TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Oleh:
Ambar Pangaribowo Sakti NIM 1202014
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA
Oleh
Ambar Pangaribowo Sakti
S.Pd UPI Bandung, 2008
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan IPA
© Ambar Pangaribowo Sakti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
BELAJAR SISWA SMK PADA TOPIK LIMBAH
DI LINGKUNGAN KERJA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas implementasi pembelajaran terpadu tipe shared dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa SMK pada topik limbah di lingkungan kerja serta tanggapan setelah mengikuti pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan rancangan Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Subjek penelitian kelas XI program otomotif salah satu SMKN di kota Bandung tahun ajaran 2013/2014 dengan dua kelas yaitu kelas eksperimen (pembelajaran terpadu tipe
shared) dan kelas kontrol (pembelajaran direct instrcution). Instrumen yang
digunakan berupa tes berpikir kritis, skala motivasi, lembar observasi, dan angket tanggapan. Data pretes, postes, dan N-gain kemudian diuji secara kuantitatif dengan uji perbedaan dua rata-rata. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran tipe shared dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran direct instruction. Dari keseluruhan siswa menanggapi positif penerapan pembelajaran terpadu tipe shared pada topik limbah di lingkungan kerja.
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TERPADU TIPE SHARED PADA MATERI LIMBAH ... 8
A. Kemampuan Berpikir Kritis ... 8
B. Motivasi Belajar ... 12
C. Pembelajaran Terpadu Tipe Shared ... 17
D. Kajian Materi Limbah ... 21
E. Hipotesis ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29
E. Proses Pengembangan Instrumen ... 34
1. Tingkat Kesukaran ... 34
2. Daya Pembeda ... 35
3. Validitas ... 36
4. Reliabilitas ... 37
F. Prosedur Penelitian ... 41
G. Teknik Pengolahan Data ... 43
H. Alur Penelitian ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Hasil Penelitian ... 50
1. Kemampuan Berpikir Kritis ... 53
2. Motivasi Belajar Siswa... 67
3. Angket Tanggapan Pembelajaran ... 79
4. Observasi Proses Pembelajaran ... 83
B. Pembahasan ... 85
1. Implementasi Pembelajaran Terpadu Tipe Shared untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 85
2. Implementasi Pembelajaran Terpadu Tipe Shared untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ... 92
3. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Terpadu Tipe Shared ... 97
4. Keterbatasan Penelitian... 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Aspek Kegiatan Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
dan Direct Instruction ... 20
Tabel 2.2 Aspek Pembelajaran pada Kompetensi Kejuruan Mendiagnosis Gangguan Sistem Bahan Bakar ... 24
Tabel 2.3 Keterkaitan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA dan Kompetensi Kejuruan ... 27
Tabel 3.1 The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design.... 30
Tabel 3.2 Jenis Instrumen Penelitian... 32
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 35
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda ... 36
Tabel 3.5 Kriteria Validitas Butir Soal ... 37
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Butir Soal ... 38
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Berpikir Kritis ... 39
Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Motivasi Belajar... 40
Tabel 3.9 Kategori Perolehan Nilai Indeks Gain ... 44
Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Korelasi ... 47
Tabel 4.1 Rekapitulasi Persemtase Aktivitas Guru Ketika Pembelajaran ... 50
Tabel 4.2 Matriks Soal Kemampuan Berpikir Kritis ... 53
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62
halaman Tabel 4.7 Hasil Uji Uji-t Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 63
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 64
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Postes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 64
Tabel 4.10 Hasil Uji Mann-Whitney Postes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 65 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66 Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Indeks Gain Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66
Tabel 4.13 Hasil Uji Mann-Whitney Indeks Gain Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 67
Tabel 4.14 Matriks Soal Motivasi Belajar ... 68 Tabel 4.15 Nilai Persentase Indikator Motivasi Belajar Siswa Melalui
Pembelajaran Terpadu Tipe Shared dan Direct Instruction.... 68 Tabel 4.16 Rekapitulasi Pretes, Postes, dan Indeks Gain Motivasi Belajar
Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 71
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Motivasi Belajar Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 72
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 74 Tabel 4.21 Hasil Uji Homogenitas Postes Motivasi Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 75
halaman
Tabel 4.22 Hasil Uji-t Postes Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 75
Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain Motivasi Belajar
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 76
Tabel 4.24 Hasil Uji Homogenitas Indeks Gain Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 77 Tabel 4.25 Hasil Uji Mann-Whitney Indeks Gain Motivasi Belajar Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 77 Tabel 4.26 Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson Indikator
Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 78
Tabel 4.27 Hasil Angket Pendapat Siswa... 80 Tabel 4.28 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Ketika
Gambar 3.2 Alur Penelitian... 49 Gambar 4.1 Persentase Rata-rata Pretes Sub Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55 Gambar 4.2 Persentase Rata-rata Postes Sub Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 57
Gambar 4.3 Indeks Gain Sub Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 59
Gambar 4.4 Perbandingan Persentase Pretes Indikator Motivasi
Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 69
Gambar 4.5 Perbandingan Persentase Postes Indikator Motivasi
Halaman
Lampiran A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 107
Lampiran B. Instrumen Penelitian... 164
B.1 Kisi-kisi dan Instrumen Soal Berpikir Kritis ... 165
B.2 Kisi-kisi dan Instrumen Motivasi Belajar Siswa ... 191
B.3 Kisi-kisi dan Instrumen Angket Tanggapan Siswa... 197
B.4 Kisi-kisi dan Instrumen Observasi Kegiatan Siswa... 202
B.5 Kisi-kisi dan Instrumen Observasi Kegiatan Guru ... 205
Lampiran C. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ... 208
Lampiran D. Hasil Uji Coba Instrumen ... 213
D.1 Hasil Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis... 214
D.2 Hasil Uji Coba Motivasi Belajar Siswa ... 219
Lampiran E. Hasil Penelitian... 225
E.1 Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 226
E.2 Nilai Motivasi Belajar Siswa ... 228
E.3 Uji Normalitas Berpikir Kritis... 244
E.4 Uji Normalitas Motivasi Belajar Siswa ... 249
E.5 Uji Korelasi Indikator Motivasi ... 254
E.6 Hasil Pengolahan Data Angket Siswa... 255
Lampiran F. Analisis Langkah Pembelajaran dan Analisis Konsep ... 262
F.1 Analisis Langkah Pembelajaran... 263
F.2 Analisis Konsep ... 265
F.3 Pembelajaran Terpadu Tipe Shared... 269
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu tempat menempuh ilmu pengetahuan dan mengembangkan keterampilan mempunyai muara agar lulusannya memiliki kemampuan, keterampilan, serta ahli di dalam bidang ilmu tertentu dan terampil untuk diaplikasikan di dunia kerja. Berbeda dengan pendidikan umum, pendidikan kejuruan memiliki
karakteristik tersendiri. Pendidikan kejuruan harus berorientasi pada kebutuhan dunia kerja (demand driven), harus selalu mengikuti
perkembangan teknologi, pembelajarannya harus diarahkan pada peningkatan kualitas keterampilan dan penilaian harus mengacu pada
standar dunia kerja/ industri. Evans (dalam Muslim, 2008) merumuskan pendidikan kejuruan bertujuan untuk: (1) memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja; (2) meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu; (3) mendorong motivasi untuk belajar terus.
Keberadaan sumber daya manusia yang terampil dan kritis merupakan tuntutan yang sangat diperlukan oleh dunia pendidikan
khususnya SMK. Kompetensi yang dikembangkan peserta didik di SMK digunakan baik dalam menghadapi dunia kerja atau usaha maupun untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kemampuan memecahkan masalah, kecakapan membuat keputusan, beradaptasi, dan
kecakapan untuk mengorganisasi merupakan beberapa kompetensi yang harus dikembangkan untuk bertindak dalam pekerjaan (Kuswana, 2013, hlm. 42). Maka dari itu, untuk mempersiapkan generasi yang siap menghadapi
mendorong motivasi peserta didik. Salah satu kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang harus dikembangkan adalah kemampuan berpikir kritis.
Salah satu mata pelajaran yang potensial membangun keterampilan
berpikir tingkat tinggi adalah IPA. Karakteristik pembelajaran IPA yakni bukan hanya suatu kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan yang pembelajarannya menekankan pada pengalaman langsung secara ilmiah. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat di
identifikasi dan dipecahkan melalui prosedur yang benar. Mata pelajaran IPA di SMK merupakan mata pelajaran adaptif yang berperan menunjang
kemampuan peserta didik dalam kompetensi program keahliannya dan mempersiapkan kemampuan peserta didik agar dapat mengembangkan
program keahliannya pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Pandangan peserta didik terhadap mata pelajaran IPA akan sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar mereka. Motivasi adalah sesuatu yang penting keberadaaannya dalam proses belajar. Bila pelajaran tidak sesuai dengan minatnya, maka peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Hasil penelitian Suryana (2013) melalui analisis data secara
kualitatif dan deskriptif menunjukkan bahwa faktor utama penyebab terjadinya kesulitan belajar siswa SMK adalah motivasi belajar siswa yang
sangat minim. Temuan dari penelitiannya yaitu bahwa salah satu penyebab rendahnya motivasi belajar siswa adalah strategi pembelajaran yang
monoton di sekolah.
Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya dipengaruhi oleh faktor strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran sebagai suatu seni dan
ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum bisa dicapai secara efektif dan
pembelajaran yang tepat dapat menimbulkan motivasi belajar peserta didik
sehingga tujuan dari proses belajar mengajar akan tercapai. Iswanti (2013) melalui penelitiannya di SMK menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
berarti dari motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajarnya dan diharapkan adanya tindak lanjut penelitian untuk mencari faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar siswa.
IPA di Sekolah Menengah Kejuruan termasuk ke dalam kelompok mata pelajaran adaptif yang berperan dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian kompetensi keahlian peserta didik. Komponen dasar kejuruan
(adaptif) bertujuan untuk memberi bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal kemampuan pengembangan diri untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Firdausi dan Barnawi 2012, hlm. 23). Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA
SMK/MAK dalam depdiknas, dijelaskan bahwa mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran adaptif, yang bertujuan membekali peserta didik dasar pengetahuan tentang hukum-hukum kealaman serta makhluk hidup dan tidak hidup yang menjadi dasar sekaligus berfungsi mengantarkan peserta didik guna mencapai kompetensi program keahliannya. Ruang lingkup mata pelajaran IPA di SMK diantaranya meliputi aspek: (1)
gejala-gejala alam, (2) polusi dan pencemaran lingkungan, serta (3) ekosistem, komponen ekosistem, keseimbangan lingkungan, dan AMDAL.
Konsep limbah merupakan salah satu konsep yang perlu dibelajarkan di SMK, salah satunya SMK program keahlian otomotif. Pengetahuan atau
informasi mengenai konsep ini sangat terkait dengan dunia industri. Terdapat beberapa standar kompetensi terkait limbah pada mata pelajaran kompetensi kejuruan program keahlian otomotif di SMK, diantaranya
adalah memelihara atau servis sistem bahan bakar bensin dengan kompetensi dasar mendiagnosis dan memperbaiki gangguan pada sistem
peserta didik terkait prosedur pemeliharaan sistem bahan bakar dan gas
buang dengan selalu memperhatikan faktor-faktor keselamatan kerja dan lingkungan berdasarkan SOP (Standard Operational Procedure), UU K3
(Undang-undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja), dan kebijakan perusahaan. Topik limbah dipilih karena dalam topik ini banyak permasalahan-permasalahan yang akrab dengan lingkungan atau kehidupan sehari-hari dan layak dikritisi termasuk mengenai dampak dan penanganannya. Hal ini relevan dengan hasil penelitian Feireabend (2011) yang menyimpulkan bahwa pendekatan pengajaran harus dimulai dengan isu
sosial yang relevan saat ini, otentik dan kontroversial.
Untuk proses belajar mengajar yang berkualitas, pemilihan model,
metode atau pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk peserta didik dan materi pelajaran yang diajarkan akan menentukan keberhasilan di dalam
proses pembelajaran. Penelitian yang telah dilakukan Fathulena (2013) menunjukkan rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa SMK melalui model problem solving yang diawali penyampaian permasalahan yang terjadi di industri berada pada kategori sedang terkait dengan materi termokimia. Penelitian di SMK juga telah dilakukan oleh Juwita (2013) dengan menerapkan problem based learning pada standar
kompetensi mengolah hasil ternak unggas di SMKN 2 Cianjur dan hasil analisisnya menunjukkan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa yang
menerapkan model PBL lebih baik dari pada kelas kontrol. Terkait pendekatan pembelajaran, penelitian telah dilakukan oleh Malsina (2013)
hasilnya menunjukkan bahwa keterpaduan dengan tipe terhubung (connected teaching) efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa, menjadikan pemahaman yang lebih kompleks dan utuh serta lingkungan
belajar yang lebih terstruktur.
Di dalam prakteknya, guru-guru IPA di SMK banyak menghadapi
metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk melihat
keterhubungan fakta dan konsep-konsep IPA dengan bidang keahlian mereka. Hal ini dapat mengakibatkan proses belajar IPA berlangsung tidak
efektif, peserta didik akan tetap beranggapan bahwa IPA tidak terintegrasi dengan kompetensi kejuruan sehingga kurang diperlukan dalam kehidupan mereka terlebih menunjang keahlian mereka di dunia industri.
Pembelajaran IPA di SMK dapat dilaksanakan melalui berbagai pendekatan pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran terpadu yang
merupakan suatu aplikasi salah satu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membuat proses pembelajaran menjadi relevan dan
bermakna bagi peserta didik. Terdapat sejumlah tipe pembelajaran terpadu yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan materi di dalam proses
pembelajarannya. Berdasarkan adanya keterkaitan konsep mengenai topik limbah antara dua disiplin ilmu yaitu mata pelajaran IPA dan kompetensi kejuruan maka sebagai alternatif untuk mengintegrasikan konsep tersebut adalah melalui pembelajaran terpadu tipe shared. Pembelajaran terpadu tipe
shared adalah pembelajaran yang menyajikan materi dengan perencanaan
tim dan atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin ilmu dengan
difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap-sikap (attitudes) yang sama (Fogarty, 1991, hlm. 45).
Studi pendahuluan yang telah dilakukan di salah satu SMK negeri di Kota Bandung (2013), menunjukkan adanya temuan terkait dengan
pembelajaran IPA, diantaranya: pembelajaran yang masih bersifat teacher
centered, kurangnya guru dalam memahami konsep materi yang diajarkan,
kesulitan guru dalam memunculkan minat belajar peserta didik, dan kurang
optimalnya penerapan metode pembelajaran yang dilakukan. Hal ini menyebabkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran menjadi kurang
dan fungsi IPA sebagai mata pelajaran adaptif tidak terpenuhi. Berdasarkan
latar belakang dan hasil studi kasus yang telah dilakukan, maka penelitian ini mencoba mengembangkan pembelajaran IPA terpadu dengan tipe shared
di SMK, sebagai upaya untuk memfasilitasi keterkaitan antara mata pelajaran IPA dengan mata pelajaran kompetensi kejuruan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalahannya adalah “Bagaimanakah pengaruh implementasi pembelajaran terpadu tipe shared terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar
siswa SMK pada topik limbah di lingkungan kerja?”
Agar penelitian lebih terarah, rumusan masalah dijabarkan ke dalam
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang
mendapatkan pembelajaran melalui implementasi tipe shared dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran direct instruction pada topik limbah di lingkungan kerja?
2. Bagaimanakah perbedaan motivasi belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui implementasi tipe shared dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran direct instruction pada topik
limbah di lingkungan kerja?
3. Bagaimana pendapat siswa mengenai pembelajaran terpadu tipe shared
pada topik limbah di lingkungan kerja?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh pembelajaran yang dapat memfasilitasi keterkaitan antara IPA sebagai mata
pelajaran adaptif dengan kompetensi kejuruan sebagai mata pelajaran produktif. Berdasarkan tujuan umum tersebut dijabarkan lebih lanjut
1. Untuk mendapatkan informasi mengenai efektifitas pembelajaran
terpadu tipe shared dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas yang menggunakan pembelajaran terpadu tipe shared
dengan kelas yang menggunakan pembelajaran direct instruction pada topik limbah di lingkungan kerja.
2. Untuk mendapatkan informasi mengenai efektifitas pembelajaran terpadu tipe shared dalam meningkatkan motivasi belajar siswa antara kelas yang menggunakan pembelajaran terpadu tipe shared dengan kelas yang menggunakan pembelajaran direct instruction pada topik
limbah di lingkungan kerja.
3. Untuk mengetahui pendapat peserta didik mengenai pembelajaran
terpadu tipe shared pada topik limbah di lingkungan kerja.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di dalam proses pembelajaran IPA, antara lain:
1. Bagi guru.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam memilih tipe pembelajaran untuk diterapkan pada pembelajaran
IPA di SMK. 2. Bagi siswa.
Melalui pembelajaran tipe shared siswa dapat melihat jelas relevansi antar mata pelajaran melalui satu topik sehingga dapat lebih
memahami konsep-konsep IPA dalam mendukung mata pelajaran produktif. Kemampuan berpikir kritis siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan membuat
keputusan. Selain itu, siswa dapat menjadi lebih termotivasi dalam belajar.
Hasil penelitian ini dapat memberikan ide untuk diteliti lebih
lanjut melalui materi lain yang disajikan dengan tipe shared dan dapat dijadikan sebagai rujukan untuk mengembangkan pendidikan melalui
tipe-tipe pembelajaran terpadu lainnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 8 Bandung yang merupakan kelompok bidang keahlian teknologi dan rekayasa. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan karena SMKN 8 sebagai sekolah dengan satu pendalaman keahlian dalam bidang otomotif. Hal
ini tentunya akan menghasilkan informasi yang lebih terfokus dan mendalam bagi peneliti. Selain itu, SMKN 8 Bandung mempunyai
fasilitas pembelajaran yang mendukung sehingga memiliki peluang yang potensial untuk dikembangkan.
2. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XI program keahlian Teknik Otomotif tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak dua kelas. Satu kelas menggunakan pembelajaran terpadu tipe shared sebagai kelas ekpserimen dan satu kelas menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction) sebagai kelas kontrol.
Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik cluster random
sampling. Alasan pemilihan sampel menggunakan teknik cluster
random sampling karena pengambilan sampel dilakukan secara acak
pada jenjang yang sama berdasarkan kelompok/ kelas yang sudah ada.
Siswa pada kelompok/ kelas dianggap memiliki karakteristik dan kesempatan yang sama dari keseluruhan populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment, yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Desain penelitiannya Randomized Pretest-Posttest Control Group
Design, dengan dua kelompok penelitian, yaitu kelompok eksperimen yang
menggunakan pembelajaran terpadu tipe shared dan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction). Desain penelitian tersebut digambarkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1.
The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
(Fraenkel & Wallen, 2006, hlm. 274) Keterangan:
O1 = Pretes (tes awal)
X1 = Perlakuan pembelajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe
shared
X2 = Perlakuan pembelajaran menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction).
O2 = postes (tes akhir)
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa istilah dalam
penelitian ini agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain:
masalah yang dihadapinya. Adapun indikator kemampuan berpikir
kritis yang diteliti adalah:
1) Kemampuan dalam memberikan penjelasan sederhana
(elementary clarification) dengan sub indikator memfokuskan pertanyaan (dengan perincian: mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan dan mengidentifikasi/ merumuskan kriteria untuk menemukan jawaban yang mungkin); menganalisis argumen (dengan perincian: mengidentifikasi dan menangani kerelevanan dan ketidakrelevanan); dan bertanya dan menjawab
pertanyaan tentang suatu penjelasan/ tantangan (dengan perincian: kemampuan menjawab pertanyaan “mengapa”).
2) Kemampuan membangun keterampilan dasar (basic support) dengan sub indikator menyesuaikan dengan sumber (dengan
perincian: kemampuan memberikan alasan).
3) Kemampuan menyimpulkan (inference) dengan sub indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi (dengan perincian: menggeneralisasi).
4) Kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced
clarification) dengan sub indikator mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkannya (dengan perincian: definisi bentuk operasional).
5) Kemampuan menyusun strategi dan taktik (strategy and tactics) dengan sub indikator berinteraksi dengan orang lain (dengan
perincian: memberi label).
Kemampuan berpikir kritis dinilai dengan menggunakan jenis tes uraian sebanyak 8 butir soal. Skor maksimal dari masing-masing butir soal
b Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah motivasi belajar yang
dijaring dengan menggunakan skala motivasi terkait pembelajaran terpadu tipe shared yang telah dilakukan. Indikator motivasi belajar
yang digunakan meliputi attention (perhatian), relevance (keterkaitan),
confidence (keyakinan/ rasa percaya diri) dan satisfaction (kepuasan).
Motivasi belajar siswa dinilai dengan menggunakan skala motivasi sebanyak 24 buitr pernyataan. Skor maksimal dari masing-masing butir pernyataan adalah 4, sehingga skor total maksimalnya adalah 96.
c Pembelajaran terpadu tipe shared dalam penelitian ini merupakan
pembelajaran dengan melibatkan dua disiplin ilmu yaitu IPA sebagai mata pelajaran adaptif dan kompetensi kejuruan sebagai mata pelajaran
produktif melalui pendekatan saintifik. Pedoman pembelajaran terpadu tipe shared dilakukan berdasarkan RPP terpadu tipe shared dan
keterlaksanaan pembelajarannya dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru ketika pembelajaran.
d Pembelajaran direct instruction merupakan pembelajaran langsung yang umumnya biasa digunakan di sekolah, yaitu mengkondisikan guru untuk membelajarkan secara langsung materi pelajaran dan di dominasi oleh metode ceramah melalui pendekatan saintifik.
e Limbah di lingkungan kerja yang dikaji dalam penelitian ini adalah limbah otomotif gas. Pemilihan jenis limbah ini didasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkan di tingkat yang sama dan relevan antara mata pelajaran IPA dengan mata
pelajaran kompetensi kejuruan.
D. Instrumen Penelitian
aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2.
Jenis instrumen penelitian
No Jenis instrument
Tujuan instrumen Sumber data Waktu
1 Tes kemampuan berpikir kritis
Menganalisis kemampuan beripikir kritis dengan menggunakan jenis tes uraian sebanyak 8 soal yang masing-masing memuat sub indikator kemampuan berpikir kritis yang diteliti.
Peserta didik Awal dan akhir kegiatan pembelajaran
2 Skala motivasi belajar peserta didik
Menganalisis pengaruh penerapan pembelajaran terpadu tipe shared terhadap motivasi peserta didik berdasarkan indikator motivasi yang diteliti.
Peserta didik Awal dan akhir kegiatan pembelajaran
3 RPP terpadu tipe shared
Disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran terpadu tipe
shared untuk 5 kali pertemuan.
Silabus mata pelajaran IPA dan kompetensi kejuruan
Selama proses pembelajaran
4 Lembar observasi kegiatan peserta didik
Mendeskripsikan aktivitas peserta didik selama melakukan kegiatan pembelajaran terpadu tipe shared. Lembar observasi berupa daftar cheklist
pengamatan yang terdiri dari aspek dalam diskusi kelompok, meliputi: keaktifan, rasa keingintahuan, dan kesulitan. Serta aspek yang diamati dalam diskusi kelas meliputi: perhatian, keaktifan dan tingkah laku yang tidak relevan ketika diskusi berlangsung.
Peserta didik Selama proses pembelajaran
5 Lembar observasi
Mendeskripsikan aktivitas guru selama melakukan kegiatan
No Jenis instrument
Tujuan instrumen Sumber data Waktu
kegiatan guru pembelajaran terpadu tipe
shared. Lembar observasi
berupa daftar cheklist
pengamatan yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup ketika berlangsungnya proses pembelajaran.
6 Angket tanggapan peserta didik
Mengetahui tanggapan peserta didik mengenai kemampuan berpikir kritis dan kegiatan pembelajaran terpadu tipe
shared
Peserta didik Akhir kegiatan pembelajaran
Hasil dari penelitian ini berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif didapat dari instrumen pendukung berupa lembar observasi aktivitas siswa dan guru, serta angket tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Data ini akan menjadi data tambahan bagi peneliti untuk menganalisis keberlangsungan proses pembelajaran dan
pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar
siswa.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian terlebih dahulu di judge kelayakannya oleh dosen ahli dari segi konten atau materi
ajar dan kaidah-kaidah evaluasi melalui proses judgment. Setelah melalui tahap judgment, dilakukan uji coba instrumen untuk mengukur tingkat
kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas.
Tahapan analisis data untuk mengetahui kelayakan instrumen
1. Tingkat Kesukaran.
Tingkat kesukaran adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran merupakan
suatu paramater untuk menyatakan bahwa item soal adalah sukar, sedang atau mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal dapat dilakukan melalui program ANATES V.4 atau secara konvensional menggunakan rumus sebagai berikut:
JS B P
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Nilai tingkat kesukaran diinterpretasikan dengan menggunakan
kriteria berikut
Tabel 3.3.
Kriteria Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Kriteria
0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00
Sukar Sedang Mudah
(Arikunto, 2013, hlm. 225)
Dari hasil perhitungan uji coba soal, diperoleh tingkat kesukaran
tiap butir soal uraian kemampuan berpikir kritis yang dapat dilihat pada Tabel 3.7. mengenai rekapitulasi hasil uji coba soal berpikir kritis. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D. 2. Daya Pembeda.
rendah. Untuk menentukan daya pembeda, dapat dihitung dengan
menggunakan program ANATES V.4 atau secara konvensional dengan rumus:
Jb Bb Ja Ba
D
Keterangan:
D = Indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar.
BB= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar.
Kriteria untuk menentukan daya pembeda, dapat dilihat pada Tabel
3.4.
Tabel 3.4. Kriteria Daya Pembeda
Daya Pembeda Kriteria
0,00-0,20 0,21-0,40 0,41-0,70 0,71-1,00
Jelek (poor) Cukup (satistifactory)
Baik (good) Baik sekali (excellent) (Arikunto, 2013, hlm. 232) Dari hasil perhitungan uji coba soal kemampuan berpikir kritis,
diperoleh daya pembeda tiap butir soal yang disajikan dalam Tabel 3.7. mengenai rekapitulasi hasil uji coba kemampuan berpikir kritis. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D. 3. Validitas.
menentukan validitas butir soal, dilakukan dengan menggunakan
program ANATES V.4 atau secara konvensional menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
2 2 2 2
) ( )
( X N Y Y
X N Y X XY N Rxy Keterangan:
Rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah butir soal X = Skor tiap item
Y = Skor soal
Nilai Rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk
menentukan validitas butir soal dengan kriteria validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5.
Kriteria Validitas Butir Soal
Validitas Kriteria
0,800 – 1,00 0,600 – 0,800
0,400– 0,600 0,200 – 0,400 0,00– 0,200
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
(Arikunto, 2013, hlm. 89)
Pada penelitian ini jumlah soal kemampuan berpikir kritis yang
dipergunakan adalah 8 soal uraian yang memuat setiap indikator kemampuan berpikir kritis, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.7. mengenai rekapitulasi hasil uji coba kemampuan berpikir kritis.
Untuk skala motivasi terdiri dari 28 soal skala motivasi belajar siswa pengujian validitas menggunakan rumus uji correlate bivariate
perhitungan data dapat dilihat pada Tabel 3.8. mengenai rekapitulasi
hasil uji coba skala motivasi belajar siswa. Data perhitungan terhadap validitas soal dapat dilihat pada Lampiran D.
4. Reliabilitas.
Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat ketetapan/ kestabilan dan konsistensi suatu alat pengumpul data. Untuk memperoleh data yang dapat dipercaya, instrumen penelitian yang digunakan harus reliabel. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika memiliki unsur keajegan dalam menentukan hasil belajar.
Untuk menghitung reliabilitas, dapat menggunakan program ANATES V.4 atau secara konvensional menggunakan rumus K-R.20:
Kr20 =
2 h L 2 h L h L W W 667 , 0 W W W W n 2 1 1 k k Keterangan:Kr20 = Reliabilitas tes k = Jumlah item
WL = Salah pada tiap item pada kelompok rendah
Wh = Salah pada tiap item pada kelompok tinggi n = 27% dari jumlah siswa keseluruhan
Untuk reliabilitas instrumen dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.6.
Kriteria Reliabilitas Butir Soal
R Kriteria
0,800 – 1,00 0,600 – 0,800
0,400 – 0,600 0,200 – 0,400 0,000 – 0,200
Cukup Rendah Sangat rendah
(Arikunto, 2013, hlm. 89)
Analisis reliabilitas hasil uji coba soal berpikir kritis yang telah dilakukan, diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,89. Berdasarkan kriteria reliabilitas pada Tabel 3.6. dapat disimpulkan bahwa soal instrumen ini diinterpretasikan sebagai soal yang memiliki reliabilitas sangat tinggi.
Uji reliabilitas untuk skala motivasi dilakukan dengan
menggunakan teknik cronbach’s alpha pada program SPSS 17.0 for
window. Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik alpha cronbach didapat koefisien reliabilitas sebesar 0,798. Nilai reliabilitas
instrumen ini dikonsultasikan ke tabel r dan dinterpretasikan terhadap nilai r, menunjukkan bahwa instrumen secara keseluruhan memiliki reliabel tinggi. Data perhitungan dapat dilihat pada Lampiran D.
Analisis hasil uji coba soal kemampuan berpikir kritis dilakukan pada soal kemampuan berpikir kritis dengan jumlah soal sebanyak 8
butir soal yang meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. Untuk data lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel
3.7.
Tabel 3.7.
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Berpikir Kritis
No. Soal
Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Ket. Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi
1 0,79 Tinggi
0,89 Sangat
[image:30.596.194.510.112.158.2]5 0,54 Cukup tinggi 0,21 Cukup 0,67 Sedang Dipakai 6 0,75 Tinggi 0,31 Cukup 0,69 Sedang Dipakai 7 0,69 Tinggi 0,28 Cukup 0,67 Sedang Dipakai 8 0,67 Tinggi 0,31 Cukup 0,69 Sedang Dipakai
Berdasarkan data yang diperoleh, soal dengan validitas tinggi adalah soal dengan nomor 1, 2, 6, 7, dan 8. Soal dengan validitas cukup
adalah soal dengan nomor 3, 4, dan 5. Untuk tingkat kesukaran terdiri dari 6 soal dengan kategori sedang, dan 2 soal dengan kategori mudah.
Berdasarkan kriteria daya pembeda 8 soal yang diuji coba berada pada kategori cukup. Untuk hasil reliabilitas dari 8 butir soal berpikir kritis diperoleh nilai koefisien reliabilitas adalah 0,89 yang artinya tes ini tergolong memiliki reliabilitas tinggi. Hasil yang diperoleh dari 8 soal yang telah diuji cobakan dan dianalisis, maka ke delapan soal tersebut dapat digunakan sebagai instrumen pengambilan data pada penelitian.
Analisis hasil uji coba motivasi belajar siswa dilakukan dengan jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 28 butir soal yang meliputi
analisis validitas dan reliabilitas soal. Hasil uji coba skala motivasi belajar lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8.
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Motivasi Belajar
No. Soal Validitas Reliabilitas Ket.
Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi
1 0,54 Cukup Dipakai
2 0,61 Cukup Dipakai
3 0,54 Cukup Dipakai
4 0,55 Cukup Dipakai
5 0,59 Cukup Dipakai
6 0,60 Tinggi Dipakai
7 0,45 Cukup Dipakai
8 0,34 Rendah Direvisi
9 0,39 Rendah Direvisi
10 0,42 Cukup Dipakai
[image:31.596.170.512.112.169.2]No. Soal Validitas Reliabilitas Ket. Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi
12 0,35 Rendah
0,79 Tinggi
Direvisi
13 0,22 Rendah Direvisi
14 0,72 Sangat tinggi Dipakai
15 0,63 Tinggi Dipakai
16 0,54 Cukup Dipakai
17 0,49 Cukup Dipakai
18 0,36 Rendah Direvisi
19 0,40 Cukup Dipakai
20 0,63 Tinggi Dipakai
21 0,58 Cukup Dipakai
22 0,70 Tinggi Dipakai
23 0,46 Cukup Dipakai
24 0,32 Rendah Direvisi
25 -0,09 Sangat rendah Dibuang
26 -0,27 Sangat rendah Dibuang
27 -0,03 Sangat rendah Dibuang
28 0,16 Sangat rendah Dibuang
Hasil uji validitas yang telah diinterpretasikan terhadap nilai r maka dapat disimpulkan untuk item nomor 25, 26, 27 dan 28 sangat rendah sehingga item tersebut tidak dipakai. Item nomor 8, 9, 12, 13, 18, dan 24 direvisi. Serta item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27 dan 28 dipakai dalam penelitian.
Untuk reliabilitas, nilai r hitung dikonsultasikan ke tabel r
product moment dan dinterpretasikan terhadap koefisien korelasi yang
diperoleh
Berdasarkan hasil analisis butir soal uraian uji coba soal
confidence (7 item),dan satisfaction (6 item) untuk dipakai dalam
penelitian.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yakni tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian, berikut beberapa tahap prosedur penelitian:
a Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian meliputi:
1) Melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA dan mata pelajaran kompetensi kejuruan.
2) Melakukan observasi awal mengenai sumber belajar dan isu terkait bidang keahlian.
3) Menyusun perangkat pembelajaran yang akan diujikan.
4) Menyusun instrumen penelitian yang meliputi tes kemampuan berpikir kritis, skala motivasi belajar, RPP, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. 5) Pemberian penilaian (judgement) terhadap instrumen penelitian
kepada dosen ahli. Pemberian judgement bertujuan pertama, untuk mengetahui validitas isi yakni tes dapat mengukur
keabsahan isi materi dan tujuan pembelajaran. Soal uraian dilakukan judgement validitas isi oleh pakar ahli. Kedua,
validitas konstruksi yakni tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal dapat mengukur aspek berpikir peserta didik.
7) Menganalisis hasil uji coba instrumen, yang meliputi analisis
daya pembeda, tingkat kesukaran, validitas dan reliabilitas. 8) Melakukan perbaikan instrumen yang nantinya dipakai untuk
tahap pelaksanaan penelitian. b Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian meliputi:
1) Melakukan tes awal (pretes) yang terdiri dari tes kemampuan berpikir kritis dan skala motivasi belajar.
2) Melaksanakan proses belajar mengajar melalui pembelajaran
terpadu tipe shared pada kelas eksperimen dan pembelajaran
direct instruction pada kelas kontrol.
3) Melakukan observasi aktivitas siswa, observasi kegiatan guru dan penilaian presentasi selama proses pembelajaran melalui
pembelajaran terpadu tipe shared pada kelas eksperimen dan pembelajaran direct instruction pada kelas kontrol.
4) Melakukan tes akhir (postes) yang terdiri dari tes kemampuan berpikir kritis dan skala motivasi belajar.
5) Memberikan angket tanggapan kepada siswa mengenai kegiatan pembelajaran terpadu tipe shared yang telah
dilakukan. c Tahap akhir
1) Mengolah data hasil penelitian yang telah diperoleh.
2) Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis dari semua
data yang diperoleh.
3) Menyusun laporan penelitian. G. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh berdasarkan penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes kemampuan berpikir
kualitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran,
hasil observasi aktivitas guru dan angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang dianalisis secara deskriptif. Analisis statistik yang
digunakan meliputi analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa membuat kesimpulan yang berlaku secara umum (Sugiyono, 2011, hlm. 29).
Statistika deskriptif hanya mereduksi, menguraikan atau
memberikan keterangan suatu data, fenomena atau keadaan ke dalam beberapa besaran untuk disajikan secara bermakna dan mudah dimengerti.
Statisika ini hanya berfungsi menguraikan dan menerangkan keadaan, persoalan tanpa menarik suatu kesimpulan terhadap data yang lebih luas
atau populasi (Susetyo, 2012, hlm. 4).
Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi dimana sampel itu diambil (Sugiyono, 2011, hlm. 23). Statistika inferensial merupakan bagian dari statisika yang membahas cara melakukan analisis data, menaksir, meramalkan dan menarik kesimpulan terhadap data,
fenomena, persoalan yang lebih luas atau populasi berdasarkan sebagian (sampel) dari populasi. Statistika inferensial membuat kesimpulan
berdasarkan pendugaan dari sebagian atau sampel data dan pengujian hipotesis (Susetyo, 2012, hlm. 6). Statistik inferensial meliputi statistik
parametrik dan non parametrik. Statistik parametrik memerlukan syarat terpenuhinya asumsi, yaitu data yang dianalisis harus berdistribusi normal dan data kedua kelompok yang diuji harus homogen.
Adapun yang dilakukan dalam teknik pengolahan data statistik setelah data terkumpul, adalah sebagai berikut:
Setelah data diperoleh, dilakukan pengolahan data dengan
perhitungan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Adapun langkah-langkah pengolahannya sebagai berikut:
1) Penskoran tiap butir soal hasil pretes dan postes.
2) Untuk analisis data skala motivasi belajar, terlebih dahulu dilakukan penyekoran dengan menggunakan skala Likert 1-4 yaitu dengan cara menjumlahkan skor tiap jawaban pernyataan yang diberikan. Skor untuk jawaban sangat setuju (SS) 4, setuju (S) 3, tidak setuju (TS) 2, dan sangat tidak setuju (STS)
1 untuk pernyataan positif sedangkan untuk pernyataan negatif penskoran dilakukan sebaliknya.
3) Perhitungan N-gain.
Setelah data diolah dalam bentuk skor. Perhitungan
dilanjutkan dengan N-gain yang bertujuan untuk mengetahui kualitas peningkatan nilai antara pretes dan postes. Rumus menghitung N-gain adalah dengan rumus:
Skor siswa =
awal tes skor maksimal skor
awal tes skor akhir
tes skor
Setelah diperoleh nilai indeks gain, maka dapat dikategorikan ke dalam kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.9.
Kategori Perolehan Nilai Indeks Gain
Rentang nilai Kategori
g > 0,71 Tinggi
0,30 ≤ g ≤0,70 Sedang
g < 30 Rendah
(Hake, 1999)
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan
bahwa subjek diambil dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Sugiyono (2007, hlm. 95) menjelaskan bahwa
statistik parametrik digunakan apabila data yang digunakan berdistribusi normal dan statistika nonparametrik digunakan apabila data yang digunakan tidak normal. Untuk uji normalitas pada penelitian ini, digunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov, sedangkan perhitungannya
menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0 for windows.
Hipotesis yang digunakan untuk mengetahui normalitas data adalah sebagai berikut:
H0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal
Kriteria pengujian berdasarkan taraf signifkansi 5% adalah:
H0: Diterima jika nilai signifikansinya > 0,05 H0: Ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05 5) Uji Homogenitas.
Uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui varians kedua kelompok
sama atau berbeda. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Homogenity of Varians (Levene Statistics)
pada perangkat lunak SPSS 17 for windows. Hipotesis yang digunakan untuk menghitung homogenitas suatu data adalah sebagai berikut :
H0 : , varians data skor pretes kemampuan berpikir kritis siswa kedua kelas homogen.
kritis siswa kedua kelas tidak homogen.
Kriteria pengujian berdasarkan taraf signifkansi 5% adalah: H0: Diterima jika nilai signifikansinya > 0,05
H0: Ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05 6) Uji Perbedaan Dua Rata-rata.
Apabila sebaran data berdistribusi normal dan varians kedua kelompok sampel homogen, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan uji t independent sample test. Apabila sebaran data berdistribusi tidak normal, maka uji perbedaan
rata-rata menggunakan statistik non parametrik melalui uji
Mann-Whitney.
Rumusan hipotesis yang diuji adalah:
H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara siswa yang
mendapatkan pembelajaran terpadu tipe shared dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran direct instruction.
H1: Terdapat perbedaan rata-rata antara siswa yang mendapatkan pembelajaran terpadu tipe shared dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran direct instruction.
Kriteria pengujian berdasarkan P-value (significance
atau sig.) 5% sebagai berikut:
H0: Diterima jika nilai signifikansinya > 0,05
H0: Ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05
Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan
dengan bantuan perangkat lunak Software SPSS 17.0 for
windows.
7) Uji Korelasi.
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan di antara indikator-indikator motivasi yang diteliti. Perhitungan
sampel mempunyai dua varian yang sama (homogen) dan
berdistribusi normal sehingga untuk mengetahui hubungan diantara indikator motivasi dilakukan dengan menggunakan uji
korelasi product moment Pearson pada program software SPSS 17 for windows. Kriteria koefisien korelasi menurut Arikunto (2013, hlm. 89) dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10.
Kriteria Koefisien Korelasi
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (Tak berkorelasi) Arikunto (2013, hlm. 89)
Indeks korelasi dapat diketahui dari: arah korelasi, ada
tidaknya korelasi, interpretasi tinggi rendahnya korelasi dan signifikan tidaknya harga r. Adanya angka negatif pada
perhitungan, menunjukkan adanya kebalikan urutan atau korelasi yang berlawanan arah.
b Analisis data kualitatif.
Data kualitatif terdiri dari hasil observasi aktivitas siswa, hasil observasi aktivitas guru dan angket tanggapan siswa terhadap proses
[image:39.596.203.513.295.449.2]guru dan siswa. Rumus menghitung persentase aktivitas yang
dilakukan selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
Keterangan:
P= Persentase jumlah aktivitas yang dilakukan f = Frekuensi atau jumlah pada item tersebut
N = Jumlah keseluruhan
Hasil dari pengolahan data kualitatif kemudian dianalisis secara
deskriptif.
H. Alur Penelitian
Untuk memperjelas penyusunan laporan, dibuat alur pelaksanaan penelitian yang dijelaskan pada gambar 3.2. berikut ini.
Pengajuan proposal
Seminar proposal
Pembuatan instrumen
Instrumen Pembelajaran Instrumen Evaluasi Instrumen Pendukung
P =
N f
Gambar 3.2. Alur Penelitian.
Pengujian instrumen
Analisis dan revisi instrumen
Pelaksanaan pembelajaran direct
instruction
Pembahasan Temuan Penelitian
Kesimpulan
Expert judgement
Kelas eksperimen
Pretes
Analisis data Pretes
Pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe shared
Kelas Kontrol
[image:41.596.110.560.109.457.2]BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran terpadu tipe shared dapat memfasilitasi keterkaitan antara IPA sebagai mata pelajaran adaptif dengan kompetensi kejuruan sebagai mata pelajaran produktif hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis dan peningkatan
motivasi belajar siswa. Secara khusus kesimpulan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Implementasi pembelajaran terpadu tipe shared dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan lebih baik
dibandingkan siswa yang belajar melalui pembelajaran direct instruction.
2. Implementasi pembelajaran terpadu tipe shared dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan lebih baik dibandingkan siswa yang belajar melalui pembelajaran direct instruction.
3. Respon siswa dalam pembelajaran terpadu tipe shared bervariasi,
secara umum sebanyak 90,62% siswa senang dengan metode pembelajaran yang dilakukan dengan alasan yang beragam,
diantaranya: menambah pengetahuan mengenai limbah dan bermanfaat untuk kepentingannya di lingkungan kerja. Adapun sebagian besar
B. Saran
Pembelajaran terpadu tipe shared dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK, khususnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa. Sekiranya sebelum pembelajaran dimulai guru harus melakukan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berkaitan antara kedua mata pelajaran dan melakukan kerjasama yang
optimal dengan guru mata pelajaran kejuruan sehingga kolaboratif yang dilakukan menjadi lebih efektif.
Ketika pembelajaran berlangsung, diusahakan semua siswa dapat memanfaatan media pembelajaran agar mendapatkan kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi ketika mengikuti pembelajaran. Selain itu, diperlukan perhatian dalam pemberian reward agar siswa menjadi lebih aktif dan merasa terlibat dalam pembelajaran yang akan menimbulkan kepuasan dalam diri siswa.
Diperlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai implementasi pembelajaran terpadu tipe shared dengan kondisi sekolah tertentu pada
topik bahasan yang lain. Selain itu penelitian selanjutnya dapat mengkaji sub indikator berpikir kritis yang lain dan pengembangan indikator motivasi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Satuan Pendidikan : SMK
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam dan Kompetensi Kejuruan Topik : Limbah di Lingkungan Kerja
Kelas/Semester : XI/ Genap Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
SK KOMPETENSI
KEJURUAN (PRODUKTIF)
TOPIK IPA
Memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin
LIMBAH DI LINGKUNGA N KERJA
Memahami polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan
B. Standar Kompetensi
1. Memahami polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan
2. Memelihara/ servis sistem bahan bakar bensin
C. Kompetensi Dasar
1.1 Mengidentifikasi jenis limbah di lingkungan kerja 1.2 Mendeskripsikan cara-cara menangani limbah.
1.3 Mendiagnosis gangguan pada sistem bahan bakar bensin.
1.4 Memperbaiki gangguan sistem bahan bakar bensin.
D. Indikator
1. Mendeskripsikan dengan benar pengertian limbah sebagai buangan hasil
akibat aktivitas manusia yang akan mengganggu kesetimbangan alam jika
jumlahnya melebihi nilai ambang batas.
2. Mengidentifikasi macam-macam limbah berdasarkan sumber yang ada di
lingkungan kerja.
3. Melakukan pemilihan metode penanganan limbah berdasarkan hasil studi
di lingkungan kerja dengan baik.
4. Melakukan pemeliharaan/ servis komponen-komponen sistem bahan
bakar bensin sesuai dengan SOP, K3 dan kebijakan perusahaan.
6. Menjelaskan cara memperbaiki gangguan pada sistem bahan bakar sesuai
berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan diikuti.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan belajar mengajar,peserta didik dapat :
1. Memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan limbah di lingkungan kerja dengan benar.
2. Menjelaskan pengelompokkan limbah dan indikator polusi dengan tepat.
F. Karakter Peserta Didik yang Diharapkan
1. Rasa ingin tahu: memiliki keingingtahuan untuk menambah wawasan dengan menggali dari berbagai sumber terkait limbah pada kendaraan bermotor.
2. Tanggung jawab: melaksanakan kewaijbannya sebagai warga negara yang baik yaitu menjaga dan melestarikan lingkungan.
3. Kerja sama: bersosialisasi dengan antar anggota kelompok dalam melaksanakan tugas dan memecahkan masalah.
4. Peduli sosial: sebagai makhluk sosial diharapkan peserta didik dapat
saling membantu satu sama lain baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
G. Materi Pembelajaran
1. Permasalahan limbah di lingkungan kerja. 2. Macam-macam limbah dan indikator polusi.
H. Strategi, Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran 1. Strategi pembelajaran : Individual work (tugas mandiri) 2. Pendekatan pembelajaran : Saintifik
3. Metode pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, “playing card” 4. Model pembelajaran : Pembelajaran terpadutipe shared
I. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Langkah-langkah pembelajaran Alokasi Waktu
1. Kegiatan pendahuluan
a. Peserta didik berdoa bersama, di lanjutkan dengan absensi kehadiran peserta didik dan membersihkan sampah di area kelas dan sekitarnya
b. Orientasi
1) Peserta didik diarahkan untuk selalu mensyukuri anugerah Tuhan.
2) Peserta didik diarahkan untuk menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; bertanggung jawab; dapat bekerja sama; peduli sosial dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam proses pembelajaran.
c. Apersepsi, peserta didik menyimak permasalahan-permasalahan terkait limbah yang ditemukan di lingkungan kerja.
d. Motivasi, peserta didik mendapat informasi tentang manfaat mempelajari topik limbah dan keterkaitannya dengan kompetensi keahlian.
e. Pemberian Acuan, peserta didik mendapat informasi tentang: 1) Tujuan yang harus dicapai
2) Tugas-tugas yang harus dikerjakan
10 „
2. Kegiatan Inti
a. Mengamati
1) Peserta didik menyimak tayangan infokus mengenai
No. Langkah-langkah pembelajaran Alokasi Waktu
kondisi udara yang tercemar dan tidak tercemar. Serta tayangan mengenai papan ISPU.
2) Setiap peserta didik menerima dan mengamati kartu yang berisi pertanyaan mengenai limbah dan indikator polusi.
b. Menanya
1) Melalui tayangan infokus, peserta didik bertanya jawab mengenai:
a) Apakah yang membedakan udara yang terkena polusi dan udara yang tidak terkena polusi?
b) Apakah manfaat dari papan ISPU?
2) Melalui kartu yang diterima, setiap peserta didik bertanya jawab mengenai pertanyaan sesuai dengan tugasnya.
c. Menalar
1) Melalui kegiatan diskusi, peserta didik menjelaskan mengenai
a) Perbedaan udara yang terkena polusi dan udara yang tidak terkena polusi
b) Manfaat adanya papan ISPU
2) Melalui kajian literatur, peserta didik memaparkan pengetahuannya untuk dapat menjelaskan tugas mengenai limbah dan indikator polusi dari setiap kartu yang diterimanya
d. Mencoba
Peserta didik mencoba memecahkan masalah dengan mencari jawaban tugas dari berbagai buku sumber baik IPA maupun kompetensi kejuruan.
e. Mengkomunikasikan
Peserta didik menampilkan hasil kajiannya tentang limbah dan indikator polusi melalui presentasi di depan kelas.
3. Kegiatan Penutup
a Peserta didik melaksanakan evaluai lisan untuk mengetahui pemahaman materi yang telah disampaikan. b Peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan diskui dan tanya jawab.
c Peserta didik mendapat tugas mempelajari macam-macam limbah gas yang dihasilkan dari gas buang kendaraan bermotor.
No. Langkah-langkah pembelajaran Alokasi Waktu
d Sebelum mengakhiri pelajaran, peserta didik membersihkan sampah di area kelas dan sekitarnya. e Peserta didik berdoa bersama-sama dan mengakhiri
pembelajaran.
J. Sumber Belajar
1. Buku IPA untuk SMK dan MAK Kelas XI
2. Modul pemeliharaan servis sistem bahan bakar bensin 3. Kartu tugas
K. Penilaian
1. Prosedur tes : proses dan akhir
2. Jenis tes : lisan
3. Bentuk tes : soal lisan, lembar penilaian presentasi
4. Soal : terlampir
5. Penskoran : terlampir 6. Kunci jawaban : terlampir
Lembar Penilaian Presentasi .
NO Nama Siswa ASPEK PENILAIAN TOTAL
NILAI
NILAI AKHIR
1 2 3 4 5
Kerapihan berpakaian
Kejelasan menyampaika
n informasi
Kesesuaian materi
Kemampuan menjawab pertanyaan
Kriteria penskoran :
Angka 4 : sangat baik Angka 3 : baik Angka 2 : cukup Angka 1 : kurang
INSTRUMEN TES LISAN
PEMBAHASAN dan PENSKORAN SOAL LISAN
SOAL NO JAWABAN SOAL LISAN
1 CO2, CO, NO2, Hidrokarbon.
2 SO2
3 Berwarna dan berbau
4 Untuk memberikan informasi mengenai konsentrai
senyawa-senyawa polutan di udara
5 Populasi dari keberadaan organisme lumut kerak (Lichenes) 6 Catalytic converter berfungsi mengurangi produksi gas
karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor
7 Wet scrubber berfungsi menghilangkan gas sulfur dioksida SOAL LISAN
1. Sebutkan 3 contoh limbah gas yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor...
2. Contoh limbah berwujud gas yang tidak berwarna tapi berbau tajam ...
3. Sebutkan indikator fisik polusi udara ...
4. Apakah manfaat dari adanya papan ISPU ... 5. Apa yang menjadi indikator biologi polusi udara ....
6. Apa fungsi dari catalytic converter pada kendaraan bermotor...
7. Apakah fungsi dari wet scrubber...
8. Sebutkan 3 contoh limbah B3 yang ada di bengkel kendaraan bermotor ...
9. Sebutkan 2 dampak dari polusi udara...
dari hasil pembakaran bahan bakar. 8 Aki (accu), oli kendaraan, bahan bakar
9 Pemanasan global, hujan asam, asbut (asap kabut)
10 Peristiwa tertahannya atau terperangkapnya panas matahari di lapisan atmosfer oleh gas-gas rumah kaca.
PENSKORAN NILAI SOAL LISAN
SKOR KRITERIA KRITERIA PENSKORAN
KETERANGAN 4 Sangat baik Jawaban sangat jelas dan lengkap
3 Baik Jawaban lengkap
2 Cukup Jawaban kurang lengkap 1 Kurang Jawaban tidak lengkap
LAMPIRAN
Kartu Tugas:
Jelaskan dengan lengkap mengenai istilah-istilah yang terdapat pada kartu tugas berikut:
Karakteristik gas
SO2
Karakteristik gas
NO2
Karakteristik
Gas CO
Karakteristik
hidrokarbon
Kelompok lumut
kerak Fruticose Chlorofluorcarbo n (CFC)
Kelompok
lumut kerak
Crustose
Acid rain
Kelompok lumut
kerak Foliose
Katup termostat
Polutan primer
udara
Polutan
sekunder
Nilai Oktan Pemanasan
global
Pressure regulator
Efek rumah
kaca
Silicon chip
Asap kabut Limbah B3 otomotif
Muffler
Wet scrubber Catalytic
converter
ISPU (Indeks
Standar
Pencemar
Udara)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Satuan Pendidikan : SMK
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam dan Kompetensi Kejuruan
Topik : Limbah di Lingkungan Kerja
Kelas/Semester : XI/ Genap
Pertemuan ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,