• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TARI KAWIT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIK GERAK PADA SISWA TINGKAT MENENGAH DI

PADEPOKAN SURYA MEDAL PUTERA WIRAHMA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Tari

DINI OKTAVIA

NIM 1006089

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Wahai Kau yang Maha Menggerakkan

Terima kasih telah menggerakan ku

Menggerakan tubuhku melalui sebuah gerak tari yang indah

________________________________

Skripsi ini saya dedikasikan untuk Ibu saya tercinta , Bapak saya dan untuk seseorang yang selalu setia mendampingi saya…

(3)

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

“PENERAPAN TARI KAWIT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

TEKNIK GERAK PADA SISWA TINGKAT MENENGAH DI PADEPOKAN

SURYA MEDAL PUTERAWIRAHMA” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan dalam pembuatan skripsi ini atau pengutipan dengan cara yang tidak benar dalam etika keilmuan yang berlaku. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap pembuatan karya ilmiah ini.

Bandung, Oktober 2014

Yang membuat pernyataan

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,

karena berkat kemurahan-Nya skripsi ini dapat saya selesaikan sesuai dengan

yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjunan alam Nabi

Muhammad SAW.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Seni Tari. Dalam skripsi

ini peneliti mengambil judul “Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya

Medal Putera Wirahma.

Demikian skripsi ini saya buat. Mohon maaf apabila terdapat

kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam pembahasan, karena masih dalam

proses pembenahan, karena tiada gading yang tak retak, dan kesempurnaan hanya

milik Allah SWT.

Bandung, Oktober 2014

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Selama penelitian berlangsung hingga akhir penelitian, tentunya saya

mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih

yang dalam-dalamnya saya sampaikan :

1. Dr. Trianti Nugraheni, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing, dan memotivasi selama kegiatan penelitian dan penyusunan

skripsi berlangsung;

2. Agus Budiman, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing, dan memotivasi selama kegiatan penelitian dan penyusunan

skripsi berlangsung;

3. Seluruh siswa Padepokan Surya Medal Putera Wirahma.

4. Irawati Durban Ardjo yang selalu mendukung dan memotivasi selama

kegiatan penelitian berlangsung;

5. Ibu saya tercinta, Nenden Rahmawati yang senantiasa memberikan doa

dan motivasi moril maupun materil;

6. Bapak saya tercinta, Edi Sutisna yang senantiasa memberikan doa dan

motivasi moril maupun materil;

7. Untuk Gilang Adhitya yang senantiasa selalu mendukung, memberikan

doa dan motivasi moril maupun materil;

8. Untuk Keluarga besar, yang selalu mendukung selama kegiatan penelitian

berlangsung.

9. Wawan Gunawan yang selalu mendukung dan memotivasi selama

kegiatan penelitian berlangsung;

10.Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., selaku Rektor Universitas

Pendidikan Indonesia;

11.Dr. Didi Sukyadi, M.A , selaku Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Seni.

12.Dr. Frahma Sekarningsih, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni

(6)

13.Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staf karyawan di Jurusan Pendidikan

Seni Tari;

14.Rekan-rekan Jurusan Pendidikan Seni Tari angkatan 2010 yang selalu

kompak dan mendukung satu sama lain;

15.Adik-adik tingkat Jurusan Pendidikan Seni Tari, yang selalu memberi

dukungan;

16.Seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari;

17.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu.

Demikian ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya saya haturkan,

(7)

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

BAB I A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Oganisasi Penelitian... 8

BAB II A. Kajian Pustaka ... 11

B. Kerangka Pemikiran ... 23

C. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III A.Struktur Oganisasi Penelitian ... 8

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

C. Desain Penelitian ... 28

D. Metode Penelitian ... 30

E. Definisi Operasional ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 31

G. Variabel Penelitian ... 42

H. Teknik Pengumpulan Data ... 42

(8)

x

J. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV A. Hasil Penelitian... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 125

BAB V A. Kesimpulan ... 132

B. Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 134

LAMPIRAN ... 135

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...162

DAFTAR TABEL Tabel 1 : Unsur-unsur tari Mary Joyce (1993)……… 14

Tabel 2 : Data Populasi Penelitian ………. 25

Tabel 3 : Lembar Observasi I ………. 31

Tabel 4 : Lembar Observasi II………. 33

Tabel 5 : Penilaian Pra-Treatment ……….. 35

Tabel 6 : Penilaian Pasca Treatment……… 37

Tabel 7 : Tabel Treatment ………... 47

Tabel 8 : Hasil observasi Kelas Mahir ………... 54

Tabel 9 : Hasil observasi Kelas Terampil ………... 56

Tabel 10 : Hasil observasi Kelas Menengah ………. 58

Tabel 11 : Hasil observasi II……….. 60

Tabel 12 : Data Y1 ………. 67

Tabel 13 : Data Y2 ………. 73

Tabel 14 : Data Y3 ………. 79

Tabel 15 : Data Y4 ………. 85

(9)

x

Tabel 18 : Data Y5 ………. 101

Tabel 19 : Data Y6 ………. 107

Tabel 20 : Data Y7 ………. 113

Tabel 21 : Data Y8 ………. 119

Tabel 21 : Rincian pengolahan gerak-gerak tari Sekar Putri dalam tari Kawit ………..………. 129

DAFTAR GRAFIK DAN BAGAN Bagan 1 : Kerangka Model Pembelajaran (Budiman, Agus, dkk. 2009:16) ………. 12

Bagan 2 : Hubungan antara populasi dan sampel ………. 27

Bagan 3 : Variabel Penelitian ……… 42

Bagan 4 : Tahapan Penelitian ……… 47

Grafik 1 : Grafik Hasil Pra-Treatment ……….. 127

Grafik 2 : Grafik Hasil Pasca Treatment ……….. 128

(10)

Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Teknik tari merupakan hal utama yang harus dikuasai oleh seorang penari. Teknik tari merupakan pondasi awal bagi penari, karena teknik tari adalah tolak ukur keberhasilan kemampuan si penari dalam menarikan sebuah tarian. Padepokan Surya Medal Putera Wirahma adalah sebuah sanggar tari yang memiliki potensi tari yang baik, tetapi teknik menarinya belum memenuhi pencapaian kesempurnaan teknik gerak dalam tari Sunda. Maka dari itu peneliti ingin menerapkan tari Kawit untuk meningkatkan kemampuan teknik gerak siswa tingkat Menengah di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma dengan melakukan

sebuah penelitian eksperimen yang berjudul “PENERAPAN TARI KAWIT

UNTUK MENNGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIK GERAK PADA SISWA TINGKAT MENENGAH DI PADEPOKAN SURYA MEDAL PUTERA WIRAHMA”. Mengapa tari Kawit yang dipilih peneliti, karena tari Kawit

merupakan tari “ngawitan” atau tari dasar dalam tari Sunda. Selain itu tari Kawit

memiliki kosagerak yang mudah dipahami oleh calon penari, iramanya lambat, dan struktur geraknya merupakan gerak pengulangan bertingkat.

Peneliti menerapkan tari Kawit dengan metode penelitian quasi eksperimen, karena tidak ada kelas pembanding. Penjabarannya memakai penjabaran kuantitatif. Metode pembelajarannya memakai metode peniruan dan pendekatan perorangan dan kelompok. Penerapan tari Kawit dilakukan dengan cara peneliti melakukan olah tubuh, latihan teknik gerak tari Sunda, dan selanjutnya latihan tari Kawit yang dilakukan secara rutin dan disiplin.

Hasil penerapan tari Kawit dalam penelitian ini telah dapat menjawab hipotesis peneliti, yakni penerapan tari Kawit dapat mempengaruhi kebiasaan menari siswa tingkat Menengah dalam melakukan teknik gerak tari Sunda menjadi lebih baik. Meskipun hasil yang dicapai belum maksimal, tetapi secara kumulatif dapat menjawab hipotesis dan mencapai tujuan penelitian peneliti.

Kata kunci : Tari Kawit, Teknik Gerak, Padepokan Surya Medal Putera

(11)

Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penari yang baik adalah penari yang memiliki pondasi yang kuat dalam

proses menarinya, yakni dengan adanya dasar yang baik dan cukup kuat

dalam teknik melakukan gerak. Seorang penari yang memiliki pondasi yang

kuat selalu berhati-hati dalam melakukan gerak, karena kualitas menari

adalah hal yang seharusnya diperhatikan bagi penari profesional. Wiraga,

wirahma dan wirasa merupakan tiga unsur utama dalam estetika tari sunda

untuk menjadi penari yang profesional dan harus dikuasai oleh seorang

penari, karena ketiga unsur ini juga menjadi bagian dari evaluasi dalam

sebuah penilaian tari.

Untuk menguasai tiga unsur tersebut diperlukan latihan yang serius,

disiplin dan dengan waktu yang relatif cukup lama atau bertahap, karena

untuk mencapai hal tersebut tidak dapat diperoleh secara instan, harus

melewati beberapa proses yang panjang. Sebagian besar pada saat ini

orang-orang ingin mempunyai kemampuan menari dengan waktu yang

singkat.Tetapi dengan waktu yang singkat tidak dapat menjamin penari

tersebut dapat menguasai tiga hal utama dalam penguasaan tarian. Pada

akhirnya penari tersebut tidak akan maksimal dalam menarikan sebuah tarian,

karena tidak memiliki pondasi kepenarian yang cukup kuat. Pondasi adalah

proses belajar awal yang paling penting untuk membentuk kepenarian

seseorang dan bernilai mutlak. Apabila masalah pondasi dinomerduakan,

akibatnya penguasaan nilai estetiknya dapat berkurang, karena seni berkaitan

dengan keindahan.

Indahnya kualitas seseorang menari tidak diukur dari berapa banyaknya dia hafal urutan tarian, tetapi seberapa jauh kualitas gerak tari dan penjiwaan tarian yang ditampilkannya dapat menyentuh rasa keindahan penontonnya.(Durban, Irawati (2008 : XXV)

Dalam menari hal yang sangat menonjol adalah mengenai kemampuan

(12)

Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wiraga berasal dari kata “wit”, yang berarti asal atau dasar dan “raga” yang

berarti wujud lahiriah atau badan dan anggotanya. Jadi, wiraga merupakan

kemampuan dasar gerak tubuh penari dalam menari.

Dalam bukunya Rosala dkk menjelaskan bahwa “yang mula-mula menjadi sorotan atau yang dijadikan dasar itu adalah melalui keterampilan

gerak dulu (bukan dari musik atau waditranya)”.Dalam penjelasan tersebut menegaskan bahwa kemampuan wiraga atau gerak merupakan hal yang

menjadi sorotan utama saat penari berada di atas pentas. Maka dari itu, hal ini

perlu menjadi sorotan dalam membentuk penari harus melakukan proses yang

panjang dan melewati tahapan-tahapan pembelajaran yang harus dilakukan.

Kembali lagi kepada dasar-dasar kepenarian yang dimiliki harus kuat, karena

hal tersebut menentukan kualitas calon penari tersebut dalam melakukan

gerak tarinya, misalnya dalam teknik melangkah, berjalan, kelenturan tangan,

badan dan ketegasan kepala dalam bergerak.

Dewasa ini proses pendidikan tari dilaksanakan pada berbagai

lingkungan pendidikan, baik di wilayah pendidikan formal, pendidikan

informal, maupun pendidikan nonformal. Pada wilayah pendidikan formal

pendidikan tari dilakukan dalam kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan

kegiatan pembelajaran ekstrakulikuler.Aspek kompetensi yang dicapai

meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.Proses pendidikan seni tari di

lingkungan pendidikan non formal adalah proses pendidikan yang dilakukan

di sanggar-sanggar tari atau pusat-pusat pelatihan tari di luar sekolah formal.

Aspek kompetensi yang ingin dicapai lebih menekankan pada aspek

kemampuan psikomotoriknya.Adapun proses pendidikan informal merupakan

proses pendidikan seni tari yang dilakukan di dalam keluarga biasanya secara

turun temurun. Ketiga lingkungan pendidikan tersebut memiliki tujuan yang

berbeda dalam membentuk peserta didiknya, seperti proses pembelajaran tari

di sanggar-sanggar tari.

Pembelajaran tari di sanggar (pendidikan nonformal) tentunya sangat

berbeda dengan pembelajaran tari di sekolah. Pembelajaran tari di sekolah

(13)

Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

afektif dan psikomotor, sedangkan pembelajaran tari di sanggar lebih

mengacu kepada kemampuan menari siswa yakni kemampuan teknik

melakukan gerak, kemampuan rasa musikalitas dan kemampuan

membawakan tarian sesuai dengan ekspresinya (wiraga, wirahma dan

wirasa). Sampai saat ini, banyak terdapat sanggar-sanggar yang

menyelenggarakan pendidikan seni tari, yakni bertujuan untuk mencetak

calon generasi penari profesional. Salah satunya dengan keberadaan

Padepokan Surya Medal Putera Wirahma dan pembelajaran seni tarinya.

Padepokan Surya Medal Putera Wirahma merupakan nama sebuah

perkumpulan yang didalamnya terdapat kegiatan seni dan budaya. Padepokan

Surya Medal Putera Wirahma Kab.Bandung Barat ini dipimpin oleh Hj. Ilah

Daswilah Hidayat, dan berdiri pada tanggal 17 April 1974. Bidang-bidang

yang dipelajari di padepokan ini yaitu bidang seni tari, seni musik, dan tata

rias.Hingga saat ini kegiatan seni dalam padepokan ini masih berjalan

khususnya seni tari. Sampai saat ini Padepokan Surya Medal telah berhasil

meluluskan kurang lebih 50 orang siswa dan sebagian dari lulusan itu ada

yang telah menjadi sarjana, menjadi pelatih tari di luar sanggar, menjadi

penari profesional yang telah merambah ke internasional, bahkan hingga kini

ada yang menetap di sebuah negara dan mendirikan sanggar cabang di negara

tersebut. Di sisi lain, banyak siswa yang keluar masuk lebih dari 50 siswa

disebabkan oleh pasang surutnya padepokan, seperti pergantian pelatih,

keluar-masuknya pelatih dan sebagainya.

Pendidikan seni tari di Padepokan Surya Medal terbagi ke dalam tujuh

tingkatan pembelajaran, yakni tingkat dasar, menengah, terampil, mahir,

kreatif awal, kelas pengembangan dan kreatif akhir. Semua tingkatan ini

memiliki Standar Kompetensi Lulusan yang berbeda. (1) Kelas Dasar, yaitu

kelas pemula. Standar pencapaiannya yakni siswa dapat mengetahui apa itu

tari, mengenali gerak-gerak dasar tari, mampu menarikan gerak dasar tari. (2)

Kelas Menengah, adalah tingkat pengenalan terhadap wirahma (irama) untuk

mencapai kesempurnaan dan keserasian gerakan dengan lagu. (3) Kelas

(14)

Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa mampu menghayati terhadap tarian dan lagu yang dibawakan. Selain

itu juga agar siswa dapat mengetahui teori-teori tentang tari. (4) Tingkat

mahir, adalah tingkat penguasaan gerak dan tatarias yang mendekati

sempurna dan sudah sampai kepada tingkat penjiwaan, penghayatan dan

penguasaan tarian, serta penyesuaian busana, tata rias dan jenis tarian

tersebut.(5) Tingkat Kreatif awal, adalah tingkat dimana siswa tersebut

sudah siap untuk ditampilkan di berbagai jenis pagelaran, selain itu di dalam

kelas siswa juga sudah mulai menggunakan aspirasinya dalam

mengeksplorasi gerak bersama-sama dengan teman sekelasnya. (6) Kelas

Pengembangan, adalah kelas pematangan siswa yang diasah oleh pelatih

untuk pengembangan kemampuan menari siswa. (7) Kelas Kreatif Akhir,

adalah kelas akhir yaitu siswa harus membuat sebuah karya tari dengan

kostum dan make up yang mereka sudah buat sendiri, beserta sinopsis tarian

yang dibuat. Tingkat pencapaian akhir di Padepokan ini pada intinya agar

siswa mampu menciptakan, mendesain, dan membuat karya tari dengan

mandiri. Selain itu siswa juga diarahkan menjadi calon seorang pendidik tari

di sanggar. Tentunya fakta ini sangat berbeda dengan sanggar lain yang hanya

mencetak sebagai seorang penari saja. Standar pencapaian ini terdapat pada

Kurikulum Pendidikan Seni Tari Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

terbaru yakni pada tanggal 24 November 2013.

Setelah melakukan observasi awal, didapatkan data bahwa kondisi

menari siswa di padepokan ini masih jauh dari kata keindahan. Dilihat dari

bagaimana cara mereka menari, kebanyakan melakukan kesalahan dalam

melakukan teknik gerak. Kesalahan tersebut kebanyakan terjadi pada siswa

tingkat menengah. Karakteristik siswa tingkat Menengah tidak berdasarkan

klasifikasi usia, tetapi berdasarkan latar belakang kemampuan atau

keterampilan yang dimiliki siswa, bergantung kepada berapa lama siswa

mengenyam pendidikan di sanggar tersebut.

Kemampuan gerak merupakan salah satu kemampuan yang harus

dilakukan dengan teknik yang benar. Teknik gerak harus dilakukan dengan

(15)

Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teknik gerak yang benar seorang penari haruslah memperhatikan pengelolaan

elemen pembangun gerak, diantaranya : kesadaran terhadap proses, kesadaran

terhadap ruang, kesadaran akan lintasan, kesadaran terhadap arah pandang,

dan juga kesadaran irama. Untuk melatih teknik gerak yang baik dan benar

diperlukan suatu perlakuan yang mampu mengembangkan kemampuan teknik

menari siswa.

Berangkat dari masalah di atas, peneliti ingin mencoba untuk

meningkatkan kemampuan gerak siswa yang ada di Padepokan Surya Medal

Putera Wirahma dengan cara menerapkan Tari Kawit sebagai medianya, yaitu

cara untuk menerapkan teknik gerak yang baik dan benar. Permasalahan

tersebut penting bagi peneliti untuk diterapkan dengan pertimbangan, karena

kualitas menari adalah hal utama dibandingkan dengan penampilan lainnya.

Kembali lagi kepada penari yang harus memiliki pondasi yang kuat sebelum

mengawali sebuah tarian. Apabila kualitas sudah tidak diragukan, dipastikan

penari tersebuat siap menerima berbagai masukan-masukan gerak seperti

apapun dari berbagai genre dan penari tersebut sudah siap menarikan tari

apapun dengan „enak‟ dan indah.

Tari Kawit merupakan susunan gerak dasar tari yang diciptakan oleh

Irawati Durban Ardjo pada tahun 1990. Gerak-gerak yang terkandung di

dalam tarian ini merupakan kumpulan dari sikap dan gerak-gerak dasar tari,

dan gerak-gerak yang terdapat dalam tari Kawit sangat sederhana dan

terstruktur. Misalnya dalam peralihan geraknya selalu melakukan ukel seblak

soder atau ukel ngayap soder. Dalam susunan gerak pokoknya pun

merupakan gerak pengulangan bertingkat, misalnya dalam gerak tutup buka

soder pada gending I hanya melangkah di tempat, dan pada gending II gerak

tutup buka soder gerak kakinya melangkah ke samping. Tempo yang

digunakan juga sangat pelan dan terstruktur, sehingga memudahkan calon

penari untuk mengaplikasikan dan mencocokkan gerak dengan musik.

Tari Kawit bukan merupakan tari bentuk, tapi tarian ini merupakan

tarian yang struktur koreografinya sebagian besar merupakan gerak dasar tari

(16)

Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa kumpulan gerak dasar tari Sunda untuk mempelajari tari putri

selanjutnya.

Berdasarkan dari paparan di atas, peneliti beranggapan bahwa materi

Tari Kawit ini sangat cocok untuk diterapkan kepada siswa tingkat menengah,

karena sama-sama memiliki tujuan utama yakni untuk membentuk calon

penari agar memiliki pondasi yang cukup kuat dalam menguasai sebuah

tarian, juga sadar dan mengerti bagaimana posisi, arah hadap, teknik gerak,

arah pandang dan iramanya. Tarian ini diciptakan sebagai dasar yang kokoh

untuk diterapkan kepada para calon penari untuk mempelajari tarian putri

selanjutnya dari genre manapun. Mengapa Tari Kawit yang dipilih sebagai

medianya, karena kumpulan dasar gerak tari Sunda semua tercover dalam

Tari Kawit.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Padepokan Surya Medal Putera Wirahma ini memiliki 60 orang siswa

dan dua dua orang pelatih dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman

estetis yang berbeda. Pelatih A memiliki kualifikasi kemampuan mengajar

yang cukup kuat, karena memiliki latar belakang pendidikan seni tari sesuai

dengan bidang keahlian yang dikerjakannya, sedangkan pelatih B merupakan

seorang pelatih yang memiliki pengalaman mengajar secara otodidak,

sehingga tidak memiliki materi dan metode yang cukup untuk mengajarkan

materi kepada siswa, dengan demikian hanya mengandalkan hasil apresiasi

dan pengalaman dirinya sendiri saja.

Berdasarkan dari beberapa masalah yang diuraikan pada pembahasan

sebelumnya, maka teridentifikasi beberapa masalah penting yang menjadikan

alasan kuat peneliti untuk mengadakan penelitian di Sanggar Tari Padepokan

Surya Medal Putera Wirahma. Adapun beberapa masalah yang teridentifikasi,

diantaranya :

1) Kesulitan siswa dalam melakukan gerak kepala seperti gilek , godeg,

(17)

Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Kesulitan siswa dalam melakukan gerak tangan seperti sembada, ukel,

lontang

3) Kesulitan siswa dalam melakukan gerak kaki seperti rengkuh,

adeg-adeg, reundeuk, eundeuk, nirilik, keupat, mincid

4) Kesulitan siswa dalam melakukan gerak badan seperti ajeg, doyong,

galeong.

5) Kesulitan siswa dalam melakukan gerak soder/ selendang seperti Ngayap

Soder, Seblak soder, tumpang soder, dan udar soder.

C. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, peneliti ingin

mengerucutkan beberapa masalah dengan membuat beberapa pertanyaan di

bawah ini:

1. Bagaimana proses penerapan tari Kawit pada siswa tingkat menengah

di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma ?

2. Bagaimana hasil yang dicapai setelah peneliti menerapkan tari Kawit

kepada siswa tingkat Menengah di Padepokan Surya Medal Putera

Wirahma?

D. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan teknik gerak siswa di Padepokan Surya Medal Putera

Wirahma agar menjadi penari professional yang memiliki pondasi yang

kuat dalam mengawali sebuah tarian. Selain itu juga untuk

mempertahankan nilai-nilai tari tradisi supaya tidak berkurang makna

tarinya juga sebagai perbaikan untuk ketahanan pentransferan gerak

kepada generasi berikutnya.

b. Tujuan Khusus

Agar tumbuh kesadaran siswa dalam melakukan teknik gerak yang

(18)

Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan kesadaran dalam gerak untuk mengurangi resiko kecelakaan

dalam gerak, misalnya seperti cedera pada otot atau cedera pada tulang.

E. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Peneliti dapat mengetahui bagaimana teknik mengajar yang baik di

ruang lingkup pendidikan nonformal.

2. Sanggar

Memperoleh perbaikan untuk mengolah kemampuan menari siswa di

padepokan, juga meningkatkan kesadaran pelatih tentang cara menerapkan

kedisiplinan gerak pada siswa.

3. Peserta Didik

Dapat mengetahui, menyadari dan melaksanakan tentang melakukan

teknik gerak tari yang baik dan benar.

4. Lembaga

Dapat meningkatkan kemampuan mengajar para guru dan calon guru

tentang teknik mengajar yang baik di ruang lingkup pendidikan nonformal.

F. Struktur Organisasi Penelitian

BAB I : PENDAHULUAN

Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah penelitian yakni

berangkat dari lemahnya siswa Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

dalam melakukan teknik gerak tari Sunda, yang berpengaruh pada

kemampuan wiraga siswa yang kurang indah dan tidak benar dalam

menarikan tarian dari genre tari Jaipong. Identifikasi masalah penelitian yang

berisi tentang rincian masalah-masalah yang didapat setelah melakukan

observasi awal sebelum penelitian dilakukan yakni diawali dengan

ketidakpahaman siswa dalam melakukan gerak-gerak tari Sunda dan latar

belakang dan metode pelatih yang mempengaruhi hasil belajar siswa sanggar.

Rumusan masalah berisi tentang poin-poin penting yang sudah diidentifikasi

peneliti, dalam penelitian ini poin-poin rumusan masalahnya adalah mengenai

(19)

Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Surya Medal Putera Wirahma dan bagaimana hasil akhirnya setelah peneliti

menerapkan tari Kawit sebagai medianya, tujuan rumusan masalah ini agar

penelitian menjadi fokus dan terarah. Tujuan penelitian berisi penjabaran

tujuan penelitian ini yang tetap mengacu kepada rumusan masalah. Manfaat

penelitian berisi tentang manfaat yang akan dirasakan kedepannya khususnya

oleh siswa Padepokan setelah penelitian ini dilakukan, selain itu juga manfaat

untuk sanggar, lembaga maupun peneliti itu sendiri. Struktur organisasi

penelitian berisi rincian urutan penulisan laporan dimulai BAB I hingga BAB

V.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS

Pada BAB II ini berisi tentang teori-teori yang menjadi landasan

penelitian bagi peneliti, seperti teori-teori tentang tari Kawit yang merupakan

jembatan bagi siswa untuk dapat menari dengan lebih baik lagi juga lebih

sadar akan proses gerak yang harus dilakukan dan dilalui oleh seorang penari,

juga dalam tari Kawit ini berisi deskripsi gerak tari Kawit dan alasan

mengapa tari Kawit adalah media yang tepat untuk meningkatkan kualitas

gerak siswa di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma. Unsur-unsur tari

yang menjadi acuan penilaian dalam tari yang harus dipahami dan dikuasai

oleh siswa Padepokan. Teknik gerak yang harus dipahami, dilakukan, dan

dikuasai oleh seorang penari merupakan hal yang mutlak apabila ingin

menjadi penari dengan memiliki kualitas menari yang baik. Penelitian

terdahulu berisi deskripsi atau penjabaran penelitian milik peneliti lain yang

bersifat memiliki tujuan akhir yang sama.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada Bab III ini berisi penjabaran mengenai metode penelitian termasuk

komponen-komponen penelitian, seperti lokasi penelitian dan subjek sampel

populasi, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

(20)

Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab IV berisi paparan hasil penelitian yang terdiri atas dua hal utama,

yakni pemaparan data yang berisi pengolahan data/analisis data dan untuk

menguji hipotesis, dan pembahasan data atau analisis temuan hasil penelitian.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil

penelitian yang telah dianalisis. Simpulan dan saran dideskripsikan dengan

uraian padat hasil interpretasi peneliti dari hasil analisis penelitian yang telah

(21)

1 Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Tempat penelitian atau biasa sering disebut Lokasi penelitian

adalah tempat dimana proses studi yang digunakan untuk memperoleh

pemecahan masalah penelitian berlangsung (Sukardi, 2005:53). Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma yang

bertempat di Jl. Cihanjuang Cibaligo No. 47A Kec. Parongpong

Kab.Bandung Barat. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut, karena

lokasi ini merupakan tempat dimana subjek penelitian berada, tepatnya

lokasi ini merupakan lokasi Padepokan Surya Medal Putera Wirahma yang

akan peneliti terapkan treatment dengan media tari Kawit.

1. Populasi

Menurut Margono (2003:118), populasi adalah seluruh data yang

menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita

tentukan. Adapun menurut Sukardi (2005:53), populasi pada prinsipnya

adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda

yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi

target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Adapun populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas Menengah, kelas Terampil dan kelas

Mahir di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma yang berjumlah 43

orang siswa aktif. Yang terdiri dari 12 orang siswa kelas Mahir, 13 orang

siswa kelas Terampil, dan 18 orang siswa kelas Menengah. Berikut

merupakan daftar tabel siswa tingkat Menengah, Terampil, dan Mahir

(22)

2 Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Nama Siswa Kelas/ Tingkatan

1 Rindhu Cantika A. Mahir 2 Tiana Rosyatillah S. Mahir 3 Alifa Zana Nursyaima Mahir 4 Dina Agustin Mahir 5 Elmida Ajeng Sekar A. Mahir 6 Ghaida Reva Dachi Mahir 18 Meiva Devira Firzee Terampil 19 Nafisha Zahra R. P. Terampil 20 Neza Salsa Fadilla Terampil 28 Chika Yacko Putri W. Menengah 29 Diah PitaKomalasari Menengah

(23)

3 Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sampel

Menurut Sukardi (2005:54), sebagian dari jumlah populasi yang

dipilih untuk sumber data tersebut disebut sampel atau cuplikan. Dengan

kata lain, sampel adalah bagian dari populasi. Syarat yang harus

diperhatikan saat mengambil sampling adalah jumlah sampel yang

mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus mewakili (Sukardi,

2005:54). Berikut adalah gambar hubungan antara populasi dan sampel

pada buku milik Sukardi halaman 54.

Bagan 2 : Hubungan antara populasi dan sampel (Sukardi. 2005 :54)

Dilihat dari bagan tesebut, keterkaitan antara populasi dan sampel

sangat kuat dalam penelitian (simbiosis mutualisme). Dalam memilih

sampel, perlu dilakukan dengan teknik sampling yang baik untuk

kebutuhan penelitian.

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif (Margono, 2003:125).

Oleh karena itu, dalam menentukan sampling, peneliti

mempertimbangkan kedua syarat di atas. Teknik sampling yang digunakan

yakni dengan memilih sampel dengan teknik bertujuan (non random

sampling/non probabilitas) atau biasa disebut purposive sampling, yakni

sebuah teknik sampling yang berdasarkan pertimbangan profesionalitas

yang dimiliki peneliti (Sukardi, 2005:64).

Sampel

Hasil Temuan

(24)

4 Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel yang akan diambil adalah siswa tingkat menengah

Padepokan Surya Medal Putera Wirahma yang berjumlah 22 orang. Alasan

peneliti mengambil tingkat menengah, karena setelah melakukan observasi

awal, permasalahan terbanyak mengenai kesalahan teknik gerak ada pada

siswa tingkat menengah, padahal siswa tingkat menengah cukup aktif dan

semangat dalam menerima materi tari. Khawatir apabila tidak dibenahi

dari tingkat menengah untuk selanjutnya akan sulit untuk dibenahi,karena

permasalahan teknik gerak merupakan pondasi awal untuk dapat menari

dengan baik.

B. Desain Penelitian

Suatu penelitian membutuhkan sebuah rancangan penelitian yang

biasa disebut desain penelitian. Desain penelitian ini berisi langkah-langkah

penelitian di mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan

penelitian.

Menurut Sukardi (2005:183), desain penelitian memiliki dua arti

yakni secara sempit dan secara luas. Secara luas, desain penelitian adalah

semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan

penelitian. Adapun secara sempit, desain penelitian adalah penggambaran

secara jelas tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan anailis

data, sehingga dengan adanya desain yang baik, maka peneliti maupun

orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana

keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian dan apa yang

hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian.

Menurut Campbel dan Stanley (1966) dalam buku Sukardi (2005 :

184-187), ada 12 model desain penelitian yang terbagi ke dalam tiga kelompok

besar desain dalam penelitian, yakni praeksperimen, eksperimen, dan

eksperimen semu (quasi eksperimen).

1. PRA EKSPERIMEN

Desain 1 : Praeksperimen

(25)

5 Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. EKSPERIMEN

Desain 3 : Post tes Hanya Grup Kontrol dengan Random subjek

(Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design)

Desain 4 : Memasangkan Subjek Hanya Postes Secara Random

(Randomized Matched Subjects Posttes Only)

Desain 5 : Subjek Random Desain Pretes-Postes Grup (Randomized

Subjects, Pretest-Posttest Control Group Design)

Desain 6 : Desain Tiga Grup Salomon (Salomon Three Group

Design)

Desain 7 : Desain Empat Grup Salomon (Salomon Four Group

Design)

Desain 8 : Faktorial Sederhana (Simple Factorial Design)

3.EKSPERIMEN SEMU

Desain 9 : Pretes-postes Grup Kontrol Tidak Random

(Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design)

Desain 10 : Pengaruh Imbangan (Counter Balanced Design)

Desain 11 : Satu Grup Time Seri (One Grup Time Series Design)

Desain 12 : Grup Kontrol Time Series (Control Group Time Series

Design)

Pada penelitian ini, peneliti melakukan eksperimen semu dengan

One Group Time Series Design yakni sebuah desain dengan tidak ada grup

kontrol pembanding, yang dibandingkan hanya kondisi awal dengan hasil

penelitian saja.

Ket : Y = Variabel Terikat

X = Variabel Bebas (Treatment)

Besarnya pengaruh treatment adalah :

Y1 Y2 Y3 Y4 X Y5 Y6 Y7 Y8

(26)

6 Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian

Menurut Rina WS dalam blognya yang berjudul “Pengertian

Metode dan Metodologi Penelitian”, metode penelitian adalah sekumpulan

peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin

ilmu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Seperti

dalam buku Sukardi (2005 : 179), metode eksperimen merupakan metode

penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan

dengan baik, maka dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan

dengan hubungan sebab akibat (Causal-effect Relationship). Klasifikasi

penelitian dilihat berdasarkan tujuan dan aspek metode, penelitian ini

termasuk ke dalam penelitian terapan. Jenis penelitiannya menggunakan

eksperimen semu (quasi eksperimen). Pendekatan yang dilakukan memakai

pendekatan kuantitatif. Metode eksperimen menggunakan dua variabel, yakni

variabel bebas dan variabel terikat, karena adanya faktor yang mempengaruhi

dan yang dipengaruhi. Disebut kuasi eksperimen karena penelitian ini tidak

membandingkan, hanya melakukan treatment atau perlakuan kepada sampel

penelitian.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran, peneliti akan mendeskripsikan arti

dan batasan-batasan istilah dari judul penelitian berdasarkan pertimbangan

dari kamus besar Bahasa Indonesia yakni sebagai berikut.

1. Tari Kawit, merupakan sebuah tarian yang khusus diciptakan untuk para

penari pemula.

2. Kemampuan Teknik Gerak, adalah ukuran kesanggupan seseorang dalam

cara mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan bergerak dalam ruang

lingkup seni tari.

3. Siswa Tingkat Menengah adalah murid yang berada dalam tahap

Menengah yang berarti tingkatan kelas disebuah sanggar yang berarti kelas

(27)

7 Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Padepokan Surya Medal Putera Wirahma, merupakan nama sebuah

perkumpulan yang didalamnya terdapat kegiatan seni dan budaya

khususnya seni tari.

Kesimpulannya, arti dari judul tersebut di atas adalah penerapan

sebuah materi tari yang bertujuan untuk merubah cara murid melakukan

gerak atau untuk meningkatkan kemampuan menari khususnya pada teknik

menari siswa tingkat menengah di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

dengan cara menerapkan sebuah tarian dasar atau pemula yakni tari Kawit.

E. Instrumen Penelitian

Pada hakikatnya penelitian merupakan kegiatan meneliti suatu gejala

yang diukur dengan alat ukur yang sesuai dengan kebutuhan pengkajian.

Dalam buku Sukardi yang berjudul Metodologi Penelitian, Gay mengatakan

bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat

mengukur apa yang hendak diukur (2005:121). Menurut Sukardi (2005 :134),

instrumen sebagai alat pengumpul data penelitian perlu memenuhi dua

persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Validitas instrumen penelitian

adalah derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang

hendak diukur. Adapun reliabel adalah konsistensi.

Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai reliabilitas yang

tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten. Artinya,

instrumen adalah alat pengukur data yang harus memiliki syarat yaitu valid

dan reliabel. Maka dari itu, Intrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Observasi, Wawancara, dan Studi Dokumentasi. Peneliti

membuat pedoman-pedoman penelitian untuk mempermudah jalannya

penelitian, yang mengacu kepada rumusan masalah dan tujuan penelitian.

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan melihat objek yang akan diteliti yang

(28)

8 Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam senuah penelitian. Instrumen observasi dilakukan dengan

mengambil informasi yang hendak di ambil berupa kondisi/ fakta, tingkah

laku dan hasil kerja responden dalam suatu situasi. Dalam penelitian ini,

peneliti akan melakukan observasi di Padepokan Surya Medal Putera

Wirahma yang berisi tentang pemahaman ruang, pengolahan tenaga dan

pemahaman mengenai waktu dalam kemampuan menari serta materi,

metode dan fasilitas yang digunakan. Untuk mempermudah pengumpulan

data, maka peneliti menuliskan alat bantu berupa buku catatan dan

sebelumnya membuat sebuah pedoman observasi untuk memudahkan

proses kegiatan observasi. Observasi ini dilakukan sebelum dan selama

penelitian berlangsung dengan pedoman sebagai berikut.

a) Pra Penelitian

i. Pedoman Observasi I, dilakukan dengan mengobservasi populasi

siswa Padepokan Surya Medal Putera Wirahma.

I II III IV V No.

JUMLAH RATA-RATA (X)

Teknik Gerak yang di Observasi

Rata-Rata Jumlah

Kelas Nama Siswa

Tabel 3 : Lembar Observasi I

Keterangan:

I. Indikator Teknik Gerak Kepala

(29)

9 Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.

 Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.

 Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.

II. Indikator Teknik Gerak Tangan

Siswa dapat melakukan gerak sembada. Siswa dapat melakukan gerak ukel. Siswa dapat melakukan gerak lontang. Penilaian :

 Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.

 Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.

 Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.

III. Indikator Teknik Gerak Kaki

Siswa dapat melakukan gerak rengkuh. Siswa dapat melakukan gerak adeg-adeg. Siswa dapat melakukan gerak reundeuk. Siswa dapat melakukan gerak eundeuk. Siswa dapat melakukan gerak nirilik. Siswa dapat melakukan gerak keupat. Siswa dapat melakukan gerak mincid. Penilaian :

 Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tujuh indikator.

(30)

10 Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.

IV. Indikator Teknik Gerak Badan

Siswa dapat melakukan gerak ajeg. Siswa dapat melakukan gerak doyong. Siswa dapat melakukan gerak galeong. Penilaian :

 Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.

 Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.

 Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.

V. Indikator Teknik Gerak Mengolah Soder

Siswa dapat melakukan gerak Ngayap Soder. Siswa dapat melakukan gerak Seblak soder. Siswa dapat melakukan gerak tumpang soder. Siswa dapat melakukan gerak udar soder. Penilaian :

 Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai empat indikator.

 Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua/tiga indikator.

(31)

11 Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii. Pedoman Observasi II, dilakukan dengan mengobservasi pengurus/

anggota padepokan, fasilitas belajar, dan materi ajar.

Tabel 5 : Pedoman Observasi II

No. Hal yang diobservasi Ada * Tidak Ada* Keterangan

1. Struktur pengurus/

Organisasi pengurus

2. Fasilitas Belajar

- Tape / CD Player

- Kaset

- Buku

- Properti (Selendang)

3. Materi ajar

- Tari Sunda Klasik

- Tari Kreasi Baru

- Tari Nusantara

- Tari Wayang

- Tari Keurseus

- Tari Topeng

4. Proses Belajar Mengajar

5. Sistem Evaluasi

Tabel 4 : Lembar Observasi II

Keterangan : Lembar observasi II ini diisi dengan cara; yang ditandai

tanda bintang (*) di checklist (√) sesuai dengan hal yang

diobservasi.

b) Pelaksanaan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian, observasi dilakukan dengan

melakukan tes praktek kepada siswa sebanyak 8 kali dan dilakukan

sebelum treatment dan sesudah treatment. Observasi dilakukan dengan

cara melihat,mengamati, mencatat hasil observasi di tabel penilaian di

(32)

12 Dini Oktavia, 2014

Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

Tabel 5 : Tabel Penilaian Pra Treatment

Keterangan:

I. Indikator Teknik Gerak Kepala

Siswa dapat melakukan gerak gilek. Siswa dapat melakukan gerak Godeg. Siswa dapat melakukan gerak ileug. Penilaian :

II. Indikator Teknik Gerak Tangan

(33)

13

Siswa dapat melakukan gerak lontang. Penilaian :

 Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.

 Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.

 Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.

III. Indikator Teknik Gerak Kaki

Siswa dapat melakukan gerak rengkuh. Siswa dapat melakukan gerak adeg-adeg. Siswa dapat melakukan gerak reundeuk. Siswa dapat melakukan gerak eundeuk. Siswa dapat melakukan gerak nirilik. Siswa dapat melakukan gerak keupat. Siswa dapat melakukan gerak mincid. Penilaian :

 Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tujuh indikator.

 Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai empat indikator.

 Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.

IV. Indikator Teknik Gerak Badan

Siswa dapat melakukan gerak ajeg. Siswa dapat melakukan gerak doyong. Siswa dapat melakukan gerak galeong. Penilaian :

(34)

14

 Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.

 Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.

V. Indikator Teknik Gerak Badan

(35)

15

Tabel 6 : Tabel Penilaian Pasca Treatment

Keterangan:

I. Indikator Teknik Gerak Kepala

Siswa dapat melakukan gerak gilek. Siswa dapat melakukan gerak Godeg. Siswa dapat melakukan gerak ileug. Penilaian :

 Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.

 Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.

 Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.

II. Indikator Teknik Gerak Tangan

Siswa dapat melakukan gerak sembada. Siswa dapat melakukan gerak ukel. Siswa dapat melakukan gerak lontang. Penilaian :

 Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.

 Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.

 Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.

III. Indikator Teknik Gerak Kaki

(36)

16

Siswa dapat melakukan gerak mincid. Penilaian :

 Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tujuh indikator.

 Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai empat indikator.

 Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.

IV. Indikator Teknik Gerak Badan

Siswa dapat melakukan gerak ajeg. Siswa dapat melakukan gerak doyong. Siswa dapat melakukan gerak galeong. Penilaian :

 Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.

 Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.

 Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.

V. Indikator Teknik Gerak Badan

Siswa dapat melakukan gerak Ngayap Soder. Siswa dapat melakukan gerak Seblak soder. Siswa dapat melakukan gerak tumpang soder. Siswa dapat melakukan gerak udar soder. Penilaian :

 Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai empat indikator.

 Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua/tiga indikator.

(37)

17

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini dibuat untuk menggali informasi mengenai sistem

manajemen pembelajaran sanggar, pembelajaran tari di sanggar, keluhan, dan sebagainya.

Wawancara ini dilakukan kepada dua narasumber, yakni diajukan kepada pelatih dan

kepada salah satu siswa Padepokan. Tujuannya untuk menggali informasi mengenai

pembelajaran tari di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma mengenai pemahaman

gerak, ilmu tari, dan sebagainya.

Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan teknik kombinasi, yakni gabungan

dari wawancara terstruktur dan wawancara bebas. Dalam artian pada kegiatan wawancara

ini, peneliti sebelumnya membuat sebuah draft yang berisi beberapa pertanyaan yang akan

diajukan kemudian kepada narasumber. Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang akan

dijadikan sebagi pedoman wawancara bagi peneliti, selain menggunakan metode

wawancara bebas.

Penelitian ini melakukan kegiatan wawancara kepada dua orang narasumber.

Wawancara I diajukan kepada Wawan Gunawan sebagai pelatih Padepokan Surya Medal

untuk menggali informasi mengenai pembelajaran di sanggar, seperti materi apa saja yang

diberikan, bagaimana tingkat ketercapaian gerak dalam suatu tarian, bagaimana proses

transfer geraknya, bagaimana siswa menerima gerak, serta kendala apa saja yang terjadi

selama proses pembelajaran berlangsung, dengan pedoman Wawancara sebagai berikut.

Untuk wawancara II diajukan kepada salah satu siswa tingkat Menengah di

Padepokan Surya Medal Putera Wirahma yakni Tri Lisdiawati. Wawancara II ini diajukan

untuk menggali informasi mengenai bagaimana siswa memahami materi, bagaimana siswa

menerima materi gerak, kendala apa saja yang dihadapi, dan sebagainya.

3. Pedoman Studi Dokumentasi

Pedoman ini diaksanakan dengan ruang lingkup untuk mengetahui latar belakang

siswa mengenai kegiatan dan prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

1) Absensi siswa, untuk mengetahui nama-nama siswa per-kelas, dan untuk merekapitulasi

kehadiran siswa.

(38)

18

3) Video dan foto, untuk mengetahui pengalaman menari siswa di Padepokan Surya Medal

Putera Wirahma.

4) Sertifikat, untuk mengetahui pengalaman kejuaraan siswa di luar Padepokan Surya

Medal Putera Wirahma.

F. Variabel Penelitian

Bagan 3 : Variabel Penelitian

Dalam tabel diatas dijelaskan bahwa Variabel bebasnya yaitu Penerapan Tari Kawit.

Tari Kawit disini berperan sebagai media untuk mengubah kebiasaan pembelajaran tari

seseorang menjadi lebih baik. Variabel bebas (Independent Variable) adalah perlakuan

(treatment) atau prediktor yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Dan pada Variabel Terikat atau kriterium dalam penelitian ini adalah kemampuan

teknik gerak, karena tujuan penelitian ini untuk mempengaruhi kemampuan teknik gerak

siswa tingkat Menengah dengan menerapkan tari Kawit. Variabel terikat (Dependent

Variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan untuk

memperoleh data yang objektif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan tiga teknik, yakni observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian, S. Margono menjelaskan

bahwa Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian. Artnya kegiatan observasi

dalam penelitian adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan adanya

kegiatan meneliti, melihat, mengukur, membandingkan dan sebagainya untuk

Variabel X

Pe erapa Tari Kawit

Variabel Y

(39)

19

mendapatkan data yang objektif. Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data

dengan melakukan observasi I, dan observasi II, yang dirinci seperti di bawah ini.

i. Observasi I

Observasi I dilakukan dengan mengobservasi siswa Padepokan Surya Medal

Putera Wirahma mengenai kemampuan aspek wiraga siswa dalam pembelajaran tari di

sanggar tersebut. Observasi I dilakukan sebelum penelitian dimulai, tepatnya pada

tanggal 9 Maret 2014, dan hanya dilakukan 1 hari. Observasi ini dilakukan dengan

metode observasi terbuka, dengan arti peneliti berada ditengah kegiatan responden,

responden mengetahui kegiatan peneliti yang sedang mengobservasi secara langsung,

sehingga ada interaksi antara peneliti dan responden secara wajar.

ii. Observasi II

Observasi II dilakukan dengan mengobservasi pengurus/ anggota padepokan,

fasilitas belajar, dan materi ajar. Sama seperti observasi I, observasi II pun dilakukan

sebelum penelitian dimulai, tepatnya pada tanggal 9 Maret 2014, dan hanya dilakukan

1 hari. Observasi ke II ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi langsung/

terbuka, artinya peneliti melakukan pengambilan data langsung pada saat kegiatan

responden berlangsung.

Pada observasi I yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi/

penelitian terhadap siswa yang ada di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma.

Observasi I ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan siswa

melakukan gerak dan kemampuan siswa dalam menerima materi gerak.

Pada observasi II yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi/

penelitian terhadap pengurus padepokan, fasilitas, dan materi ajar untuk keperluan

treatment / kegiatan pembelajaran / hasil pembelajaran selama belajar tari di

Padepokan Surya Medal Putera Wirahma.

2. Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada

pelatih, siswa, dan pencipta Tari Kawit sendiri. Teknik wawancara dilakukan sebelum

dan sesudah melakukan penelitian. Teknik yang dilakukan sebelum penelitian yakni

(40)

20

dilakukan sesudah penelitian hanya dilakukan kepada siswa dan pelatih. Wawancara yang

dilakukan menggunakan metode wawancara kombinasi, yaitu teknik pengumpulan data

dengan menggabungkan metode wawancara terstruktur dan wawancara bebas, artinya

terjadi kombinasi dari kedua metode tersebut. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh

data mengenai hal-hal yang menyangkut kemampuan menari siswa, prestasi siswa,

metode yang digunakan, dan keilmuan mengenai kepenarian, khususnya ilmu mengenai

teknik gerak.

3. Studi Dokumentasi

Teknik ini dilakukan sebelum kegiatan penelitian berlangsung, dengan cara

peneliti mengumpulkan arsip/ dokumentasi sanggar dan siswa mengenai prestasi,

data-data siswa, dan video apabila ada. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tracking

siswa selama berlatih di Padepokan, apakah dengan kemampuan yang belum benar dalam

teknik geraknya sudah dapat meraih prestasi, dalam ruang lingkup sanggar maupun di

event-event pasanggiri.Tujuan studi dokumentasi yaitu untuk mendapatkan informasi

yakni mempelajari data siswa, prestasi-prestasi siswa, dan video yang berkaitan dengan

kemampuan menari siswa. Pada studi dokumentasi ini, siswa mengacu kepada sumber

dokumentasi resmi (dokumen primer dan sekunder) yang berupa surat keputusan, surat

bukti kegiatan dan sebagainya, dan dokumentasi tidak resmi seperti catatan pribadi, foto

(41)

21

H. Langkah-Langkah Penelitian

Dalam melakukan penelitian, tentunya ada langkah-langkah yang harus dilakukan

peneliti dimulai dari persiapan penelitian hingga pelaksanaan penelitian. Berikut ini

merupakan langkah-langkah menurut Tjutju Soendari salah satu mahasiswa Jurusan PLB

FIP UPI Bandung.

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN EKSPERIMEN

1. Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalahPenelitian 2. Mengidentifikasi dan membatasi masalah

3. Merumuskan hipotesis

4. Menyusun rencana secara lengkap dan operasional,meliputi: - Menentukan variabel bebas & terikat

- Memilih desain yang digunakan - Menentukan sampel

- Menyusun alat

- Membuat outline prosedur pengumpulan data - Merumuskan hipotesis statistik

5. Melaksanakan eksperimen

6. Menyusun data untuk memudahkan pengolahan

7. Menentukan taraf signifikansi yang akandigunakan dalam menguji hipotesis

8. Mengolah data dengan metode statistika(menguji hipotesis berdasarkan data yangterkumpul)

(42)

22

Adapun gambaran tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bagan 3 : Tahapan Penelitian Persiapan

Penelitian Observasi

awal

Pelaksanaan Penelitian

Pre-Test : Tes Tari Putri Sunda

Klasik Y1

Y2

Y3

Y4

Treatment : Penerapan Tari Kawit

Post-test : Tes Tari Putri Sunda

Klasik Y5

Y6

Y7

Y8

Pengolahan Data

Penyusunan Laporan

Identifikasi

Studi Literatur

Menyusun Rencana Penelitian

Desain Penelitian

Instrumen

(43)

23

1. Persiapan Penelitian

a. Identifikasi masalah

Peneliti mengidentifikasi masalah penelitian yang selanjutnya peneliti

merumuskan masalah penelitian.

b. Studi Literatur

Melakukan studi literatur dari berbagai sumber, merumuskan hipotesis

penelitian, membuat definisi operasional, dan variabel penelitian dari permasalahan

yang telah diidentifikasi. Lalu peneliti menentukan lokasi, populasi, dan sampel

penelitian.

c. Menyusun rencana penelitian, meliputi:

-Membuat desain penelitian

Peneliti membuat desain penelitian dengan cara memilih desain yang akan

dipakai dalam penelitian yang akan diteliti, Desain Praeksperimen atau Eksperimen

Semu.

-Menyusun instrumen penelitian

Peneliti menyusun instrumen/ alat pengumpul data apa saja akan

digunakan selama penelitian berlangsung, yang tentu saja akan dijadikan pedoman

penelitian untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan.

-Membuat outline prosedur teknik pengumpulan data

Peneliti membuat draft / deskripsi tata cara pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Melaksanakan Eksperimen

Pada penelitian ini, pertama peneliti melakukan tes kepada sampel yang

diulang sebanyak empat kali(Y1, Y2, Y3, Y4), setelah itu sampel diberi treatment (X)

yaitu menerapkan tari Kawit yang diawali dengan melakukan olah tubuh. Setelah

(44)

24

sebanyak empat kali (Y5, Y6, Y7, Y8) untuk mengetahui hasil akhir dan untuk menguji

hipotesis berhasil atau tidaknya penelitian tersebut. Tes ini dilakukan ketika penelitian

berlangsung, yakni setelah observasi awal dilakukan. Tes yang dilakukan adalah siswa

menarikan tari putri klasik Sunda, yakni tari Sekar Putri. Tari Sekar Putri ini diambil

karena merupakan salah satu tari bentuk yang dianggap tari dasar, dan tari Sekar Putri

merupakan materi tari yang dipelajari di sanggar tersebut. Sekaitan dengan itu, tari

Sekar Putri sebagian gerak tarinya dapat diolah dan dikuatkan teknik geraknya di tari

Kawit. Selain itu, ada beberapa gerak tari Kawit yang ada di tari Sekat Putri.

Berikut adalah rencana penelitian yang akan dilakukan sebanyak 12 kali

pertemuan.

 Pertemuan 1-4 : Sampel menarikan tari putri klasik Sunda (tari Sekar Putri). Peneliti melakukan kegiatan mengamati, mencatat hasil pengamatan wiraga

khususnya menilai teknik gerak kepala, tangan, kaki, badan, dan pengolahan soder

kepada siswa tingkat menengah berdasarkan indikator pencapaian yang telah dibuat

peneliti. Pada pertemuan ini dimaksudkan untuk menemukan kesulitan kemampuan

teknik gerak pada tari putri klasik Sunda (Sekar Putri).

 Pertemuan 5-8 : Peneliti melakukan treatment (X) kepada siswa tingkat Menengah yakni melakukan penerapan Tari Kawit sebanyak empat kali pertemuan dengan tujuan

untuk meningkatkan kemampuan teknik gerak, dengan rincian kegiatan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil pre-test, ditentukan fokus treatment lebih kepada teknik beberapa

gerak

pokok dan gerak peralihan pada tari putri tersebut. Seperti pada gerak pokok gilek

angka delapan, keupat rineka, nindak tilu, samburan, sumpelan, keupat, dan landean.

Pada gerak peralihannya seperti pada gerak ukel, dan trisik. Seluruh gerak kepala,

(45)

25

Pertemuan Sampel Treatment

5 Grup - Olah tubuh

- Latihan Teknik Gerak Tari (Lagu Keprok,

Lagu Ayun Ambing, Lagu Ngala Papatong,

Lagu Tonggeret, Lagu Heulang, dan Lagu

Anjing)

- Latihan tari dasar “Tari Kawit”

6 Grup - Olah tubuh

- Latihan Teknik Gerak Tari (Lagu Keprok,

Lagu Ayun Ambing, Lagu Ngala Papatong,

Lagu Tonggeret, Lagu Heulang, dan Lagu

Anjing)

- Latihan tari dasar “Tari Kawit”

7 Grup - Olah tubuh

- Latihan Teknik Gerak Tari (Lagu Keprok,

Lagu Ayun Ambing, Lagu Ngala Papatong,

Lagu Tonggeret, Lagu Heulang, dan Lagu

Anjing)

- Latihan tari dasar “Tari Kawit”

8 Grup - Olah tubuh

- Latihan Teknik Gerak Tari (Lagu Keprok,

Lagu Ayun Ambing, Lagu Ngala Papatong,

Lagu Tonggeret, Lagu Heulang, dan Lagu

Anjing)

- Latihan tari dasar “Tari Kawit”

Tabel 7 : Tabel Treatment

 Pertemuan 9-12 : Peneliti melakukan tes kembali dengan cara siswa tingkat Menengah kembali menarikan tari putri klasik Sunda (tari Sekar Putri), dan peneliti

kembali melihat, mengamati, menilai hasil menari dengan mengamati kembali indikator

Gambar

Tabel 18  : Data Y5 ……………………………………………………….   101
Tabel 2 : Data Populasi Penelitian
Tabel 3 : Lembar Observasi I
Tabel 4 : Lembar Observasi II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pande, Neuman, Robert P.,Cavanagh, Roland R. The

[r]

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Hardware Istana Plaza Bandung yang memiliki skor paling rendah adalah. komunikasi dua arah antara pelanggan khususnya pemegang kartu

SRI DORA SARAGIH : Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L.) Terhadap Aplikasi Pupuk Hayati dan Tepung Cangkang Telur oleh YAYA HASANAH dan EVA

Penulisan ilmiah ini akan membahas tentang pembuatan aplikasi raport on-line berbasis web menggunakan php, MySql dan dreamweaver 2004 MX yang diharapkan bisa berfungsi sebagai

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan. Program Studi

Aplikasi Persediaan Suku cadang adalah aplikasi persediaan yang berfungsi untuk mempermudah pihak bengkel motor dalam melakukan pengawasan persediaan, dan mengetahui laporan setiap