Januari 2021 Nao Tanaka, APEX
It’s Time to Make a Choice
A COMPREHENSIVE FRAMEWORK ON APPROPRIATE TECHNOLOGY
CHOICE FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT
- B A S E D O N P R A K T I C E S I N I N D O N E S I A -
SKEMA KOMPREHENSIF
M E N G E N AI
PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT
M E N U J U
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
- Berdasarkan Pengalaman Praktek di Indonesia-
KONTEN
1.Masalah-Masalah yang Kita Hadapi Dewasa Ini
2.Masa Transformasi dan Gerakan Teknologi Tepat Guna
4.Skema Komprehensif mengenai Pilihan Teknologi yang Tepat Menuju Pembangunan Berkelanjutan
3.Konsep Dasar Skema Komprehensif mengenai Pilihan Teknologi
1.MASALAH-MASALAH YANG KITA
HADAPI DEWASA INI
PROBLEMS WE ARE FACING NOW
Poverty and Inequality
MASALAH-MASALAH YANG KITA HADAPI DEWASA INI
Kemiskinan dan Ketimpangan
Pada tahun 2019, 2.153 milyarder di dunia memiliki aset yang lebih besar daripada aset yang dimiliki oleh sebanyak 4,6 milyar jiwa orang.
OXFAM “Time to Care”, 2020
Environmental Issues
PROBLEMS WE ARE FACING NOW
MASALAH-MASALAH YANG KITA HADAPI DEWASA INI
Masalah Lingkungan Hidup
IPCC, 2013: Summary for Policymakers. In: Climate Change 2013
Jumlah Emisi CO2 Akumulatif vs Kenaikan Suhu Atmosfir
Ada hubungan linier antara
jumlah emisi CO2 akumulatif dan kenaikan suhu atmosfir.
Agar kenaikan suhu atmosfir kurang dari 2 ℃ (target Paris Agreement:1,5-2 ℃), maka jumlah emisi CO2 akumulatif harus kurang dari 2.900 GtCO2.
Jika bertarget kurang dari 1,5℃, CO2 akumulatif harus kurang dari 2.300 GtCO2
Jumlah Emisi CO2 Akumulatif Maksimal Agar Pemanasan Global Kurang dari 2 ℃
2.900 GtCO2
2.130 GtCO2
Sudah dihabiskan (~2018)
770 GtCO2
Sisa yang masih bisa dipakai (2019~)
Dengan laju emisi CO2 saat ini yang 33,5Gt pada 2018, sisanya akan habis pada 2041.
IPCC, 2014: Climate Change 2014: Synthesis Report.
Global Note, IEA, updated:2020
Jumlah Emisi CO2 Akumulatif Maksimal Agar Pemanasan Global Kurang dari 1,5 ℃
2.300 GtCO2
2.130 GtCO2
Sudah dihabiskan (~2018)
170 GtCO2
Sisa yang masih bisa dipakai (2019~)
Dengan laju emisi CO2 saat ini yang 33,5Gt pada 2018, sisanya akan habis pada 2023.
IPCC, 2014: Climate Change 2014: Synthesis Report.
Global Note, IEA, updated:2020
Natural Resource Depletion Biodiversity Crisis
PROBLEMS WE ARE FACING NOW
MASALAH-MASALAH YANG KITA HADAPI DEWASA INI
Habisnya Sumber Daya Alam Krisis Keanekaragaman Hayati
Dehumanization
PROBLEMS WE ARE FACING NOW
MASALAH-MASALAH YANG KITA HADAPI DEWASA INI
Dehumanisasi
Apa itu Dehumanisasi ?
What is Dehumanization ?
People’s subordination to machines, technologies or systems,
accompanied with a decline of human capability, a devaluation of human life and a weakening of human relations.
Ketergantungan/subordinasi manusia terhadap mesin-mesin, teknologi dan sistem, telah disertai dengan penurunan sumber daya manusia, hilangnya kesejahteraan hidup, dan
melonggarnya ikatan keakraban sosial.
WHAT WILL BE BROUGHT ABOUT BY DEHUMANIZATION ?
Decline of Democracy Totalitarianism
Withdrawal Bullying
Violence Suicide Terrorism
Dehumanisasi Devalued
Human Life
Reduced Human Capacities Poor Human
Relations
Apa Akibat dari Dehumanisasi ?
THE FUNDAMENTAL QUESTION OF THIS SESSION
What Kind of Technologies are Necessary for Achieving SDGs ?
Kendati SDGs telah disepakati dan didukung seluas-luasnya oleh
berbagai pihak, namun masih belum jelas sistem ekonomi, sistem sosial dan teknologi macam apa yang harus dikembangkan dan
diterapkan untuk bisa mencapai target tersebut ?
PERTANYAAN PENTING SESI INI
Teknologi-teknologi macam apa yang dibutuhkan agar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) bisa tercapai?
TODAY, MAJOR R&D EFFORTS ARE FOCUSED ON:
Artificial Intelligence Autonomous Vehicles Space Development Biotechnology ~ Advanced Medicine
Apakah ini memang sesuai dengan SDGs ?
Really consistent with SDGs
?SAAT INI KEGIATAN R&D TERUTAMA DIFOKUSKAN PADA:
Mobil Otonom
Kecerdasan Buatan Teknologi Luar
Angkasa Bioteknologi~
Advanced Medicine
2.MASA TRANSFORMASI DAN
GERAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
0 0.5 1 1.5 2 2.5
1650 1700 1750 1800 1850 1900 1950 2000 2050
THE LONG TERM TREND OF THE WORLD POPULATION GROWTH RATE
In mid-1960s, the growth rate began to decrease marking an important turning point throughout human history
1965-1969 2.1%
- Average over 10 years 5 years average
5 years average (estimation)
U.S. Census Bureau, International Data Base (Data Updated Aug.2017)
※After Mita, M. 2018
TREND LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DUNIA DALAM JANGKA PANJANG
Pada pertengahan tahun 1960-an, laju pertumbuhan penduduk dunia mulai
menurun, dan ini merupakan titik balik penting dalam
sejarah manusia.
“GROWTH - PLATEAU” CYCLE OF HUMAN HISTORY AND CULTURAL/SPIRITUAL REVOLUTION
1,000,000 100,000 10,000 1,000 0
Agrarian Society Hunting & Gathering
Society
Industrial Society
After Y. Hiroi 2013 years ago
Population &
Economic Growth
The Mind’s Big Bang
Axial Age
What’s Next?
SIKLUS “GROWTH-PLATEAU” DALAM SEJARAH MANUSIA DAN
REVOLUSI BUDAYA/SPIRITUAL PADA MASA TRANSISI
RADICAL CRITICISM TO MODERN TECHNOLOGY AND EFFORT TO CREATE ALTERNATIVES
KRITIK MENDASAR TERHADAP IPTEK MODERN & PROPOSAL
ALTERNATIFNYA PADA KURUN 1960 & 1970-AN
Kemiskinan &
Ketimpangan
Lingkungan Hidup & SDA
Dehumani- sasi
1962 Carson, R., Silent Spring.
1967,1970 Mumford, L., The Myth of The Machine.
1971 Nakaoka, T., Philosophy of Factory.
1972 Meadows, D.H. et al., The Limits to Growth.
1973 E.F.Schumacher, Small Is Beautiful 1973 Illich, I., Tools for Conviviality.
1974 Dickson, D., Alternative Technology.
1977 Lovins, A.B., Soft Energy Paths.
RADICAL CRITICISM TO MODERN TECHNOLOGY AND EFFORT TO CREATE ALTERNATIVES
KRITIK MENDASAR TERHADAP IPTEK MODERN & PROPOSAL
ALTERNATIFNYA PADA KURUN 1960 & 1970-AN
APPROPRIATE TECHNOLOGY MOVEMENTS PRIMARILY ACTIVE: MID-60S TO MID-80S
Konsep Teknologi Tepat Guna pertama
diusulkan oleh E.F. Schumacher pada tahun 1965 sebagai “Intermediate Technology”.
Sesudah itu gerakan teknologi tepat guna berkembang dan pada awal dasawarsa
1980-an, sekitar 1.000 organisasi di dunia terlibat dalam gerakan tersebut.
GERAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
TERUTAMA AKTIF MULAI PERTENGAHAN 1960-AN SAMPAI PERTENGAHAN 1980-AN
Akan tetapi, pada pertengahan 1980-an,
gerakan ini mulai menurun.
DUA JALUR GERAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
-Sesuai dengan kondisi lokal -Sesuai kebutuhan masyarakat -Menciptakan kesempatan kerja -Ramah lingkungan
1. Konteks Pembangunan
-Menghemat SDA -Menghindari polusi
-Human-Scale, Controllable -Desentralisasi
2. Alternatif terhadap IPTEK Modern
Pada hakikatnya: Teknologi tepat guna sangat selaras dengan SDGs.
DUAL STREAMS OF APPROPRIATE TECHNOLOGY MOVEMENT
AN EFFECTIVE WAY OF CREATING A TECHNOLOGICAL SYSTEM CONSISTENT WITH SDGS
Belajar dari Gerakan Teknologi Tepat Guna
Mempertimbangkan Sebab-sebab
Menurunnya Gerakan TTG
Mengisi Kekurangan
CARA EFEKTIF MENCIPTAKAN SISTEM TEKNOLOGI YANG
SELARAS DENGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
WHY THE APPROPRIATE MOVEMENTS DECLINED ?
Usai Perang Dingin
→ Dominansi Kapitalisme dan IPTEK Modern Diperbesar
Kurangnya Kemampuan Manajemen Usaha Bisnis
Kekurangan SDM yang
Relevan Kurangnya Dukungan Pemerintah
Kurangnya Skema yang Bisa Didukung Secara Luas oleh
Berbagai Pihak
MENGAPA GERAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MENURUN?
3.KONSEP DASAR SKEMA KOMPREHENSIF
MENGENAI PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT
MENUJU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
KONSEP DASAR SKEMA KOMPREHENSIF PTTPB (1)
MEMANDANG TIGA MASALAH UTAMA DALAM KETIDAKBERKELANJUTAN
Kemiskinan dan Ketimpangan Masalah Lingkungan
Hidup, Habisnya SDA Dehumanisasi
Dunia Tidak Berkelanjutan
KONSEP DASAR SKEMA KOMPREHENSIF PTTPB (2)
Mekanisme yang Mengakibatkan Ketidakberkelanjutan
-Mencari untung dan pertumbuhan ekonomi tanpa batas.
-Menguntungkan kapitalis
KAPITALISME
Struktur dari Modern Indusrialized Society
-Memungkinkan efisiensi lebih tinggi, skala lebih besar,
kecepatan lebih laju.
-Mengembangkan produk baru.
Produk Baru, Produktivitas Tinggi
IDENTIFIKASI AKAR MASALAH KETIDAKBERKELANJUTAN:
KAPITALISME DAN IPTEK MODERN
IPTEK MODERN Investasi
Mekanisme yang Mengakibatkan Ketidakberkelanjutan (lanjutan)
Struktur dari Modern Indusrialized Society
Ekonomi
Menguntungkan Kaum Kaya
Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Batas
Subordinasi terhadap Teknologi
Kemiskinan dan Ketimpangan
Kerusakan Lingkungan, Kelangkaan SDA
Dehumanisasi
REDISTRIBUTION IS NECESSARY BUT ITS EFFECT IS LIMITED
Redistribusi kekayaan adalah tindakan penting guna
memperbaiki masalah ketimpangan.
The Poor The Rich
Disparity Subsidy TAX
KONSEP DASAR SKEMA KOMPREHENSIF PTTPB (3)
MEMANDANG REDISTRIBUSI SEBAGAI TINDAKAN DENGAN EFEK TERBATAS
Tetapi efeknya terbatas jika struktur sosial-ekonomi yang mengakibatkan ketimpangan tetap sama.
BEYOND STEREO-TYPED CONCEPT OF APPROPRIATE TECHNOLOGY
MELAMPAUI STEREO-TYPE TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Sederhana
KONSEP DASAR SKEMA KOMPREHENSIF PTTPB (4)
Stereo-type Teknologi Tepat Guna
Konsep Alternatif: Pilihan Teknologi yang Tepat Menuju Pembangunan Berkelanjutan
Harga/biaya: sesuai situasi ekonomi setempat
Tidak mengecualikan teknologi canggih sesuai kebutuhan dan kelayakan
Menyesuaikan dengan kebutuhan, bisa teknologi tradisional maupun modern
Mengembangkan prinsip mengenai pilihan teknologi dapat digunakan baik di negara berkembang maupun negara maju.
4.SKEMA KOMPREHENSIF MENGENAI PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT
MENUJU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
SKEMA
KOMPREHENSIF
MENGENAI PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT
MENUJU
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Mengatasi Masalah Kemiskinan &
Ketimpangan
P-1. Appropriate for local conditions
P-2. Create Job Opportunities
Mengatasi Masalah Lingkungan Hidup &SDA
E-1.Treat limited things as limited
E-2. Based on sustain- able resources
E-3. Not disturb the ecosystem
E-4.Decetralized system
E-5.Respect Nature
Mengatasi Masalah Dehumanisasi
D-1. Non-commercial production & work
D-2.Controllable by people
D-3.Human resource development
http://www.apexngo.org/en/comprehensiveframework_en.html
PILIHAN TEKNOLGI YANG TEPAT
DEMI MENGATASI MASALAH KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN
P-1. Memilih/mengembangkan teknologi yang sesuai dengan kondisi sosial-
ekonomi-budaya setempat dan yang bisa berkontribusi secara langsung dalam mengurangi kemiskinan.
※ Dalam konteks ini, “mengurangi kemiskinan”
berarti memenuhi “basic needs” dari
masyarakat, yang meliputi air, sanitasi, listrik, papan dan pangan.
P-2. Menciptakan kesempatan kerja yang sesuai dengan
situasi masyarakat setempat.
PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT
DEMI MENGATASI MASALAH KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN
-Solusi esensial terhadap masalah kemiskinan adalah menciptakan kesempatan kerja yang sesuai dengan situasi setempat.
E-1. Limited things should be treated as limited things.
E-1.a Sebisa mungkin menghindari
penggunaan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui, khususnya bahan bakar fosil.
E-1.b Menghindari membuang
limbah/sampah, air limbah atau gas limbah, tanpa mengolahnya dengan baik terlebih dahulu. Khususnya agar tidak mengeluarkan Gas Rumah Kaca.
PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT
DEMI MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DAN
SUMBER DAYA ALAM
E-2.Merancang pembangunan berbasis sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT
DEMI MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBER DAYA ALAM
-Maka dari itu, kita mesti merencanakan dan melakukan pembangnan berbasis sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
-Selama ini pemakaian energi yang berasal dari bahan bakar fosil terlalu banyak. Oleh karena itu ada kesulitan dan ketidaklayakan jika ingin
mencoba mengganti pasokan energi tersebut dengan energi terbarukan.
E-3.Tidak Mengganggu Keseimbangan dan Siklus Ekologi Alam
-Kita harus mendiskriminasi bahan yang bisa
dikembalikan ke alam secara aman (disebut “N”) dan bahan buatan yang tidak bisa dikembalikan ke alam (disebut “A”).
-Dimana “N” bisa didaur-ulang atau dikembalikan ke alam sesudah habis dipakai; sedangkan “A”
harus didaur-ulang atau dibuang secara aman.
PILIHAN TEKNOLGI YANG TEPAT
DEMI MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DAN
SUMBER DAYA ALAM
E-4.Memprioritaskan sistem
desentralisasi berskala kecil.
-Energi terbarukan lebih sesuai dengan sistem
desentralisasi karena berasal dari energi matahari yang dipancarkan dengan intensitas rendah
-Pasokan kebutuhan pokok seperti air, pangan, dan energi, diharapkan bisa dikembangkan secara swadaya di tingkat lokal.
-Sekaligus bersikap terbuka, dan menjalin asosiasi dengan daerah-daerah lain secara aktif
PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT
DEMI MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DAN
SUMBER DAYA ALAM
E-5.Memahami keterbatasan IPTEK modern dan menghormati alam.
PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT
DEMI MANGATASI MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBER DAYA ALAM
-IPTEK modern dapat mengakumulasi ilmu sangat banyak, maka sering mengakibatkan kesalahpahaman bahwa manusia mampu menguasai dan mengontrol alam.
-Padahal, ilmu pengetahuan hanya mencakup dan mengklarifikasi hal-hal yang terbatas. Sementara dunia ini penuh dengan hal yang tidak diketahui oleh manusia.
-Kita mesti menghormati alam yang memiliki makna mendalam dan penuh dengan misteri.
D-1.Pentingnya apresiasi dan lebih
mengembangkan usaha non-komersial.
PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT
DEMI MENGATASI MASALAH DEHUMANISASI
- Kita memiliki kapasitas untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidup serta mengelola berbagai usaha dan acara secara mandiri maupun dengan kerjasama bersama teman- teman komunitas.
-Akan tetapi, dengan penyebarluasan komersialisasi, kapasitas seperti itu semakin kemari semakin musnah, digantikan dengan ketergantungan pada produk /
pelayanan komersial yang semakin meningkat.
-Kita mesti mengapresiasi dan lebih mengembangkan usaha non-komersial guna memulihkan insiatif dan kreativitas kita.
D-2. Memakai teknologi yang bisa dikontrol oleh masyarakat.
PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT
DEMI MENGATASI MASALAH DEHUMANISASI
-Penggunaan mesin-mesin atau sistem teknologi baru biasanya meningkatkan produktivitas dan membuat kehidupan kita lebih mudah.
-Namun proses tersebut sering mengakibatkan ketergantungan pada mesin/sistem yang
digunakan dan mengakibatkan pekerjaan jadi monoton.
-Kita mestinya lebih memprioritaskan teknologi yang tidak mengakibatkan ketergantungan/
tersubordinasi dan bisa dikontrol oleh masyarakat.
D-3. Memilih teknologi yang mengembangkan SDM.
PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT
DEMI MENGATASI MASALAH DEHUMANISASI
-Sangat diharapkan kita bisa mengembangkan SDM dalam pekerjaan-pekerjaan kita.
-Pekerjaan yang bersifat mengembangkan SDM, memungkinkan kita bisa bekerja secara kreatif dan bisa mengembangkan hubungan kerjasama secara erat.
-Oleh karena itu, kita perlu memilih teknologi yang mengembangkan SDM.
PENGALAMAN PRAKTEK DI INDONESIA
MASALAH PENCEMARAN AIR DI INDONESIA
Masyarakat Indonesia masih mengalami masalah
pencemaran air yang serius
PENGALAMAN PRAKTEK DI INDONESIA
MASALAH SANITASI DI INDONESIA
Kondisi sanitasi di daerah
perkotaan masih dalam kondisi yang memprihatinkan
PENGALAMAN PRAKTEK DI INDONESIA
TEKNOLOGI KONVENSIONAL IPAL KOMUNAL
Selama ini, teknologi diterapkan di Indonesia untuk IPAL Komunal,
sebagian besar proses anaerobik saja seperti Anaerobic Baffled Reactor Prose anaerobic ada untung karena tidak membutuhkan listrik dan
pengoperasiannya mudah, tetapi ada kekurangan juga - kualitas air olahan kurang memadai
PENGALAMAN PRAKTEK DI INDONESIA
TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI JEPANG
Sedangkan, teknologi biasa
diterapkan di Jepang adalah proses aerobik seperti lumpur aktif.
Lumpur aktif ada untung karena kualitas air olahannya bagus, tetapi ada kekurangan: pemakaian listrik besar dan pengoperasiannya tidak mudah.
Before Operation
In Operation
Sebagai pilihan alternatif proses aerobik, kami
memperhatikan RBC (Rotating Biological Contactors) karena:
- Pengoperasian/Perawatan mudah
- Hemat listrik - Hemat lahan
PENGALAMAN PRAKTEK DI INDONESIA
PRINSIP RBC (ROTATING BIOLOGICAL CONTACTORS)
Pada prinsip, teknologi RBC sesuai dengan negara-
negara Asia, tetapi RBC konvensional yang dijual di negara maju terlalu mahal dan juga sulit difabrikasi di Indonesia
PENGALAMAN PRAKTEK DI INDONESIA
RBC KONVENSIONAL DI JEPANG
Oleh karena itu, sebagai tahap awal APEX dan Yayasan Dian Desa mencoba membuat RBC dengan media ijuk. Biaya RBC ijuk sangat murah (seperlima) dari RBC konvensinal dengan efisiensi yang sama. Tetapi bertahan tidak terlalu lama dan jika lapisan mikroba menjadi tebal, efisiensi menurun.
PENGALAMAN PRAKTEK DI INDONESIA
RBC MEDIA IJUK
1.Large Surface Area
2. High Oxigen Supplying Capacity
3. Larage Stage Number
4. Large Mass Transfer Rate
PENGALAMAN PRAKTEK DI INDONESIA
RBC LATTICE TIGA-DIMENSI
Efficiency of Conventional RBC
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
1/(BOD Surface Loading) m2・day/g
BOD Removal Ratio %
Conventional RBC
Conventional RBC
Efficiency of RBC with Three-Dimensional Lattice
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
1/(BOD Surface Loading) m2・day/g
BOD Removal Ratio %
Thee-Dimensional Lattice
PENGALAMAN PRAKTEK DI INDONESIA
EFISIENSI RBC LATTICE TIGA-DIMENSI
Hasil dari studi banding oleh
prof.Araki, universitas Saga, sudah mengklarifikasi bahwa RBC
Lattice Tiga-Dimensi 4 kali lebih efisien dari pada RBC
konvensional.
Maka, bisa mengurangi biaya
fabrikasi secara drastis dan sarana IPAL menjadi kecil
4 Kali Lebih Efisien
Pretreatment Post-treatment
Effluent
Anaerobic Aerobic
Influent
○Kualitas Efluen Bagus
○Pemakaian Listrik Sedikit
○Hemat Lahan
PENGALAMAN PRAKTEK DI INDONESIA
KOMBINASI PROSES ANAEROBIK DAN
AEROBICK(RBC LATTICE TIGA-DIMENSI)
PENGALAMAN PRAKTEK DI INDONESIA
MODEL SYSTEM DI INDONESIA (54 UNIT)
Cikembang, Bandung
Mendiro, Sleman
Jongkang, Sleman
Gending, Gresik
Gerbo, Pasuruan
Ayula Selatan, Bone Bolango
Photo:Sekisui Aqua System Co.,Ltd.
Selain Indonesia dan Jepang, sistem yang sama
menggunakan RBC Lattice Tiga-Dimensi sedang cepat disebarluaskan di Tiongkok.
PENYEBARLUASAN SYSTEM KOMBINASI PROSES
ANAEROBIK DAN AEROBIK(RBC LATTICE TIGA-DIMENSI)
DI TIONGKOK
PENGALAMAN PRAKTEK DI INDONESIA
APKAH KASUS INI SESUAI SKEMA KOMPREHENSIF?
Sesuai kondisi sosial-ekonomi lokal Bisa menciptakan kesempatan kerja
Bisa dikontrol oleh masyarakat Ramah lingkungan
-Tidak tradisional -Kualitas tinggi
- Bisa dipakai baik negara berkembang maupun negara maju
Indonesia sedang menuju ke arah menjadi negara maju.
Tetapi, jika Indonesia mengikuti pola pembangunan yang sama
dengan pola pembangunan negara maju, maka ini berisiko merusak bumi kita.
Maka, sangat diharapkan Indonesia mau memilih pola pembangunan alternatif yang berkelanjutan.
Sedangkan negara maju wajib mengubah sistem ekonomi, sistem sosial dan teknologi ke arah pembangunan berkelanjutan secepat mungkin. Pada saat yang sama, negara maju juga wajib membantu
negara berkembang untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
INDONESIA MAJU AKAN KE MANA ?
MARI KITA CIPTAKAN DUNIA MASA DEPAN YANG BERKELANJUTAN
DENGAN PILIHAN TEKNOLOGI YANG TEPAT!
“A Comrehensive Framework on Appropriate Technology Choice for Sustainable Development”
Bagi yang ingin menggunakan
buku tipis ini sebagai materi kuliah, kami akan mengirimkan secara
gratis lewat pos.
Kontak:
Kami sediakan buku tipis:
Kami pun bersedia apabila diundang sebagai pembicara tamu untuk
memberikan kuliah tentang Framework tersebut di perguruan tinggi.