• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian. Dampak. Pembelajaran Jarak. Jauh dan Physical.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian. Dampak. Pembelajaran Jarak. Jauh dan Physical."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Adanya penelitian ini tidak terlepas dari penelitian terkait yang telah dilakukan sebelumnya dan penelitian terdahulu juga dapat memperkaya konsep penelitian yang dilakukan. Berikut adalah perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sebelumnya :

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Bunga NurCita dan Tiwuk Susantiningsih

Dampak

Pembelajaran Jarak Jauh dan Physical Distancing Pada Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Mahasiswa kedokteran mengalami tingkat kecemasan berat (88%). Pada keseluruhan respon baik respon fisiologis, afektif, kognitif dan perilaku, persentase paling besar terdapat pada tingkat kecemasan berat dibandingkan tingkat kecemasan sedang, ringan dan tidak ada kecemasan. Namun ditinjau dari tingkat kecemasan berdasarkan respon atau gejala kecemasan, maka respon perilaku memiliki nilai terbesar pada tingkat kecemasan berat

(2)

(72%) diikuti oleh respon kognitif (55%). Sedangkan pada respon afektif, tingkat kecemasan ringan memiliki persentase paling besar (29%) dibandingkan dengan respon perilaku (3%). Artinya terdapat pengaruh pembelajaran jarak jauh dan physical distancing dengan tingkat kecemasan mahasiswa dan respon atau gelaja kecemasan dapat menunjukan tingkat kecemasan yang dialami oleh mahasiswa.

Perbedaan: desain penelitian yang telah dilakukan oleh Bunga dan Tiwuk yaitu desain penelitian deskripsi kuantitatif. Subjek penelitian berbeda yaitu mahasiswa kedokteran UPN Veteran Jakarta, sedangkan peneliti mengambil subjek penelitian mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Malang. Fokus penelitian terletak pada hubungan teori hirarki kebutuhan Maslow dan kaitannya dengan keadaan mahasiswa di era pandemic Covid-19.

2 Akhtarul Islam, Sutapa Dey

Depression and Anxiety Among

Sekitar 15% siswa dilaporkan mengalami depresi sedang,

(3)

Barna, dkk. University Students During the COVID-19 Pandemic in Bangladesh: A Web-Based

Cross-Sectional Survey

sedangkan 18,1% menderita kecemasan parah. Regresi logistik biner menunjukkan bahwa siswa yang lebih tua memiliki depresi yang lebih besar (OR = 2.886, 95% CI = 0.961-8.669). Juga terbukti bahwa siswa yang memberikan uang sekolah pada periode pra-pandemi mengalami depresi (OR = 1,199, CI 95% = 0,736– 1,952). Dari hasil diatas bisa disimpulkan bahwa siswa mengalami depresi dan kecemasan yang meningkat.

Perbedaan: Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan deskriptif kualitatif, sedangkan pada penelitian terdahulu menggunakan kualitatif. Tempat penelitian dan subjek penelitian berbeda yaitu di Bangladesh dan di Indonesia. Sedangkan subjek penelitian pada penelitian terdahulu yaitu mahasiswa universitas di Bangladesh.

3 SARA GOLDRICK-RAB, dkk New Evidence on Basic Needs Insecurity and

Dua dari tiga siswa yang bekerja sebelum pandemi mengalami ketidakamanan

(4)

Student Well-Being kerja, dengan sepertiga kehilangan pekerjaan karena pandemi. Ketidakamanan kebutuhan dasar lebih tinggi di antara siswa yang mengalami kehilangan pekerjaan dan / atau pemotongan gaji atau jam kerja. Setengah dari responden menunjukkan setidaknya memiliki kecemasan tingkat sedang. Setengah dari responden di perguruan tinggi dua tahun dan 63% responden di perguruan tinggi empat tahun mengatakan bahwa mereka tidak dapat berkonsentrasi pada sekolah selama pandemi. Dua puluh satu persen responden yang berurusan dengan kebutuhan dasar tidak aman mengajukan permohonan asuransi pengangguran, 15% mengajukan SNAP, dan 15% mengajukan permohonan

(5)

bantuan darurat. Tetapi banyak siswa tidak mengajukan dukungan karena mereka tidak tahu bahwa mereka berhak untuk melakukannya.

Perbedaan : subjek pada penelitian terdahulu lebih luas yaitu siswa perguruan tinggi di AS, sedangkan pada penelitian ini yaitu siswa Univeristas Muhammadiyah Malang. Pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan angket namun wawancara secara tidak terstruktur

4 Robert Lovri´c, dkk

Studying During the COVID-19 Pandemic: A Qualitative Inductive Content Analysis of Nursing Students’ Perceptions and Experiences

Seluruh siswa mendeskripsikan mengenai penyebaran informasi yang salah di media sosial dan perilaku beresiko dari populasi. Kebanyakan dari mereka takut terinfeksi virus covid-19 dan khawatir tentang kesejahteraan keluarga mereka, jadi mereka terus-menerus menerapkan tindakan perlindungan. Siswa menyadari tanggung jawab mereka kepada masyarakat dan serta pentingnya risiko profesi perawat. Mereka juga

(6)

menggambarkan pengalaman negatif dalam transportasi umum dan tempat tinggal di asrama. Tiga belas siswa melaporkan kesulitan dalam berkonsentrasi dan belajar.

Perbedaan : Subjek penelitian berbeda yaitu mahasiswa keperawatan fakultas kedokteran gigi dan kesehatan di Osijek, Kroasia. Sedangkan peneliti mengambil subjek penelitian mahasiswa semua jurusan yang sedang menempuh perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Malang.

B. Penyesuaian Diri dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Penyesuaian diri adalah suatu proses, bukan merupakan keadaan yang statis. Penyesuaian diri dikatakan efektif apabila ditandai dengan seberapa baik individu mampu menghadapi situasi dan kondisi yang yang selalu berganti. Penyesuaian diri menjadi salah satu bekal penting dalam membantu individu pada saat terjun dalam masyarakat luas. Penyesuaian diri juga merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa dan mental individu.7

Sebagai individu yang memiliki kemampuan menyelesaikan masalah, maka seseorang tidak bisa terlepas dari proses penyesuaian diri. Misalnya penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitar, penyesuaian diri terhadap orang-orang disekitar,

(7)

dan juga penyesuaian diri terhadap diri sendiri. Setiap individu memiliki tingkat penyesuaian diri yang berbeda-beda, ada yang biasa saja menghadapi dunia baru dan ada beberapa yang mengalami shock baik ringan maupun berat. Perbedaan sikap tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai faktor antara lain faktor psikologis, fisiologis, perkembangan dan kematangan, lingkungan, budaya dan juga agama. Proses penyesuaian atau self adjustment merupakan proses untuk memperoleh maupun untuk memenuhi kebutuhan atau needs satisfaction, mengatasi konflik, dan juga masalah-masalah tertentu dengan cara-cara tertentu.

Menurut Scneiders, individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik adalah mereka dengan segala keterbatasannya, kemampuannya serta kepribadiannya telah belajar untuk bereaksi terhadap diri sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien, matang, bermanfaat, dan memuaskan. Efisien berarti yang dilakukan oleh individu dapat memberikan hasil yang diinginkan tanpa menghabiskan banyak energi, tidak membuang banyak waktu dan tidak membuat kesalahan. Kedewasaan berarti bahwa seorang individu dapat memulai dengan mengamati dan menilai situasi secara kritis sebelum bereaksi. Bermanfaat artinya yang dilakukan untuk kepentingan sesame, berguna di lingkungan sosial, dan berhubungan dengan Tuhan. Selain itu, kepuasan berarti bahwa apa yang dilakukan seseorang dapat membuatnya puas dan memiliki pengaruh yang baik.

Motivasi berasal dari kata lain Motive yang berarti dorongan atau bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.

(8)

Michel J. Jucius menyebutkan motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.8

Kemudian istilah motivasi juga diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat Dengan kata lain, motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.9

Kemudian menurut Maslow, motivasi dalam pemenuhan berbagai kebutuhan terbagi menjadi dua yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan memiliki tujuan untuk mengatasi masalah ketegangan individu yang diakibatkan oleh masalah yang ada. Sedangkan motivasi pertumbuhan didasari oleh kapasitas steiap individu untuk bertumbuh dan berkembang.

Individu yang mengalami masalah dalam pemenuhan kebutuhan dasar dapat memberikan dampak negatif baik bagi dirinya sendiri atau orang disekitarnya. Berdasarkan teori kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh Abraham

8 Prihartanta, W. (2015). TEORI-TEORI MOTIVASI. Jurnal Adabiya, 1(83), 2-3. 9 Prihartanta, W. Ibid. Hlm 3

(9)

Maslow, terdapat lima hirarki kebutuhan dasar manusia. Adapun 5 kebutuhan tersebut yaitu :

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis terdiri dari kebutuhan dasar yang bersifat primer seperti makanan, air, pakaian, tempat tinggal, tidur serta bereproduksi. Kebutuhan psikologis adalah kebutuhan yang paling penting, yang pada dasarnya jika kebutuhan ini tidak terpenuhi makan individu akan mati atau punah. Apabila semua kebutuhan kurang terpenuhi, dan organisme itu dipenuhi oleh kebutuhan pokok, maka kebutuhan lainnya tidak akan ada sama sekali atau terdesak kebelakang.10

2. Kebutuhan akan Keselamatan

Apabila kebutuhna fisiologis relatif telah terpenuhi, maka akan muncul seperangkat kebutuhan baru, yang kurang lebih dapat dikategorikan dalam kebutuhan akan keselamatan (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya). 11 Kebutuhan akan keamanan merefleksi keinginan untuk mengamankan imbalan-imbalan yang telah dicapai dan untuk melindungi diri sendiri terhadap bahaya, cedera, ancaman, kecelakaan, kerugian atau kehilangan.12

10 Maslow, A, H. (1993). Motivasi dan Kepribadian 1. (N. Imam.). Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. (Edisi keempat 1993) hal. 45

11 Maslow, A, H. Ibid. Hal. 47

12 Iskandar. (2016). Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap Peningkatan Kinerja Pustakawan. HIZANAH AL-HIKMAH, 4(1), 27

(10)

3. Kebutuhan akan Rasa Memiliki dan Rasa Cinta

Setelah individu merasakan cukup aman dari berbagai ganggguan, maka muncullah kebutuhan untuk berafiliasi dengan individu lain sebagai bentuk dari rasa memiliki dan rasa cinta. Selain itu bentuk dari kebutuhan ini yaitu diterima dan rasa memiliki. Sebagai makhluk sosial, manusia senang apabila mereka disenangi, hal ini akan mendorong mereka untuk bekerja lebih keras sehingga ia memiliki tempat dalam kelompok atau keluarganya.

4. Kebutuhan akan Harga Diri

Kebutuhan akan harga diri dan prestige biasanya dicari ketika individu merasa benar-benar aman dalam suatu kelompok atau dalam masyarakat. Ketika individu mencapai kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta dengan menjadi bagian dari kelompok keluarga, kelompok sosial, kelompok teman, kelompok rekan kerja, kelompok profesional dll, mereka cenderung mencari harga diri, pengakuan, reputasi, dan status dalam kelompok sosial yang mereka ikuti. Kegiatan ini tentunya akan meningkatkan taraf hidup mereka di berbagai komunitas di masyarakat.

Kebutuhan ini terbagi menjadi dua, yakni pertama, keinginan akan kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan dan kemampuan, kepercayaan diri sendiri dalam menghadapi dunia serta kemerdekaan dan kebebasan. Kedua, hasrat akan nama baik atau gengsi, prestise, status, ketenaran dan kemuliaan, dominasi pengakuan, perhatian, arti yang penting, martabat, dan apresiasi. Pemenuhan kebutuhan akan diri sendiri membawa perasaan percaya pada diri sendiri, nilai, kekuatan, kapabilitas dan kelayakan, perasaan dibutuhkan dan

(11)

bermanfaat bagi dunia. Kebutuhan akan rasa hormat, pengakuan, status, reputasi antara lain merangsang keinginan yang kuat dalam diri orang untuk berkontribusi secara wajar pada pengembangan komunitas di masyarakat.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri yaitu keinginan untuk memperoleh kepuasan dangan diri sendiri (self fulfilment). Kebutuhan aktualisasi diri membantu individu untuk mengembangkan keinginan untuk mengeksploitasi semua bakat tersembunyi yang ia miliki. Kebutuhan ini diantaranya adalah kebutuhan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri secara menyeluruh, meningkatkan kemampuan diri, dan menjadi orang yang lebih baik.13 Kebutuhan aktualisasi diri mendorong individu untuk berinovatif dalam berbagai pengaturan sosial mereka untuk meningkatkan kondisi hidup di masyarakat.

Tabel 2: Kebutuhan Dasar Menurut Maslow

Jenjang Needs Deskripsi

Kebu tuh an B er k em b an g (Me tan ee ds)

Self actualization Needs

(Kebutuhan Aktualisasi Diri)

Kebutuhan orang untuk menjadi yang seharusnya sesuai dengan potensinya. Kebutuhan kreatif, realisasi diri, perkembangan self.

Kebutuhan harkat kemanusiaan untuk mencapai tujuan, terus maju, menjadi

(12)

lebih baik. Kebu tuh an Kare n a Keku ran gan (Basi c Ne eds) Esteem Needs

(Kebutuhan Harga Diri)

1. Kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, kepercayaan diri, kemandirian.

2. Kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi penting, kehormatan dan apresiasi.

Love needs/ Belonging-ness

(Kebutuhan Dimiliki dan Cinta)

Kebutuhan kasih sayang, keluarga, sejawat, pasangan, anak. Kebutuhan menjadi bagian kelompok, masyarakat. (Menurut Maslow, kegagalan kebutuhan cinta & memiliki ini menjadi sumber hampir semua bentuk psikopatologi).

Safety Needs

(Kebutuhan Keamanan)

Kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur, hukum, keteraturan, batas, bebas dari takut dan cemas.

Phisyological needs

(Kebutuhan Fisiologis)

Kebutuhan homeostatik : makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks.

(13)

Dari pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa individu yang telah terpenuhi kebutuhan pertama atau kebutuhan fisiologis, ia dapat menginginkan kebutuhan yang teletak di atasnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman. Setelah kebutuhan akan rasa aman terpenuhi maka kebutuhan berafiliasi dan bersosialisasi dengan orang lain sebagai anggota masyarakat yang mendominasi dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Kemudian jika kebutuhan ini telah terpenuhi, maka kebutuhan akan harga diri mempunyai kekuatan yang dominan diantara kebutuhan-kebutuhan lainnya.Ketika kebutuhan-kebutuhan akan harga diri ini telah terpenuhi, maka munculah kebutuhan akan aktualisasi diri. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Ada kalanya seseorang untuk mencapai kebutuhan aktualisasi diri harus melewati pemenuhan kebutuhan mulai dari fisik, terus merangkak ke aktualisasi diri. Sebaliknya ada orang lain yang tidak memerlukan waktu yang lama dalam satu tingkat, tahu-tahu sudah berada pada tingkat kebutuhan aktualisasi diri.14

C. Konsep Pandemi Covid-19 1. Pandemi

Pandemi merupakan berpindahnya suatu penyakit atau sebaran penyakit yang bisa pindah dari suatu tempat ke tempat lain yang perserbarannya sangat luas di dunia, contoh berpindahnya penyakit yang penyebarannya dari satu orang ke orang lain dengan penyebab utamamya adalah virus saluran pernapasan, contoh influenza dan SARS, atau bakteri

14 Mendari, A. S., (2010). Aplikasi Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa. Widya Warta, (1), 86-87

(14)

enterik, seperti kolera, atau contoh lain penyebaran penyakit demam berdarah yang penyebarannya tergantung pada daerah geografis, melalui media nyamuk albopictusmos. 15 Atau dengan kata lain, pandemi merupakan kejadian atau peristiwa dalam suatu masyarakat atau wilayah dari suatu penyakit tertentu yang telah menyebar kebanyak negara secara luas.16

Pandemi erat kaitannya dengan panyakit menular yaitu penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius (virus, bakteri, atau parasit) tertentu yang timbul melalui transmisi agen dari orang yang terinfeksi, hewan, atau reservoir lainnya ke pejamu (host) yang rentan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara seperti media air, udara, vektor, tanaman, dan sebagainya.17

Penyakit menular terjadi karena adanya interaksi antara agen, pejamu (host) dan lingkungan (environment) serta proses transmisi.18 Sebelum

dilakukan intervensi dalam pengendalian penyakit menular, diperlukan pengetahuan mengenai masing-masing faktor yang berperan dalam rantai

15 Wahjono. (2020). Peran Manajemen Lembaga Pendidikan Dalam Bertahan Menghadapi Pandemi Covid-19. Jurnal infokam, XVI( 2), 152

16 Najmah. (2015). Epidemiologi Penyakit Menular. FKM Unsri-Litbangkes Depkes RI: Indralaya. Hal 14

17 Najmah. Ibid. dikutip dari (Last, J.M., A Dictionary Of Epidemiology. 2001, Oxford: New York) Hal. 15

(15)

penularan penyakit kecuali untuk penyakit yang memiliki rantai penularan khusus/spesifik.19

Dalam situasi pandemi, wabah suatu penyakit menular telah menyebar secara global dan memiliki dampak yang besar terhadap morbiditas20 dan mortalitas21. Selain parahnya dampak negatif pada kesehatan, pandemi juga disertai dengan kerugian ekonomi yang sangat besar, serta implikasi terhadap sosial dan politik.

Parson mengatakan “The Social System” bahwa sakit bukan hanya kondisi biologis semata, tetapi juga peran sosial yang tidak berfungsi dengan baik. Parsons melihat sakit sebagai bentuk perilaku menyimpang dalam masyarakat, alasannya karena orang yang sakit tidak dapat memenuhi peran sosialnya secara normal dan karenanya menyimpang dari norma merupakan suatu yang konsensual, salah satu wujud penyakitnya ialah Disorganisasi Sosial.22

2. Covid-19

Coronavirus merupakan virus RNA strain positif, berkapsul, dan tidak bersegmen dengan ukuran partikel 120-160 nm.Virus ini umumnya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Coronavirus disebut sebagai virus zoonotik yaitu virus yang

19 Najmah. Ibid. Hal 8 dikutip dari Bonita, R., R. Baeglehole, and T. Kjellstorm, Basic of Epidemiology. 2006, WHO Press: Switzerland.

20 Tingkat yang sakit dan yang sehat dalam suatu populasi 21 Proporsi kematian akibat penyakit tertentu

(16)

ditransmisikan dari hewan ke manusia. Sebelum terjadinya wabah Covid-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu

alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus

(SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).23

Coronavirus yang menjadi etiologi Covid-19 termasuk dalam genus

betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini

masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy

of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2.24

Penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif, salah satunya disebabkan oleh tingginya mobilitas manusia dewasa ini. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin.25 Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2

23 Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan., . . . Yunihastuti, E. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit

Dalam Indonesia, 7(1). 46 dikutip dari Riedel S, Morse S, Mietzner T, Miller S. Jawetz, Melnick, &

Adelberg’s Medical Microbiology. 28th ed. New York: McGrawHill Education/Medical; 2019. p.617-22

24 Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan., . . . Yunihastuti, E. Ibid. hal 46

25 Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan., . . . Yunihastuti, E. Ibid. Hal 46 dikutip dari Han Y, Yang H. The transmission and diagnosis of 2019 novel coronavirus infection disease (COVID-19): A Chinese perspective. J Med Virol. 2020; published online March 6. DOI: 10.1002/ jmv.25749

(17)

dapat viabel 26 pada aerosol (dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam.27

Infeksi yang disebabkan oleh Covid-19 dapat menimbulkan gajala ringan, sedang bahkan berat. Gejala klinis utama yang biasanya muncul yaitu demam (>38°C), batuk dan kesulitan bernafas. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi Covid-19. (PDPI, 2020)

a. Tidak berkomplikasi

Atau sering disebut dengan kondisi teringan karena gejala yang muncul berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot.

b. Pheumonia ringan

Gejala utama dapat muncul namun tidak ada tanda pheumonia berat.

c. Pheumonia berat

Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran nafas. Serta tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi

26 Mampu hidup

27 Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan., . . . Yunihastuti, E.. Ibid. Hal 46 dikutip dari van Doremalen N, Bushmaker T, Morris DH, Holbrook MG, Gamble A, Williamson BN, et al. Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as Compared with SARS-CoV-1. N Engl J Med. 2020; published online March 17. DOI: 10.1056/NEJMc2004973

(18)

nafas: >30X/menit), distress pernafasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar.28

3. Pengaruh Pandemi Terhadap Psikososial

Menurut Strong dalam epidemic psychology yang mengacu pada dua hal makna yaitu epidemi penyakit (fisik), yang berfokus pada penyebaran penyakit dan epidemic nature, termasuk psikologi (psikis). Menurutnya ada tiga tipe psikologi epidemi, yaitu epidemi ketakutan, mengacu bagaimana penyebaran psikologis (ketakutan, kecurigaan) ke orang banyak secara cepat. Kedua, epidemi penjelasan dan moralitas, yaitu berkaitan dengan kebutuhan informasi mengenai penjelasan tentang apa, kenapa dan bagaimana penyakit terjadi, serta memahami penyakit dari perspektif moral, dan agama. Dan yang terakhir epidemi aksi yaitu terkait perubahan perilaku masyarakat secara masif baik individual maupun kelompok/komunitas dalam menghadapi epidemi penyakit. Psikologi epidemi sangat menganggu dan merusak, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara psikologis,29

Sementara Taylor dalam bukunya “The Pandemic of Psychology” menjelaskan bagaimana pandemi penyakit mempengaruhi psikologis orang secara luas dan masif, mulai dari cara berpikir dalam memahami informasi tentang sehat dan sakit, perubahan emosi (takut, khawatir, cemas) dan

28 Yuliana. (2020). Corona Virus disease (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur. Wellness and

Healthy Magazine, 2(1), 190

29 Agung, I. M. (2020) Memahami Pandemi COVID-19 Dalam Perspektif Psikologi Sosial. Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi. 1(2), 70 DOI : 10.24014/pib.v1

(19)

perilaku sosial (menghindar, stigmasisasi, perilaku sehat). Selain itu, pandemic psikologi, menimbulkan prasangka, dan diskriminasi outgroup—yang berpotensi menimbulkan kebencian dan konflik sosial.30 Misalnya, sentimen Anti-Asia yang menyebabkan keturunan Asia Amerika mendapatkan serangan baik fisik maupun verbal, bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan korban jiwa.31

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Junimiserya Zalukhu mengenai dampak pandemi covid-19 terhadap psikologis masyarakat, menyebutkan bahwa kasus kematian yang diakibatkan oleh covid-19 dan tindakan isolasi dapat mempengaruhi kesehatan mental masyarakat. Ditemukan bahwa tingginya angka kematian dan perpanjangan isolasi di suatu daerah memicu depresi, kecemasan, rasa takut berlebihan serta perubahan pola tidur masyarakat. Dimana hal ini tidak hanya memperburuk kondisi kesehatan mental namun juga fisik.

Selain itu, dampak dari pandemi Covid-19 yaitu kehilangan pekerjaan, tercatat 3,5 juta orang harus kehilangan pekerjaannya.32 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat total 29,12 juta orang pengangguran di Indonesia dengan persentase 53% tenaga kerja baru yang membutuhkan pekerjaan berasal dari usia produktifyaitu antara 18-30 tahun. Dari data

30 Agung, I. M. Ibid. Hal:70

31 Sekar Kinasih, Sentimen Anti-Asia Terkait Erat Agresifnya Kebijakan Luar Negeri AS

Baca selengkapnya di artikel "Sentimen Anti-Asia Terkait Erat Agresifnya Kebijakan Luar Negeri AS", diakses dari https://tirto.id/gbkK pada tanggal 25 Maret 2021, pukul 11.44

32 Suparjo Ramalan, 3,5 juta orang kehilangan perkerjaan akibat pandemi covid-19, diakses dari

https://www.idxchannel.com/market-news/35-juta-orang-kehilangan-pekerjaan-akibat-pandemi-covid-19 pada tanggal 22 Februari 2021, pukul 20.01

(20)

tersebut bisa dilihat bahwa ketika kebutuhan hidup terganggu, maka dalam kondisi ini sangat rentan menimbulkan gangguan psikologis yang kemungkinan besar lebih berat dari Covid-19 itu sendiri. Artinya, pandemi Covid-19 secara tidak langsung mempengaruhi kondisi psikologis. Relasi sosial yang terbatas, tidak dapat berkumpul dengan keluarga (mudik), menimbulkan perasaan kehilangan, kesendirian dan juga kesepian yang kemudian memperburuk emosi pada individu.

D. Konsep Mahasiswa

Menurut UU Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Pendidikan Tinggi. Kemudian Pendidikan Tinggi bertujuan untuk mengembangkan potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa. Mahasiswa sebagai anggota Sivitas Akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri di Perguruan Tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional.

Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup.33

33 Yusuf, S., (2012). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. hal 27

(21)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa merupakan seorang peserta didik yang berusia 18-25 tahun dan menjalankan pendidikannya di Perguruan Tinggi baik negri maupun swasta.

Gambar

Tabel 2: Kebutuhan Dasar Menurut Maslow

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan kami yang sangat erat dengan sumber data seperti BPS, Bank Indonesia, BKPM, Asosiasi Industri, dll, sehingga kami dapat segera membantu pengguna jika

Sesuai dengan maksud dan tujuan yang akan di capai, bahwa studi ini akan menelaah permukiman padat di daerah Tanjung Sanyang Kelurahan Cawang Kota

a. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.. Andi Laedan : Perancangan Pembuatan Mesin Pemecah

Pada penelitian ini, perbesaran optis dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran masing-masing 6x pada lensa obyektif dan 10x pada lensa okuler,

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden menurut lama penggunaan daun sambiloto , menunjukkan bahwa wanita menopause penderita hipertensi pengguna daun

Hasil keenam penelitian tersebut menunjukkan modul yang digunakan telah layak baik dari segi materi yang disajikan, media yang digunakan, dan kelayakan untuk digunakan

Memenuhi hak-hak jasmani dan ruhani dengan menjaga kesehatan makan makanan yang baik dan halal, menghindari makanan yang haram, minuman keras atau obat-obatan

Seperti telah disebutkan terdahulu, bahwa hukum dan masyarakat bagaikan dua sisi satu mata uang, ubi societas ibi ius ( di mana ada masyarakat di situ ada hukum ). Hukum yang