• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 1, Januari - Juni 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN Jurnal Akuntanika, Vol. 5, No. 1, Januari - Juni 2019"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

45 PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN

EFISIENSI FUNGSI PEMASARAN PADA PT PUSRI (PERSERO) PALEMBANG Fipiariny S

Program Studi Akuntansi Politeknik ANIKA Palembang Email: vie.ariny@gmail.com

Abstrak

PT PUSRI (Persero) Palembang merupakan BUMN yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran pupuk yang telah menerapkan audit operasional dalam kegiatan bisnisnya. Informasi yang didapat dari audit operasional dimanfaatkan sebagai alat penilai peningkatan efektivitas kinerja perusahaan dan sebagai alat untuk memberikan rekomendasi di masa yang akan datang. Penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan bahwa diketahui pada PT PUSRI (Persero) masih menghadapi kendala dalam hal pemasaran pupuk yang kurang maksimal dan sering terjadi distributor yang melakukan kecurangan dan penggelapan pupuk. Masalah-masalah ini tentu akan berdampak pada ketidakefektifan kinerja perusahaan dan proses pemasaran pupuknya. Dalam membahas masalah yang dihadapi PT PUSRI, maka penulis akan memberikan saran dan rekomendasi yang sekiranya akan membantu perusahaan untuk melakukan perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang sehingga kinerja operasional fungsi pemasaran dapat berjalan efektif dan efisien.

Kata Kunci : Pemasaran Pupuk, Efektivitas, Efisiensi, Teknik Analisis, Distributor

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang ini dapat digunakan para manajemen dalam memacu perkembangan perusahaan sehingga dapat meningkatkan daya saing yang sangat tinggi pada perusahaan karena setiap perusahaan harus berusaha untuk memenangkan persaingan.

Banyak cara perusahaan untuk memasuki persaingan serta memenangkan persaingan tersebut, antara lain perusahaan dapat berusaha untuk mengembangkan produk dan jasa mereka dengan harga murah, kualitas baik dan melakukan inovasi produk yang dihasilkan serta memberikan pelayanan yang memuaskan.

Perkembangan dunia usaha dihadapkan pada tantangan besar dengan adanya krisis moneter yang membawa perubahan terhadap

falsafah perusahaan untuk bertahan hidup. Sebelum terjadi krisis moneter perusahaan mempertahankan kelangsungan kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan pesaing dan bila mungkin memenangkan persaingan tersebut.

Setelah terjadinya krisis, maka perusahaan konsentrasi memikirkan cara agar tetap dapat melangsungkan kegiatan operasinya, sehingga terhindar dari penutupan usaha.

Berdasarkan kenyataan bahwa perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang umumnya memiliki efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional yang relatif baik. Usaha untuk mencapai efisiensi dan efektivitas tersebut bervariasi diantaranya yaitu memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan, hal

(2)

46 ini membuat perusahaan berusaha mengadakan

penilaian kinerja dan mengidentifikasi kemungkinan perbaikannya.

Para praktisi ekonomi bersama dengan pengamat ekonomi mengakui bahwa kinerja suatu perusahaan secara keseluruhan sangat ditentukan oleh kinerja masing-masing fungsi dalam perusahaan. Aktifitas semua fungsi di perusahaan berpengaruh besar terhadap keberhasilan perusahaan dan satu diantaranya yaitu fungsi pemasaran yang merupakan kegiatan perusahaan yang bertujuan menyediakan barang dan jasa bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan.

Keberhasilan dari pemasaran dapat dilihat dari volume yang meningkat dan juga dari kepuasan konsumen dalam menggunakan / memakai barang dan jasa tersebut atau dengan kata lain fungsi pemasaran merupakan kegiatan operasional yang terus-menerus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar, berupa produk atau barang sehingga pendapatan perusahaan akan terus bertambah dan membantu kelancaran dan kelangsungan hidup perusahaan.

PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang atau yang lebih dikenal sebagai PT PUSRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran pupuk yang telah menerapkan audit operasional yang dilaksanakan oleh Tim Pengawasan Operasional selaku internal auditor yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Pengawasan Intern yang merupakan departemen tersendiri. Audit operasional tersebut dilakukan secara periodik sekali setiap tahun, tentu saja ketentuan ini sudah ditetapkan terlebih dahulu oleh perusahaan dan tercantum dalam PKPT (Program Kerja Pemeriksaan Tahunan).

Dalam kenyataannya PT PUSRI sering dihadapkan dengan masalah ketersediaan pupuk yang masih kurang dan pasokan gas yang tidak lancar dari mitra pemasok gas, sehingga masalah-masalah seperti ini bisa berdampak pada kinerja PT PUSRI dan proses pemasaran pupuknya.

Di dalam melakukan penilaian kinerja dan identifikasi perbaikan fungsi pemasaran, agar kinerja tetap bisa berjalan dengan baik, manajemen memerlukan suatu alat bantu berupa

suatu pemeriksaan yang berkesinambungan dan teratur atas fungsi pemasaran. Pemeriksaan yang umumnya dilakukan adalah pemeriksaan operasional atau audit operasional, sedangkan selama ini banyak perusahaan yang lebih menekankan audit keuangan (financial audit) dan melakukan audit operasional hanya bila diperlukan saja, padahal audit operasional memiliki kontribusi yang tidak kalah penting dengan audit keuangan (financial audit) tapi dengan cara yang berbeda, sehingga perusahaan dapat lebih mengontrol dan mengevaluasi aktivitas operasionalnya dalam membantu penilaian kinerja dan identifikasi perbaikannya.

Audit operasional dilaksanakan dengan tujuan mengevaluasi kinerja operasi perusahaan baik secara keseluruhan maupun sebagian guna mengidentifikasi kemungkinan perbaikan dan memberikan rekomendasi pada manajemen untuk melaksanakan perbaikan atau tindakan yang perlu dilakukan lebih lanjut. Karena bila perusahaan dapat memperbaiki atau meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya, maka perusahaan kemungkinan besar dapat mempertahankan operasinya.

Pemeriksaan operasional atau audit operasional ini dilaksanakan dengan disertai tanggung jawab untuk mengungkapkan dan memberi informasi pada manajemen mengenai berbagai tindakan perbaikan yang dalam kasus ini dikhususkan pada fungsi pemasaran.

Penerapan audit operasional terhadap fungsi pemasaran dalam membantu penilaian kinerja dan identifikasi perbaikan fungsi pemasaran yang dihubungkan dengan aspek efisiensi dan efektifitas dari pandangan audit operasional sangat diperlukan untuk membantu penilaian dan perbaikan kinerja fungsi pemasaran sebagai pendukung sistem yang ada. 1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Peranan Audit Operasional Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efisiensi Fungsi Pemasaran Pada PT Pusri (Persero) Palemb

ang

?

(3)

47 1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah Peranan Audit Operasional Dalam Meningkatkan Efektivitas Dan Efisiensi Fungsi Pemasaran Pada PT Pusri (Persero) Palemb

ang.

.

2. LANDASAN TEORI 2.1 Auditing

Menurut Agoes (2007: 3), pengertian auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Sedangkan menurut Mulyadi (2002:9), auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa auditing merupakan pemeriksaan sistematik yang dilakukan pihak independen terhadap laporan keuangan yang disusun manajemen untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria yang ditetapkan.

2.2 Audit Operasional

Menurut Tunggal (2000), ada beberapa definisi audit operasional yang dikemukakan oleh para ahli auditing, antara lain:

1. Flesher and Steward

“An operational audit is an organized search for ways of improving efficiency and effectiveness. It can be considered a form of constructive critism.” (Audit operasional merupakan pencarian cara-cara untuk memperbaiki efisiensi dan

efektivitas. Audit operasional dapat dipertimbangkan sebagai suatu bentuk kecaman yang konstruktif).

2. Arens and Loebbecke

“An operational audit is review of any part of an organization’s operating procedures and methods for the purpose of evaluating efficiency and effectiveness.” ( Audit operasional merupakan tinjauan dari bagian prosedur dan metode operasi organisasi yang bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas). 3. Casler dan Crochet

“Operational auditing is a sistematic process of evaluating and organization’s effectiveness, efficiency and economy of operation under management’s control and reporting to appropriate person the result of the evaluating along with recommendation for improvement.” (Audit operasional adalah suatu proses yang sistematis untuk menilai efektivitas organisasi, efisiensi dan ekonomi operasi di bawah pengendalian manajemen dan melaporkan kejadian kepada orang yang tepat hasil dari penilaian bersama dengan disertai rekomendasi untuk perbaikan). Menurut Mulyadi (2002:32), audit operasional adalah review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Sedangkan menurut Bayangkara (2008: 2), audit operasional adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan.

Dalam konteksnya, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi, dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan.

(4)

48 Menurut Tunggal (2000), meskipun

terdapat beberapa perbedaan dari definisi audit operasional seperti yang dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa audit operasional merupakan:

1. Proses yang sistematis

Seperti dalam audit laporan keuangan, audit operasional juga mencakup serangkaian langkah atau prosedur yang terstruktur dan terorganisasi. Aspek ini mencakup perencanaan yang tepat, mendapatkan dana secara objektif serta menilai bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang diaudit. 2. Menilai operasi organisasi

Penilaian operasi organisasi didasarkan pada suatu kriteria yang ditetapkan atau yang disetujui. Dalam audit operasional, kriteria sering dinyatakan dalam standar kinerja (performance standards) yang ditetapkan oleh manajemen. Namun dalam beberapa hal, standar-standar ini mungkin juga ditetapkan oleh industri. Kriteria penilaian organisasi ini sering kali kurang jelas didefinisikan dibandingkan kriteria yang digunakan dalam audit laporan keuangan. Pemeriksaan operasional mengukur tingkat korespondensi antara kinerja aktual dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan.

3. Efektifitas, efisiensi dan ekonomi operasi Tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen organisasi yang diaudit untuk dapat memperbaiki efektivitas, efisiensi dan ekonomi operasi organisasinya. Ini berarti bahwa audit operasional memfokuskan pada masa yang akan datang dan hal ini berlawanan langsung dengan audit laporan keuangan yang mempunyai fokus historis.

4. Melaporkan kepada orang yang tepat

Penerima laporan audit operasional yang tepat adalah manajemen atau individual yang meminta diadakannya audit, kecuali kalau pelaksanaan audit tersebut diminta oleh pihak ketiga, dan pembagian laporan dilakukan tetap dalam entitas bersangkutan. Dalam kebanyakan hal, dewan komisaris atau panitia audit menerima salinan laporan audit operasional.

5. Rekomendasi atas perbaikan

Tidak seperti audit laporan keuangan, suatu audit operasional tidak berakhir samapai dengan pelaporan hasil temuan audit, melainkan diperluas untuk dibuatkannya rekomendasi-rekomendasi yang bertujuan untuk perbaikan manajemen organisasi yang diaudit.

2.3 Efektivitas

Menurut Tunggal (2000:12), efektivitas berhubungan dengan penentuan apakah tujuan perusahaan yang ditetapkan telah dicapai. Sedangkan menurut Bayangkara (2008:14), efektivitas adalah tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Definsi-definisi yang telah dikemukakan para ahli tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa efektivitas adalah pencapaian sasaran yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2.4 Efesiensi

Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya, sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi berhubungan dengan metode kerja (operasi). Dalam hubungannya dengan konsep input-proses-ouput, efisiensi adalah rasio antara output dan input. Seberapa besar output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah tertentu input yang dimiliki perusahaan. Metode kerja yang baik akan dapat memandu proses operasi berjalan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimilki perusahaan. Jadi menurut Bayangkara (2008:13), efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam operasional perusahaan.

2.5 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan tinjauan dalam melaksanakan penelitian ini yaitu:

Aprianti (2009) melakukan penelitian mengenai peranan audit operasional dalam

(5)

49 meningkatkan penjualan pada PT PUSRI

Palembang dengan hasil penelitiannya telah diketahui bahwa sistem penjualannya belum terlaksana dengan baik karena sering terjadi perangkapan tugas antara bagian gudang dan pengiriman.

Parida (2010) melakukan penelitian mengenai analisis audit manajemen dalam mencapai efektifitas atas fungsi penjualan pada PT Musi Unggul Glassindo Palembang yang hasil penelitiannya diketahui bahwa pihak manajemen belum memiliki bagian khusus yang menangani otorisasi pelanggan untuk mengecek dan meneliti data-data pelanggan yang akan membeli dalam jumlah besar terutama yang membeli secara kredit.

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis sendiri adalah adanya dokumen pendukung pemasaran pupuk yang belum memadai karena PO tidak ditandatangani oleh pihak perusahaan industri dan semua administrasi dilakukan melalui fax yang tidak menggunakan kop surat perusahaan serta pemasaran pupuk kepada anak perusahaan yang tidak sesuai rencana.

2.6 Kerangka Pemikiran

Menurut Agoes (2007: 3), pengertian auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Menurut Bayangkara (2008: 2), audit operasional adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteksnya, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi, dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program

dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Efektivitas merupakan pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya, sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Dalam hubungannya dengan konsep input-proses-ouput, efisiensi adalah rasio antara output dan input. Seberapa besar output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah tertentu input yang dimiliki perusahaan. Fungsi pemasaran merupakan satu diantara kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan hidupnya, berkembang dan memperoleh laba. Pemasaran memfokuskan pada kepuasan kebutuhan pelanggan melalui produk dan keseluruhan barang yang berhubungan dengan penciptaan, penawaran, pengantaran dan akhirnya pengkonsumsian.

Berdasarkan uraian tersebut, maka akan tampak paradigma penelitian sebagai berikut:

Gambar 1. Paradigma Penelitian

3. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang berlokasi di Jalan Mayor Zen Palembang 30118.

3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, menurut Sugiyono (2006:129) penulis menggunakan dua (2) metode untuk pengumpulan data-data yang diperlukan, yaitu :

(6)

50 1. Data Primer

Data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari perusahaan berupa data mentah yang masih harus diolah mengenai masalah yang akan diteliti. Adapun teknik pengumpulan data primer itu yaitu sebagai berikut :

1) Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan atau tinjauan langsung ke lokasi penelitian dan mencatat secara sistematis semua data yang ada hubungannya dengan penelitian mengenai peranan audit operasional pada PT PUSRI Palembang.

2) Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung antara penulis dengan responden untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya mengenai data-data yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Responden dalam hal ini adalah bagian akuntansi umum. 2. Data Sekunder

Data yang didapat melalui suatu informasi yang telah jadi atau sudah dapat dipublikasikan. Data sekunder juga di dapat dengan cara membaca buku-buku literatur dan sumber-sumber lain yang relevan dengan masalah yang di bahas. Data sekunder tersebut dapat berupa : 1. Sejarah Singkat Perusahaan,

2. Struktur Organisasi, 3. Uraian Tugas,

4. Laporan Target Penjualan dan Realisasi 5. Kinerja Penjualan

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menganalisis dan menilai semua data yang relavan dan fakta yang diperoleh dari objek yang dipilih serta mengutip dari teori dan ketentuan yang berlaku umum kemudian dari hasil analisis tersebut penulis mencoba menarik kesimpulan yang mewakili masalah-masalah yang ada. Dari kesimpulan tersebut dapat dijadikan saran-saran yang dianggap perlu bagi perkembangan perusahaan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas utama yang dilakukan PT PUSRI satu diantaranya melaksanakan fungsi pemasaran yang dijalankan oleh direktorat pemasaran. Pelaksanaan kegiatan pemasaran dimulai dari pemahaman mengenai fungsi pemasaran dan prosedur pemasaran itu sendiri.

Seiring dengan kebutuhan pupuk yang terus meningkat, maka selama periode 1972-1977, perusahaan telah membangun sejumlah pabrik PUSRI II, PUSRI III, dan PUSRI IV. Pabrik PUSRI II memiliki kapasitas terpasang 380.000 ton per tahun. Pada tahun 1992 Pabrik PUSRI II dilakukan proyek optimalisasi urea menjadi 552.000 ton per tahun. PUSRI III yang dibangun pada 1976 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per tahun. Sedangkan pabrik urea PUSRI IV dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per tahun.

Upaya peremajaan dan peningkatan kapasitas produksi pabrik dilakukan dengan membangun pabrik pupuk urea PUSRI IB berkapasitas 570.000 ton per tahun menggantikan pabrik PUSRI I yang dihentikan operasinya karena alasan usia dan tingkat efisiensi yang menurun.

Tahun 1997 terjadi peningkatan kapasitas produksi hampir dua kali lipat dari tahun 1979 yaitu mencapai 2,2 juta ton per-tahun. Berdasarkan PP No.28/1997 PT PUSRI ditunjuk oleh pemerintah sebagai ”Holding Company” dari empat BUMN pupuk dan petrokimia yaitu : PT Petrokimia Gresik di Gresik Jawa Timur, PT Pupuk Kujang di Cikampek Jawa Barat, PT Pupuk Kaltim di Bontang Kalimantan Timur dan PT Pupuk Iskandar Muda di Lhokseumawe Nangroe Aceh Darussalam serta BUMN yang bergerak di bidang engineering, procurement & construction (EPC) yaitu PT Rekayasa Industri (berkantor pusat di Jakarta). Pada tahun 1998 anak perusahaan PT PUSRI bertambah satu BUMN lagi yaitu PT Mega Eltra di Jakarta yang bergerak di bidang perdagangan.

Secara keseluruhan PT PUSRI dan anak perusahaannya mengoperasikan 14 pabrik urea dan 13 pabrik amoniak di lokasi-lokasi yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, dan

(7)

51 Kalimantan dengan total kapasitas terpasang

8,030 juta ton urea per tahun.

PT PUSRI juga merupakan produsen pupuk terbesar di Asia Tenggara dengan total asset terbesar Rp 34,42 triliun dengan total kapasitas produksi pupuk sebesar 12,71 juta ton per tahun yang terdiri dari 8,030 juta ton urea, 1 juta ton SP-36/SP-18, 650 ribu ton ZA, 2,95 juta ton NPK, 10 ribu ton ZK, dan 66 ribu ton organik. PT PUSRI didukung dengan jaringan distribusi yang kuat terdiri dari 314 gudang, 5 Unit Pengantongan Pupuk (UPP), 7 unit kapal urea curah, 1 unit kapal amoniak, 1.419 distributor serta 34.923 penyalur yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Faktor-faktor yang menyebabkan PT PUSRI berkantor pusat dan sebagai pusat produksi di Palembang adalah sebagai berikut:

1.

Faktor bahan dasar yang diperlukan dalam pembuatan pupuk urea yang cukup banyak tersedia.

2.

Faktor gas alam yang disanggupi PT Stanvac Indonesia dengan kontrak selama 20 tahun dan selanjutnya disediakan oleh Pertamina.

3.

Faktor air sebagai bahan dan pendingin mesin

yang tersedia yang dapat diperoleh dari sungai Musi, dimana PT PUSRI berada di tepi sungai Musi.

Bidang usaha yang dijalankan PT PUSRI meliputi :

1. Produksi

Secara nasional jumlah kapasitas terpasang produksi pupuk dan amoniak sebesar:

a. Urea : 6.322.000 ton/tahun b. SP-36 : 1.000.000 ton/tahun c. ZA : 660.000 ton/tahun d. Amoniak : 4.144.000 ton/tahun Pupuk dan amoniak tersebut diproduksi dari pabrik pupuk dalam negeri yang merupakan anak perusahaan PT PUSRI.

2.

Distribusi dan Pemasaran a. Penyalur Pupuk

1) Sejak tahun 1979 PT PUSRI ditunjuk pemerintah sebagai penanggung jawab pengadaan seluruh jenis pupuk

bersubsidi, antara lain urea, TSP, ZA, KCL dan KNO3. mulai dari lini 1 sampai dengan lini IV untuk memenuhi progam intensifikasi pertanian.

2) Terhitung tanggal 1 Desember 1988 pemerintah menghapuskan subsidi pupuk dan membebaskan seluruh jenis pupuk dengan demikian pupuk menjadi komoditi bebas untuk dipasarkan.

3) Melalui SK Mendagri

No.182/KP/VIII/1995 tanggal 26 Agustus 1995 pemerintah mengubah pola penyaluran pupuk di dalam negeri yaitu menunjuk PT PUSRI sebagai penanggung jawab pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi (urea) dan PT. Petrokimia Gresik sebagai penanggung jawab dan penyaluran pupuk ISP dan ZA di subsektor tanaman pangan.

4) Dalam melaksanakan tugas sebagai penanggung jawab penyediaan dan penyaluran pupuk nasional. PT PUSRI menggunakan sistem distribusi yang dikenal dengan sebutan “Pipe Line Distribution System”, yaitu sistem yang mengalir dari lini 1 (produsen) sampai ke lini IV (tangan petani).

b.

Sarana Distribusi dan Pemasaran

Sarana distribusi yang dimiliki oleh PT PUSRI terdiri dari:

1.

Satu unit kapal motor amoniak dengan kapasitas 5.700 ton.

2.

Tiga unit kapal motor curah dengan kapasitas 7.300 ton perkapal.

3.

Satu unit kapal motor curah dengan kapasitas 7.800 ton.

4.

PT PUSRI mengelola lima unit pengantongan pupuk (di Belawan, Cilacap, Surabaya, Banyuwangi, dan Semarang) dengan total kapasitas pengantongan sebesar 2.520.000 ton per tahun.

5.

Memiliki 595 buah gerbong kereta api dengan kapasitas daya angkut 30 ton/gerbong.

(8)

52

6.

109 unit gudang persediaan pupuk

(GPP) dengan kapasitas 529.165 ton.

7.

105 unit gudang sewa dengan kapasitas 330.385 ton.

8.

Dua puluh empat unit kantor Pemasaran PT PUSRI Daerah (PPD).

9.

176 unit kantor Pemasaran PT PUSRI

Kabupaten (PPK).

3.

Rancang Bangun dan Perekayasaan

a.

Lingkup layanannya adalah melakukan kegiatan EPC (Engmeering, Procurement, and Construction) untuk pembangunan industri kimia, minyak dan gas bumi, semen dan mineral, dan power plant, mengerjakan jasa pemeliharaan pabrik dan perbaikan tahunan (turnaround) dengan pabrikasi peralatan pabrik, Heat Exchanger (HE), Pressure Vessel, Tangki, Mechanical Seals, Valves, dan sebagainya.

b.

Perusahaan industri yang telah menerima jasa teknik yaitu pabrik-pabrik pupuk di dalam negeri, Pertamina, dan pabrik pupuk di luar negeri seperti Bangladesh, Malaysia, Algeria, dan India.

c.

Sarana bengkel jasa pemeliharaan dan pabrikasi peralatan pabrik seperti bengkel reparasi dan unit pabrikasi. Disamping itu mampu memproduksi bejana dan penukar gas tekanan menengah dan rendah, roda gigi, rollers dan kontruksi baja, alat-alat berat dan alat-alat bantu pemeliharaan pabrik serta peralatan inspeksi dan monitoring mesin pabrik.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti menyimpulkan bahwa : 1. Dalam pelaksanaan pemasaran ini telah

terdapat pemisahan tugas dan fungsi yang memadai karena PT PUSRI telah membuat departemen sendiri untuk menjalankan kegiatan pemasaran yaitu membentuk Direktorat Pemasaran yang masing-masing mempunyai tugas dan fungsi yang terpisah.

2. Dokumen pendukung penjualan belum memadai karena tidak mencerminkan unsur - unsur pengendalian intern dimana di dalam dokumen tersebut tidak menyebutkan lokasi kebun/industri yang membutuhkan pupuk, PO (Purchase Order) tidak ditandatangani oleh pihak perusahaan perkebunan/ industri, dan semua administrasi dilakukan melalui fax yang tidak menggunakan kop surat perusahaan.

3. DO (Delivery Order) yang diterbitkan masih mengandung beberapa kelemahan seperti tanda terima DO tidak ditandatangani distributor, penerbitan DO tidak sesuai dengan pesanan/ kebutuhan konsumen. 4. Audit operasional telah berjalan secara efektif

dan efisien dimana dilakukan secara periodik, yaitu setahun sekali pemeriksaan (per tahun) dan hal ini bisa menjadi alat kontrol perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2007. ”Auditing”. Edisi Ketiga. Jakarta: FEUI

Aprianti, Merry. 2009. “Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Penjualan pada PT PUSRI Palembang”. Penelitian Fakultas Ekonomi tidak dipublikasikan. Universitas Bina Darma. Bayangkara, IBK.2008. “Audit Manajemen:

Prosedur dan Implementasi”. Jakarta: Salemba Empat

Mulyadi. 2002. “Auditing”. Edisi ke-6. Jakarta : Salemba Empat

Parida, Ida. 2010. “Analisis Audit Manajemen dalam Mencapai Efektifitas atas Fungsi Penjualan pada PT Musi Unggul Glassindo Palembang”. Penelitian Fakultas Ekonomi tidak dipublikasikan. Universitas Bina Darma.

(9)

53 Sugiyono. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis.

Edisi 9. Bandung: Alfa Beta

Tunggal, Amin Widjaja. 2000. Manajemen Audit Suatu Pengantar. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta

Tunggal, Amin Widjaja. 2006. Audit Operasional Suatu Pengantar. Jakarta: Harvarindo

Referensi

Dokumen terkait

kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang

Dengan demikian, renstra ini akan menjadi “jembatan” yang akan mengantar FKIK Untad meraih mimpi tersebut melalui beberapa tahapan, antara lain : peningkatan

Dengan tingkat korelasi yang lebih tinggi antara peringkat pakar dengan peringkat hasil pembobotan dengan algoritma genetika, maka pembobotan soal dengan metode

Berdasarkan penelitian dapat dikatakan bahwa batako yang terbuat dari abu ampas tebu dengan ukuran yang sama dan konsentrasi yang berbeda akan menghasilkan nilai kuat tekan dan

Sistem utilitas pada bangunan dan lingkungan yang terencana dengan baik serta adanya sosialisasi secara langsung dan terus menerus akan membantu mengatasi permasalahan

Daerah yang diamankan adalah pantai dan laut sekitar Pulau Sebesi pada batas 1,5 mil (2778 meter), terhitung dari garis pantai terdekat ke arah laut pada saat air laut mengalami

Menjadi penyelenggara seluruh kualifikasi pendidikan tinggi kefarmasian dan keilmuan lain yang serumpun, mandiri, berdaya saing nasional dan internasional dalam

Terjadi pemampatan udara atau angin dari timur sehingga berpengaruh terhadap pembentukan awan di daerah Jawa Barat dan terkonsentrasi di DKI Jakarta yang menyebabkan curah