• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TERPADU TIPE SHARED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK PADA TOPIK LIMBAH DI LINGKUNGAN KERJA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TERPADU TIPE SHARED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK PADA TOPIK LIMBAH DI LINGKUNGAN KERJA."

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh:

Ambar Pangaribowo Sakti NIM 1202014

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Oleh

Ambar Pangaribowo Sakti

S.Pd UPI Bandung, 2008

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan IPA

© Ambar Pangaribowo Sakti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

BELAJAR SISWA SMK PADA TOPIK LIMBAH

DI LINGKUNGAN KERJA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas implementasi pembelajaran terpadu tipe shared dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa SMK pada topik limbah di lingkungan kerja serta tanggapan setelah mengikuti pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan rancangan Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Subjek penelitian kelas XI program otomotif salah satu SMKN di kota Bandung tahun ajaran 2013/2014 dengan dua kelas yaitu kelas eksperimen (pembelajaran terpadu tipe

shared) dan kelas kontrol (pembelajaran direct instrcution). Instrumen yang

digunakan berupa tes berpikir kritis, skala motivasi, lembar observasi, dan angket tanggapan. Data pretes, postes, dan N-gain kemudian diuji secara kuantitatif dengan uji perbedaan dua rata-rata. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran tipe shared dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran direct instruction. Dari keseluruhan siswa menanggapi positif penerapan pembelajaran terpadu tipe shared pada topik limbah di lingkungan kerja.

(5)

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TERPADU TIPE SHARED PADA MATERI LIMBAH ... 8

A. Kemampuan Berpikir Kritis ... 8

B. Motivasi Belajar ... 12

C. Pembelajaran Terpadu Tipe Shared ... 17

D. Kajian Materi Limbah ... 21

E. Hipotesis ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29

(6)

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 34

1. Tingkat Kesukaran ... 34

2. Daya Pembeda ... 35

3. Validitas ... 36

4. Reliabilitas ... 37

F. Prosedur Penelitian ... 41

G. Teknik Pengolahan Data ... 43

H. Alur Penelitian ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

1. Kemampuan Berpikir Kritis ... 53

2. Motivasi Belajar Siswa... 67

3. Angket Tanggapan Pembelajaran ... 79

4. Observasi Proses Pembelajaran ... 83

B. Pembahasan ... 85

1. Implementasi Pembelajaran Terpadu Tipe Shared untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 85

2. Implementasi Pembelajaran Terpadu Tipe Shared untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ... 92

3. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Terpadu Tipe Shared ... 97

4. Keterbatasan Penelitian... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Aspek Kegiatan Pembelajaran Terpadu Tipe Shared

dan Direct Instruction ... 20

Tabel 2.2 Aspek Pembelajaran pada Kompetensi Kejuruan Mendiagnosis Gangguan Sistem Bahan Bakar ... 24

Tabel 2.3 Keterkaitan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA dan Kompetensi Kejuruan ... 27

Tabel 3.1 The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design.... 30

Tabel 3.2 Jenis Instrumen Penelitian... 32

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 35

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda ... 36

Tabel 3.5 Kriteria Validitas Butir Soal ... 37

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Butir Soal ... 38

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Berpikir Kritis ... 39

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Motivasi Belajar... 40

Tabel 3.9 Kategori Perolehan Nilai Indeks Gain ... 44

Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Korelasi ... 47

Tabel 4.1 Rekapitulasi Persemtase Aktivitas Guru Ketika Pembelajaran ... 50

Tabel 4.2 Matriks Soal Kemampuan Berpikir Kritis ... 53

(8)

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62

halaman Tabel 4.7 Hasil Uji Uji-t Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 63

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 64

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Postes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 64

Tabel 4.10 Hasil Uji Mann-Whitney Postes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 65 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66 Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Indeks Gain Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66

Tabel 4.13 Hasil Uji Mann-Whitney Indeks Gain Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 67

Tabel 4.14 Matriks Soal Motivasi Belajar ... 68 Tabel 4.15 Nilai Persentase Indikator Motivasi Belajar Siswa Melalui

Pembelajaran Terpadu Tipe Shared dan Direct Instruction.... 68 Tabel 4.16 Rekapitulasi Pretes, Postes, dan Indeks Gain Motivasi Belajar

Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 71

Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Motivasi Belajar Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 72

(9)

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 74 Tabel 4.21 Hasil Uji Homogenitas Postes Motivasi Belajar Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 75

halaman

Tabel 4.22 Hasil Uji-t Postes Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 75

Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain Motivasi Belajar

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 76

Tabel 4.24 Hasil Uji Homogenitas Indeks Gain Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 77 Tabel 4.25 Hasil Uji Mann-Whitney Indeks Gain Motivasi Belajar Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 77 Tabel 4.26 Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson Indikator

Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 78

Tabel 4.27 Hasil Angket Pendapat Siswa... 80 Tabel 4.28 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Ketika

(10)

Gambar 3.2 Alur Penelitian... 49 Gambar 4.1 Persentase Rata-rata Pretes Sub Indikator Kemampuan

Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55 Gambar 4.2 Persentase Rata-rata Postes Sub Indikator Kemampuan

Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 57

Gambar 4.3 Indeks Gain Sub Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 59

Gambar 4.4 Perbandingan Persentase Pretes Indikator Motivasi

Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 69

Gambar 4.5 Perbandingan Persentase Postes Indikator Motivasi

(11)

Halaman

Lampiran A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 107

Lampiran B. Instrumen Penelitian... 164

B.1 Kisi-kisi dan Instrumen Soal Berpikir Kritis ... 165

B.2 Kisi-kisi dan Instrumen Motivasi Belajar Siswa ... 191

B.3 Kisi-kisi dan Instrumen Angket Tanggapan Siswa... 197

B.4 Kisi-kisi dan Instrumen Observasi Kegiatan Siswa... 202

B.5 Kisi-kisi dan Instrumen Observasi Kegiatan Guru ... 205

Lampiran C. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ... 208

Lampiran D. Hasil Uji Coba Instrumen ... 213

D.1 Hasil Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis... 214

D.2 Hasil Uji Coba Motivasi Belajar Siswa ... 219

Lampiran E. Hasil Penelitian... 225

E.1 Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 226

E.2 Nilai Motivasi Belajar Siswa ... 228

E.3 Uji Normalitas Berpikir Kritis... 244

E.4 Uji Normalitas Motivasi Belajar Siswa ... 249

E.5 Uji Korelasi Indikator Motivasi ... 254

E.6 Hasil Pengolahan Data Angket Siswa... 255

Lampiran F. Analisis Langkah Pembelajaran dan Analisis Konsep ... 262

F.1 Analisis Langkah Pembelajaran... 263

F.2 Analisis Konsep ... 265

F.3 Pembelajaran Terpadu Tipe Shared... 269

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu tempat menempuh ilmu pengetahuan dan mengembangkan keterampilan mempunyai muara agar lulusannya memiliki kemampuan, keterampilan, serta ahli di dalam bidang ilmu tertentu dan terampil untuk diaplikasikan di dunia kerja. Berbeda dengan pendidikan umum, pendidikan kejuruan memiliki

karakteristik tersendiri. Pendidikan kejuruan harus berorientasi pada kebutuhan dunia kerja (demand driven), harus selalu mengikuti

perkembangan teknologi, pembelajarannya harus diarahkan pada peningkatan kualitas keterampilan dan penilaian harus mengacu pada

standar dunia kerja/ industri. Evans (dalam Muslim, 2008) merumuskan pendidikan kejuruan bertujuan untuk: (1) memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja; (2) meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu; (3) mendorong motivasi untuk belajar terus.

Keberadaan sumber daya manusia yang terampil dan kritis merupakan tuntutan yang sangat diperlukan oleh dunia pendidikan

khususnya SMK. Kompetensi yang dikembangkan peserta didik di SMK digunakan baik dalam menghadapi dunia kerja atau usaha maupun untuk

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kemampuan memecahkan masalah, kecakapan membuat keputusan, beradaptasi, dan

kecakapan untuk mengorganisasi merupakan beberapa kompetensi yang harus dikembangkan untuk bertindak dalam pekerjaan (Kuswana, 2013, hlm. 42). Maka dari itu, untuk mempersiapkan generasi yang siap menghadapi

(13)

mendorong motivasi peserta didik. Salah satu kemampuan berpikir tingkat

tinggi yang harus dikembangkan adalah kemampuan berpikir kritis.

Salah satu mata pelajaran yang potensial membangun keterampilan

berpikir tingkat tinggi adalah IPA. Karakteristik pembelajaran IPA yakni bukan hanya suatu kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan yang pembelajarannya menekankan pada pengalaman langsung secara ilmiah. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat di

identifikasi dan dipecahkan melalui prosedur yang benar. Mata pelajaran IPA di SMK merupakan mata pelajaran adaptif yang berperan menunjang

kemampuan peserta didik dalam kompetensi program keahliannya dan mempersiapkan kemampuan peserta didik agar dapat mengembangkan

program keahliannya pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Pandangan peserta didik terhadap mata pelajaran IPA akan sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar mereka. Motivasi adalah sesuatu yang penting keberadaaannya dalam proses belajar. Bila pelajaran tidak sesuai dengan minatnya, maka peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Hasil penelitian Suryana (2013) melalui analisis data secara

kualitatif dan deskriptif menunjukkan bahwa faktor utama penyebab terjadinya kesulitan belajar siswa SMK adalah motivasi belajar siswa yang

sangat minim. Temuan dari penelitiannya yaitu bahwa salah satu penyebab rendahnya motivasi belajar siswa adalah strategi pembelajaran yang

monoton di sekolah.

Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya dipengaruhi oleh faktor strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran sebagai suatu seni dan

ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum bisa dicapai secara efektif dan

(14)

pembelajaran yang tepat dapat menimbulkan motivasi belajar peserta didik

sehingga tujuan dari proses belajar mengajar akan tercapai. Iswanti (2013) melalui penelitiannya di SMK menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

berarti dari motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajarnya dan diharapkan adanya tindak lanjut penelitian untuk mencari faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar siswa.

IPA di Sekolah Menengah Kejuruan termasuk ke dalam kelompok mata pelajaran adaptif yang berperan dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian kompetensi keahlian peserta didik. Komponen dasar kejuruan

(adaptif) bertujuan untuk memberi bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal kemampuan pengembangan diri untuk mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Firdausi dan Barnawi 2012, hlm. 23). Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA

SMK/MAK dalam depdiknas, dijelaskan bahwa mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran adaptif, yang bertujuan membekali peserta didik dasar pengetahuan tentang hukum-hukum kealaman serta makhluk hidup dan tidak hidup yang menjadi dasar sekaligus berfungsi mengantarkan peserta didik guna mencapai kompetensi program keahliannya. Ruang lingkup mata pelajaran IPA di SMK diantaranya meliputi aspek: (1)

gejala-gejala alam, (2) polusi dan pencemaran lingkungan, serta (3) ekosistem, komponen ekosistem, keseimbangan lingkungan, dan AMDAL.

Konsep limbah merupakan salah satu konsep yang perlu dibelajarkan di SMK, salah satunya SMK program keahlian otomotif. Pengetahuan atau

informasi mengenai konsep ini sangat terkait dengan dunia industri. Terdapat beberapa standar kompetensi terkait limbah pada mata pelajaran kompetensi kejuruan program keahlian otomotif di SMK, diantaranya

adalah memelihara atau servis sistem bahan bakar bensin dengan kompetensi dasar mendiagnosis dan memperbaiki gangguan pada sistem

(15)

peserta didik terkait prosedur pemeliharaan sistem bahan bakar dan gas

buang dengan selalu memperhatikan faktor-faktor keselamatan kerja dan lingkungan berdasarkan SOP (Standard Operational Procedure), UU K3

(Undang-undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja), dan kebijakan perusahaan. Topik limbah dipilih karena dalam topik ini banyak permasalahan-permasalahan yang akrab dengan lingkungan atau kehidupan sehari-hari dan layak dikritisi termasuk mengenai dampak dan penanganannya. Hal ini relevan dengan hasil penelitian Feireabend (2011) yang menyimpulkan bahwa pendekatan pengajaran harus dimulai dengan isu

sosial yang relevan saat ini, otentik dan kontroversial.

Untuk proses belajar mengajar yang berkualitas, pemilihan model,

metode atau pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk peserta didik dan materi pelajaran yang diajarkan akan menentukan keberhasilan di dalam

proses pembelajaran. Penelitian yang telah dilakukan Fathulena (2013) menunjukkan rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa SMK melalui model problem solving yang diawali penyampaian permasalahan yang terjadi di industri berada pada kategori sedang terkait dengan materi termokimia. Penelitian di SMK juga telah dilakukan oleh Juwita (2013) dengan menerapkan problem based learning pada standar

kompetensi mengolah hasil ternak unggas di SMKN 2 Cianjur dan hasil analisisnya menunjukkan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa yang

menerapkan model PBL lebih baik dari pada kelas kontrol. Terkait pendekatan pembelajaran, penelitian telah dilakukan oleh Malsina (2013)

hasilnya menunjukkan bahwa keterpaduan dengan tipe terhubung (connected teaching) efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa, menjadikan pemahaman yang lebih kompleks dan utuh serta lingkungan

belajar yang lebih terstruktur.

Di dalam prakteknya, guru-guru IPA di SMK banyak menghadapi

(16)

metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk melihat

keterhubungan fakta dan konsep-konsep IPA dengan bidang keahlian mereka. Hal ini dapat mengakibatkan proses belajar IPA berlangsung tidak

efektif, peserta didik akan tetap beranggapan bahwa IPA tidak terintegrasi dengan kompetensi kejuruan sehingga kurang diperlukan dalam kehidupan mereka terlebih menunjang keahlian mereka di dunia industri.

Pembelajaran IPA di SMK dapat dilaksanakan melalui berbagai pendekatan pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran terpadu yang

merupakan suatu aplikasi salah satu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membuat proses pembelajaran menjadi relevan dan

bermakna bagi peserta didik. Terdapat sejumlah tipe pembelajaran terpadu yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan materi di dalam proses

pembelajarannya. Berdasarkan adanya keterkaitan konsep mengenai topik limbah antara dua disiplin ilmu yaitu mata pelajaran IPA dan kompetensi kejuruan maka sebagai alternatif untuk mengintegrasikan konsep tersebut adalah melalui pembelajaran terpadu tipe shared. Pembelajaran terpadu tipe

shared adalah pembelajaran yang menyajikan materi dengan perencanaan

tim dan atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin ilmu dengan

difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap-sikap (attitudes) yang sama (Fogarty, 1991, hlm. 45).

Studi pendahuluan yang telah dilakukan di salah satu SMK negeri di Kota Bandung (2013), menunjukkan adanya temuan terkait dengan

pembelajaran IPA, diantaranya: pembelajaran yang masih bersifat teacher

centered, kurangnya guru dalam memahami konsep materi yang diajarkan,

kesulitan guru dalam memunculkan minat belajar peserta didik, dan kurang

optimalnya penerapan metode pembelajaran yang dilakukan. Hal ini menyebabkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran menjadi kurang

(17)

dan fungsi IPA sebagai mata pelajaran adaptif tidak terpenuhi. Berdasarkan

latar belakang dan hasil studi kasus yang telah dilakukan, maka penelitian ini mencoba mengembangkan pembelajaran IPA terpadu dengan tipe shared

di SMK, sebagai upaya untuk memfasilitasi keterkaitan antara mata pelajaran IPA dengan mata pelajaran kompetensi kejuruan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalahannya adalah “Bagaimanakah pengaruh implementasi pembelajaran terpadu tipe shared terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar

siswa SMK pada topik limbah di lingkungan kerja?”

Agar penelitian lebih terarah, rumusan masalah dijabarkan ke dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang

mendapatkan pembelajaran melalui implementasi tipe shared dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran direct instruction pada topik limbah di lingkungan kerja?

2. Bagaimanakah perbedaan motivasi belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui implementasi tipe shared dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran direct instruction pada topik

limbah di lingkungan kerja?

3. Bagaimana pendapat siswa mengenai pembelajaran terpadu tipe shared

pada topik limbah di lingkungan kerja?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh pembelajaran yang dapat memfasilitasi keterkaitan antara IPA sebagai mata

pelajaran adaptif dengan kompetensi kejuruan sebagai mata pelajaran produktif. Berdasarkan tujuan umum tersebut dijabarkan lebih lanjut

(18)

1. Untuk mendapatkan informasi mengenai efektifitas pembelajaran

terpadu tipe shared dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas yang menggunakan pembelajaran terpadu tipe shared

dengan kelas yang menggunakan pembelajaran direct instruction pada topik limbah di lingkungan kerja.

2. Untuk mendapatkan informasi mengenai efektifitas pembelajaran terpadu tipe shared dalam meningkatkan motivasi belajar siswa antara kelas yang menggunakan pembelajaran terpadu tipe shared dengan kelas yang menggunakan pembelajaran direct instruction pada topik

limbah di lingkungan kerja.

3. Untuk mengetahui pendapat peserta didik mengenai pembelajaran

terpadu tipe shared pada topik limbah di lingkungan kerja.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di dalam proses pembelajaran IPA, antara lain:

1. Bagi guru.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam memilih tipe pembelajaran untuk diterapkan pada pembelajaran

IPA di SMK. 2. Bagi siswa.

Melalui pembelajaran tipe shared siswa dapat melihat jelas relevansi antar mata pelajaran melalui satu topik sehingga dapat lebih

memahami konsep-konsep IPA dalam mendukung mata pelajaran produktif. Kemampuan berpikir kritis siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan membuat

keputusan. Selain itu, siswa dapat menjadi lebih termotivasi dalam belajar.

(19)

Hasil penelitian ini dapat memberikan ide untuk diteliti lebih

lanjut melalui materi lain yang disajikan dengan tipe shared dan dapat dijadikan sebagai rujukan untuk mengembangkan pendidikan melalui

tipe-tipe pembelajaran terpadu lainnya.

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 8 Bandung yang merupakan kelompok bidang keahlian teknologi dan rekayasa. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan karena SMKN 8 sebagai sekolah dengan satu pendalaman keahlian dalam bidang otomotif. Hal

ini tentunya akan menghasilkan informasi yang lebih terfokus dan mendalam bagi peneliti. Selain itu, SMKN 8 Bandung mempunyai

fasilitas pembelajaran yang mendukung sehingga memiliki peluang yang potensial untuk dikembangkan.

2. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XI program keahlian Teknik Otomotif tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak dua kelas. Satu kelas menggunakan pembelajaran terpadu tipe shared sebagai kelas ekpserimen dan satu kelas menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction) sebagai kelas kontrol.

Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik cluster random

sampling. Alasan pemilihan sampel menggunakan teknik cluster

random sampling karena pengambilan sampel dilakukan secara acak

pada jenjang yang sama berdasarkan kelompok/ kelas yang sudah ada.

Siswa pada kelompok/ kelas dianggap memiliki karakteristik dan kesempatan yang sama dari keseluruhan populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian.

(21)

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment, yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Desain penelitiannya Randomized Pretest-Posttest Control Group

Design, dengan dua kelompok penelitian, yaitu kelompok eksperimen yang

menggunakan pembelajaran terpadu tipe shared dan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction). Desain penelitian tersebut digambarkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

(Fraenkel & Wallen, 2006, hlm. 274) Keterangan:

O1 = Pretes (tes awal)

X1 = Perlakuan pembelajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe

shared

X2 = Perlakuan pembelajaran menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction).

O2 = postes (tes akhir)

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa istilah dalam

penelitian ini agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain:

(22)

masalah yang dihadapinya. Adapun indikator kemampuan berpikir

kritis yang diteliti adalah:

1) Kemampuan dalam memberikan penjelasan sederhana

(elementary clarification) dengan sub indikator memfokuskan pertanyaan (dengan perincian: mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan dan mengidentifikasi/ merumuskan kriteria untuk menemukan jawaban yang mungkin); menganalisis argumen (dengan perincian: mengidentifikasi dan menangani kerelevanan dan ketidakrelevanan); dan bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu penjelasan/ tantangan (dengan perincian: kemampuan menjawab pertanyaan “mengapa”).

2) Kemampuan membangun keterampilan dasar (basic support) dengan sub indikator menyesuaikan dengan sumber (dengan

perincian: kemampuan memberikan alasan).

3) Kemampuan menyimpulkan (inference) dengan sub indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi (dengan perincian: menggeneralisasi).

4) Kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced

clarification) dengan sub indikator mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkannya (dengan perincian: definisi bentuk operasional).

5) Kemampuan menyusun strategi dan taktik (strategy and tactics) dengan sub indikator berinteraksi dengan orang lain (dengan

perincian: memberi label).

Kemampuan berpikir kritis dinilai dengan menggunakan jenis tes uraian sebanyak 8 butir soal. Skor maksimal dari masing-masing butir soal

(23)

b Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah motivasi belajar yang

dijaring dengan menggunakan skala motivasi terkait pembelajaran terpadu tipe shared yang telah dilakukan. Indikator motivasi belajar

yang digunakan meliputi attention (perhatian), relevance (keterkaitan),

confidence (keyakinan/ rasa percaya diri) dan satisfaction (kepuasan).

Motivasi belajar siswa dinilai dengan menggunakan skala motivasi sebanyak 24 buitr pernyataan. Skor maksimal dari masing-masing butir pernyataan adalah 4, sehingga skor total maksimalnya adalah 96.

c Pembelajaran terpadu tipe shared dalam penelitian ini merupakan

pembelajaran dengan melibatkan dua disiplin ilmu yaitu IPA sebagai mata pelajaran adaptif dan kompetensi kejuruan sebagai mata pelajaran

produktif melalui pendekatan saintifik. Pedoman pembelajaran terpadu tipe shared dilakukan berdasarkan RPP terpadu tipe shared dan

keterlaksanaan pembelajarannya dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru ketika pembelajaran.

d Pembelajaran direct instruction merupakan pembelajaran langsung yang umumnya biasa digunakan di sekolah, yaitu mengkondisikan guru untuk membelajarkan secara langsung materi pelajaran dan di dominasi oleh metode ceramah melalui pendekatan saintifik.

e Limbah di lingkungan kerja yang dikaji dalam penelitian ini adalah limbah otomotif gas. Pemilihan jenis limbah ini didasarkan pada

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkan di tingkat yang sama dan relevan antara mata pelajaran IPA dengan mata

pelajaran kompetensi kejuruan.

D. Instrumen Penelitian

(24)

aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Jenis instrumen penelitian

No Jenis instrument

Tujuan instrumen Sumber data Waktu

1 Tes kemampuan berpikir kritis

Menganalisis kemampuan beripikir kritis dengan menggunakan jenis tes uraian sebanyak 8 soal yang masing-masing memuat sub indikator kemampuan berpikir kritis yang diteliti.

Peserta didik Awal dan akhir kegiatan pembelajaran

2 Skala motivasi belajar peserta didik

Menganalisis pengaruh penerapan pembelajaran terpadu tipe shared terhadap motivasi peserta didik berdasarkan indikator motivasi yang diteliti.

Peserta didik Awal dan akhir kegiatan pembelajaran

3 RPP terpadu tipe shared

Disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran terpadu tipe

shared untuk 5 kali pertemuan.

Silabus mata pelajaran IPA dan kompetensi kejuruan

Selama proses pembelajaran

4 Lembar observasi kegiatan peserta didik

Mendeskripsikan aktivitas peserta didik selama melakukan kegiatan pembelajaran terpadu tipe shared. Lembar observasi berupa daftar cheklist

pengamatan yang terdiri dari aspek dalam diskusi kelompok, meliputi: keaktifan, rasa keingintahuan, dan kesulitan. Serta aspek yang diamati dalam diskusi kelas meliputi: perhatian, keaktifan dan tingkah laku yang tidak relevan ketika diskusi berlangsung.

Peserta didik Selama proses pembelajaran

5 Lembar observasi

Mendeskripsikan aktivitas guru selama melakukan kegiatan

(25)

No Jenis instrument

Tujuan instrumen Sumber data Waktu

kegiatan guru pembelajaran terpadu tipe

shared. Lembar observasi

berupa daftar cheklist

pengamatan yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup ketika berlangsungnya proses pembelajaran.

6 Angket tanggapan peserta didik

Mengetahui tanggapan peserta didik mengenai kemampuan berpikir kritis dan kegiatan pembelajaran terpadu tipe

shared

Peserta didik Akhir kegiatan pembelajaran

Hasil dari penelitian ini berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif didapat dari instrumen pendukung berupa lembar observasi aktivitas siswa dan guru, serta angket tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Data ini akan menjadi data tambahan bagi peneliti untuk menganalisis keberlangsungan proses pembelajaran dan

pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar

siswa.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian terlebih dahulu di judge kelayakannya oleh dosen ahli dari segi konten atau materi

ajar dan kaidah-kaidah evaluasi melalui proses judgment. Setelah melalui tahap judgment, dilakukan uji coba instrumen untuk mengukur tingkat

kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas.

Tahapan analisis data untuk mengetahui kelayakan instrumen

(26)

1. Tingkat Kesukaran.

Tingkat kesukaran adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran merupakan

suatu paramater untuk menyatakan bahwa item soal adalah sukar, sedang atau mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal dapat dilakukan melalui program ANATES V.4 atau secara konvensional menggunakan rumus sebagai berikut:

JS B P

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai tingkat kesukaran diinterpretasikan dengan menggunakan

kriteria berikut

Tabel 3.3.

Kriteria Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Kriteria

0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00

Sukar Sedang Mudah

(Arikunto, 2013, hlm. 225)

Dari hasil perhitungan uji coba soal, diperoleh tingkat kesukaran

tiap butir soal uraian kemampuan berpikir kritis yang dapat dilihat pada Tabel 3.7. mengenai rekapitulasi hasil uji coba soal berpikir kritis. Data

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D. 2. Daya Pembeda.

(27)

rendah. Untuk menentukan daya pembeda, dapat dihitung dengan

menggunakan program ANATES V.4 atau secara konvensional dengan rumus:

Jb Bb Ja Ba

D  

Keterangan:

D = Indeks diskriminasi (daya pembeda)

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar.

BB= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar.

Kriteria untuk menentukan daya pembeda, dapat dilihat pada Tabel

3.4.

Tabel 3.4. Kriteria Daya Pembeda

Daya Pembeda Kriteria

0,00-0,20 0,21-0,40 0,41-0,70 0,71-1,00

Jelek (poor) Cukup (satistifactory)

Baik (good) Baik sekali (excellent) (Arikunto, 2013, hlm. 232) Dari hasil perhitungan uji coba soal kemampuan berpikir kritis,

diperoleh daya pembeda tiap butir soal yang disajikan dalam Tabel 3.7. mengenai rekapitulasi hasil uji coba kemampuan berpikir kritis. Data

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D. 3. Validitas.

(28)

menentukan validitas butir soal, dilakukan dengan menggunakan

program ANATES V.4 atau secara konvensional menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:

 





 2 2 2 2

) ( )

( X N Y Y

X N Y X XY N Rxy Keterangan:

Rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = Jumlah butir soal X = Skor tiap item

Y = Skor soal

Nilai Rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk

menentukan validitas butir soal dengan kriteria validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5.

Kriteria Validitas Butir Soal

Validitas Kriteria

0,800 – 1,00 0,600 – 0,800

0,400– 0,600 0,200 – 0,400 0,00– 0,200

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

(Arikunto, 2013, hlm. 89)

Pada penelitian ini jumlah soal kemampuan berpikir kritis yang

dipergunakan adalah 8 soal uraian yang memuat setiap indikator kemampuan berpikir kritis, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.7. mengenai rekapitulasi hasil uji coba kemampuan berpikir kritis.

Untuk skala motivasi terdiri dari 28 soal skala motivasi belajar siswa pengujian validitas menggunakan rumus uji correlate bivariate

(29)

perhitungan data dapat dilihat pada Tabel 3.8. mengenai rekapitulasi

hasil uji coba skala motivasi belajar siswa. Data perhitungan terhadap validitas soal dapat dilihat pada Lampiran D.

4. Reliabilitas.

Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat ketetapan/ kestabilan dan konsistensi suatu alat pengumpul data. Untuk memperoleh data yang dapat dipercaya, instrumen penelitian yang digunakan harus reliabel. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika memiliki unsur keajegan dalam menentukan hasil belajar.

Untuk menghitung reliabilitas, dapat menggunakan program ANATES V.4 atau secara konvensional menggunakan rumus K-R.20:

Kr20 =

 

              2 h L 2 h L h L W W 667 , 0 W W W W n 2 1 1 k k Keterangan:

Kr20 = Reliabilitas tes k = Jumlah item

WL = Salah pada tiap item pada kelompok rendah

Wh = Salah pada tiap item pada kelompok tinggi n = 27% dari jumlah siswa keseluruhan

Untuk reliabilitas instrumen dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.6.

Kriteria Reliabilitas Butir Soal

R Kriteria

0,800 – 1,00 0,600 – 0,800

(30)

0,400 – 0,600 0,200 – 0,400 0,000 – 0,200

Cukup Rendah Sangat rendah

(Arikunto, 2013, hlm. 89)

Analisis reliabilitas hasil uji coba soal berpikir kritis yang telah dilakukan, diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,89. Berdasarkan kriteria reliabilitas pada Tabel 3.6. dapat disimpulkan bahwa soal instrumen ini diinterpretasikan sebagai soal yang memiliki reliabilitas sangat tinggi.

Uji reliabilitas untuk skala motivasi dilakukan dengan

menggunakan teknik cronbach’s alpha pada program SPSS 17.0 for

window. Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik alpha cronbach didapat koefisien reliabilitas sebesar 0,798. Nilai reliabilitas

instrumen ini dikonsultasikan ke tabel r dan dinterpretasikan terhadap nilai r, menunjukkan bahwa instrumen secara keseluruhan memiliki reliabel tinggi. Data perhitungan dapat dilihat pada Lampiran D.

Analisis hasil uji coba soal kemampuan berpikir kritis dilakukan pada soal kemampuan berpikir kritis dengan jumlah soal sebanyak 8

butir soal yang meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. Untuk data lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel

3.7.

Tabel 3.7.

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Berpikir Kritis

No. Soal

Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Ket. Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi

1 0,79 Tinggi

0,89 Sangat

[image:30.596.194.510.112.158.2]
(31)

5 0,54 Cukup tinggi 0,21 Cukup 0,67 Sedang Dipakai 6 0,75 Tinggi 0,31 Cukup 0,69 Sedang Dipakai 7 0,69 Tinggi 0,28 Cukup 0,67 Sedang Dipakai 8 0,67 Tinggi 0,31 Cukup 0,69 Sedang Dipakai

Berdasarkan data yang diperoleh, soal dengan validitas tinggi adalah soal dengan nomor 1, 2, 6, 7, dan 8. Soal dengan validitas cukup

adalah soal dengan nomor 3, 4, dan 5. Untuk tingkat kesukaran terdiri dari 6 soal dengan kategori sedang, dan 2 soal dengan kategori mudah.

Berdasarkan kriteria daya pembeda 8 soal yang diuji coba berada pada kategori cukup. Untuk hasil reliabilitas dari 8 butir soal berpikir kritis diperoleh nilai koefisien reliabilitas adalah 0,89 yang artinya tes ini tergolong memiliki reliabilitas tinggi. Hasil yang diperoleh dari 8 soal yang telah diuji cobakan dan dianalisis, maka ke delapan soal tersebut dapat digunakan sebagai instrumen pengambilan data pada penelitian.

Analisis hasil uji coba motivasi belajar siswa dilakukan dengan jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 28 butir soal yang meliputi

analisis validitas dan reliabilitas soal. Hasil uji coba skala motivasi belajar lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8.

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Motivasi Belajar

No. Soal Validitas Reliabilitas Ket.

Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi

1 0,54 Cukup Dipakai

2 0,61 Cukup Dipakai

3 0,54 Cukup Dipakai

4 0,55 Cukup Dipakai

5 0,59 Cukup Dipakai

6 0,60 Tinggi Dipakai

7 0,45 Cukup Dipakai

8 0,34 Rendah Direvisi

9 0,39 Rendah Direvisi

10 0,42 Cukup Dipakai

[image:31.596.170.512.112.169.2]
(32)

No. Soal Validitas Reliabilitas Ket. Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi

12 0,35 Rendah

0,79 Tinggi

Direvisi

13 0,22 Rendah Direvisi

14 0,72 Sangat tinggi Dipakai

15 0,63 Tinggi Dipakai

16 0,54 Cukup Dipakai

17 0,49 Cukup Dipakai

18 0,36 Rendah Direvisi

19 0,40 Cukup Dipakai

20 0,63 Tinggi Dipakai

21 0,58 Cukup Dipakai

22 0,70 Tinggi Dipakai

23 0,46 Cukup Dipakai

24 0,32 Rendah Direvisi

25 -0,09 Sangat rendah Dibuang

26 -0,27 Sangat rendah Dibuang

27 -0,03 Sangat rendah Dibuang

28 0,16 Sangat rendah Dibuang

Hasil uji validitas yang telah diinterpretasikan terhadap nilai r maka dapat disimpulkan untuk item nomor 25, 26, 27 dan 28 sangat rendah sehingga item tersebut tidak dipakai. Item nomor 8, 9, 12, 13, 18, dan 24 direvisi. Serta item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27 dan 28 dipakai dalam penelitian.

Untuk reliabilitas, nilai r hitung dikonsultasikan ke tabel r

product moment dan dinterpretasikan terhadap koefisien korelasi yang

diperoleh

Berdasarkan hasil analisis butir soal uraian uji coba soal

(33)

confidence (7 item),dan satisfaction (6 item) untuk dipakai dalam

penelitian.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yakni tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian, berikut beberapa tahap prosedur penelitian:

a Tahap Persiapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian meliputi:

1) Melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA dan mata pelajaran kompetensi kejuruan.

2) Melakukan observasi awal mengenai sumber belajar dan isu terkait bidang keahlian.

3) Menyusun perangkat pembelajaran yang akan diujikan.

4) Menyusun instrumen penelitian yang meliputi tes kemampuan berpikir kritis, skala motivasi belajar, RPP, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. 5) Pemberian penilaian (judgement) terhadap instrumen penelitian

kepada dosen ahli. Pemberian judgement bertujuan pertama, untuk mengetahui validitas isi yakni tes dapat mengukur

keabsahan isi materi dan tujuan pembelajaran. Soal uraian dilakukan judgement validitas isi oleh pakar ahli. Kedua,

validitas konstruksi yakni tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal dapat mengukur aspek berpikir peserta didik.

(34)

7) Menganalisis hasil uji coba instrumen, yang meliputi analisis

daya pembeda, tingkat kesukaran, validitas dan reliabilitas. 8) Melakukan perbaikan instrumen yang nantinya dipakai untuk

tahap pelaksanaan penelitian. b Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi:

1) Melakukan tes awal (pretes) yang terdiri dari tes kemampuan berpikir kritis dan skala motivasi belajar.

2) Melaksanakan proses belajar mengajar melalui pembelajaran

terpadu tipe shared pada kelas eksperimen dan pembelajaran

direct instruction pada kelas kontrol.

3) Melakukan observasi aktivitas siswa, observasi kegiatan guru dan penilaian presentasi selama proses pembelajaran melalui

pembelajaran terpadu tipe shared pada kelas eksperimen dan pembelajaran direct instruction pada kelas kontrol.

4) Melakukan tes akhir (postes) yang terdiri dari tes kemampuan berpikir kritis dan skala motivasi belajar.

5) Memberikan angket tanggapan kepada siswa mengenai kegiatan pembelajaran terpadu tipe shared yang telah

dilakukan. c Tahap akhir

1) Mengolah data hasil penelitian yang telah diperoleh.

2) Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis dari semua

data yang diperoleh.

3) Menyusun laporan penelitian. G. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh berdasarkan penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes kemampuan berpikir

(35)

kualitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran,

hasil observasi aktivitas guru dan angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang dianalisis secara deskriptif. Analisis statistik yang

digunakan meliputi analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa membuat kesimpulan yang berlaku secara umum (Sugiyono, 2011, hlm. 29).

Statistika deskriptif hanya mereduksi, menguraikan atau

memberikan keterangan suatu data, fenomena atau keadaan ke dalam beberapa besaran untuk disajikan secara bermakna dan mudah dimengerti.

Statisika ini hanya berfungsi menguraikan dan menerangkan keadaan, persoalan tanpa menarik suatu kesimpulan terhadap data yang lebih luas

atau populasi (Susetyo, 2012, hlm. 4).

Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi dimana sampel itu diambil (Sugiyono, 2011, hlm. 23). Statistika inferensial merupakan bagian dari statisika yang membahas cara melakukan analisis data, menaksir, meramalkan dan menarik kesimpulan terhadap data,

fenomena, persoalan yang lebih luas atau populasi berdasarkan sebagian (sampel) dari populasi. Statistika inferensial membuat kesimpulan

berdasarkan pendugaan dari sebagian atau sampel data dan pengujian hipotesis (Susetyo, 2012, hlm. 6). Statistik inferensial meliputi statistik

parametrik dan non parametrik. Statistik parametrik memerlukan syarat terpenuhinya asumsi, yaitu data yang dianalisis harus berdistribusi normal dan data kedua kelompok yang diuji harus homogen.

Adapun yang dilakukan dalam teknik pengolahan data statistik setelah data terkumpul, adalah sebagai berikut:

(36)

Setelah data diperoleh, dilakukan pengolahan data dengan

perhitungan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Adapun langkah-langkah pengolahannya sebagai berikut:

1) Penskoran tiap butir soal hasil pretes dan postes.

2) Untuk analisis data skala motivasi belajar, terlebih dahulu dilakukan penyekoran dengan menggunakan skala Likert 1-4 yaitu dengan cara menjumlahkan skor tiap jawaban pernyataan yang diberikan. Skor untuk jawaban sangat setuju (SS) 4, setuju (S) 3, tidak setuju (TS) 2, dan sangat tidak setuju (STS)

1 untuk pernyataan positif sedangkan untuk pernyataan negatif penskoran dilakukan sebaliknya.

3) Perhitungan N-gain.

Setelah data diolah dalam bentuk skor. Perhitungan

dilanjutkan dengan N-gain yang bertujuan untuk mengetahui kualitas peningkatan nilai antara pretes dan postes. Rumus menghitung N-gain adalah dengan rumus:

Skor siswa =

awal tes skor maksimal skor

awal tes skor akhir

tes skor

 

Setelah diperoleh nilai indeks gain, maka dapat dikategorikan ke dalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.9.

Kategori Perolehan Nilai Indeks Gain

Rentang nilai Kategori

g > 0,71 Tinggi

0,30 ≤ g ≤0,70 Sedang

g < 30 Rendah

(Hake, 1999)

(37)

Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan

bahwa subjek diambil dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Sugiyono (2007, hlm. 95) menjelaskan bahwa

statistik parametrik digunakan apabila data yang digunakan berdistribusi normal dan statistika nonparametrik digunakan apabila data yang digunakan tidak normal. Untuk uji normalitas pada penelitian ini, digunakan uji statistik

Kolmogorov-Smirnov, sedangkan perhitungannya

menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0 for windows.

Hipotesis yang digunakan untuk mengetahui normalitas data adalah sebagai berikut:

H0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi

normal

Kriteria pengujian berdasarkan taraf signifkansi 5% adalah:

H0: Diterima jika nilai signifikansinya > 0,05 H0: Ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05 5) Uji Homogenitas.

Uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui varians kedua kelompok

sama atau berbeda. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Homogenity of Varians (Levene Statistics)

pada perangkat lunak SPSS 17 for windows. Hipotesis yang digunakan untuk menghitung homogenitas suatu data adalah sebagai berikut :

H0 : , varians data skor pretes kemampuan berpikir kritis siswa kedua kelas homogen.

(38)

kritis siswa kedua kelas tidak homogen.

Kriteria pengujian berdasarkan taraf signifkansi 5% adalah: H0: Diterima jika nilai signifikansinya > 0,05

H0: Ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05 6) Uji Perbedaan Dua Rata-rata.

Apabila sebaran data berdistribusi normal dan varians kedua kelompok sampel homogen, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan uji t independent sample test. Apabila sebaran data berdistribusi tidak normal, maka uji perbedaan

rata-rata menggunakan statistik non parametrik melalui uji

Mann-Whitney.

Rumusan hipotesis yang diuji adalah:

H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara siswa yang

mendapatkan pembelajaran terpadu tipe shared dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran direct instruction.

H1: Terdapat perbedaan rata-rata antara siswa yang mendapatkan pembelajaran terpadu tipe shared dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran direct instruction.

Kriteria pengujian berdasarkan P-value (significance

atau sig.) 5% sebagai berikut:

H0: Diterima jika nilai signifikansinya > 0,05

H0: Ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05

Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan

dengan bantuan perangkat lunak Software SPSS 17.0 for

windows.

7) Uji Korelasi.

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan di antara indikator-indikator motivasi yang diteliti. Perhitungan

(39)

sampel mempunyai dua varian yang sama (homogen) dan

berdistribusi normal sehingga untuk mengetahui hubungan diantara indikator motivasi dilakukan dengan menggunakan uji

korelasi product moment Pearson pada program software SPSS 17 for windows. Kriteria koefisien korelasi menurut Arikunto (2013, hlm. 89) dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10.

Kriteria Koefisien Korelasi

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (Tak berkorelasi) Arikunto (2013, hlm. 89)

Indeks korelasi dapat diketahui dari: arah korelasi, ada

tidaknya korelasi, interpretasi tinggi rendahnya korelasi dan signifikan tidaknya harga r. Adanya angka negatif pada

perhitungan, menunjukkan adanya kebalikan urutan atau korelasi yang berlawanan arah.

b Analisis data kualitatif.

Data kualitatif terdiri dari hasil observasi aktivitas siswa, hasil observasi aktivitas guru dan angket tanggapan siswa terhadap proses

[image:39.596.203.513.295.449.2]
(40)

guru dan siswa. Rumus menghitung persentase aktivitas yang

dilakukan selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

Keterangan:

P= Persentase jumlah aktivitas yang dilakukan f = Frekuensi atau jumlah pada item tersebut

N = Jumlah keseluruhan

Hasil dari pengolahan data kualitatif kemudian dianalisis secara

deskriptif.

H. Alur Penelitian

Untuk memperjelas penyusunan laporan, dibuat alur pelaksanaan penelitian yang dijelaskan pada gambar 3.2. berikut ini.

Pengajuan proposal

Seminar proposal

Pembuatan instrumen

Instrumen Pembelajaran Instrumen Evaluasi Instrumen Pendukung

P =

N f

(41)

Gambar 3.2. Alur Penelitian.

Pengujian instrumen

Analisis dan revisi instrumen

Pelaksanaan pembelajaran direct

instruction

Pembahasan Temuan Penelitian

Kesimpulan

Expert judgement

Kelas eksperimen

Pretes

Analisis data Pretes

Pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe shared

Kelas Kontrol

[image:41.596.110.560.109.457.2]
(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran terpadu tipe shared dapat memfasilitasi keterkaitan antara IPA sebagai mata pelajaran adaptif dengan kompetensi kejuruan sebagai mata pelajaran produktif hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis dan peningkatan

motivasi belajar siswa. Secara khusus kesimpulan dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Implementasi pembelajaran terpadu tipe shared dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan lebih baik

dibandingkan siswa yang belajar melalui pembelajaran direct instruction.

2. Implementasi pembelajaran terpadu tipe shared dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan lebih baik dibandingkan siswa yang belajar melalui pembelajaran direct instruction.

3. Respon siswa dalam pembelajaran terpadu tipe shared bervariasi,

secara umum sebanyak 90,62% siswa senang dengan metode pembelajaran yang dilakukan dengan alasan yang beragam,

diantaranya: menambah pengetahuan mengenai limbah dan bermanfaat untuk kepentingannya di lingkungan kerja. Adapun sebagian besar

(43)

B. Saran

Pembelajaran terpadu tipe shared dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK, khususnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa. Sekiranya sebelum pembelajaran dimulai guru harus melakukan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berkaitan antara kedua mata pelajaran dan melakukan kerjasama yang

optimal dengan guru mata pelajaran kejuruan sehingga kolaboratif yang dilakukan menjadi lebih efektif.

Ketika pembelajaran berlangsung, diusahakan semua siswa dapat memanfaatan media pembelajaran agar mendapatkan kesempatan yang

sama untuk berpartisipasi ketika mengikuti pembelajaran. Selain itu, diperlukan perhatian dalam pemberian reward agar siswa menjadi lebih aktif dan merasa terlibat dalam pembelajaran yang akan menimbulkan kepuasan dalam diri siswa.

Diperlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai implementasi pembelajaran terpadu tipe shared dengan kondisi sekolah tertentu pada

topik bahasan yang lain. Selain itu penelitian selanjutnya dapat mengkaji sub indikator berpikir kritis yang lain dan pengembangan indikator motivasi

(44)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Satuan Pendidikan : SMK

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam dan Kompetensi Kejuruan Topik : Limbah di Lingkungan Kerja

Kelas/Semester : XI/ Genap Pertemuan ke- : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

SK KOMPETENSI

KEJURUAN (PRODUKTIF)

TOPIK IPA

(45)

Memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin

LIMBAH DI LINGKUNGA N KERJA

Memahami polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan

B. Standar Kompetensi

1. Memahami polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan

2. Memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin

C. Kompetensi Dasar

1.1 Mengidentifikasi jenis limbah di lingkungan kerja 1.2 Mendeskripsikan cara-cara menangani limbah.

1.3 Mendiagnosis gangguan pada sistem bahan bakar bensin.

1.4 Memperbaiki gangguan sistem bahan bakar bensin.

D. Indikator

1. Mendeskripsikan dengan benar pengertian limbah sebagai buangan hasil

akibat aktivitas manusia yang akan mengganggu kesetimbangan alam jika

jumlahnya melebihi nilai ambang batas.

2. Mengidentifikasi macam-macam limbah berdasarkan sumber yang ada di

lingkungan kerja.

3. Melakukan pemilihan metode penanganan limbah berdasarkan hasil studi

di lingkungan kerja dengan baik.

4. Melakukan pemeliharaan/ servis komponen-komponen sistem bahan

bakar bensin sesuai dengan SOP, K3 dan kebijakan perusahaan.

(46)

6. Menjelaskan cara memperbaiki gangguan pada sistem bahan bakar sesuai

berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan diikuti.

E. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan belajar mengajar,peserta didik dapat :

1. Memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan limbah di lingkungan kerja dengan benar.

2. Menjelaskan pengelompokkan limbah dan indikator polusi dengan tepat.

F. Karakter Peserta Didik yang Diharapkan

1. Rasa ingin tahu: memiliki keingingtahuan untuk menambah wawasan dengan menggali dari berbagai sumber terkait limbah pada kendaraan bermotor.

2. Tanggung jawab: melaksanakan kewaijbannya sebagai warga negara yang baik yaitu menjaga dan melestarikan lingkungan.

3. Kerja sama: bersosialisasi dengan antar anggota kelompok dalam melaksanakan tugas dan memecahkan masalah.

4. Peduli sosial: sebagai makhluk sosial diharapkan peserta didik dapat

saling membantu satu sama lain baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

(47)

G. Materi Pembelajaran

1. Permasalahan limbah di lingkungan kerja. 2. Macam-macam limbah dan indikator polusi.

H. Strategi, Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran 1. Strategi pembelajaran : Individual work (tugas mandiri) 2. Pendekatan pembelajaran : Saintifik

3. Metode pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, “playing card” 4. Model pembelajaran : Pembelajaran terpadutipe shared

I. Langkah-langkah Pembelajaran

No. Langkah-langkah pembelajaran Alokasi Waktu

1. Kegiatan pendahuluan

a. Peserta didik berdoa bersama, di lanjutkan dengan absensi kehadiran peserta didik dan membersihkan sampah di area kelas dan sekitarnya

b. Orientasi

1) Peserta didik diarahkan untuk selalu mensyukuri anugerah Tuhan.

2) Peserta didik diarahkan untuk menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; bertanggung jawab; dapat bekerja sama; peduli sosial dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam proses pembelajaran.

c. Apersepsi, peserta didik menyimak permasalahan-permasalahan terkait limbah yang ditemukan di lingkungan kerja.

d. Motivasi, peserta didik mendapat informasi tentang manfaat mempelajari topik limbah dan keterkaitannya dengan kompetensi keahlian.

e. Pemberian Acuan, peserta didik mendapat informasi tentang: 1) Tujuan yang harus dicapai

2) Tugas-tugas yang harus dikerjakan

10 „

2. Kegiatan Inti

a. Mengamati

1) Peserta didik menyimak tayangan infokus mengenai

(48)

No. Langkah-langkah pembelajaran Alokasi Waktu

kondisi udara yang tercemar dan tidak tercemar. Serta tayangan mengenai papan ISPU.

2) Setiap peserta didik menerima dan mengamati kartu yang berisi pertanyaan mengenai limbah dan indikator polusi.

b. Menanya

1) Melalui tayangan infokus, peserta didik bertanya jawab mengenai:

a) Apakah yang membedakan udara yang terkena polusi dan udara yang tidak terkena polusi?

b) Apakah manfaat dari papan ISPU?

2) Melalui kartu yang diterima, setiap peserta didik bertanya jawab mengenai pertanyaan sesuai dengan tugasnya.

c. Menalar

1) Melalui kegiatan diskusi, peserta didik menjelaskan mengenai

a) Perbedaan udara yang terkena polusi dan udara yang tidak terkena polusi

b) Manfaat adanya papan ISPU

2) Melalui kajian literatur, peserta didik memaparkan pengetahuannya untuk dapat menjelaskan tugas mengenai limbah dan indikator polusi dari setiap kartu yang diterimanya

d. Mencoba

Peserta didik mencoba memecahkan masalah dengan mencari jawaban tugas dari berbagai buku sumber baik IPA maupun kompetensi kejuruan.

e. Mengkomunikasikan

Peserta didik menampilkan hasil kajiannya tentang limbah dan indikator polusi melalui presentasi di depan kelas.

3. Kegiatan Penutup

a Peserta didik melaksanakan evaluai lisan untuk mengetahui pemahaman materi yang telah disampaikan. b Peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan diskui dan tanya jawab.

c Peserta didik mendapat tugas mempelajari macam-macam limbah gas yang dihasilkan dari gas buang kendaraan bermotor.

(49)

No. Langkah-langkah pembelajaran Alokasi Waktu

d Sebelum mengakhiri pelajaran, peserta didik membersihkan sampah di area kelas dan sekitarnya. e Peserta didik berdoa bersama-sama dan mengakhiri

pembelajaran.

J. Sumber Belajar

1. Buku IPA untuk SMK dan MAK Kelas XI

2. Modul pemeliharaan servis sistem bahan bakar bensin 3. Kartu tugas

K. Penilaian

1. Prosedur tes : proses dan akhir

2. Jenis tes : lisan

3. Bentuk tes : soal lisan, lembar penilaian presentasi

4. Soal : terlampir

5. Penskoran : terlampir 6. Kunci jawaban : terlampir

Lembar Penilaian Presentasi .

NO Nama Siswa ASPEK PENILAIAN TOTAL

NILAI

NILAI AKHIR

1 2 3 4 5

Kerapihan berpakaian

Kejelasan menyampaika

n informasi

Kesesuaian materi

Kemampuan menjawab pertanyaan

(50)

Kriteria penskoran :

Angka 4 : sangat baik Angka 3 : baik Angka 2 : cukup Angka 1 : kurang

INSTRUMEN TES LISAN

(51)

PEMBAHASAN dan PENSKORAN SOAL LISAN

SOAL NO JAWABAN SOAL LISAN

1 CO2, CO, NO2, Hidrokarbon.

2 SO2

3 Berwarna dan berbau

4 Untuk memberikan informasi mengenai konsentrai

senyawa-senyawa polutan di udara

5 Populasi dari keberadaan organisme lumut kerak (Lichenes) 6 Catalytic converter berfungsi mengurangi produksi gas

karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor

7 Wet scrubber berfungsi menghilangkan gas sulfur dioksida SOAL LISAN

1. Sebutkan 3 contoh limbah gas yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor...

2. Contoh limbah berwujud gas yang tidak berwarna tapi berbau tajam ...

3. Sebutkan indikator fisik polusi udara ...

4. Apakah manfaat dari adanya papan ISPU ... 5. Apa yang menjadi indikator biologi polusi udara ....

6. Apa fungsi dari catalytic converter pada kendaraan bermotor...

7. Apakah fungsi dari wet scrubber...

8. Sebutkan 3 contoh limbah B3 yang ada di bengkel kendaraan bermotor ...

9. Sebutkan 2 dampak dari polusi udara...

(52)

dari hasil pembakaran bahan bakar. 8 Aki (accu), oli kendaraan, bahan bakar

9 Pemanasan global, hujan asam, asbut (asap kabut)

10 Peristiwa tertahannya atau terperangkapnya panas matahari di lapisan atmosfer oleh gas-gas rumah kaca.

PENSKORAN NILAI SOAL LISAN

SKOR KRITERIA KRITERIA PENSKORAN

KETERANGAN 4 Sangat baik Jawaban sangat jelas dan lengkap

3 Baik Jawaban lengkap

2 Cukup Jawaban kurang lengkap 1 Kurang Jawaban tidak lengkap

LAMPIRAN

Kartu Tugas:

Jelaskan dengan lengkap mengenai istilah-istilah yang terdapat pada kartu tugas berikut:

Karakteristik gas

SO2

Karakteristik gas

NO2

Karakteristik

Gas CO

Karakteristik

hidrokarbon

Kelompok lumut

kerak Fruticose Chlorofluorcarbo n (CFC)

Kelompok

lumut kerak

Crustose

Acid rain

Kelompok lumut

kerak Foliose

Katup termostat

Polutan primer

udara

Polutan

sekunder

(53)

Nilai Oktan Pemanasan

global

Pressure regulator

Efek rumah

kaca

Silicon chip

Asap kabut Limbah B3 otomotif

Muffler

Wet scrubber Catalytic

converter

ISPU (Indeks

Standar

Pencemar

Udara)

(54)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Satuan Pendidikan : SMK

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam dan Kompetensi Kejuruan

Topik : Limbah di Lingkungan Kerja

Kelas/Semester : XI/ Genap

Pertemuan ke- : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Gambar

Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
Tabel 3.5.
+7

Referensi

Dokumen terkait

digunakan analisis terhadap hasil postes kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sedangkan apabila kemampuannya berbeda secara signifikan maka digunakan analisis terhadap indeks

Peningkatan kemampuan literasi sains siswa pada aspek pengetahuan, kompetensi, dan sikap pada kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran IPA terpadu dengan model

Dari hasil t-test menunjukkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran IPA terpadu tipe shared berbasis praktikum secara signifikan dapat lebih meningkatkan kemampuan

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan IPA. © Ambar Pangaribowo Sakti

Setelah dilakukan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kelas eksperimen diperoleh rerata postes 91,53 dan pada kelas kontrol

pemecahan masalah siswa yang telah diuji pada saat pretes dan postes dikelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: mendeskripsikan keterlaksanaan RPP penerapan IPA Terpadu Tipe Shared dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Tema

Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dan shared pada tema pemanfaatan sampah dengan