• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT AL-QUR`AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT AL-QUR`AN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT AL-QUR`AN Nurainiah

Dosen Fakultas Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

Email. nurainiah@serambimekkah.ac.id

ABSTRAK

Manajemen pendidikan merupakan aktivitas untuk memobilisasi dan memadukan segala sumber daya pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sumber daya yang dimobilisasi dan dipadukan untuk mencapai tujuan pendidikan meliputi 3 M (Man, Money dan Material). Unsur manajemen menurut ajaran al-Qur’an adalah berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka, lapang dada, dan selalu tanggap, bertindak adil dan jujur serta konsekuen, bertanggung jawab, selektif terhadap informasi, memberi peringatan dan memberi petunjuk serta pengarahan. Sedangkan prinsip manajemen yaitu ikhlas, kejujuran, amanah, adil, tanggungjawab, dinamis, praktis dan fleksibel. Sistem manajemen dalam pendidikan Islam diharapkan dapat memberikan warna bahkan mengarahkan ke arah yang lebih bermanfaat. Dalam aplikasinya, peranan manajemen sangat ditentukan oleh fungsi-fungsi manajemen, fungsi manajemen tersebut adalah sebagai perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controling). Semua fungsi manajemen tersebut merupakan inti dari manajemen itu sendiri. Fungsi tersebut merupakan proses yang harus dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat dalam sebuah organisasi. Fungsi-fungsi inilah yang akan menentukan berhasil tidaknya kinerja manajemen.

(2)

A. Pendahuluan

Al-Qur`an merupakan kitab suci berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia di muka bumi. Untuk memperoleh petunjuk tersebut, diperlukan adanya pengkajian terhadap al-Qur`an, sehingga kaum muslimin benar-benar bisa mengambil manfaat dari sisi kandungan al-Qur`an secara kompleks, di dalamnya membahas semua permasalahan yang telah, sedang bahkan yang belum terjadi. Semua perihal yang berkaitan dengan kehidupan manusia maupun keberadaan alam semesta ini termaktub dalam al-Qur`an, mulai dari asal kejadian manusia sampai pada aktivitas yang dilakukan manusia dalam hal ini manajemen pendidikan.

Manajemen adalah pemimpin, direksi, pengurus yang diambil dari kata kerja to manage yang berarti mengemudikan, mengurus dan memerintah (Ramayulis, 2010: 259). Manajemen adalah kegiatan yang dilakukan oleh manajer dalam memanage organisasi, lembaga maupun perusahaan (Hadari, 1997:78). Manajemen pendidikan merupakan aktivitas untuk memobilisasi dan memadukan segala sumber daya pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sumber daya yang dimobilisasi dan dipadukan untuk mencapai tujuan pendidikan meliputi 3 M (Man,

Money, Material). Semua itu tidak hanya terbatas di sekolah/Madrasah

atau pimpinan perguruan tinggi Islam. Proses dari manajemen adalah berkomunikasi, bekerja sama dengan semua pihak dan menentukan kemajuan lembaga pendidikan yang dipimpinnya.

Berdasarkan uraian di atas, harus disadari bahwa pemahaman manusia terhadap al-Qur`an, bagaimanapun sepenuhnya bersandar pada kapasitas akal dan apapun yang bersandar pada akal tidak akan pernah menjadi hal mutlak. Dengan demikian, sepenuhnya persoalan

(3)

akal dan kualitasnya dalam memahami al-Qur`an dan seberapa jauh kemampuan akal untuk kajian dan interpretasi secara tepat dalam konteks tertentu. Untuk itu, dalam pembahasan ini penulis mencoba mengungkapkan secara langsung bahwa manajemen pendidikan sesungguhnya dapat dikaji dan diinterpretasikan dengan al-Qur`an jika akal kita mau berpikir. Karena sesungguhnya al-Qur`an sendiri menjelaskan tentang hal itu.

B. Pembahasan

1. Pengertian Manajemen Pendidikan

Manajemen terjemahan dari kata management yang berarti pengolahan, keterlaksanaan atau tata pimpinan. Management berasal dari kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan atau mengelola. (Purwadarminta, 1974: 76). Manajemen juga merupakan al-tadbir (pengaturan). Ini dijelaskan dalam al-Quran berikut:

 QS. Al-Sajadah: 5

Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (QS. Al-Sajadah: 5).  QS. Yunus: 31

Artinya: Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah “Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?” (QS. Yunus: 31).

Kedua ayat di atas terdapat kata yudabbiru al-amra berarti mengatur urusan. Menurut al-Syawi dalam Ramayulis menafsirkan bahwa Allah swt adalah pengatur alam (manager). Ketentuan alam

(4)

raya merupakan bukti kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia diciptakan Allah swt telah dijadikan sebagai khalifah di muka bumi ini, maka manusialah yang harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah swt mengatur alam raya ini (Ramayulis, 2010: 260).

James H. Donelly dalam Ramyunis mendefinisikan manajemen sebagai seuah proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengatur kegiatan melalui orang lain sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang tidak mungkin dilaksanakan oleh satu orang saja (Ramayulis, 2010: 260; Tabrani ZA, 2011, 2012). Manajemen merupakan suatu rentetan langkah terpadu dalam mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat sosio ekonomi-teknik (Jusuf, 1996: 10). Kememapuan dan keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain juga disebut sebagai manajemen (Sondang, 1980: 5).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya melalui orang lain dan bekerja sama dengannya. Proses tersebut guna mencapai tujuan bersama secara efektif, efesien dan produktif. Pendidikan Islam merupakan proses transinternalisasi nilai-nilai Islam kepada peserta didik sebagai bekal untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, manajemen dalam pendidikan Islam adalah sebagai proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki umat manusia.

2. Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan a. Fleksibel (Lentur)

Menurut Suprayogo (1994:74), sekolah/madrasah meraih prestasi unggul karena fleksibelitas pengelola dalam menjalankan

(5)

tugas-tugasnya. Pengelola berani mengambil kebijakan/memutuskan hal-hal berbeda dengan petunjuk formal. Oleh karena itu, untuk menghidupkan kreativitas para pengelola lembaga pendidikan, perlu dikembangkan evaluasi yang tidak hanya berorientasi pada proses melainkan dapat dipahami pada produk dan hasil yang akan dicapai. Jika pandangan ini dipahami, maka manajemen dalam hal kinerja manajer pendidikan tidak hanya diukur dengan menggunakan program yang ada, tetapi lebih kepada sejauhmana pelaksanaan melahirkan produk-produk yang diinginkan oleh berbagai pihak. Petunjuk al-Qur’an mengenai fleksibelitas antara lain:

 QS. Al-Hajj: 78

Artinya: Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan... (QS. Al-Hajj: 78

 QS. Al-Baqarah ayat 185

Artinya: ...Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu... (QS. Al-Baqarah: 185). b. Efektif dan Efisien

Pekerjaan efektif ialah pekerjaan yang memberikan hasil seperti rencana semula. Sedangkan pekerjaan efisien adalah pekerjaan yang mengeluarkan biaya sesuai dengan rencana semula atau lebih rendah. Maksud biaya adalah uang, waktu, tenaga, orang, material, media dan sarana (Sidarta, 1999: 4). Kata efektif dan efisien selalu dipakai bergandengan dalam manajemen karena manajemen yang efektif saja sangat mungkin terjadinya pemborosan, sedangkan manajemen yang efisien saja bisa berakibat tidak tercapainya tujuan atau rencana yang telah ditetapkan. Ayat-ayat al-Qur’an yang dapat dijadikan acuan kedua hal tersebut adalah:

(6)

 QS. Al-Kahfi: 103-104 (tentang efektif)

Artinya: Katakanlah: "Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya. Yaitu orang-orang yang Telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya”. (QS. Al-Kahfi: 103-104).  QS. Al-Isra: 26-27 (tentang efisien)

Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isra: 26-27).

c. Terbuka

Terbuka bukan saja dalam memberikan informasi yang benar tetapi memberi dan menerima saran/pendapat orang lain, terbuka kepada semua pihak, terutama staff untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya baik dalam jabatan maupun bidang lainnya. Al-Qur’an telah memberikan landasan kepada kaum muslin untuk berlaku jujur dan adil, hal ini merupakan kunci keterbukaan, karena tidak dapat dilakukan keterbukaan apabila kedua unsur ini tidak terpadu. Ayat al-Qur’an yang menyuruh manusia untuk berlaku jujur dan adil terdapat dalam:

 QS. An-Nisa: 58

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (QS. An- Nisa`: 58).

(7)

 QS. Az-Zumr: 33

Artinya: Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Az- Zumar: 33).

d. Cooperatif dan Partisipasif

Dalam rangka melaksanakan tugasnya, manajer pendidikan Islam harus cooperative dan partisipasif. Manajemen pendidikan Islam harus bersifat cooperative dan partisipasif, karena kehidupan manusia tidak terlepas dari beberapa limitasi (keterbatasan), meliputi: (1) limitasi physic (alam) misalnya untuk memenuhi kebutuhan makanan ia harus menanam dan ini sering dilakukan orang lain atau bersama orang lain; (2) limitasi psichologi (ilmu jiwa), manusia akan menghargai dan menghormatinya; (3) limitasi sociology, manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain; dan (4) limitasi biologis, manusia secara biologis termasuk makhluk lemah sehingga untuk memperkuat dan mempertahankan diri, manusia harus bekerjasama, saling memberi, menerima dan bersatu (Malayu, 1989: 42; Sulaiman, 2015). Ayat al-Qur’an berkenaan dengan cooperative dan partisipatif adalah

QS.

Al-Maidah: 2

Artinya: ...Bertolong-menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan taqwa dan janganlah kamu bertolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. (QS. Al-Maidah: 2).

Agar tujuan pendidikan Islam tercapai sesuai harapan, maka diperlukan manajer handal dan mampu membuat perencanaan yang baik, mengorganisir, menggerakkan, dan melakukan kontrol serta tahu kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat). Dengan demikian, maka orang yang diberi amanat untuk memanage lembaga pendidikan Islam hendaknya sesuai dengan

(8)

Qur’an. Menurut Tanthowi (1983: 63) unsur-unsur manajemen menurut ajaran al-Qur’an adalah: (a) Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka, lapang dada, dan selalu tanggap (QS. Al-Mujadalah: 11); (b) Bertindak adil dan jujur serta konsekuen (QS. An-Nisa: 58); (c) Bertanggung Jawab (QS. Al-An’am: 164); (d) Selektif terhadap informasi (QS. Al-Hujurat: 6); (e) Memberi Peringatan (QS. Az-Zariat: 55); dan (f) Memberi petunjuk dan pengarahan (QS. As-Sajadah: 24).

Ramayulis menguraikan prinsip-prinsip manajemen, yaitu: (a) Ikhlas (QS. Al-A`raf: 29); (b) Kejujuran (QS. Az-Zumar: 33); (c) Amanah (QS. An-Nisa`: 58); (d) Adil (QS. Al- Maidah: 8); (e) Tanggungjawab (QS. Al- Baqarah: 286; (f) Dinamis (QS. Ar- Ra`d: 11); (g) Praktis (QS. Al- `Ashr: 1-3); dan (h) Fleksibel (QS. Al- Anbiya`: 107). Sistem manajemen dalam pendidikan Islam diharapkan dapat memberikan warna bahkan mengarahkan ke arah yang lebih bermanfaat.

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen pendidikan Islam mampu memberikan kontribusi, arahan positif bagi perkembangan dunia manajemen. Arahan positif tersebut dimulai dari tatanah konsep, teori dan praktek.

3. Fungsi Manajemen dalam al-Qur`an

Dalam aplikasinya, peranan manajemen sangat ditentukan oleh fungsi-fungsinya. Fungsi manajemen merupakan proses yang harus dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat dalam organisasi (Ramayulis, 2010:270). Fungsi manajemen tersebut adalah:

a. Perencanaan (Planning)

At-Tahthiith atau perencanaan dari suatu kegiatan yang akan

datang dengan acuan waktu atau metode tertentu. Landasan dasar perencanaan adalah kemampuan manusia secara sadar memilih alternatif

(9)

masa depan yang dikehendakinya, kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilihnya. Dalam hal ini manajemen yang akan diterapkan seperti apa, atas dasar itulah suatu rencana akan terealisasikan dengan baik (Bukhari, 2005: 35-36).

Perencanaan dari sistem manajemen dalam pendidikan Islam merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan oleh manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Mengapa? Karena, sistem perencanaan meliputi tujuan, sasaran dan target pendidikan Islam harus didasarkan pada situasi dan kondisi sumber daya yang dimiliki. Dalam menentukan perencanaan, perlu diadakan penelitian secara seksama dan akurat. Kesalahan dalam menentukan perencanaan dalam pendidikan Islam akan berakibat fatal bagi kelangsungan pendidikan Islam. Perencanaan harus tersusun rapi, sistematis dan rasional agar muncul pemahaman mendalam terhadap perencanaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari makna yang tersirat dalam QS. Al- Hasyr: 18.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al- Hasyr: 18).

Perencanaan dalam pendidikan Islam bukan hanya diarahkan kepada kesempatan, kesempurnaan serta pencapaian kebahagiaan di dunia saja, tetapi diarahkan pula kepada kesempurnaan akhirat secara seimbang. Firman Allah swt QS. Al-Baqarah: 201.

Artinya: ...Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS. Al- Baqarah: 201).

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah penetapan struktur peran melalui penentuan aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama

(10)

dan bagian pengelompokan aktivitas, pendelegasian wewenang dan informasi horizontal maupun vertikan dalam struktur organisasi. Sedangkan pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interaksi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan dan jelas dalam lembaga pendidikan Islam, baik bersifat bindividual maupun kelembagaan. Pengorganisasian dari sistem manajemen dalam pendidikan Islam merupakan implementasi dari perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pengorganisasian perlu diperhatikan semua kekuatan dan sumber daya yang dimiliki. Sumber daya tersebut mencakup sumber daya manusia maupun non manusia. Sumber daya manusia ditentukan dalam struktur organisasi, pola tata kerja, prosedur dan iklim organisasi secara transparan. Dengan demikian, dalam aktivitas operasionalnya dapat berjalan dengan teratur dan sistematis (Ramayulis, 2010: 272).

Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan berjalan lancar dan sesuai tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi. Prinsip tersebut adalah kebebasan, keadilan dan musyawarah. Jika prinsip-prinsip tersebut diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam, maka akan sangat membantu para manajer pendidikan Islam. Wujud pelaksanaan organizing adalah tampaknya kesatuan yang utuh, kekompakan, kesetiakawanan dan terciptanya mekanisme yang sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai tujuan yang ditetapkan (Tanthowi (1983: 71).

Proses organizing menekankan pentingnnya tercipta kesatuan dalam segala tindakan, al-Qur'an telah menyebutkan betapa pentingnya tindakan kesatuan yang utuh, murni dan bulat dalam suatu organisasi. Firman Allah QS. Ali-Imran: 103.

(11)

Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali-Imran: 103).

Selanjutnya al-Qur'an memberikan petunjuk agar dalam suatu wadah, tempat, persaudaraan, ikatan, organisasi, kelompok, janganlah timbul pertentangan, perselisihan, perscekcokan yang mengakibatkan hancurnya kesatuan, runtuhnya mekanisme kepemimpinan yang telah dibina. Firman Allah QS. Al-Anfal: 46.

Artinya: Dan taatilah Allah dan RasulNya, jangalah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar, hilang kekuatanmu, dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfal: 46).

c. Penggerakan (actuating)

Penggerakan dalam manjemen adalah penempatan semua anggota dari sebuah kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi. Sedangkan dalam pendidikan Islam, penggerakan adalah upaya untuk memberikan arahan bimbingan dan dorongan kepada seluruh SDM dari personil yang ada dalam suatu organisasi agar dapat menjalankan tugasnya dengan kesadaran paling tinggi (Siswanto, et. al., 2018).

Al-Qur'an telah memberikan pedoman dasar terhadap proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan peringatan dalam bentuk actuating. Allah swt berfirman dalam QS. Al-Kahfi: 2

Artinya: Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi

(12)

berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik. (QS. Al-Kahfi: 2).

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam pendidikan Islam, pengawasan merupakan proses pemantauan secara terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekwen baik bersifat materil maupun spirituil. Pengawasan dalam manajemen merupakan fungsi terakhir dari sistem manajemen.

Dalam pendidikan Islam, karakteristik pengawasan, yaitu: (1) pengawasan bersifat materil dan spirituil; (2) yang memonitor bukan saja manajer, tetapi juga Allah swt; dan (3) mempunyai metode manusiawi; menjunjung tinggi harkat kemanusiaan (Ramayulis, 2010: 274). Pengawasan dalam pendidikan Islam adalah pengawasan komplek, pengawasan materil dan spirituil adalah adanya keyakinan bahwa kehidupan ini bukanlah dimonitor oleh manajer dan atasan saja, tetapi langsung diawasi oleh Allah swt. Firman Allah swt QS. Ali-Imran: 29 Artinya: Katakanlah: "Jika kamu Menyembunyikan apa yang ada

dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali-Imran: 29).

Pengawasan dari sistem manajemen dalam pendidikan Islam adalah tindakan sistematis yang menjamin aktivitas operasionalnya benar-benar mengacu pada perencanaan. Pengawasan berlangsung bukan hanya ketika proses manajemen pendidikan Islam telah selesai, tetapi senantiasa diberlakukan sejak menentukan perencanaan maupun melaksanakan proses pengorganisasian. Pengawasan senantiasa dilaksanakan kapanpun dan di manapun proses pendidikan Islam dilaksanakan. Sebagai sistem, pengawasan adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti.

(13)

Dengan demikian, pengawasan merupakan upaya perbaikan terus menerus terhadap semua aktivitas dalam pendidikan Islam. Dengan upaya inilah diharapkan muncul berbagai inovasi-inovasi baru yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya.

C. Penutup

Manajemen merupakan sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya melalui orang lain dan bekerja sama dengannya. Proses tersebut guna untuk mencapai tujuan bersama secara efektif, efesien dan produktif. Prinsip manajemen pendidikan menurut al-Quran meliputi: ikhlas, kejujuran, amanah, adil, tanggungjawab, dinamis, prkatis, fleksibel, selektif, efektif dan efesien, terbuka, koperatif dan partisipatif, memberi peringatan, memberi petunjuk dan pengarahan. Sedangkan fungsi manajemen sebagai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Fungsi tersebut merupakan proses yang harus dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat dalam sebuah organisasi. Fungsi-fungsi inilah yang akan menentukan berhasil tidaknya kinerja manajemen.

Daftar Pustaka

AR, M., Usman, N., Tabrani ZA, & Syahril. (2018). Inclusive Education Management in State Primary Schools in Banda Aceh. Advanced

Science Letters, 24(11), 8313–8317.

https://doi.org/10.1166/asl.2018.12549

Bukhari, M. dkk, (2005). Azas-Azas Manajemen, Yogyakarta: Aditya Media.

Mursiy, Munir, Muhammad (1982). Al-Tarbiyah al-Islamiyah: Ushluha

wa Tathawwaruha fi Bilad Arabiyyah, Qahirah: `Alam

al-Kutub.

Nata, Abuddin. (2008). Manajemen Pendidikan; Mengatasi Kelemahan

Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Group.

Nawawi, Hadari (1997). Administrasi Pendidikan, Surabaya: CV. Haji Mas Agung.

(14)

Purwadarminta. (1974). Kamus Lengkap Indonesia Inggris, Jakarta: Hasta. Qomar, Mujamil (2007). Manajemen Pendidikan Islam, Malang: PT.

Gelora Aksara Pratama.

Ramayulis. (2010. Ilmu Pendidikan Islam, Cet. VIII, Jakarta: Kalam Mulia.

Siagin, P. Sondang. (1980. Filsafat Administrasi, Jakarta: CV. Mas Agung.

Sibuan, Malayu (1989). Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, Jakarta: CV. Haji Masgus.

Sidarta, Made (1999). Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT. Bina Aksara.

Siswanto, R., Sugiono, S., & Prasojo, L. (2018). The Development of Management Model Program of Vocational School Teacher Partnership with Business World and Industry Word (DUDI). Jurnal Ilmiah Peuradeun, 6(3), 365-384. doi:10.26811/peuradeun.v6i3.322

Sulaiman, S. (2015). Classroom Management and the Implications to Quality of Learning. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 3(3), 431-440. Suprayogo, Imam (1994). Revormulasi Visi Pendidikan Islam, Jakarta:

STAIN Press.

Tabrani ZA. (2011). Nalar Agama dan Negara dalam Perspektif Pendidikan Islam. (Suatu Telaah Sosio-Politik Pendidikan Indonesia). Millah Jurnal Studi Agama, 10(2), 395–410.

Tabrani ZA. (2012). Future Life of Islamic Education in Indonesia.

International Journal of Democracy, 18(2), 271–284.

Thantowi, Jawahir (1983). Unsur Manajemen menurut Ajaran Al-Qur’an, Jakarta: Al-Husna.

Udaya, Jusuf, & Kadarman, A.M. (1996). Pengantar Ilmu Manajemen,

Referensi

Dokumen terkait

11.1 Meres pon makna dalam teks fungsional pendek  (misalnya b anner, poster, pa m  phlet, dll.) resmi dan tak resmi yang menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar 

Isang sarbey ang nagsasabing 34% ang nagsasabing pinasok nila ang ganitong trabaho upang suportahan ang kanilang mga magulang, 8% ang nagsasabing para suportahan ang kanilang

Hasil analisis Merkuri (Hg) terhadap sisik/sirip, daging dan tulang ikan sapu-sapu di Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa ikan sapu- sapu mengandung Merkuri dengan

7) Penerimaan merupakan hasil produksi dikali dengan harga jual, dinyatakan dalam satuan rupiah. 8) Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dan biaya total

Tokoh dalam sebuah karya fiksi merupakan orang yang mengalami peris- tiwa, baik secara keseluruhan cerita maupun sekilas, tergantung kepada kemauan pengarang. Kehadiran

/DQWDV PXQFXO VHMXPODK SHUWDQ \DDQ EHUNHQDDQ GHQJDQ ZDFDQD GRPLQDQ \DQJ VDDW LQL EHUNHPEDQJ GL ,QGRQHVLD \DLWX SHQHQWDQJDQ VLVWHP SHUNDZLQDQ SROLJDPL WHUXV ZDFDQD GRPLQDQ

Mulai dari proses penerimaan zakat, infak/sedekah yang diakui sesuai dengan nominal yang disetorkan kepada BAZNAS dari muzzaki, penyaluran zakat, infak/sedekah yang diakui ketika

Namun pada kelompok umur dewasa, pitch tertinggi untuk laki-laki tidak berimpit (terpisah) dengan pitch terendah suara perempuan dan untuk kelompok umur anak-anak