, etnografi belajar dari masyarakat (Spradley, 2007: 4).

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lofland

dalam Moleong, 2006: 157).. Penelitian ini melibatkan orang yang berperan sebagai orang kunci (key person) atau orang yang berkompeten yakni kepala sekolah dan guru di SD N Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa metode pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2008: 308). Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.

Model analisis etnografis dalam penelitian kualitatif menurut Spradley meliputi analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponen, dan analisis

tema. Keabsahan data dilakukan melalui triangulasi data melalui pengamatan kinerja guru dan kegiatan siswa. Menurut Harsono (2011: 36), cara menguji apakah data itu valid atau tidak, biasanya kita memkai cara triangulasi yang meliputi berbagai cara triangulasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kepemimpinan kepala sekolah dalam kompetensi manajemen Keuangan di SDN Bergas Kidul 03.

Pelaksanaan manajemen keuangan di SD Bergas Kidul 03 dilakukan

(10)

Sebagai sekolah negeri, dana yang dimiliki sekolah bersumber dari pemerintah yaitu dana BOS. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan

pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Dalam proses maanjemen keuangan sekolah diawali dengan adanya kegiatan penganggaran dana sekolah. Penganggaran Pelaksanaan proses

penganggaran dana BOS yang dimiliki oleh sekolah dilakukan melalui beberapa tahapan yang diawali dengan pembentukan tim penyusun program sekolah yang beranggotakan anggota sekolah dan komite sekolah.

Pembuatan anggaran pada suatu sekolah merupakan alat untuk membantu memanaj keuangan di sekolah tersebut. Karena pembuatan anggaran berfungsi untuk menjaga kekayaan sekolah, mengecek ketelitian dan keandalan

data akuntasi dan juga mendorong efisiensi karena laporan keuangannya dilakukan setiap akhir periode. Susan M. Swider (2004) dalam penelitiannya menyatakan tentang berapa besarnya dana yang diperoleh sekolah dari pemerintah sangat mempengaruhi perkembangan sekolah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui besarnya dana yang

diperoleh sekolah yang digunakan untuk meningkatkan kualitas sekolah. Karena semakin besar dana yang diperoleh dapat meningkatkan kualitas sekolah. Dan juga sebaliknya, semakin sedikit biaya yang diperoleh sekolah dapat menurunkan kualitas sekolah.

(11)

Setelah dibentuknya tim penyusun anggaran keuangan sekolah, maka setiap anggota sekolah memiliki peranannya masing-masing. Peran kepala sekolah dalam penyusunan anggaran keuangan sekolah adalah sebagai pemimpin dalam proses penganggaran, memberikan petunjuk dan juga melakukan pengawasan serta melakukan komunikasi dua arah agar tugas-tugas para guru dapat terlaksana

dengan baik.

Kepala sekolah sebagai pemimpin disekolah mempunyai tugas untuk membuat rencana anggaran belanja sekolah. Kepala sekolah bersama dengan wakil kepala sekolah membuat rancangan program-program apa saja yang akan dilakukan selama satu tahun pelajaran. Pembuatan program tersebut tidak lah

mudah karena harus menyatukan visi dan misi dari para anggota tim RAPBS. Dan dalam kondisi seperti ini kepala sekolah bertugas untuk menyatukan visi mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Mingchu Luo dan Lotfollah Najjar, (2007) mengatakan kalau kepala sekolah mempunyai peranan utama dalam mempersatukan visi seluruh anggota sekolah untuk meningkatkan kualitas sekolah. Selain itu kepala sekolah menjalin kerjasama dengan orang tua siswa,

stake holder untuk mendistribusikan segala sumber daya yang ada.

Terdapat persamaan dan perbedaan dengan hasil penelitian. Persamaannya adalah kedua penelitian ini membahas tentang peran serta kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan sekolah. Perbedaannya dalam penelitian ini di jelaskan apa saja yang menjadi peran kepala sekolah terutama dalam keuangan

sekolah. Dan dalam penelitian Mingcu Lou tidak dijelaskan peranan kepala sekolah dalam keuangan sekolah.

Setelah proses penganggaran keuangan sekolah selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan proses alokasi keuangan sekolah. Proses alokasi keuangan

sekolah didasarkan pada kebutuhan sekolah yang dianggap paling penting. Oleh sebab itu, pelaksanaan alokasi keuangan sekolah biasanya didasarkan pada juklak penggunaan keuangan sekolah. Di SDN Bergas Kidul 03, dalam proses alokasi keuangan sekolah didasarkan pada skala prioritas yaitu program yang dianggap paling utama maka akan dialokasikan terlebih dahulu seperti pembelian sarana

(12)

Peran kepala sekolah selaku pemimpin sekolah dalam proses alokasi keuangan sekolah antara lain ketika memimpin rapat untuk menentukan program sekolah yang akan dibiayai dengan dana sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah melakukan koordinasi dengan semua anggota sekolah agar dalam pelaksanaanya dapat berjalan dengan lancar. Kepala sekolah menjalin komunikasi yang baik

dengan anggota sekolah dan juga dengan komite sekolah. Selain itu kepala sekolah juga menjadi pengambil keputusan untuk program sekolah yang akan dibiayai dengan dana sekolah.

Dalam proses pengelolaan keuangan sekolah, kepala sekolah juga harus memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan pembelanjaan keuangan sesuai

dengan petunjuk penggunaan keuangan sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh bendahara sekolah dalam pengelolaan keuangan sekolah. Bendahara sekolah berperan dalam meramu semua masukan dari anggota sekolah. Setelah semua masukan diterima oleh bendahara sekolah, selanjutnya dikelompokkan dan dibuat rinciannya agar memudahkan dalam mengalokasikan dana yang ada.

Selain peran serta di atas, dalam pengelolaan keuangan sekolah kepala

sekolah juga harus mampu mengkoordinasikan kegiatan pelaporan keuangan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Karena sumber dana yang dimiliki sekolah negeri dari dana BOS maka pencatatan laporan (accounting) pengelolaan dana sekoloah tergantung dari maksimalnya hasil sosialisasi yang dilaksanakan Tim PKPS-BBM Pusat, Provinsi, maupun

Kabupaten baik yang melalui pertemuan langsung maupun media lainnya seperti reklame dan iklan, sehingga pada pelaksanaan pencatatan dan pelaporan sesuai tingkat pemahaman yang dimiliki.

Laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah di SDN Bergas Kidul

03, terlihat bahwa realisasi penggunaan dana BOS mayoritas terbesar untuk pembayaran honor guru, kegiatan belajar mengajar (KBM), pembelian alat tulis (ATK), dan pembelian buku pelajaran pokok.

Peran kepala sekolah dalam proses pertanggungjawaban keuangan sekolah adalah sebagai pengontrol laporan yang telah dibuat oleh bendahara

(13)

terlebih oleh kepala sekolah sebelum ditandatangi dan dilaporkan ke dinas pendidikan. Laporan tersebut di buat setiap 3 bulan sekali oleh bendahara sekolah. Tujuan dilakukannya laporan pertanggungjawaban keuanagan sekolah adalah untuk mempertanggungjawabkan semua pengelolaan keuanagan sekolah yang bersumber dari dana BOS sesuai dengan aturan yang ada. Hal itu juga

bertujuan agar pengelolaan dana yang ada lebih transparan dan akuntabel. Selain itu dengan adanya pelaksanaan laporan keuangan sekolah dapat digunakan sebagai alat evaluasi terhadap program yang dilakukan apakah sudah sesuai atau belum.

Kepemimpinan kepala sekolah dalam kompetensi supervisi di SDN Bergas Kidul 03

Kompetensi supervisi kepala sekolah merupakan kemampuan kepala sekolah dalam memberikan pembinaan kepada guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Kepala sekolah yang memiliki kompetensi supervisi mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat. Kepala sekolah

mampu merencanakan supervisi sesuai kebutuhan guru dan juga mampu melakukan supervisi bagi guru dengan menggunakan teknik-teknik supervisi yang tepat. Selain itu kepala sekolah mampu menindaklanjuti hasil supervisi kepada guru melalui antara lain pengembangan profesional guru, penelitian tindakan kelas, dsb. Kepala sekolah SDN Bergas Kidul 03 melakukan kegiatan supervisi

sebanyak 2 kali dalam sebulan. Supervisi tersebut meliputi observasi kelas dan kunjungan kelas.

Penelitian yang dilakukan Rucinski and Hazi (2007) menyatakan bahwa supervisi merupakan usaha evaluasi guru yang bertujuan meningkatkan kualifikasi

(14)

peningkatan profesionalisme guru melalui suatu pembinaan dalam bentuk supervisi.

Kepala sekolah sebagai supervisor diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan melaksanakan supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi terdiri atas kemampuan penyusunan

program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan program supervisi perpustakaan, laboratorium dan ujian. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis, program supervisi non klinis, dan program kegiatan ekstra kurikuler. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi

pendidikan diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk kinerja tenaga kependidikan, dan pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan sekolah.

Keberadaan kepala sekolah sebagai supervisor diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bloom (2003) yang menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai administrator mempunyai kewajiban dalam melakukan supervisi pembelajaran dan monitoring terhadap administrasi pembelajaran secara teratur

yang bertujuan untuk mengurangi benturan SDM yang dikelola baik secara vertikal maupun horizontal.

Penelitian terdahulu memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya adalah kedua penelitian penelitian membahas tentang pentingnya pelaksanaan supervise dalam kegaitan pembelajaran. Dan

perbedaannya adalah penelitian terdahulu tidak dijelaskan tentang langkah-langkah supervisi dalam pembelajaran.

Langkah kongkrit pelaksanaan supervisi pembelajaran di SD ini dengan cara kunjungan kelas oleh kepala Sekolah, observasi pembelajaran, administrasi

guru, yang kemudian dikomunikasikan dengan guru yang bersangkutan, bila diperlukan kepala Sekolah turut memberikan solusi demi keberhasilan pembelajaran. Dan secara berkala diadakan rapat mengevaluasi pelaksanaan supervisi pembelajaran. Caranya dilaksanakan sesuai jadwal/rencana program supervisi pembelajaran yang telah dikomunikasikan kepada guru-guru yang

(15)

Pada prinsipnya yang dilakukan kepala sekolah sebelum melakukan supervisi adalah dengan mensupervisi administrasi pembelajaran guru secara kolektif atau kelompok. Kepala sekolah menggunakan pendekatan dengan cara yang akrab karena dalam penyampaiannya kepada guru–guru terjadi dialog atau komunikasi dua arah yang dibuktikan dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang

disampaikan oleh guru.

Tahapan terakhir dari kegiatan supervisi adalah umpan balik atau feed back. Kegiatan umpan balik atau feedback dilakukan dengan cara memotivasi yang digunakan untuk mendorong guru agar melaksanakan proses pembelajaran lebih baik dan umpan balik ini digunakan oleh kepala sekolah untuk memotivasi

guru agar siswa asuhannya mencapai prestasi belajar yang meningkat. Umpan balik ini diberikan oleh kepala sekolah secara langsung setelah kepala sekolah selesai melakukan supervisi dengan harapan agar guru masih mempunyai ingatan segar akan permasalahan pembelajaran yang dihadapi yang ditemukan pada waktu disupervisi oleh kepala sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah dalam kompetensi sosial di SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang.

Kompetensi sosial kepala sekolah dapat terlihat dari sikap terampil kepala sekolah untuk bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah. Kompetensi sosial

disebut juga dengan istilah human relations skill, dan human skill. Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

Human relations skill adalah kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain. Sedangkan human skill adalah kemampuan untuk bekerja dalam kelompok/team atau dengan kelompok yang lain secara organisasi maupun secara individu, dalam memperbaiki motivasi, komunikasi, memimpin, dan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan

(16)

Dinham (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dapat menjadi faktor kunci dalam pencapaian hasil pendidikan. Seringkali, kepemimpinan ini dijalankan oleh Kepala Sekolah, tapi personil kunci tambahan termasuk Kepala Guru, Wakil Kepala, dan guru memainkan peran utama di sekolah. Hal ini dapat di artikan bahwa jabatan

seorang pemimpin harus di berikan kepada orang yang memiliki kemampuan dalam memimpin sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Sehingga dibutuhkan adanya hubungan kerjasama yang diantara anggota sekolah.

Penelitian terdahulu memiliki persamaan dan perbedaan dengan hasil penelitian. Persamaannya adalah kedua penelitian membahas tentang

kepemimpinan kepala sekolah. Penelitian membahas tentang pentingnya hubungan kerjasama yang dilakukan kepala sekolah dengan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah. Perbedaanya pada penelitian terdahulu tidak dijelaskan hubungan seperti apa yang dijalin kepala sekolah dengan masyarakat di lingkungan sekolah.

Di SDN Bergas Kidul 03 menunjukkan bahwa kepala sekolah mampu

menjalin hubungan yang harmonis dengan para orang tua siswa dan pihak eksternal sekolah seperti pemerintah. Hubungan tersebut merupakan kerja tim yang sangat baik. Kerja tim tersebut terlihat dari kegiatan rapat rutin yang dilakukan sekolah dengan orang tua siswa dan pihak eksternal setiap 3 bulan sekali untuk membahas kinerja sekolah.

Selain dengan guru, kepala sekolah juga menjalin hubungan yang harmonis dengan para siswa. Berdasarkan dokumentasi yang ada di SDN Bergas Kidul 03 tentang program harian yang dibuat oleh kepala sekolah. Dalam program tersebut berisi tentang program pembiasaan siswa untuk menyapa dan berjabat

tangan dengan siapa saja. Hal itu terbukti ketika peneliti datang untuk melakukan penelitian dan bertemu dengan siswa. Peneliti melihat seorang siswa yang menyapa kepala sekolah dan kemudian menjabat tangannya.

Kepala sekolah juga menjalin hubungan yang baik dengan orang tua siswa dan komite sekolah. Hubungan yang terjalin dengan orang tua siswa karena

(17)

Orang tua siswa juga membutuhkan informasi tentang perkembangan anaknya. Sedangkan hubungan kepala sekolah dengan komite sekolah adalah komite sekolah merupakan wadah untuk menyampaikan informasi dari madrasah kepada oranga tua siswa dan juga sebaliknya. Komite juga memberikan masukan atau pendapat untuk perkembangan sekolah.

Kepala sekolah SDN Bergas Kidul 03 menjalin hubungan yang sangat harmonis dengan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah. Hal itu terlihat dari peran serta kepala sekolah dalam kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan sekolah. Biasanya kepala sekolah diminta untuk menjadi pembicara dalam kegiatan keagamaan seperti acara Maulid Nabi, khotbah Jumat, dsb.

Seorang kepala sekolah juga harus memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. Kepala sekolah diharapkan dapat berperan sebagai

problem finder untuk masalah yang dihadapi orang lain. Kepala sekolah dapat berperan sebagai problem solver dan juga tidak memihak salah satu pihak dalam mengatasi konflik internal sekolah. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah di SDN Bergas Kidul 03 dianggap sebagai orang yang dituakan sehingga ketika ada

orang yang sedang mengalami suatu permasalahan biasanya akan meminta saran. Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Sutono kepala sekolah SDN Bergas Kidul 03 tentang kepekaan sosial yang dimiliki oleh kepala sekolah.

SIMPULAN

Pelaksanaan manajemen keuangan di SD Bergas Kidul 03 dilakukan

sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan yaitu akuntabel, transparan dan efisien. Dana yang dimiliki sekolah bersumber dari pemerintah yaitu dana BOS. Dalam proses manajemen keuangan sekolah diawali dengan adanya kegiatan penganggaran dana sekolah. Proses alokasi keuangan sekolah didasarkan pada

skala prioritas. Kepala sekolah dibantu oleh bendahara dalam pengelolaan keuangan sekolah. Peran kepala sekolah dalam proses pertanggungjawaban

(18)

Kepala sekolah SDN Bergas Kidul 03 melakukan kegiatan supervisi sebanyak 2 kali dalam sebulan. Supervisi pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah sebagai bagian dari proses manajemen yang didahului dengan perencanaan setiap awal tahun pelajaran. Supervisi pembelajaran dilakukan dengan cara observasi pembelajaran dan kemudian berkomunikasi dengan guru

yang bersangkutan. Tahapan terakhir dari kegiatan supervisi adalah umpan balik atau feed back. Fungsi umpan balik dalam pelaksanan supervisi pembelajaran mengkomunikasikan hasil supervisi kepada guru sebagai feedback atau balikan untuk memperbaiki kesalahan dengan tindak lanjutnya.

Kompetensi sosial kepala sekolah dapat terlihat dari sikap terampil

kepala sekolah untuk bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah. Kepala sekolah mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan para orang tua siswa dan pihak eksternal sekolah seperti pemerintah. Kepala sekolah SDN Bergas Kidul 03 menjalin hubungan yang sangat harmonis dengan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah.

Saran yang dapat peneliti berikan antara lain untuk Kepala sekolah agar selalu melaksanakan perannya dan juga aktif dalam memantau kegiatan yang dilakukan oleh anggota sekolah. Kepala sekolah juga diharapkan untuk selalu meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti kegiatan seperti pelatihan dan seminar. Bagi guru untuk meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas

sesuai dengan program yang diselenggarakan sekolah, serta membantu kepala sekolah melaksanakan perannya. Selian itu guru harus meningkatkan partisipasinya baik dalam kegiatan akademik maupun sosial yang diselenggarakan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

(19)

Dinham. 2005. “Principal Leadership for Outstanding Schooling Outcomes in Junior Secondary Education”.

Handoko, T. Hani. 2005. Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Harsono. 2011. Etnografi Pendidikan sebagai Desain Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Luo, Mingchu. 2007. The Chinese Principal Leadership Capacities as Perceived by Master Teachers.

Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rasda Karya

Permadi, dadi dan Arifin, Daeng. 2007. Kepemimpin Transformasional Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa

Sudrajat. 2008. Kompetensi Kepala Sekolah (Diakses tanggal 10 Februari 2011) http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/kompetensi-kepala-sekolah/

Swider, Susan. 2004. Options for Sustaining School-Based Health Centers. http://proquest.umi.com/pqdweb?did=642434371&sid=10&Fmt=3&client Id=80413&RQT=309&VName=PQD (Diakses tanggal 7 Mei 2012)

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Surya, Muhammad. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.

Spadley, James. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana

Usman, Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi minat beli konsumen atau dapat dikatakan bahwa diskon harga,

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Trigonometri Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction Pada Siswa Kelas X A Sma Islam Sunan Gunung Jati Ngunut

[r]

1. Aswadi, M.Ag, selaku dekan Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Abdullah Sattar, S.A.g, M.Fil. I, selaku ketua jurusan komunikasi penyiaran Islam

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi serta budaya kerja terhadap kinerja pegawai dan untuk

Pada penelitian ini dilakukan modifikasi elektroda kerja dengan cara melapiskan polimer cetakan molekul ke permukaan elektroda GC dan HMD secara Prinsip pembuatan polimer

• wahyu umum yang dikhususkan — elemen-elemen yang luar biasa; hal-hal yang kerap kita asosiasikan lebih dekat dengan wahyu khusus.. Kita mengganggap Alkitab sebagai otoritas

Berdasarkan hasil pengukuran, tingkat kebisingan lalu- lintas baik yang dekat jalan maupun yang dekat tembok intervalnya rata-rata 60 – 70 dBA di atas dari pada standar bakumutu