PRESENTASI SIDANG TUGAS AKHIR
“Analisis Risiko Kerusakan Peralatan Dengan Metode Probabilistik FMEA Pada Industri Minyak Dan Gas”
Dosen Pembimbing:
Manajemen risiko merupakan bagian yang terpenting untuk pra-analisis, memprediksi dan mengendalikan risiko.
Manajemen risiko diperlukan untuk menentukan jenis risiko, menganalisis dan mendeskripsikan risiko, dan mengurangi kemungkinan terjadinya risiko (Qing-gui et al., 2006).
Risiko yang sangat penting adalah risiko operasional yaitu disebabkan oleh internal perusahaan dan berkaitan dengan operasional perusahaan. (Siahaan, 2009).
Dari beberapa metode risk assessment yang ada
(FTA, ETA, dll), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah yang populer dan paling banyak digunakan.
Metode FMEA sangat powerful untuk mengidentifikasi dan menghitung lebih awal bagian-bagian yang lemah pada produk maupun proses. (Plaza et al., 2012)
Penggunaan metode FMEA/Traditonal FMEA masih
terdapat kekurangan.
Probabilistik FMEA menjadi metode untuk melengkapi
kekurangan pada FMEA/Traditional FMEA.
Kekurangan pada FMEA/Traditional FMEA yaitu prioritas risiko lebih cenderung subjektif dalam penilaian risiko (Barends et al., 2012)
Pertamina Hulu Energi (PHE) saat ini masih
menggunakan FMEA/Traditional FMEA sebagai metode risk assessment.
Diperlukannya metode risk assessment yang lebih
baik dari FMEA/Traditional FMEA.
Probabilistic FMEA dapat dijadikan sebagai metode
risk assessment di PHE untuk pengelolaan risiko yang
Bagaimana menganalisis risiko kerusakan yang terjadi di perusahaan oil and gas dengan menggunakan metode
Probabilistic FMEA dan menganalisis risiko kritis dengan Root Cause Analysis (RCA)
1. Mengidentifikasi risiko kerusakan peralatan yang
terjadi pada proses produksi di perusahaan oil and
gas
2. Menganalisis risiko kerusakan peralatan pada proses
produksi dengan menggunakan Probabilistic FMEA
3. Menganalisis akar permasalahan risiko kritis dengan
1. Memberikan informasi mengenai proses dan risiko
yang terjadi di onshore
2. Mengetahui probabilitas dari masing-masing risiko
yang dianalisis
1. Proses produksi yang dianalisis adalah proses
pemurnian dan kompresi gas di Onshore Receiving
Fields (ORF)
2. Program perbaikan hanya berupa masukkan yang
tidak harus diimplementasikan oleh pihak perusahaan
cont’
1. Perusahaan tidak melakukan tindakan tertentu
Risk management process-overview
Sumber : (AS/NZS, 2004))
Risk Assessment merupakan proses keseluruhan dari identifikasi
risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko. (AS/NZS 4360:2004)
Establish the context
Identify risks
Analyze risks
Evaluate risks
Treat risks
Monitor and rev
iew Communicate and consult Risk as sessment
Tahap awal yang menjadi dasar pada manajemen risiko
Untuk mengetahui risiko apa yang ada serta cara mengelola secara baik
Analisis risiko diperlukan untuk mengelola risiko yang cenderung berdampak negatif bagi perusahaan maupun lingkungan sekitarnya.
Root Cause Analysis (RCA)
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
1. Traditional FMEA
Pada penelitian Tugas Akhir ini RCA digunakan untuk
mengetahui penyebab akar permasalahan dari risiko yang kritis dengan menggunakan 5 why method
RCA merupakan suatu pemeriksaan terstruktur pada
masalah untuk mengetahui penyebab dari masalah tersebut dan perlu dilakukan perbaikan (Lehtinen et al., 2011)
FMEA
Traditional
FMEA
Probabilistic
FMEA
FMEA adalah sebuah metode
sistematis untuk menganalisis dan me-ranking risiko untuk dilakukan tindakan perbaikan dan evaluasi pada risiko (Dailey, 2004)
FMECA adalah sebuah metode sistematis untuk menganalisis kemungkinan terjadinya risiko (Jun dan Huibin, 2012)
FMEA lebih feasible dan efektif untuk
perbaikan operasional serta mampu menganalisis risiko dalam skala yang lebih besar dan kompleks. (Jun dan Huibin, 2012)
Traditional FMEA merupakan metode analisis risiko
atau jeneis FMEA yang umum digunakan
Penilaian atau pembobotan dengan skala tertentu
pada occurrence (O), detection (D), dan severity (S) untuk Risk Priority Number (RPN)
Occurrence merupakan seberapa sering failure mode terjadi
Detection merupakan terdeteksi suatu risiko dengan
kontrol yang digunakan saat ini
Severity merupakan dampak yang muncul dari
Ranking/skala occurrence, detection, dan severity. (Barends et al.,
contoh Traditional FMEA
Failure mode O D S RPN
cutting wheel broken 5 3 8 120 leak on connection 4 3 5 60 leakage on gasket Flange 5 3 8 120 overflow from vent tank 1 P to the deck of vessel 4 3 3 36
Probabilistic FMEA merupkan pengembangan dari
Traditional FMEA
Ranking/skala occurrence dan detection dalam
bentuk probabilistic
Definition of occurance of failure
mode (O) P(O)
Negligible 1 5E-10
Very low 2 0.000000002
Low 3 0.0000006
Occasionally 4 0.000006
Now and then 5 0.0001
Regularly 6 0.003
Very regularly 7 0.01
Often 8 0.05
Very Often 9 0.3
Extremely often 10 0.6
Ranking/skala (cont’)
Definition of detection of failure mode (D) P(D) (1-P(D))
Certainly 1 1 0
Very likely 2 0.99 0.01
Likely 3 0.96 0.04
More than average 4 0.93 0.07
Average 5 0.9 0.1 Low 6 0.75 0.25 Very low 7 0.5 0.5 Unlikely 8 0.3 0.7 Very unlikely 9 0.1 0.9 Excluded 10 0 1
Probabilistic FMEA juga dapat digunakan jika ingin
mengetahui/memperkirakan probabilitas kejadian untuk sebuah failure mode yang tidak terdeteksi
P(uf) = P(o) x (1 – P(D)
dengan :
P(uf) = probabilitas kejadian yang tidak terdeteksi P(o) = probabilitas kejadian
Banyak digunakan oleh para praktisi karena lebih mudah
dalam melakukan estimasi parameter
Distribusi yang dapat digunakan terkait dengan kerusakan
equipment dalam situasi keterbatasan data (Stein et al., 2009)
𝒎𝒆𝒂𝒏 = 𝒂 + 𝒎 + 𝒃 𝟑
a = lower limit
m = modus
Studi Lapangan Probabilistik FMEA Mulai Distribusi Triangular · Maksimum (b) · Modus (m) · Minimum (a)
Menganalisis risiko kritis dengan RCA
Risk assessment
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Mengidentifikasi risiko
cont’
Selesai Kesimpulan dan Saran Menganalisis risiko kritis setelah program perbaikan
Kesimpulan dan Saran
Melakukan program prbaikan pada risiko kritis
Proses Produksi
Gathering System PemurnianKompresi gas dan
Oil and gas storage, metering, export
Proses Pemurnian dan Kompresi Gas
1. Control globe valve2. Separator production
3. Instrument control valve pada control valve pneumatic, interface level 4. Field mounted controller pada pressure indicator
5. Instrument control valve pada level control valve, surface
6. Instrument control valve pada pressure control valve as shutdown valve 7. Field mounted controller pada current pneumatic pressure converter 8. Instrument switch
9. Metering
Proses dan Risiko
No. Proses Kode Equipment Risiko Kode
1 Control Globe valve
P1 Globe valve
Fails to operate, stuck, seized
(high pressure) R1 2 Separator
production
P2 Separator High temperature on glycol R2
3 Instrument control valve pada control valve pneumatic, interface level P3 control valve pneumatic
Fails to position as required to pneumatic system R3 4 Field mounted controller pada pressure indicator P4 pressure indicator
Fails to remain calibrated
(miss calibration) R4 5 Instrument control valve pada level control valve, surface P5 level control valve
High volume surface R5
No. Proses Kode Equipment Risiko Kode
6 Instrument control valve pada pressure control valve as shutdown valve P6 pressure control valve as shutdown valve
Fail to response as required to hydrolic system R6 7 field monted controller pada current penumatic pressure converter P7 current pneumatic pressure converter
Fails to response (low resistance)
cont’
No. Risiko/potential
of failure Kode risiko Potential effect of failure
1 Fails to
operate, stuck, seized (high pressure)
R1 terjadinya delay pada saat start-up
2 High
temperature on glycol
R2 reduced throughput
Pemisahan glycol yang tidak sempurna 3 Fails to position
as required to pneumatic system
R3 buka-tutup katup tidak stabil
Terjadi turbulence dan aliran fluida tidak stabil
4 Fails to remain calibrated (miss calibration)
R4 informasi/signal yang diberikan menjadi tidak akurat
5 High volume surface
R5 Pemisahan fluida pada vessel menjadi tidak optimal
6 Fail to response as required to hydrolic system
R6 Katup terpaksa tertutup untuk menyesuaikan kalibrasi input 7 Fails to
response (low resistance)
R7 Udara yang bergerak mengalami penurunan tekanan
Risk Assessment
1. Probabilitas Occurrence (P(o))
2. Probabilitas Detection (P(D))
Probabilitas Occurrence (P(o))
Kode
Risiko Expert Maximum Frekuensi Modus Minimum P(o)
R1 Planner 4 2 1 0.006712963 Tech. instrument 4 3 1 Tech. instrument 5 2 1 Rata-rata 4.333 2.333 1 2.4166 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 𝐦𝐚𝐱𝐢𝐦𝐮𝐦 + 𝐦𝐨𝐝𝐮𝐬 + 𝐦𝐢𝐧𝐢𝐦𝐮𝐦 𝟑 Rata-rata = (4.3333+ (2.3333 x 6)+ 1) /8
= 2.41666 kali P (o) = Rata-rata/total pemakaian
= 2.41666 / 360 kali = 0.006712963
Probabilitas Detection (P
(D))
Kode
Risiko Expert Maximum Deteksi (hari) Modus Minimum P(D)
R1 Planner 120 60 45 0.18452381 Tech. instrument 115 65 30 Tech. instrument 120 60 40 Rata-rata 118.333 61.6667 38.333 66.42857143 Rata-rata = (118.333+ (61.6667 x 5) + 38.333)/7 = 66.42857143 hari P (D) = Rata-rata/360 hari = 66.42857143 hari / 360 hari = 0.18452381
cont’
Kode
Risiko Current controls
R1 memberikan grease/lubrikasi pada actuator valve R2 memeriksa kualitas fluida yang masuk beserta tekanan R3 melakukan verifikasi leak test pada control valve
R4 melakukan perbaikan/inspeksi pada tekanan serta kalibarasi ulang R5 memaksa katup untuk menutup pada signal pemeriksa/kontrol R6 memeriksa atau menguji kembali katup-katup
Undetected failure mode
P(uf) = P(o) x (1 – P(D)) Kode Risiko P(o) (1) P(D) (2) 1-(P(D)) (1-2) P(uf) 1X(1-2) R1 0.006712963 0.184523810 0.815476190 0.005474261 R2 0.008680556 0.072486772 0.927513228 0.008051330 R3 0.006712963 0.044973545 0.955026455 0.006411057 R4 0.010532407 0.019708995 0.980291005 0.010324824 R5 0.009375000 0.030820106 0.969179894 0.009086062 R6 0.006712963 0.094179894 0.905820106 0.006080737 R7 0.007638889 0.024603175 0.975396825 0.007450948P(uf) : probabilitas kejadian yang tidak terdeteksi P(o) : probabilitas kejadian
Probabilitas Severity (P
(s)
)
Kode
Risiko Expert Maximum Modus Minimum Biaya ($) P(s)
R1 Planner 3000 1200 500 0.25911145 Tech. instrument 3200 1300 500 Tech. instrument 3000 1300 475 Rata-rata 3066.667 1266.666 491.666 1471.666 Rata-rata = (3066.667 + (1266.666 x 3)+( 491.666) /5 = $ 1471.666667 P(s) = Rata-rata / biaya($) R1+ R2 +……..+ R7 = $ 1471.666667 / $ 5679.6667 = 0.25911145
Risk Priority Number (RPN)
𝐑𝐏𝐍 = 𝐏 𝐎 𝐱 𝐏(𝐃)𝐱 𝐏(𝐒) RPN = Risk Priority NumberP(o) = probabilitas kejadian P(D) = probabilitas deteksi P(S) = probabilitas severity Kode Risiko P(o) P(D) P(s) RPN R1 0.006712963 0.184523810 0.25911145 0.00032096 R2 0.008680556 0.072486772 0.126298492 0.00007947 R3 0.006712963 0.044973545 0.093902224 0.00002835 R4 0.010532407 0.019708995 0.029461823 0.00000612 R5 0.009375000 0.030820106 0.146722225 0.00004239 R6 0.006712963 0.094179894 0.244732672 0.00015473 R7 0.007638889 0.024603175 0.099771113 0.00001875 RPN = 0.006712963 x 0.18452381 x 0.25911145 = 0.00032096
cont’
Kode Risiko RPN Rank
R1 32.10 x 10-5 1 R6 15.47 x 10-5 2 R2 7.95 x 10-5 3 R5 4.2 x 10-5 4 R3 2.83 x 10-5 5 R7 1.88 x 10-5 6 R4 0.61 x 10-5 7 Risiko kritis
Risiko Kritis
Risiko Why I Why II Why III Why IV
Fails to operate, stuck, seized (high pressure) (R1) tekanan melebihi 225 PSI
valve output tidak
terbuka normal tidak mampu merespon valve input
tidak menangkap umpan balik secara baik
fluida yang
masuk/flowrate tidak stabil
volume lebih kecil/besar
kandungan liquid lebih banyak
valve input tidak
terbuka normal tidak dapat melakukan kalibrasi secara normal elastisitas globe valve berkurang
out of calibration kurangnya kontrol secara rutin kontrol masih bersifat corrective
cont’
Program maintenance secara berkala (P1) Program penanganan risiko sejak dini (P2)
Risiko Why I Why II Why III Why IV
Fails to operate, stuck, seized (high pressure)
(R1) gate leakage masuknya benda asing terjadi korosi di luar lapisan paint mulai rusak suhu lingkungan terlalu tinggi kondisi yang ekstirim berada di dekat offshore terjadi korosi di dalam terjadi turbulance
cont’
Persentase (%) terbesar untuk direduksi terhadap deteksi adalah w2 yaitu 6.7% (66.42857
hari menjadi 62 hari)
Persentase (%) terbesar untuk direduksi terhadap severity adalah w1 yaitu 4% ($ 1471.66
menjadi $1417.71)
Program Penyebab penyebab Kode Kemungkinan yang direduksi (%)
O D S
P1 elastisitas globe valave berkurang w1 √ √ kontrol masih corrective w2 √ √ P2
volume lebih kecil/besar w3 √ √
kandungan liquid lebih
banyak w4 √ √ tidak menangkap umpan
Kode
Risiko Penyebab RPN sebelum perbaikan RPN setelah perbaikan % Reduksi RPN
R1 w1 0.000320962 0.000294764 8% w2 0.000290328 10% w3 0.000298873 7% w4 0.000290596 9% w5 0.000292150 9% diminimalisir
cont’
• Kalibrasi tekanan dalam jangka panjang (P3)
Risiko Why I Why II Why III
Fail to response as required to hydrolic system (R6)
katup pada posisi
out tidak terbuka
kapasitas fluida yang masuk terlau besar
preassure terlalu tinggi tidak dilakukan test verification secara rutin
cont’
Persentase (%) terbesar untuk direduksi terhadap deteksi adalah c1 yaitu 7.83% (33.9 hari menjadi 31.24 hari)
Persentase (%) terbesar untuk direduksi terhadap severity adalah c1 yaitu 4.83% ($ 1390 menjadi $1322.81)
Program Penyebab penyebab Kode Kemungkinan yang direduksi (%)
O D S
P3
tidak dilakukan test
verification secara rutin c1 √ √
kerja pig receiver tidak
cont’
Kode
Risiko Penyebab RPN sebelum perbaikan RPN setelah perbaikan % Reduksi RPN
R6 c1 0.000154726 0.000135714 12.29%
c2 0.000139620 9.76%
Kesimpulan
1. Tujuh risiko kerusakan yang dianalisis yaitu Fails to operate, stuck, seized (high
pressure) (R1), High temperature on glycol (R2), Fails to position as required to pneumatic system (R3), Fails to remain calibrated (miss calibration) (R4), High volume surface (R5), Fail to response as required to hydrolic system (R6), Fails to response (low resistance) (R7).
2. Probabilitas kejadian, deteksi, severity dan kejadian yang tidak terdeteksi serta
RPN masing-masing risiko yaitu R1 (Fails to operate, stuck, seized /high pressure) 0.006712963, 0.184523810, 0.25911145, 0.005474261, 0.00032096.
R2 (High temperature on glycol) 0.008680556, 0.072486772, 0.126298492,
0.008051330, 0.00007947.
R3 (Fails to position as required to pneumatic system) 0.006712963,
0.044973545, 0.093902224, 0.00641105, 0.00002835.
R4 (Fails to remain calibrated /miss calibration) 0.01053, 0.0197, 0.0294,
0.010324, 0.00000612.
R5 (High volume surface) 0.009375000, 0.030820106, 0.146722225,
cont’
R6 (Fail to response as required to hydrolic system) 0.006712963, 0.094179894,
0.244732672, 0.006080737, dan 0.00015473.
R7 (Fails to response /low resistance) 0.007638889, 0.024603175, 0.099771113,
0.007450948, dan 0.00001875
3. Empat hal yang didapatkan dari RCA
Sepuluh penyebab akar permasalahan R1 yaitu tidak menangkap umpan balik secara
baik, volum lebih besar/kecil, kandungan liquid lebih banyak, elastisitas globe valve berkurang, kontrol masih bersifat corrective, masuknya benda asing, suhu lingkungan terlalu tinggi, kondisi yang ektrim, berada di dekat offshore, dan terjadi turbulence
tiga penyebab yang menjadi akar permasalahan pada R6 yaitu kapasitas fluida yang
masuk terlalu besar, tidak dilakukan test verification secara rutin, dan kerja pig receiver yang tidak maksimal.
Cont’
R1 (Fails to operate, stuck, seized (high pressure) dapat direduksi dengan
penanganan penyebab w2 yaitu kontrol masih corrective melalui Program
maintenance secara berkala (P1) yang dintunjukkan dengan penurunan RPN sekitar
10%.
R6 (High temperature on glycol (R2) dapat direduksi dengan penanganan penyebab
c1 yaitu tidak dilakukan test verification secara rutin melalui kalibrasi tekanan dalam jangka panjang (P3) yang ditunjukkan dengan penurunan RPN sekitar 12.29%
Saran
Mempertimbangkan delay pada proses produksi Mempertimbangkan risiko untuk proses distribusi Memperhitungkan opportunity loss