• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication / IMC). Adapun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication / IMC). Adapun"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

30

KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori

4.1.1 Kampanye Periklanan

Sebuah kampanye periklanan adalah sebuah seri yang terdiri dari beberapa pesan periklanan, yang berbagi satu ide dan tema menjadi sebuah komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication / IMC). Adapun kampanye periklanan tertentu bisa menggunakan sejumlah saluran atau media untuk mencapai sasarannya, contohnya iklan televisi, iklan majalah, iklan internet, dan lain-lain sebagainya, selama periode waktu yang spesifik..

Bagian terpenting dari pembuatan sebuah kampanye periklanan adalah penentuan tema kampanye, karena hal itu juga dapat mengatur karakteristik dari iklan individual serta bentuk-bentuk komunikasi pemasaran lainnya yang akan digunakan. Tema kampanye adalah pesan sentral yang akan dikomunikasikan dalam aktivitas promosional.

(Wikipedia. (2007). Advertising Campaign. http://wikipedia.org/)

(2)

4.1.2 Kampanye untuk Perubahan Sosial

Untuk menjelaskan istilah “kampanye untuk perubahan sosial,” Philip Kotler dan Ned Roberto mengenalkan subjek tersebut dengan menulis “sebuah kampanye perubahan sosial adalah usaha terorganisasi yang dipimpin oleh sebuah grup (agen perubahan) yang berusaha untuk mempersuasi orang lain (pengadopsi target) untuk menerima, memodifikasi, atau meninggalkan ide tertentu, sikap, praktek, atau kebiasaan.” Teks yang mereka tuliskan pada tahun 1989 kemudian diperbaharui tahun 2002 oleh Kotler, Roberto, dan Nancy Lee.

(Wikipedia. (2007). Social Marketing. http://wikipedia.org/)

4.1.3 Komunikasi dalam Mendidik Anak

Dalam pendidikan anak-anak, komunikasi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh. Mengenai teknik berkomunikasi yang kreatif dengan anak- anak, menurut Andi Yudha Asfandiyar (Mizan), anak-anak cenderung belajar dari apa yang dilihat, diraba, didengar, dilakukan, dan lainnya. Mereka juga cenderung aktif, dinamis, imajinatif, kreatif, ekspresif, serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Cara belajar anak-anak juga menurut Andi, biasanya lebih efektif melalui pendekatan gambar, pendengaran, dan gerak. Akan tetapi pendidikan yang paling efektif adalah melalui contoh, terutama dari orang-orang terdekatnya. Kemudian saat berbicara dengan anak-anak, juga harus menunjukkan sikap kesungguhan.

Selain itu, berikan kesempatan pada anak untuk berekspresi atau menyatakan

(3)

pendapat, ide-ide, atau aspirasinya. Dalam berkomunikasi tersebut gunakan pula bahasa anak-anak.

(Pikiran Rakyat. (2007). Mendidik Anak, Tergantung pada Cara Berkomunikasi

.

http://www.pikiranrakyat.co.id/)

4.1.4 Metode Belajar Anak

Proses belajar mengajar yang baik adalah jika anak berinteraksi dengan pendidik, yaitu orangtua dan guru. Maka pendidik harus pandai menciptakan situasi yang nyaman, membangkitkan semangat belajar, dan anak antusias belajar dengan memberikan metode pengajaran yang tepat. Jika tipe belajar anak lebih aktif melalui alat pendengarannya, maka anak diajarkan dengan mendengarkan kaset yang diselingi dengan menunjukkan gambarnya, dapat juga dengan memutarkan filmnya agar anak dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi. Dengan harapan, tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.

Berikut ini beberapa metode pengajaran, antara lain :

1. Metode pemecahan masalah (Problem solving method)

Berikan soal-soal yang tingkat kesulitannya dapat disesuaikan dengan kemampuan anak. Lalu ajak anak mencari solusinya bersama-sama.

2. Metode latihan keterampilan (Drill method)

Kegiatan yang mewakili metode ini sering Anda lakukan bersama si kecil, yaitu membuat prakarya (artwork). Sekolah Learning Vision menggunakan metode ini untuk mendorong anak belajar menjalani proses

(4)

ketika membuat patung dari lilin atau karya tiga dimensi lainnya. Selain melatih kemampuan motoriknya, seperti menulis, menggambar, menghias dan menggunakan alat-alat.

3. Metode Global (Ganze method)

Anak belajar membuat suatu kesimpulan dengan kalimatnya sendiri.

Contohnya, ketika membaca buku, minta anak menceritakan kembali dengan rangkaian katanya sendiri. Sehingga informasi yang anak peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diserap lebih lama. Anak juga terlatih berpikir kreatif dan berinisiatif.

4. Metode Bagian (Teileren method)

Metode pengajaran ini mengaitkan sebagian-sebagian petunjuk yang mengarah pada sesuatu, seperti potongan puzzle yang digabungkan satu persatu.

(Zoelandari, Mita. (2007). Metode Belajar Yang Tepat Bagi Anak.

http://www.inspiredkidsmagazine.com)

4.1.5 Desain Komunikasi

Desain komunikasi adalah sub-disiplin dari desain yang memikirkan bagaimana media intermisi seperti cetak, elektronik, atau presentasi dapat berkomunikasi dengan orang banyak. Dalam pendekatan desain komunikasi, tersampaikannya pesan lebih diutamakan daripada sekedar keindahan estetik semata. Perbedaan antara desain komunikasi dengan seni aplikasi lainnya terletak di motivasinya : walaupun dalam prosesnya desain komunikasi juga melibatkan ekspresi individual dan kreativitas, tujuan akhirnya biasanya ditentukan oleh sebuah

(5)

badan komisi bukan oleh artisnya, dan arahan-arahan yang ditentukan oleh badan komisi tersebut biasanya lebih ketat dan membatasi kebebasan artis.

Istilah desain komunikasi juga sering disamakan dengan istilah komunikasi visual atau secara lebih spesifik lagi dengan istilah desain grafis, namun punya arti alternatif yang lebih luas mencakup komunikasi audio juga selain visual.

Contoh dari desain komunikasi mencakup arsitektur informasi, editing, tipografi, ilustrasi, dan copywriting profesional yang kemudian diaplikasikan ke industri kreatif.

(Wikipedia. (2007). Communication Design. http://wikipedia.org/)

4.1.6 Teori Warna

Teori warna adalah seperangkat prinsip-prinsip pemandu yang dapat digunakan untuk menciptakan kombinasi warna yang harmonis. Warna mempunyai kemampuan untuk memancing respons, menciptakan mood, mensimbolisasi sebuah ide, dan mengekspresikan emosi. Perbedaan aspek tertentu pada warna, seperti perubahan nilai atau intensitas, dapat lebih jauh memurnikan tone warna dan memperjelas artinya. Setiap orang mempunyai hubungannya masing-masing dengan warna, akan tetapi ada juga konotasi kultural dan sosial yang disadari maupun tidak. Setiap warna juga memiliki susunan hubungan masing-masing yang dapat menyampaikan informasi, dengan warna itu sendiri berperan sebagai sebuah pewujudan ide-ide, baik positif maupun negatif.

(6)

Adapun arti dari warna antara lain adalah : 1. Biru :

a. Sering diasosiasikan dengan langit dan laut.

b. Menimbulkan citra positif seperti pengetahuan, kesejukan, kedamaian, maskulinitas, pemikiran, keadilan, dan kepintaran.

2. Oranye :

a. Sering diasosiasikan dengan musim semi dan jeruk.

b. Menimbulkan citra positif seperti kreativitas, tenaga, keunikan, energi, getaran, stimulasi, kemampuan sosial, kesehatan, keceriaan, dan aktivitas.

3. Putih

a. Sering diasosiasikan dengan cahaya dan kemurnian

b. Menimbulkan citra positif seperti kesempurnaan, pernikahan, kebersihan, kebaikan, tidak bersalah, terang, kelembutan, kekudusan, kemudahan, kebenaran.

(Morioka, Adams dan Stone, Terry. (2006). Color Design Workbook : A Real World Guide to Using Color in Graphic Design. Rockport Publishers, Massachusetts.)

4.1.7 Ilustrasi

Ilustrasi adalah sebuah visualisasi seperti gambar, lukisan, foto atau bentuk pekerjaan seni lainnya yang lebih menekankan subjek daripada bentuk. Tujuan dari ilustrasi adalah untuk menjelaskan atau mendekorasi sebuah cerita, puisi, atau sepotong informasi tekstual (seperti artikel dalam surat kabar), secara

(7)

tradisional dengan menyediakan representasi visual dari sesuatu yang dideskripsikan dalam teks.

Ilustrasi dapat digunakan untuk menampilkan subjek yang luas dan dapat melayani berbagai variasi fungsi, misalnya :

1. Untuk menggambarkan wajah tokoh dalam cerita

2. Menampilkan sejumlah contoh dari benda-benda yang dideskripsikan di buku teks akademik.

3. Memvisualisasikan langkah-langkah dari instruksi dalam sebuah manual teknikal.

4. Mengkomunikasikan nada tematik yang presisi dalam sebuah narasi.

5. Menghubungkan brand kepada ide ekpresi manusia, individualitas, dan kreativitas

6. Menginspirasi pembaca untuk merasakan emosi sedemikian rupa sehingga dapat mengembangkan aspek linguistik dari narasi.

(Wikipedia. (2007). Illustration, http://wikipedia.org/)

4.1.8 Tipografi

Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan piktograf. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia, Indian Sioux dan Mesir. Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa. Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM, saat orang Romawi mulai mempelajari serta menyempurnakan sistem tulisan Etruska, yang

(8)

merupakan penduduk asli Italia, sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi. Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi.

Secara garis besar huruf-huruf digolongkan menjadi:

1. Roman, dengan ciri memiliki kaki / serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

2. Egyptian, dengan ciri kaki / serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.

3. Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip / serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.

4. Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.

5. Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

(Goodman, Allison. (2001). 7 Essentials of Graphic Design. How Design Books, Cincinnati.)

(9)

4.1.9 Logo

Logo adalah elemen grafis, simbol, atau ikon dari sebuah trademark atau brand dan bersama dengan logotype-nya, yang diatur dari susunan typeface yang unik atau diatur secara berbeda dari biasanya. Sebuah logo adalah simbol ikon yang didesain untuk merepresentasi sebuah perusahaan, organisasi, produk, jasa dan kadang-kadang sebuah tempat.

Ada beberapa elemen yang menyusun sebuah logo yang baik dan efektif, yaitu:

1. Harus unik, dan dapat dibedakan dari logo lain oleh orang yang melihatnya.

2. Harus fungsional dan dapat digunakan dalam berbagai konteks sambil mempertahankan integritasnya.

3. Harus tetap konsisten walaupun direproduksi dengan ukuran kecil atau besar.

4. Dapat dibuat dalam berbagai warna maupun dalam presentasi dua warna (hitam-putih), spot color, atau half tone.

5. Dapat mempertahankan integritasnya walaupun dicetak di berbagai bahan atau material (di mana bentuk dari produk tersebut dapat mendistorsi logo).

6. Menggunakan prinsip desain dasar (ruang, warna, bentuk, konsistensi, dan kejelasan)

7. Mewakili brand atau perusahaan secara keseluruhan.

(Wikipedia. (2007). Logo. http://wikipedia.org/)

(10)

4.2 Strategi Kreatif

4.2.1 Strategi Komunikasi

4.2.1.1 Fakta Kunci

1. Tindak pencegahan / prevention merupakan upaya pemeliharaan kesehatan yang penting untuk dilakukan, karena tindak pencegahan lebih sehat dan relatif lebih murah daripada tindak pengobatan.

2. YKGI merupakan suatu organisasi sosial berbasis “Preventive Denstistry” yang mengurusi kesehatan gigi masyarakat di kota Bandung.

3. YKGI memiliki 2 program utama yang berbasis pencegahan yaitu UKGS dan unit PKG. Khalayak sasaran program tersebut terutama adalah murid-murid sekolah dasar kelas 1 – 6 yang sedang mengalami masa pergantian gigi susu menjadi gigi tetap.

4. Pada saat ini anak berusia 10 - 13 tahun, atau sekitar kelas 5 SD sampai 1 SMP sudah memasuki fase pra-remaja yang sering disebut tweens, serta membutuhkan pendekatan komunikasi yang berbeda dari children.

5. Peserta program UKGS dan PKG YKGI mayoritas adalah sekolah-sekolah swasta & negri yang murid-muridnya termasuk kelompok SES B & beberapa kelompok SES C1 & A2.

(11)

6. Sedangkan untuk sekolah dasar kelompok SES C2, yang muridnya mayoritas menengah ke bawah, banyak yang tidak berpartisipasi karena kesulitan dana.

7. Hal ini menegaskan memang adanya persepsi yang salah di kalangan menengah ke bawah bahwa tindak pencegahan penyakit adalah sesuatu yang dianggap tidak perlu & mahal.

8. Hal ini sangat disayangkan karena justru dengan melakukan tindakan pencegahan, yang sesungguhnya lebih murah, masyarakat kelompok SES C2 tidak akan terserang penyakit yang pada akhirnya memaksa mereka untuk melakukan tindak pengobatan.

9. Mayoritas anak kelompok SES C2 senang menonton kartun bertema petualangan di televisi dan mengidolai tokoh-tokoh dalam film kartun tersebut.

10. Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam proses pendidikan seorang anak.

4.2.1.2 Profil Khalayak Sasaran Primer 1. Demografi

a. Jenis Kelamin : Laki-Laki & Perempuan b. Usia : 6 – 10 tahun (Children)

c. Profesi : Murid Sekolah Dasar Negri (Kelas 1 – 4) d. SES : C2, C1 & B (menurut AC Nielsen (2005))

(12)

2. Geografi

Bertempat-tinggal dan beraktivitas di kota Bandung.

3. Psikografi

a. Ingin bisa masuk dalam aturan kelompok sebaya.

b. Mulai menjalin pertemanan yang akrab.

c. Suka bermain dengan teman dengan berjenis kelamin yang sama.

d. Memerlukan bantuan orang dewasa untuk memilih argumentasi yang tepat dan menyelesaikan perselisihan dalam bermain.

e. Sedikit 'kurang ajar' dan sok tahu atau bisa juga pemalu dan tidak percaya diri.

f. Keterampilan berpikir positif dengan relatif bebas rasa khawatir.

g. Mereka akan punya minat serius dalam masalah tertentu mulai usia sembilan tahunan.

h. Menekankan prestasi fisik karena saat itu mereka bisa dan suka berlari, melompat, memukul bola, memanjat, dan berayun.

i. Suka bermain dalam permainan tim.

j. Terkadang mereka salah mengukur kemampuan mereka.

k. Bisa berbicara lancar dan menggambarkan hal-hal yang rumit.

(Majalah Ayah Bunda. (2007). Perkembangan Anak Usia 6-10 Tahun. http://www.republika.co.id/)

(13)

4.2.1.3 Profil Khalayak Sasaran Sekunder 1. Demografi

a. Jenis Kelamin : Laki-Laki & Perempuan

b. Usia : 25 – 45 tahun (usia menikah 19 – 23 tahun)

c. Profesi : Pegawai Negri, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Guru.

d. SES : C2, C1 & B (menurut AC Nielsen (2005)) 2. Geografi

Bertempat-tinggal dan beraktivitas di kota Bandung.

3. Psikografi

a. Orang tua yang pendapatannya hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan hidup atau setidaknya masih bisa sedikit menabung.

b. Menyayangi dan memperhatikan masa depan anaknya.

c. Sering menonton televisi lokal sebagai sarana hiburan dan informasi di rumah.

4.2.1.4 Ide Besar

Ide besar dari komunikasi visual kampanye sosial “Preventive Dentistry”

ini adalah fun interactive denstistry.

4.2.1.5 Kata Kunci

Kata kunci untuk komunikasi visual kampanye sosial “Preventive Dentistry” ini adalah pencegahan, gigi, interaksi, sehat, dan senyum.

(14)

4.2.1.6 Tujuan Komunikasi

Dengan adanya proses komunikasi serta penggunaan berbagai media, diharapkan pesan kampanye dapat tertanam di dalam benak khalayak sasaran, sehingga pada akhirnya khalayak sasaran dapat melakukan tindak pencegahan penyakit gigi di rumah mereka secara konsisten dan kontinyu. Kemudian analisa proses komunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah sistem Dagmar (Unaware Aware Comprehensive Attitude Action). Adapun proses komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Unaware

Keadaan dimana khalayak sasaran masih belum menyadari isu yang akan disampaikan oleh kampanye sosial “Preventive Dentistry”

2. Aware

Khalayak sasaran mulai menyadari adanya pesan “Preventive Dentistry.”

3. Comprehensive

Khalayak sasaran kemudian mulai memahami pentingnya pelaksanaan tindak pencegahan penyakit gigi sejak dini, serta keuntungan yang bisa didapat dari pelaksanaan tersebut.

4. Attitude

Selanjutnya dalam tahap ini khalayak sasaran diharapkan dapat mengambil sikap untuk melaksanakan tindak pencegahan secara konsisten dan kontinyu.

(15)

5. Action

Pada bagian terakhir ini diharapkan khalayak sasaran pada akhirnya melaksanakan tindak pencegahan tersebut secara konsisten dan kontinyu di rumah masing-masing.

4.2.1.7 Penawaran Penjualan yang Unik

Yang membuat kampanye sosial “Preventive Dentistry” ini unik adalah penyampaian pesan pencegahan penyakit gigi dengan media komunikasi visual yang disesuaikan dengan perkembangan psikologis anak terkini.

4.2.1.8 Pendekatan Emosional

Untuk dapat mengkomunikasikan pesan kampanye “Preventive Dentistry dengan lebih efektif, maka diputuskan untuk menggunakan pendekatan emosional, yaitu dengan mengajak khalayak sasaran untuk berinteraksi dan bermain bersama sembari mempelajari dan mempraktekkan upaya- upaya pencegahan penyakit gigi.

4.2.2 Strategi Desain

4.2.2.1 Tone & Manner

Dalam proses komunikasi yang akan dibuat, nuansa yang ingin dicapai adalah sehat, enerjik, ceria, mendidik, interaktif.

(16)

4.2.2.2 Strategi Verbal

Gaya bahasa yang digunakan adalah perpaduan dari gaya bahasa Indonesia semi-formal untuk mengilustrasikan sosok kakak narator yang lebih dewasa dan bijaksana, serta bahasa anak-anak yang ceria dan lucu untuk karakter-karakter seperti Didi atau si Gigi.

4.2.2.3 Strategi Visual

Unsur-unsur desain dipilih dengan mempertimbangkan pada karakter khalayak sasaran serta pendekatan yang dilakukan, yaitu :

1. Palet warna yang akan digunakan terutama adalah warna oranye kuning untuk yang menimbulkan kesan sehat, aktif, kreatif, enerjik, dan ceria, kemudian warna biru digunakan untuk mewakili pengetahuan, pemikiran, dan kepintaran. Adapun untuk membantu kontras dan keterbacaan, digunakan warna putih untuk teks di atas bidang berwarna biru, sedangkan untuk teks di atas bidang oranye kuning menggunakan warna hitam.

2. Headline akan menggunakan jenis huruf sans serif yang tebal, solid, dan menarik perhatian. Sedangkan body text menggunakan gunakan jenis huruf script (seperti tulisan tangan), mirip dengan jenis huruf yang sering digunakan pada komik-komik dan animasi anak-anak agar lebih personal dan dekat dengan dunia anak.

3. Logogram kampanye akan dibuat dengan warna yang cerah agar sesuai dengan suasana kampanye yang ceria, enerjik tetapi tetap mendidik. Sedangkan logotype-nya menggunakan jenis huruf

(17)

script yang dipersonalisasi agar memiliki keunikan sambil tetap dapat mempertahakan aspek keterbacaan.

4.2.3 Pemilihan Media Komunikasi

Adapun media-media visual yang dipilih untuk mengkomunikasikan pesan kampanye adalah sebagai berikut:

1. Identitas Visual Kampanye (Logo) 2. Audio Visual untuk Presentasi 3. Jaket CD

4. Poster

5. Buku Aktivitas 6. Utility Tube 7. Sikat Gigi 8. Handuk kecil

9. Stiker Nama (Peserta) 10. Kaos (Peserta)

11. Topi (Peserta & Panitia) 12. Pin (Peserta & Panitia) 13. Kemeja (Panitia) 14. ID Card (Panitia) 15. Mug

16. Mobil (Panitia)

Referensi

Dokumen terkait

dan lemak bagi tubuh maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian tentang uji kandungan protein dan lemak pada ikan Bada (Spesies: Rasbora spp.) di Sungai

Oleh karena itu, proses pembelajaran pada anak usia sekolah dasar perlu dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak dapat melihat ( seeing ), melakukan

Matrik penelitian merupakan perwujudan ide awal dari topik atau judul serta rencana penelitian yang secara substansial menjabarkan secara ringkas dan jelas program

Pada proses commissioning dilakukan berbagai tahapan proses hingga biodiesel plant tersebut dapat menghasilkan Biodiesel kualitas standar yang ditetapkan sebagai bahan bakar

Syukur Alhamdulillah dan Subhanallah atas segala rahmat, karunia Allah SWT, sehingga penulis memiliki kekuatan, kesabaran, dan kepercayaan untuk menyelesaikan

Ketidakkonsistenan hasil antara penelitian-penelitian sebelumnya menjadi motivasi peneliti untuk melakukan penelitian kembali mengenai pengaruh partisipasi penganggaran

Penelitian ini bertujuan mengetahui tentang Implementasi Aplikasi Akramiy (يمركأ) Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Arab Dimasa Pandemi Covid 19 Ma Sabilul Muttaqin

A Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab dan disampaikan secara mutawatir mendapat pahala jika membacanya.. B Kalam Allah SWT yang