SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Seni Tari
Oleh : YELI YULIANTI
NIM : 1001474
s
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
▸ Baca selengkapnya: bagaimana cara menguasai konsentrasi dalam teknik olah rasa
(2)DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ... viii
DAFTAR GRAFIK DAN LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Asumsi dan Hipotesis ... 7
G. Struktur Organisasi Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Teknik Olah Tubuh ... 10
1. Prinsip-Prinsip Latihan (Training) ... 11
2. Sistematika Latihan Olah Tubuh ... 15
B. Kualitas Gerak... 23
C. Ekstrakurikuler ... 26
D. Tari Yospan ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... 29
B. Desain Penelitian ... 30
C. Metode Penelitian ... 30
D. Definisi Oprasional ... 32
E. Instrumen Penelitian ... 33
G. Teknik Pengumpulan Data ... 44
H. Teknik Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 51
1. Sebelum Proses Pembelajaran ... 51
B. Materi Perencanaan Penerapan Teknik Olah Tubuh pada Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 52
1. Latihan Kelenturan ... 53
2 Latihan Kekuatan ... 54
3. Latihan Kecepatan ... 54
4. Latihan Keseimbangan ... 55
5. Latihan Koordinasi ... 56
6. Koreografi Tari Yospan ... 62
C. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Penerapan Teknik Olah Tubuh ... 63
D. Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Olah Tubuh ... ....142
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 153
F. Media ... ....156
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 158
A. Kesimpulan ... 158
B. Rekomendasi ... 159
DAFTAR PUSTAKA ... 160
LAMPIRAN ... 162
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa ... 30
Tabel 3.2 Lembar Observasi... 34
Tabel 4.1 Data Nilai Hasil Pretest ... 52
Tabel 4.2 Deskripsi Gerak Peregangan ... 64
Tabel 4.3 Deskripsi Gerak Teknik Olah Tubuh Kelenturan ... 76
Tabel 4.4 Deskripsi Gerak Tari Yospan ... 110
Tabel 4.5 Deskripsi Gerak Teknik Olah Tubuh Kekuatan ... 112
Tabel 4.6 Deskripsi Gerak Tari Yospan ... 126
Tabel 4.7 Deskripsi Gerak Teknik Olah Tubuh Kecepatan ... 127
Tabel 4.8 Deskripsi Gerak Tari Yospan ... 136
Tabel 4.9 Deskripsi Gerak Teknik Olah Tubuh Keseimbangan ... 138
Tabel 4.10 Deskripsi Gerak Tari Yospan ... 141
Tabel 4.11 Penilaian untuk Kategori Kelenturan dalam Gerak Tari Yospan .... 142
Tabel 4.12 Penilaina untuk Kategori Kekuatan dalam Gerak Tari Yospan ... 144
Tabel 4.13 Penilaian untuk Kategori Kecepatan dalam Gerak Tari Yospan .... 146
Tabel 4.14 Penilaian untuk Kategori Keseimbangan Gerak Tari Yospan ... 148
Tabel 4.15 Penilain untuk Kategori Koordinasi dalam Gerak Tari Yospan ... 150
Tabel 4.16 Nilai Rata-rata Hasil Posttest ... 152
Tabel 4.17 Analisis Data Pretest dan Posttest... 154
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN GAMBAR
Gambar 4.1 Contoh Latihan Kelenturan Otot Leher ... 53
Gambar 4.2 Contoh Latihan Kekuatan Punggung, Tungkai dan Bahu... 54
Gambar 4.3 Contoh Latihan Kecepatan ... 55
Gambar 4.4 Contoh Latihan Keseimbangan, Berdiri dengan Satu Kaki ... 56
Gambar 4.5 Siswa Berlatih Teknik Olah Tubuh Kelenturan ... 75
Gambar 4.6 Siswa Berlatih Teknik Olah Tubuh Kekuatan ... 125
BAGAN Bagan 3.1 Desain Penelitian ... 30
Bagan 3.2 One Group Pretest-Posttest Design ... 32
Bagan 3.3 Variabel Penelitian ... 43
Bagan 4.1 Tahapan Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan I ... 56
Bagan 4.2 Tahapan Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan II ... 57
Bagan 4.3 Tahapan Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan III ... 58
Bagan 4.4 Tahapan Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan IV ... 59
Bagan 4.5 Tahapan Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan V ... 60
DAFTAR GRAFIK DAN LAMPIRAN GRAFIK
Bagan 4.1 Perbedaan hasil pre-test dan post-test ... 156
LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara untuk Pihak Sekolah ... 162
2. Pedoman Wawancara untuk Siswa ... 164
ABSTRAK
Penerapan teknik olah tubuh memiliki keunggulan dalam membantu proses belajar siswa dalam menari. Pembelajaran ekstrakurikuler tari dengan menerapkan teknik Olah tubuh dapat meningkatkan kualitas gerak siswa dalam menari. Dalam pembelajaran latihan teknik olah tubuh sistematika latihannya dimulai dari pemanasan, peregangan, pembentukan gerak, peningkatan kondisi fisik yang meliputi kelenturan, kekeuatan, kecepatan, keseimbangan serta koordinasi gerak, dan diakhiri dengan penenangan. Di SMP Kartika XIX-2 Bandung terdapat pembelajaran ekstrakurikuler tari, namun pembelajaran tersebut tidak diterapkan latihan teknik olah tubuh sebelum latihan dimulai tetapi langsung pada tarian-tariannya, sehingga siswa tidak memiliki kualita gerak yang baik dalam menari. Tarian yang diajarkanpun lebih dominan ke tari Sunda. Oleh sebab itu, melalui penelitian ini, peneliti ingin mengaplikasikan penerapan teknik olah tubuh pada tari Nusantara, yaitu Tari Yospan dari Papua. Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana materi pembelajaran olah tubuh untuk meningkatkan kualitas gerak melalui pembelajaran tari Yospan dalam ekstrakurikuler di SMP Kartika XIX-2 Bandung? 2) Bagaimana tahapan pembelajaran teknik olah tubuh untuk meningkatkan kualitas gerak melalui pembelajaran tari Yospan dalam ekstrakurikuler tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung? 3)Apakah media yang digunakan dalam pembelajaran teknik olah tubuh untuk meningkatkan kualitas gerak dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan adalah quasi eksperimen (eksperimen tidak murni). Pengumpulan data dengan cara tes, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis yang digunakan dengan menggunakan pola �1��2 dan desain One group pretest and
postest. Pada desain penelitian ini terdapat dua tahap yakni tahap pretest sebelum
diberi perlakuan dan postest setelah diberi perlakuan, dengan menerapkan teknik olah tubuh.
Hasil penelitian menunjukan bahwa postest lebih tinggi dari pretest, yaitu nilai pretest dan postest 71,2 < 82,5. Data ini dapat dikatakan bahwa penerapan teknik olah tubuh dapat meningkatkan kualitas gerak siswa dalam menari artinya penerapan eknik olah tubuh memberikan pengaruh yang positif, sehingga hipotesis diterima. Dengan demikian penerapan teknik olah tubuh terhadap kualitas gerak yang meliputi kelenturan, kekuatan, kecepatan, keseimbangan dan koordinasi, dapat terolah dan siswa menjadi paham bagaimana kualitas gerak yang baik tuntas dan maksimal dalam menari.
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, yang
senantiasa mencurahkan rahmat, maghfirah, barokah dan inayah-Nya kepada kita
selaku hamba-Nya. Alhamdulilah sampai hari ini kita masih diberi kesempatan
untuk menikmati indahnya alam semesta supaya kita dapat bersyukur dan
beribadah kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
pemimpin umat sampai akhir zaman, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga,
sahabat, dan kita selaku umatnya, Amin.
Alhamdulilah skripsi dengan judul : “PENERAPAN TEKNIK OLAH
TUBUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GERAK DALAM
PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER TARI DI SMP KARTIKA XIX-2
BANDUNG (Studi Eksperimen Melalui Pembelajaran Tari Yospan) “. dapat
diselesaikan sesuai dengan harapan. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi
sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Seni Tari FPBS UPI.
Peneliti menyadari akan segala keterbatasan di dalam penulisan skripsi ini,
karena masih banyak terdapat kekurangan yang masih jauh dari sempurna, hal ini
disebabkan karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan, serta pengalaman dari
peneliti. Oleh karena itu diharapkan adanya saran atau kritik dari pembaca yang
tentunya bersifat membangun, agar penulisan skripsi ini lebih bermanfaat.
Penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat memperkaya wawasan
dan bermanfaat bagi pihak yang terkait serta yang berkepentingan dengan fokus
kajian skripsi ini.
Bandung, Agustus 2014
Yeli Yuliant
UCAPAN TERIMAKASIH
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas drai bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak berupa materil, moril, saran, ide, kritik dan solusi terhadap
permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan ucapan terimakasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Ibu Dr. Trianti Nugraheni sebagai pembimbing 1 yang telah benyak
meluangkan waktu dan fikiran ditengah kesibukan dan aktifitasnya untuk
selalu membimbing dan mengarahkan peneliti hingga penulisan skripsi
selesai.
2. Bapak Ayo Sunaryo M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah memberikan
masukan yang sangat membentu dalam mengarahkan penulisan skripsi ini
ditengah kesibukannnya.
3. Bapak Lira dan Ibu Maganti Nawang Wulan selaku guru Seni Budaya di
SMP Kartika XIX-2 Bandung yang telah membantu dan mendukung proses
penelitian ini.
4. Ibu Hj. Anie Maria Betty, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Kartika XIX-2
Bandung, yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian.
5. Guru-guru dan staf SMP Kartika XIX-2 Bandung, yang telah memberikan
fasilitas yang tidak terbatas kepada penulis selama penelitian berlangsung.
6. Murid-muridku tercinta yang mengikuti ekstrakurikuler tari yang telah
banyak membantu selama melaksanakan penelitian dalam memperoleh
data.
7. Dr. Frahma Sekarningsih, S. Sen, Msi. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Seni Tari.
8. Seluruh Dosen Pendidikan Seni Tari yang sangat berjasa karena telah
banyak memberikan ilmu dan pengalamannya kepada saya, juga
9. Kedua orangtua yang selalu membantu penuh baik moril maupun materil.
Jasa-jasa Bapak Jujun Junaedi dan Ibu Ati Kusmiati tidak akan bisa terbalas
semua pengorbanan yang sudah Bapak dan Ibu berikan. Bapak/Ibu kalian
adalah motifasiku, semangat hidupku. Semoga Bapak dan Ibu selalu ada
dalam lindungan dan ridho Allah SWT. Amin…..
10. Semua angkatan 2010 seperjuangan yang selalu berjuang untuk mencapai
masa depan.
11. Sahabat penghibur, teman seperjuangan selama kuliah di Seni Tari Upi,
Ujang Maulana Yusuf, Hana Koesnendah, luthya Ta Lutia, Zia Siti
Nurlatifah, yang selalu menghibur penulis tiada henti-hentinya.
Semoga amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ... viii
DAFTAR GRAFIK DAN LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Asumsi dan Hipotesis ... 7
G. Struktur Organisasi Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Teknik Olah Tubuh ... 10
1. Prinsip-Prinsip Latihan (Training) ... 11
2. Sistematika Latihan Olah Tubuh ... 15
B. Kualitas Gerak... 23
C. Ekstrakurikuler ... 26
D. Tari Yospan ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... 29
B. Desain Penelitian ... 30
D. Definisi Oprasional ... 32
E. Instrumen Penelitian ... 33
F. Variabel Penelitian ... 43
G. Teknik Pengumpulan Data ... 44
H. Teknik Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 51
1. Sebelum Proses Pembelajaran ... 51
B. Materi Perencanaan Penerapan Teknik Olah Tubuh pada Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 52
1. Latihan Kelenturan ... 53
2 Latihan Kekuatan ... 54
3. Latihan Kecepatan ... 54
4. Latihan Keseimbangan ... 55
5. Latihan Koordinasi ... 56
6. Koreografi Tari Yospan ... 62
C. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Penerapan Teknik Olah Tubuh ... 63
D. Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Olah Tubuh ... ....142
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 153
F. Media ... ....156
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 158
A. Kesimpulan ... 158
B. Rekomendasi ... 159
DAFTAR PUSTAKA ... 160
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa ... 30
Tabel 3.2 Lembar Observasi... 34
Tabel 4.1 Data Nilai Hasil Pretest ... 52
Tabel 4.2 Deskripsi Gerak Peregangan ... 64
Tabel 4.3 Deskripsi Gerak Teknik Olah Tubuh Kelenturan ... 76
Tabel 4.4 Deskripsi Gerak Tari Yospan ... 110
Tabel 4.5 Deskripsi Gerak Teknik Olah Tubuh Kekuatan ... 112
Tabel 4.6 Deskripsi Gerak Tari Yospan ... 126
Tabel 4.7 Deskripsi Gerak Teknik Olah Tubuh Kecepatan ... 127
Tabel 4.8 Deskripsi Gerak Tari Yospan ... 136
Tabel 4.9 Deskripsi Gerak Teknik Olah Tubuh Keseimbangan ... 138
Tabel 4.10 Deskripsi Gerak Tari Yospan ... 141
Tabel 4.11 Penilaian untuk Kategori Kelenturan dalam Gerak Tari Yospan .... 142
Tabel 4.12 Penilaina untuk Kategori Kekuatan dalam Gerak Tari Yospan ... 144
Tabel 4.13 Penilaian untuk Kategori Kecepatan dalam Gerak Tari Yospan .... 146
Tabel 4.14 Penilaian untuk Kategori Keseimbangan Gerak Tari Yospan ... 148
Tabel 4.15 Penilain untuk Kategori Koordinasi dalam Gerak Tari Yospan ... 150
Tabel 4.16 Nilai Rata-rata Hasil Posttest ... 152
Tabel 4.17 Analisis Data Pretest dan Posttest... 154
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN GAMBAR
Gambar 4.1 Contoh Latihan Kelenturan Otot Leher ... 53
Gambar 4.2 Contoh Latihan Kekuatan Punggung, Tungkai dan Bahu... 54
Gambar 4.3 Contoh Latihan Kecepatan ... 55
Gambar 4.4 Contoh Latihan Keseimbangan, Berdiri dengan Satu Kaki ... 56
Gambar 4.5 Siswa Berlatih Teknik Olah Tubuh Kelenturan ... 75
Gambar 4.6 Siswa Berlatih Teknik Olah Tubuh Kekuatan ... 125
BAGAN Bagan 3.1 Desain Penelitian ... 30
Bagan 3.2 One Group Pretest-Posttest Design ... 32
Bagan 3.3 Variabel Penelitian ... 43
Bagan 4.1 Tahapan Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan I ... 56
Bagan 4.2 Tahapan Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan II ... 57
Bagan 4.3 Tahapan Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan III ... 58
Bagan 4.4 Tahapan Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan IV ... 59
Bagan 4.5 Tahapan Pembelajaran Olah Tubuh Pertemuan V ... 60
DAFTAR GRAFIK DAN LAMPIRAN GRAFIK
Bagan 4.1 Perbedaan hasil pre-test dan post-test ... 156
LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara untuk Pihak Sekolah ... 162
2. Pedoman Wawancara untuk Siswa ... 164
BAB I
membantu organ-organ tubuh penari agar lebih luwes atau lentur, mempunyai
tenaga, dan mempunyai kualitas gerak yang lebih baik dan optimal. Seperti yang
diungkapkan oleh Irawati Durban (2008, hlm.2) “olah tubuh akan melonggarkan
otot dan sendi yang kaku, serta memperkenalkan calon penari pada teknik-teknik
gerak yang akan ditemuinya ketika menari”.
Teknik olah tubuh sebagai salah satu cara untuk mengolah aktivitas tubuh
yang tersusun secara sistematis dan terencana melalui latihan yang dilakukan oleh
seluruh organ tubuh yang meliputi otot-otot, persendian agar selalu siap dan dapat
berfungsi lebih baik dan optimal, serta diharapkan dapat membentuk kualitas
gerak khususnya dalam belajar menari. Seperti yang diungkapkan oleh Sumedi
Santosa sebagai berikut.
Olah tubuh adalah suatu bentuk kegiatan atau latihan tubuh yang terencana dan sistematis untuk mempersiapkan tubuh yang belum jadi atau belum terbentuk kemampuannya menjadi jadi atau terbentuk kemampuannya dalam hal ini kemampuan dari otot-otot dan organ-organ serta persendian tubuh menjadi siap dan terampil untuk dapat digunakan dalam menunjang kemampuan melakukan pola-pola gerak dalam tari dan meningkatkan kesegaran jasmani, kualitas gerak keterampilan tubuh, serta menunjang peningkatan keindahan gerak atau prestasi tari (2011, hlm.1).
Latihan olah tubuh pada prinsipnya mempunyai sifat untuk memperbaiki
dan membenarkan kesalahan-kesalahan ringan yang terdapat pada tubuh. Adapun
susunan latihan olah tubuh adalah sebagai berikut.
1. Peregangan
2. Pemanasan
a. Pembentukan gerak
b. Pembentukan dan peningkatan kondisi fisik
c. Pembentukan dan peningkatan kualitas gerak
4. Latihan Penutup Penenangan
Kesiapan tubuh seorang penari akan berdampak pada kualitas gerak tari.
Kualitas gerak tari terkait pada unsur-unsur gerak yang meliputi bentuk, volume,
tekanan, dan tempo. Dalam pembelajaran tari, kualitas gerak merupakan upaya
yang dilakukan penari dalam melakukan gerak-gerak tari agar terlihat maksimal.
“Kualitas gerak adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerak sesuai dengan apa yang dikehendaki” (Sumedi Santosa, 2011, hlm.7).
Pembelajaran tari biasanya diadakan di sekolah dan sanggar tari,
pembelajaran tari di sekolah terbagi ke dalam dua kategori yaitu pembelajaran
intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Pembelajaran intrakurikuler yaitu pembelajaran
yang dilaksanakan saat pelajaran formal. Sesuai dengan proses pembelajaran
kurikulum 2013 yang terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Pembelajaran intrakurikuler didasarkan pada proses pembelajaran yang berkenaan
dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah,
dan masyarakat. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema, sedangkan di
SLTP/MTS, dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang dikembangkan guru, proses pembelajaran didasarkan atas prinsip
pembelajaran siswa aktif untuk menguasai kompetensi dasar dan kompetensi inti
pada tingkat yang memuaskan.
(tersedia dalam: Inasari894.Wordpress.com/2013/09/20/10).
Adapun ekstrakurikuler yaitu kegiatan atau wadah yang dilaksanakan di
luar pendidikan akademik yang bertujuan agar siswa dapat mengembangkan
kepribadian, penunjang minat, bakat, serta kemampuannya. Kegiatan
ekstrakurikuler ini dilakukan siswa sekolah di luar jam belajar kurikulum standar.
Sesuai dengan proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 bahwa
“ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap
3
adalah kegiatan ekstrakurikuler wajib”. Kegiatan-kegiatan ektrakurikuler lainnya
yang terdiri dari ekstrakurikuler PMR, Baqi, PASKIBRA, Seni, Olahraga dan
kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.
Dalam kegiatan ekstrakurikuler seni biasanya terbagi ke dalam beberapa kesenian
diantaranya seni tari, musik, rupa, teater, drama. Dengan adanya kegiatan
ekstrakurikuler, khususnya ekstrakurikuler seni tari yang bertujuan mewadahi
bakat dan minat siswa dan diharapkan akan mendidik siswa untuk melestarikan
budaya tari di Indonesia.
SMP Kartika XIX-2 Bandung memiliki banyak kegiatan di luar jam
pembelajaran yaitu kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler diantaranya ada BTQ,
Pramuka, Angklung, Paduan Suara, Tadjimalela, Band, Sepak bola, Paskibra,
Bola Voli, Bola Basket, Teater, Degung, dan Tari.
Seringkali dijumpai di sekolah-sekolah, apalagi dalam pembelajaran
ekstrakurikuler tari jarang sekali diadakan proses latihan teknik olah tubuh,
biasanya proses latihan teknik olah tubuh hanya dilaksanakan dalam pembelajaran
ekstrakurikuler olahraga saja. Padahal dalam pembelajaran ektrakurikuler taripun,
pembelajaran teknik olah tubuh berperan sangat penting berguna untuk
menghindari cedera otot dan meningkatkan kualitas gerak dalam menari.
Seperti halnya permasalahan yang ada di Sekolah Menengah Pertama
Kartika XIX-2 Bandung pada pembelajaran ekstrakurikuler tari. Dilihat dari
situasi awal, pembelajaran ekstrakurikuler tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung
guru hanya memberikan suatu tarian dan gerak dasar tari, tanpa memikirkan cara
agar siswa mampu melakukan kualitas gerak yang baik dan lebih maksimal. Oleh
karena itu, pembelajaran ekstrakurikuler tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung
kurang mampu membuat siswa memiliki kualitas gerak yang lebih baik, akibatnya
siswa sulit melakukan gerak yang memiliki kualitas gerak baik dan maksimal.
Kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler yang diajarkan di sekolah yaitu
tari-tari Tradisional Sunda dan Nusantara seperti tari Jaipongan, Polostomo,
Merak, Blantek, Kipas. Sebagian tarian yang diajarkan memiliki karakteristik
gerak yang hampir sama. Seiring perkembangan potensi gerak siswa, mereka
sekian banyak tarian Nusantara yang ada di Indonesia diantaranya ada tari Yospan
dari Papua. Yospan tergolong dalam jenis tari pergaulan atau persahabatan antara
muda-mudi di masyarakat Papua. Tarian ini penting untuk diajarkan pada siswa,
karena tarian ini merupakan tarian khas yang sangat berbeda yang berasal dari
Indonesia bagian Timur. Kenyataannya tarian ini belum pernah diajarkan, karena
tarian ini memerlukan fisik, dan stamina yang kuat, karena ada beberapa gerak
yang memerlukan kelenturan, kekuatan, kecepatan, koordinasi gerak, serta
keseimbangan tubuh, terutama kaki dalam menyanggah, berlari dan
menyeimbangkan tubuh.
Dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari, fungsi olah tubuh digunakan
untuk mempersiapkan tubuh penari terutama pada gerak-gerak yang memiliki
kekuatan, kecepatan, kelenturan, koordinasi serta keseimbangan untuk
menghindari cedera. Di SMP Kartika XIX-2 Bandung anak-anak yang mengikuti
ekstrakurikuler tari, kebanyakan atau mayoritasnya orang Sunda yang telah
mendapatkan materi tari Sunda, dan belum mendapat pembelajaran tari Yospan.
Karakteristik tari Sunda memiliki tempo gerak tidak cepat, gerakan kakinya tidak
mobile. Sementara itu materi yang akan diberikan yaitu tari Yospan yang
karakteristiknya sangat berbeda dengan tari-tari Sunda. Karakteristik tari Yospan
memiliki tempo yang cepat, gerakan kakinya mobile. Oleh karena itu, sebelum
menari diperlukan olah tubuh dalam pembelajaran tari Yospan.
Dalam hal ini, dengan memberikan teknik olah tubuh kepada siswa
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas gerak melalui
pembelajaran tari Yospan. Gerak tari Yospan ini sangat sederhana namun
membutuhkan latihan khusus teknik gerak kaki, tangan, kepala, dan badan,supaya
anggota tubuh tersebut memiliki kualitas gerak yang maksimal dalam menari.
Adapun teknik olah tubuh yang sangat diperhatikan yaitu teknik olah tubuh
dengan melakukan latihan-latihan kekuatan, kelenturan, kecepatan, koordinasi dan
keseimbangan. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa penting untuk
mengangkat penelitian tentang Penerapan Teknik Olah Tubuh Untuk
Meningkatkan Kualitas Gerak Dalam Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari di SMP
5
karena teknik olah tubuh merupakan salah satu bagian olah tubuh sebagai dasar
dalam meningkatkan kualitas gerak tari.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah latar belakang masalah yang telah
dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa hal yang terkait dengan
penelitian di atas sebagai berikut.
1. Tidak dilaksanakannya proses Olah tubuh dalam pembelajaran ekstrakurikuler
tari.
2. Pembelajaran ekstrakurikuler tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung, siswa
kurang memiliki kualitas gerak yang baik dan maksimal dalam menari.
3. Materi yang diajarkan sebagian besar materi tari Sunda.
4. Anak belum pernah diajarkan materi tari Nusantara yaitu tari Yospan, tarian ini
yang merupakan ciri khas yang sangat berbeda yang terletak di Indonesia
bagian Timur. Tarian memerlukan fisik, dan stamina yang kuat, karena ada
beberapa gerak yang memerlukan kekuatan, kelenturan, kecepatan, koordinasi
serta keseimbangan tubuh terutama kaki dalam menyanggah, berlari dan
menyeimbangkan tubuh.
5. Media yang dipakai kurang membuat siswa tertarik mengikuti proses
pembelajaran tari.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini, maka peneliti
merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.
1. Bagaimana materi pembelajaran olah tubuh untuk meningkatkan kualitas
gerak melalui pembelajaran tari Yospan dalam ekstrakurikuler di SMP
Kartika XIX-2 Bandung?
2. Bagaimana tahapan pembelajaran teknik olah tubuh untuk meningkatkan
kualitas gerak melalui pembelajaran tari Yospan dalam ekstrakurikuler tari di
3. Apakah media yang digunakan dalam pembelajaran teknik olah tubuh untuk
meningkatkan kualitas gerak dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari di SMP
Kartika XIX-2 Bandung?
D.Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
yang jelas mengenai, “penerapan teknik olah tubuh untuk meningkatkan kualitas gerak tari dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari di SMP Kartika XIX-2
Bandung (studi eksperimen melalui pembelajaran tari Yospan)”. Adapun secara
khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memperoleh materi pembelajaran teknik olah tubuh untuk meningkatkan
kualitas gerak melalui pembelajaran tari Yospan dalam ekstrakurikuler tari di
Kartika XIX-2 Bandung.
2. Memperoleh dan mendeskripsikan data tentang tahapan pembelajaran teknik
olah tubuh untuk meningkatkan kualitas gerak dalam pembelajaran
ekstrakurikuler rati di Smp Kartika XIX-2 Bandung.
3. Memperoleh data hasil penggunaan media dalam pembelajaran teknik olah
tubuh untuk meningkatkan kualitas gerak.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi:
1. Peneliti
Memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai pembelajaran seni tari
yang dilakukan lewat penerapan teknik olah tubuh untuk meningkatkan
kualitas gerak melalui pembelajaran tari Yospan.
2. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI
Menambah bahan observasi dan referensi tentang pengetahuan bidang seni
tari khususnya olah tubuh.
7
Untuk meningkatkan kualitas gerak dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari
melalui pengalaman latihan teknik olah tubuh.
4. Sekolah
Dengan adanya penelitian ini, tentang penerapan teknik olah tubuh untuk
meningkatkan kualitas gerak siswa. Memberikan kontribusi kepada sekolah
atau lembaga pendidikan khususnya untuk mengembangkan proses latihan
teknik olah tubuh dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari.
E. Asumsi dan Hipotesis Asumsi:
Teknik olah tubuh dipersepsikan dapat meningkatkan kualitas gerak siswa
dalam mengikuti ekstrakurikuler pelajaran seni tari di SMP Kartika XIX-2
Bandung.
Hipotesis:
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, kualitas gerak siswa akan meningkat jika diberikan pembelajaran
teknik olah tubuh melalui gerak-gerak tari Yospan.
F. Struktur Organisasi Penelitian
Pada stuktur organisasi penulisan ini akan dijabarkan dalam sistematika
sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang pendahuluan yang didalamnya terdapat uraian
pokok mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis
yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan
dalam penelitian dan struktur organisasi penelitian skripsi. Latar belakang
berisi tentang uraian tentang apa yang menjadi masalah penelitian yang
berkaitan dengan judul, serta alasan masalah itu perlu diteliti. Identifikasi
masalah berisi pengungkapan masalah-masalah yang diidentifikasi setelah
masalah berisi tentang masalah, dalam bentuk pertanyaan penelitian. Tujuan
penelitian pengungkapan dari tujuan yang ingin dicapai melalui proses
penelitian. Manfaat penelitian ini berisi uraian tentang manfaat hasil
penelitian bagi peneliti dan yang berkaitan dengan penelitian ini.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi landasan teoretis, pemaparan peneliti mengenai kajian
kepustakaan yang akan peneliti gunakan sebagai bahan acuan dalam proses
penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas mengenai metode penelitian, termasuk beberapa
komponen yaitu lokasi populasi dan sampel penelitian, desain penelitian,
metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, variabel
penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan penjabaran dari hasil penelitian dan pembahasan yang
didalamnya membahas tentang data-data hasil penelitian dan analisis hasil
penelitian oleh peneliti. Diantaranya gambaran umum lokasi penelitian, dan
proses serta hasil dan pembahasan dari objek/topik yang diteliti.
BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Terdiri dari sub judul Kesimpulan dan Rekomendasi yang menyajikan
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah.
Kemudian saran atau rekomendasi ditujukan kepada para pembuat
kebijakan, kepada para pengguna hasil peneliti yang bersangkutan, kepada
peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian berikutnya.
Selanjutnya yaitu daftar pustaka dimana yang memuat semua sumber
tertulis (buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, dan sumber internet). Kemudian
setelah penulisan daftar pustaka terdapat lampiran-lampiran yang berisi mengenai
semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya
gambar-9
gambar hasil penelitian skripsi. Untuk yang terakhir yaitu riwayat hidup penulis
yang berisi tentang biografi penulis secara singkat dan riwayat pendidikan penulis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian a. Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di SMP Kartika XIX-2 Kota Bandung yang
terletak di Jl. Pak Gatot Raya No. 73 S. KPAD Bandung. Adapun alasan
mengambil penelitian di sekolah tersebut, karena SMP Kartika XIX-2 Bandung
ini terdapat pembelajaran ekstrakurikuler tarinya. Selain itu yang menjadi alasan
peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Kartika XIX-2 Bandung, dikarenakan
lokasinya cukup strategis untuk dilakukan penelitian oleh peneliti.
b. Populasi
Menurut Sugiyono (2012, hlm.80) “wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya “. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan populasi adalah keseluruhan
obyek/subjek peneliti yang akan diteliti. Maka populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari dengan jumlah
36 orang.
c. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang dianggap mewakili
populasi. Menurut Sugiyono (2010, hlm.118) “Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut “. Berdasarkan pengertian
dan kondisi yang dihadapi oleh peneliti, maka sampel pada penelitian ini
mengacu pada sampling purposive yaitu “teknik pengumpulan sampel dengan
pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2010, hlm.124).
Alasan pengambilan sampel dengan menggunakan tenik ini, karena subjek
yang diambil bukan berdasarkan strata, random, atau daerah tetapi berdasarkan
atas adanya tujuan tertentu. Seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tari
30
4 laki-laki dan 6 perempuan. Alasan mengambil sampel hanya 10 siswa, karena
dilihat dari tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran ektrakurikuler tari.
Tabel 3.1
Daftar Nama Siswa yang dijadikan Sampel
No Nama Kelas Jenis kelamin 6. Bernica Agilya Virgiola VIII C Perempuan 7. Ranie Dwi Anjani VII B Perempuan 8. Regy Sukma Pratama VIII E Laki-laki 9. Rizky Dwi Darmawan VIII E Laki-laki 10. Syafitri Fersya Aurora VII A Perempuan
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu one group
pre-test and post-test design, “artinya perlakuan yang diberikan dapat diketahui
lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan”. (Sugiyono, 2010, hlm.110).
Bagan 3.1 Desain Penelitian
1
�
2
1= Nilai pre test (sebelum diberi perlakuan)
2 = Nilai Post test (Setelah diberi perlakuan)
X = Treatment
Sumber One-Group Pretest-Posttest Design: Sugiyono (2010, hlm.111)
C. Metode Penelitian
Metode penenlitian merupakan cara utama yang digunakan dalam
mencapai suatu tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen. Metode ini dipergunakan, karena peneliti mengadakan
kualitas gerak melalui pembelajaran tari Yospan. Jenis metode eksperimen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Mengenai pengertian
eksperimen, Arikunto (2006, hlm.267) mengemukakan bahwa:
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dilakukan pada subjek yang diteliti. Penelitian eksperimen dikenal dua jenis yaitu eksperimen murni (true eksperimen) dan eksperimen tidak murni (Quasi eksperimen). Ada tiga jenis Design yang seringkali dimasukan ke dalam kategori quasi eksperimen design, yaitu (1) One shot case studi, (2) Pre test and post test, dan (3) Statistic Group Comparison.
Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto bahwa (2006, hlm.78):
Didalam desain observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen ( 1) disebut pretest, dan observasi sesudah eksperimen ( 2 ) disebut posttest. Pada pre-test ini diminta melakukan gerak tanpa adanya latihan olah teknik olah tubuh, sedangkan pada
post-test anak diminta melakukan gerak setelah adanya penerapan teknik olah
tubuh.
Perbedaan antara 1 dan 2 adalah 1- 2 diasumsikan merupakan efek dari
treatment atau eksperimen. Rumus yang digunakan untuk efektifitas treatment
adalah:
t = �
∑�2� ( −1)
Dengan keterangan:
Md : Mean dari devisian (d) antara post-test dan pre-test
Xd : Perbedaan deviasi dan mean deviasi
N : Banyak subjek
Df : Atau db adalah nilai N-1
Pada desain penelitian ini terdapat dua tahap yakni tahap pre-test sebelum
diberi perlakuan dan pos-test setelah diberi perlakuan. Dengan demikian hasil
32
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Desain
ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan 3.2
One-Group Pretest-Posttest Design
O1 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan), siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler tari dengan sampel 10 siswa, diobservasi dengan pretest
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam olah tubuh dan kualitas
gerak siswa.
X = Treatment yang diberikan pada siswa yang dijadikan sampel adalah
pembelajaran teknik olah tubuh dan diaplikasikan melalui pembelajaran
tari Yospan.
O2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan), kemampuan olah tubuh siswa dan
kualitas gerak siswa yang dilihat melalui gerak tari Yospan.
D. Definisi Operasional
Agar bahasan yang akan dideskripsikan tidak terlalu melebar, maka
peneliti membatasi batasan kajian guna menghindari perbedaan penafsiran.
Adapun batasan istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Olah tubuh
Olah tubuh merupakan latihan yang bersifat khusus mengolah otot-otot tubuh
dalam upaya mengembangkan gerak tubuh melalui latihan-latihan.
b. Kualitas gerak
Kulitas gerak merupakan kemampuan yang dimiliki penari dalam menari
dengan teknik yang benar, mempunyai tenaga, setiap melakukan gerak selalu
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah adalah bagian dari proses pembelajaran
yang dilaksanakan di luar jam pelajaran kurikulum standar, kegiatan ini
bertujuan untuk menampung minat dan bakat siswa.
d. Tari Yospan
Tari Yospan adalah tarian yang berasal dari Indonesia bagian Timur yaitu dari
Papua. Tarian merupakan tari pergaulan atau tarian persahabatan antara
muda-mudi di masyarakat Papua, yang akan diperkenalkan dan diajarkan
kepada siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen penelitian sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu penyusunan instrumen
penelitian harus dirancang dengan baik agar diperoleh hasil sesuai dengan
kegunaannya. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah
tes, pedoman wawancara, dan studi dokumentasi. Dengan adanya instrumen
penelitian tersebut diharapkan hasil penelitian nanti akan diperoleh data yang
otentik, sehingga mempermudah peneliti menyimpulkan hasil penelitian. Adapun
penjelasan dari instrumen yang disebutkan di atas adalah sebagai berikut.
1. Lembar panduan observasi
Agar penelitian ini terarah, maka observasi disusun dalam bentuk pedoman
atau instrumen. Teknik observasi mengacu pada lembar pengamatan yang
dilakukan terhadap proses belajar pada subjek penelitian. Lembar observasi yang
digunakan yakni observasi kegiatan siswa yang bertujuan untuk mengamati
respon siswa terhadap materi yang diajarkan.
Lembar observasi bertujuan untuk mengarahkan pengamatan selama
berlangsungnya kegiatan pembelajaran Olah Tubuh. Peneliti menggunakan bobot
34
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berbentuk lembar
pengamatan identitas anak yang mengikuti ekstrakurikuler SMP Kartika XIX-2
Bandung.
Diamati Sub Aspek Indikator Penilaian Skor Nilai
1. Kelenturan Yosim Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Yosim)
dengan kelenturan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Seka Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Seka)
dengan kelenturan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Pancar Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Pancar)
dengan kelenturan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
Pacul tiga Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Pacul
tiga) dengan kelenturan
dan dilakukan secara
tuntas dan maksimal.
70 80 90
Jef Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Jef)
dengan kelenturan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Manero Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan
(Manero) dengan
kelenturan dan dilakukan
secara tuntas dan
maksimal.
70 80 90
Gale-gale Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan
(Gale-gale) dengan kelenturan
dan dilakukan secara
tuntas dan maksimal.
70 80 90
2. Kekuatan Yosim Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Yosim)
dengan kekuatan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
36
Seka
Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Seka)
dengan kekuatan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Pancar Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Pancar)
dengan kekuatan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Pacul tiga Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Pacul
tiga) dengan kekuatan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Jef Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Jef)
dengan kekuatan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Manero Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan
(Manero) dengan kekuatan
dan dilakukan secara
tuntas dan maksimal.
Gale-gale Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan
(Gale-gale) dengan kekuatan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
3. Kecepatan Yosim Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Yosim)
dengan kecepatan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Seka Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Seka)
dengan kecepatan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Pancar Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Pancar)
dengan kecepatan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Pacul tiga Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Pacul
tiga) dengan kecepatan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
38
Jef Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Jef)
dengan kecepatan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Manero Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan
(Manero) dengan
kecepatan dan dilakukan
secara tuntas dan
maksimal.
70 80 90
Gale-gale Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Seka)
dengan kecepatan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
4. Keseimbangan
tubuh
Yosim Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Yosim)
dengan keseimbangan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
. Seka Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Seka)
dengan keseimbangan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
Pancar Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Pancar)
dengan keseimbangan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Jef Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Jef)
dengan keseimbangan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Manero Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan
(Manero) dengan
keseimbangan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Gale-gale Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan
(Gale-gale) dengan
keseimbangan dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
5. Koordinasi Yosim Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Yosim)
dengan koordinasi dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
40
Seka Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Seka)
dengan koordinasi dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Pancar Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Pancar)
dengan koordinasi dan
dilakukan secara tuntas
dan maksimal.
70 80 90
Pacul tiga Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Pacul
tiga) dengan koordinasi
dan dilakukan secara
tuntas dan maksimal.
70 80 90
Jef Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan (Pacul
tiga) dengan koordinasi
dan dilakukan secara
tuntas dan maksimal.
70 80 90
Manero Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan
(Manero) dengan
koordinasi dan dilakukan
secara tuntas dan
maksimal.
Gale-gale Siswa mampu melakukan
gerak tari Yospan
(Gale-gale) dengan koordinasi
dan dilakukan secara
tuntas dan maksimal.
70 80 90
Keterangan nilai:
Nilai 90-100 = Sangat meningkat
Nilai 80-89 = Meningkat
Nilai 70-79 = Cukup meningkat
Nilai <70 = Tidak meningkat
2. Pelaksanaan Penelitian
Pedomam observasi dalam pelaksanaan penelitian, meliputi instrumen
penilaian hasil belajar teknik olah tubuh yang diaplikasikan pada gerak tari
Yospan terhadap kualitas gerak belajar siswa secara individu dan observasi hasil
selama pembelajaran diterapkan. Maka untuk memudahkan menganalisis dalam
proses penilaian untuk pembelajaran ekstrakurikuler seni tari melalui
pembelajaran tari Yospan ini dilakukan beberapa kategori, dapat dilihat di tabel
3.2
Pada setiap pertemuan dilihat perkembangan pembelajaran siswa terhadap
olah tubuh yang berpengaruh terhadap kualitas gerak yang didalamnya
mengamati perkembangan yang ada, dengan melihat progres latihan olah tubuh
yang berpengaruh kepada kualitas gerak siswa dari pertemuan pertama sampai
akhir.
Mengenai kriteria penilaian dalam penelitian ini, peneliti membuat kriteria
penilaian sendiri, sehingga penilaian yang dilakukan akan lebih mudah. Penilaian
dibagi ke dalam empat kategori dengan berbagai bobot nilai yang telah
42
a. Kategori nilai 90-100 = Sangat meningkat, artinya siswa yang dikategorikan
sangat meningkat adalah siswa yang mampu melakukan semua gerak dalam
tari Yospan dengan kelenturan, kekuatan, kecepatan, koordinasi serta
keseimbangan yang baik tuntas dan maksimal.
b. Kategori nilai 80-89 = Meningkat, artinya siswa yang dikategorikan
meningkat adalah siswa yang mampu melakukan beberapa gerak atau hanya 5
gerakan dalam tari Yospan dengan kelenturan, kekuatan, kecepatan, koordinasi
serta keseimbangan yang baik tuntas dan maksimal.
c. Kategori nilai 70-79 = Cukup meningkat, artinya siswa yang dikategorikan
cukup meningkat adalah siswa yang mampu melakukan beberapa gerak atau
hanya 3 gerak dalam tari Yospan dengan kelenturan, kekuatan, kecepatan,
koordinasi serta keseimbangan yang baik tuntas dan maksimal.
d. Kategori nilai <70 = Tidak meningkat, artinya siswa yang dikategorikan
tidak meningkat adalah siswa yang tidak mampu melakukan semua gerak
dalam tari Yospan dengan kelenturan, kekuatan, kecepatan, koordinasi serta
keseimbangan yang baik tuntas dan maksimal.
Evaluasi dilakukan dengan penilaian hasil peningkatan pembelajaran olah
tubuh siswa terhadap kualitas gerak, dengan menggunakan penilaian individu
tetapi pelaksanaannya secara berkelompok, pembelajaran olah tubuh ini
diaplikasikan pada gerak tari Yospan.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara yaitu kegiatan tanya jawab secara langsung terhadap pihak
terkait yang dijadikan sebagai objek penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
data atau informasi yang diharapkan dalam penelitian. Responden yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah guru yang membina ekstrakurikuler tari SMP Kartika
XIX-2 Bandung dan siswa yang dijadikan sampel penelitian. Wawancara kepada
guru yaitu kepada Maganti Nawang Wulan. Data-data yang dikumpulkan dari
hasil wawancara ini diharapkan mampu memberikan informasi yang berkaitan
4. Pedoman dokumentasi
Pedoman dokumentasi merupakan instrumen untuk teknik dokumentasi.
Pedoman dokumentasi dalam penelitian ini berupa gambar kegiatan-kegiatan
siswa selama mengikuti pembelajaran latihan teknik olah tubuh untuk
meningkatkan kualitas gerak melalui pembelajaran tari Yospan.
5. Tes
Dalam penelitian ini tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada
sampel untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan baik secara lisan, tulisan
dan perbuatan atau tindakan. Ditinjau dari sasaran yang akan dievaluasi dalam
penelitian ini, maka tes yang akan dilakukan adalah tes perbuatan yaitu tes yang
mengukur perkembangan hasil belajar olah tubuh, untuk melihat kualitas gerak
siswa yang diaplikasikan kedalam gerak tari. Tes dilakukan di awal
pembelajaran/pertemuan pertama, dan di akhir pertemuan.
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik
perhatian. Arikunto (2006:126) menjelaskan “ Variabel penelitian adalah gejala
yang bervariasi yang menjadi objek penelitian “. Dalam penelitian ini ada dua
variabel yang saling mempengaruhi yaitu variabel penyebab ( X ) atau
(indefendent) dan variabel bebas ( Y ) atau (dependent).Variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, dalam penelitian
ini variabel yang mempengaruhi adalah penerapan teknik olah tubuh.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, dalam penelitian ini
variabel yang dipengaruhi adalah kualitas gerak siswa melalui
pembelajaran tari Yospan.
Bagan 3.3 Variabel Penelitian
Variabel Y = Kualitas Gerak melalui
Pembelajaran Tari Variabel X = Penerapan Teknik Olah
44
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan
data yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data valid dan relevan.
Teknik yang diterapkan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
cara-cara sebagai berikut.
a. Tes
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes. Data yang ingin
diungkapkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar olah tubuh, untuk
melihat kualitas gerak siswa yang diaplikasikan ke dalam gerak tari
sebelum dan setelah melakukan latihan tari dengan menggunakan
penerapan teknik olah tubuh.
b. Observasi
Observasi diperlukan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan
melakukan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap gejala-gejala objek yang diselidiki.
Observasi yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang
ada di SMP Kartika XIX-2 Bandung, observasi dilakukan secara langsung
terhadap siswa dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari. Peneliti
memutuskan perhatian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan objek
yang akan diteliti selama proses pembelajaran. Dalam hal ini yang
diobservasi peneliti adalah keadaan siswa sebelum dan sesudah dikenai
perlakuan eksperimen. Observasi ini dilakukan sebelum penelitian,
selama penelitian, dan observasi hasil penelitian. Adapun pelaksanaan
observasi sebagai berikut.
-Tanggal 09 Juni 2014, observasi pertama, peneliti melakukan pre-tes
untuk mengetahui kualitas gerak siswa dalam menari.
-Tanggal 12 Juni 2014, observasi kedua, peneliti melakukan penerapan
teknik olah tubuh dengan materi kelenturan dan gerak tari Yospan.
-Tanggal 17 Juni 2014, observasi ketiga, peneliti melakukan penerapan
-Tanggal 19 Juni 2014, observasi keempat, peneliti melakukan penerapan
teknik olah tubuh dengan materi kecepatan, koordinasi gerak dan gerak
tari Yospan.
-Tanggal 23 Juni 2014, observasi kelima, peneliti melakukan penerapan
teknik olah tubuh dengan materi keseimbangan dan gerak tari Yospan.
-Tanggal 25 Juni 2014, observasi keenam, peneliti melakukan post-tes
untuk melihat hasil dari penerapan teknik olah tubuh melalui gerak tari
Yospan.
c. Wawancara
Wawancara ini melakukan salah satu cara untuk mengumpulkan
data yang dilakukan dengan melakukan tanya jawab mengenai masalah.
Adapun yang terkait dalam wawancara ini yaitu guru dan siswa SMP
Kartika XIX-2 Bandung. Pihak-pihak yang diwawancara adalah siswa
dan guru diantaranya Maganti Nawang Wulan selaku guru seni budaya
dan koordinator ekstrakurikuler tari. Observasi ini untuk mengetahui
keadaan dan kualitas gerak siswa, proses pembelajaran, media yang
dipakai dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari. Adapun pelaksanaan
wawancaranya sebagai berikut.
-Tanggal 20 Maret 2014, peneliti melakukan wawancara kepada guru seni
Budaya mengenai perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan
hasil pembelajaran yang difokuskan pada pembelajaran teknik olah tubuh
melalui gerak tari Yospan bagi para siswa di SMP Kartika XIX-2
Bandung. Wawancara ini dilakukan selama 1 jam.
-Tanggal 24 Maret 2014, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa
siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, untuk mengumpulkan
data. Wawancara ini dilakukan 2 jam.
d. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah “teknik mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat, majalah,
prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”. (Arikunto
46
itu membantu dalam pengecekan kebenaran informasi yang diperoleh
peneliti melalui wawancara atau observasi.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti dari berbagai sumber tertulis dan dokumen. Dokumen dapat
berupa foto-foto. Pada teknik studi dokumentasi ini dengan menelaah dan
mengkaji penerapan teknik olah tubuh dalam membantu peningkatan
kualitas gerak pembelajaran seni tari pada objek penelitian yang
diabadikan dalam bentuk tulisan serta visual. Seperti siswa sedang
melakukan latihan-latihan teknik olah tubuh yang diaplikasikan pada tari
Yospan. Dokumentasi yang dipakai dalam penelitian ini, dengan
menggunakan kamera HP.
e. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data adalah teknik
pengumpulan data atau informasi melalui sumber lain atau buku-buku
yang relevan dengan masalah. Dalam penelitian ini data yang perlu
dikumpulkan sangat banyak, yaitu berupa buku-buku sumber dan
kepustakaan lain yang berhubungan dengan prosedur penelitian dan
pembelajaran yang menguatkan penelitian ini.
Untuk mengupas berbagai teori atau pendekatan yang berkaitan
dengan metode yang digunakan dalam peenlitian ini, diperoleh di
perpustakaan UPI dan beberapa sumber tertulis koleksi pribadi. Untuk
memperdalam analisis, peneliti juga merujuk kepada beberapa hasil
penelitian baik dalam bentuk skripsi, tesis, disertasi, dan jurnal tertulis
maupun yang tertuang dalam internet. Adapun sumber buku yang
digunakan dalam penelitian ini yang pertama buku “Prinsip-Prinsip
Latihan Olah Tubuh” dengan penulis Sumedi Santosa (2011), yang
didalamnya menjelaskan tentang pengertian olah tubuh, tujuan dan
manfaat olah tubuh, sistematika dan metodik olah tubuh, prinsip-prinsip
latihan, kondisi fisik, pengembangan profresif respon otot, penghausan
responsif otot, dan buku “Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam
teknik-teknik pelatihan tubuh dengan segala aspek mengenai
psikologinya. Kedua buku ini sangat penting untuk dijadikan rujukan
dalam penulisan ini karena berhubungan dengan penelitian tentang teknik
olah tubuh.
H. Teknik Analisis Data 1. Teknik Pengolah Data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kuantitatif
melalui perhitungan statistik. Langkah-langkah dalam menganalisis data
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menjumlahkan hasil penskoran pretest terhadap objek penelitian yang
dilakukan di awal penelitian.
2. Menjumlahkan hasil penskoran posttest terhadap objek penelitian yang
dilakukan setelah selesai diberikan treatmen.
3. Membuat tabel untuk membandingkan skor yang telah diperoleh pada
pretest dan posttest.
4. Membuat perhitungan statistik dari data yang telah diperoleh pada pretest
dan posttest
2. Analisis Data
Perbedaan antara 1 dan 2 yaitu 1- 2 diasumsikan merupakan efek dari treatment (X). Digambarkan menggunakan perhitungan statistik
untuk menunjang tingkat signifikan hasil pengolahan data yang
didasarkan pada sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Selain itu
signifikan hasil data pretest dan posttest dipresentasikan untuk
menunjukan perbedaan hasil yang dicapai. Menghitung perbedaaan
rata-rata melalui uji-t dengan rumus sebagai berikut.
t = �
∑�2� ( −1)
untuk mencari Md= ∑�
48
Dengan keterangan:
Md : Mean dari deviasi (d) antara post-test dan pre-test
Xd : Perbedaan deviasi dan mean deviasi
∑�2: Jumlah kuadrat deviasi
N : Banyak subjek
Df : Atau db adalah N-1
Data yang telah diseleksi kemudian di rubah ke dalam bentuk prosentase.
Teknik yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini yaitu dengan
perhitungan prosentase. Prosentase untuk semua kemungkinan jawaban dapat
diperoleh dengan cara memberikan frekuensi observeb (fo) dengan jumlah sampel
(N), kemudian dilakukan 100% atau dengan rumus:
P=��
Keterangan
Fo = Frekuensi observeb yang memilih suatu alternatife
N = Jumlah siswa
100 = Bilangan tetap
P = Prosentase yang dicari
I. Langkah-langkah penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan mencakup tahap kegiatan awal
persiapan, tahap pelaksanaannya, dan tahap akhir yang diuraikan sebagai berikut.
Survei yang dilakukan oleh penelitian disini adalah meninjau secara
langsung lokasi penelitian yang akan dijadikan sebagai penelitian yaitu
SMP Kartika XIX-2 Bandung.
b. Menentukan judul dan topik penenlitian
Setelah melakukan survei lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian,
maka langkah selanjutnya adalah menentuka judul penelitian yang diikuti
oleh rumusan masalah penelitian.
c. Pembuatan proposal
Berdasarkan hasil survei di lapangan, selanjutnya disusunlah proposal
penelitian untuk diajukan kepada dewan skripsi.
d. Menentukan instrumen
Instrumen dalam penenlitian ini merupakan alat yang dapat
mengumpulkan data-dat tentang hasil pembelajaran siswa terhadap
unsur-unsur tari di ekstrakurikuler tari SMP Kartika XIX-2 Bandung.
1. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam peneliatian ini berupa tes,
tes perbuatan, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan studi
dokumentasi.
2. Sistem penelitian
Penelitian dilakukan pada awal kegiatan, selama kegiatan berlangsung
dan terus diamati sampai dengan akhir kegiatan. Hal yang dinilai oleh
peneliti adalah tingkat kemampuan siswa dalam hal melakukan latihan
teknik olah tubuh, serta kemampuan kualitas gerak melalui
pembelajaran tari Yospan.
Sistem penilaian yang dilakukan berdasarkan kriteria yang dibuat
peneliti sebagai berikut.
a. Kategori sangat meningkat mempunyai bobot nilai 90-100
b. Kategori meningkat mempunyai bobot nilai 80-89
c. Kategori cukup meningkat mempunyai bobot nilai 70-79
50
2. Pelaksanaan penelitian a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan selama proses penelitian berlangsung, sejak
dari awal penelitian, pada saat perlakuan eksperimen (pada saat
penelitian) hingga akhir proses penelitian. Teknik pengumpulan data yang
peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara, studi
dokumentasi, dan tes perbuatan. Proses pengumpulan data tersebut dapat
dilihat melalui tahapan-tahapan pembelajaran pada setiap pertemuan.
b. Proses bimbingan
Melalui proses bimbingan ke pembimbing I dan II yang ditetapkan oleh
dewan skripsi telah peneliti lakukan mulai dari persiapan penelitian
sampai menjelang ujian sidang skripsi.
c. Pengolahan data
Untuk menguji kebenaran informasi, dilakukan pengolahan data dengan
cara melengkapi data yang telah disusun menjadi tulisan, sehingga data
yang telah diolah tersebut menjadi akurat dan valid.
3. Penyusunan laporan a. Penyusunan data
Penyusunan data atau informasi penelitian dilakukan setelah melalui
tahap pengolahan data. Langkah penyusunan data ini dilaksanakan
agar laporan penelitian ini menjadi sistematis.
b. Pengetikan data
Proses ini dilakukan setelah data tersusun dengan sistematis melalui
proses bimbingan terlebih dahulu.
c. Penggandaan laporan
Penggandaan laporan penelitian dilakukan setelah dilaksanakan
sidang skripsi. Penggandaaan ini dilakukan setelah melalui
tahapan-tahapan yang dilakukan dengan pengawasan yang telah disetujui oleh
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari Bab I sampai Bab IV, maka peneliti
memberikan suatu kesimpulan penelitian dan rekomendasi yang diharapkan dapat
menjadi masukan bagi pihak-pihak terkait, dari uraian dan perolehan hasil
eksperimen di atas, peneliti menarik beberapa kesimpulan yang merupakan
jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
Siswa mampu mengetahui dan memahami peranan penting mengolah tubuh
khususnya dalam menari, bahwa dalam menari diperlukannya latihan teknik olah
tubuh yang harus diperhatikan agar tubuh memiliki kelenturan, kekuatan,
kecepatan, keseimbangan, serta koordinasi gerak yang baik yang nantinya akan
berimbas pada kualitas gerak tari.
Pembelajaran dan materi latihan teknik olah tubuh untuk siswa sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam menari, maka dalam hal ini guru
harus bisa melatih siswa-siswi agar setiap latihan teknik olah tubuh dilakukan
secara benar dan maksimal agar nantinya tubuhpun akan terolah dan memiliki
kualitas gerak yang lebih baik dalam menari.
Dari hasil perolehan nilai yang diperoleh dari pembelajaran teknik olah
tubuh yang diperoleh pada saat sebelum dilakukannya teknik olah tubuh yakni
hasil pre-test yakni 71,2 sedangkan nilai setelah diterapkannya teknik olah tubuh
hasil pos-test 82,5. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan teknik olah
tubuh ini berhasil dan diperoleh t hitung 5.14 > t tabel 2,306 hal ini menunjukan
bahwa peningkatan kualitas gerak siswa melalui penerapan teknik olah tubuh
dapat meningkatkan kualitas gerak siswa dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari
B. Rekomendasi
Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian, kegiatan peneliti yang
dilakuakn di SMP Kartika XIX-2 Bandung khususnya dalam pembelajaran
ekstrakurikuler tari tentang Penerapan Teknik Olah Tubuh untuk Meningkatkan
Kualitas Gerak Tari dalam Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari di SMP Kartika
XIX-2 Bandung (Studi Eksperimen melalui Pembelajaran Tari Yospan). Peneliti
berharap bisa memberikan implikasi bagi pengembangan pendidikan seni tari
khususnya dalam pembelajaran Ekstrakurikuler tari di SMP.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi jurusan pendidikan
seni tari dan dapat menjadi bahan referensi untuk mahasiswa yang mengajar di
SMP khususnya dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari, dalam penelitian
Penerapan Teknik Olah Tubuh untuk Meningkatkan Kualitas Gerak Tari dalam
Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung (Studi
Eksperimen melalui Pembelajaran Tari Yospan), pada pembelajaran seni tari ini
dapat memberikan informasi, motifasi, memberikan pengalaman untuk guru
dalam hal kebudayaan dan kesenian khususnya dalam pembelajaran seni di SMP.
Selain itu juga peneliti memperoleh pengalaman yang berharga dan sangat
bermakna, peneliti merasa pembelajaran penerapan teknik olah tubuh ini sangat
tepat dan dapat peneliti lihat langsung perkembangan dari siswa yang sama sekali
belum pernah belajar teknik olah tubuh selama mengikuti ekstrakurikuler tari.
Dengan adanya penelitian ini, berharap dapat memberikan pengalaman baru
dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari. Peneliti dapat mempelajari dan mencoba
untuk memecahkan masalah yang ada pada proses pembelajaran ekstrakurikuler
serta materi yang diajarkan. Memberikan referensi pembelajaran seni khususnya
pembelajaran dalam ekstrakurikuler tari pada anak SMP. Dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur untuk pembelajaran dalam