• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mencari suatu pekerjaan, tapi dalam mencari suatu pekerjaan tidaklah mudah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mencari suatu pekerjaan, tapi dalam mencari suatu pekerjaan tidaklah mudah"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Meningkatnya kebutuhan ekonomi menyebabkan setiap orang perlu mendapatkan pekerjaan. Sehingga semakin meningkat pula tenaga kerja yang mencari suatu pekerjaan, tapi dalam mencari suatu pekerjaan tidaklah mudah karena banyak lapangan kerja yang memiliki syarat tertentu untuk memilih tenaga kerja yang akan dipekerjakan ditempatnya. Selain melihat keahlian dan ketrampilan dari calon tenaga kerja status pendidikan juga diperhitungkan. Seperti yang kita tau di Indonesia sangat banyak masyarakat yang tidak menuntaskan pendidikannya akibat faktor ekonomi. Masalah ini pula yang menyebabkan timbulnya pengangguran, sehingga dari mereka harus menemukan berbagai cara untuk mendapatkan pekerjaan agar menutupi kebutuhan ekonomi.

Tiga masalah besar bidang ketenagakerjaan saat ini, antara lain : Pertama, masalah pengangguran dari total angkatan kerja pada 2006 berjumlah 105,8 juta, sekitar 40,8 juta adalah pengangguran, baik yang kentara maupun yang tidak kentara. Masalah kesempatan kerja dan pengangguran yang tinggi dan semakin meningkat tersebut menjadi beban negara dan setiap saat dapat menjadi bom waktu bagi negara kita. Padahal untuk mengatasi segala persoalan ketenagakerjaan tersebut roda perekonomian harus diputar dan keberadaan investor sangat diperlukan, sangat dilematis memang di satu sisi untuk menjaga dan menghormati hak-hak pekerja perlu dilindungi dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang efektif, sementara disatu sisi yang lain keamanan investor dalam menanamkan modalnya perlu diiringi dengan regulasi ketenagakerjaan

(2)

16

yang efektif pula, hal ini menjadi tarik-menarik yang kuat apabila kepentingan masing-masing pihak tidak terakomodasi. Masalah-masalah seperti soal pemogokan, pesangon, upah, out sourching, kontrak kerja, dan tenaga kerja asing adalah masalah-masalah yang sampai sekarang menjadi persoalan baik dari sisi pengusaha maupun pekerja. Kedua, masalah produktivitas dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dan Ketiga, masalah kepastian hukum dan penegakan hukum (law enforcement) bagi pengusaha maupun pekerja yang berkaitan dengan sistem peradilan dalam rangka penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

Ketiga masalah tersebut mengakibatkan Indonesia tidak dapat bersaing dan berkompetisi dengan negara-negara lain, secara perlahan-lahan ekonomi Indonesia semakin sulit untuk berkembang.1

Banyaknya masalah dalam bidang ketenagakerjaan di Indonesia juga disebabkan karena ada beberapa pekerjaan yang belum diatur oleh Undang- Undang. Indonesia merupakan negara hukum, negara hukum sudah merupakan tipe negara yang umum dimiliki oleh bangsa-bangsa di dunia dewasa ini. Negara hukum meninggalkan tipe negara yang memerintah berdasarkan keamanan sang penguasa dan berpatokan pada hukum yang mengatur.2

Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

1 Abdul.R. Saliman, 2005, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori Dan Contoh Kasus, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, h. 242-243.

2 Satjipto Rahardjo, 2009, Negara Hukum Yang Membahagiakan Rakyatnya, Genta Publishing, Yogyakarta, h.2.

(3)

17

maupun masyarakat. Pengertian setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat dapat meliputi setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain atau setiap orang yang bekerja sendiri dengan tidak menerima upah atau imbalan. Tenaga kerja meliputi pegawai negeri, pekerja formal, pekerja informal, dan orang yang belum bekerja atau penggangguran. Dengan kata lain, pengertian tenaga kerja adalah lebih luas dari pada pekerja/buruh.3

Hukum ketenagakerjaan adalah hukum yang mengatur tentang tenaga kerja. Apabila ditelaah dari pengertian istilah, hukum ketenagakerjaan terdiri atas dua kata, yaitu hukum dan ketenagakerjaan. Hukum dan ketenagakerjaan merupakan dua konsep hukum.4 Konsep hukum sangat dibutuhkan apabila kita mempelajari hukum. Konsep hukum pada dasarnya adalah batasan tentang suatu istilah tertentu. Tiap istilah ditetapkan arti dan batasan maknanya setajam dan sejelas mungkin yang dirumuskan dalam suatu definisi. Istilah dan arti tersebut diupayakan agar digunakan secara konsisten. Konsep yuridis (legal concept) yaitu konsep konstruktif dan sistematis yang digunakan untuk memahami suatu aturan hukum atau sistem aturan hukum.

Hukum merupakan keseluruhan peraturan-peraturan dimana tiap-tiap orang yang bermasyarakat wajib mentaatinya. Sistem peraturan untuk menguasai

3Asri Wijayanti, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, h.1.

4Ibid, h. 2.

(4)

18

tingkah laku manusia dalam masyarakat atau bangsa5. Kemudian menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Bekerja pada orang lain dapat diartikan orang tersebut bekerja diluar hubungan kerja dan mereka yang bekerja di dalam hubungan kerja.

Bekerja pada orang lain didalam hubungan kerja meliputi mereka yang bekerja kepada negara dan mereka yang bekerja pada orang lain. Bekerja pada negara disebut pegawai negeri atau pegawai pemerintahan, adapun mereka yang bekerja kepada orang lain adalah mereka yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja atau perjanjian pemborongan.6

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tenaga kerja meliputi pegawai negeri, tenaga kerja formal dan tenaga kerja informal. Perekonomian dikebanyakan negara berkembang bahkan dibeberapa negara maju adalah fenomena jumlah dan tingginya peningkatan penduduk yang bekerja di sektor informal. Hal ini didorong oleh tingkat urbanisasi yang tinggi dimana penawaran pasar tenaga kerja mampu direspon oleh permintaan tenaga kerja sektor informal.

Pengelompokan definisi formal dan informal menurut Hendri Saparini dan M.

Chatib Basri dari Universitas Indonesia menyebutkan bahwa tenaga kerja sektor informal adalah tenaga kerja yang bekerja pada segala jenis pekerjaan tanpa ada perlindungan negara dan atas usaha tersebut tidak dikenakan pajak. Definisi lainnya adalah segala jenis pekerjaan yang tidak menghasilkan pendapatan yang

5Charlie Rudyat, Kamus Hukum, Pustaka Mahardika, h. 212.

6Asri Wijayanti, op.cit, h. 4.

(5)

19

tetap, tempat pekerjaan yang tidak terdapat keamanan kerja (job security), tempat bekerja yang tidak ada status permanen atas pekerjaan tersebut dan unit usaha atau lembaga yang tidak berbadan hukum. Sedangkan ciri-ciri kegiatan-kegiatan informal adalah mudah masuk , artinya setiap orang dapat kapan saja masuk ke jenis usaha informal ini, bersandar pada sumber daya lokal, biasanya usaha milik keluarga, operasi skala kecil, padat karya, keterampilan diperoleh dari luar sistem formal sekolah dan tidak diatur dan pasar yang kompetetif. Contoh dari jenis kegiatan sektor informal antara lain pedagang kaki lima (PKL), pengamen dan anak jalanan, pedagang pasar, buruh tani, pekerja rumah tangga, dan lainnya.

Tuntutan pekerjaan dengan dilihat pendidikan dan ketrampilan memadai di perkotaan menjadi kendala pencari kerja dalam memperoleh pekerjaan. Mereka yang pada mulanya berkeinginan bekerja di sektor formal pada akhirnya bermuara di sektor informal.7

Pekerjaan yang termasuk didalam sektor informal salah satunya adalah pekerja rumah tangga. Pekerja rumah tangga merupakan pekerjaan yang diperlukan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Pekerjaan ini biasanya diperlukan oleh keluarga yang memiliki suatu aktifitas diluar rumah sehingga urusan pekerjaan rumah tangga perlu ada yang menangani. Dilihat dari banyaknya pengangguran saat ini akibat tidak terpenuhinya status pendidikan dan tidak adanya ketrampilan untuk menyediakan suatu barang/ jasa untuk perusahaan pekerjaan menjadi pekerja rumah tangga menjadi salah satu pilihan. Selain tidak perlu memperhatikan status pendidikan pekerjaan ini hanya membutuhkan tenaga

7Kemenppa.go.id, diakses tanggal 27 November 2015.

(6)

20

dan keahlian untuk mengurus pekerjaan rumah tangga. Sebelum memulai melakukan pekerjaannya, pekerja rumah tangga atau sering disebut PRT ini biasanya dilakukannya perjanjian kerja secara lisan antara majikan dan PRT tersebut. Perjanjian tersebut berisi perintah dari majikan tentang apa saja yang harus dilakukan beserta upah yang akan diterima oleh PRT.

Melalui perjanjian tersebut terdapat hubungan kerja yang dilakukan oleh PRT dengan majikan. Hubungan kerja adalah suatu hubungan hukum yang dilakukan oleh minimal dua subjek hukum mengenai suatu pekerjaan. Subjek hukum yang melakukan hubungan kerja adalah pengusaha/pemberi kerja dengan pekerja/buruh8. Mantan guru besar hukum ketenagakerjaan Universitas Indonesia Prof. Imam Soepomo secara rinci menjelaskan pengertian dari unsur-unsur hubungan kerja sebagai berikut : Pada dasarnya hubungan kerja, yaitu hubungan antara buruh dan majikan, terjadi setelah diadakan perjanjian dimana buruh menyatakan kesanggupannya untuk bekerja pada majikan dengan menerima upah dan dimana majikan menyatakan kesanggupannya untuk memperkerjakan buruh dengan membayar upah. Perjanjian yang sedemikian itu disebut perjanjian kerja.

Istilah perjanjian kerja menyatakan bahwa perjanjian ini mengenai kerja, yakni dengan adanya perjanjian kerja timbul kewajiban suatu pihak untuk bekerja.

Unsur- unsur perjanjian kerja yang menjadi dasar hubungan kerja sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 adalah :

1. Adanya pekerjaan (arbeid);

8Asri Wijayanti, op.cit, h.36.

(7)

21

2. Dibawah perintah/gezag ver houding (maksudnya buruh melakukan pekerjaan atas perintah majikan, sehingga bersifat subordinasi);

3. Adanya upah tertentu/loan;

4. Dalam waktu (tijd) yang ditentukan (dapat tanpa batas waktu/pension atau berdasarkan waktu tertentu).

Berdasarkan unsur-unsur tersebut dapat dikatakan perjanjian PRT dengan majikannya memenuhi semua unsur yang telah ditentukan. Jadi, PRT juga termasuk dalam pengertian pekerja tetapi dalam pekerja sektor informal. Selain itu hubungan PRT dengan majikan dipermasalahkan mengenai pengertian majikan yang menyebabkan tidak terjadinya hubungan kerja. Sehingga, belum ada pengaturan hukum dalam menjaga hak dan kewajiban dari pekerjaan PRT dan untuk melindungi hubungan pekerjaannya dengan majikannya. Dalam konteks pengaturan hukum terhadap pekerja rumah tanga tersebut penulis bermaksud membahasnya dengan judul “PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA RUMAH TANGGA DI INDONESIA”

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan dua rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah hubungan antara PRT dengan majikan menimbulkan hubungan kerja di Indonesia ?

2. Apa bentuk perlindungan hukum dalam penyelesaian sengketa PRT yang bekerja dengan majikannya di Indonesia ?

(8)

22 1.3.Ruang Lingkup Masalah

Mengingat luasanya masalah yang terkait dengan pengaturan perlindungan hukum pekerja rumah tangga ini maka merupakan hal yang tidak mungkin untuk membahas semuanya dalam bentuk penulisan skripsi. Sehingga dalam hal penulisan ini ruang lingkup permasalahannya hanya dibatasi mengenai bentuk hubungan hukum antara pekerja rumah tangga dengan majikan dan bentuk perlindungan hukum pekerja rumah tangga. Ruang lingkup permasalahan ini pun dibahas memperhatikan literatur yang membahas permasalahan ini dan Perundang-Undangan Indonesia.

1.4.Orisinalitas Penelitian

Penulisan skripsi ini memiliki originalitas penulisan. Karena, belum ada masalah yang sama dengan penulisan ini. Penelitian yang saya dapat temukan sejenis adalah yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Hak Konstitusional Pembantu Rumah Tangga” penelitian tersebut dibuat oleh Dosen Fakultas Hukum Universitas Jember dengan permasalahannya “ Apakah Undang-Undang No 13 Tahun 2003 memberikan perlindungan bagi PRT ?” sedangkan penelitian saya mengangkat mengenai bagaimana perlindungan hukum yang diberikan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Selain itu penulisan skripsi yang berjudul “tinjauan yuridis terhadap perlindungan hukum bagi pembantu rumah tangga” yang dibuat oleh mahasiswa Universitas Sumatra Utara dengan permasalahan mengenai kedudukan hukum pembantu rumah tangga dan cara penyelesaian kasus pembantu rumah tangga.

(9)

23

Berbeda dengan penulisan saya yang mengangkat apa bentuk pengaturan hukum bagi pekerja rumah tangga dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Dalam penulisan ini penulis mengambil judul “Pengaturan Perlindungan Hukum Pekerja Rumah Tangga di Indonesia” jadi penelitian ini belum pernah diteliti oleh peneliti lain. Kajian pada penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penulis mengkaji perumusan masalah mengenai bagaimana perlindungan hukum terhadap pembantu rumah tangga menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan dan akibat hukum terhadap tidak terpenuhinya hak dan kewajiban pekerja rumah tangga menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Sehingga penulis tertarik mengambil masalah ini yang berbeda dari penulisan sebelumnya. Dengan demikian penulisan ini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

1.5.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1.5.1. Tujuan umum

1. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pada bidang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa.

2. Untuk melatih mahasiswa dalam usaha menyatakan pikiran ilmia secara tertulis.

3. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan hukum.

(10)

24

4. Untuk mengembangkan diri pribadi mahasiswa dalam kehidupan masyarakat.

5. Untuk memenuhi pesyaratan memperoleh gelar sarjana hukum.

6. Untuk mengetahui hubungan hukum yang terjadi antara pekerja rumah tangga dengan majikannya dalam melakukan pekerjaannya.

7. Untuk mengetahui perlindungan hukum yang diberikan kepada pekerja rumah tangga dalam penyelesaian sengketa yang terjadi antara pekerja rumah tangga dan majikannya.

1.5.2. Tujuan khusus

1. Untuk memahami bentuk hubungan hukum antara pekerja rumah tangga dengan majikan.

2. Untuk memahami bentuk perlindungan hukum pekerja rumah tangga yang bekerja dengan majikannya di Indonesia.

1.6.Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang didapat dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1.6.1. Manfaat teoritis

1. Untuk memeberikan gambaran terhadap hubungan hukum antara pekerja rumah tangga dengan majikannya dan perlindungan hukum yang diberikan kepada pekerja rumah tangga yang bekerja dengan majikannya.

(11)

25

2. Untuk menambah referensi bagi mahasiswa pada umumnya dan penulis pada khususnya dalam hal pengetahuan hukum yang terkait dengan pengaturan hukum terhadap hak dan kewajiban dari pekerja rumah tangga.

3. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang permasalahan- permasalahan yang menyangkut tentang masalah pekerja rumah tangga di Indonesia mengenai pengaturan hukum terhadap hak dan kewajibannya.

1.6.2. Manfaat praktis

1. Secara praktis tulisan ini dapat dipakai sebagai pedoman baik di para pihak, pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan yang sejenis.

1.7.Landasan Teoritis

Penulisan skripsi ini berpedoman pada kaidah dan norma hukum ketenagakerjaan. Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang objeknya hukum.

Dengan demikian, maka ilmu hukum akan mempelajari semua seluk-beluk mengenai hukum, misalnya mengenai asal mula, wujud, asas-asas, sistem, macam pembagian, sumber-sumber, perkembangan, fungsi, dan kedudukan hukum di dalam masyarakat yang tidak terbatas pada hukum positif negara tertentu dan berlaku secara universal. Adapun, hukum Indonesia adalah keseluruhan hukum positif Indonesia sebagai suatu sistem hukum yang sedang berlaku di Indonesia dalam garis besarnya (hukum positif Indonesia sebagai objeknya).9

9Abdul.R. Saliman, op.cit, h. 7.

(12)

26

Hukum ketenagakerjaan adalah hukum yang mengatur tentang tenaga kerja. Menurut Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Ketenagakerjaan adalah segal hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,selama dan sesudah masa kerja. Dalam segi apapun dan bidang manapun hukum selalu ikut berperan aktif. Selain hukum sebagai aturan, hukum juga berperan sebagai perlindungan. Didalam pemahaman hukum ketenagakerjaan yang ada dapat diketahui adanya unsur – unsur hukum ketenagakerjaan, meliputi :

1. Serangkaian aturan yang berkembang kedalam bentuk lisan maupun tulisan.

2. Mengatur hubungan antara pekerja dan pemilik perusahaan.

3. Adanya tingkatan pekerjaan, yang pada akhirnya akan diperoleh balas jasa.

4. Mengatur perlindungan pekerja/buruh, meliputi masalah keadaan sakit, hamil, melahirkan, keberadaan organisasi pekerja dsb.

Tenaga kerja dibagi atas tenaga kerja formal, tenaga kerja informal dan orang yang belum bekerja atau pengangguran. Sektor informal yaitu suatu istilah yang mencakup pengertian berbagai kegiatan yang seringkali tercakup dalam istilah umum “usaha sendiri”. Dengan kata lain, sektor informal merupakan jenis kesempatan kerja yang kurang terorganisir, sulit dicacah, dan sering dilupakan dalam sensus resmi, serta merupakan kesempatan kerja yang persyaratan kerjanya jarang dijangkau oleh aturan-aturan hukum. Aktifitas-aktifitas informal tersebut merupakan cara melakukan sesuatu yang ditandai dengan mudah untuk dimasuki, bersandar pada budaya lokal, usaha milik sendiri, operasinya dalam skala kecil, padat karya dan teknologinya bersifat adaptif. Keterampilan dapat diperoleh diluar

(13)

27

sistem sekolah formal dan tidak terkena secara langsung oleh regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif. Agar tetap betahan hidup, banyak orang yang tidak menempuh pendidikan formal melakukan aktifitas-aktifitas informal sebagai sumber mata pencaharian mereka. Dengan demikian, sektor informal memiliki peranan penting dalam memberikan sumbangan bagi pembngunan perkotaan, karena sektor informal mampu menyerap tenaga kerja terutama masyrakat kelas bawah yang cukup signifikan sehingga mengurangi problem pengangguran diperkotaan. Selain itu, sektor informal memberikan kontribusi bagi pendapatan pemerintahan kota.

Pekerja rumah tangga termasuk salah satu pekerja sektor informal. Pekerja rumah tangga bekerja atas perintah dari majikan. Segala hubungan yang dilakukan oleh pekerja dan majikannya disepakati melalui perjanjian secara lisan oleh karena itu menggunakan teori hubungan hukum perjanjian. Tentu saja didalamnya berisi mengenai hak dan kewajiban dari pekerja rumah tangga tersebut. Hak sebagai pekerja rumah tangga merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat dengan kuat di dalam diri manusia. Keberadaannya diyakini sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.10

Karena belum diaturnya permasalahan pekerja rumah tangga dalam peraturan perundang-undangn makan perlu adanya kontruksi hukum. Kontruksi norma hukum merupakan sebuah proses atau langkah penemuan atau penciptaan

10Madja El-Muhtaj, 2012, Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia, cet.IV, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h.6.

(14)

28

hukum, hukum itu tidak ada atau kekosongan hukum yang disebut wet vacuum.

Lembaga yang memiliki kewenangan dalam hal ini adalah Hakim, Pembentuk hukum seperti DPR dengan Presiden dan Peneliti.

1.8.Metode Penelitian a. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian normatif. Penelitian hukum normatif yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek yaitu asepek teori, sejarah, filosofi, perbandingan, struktur dan komposisi, lingkup dan materi, konsistensi, penjelasan umum dan pasal demi pasal, formalitas dan kekuatan mengikat suatu undang- undang,serta bahasa hukum yang digunakan, tetapi tidak mengkaji aspek terapan atau implementasinya. Karena tidak mengkaji aspek terapan atau implementasi maka penelitian hukum normatif sering juga disebut penelitian hukum dogmatik atau penelitian hukum teoritis (dogmatic or theretical law research).11

Penelitian hukum normatif merupakan penelitian yang meletakan hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma, menempatkan sistem norma sebagai objek kajian. Sistem norma sebagai objek kajian adalah seluruh unsur-unsur dari norma yang berisi nilai-nilai tentang bagaimana seharusnya manusia bertingkah laku.

11Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Edisi Revisi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h.42.

(15)

29

Pendekatan normatif ini digunakan untuk menelaah ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan pengaturan hukum tentang hak dan kewajiban pekerja rumah tangga menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan.

b. Jenis pendekatan

Dalam penulisan skripsi ini, pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan undang-undang (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Suatu penelitian normatif tentu harus menggunakan

pendekatan perundang-undangan, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian12.

Pendekatan undang-undang dilakukan dengan menelaah semua undang- undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani.13 Pendekatan perundang-undangan ini merupakan suatu bahan untuk memberikan argumen dalam memecahkan isu yang dihadapi. Pendekatan perundang-undangan dilakukan dengan menelaah semua peraturan yang bersangkutan dengan ketenagakerjaan khususnya yang mengatur pekerja rumah tangga. Selain itu, digunakan untuk mempelajari hukum dan sanksi didalam ilmu hukum, penulis akan menemukan ide-ide yang melahirkan peraturan hukum, konsep-konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan pengaturan hukum terhadap pekerja rumah tangga.

12Johnny Ibrahim, 2005, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing, Malang, h. 302.

13 Peter Mahmud Marzuki, op.cit , h.133.

(16)

30

Pendekatan konseptual (conceptual approach) dilakukan manakala peneliti tidak beranjak dari aturan hukum yang ada. Hal itu dilakukan karena memang belum ada atau tidak ada aturan hukum untuk masalah yang dihadapi.14 Selain itu, pendekatan konseptual (conceptual approaching) digunakan dalam mengkaji berbagai konsep yang berkaitan dengan maslah yang dibahas, dalam hal ini konsep mengenai pengaturan hukum terhadap hak dan kewajiban dari pekerja rumah tangga yang belum diatur dalam undang-undang. Dengan demikian, ditemukan konsep yang jelas mengenai makna semua konsep yang ada sehingga merupakan bahan hukum yang siap untuk dianalisa.

Jenis pendekatan ini digunakan untuk memecahkan masalah dalam penulisan ini karena dalam masalah pekerja rumah tangga, Undang-Undang No.

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak mengatur mengenai pekerja rumah tangga sehingga menimbulkan kekosongan norma yang mengatur pekerja rumah tangga, yang pada saaat ini banyak masyarakat yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga khususnya di Indonesia.

c. Sumber bahan hukum

Penelitian hukum normatif merupakan penelitian kepustakaan, yaitu penelitian terhadap data sekunder.15 Suatu penelitian normatif tidak mengenal istilah data. Untuk memecahkan isu hukum dan sekligus memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogianya, diperlukan sumber-sumber penelitian. Sumber-

14Johnny Ibrahim, Op.cit, h. 177.

15Suratman, 2012, Metode Penelitian Hukum, Penerbit Alfabeta, Bandung, h. 66.

(17)

31

sumber penelitian dapat dibedakan menjadi sumber penelitian dalam yang berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 16 Dalam penelitian ini menggunakan dua sumber bahan hukum, yaitu :

1. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai otoritas (autoritatif).17 Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.

Dalam penelitian sumber bahan hukum primer yang digunakan adalah :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945

b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

c. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

2. Bahan hukum sekunder, yaitu berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi.

Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus- kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. 18 Bahan hukum sekunder yang digunakan sesuai dengan pembahasan mengenai pengaturan hukum terhadap hak dan kewajiban dari pekerja rumah tangga.

16Peter Mahmud Marzuki, op.cit , h.181.

17H.Zainuddin Ali, 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika,Jakarta, h.47.

18Peter Mahmud Marzuki, op.cit, h.181.

(18)

32 d. Teknik pengumpulan bahan hukum

Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi kepustakaan (library research) dimana studi kepustakaan ini dilakukan dengan studi pustaka terhadap bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier dan atau bahan non- hukum. Penelusuran bahan-bahan hukum tersebut dapat dilakukan dengan membaca, melihat, mendengarkan, maupun sekarang banyak dilakukan penelusuran bahan hukum tersebut dengan melalui media internet.19

Melalui pendekatan perundang-undangan penulis mencari peraturan perundang-undangan mengenai atau yang berkaitan dengan masalah yang dibahas tentang pengaturan hukum terhadap pekerja rumah tangga. Selain itu, melalui pendekatan konseptual dapat dilihat dari buku-buku hukum yang banyak mengandung konsep-konsep hukum dan bisa juga dilakukan dengan mengumpulkan putusan-putusan pengadilan di Indonesia dan putusan-putusan dari negara lain mengenai isu yang bersangkutan.

19Mukti Fajar, op.cit, h.160.

(19)

33

e. Teknik pengolahan dan analisis bahan hukum

Analisa data merupakan kegiatan dalam penelitian yang berupa melakukan kajian atau telaah terhadap hasil pengolahan data yang dibantu dengan teori-teori yang telah didapatkan sebelumnya.20 Adapun teknik pengolahan bahan hukum yaitu setelah bahan hukum terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik deskripsi yaitu dengan memaparkan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder apa adanya.21

Bahan hukum primer dan sekunder yang terkumpul selanjutnya diberikan penilaian (evaluasi), kemudian dilakukan interpretasi dan selanjutnya diajukan argumentasi. Argumentasi disini dilakukan oleh penulis untuk memberikan penilaian mengenai benar atau salah maupun apa yang seharusnya menurutnya hukum terhadap fakta atau peristiwa hukum dari hasil penelitian. Dan hal tersebut nantinya akan ditarik kesimpulan secara sistematis agar tidak menimbulkan kontradiksi antara bahan hukum yang satu dengan bahan hukum yang lain. Teknik lainnya yang penulis gunakan adalah teknik analisis, yaitu pemaparan secara mendetail dari penjelasan yang didapat pada tahap sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini sehingga keseluruhannya membentuk satu kesatuan yang saling berhubungan secara logis.

20H. Zainuddin Ali, Op.cit, h.183.

21Ronny Hanitijo, 1991, Metode Penelitian Hukum, cet.II, Ghalia Indo, Jakarta, h.93.

Referensi

Dokumen terkait

dengan adanya asarr hasil melabolisme nrikroba rcmgga mulul Salah salu usha pencegahan karics adalah dcngan Ineningkatkan proses remineralisilsi untLrk nrcngimbangi

signifikansi random effect model didasar- kan pada nilai residual dari metoe OLS. Uji LM ini digunakan untuk memastikan mo- del mana yang akan di pakai, dasar dilaku- kan

Sedangkan perbedaan penelitiaan yang dilakukan Paina dengan penelitian ini adalah pada objek kajian yang mana pada penelitian Paina meneliti tindak tutur komisif khusus

Mohon anda hubungi marketing apartemen Pasadena Suites Orange County diatas untuk mendapatkan informasi terbaru.... Monaco Bay Manado Resort City – Proyek

KAJIAN TUGAS AKHIR STRATA SATU (S1)  FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS INDONESIA Shinta T. Effendy 1 , Rahmat M. Samik­Ibrahim 2

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, didapat ketepatan klasifikasi sebesar 84,5% menggunakan analisis CART dengan 3 peubah penjelas yang mempengaruhi status pembayaran

Hasil penelitian dan pembahasan tentang “Pengelolaan Bengkel Kerja Dalam Mempersiapkan Kemandirian Lulusan di SMK Satya Karya Karanganyar”, dapat disimpulkan, bahwa

Mengingat pentingnya peran masyarakat Kota Malang dalam wadah Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sebagai upaya mewujudkan Malang Smart City, maka