• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PROGRAM PENYETARAAN SI DALAM JABATAN DI FKIP UNIVERSITAS BENGKULU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PROGRAM PENYETARAAN SI DALAM JABATAN DI FKIP UNIVERSITAS BENGKULU."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PROGRAM

PENYETARAAN SI DALAM JABATAN

DI FKIP UNTVERSITAS BENGKULU

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gdar Magister Pendidikan

Bidang Stndi Administrasi Pendidikan

Oleh:

A S R O R I NIM: 959648

PROGRAM PASCASARJANA

INSTTTUT KEGURUAN DANILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

(2)

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH:

Prof.Dr.H. Achmad Sanusi,SH,MPA

Pembimbing I

Dr.H. Djam'an Satori, M.A.

(3)

DISETUJUI OLEH :

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana IKIP Bandung

(4)

ABSTRAK

Efektivitas Pengelolaan

Program Penyetaraan SI Dalam Jabatan Di FKIP Universitas Bengkulu

Oleh : Asrori

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis pengelolaan Program Penyetaraan SI Dalam

Jabatan yang dilaksanakan di FKIP Universitas

Bengkulu. Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis

tersebut akan diketahui efektivitas pengelolaan program penyetaraan dimaksud.

Untuk memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam terhadap masalah tersebut, penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan yang dijadikan sumber informasi adalah : (1) Dekan FKIP

Universitas Bengkulu, (2) Pembantu Dekan FKIP

Universitas Bengkulu, (3) Kabid. Dikmenum Kanwil.

Depdikbud Propinsi Bengkulu, (4) Ketua Program Studi,

(5) Pengelola Program, (6) Mahasiswa peserta program penyetaraan.

Hasil penelitian menunjukan pengelolaan Program Penyetaraan SI Dalam Jabatan pada FKIP Universitas

Bengkulu berjalan cukup efektif. Hal ini dapat

dilihat dari : (1) Tingkat ketercapaian tuouan; (2)

Pendayagunaan sumber daya baik yang ada di FKIP Universitas Bengkulu mapun yang berada di Kanwil

Dekdikbud Propinsi Bengkulu; (3) Tingkat kepuasan

individu yang terlibat didalam kegiatan tersebut.

Berdasarkan temuan penelitian, diajukan beberapa saran sebagai berikut :

(5)

Pertama : Pimpinan FKIP Universitas Bengkulu yang berfungsi sebagai penanggung jawab kegiatan diharapkan agar , (1) membuat struktur organisasi

pengelola secara baku, (2) meningkatkan koordinasi maupun komunikasi dengan segenap unsur pengelola program maupun dengan instansi terkait lainnya, (3)

mengupayakan agar pendanaan berjalan secara lancar dan menggali sumber-sumber pendanaan lainnya, (4)

mengkaji kemungkinan dibukanya kelas jauh guna

menampung peserta yang bertugas sangat jauh dari

LPTK.

Kedua : Untuk mengetahui kualitas lulusan program penyetaraan ini, diharapkan Kanwil Depdikbud Propinsi Bengkulu bekerja sama dengan FKIP Universitas Bengkulu mengadakan penelitian tentang kinerja lulusan paling tidak setahun setelah mereka bertugas.

Ketiga : Agar kegiatan belajar mengajar bisa

terlaksananya dengan baik, kepada Pimpinan Proyek PGSM di Jakarta diharapkan agar masalah pendanaan dapat dicairkan secara tepat waktu sesuai dengan kalender akademik yang berlaku di Universitas Bengkulu.

(6)

DAFTAR ISI

Hal.

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Abstrak i

Kata Pengantar ii

Ucapan Terima Kasih iii

Daftar Isi iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Permasalahan 7

1. Identifikasi Masalah 7

2. Rumusan Masalah 7

3. Pertanyaan Penelitian 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .... 9

1. Tujuan Penelitian 9

2. Kegunaan Penelitian 10

D. Kerangka Pikir dan Ruang Lingkup

Penelitian 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pembinaan Profesional Guru 15 B. Konsep Dasar Efektivitas ;.. 19 1. Pengertian Efektivitas 19 2. Kriteria Efektivitas Pengembangan

Guru 25

3. Efektivitas Pengelolaan Program 29

'4. Konsep Dasar Koordinasi 35

C. Konsep Pengembangan Personil 40

D. Hasil Penelitian Terdahulu 42

E. Asumsi 46

(7)

BAB III PROSEDURE PENELITIAN

A. Metode Penelitian 48

B. Unit Analisa dan Sumber Data 51

C. Tehnik Pengumpulan Data 52

D. Pelaksanaan Penelitian 53

E. Cara Memperoleh Keabsahan Hasil

Penelitian . . . 57

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian 62

1. Koordinasi dan kerja sama antar

Instansi terkait 62

a. Landasan hukum Program Penyeta

raan SI 64

b. Kinerja yang ditampilkan oleh

Instansi terkait 67

2. Kriteria Efektivitas program 85 a. Menurut pengelola program 85 b. Menurut staf pengajar 88

c. Menurut mahasiswa 91

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Efektivitas '. . . . 92

a. Faktor internal 92

b. Faktor eksternal 94

B. Pembahasan Hasil Penelitian 95

1. Koordinasi dan kerja sama antar

Instansi 96

2. Kriteria Efektivitas program 100 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

lOfci

1. Koordinasi dan kerja dan kerja

sama 109

2. Keberhasilan yang dicapai 113 3. Faktor yang mempengaruhi Efek

tivitas .- - - 118

B. Saran-Saran 113

1. Kepada pihak Internal 119 2. Kepada pihak Eksternal 120

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

GBHN Tahun 1993 mengatakan, bahwa pembangunan jangka panjang kedua bertujuan mewujudkan bangsa yang

maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan bathin sebagai landasan bagi tercapainya tahap pembangunan

berikutnya dalam rangkamenuju masyarakat adil dan

makmur dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah menetapkan

sasaran umum pembangunan nasional,yakni terciptanya

kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia

yang maju dan mandiri dalam suasana tenteram dan sejahtera lahir bathin, dengan titik berat

pembangunan pada bidang ekonomi, yang merupakan

penggerak utama pembangunan seiring dengan kualitas

sumber daya manusia.

Paparan di atas memperlihatkan besarnya

perhatian pemerintah dalam menangani sumber daya

manusia, karena tidak dapat dipungkiri lagi bahwa

saat ini manusia dengan segenap potensinya merupakan

suatu kekayaan yang dapat dimanfaatkan terus menerus

dan tidak akan habis seperti halnya sumber daya alam. Berangkat dari pemikiran tersebut maka potensi yang

(10)

dikem-2

bangkan untuk nantinya disumbangkan bagi pembangunan

yang sedang dilaksanakan saat kini demi mewujudkan

masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur

dalam keadilan. Maka tidaklah berlebihan bila ada

pendapat yang mengatakan bahwa keberhasilan pem

bangunan itu sangat ditentukan oleh faktor manusia

dan manusia yang menentukan keberhasilan ini haruslah

manusia yang mempunyai kemampuan membangun (Fakry

Gaffar,1987:2). Walaupun pada saat ini titik berat

pembangunan diletakkan pada sektor ekonomi, akan

tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kunci keberha

silan dan kemajuan ekonomi tersebut sangat ditentukan

oleh faktor manusia tanpa mengenyampingkan

faktor-faktor lainnya. Selanjutnya Fakry Gaffar (1987:6)

mengemukakan bahwa manusia yang dimaksudkan itu

adalah manusia yang berkualitas dalam arti ber-pengetahuan, terampil, berdisiplin, mempunyai daya

juang yang tinggi yang memungkinkan dia berkemampuan

untuk membanguan ekonomi dan berkemampuan untuk

memanfaatkan berbagai faktor pendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi selama ini dalam

kegiatan pembangunan yang terus melaju masih

dihinggapi kesenjangan fundamental, yaitu kesenjangan

yang terdapat pada manusia itu sendiri sebagai inti

pembangunan nasional yaitu kesenjangan atau krisis

(11)

3

Mutu sumber daya manusia Indonesia merupakan

kata kunci yang terdapat dalam Ketetapan MPR RI

No.II/MPR/1993 tentang GBHN dan Undang-Undang RI

Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Berbicara tentang pembangunan manusia

Indonesia, pada gilirannya akan sampai pada

kesimpulan bahwa peningkatan mutu pendidikan merupa kan upaya strategis dan kunci bagi keberhasilannya.

Mutu pendidikan mempunyai banyak dimensi, tetapi pada

akhirnya dimensi belajar dan mutu hasil belajar

merupakan ujung tombak mutu pendidikan (Achmad

Sanusi, 1990). Pandangan semacam itu menjadikan

ke-beradaan guru yang bermutu dalam jumlah yang cukup

dan peranan siswa dalam belajar merupakan tumpuan

upaya peningkatan mutu pendidikan. Tanpa mengurangi

kualitas kurikulum serta lingkungan sosial budaya,

guru merupakan faktor kunci keberhasilan upaya

memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan. Sebaik

apapun program yang dibuat kalau mutu gurunya tidak

mendapatkan perhatian yang cukup, maka akhirnya

program tinggal program sedangkan mutu tidak pernah

berubah. Kalau mutu pendidikan tidak berubah maka

mutu sumber daya manusianyapun tidak akan berubah.

Bila ini dibiarkan berlarut-larut maka niscaya bangsa

Indonesia akan ketinggalan oleh bangsa-bangsa lain

yang sudah menyadari akan pentingnya kualitas sumber

(12)

4

kesenjangan kualitas sumber daya manusia ini

merupakan faktor penghambat yang mengganggu jalannya

pembangunan, maka sangat tepat adanya bila sumber

daya manusia yang berkualitas dijadikan prasyarat

dalam pembangunan jangka panjang kedua.

Salah satu wahana yang sangat tepat untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut

ialah pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu

proses latihan dan pengembangan pengetahuan,

ketrampilan, pikiran, karakter dan sebagainya.

Apabila kita berbicara pendidikan maka keberadaan guru sebagai petugas paling depan dalam melaksanakan

program-program pendidikan tidaklah terbantahkan,

karena sebaik apapun program yang dibuat oleh

pemerintah bila gurunya tidak berkualitas maka

tidaklah berlebihan bila proram tersebut tidak akan

mencapai tujuan yang diinginkan. Bila kini pemerintah memandang bahwa mutu guru harus ditingkatkan maka hal

tersebut merupakan bagian dari peningkatan sumber

daya manusia.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, data

statistik persekolahan Depdikbud tahun 1992/1993 menunjukan bahwa di Indonesia masih terdapat 73,1%

guru SLTP dan 56,5 % guru SMU belum memiliki kualifikasi SI. Dalam rangka meningkatkan mutu tenaga

pengajar di sekolah-sekolah tersebut, mulai tahun

(13)

5

beasiswa Program Penyetaraan SI melalui pendidikan

dalam jabatan untuk berbagai bidang studi di 31 LPTK.

Beasiswa tersebut ditawarkan secara kompetitif kepada

semua guru SLTP dan SMU yang telah berijasah D3 serta berminat melanjutkan studinya ke program SI.

Propinsi Bengkulu sebagai sebuah propinsi yang relatif muda dan relatif tertinggal jika dibandingkan

dengan propinsi lainnya di daerah Sumatra berdasarkan

data yang ada, ternyata saat ini masih terdapat guru

yang mengajar di SLTP maupun SMU yang masih

ber-pendidikan Diploma 3. Pada tingkat SMU untuk berbagai

bidang studi yang saat ini berijazah Sarjana Muda dan

Diploma 3/Akta 3 tercatat 561 orang, sedangkan jumlah

guru tingkat SLTP yang berpendidikan Sarjana Muda dan

Diploma III berjumlah 641 orang. Program penyetaraan

itu sendiri mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualifikasi guru SLTP maupun SMU.

2. Meningkatkan mutu tenaga pengajar di

sekolah-sekolah SLTP maupun SMU

3. Memberikan bekal pengetahuan kepada tenaga pengajar di sekolah-sekolah SLTP maupun SMU agar

benar-benar menjadi tenaga profesional di bidang

pendidikan

4. Membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan

(14)

FKIP Universitas Bengkulu sebagai sebuah LPTK

yang berada di ibu kota Propinsi Bengkulu menjadi

salah satu dari sekian banyak LPTK yang diberi tugas untuk melaksanakan program tersebut. Tahun akademik

1996/1997 telah dibuka 9 bidang studi, yaitu: (1)

Biologi; (2) Fisika; (3) Kimia; (4) Matematika; (5)

Sejarah; (6) PPKN; (7) Bahasa Indonesia; (8) Bahasa

Inggris; dan (9) Ekonomi Akuntansi.

Sembilan bidang studi yang ditawarkan tersebut

diatas telah terisi oleh 284 pendaftar setelah

sebelumnya diseleksi terlebih dahulu oleh suatu Tim

yang khusus bertugas untuk itu. Adapun sebaran dari

ke 284 karya siswa tersebut adalah sebagai berikut :

No. Program Studi

1. : Biologi

2. Fisika 3. : Kimia

4. Matematika

5. Sejarah

6. : PPKN

7. Bahasa Indonesia 8. Bahasa Inggris

9. Ekonomi Akuntansi

Jumlah

Jumlah karya siswa

40 40 21 40 20 21 40 40

22

(15)

B. Permasalahan

1. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis melihat ada beberapa hal yang akan diangkat menjadi masalah yakni sebagai berikut: a. Kemajuan IPTEK menuntut guru untuk meningkatkan

kemampuan dirinya, sehingga mereka dapat selalu menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat cepat diera pembangunan seperti sekarang ini.

b. Guru-guru SLTP maupun SMU di Propinsi Bengkulu yang ingin meningkatkan kemampuannya terhadang oleh berbagai kendala seperti : (a) sulitnya membagi waktu antara melaksanakan tugasnya sebagai guru sekaligus mengikuti perkuliahan di beberapa PTS yang ada di Bengkulu; (b) faktor biaya yang dirasa masih sangat memberatkan; (c) faktor jarak tempuh yang relatif jauh dari tempat mereka bekerja ke LPTK terdekat; (d) kesulitan mencari program studi yang sesuai dengan disiplin ilmunya.

c. Peningkatan kualifikasi melalui Program Penye taraan SI Dalam Jabatan yang diadakan oleh Proyek PGSM Dirjendikti diharapkan dapat mengakomodir harapan para guru serta menjadi salah satu jalan keluar dari masalah yang dihadapi guru dilapangan sehingga mereka tanpa harus meninggalkan tugas pokoknya sebagai guru sekaligus juga dapat menambah ilmu pengetahuan melalui program penyetaraan tersebut.

2. Rumusan masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu meluas, maka perlu adanya pembatasan

masalah. Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk

(16)

8

sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Adapun masalah yang diharapkan dapat dijawab melalui serangkaian kegiatan penelitian nanti adalah difokuskan sebagai berikut: "Apakah Pelaksanaan

Program Penyetaraan SI Dalam Jabatan dalam rangka

meningkatkan Kualifikasi Guru-Guru SLTP Man SMU di

Propinsi Bengkulu sudah dilaksanakan secara

e f e k t i f ? "

3. Pertnnyaan penelitian

Permasalahan pokok di atas dapat dijabarkan

menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah koordinasi dan kerja sama antara FKIP Universitas Bengkulu dengan Kanwil Depdikbud Propinsi Bengkulu dalam melaksanakan Program Penyetaraan SI Dalam Jabatan di Propinsi Bengkulu?

a. Hal-hal apa saja yang menjadi landasan

terlaksananya Program Penyetaraan SI Dalam

Jabatan di FKIP Universitas Bengkulu?

b. Bagaimana kinerja yang ditampilkan oleh

FKIP Universitas Bengkulu dan Kanwil Depdikbud Propinsi Bengkulu dalam hal :(1)

Rekrutmen mahasiswa; (2) Pengorganisasian pengelolaan program; (3) Pengelolaan

(17)

9

2. Dengan adanya Program Penyetaraan SI Dalam

Jabatan yang dilaksanakan di FKIP Universitas

Bengkulu, keberhasilan seperti apa yang ingin

dicapai oleh :

a. Pengelola program penyetaraan

b. Staf pengajar penyetaraan

c. Mahasiswa peserta penyetaraan

3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi variasi

efektivitas pengelolaan Program Penyetaraan SI

Dalam Jabatan di FKIP Universitas Bengkulu baik

berupa :

1). Faktor internal

2). Faktor eksternal

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mendeskripsikan bagaimana koordinasi dan

kerjasama antara FKIP Universitas Bengkulu

dengan Kanwil Depdikbud Propinsi Bengkulu

didalam pengelolaan Program Penyetaraan SI

Dalam Jabatan di Propinsi Bengkulu.

b. Mengetahui sampai sejauhmana keberhasilan yang

ingin dicapai dalam pengelolaan Program

Penyetaraan SI Dalam Jabatan di FKIP

(18)

10

c. Mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

efektivitas pengelolaan Program Penyetaraan SI

Dalam Jabatan di FKIP Universitas Bengkulu.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk: a. Bahan masukan bagi FKIP Universitas Bengkulu

dan Kanwil Depdikbud Propinsi Bengkulu dalam

rangka memperbaiki kelemahan yang telah

terjadi selama program ini dilaksanakan serta sekaligus meningkatkan kerjasama dalam

berbagai program pendidikan.

b. Bahan referensi bagi para pengelola program,

terutama yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru.

c. Memperluas wawasan peneliti tentang bagaimana

suatu program yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan guru dapat dilaksanakan

secara efektif.

D. Kerangka Pikir dan Ruang Lingkup Penelitian

Kerangka penelitian ialah cara berpikir peneliti dalam memahami realitas objek yang

ditelitinya. Aspek realitas objek yang diteliti sangat ditentukan oleh konsepsi dasar yang dipilih

peneliti dalam bentuk kerangka pemikiran dan asumsi

yang dirumuskan peneliti. Beberapa asumsi yang

(19)

11

1. Efektivitas pengelolaan merupakan salah satu kunci

dari keberhasilan mencapai tujuan dari suatu

program yang sedang dilaksanakan. Ini sejalan

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Etzioni

(1982:12) bahwa :" Efektivitas organisasi diukur

dari

tingkat

sejauh mana

ia

berhasil

mencapai

tujuannya". Sedangkan Engkoswara (1987:42)

berpendapat bahwa dalam dunia pendidikan

efektivitas

dapat dilihat dari:

(a) masukan

yang

merata; (b) keluaran yang banyak dan bermutu

tinggi; (c) ilmu dan keluaran yang gayut dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun; (d) pendapatan tamatan atau luaran yang memadai.

2. Penataan sumber daya manusia (personil guru)

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

administrasi pendidikan. Kegiatan tersebut

meliputi:

kegiatan

merekrut,

mengembangkan,

memberi kompensasi, dan memotivasi guru supaya

berupaya

mencapai tujuan

pendidikan,

membimbing

guru agar berprestasi dalam bekerja, mengembangkan

karir guru secara maksimal dan menyelaraskan

tujuan individu dengan tujuan organisasi

(Castetter, 1981). Sedangkan Tilaar (1992)

berpendapat bahwa guru sebagai seorang pendidik

sangat memerlukan program pengayaan yang

berkelanjutan guna meningkatkan profesinya.

Selanjutnya

akan

digambarkan

ruang

lingkup

(20)

RUANG LINGKUP PENELITIAN

UUNo. 2/1989

PP 29/1990

PP 38/1992

I

TENAGA KEPENDIDIKAN

DAN PBNGBMBANGANNYA

12

/

KANWIL DEPDIKBUD

PROP. BENGKULU

PENGELOLAAN

PGSM

LPTK/

FKIP UMVERSITAS

BENGKULU

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN

PENYETARAAN SI DALAM

JABATAN

PENINGKATAN KUALIFIKASI

(21)

13

Ruang lingkup penelitian seperti yang

digambarkan pada bagan tersebut adalah mengacu kepada

Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistim

Pendidikan Nasional yang juga merupakan suatu

keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan

kegiatan pendidikan yang berkait satu dengan lainnya

untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan

nasional.

Sebagai pelaksanaan dari ketentuan pasal 16

Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistim

Pendidikan Nasional telah ditetapkan Peraturan

Pemerintah No. 29 Tahun 1990 yang mengatur Pendidikan

Menengah. Didalam pasal 13 Peraturan Pemerintah No.

29 Tahun 1990 tersebut, dibahas tentang pengadaan,

pendayagunaan, serta pengembangan tenaga

kependidikan.

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1992 sebagai

pelaksanaan dari Undang-Undang No. 2 Tahun 1989,

mengatur tentang tenaga kependidikan. Dalam pasal 29,

30, 31 dan 32, secara tegas diatur tentang

pengembangan kemampuan profesional tenaga kependidikan.

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, melalui

Bagian Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah,

menyediakan beasiswa Program Penyetaraan SI melalui

pendidikan dalam jabatan dalam berbagai bidang studi

diperuntukan bagi semua guru SLTP dan SMU yang telah

mempunyai ijazah D3.

(22)

14

Pendidikan dan Kebudayaan diberi wewenang untuk

mengeluarkan izin belajar bagi guru-guru SLTP dan SMU yang telah memenuhi syarat untuk mengikuti Program

Penyetaraan SI Dalam Jabatan.

FKIP Universitas Bengkulu sebagai salah satu

LPTK, ditunjuk untuk melaksanakan Program Penyetaraan

SI Dalam Jabatan untuk wilayah Propinsi Bengkulu.

Untuk itu diperlukan kerja sama yang baik antara FKIP

Universitas Bengkulu dengan pihak Kantor Wilayah

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi

Bengkulu dalam melaksanakan program tersebut agar

dapat berjalan sesuai dengan harapan.

FKIP Universitas Bengkulu dengan segala

kemampuan sumber daya yang dimilikinya berupaya untuk

melaksanakan Program Penyetaraan SI Dalam Jabatan

tersebut. Agar pelaksanaan Program Penyetaraan SI

Dalam Jabatan tersebut dapat dilaksanakan secara

baik, maka semua komponen organisasi yang terlibat

dalam program tersebut satu sama lain harus dapat

bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Kerjasama antar komponen yang ada dalam

organisasi (FKIP Universitas Bengkulu) hendaknya

selalu mengacu kepada adanya tujuan pokok dari

program yang sedang dilaksanakan oleh organisasi

tersebut. Untuk itu diperlukan koordinasi, komunikasi

dari semua unsur yang terlibat dalam kegiatan

tersebut. Agar itu semua bisa berjalan dengan mulus diperlukan satu kesamaan pandang dalam mencapai

(23)

BAB III

PROSEDURE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan

dan menganalisis efektivitas pengelolaan Program

Penyetaraan SI Dalam Jabatan pada FKIP Universitas Bengkulu. Bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pengertian tentang suatu peristiwa atau perilaku manusia yang sedang melaksanakan suatu kegiatan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini paling tepat menggunakan pendekatan kualitatif

(Bogdan dan Biklen, 1982:31). Selanjutnya Nasution

(1982) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dan lingkungan

hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha mema-hami bahasa dan pikiran mereka tentang dunia mereka.

Penelitian kualitatif sering disebut dengan

metode naturalistik. Metode penelitian semacam ini mempunyai karakteristik : (a) data langsung diambil dari setting alami; (b) penentuan sampel dilakukan secara purposive; (c) peneliti sebagai intrumen pokok; (d) lebih menekankan pada proses daripada

hasil, sehingga bersifat deskriptif analitik;(e)

analisis data secara induktif atau interpretasi

bersifat idiografik; dan (f) mengutamakan makna

dibalik data (Nasution, 1982:9).

(24)

49

Ciri dari karakteristik yang pertama mengandung

arti bahwa seorang peneliti mencari informasi atau

mengali data langsung dari sumber data yang

representatif tanpa memberikan suatu treatment

seperti yang biasa dilakukan dalam penelitian

eksperimen, hal ini dilakukan dengan tujuan agar

dapat memperoleh suatu gambaran tentang fenomena

pengelolaan program penyetaraan SI Dalam Jabatan

secara apa adanya.

Ciri dari karakteristik yang kedua mengandung

arti bahwa dalam menentukan sampel harus disesuaikan

dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu banyaknya

sangat tergantung kepada pertimbangan kelengkapan

informasi yang dibutuhkan. Penjelasan Nasution

(1988:32-33) tentang hal itu, bahwa untuk memperoleh

informasi sampling dapat diteruskan sampai dicapai

taraf redundancy, ketuntasan atau kejenuhan, ini

mengandung arti bahwa dengan menggunakan responden

selanjutnya tidak akan diperoleh lagi tambahan informasi baru yang bermakna. Artinya bahwa sampel

telah dianggap memadai bila telah ditemukan pola

tertentu dari data (informasi) yang dikumpulkan.

Ciri dari karakteristik ketiga yaitu menempatkan

peneliti sebagai instrumen utama. Rasional dari

karakteristik ini adalah karena manusia (peneliti)

(25)

senantiasa dapat terus menerus menyesuaiklan diri

terhadap situasi yang berubah-ubah, serta senantiasa bisa memperhalus pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data secara rinci dan mendalam sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (Nasution, 1988:54-55). Selain itu, manusia (peneliti) sebagai instrumen

pokok memiliki senjata dapat memutuskan yang secara luwes dapat digunakannya. Dia selalu dapat menilai

keadaan dan dapat mengambil keputusan (Moleong,

1993:19).

Ciri dari karakteristik keempat ialah mengandung

makna terhadap penekanan proses dari pada produk,

sehingga bersifat deskriptik analitik, berimplikasi

bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

lebih cenderung dalam bentuk kata-kata dari pada angka-angka, dan hasil analisis berupa uraian (Miles dan Huberman, 1984:15). Laporan kualitatif kaya

dengan deskripsi dan penjelasan tentang aspek-aspek

masalah yang menjadi fokus penelitian. Walaupun demikian bukan berarti bahwa dalam penelitian kualitatif bebas dari laporan yang berbentuk

angka-angka .

Ciri dari dua karakteristik terakhir ialah bahwa

sampel penelitian kualitatif tidak didasarkan atas

pertimbangan statistik, melainkan didasarkan kepada

ketuntasan informasi yang diperlukan. Oleh karena itu

(26)

51

generalisasi, akan tetapi data dianalisis secara

induktif untuk dicari polanya lalu selanjutnya dicari

makna dari pola tersebut. Dengan begitu hasil

penelitian bersifat idiografik, lebih mementingkan

makna dalam konteks ruang dan waktu.

B. Unit Analisis dan Sumber data

Penelitian ini difokuskan kepada kegiatan

efektivitas pengelolaan program yang dilaksanakan

oleh lembaga pengelola program penyetaraan SI dalam

jabatan yang dilaksanakan di FKIP Universitas Bengkulu. Karenanya unit analisis penelitian ini

bersifat institusional, dalam arti yang menjadi fokus

kajian ialah organisasi ataupun lembaga yang terkait dalam pengelolaan program pengembangan guru sekolah

menengah.

Dalam penelitian kualitatif banyaknya sumber

informasi tidak menjadi kriteria utama. Karena itu dalam penentuan sumber data dalam penelitian ini

berdasarkan tehnik purposive, ialah pejabat yang

dinilai dapat memberikan informasi yang dibutuhkan

sesuai dengan tujuan penelitian . Untuk keperluan itu

yang dijadikan responden adalah :

a. Rektor Universitas Bengkulu yang diwakili oleh

Dekan FKIP Universitas Bengkulu

(27)

52

c. Ketua Pengelola Program Penyetaraan SI Dalam

Jabatan pada FKIP Universitas Bengkulu

d. Para Koordinator Program Studi.

e. Guru-guru SLTP dan SMU peserta penyetaraan

Menurut Moleong (1990:112) sumber data utama

dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya seperti dokumen dan . Iain-lain adalah sumber data tambahan tetapi walau begitu hal

tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja.

Berdasarkan data dan informasi yang didapat

selanjutnya digambarkan keadaan yang sebenarnya di

lapangan tentang profil efektivitas pengelolaan

program yang dijadikan objek penelitian.

C. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data yang dipergunakan

dalam penelitian ini ialah : study dokumentasi,

observasi serta wawancara. Ketiga tehnik ini

digunakan untuk mendapatkan informasi yang diharapkan

dapat saling menunjang. Sedangkan yang menjadi

instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri.

Agar wawancara tetap berlangsung sesuai dengan

konteks, maka peneliti menggunakan pedoman wawancara

dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka. Untuk

melengkapi informasi dari hasil wawancara yang

dilakukan serta sekaligus untuk melakukan recheck

(28)

53

studi dokumentasi dengan cara melihat

peristiwa-peristiwa dan catatan-catatan ataupun laporan tentang

pelaksanaan program. Seperti yang dikatakan Bogdan

dan Biklen (1982:73-74) bahwa keberhasilan suatu

penelitian kualitatif (naturalistik) sangat

tergantung pada ketelitian dan kelengkapan catatan

lapangan (field notes) yang disusun oleh . peneliti.

Karenanya dalam penelitian ini peneliti melengkapi

diri dengan buku catatan, kamera, tape recorder.

Perlengkapan tersebut digunakan untuk merekam

informasi verbal maupun non verbal selengkap mungkin.

D. Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, tahapan-tahapan

penelitian tidak mempunyai batas-batas yang tegas,

tetapi tahapan -tahapan tersebut dapat dibedakan

menjadi : (1) tahap orientasi, (2) tahap eksplorasi,

dan tahap " member check" (Lincoln dan Cuba,

1985:235-236; Nasution, 1988:33). Dalam penelitian

ini, peneliti mengikuti prosedure tersebut diatas.

1. Tahap Orientasi

[image:28.595.87.494.96.561.2]

Tahapan ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan

gambaran yang lengkap dan jelas tentang masalah

yang akan diteliti. Selain itu tahapan ini berguna

untuk lebih memantapkan desain serta menentukan

fokus penelitian beserta nara sumbernya. Pada

(29)

secara informal ke Kanwil Depdikbud Propinsi

Bengkulu, FKIP Universitas Bengkulu, Pengelola

Program Penyetaraan SI Dalam Jabatan FKIP

Universitas Bengkulu. Dalam tahapan ini, peneliti

berusaha menjajagi lapangan serta mencari informasi awal guna menentukan permasalahan

ataupun fokus penelitian. Setelah itu dimatangkan

dalam suatu seminar desain dengan bimbingan dosen

yang ditunjuk khusus untuk itu. 2. Tahap Eksplorasi

Tahapan ini merupakan tahap penelitian yang

sesungguhnya, yakni dengan mengumpulkan data

sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian yang

telah ditentukan. Tahap ini dapat dilaksanakan

setelah sebelumnya mendapatkan izin ataupun

rekomendasi dari instansi yang berwenang.

Pengumpulan data serta informasi dilakukan melalui wawancara dengan para nara sumber yang

dinilai representatif dengan menggunakan. pedoman yang telah disiapkan sebelumnya. Hal ini berguna agar pembicaraan dapat berjalan secara terarah dan tidak keluar dari fokus penelitian. Guna

melengkapi data yang terkumpul sekaligus berfungsi

untuk mengecek atau triangulasi, peneliti

mengadakan observasi serta studi dokumentasi. Sedangkan untuk merekam data atau informasi secara

(30)

55

maupun kamera foto.

Dalam tahap ini juga dilakukan analisis dengan

cara

mereduksi data dan informasi,

yakni

dengan

mengadakan seleksi catatan lapangan yang terkumpul

serta

merangkum

hal-hal

yang

dinilai

penting

secara lebih sistematis. Diharapkan nantinya dapat

ditemukan

tema

atau polanya yang

berguna

untuk

mempermudah

peneliti untuk

mempertajam

gambaran

tentang fokus penelitian.

Tahap Member Check

Tahapan

ini

dimaksudkan

untuk

mengadakan

pengecekan tentang kebenaran informasi yang

telah

dikumpulkan,

agar

hasil penelitian

dapat

lebih

dipercaya.

Pengecekan

dilakukan

setiap

kali

peneliti

selesai

mengadakan

wawancara,

dengan

jalan

mengkonfirmasikan

kembali

catatan-catatan

dari hasil wawancara yang telah dilakukan, catatan

itupun

nantinya

dikonfirmasi ulang

kepada

nara

sumber.

Untuk lebih memantapkan,

dilakukan

pula

observasi dan studi dokumentasi serta

triangulasi

kepada

responden

ataupun nara sumber

lain

yang

berwenang. Dengan begitu, waktu pelaksanaan member

check

ini

dilaksanakan

bersamaan

dengan

tahap

(31)

4. Prosedure Analisa Data

Untuk memberikan makna terhadap data yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis dan

interpretasi. Mengingat penelitian ini

dilaksanakan melalui pendekatan kualitatif, maka

analisis dilakukan semenjak data pertama

dikumpulkan sampai dengan penelitian . berakhir

secara terus menerus.

Analisis data dilakukan dengan mengikuti prosedure sebagaimana disarankan oleh Nasution

(1988:129-130) dan Hubermen (1984:21) yakni : (1) reduksi data, (2) display data, dan (3) mengambil

kesimpulan dan verifikasi.

Reduksi data ialah kegiatan meringkas kembali

catatan-catatan lapangan dengan memilih hal-hal

yang penting yang berhubungan dengan fokus penelitian yakni efektivitas pengelolaan program penyetaraan SI dalam jabatan. Kemudian

ringkasan-ringkasan tersebut dirangkum dalam susunan yang sistematis sehingga mudah untuk diketahui polanya.

Pada bagian terdahulu telah dikemukakan bahwa proses analisis data dilakukan secara terus menerus sejak data awal dikumpulkan. Dengan demikian kesimpulan yang diambil pada awalnya

masih bersifat tentatif dan agak kabur. Guna memantapkan kesimpulan tersebut agar lebih

(32)

57

dilakukan selama penelitian dilaksanakan. Hal ini

dimaksudkan untuk menjamin tingkat kepercayaan

hasil penelitian, sehingga prosesnya dapat

berlangsung bersamaan dengan member check dan

triangulasi.

E. Cara Memperoleh Keabsahan Hasil Penelitian

Ada sejumlah kriteria yang lazim dipergunakan

untuk menetapkan keabsahan hasil penelitian dalam

penelitian kualitatif ataupun kebermaknaan hasilnya. Nasution (1988:114-124) menetapkan empat

kriteria yang biasa dipergunakan yaitu : (1) kredibilitas (validitas internal), (2)

transferabilitas (validitas eksternal), (3)

dependabilitas (reliabilitas) dan (4) konfirmabilitas (objektivitas). Dalam penelitian

ini diusahakan agar dapat memenuhi

persyaratan-persyaratan tersebut.

1. Kredibilitas

Kredibilitas merupakan ukuran tentang

kebenaran data yang dikumpulkan, yang dalam

penelitian kualitatif disebut validitas internal. Dalam penelitian kualitatif,

kredibilitas menggambarkan kecocokan konsep

peneliti dengan konsep yang ada pada responden

ataupun nara sumber. Agar hal tersebut bisa

(33)

a. Triangulasi; yakni mengecek kebenaran data

dengan cara membandingkannya dengan data

yang didapat dari sumber lain. Sebagai

misal, dalam penelitian ini yang jadi nara

sumber adalah para pengelola program yang

ada pada berbagai instansi terkait. Maka

segala informasi yang diberikan untuk satu

pokok permasalahan yang sama dapat dicek

kebenarannya dengan cara mengecek kembali

kepada pengelola program yang berlainan

instansi, atau juga sebaliknya.

b. Peer debreifingipemhlcaraan dengan kolega);

Kegiatan ini dilakukan guna membahas

catatan-catatan lapangan dengan para kolega

dalam satu jurusan ataupun dengan kolega

pada jurusan lain, yang pada dasarnya tidak

mempunyai kepentingan dengan penelitian

ini. Dari mereka diharapkan

pandangan-pandangan yang jernih dan objektif,

sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil

penelitian.

c.

Penggunaan

bahan

referensi;

Yang

dimaksudkan disini adalah hasil rekaman tape recorder ataupun kamera foto. Cara ini

(34)

59

lengkap tentang informasi yang telah

diberikan

oleh

nara

sumber

sekaligus

berguna untuk memahami konteks

pembicaraannya, dengan cara ini diharapkan

dapat memperkecil kemungkinan adanya

kekeliruan.

d. Mengadakan member check; Kegiatan member check dilakukan untuk mendapatkan keyakinan

terhadap data yang diberikan oleh nara

sumber dengan cara setiap akhir wawancara

dilakukan konfirmasi dengan nara sumber sehingga apabila ada kekeliruan akan dapat

diperbaiki,

juga bila ada kekuraangan dapat

ditambah dengan informasi baru.

Diharapkan

data yang diperoleh sesuai dengan yang

dimaksudkan oleh nara sumber.

Transferabi1itas

Transferabilitas dalam penelitian

kualitatif disebut dengan validitas eksternal,

yakni sampai manakah hasil penelitian ini

dapat

diaplikasikan

atau

digunakan

dalam

situasi yang lain. Sehubungan dengan hal ini,

Nasution

(1988:118)

menjelaskan

bahwa

bagi

peneliti,

transferability

bergantung

pada

(35)

60

penelitian itu dapat mereka gunakan dalam

konteks dan situasi tertentu. Oleh karena itu

transferabilitas hasil penelitian ini diserahkan kepada pengguna. Bila pengguna melihat ada situasi yang identik dengan

permasalahan efektivitas pengelolaan yang

dibahas dalam penelitian ini, maka pengguna

dipersilahkan untuk mengaplikasikannya.

3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas

Pengertian dependabilitas hampir sama dengan reliabilitas dalam penelitian

kuantitatif yang bertujuan untuk membahas konsistensi suatu hasil penelitian.

Dependabilitas menguji apakah penelitian ini

dapat diulangi atau direplikasi dengan

menemukan hasil yang sama. Sedangkan

konfirmabilitas berkenaan dengan objektivitas

hasil penelitian.

Perlu diketahui bahwa situasi sosial

bersifat unik dan tidak dapat direkonstruksi sepenuhnya seperti semula. Karena itulah sangat sukar untuk mengukur konsistensi hasil penelitian tentang fektivitas ini. Guna

menjaga kebenaran serta objektivitas hasil

(36)

61

meyakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan

memang seperti itu kejadiannya. Untuk kepentingan itu dilakukan :

a. Merekam dan mencatat selengkap mungkin hasil wawancara, observasi ataupun studi dokumentasi sebagai data mentah guna kepentingan analisis selanjutnya.

b. Menyusun hasil analisis dengan cara menyeleksi data mentah, lalu merangkum atau

menyususnnya kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih sistematis.

c. Membuat penafsiran atau kesimpulan sebagai

hasil sistetis data

d. Melaporkan seluruh hasil penelitian dari sejak awal sampai akhir penelitian.

(37)
(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Temuan

penelitian

yang

disertai

dengan

pembahasannya

telah

disajikan di dalam

Bab

IV.

Selanjutnya dalam Bab V ini, peneliti akan membuat

suatu

kesimpulan sebagai hasil dari suatu

kajian

berdasarkan

pengamatan,

data

dan

fakta

yang

ditemui

dilapangan. Adapun

kesimpulannya

adalah

sebagai berikut :

1. Koordinasi dan kerja sama

Apabila

dicermati, Program Penyetaraan

SI

Dalam

Jabatan

yang

merupakan

Bagian

Proyek

Pengembangan

Guru Sekolah Menengah

(Secondary

School Teacher Development Project) IBRD Loan

No.

3979-IND

Direktorat

Jendral

Pendidikan

Tinggi

Departemen

Pendidikan

dan

Kebudayaan

Republik

Indonesia,

dalam

pelaksanaannya

didaerah

Propinsi

Bengkulu

dirasakan

waktu

yang tersedia untuk mempersiapkan terlaksananya

program tersebut relatif cukup singkat. Mulai dari terbentuknya panitia penerimaan mahasiswa melalui surat tugas Dekan FKIP Universitas

Bengkulu

No.

760/PT.43.H4.FKIP/Q/1996

tertanggal

30

Agustus

1996,

sampai

dengan

(39)

110

Melihat dari singkatnya waktu yang

tersedia yakni mulai dari panitia secara resmi

bekerja yaitu tanggal 30 Agustus 1996 sampai

dengan pengumuman hasil seleksi tanggal 26

September 1996. Apabila diperhatikan hanya

tersedia waktu 5 minggu efectif, mulai dari

saat pendaftaran mahasiswa sampai dengan kuliah

perdana pada tanggal 6 Oktober 1996. Lima

minggu waktu yang tersedia dipakai oleh FKIP

Universitas Bengkulu dipakai untuk : penyebaran

informasi, seleksi persyaratan administrasi dan

wawancara , pengurusan izin belajar, pengajuan

ke proyek pusat, penyusunan kurikulum,

penunjukan staf pengajar serta masalah-masalah

lain yang bersifat tehnis.

Kerja sama antara FKIP Universitas Bengkulu dengan Kantor Wilayah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Bengkulu

dalam program ini dinilai sangat baik sekali,

mengingat kerja sama ini bukan untuk yang

pertama kali, melainkan kelanjutan dari

berbagai kerja sama yang telah dilakukan

sebelumnya dalam berbagai proyek kerja sama,

mulai dari PGSD Pra Jabatan, PGSD Penyetaraan,

Proyek Kualifikasi dan Sertifikasi dan

sebagainya. Hal ini terasa sangat membantu dan

(40)

H i

antar instansi terkait kerja sama yang ada

sudah

sangat

padu, dimana

satu

dengan

yang

lainnya saling tunjang menunjang didalam

melaksanakan suatu proyek kerja sama. Khusus

untuk

program

penyetaraan

SI

ini

saja,

berdasarkan

kebutuhan

yang

ada

dilapangan,

mulai tahun ajaran 1997/1998 telah dibuka

program studi baru dengan biaya swadana yakni

program Bimbingan dan Penyuluhan.

Masalah

koordinasi

dengan

proyek

pusat

Pengembangan

Guru

Sekolah

Menengah

(PGSM)

sebetulnya

sudah

berjalan cukup

baik,

hanya

saja yang menyangkut masalah pencairan dana

untuk Proyek Penyetaraan SI Dalam Jabatan

yang

dilaksanakan

oleh

FKIP

Universitas

Bengkulu

terkesan selalu terlambat. Secara jujur kita

akui,

masalah keterlambatan dana

dari

proyek

pusat

memang

berada

diluar

kemampuan

para

pengelola Program Penyetaraan SI Dalam Jabatan

FKIP

Universitas Bengkulu. Karena

itu

adanya

usaha untuk menutup terlebih dahulu

keterlambatan

dana

tersebut

yang

diusahakan

peminjamannya dari dana DPP/SPP Universitas

Bengkulu

merupakan suatu langkah

yang

tepat,

karena

dengan

demikian

kegiatan-kegiatan

akademik

yang

sudah

diprogramkan

sebelumnya

(41)

Begitu juga adanya upaya menambah anggaran yang

berasal dari dana DPP/SPP Universitas Bengkulu

yang dilakukan oleh Pengelola Program

Penyetaraan SI Dalam Jabatan dalam rangka

menambah pendanaan bagi kegiatan-kegiatan

akademik ataupun kegiatan non akademik yang

tidak didanai atau didanai tapi dirasa kurang

mencukupi oleh proyek pusat merupakan suatu hal

yang positif dalam rangka lebih memperlancar pelaksanaan Program Penyetaraan SI Dalam

Jabatan tersebut.

Khusus pengelolaan akademik, agar tidak

menimbulkan salah pengertian dikalangan stap

pengajar maupun mahasiswa peserta penyetaraan, hendaknya dari awal perkuliahan sudah harus dijelaskan tentang maksud dan tujuan diselenggarakannya program tersebut. Karena berdasarkan informasi yang diterima, ternyata

masih ada anggapan dikalangan sementara

mahasiswa, bahwa para mahasiswa yang mengikuti

program penyetaraan ini akan dipaksakan lulus dalam waktu satu tahun. Padahal yang benar adalah, bahwa para mahasiswa hanya akan

didanaiselama satu tahun. Persoalan apakah

mahasiswa tidak bisa lulus dalam waktu satu

tahun itu adalah persoalan lain, karena setelah

(42)

113

mahasiswa pembayar biasa.

Sedangkan koordinasi pada tingkat Fakultas masih harus perlu ditingkatkan, mengingat tidak menutup kemungkinan masing-masing program studi

akan

berjalan

sendiri-sendiri

seperti

pada

kasus

pelaksanaan classroom

action

research,

dimana

masih

belum

adanya

kesatuan

pandang

antara masing-masing program studi.

2. Keberhasilan yang dicapai

Secara sederhana, kita dapat melihat

keberhasilan kegiatan penyetaraan ini dari dua

sudut, yang pertama ialah dari sudut

pengelolaan program dan yang kedua dari sudut

prestasi/lulusan

yang

dihasilkan.

Tentang

pengelolaan

program,

mulai

dari

pengelolaan

ketenagaan,

pengelolaan

keuangan

maupun

pengelolaan

akademik, dapat disimpulkan

bahwa

ketiga

macam pengelolaan tersebut sudah

cukup

efektif, walaupun harus diakui bahwa' masalah

pengelolaan

keuangan

kadang-kadang

menemui

beberapa

kendala dilapangan.

Tetapi kalau

hal

tersebut dicermati, maka kendala tersebut

memang sangat berada diluar kemampuan pengelola

program.

Mengenai

pengelolaan

ketenagaan

dinilai

sudah cukup baik karena para

personil

(43)

114

dapat

melaksanakan tugasnya secara baik,

baik

itu tenaga adiminstrasi maupun tenaga akademik.

Khusus

tenaga akademik yang

ditugaskan

untuk

mengajar pada program penyetaraan ini ternyata

minimal

berkualifikasi S2 dan

beberapa

orang

dosen mempunyai kualifikasi S3.

Mengenai lulusan yang dihasilkan., ini bisa juga disebut juga sebagai muara dari kegiatan

program penyetaraan ini. Hal tersebut dapat

dilihat dari jumlah lulusan untuk angkatan pertama program penyetaraan ini yang mencapai

jumlah 213 lulusan . Tidaklah berlebihan bila

kita berpendapat bahwa jumlah lulusan merupakan

salah satu indikator dari efektivitas suatu

program pendidikan. Sedangkan ketika kepada

pimpinan fakultas ditanyakan sampai sejauh mana

kualitas lulusan program penyetaraan ini,

beliau menjawab bahwa sudah ada pembicaraan antara FKIP Universitas Bengkulu dengan pihak

Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Propinsi Bengkulu untuk mengadakan

semacam penelitian terhadap kinerja lulusan

program penyetaraan ini paling lambat setelah mereka bertugas satu tahun semenjak lulus dari

program penyetaraan ini.

Dengan adanya Program Penyetaraan SI Dalam

(44)

115

Bengkulu, tentunya akan memberikan banyak

manfaat terutama terhadap warga FKIP pada

khususnya maupun Universitas Bengkulu pada

umumnya. Mereka yang terlibat dalam kegiatan

ini, baik itu tenaga administrasi maupun tenaga

pengajar secara langsung akan diperkaya oleh

pengalaman-pengalaman dalam mengelola suatu

kegiatan serta hal-hal lain yang berhubungan

dengan kesejahteraan.

Para guru SLTP/SMU yang menjadi peserta

Program Penyetaraan SI Dalam Jabatan ini,

dinilai yang paling mendapatkan banyak

manfaat-dengan adanya kegiatan penyetaraan ini. Begitu

banyak kemudahan-kemudahan yang mereka terima

dalam mengikuti kegiatan program penyetaraan

ini, mulai dari bantuan pembiayaan yang ada

hubungan dengan kegiatan belajar mengajar

sampai dengan kemudahan dalam mendapatkan izin

belajar. Ini semua merupakan suatu kesempatan

yang sangat berharga dalam rangka peningkatan

karier mereka sebagai guru.

Apabila untuk menilai efektivitas suatu organisasi ataupun suatu program kegiatan

didasarkan kepada suatu kriteria :

(45)

116

telah berhasil meningkatkan kualifikasi

213

guru SLTP/SMU di

Propinsi

Bengkulu,

yang tadinya mereka hanya mempunyai

kualifikasi D3 maka setelah mereka lulus

Penyetaraan

SI

Dalam

Jabatan

meningkat

menjadi berkualifikasi SI. Selain itu,

para guru peserta penyetaraan secara

langsung akan bertambah pengetahuannya yang diharapkan akan dapat meningkatkan

sikap profesionalnya. Diharapkan akan

terjadi peningkatan kualitas pengajaran disekolah dimana guru tersebut bertugas.

(b). Bagaimanakah

optimalisasi

sumber

daya

dalam organisasi tersebut;

Berbagai sumberdaya yang ada, baik itu yang berada di Kanwil Depdikbud Propinsi Bengkulu, dan khususnya yang ada di FKIP

Universitas Bengkulu telah dimanfaatkan

dengan setepat-tepatnya. Khususnya

sumberdaya manusia yang dipunyai FKIP

Universitas

Bengkulu

yang

pada

umumnya

sangat muda dalam usia akan tetapi kaya

dengan

pengetahuan

terlihat

sangat

bersungguh-sungguh dalam menangani program

penyetaraan ini. Dedikasi mereka begitu

(46)

117

bekerja melebihi tugas dan tanggung

j awabnya.

(c). Bagimanakah tingkat kepuasan individu yang

terlibat dalam program organisasi

tersebut:

Berdasarkan observasi serta hasil

wawancara yang dilakukan saat penelitian ini dilaksanakan, ternyata pada umumnya

mereka merasa puas terlibat dalam kegiatan

program penyetaraan ini. Secara khusus, para guru peserta penyetaraan menyampaikan rasa terima kasihnya, bahwa mereka hanya

dalam waktu satu tahun telah dapat meraih

gelar Sarjana Pendidikan. Banyak dari

mereka yang sebelumnya mengikuti

perkuliahan di PTS yang ada di kota

Bengkulu mengungkapkan rasa gembiranya

dapat mengikuti program penyetaraan

tersebut.

3. Faktor yang mempengaruhi Efektivitas

Faktor-faktor yang selama ini mempengaruhi

efektivitas pelaksanaan program penyetaraan,

ialah mengingat singkatnya waktu yang tersedia

pada tingkat LPTK untuk melaksanakan program

(47)

terasa sekali persiapannya terkesan

terburu-buru. Mulai dari pembentukan panitia penerimaan mahasiswa, penyusunan mata kuliah yang akan diajarkan sampai dengan penyusunan pengelola

program penyetaraan. Selain itu, adanya

pergantian pimpinan FKIP Universitas Bengkulu yang bertepatan dengan dimulainya pelaksanaan

program penyetaraan sangat mempengaruhi suasana

kerja para pelaksana. Cara memimpin dan cara

menangani sesuatu persoalan antara Dekan lama

dan

Dekan

baru yang

sangat

berbeda,

paling

tidak

mempengaruhi

suasana kerja

yang

sudah

terkondisi sedemikian rupa. Hal ini

mengakibatkan kurang mulusnya komunikasi antara

para ketua program studi dengan pimpinan baru.

Akan tetapi hal tersebut dinilai tidak mengganggu keberhasilan program penyetaraan ini

secara

keseluruhan,

karena walau

bagaimanapun

mereka tetap mempunyai komitmen, bahwa program

penyetaraan ini harus berhasil demi mencapai

tujuan yang lebih besar yaitu tujuan

organisasi.

Berdasarkan fakta-fakta yang telah

diuraikan tersebut, akhirnya peneliti mengambil

suatu kesimpulan bahwa : "

Pengelolaan

Program

Penyetaraan SI Dalam Jabatan yang dilaksanakan

(48)

119

B. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka, agar Pengelolaan Program Penyetaraan SI

Dalam" Jabatan yang dilaksanakan oleh FKIP Universitas Bengkulu bisa terlaksana dengan lebih

baik lagi, maka berikut ini disarankan hal-hal

sebagai berikut :

1. Kepada pihak Internal

a. Masalah Struktur Organisasi

Mengingat masalah struktur organisasi Pengelola Program SI Dalam Jabatan di FKIP

Universitas Bengkulu masih balum dibakukan,

maka agar tidak menimbulkan kesimpang siuran

tugas, wewenang dan tanggung jawab para pengelola, sebaiknya secepatnya dibakukan

dan seterusnya disosialisasikan kepada

seluruh pengelola Program Penyetaraan SI

Dalam Jabatan.

b. Masalah Koordinasi

Agar tidak terjadi kesalah pahaman

diantara para pengelola program baik itu ditingkat Fakultas maupun pada tingkat

Program Studi dalam melihat suatu permasalahan, maka sebaiknya

pertemuan-pertemuan dilakukan secara berkala dengan

(49)

pengelolaan program penyetaraan ini.

Dengan

demikian diharapkan akan tercipta komunikasi

yang

baik diantara para

pengelola

program

ini sehingga program ini dapat berjalan

dengan baik.

c. Masalah Pendanaan

Tidak dapat dipungkiri, bahwa masalah

pendanaan mempunyai pengaruh yang sangat

besar

terhadap keberhasilan

suatu

program

kegiatan.

Untuk

itu

diharapkan

pengelola

keuangan selalu mengadakan konsultasi baik

itu dengan Proyek PGSM di Jakarta ataupun

dengan Pembantu Rektor II Universitas

Bengkulu,

yang

tentunya

akan

sangat

bermanfaat dalam upaya lebih memperlancar kucuran dana bagi kelancaran pengelolaan

Program

Penyetaraan

SI

Dalam

Jabatan,

sehingga

diharapkan

kegiatan-kegiatan

akademik dapat sepenuhnya ditopang oleh

lancarnya dukungan dana.

2. Kepada pihak Eksternal

a. Kepada Proyek PGSM di Jakarta

Selain

masalah

pengiriman

dana

yang

terkadang terlambat diterima di daerah, juga

(50)

121

Penyetaraan SI Dalam Jabatan yang didanai hanya 1 tahun tidak terlalu singkat, hal ini secara psykhologis akan mempengaruhi cara berpikir mahasiswa yang keliru. Cara

berpikir tersebut adalah bahwa mahasiswa

beranggapan dengan hanya didanai 1 tahun tersebut mereka akan terpaksa diluluskan. Padahal yang betul adalah bahwa mahasiswa hanya didanai oleh Proyek dalam jangka waktu

1 tahun. Soal apakah dia akan selesai dalam jangka waktu 1 tahun atau lebih, itu adalah

persoalan lain. Kalau pemikiran ini

berkembang baik itu dikalangan mahasiswa maupun staf pengajar, maka dihawatirkan kualitas lulusan Program Penyetaraan SI

Dalam Jabatan tidak akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

b. Kepada Kanwil Depdikbud Prop. Bengkulu

Mengingat kemungkinan guru-guru yang

masih berijazah D3 tersebar di

sekolah-sekolah yang lokasinya sangat jauh dari FKIP

Universitas Bengkulu, maka apakah tidak mungkin untuk menolong para guru tersebut bisa mengikuti program Penyetaraan SI Dalam

Jabatan, diadakan kerja sama lebih jauh

(51)

membuka kelas jauh. Hal ini akan banyak manfaatnya yaitu, lokasi kuliah tidak terlalu jauh dengan sekolah tempat mereka mengajar sehingga fisik mereka tidak terlalu terkuras sewaktu mengikuti perkuliahan dan juga mereka tidak terlalu lama meninggalkan murid-muridnya, selain itu upaya pemerintah

untuk meningkatkan kompetensi tenaga pengajar di SLTP/SMU dan juga sekaligus

meningkatkan mutu tenaga pengajar dapat lebih cepat tercapai. Kelas jauh tersebut bisa berlokasi di ibu kota kabupaten, dengan demikian para guru yang mengajar dikabupaten

tersebut bisa mengikuti program penyetaraan tanpa harus pergi ke ibu kota propinsi.

c. Penutup

Akhirnya, guna memudahkan dalam memahami

isi tesis ini, pada halaman berikut akan disajikan rekapitulasi penelitian ini dari mulai identifikasi masalah sampai dengan kesimpulan dan saran. Dengan harapan agar setelah melihat hal tersebut dapat secara

(52)

iDE^RKASlMASALAH

1. Kemajuan IPTEK menun

tut guru untuk meningkat

kan kemampuan drinya.

2. Di Prop. Bengkulu terda

pat 561 orang guru SLTP

dan 641 orang guru SMU

yang masih berijazah D3.

3. Kendala yang dhadapi

guru untuk meningkatkan

kemampuamya:

Sulit membagi waktu

Faktor biaya

Faktor jarak tempuh

Sulit mencari prog

ram studi yang

rele-van

4. Perlu suatu terobosan

agar

bisa

mengatasi

masalah tersebut

RUMUSAN^SALiAH

Apakah pelaksanaan

Program

Penyetaraan

S1 Dalam Jabatan da

lam rangka meningkat

kan kualifikasi

guru-guru SLTP/SMU d

Prop. Bengkulu sudah

dilaksanakan secara

efektif?

TABEL:

REKAPITULASI PENELITIAN TENTANG

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PROGRAM

PENYETARAAN S1 DALAM JABATAN DI FKIP UNIVERSITAS BENGKULU

PERTANYAAN PENELrTIAN

1. Bagaimanakah koordnasi dan

kerja sama antara FKIP UNIB

dengan Kanwil Depdkbud Prop.

Bengkulu dalam melaksanakan program penyetaraan tersebut

a. Apa yang menjad landasan

kerja sama tsb ?

b. Bagaimana kinerja yang

d-tampilkan oleh FKIP UNIB

dan Kanwil Depdkbud Prop.

Bengkulu ?

2. Keberhasilan apa yang ingin

dcapai oleh:

a. Pengelola program penyeta

raan?

b. Staf pengajar?

c. Mahasiswa peserta penyeta

raan?

3. Faktor apa yang mempengaruhi

efektivitas program penyetaraan

tEMUAMRENELFIWN

Koordnasi

dan

kerja

sama antara FKIP UNIB

dengan Kanwil Depdk

bud Prop. Bengkulu su

dah berjalan cukup lama,

khusus dalam program ini

koordnasi dan kerja sa

ma sangat baik.

a. Landasan hukum

Program

Penyeta

raan S1 Dalam Jaba tan:

• UUNo.2Th.1989 • PPNo.29f1990 • PPNo.38f1992 • Kontrak No.

00-363/1096IKONT/

PGSM

b.

Kinerja

masing-ma

sing instansi:

KESIMPiitAMbANiaw/W

Kesimpulan.

1.

Koordnasi

dan keja

sama antara FKP UNB

dengan

Kanwil

Dep

dkbud Prop. Bengkulu

dalam program ini sa

ngat baik.

2. Kinerja yang dtampikin

oleh FKIP UNB din

Kanwil Depdkbud Prop.

Bengkulu meliputi:

a. Pemanfaatan

sun-ber

daya

cukup

baik.

b. Pengelolaan

aka

demik cukup baik.

c. Pengelolaan

ke

uangan cukup baik

d.

Pengurusan izin be

lajar mahasiswa ti

[image:52.842.105.816.69.518.2]
(53)

5. Program

Penyetaraan

S1 Dalam Jabatan se

bagai suatu upaya untuk rnengatasi masalah tsb

tersebut ?

a. Faktor internal

b. Faktor eksternal

FKIP: - Rekrutmen maha

siswa.

- Kegiatan PBM

- Pengelolaan ke

uangan.

Kanwil:-Izin belajar ma

hasiswa

- Monitoring.

2. Keberhasilan yang

dca-pai:

• TA1996/1997 telah lulus 213 mahasiswa.

OptJmalisasi sumber

daya yang ada.

Adanya rasa puas

dari pengelola, tena

ga pengajar, maha

siswa terhadap pe

laksanaan program

ini.

3. Faktor-faktor yang mem

pengaruhi efektivitas:

a. Faktor internal:

Masih terdapat

kesenjangan

komunikasi an

tara

pengelola

program.

Struktur

orga

nisasi pengelola

program d

ting-3. Faktor-faktor

yang

mempengaruhi efek tivitas:

a.

Kesenjangan komu

nikasi.

b. Struktur organisasi

pengelola program

perludperjelas.

c. Keterlambatan

tu-rurmya dana.

d.

Jarak antara tempat

tugas dengan LPTK

bagi sementara ma

hasiswa

danggap

terlalu jauh

Saran-Saran:

1. Koordnasi internal ha

rus dtingkatkaa

2. Struktur organisasi pe

ngelola perlu dbakukan

3. Perlu menggai sumber

dana dari sumber lain.

4. Perlu dbuka kelas jauh

guna menampung ma

hasiswa yang tempat

tugasnya

jauh

dari

(54)

kat fakultas be

lum jelas.

Jarak

tempuh

yang jauh dari

tempat

tugas

mahasiswa ke LPTK.

b. Faktor eksternal:

• Pendanaan ma

sih sering ter

lambat

Adanya

salah

persepsi

dari

sementara ma

hasiswa terha

(55)
(56)

DAFTAR BACAAN

Achmad Sanusi., (1990). Beberapa Dimensi Mutu Pendidikan, Bandung : FPS IKIP Bandung.

Arikunto, Suharsimi.,(1988).Penilaian Program Pendidikan, Jakarta : Bina Aksara.

Anderson, Scarvia B.et al.(1975).Encyclopedia of Educational,San Fransisco : Jossey Bass Publishers

Anisah., (1995). Pengelolaan SD (Studi Tentang Efektivitas dan Efisiensi Pengelolaan Pada Tingkat SD di Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Propinsi Sumatra Barat), (Tesis).: PPS IKIP Bandung.

Bogdan, Robert C. & Sari Knop Biklen, (1982).Qualitative

Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston : Allyn and Bacon Inc.

Castetter., William B., (1981).The Personel Function in Educational Administration,New York : Macmillan Publishing Co.

Engkoswara, (1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta : Proyek Pengembangan LPTK, Depdikbud.

Etzioni., Amitai, (1964). Modern Organization, Alih Bahasa oleh Suryatin, Jakarta : Ul-Press.

Gaffar., M. Fakry, (1987). Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi.Jakarta : PPLPTK Ditjendikti Depdikbud.

Gibson., James. L. et al,(1987) .Organizations.Alih Bahasa oleh Djoerban Wahid, Jakarta : Erlangga.

Gibson., Curtis R. & Robert L. Mc Gough, (1982).Adminis

tering and Supervising Occupational Education.New

York : Englewood Ciiffs, Prentice Hall, Inc.

Goble., Norman M, (1983). Terjemahan Suryatun dari The

Changing Role of the Teacher (Unesco 1977),

(57)

Hall., Richard H, (1982). Organization: Structure and

Process. New Jersey : Prentice-Hoel, Inc.

Englewood Cliffs.

Ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/1993, Tentang Garis-Garis

Besar Haluan Negara

Lipham., James M. & James A Hoeh Jr, (1974). The Principalship, Foundations and Functions. New York

: Harper and Row Publishing, Inc.

Muhyadi., (1989).Organisasi, Teori Struktur dan

Proses.Jakarta : PPLPTK Depdikbud.

Bahasa oleh Suryatin, Jakarta : UI-Press.

Nasution., S, (1988).Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif.Bandung : Tarsito.

Nurhattati., (1995). Pembinaan Profesional Guru SD. (Penelitian Tentang Efektivitas Sistem Pengembangan Profesional Guru SD di Kodya Bandung Jawa Barat). (Tesis), Bandung : PPS IKIP Bandung.

Raka Jon.i, T. ,(1983).Penilaian Program Pendidikan. Program Akta Mengajar V-B Komponen Dasar

Pendidikan. Jakarta : Ditjen Dikti.

Republik Indonesia., (1993). Garis-Garis Besar Haluan

Negara 1993-1998.

Robbins., Stephen P, (1978). The Administrative Process

: Integrating Theory and Process. New Delhi :

Prentice Hall of India.

Sutermeister., Robert A, (1976).People and Productivity.

New York : Mc Graw-Hill Book Company.

Satori., Djam'an, (1989). Pengembangan Model Supervisi Sekolah Dasar, (Disertasi), Bandung : PPS IKIP Bandung.

Steers., Richard M, Gerardo R, Ungson, dan Richard T Mowday, (1985).Managing Effective Organizations. Boston : Kent Publishing Company.

Syaifullah., Avip, (1992). Efektivitas Pengelolaan

(58)

Sutarto,. (1982), Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Suryaningrat, Bayu, (1989). Perumusan Kebijaksanaan dan Koordinasi Pembangunan di Indonesia, Jakarta :

Bina Aksara.

Tangyong AF., Wahyudi, dan DjanTan Satori, (1986). CBSA Bagaimana Membina Guru Secara Profesional, Jakarta

: Balitbang Dikbud, Pusat Pengembangan Kurikulum.

Tjiptono, Fandy., Diana Anastasia, (199G). Total Qualitiy Management, Yogyakarta : Andi Offset

Tilaar,H.A.R., (1992). Manajemen Pendidikan Nasional,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(1997). Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Era Globalisasi, Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1989., tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika.

Westra, Pariata., dkk, ed. (1982). Ensiklopedi Administrasi, Jakarta : Gunung Agung.

(1981). ,Pokok-Pokok Pengertian Manajemen, Jogyakarta: BPA-AAN.

(1983) . ,Manajemen Pembangunan Da erah,Jakarta : Ghalia Indonesia.

Wibowo, Udik,B., (1993).Pengelolaan Sekolah Dasar.

(Tesis) : PPS IKIP Bandung.

(59)

Gambar

gambaranyang lengkap dan jelas
TABEL:

Referensi

Dokumen terkait

Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg dimana dia meyakini bahwa karyawan dapat dimotivasi oleh pekerjaannya sendiri dan dilamnya dapat kepentingan yang

Teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tunggal, dan ganda.Dalam teknik penerjemahan tunggal, penerjemah hanya

Menurut masyarakat (pemburu) madu lebah hutan (Apis dorsata) di Desa Kawinda To’i dari hasil wawancara bahwa madu lebah hutan (Apis dorsata) tidak hanya bersarang di pohon akan

Kegiatan penyulaman bibit yang ada di persemaian bermaksud agar jumlah bibit yang diperlukan untuk penanaman jumlah bibit cukup selain itu agar bibit untuk penanaman

Dalam pelaksanaannya, selain melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, aktivitas guru dalam mengajar anak usia dini di TK Negeri Pembina Boyolali juga dilakukan di luar

Sasaran Keberhasilan Kegiatan Penyelenggara pelaksanaan Ujian Kompetensi Keahlian ditingkat satuan pendidikan dalam hal ini adalah SMK Gazza Wiguna tentu mengharapkan

Dari hasil perhitungan matriks QSP dengan mengalikan bobot masing-masing faktor dengan nilai daya tarik dihasilkan total nilai daya tarik yang terpilih adalah

Indonesia ini hal tersebut tidak dapat semena-mena diterapkan sehingga harus mengikuti aturan main yang telah ada dalam rangka melakukan kegiatan bisnis,langkah pemerintah